text
stringlengths
2
534k
Daerah Istimewa Surakarta adalah daerah otonomi khusus (daerah istimewa) yang secara de facto pernah ada antara Agustus 1945 sampai Juli 1946. Penetapan status otonomi khusus ini dalam kurun waktu tersebut tidak pernah ditetapkan dengan sebuah Undang-undang tersendiri berdasarkan pasal 18 UUD yang asli, tetapi hanya dengan Piagam Penetapan Presiden tanggal 19 Agustus 1945 dan UU No 1 Tahun 1945 tentang Kedudukan Komite Nasional Daerah. Asal Usul Daerah Istimewa Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran pada 18-19 Agustus mengirimkan kawat ucapan selamat kepada Sukarno-Hatta atas kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya pada 1 September 1945, empat hari sebelum Yogyakarta, SISKS Pakubuwana XII dan KGPAA Mangkunagara VIII, secara terpisah mengeluarkan dekret resmi kerajaan. Lima hari kemudian, 6 September 1945, kedua monarki mendapat Piagam Penetapan dari Presiden Indonesia. Wilayah Daerah Istimewa Wilayah DIS meliputi: Wilayah Kasunanan yang terdiri atas: a. Kabupaten Surakarta (Kota Surakarta sekarang (dikurangi kecamatan Banjarsari, kelurahan Kerten, kelurahan Jajar dan kelurahan Karangasem di kecamatan Laweyan, kelurahan Mojosongo di kecamatan Jebres) ditambah Kabupaten Sukoharjo), b. Kabupaten Klaten (termasuk eksklave Kotagede dan Imogiri), c. Kabupaten Boyolali, d. Kabupaten Sragen, . Wilayah Mangkunegaran yang terdiri atas: a. Kabupaten Karanganyar (dikurangi kecamatan Colomadu dan kecamatan Gondangrejo), b. Kabupaten Wonogiri (termasuk eksklave Ngawen), dan c. Kabupaten Kota Mangkunegaran. Kedudukan Daerah Istimewa Tidak pernah ada suatu peraturan yang menyebutkan mengenai kedudukan DIS, apakah setingkat provinsi (seperti DIY) ataukah setingkat Kabupaten (seperti DI Kutai, DI Berau, dan DI Bulongan). Dengan demikian tidak dapat diketahui secara jelas bagaimana kedudukan DIS. Pemerintahan Daerah Istimewa Pemerintahan di DIS terbagi menjadi dua tahapan selama kurun waktu Agustus 1945 sampai Juli 1946. Masing-masing tahapan memperlihatkan suatu perbedaan yang cukup signifikan. Pemerintahan DIS Agustus 1945 – Oktober 1945 Dalam masa ini terjadi pemerintahan ganda antara: Pemerintahan (pemerintahan Jepang) Pemerintahan Komite Nasional Indonesia Daerah Surakarta Pemerintahan Kasunanan Surakarta Pemerintahan Praja Mangkunegaran Masing-masing pemerintahan tersebut memiliki kekuasaan dan aparat sendiri-sendiri. Pemerintahan Kooti Zimukyoku merupakan pemerintahan status quo yang meneruskan pemerintahan untuk Tentara Sekutu sebagai pemenang Perang Dunia Kedua. Pemerintahan ini tidak lama karena segera direbut oleh pemerintahan KNI Daerah Surakarta. Pemerintahan KNI Daerah Surakarta merupakan pemerintahan yang dibentuk rakyat sebagai reaksi untuk menyambut kemerdekaan Indonesia. Pemerintahan ini membentuk Dewan Pemerintahan yang berjumlah tiga orang untuk melaksanakan kekuasaan eksekutif sehari-hari. Pemerintahan Kasunanan Surakarta merupakan pemerintahan yang meneruskan pemerintahan monarki sebelum kemerdekaan Indonesia. Pemerintahan Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pepatih nDalem untuk dan atas nama Sri Susuhunan Paku Buwono. Pemerintahan Praja Mangkunegaran merupakan pemerintahan yang meneruskan pemerintahan monarki sebelum kemerdekaan Indonesia. Pemerintahan Praja Mangkunegaran dipimpin oleh Patih untuk dan atas nama Adipati Mangku Negoro. Dengan adanya pemerintahan yang bermacam-macam di atas, terjadi tumpang tindih kekuasaan dan persaingan untuk memperebutkan legitimasi masyarakat dan Pemerintah Pusat. Pemerintahan DIS Oktober 1945 – Juli 1946 Untuk mengatasi kekacauan dan tumpang tindih pemerintahan di DIS maka Pemerintah Pusat mengutus Gubernur Jawa Tengah Panji Suroso sebagai penengah dan untuk menyusun pemerintahan yang baru. Sejak saat itu pemerintahan DIS terdiri atas: Komisaris Tinggi Pemerintah Pusat Badan Pekerja KNI Daerah Surakarta Direktorium Daerah Surakarta Komisaris Tinggi Pemerintah Pusat adalah wakil dari pemerintah Pusat di Surakarta. Komisaris ini berfungsi sebagai Kepala Daerah Istimewa Surakarta dan mengawasi pekerjaan badan legislatif lokal dan badan eksekutif lokal. Badan Pekerja KNI Daerah Surakarta adalah badan legislatif lokal Daerah Surakarta. Badan Pekerja ini dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada KNI Daerah Surakarta. Anggota Badan Pekerja KNI Daerah Surakarta dipilih oleh dan dari anggota KNI Daerah Surakarta. Direktorium Daerah Surakarta adalah badan eksekutif lokal Daerah Surakarta. Direktorium ini beranggotakan wakil-wakil dari KNI Daerah Surakarta, Pemerintahan Kerajaan Surakarta, dan Pemerintahan Praja Mangkunegaran. KNI Daerah Surakarta memiliki lima orang wakil. Pemerintahan Kerajaan Surakarta memiliki dua orang wakil. Pemerintahan Praja Mangkunegaran memiliki dua orang wakil. Politik Dalam usia yang cukup singkat, DIS tidak lepas dari pelbagai pergolakan politik. Dua aspek yang cukup menonjol adalah pergolakan monarki dan pergolakan anti monarki. Pergolakan Monarki Pergolakan monarki yang terjadi di tubuh Kerajaan Surakarta adalah masih adanya jabatan patih. Jabatan ini memerintah untuk dan atas nama susuhunan pakubuwono menyebabkan Susuhunan tidak leluasa bergerak untuk mengakomodasi pergolakan rakyat. Penculikan dan pembunuhan dua orang patih masing-masing pada Oktober 1945 dan Maret 1946 tidak dijadikan pelajaran oleh Surakarta dengan tetap mengangkat seorang penjabat sementara patih untuk menjalankan kekuasaan susuhunan. Pergolakan monarki yang terjadi ditubuh Praja Mangkunegaran adalah keengganan adipati mangkunegaran untuk menjadi Wakil Kepala Daerah Istimewa mendampingi Susuhunan sebagai Kepala Daerah Istimewa. Adipati mangkunegaran menginginkan Praja Mangkunegaran menjadi daerah istimewa sendiri dan tidak berada dibawah Surakarta. Hal ini dikarenakan wilayah Praja sebanding luasnya dengan wilayah Kerajaan Surakarta. Selain itu Praja dibentuk dengan perjanjian Salatiga yang hampir sama bobotnya dengan perjanjian Giyanti. Pergolakan kabupaten monarki baik Kerajaan Surakarta maupun Praja Mangkunegaran adalah pembelotan mereka dengan menyatakan melepaskan diri dari pemerintahan monarki dan bergabung secara langsung di bawah pemerintahan Indonesia. Dengan demikian para penguasa monarki secara de facto kehilangan wilayah dan rakyat mereka. Pergolakan kepolisian Kerajaan Surakarta maupun Praja Mangkunegaran adalah pembelotan kepolisian monarki untuk bergabung dengan kepolisian Republik Indonesia. Dengan demikian para penguasa monarki secara de facto kehilangan aparatur pemerintahan mereka. Pergolakan Anti-monarki Pergolakan anti-monarki kelompok kiri adalah pergolakan revolusioner sosialis-komunis untuk merebut tanah-tanah yang dikuasai oleh pihak monarki. Pergolakan anti-monarki kelompok Oposisi adalah pergolakan kelompok oposisi yang tidak duduk dalam pemerintahan kabinet Indonesia yang juga mengambil jarak dan sikap yang berhadapan dengan Sukarno-Hatta, melakukan petualangan politik untuk mengimbangi pusat kekuasaan di Yogyakarta dengan menjadikan Surakarta menjadi “wild-west” bagi Yogyakarta. Ekonomi Sampai saat ini belum ada informasi yang lengkap mengenai perekonomian DIS antara tahun 1945-1946. Namun dapat diperkirakan sebagaimana biasanya, ekonomi pasca perang dan dalam keadaan revolusi dalam keadaan yang menyedihkan. Hal ini akan semakin terasa jika dibandingkan dengan perekonomian sebelum perang dunia kedua, terutama saat pemerintahan Sunan Paku Buwono X. Sosial Budaya Sampai saat ini belum ada informasi yang lengkap mengenai kondisi sosial budaya DIS antara tahun 1945-1946. Kondisi terakhir sebelum perang dunia kedua menempatkan Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran dalam posisi pembangunan industri agraris khususnya gula tebu dan tembakau. Hal ini menyebabkan tumbuhnya kelas buruh yang pada akhirnya ideologi sosialis, yang dalam bentuk lebih ekstrimnya komunis, berkembang subur. Setelah kemerdekaan Indonesia, didukung dengan merosotnya kehidupan ekonomi dan kekacauan politik, kelas buruh bergerak membentuk revolusi. Pembekuan dan Penghapusan Pembekuan dan pengapusan status daerah istimewa tak terlepas dari munculnya revolusi sosial berupa gerakan anti swapraja di Surakarta, yang berlangsung serentak dengan Revolusi Sosial Sumatera Timur. Seperti halnya Revolusi Sosial Sumatera Timur, gerakan antiswapraja Surakarta hendak menghapuskan sistem kerajaan dengan alasan anti-feodalisme. Pada saat didirikannya Daerah Istimewa Surakarta, Dokter Muwardi (bukan orang yang sama dengan Moewardi) mempunyai pengaruh lebih kuat dibanding Pakubuwana XII, yang dianggap tidak mempunyai pengalaman dalam mengurus masalah-masalah yang menyangkut kepentingan umum, kurang memiliki wattak yang serius dan keberanian untuk mengambil keputusan serta tidak memahami kekuatan-kekuatan revolusi yang sedang bergerak ke arah demokrasi barat dan kedaulatan rakyat. Kondisi ini diperburuk dengan hubungan yang tidak harmonis antara Kesunanan Surakarta dengan Mangkunegaran. Gerakan antiswapraja meluas menjadi aksi massa. Kesatuan Barisan Banteng (BB) yang dipimpin Muwardi menculik Sunan, kanjeng Ratu dan Soerjohamidjojo pada bulan Januari 1946 menuntut agar Sunan bersedia disejajarkan dengan pemimpin rakyat lainnya dengan panggilan “Bung”. Selain itu, mereka juga menuntut Sunan untuk melepas kekuasaan politiknya dan bergabung dengan Pemerintah Republik. Kondisi semakin genting di Surakarta memuncak kala Sutan Syahrir diculik oleh kaum oposisi republik pimpinan Tan Malaka. Setelah dilakukan penculikan, segelintir pasukan oposisi berupaya menyerang istana presiden di Yogyakarta, tetapi berhasil digagalkan. Untuk mengatasi keadaan genting tersebut pemerintah mengeluarkan UU No. 16/SD/1946 yang memutuskan bahwa Surakarta menjadi daerah karesidenan di bawah seorang residen dan merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia. Menteri dalam negeri melalui keputusan tanggal 3 Maret 1950 menyatakan bahwa wilayah Kesunanan dan Mangkunegaran secara adminiatrtif menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah. Kedua aturan tersebut mengakhiri status istimewa Surakarta. Pembentukan Kembali Seiring dengan dibukanya kembali semangat otonomi daerah dan dengan pemberian Otonomi Khusus pada Papua (2001), Papua Barat (2008), Aceh (2001 dan 2006), DKI Jakarta (1999 dan 2007) disusul Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan dan Papua Barat Daya (2022) serta penegasan keistimewaan Aceh (1999 dan 2006) dan Yogyakarta (2012), muncul wacana untuk menghidupkan kembali Daerah Istimewa Surakarta sebagai bagian dari NKRI. Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi atas UU Negara Bagian Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1950. Referensi Lihat pula Daftar provinsi Indonesia Jawa Tengah Sejarah Kota Surakarta Kasunanan Surakarta: Sejarah Kasunanan Surakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Sejarah Kota Surakarta
Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik (sosial politik) yang dijalankan di kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord). Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah "masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas. Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia, sering kali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Abad kesembilan di Eropa barat adalah periode kekacauan. Charlemagne selama beberapa waktu telah menciptakan integrasi masyarakat yang merupakan hasil dari invasi bangsabangsa Jerman, dan telah mempersatukan suku-suku yang berperang dibawah pemerintahan yang tersentralisasi. Tetapi kekaisaran Charles magne, seperti yang telah kita pelajari, tidak bertahan lama. Kekaisaran ini pecah menjadi beberapa kerajaan yang terpisah. Para penerus (suksesor) Charlemagne di Prancis, Jerman, dan Italia menikmati sedikit otoritas mereka. Mereka memerintah, tetapi tidak menguasai. Selarna abad kegelapan ini sungguh tidak mungkin bagi seorang raja untuk memerintah dengan keras. Ketiadaan jalan-jalan yang bagus atau ketiadaan cara mudah untuk berkomunikasi membuat raja mengalami kesulitan untuk menggerakkan pasukannya dengan cepat dari satu distrik ke distrik lainnya untuk meredam pemberontakan. Bahkan jika jalanjalan bagus tersedia, kekurangan uang akan membuat raja tidak mampu mempertahankan angkatan bersenjatanya yang kuat untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan raja. Terlebih lagi, wilayah-wilayah taklukkan yang belum dilebur menjadi sebuah negara, tidak memiliki rasa kesetiaan dan kasih sayang kepada raja. Mereka sedikit sekali peduli dengan raja, yang mereka tidak begitu kenal daripada penguasa-penguasa lokal yang tinggal dekat mereka. Falsafah Dalam feodalisme, etika memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebenaran. Pemimpin dianggap sebagai landasan kebenaran meskipun perbuatannya dapat saja tidak benar. Suatu kebenaran itu sendiri datang dari tindakan tidak menyalahkan tindakan yang dilakukan oleh pemimpin. Ciri-ciri Dalam feodalisme, kaum bangsawan dan vasal mempunyai hubungan kesetiaan yang bersifat pribadi. Sedangkan pada hak dan kewajiban tertentu berlaku sistem kontrak di antara mereka. Selain itu, kekuasaan politik tidak dibagi-bagi secara merata. Pemegang kekuasaan hanya beberapa orang dengan jumlah yang sedikit. Kekuasaan politik ini bersifat terpusat dan pribadi. Hubungan sosial di antara kaum bangsawan dan vasal ditentukan oleh keberadaan tanah. Kaum bangsawan dan vasal mempertahankan status sosial dan kekuasaannya di bidang ekonomi dengan pemanfaatan tanah. Dalam feodalisme umumnya juga terbentuk pasukan elit atau pasukan pribadi. Lihat pula Ilmu politik Referensi Pendirian abad ke-9 di Eropa Pembubaran tahun 1861 di Eropa Sistem ekonomi Sistem politik Sistem sosial
Friedrich Engels () adalah anak sulung dari industrialis tekstil yang berhasil. Sewaktu ia dikirim ke Inggris untuk memimpin pabrik tekstil milik keluarganya yang berada di Manchester Inggris, ia melihat kemiskinan yang terjadi kemudian menulis dan dipublikasikan dengan judul Kondisi dari kelas pekerja di Inggris (Condition of the Working Classes in England, 1844). Pada tahun 1844 Engels mulai ikut berkontribusi dalam jurnal radikal yang ditulis oleh Karl Marx di Paris, Prancis. Kolaborasi tulisan Engels dan Marx yang pertama adalah The Holy Family. Mereka berdua sering disebut "Bapak Pendiri Komunisme", di mana beberapa ide yang berhubungan dengan Marxisme sudah kelihatan. Bersama Karl Marx ia menulis Manifesto Partai Komunis (1848). Setelah Karl Marx meninggal, ialah yang menerbitkan jilid-jilid lanjutan bukunya yang terpenting adalah Das Kapital. Lihat pula Ilmu politik Asal-usul Keluarga, Kepemilikan Pribadi, dan Negara Rujukan Komunis Filsuf Jerman Otodidak Filsuf ateis Ekonom Tokoh dari Wuppertal
Jawa Timur (disingkat Jatim, , ) adalah sebuah wilayah provinsi yang terletak di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Surabaya. Luas wilayahnya yakni 48.033 km², dengan jumlah penduduk sebanyak 41.149.974 jiwa (tahun 2022) dan kepadatan penduduk 857 jiwa/km2. Hampir seperempat dari jumlah penduduk Jawa Timur bermukim di wilayah metropolitan Surabaya. Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara enam provinsi di pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Wilayah Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Selat Bali (Provinsi Bali) di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di sebelah barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, Kepulauan Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa yakni: Kepulauan Masalembu, Pulau Sempu dan Nusa Barung. Jawa Timur dikenal sebagai pusat industri dan keuangan kawasan Tengah dan Timur Indonesia, yang memiliki signifikansi perekonomian cukup tinggi, yakni berkontribusi sekitar 15% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. Sejarah Prasejarah Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecantropus Mojokertensis di Desa Kepuhklagen, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik; Pithecanthropus erectus di Trinil, Ngawi; dan Homo wajakensis di Wajak, Tulungagung. Era klasik Prasasti Dinoyo yang ditemukan di dekat Kota Malang adalah sumber tertulis tertua di Jawa Timur, yakni bertahun 760. Pada tahun 929, Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yakni di "Bumi Anjuk Ladang", yang sekarang menjadi Kabupaten Nganjuk serta mendirikan Wangsa Isyana yang kelak berkembang menjadi Kerajaan Medang, dan sebagai suksesornya adalah Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Janggala, dan Kerajaan Kadiri. Pada masa Kerajaan Singosari, Raja Kertanagara melakukan ekspansi hingga ke Melayu, yang disebut juga Ekspedisi Pamalayu. Pada era Kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada berhasil memperluas wilayahnya hingga mencapai Malaka dan Kepulauan Filipina. Bukti awal masuknya Islam ke Jawa Timur adalah adanya makam nisan di Gresik makam Fatimah binti maimun bin hibatullah dan makam Islam Syekh Jumadil Kubro pada kompleks Makam Troloyo Mojokerto . Makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang meninggal tahun 495 Hijriah / 1102 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Namun Saat Itu Belum menyebar secara luas karena pada masa itu masih berdiri Kerajaan Medang Kahuripan yang Dipimpin Airlangga yang beragama Hindu ,sehingga rakyat mayoritas masih beragama Hindu. Selain itu, juga ditemukan Candi Jedong di daerah Wagir, Malang, Jawa Timur yang diyakini lebih tua dari Prasasti Dinoyo, yakni sekitar abad ke-6 Masehi. Kolonialisme Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang ke Jawa Timur. Kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Pulau Madura pada tahun 1596. Soerabaia jatuh ke tangan VOC pada tanggal 13 Mei 1677. Semasa pemerintahan kolonial Britania di bawah Stamford Raffles, Jawa Timur untuk pertama kalinya dibagi atas karesidenan, yang berlaku hingga tahun 1964. Kemerdekaan Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 provinsi, dan Jawa Timur termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Jawa Timur adalah R. Soerjo, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional. Pada 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura, dan pada tanggal 26 November 1948 dibentuk Negara Jawa Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Jawa Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950. Pada 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibentuk Provinsi Jawa Timur. Geografi Batas wilayah Jawa Timur berbatasan dengan beberapa wilayah di Indonesia. Di bagian utara, Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa. Lalu di bagian timur, Jawa Timur berbatasan dengan Selat Bali. Di bagian selatan, Jawa Timur berbatasan dengan Samudra Hindia. Sedangkan di bagian barat, Jawa Timur berbatasan dengan Jawa Tengah. Bentangan wilayah Jawa Timur mulai dari arah barat hingga ke timur sekitar 400 km. Sementara lebar bentangan wilayah Jawa Timur dari arah utara ke selatan tidak sama. Lebarnya sekitar 200 km pada wilayah yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Namun di wilayah bagian tengah, lebar wilayah Jawa Timur hanya sekitar 60 km. Sementara di bagian timur lebarnya sekitar 105 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura, terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung, dan Pulau Sempu. Relief Secara fisiografi wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara, dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus. Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi. Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah barat daya dan selatan Kabupaten Nganjuk tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno (3.339 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung Butak (2.868 meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Kawi (2.551 meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter); pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.329 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan: Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter), dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.344 meter). Pada bagian selatan terdapat rangkaian perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta. Hidrografi Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas (290 km) dan Sungai Bengawan Solo (548 km). Sungai Brantas memiiki mata air di lereng Gunung Arjuno di daerah Batu, dan mengalir melalui sebagian daerah di Jawa Timur, seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Jombang, serta Mojokerto. Di Mojokerto, Sungai Brantas terpecah menjadi dua: Kali Mas dan Kali Porong; keduanya bermuara di Selat Madura. Sungai Bengawan Solo memiliki mata air di lereng Gunung Lawu yang merupakan perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan mengalir melalui sebagian daerah Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur, yang akhirnya bermuara di wilayah Gresik. Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Waduk Ir. Sutami, dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, perikanan, dan pariwisata. Iklim Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21–34 °C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Pani (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 °C, yang menyebabkan turunnya salju lembut. Demografi Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2020 adalah 40.665.696 jiwa, dengan kepadatan 851 jiwa/km2. Pada tahun 2020, kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Malang dengan jumlah penduduk sebanyak 2.654.448 jiwa, sedangkan kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 2.874.000 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk adalah 0,76% per tahun (2010). Suku bangsa Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dari 37.205.052 jiwa, mayoritas suku penduduk Jawa Timur adalah suku asli setempat yakni dengan rincian Jawa 80,69% dan Madura 17,53%. Etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen, terutama suku Jawa yang juga mempunyai banyak subsuku. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan (kecuali di Situbondo dan Bondowoso). Suku Madura utamanya mendiami wilayah Pulau Madura dan sebagian daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara dan timur. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura Pendalungan yang merupakan mayoritas di wilayah tersebut. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal. Suku Kangean mendiami Pulau Kangean di Kepulauan Kangean. Suku Bawean mendiami Pulau Bawean di bagian utara Kabupaten Gresik. Suku Tengger, konon adalah keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di Pegunungan Tengger, dan sekitarnya. Suku Osing tinggal di sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi. Suku Samin tinggal di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro. Selain penduduk pribumi, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi kaum etnis lain yang beragam. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan, dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab, Pakistani/Punjab, India, dan Korea-Indonesia; mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku Bali juga tinggal di sejumlah desa di Kabupaten Banyuwangi dan termasuk minoritas yang dapat ditemui hampir di seluruh Kabupaten di Jawa Timur. Dan juga banyak ekspatriat yang tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya, dan sejumlah kawasan industri lainnya. Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Timur: Catatan: Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku Jawa sudah termasuk Suku Osing, Tengger, dan Samin. Sebaran Wilayah Budaya Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2020, dilihat menurut wilayah budaya merujuk dari pembagian sebaran budaya Jawa Timur menurut Budayawan Universitas Jember, Ayu Sutarto, sebaran penduduk Jawa Timur paling besar terdapat pada kelompok Mataraman, yaitu sebesar 34,62%, diikuti oleh kelompok Arek sebesar 30,86%, Kelompok Pandalungan sebesar 24,67% dan Kelompok Madura sebesar 9,85%. Bahasa Bahasa resmi instansi pemerintahan di Jawa Timur adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat setidaknya ada beberapa bahasa daerah dominan di Jawa Timur. Bahasa-bahasa tersebut diantaranya adalah bahasa Jawa, Madura, Bajo, dan Kangean. Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar suku Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Dialek bahasa Jawa Timur dikenal dengan 'bahasa Jawa Timuran', yang dianggap sebagai bahasa Jawa tidak baku. Ciri khas bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, terus terang, dan cenderung tidak bersifat normatif layaknya bahasa Jawa baku yang umumnya dituturkan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun demikian, penutur rumpun bahasa ini dikenal cukup fanatik, dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Di wilayah ibu kota Jawa Timur, bahasa Jawa yang dominan dituturkan adalah dialek bahasa Jawa Surabaya atau "Suroboyoan" . Dialek bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman atau sering disebut khas dialek bahasa "Kulonan" (Nganjuk, Kediri, Blitar, Ngawi, Madiun, Ponorogo), bahasa dialek Malang "Malangan" termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa prokem terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa Walikan atau Osob Kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosakata bahasa Walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Tionghoa, dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup. Perkembangan bahasa Walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia) yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa Walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan pendukung. Seperti Ongisnade atau Singo Edan, Otruham, Rajajowas, Ongisiras, dan Utab untuk menyebut wilayah Muharto, Sawojajar, Singosari, dan Batu. Terlepas dari tiga kelompok dialek bahasa Jawa tersebut (Malangan atau Kiwalan, Boso Suroboyoan, dan Mataraman atau Kulonan) saat ini bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Suku Tengger menggunakan bahasa Tengger yang lebih dekat dengan bahasa Jawa Kuno. Suku Osing Banyuwangi menggunakan bahasa Osing. Bahasa Madura dituturkan oleh suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Bahasa Madura memiliki beragam dialek yang dituturkan di beberapa daerah berbeda dengan ciri khas yang berbeda pada masing-masing dialek, di mana dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian besar penduduknya menguasai dua bahasa daerah: bahasa Jawa dan bahasa Madura. Bahasa Kangean dituturkan oleh suku Kangean yang berasal dari Pulau Kangean. Bahasa ini merupakan bahasa yang umumnya dituturkan di wilayah Kepulauan Kangean yang mana bahasa ini memiliki elemen linguistik campuran yang berasal dari bahasa-bahasa lain seperti bahasa Bajo, Bugis, Makassar, Banjar, Jawa, Bali, Mandar dan sebagainya yang menjadikan bahasa ini memiliki keunikan yang khas di Provinsi Jawa Timur. Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita, dan gelar wicara, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan dialek Surabaya, bahasa Madura, dan bahasa-bahasa dalam rumpun bahasa Jawa Tengahan dialek Jawa Mataraman. Agama Mayoritas penduduk Jawa Timur umumnya menganut agama Islam, dan sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, dan Buddha. Sebagian penduduk, terutama suku Jawa juga masih memegang teguh budaya Kejawen. Suku Madura umumnya beragama Islam dan terkenal sangat taat dalam menjalankan agama Islam. Suku Osing mayoritas beragama Islam, sedangkan mayoritas suku Tengger menganut agama Hindu. Orang Tionghoa umumnya menganut agama Buddha, Kristen, (Katolik dan Protestan) Konghucu dan sebagian kecil menganut Islam. Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa, dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur tahun 2018 mencapai angka 0,707 (peringkat ke-15) dan menempati status tinggi pada tahun 2017. Kabupaten atau kota dengan IPM tertinggi adalah Kota Surabaya dengan IPM sebesar 81,74 (0,817) yang berstatus sangat tinggi, sedangkan yang paling terendah adalah Kabupaten Sampang dengan IPM sebesar 61,0 (0,610) yang berstatus sedang. Seni dan budaya Kesenian Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian 'Jawa Timuran' yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang sering kali dibumbui dengan humor, dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo, dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Malang, Surabaya, Mojokerto, dan Jombang, meski keberadaannya semakin jarang. Selain itu, terdapat pula kelompok kesenian Ludruk di lingkungan universitas, salah satu yang masih eksis adalah Loedroek ITB sebagai salah satu Unit Kebudayaan di Institut Teknologi Bandung yang lebih dikenal sebagai Loedroek Kontemporer dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Reog merupakan kesenian khas Ponorogo dan ikon kesenian Jawa Timur bagian barat yang telah dipatenkan sejak tahun 2001. Pementasan Reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang biasanya kental dengan suasana supranatural. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran dan Mataraman, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso. Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan tarian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gandrung, gambyong, srimpi, bondan, dan kelana. Terdapat pula kesenian semacam barongsai di Jawa Timur yang dapat ditemui di dua kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Ulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki Can-Macanan Kadduk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui. Kebudayaan Kebudayaan dan adat istiadat suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, Trenggalek), dan eks-Karesidenan Bojonegoro (Bojonegoro, Tuban dan sebagian barat Lamongan) . Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini. Kawasan pesisir utara Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, bagian utara Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuk dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini. Kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, bagian timur Lamongan, Gresik, Jombang, Mojokerto dan Kota Surabaya), dan eks-Karesidenan Malang (Kabupaten Malang, Pasuruan dan Kota Malang, Pasuruan, dan Batu) memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman. Hal ini karena kawasan ini merupakan kawasan arek (sebutan untuk keturunan Ken Arok), terutama daerah Malang, yang membuat daerah ini sulit dipengaruhi budaya Mataraman. Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura dan agama Islam, mengingat besarnya populasi suku Madura dan pengaruh Madura dan Islam di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu. Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, dan pacangan. Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Namun, masyarakat di pesisir utara: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria (ganjuran), berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, di mana umumnya pihak pria yang melamar wanita. Selain itu, umumnya pria yang akan masuk ke dalam keluarga wanita. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian. Arsitektur Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Madiun, Magetan, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Nganjuk dan Blitar) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), dan bentuk srontongan (empyak setangkep). Masa kolonialisme Hindia Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno di Jawa Timur terutama di Surabaya dan Malang. Pemerintahan Kepala daerah Provinsi Jawa Timur adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil gubernur. Jabatan Gubernur Jawa Timur secara resmi saat ini diemban oleh Khofifah Indar Parawansa, yang terpilih dalam Pilkada Jatim 2018. Ia menggantikan Soekarwo, yang telah mengemban tugasnya selama 2 periode. Khofifah Indar Parawansa adalah gubernur perempuan pertama di Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 22 Dinas Daerah, 16 Badan, 3 Kantor, serta 5 Badan Rumah Sakit. Sementara dalam koordinasi wilayah, dibentuk 5 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil): Bakorwil I Madiun, Bakorwil II Bojonegoro, Bakorwil III Malang, Bakorwil IV Pamekasan, dan Bakorwil V Jember. Kepala Daerah Gubernur merupakan pemimpin tertinggi di pemerintahan provinsi Jawa Timur. Saat ini, gubernur yang menjabat di provinsi Jawa Timur ialah Khofifah Indar Parawansa, didampingi wakil gubernur, Emil Dardak. Mereka menang pada Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018, dan dilantik pada 13 Februari 2019. Keterangan Dewan Perwakilan Jawa Timur mengirim 87 wakil ke DPR RI dari sebelas daerah pemilihan, dan empat wakil ke DPD. Empat wakil Provinsi Jawa Timur di DPD untuk periode 2019–2024 adalah Evi Zainal Abidin; La Nyalla Mattalitti; H. Ahmad Nawardi; dan Adilla Azis. Pembagian administratif Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten, dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia. Perwakilan negara asing Di Jawa Timur terdapat beberapa perwakilan negara asing yang terdiri dari konsulat jenderal, konsulat, dan kantor perwakilan khusus yang seluruhnya berkedudukan di Surabaya, Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Beberapa perwakilan negara asing yang ada di Jawa Timur adalah: Konsulat Jenderal (Konsulat Jenderal Amerika Serikat) (Konsulat Jenderal Persemakmuran Australia) (Konsulat Jenderal Jepang) (Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok) Konsulat Kehormatan (Konsulat Kehormatan Kerajaan Belanda) (Konsulat Kehormatan Republik Belarus) (Konsulat Kehormatan Afrika Selatan) (Konsulat Kehormatan Arab Saudi) (Konsulat Kehormatan Republik Argentina) (Konsulat Kehormatan Austria) (Konsulat Kehormatan Belgia) (Konsulat Kehormatan Brazil) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Denmark) (Konsulat Kehormatan Republik Dominika) (Konsulat Kehormatan Republik Filipina) (Konsulat Kehormatan Republik Finlandia) (Konsulat Kehormatan Hungaria) (Konsulat Kehormatan India) (Konsulat Kehormatan Republik Islam Iran) (Konsulat Kehormatan Republik Federal Jerman) (Konsulat Kehormatan Kanada) (Konsulat Kehormatan Malaysia) (Konsulat Kehormatan Meksiko) (Konsulat Kehormatan Republik Korea) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Maroko) (Konsulat Kehormatan Republik Arab Mesir) (Konsulat Kehormatan Mongolia) (Konsulat Kehormatan Pakistan) (Konsulat Kehormatan Republik Prancis) (Konsulat Kehormatan Republik Polandia) (Konsulat Kehormatan Republik Poerugal) (Konsulat Kehormatan Republik Ceko) (Konsulat Kehormatan Federasi Rusia) (Konsulat Kehormatan Selandia Baru) (Konsulat Kehormatan Singapura) (Konsulat Kehormatan Republik Slovakia) (Konsulat Kehormatan Republik Sri Lanka) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Spanyol) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Swedia) (Konsulat Kehormatan Konfederasi Swiss) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Thailand) (Konsulat Kehormatan Republik Demokratik Timor Leste) (Konsulat Kehormatan Turki) Kantor Perwakilan (Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei) Konsulat Kehormatan India Pertahanan dan Keamanan Jawa Timur merupakan wilayah Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Surabaya. Kawasan Kostrad juga terdapat di Singosari yakni Divisi Infanteri 2/Kostrad. Surabaya merupakan Daerah Basis Armada tengah TNI-AL yaitu Komando Armada II. Kawasan TNI-AU terdapat di Bandara Iswahyudi (Magetan), Bandara Abdul Rachman Saleh (Malang), Satuan Radar (Jombang), serta di Raci (Pasuruan), dan di Punung (Pacitan). Kawasan Air Weapon Range TNI-AU terdapat di Pantai Pasirian (Lumajang). Bumi Marinir terdapat di Karang Pilang, Surabaya. Daerah latihan militer antara lain terdapat di Gunung Bancak (Bangkalan), Gunung Majang Komplek (Jember), Teleng Gesingan (Pacitan), serta di Asembagus (Situbondo). Polda Jawa Timur membawahi 38 kabupaten/kota dengan rincian satu polres kota besar (Polrestabes Surabaya), 3 Kepolisian Resor Kota (Polresta), dan 34 Kepolisian Resor. Brimob terdapat di setiap wilayah eks karesidenan. Pusdik Brimob membentang di Wilayah Gunung Penanggungan (Watukosek Gempol Pasuruan ,Kunjorowesi & watesnegoro Ngoro Mojokerto ,Tamiajeng Trawas Mojokerto) Transportasi Jawa Timur memiliki sistem transportasi darat, laut, dan udara. Sungai di Jawa Timur umumnya tidak dapat dilayari, kecuali di Surabaya dan beberapa pesisir Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo dapat dilalui perahu kecil. Transportasi darat Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai jalan arteri primer, di antaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-Surabaya-Banyuwangi), dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Jaringan jalan tol di Jawa Timur meliputi Jalan Tol Surabaya-Gempol; Gempol-Pandaan; Pandaan-Malang; Gempol-Pasuruan; dan Pasuruan-Probolinggo yang menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian utara dan tengah dengan wilayah selatan dan timur, Jalan Tol Surabaya-Gresik dan Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar yang menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian tengah dan selatan dengan utara, serta Jalan Tol Surabaya-Mojokerto; Mojokerto-Kertosono; Kertosono-Ngawi; dan Ngawi-Solo yang menghubungkan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura telah selesai pembangunannya, dan kini telah dapat digunakan. Dalam waktu dekat juga akan direalisasikan pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi yang merupakan segmen akhir dari Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Malang-Kepanjen yang menghubungkan kota-kota di pantai utara dan tengah dengan selatan Jawa Timur, Jalan Tol Gresik-Tuban, Jalan Tol Demak-Tuban yang menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota di pantai utara Jawa serta Rencana Jalan Tol Lingkar Gerbangkertosusila yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalulintas jika sewaktu-waktu jumlah urbanisasi meningkat. Kota-kota di Jawa Timur dihubungkan dengan jaringan bus antarkota. Bus dengan rute Surabaya-Tuban-Semarang, Surabaya-Ngawi-Yogyakarta, Surabaya-Malang, Surabaya-Kediri, dan Surabaya-Jember-Banyuwangi, umumnya beroperasi selama 24 jam penuh. Rute dengan jarak menengah dilayani oleh bus antarkota yang berukuran lebih kecil, seperti jurusan Surabaya-Mojokerto, atau Ngawi-Bojonegoro. Rute dengan jarak jauh seperti Jakarta, Sumatra, dan Bali-Lombok umumnya dilayani oleh bus malam. Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo merupakan terminal terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Setiap kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angdes) yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan daerah sekitarnya. Di Surabaya angkutan seperti ini dikenal dengan sebutan lyn atau bemo. Taksi dengan argometer dapat dijumpai di Surabaya-Gresik-Sidoarjo, Malang Raya, Banyuwangi, Jember, Madiun, dan Kediri. Sebagai alternatif taksi, di Surabaya terdapat angguna (angkutan serba guna), yang menggantikan helicak (di Jakarta disebut bajaj) sejak tahun 1990-an. Bus kota dapat dijumpai di Surabaya dan Jember. Becak adalah moda angkutan tradisional yang dapat dijumpai hampir di setiap wilayah, meski di sejumlah tempat dilarang beroperasi. Belakangan, terdapat becak bermesin yang dikenal dengan sebutan bentor (Jawa: becak montor = becak bermotor). Kereta api Sistem perkeretaapian di Jawa Timur telah dibangun sejak era kolonial Hindia Belanda. Jalur kereta api utama di Jawa Timur terdiri dari, jalur selatan Jawa (–Surakarta–Yogyakarta–Tasikmalaya–Bandung), jalur tengah Jawa (Surabaya Gubeng–Surakarta–Yogyakarta–Purwokerto–Jakarta), jalur timur Jawa (Surabaya Gubeng–Jember–Banyuwangi), dan jalur utara Jawa (–Semarang–Cirebon–Jakarta). Sedangkan jalur penghubung adalah jalur kantong Jawa Timur (Surabaya Gubeng–Malang–Blitar–Kediri–Kertosono). Jawa Timur juga terdapat sistem transportasi kereta komuter dengan rute Bojonegoro-Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Sidoarjo-Bangil, Surabaya-Lamongan, Surabaya-Mojokerto, Surabaya-Malang-Blitar, dan Jember-Banyuwangi. Saat ini untuk jalur Surabaya-Mojokerto-Kertosono-Ngawi sedang dikembangkan menjadi jalur ganda (double track). Jalur ganda yang telah selesai yaitu lintas Ngawi-Kertosono-Mojokerto yang telah beroperasi sepenuhnya pada akhir tahun 2020. Pengerjaan jalur ganda berlanjut hingga Wonokromo pada tahun 2022 dengan fase pertama antara stasiun Mojokerto dan Sepanjang serta fase kedua antara Sepanjang dan Wonokromo di tahun 2023. Transportasi laut Pelabuhan Internasional Hub Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan berskala nasional lainnya di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kalbut dan Pelabuhan Jangkar di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep, serta Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Muncar di Kabupaten Banyuwangi. Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, di antaranya Pelabuhan Ujung (Surabaya), Pelabuhan Kamal (Bangkalan, Madura), Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi), Pelabuhan Kalianget (Sumenep), serta Pelabuhan Jangkar (Situbondo). Rute Ujung-Kamal menghubungkan Pulau Jawa (Surabaya) dengan Madura, Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Bali, Rute Jangkar-Kalianget menghubungkan Pulau Jawa (Situbondo) dengan Pulau Madura. Kalianget juga menghubungkan Pulau Madura dengan kepulauan kecil di Laut Jawa (Kangean dan Masalembu). Transportasi udara Bandara Internasional Juanda di Kabupaten Sidoarjo menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri. Di Malang terdapat bandara nasional yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia yakni Bandara Abdul Rachman Saleh. Selain itu, di Jawa Timur terdapat bandara umum lainnya seperti Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro di Jember, Bandara Iswahyudi di Magetan, serta Bandara Trunojoyo di Sumenep. Perekonomian Perindustrian Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri perlengkapan tempur PT Pindad di Malang, industri besar kereta api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT Leces di Probolinggo), pabrik rokok (Wismilak di Surabaya, Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan PT Petrokimia Gresik. Di Tuban terdapat pabrik Semen terbesar di Indonesia yaitu Semen Indonesia (ex Semen Gresik), dan Dynamix (dahulu Semen Holcim) serta Kawasan Kilang Petrokimia. Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Industri Nganjuk (KING) di Kabupaten Nganjuk, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIEB) di Kabupaten Madiun, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor. Industri kerajinan kulit berupa tas, dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang terkenal. Pertambangan dan energi Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, berada di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, di mana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menggunakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan energi surya. Selain itu, di Jawa Timur juga direncanakan pembangunan pabrik peleburan dan pemurnian tambang (smelter) pertama di Indonesia milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik. Smelter ini akan menjadi yang terbesar di dunia. Sosial Pendidikan Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Selain memiliki universitas negeri terbanyak, Jawa Timur juga memiliki sejumlah perguruan tinggi swasta yang memiliki kredibilitas yang baik di Indonesia dan bertaraf internasional, antara lain: Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dan Singosari dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum di Jombang. Rumah Sakit Dr. Soetomo di Surabaya dikenal sebagai rumah sakit terlengkap di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia. Rumah sakit ternama lainnya adalah Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Internasional di Surabaya, Rumah Sakit Dr. Syaiful Anwar (RSSA) di Malang, Rumah Sakit Dr. Soedono di Madiun. Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya dan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat di Malang yang menjadi rumah sakit jiwa terbesar di Asia Tenggara. Pariwisata Kawasan metropolitan Malang merupakan tujuan wisata terkenal di Indonesia dengan Kota Wisata Batu sebagai pusatnya. Jawa Timur memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu ikon wisata Jawa Timur adalah Gunung Bromo, yang dihuni oleh suku Tengger, di mana setiap tahun diselenggarakan upacara Kasada. Di kawasan Pegunungan Tengger juga terdapat Air Terjun Madakaripura yang merupakan tempat pertapaan terakhir Mahapatih Gajah Mada sebelum mengabdi di Kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura memiliki ketinggian sekitar 200 meter, yang menjadikan air terjun ini tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia. Selain itu, ada wisata alam Air Terjun yang tidak kalah menariknya, yakni Air Terjun Sedudo yang berada di Lereng Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk, Air Terjun ini memiliki tinggi 105 meter dan punya keunikan tersendiri seperti bisa menjadikan awet muda kalau kita sering mandi di Air Terjun Sedudo ini, dan disini setiap tahunnya terdapat upacara adat kejawen yang disebut Upacara Siraman Sedudo. Ada makanan khas tersendiri yang berada di objek wisata Air Terjun Sedudo ini, yakni "Nasi Jagung andalan Nganjuk dengan dibalut lauk Balurnya". Jawa Timur juga memiliki beberapa daerah wisata pegunungan lainnya di antaranya adalah daerah pegunungan Malang Raya yang dikenal sebagai kawasan wisata pegunungan alami yang mencakup Malang dan Batu. Daerah pegunungan Tretes dan Trawas, yang dikenal memiliki karakteristik seperti daerah Puncak di Jawa Barat. Wisata alam lainnya di Jawa Timur adalah taman nasional (4 dari 12 taman nasional di Jawa), Kebun Raya Purwodadi di Purwodadi, Pasuruan, dan Taman Safari Indonesia II di Prigen, Pasuruan. Jawa Timur juga terdapat peninggalan sejarah pada era klasik. Situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit, di mana terdapat belasan candi dan makam raja-raja Majapahit. Candi-candi lainnya menyebar di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, di antaranya Candi Penataran di Blitar. Di Nganjuk terdapat Candi Ngetos. Di Madura, Sumenep merupakan pusat kerajaan Madura di mana terdapat Keraton Sumenep, museum, dan makam raja-raja Madura (Asta Tinggi Sumenep). Jawa Timur dikenal memiliki panorama pantai yang indah. Di pantai selatan terdapat Pantai Prigi, Pantai Pelang, dan Pantai Pasir Putih di Trenggalek, Pantai Popoh di Tulungagung, Pantai Watu Ulo di Jember, Pantai Ngliyep Pantai Balekambang di Malang. Jawa Timur juga memiliki pantai yang ombaknya merupakan salah satu yang terbaik di dunia, yaitu Pantai Plengkung yang terletak di Kabupaten Banyuwangi. Di kawasan pantai utara terdapat Pantai Tanjung Kodok di Kabupaten Lamongan, kini telah dikelola, dan dikembangkan oleh Pemkab Lamongan menjadi kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL). Masyarakat Jawa Timur sering menyebut WBL dengan Jatim Park II yang sebenarnya Jatim Park II itu sendiri berada di Batu. Selain itu ada Pantai Kenjeran di Surabaya, dan Pantai Pasir Putih di Situbondo. Danau di Jawa Timur antara lain Telaga Sarangan di Magetan, Bendungan Ir. Sutami di Kabupaten Malang, dan Bendungan Selorejo di Kabupaten Blitar. Kawasan pesisir utara memiliki objek wisata sejarah dan religi berupa sejumlah makam para wali. Lima dari sembilan walisongo dimakamkan di Jawa Timur: Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Giri, dan Sunan Gresik di Gresik, Sunan Drajat di Paciran (Lamongan), dan Sunan Bonang di Tuban. Di kawasan pesisir utara ini juga terdapat gua-gua yang menarik, yaitu: Gua Maharani di Lamongan, Gua Akbar di Tuban, dan Gua Gong yang berada di Kabupaten Pacitan yang terkenal sebagai gua terindah di Asia Tenggara. Objek wisata ziarah di Jawa Timur antara lain makam proklamator yang juga Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno yang terdapat di Kota Blitar dan makam Presiden Republik Indonesia keempat Abdurrahman Wahid / Gus Dur yang terletak di Kabupaten Jombang. Kawasan Metropolitan Malang merupakan tujuan wisata terkemuka di Indonesia dengan Kota Wisata Batu sebagai pusatnya. Kawasan wisata Malang mempunyai berbagai keindahan alam mulai dari gunung berapi hingga pantai, serta wisata buatan manusia dari wisata sejarah hingga theme park berkelas internasional dengan didukung transportasi antar provinsi melalui kereta api, bus, dan pesawat terbang yang tersedia di Malang. Terdapat tempat wisata buatan seperti Jawa Timur Park, Batu Secret Zoo, Batu Night Spectacular, Eco Green Park di Batu. Batu Secret Zoo selalu menempati peringkat 10 besar pada urutan kebun binatang terbaik di Asia menurut situs traveling terkemuka TripAdvisor. Surabaya merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian Jawa Timur, di mana terdapat Tugu Pahlawan, Museum Mpu Tantular, Kebun Binatang Surabaya, Monumen Kapal Selam, Kawasan Ampel, dan Kawasan Tunjungan. Jawa Timur Park di Batu, dan Wisata Bahari Lamongan di Lamongan merupakan wahana wisata yang disebut-sebut sebagai disneyland di Indonesia selain Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta. Di Bojonegoro terdapat wisata Kahyangan Api yaitu api abadi yang sudah ada sejak ratusan tahun, di mana api PON untuk PON XV 2000 diambil dari sini. Selain itu juga terdapat Wana Wisata Dander, dan Waduk Pacal di Kabupaten Bojonegoro. Olahraga Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah klub sepak bola profesional terbanyak di Indonesia. Klub Liga Super Indonesia yang berasal dari Jatim adalah Persegres Gresik United, Persik Kediri, Persema Malang, Arema FC, Persibo Bojonegoro, Deltras Sidoarjo, Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Madura United dan Persenga Nganjuk. Arema dan Persebaya adalah klub sepak bola dari Jawa Timur yang menjadi tim papan atas di Indonesia dengan berulang kali meraih juara dari turnamen dan kompetisi nasional serta sering menjadi wakil Indonesia pada kejuaraan antar klub di Asia. Jawa Timur pernah dua kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON), yakni PON VII tahun 1969, dan PON XV tahun 2000, dan menjadi juara umum PON pada tahun 2000 dan 2008. Semenjak tahun 1996 Tim Sepak Bola Jawa Timur selalu meraih medali emas termasuk pada tahun 2008, dan tercatat sebagai medali emas yang keempat diterima berurutan. Jawa Timur memiliki beberapa klub bola basket profesional, terutama di Surabaya. Klub-klub bola basket yang terkenal yaitu CLS Knights dan Pacific Cesar Surabaya. Jawa Timur juga menjadi tempat penyelengaraan ajang balap sepeda Tour de East Java. Kawasan kota Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, hierarki perkotaan di Jawa Timur terdiri atas perkotaan megalopolitan, perkotaan metropolitan, perkotaan menengah, dan perkotaan kecil. Perkotaan Megalopolitan terdiri atas: Gerbangkertosusila (Kota Surabaya, perkotaan Sidoarjo dan sekitarnya, perkotaan Gresik dan sekitarnya. Perkotaan Metropolitan terdiri atas: Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, serta perkotaan Kepanjen, Singosari dan sekitarnya). Perkotaan Menengah terdiri atas: Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kota Blitar, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, perkotaan Ngawi, perkotaan Lamongan, perkotaan Tulungagung, perkotaan Jombang, perkotaan Tuban, perkotaan Bojonegoro, perkotaan Ponorogo, perkotaan Jember, perkotaan Banyuwangi , perkotaan Bangkalan dan perkotaan Pamekasan. Perkotaan kecil terdiri atas: perkotaan Pacitan, perkotaan Paron, perkotaan Nganjuk, perkotaan Kertosono, perkotaan Trenggalek, perkotaan Ngasem/Gumul, perkotaan Pare, perkotaan Babat, perkotaan Wlingi, perkotaan Mojosari, perkotaan Bangil, perkotaan Magetan, perkotaan Caruban, perkotaan Lumajang, perkotaan Bondowoso, perkotaan Situbondo, perkotaan Kraksaan, perkotaan Sampang dan perkotaan Sumenep. Kawasan lindung Kawasan suaka alam Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa. Saat ini di Jawa Timur terdapat 17 cagar alam dan 2 suaka margasatwa. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi terdapat di Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Banyuwangi. Sementara Suaka Margasatwa Pulau Bawean berada di Gresik. Kawasan pelestarian alam Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya (tahura), dan taman wisata alam. Jawa Timur memiliki empat kawasan taman nasional, yaitu: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional Baluran di Perbatasan Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi. Taman Nasional Meru Betiri di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi. Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi. Kawasan hutan raya yaitu Taman Hutan Raya Raden Soerjo yang berada di sebagian wilayah Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang. Taman wisata alam, meliputi Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso; serta Taman Wisata Alam Gunung Baung di Kabupaten Pasuruan. Kuliner khas Makanan khas Jawa Timur yang terkenal di antaranya adalah sate madura, bakso malang, rawon, dan tahu campur lamongan. Beberapa makanan khas masing-masing daerah di Jawa Timur dapat kita deskripsikan sebagai berikut: Kabupaten Bangkalan terkenal akan bebek sinjay. Kota Surabaya terkenal akan Nasi Rawon. Kota Mojokerto terkenal akan Onde Onde Bo Liem dan Klepon. Kabupaten Banyuwangi terkenal akan nasi tempong, rujak soto, pecel pitik, dan pecel rawon. Kabupaten/Kota Blitar memiliki makanan khas yaitu nasi pecel. Buah yang terkenal asli Blitar yaitu rambutan. Kabupaten Bojonegoro memiliki makanan khas ledre, serabi khas bojonegoro, dan putu bambu. Kabupaten Bondowoso merupakan penghasil tape yang sangat manis. Kabupaten Gresik terkenal akan nasi krawu, otak-otak bandeng, bonggolan, dan pudak-nya. Kabupaten Jember memiliki makanan khas berbahan tape yaitu suwar-suwir serta prol tape yang sangat manis. Kabupaten/Kota Kediri terkenal akan tahu takwa, tahu pong, dan getuk pisang. Kabupaten Lamongan terkenal akan soto lamongan , Nasi Boranan dan sebagai penghasil wingko babat. Kabupaten/Kota Madiun terkenal akan nasi pecel madiun, nasi jotos, dan sebagai penghasil brem. Madura terkenal akan sate madura, dan soto madura. Kabupaten/Kota Malang dan Kota Batu terkenal akan berbagai olahan buah terutama apel, keripik tempe, Bakpao Telo, bakso malang, rawon, dan Cwie Mie. Kabupaten Nganjuk terkenal akan Nasi Becek, Nasi Jagung Sedudo dan Jenang Dumbleg. Kabupaten Ngawi terkenal akan keripik tempe, cokelat tempe, dodol jambu, tahu tepo, dan nasi lethok. Kabupaten Ponorogo terkenal akan sate ponorogo, nasi pecel iwak kali dengan sambal khasnya yang pedas, dawet jabung, jenang mirah, dan tiwul goreng. Kabupaten Sidoarjo terkenal akan kerupuk udang, terasi, dan petis-nya. Kota Surabaya terkenal akan rujak cingur, Semanggi, lontong balap, sate kerang, dan lontong kupang. Kabupaten Tuban terkenal akan legen beserta buah siwalan-nya, serta makanan khas kare rajungan yang populer akan rasanya yang pedas. Kabupaten Tulungagung terkenal akan jenang syabun dan ayam lodho. Jagung dikenal sebagai salah satu makanan pokok orang Madura. Sementara ubi kayu, yang diolah menjadi gaplek, dahulu merupakan makanan pokok sebagian penduduk di Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Trenggalek. Penghargaan Juara 1 Kategori Keuangan Mikro Syariah Dalam Anugerah Adinata Syariah 2022. Juara 1 Kategori Pendidikan Ekonomi Syariah Dalam Anugerah Adinata Syariah 2022. Juara 2 Kategori Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Dalam Anugerah Adinata Syariah 2022. Lihat pula Daftar provinsi Indonesia Daftar kabupaten dan kota di Jawa Timur Gerbangkertosusila Malang Raya Tapal Kuda Referensi Bacaan lanjutan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2006. Jawa Timur Dalam Angka 2006. Badan Perencana Provinsi Jawa Timur, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2006. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Pranala luar Situs web resmi pemerintah provinsi Jawa Timur Situs web resmi pariwisata Jawa Timur Provinsi di Indonesia Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1945
Kremasi atau pengabuan adalah praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya. Biasanya hal ini dilakukan di sebuah krematorium/pancaka atau biasa juga di sebuah makam di Bali yang disebut setra atau pasetran. Apabila dilakukan di sebuah pancaka, biasanya jenazah ditaruh di sebuah peti kayu dan dibakar pada suhu 760 – 1150°C. Abu pembakaran kira-kira beratnya sekitar 5% berat jenazah. Di dunia Barat kuno, praktik penunuan mayat dilakukan pula, hal ini disebut di kitab Perjanjian Lama dan banyak dilakukan di peradaban Yunani kuno dan Romawi. Proses kremasi meninggalkan rata-rata 2,4 kg sisa-sisa mayat yang dikenal sebagai "abu". Tidak semua bagian tubuh mayat menjadi abu, karena terdapat fragmen mineral tulang yang tidak terbakar, yang biasanya digiling menjadi bubuk. Mereka tidak menimbulkan risiko kesehatan dan dapat dikubur, dikebumikan di situs peringatan, disimpan oleh kerabat atau tersebar dengan berbagai cara. Pengabuan di dunia barat Setelah masuknya agama Kristen di Dunia Barat, penunuan mayat dilarang karena Gereja Kristen percaya akan kebangkitan pada Hari Kiamat. Tetapi semenjak abad ke-19, praktik ini sering dilakukan lagi. Pada tahun 1963, Paus memperbolehkan praktik pembakaran mayat lagi untuk umat Katolik dan sejak tahun 1966, para pastor diperbolehkan orang mengiringi tata cara pengabuan. Selain alasan-alasan teologis, praktik penunuan mayat sering kali dilakukan berdasarkan pertimbangan praktis: lahan pekuburan yang semakin terbatas di kota-kota besar membuat orang memilih pengabuan daripada penguburan. Pandangan agama Agama/aliran yang menganjurkan atau memperbolehkan pengabuan Buddha Hare Krishna Hindu Beberapa aliran/denominasi Kekristenan: Gereja Anglikan Gereja Baptis Gereja Lutheran Christian Science Gereja Katolik Gereja Methodis Gereja Moravian Gereja Mormon Gereja Presbyterian Gereja Bala Keselamatan Saksi Yehuwa Yahudi Liberal kaum Sikh kaum Quaker Shinto Agama/aliran yang melarang pengabuan Islam Baháʼí Beberapa aliran/denominasi Kekristenan: Gereja Ortodoks Yunani Gereja Ortodoks Rusia Gereja Pentakosta Gereja Karismatik Yahudi Ortodoks Zoroastrianisme Lihat pula Antropologi Kematian Referensi Pranala luar The Cremation Society of Great Britain Cremation Association of North America Adat Kematian
Daerah Istimewa Yogyakarta (disingkat DIY, , , pelafalan tidak resmi: Jogja/Jogjakarta) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan dari Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudra Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kapanewon/kemantren, dan 438 kalurahan/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2. Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk bencana gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama Oktober-November 2010, serta erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 2014. Sejarah Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Natakusuma (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan, dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblaad 1942 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem pemerintahannya (susunan asli), wilayah, dan penduduknya. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta, dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam: Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah). Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah). Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah, dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai ibu kota Indonesia. Tanggal 4 Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam X yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur, dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya, dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta. Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Jawa Tengah dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum. Geografi DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 8º 30'–7º 20' Lintang Selatan, dan 109º 40'–111º 0' Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah. Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut, dan lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik khusus, mempunyai daya tarik sebagai objek penelitian, pendidikan, dan pariwisata. Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak di wilayah Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang alam karst yang tandus, dan kekurangan air permukaan, dengan bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang telah mengalami pengangkatan secara tektonik sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi Wonosari). Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan), dengan bahan induk batu gamping, dan mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal, dan vegetasi penutup sangat jarang. Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam, dan potensi air tanah kecil. Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin dan eolin yang belum didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang lahan marin dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk pasirnya, merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai. Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan prasarana, dan sarana wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antarwilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, dan memiliki kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju, dan berkembang. Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di barat, dan DAS Opak-Oya di timur. Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, Sungai Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Opak, dan Sungai Oya. Ekonomi Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM; Pertanian; Ketahanan Pangan; Kehutanan, dan Perkebunan; Perikanan, dan Kelautan; Energi, dan Sumber Daya Mineral; serta Pariwisata. Penanaman Modal dan Industri Penanaman modal di DIY dilaksanakan melalui program peningkatan promosi, dan kerja sama investasi serta program peningkatan iklim investasi, dan realisasi investasi. Capaian investasi total pada tahun 2010 mencapai Rp 4.580.972.827.244,00 dengan rincian PMDN sebesar Rp 1.884.925.869.797,00, dan PMA sebesar 2.696.046.957.447,00. Unit usaha di DIY pada tahun 2010 ada sekitar 78.122 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 292.625 orang, dan nilai investasi sebesar Rp. 878.063.496.000,00. Perdagangan dan UKM Varian produk ekspor DIY andalan meliputi produk olahan kulit, tekstil, dan kayu. Pakaian jadi tekstil dan mebel kayu merupakan produk yang mempunyai nilai ekspor tertinggi. Namun, secara umum ekspor ke mancanegara didominasi oleh produk-produk yang dihasilkan dengan nilai seni, dan kreatif tinggi yang padat karya (labor intensive). Program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di DIY, salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro, dan kecil, dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui kelompok (sentra) karena upaya ini lebih efektif, dan efisien, di samping itu dengan sentra akan banyak melibatkan usaha mikro, dan kecil. Pada 2010 tercatat koperasi aktif sebanyak 1.926 koperasi, dan UKM tercatat 13.998 unit usaha. Pertanian dan Kehutanan Tingkat kesejahteraan petani dalam bidang pertanian di DIY yang diukur dengan Nilai Tukar Petani (NTP) NTP dapat menjadi salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di suatu wilayah. Pada 2010 NTP sebesar 112,74%. Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak asasi manusia. Secara umum ketersediaan pangan di DIY cukup karena berkaitan dengan musim panen sehingga diperlukan pengaturan distribusi oleh pemerintah. Pemenuhan kebutuhan ikan di DIY dapat dipenuhi dari perikanan tangkap maupun budidaya. Untuk perikanan tangkap dilakukan melalui pengembangan pelabuhan perikanan Sadeng dan Glagah. Produksi perikanan budidaya tahun 2010 mencapai 39.032 ton, dan perikanan tangkap mencapai 4.906 ton, dengan konsumsi ikan sebesar 22,06 kg/kap/tahun. Hutan di DIY didominasi oleh hutan produksi, yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Persentase luas hutan di DIY pada tahun 2010 sebesar 5,87% dengan rehabilitasi lahan kritis sebesar 9,93% dan kerusakan kawasan hutan sebesar 4,94%. Sektor perkebunan, dari segi produksi tanaman perkebunan yang potensial di DIY adalah kelapa, dan tebu. Kegiatan perkebunan diprioritaskan dalam rangka pengutuhan tanaman memenuhi skala ekonomi serta peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk tanaman untuk meningkatkan pendapatan petani. ESDM Sumber daya mineral atau tambang yang ada di DIY adalah Bahan Galian C yang meliputi, pasir, kerikil, batu gamping, kalsit, kaolin, dan zeolin serta breksi batu apung. Selain bahan galian Golongan C tersebut, terdapat bahan galian Golongan A yang berupa Batu Bara. Batu bara ini sangat terbatas jumlahnya, begitu pula untuk bahan galian golongan B berupa Pasir Besi (Fe), Mangan (Mn), Barit (Ba), dan Emas (Au) yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Dalam bidang ketenagalistrikan, khususnya listrik, minyak, dan gas di DIY dipasok oleh PT PLN dan PT Pertamina. Pariwisata Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya objek, dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Pada 2010 tercatat kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian 152.843 dari mancanegara, dan 1.304.137 orang dari nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Tercatat ada 37 hotel berbintang, dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada 2010. Adapun penyelenggaraan MICE sebanyak 4.509 kali per tahun atau sekitar 12 kali per hari. Keanekaragaman upacara keagamaan, dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni, dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya, dan pariwisata yang menjanjikan. Pada tahun 2010 tedapat 91 desa wisata dengan 51 di antaranya yang layak dikunjungi. Tiga desa wisata di kabupaten Sleman hancur terkena erupsi gunung Merapi sedang 14 lainnya rusak ringan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta pada September 2014, angka kunjungan mencapai 2,4 juta wisatawan domestik dan 1,8 juta wisatawan manca negara. Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata yang terjangkau, dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan, hotel, dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (multiplier effect) yang nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja, dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan. Sosial budaya Kondisi sosial budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi Kependudukan; Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; Kesejahteraan Sosial; Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; dan Keagamaan Kependudukan dan tenaga kerja Laju pertumbuhan penduduk di DIY antara 2003-2007 sebanyak 135.915 jiwa atau kenaikan rata-rata pertahun sebesar 1,1%. Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk di DIY menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari 72,4 tahun pada tahun 2002 menjadi 72,9 tahun pada tahun 2005. Ditinjau dari sisi distribusi penduduk menurut usia, terlihat kecenderungan yang semakin meningkat pada penduduk usia di atas 60 tahun. Proporsi distribusi peduduk berdasarkan usia produktif memiliki akibat pada sektor tenaga kerja. Angkatan kerja di DIY pada 2010 sebesar 71,41%. Di sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan, dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan. Pengangguran di DIY menjadi problematika sosial yang cukup serius karena karakter pengangguran DIY menyangkut sebagian tenaga-tenaga profesional dengan tingkat pendidikan tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah kependudukan, dan ketenagakerjaan adalah dengan mengadakan program transmigrasi. Pelaksanaan pemberangkatan transmigran asal DIY sampai pada tahun 2008 melalui program transmigrasi sejumlah 76.495 KK atau 274.926 jiwa. Ditinjau dari pola transmigrasi sudah mencerminkan partisipasi, dan keswadayaan masyarakat, melalui Transmigrasi Umum (TU), Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM). Untuk pensebarannya sudah mencakup hampir seluruh provinsi. Rasio jumlah tansmigran swakarsa mandiri pada 2010 mencapai 20% dari total transmigran yang diberangkatkan. Kesejahteraan dan kesehatan Sebagai salah satu aspek yang penting dalam kehidupan, pembangunan kesehatan menjadi salah satu instrumen di dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tahun 2007 jumlah keluarga miskin sebanyak 275.110 RTM dan menerima bantuan raskin dari pemerintah pusat (meningkat 27 persen dibanding periode tahun 2006 sebanyak 216.536 RTM). Penduduk DIY menurut tahapan kesejahteraan tercatat bahwa pada tahun 2007 kelompok pra sejahtera 21,12%; Sejahtera I 22,70%; Sejahtera II 23,69%; Sejahtera III 26,83%; dan Sejahtera III plus 5,66%. Tingkat kesejahteraan pada tahun 2010 meningkat dengan penurunan persentase penduduk miskin menjadi 16,83%. Arah pembangunan kesehatan di DIY secara umum adalah untuk mewujudkan DIY yang memiliki status kesehatan masyarakat yang tinggi tidak hanya dalam batas nasional tetapi memiliki kesetaraan di tataran internasional khususnya Asia Tenggara dengan mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, peningkatan jangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikan DIY sebagai pusat mutu dalam pelayanan kesehatan, pendidikan pelatihan kesehatan serta konsultasi kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2010 menempatkan DIY sebagai daerah setingkat provinsi dengan indikator kesehatan terbaik, dan paling siap dalam mencapai MDG’s. Pada tahun 2010 capaian indikator kesehatan untuk umur harapan hidup berada pada level usia 74,20 tahun. Angka kematian balita sebesar 18/1000 KH, angka kematian bayi sebesar 17/1000 KH, dan angka kematian ibu melahirkan sebesar 103/100.000 KH. Prevalensi gizi buruk sebesar 0.70%, Cakupan Rawat Jalan Puskesmas 16% sedangkan Cakupan Rawat Inap Rumah Sakit sebesar 1,32%. Dari 118 Puskesmas, 20% puskesmas telah menerapkan sistem manajemen mutu melalui pendekatan ISO 9001:200; 7% rumah sakit telah menerapkan ISO 9001:200; 25% rumah sakit di DIY telah terakreditasi dengan 5 standar; 17% RS terakreditasi dengan 12 standar; dan 5% RS telah terakreditasi dengan 16 standar pelayanan. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki unit pelayanan gawat darurat meningkat menjadi 40% dan RS dengan pelayanan kesehatan jiwa meningkat menjadi 9%. Meskipun demikian cakupan rawat jalan tahun 2006 baru mencapai 10% (nasional 15%) sementara untuk rawat inap 1,2% (nasional 1,5%). Rasio pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota telah mencapai 100%. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk menunjukkan tren meningkat sebesar 39,64 pada tahun 2006. Adapun program jamkesos tahun 2010 dianggarkan Rp. 34.978.592.000,00. Penyakit jantung dan stroke telah menjadi pembunuh nomor satu di DIY sementara faktor risiko penyakit jantung penduduk DIY ternyata cukup tinggi. Rumah tangga di DIY yang tidak bebas asap rokok sebesar 56%, sedangkan remaja yang perokok aktif sebesar 9,3%. Sebanyak 52% penduduk DIY kurang melakukan aktivitas olahraga, dan hanya 19,8% penduduk DIY yang mengkonsumsi serat mencukupi. Dalam tiga tahun terakhir angka obesitas pada anak-anak di DIY meningkat hampir 7%. Pendidikan Penyebaran sekolah untuk jenjang SD/MI sampai Sekolah Menengah sudah merata, dan menjangkau seluruh wilayah sampai ke pelosok desa. Jumlah SD/MI yang ada di DIY pada tahun 2008 adalah sejumlah 2.035, SMP/MTs/SMP Terbuka sejumlah 529, dan SMA/MA/SMK sejumlah 381 sekolah negeri maupun swasta. Ketersediaan ruang belajar dapat dikatakan sudah memadai dengan rasio siswa per kelas untuk SD/MI: 22, SMP/MTs: 33, SMA/MA/SMK: 31. Sedangkan tingkat ketersediaan guru di DIY juga cukup memadai dengan rasio siswa per guru untuk SD/MI: 13, SMP/MTs: 11, SMA/MA/SMK: 9. Untuk tahun 2010 pembinaan guru jenjang SD/MI sebanyak 3.900 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 24.093 guru. Jenjang SMP/MTs sebanyak 3.939 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 12.971 guru. Dan untuk SMA/MA sebanyak 4.826 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 15.067 guru. Para lulusan jenjang SD/MI pada umumnya dapat melanjutkan ke SMP/MTs, sejalan kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan pemerintah. Pada tahun 2010, angka kelulusan SD/MI mencapai 96,47%, SMP/MTs mencapai 81,84% dan SMA/MA/SMK sebesar 88,98%. Sedangkan angka putus sekolah pada tahun yang sama sebesar 0,07% untuk SD/MI; 0,17% untuk SMP/MTs; dan 0,44% untuk SMA/MA/SMK. Sementara itu jumlah perguruan tinggi di DIY baik negeri, swasta maupun kedinasan seluruhnya sebanyak 136 institusi dengan rincian 21 universitas, 5 institut, 41 sekolah tinggi, 8 politeknik dan 61 akademi yang diasuh oleh 9.736 dosen. Kebudayaan DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio, dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Selain itu, DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, sedangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%. Beberapa museum yang terletak di DIY, antara lain: Museum Biologi Universitas Gadjah Mada Museum Affandi Museum UGM Museum Anak Kolong Tangga Museum Batik dan Sulaman Yogyakarta Museum Benteng Vrederburg Museum Gembira Loka Museum Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia Museum Lingkungan Batik Joglo Cipto Wening Terdapat juga beberapa galeri seni yang berada di Yogyakarta, antara lain: Bentara Budaya Yogyakarta Museum dan Tanah Liat Galeri Wahyu Mahyar Galeri Affandi Agama Penduduk DIY mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 92,62%, selebihnya beragama Kristen Katolik 4,50%, kemudian Kristen Protestan 2,68%. Pemeluk agama Kristen di DI Yogyakarta adalah komunitas suku Jawa asli. Selain itu ada sebagian dari suku pendatang lainnya seperti suku Batak, Tionghoa, Minahasa, dan dari Indonesia Timur seperti orang NTT, Maluku dan Papua. Agama lainnya Buddha 0,10%, Hindu 0,09% dan lainnya 0,01%. Sarana rumah ibadah terus mengalami perkembangan, pada tahun 2007 terdiri dari 6.214 masjid, 3.413 langgar, 1.877 musholla, 218 gereja, 139 kapel, 25 kuil/pura dan 24 vihara/klenteng. Jumlah pondok pesantren pada tahun 2006 sebanyak 260, dengan 260 kyai, dan 2.694 ustaz serta 38.103 santri. Sedangkan jumlah madrasah baik negeri maupun swasta terdiri dari 148 madrasah ibtidaiyah, 84 madrasah tsanawiyah dan 35 madrasah aliyah. Aktivitas keagamaan juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2007 terdapat 3.064 jamaah haji. Suku bangsa Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, mayoritas penduduk suku bangsa di DIY, yakni Jawa (96,53%) dari 3.451.006 jiwa penduduk. Bahasa Menurut Badan Bahasa, bahasa Jawa dialek Yogya-Solo merupakan bahasa daerah yang dituturkan mayoritas penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Statistik Kebahasaan 2019, bahasa ini menjadi satu-satunya bahasa daerah asli Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahasa resmi instansi pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bahasa Indonesia. Pada 8 Februari 2021, bahasa Jawa berstatus bahasa resmi di Daerah Istimewa Yogyakarta di samping bahasa Indonesia. Tata ruang dan infrastruktur Kondisi bentang alam DIY yang beragam, dan aspek filosofi kebudayaan memengaruhi pengembangan tata ruang/wilayah, dan pembangunan infrastruktur di DIY. Tata ruang Model yang digunakan dalam tata ruang wilayah DIY adalah corridor development atau disebut dengan “pemusatan intensitas kegiatan manusia pada suatu koridor tertentu” yang berfokus pada Kota Yogyakarta, dan jalan koridor sekitarnya. Dalam konteks ini, aspek pengendalian, dan pengarahan pembangunan dilakukan lebih menonjol dalam koridor prioritas, terhadap kegiatan investasi swasta, dibandingkan dengan investasi pembangunan oleh pemerintah yang dengan sendirinya harus terkendali. Untuk mendukung aksesibilitas global wilayah DIY, maka diarahkan pengembangan pusat-pusat pelayanan antara lain Pusat Kegiatan Nasional (PKN)/Kota Yogyakarta, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sleman, PKW Bantul, dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Prov DIY 2009-2029 mengatur pengembangan tata ruang di DIY. Penataan ruang ini juga memiliki keterkaitan dengan mitigasi bencana di DIY. Prasarana Prasarana jalan yang tersedia di DIY tahun 2007 meliputi Jalan Nasional (168,81 Km), Jalan Provinsi (690,25 Km), dan Jalan Kabupaten (3.968,88 Km), dengan jumlah jembatan yang tersedia sebanyak 114 buah dengan total panjang 4.664,13 meter untuk jembatan nasional, dan 215 buah dengan total panjang 4.991,3 meter untuk jembatan provinsi. Di wilayah perkotaan, dengan kondisi kendaraan bermotor yang semakin meningkat (rata-rata tumbuh 13% per tahun), sedangkan kondisi jalan terbatas, maka telah mengakibatkan terjadinya kesemrawutan, dan kemacetan lalu lintas, dan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat setiap tahun. Transportasi Pelayanan angkutan kereta api pemberangkatan, dan kedatangan berpusat pada dua stasiun utama di Kota Yogyakarta, yaitu Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu di Kecamatan Gedongtengen melayani kereta api antarkota kelas eksekutif dan campuran dan komuter seperti Commuter Line Yogyakarta dan Prambanan Ekspres beserta kereta api bandara YIA, sedangkan Stasiun Lempuyangan di Kecamatan Danurejan untuk melayani angkutan penumpang kereta api antarkota kelas ekonomi dan sebagian kecil campuran dan perhentian Commuter Line Yogyakarta, Stasiun Maguwo di Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman hanya melayani penumpang layanan KRL Commuter Line dan stasiun utama lainnya adalah Stasiun Wates yang terletak di pusat pemerintahan Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo masih melayani kereta api antarkota kelas campuran dan ekonomi, Commuter Line Prambanan Ekspres dan kereta api bandara YIA. Saat ini untuk meningkatkan layanan jalur selatan dan tengah Jawa, lintas tersebut sudah dibangun jalur ganda dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Kutoarjo dan juga sudah dilakukan elektrifikasi lintas Yogyakarta–Palur. Berkaitan dengan keselamatan lalu lintas, permasalahan yang berkaitan dengan layanan angkutan kereta api antara lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga. Selain kerata api, Pemda DIY mengembangkan layanan Bus Trans Jogja yang menjadi prototipe layanan angkutan massal pada masa mendatang. Untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan, Waduk Sermo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki luas areal 1,57 km² dan mempunyai keliling ± 20 km menyebabkan terpisahnya hubungan lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di sektor transportasi laut dI DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK) yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan, dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan. Di sektor transportasi udara, Bandara Adisutjipto yang telah menjadi bandara internasional sejak 2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik domestik maupun internasional. Sejak tahun 2020, Bandara Internasional Yogyakarta sudah menjadi gerbang udara utama terbaru bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dari penerbangan komersial domestik dan internasional. Keterbatasan fasilitas sisi udara, dan darat yang berada di Bandara Adisutjipto menyebabkan fungsi Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa tidak dapat optimal. Status bandara yang “enclave civil” menyebabkan landas pacu yang ada dimanfaatkan untuk dua kepentingan yakni penerbangan sipil, dan latihan terbang militer. Hal tersebut memunculkan gagasan pembangunan bandar udara baru di wilayah Yogyakarta yang lebih luas dan lebih memadai. Mitigasi bencana Terkait dengan potensi bencana alam, penanggulangan bencana memegang peranan yang sangat penting, baik pada saat sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi, bencana dapat dilihat sebagai interaksi antara ancaman bahaya dengan kerentanan masyarakat, dan kurangnya kapasitas untuk menangkalnya. Penanggulangan bencana diarahkan pada bagaimana mengelola risiko bencana sehingga dampak bencana dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Secara geologis DIY merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana alam. Potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi: Bahaya alam Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara, dan wilayah-wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi; Bahaya gerakan tanah/batuan, dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo yang mengancam di wilayah Kulon Progo bagian utara, dan barat, serta pada lereng Pengunungan Selatan (Baturagung) yang mengancam wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian utara, dan bagian timur wilayah Kabupaten Bantul. Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Bantul; Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan, khususnya pada kawasan bentang alam karst; Bahaya tsunami, berpotensi terjadi di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul, khususnya pada pantai dengan elevasi (ketinggian) kurang dari 30m dari permukaan air laut. Bahaya alam akibat angin berpotensi terjadi di wilayah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan daerah-daerah Kabupaten Sleman bagian utara, serta wilayah perkotaan Yogyakarta; Bahaya gempa bumi, berpotensi terjadi di wilayah DIY, baik gempa bumi tektonik maupun vulkanik. Gempa bumi tektonik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan kawasan tumbukan lempeng (subduction zone) di dasar Samudra Indonesia yang berada di sebelah selatan DIY. Selain itu secara geologi di wilayah DIY terdapat beberapa patahan yang diduga aktif. Wilayah dataran rendah yang tersusun oleh sedimen lepas, terutama hasil endapan sungai, merupakan wilayah yang rentan mengalami goncangan akibat gempa bumi. Pemerintahan Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan metamorfosis dari Pemerintahan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Pemerintahan Negara Kadipaten Pakualaman, khususnya bagian Parentah Jawi yang semula dipimpin oleh Pepatih Dalem untuk Negara Kesultanan Yogyakarta, dan Pepatih Pakualaman untuk Negara Kadipaten Pakualaman. Oleh karena itu Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki hubungan yang kuat dengan Keraton Yogyakarta maupun Puro Paku Alaman. Sehingga tidak mengherankan banyak pegawai negeri sipil daerah yang juga menjadi Abdidalem Keprajan Keraton maupun Puro. Walau demikian mekanisme perekrutan calon pegawai negeri sipil daerah tetap dilakukan sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Daerah Keterangan Birokrasi dan lembaga Di bidang pengembangan kelembagaan Pemerintah DIY telah menetap Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, dan Sekretariat DPRD DIY, Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Daerah DIY, Perda Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja DIY; serta menerapkannya mulai tahun 2009. Perangkat daerah di DIY antara lain terdiri atas: Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Dinas Kehutanan, dan Perkebunan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kesehatan Dinas Pariwisata Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana) Dinas Pertanian Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Inspektorat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian Daerah Badan Kerja Sama, dan Penanaman Modal Badan Kesatuan Bangsa, dan Perlindungan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan, dan Penyuluhan Badan Lingkungan Hidup Badan Pemberdayaan Perempuan, dan Masyarakat Badan Pendidikan, dan Pelatihan Badan Perpustakaan, dan Arsip Daerah Paniradya Kaistiméwan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum DIY Rumah Sakit Grhasia Satuan Polisi Pamong Praja Selain itu di DIY dibentuk Ombudsman Daerah sejak tahun 2004 dengan keputusan Gubernur. Dua dinas daerah di DIY memiliki nomenklatur dengan bahasa dan aksara Jawa, yaitu Dinas Kebudayaan disebut Kundha Kabudayan (Hanacaraka: ) serta Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana (Hanacaraka: ). Nomenklatur ini juga digunakan pada dinas daerah tingkat kabupaten/kota di DIY. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lembaga Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta dirintis dengan pembentukan KNI Daerah Yogyakarta pada tahun 1945. Pada Mei 1946 KNI Daerah Yogyakarta dibubarkan, dan dibentuk Parlemen Lokal pertama di Indonesia dengan nama Dewan Daerah. Walaupun anggotanya tidak dipilih melalui pemilihan umum, parlemen ini tetap bekerja mewakili rakyat sampai tahun 1948 saat Invasi Belanda ke Kota Yogyakarta. Pada 1951, setelah melalui pemilihan umum bertingkat terbentuklah parlemen lokal yang lebih permanen dengan nama "Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta" . Dalam menjalankan tugas sehari-hari, DPRD DIY memiliki empat komisi (disebut Komisi A sampai Komisi D), dengan dilengkapi Sekretariat, Badan Kehormatan, dan Badan Anggaran. Legislator dan Senator Daerah Istimewa Yogyakarta mengirim delapan wakil di DPR RI (sebagai legislator) dan empat wakil di DPD (sebagai senator). Daftar legislator (hasil Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019) Daftar senator (hasil Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019) Keistimewaan DIY Menurut UU Nomor 3 tahun 1950 yang dikeluarkan oleh negara bagian Republik Indonesia yang beribu kota di Yogyakarta pada maret 1950, keistimewan DIY mengacu pada keistimewaan yang diberikan oleh UU Nomor 22 Tahun 1948 yaitu Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu pada zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu. Selain itu, untuk Daerah Istimewa yang berasal dari gabungan daerah kerajaan dapat diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Istimewa dengan mengingat syarat-syarat sama seperti kepala daerah istimewa. Sebab pada saat itu daerah biasa tidak dapat memiliki wakil kepala daerah. Adapun alasan keistimewaan Yogyakarta diakui oleh pemerintahan RI menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), adalah Yogyakarta mempunyai hak-hak asal usul, dan pada zaman sebelum Republik Indonesia sudah mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat Istimewa (zelfbestuure landschappen). Saat ini Keistimewaan DIY diatur dengan UU Nomor 13 tahun 2012 yang meliputi: tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur, dan Wakil Gubernur; kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; kebudayaan; pertanahan; dan tata ruang. Kewenangan istimewa ini terletak di tingkatan Provinsi Dalam tata cara pengisian jabatan gubernur, dan wakil gubernur salah satu syarat yang harus dipenuhi calon gubernur, dan wakil gubernur adalah bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono untuk calon Gubernur, dan bertakhta sebagai Adipati Paku Alam untuk calon Wakil Gubernur. Kewenangan kelembagaan Pemerintah Daerah DIY diselenggarakan untuk mencapai efektivitas, dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk, dan susunan pemerintahan asli yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Kewenangan kebudayaan diselenggarakan untuk memelihara, dan mengembangkan hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda, seni, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualamanan dinyatakan sebagai badan hukum. Kasultanan, dan Kadipaten berwenang mengelola, dan memanfaatkan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten ditujukan untuk sebesar-besarnya pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Kewenangan Kasultanan, dan Kadipaten dalam tata ruang terbatas pada pengelolaan, dan pemanfaatan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Perdais adalah peraturan daerah istimewa yang dibentuk oleh DPRD DIY dan Gubernur untuk mengatur penyelenggaraan Kewenangan Istimewa. Selain itu, pemerintah menyediakan pendanaan dalam rangka penyelenggaraan urusan Keistimewaan DIY dalam Anggaran Pendapatan, dan Belanja Negara sesuai dengan kebutuhan DIY dan kemampuan keuangan negara. Pembagian administratif Asal usul Kabupaten, dan Kota yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta juga merupakan metamorfosis dari Kabupaten-kabupaten Kesultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman. Kabupaten-kabupaten tersebut merupakan kabupaten administratif tanpa ada perwakilan rakyat. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah: Kabupaten Kota Kasultanan dengan bupatinya KRT Hardjadiningrat, Kabupaten Bantul dengan bupatinya KRT Jayadiningrat, Kabupaten Gunungkidul dengan bupatinya KRT Suryadiningrat, Kabupaten Kulonprogo yang beribu kota di Sentolo dengan bupatinya KRT Secadiningrat. Kabupaten Kota Pakualaman dengan bupatinya KRT Bratadiningrat, Kabupaten Adikarto yang beribu kota di Wates, dengan bupatinya KRT Suryaningprang. Pemerintahan kabupaten dan kota Kabupaten dan Kota yang berada di wilayah DIY sekarang ini dibentuk pada kurun waktu 1950-1951 dan 1957-1958. Tidak ada perbedaan antara pemerintahan kabupaten, dan kota yang berada di wilayah DIY dengan di Indonesia pada umumnya. Adapun daftar kabupaten, dan kota di wilayah DIY sebagai berikut: Kapanewon/kemantren dan kalurahan/kelurahan Kerjasama pemerintahan Sampai tahun 2010. Pemda DIY memiliki kerja sama dengan daerah lain yang dituangkan dalam tiga puluh perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Dua puluh satu buah kerja sama dengan daerah lain di dalam negeri, dan sembilan sisanya dengan daerah lain di luar negeri, seperti program Sister Province dengan prefektur Kyoto Jepang dan Negara Bagian California Amerika Serikat. Perjanjian kerja sama yang baru mulai 2010 dilakukan dengan delapan daerah di dalam negeri, dan dua kesepakatan dengan daerah lain di luar negeri. Sedangkan kerja sama dengan pihak ke tiga (swasta), Pemda DIY memiliki lima puluh satu perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Empat puluh enam dengan pihak ke tiga dalam negeri, dan lima sisanya dengan pihak ke tiga luar negeri. Sementara itu pada tahun 2010 ini Pemda membuat empat perjanjian kerja sama dengan pihak ke tiga dalam negeri, dan satu perjanjian dengan pihak ke tiga luar negeri. Pendidikan Beberapa Perguruan tinggi di Yogyakarta; Perguruan tinggi negeri Universitas Gadjah Mada (UGM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPVYK) Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta) Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara Akademi Kulit Kemenperin Poltekes Kemenkes Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), sebelumnya bernama Akademi Agraria Universitas swasta Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Universitas Alma Ata (UAA) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Universitas Islam Indonesia (UII), merupakan universitas swasta tertua di Indonesia Universitas Janabadra (UJB) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Sebelumnya bernama Universitas Wangsa Manggala Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (Unuyo) Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) Universitas Respati Indonesia (UNRIYO) Universitas Sanata Dharma (USD) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) Universitas Widya Mataram (UWM) Universitas Proklamasi 45 (UP45) Institut Pertanian STIPER (Instiper) Institut Sains & Teknologi Akprind (IST Akprind) Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), sebelumnya bernama STTNAS (Sekolah Tinggi Teknologi Nasional) Yogyakarta Sekolah tinggi STIE SBI STIE YKPN STMIK Akakom STMIK AMIKOM Yogyakarta (dulu AMIKOM) Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta (STP AMPTA) Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta (STiPRAM) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (STTA) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD) Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD Visi Indonesia), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani Yogyakarta Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM)YKPN Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Akademi dan politeknik AA YKPN POLISENI POLTEKKES AKPER Notokusumo Akademi Kebidanan Yogyakarta Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta Akademi Pertanian Yogyakarta Pariwisata Wisata candi Candi Prambanan Candi Kalasan Situs Ratu Boko Candi Ijo Candi Abang Candi Gampingan Candi Sari Candi Kedulan Candi Sambisari Candi Sorogedug Candi Kimpulan Candi Gembirowati Candi Klodangan Candi Banyunibo Candi Morangan Candi Risan Candi Palgading Candi Watu Gudhig Candi Dawangsari Candi Miri Candi Keblak Candi Gebang Candi Barong Candi Pringtali Candi Plembutan Situs Mantup Situs Payak Situs Mangir Situs Arca Bugisan Situs Arca Gupolo Situs Gua Sentono Situs Sokoliman Situs Gondangan Situs Bleberan Wisata pantai Area Bantul 1 Pantai Parangtritis Pantai Parangkusumo Pantai Parangendog Pantai Depok Area Bantul 2 Pantai Samas Pantai Pandansari Pantai Goa Cemara Pantai Kuwaru Pantai Baru Pantai Pandansimo Area Gunungkidul 1 Pantai Baron Pantai Kukup Pantai Drini/Pulau Drini Pantai Watukodok Pantai Sepanjang Pantai Krakal Pantai Sadranan Pantai Sundak Pantai Pulang Sawal Pantai Slili Area Gunungkidul 2 Pantai Pok Tunggal Pantai Sadeng Pantai Ngetun Pantai Timang Pantai Jogan Pantai Nglambor Pantai Siung Pantai Wediombo Pantai Jungwok Area Gunungkidul 3 Pantai Ngobaran Pantai Ngrenehan Pantai Butuh Pantai Gesing Pantai Wohkudu Pantai Grigak Area Kulonprogo Pantai Glagah Indah Pantai Congot Pantai Bugel Pantai Trisik Wisata gua Gua Banteng Gua Banyaksongo Gua Bribin Gua Cemplong Gua Cerme Gua Cikal Gua Dagang Gua Dengok Gua Gebang Gua Gebangtinatar Gua Grengseng Gua Grubug Gua Grubuk Gua Jepang Gua Jlamprong Gua Jomblang Gua Kali Suci Gua Kaligede Gua Kebon Gua Kedokan Gua Kesirat Gua Kiskendo Gua Langse Gua Maria Jatiningsih Gua Mariatritis Gua Ngingrong Gua Ngobaran Gua Ngularan Gua Nogosari Gua Pari Gua Pindul Gua Ploso Gua Rancang Kencono Gua Rancang Gua Selarong Gua Semuluh Gua Seropan Gua Sigolo-golo Gua Sioyot Gua Slisi Gua Sodong Gua Sriti Gua Sumurup Gua Sunan Mas Gua Sundak Gua Tapan Gua Toto Wisata belanja Malioboro Pasar Beringharjo XT Square Kasongan Pasar Seni Gabusan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) Pasar Klithikan Ambarrukmo Plaza Galeria Mall Malioboro Mall Ramai Family Mall (RaFa) Saphir Square Hartono Lifestyle Mall Yogyakarta Sahid Yogya Lifestyle City Jogja City Mall Pasar Ngasem Wisata alam Kaliurang Wanagama Kaliadem Lereng Merapi Tebing Breksi Bukit Teletubbies Kebun Buah Mangunan Hutan Pinus Mangunan Hutan Pinus Pengger Jurang Tembelan Bukit Bego Gardu Pandang Lemah Rubuh Selopamioro Adventure Park Air Terjun Tuwondo Curug Pulosari Air Terjun Sri Gethuk Gunung Nglanggeran Embung Nglanggeran Wisata Alam Kalibiru Puncak Suroloyo Waduk Sermo Lain-lain Kebun Binatang Gembira Loka Istana Air Taman Sari Situs Warungboto Monumen Jogja Kembali Museum Keraton Yogyakarta Museum Sonobudoyo Pemakaman Imogiri Merapi Park The Lost World Castle Kerajinan Kulit Manding Bantul Taman Pintar Yogyakarta (Wisata Edukasi Tengah Kota) Pemakaman Girigondo Sendratari Ramayana Prambanan (merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, diangkat dari kisah Ramayana). Provinsi kembar Prefektur Kyoto, Jepang Negara Bagian California, Amerika Serikat Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan Tyrol, Austria Chiang Mai, Thailand Lihat pula Daftar museum di Yogyakarta Daftar Provinsi Indonesia Kasultanan Yogyakarta Kadipaten Paku Alaman Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Daftar tokoh Yogyakarta Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta Masakan Jawa Sejarah Keistimewaan dan Pemerintahan Provinsi DIY TransJogja Galeri Keterangan Referensi Pranala luar Daerah istimewa di Indonesia Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1950
Dalam pemikiran monoteistik, Tuhan biasanya dipandang sebagai wujud tertinggi, pencipta, dan obyek utama dari iman. Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan, sehingga ada berbagai konsep ketuhanan meliputi teisme, deisme, panteisme, dan lain-lain. Dalam pandangan teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta. Menurut deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, tetapi tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta. Menurut panteisme, Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri. Para cendekiawan menganggap berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan yang berbeda-beda. Yang paling umum, di antaranya adalah Mahatahu (mengetahui segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas), Mahaada (hadir di mana pun), Mahamulia (mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat kekal abadi. Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak berwujud (tanpa materi), memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat direnungkan". Banyak filsuf abad pertengahan dan modern terkemuka yang mengembangkan argumen untuk mendukung dan membantah keberadaan Tuhan. Ada banyak nama untuk menyebut Tuhan, dan nama yang berbeda-beda melekat pada gagasan kultural tentang sosok Tuhan dan sifat-sifat apa yang dimiliki-Nya. Atenisme pada zaman Mesir Kuno, kemungkinan besar merupakan agama monoteistis tertua yang pernah tercatat dalam sejarah yang mengajarkan Tuhan sejati dan pencipta alam semesta, yang disebut Aten. Kalimat "Aku adalah Aku" dalam Alkitab Ibrani, dan "Tetragrammaton" YHVH digunakan sebagai nama Tuhan, sedangkan Yahweh, dan Yehuwa kadang kala digunakan dalam agama Kristen sebagai hasil vokalisasi dari YHWH. Dalam bahasa Arab, nama Allah digunakan, dan karena predominansi Islam di antara para penutur bahasa Arab, maka nama Allah memiliki konotasi dengan kepercayaan dan kebudayaan Islam. Umat muslim mengenal 99 nama suci bagi Allah, sedangkan umat Yahudi biasanya menyebut Tuhan dengan gelar Elohim atau Adonai (nama yang kedua dipercaya oleh sejumlah pakar berasal dari bahasa Mesir Kuno, Aten). Dalam agama Hindu, Brahman biasanya dianggap sebagai Tuhan monistis. Agama-agama lainnya memiliki panggilan untuk Tuhan, di antaranya: Baha dalam agama Baha'i, Waheguru dalam Sikhisme, dan Ahura Mazda dalam Zoroastrianisme. Banyaknya konsep tentang Tuhan dan pertentangan satu sama lain dalam hal sifat, maksud, dan tindakan Tuhan, telah mengarah pada munculnya pemikiran-pemikiran seperti omniteisme, pandeisme, atau filsafat Perennial, yang menganggap adanya satu kebenaran teologis yang mendasari segalanya, yang diamati oleh berbagai agama dalam sudut pandang yang berbeda-beda, maka sesungguhnya agama-agama di dunia menyembah satu Tuhan yang sama, tetapi melalui konsep dan pencitraan mental yang berbeda-beda mengenai-Nya. Etimologi dan terminologi Kata Tuhan dalam bahasa Melayu berasal dari kata tuan. Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah Ensiklopedi Populer Gereja oleh Adolf Heuken SJ (1976). Menurut buku tersebut, arti kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu tuan yang berarti atasan/penguasa/pemilik. Kata "tuan" ditujukan kepada manusia, atau hal-hal lain yang memiliki sifat menguasai, memiliki, atau memelihara. Digunakan pula untuk menyebut seseorang yang memiliki derajat yang lebih tinggi, atau seseorang yang dihormati. Penggunaannya lumrah digunakan bersama-sama dengan disertakan dengan kata lain mengikuti kata "tuan" itu sendiri, dimisalkan pada kata "tuan rumah" atau "tuan tanah" dan lain sebagainya (dalam bahasa Inggris: Lord). Kata ini biasanya digunakan dalam konteks selain keagamaan yang bersifat ketuhanan. Ahli bahasa Remy Sylado menemukan bahwa perubahan kata "tuan" yang bersifat insani, menjadi "Tuhan" yang bersifat ilahi, bermula dari terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu karya Melchior Leijdecker yang terbit pada tahun 1733. Dalam terjemahan sebelumnya, yaitu kitab suci Nasrani bahasa Melayu beraksara Latin terjemahan Brouwerius yang muncul pada tahun 1668, kata yang dalam bahasa Yunaninya, Kyrios, dan sebutan yang diperuntukkan bagi Isa Almasih ini diterjemahkannya menjadi "tuan". Kata yang diterjemahkan oleh Brouwerius sebagai "Tuan"—sama dengan bahasa Portugis Senhor, Prancis Seigneur, Inggris Lord, Belanda Heere—melalui Leijdecker berubah menjadi "Tuhan" dan kemudian, penerjemah Alkitab bahasa Melayu melanjutkan penemuan Leijdecker tersebut. Kini kata Tuhan yang awalnya ditemukan oleh Leijdecker untuk mewakili dua pengertian pelik insani dan ilahi dalam teologi Kristen atas sosok Isa Almasih akhirnya menjadi lema khas dalam bahasa Indonesia. Di dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974), kata Tuhan (dan keluarga katanya, mis. Tuhanku) disebutkan sebanyak 7677 kali dalam 6510 ayat di seluruh protokanonika Perjanjian Lama (Ibrani) dan Perjanjian Baru (Yunani). Kata ini paling sering digunakan untuk menerjemahkan kata (Yunani) dan (Ibrani). Selain itu, khusus untuk menerjemahkan Tetragrammaton YHWH, penerjemah TB dalam edisi cetak menggunakan huruf kapital (smallcaps) , mengikuti tradisi terjemahan yang sudah ada, misalnya dalam Kejadian 2:4, "Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika Allah (YHWH Elohim) menjadikan bumi dan langit, --". (Namun untuk menulis "Adonai YHWH" digunakan "Tuhan ", misalnya dalam Yesaya 61:1, "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,") Dalam bahasa Indonesia modern, kata "Tuhan" pada umumnya dipakai untuk merujuk kepada suatu Dzat abadi dan supernatural. Dalam konteks rumpun agama samawi, kata Tuhan (dengan huruf T besar) hampir selalu mengacu pada Allah, yang diyakini sebagai Dzat yang Maha sempurna, pemilik langit dan bumi yang disembah manusia. Dalam bahasa Arab kata ini sepadan dengan kata rabb. Menurut Ibnu Atsir, Tuhan dan tuan secara bahasa diartikan pemilik, penguasa, pengatur, pembina, pengurus dan pemberi nikmat. Kata Tuhan disebutkan lebih dari 1.000 kali dalam Al-Qur'an,. Dalam monoteisme, biasanya dikatakan bahwa Tuhan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini, misalnya sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, yang keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apa pun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan. Di dalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia, dua konsep atau nama yang berhubungan dengan ketuhanan, yaitu: Tuhan sendiri, dan dewa. Penganut monoteisme biasanya menolak menggunakan kata dewa, karena merujuk kepada entitas-entitas dalam agama politeistis. Meskipun demikian, penggunaan kata dewa pernah digunakan sebelum penggunaan kata Tuhan. Dalam Prasasti Trengganu, prasasti tertua di dalam bahasa Melayu yang ditulis menggunakan huruf Arab (huruf Jawi) menyebut Sang Dewata Mulia Raya. Dewata yang dikenal orang Melayu berasal dari kata devata, sebagai hasil penyebaran agama Hindu-Buddha di Nusantara. Bagaimanapun, pada masa kini, pengertian istilah Tuhan digunakan untuk merujuk Tuhan yang tunggal, sementara dewa dianggap mengandung arti salah satu dari banyak Tuhan sehingga cenderung mengacu kepada politeisme. Selain itu dalam teks terkadang juga digunakan kata "tuhan" dengan huruf kecil (mirip dengan kata "allah" dengan huruf kecil), terutama ketika memperbandingkan antara Tuhan Allah yang esa dengan tuhan (tuan) yang lain, misalnya dalam : "Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; " , dan Konsep tentang Tuhan Konsep ketuhanan telah dikenal sejak manusia ada di dunia. Dasar dari konsep ketuhanan ini ialah adanya sesuatu yang maha gaib. Konsep ketuhanan yang paling awal ialah animisme dan dinamisme. Kedua konsep ini mulai ada sejak zaman manusia purba dan sifatnya sangat sederhana. Segala sesuatu yang sifatnya gaib dikatikan dengan keberadaan Tuhan. Kemudian, konsep ketuhanan berkembang seiring terbentuknya struktur masyarakat pada manusia. Konsep Tuhan ikut berkembang dengan terbentuknya hierarki ketuhanan. Pada masa ini, terbenuklah politeisme yang meyakini bahwa Tuhan tidak tunggal. Dalam konsep ini, Tuhan memiliki keluarga atau masyarakat seperti pada masyarakat manusia. Dari politeisme berkembang konsep ketuhanan lain, yaitu henoteisme. Dalam henotesime, Tuhan diyakini memiliki struktur pemerintahan dengan pemerintah tertinggi oleh Dewa. Perkembangan selanjutnya dari henoteisme memunculkan monoteisme dengan konsep bahwa Tuhan adalah sesuatu yang esa. Tidak ada kesepahaman mengenai konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan dalam agama samawi meliputi definisi monoteistis tentang Tuhan dalam agama Yahudi, pandangan Kristen tentang Tritunggal, dan konsep Tuhan dalam Islam. Agama-agama dharma juga memiliki pandangan berbeda-beda mengenai Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Hindu tergantung pada wilayah, sekte, kasta, dan beragam, mulai dari panenteistis, monoteistis, politeistis, bahkan ateistis. Keberadaan sosok ilahi juga diakui oleh Gautama Buddha, terutama Śakra dan Brahma. Monoteisme dan henoteisme Penganut monoteisme mengklaim bahwa Tuhan hanya ada satu, dan beberapa ajaran monoteistis mengklaim bahwa Tuhan sejati adalah Tuhan yang dipuja oleh semua agama dengan nama yang berbeda-beda. Pandangan bahwa seluruh pemuja Tuhan (dalam agama yang berbeda-beda) sesungguhnya memuja satu Tuhan yang sama—entah disadari atau tidak disadari oleh umat tersebut—terutama diajarkan dalam agama Hindu dan Sikh. Agama samawi atau dikenal juga sebagai rumpun agama abrahamis (karena meyakini Abraham/Ibrahim sebagai nabi) atau agama langit dimaksudkan untuk menunjuk agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Agama-agama ini dikenal sebagai agama monoteistis karena hanya menekankan keberadaan satu Tuhan. Yahudi dan Islam bahkan menolak visualisasi Tuhan karena menurut mereka tidak ada sesuatu yang dapat menyerupai Tuhan. Meskipun serumpun, agama-agama ini menggunakan sebutan/panggilan yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan bahasa dan rentang sejarahnya. Adapun nama yang sering disebutkan yaitu: Yahweh dalam agama Yahudi; Bapa atau Yesus dalam Kristen; Allah dalam Islam. Agama Kristen mengenal konsep Tritunggal, yang maksudnya Tuhan memiliki tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Konsep ini terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini merupakan paham monoteistis yang dipakai sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 M. Kata "Tritunggal" sendiri tidak ada dalam Alkitab. Di dalam ditulis bahwa Tuhan itu Esa. Keesaan ini pada bahasa aslinya (ekhad) adalah "kesatuan dari berbagai satuan". Contohnya, pada ditulis "keduanya (manusia dan istrinya) menjadi satu (ekhad) daging" berarti kesatuan dari 2 manusia. Di Allah menyebut diri-Nya dengan kata ganti "Kita", mengandung kejamakan dalam sifat Tuhan. Pengertiannya adalah satu substansi ketuhanan, tetapi terdiri dari tiga pribadi. Di samping monoteisme yang menolak keberadaan dewa-dewi, ada ajaran henoteisme yang meyakini dan memuja satu Tuhan, tetapi juga meyakini keberadaan dewa-dewi lainnya dan bahkan dapat turut memuja mereka. Variasi istilah tersebut adalah "monoteisme inklusif" dan "politeisme monarkis", dipakai untuk membedakan ragam dari fenomena tersebut. Henoteisme mirip namun kurang eksklusif daripada monolatri (pemujaan satu Tuhan) karena monolator hanya memuja satu Tuhan (menolak keberadaan dewa-dewi untuk disembah), sedangkan penganut henoteisme dapat memuja dewa-dewi dari panteon yang mereka yakini, tergantung keadaan, meskipun biasanya mereka hanya akan memuja satu Tuhan saja sepanjang hidup mereka (kecuali ada konversi tertentu). Dalam beberapa agama, pemilihan Tuhan Mahakuasa dalam kerangka henoteistis dapat saja terjadi, tergantung alasan kultural, geografis, historis, bahkan politis. Teisme, deisme, dan panteisme Teisme pada umumnya mengajarkan bahwa Tuhan ada secara realistis, objektif, dan independen. Tuhan diyakini sebagai pencipta dan pengatur segala hal; mahakuasa dan kekal abadi; personal dan berinteraksi dengan alam semesta melalui pengalaman religius dan doa-doa umat-Nya. Teisme menegaskan bahwa Tuhan sukar dipahami oleh manusia sekaligus kekal selamanya; maka, Tuhan bersifat tak terbatas sekaligus ada untuk mengurus kejadian di dunia. Meski demikian, tidak seluruh penganut teisme mengakui dalil tersebut. Teologi Katolik menyatakan bahwa Tuhan Mahakuasa sehingga tidak akan terikat pada waktu. Banyak penganut teisme percaya bahwa Tuhan Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahapenyayang, meskipun keyakinan ini memicu timbulnya pertanyaan mengenai tanggung jawab Tuhan terhadap adanya kejahatan dan penderitaan di dunia. Beberapa penganut teisme menganggap Tuhan menahan diri meskipun memiliki kuasa, tahu apa yang akan terjadi, dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, menurut teisme terbuka, karena adanya sifat asasi waktu, atribut Mahatahu tidak berarti bahwa Tuhan juga dapat memprediksikan masa depan. "Teisme" kadang kala digunakan untuk mengacu kepada kepercayaan terhadap adanya Tuhan dan dewa/dewi secara umum, contohnya monoteisme dan politeisme. Deisme mengajarkan bahwa Tuhan sukar dipahami oleh akal manusia. Menurut penganut deisme, Tuhan itu ada, tetapi tidak ikut campur dalam urusan kejadian di dunia setelah Ia selesai menciptakan alam semesta. Menurut pandangan ini, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat kemanusiaan, tidak serta-merta menjawab doa umat-Nya dan tidak menunjukkan mukjizat. Secara umum, deisme meyakini bahwa Tuhan memberi kebebasan kepada manusia dan tidak mau tahu mengenai apa yang diperbuat manusia. Dua cabang deisme, pandeisme dan panendeisme mengkombinasikan deisme dengan panteisme dan panenteisme. Pandeisme dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa Tuhan menciptakan alam semesta kemudian mengabaikannya, sebagaimana panteisme menjelaskan asal mula dan maksud keberadaan alam semesta. Panteisme mengajarkan bahwa Tuhan adalah alam semesta dan alam semesta itu Tuhan, sedangkan panenteisme menyatakan bahwa Tuhan meliputi alam semesta, tetapi alam semesta bukanlah Tuhan. Konsep ini merupakan pandangan dalam ajaran Gereja Katolik Liberal, Theosophy, beberapa mazhab agama Hindu, Sikhisme, beberapa divisi Neopaganisme dan Taoisme. Kabbalah, mistisisme Yahudi, melukiskan pandangan Tuhan yang panteistis/panenteistis—yang diterima secara luas oleh aliran Yahudi Hasidik, khususnya dari pendiri mereka, Baal Shem Tov—namun hanya sebagai tambahan terhadap pandangan Yahudi mengenai Tuhan personal, tidak dalam pandangan panteistis murni yang menolak batas-batas persona Tuhan. Konsep ketuhanan lainnya Disteisme, yang terkait dengan teodisi, adalah bentuk teisme yang mengajarkan bahwa Tuhan tidak sepenuhnya baik namun juga tidak sepenuhnya jahat sebagai konsekuensi adanya masalah kejahatan. Salah satu contoh aplikasi pandangan ini berasal dari kisah karya Dostoevsky, Karamazov Bersaudara. Pada masa kini, beberapa konsep yang lebih abstrak telah dikembangkan, misalnya teologi proses dan teisme terbuka. Filsuf Prancis kontemporer Michel Henry menyatakan suatu pendekatan fenomenologi dan pengertian Tuhan sebagai esensi fenomenologis dari kehidupan. Tuhan juga diyakini sebagai zat yang tak berwujud, sesuatu yang berkepribadian, sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat direnungkan". Atribut-atribut tersebut diakui oleh teolog Yahudi, Kristen awal, dan muslim, yang terkemuka di antaranya adalah: Maimonides, Agustinus dari Hippo, dan Al-Ghazali. Keberadaan Tuhan Ada banyak persoalan filosofis mengenai keberadaan Tuhan. Beberapa definisi Tuhan tidak bersifat spesifik, sementara yang lainnya menguraikan sifat-sifat yang saling bertentangan. Argumen tentang keberadaan Tuhan pada umumnya meliputi tipe metafisis, empiris, induktif, dan subjektif, sementara yang lainnya berkutat pada teori evolusioner, aturan, dan kompleksitas di dunia. Pendapat yang menentang keberadaan Tuhan pada umumnya meliputi tipe empiris, deduktif, dan induktif. Ada banyak pendapat yang dikemukakan dalam usaha pembuktian keberadaan Tuhan. Beberapa pendapat terkemuka adalah Quinque viae, argumen dari keinginan yang dikemukakan oleh C.S. Lewis, dan argumen ontologis yang dikemukakan oleh St. Anselmus dan Descartes. Bukti-bukti tersebut diperdebatkan dengan sengit, bahkan di antara para penganut teisme sekalipun. Beberapa di antaranya, misalnya argumen ontologis, masih sangat kontroversial di kalangan penganut teisme. Aquinas menulis risalah tentang Tuhan untuk menyangkal bukti-bukti yang diajukan Anselmus. Pendekatan yang dilakukan Anselmus adalah untuk mendefinisikan Tuhan sebagai "tidak ada yang lebih besar daripada-Nya untuk bisa direnungkan". Filsuf panteis Baruch Spinoza membawa gagasan tersebut lebih ekstrem: "Melalui Tuhan aku memahami sesuatu yang mutlak tak terbatas, yaitu, suatu zat yang mengandung atribut-atribut tak terbatas, masing-masing menyiratkan esensi yang kekal dan tidak terbatas". Bagi Spinoza, seluruh alam semesta terbuat dari satu zat, yaitu Tuhan, atau padanannya, yaitu alam. Bukti keberadaan Tuhan yang diajukannya merupakan variasi dari argumen ontologis. Fisikawan kondang, Stephen Hawking, dan penulis Leonard Mlodinow menyatakan dalam buku mereka, The Grand Design, bahwa merupakan hal yang wajar untuk mencari tahu siapa atau apa yang membentuk alam semesta, tetapi bila jawabannya adalah Tuhan, maka pertanyaannya berbalik menjadi siapa atau apa yang menciptakan Tuhan. Terkait pertanyaan ini, lumrah terdengar bahwa ada sesuatu yang tidak diciptakan dan tidak perlu pencipta, dan sesuatu itu disebut Tuhan. Hal ini dikenal sebagai argumen sebab pertama untuk mendukung keberadaan Tuhan. Akan tetapi, kedua penulis tersebut mengklaim bahwa pasti ada jawaban masuk akal secara ilmiah, tanpa mencampur keyakinan tentang hal-hal gaib. Beberapa teolog, misalnya ilmuwan sekaligus teolog A.E. McGrath, berpendapat bahwa keberadaan Tuhan bukanlah pertanyaan yang bisa dijawab dengan metode ilmiah. Agnostik Stephen Jay Gould berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak bertentangan dan tidak saling menjatuhkan. Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari berbagai argumen yang mendukung dan menentang keberadaan Tuhan adalah: "Tuhan tidak ada" (ateisme kuat); "Tuhan hampir tidak ada" (ateisme de facto); "tidak jelas apakah Tuhan ada atau tidak" (agnostisisme); "Tuhan ada, tetapi tidak bisa dibuktikan atau dibantah (teisme lemah); dan "Tuhan ada dan dapat dibuktikan" (teisme kuat). Tuhan dalam sudut pandang nonteistis Menurut ajaran nonteisme, alam semesta dapat dijelaskan tanpa mengungkit hal-hal gaib atau sesuatu yang tak teramati. Beberapa nonteis menghindari konsep ketuhanan, sementara menurut yang lain, hal itu amat penting; nonteis lainnya memandang sosok Tuhan sebagai simbol nilai-nilai dan aspirasi manusia. Ateis asal Inggris, Charles Bradlaugh menyatakan bahwa ia menolak untuk berkata "Tuhan itu tidak ada", karena kata 'Tuhan' sendiri terdengar sebagai ungkapan untuk maksud yang tidak jelas atau tak nyata; secara lebih spesifik, ia berkata bahwa ia tidak meyakini Tuhan menurut agama Kristen. Stephen Jay Gould melakukan pendekatan dengan membagi dunia filosofi menjadi "non-overlapping magisteria" (NOMA). Menurut pandangan tersebut, pertanyaan seputar hal-hal gaib/supernatural, seperti halnya keberadaan dan sifat-sifat Tuhan, bersifat non-empiris dan lebih layak diulas dalam bidang teologi. Metode ilmiah seyogianya dipakai untuk menjawab pertanyaan mengenai dunia nyata, dan teologi dipakai untuk menjawab pertanyaan tentang tujuan sejati dan nilai-nilai moral. Menurut pandangan ini, kurangnya bukti empiris tentang kekuatan supernatural terhadap kejadian alam, menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi pilihan pokok dalam menjelaskan fenomena di dunia. Menurut pandangan lainnya, yang dikembangkan oleh Richard Dawkins, dinyatakan bahwa keberadaan Tuhan adalah pertanyaan empiris, dengan alasan bahwa "alam semesta dengan tuhan akan sungguh berbeda dengan yang tanpa tuhan, dan itu tentu merupakan perbedaan ilmiah." Carl Sagan berpendapat bahwa doktrin Pencipta Alam Semesta sulit dibuktikan maupun dibantahkan, dan penemuan ilmiah yang dapat menyangkal keberadaan Sang Pencipta tentu menjadi penemuan bahwa usia alam semesta tidak terbatas. Tuhan antropomorfis Pascal Boyer berpendapat bahwa dalam dunia yang dipenuhi oleh berbagai konsep seputar hal gaib yang berbeda-beda, secara umum, makhluk gaib tersebut cenderung bertindak selayaknya manusia. Penggambaran dewa-dewi dan makhluk gaib lainnya selayaknya manusia adalah ciri yang mudah dikenali dari suatu agama. Sebagai contoh, mitologi Yunani, yang menurutnya cenderung menyerupai opera sabun masa kini daripada suatu sistem kepercayaan. Bertrand du Castel dan Timothy Jurgensen mendemonstrasikan melalui formalisasi bahwa penjelasan Boyer cocok dengan epistemologi fisika dalam memosisikan entitas yang diamati sebagai intermedian tidak secara langsung. Antropolog Stewart Guthrie berpendapat bahwa masyarakat memproyeksikan ciri manusia kepada aspek-aspek non-manusia di dunia karena itu akan membuat aspek-aspek tersebut lebih familier. Sigmund Freud juga menyatakan bahwa konsep ketuhanan adalah proyeksi sosok ayah bagi seseorang. Émile Durkheim adalah salah seorang pertama yang menyatakan bahwa tuhan merepresentasikan ekstensi kehidupan sosial manusia untuk memasukkan unsur-unsur gaib. Mengimbangi pernyataan tersebut, psikolog Matt Rossano berpendapat bahwa ketika manusia mulai hidup dalam kelompok-kelompok yang lebih besar, mereka menciptakan sosok tuhan sebagai penegakan atas moralitas. Dalam kelompok yang lebih kecil, moralitas dapat dijaga dengan kekuatan sosial seperti penyebaran gosip atau penjagaan nama baik. Akan tetapi, lebih sulit untuk menjaga moralitas dalam kelompok besar dengan menggunakan kekuatan sosial. Rossano menyatakan bahwa dengan menambahkan kepercayaan akan tuhan dan makhluk gaib yang mahatahu, maka manusia menemukan strategi efektif untuk mengendalikan keegoisan dan membangun kelompok yang lebih kooperatif. Persentase kepercayaan akan Tuhan Sampai tahun 2000, sekitar 53% populasi dunia teridentifikasi sebagai penganut salah satu dari tiga agama samawi terbesar (33% Kristen, 20% Islam, <1% Yahudi), 6% Buddhis, 13% umat Hindu, 6% penganut kepercayaan tradisional Tionghoa, 7% penganut agama lainnya, dan kurang dari 15% mengaku tak beragama. Kebanyakan agama yang dianut mengandung kepercayaan akan Tuhan, roh, dewa-dewi, dan makhluk gaib. Agama samawi selain Kristen, Islam, dan Yahudi meliputi agama Baha'i, Samaritanisme, Gerakan Rastafari, Yazidisme, dan Gereja Unifikasi. Peran pada kemanusiaan Pemikiran mengenai peran Tuhan dalam keberadaan manusia di alam semesta telah dikembangkan oleh Giovanni Pico della Mirandola dan Marsilio Ficino. Pico meyakini bahwa Tuhan telah memberikan kesadaran kepada manusia mengenai hakikat keberadaannya di alam semesta sebagai ketetapanNya. Berdasarkan kesadaran ini, manusia memiliki tanggung jawab atas kehidupan yang diberikan kepadanya oleh Tuhan. Sedangkan Ficino berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk rasional. Tuhan berperan membimbing manusia di dalam kehidupannya. Tanpa keberadaan Tuhan, manusia tidak dapat melakukan perbaikan apapun pada dirinya sendiri. Lihat pula Agama Ateisme Dewa Mistisisme Tuhan dalam agama Buddha Lord Referensi Pranala luar Konsep Tuhan dalam agama Yahudi Konsep Tuhan dalam Kekristenan Konsep Tuhan dalam Islam Konsep Tuhan dalam agama Hindu Konsep Tuhan menurut agama Buddha klasik Pandangan mistis tentang Tuhan Hubungan antara Tuhan dengan jagat raya Agama Kepercayaan Filsafat Istilah agama
Elizabeth II (Elizabeth Alexandra Mary, ) adalah ratu monarki konstitusional dari 16 negara berdaulat (dikenal sebagai Alam Persemakmuran) dan teritori beserta dependensinya, serta ketua dari 54 anggota Negara-Negara Persemakmuran, sejak penobatannya pada tahun 1952 sampai kematiannya pada tahun 2022. Semasa hidupnya, Ratu Elizabeth II juga merupakan Gubernur Agung Gereja Inggris. Setelah naik takhta pada tanggal 6 Februari 1952, Ratu Elizabeth menjadi Ketua Persemakmuran sekaligus ratu dari tujuh Alam Persemakmuran (Commonwealth Realms) merdeka, yaitu: Britania Raya, Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Pakistan dan Sri Lanka. Dari tahun 1956 sampai 1992, jumlah Alam Persemakmurannya bervariasi dan beberapa wilayah merdeka bertransformasi menjadi negara republik. Selain empat negara pertama yang disebut di atas, Elizabeth juga merupakan Ratu dari Jamaika, Bahama, Grenada, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Belize, Antigua dan Barbuda, serta Saint Kitts dan Nevis. Masa pemerintahannya selama tahun merupakan masa pemerintahan terlama dalam sejarah Monarki Britania Raya serta pemimpin monarki kedua di dunia dengan masa kekuasaan terlama, melampaui masa pemerintahan nenek buyutnya, Ratu Victoria, yang memerintah selama 63 tahun. Dia merupakan pemimpin monarki Britania Raya paling berpengaruh dalam 150 tahun terakhir. Elizabeth lahir di London dan menempuh pendidikan secara privat. Ayahnya naik takhta menjadi George VI pada tahun 1936 setelah pamannya, Edward VIII, melepaskan takhtanya, dan secara tidak terduga Elizabeth menjadi penerus takhta berikutnya. Elizabeth mulai menjalankan tugas sosialnya selama terjadinya Perang Dunia II dengan bertugas di palang merah. Pada tahun 1947, ia menikah dengan Pangeran Philip, Adipati Edinburgh, dan kemudian dikaruniai empat orang anak, yaitu Charles, Anne, Andrew, dan Edward. Upacara penobatannya dilaksanakan pada tahun 1953 dan merupakan upacara penobatan pertama yang disiarkan melalui televisi. Ratu Elizabeth sudah melakukan berbagai pertemuan dan kunjungan kenegaraan bersejarah, termasuk kunjungan kenegaraan ke Republik Irlandia dan kunjungan timbal balik dari dan ke Paus Katolik Roma. Ratu Elizabeth juga telah menjadi saksi hidup atas berbagai perubahan besar yang terjadi dalam konstitusi Alam Persemakmurannya, seperti devolusi di Britania Raya, dan pemisahan konstitusi Kanada. Sedangkan secara personal, Ratu juga telah menyaksikan berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam monarkinya, termasuk kelahiran dan pernikahan anak serta cucunya, upacara penobatan Pangeran Wales, dan perayaan Yubileum perak, emas, dan berliannya pada tahun 1977, 2002, dan 2012. Berbagai peristiwa bersejarah juga terjadi selama masa pemerintahan Ratu Elizabeth, baik di Britania Raya maupun Alam Persemakmurannya, di antaranya peristiwa Perang Dingin, the Troubles di Irlandia Utara, Perang Falkland, dan Perang Afganistan. Ada juga saat-saat duka yang dilaluinya, termasuk kematian ayahandanya pada usia 56 tahun, pembunuhan paman Pangeran Philip, kehancuran rumah tangga putra-putrinya pada tahun 1992, kematian menantunya, Diana, Putri Wales pada tahun 1997, serta kematian ibu dan adiknya pada tahun 2002. Ratu Elizabeth dan keluarga kerajaannya sering kali menerima berbagai kritikan dan kecaman dari media massa dan tokoh-tokoh prorepublik, namun popularitas pribadi dan dukungan yang mengalir untuk kerajaan tetap tinggi. Kehidupan awal Elizabeth adalah anak pertama dari Pangeran Albert, Adipati York (kemudian menjadi Raja George VI), dan istrinya, Elizabeth Angela Marguerite Bowes-Lyon (kemudian lebih dikenal sebagai Ratu Elizabeth, Ibu Suri). Ayahnya adalah anak kedua dari Raja George V dan Ratu Mary. Sedangkan ibunya adalah putri bungsu dari bangsawan Skotlandia bernama Claude Bowes-Lyon. Elizabeth dilahirkan melalui operasi sesar pada pukul 02.40 (GMT) tanggal 21 April 1926 di kediaman kakeknya di 17 Bruton Street, Mayfair, London. Elizabeth dibaptis oleh Uskup Agung Anglikan York bernama Cosmo Gordon Lang di sebuah kapel pribadi di Istana Buckingham pada tanggal 29 Mei 1926, dan dinamai Elizabeth Alexandra Mary; Elizabeth diturunkan dari nama ibundanya, Alexandra diturunkan dari nama ibu Raja George V, Alexandra dari Denmark, yang meninggal dunia enam bulan sebelumnya, sedangkan Mary adalah nama neneknya dari pihak ayah. Keluarga dekatnya memanggil Elizabeth dengan sebutan "Lilibet". Raja George V sangat menyayangi cucunya. Saat Raja mengidap penyakit serius pada tahun 1929, dilaporkan bahwa kunjungan rutin dari Elizabeth turut membantu menumbuhkan semangat dan mempercepat proses kesembuhan sang Raja. Elizabeth memiliki seorang saudara perempuan, yaitu Putri Margaret, yang usianya empat tahun lebih muda dari usianya. Keduanya dididik secara privat di rumah dengan pengawasan dari ibu dan pengasuh mereka, Marion Crawford atau "Crawfie". Pelajaran yang diajarkan pada mereka berdua adalah sejarah, bahasa, sastra, dan musik. Untuk menggambarkan kehidupan keluarga kerajaan, pada tahun 1950 Crawford menerbitkan sebuah biografi masa kecil Elizabeth dan Margaret yang berjudul The Little Princesses. Buku ini menggambarkan Elizabeth kecil yang mencintai kuda dan anjing, serta bersikap tertib dan bertanggungjawab. Winston Churchill menggambarkan Elizabeth saat berusia dua tahun sebagai "sebuah karakter yang memantulkan keajaiban dari sosok seorang bayi." Sepupunya, Margaret Rhodes menggambarkan Elizabeth kecil sebagai "seorang gadis kecil yang periang, tetapi pada dasarnya bijaksana dan berperilaku baik". Putri mahkota Sebagai cucu dari Raja Britania Raya, gelar Elizabeth setelah kelahirannya adalah Her Royal Highness Princess Elizabeth of York (Yang Mulia Putri Elizabeth dari York). Elizabeth berada di posisi ketiga dalam garis penerus takhta setelah pamannya, Edward, Pangeran Wales, dan ayahnya, Adipati York. Meskipun kelahirannya telah menarik perhatian publik, Elizabeth tidak diunggulkan untuk menjadi ratu karena Pangeran Wales masih muda, dan banyak yang menduga kalau Pangeran Wales akan menikah dan memiliki penerus sendiri. Pada tahun 1936, setelah kakeknya, Raja George V meninggal dunia, pamannya Edward VIII naik takhta menjadi raja. Posisi Elizabeth-pun bergeser menjadi orang kedua di garis takhta setelah ayahnya. Kemudian, masih pada tahun yang sama, tanpa diduga Edward turun takhta karena berniat menikahi Wallis Simpson, seorang sosialita yang berstatus janda. Tindakan Edward ini memicu krisis konstitusional di lingkungan kerajaan. Ayahanda Elizabeth kemudian naik takhta menjadi raja dan Elizabeth otomatis menjadi putri mahkota atau penerus takhta berikutnya dengan gelar Her Royal Highness The Princess Elizabeth. Namun, jika kemudian orang tuanya memiliki putra, maka saudara laki-lakinya akan menjadi putra mahkota dan Elizabeth akan kehilangan posisinya sebagai penerus takhta berikutnya. Elizabeth menerima beasiswa pribadi dari Eton College, dan kemudian mulai mempelajari bahasa Prancis. Sebuah lembaga Pandu Putri bernama 1st Buckingham Palace Company khusus dibentuk dengan tujuan agar Elizabeth bisa bersosialisasi dengan gadis-gadis seusianya. Setelah itu, Elizabeth sempat terdaftar sebagai anggota kepanduan Sea Ranger pada tahun 1937. Pada tahun 1939, orang tua Elizabeth melakukan kunjungan kenegaraan ke Kanada dan Amerika Serikat. Sebelumnya, pada tahun 1927 orang tuanya juga melakukan kunjungan ke Australia dan Selandia Baru, namun Elizabeth tetap di Inggris. Ayahnya berpikir bahwa dia terlalu muda untuk melakukan kunjungan publik. Elizabeth "tampak menangis" saat ayahnya pergi. Selama kunjungan, ia dan ayahnya tetap berhubungan secara teratur. Pada tanggal 18 Mei 1939, Elizabeth dan ayahnya melakukan panggilan telepon kerajaan trans-atlantik untuk pertama kalinya. Perang Dunia II Pada bulan September 1939, Britania Raya memasuki Perang Dunia II yang berlangsung sampai tahun 1945. Selama periode ini, ketika London berulang kali diserang dan di bom oleh Jerman, banyak anak-anak di London yang dievakuasi. Seorang politisi senior bernama Lord Hailsham menyarankan agar kedua putri harus dievakuasi ke Kanada. Namun saran ini ditolak oleh ibu Elizabeth, yang menyatakan bahwa "Anak-anak tidak akan pergi tanpa saya. Saya tidak akan pergi tanpa Raja. Dan Raja tidak akan pernah meninggalkan Inggris". Putri Elizabeth dan Margaret tinggal di Istana Balmoral, Skotlandia, hingga hari Natal tahun 1939, kemudian mereka pindah ke Sandringham House di Norfolk. Dari bulan Februari hingga bulan Mei 1940, mereka tinggal di Royal Lodge, Windsor, setelah itu pindah lagi ke Kastel Windsor. Di tempat terakhir inilah kedua putri menetap selama lima tahun berikutnya. Di Windsor, kedua putri ikut berpartisipasi dalam pementasan pantomim pada hari Natal dalam rangka menggalang dana untuk memproduksi pakaian militer. Pada tahun 1940, Elizabeth yang pada saat itu berusia 14 tahun melakukan siaran radio pertamanya dalam program BBC, Children's Hour. Dalam program tersebut, Elizabeth menyalami dan menghibur anak-anak lain yang telah di evakuasi dari kota. Dia menyatakan: Pada tahun 1943, saat berusia 16 tahun, Elizabeth melakukan penampilan publik solo pertamanya saat mengunjungi Pasukan Pengawal Grenadier. Saat ia mendekati ulang tahun ke-18, hukum berubah sehingga dia bisa bertindak sebagai salah satu dari lima Konselor Negara yang mewakili Britania Raya jika ayahnya tidak mampu atau sedang melakukan kunjungan luar negeri, seperti saat ayahnya berkunjung ke Italia pada bulan Juli 1944. Pada bulan Februari 1945, Elizabeth bergabung dengan Women's Auxiliary Territorial Service sebagai Subaltern kehormatan dengan nomor layanan 230873. Dia dilatih menjadi sopir dan mekanik dan dipromosikan menjadi Komandan Junior kehormatan lima bulan kemudian. Ketika perang berakhir di Eropa, saat perayaan kemenangan di Britania Raya, Putri Elizabeth dan Putri Margaret berbaur secara anonim bersama kerumunan massa dalam perayaan di jalan-jalan kota London. Elizabeth kemudian mengatakan dalam sebuah wawancara yang jarang terjadi, "Kami bertanya pada orang tua kami apakah kami bisa keluar dan melihat perayaan. Saya ingat mereka takut kalau nanti kami akan dikenali ... Saya ingat barisan orang-orang tak dikenal yang saling menautkan lengan dan berjalan menyusuri Whitehall, kami semua hanya menyatu bersama gelombang kebahagiaan dan kelegaan. Selama perang, beberapa usulan diajukan oleh pemerintah untuk memadamkan nasionalisme yang merebak di Wales dengan cara mendekatkan Elizabeth dengan rakyat Wales. Usulan ini termasuk menjadikan Elizabeth sebagai juru kunci Kastel Caernarvon, posisi yang pada saat itu dijabat oleh David Lloyd George. Menteri Dalam Negeri Herbert Morrison mengusulkan rencana lain, yaitu agar menjadikan Elizabeth sebagai pelindung Urdd Gobaith Cymru (Persatuan Pemuda Wales). Para politisi Wales mengusulkan agar Elizabeth dinobatkan sebagai Putri Wales pada saat ulang tahunnya yang ke-18. Namun ide-ide ini pada akhirnya ditinggalkan karena berbagai alasan, termasuk adanya ketakutan untuk mempersatukan Elizabeth dengan para penentang di Urdd, apalagi saat itu Britania Raya sedang menghadapi peperangan. Tahun 1946, Elizabeth dilantik menjadi Wales Gorsedd of Bards di Eisteddfod Nasional Wales. Pada tahun 1947, Putri Elizabeth melakukan kunjungan luar negeri pertamanya saat menemani orang tuanya melakukan kunjungan kenegaraan ke Afrika Selatan. Selama kunjungan, dalam siarannya untuk Negara-Negara Persemakmuran pada hari ulangnya yang ke-21, Elizabeth membuat janji sebagai berikut: Pernikahan Elizabeth bertemu dengan calon suaminya, Pangeran Philip dari Yunani dan Denmark pada tahun 1934 dan 1937. Mereka berdua merupakan sepupu dalam garis kedua berdasarkan silsilah Raja Christian IX dari Denmark dan sepupu ketiga dalam garis Ratu Victoria. Setelah pertemuan lainnya di Sekolah Angkatan Laut Britania Raya di Dartmouth pada bulan Juli 1939, Elizabeth yang pada saat itu masih berusia 13 tahun mengungkapkan bahwa ia jatuh cinta pada Pangeran Philip dan kemudian mereka berdua mulai berkirim surat. Pertunangan mereka diumumkan secara resmi pada tanggal 9 Juli 1947. Pertunangan mereka ini diiringi oleh mencuatnya berbagai kontroversi: Philip tidak memiliki dasar keuangan yang memadai dan merupakan seorang kelahiran asing (meskipun ia pernah bertugas di Royal Navy selama Perang Dunia Kedua). Philip juga memiliki saudara perempuan yang telah menikah dengan seorang bangsawan Jerman Nazi. Marion Crawford menulis: "Beberapa penasehat Raja berpikir bahwa dia [Philip] tidak cukup baik untuk Elizabeth. Dia adalah seorang pangeran tanpa rumah atau kerajaan. Beberapa penasehat juga mempermasalahkan status Philip yang merupakan seorang kelahiran asing." Dalam biografinya di kemudian hari, dilaporkan bahwa Sri Ratu Elizabeth Bowes pada awalnya menentang pertunangan ini, bahkan ia menyebut Philip dengan sebutan "dia". Namun, Sri Ratu mengatakan kepada penulis biografinya, Tim Heald, bahwa Philip adalah "seorang pria Inggris". Sebelum pernikahan dilangsungkan, Philip menanggalkan gelar Yunani dan Denmark nya, pindah agama dari Ortodoks Yunani menjadi Anglikan, serta mengganti gelarnya menjadi "Letnan Philip Mountbatten", mengadopsi nama keluarga Inggris pihak ibunya. Tepat sebelum pernikahan, Philip dinobatkan menjadi Adipati Edinburgh, dengan gelar His Royal Highness (Yang Mulia). Elizabeth dan Philip menikah pada tanggal 20 November 1947 di Westminster Abbey. Mereka berdua menerima 2500 hadiah pernikahan dari para tamu dan undangan di seluruh dunia. Karena Britania Raya belum sepenuhnya pulih dari kehancuran pasca perang dunia, Elizabeth menggunakan kupon rangsum untuk membeli bahan gaunnya, yang dirancang oleh Norman Hartnell. Pasca-perang, keluarga kerajaan tidak diperkenankan menjalin hubungan apapun dengan Jerman. Begitu juga dengan Philip yang memiliki tiga saudara perempuan di Jerman, saudara-saudaranya tersebut selanjutnya diketahui tidak diundang ke pernikahannya. Selain itu, Adipati Windsor (sebelumnya Raja Edward VIII) juga tidak diundang ke pesta pernikahan Elizabeth dan Philip. Elizabeth melahirkan anak pertamanya, Pangeran Charles, pada tanggal 14 November 1948. Satu bulan sebelumnya, Raja telah mengeluarkan surat paten yang mengizinkan putra dan putri Elizabeth untuk menggunakan gelar pangeran atau putri kerajaan meskipun Elizabeth belum naik takhta. Anak kedua mereka, Putri Anne, lahir pada tahun 1950. Setelah pernikahan mereka, pasangan ini menyewa Windlesham Moor di dekat Istana Windsor, dan menetap di sana hingga tanggal 4 Juli 1949. Setelah itu, mereka pindah ke Clarence House di London. Antara tahun 1949 sampai 1951, Adipati Edinburgh ditugaskan di Protektorat Britania di Malta sebagai perwira Angkatan Laut yang melayani Royal Navy. Dia dan Elizabeth menetap selama beberapa bulan di sebuah villa milik paman Philip di Gwardamanġia, Malta, sedangkan anak-anak tetap tinggal di Inggris. Pemerintahan Naik takhta dan penobatan Pada tahun 1951, kesehatan Raja George VI menurun dan Elizabeth sering diutus untuk mewakilinya dalam acara-acara publik. Ketika dia melakukan kunjungan ke Kanada dan mengunjungi Presiden Truman di Washington, D.C. pada bulan Oktober 1951, sekretaris pribadinya, Martin Charteris, membawa surat perintah deklarasi naik tahta untuk digunakan jika Raja meninggal ketika dia sedang melakukan kunjungan. Pada awal tahun 1952, Elizabeth dan Philip berangkat untuk melakukan kunjungan ke Australia, Selandia Baru, dan Kenya. Pada tanggal 6 Februari 1952, mereka berdua baru saja sampai di kediaman mereka di Kenya saat Philip diberitahu kabar mengenai kematian Raja. Philip kemudian menyampaikan kabar tersebut kepada istrinya. Martin Charteris meminta Elizabeth untuk memilih nama penyandang kekuasaan yang ingin dipakainya, namun dia memutuskan untuk tetap menggunakan nama Elizabeth, atau lebih tepatnya, Elizabeth II. Elizabeth langsung diproklamasikan sebagai ratu Britania Raya dan seluruh alam Persemakmuran pada saat itu juga dan setelah itu dia langsung kembali ke Inggris. Setelah menjadi Ratu, ia dan Adipati Edinburgh kemudian pindah ke Istana Buckingham. Dengan naik takhtanya Elizabeth, ada kemungkinan bahwa wangsa kerajaan akan menggunakan nama suaminya; menjadi Wangsa Mountbatten, sejalan dengan kebiasaan seorang istri yang menggunakan nama keluarga suaminya setelah menikah. Nenek Elizabeth, Ratu Mary, dan Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill, menyarankan untuk tetap mempertahankan nama Wangsa Windsor, dan usul ini diterima. Namun Adipati Edinburgh mengeluh: "Saya satu-satunya orang di negara ini yang tidak diperbolehkan untuk mewariskan namanya kepada anak-anaknya sendiri." Pada tahun 1960, setelah kematian Ratu Mary pada tahun 1953 dan pengunduran diri Churchill pada tahun 1955, nama keluarga Mountbatten-Windsor diadopsi untuk keturunan laki-laki Philip dan Elizabeth yang tidak dianugerahi gelar kerajaan. Di tengah persiapan penobatan, Putri Margaret memberitahu kakaknya bahwa dia ingin menikahi Peter Townsend, seorang duda dua anak yang usianya 16 tahun lebih tua dari Margaret, namun Ratu memintanya untuk menunggu selama satu tahun. Martin Charteris mengungkapkan, "Ratu sebenarnya bersimpatik terhadap Putri Margaret, tapi menurut saya Ratu berpikir—atau berharap—jika diberi waktu, maka skandal itu akan mereda dengan sendirinya." Para politisi senior menentang pernikahan itu dan Gereja Inggris juga tidak mengizinkan pernikahan setelah perceraian. Jika Putri Margaret tetap memaksa menikah, maka ia akan tersingkir dari garis pewaris takhta, sama seperti kasus Edward VIII. Pada akhirnya, Putri memutuskan untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Townsend. Pada tahun 1960, Margaret menikah dengan Antony Armstrong-Jones, yang kemudian bergelar Pangeran Snowdon. Mereka bercerai pada tahun 1978 dan setelah itu Putri Margaret tidak menikah lagi. Meskipun Kerajaan Britania Raya dilanda kesedihan dengan meninggalnya Ratu Mary pada tanggal 24 Maret, upacara penobatan Ratu Elizabeth tetap dilangsungkan pada tanggal 2 Juni 1953. Upacara digelar di Westminster Abbey, kecuali untuk sesi Perminyakan dan Perjamuan Kudus. Upacara ini juga menjadi upacara penobatan kerajaan yang pertama kalinya disiarkan melalui televisi. Gaun penobatan Ratu Elizabeth dirancang oleh Norman Hartnel dan dibordir dengan lambang dari Negara-Negara Persemakmuran: mawar Tudor Inggris, kardo Skotlandia, bawang perai Wales, shamrock Irlandia, pial Australia, daun mapel Kanada, pakis perak Selandia Baru, protea Afrika Selatan, bunga seroja untuk India dan Sri Lanka, serta gandum, kapas, dan rami untuk Pakistan. Keberlangsungan persemakmuran Sepanjang hidupnya, Ratu telah menyaksikan proses transformasi negara-negara jajahan Britania Raya dari Imperium Britania menjadi Negara-Negara Persemakmuran. Pada saat ia naik takhta pada tahun 1952, peran Ratu sebagai kepala negara dari beberapa negara-negara merdeka sudah terbentuk dengan sendirinya. Dalam rentang tahun 1953-1954, Ratu dan suaminya memulai kunjungan kenegaraan selama enam bulan ke berbagai negara di dunia. Ia menjadi kepala monarki pertama yang mengunjungi Australia dan Selandia Baru. Selama kunjungan, kerumunan massa yang sangat ramai menyambut kedatangan Ratu, sekitar tiga perempat dari populasi Australia diperkirakan ikut menyambut kedatangan Ratu Elizabeth pada saat itu. Sepanjang pemerintahannya, Ratu Elizabeth telah melakukan berbagai kunjungan kenegaraan ke berbagai negara Persemakmuran ataupun non-Persemakmuran dan dia tercatat sebagai kepala negara yang paling sering bepergian dalam sejarah. Pada tahun 1956, Perdana Menteri Prancis Guy Mollet dan Perdana Menteri Britania Raya Sir Anthony Eden membahas kemungkinan Prancis untuk bergabung dengan Persemakmuran. Namun usulan tersebut tidak pernah diterima, dan pada tahun berikutnya, Prancis menandatangani Perjanjian Roma sebagai dasar pendirian Masyarakat Ekonomi Eropa, pendahulu dari Uni Eropa. Pada bulan November 1956, Britania Raya dan Prancis menginvasi Mesir dalam upaya untuk mengambil alih Terusan Suez, namun upaya ini berakhir dengan kegagalan. Lord Mountbatten mengklaim bahwa Ratu menentang invasi ini, meskipun Eden menyangkalnya. Eden mengundurkan diri dua bulan kemudian. Tidak adanya mekanisme formal dalam Partai Konservatif untuk memilih seorang pemimpin berarti bahwa setelah pengunduran diri Eden, Ratu berhak untuk memutuskan siapa yang akan menjadi perdana menteri. Eden menganjurkan agar ia berkonsultasi dengan Lord Salisbury, Presiden Agung House of Lords. Lord Salisbury dan Lord Kilmuir (Konselor Agung) kemudian berkonsultasi dengan Kabinet Britania, Winston Churchill, dan Ketua Komite 1922. Sebagai hasilnya, Ratu menyetujui calon perdana menteri yang mereka rekomendasikan: Harold Macmillan. Krisis Suez dan terpilihnya pengganti Eden pada tahun 1957 telah menuai berbagai kritik atas kepemimpinan Ratu Elizabeth. Dalam sebuah majalah yang dimiliki oleh Lord Altrincham, ia menuduh Ratu telah "keluar batas". Altrincham kemudian dikecam dan diserang secara fisik oleh masyarakat yang tidak suka atas komentarnya. Enam tahun kemudian, Macmillan mengundurkan diri pada tahun 1963 dan menyarankan agar Ratu menunjuk Earl of Home sebagai perdana menteri, dan sarannya ini diikuti. Atas tindakannya ini, Ratu sekali lagi menerima berbagai kritikan karena menunjuk perdana menteri atas saran dari sejumlah kecil, atau seorang menteri. Pada tahun 1965, Partai Konservatif menetapkan mekanisme formal untuk memilih perdana menteri, sehingga mengurangi keterlibatan ratu dalam Kabinet. Pada tahun 1957, Ratu Elizabeth II melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat. Dalam kunjungan tersebut, Ratu berpidato dalam Majelis Umum PBB atas nama Persemakmuran. Dalam kunjungan yang sama, Ratu meresmikan Parlemen Kanada ke-23, yang merupakan pemerintahan monarki Kanada pertama yang memiliki Parlemen. Dua tahun kemudian, Elizabeth sekali lagi mengunjungi Kanada dan Amerika Serikat, meskipun pada saat itu Ratu sedang mengandung anak ketiganya. Pada tahun 1961, dia mengunjungi Siprus, India, Pakistan, Nepal, dan Iran. Dalam kunjungannya ke Ghana pada tahun yang sama, Ratu menepis kekhawatiran akan keselamatannya, meskipun Presiden Kwame Nkrumah, yang menggantikan posisinya sebagai kepala negara Ghana, adalah sasaran utama pembunuhan. Harold Macmillan menulis: "Ratu benar-benar tabah pada saat itu ... Dia tidak suka orang-orang yang memperlakukannya seolah-olah dia;... seorang bintang film ... Dia memang memiliki 'hati dan perut selayaknya seorang pria' ... Dia mencintai tugasnya dan posisinya sebagai seorang Ratu." Menjelang kunjungannya ke Quebec pada tahun 1964, media melaporkan bahwa beberapa gerakan separatis telah merencanakan pembunuhan Ratu Elizabeth. Tidak terjadi apa-apa selama kunjungan berlangsung, namun beberapa kerusuhan pecah saat ia berada di Montreal; "ketenangan dan keberanian Ratu dalam menghadapi kekerasan" patut dicatat. Masa kehamilan Ratu Elizabeth saat mengandung Pangeran Andrew dan Pangeran Edward pada tahun 1959 dan 1963 adalah dua saat di mana ia tidak melakukan peresmian Parlemen Britania Raya selama masa pemerintahannya. Selain tampil dalam berbagai perayaan tradisional, Ratu juga menerapkan praktik-praktik baru. Jalan kaki kenegaraan dan pertemuan dengan anggota masyarakat biasa dilangsungkan selama kunjungannya ke Australia dan Selandia Baru pada tahun 1970. Pada periode 1960-an dan 1970-an, Ratu Elizabeth menjadi saksi atas dekolonisasi negara-negara jajahan Britania Raya di Afrika dan Karibia. Lebih dari 20 negara memperoleh kemerdekaan dari Britania Raya sebagai bagian dari transisi negara-negara tersebut untuk membentuk pemerintahan sendiri. Pada tahun 1965, Perdana Menteri Rhodesia, Ian Smith, menyatakan kemerdekaan sepihak atas Britania Raya pada saat sebagian besar rakyat Rhodesia masih menyatakan "kesetiaan dan pengabdiannya" pada Ratu Elizabeth. Meskipun Ratu menolak deklarasi sepihaknya dan dunia internasional menerapkan sanksi terhadap Rhodesia, rezim Smith tetap bertahan selama lebih dari satu dekade berikutnya. Pada bulan Februari 1974, Perdana Menteri Edward Heath menyarankan pada Ratu untuk menyelenggarakan pemilihan umum ditengah-tengah kunjungannya ke Austronesia Pasifik, yang menyebabkan Ratu harus terbang kembali ke Inggris. Pemilihan umum ini menghasilkan parlemen yang menggantung; Partai Konservatif pimpinan Heath tidak berhasil memperoleh suara mayoritas, namun partai ini bisa tetap tinggal di Westminster jika berkoalisi dengan Partai Liberal. Rencana koalisi ini akhirnya kandas dan Heath kemudian mengundurkan diri setelah Ratu meminta pemimpin oposisi, Harold Wilson dari Partai Buruh untuk membentuk pemerintahan. Setahun kemudian, pada puncak krisis konstitusi Australia 1975, Perdana Menteri Australia Gough Whitlam diberhentikan dari jabatannya oleh Gubernur Jenderal John Kerr setelah oposisi yang dikendalikan Senat menolak proposal anggaran Whitlam. Karena Whitlam memiliki suara mayoritas dalam Dewan Perwakilan Rakyat Australia, juru bicara Gordon Scholes mengimbau kepada Ratu untuk membalikkan keputusan Kerr. Namun Ratu menolak, menyatakan bahwa dia tidak akan ikut campur dalam keputusan-keputusan Gubernur Jenderal yang dilindungi oleh Konstitusi Australia. Krisis ini memicu munculnya gerakan Republikanisme Australia. Yubileum Perak Pada tahun 1977, Ratu Elizabeth memasuki 25 tahun masa pemerintahannya (Yubileum Perak). Berbagai pesta dan perayaan berlangsung di seluruh Persemakmuran. Perayaan-perayaan ini kembali menegaskan betapa besarnya popularitas Ratu, meskipun sempat dinodai oleh pemberitaan negatif media berkaitan dengan perceraian Putri Margaret dengan suaminya. Pada tahun 1978, Ratu menerima kunjungan kenegaraan dari diktator komunis Rumania, Nicolae Ceaușescu dan istrinya Elena. Setahun kemudian, Ratu dihadapkan pada dua pukulan: salah satu inspektur di Istana Buckingham terbuka kedoknya sebagai mata-mata komunis, pukulan lainnya adalah tewasnya sang paman dari Pangeran Philip, Lord Mountbatten, KG, oleh Tentara Republik Irlandia Sementara. Menurut Paul Martin, Sr., pada akhir tahun 1970-an, Ratu khawatir bahwa mahkotanya sudah "tidak berarti" lagi buat Perdana Menteri Kanada Pierre Trudeau. Tony Benn berkata bahwa Ratu menganggap Trudeau "agak mengecewakan". Trudeau mengolok-ngolok Kerajaan dengan mengatakan bahwa Persemakmuran seperti "meluncur di bawah kendali Istana Buckingham dan berputar-putar di belakang Ratu" pada tahun 1977, dan menghapuskan beberapa simbol monarki Kanada selama masa jabatannya. Pada tahun 1980, beberapa politisi Kanada yang dikirim ke London untuk membahas mengenai pemisahan Konstitusi Kanada mengungkapkan bahwa Ratu "lebih informatif ... dibandingkan dengan politisi atau birokrat Britania lainnya". Ratu sangat peduli mengenai masalah Kanada ini setelah kegagalan Bill C-60 yang mempengaruhi perannya sebagai kepala negara. Pemisahan konstitusi ini pada akhirnya menghasilkan keputusan yang menghapus peran Parlemen Britania Raya dalam Konstitusi Kanada, namun monarki tetap dipertahankan. Trudeau menuliskan dalam memoarnya bahwa Ratu menghargai usahanya untuk mereformasi Konstitusi dan Trudeau juga terkesan oleh "sopan santun dan kebijaksanaan yang Ratu tampilkan di depan umum". 1980-an Dalam perayaan Trooping the Colour pada tahun 1981, enam minggu sebelum pernikahan Pangeran Charles dengan Diana Spencer, enam tembakan dari jarak dekat diarahkan kepada Ratu saat ia sedang mengendarai kudanya menuju The Mall, London. Polisi kemudian menemukan bahwa tembakan itu kosong. Penyerangnya adalah seorang remaja berusia 17 tahun bernama Marcus Sarjeant, yang selanjutnya dihukum lima tahun penjara dan dibebaskan setelah menjalani tiga tahun hukumannya. Ketenangan Ratu dalam menghadapi situasi saat itu dipuji secara luas. Dari bulan April hingga September 1982, Ratu masih memikirkan peristiwa itu, namun ia juga bangga karena putranya, Pangeran Andrew melayani tentara Britania dalam Perang Falklands. Pada tanggal 9 Juli, Ratu terbangun di kamarnya di Istana Buckingham dan mendapati seorang penyusup telah memasuki kamar tidurnya. Dengan tenang, Ratu memanggil petugas keamanan istana dan sembari menunggu bantuan, ia berbicara dengan sang penyusup yang kemudian diketahui bernama Michael Fagan sampai petugas keamanan tiba tujuh menit kemudian. Saat menerima kunjungan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan di Istana Windsor pada tahun 1982, ia memarahi Reagan karena telah memerintahkan Invasi Grenada, yang merupakan salah satu Alam Persemakmurannya di Karibia tanpa memberitahukannya terlebih dahulu. Meningkatnya perhatian media terhadap kehidupan pribadi keluarga kerajaan selama tahun 1980-an menghasilkan serangkaian cerita sensasional di media massa, meskipun tidak semuanya yang sepenuhnya benar. Kelvin MacKenzie, editor surat kabar The Sun, berkata kepada stafnya: "Terbitkan edisi Minggu dan Senin tentang keluarga kerajaan. Jangan cemaskan apakah berita itu benar atau tidak, asalkan tidak menimbulkan keributan setelah dimuat." Editor surat kabar Donald Trelford menulis dalam The Observer pada tanggal 21 September 1986: "Opera sabun kerajaan telah mencapai titik jenuh perhatian publik. Batas antara fakta dan fiksi tidak bisa lagi ditentukan ... beberapa surat kabar bukan hanya tidak memeriksa fakta-fakta sebelum dipublikasikan, namun mereka sama sekali tidak peduli apakah berita itu benar atau tidak." The Sunday Times melaporkan pada tanggal 20 Juli 1986 bahwa Ratu mengkhawatirkan kebijakan ekonomi Perdana Menteri Margaret Thatcher akan memupuk perpecahan sosial mengingat tingginya angka pengangguran, terjadinya serangkaian kerusuhan, pemogokan para penambang, dan penolakan Thatcher untuk menerapkan sanksi terhadap rezim apartheid di Afrika Selatan. Rumor tersebut juga mengabarkan bahwa berita tersebut bersumber dari seorang pembantu kerajaan dan sekretaris Persemakmuran, Michael Shea dan Shridath Ramphal, namun Shea membantah tuduhan tersebut. Thatcher konon juga mengatakan bahwa Ratu akan memberikan suaranya pada Partai Sosial Demokratik, yang merupakan lawan politik Thatcher. John Campbell, Penulis biografi Thatcher mengungkapkan bahwa "laporan itu cuma merupakan sepotong kenakalan jurnalistik". Menanggapi laporan negatif mengenai hubungannya dengan Ratu, Thatcher kemudian mengungkapkan kegaguman pribadinya pada Ratu. Setelah Thatcher digantikan oleh John Major, Ratu Elizabeth memberikan dua penghargaan untuk Thatcher, yakni Order of Merit dan Order of the Garter. Mantan Perdana Menteri Kanada, Brian Mulroney, mengungkapkan bahwa Ratu Elizabeth merupakan "pihak di belakang layar" yang mengakhiri apartheid di Afrika Selatan. Pada tahun 1987, di depan publik Kanada, Ratu Elizabeth menyampaikan dukungannya terhadap pemisahan politik Kanada dari Britania Raya. Tindakannya ini memicu berbagai kritik dari para penentang amendemen konstitusi, termasuk Pierre Trudeau. Pada tahun yang sama, Pemerintah Fiji yang terpilih digulingkan dalam kudeta militer. Elizabeth, sebagai Ratu Fiji, mendukung upaya Gubernur-Jenderal Penaia Ganilau untuk menegaskan kekuasaan eksekutif dan menegosiasikan upaya penyelesaian. Pemimpin kudeta Sitiveni Rabuka kemudian berhasil menggulingkan Ganilau dan mendirikan Republik Fiji. Pada awal 1991, para republikan di Britania Raya dibuat panas dengan munculnya laporan media mengenai kekayaan pribadi Ratu yang bertentangan dengan laporan dari istana, serta adanya rumor mengenai skandal pernikahan yang terjadi di lingkungan keluarga kerajaan. Keikutsertaan beberapa keluarga kerajaan dalam acara amal televisi yang berjudul It's a Royal Knockout juga dicibir oleh aktivis pro-republik, dan Ratu menjadi sasaran dari sindiran mereka. 1990-an Pada tahun 1991, setelah kemenangan dalam Perang Teluk, Ratu menjadi pemimpin monarki Britania pertama yang berbicara dalam Kongres Amerika Serikat. Dalam pidatonya pada tanggal 24 November 1992 saat peringatan ulang tahun ke-40 takhtanya, Ratu menyebut tahun 1992 sebagai tahun "annus horribilis", atau "tahun yang mengerikan" untuknya; pada bulan Maret, putra keduanya, Pangeran Andrew, bercerai dengan istrinya, Sarah, Duchess of York. Sebulan kemudian, putrinya, Anne, juga bercerai dengan suaminya, Kapten Mark Phillips. Saat Ratu melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman pada bulan Oktober, para demonstran yang marah di Dresden melemparkan telur busuk padanya, dan pada bulan November, Istana Windsor mengalami kerusakan parah setelah terbakar hebat. Kerajaan semakin sering dikritik dan pengawasan publik pada Kerajaan juga semakin meningkat. Dalam salah satu pidato pribadinya, Ratu menyatakan bahwa lembaga apapun pasti mengharapkan kritik, namun disarankan bahwa kritik itu dilontarkan dengan "sedikit sentuhan humor, kelembutan, dan bisa dipahami". Dua hari kemudian, Perdana Menteri John Major mengumumkan mengenai reformasi keuangan kerajaan yang telah direncanakan sejak tahun 1992. Reformasi itu termasuk kebijakan baru yang mengharuskan bahwa mulai tahun 1993, Ratu wajib membayar pajak penghasilan untuk pertama kalinya. Pada bulan Desember, Pangeran Charles secara resmi berpisah dengan istrinya, Putri Diana. Di penghujung tahun, Ratu menggugat surat kabar The Sun atas tuduhan pelanggaran hak cipta karena mempublikasikan pesan Natal tahunan Ratu dua hari sebelum disiarkan. Surat kabar itu dipaksa untuk membayar denda dan menyumbang sebesar £ 200.000 untuk amal. Pada tahun-tahun berikutnya, minat publik terhadap kehidupan rumah tangga Charles dan Diana meningkat. Meskipun dukungan untuk republikan di Britania Raya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, dukungan untuk Ratu masih lebih tinggi dibanding dukungan untuk republikan. Kritik terhadap keluarga kerajaan terutama sekali difokuskan pada sikap dan tindakan para anggota keluarga kerajaan. Setelah berkonsultasi dengan Uskup Agung Canterburry, sekretaris pribadi, serta suaminya, Ratu menulis surat kepada Charles dan Diana pada akhir Desember 1995 yang menyatakan bahwa ia menyetujui perceraian mereka. Setahun setelah perceraian mereka pada tahun 1996, Putri Diana tewas dalam sebuah kecelakaan mobil di Paris pada tanggal 31 Agustus 1997. Pada saat itu, Ratu sedang berlibur bersama anak dan cucu-cucunya di Istana Balmoral. Ratu terakhir kali tampil di depan publik saat menemani kedua putra Diana mengikuti pelayanan gereja pada pagi terjadinya kecelakaan. Setelah itu, selama lima hari berikutnya, Ratu dan Pangeran Philip berusaha melindungi kedua cucunya dari incaran media dengan memindahkan mereka berdua ke Istana Balmoral, di sana mereka bisa berduka secara pribadi. Namun menghilangnya keluarga kerajaan dan tidak dikibarkannya bendera setengah tiang pasca kecelakaan Diana menyebabkan munculnya kecurigaan publik. Karena semakin ditekan, Ratu pada akhirnya setuju untuk memberikan pernyataan langsung dan kemudian ia kembali ke London untuk melakukan jumpa media pada tanggal 5 September, sehari sebelum pemakaman Diana. Dalam pernyataannya, Ratu menyatakan kekagumannya pada Diana dan juga mengungkapkan perasaan dan kewajibannya "sebagai nenek" dari William dan Harry. Sebagai hasilnya, kecurigaan publik terhadap kerajaan perlahan-perlahan mulai menguap. Yubileum Emas Pada tahun 2002, Ratu Elizabeth memasuki 50 tahun masa pemerintahannya sejak naik takhta pada tahun 1952 (Yubileum Emas). Adik dan ibunya meninggal dunia pada Februari dan Maret, dan media berspekulasi mengenai ancaman kegagalan dalam perayaan Yubileumnya. Ratu kembali melakukan berbagai kunjungan ke Alam Persemakmurannya, yang dimulai dengan mengunjungi Jamaika pada bulan Februari. Seperti pada tahun 1977, dalam kunjungannya Ratu kembali disambut oleh berbagai perayaan, pesta jalanan, dan pendirian berbagai monumen untuk menghormati kedatangannya. Lebih dari sejuta orang menghadiri perayaan Yubileum Emas Ratu Elizabeth di London, dan tingginya antusiasme yang ditunjukkan oleh masyarakat membuktikan bahwa spekulasi media tidak menjadi kenyataan. Meskipun secara umum Ratu terlihat sehat sepanjang hidupnya, pada tahun 2003 ia menjalani operasi laparoskopik pada kedua lututnya. Pada bulan Oktober 2006, Ratu melewatkan pembukaan Stadion Emirates karena mengalami kejang otot punggung yang telah diidapnya sejak musim panas. Dua bulan kemudian, Ratu terlihat tampil di depan umum dengan perban di tangan kanannya, yang menimbulkan spekulasi kalau Ratu sedang sakit. Ratu juga pernah digigit oleh seekor anjing corgi saat memisahkan dua ekor anjing yang sedang berkelahi. Pada bulan Mei 2007, surat kabar The Daily Telegraph melaporkan klaim dari sumber yang tidak disebutkan namanya bahwa Ratu merasa "jengkel dan frustrasi" dengan kebijakan Perdana Menteri Tony Blair. Menurut laporan surat kabar itu, Ratu menganggap bahwa Angkatan Bersenjata Britania Raya yang dikirim ke Irak dan Afghanistan sudah berlebihan, masalah kebijakan perdesaan Blair juga dikhawatirkan oleh Ratu. Meskipun demikian, Ratu tetap mengagumi upaya Blair untuk mewujudkan perdamaian di Irlandia Utara. Pada tanggal 20 Maret 2008, bertempat di Gereja Irlandia Katedral St Patrick, Ratu menghadiri layanan Maundy pertama yang diikutinya di luar Inggris dan Wales. Pada bulan Mei 2011, atas undangan dari Presiden Irlandia Mary McAleese, Ratu mengadakan kunjungan kenegaraan ke Republik Irlandia. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan oleh monarki Britania Raya ke Republik Irlandia setelah negara itu memisahkan diri pada tahun 1922. Ratu berpidato dalam Sidang Umum PBB untuk kedua kalinya pada tahun 2010, sekali lagi dalam kapasitasnya sebagai ratu dari semua Alam Persemakmurannya. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut dirinya sebagai "jangkar bagi zaman kita". Dalam kunjungannya ke New York pada tahun 2010, Ratu meresmikan pembukaan taman peringatan untuk warga negara Britania yang menjadi korban serangan 11 September 2001. Ratu mengunjungi Australia pada bulan Oktober 2011, yang merupakan kunjungannya yang ke-16 sejak tahun 1954. Dalam pernyataannya pada media, Ratu menyebut kunjungannya saat itu sebagai "kunjungan perpisahan", karena usianya yang semakin lanjut. Yubileum Berlian dan Safir Yubileum Berlian Ratu Elizabeth pada tahun 2012 menandai 60 tahun masa jabatannya sebagai ratu. Berbagai perayaan dilangsungkan di Britania Raya dan seluruh Persemakmuran. Dalam sebuah pesan yang dirilis pada Hari Aksesi, dia menyatakan: "Dalam tahun istimewa ini, saya sekali lagi mendedikasikan diri saya untuk melayani Anda, saya berharap kita semua masih ingat akan kekuatan dari kebersamaan dan kekeluargaan, persahabatan dan keramahtamahan ... saya juga berharap bahwa Yubileum tahun ini akan menjadi waktu untuk mensyukuri atas kemajuan besar yang telah dibuat sejak tahun 1952 dan menatap masa depan dengan kepala jernih dan hati yang hangat". Ratu dan suaminya melakukan tur panjang ke seantero Britania Raya, sedangkan anak dan cucunya memulai kunjungan kenegaraan ke berbagai Negara-Negara Persemakmuran atas nama Ratu. Pada tanggal 4 Juni, suar Yubileum dinyalakan di berbagai penjuru dunia. Ratu Elizabeth adalah penguasa monarki yang hidupnya paling lama dan dengan masa kekuasaan terpanjang dalam sejarah monarki Britania Raya. Selain itu, Ratu juga merupakan kepala negara dengan masa jabatan terlama di dunia saat ini (setelah kematian Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand). Dia tidak berniat untuk turun takhta, meskipun proporsi tugas publik yang dilakukan oleh Pangeran Charles dan Pangeran William semakin meningkat seiring dengan usia dan kondisi kesehatan Ratu. Ratu Elizabeth membuka Olimpiade Musim Panas 2012 pada tanggal 27 Juli dan Paralimpiade pada tanggal 29 Agustus 2012 di London. Dia memerankan dirinya sendiri dalam sebuah film pendek sebagai bagian dari rangkaian upacara pembukaan Olimpiade bersama aktor Daniel Craig, yang memerankan James Bond. Sebelumnya, ayahnya membuka Olimpiade London 1948 dan kakek buyutnya, Edward VII, membuka Olimpiade London 1908. Ratu Elizabeth juga membuka Olimpiade Musim Panas 1976 di Montreal dan Pangeran Philip juga pernah membuka Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne. Dia adalah kepala negara pertama yang membuka dua penyelenggaraan Olimpiade di dua negara yang berbeda. Pada bulan Agustus dan September 2012, citra kerajaan lagi-lagi ternoda dengan dipublikasikannya foto-foto vulgar cucu Ratu Elizabeth, Pangeran Harry, oleh salah satu media Amerika Serikat, serta foto-foto berlibur Catherine, Duchess of Cambridge oleh media Prancis. Menanggapi munculnya foto-foto tersebut, salah satu sumber kerajaan menyatakan bahwa "Ratu sangat marah. Dia sangat menginginkan hal semacam ini takkan pernah terjadi lagi". Selain itu, terkait dengan foto-foto Duchess, Ratu sangat mendukung keputusan Pangeran William untuk menyeret fotografer dan pihak yang terlibat ke dalam proses hukum. Pada 4 April 2013, ia meraih BAFTA kehormatan atas perlindungannya terhadap industri film dan disebut "Bond girl paling diingat" di acara penghargaan tersebut. Pada 3 Maret 2013, Elizabeth dilarikan ke King Edward VII's Hospital karena mengalami gastroenteritis. Ia kembali ke Istana Buckingham pada keesokan harinya. Sepekan kemudian, ia menandatangani Piagam Persemakmuran baru. Karena usianya dan ia perlu membatasi perjalanannya, pada 2013, ia memutuskan untuk tak menghadiri Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran dwi-tahunan untuk pertama kalinya dalam 40 tahun. Ia diwakili dalam KTT di Sri Lanka tersebut oleh putranya, Pangeran Charles. Rencana untuk kematian dan pemakamannya secara khusus disiapkan oleh sebagian besar organisasi media dan pemerintah Inggris sepanjang berdekade-dekade. Yubileum Platinum Yubileum Platinum Elizabeth dimulai pada 6 Februari 2022, menandai 70 tahun sejak dia naik takhta setelah kematian ayahnya. Menjelang tanggal tersebut, dia mengadakan resepsi di Sandringham House untuk para pensiunan, anggota Women's Institute setempat, dan sukarelawan amal. Dalam pesan hari aksesinya, Elizabeth memperbarui komitmennya untuk pelayanan publik seumur hidup, yang awalnya dia buat pada tahun 1947. Kematian Pada 8 September 2022, Istana Buckingham merilis pernyataan yang berbunyi: "Menyusul evaluasi lebih lanjut pagi ini, para dokter Ratu mengkhawatirkan kesehatan Yang Mulia dan telah merekomendasikan dia untuk tetap berada di bawah pengawasan medis. Ratu tetap nyaman dan berada di Balmoral." Keluarga dekat Elizabeth bergegas ke Balmoral untuk berada di sisinya. Dia meninggal "dengan damai" pada 15:10 BST pada usia 96, dengan dua anaknya, Charles dan Anne di sisinya. Kematiannya diumumkan kepada publik pada 18:30, memulai Operasi London Bridge dan, karena dia meninggal di Skotlandia, Operasi Unicorn. Elizabeth adalah monarki pertama yang meninggal di Skotlandia sejak James V pada tahun 1542. Penyebab kematiannya tercatat sebagai "usia tua". Penerimaan publik dan karakter Karena Ratu Elizabeth jarang memberikan wawancara, sedikit yang diketahui mengenai kepribadiannya. Sebagai pemimpin dari Monarki Konstitusional, dia tidak mengungkapkan pendapat politiknya di depan publik. Ratu memiliki kepercayaan yang kuat terhadap agamanya dan memenuhi sumpah penobatannya dengan sungguh-sungguh. Selain menganut sekaligus menjabat sebagai Gubernur Agung Gereja Inggris, Ratu secara pribadi juga menjadi pengikut dari Gereja Skotlandia. Dia sangat mendukung dialog lintas agama dan telah bertemu dengan para pemimpin gereja dan agama lain, termasuk tiga paus: Yohanes XXIII, Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI. Catatan pribadi mengenai keyakinannya sering ditampilkan dalam Pesan Natal Kerajaan tahunan yang disiarkan ke seluruh Persemakmuran, seperti dalam pesan natalnya pada tahun 2000, saat ia berbicara mengenai makna teologi dari milenium yang menendai ulang tahun Yesus Kristus ke-2000. Ratu Elizabeth adalah pelindung lebih dari 600 organisasi dan badan amal. Kegiatannya pada waktu senggang termasuk menunggang kuda dan memelihara anjing, khususnya anjing ras Pembroke Welsh Corgi. Kecintaannya terhadap corgi dimulai pada tahun 1933 dengan seekor anjing bernama Dookie, corgi pertama yang dipelihara oleh keluarganya. Menurut seorang sumber dalam kerajaan, Elizabeth dan keluarganya dari waktu ke waktu menyiapkan makanan bersama-sama dan langsung mencucinya setelah itu. Pada tahun 1950, sebagai seorang wanita muda pada awal pemerintahannya, Elizabeth digambarkan sebagai "Ratu negeri dongeng" yang glamor. Pasca-perang dunia yang merupakan masa-masa penuh harapan, publik menggambarkan pemerintahan Elizabeth sebagai "era Elizabethan baru" (merujuk pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I). Pada tahun 1957, Lord Altrincham mengkritik pidato Elizabeth seperti pidato seorang "anak sekolahan. Pada akhir 1960-an, ia mencoba membawa citra kerajaan menjadi lebih modern dengan merilis sebuah film dokumenter berjudul Royal Family dan menyiarkan upacara penobatan Charles sebagai Pangeran Wales melalui media televisi. Ratu Elizabeth dikenal sering tampil di depan publik dengan mengenakan mantel berwarna cerah dan topi yang dekoratif, yang memungkinkan ia bisa dilihat dengan mudah dalam kerumunan massa. Saat peringatan Yubileum Perak-nya pada tahun 1977, berbagai kerumunan dan perayaan berlangsung dengan sangat antusias, namun saat kritik publik terhadap keluarga kerajaan meningkat pada tahun 1980, kehidupan pribadi dan kinerja putra-putri Elizabeth berada di bawah pengawasan media. Popularitas Elizabeth jatuh ke titik terendah pada tahun 1990-an. Di bawah tekanan dari media dan publik, ia mulai membayar pajak penghasilan untuk pertama kalinya dan Istana Buckingham mulai dibuka untuk umum. Ketidakpuasan publik terhadap kerajaan mencapai puncaknya pasca kematian Putri Diana pada tahun 1997. Popularitas Elizabeth dan dukungan untuk kerajaan kembali meningkat setelah dia melakukan siaran langsung ke seluruh dunia lima hari setelah kematian Diana. Pada bulan November 1999, hasil referendum di Australia untuk menentukan masa depan monarki Australia menunjukkan bahwa Elizabeth tetap disukai dan didukung untuk menjadi kepala negara. Hasil poling di Britania Raya pada tahun 2006 dan 2007 juga menunjukkan bahwa dukungan untuk Elizabeth masih tinggi. Hasil jajak pendapat di Tuvalu pada tahun 2008 dan di Saint Vincent dan Grenadines pada tahun 2009 juga menunjukkan hasil yang sama. Keuangan Kekayaan pribadi Ratu Elizabeth telah menjadi subyek spekulasi media selama bertahun-tahun. Majalah Forbes memperkirakan bahwa kekayaan bersih Ratu berjumlah sekitar US $ 450 juta pada tahun 2010, namun pihak Istana Buckingham menyatakan bahwa jumlah kekayaan Ratu yang sebesar £ 100 juta itu "terlalu dilebih-lebihkan". Jock Colville, mantan sekretaris pribadinya dan direktur dari bank kerajaan memperkirakan bahwa jumlah kekayaan Ratu pada tahun 1971 sebesar £ 2 juta (setara dengan sekitar £ saat ini). Koleksi kerajaan, yang meliputi karya seni dan Mahkota Kerajaan, tidak dimiliki oleh Ratu secara pribadi dan kepemilikannya diatur di bawah ketentuan Undang-Undang Amanah. Properti lainnya yang kepemilikannya sama termasuk istana-istana seperti Istana Buckingham dan Kastel Windsor, dan tanah Adipati Lancaster, serta portofolio properti senilai £ 383 juta pada tahun 2011. Sedangkan Sandringham House dan Istana Balmoral dimiliki secara pribadi oleh Ratu. Properti dan perabotan Kerajaan – dengan kepemilikan sebesar £ 7,3 miliar pada tahun 2011 – dimiliki oleh negara dan Ratu tidak diperkenankan untuk menjual atau memilikinya secara pribadi. Gelar dan lambang Gelar 21 April 1926 – 11 Desember 1936: Paduka Yang Mulia Putri Elizabeth dari York (Her Royal Highness Princess Elizabeth of York) 11 Desember 1936 – 20 November 1947: Paduka Yang Mulia Sang Putri Elizabeth (Her Royal Highness The Princess Elizabeth) 20 November 1947 – 6 Februari 1952: Paduka Yang Mulia Sang Putri Elizabeth, Istri Adipati Edinburgh (Her Royal Highness The Princess Elizabeth, Duchess of Edinburgh) Sejak 6 Februari 1952: Baginda Ratu Elizabeth II (Her Majesty The Queen Elizabeth II) Elizabeth telah memegang dan dianugerahi banyak gelar dan posisi militer kehormatan di seluruh Persemakmuran dan dari seluruh dunia. Secara resmi, dia memiliki gelar yang berbeda di setiap Alam Persemakmuran nya: Ratu Kanada di Kanada, Ratu Australia di Australia, dan lain sebagainya. Di Kepulauan Channel dan Isle of Man, yang merupakan Dependensi Mahkota Britania Raya, Ratu Elizabeth dikenal sebagai Adipati Normandia dan Lord of Mann. Gelar lainnya termasuk "Defender of the Faith" dan Adipati Lancaster. Ketika sedang berbicara dengan Ratu, kebanyakan orang umumnya menggunakan panggilan Your Majesty (Baginda) untuk pertama kalinya, dan kemudian boleh memanggilnya Ma'am. Lambang Dari tanggal 21 April 1944, lambang resmi untuk Elizabeth berbentuk sebuah belah ketupat yang meniru desain Lambang Britania Raya, dibedakan oleh tiga label di dalamnya yang menampilkan mawar Tudor ditengahnya dan salib St. George di kedua sisinya. Setelah naik takhta, dia masih menggunakan lambang yang bentuknya tidak jauh berbeda dengan lambang sebelumnya. Desain perisai juga digunakan dalam Bendera Kerajaan Britania Raya. Elizabeth memiliki bendera pribadi untuk dipergunakan di Kanada, Selandia Baru, Australia, Jamaika, Barbados, dan di negara-negara lainnya. Anak Silsilah Lihat pula Daftar Penguasa Britania Raya Kerajaan Britania Raya Negara-Negara Persemakmuran Catatan Ulang Tahun Resmi nya tidak sama dengan yang asli nya. Ulang Tahun Resmi Ratu umumnya diperingati sekitar akhir bulan Mei hingga awal Juni, bertepatan dengan saat-saat cuaca cerah di belahan bumi utara untuk melakukan upacara di luar ruangan. Wali baptis nya adalah: Raja George V dan Ratu Mary, Lord Strathmore, Pangeran Arthur, Adipati Connaught (paman buyutnya), Putri Mary, Viscountess Lascelles (bibi dari pihak ayah), dan Lady Elphinstone (bibi dari pihak ibu). Acara penobatannya sangat berperan dalam meningkatkan popularitas media TV di Britania Raya, jumlah lisensi televisi di Britania Raya meningkat dua kali lipat menjadi 3 juta, dan lebih dari 20 juta penduduk Britania menonton televisi untuk pertama kalinya di rumah teman-teman atau tetangga mereka untuk menyaksikan penobatan ini. Di Amerika Utara, sekitar 100 juta pemirsa menyaksikan rekaman siarannya. Kanada menggunakan tiga versi lambang yang berbeda selama masa kekuasaannya, versi yang ini digunakan pada tahun 1957 sampai 1994. Referensi Daftar pustaka Bond, Jennie (2006). Elizabeth: Eighty Glorious Years. London: Carlton Publishing Group. ISBN 1-84442-260-7 Bousfield, Arthur; Toffoli, Gary (2002). Fifty Years the Queen. Toronto: Dundurn Press. ISBN 1-55002-360-8 Bradford, Sarah (2012). Queen Elizabeth II: Her Life in Our Times. London: Penguin. ISBN 978-0-670-91911-6 Brandreth, Gyles (2004). Philip and Elizabeth: Portrait of a Marriage. London: Century. ISBN 0-7126-6103-4 Briggs, Asa (1995). The History of Broadcasting in the United Kingdom: Volume 4. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-212967-8 Campbell, John (2003). Margaret Thatcher: The Iron Lady. London: Jonathan Cape. ISBN 0-224-06156-9 Crawford, Marion (1950). The Little Princesses. London: Cassell & Co. Hardman, Robert (2011). Our Queen. London: Hutchinson. ISBN 978-0-09-193689-1 Heald, Tim (2007). Princess Margaret: A Life Unravelled. London: Weidenfeld & Nicolson. ISBN 978-0-297-84820-2 Hoey, Brian (2002). Her Majesty: Fifty Regal Years. London: HarperCollins. ISBN 0-00-653136-9 Lacey, Robert (2002). Royal: Her Majesty Queen Elizabeth II. London: Little, Brown. ISBN 0-316-85940-0 Macmillan, Harold (1972). Pointing The Way 1959–1961 London: Macmillan. ISBN 0-333-12411-1 Marr, Andrew (2011). The Diamond Queen: Elizabeth II and Her People. London: Macmillan. ISBN 978-0-230-74852-1 Neil, Andrew (1996). Full Disclosure. London: Macmillan. ISBN 0-333-64682-7 Nicolson, Sir Harold (1952). King George the Fifth: His Life and Reign. London: Constable & Co. Petropoulos, Jonathan (2006). Royals and the Reich: the princes von Hessen in Nazi Germany. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-516133-5 Pimlott, Ben (2001). The Queen: Elizabeth II and the Monarki. London: HarperCollins. ISBN 0-00-255494-1 Roberts, Andrew; Disunting oleh Antonia Fraser (2000). The House of Windsor. London: Cassell & Co. ISBN 0-304-35406-6 Shawcross, William (2002). Queen and Country. Toronto: McClelland & Stewart. ISBN 0-7710-8056-5 Thatcher, Margaret (1993). The Downing Street Years. London: HarperCollins. ISBN 0-00-255049-0 Trudeau, Pierre Elliott (1993). Memoirs. Toronto: McLelland & Stewart. ISBN 0-7710-8588-5 Wyatt, Woodrow; Edited by Sarah Curtis (1999). The Journals of Woodrow Wyatt: Volume II. London: Macmillan. ISBN 0-333-77405-1 Pranala luar Situs resmi Kerajaan Britania Raya Situs resmi Monarki Kanada Potret ratu Elizabeth II di Galeri Nasional London Ratu Britania Raya Person of the Year Penguasa monarki Tokoh dari London Pemimpin Perang Dingin Wangsa Windsor Penerima Bintang Republik Indonesia Adipurna
Berikut daftar raja/ratu Inggris. Wangsa Mercia Raja Inggris yang pertama menurut beberapa sumber adalah Offa pada 774, yang telah menjadi Raja Mercia sejak 757. Wangsa Wessex Daftar penguasa Inggris biasanya dimulai dari Egbert, Raja Wessex, sejak 802, yang memiliki kekuasaan atas seluruh Inggris. Ia mengalahkan orang Mercia pada 825, namun persatuan tidak terwujud hingga 927. Wangsa Denmark Inggris berada di bawah kekuasaan raja-raja Denmark berikut. Wangsa Wessex (dikembalikan) Kepenguasaan Saxon dikembalikan selama beberapa waktu, namun pada Pertempuran Hastings, William dari Normandy menang dan menjadi Raja Inggris. Wangsa Normandia Pada 1066, William II, Adipati Normandia, menaklukkan Inggris. Orang-orang Norman dari Prancis yang menginvasi Inggris mendarat di pulau Inggris dan menggantikan bangsa Anglo-Saxon sebagai bangsa penguasa Inggris. Raja-raja Norman di Inggris pada mulanya merupakan vassal dari Raja Prancis. Raja Richard I (berhati Singa) yang terkenal itu hanya dapat berbicara bahasa Prancis dan lebih banyak meluangkan waktu di Aquitaine, Prancis, atau di Perang Salib daripada di Inggris. Mulai dari saat tersebut raja-raja Inggris menggunakan angka Romawi untuk menandai raja yang bernama sama, yang diadopsi dari Prancis. Namun pemberian julukan kepada seorang penguasa masih lazim terjadi. Wangsa Plantagenet Angevins Wangsa Lancaster Wangsa ini diturunkan dari John dari Gaunt, anak ketiga Edward III yang masih hidup. Wangsa York Wangsa York diturunkan dari Edmund dari Langley, Adipati York yang pertama, anak keempat Edward III yang masih hidup. Wangsa Lancaster (dikembalikan) Wangsa York (dikembalikan) Wangsa Tudor Wangsa Stuart Persemakmuran Wangsa Stuart (dikembalikan) Catatan Lihat pula Daftar Raja Britania Raya Daftar Raja Skotlandia Referensi Pranala luar Timeline of the Kings and Queens of England English Monarchs - A complete history of the Kings and Queens of England Britannia: Monarchs of Britain Archontology Kings of England Daftar bangsawan Britania Raya Daftar penguasa monarki Daftar politisi Inggris
Presiden Republik Indonesia adalah seorang kepala negara dan kepala pemerintahan di Republik Indonesia. Presiden juga memimpin bagian eksekutif pada pemerintahan Indonesia dan menjadi komando tertinggi pada Tentara Nasional Indonesia. Sejak tahun 2004, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dengan masa jabatan 5 tahun untuk setiap periode. Setelah 2 kali terpilih oleh rakyat, seorang presiden tidak diizinkan untuk melakukan pencalonan diri lagi. Sistem kepresidenan dirumuskan dalam UUD 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang dibentuk di masa pendudukan Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan "Usaha persiapan kemerdekaan Indonesia". Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang dibentuk untuk menggantikan BPUPKI, menunjuk Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama dan dengan demikian mengesahkan terbentuknya lembaga kepresidenan Indonesia. Daftar Sejak tanggal 18 Agustus 1945 hingga saat ini, terdapat tujuh orang yang telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Pemerintahan pada era Revolusi Nasional Periode jabatan Soekarno pada era Revolusi Nasional Indonesia sebenarnya tidak benar-benar dijalankan secara penuh. Terdapat masa-masa yang membuat Soekarno memberikan mandat pemerintahan sementara kepada orang lain. Salah satunya ialah ketika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia sebagai pemerintahan dalam pengasingan dibentuk setelah pemerintah resmi Indonesia ditawan dalam operasi Agresi Militer Belanda II. Sedangkan momen lainnya ialah ketika Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Selengkapnya lihat daftar di bawah ini. Lihat pula Indonesia Sejarah Indonesia Politik Indonesia Daftar tokoh Indonesia Daftar Wakil Presiden Indonesia Daftar Perdana Menteri Indonesia Daftar Wakil Perdana Menteri Indonesia Daftar kabinet Indonesia Sejarah Lembaga Kepresidenan Indonesia Daftar ibu dan bapak negara Indonesia Referensi . . . . . . Bacaan lanjutan UUD 1945 Perubahan I UUD 1945 Perubahan II UUD 1945 Perubahan III UUD 1945 Perubahan IV UUD 1945 UUDS 1950 Ketetapan MPRS dan MPR Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1949 Undang-Undang Republik Indonesia Serikat Nomor 7 Tahun 1950 Setneg (1997) 30 Tahun Indonesia Merdeka. Edisi 3. Jakarta: Setneg Setneg (1997) 40 Tahun Indonesia Merdeka. Edisi 2. Jakarta: Setneg Setneg (1997) 50 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Setneg Pranala luar Situs web resmi Presiden Republik Indonesia Sejarah Indonesia Indonesia Presiden Indonesia
Wakil Presiden Republik Indonesia adalah pembantu Presiden Republik Indonesia sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai pembantu kepala negara, Wakil Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia yang kualitas tindakannya sama dengan kualitas tindakan Presiden sebagai kepala negara. Sebagai pembantu kepala pemerintahan, Wakil Presiden adalah pembantu Presiden yang kualitas bantuannya di atas bantuan yang diberikan oleh Menteri, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari yang didelegasikan kepadanya. Wakil Presiden (bersama Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Wakil Presiden pertama Indonesia adalah Mohammad Hatta yang ditetapkan bersama dengan pengangkatan Soekarno sebagai Presiden pertama Indonesia pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia. Daftar Lihat pula Indonesia Sejarah Indonesia Politik Indonesia Daftar tokoh Indonesia Daftar Presiden Indonesia Daftar Perdana Menteri Indonesia Daftar Wakil Perdana Menteri Indonesia Daftar kabinet Indonesia Sejarah Lembaga Kepresidenan Indonesia Daftar ibu dan bapak negara Indonesia Keterangan Referensi . . . . . . Galeri Pranala luar Situs web resmi Wakil Presiden Republik Indonesia Wakil Presiden Indonesia Daftar wakil presiden
Jenderal TNI. (Tit.) (Purn.) H. Sri Sultan Hamengkubuwana IX (; , lahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun) adalah Sultan Yogyakarta kesembilan dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama. Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia kedua yang menjabat pada tahun 1973–1978. Hamengkubuwana IX juga merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama dan dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Kehidupan awal dan pendidikan Masa kecil Lahir di Ngasem, Sompilan, Yogyakarta dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun, Hamengkubuwana IX merupakan anak kesembilan Gusti Pangeran Puruboyo dari istri utamanya, Raden Ajeng Kustilah. Pada tahun 1914, ketika Dorodjatun belum genap tiga tahun, Gusti Pangeran Puruboyo diangkat menjadi Putra Mahkota Yogyakarta.{{efn|Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra ing Mataram.}} Karena suaminya menjadi Putra Mahkota, Raden Ajeng Kustilah mendapat gelar Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom pada tahun 1915. Meskipun demikian, KRA Adipati Anom tidak sempat menjadi Ratu Yogyakarta. Ia dipulangkan ke rumah ayahnya sekitar tahun 1918–1919. Monfries serta Roem dkk. menuliskan bahwa penyebab pemulangan ini adalah retaknya hubungan antara KRA Adipati Anom dengan mertuanya; sementara Romo Tirun mengatakan bahwa penyebabnya adalah KRA Adipati Anom merupakan keturunan Untung Suropati yang merupakan musuh Belanda, sehingga kejadian ini bermaksud untuk melindungi KRA Adipati Anom. Ketika berumur empat tahun, Dorodjatun diperintah ayahnya untuk mulai tinggal terpisah dari keraton. Dorodjatun kecil menangis keras dan terus memeluk salah satu tiang di keraton sebelum dapat dipisahkan. Ia tinggal bersama keluarga Mulder, orang Belanda yang menjabat sebagai Kepala Sekolah Neutrale Hollands Javaansche Jongens School dan tinggal di daerah Gondokusuman. Ketika tinggal bersama keluarga Mulder, Dorodjatun diberi nama panggilan Henkie ("Henk kecil") yang diambil dari nama Pangeran Hendrik dari Belanda. Nama panggilan ini terus ia gunakan hingga bersekolah dan kuliah di Belanda, serta oleh teman-teman dekatnya tetap digunakan sampai masa tuanya sebagai Hamengkubuwana IX. Henkie mendapatkan pendidikan pertamanya di taman kanak-kanak Frobel School kemudian Eerste Europese Lagere School B untuk pendidikan dasarnya. Setahun kemudian, ia pindah ke kediaman keluarga Cock dan bersekolah di Neutrale Europeesche Lagere School hingga lulus pada bulan Juli 1925. Ayahnya diangkat menjadi Hamengkubuwana VIII ketika ia duduk di kelas III sekolah tersebut, yaitu pada bulan Februari 1921. Di sekolah tersebut, Dorodjatun bertemu dan berteman dengan Sultan Hamid II yang dijuluki Mozes saat itu. Dorodjatun mengenyam pendidikan menengahnya di Hoogere Burgerschool (HBS) Semarang mulai bulan Juli 1925. Ia tinggal bersama keluarga Voskuil, seorang sipir penjara di Semarang. Karena iklim Semarang yang cukup panas, Dorodjatun merasa tidak cocok dan kemudian dipindahkan oleh ayahnya ke HBS Bandoeng pada tahun 1928. Di sana, ia bersama kakaknya, BRM Tinggarto, tinggal bersama dengan seorang tentara militer Belanda, Letnan Kolonel De Boer. Pendidikan di Belanda Sebelum menyelesaikan pendidikan menengahnya di HBS Bandung, ayah Dorodjatun dan Tinggarto memerintahkan mereka untuk belajar ke Belanda. Mereka berangkat melalui jalur laut bulan Maret 1930 dengan ditemani oleh keluarga Hofland, seorang direktur pabrik gula di Gesikan. Mereka berdua bersekolah di Gymnasium atau Lyceum Haarlem yang merupakan gabungan dari dua lembaga berbeda, yaitu Hoogere Burgerschool B (HBS-B) dan Stedelijk Gymnasium. Di Haarlem, mereka tinggal di kediaman kepala sekolah mereka, Mourik Broekman. Dorodjatun kerap dipanggil Sultan Henk ketika menuntut ilmu di sekolah tersebut. Karena perbedaan kualitas pendidikan dengan Hindia Belanda, ia harus turun dua kelas di Haarlem. Ia bukanlah siswa yang istimewa maupun cemerlang di sana. Meskipun beberapa nilainya tergolong baik, Dorodjatun harus mengulang di beberapa mata pelajaran, terutama hingga dua kali di pelajaran geometri dan trigonometri. Kakaknya, Tinggarto, juga mengalami hal yang sama di Haarlem. Keduanya berhasil lulus dari sekolah ini pada tahun 1934. Dorodjatun dan kakaknya kemudian pindah ke Leiden. Mereka masuk ke perguruan tinggi Rijksuniversiteit Leiden, kini Universitas Leiden. Dorodjatun mengambil studi Indologi, studi yang mempelajari administrasi kolonial, etnologi, dan kesusastraan di Hindia Belanda; sementara Tinggarto memilih studi yang lebih populer, yakni bidang hukum. Belum sempat menyelesaikan tesis untuk gelar doktorandusnya, Dorodjatun bersama saudara-saudaranya yang berada di luar negeri dipanggil oleh keluarga di Jogja untuk kembali ke Hindia Belanda setelah terjadinya Penyerbuan Jerman ke Polandia tahun 1939. Tesis yang hampir selesai tersebut dibawa ke Jawa bersamanya dalam bentuk manuskrip dan belum pernah dikumpulkan. Naskah itu hilang dan hanya diketahui judulnya saja, yaitu "Kontrak Politik antara Sunan Solo dan Pemerintah Belanda". Hingga akhir hayatnya, Hamengkubuwana IX belum mendapatkan gelar apapun dari universitas karena belum sempat mengikuti wisuda kelulusannya. Menjadi Sultan Yogyakarta Pulang ke Hindia Belanda Setelah tiba di Batavia pada bulan Oktober 1939, GRM Dorodjatun dijemput oleh keluarganya di Pelabuhan Tanjung Priok. Paman-paman yang menjemputnya bersikap hormat serta menggunakan krama inggil untuk menegurnya, bukan ngoko seperti biasanya. Dorodjatun beserta rombongan penjemputnya kemudian pergi menuju Hotel des Indes, tempat ayah dan anggota keluarga lainnya menginap di Batavia. Ketika seorang penguasa swapraja sedang berada di Batavia, umumnya ada banyak agenda kegiatan yang harus dipenuhi. Salah satu acara yang dihadiri keluarga kerajaan bersama Dorodjatun di Batavia adalah undangan santapan malam di Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pada saat bersiap untuk menghadiri undangan tersebut, Dorodjatun disematkan keris Kyai Jaka Piturun oleh ayahnya. Keris ini umumnya diwariskan kepada putra penguasa yang dikehendaki menjadi putra mahkota. Oleh karena itu, penyematan ini menandakan bahwa Dorodjatun adalah pewaris takhta Kesultanan Yogyakarta. Setelah menghadiri agenda selama tiga hari di Batavia, keluarga kerajaan beserta Dorodjatun kembali ke Yogyakarta menggunakan Kereta api Eendaagsche Express. Dalam perjalanan, Hamengkubuwana VIII jatuh sakit hingga tak sadarkan diri. Sesampainya di Yogyakarta, ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Onder de Bogen dan dirawat hingga wafat pada tanggal 22 Oktober 1939. Kontrak politik Sejak abad ke-18, para Penguasa Mataram diharuskan menandatangani kontrak politik baru dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebelum naik takhta. Hal ini juga terjadi ketika Dorodjatun akan naik takhta. Sebelum pejabat Belanda dapat melakukan negosiasi dengan calon Sultan baru, proses suksesi di internal keluarga kerajaan harus diselesaikan terlebih dahulu. Dengan ini, Dorodjatun sebagai putra mahkota kemudian mengumpulkan para saudara dan pamannya untuk bermusyawarah siapa yang akan menjadi Sultan selanjutnya. Kesemua kerabatnya tidak keberatan jika Dorodjatun sebagai Sultan selanjutnya. Banyak penulis dan sejarawan yang mengatakan bahwa secara de facto dari sini Dorodjatun sebenarnya sudah menjadi Sultan Yogyakarta ke-9, tepatnya sekitar tanggal 26 Oktober 1939, dua hari setelah pemakaman ayahnya. Untuk membuat kontrak baru, Dorodjatun harus bernegosiasi dengan Gubernur Yogyakarta Lucien Adam sebagai perwakilan Pemerintah Hindia Belanda. Lucien Adam merupakan seorang pejabat senior Hindia Belanda dan seorang Javanicus (ahli adat istiadat Jawa). Monfries mencatat bahwa Gubernur Adam ingin segera membentuk hubungan yang baik dengan Dorodjatun dalam laporan-laporannya kepada pemerintah pusat di Batavia. Mereka berdua pun memiliki satu kesamaan, yaitu pernah mengambil studi di Universitas Leiden, meskipun terpaut umur yang cukup jauh. Adam, yang umurnya sudah mendekati 50 tahun, merasa harus menjadi seperti figur ayah yang bertanggung jawab bagi Dorodjatun. Keduanya sebenarnya termasuk cukup akrab bahkan sering saling meminjam buku bacaan satu sama lain. Hampir setiap hari Dorodjatun harus bertemu dengan Gubernur Adam sejak awal November 1939 untuk merundingkan kontrak politiknya. Perjanjian ini digunakan untuk memperbarui kontrak politik yang ditandatangani pada masa Hamengkubuwana VIII berkuasa dan memiliki isi yang lebih detail. Perundingan tersebut berlangsung alot. Menurut buku Takhta untuk Rakyat, pembicaraan mengenai jabatan Patih Danurejo yang selain bertanggung jawab kepada Sultan juga menjadi pegawai Belanda, adanya dewan penasihat dari Pemerintah Hindia Belanda, serta prajurit keraton yang diminta agar berada di bawah KNIL menjadi penyebabnya. Sementara itu, Monfries, mengutip laporan-laporan Gubernur Adam, menuliskan bahwa Adam mengalami kesulitan dalam perundingan di bidang anggaran sipil, kepolisian, hutan, dan jangkauan otoritas hukum Sultan atas rakyat-rakyatnya. Monfries berpendapat bahwa sangat sulit menemukan penjelasan dari bukti-bukti yang ada atas perbedaan yang sangat besar dari versi Hamengkubuwana dengan laporan-laporan Gubernur Adam. Di lain hal, Gubernur Adam, dalam laporannya kepada pemerintah pusat di Batavia, mengatakan bahwa Dorodjatun memiliki perilaku yang baik. Ia menambahkan bahwa Dorodjatun telah mengubah sistem perbelanjaan di keraton dengan cepat. Rencana kebijakan lain yang disorot oleh Adam adalah reformasi besar-besaran di keraton oleh Dorodjatun, yaitu dalam hal tingkat kekuasaan kepada rakyatnya, pembagian antara kekayaan keraton dan kesultanan yang lebih jelas, dan pengaturan pembayaran gaji kepada anggota keluarganya. Selain itu, Dorodjatun ingin mengurangi jumlah pegawai negeri sembari menaikkan gaji mereka, juga mengubah peran tentara dengan menambahkan tugas jaga kepada mereka. Setelah empat bulan berunding dengan alot, Dorodjatun tiba-tiba menyetujui kontrak politik tersebut secara langsung tanpa adanya penolakan atas isi-isinya sebagaimana yang telah ia sampaikan dalam perundingan-perundingan sebelumnya. Ia mengaku melakukannya setelah mendapatkan wisik (bisikan) dari almarhum ayahnya yang mendatanginya dalam mimpi. Kegiatan perundingan selesai lebih cepat daripada laporan Gubernur Adam tanggal 18 Februari 1940 yang menyatakan bahwa perundingan mungkin selesai pada bulan April sebelum Grebeg diadakan. Dengan demikian, prosesi upacara penobatan dilaksanakan sebulan lebih cepat daripada pelaksanaan Grebeg. Kontrak politik yang terdiri atas 17 bab dan 59 pasal tersebut kemudian ditandatangani oleh kedua pihak pada tanggal 12 Maret 1940 meskipun dalam surat tertanggal 18 Maret 1940. Penobatan GRM Dorodjatun dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada tanggal 18 Maret 1940, sesuai dengan tanggal berlakunya kontrak politik dengan Pemerintah Hindia Belanda. Gubernur Adam menobatkan GRM Dorodjatun untuk dua gelar sekaligus. Gelar pertama adalah gelar Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra Mataram, gelarnya sebagai Putra Mahkota. Setelahnya, dinobatkanlah Sri Sultan Hamengkubuwana IX dengan gelar Sampéyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Sénapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga. Upacara ini dihadiri oleh Sri Paku Alam, KGPAA Mangkunegara, serta dua pangeran dari Solo. Beberapa pejabat senior Belanda seperti H.J. van Mook, Gubernur Semarang, dan Gubernur Solo juga hadir. Dalam upacara ini, Hamengkubuwana IX menyampaikan pidato yang bernada progresif dan teguh pendirian serta menegaskan identitasnya sebagai orang Jawa. Perang Dunia II Pendudukan Belanda Panglima Angkatan Laut Kerajaan Belanda rencananya akan menghadiri perayaan naik takhta Hamengkubuwana IX di Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 1940. Belum sempat sampai di Yogyakarta, Panglima dipanggil kembali ke Belanda. Dua hari setelah perayaan dilangsungkan, Jerman menduduki Belanda. Pemerintah Hindia Belanda berusaha untuk mengumpulkan dana perang; Gubernur Adam di Yogyakarta mengadakan Komite Dukungan dengan sumbangan sebesar 2.000 gulden dari Hamengkubuwana IX, 3.000 gulden dari Kesultanan Yogyakarta, dan 1.500 gulden dari Pakualaman. Meskipun demikian, otoritas Belanda agak kecewa kepada Hamengkubuwana karena hanya sedikit berbicara untuk hal ini, berbeda dengan Paku Alam yang menyatakan dukungannya kepada Gubernur Adam. Pada bulan April–Mei 1941, Menteri Koloni Charles Walter sempat berkunjung ke Hindia Belanda, tetapi tidak mengunjungi Vorstenlanden meskipun telah didesak oleh pers lokal. Tanggal 6 Desember 1941, Gubernur Jenderal Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang setelah terjadinya Pengeboman Pearl Harbor. Gubernur Adam dalam pertemuannya dengan Gubernur Jenderal di Batavia menyusun rencana apabila Jepang menyerang Hindia Belanda. Monfries mengungkapkan bahwa empat penguasa Vorstenlanden rencananya akan dibawa oleh Belanda untuk mengungsi ke Jakarta atau Bandung; sementara Sultan mengatakan bahwa keempat penguasa akan dibawa oleh Belanda untuk mengungsi ke Australia. Hamengkubuwana menolak ajakan tersebut dan menyatakan akan tetap berada di Yogyakarta. Dalam beberapa catatan dan wawancara, ia juga mengatakan bahwa Belanda memiliki rencana untuk menculiknya dan menjadikannya tawanan, tetapi pergerakan tentara Jepang yang sangat cepat menyebabkan rencana ini gagal. Pendudukan Jepang Tanggal 5 Maret 1942, Yogyakarta diduduki oleh Jepang. Tentara Jepang yang datang kemudian menyerahkan kekuasaan di Yogyakarta kepada Gubernur Adam untuk sementara. Gubernur Adam dan Hamengkubuwana IX selalu aktif memberikan pesan publik agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat. Setelah keadaan Yogyakarta lebih tenang, Sultan Hamengkubuwana bersama Patih Danurejo mengunjungi beberapa daerah kekuasaannya. Sultan menyimpulkan bahwa rakyat tetap tenang dan tidak terlalu terganggu dengan keadaan perang. Hamengkubuwana yang mudah mengadaptasikan pemerintahannya dengan tentara Jepang, ditambah Gubernur Adam dan Patih Danurejo yang sangat aktif dalam mengumumkan dan mengimplementasikan sebagian besar isi dekret pemerintahan militer Jepang, membuat atmosfer pendudukan di Yogyakarta terasa lebih damai. Terlepas dari itu, Adam diturunkan jabatannya menjadi residen pada akhir bulan Maret dan diasingkan secara tiba-tiba pada tanggal 21 April oleh tentara Jepang. Sultan Hamengkubuwana IX diberi otonomi untuk menjalankan pemerintahan di daerahnya di bawah Pemerintah Kolonial Jepang. Jabatan Pepatih Dalem yang sebelumnya harus bertanggung jawab kepada Sultan dan Pemerintah Kolonial Belanda kini hanya bertanggung jawab kepada Sultan saja. Pada tanggal 1 Agustus 1942, Panglima Besar Tentara Pendudukan Jepang di Jakarta menjadikan Yogyakarta sebuah Kooti atau Kochi, sementara Hamengkubuwana IX menjadi Koo (penguasa) wilayah tersebut. Jepang menganggap Sunan Pakubuwana sebagai primus inter pares di antara keempat penguasa Vorstenlanden; ketika ada undangan pertemuan dengan petinggi tentara Jepang, Sunan sering mewakili tiga penguasa lainnya. Jika Sunan dan Sultan bersama-sama hadir, Sunan mewakili Surakarta dan Mangkunegaran, sementara Sultan mewakili Yogyakarta dan Pakualaman. Bulan September 1944, Pakubuwana XI jatuh sakit, Hamengkubuwana IX menggantikannya menjadi perwakilan di antara para penguasa Vorstenlanden. Peran ini kemudian diambil kembali oleh Pakubuwana XII ketika naik takhta menggantikan ayahnya yang mangkat. Di tengah banyaknya pengambilan penduduk menjadi romusa, banyak catatan mengatakan bahwa Sultan mampu mencegahnya dengan memanipulasi data statistik produktivitas pertanian dan peternakan. Sultan mengajukan pembangunan sebuah kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo dan Kali Opak agar pengairan sawah dapat dilakukan sepanjang tahun dari yang sebelumnya masih bersistem tadah hujan. Usulan ini diterima oleh pihak Jepang. Monfries mencatat bahwa pemerintah kolonial bahkan membantu pendanaan pembangunannya sebanyak satu juta gulden. Pembangunan saluran irigasi ini kemudian dijadikan alasan agar tidak banyak romusa yang diambil dari Yogyakarta, sehingga masyarakat lebih difokuskan di sini. Saluran irigasi ini kemudian disebut Selokan Mataram, sementara dalam bahasa Jepang dinamakan Gunsei Hasuiro atau Gunsei Yosuiro (Kanal Yosuiro). Saluran ini dinilai berhasil, ditandai dengan meningkatnya produktivitas pertanian sehingga sumbangan bahan pangan kepada tentara Jepang juga meningkat. Meskipun telah berhasil mengurangi jumlah romusa yang diambil kolonial, Romo Tirun mengungkapkan bahwa tetap ada penduduk yang diambil menjadi romusa, tetapi jika dibandingkan dengan daerah lain maka jumlah di Yogyakarta lebih sedikit. Klaim ini dibantah oleh Monfries yang menuliskan bahwa walaupun memang jumlahnya lebih kecil daripada keseluruhan Jawa, laporan tahun 1944 mengatakan bahwa jumlah romusa yang dikirim malah melebihi jumlah yang diminta Jepang. Selama masa pendudukan Jepang ini, Hamengkubuwana IX melakukan beberapa reformasi di Kesultanan. Pada akhir bulan Juli 1942, ia mengganti nama-nama lembaga pemerintahan daerah yang sebelumnya berbahasa Belanda menjadi berbahasa Jawa. Pada tahun 1944, ia membuat layanan publik dapat diakses dari kelas dan kelompok masyarakat mana pun sehingga banyak pegawai negeri yang diterima dari kalangan biasa, membentuk komite daerah untuk membantu para panewu (camat), juga mengeluarkan instruksi agar pelatihan pegawai negeri dilakukan lebih intensif. Selain itu, ia menghapus distrik dan menjadikan kapanewon (kecamatan) sebagai lembaga administratif terbawah, juga menghapus pengadilan khusus bagi bangsawan. Selo Soemardjan mengungkapkan bahwa sebagian besar reformasi itu adalah uji coba, sehingga tidak semuanya berjalan dengan sukses. Akhir tahun 1944, kesehatan Patih Danurejo yang merupakan sepupu ayah Sultan mulai menurun. Pada tanggal 17 Juli 1945, Patih Danurejo mengundurkan diri dengan alasan umur yang sudah lanjut dan telah mengabdi selama 12 tahun di jabatan tersebut. Hamengkubuwana IX mengambil alih tugas-tugasnya sejak 1 Agustus 1945 dan berkantor di Kepatihan, tempat para patih bekerja. Meskipun dalam dekret pembentukan Kooti dijelaskan bahwa Pemerintahan Tentara Jepang harus menunjuk seorang Somutyokan (Patih), pemerintah saat itu tidak mempermasalahkan hal ini. Sejak saat itu, jabatan Patih Danurejo dihapuskan. Masa Revolusi Nasional Bergabung dengan Indonesia Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII mengirimkan telegram ucapan selamat kepada Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat atas kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 20 Agustus 1945, dikirimkan lagi telegram oleh Hamengkubuwana IX sebagai Ketua Badan Kebaktian Rakyat (Hokokai) Yogyakarta, menegaskan bahwa Yogyakarta "sanggup berdiri di belakang pimpinan"; diikuti oleh Paku Alam VIII. Peristiwa ini menjadikan Yogyakarta sebagai kerajaan di Indonesia pertama yang bergabung dengan Republik Indonesia. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan mengeluarkan amanat posisi Yogyakarta sebagai daerah istimewa dengan Sultan sebagai pemimpinnya yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Paku Alam VIII juga menyatakan amanat setelahnya atas Kadipaten Pakualaman dan menjadi wakil pemimpin Yogyakarta. Amanat ini diterima dengan baik oleh pemerintah pusat, ditandai dengan tibanya Mr. Sartono dan Mr. A.A. Maramis di Yogyakarta sebagai perwakilan pemerintah pusat untuk menyerahkan piagam penetapan kedudukan Yogyakarta. Piagam ini ditandatangani Soekarno pada tanggal 19 Agustus 1945, sehari setelah telegram dari Yogyakarta tiba, menandakan bahwa Yogyakarta telah menjadi bagian Indonesia. Awal masa Revolusi Nasional Karena banyaknya jumlah laskar pemuda setelah kemerdekaan, termasuk di Yogyakarta, Hamengkubuwana IX meminta para pemuda melapor kepadanya di kantornya (Kepatihan) agar lebih mudah mengorganisasikan mereka. Ia kemudian membentuk Laskar Rakyat Mataram, yang kemudian dikenal dengan sebutan Tentara Rakyat Mataram, gabungan dari laskar-laskar yang telah ada. Sri Sultan menjadi panglimanya, sementara Selo Soemardjan menjadi kepala stafnya. Setelahnya, Hamengkubuwana diterima menjadi perwira kehormatan senior Tentara Keamanan Rakyat, menjadi anggota dewan tertinggi tentara bersama tiga penguasa Catur Sagotra yang lain, serta menerima pangkat jenderal kehormatan pada bulan November 1945. Bulan November 1945, saat Pertempuran Surabaya terjadi, Sri Sultan melawat ke Surabaya. Ia bertemu dengan Gubernur Soerjo di Mojokerto sebelum tiba di pinggiran Kota Surabaya. Sultan mengatakan kepada wartawan bahwa pertempuran ini menunjukkan kekejaman Inggris serta kebijakan diplomasi bukanlah hal yang tepat untuk kasus ini. Terdapat cerita terkenal dari kunjungan ini, yaitu ketika Sultan mencapai daerah sekitar Madiun, ia dicegat sekelompok warok yang menanyakan, "Mana Dorodjatun?" Sultan menjawab, "Saya Suyono," dan lolos. Yogyakarta menjadi ibu kota negara Pada tanggal 3 Januari 1946, sidang kabinet memutuskan ibu kota dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Pemindahan ini pada awalnya merupakan tawaran Sri Sultan dalam sebuah surat yang dikirimkan melalui kurir ke Jakarta. Sore tanggal 4 Januari 1946, Soekarno, Mohammad Hatta, dan para pejabat negara kala itu berangkat dengan perjalanan kereta luar biasa ke Yogyakarta. Kedatangan mereka di Stasiun Tugu disambut oleh Sri Sultan. Untuk kebutuhan pemerintahan RI, banyak gedung di Yogyakarta dijadikan kantor-kantor pemerintah. Salah satunya adalah Gedung Agung menjadi kantor presiden yang hingga saat ini masih menjadi Istana Presiden Indonesia. Selama Yogyakarta menjadi ibu kota, Sultan Hamengkubuwana membantu pendanaan operasional pemerintahan RI. Selama Yogyakarta menjadi ibu kota, Hamengkubuwana memulai beberapa reformasi. Ia menetapkan seluruh bisnis resmi dilakukan dengan bahasa Indonesia, bukan lagi bahasa Jawa. Ia memberikan sebagian keraton untuk digunakan Universitas Gadjah Mada (UGM), juga menghibahkan lahan di Bulaksumur yang menjadi kampus UGM saat ini. Ia dinilai berhasil mengantisipasi adanya revolusi—seperti yang terjadi di Surakarta dan sebagian besar Sumatra—di Yogyakarta yang dikhawatirkan akan melengserkan dirinya. Awal karier di kabinet Hamengkubuwana IX ditunjuk menjadi Menteri Negara di Kabinet Sjahrir III, pertama kalinya ia masuk ke dalam jajaran kabinet. Kala itu, ia ditugasi dalam urusan mengenai daerah istimewa di Indonesia. Semasa menjabat jabatan tersebut, ia memberi saran dan mencoba memecahkan masalah yang terjadi di daerah-daerah istimewa yang lain. Ia mengunjungi Surakarta setelah terjadinya pergolakan antarpihak pemerintahan di sana pada bulan Oktober 1946. Ia juga mengunjungi beberapa kota di Sumatra pada bulan Maret 1946 untuk melihat keadaan pemimpin adat dan keluarga mereka yang ditahan oleh revolusionis di sana. Bulan April 1947, ia kembali lagi ke Sumatra mengunjung Pematangsiantar, Bukittinggi, dan Medan. Ia mencoba menyelesaikan masalah revolusi sosial Sumatra, yang disebutkan Monfries sebagai "usaha yang hampir mustahil". Dalam kunjungannya ke Pematangsiantar, Hamengkubuwana sempat menegaskan bahwa Perundingan Linggarjati tidak menjamin kemerdekaan sepenuhnya, menekankan bahwa perlu adanya kesatuan antara tentara, pemerintah, dan masyarakat. Pada tahun 1948, Hamengkubuwana IX ditunjuk menjadi Menteri Negara Koordinator Keamanan dalam Kabinet Hatta I. Hatta pada awalnya menginginkannya menjadi Menteri Pertahanan, tetapi ia menolak sehingga Hatta yang mengisi jabatan itu. Bulan September 1948, terjadi Pemberontakan PKI di Madiun. Sri Sultan kemudian berdiskusi dengan Soekarno dan mengutus Abdul Haris Nasution ke Madiun. Nasution menganggap pemberontakan tersebut harus cepat ditumpaskan, ia khawatir komandan-komandan lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan bergabung dengan pemberontak. Pada pertemuan kabinet setelahnya, Soedirman diberikan kuasa "untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi menjaga negara". Soedirman menempatkan Nasution dalam komando strategis operasi itu. Hamengkubuwana IX membuat siaran agar rakyat mendukung Soekarno dan pemerintahan Hatta, menegaskan bahwa pemerintahan ini dibentuk untuk membangun negara dan pihak komunis hanya ingin menghancurkannya. Hamengkubuwana, Gubernur Soerjo, dan Kepala Kepolisian Provinsi Jawa Timur lantas pergi ke Madiun. Hamengkubuwana IX jauh di depan meninggalkan mobil Gubernur Soerjo dan Kepala Kepolisian yang kemudian diketahui terbunuh di Walikukun. Hamengkubuwana IX mengatakan bahwa ia dilaporkan hal tersebut oleh seorang kurir setengah jam setelah melewati daerah tersebut, kontras dengan klaim Nasution yang menyebutkan bahwa pembunuhan tersebut baru diketahui olehnya dua hari setelah jasad mereka ditemukan. Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Negara Koordinator Keamanan, Hamengkubuwana IX mengusulkan bentuk pemerintahan baru di Surakarta. Ia secara terbuka menyamakan Surakarta sebagai 'Barat yang Liar' (The Wild West). Ia melapor kepada Hatta bahwa pendekatan terbaik untuk menyelesaikan masalah di sana adalah dengan menggunakan organ administratif yang masih layak dengan tetap memasukkan para pangeran agar kalangan monarki tidak menjadi "kekuatan antirevolusioner". Ia mengusulkan Daerah Istimewa Surakarta dengan identitasnya sendiri tetapi dipandu undang-undang yang diberlakukan di Jawa Tengah. Struktur pemerintahan yang ada adalah daerah tersebut akan dipimpin seorang gubernur yang dipilih Presiden; dibantu tujuh orang dewan pemerintahan: lima orang dipilih badan legislatif daerah, satu dipilih Sunan Surakarta, dan satu dipilih Adipati Mangkunegara; dan juga dibantu oleh Dewan Penasihat yang terdiri atas Sunan dan Adipati. Keputusan ini dianggap lumayan memuaskan Republiken yang antifeodal tanpa menghilangkan pengaruh monarki demi menarik sentimen lokal karena penggabungan Surakarta ke Jawa Tengah yang belum begitu umum bagi rakyat Surakarta. Agresi Militer II Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi militernya. Aksi militer ini diawali dengan penyerbuan Lapangan Terbang Maguwo. Tentara Belanda mulai menyebar ke Yogyakarta dan mengepung kota. Soekarno segera melaksanakan sidang kabinet darurat. Sebelum sidang dimulai, Soekarno memberi tahu Sultan Hamengkubuwana IX bahwa ia tetap akan keluar kota untuk menghindari penangkapan Belanda. Perdana Menteri Mohammad Hatta sedang berada di Kaliurang untuk bertemu dengan Komisi Tiga Negara; karena tak kunjung datang di Gedung Agung, Sultan diminta Soekarno untuk menjemputnya. Sultan ditemani dengan Sjahrir berangkat ke Kaliurang, singgah sebentar di Kepatihan untuk memerintahkan persiapan pengungsian sementara bagi pemimpin pemerintahan di Gunungkidul, dan di tengah perjalanan menjumpai Hatta yang telah berjalan kembali ke kota. Mereka kembali ke Yogyakarta; ketika tiba di Gedung Agung, sidang telah selesai diputuskan. Soekarno memutuskan untuk tidak jadi keluar kota, membiarkan dirinya ditangkap oleh Belanda, dan memberikan kekuasaan kepada Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi. Syafruddin diberitahukan keputusan ini melalui siaran radio, tetapi ia tak mengetahuinya. Meskipun demikian, Syafruddin telah berinisiasi membentuk pemerintahan serupa di sana, sehingga keputusan ini telah dilaksanakan meskipun tanpa konsultasi dengan pemerintah pusat. Pengepungan Yogyakarta Siang hari tanggal 19 Desember 1948, Tentara Belanda telah sampai di tengah kota Yogya. Sultan Hamengkubuwana IX memerintahkan untuk menutup seluruh gerbang keraton agar tidak ada mata-mata Belanda yang masuk. Ia tidak menerima tamu kecuali rakyat yang telah mengungsi di keraton sebelum perintah penutupan gerbang dikeluarkan. Sultan sempat bertemu dengan Kolonel van Langen dan Westerhof, seorang pejabat Belanda, yang menunjukkannya sebuah peta Yogyakarta yang telah diberi tanda-tanda tertentu. Peta tersebut memiliki arti bahwa Sultan bebas bergerak tetapi hanya di dalam area keraton. Satu demi satu pemimpin negara diasingkan. Soekarno, Sjahrir, dan Agus Salim diberangkatkan ke Berastagi, sebelum kemudian disatukan kembali bersama Hatta, Mohamad Roem, Ali Sastroamidjojo, dan Assaat di Bangka. Beberapa pemimpin negara yang selamat dapat meloloskan diri ke luar kota maupun hidup dalam penyamaran. Bulan Januari 1949, Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri dari jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dimaksudkan agar urusan keamanan diserahkan kepada tentara Belanda. Selain itu, karena tidak lagi mengemban tanggung jawab pemerintah daerah, mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk bekerja sama dengan Belanda, membuktikan bahwa rumor mereka bekerja sama dengan Belanda adalah salah. Belanda yang menyadari masih kuatnya pengaruh Sultan terhadap rakyatnya berusaha untuk merangkulnya. Letnan Gubernur Jenderal van Mook kemudian digantikan oleh Komisaris Tinggi Beel. Utusan-utusan Belanda dari kalangan bangsa Indonesia seperti Hussein Jayadiningrat dan Sultan Hamid II, juga pejabat-pejabat Belanda seperti Residen E.M. Stok, Dr. Berkhuis, dan Kolonel van Langen yang satu persatu datang ke keraton, semuanya ditolak. Pada masa itu, Menteri Koloni Maan Sassen merencanakan sebuah negara bagian Indonesia yang baru di Jawa Tengah yang mungkin akan dipimpin oleh Sultan. Sultan dibujuk dengan tawaran daerah kekuasaan di Kedu dan Banyumas, tambahan wilayah di Jawa Timur, kemudian seluruh Jawa dan Madura sebagai "Super Wali Negara", dan bahkan sebagai Deputi (Wakil) Gubernur Jenderal Hindia Timur. Tak hanya itu, Sultan juga ditawari saham perusahaan kereta api hingga sejumlah besar uang. Meskipun demikian, utusan-utusan tersebut hanya dapat bertemu saudara Sultan seperti Prabuningrat, Mudaningrat, dan Bintoro dengan alasan bahwa ia sedang sakit. Mereka menerima utusan-utusan tersebut tetapi tidak memberikan jawaban atau balasan atas tawaran yang ada. Tak peduli dengan itu, Kabinet Belanda masih tetap berharap Hamengkubuwana akan memihak kepada mereka. Serangan Umum 1 Maret 1949 Karena kondisi perang yang berkepanjangan, Sultan Hamengkubuwana IX memandang rakyatnya makin menderita dan melihat semangat para pejuang makin memudar. Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi atas Indonesia pada tanggal 28 Januari 1949. Sultan mengetahui bahwa pada awal bulan Maret, sebuah rapat Dewan Keamanan PBB mengenai Indonesia akan diadakan kembali. Ia mengambil kesempatan ini dengan mengusulkan kepada Soedirman sebuah serangan agar dunia tahu bahwa Republik Indonesia masih ada. Soedirman menyetujuinya dan menyarankan Sultan berbicara dengan komandan setempat, Letkol Soeharto. Pada tanggal 14 Februari 1949, Letkol Soeharto bertemu dengan Sultan. Ia menyamar sebagai seorang abdi dalem. Pertemuan yang membahas rencana Serangan Umum 1 Maret ini, diadakan di tempat tinggal Prabuningrat, kakak Sultan.Pada tanggal 22 Februari 1949, kompleks Kepatihan, kantor Sultan, dijarah oleh tentara Belanda. Mereka membawa beberapa dokumen, termasuk naskah tesis Sultan yang belum sempat dikumpulkan, dan menemukan beberapa instruksi rahasia. Oleh karenanya, para pejabat Belanda mulai tidak sabar. Mereka mulai berencana menggulingkan Sultan. Menteri Luar Negeri Belanda van Maarseveen setuju bahwa Komisaris Tinggi Beel dapat "menduduki keraton dan mengganti Sultan" jika situasinya memburuk. Beberapa sumber mencatat bahwa beberapa anggota keluarga Sultan sempat terbujuk, tetapi tidak berlangsung lama. Pada tanggal 1 Maret 1949 pukul enam pagi, ditandai dengan bunyi sirene berakhirnya jam malam yang ditetapkan Belanda, pasukan Indonesia menyerang Yogyakarta secara serentak. Setelah serangan berlangsung selama enam jam, pasukan berhasil menduduki tempat-tempat yang telah direncanakan, kemudian dikomando untuk menarik diri dan kembali ke pangkalan masing-masing. Ketika bala bantuan Belanda datang dari Magelang, para pejuang sudah menarik diri. Sore harinya, Kolonel van Langen dan Residen Stok datang, menuduh bahwa ada tembakan dari dalam keraton selama Serangan Umum. Mereka juga memberi tahu bahwa Jenderal Meijer, Komandan Umum Jawa Tengah, akan datang menemui Sultan. Keesokan harinya, 2 Maret 1949, Jenderal Meijer datang. Sultan ditemani Prabuningrat menerima mereka dengan pakaian sederhana, untuk menunjukkan keterpaksaannya, hingga taraf sesuatu yang tidak sopan untuk menerima tamu dalam adat Jawa. Di sini Sultan sempat berkata, "Saya tidak meminta Tuan-Tuan datang ke Yogya," yang dimaksudkan kepada seluruh tamu yang datang. Selain itu, Sultan bahkan telah menyiapkan satu tas penuh pakaian, karena menduga akan ditangkap, dan akan turun takhta apabila berbagai provokasi Belanda makin menjadi-jadi. Namun, Sultan meminta agar ia "ditinggalkan dalam kedamaian" dan bila Belanda akan mengacak-acak keraton, "Lebih baik saya mati dulu!" Rombongan tersebut akhirnya meninggalkan keraton dengan tenang dan sopan. Penyerahan kedaulatan Indonesia Pada tanggal 3 Maret 1949, Majelis Permusyawaratan Federal (BFO) mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemulangan pemimpin-pemimpin Republik dari pengasingan. Pada tanggal 23 Maret, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Kanada, yang dinilai berkekuatan lemah, tetapi memperkuat resolusi bulan Januari. Perundingan Roem-Roijen dimulai pada pertengahan April 1949; mencapai kesepakatan Persetujuan Roem-Roijen yang ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949. Hamengkubuwana IX membuka kembali kantor-kantor Kesultanan pada pertengahan bulan Mei. Tentara Belanda ditarik dari Yogyakarta dimulai dari Bantul tanggal 24 Juni, dari Kota Yogyakarta tanggal 29 Juni, hingga dari DIY sepenuhnya pada tanggal 30 Juni 1949; kekuasaan atas Yogyakarta dikembalikan kepada Hamengkubuwana IX. Pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta tiba di Yogyakarta dari Bangka. Syafruddin Prawiranegara mengembalikan kekuasaan dari PDRI kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949. Pada tanggal 24 Juli 1949, dibentuk susunan delegasi Konferensi Meja Bundar. Persetujuan mengenai penyerahan kedaulatan Indonesia ditandatangani di Den Haag pada tanggal 2 November 1949. Di Amsterdam, dilakukan upacara penyerahan kedaulatan di Istana Dam oleh Ratu Juliana dengan Moh. Hatta. Di Jakarta, upacara serupa dilakukan di Istana Koningsplein oleh A.H.J. Lovink dengan Hamengkubuwana IX. Upacara dilanjutkan dengan penurunan Bendera Belanda dan penaikan Bendera Indonesia di Istana Koningsplein. Karena teriakan "merdeka" yang bersahutan di sana, Istana Koningsplein atau Istana Gambir kemudian mulai disebut sebagai Istana Merdeka. Pasca-Revolusi Nasional Sejak 1946 ia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Sukarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 ia diangkat sebagai Wakil Presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, ia menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN. Kepramukaan Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwana IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Sukarno, berulang kali berkonsultasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya. Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden Sukarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961. Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengkubuwana IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI). Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwana IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode). Keberhasilan Sri Sultan Hamengkubuwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Dia bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan. Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibu kota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengkubuwana IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka. Mangkat Sultan Hamengkubuwana IX bersama KRA Nindyakirana berkunjung ke Washington, D.C. pada tanggal 27 September 1988. Di sana, Sultan bersama KRA Nindyakirana menginap di Hotel Embassy Row, tepat di depan KBRI Washington. Pada tanggal 28 September, Sultan menjalankan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Walter Reed. Ia juga menjadwalkan pemeriksaan kesehatan mata di Boston pada tanggal 3 Oktober. Sore hari Minggu, 2 Oktober 1988 waktu setempat, Sri Sultan diketahui muntah-muntah di hotel tempatnya menginap. 15 menit kemudian ambulans datang; Sultan dilarikan ke unit gawat darurat George Washington University Hospital. Tidak ada pengantar yang dapat masuk ke tempat perawatan gawat darurat Sultan. Pada pukul 20.05 waktu setempat, tim dokter menyatakan Hamengkubuwana IX telah meninggal dunia. Kabar meninggalnya Hamengkubuwana IX disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Moerdiono kepada Presiden Soeharto pukul 07.00 WIB di kediaman Presiden di Jalan Cendana. Presiden Soeharto memutuskan untuk melakukan upacara pemakaman kenegaraan dan menetapkan masa berkabung selama seminggu. Beberapa saat kemudian, datang Duta Besar Amerika Serikat Paul Wolfowitz menyampaikan surat belasungkawa Presiden Ronald Reagan. Ia juga menyampaikan bahwa AS telah menyiapkan pesawat Air Force Two untuk menerbangkan jenazah Sultan hingga ke Jakarta. Soeharto berterima kasih atas bantuan AS, tetapi ia ingin pesawat Indonesia yang menjemput jenazah Sultan. Pada akhirnya disepakati Air Force Two'' akan terbang dari Pangkalan Udara Bersama Andrew, Maryland ke Pangkalan Udara Hickam, Honolulu. Pesawat Garuda Indonesia DC-10 kemudian membawa jenazah dari Honolulu ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kamis, 6 Oktober 1988, jenazah telah sampai di Jakarta. Dilakukan upacara penerimaan dengan inspektur upacara Jenderal Benny Moerdani. Setelah disemayamkan sebentar di Kantor Perwakilan DIY di Jakarta, jenazah dilepas oleh Wakil Presiden Soedharmono dan diterbangkan ke Bandara Adisutjipto dengan pesawat Hercules milik TNI AU. Pemakaman Jumat, 7 Oktober 1988, jenazah Sultan telah sampai di Yogyakarta dan disemayamkan di Bangsal Kencono, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada pukul 10.30 WIB, dilaksanakan pernikahan massal empat putra Sultan yang sebenarnya akan dilaksanakan tanggal 5 November. Pangeran Pakuningrat, Cakraningrat, Candraningrat, dan Yudhaningrat dinikahkan oleh Penghulu Keraton di depan peti jenazah Sultan. Keraton dibuka sejak pukul 14.00 hingga pukul 06.00 keesokan harinya dan langsung diramaikan oleh masyarakat yang berkumpul untuk menyaksikan. Prosesi pemakaman Hamengkubuwana IX dimulai pada Sabtu, 8 Oktober 1988. Jenazah dilepas dari gerbang Magangan oleh Presiden Soeharto, Pangeran Purubojo (kakak Sultan), dan Pangeran Mangkubumi (putra sulung Sultan). Iring-iringan pembawa jenazah dipimpin oleh Pangeran Yudhaningrat. Di belakang kereta pembawa jenazah, kuda kesayangan Sultan dibiarkan berjalan tanpa penunggang mengikuti iring-iringan. Sesuai dengan tradisi, kereta Kyai Rata Pralaya yang membawa jenazah Sultan Hamengkubuwana dilewatkan di antara dua beringin kembar di Alun-Alun Selatan lalu di bawah Gerbang Nirbaya keluar dari kompleks keraton. Pada pukul 15.00, iring-iringan tiba di Astana Imogiri, pemakaman kerajaan Wangsa Mataram. Jenazah disalatkan di Masjid Pajimatan sebelum dibawa dan dimakamkan di Astana Saptorenggo, tempat makam Sultan yang telah disiapkan sebelumnya. Pemakaman Sultan dihadiri oleh Ketua BPK Jenderal M. Jusuf; Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut; Kapolri; serta Duta Besar AS Paul Wolfowitz dan Duta Besar Australia Bill Morrisson. Peninggalan Seni dan budaya Meskipun sibuk di bidang pemerintahan, Hamengkubuwana IX juga peduli akan seni dan budaya di Yogyakarta. Ia mewariskan Tari Golek Menak yang terinspirasi dari cerita wayang golek dan Serat Menak yang bersumber kepada Hikayat Amir Hamzah. Ia juga mewariskan Tari Bedhaya Sapta yang dimainkan oleh tujuh orang, tidak seperti Tari Bedhaya pada umumnya yang dimainkan sembilan orang. Selain itu, ada pula Tari Bedhaya Sangaskara atau Bedhaya Manten yang dimainkan enam orang pada saat pernikahan putra-putrinya. Tari Bedhaya Arya Penangsang dan Bedhaya Damarwulan juga diciptakan olehnya. Selain menekuni bidang tari, Sultan juga menekuni bidang fotografi. Ada dua kamera yang senantiasa dipakainya yang kini disimpan di Museum Hamengkubuwana IX, Keraton Yogyakarta. Beberapa hasil potret Hamengkubuwana IX adalah ketika Mohammad Hatta bersalaman dengan pemain sepak bola asal Mozambik pada tahun 1955. Pada tahun yang sama, ia juga sempat memotret atlet kejuaraan atletik Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) di Stadion Ikada, Jakarta. Pada tahun 1972, ia juga sempat memotret Candi Borobudur sebelum dipugar. Kehidupan pribadi Silsilah Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwana VIII dan permaisuri Raden Ajeng Kustilah/Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara/Kanjeng Ratu Alit. Penghargaan Gelar dan tanda kehormatan Atas jasa-jasanya kepada Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 1990 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53/TK/Tahun 1990. Hamengkubuwana IX juga dianugerahi berbagai tanda kehormatan dari dalam maupun luar negeri. Tanda kehormatan tersebut di antaranya: Indonesia Bintang Republik Indonesia Adipradana – 20 Mei 1967 Bintang Mahaputera Adipurna – 20 Mei 1967 Bintang Mahaputera Adipradana – 15 Februari 1961 Bintang Gerilya – 1959 Bintang Bhayangkara Pratama – 30 Juni 1962 Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Peringatan Kemerdekaan Satyalancana Kesetiaan Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Luar negeri Seri Setia Mahkota (S.S.M. (K)) – Tun (1972) Salib Agung Orde Jasa Republik Federal Jerman Kesatria Salib Agung Orde Singa Belanda Panglima Orde Oranye-Nassau Kesatria Salib Agung (Kelas Pertama) Orde Gajah Putih Kordon Agung Orde Matahari Terbit (1982) Honorary Knight Grand Cross of The Most Distinguished Order of St Michael and St George (GCMG; 1974) Lambang kebesaran Galeri Lihat pula Daftar Wakil Presiden Indonesia Daftar Raja-Raja Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta Catatan kaki Referensi Daftar pustaka Baca di iPusnas . Bacaan lanjutan Pranala luar Sri Sultan HB IX di tokoh.id "Bangsawan yang Demokratis" di tokoh.id Profil Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwana IX di Kepustakaan Presiden-Presiden RI |- |- |- |- |- |- |- |- Bangsawan Asia Sultan Yogyakarta Ketua KONI Tokoh Pramuka Tokoh Jawa Tokoh Yogyakarta Tokoh dari Kota Yogyakarta Politikus Indonesia Wakil Presiden Indonesia Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Menteri Kabinet Sjahrir III Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II Menteri Kabinet Hatta I Menteri Kabinet Hatta II Menteri Kabinet Republik Indonesia Serikat Wakil Perdana Menteri Indonesia Menteri Pertahanan Indonesia Wakil Menteri Pekerjaan Umum Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Poligamis Tokoh Orde Lama Tokoh Orde Baru Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana Penerima Bintang Mahaputera Adipurna Penerima Bintang Mahaputera Adipradana Penerima Bintang Gerilya Penerima Bintang Sewindu APRI Penerima Bintang Bhayangkara Kesatria Salib Agung Orde Singa Belanda Panglima Orde Oranye-Nassau
H. Adam Malik Batubara () adalah seorang politikus Indonesia dan mantan jurnalis yang menjabat sebagai wakil presiden ketiga. Sebelumnya ia menjabat sebagai ketua parlemen, menteri luar negeri, presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan jurnalis. Adam Malik ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998.<ref>Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia , Departemen Sosial RI Online, Januari 2010. Diakses 26 Agustus 2012.</ref> Riwayat Hidup Latar belakang Adam Malik adalah anak dari pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis.Akhir Matua Harahap, Surat Kabar di Padang Sidempuan ‘Tempo Doeloe’ dan Lahirnya Tokoh-Tokoh Pers Nasional dari Tapanuli Bagian Selatan , akhirmh.blogspot.com. Diakses 24 September 2011. Ayahnya, Abdul Malik, adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar. Adam Malik adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Adam Malik menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar. Ia melanjutkan di Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib Parabek di Bukittinggi, namun hanya satu setengah tahun saja karena kemudian pulang kampung dan membantu orang tua berdagang. Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta. Pada usia 20 tahun, ia bersama dengan Soemanang, Albert Manumpak Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna memelopori berdirinya Kantor Berita Antara. Karier Adam Malik juga aktif dalam pergerakan kebangsaan yang dilakukannya secara autodidak. Pada masa mudanya, ia sudah aktif ikut pergerakan nasional memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1934-1935, ia memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan. Pada tahun 1940 hingga 1941, Adam Malik merupakan anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta. Bersamaan dengan itu, ia mengawali karier dengan bekerja sebagai wartawan di Jakarta dan merupakan salah satu pendiri Kantor Berita Antara. Kantor Berita Antara didirikan di Buiten Tijgerstraat 38 Noord Batavia'' (Jl. Pinangsia II Jakarta Utara) kemudian pindah JI. Pos Utara 53 Pasar Baru, Jakarta Pusat. Sebagai Direktur diangkat Mr. Soemanang, dan Adam Malik menjabat Redaktur merangkap Wakil Direktur. Dengan modal satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering menulis antara lain di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo. Tahun 1941 sebagai utusan Mr. Soemanang bersama Djohan Sjahroezah datang ke rumah Sugondo Djojopuspito minta agar Soegondo bersedia menjadi Direktur Antara, dan Adam Malik tetap sebagai Redaktur merangkap Wakil Direktur. Di zaman penjajahan Jepang, Adam Malik juga aktif bergerilya melawan Pemerintahan Jepang dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Pada 1945, menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, ia pernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Demi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta. Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai pimpinan Komite Van Aksi, terpilih sebagai Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1947) yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, dan anggota parlemen. Tahun 1945-1946 ia menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta. Kariernya semakin menanjak ketika menjadi Ketua II Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), sekaligus merangkap jabatan sebagai anggota Badan Pekerja KNIP. Pada tahun 1946, Adam Malik mendirikan Partai Rakyat, sekaligus menjadi anggotanya. 1948-1956, ia menjadi anggota dan Dewan Pimpinan Partai Murba. Pada tahun 1956, ia berhasil memangku jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) yang lahir dari hasil pemilihan umum. Karier Adam Malik di dunia internasional terbentuk ketika diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Soviet dan Polandia. Pada tahun 1962, ia menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat. Yang kemudian pertemuan tersebut menghasilkan Persetujuan Pendahuluan mengenai Irian Barat. Pada bulan September 1962, ia menjadi anggota Dewan Pengawas Lembaga di lembaga yang didirikannya,yaitu Kantor Berita Antara. Pada tahun 1963, Adam Malik pertama kalinya masuk ke dalam jajaran kabinet, yaitu Kabinet yang bernama Kabinet Kerja IV sebagai Menteri Perdagangan sekaligus menjabat sebagai Wakil Panglima Operasi ke-I Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE). Pada masa semakin menguatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, Adam Malik bersama Roeslan Abdulgani dan Jenderal Abdul Haris Nasution dianggap sebagai musuh PKI dan dicap sebagai trio sayap kanan yang kontra-revolusi. Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Tahun 1966, Adam disebut-sebut dalam trio baru Soeharto-Sultan-Malik. Pada tahun yang sama, lewat televisi, ia menyatakan keluar dari Partai Murba karena pendirian Partai Murba, yang menentang masuknya modal asing. Empat tahun kemudian, ia bergabung dengan Golkar. Pada tahun 1964, ia mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Delegasi untuk Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB. Pada tahun 1966, kariernya semakin gemilang ketika menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di kabinet Dwikora II. Karier murninya sebagai Menteri Luar Negeri dimulai di kabinet Ampera I pada tahun 1966. Pada tahun 1967, ia kembali memangku jabatan Menteri Luar Negeri di kabinet Ampera II. Pada tahun 1968, Menteri Luar Negeri dalam kabinet Pembangunan I, dan tahun 1973 kembali memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri untuk terakhir kalinya dalam kabinet Pembangunan II. Pada tahun 1971, ia terpilih sebagai Ketua Majelis Umum PBB ke-26, orang Indonesia pertama dan satu-satunya sebagai Ketua SMU PBB. Saat itu dia harus memimpin persidangan PBB untuk memutuskan keanggotaan RRC di PBB yang hingga saat ini masih tetap berlaku. Karier tertingginya dicapai ketika berhasil memangku jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang diangkat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1978. Ia merupakan Menteri Luar Negeri RI di urutan kedua yang cukup lama dipercaya untuk memangku jabatan tersebut setelah Dr. Soebandrio. Sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperanan penting dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk penjadwalan ulang utang Indonesia peninggalan Orde Lama. Pada tanggal 5-8 Agustus 1967, Adam Malik menjadi perwakilan Indonesia di tingkat menteri untuk pertemuan lima negara yang diadakan di Bangkok. Selain Adam Malik, pertemuan ini dihadiri oleh Tun Abdul Razak (Malaysia), Narciso Ramos (Filipina), Thanat Khoman (Thailand) dan S. Rajaratnam (Singapura). Pertemuan ini menghasilkan sebuah kesepakatan pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara oleh kelima negara pada tanggal 8 Agustus 1967. Kesepakatan ini kemudian disebut Deklarasi Bangkok. Sebagai seorang diplomat, wartawan bahkan birokrat, Adam Malik sering mengatakan “semua bisa diatur”. Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepadanya. Tapi perkataan “semua bisa diatur” itu juga sekaligus sebagai lontaran kritik bahwa di negara ini “semua bisa di atur” dengan uang. Meninggal dunia Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, H. Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984 karena kanker hati. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik. Penghargaan Pada tahun 1982, Adam Malik menerima Dag Hammarskjöld Award dari PBB. Ia juga ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada tahun 1998 berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 107/TK/1998. Keputusan ini diterbitkan pada tanggal 6 Nopember tahun 1998. Nama Adam Malik berada dalam urutan ke-105 dari 156 pahlawan nasional hingga tahun 2010 berdasarkan rilisan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Tanda kehormatan nasional Bintang Republik Indonesia Adipradana (10 Maret 1973) Bintang Mahaputera Adipurna (23 Maret 1973) Bintang Mahaputera Pratama (17 Agustus 1961) Tanda kehormatan luar negeri Seri Maharaja Mangku Negara (S.M.N.) – Tun (1970) : Grand Collar of the Order of Lakandula (2017) Lihat pula Daftar Wakil Presiden Indonesia Adam Malik Award Halte Busway Adam Malik Referensi Pranala luar Adam Malik Wakil Presiden RI (1978-1983) Otodidak B Adam Malik Tokoh dari Pematangsiantar Politikus Indonesia Wakil Presiden Indonesia Menteri Luar Negeri Indonesia Menteri Perdagangan Indonesia Duta Besar Indonesia untuk Polandia Duta Besar Indonesia untuk Rusia Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana Penerima Bintang Mahaputera Adipurna Penerima Bintang Mahaputera Pratama
Masjid (serapan dari , ; secara harfiah "tempat sujud"), merupakan tempat salat bagi umat Islam. Masjid biasanya tertutup bangunan, tetapi bisa menjadi tempat salat (sujud) dilakukan, termasuk halaman luar. Awalnya masjid adalah tempat salat sederhana bagi umat Islam, dan mungkin merupakan ruang terbuka daripada bangunan. Pada tahap pertama arsitektur Islam, 650-750, masjid terdiri dari ruang terbuka dan tertutup yang dikelilingi oleh dinding, seringkali dengan menara tempat azan dikeluarkan. Bangunan masjid biasanya berisi mihrab dipasang di dinding yang menunjukkan arah Kiblat ke Makkah, dan fasilitas wudu. Mimbar, tempat di mana khutbah salat Jumat disampaikan, dulunya adalah karakteristik masjid pusat kota, tetapi sejak itu menjadi umum di masjid-masjid kecil. Masjid biasanya memiliki ruang terpisah untuk pria dan wanita. Pola dasar organisasi ini mengambil bentuk yang berbeda tergantung pada wilayah, periode, dan mazhab. Masjid umumnya berfungsi sebagai lokasi untuk salat, buka puasa Ramadan, salat Jenazah, pelaksanaan pernikahan dan bisnis, pengumpulan dan distribusi sedekah, serta tempat penampungan tunawisma. Secara historis, masjid telah berfungsi sebagai pusat komunitas, pengadilan, dan sekolah agama. Di zaman modern, mereka juga mempertahankan perannya sebagai tempat pengajaran dan debat agama. Kepentingan khusus diberikan kepada Masjidilharam (pusat haji), Masjid Nabawi di Madinah (tempat pemakaman Muhammad) dan Masjidilaqsa di Yerusalem (diyakini sebagai tempat kenaikan Muhammad ke surga). Dengan penyebaran Islam, masjid berlipat ganda di seluruh dunia Islam. Terkadang gereja dan kuil diubah menjadi masjid, yang memengaruhi gaya arsitektur Islam. Sementara sebagian besar masjid pra-modern didanai oleh sumbangan amal, peningkatan peraturan pemerintah tentang masjid besar telah diimbangi dengan munculnya masjid yang didanai swasta, banyak di antaranya berfungsi sebagai basis untuk berbagai organisasi revivalis Islam dan aktivitas sosial. Masjid telah memainkan sejumlah peran politik. Tingkat kehadiran masjid sangat bervariasi tergantung pada wilayah. Etimologi Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada di mana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan". Dalam pola maf'il, masjid berarti tempat sujud. Kemudian, pola mashdarnya menambahkan isim menjadi masjad. Kata ini berarti bekas sujud yang terlihat pada dahi. Kata masjid dan masjad adalah bentuk tunggal dari kata masâjid. Etimologi masjid berdasarkan salah satu hadis yaitu sebagai tempat sujud di Bumi. Lokasinya adalah di segala tempat di Bumi dan tidak ada lokasi khusus untuk tempat sujud ini. Dalam pengertian ini, masjid menjadi tempat pelaksanaan salat yang sifatnya suci dari najis. Beberapa lokasi tidak dapat dijadikan sebagai tempat salat atau masjid karena disebutkan dalam dalil. Tempat-tempat ini antara lain pemakaman, kamar mandi, dan kandang. Terminologi Menurut terminologi, masjid diartikan sebagai lahan yang kepemilikannya bersifat umum dan tidak pribadi, yang dijadikan sebagai tempat khusus untuk ibadah. Kepemilikan masjid dipandang sebagai milik Allah dengan tujuan sebagai tempat salat. Termonologi masjid secara khusus ialah tempat pelaksanaan salat lima waktu. Dalam pengertian ini, musala dan tempat pelaksanaan yang khusus untuk salat Id tidak dikategorikan sebagai masjid. Berdasarkan terminologi ini, tempat bagi fakir miskin dan madrasah juga tidak dimasukkan dalam kategori masjid. Pada tempat-tempat ini, hukum-hukum yang berlaku pada masjid tidak dapat diberlakukan. Sejarah Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam pada kurun abad pertengahan. Masjid telah melalui serangkaian tahun-tahun terpanjang di sejarah hingga sekarang. Mulai dari Perang Salib sampai Perang Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan arsitektur modern. Masjid pertama Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, dia memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di dunia. Penyebaran masjid Masjid kemudian dibangun di daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan kaum Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab. Mesir menjadi daerah pertama yang dikuasai oleh kaum Muslim Arab pada tahun 640. Sejak saat itu, ibu kota Mesir, Kairo dipenuhi dengan masjid. Maka dari itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara. Beberapa masjid di Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah sakit. Masjid di Sisilia dan Spanyol tidak menirukan desain arsitektur Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa Moor. Para ilmuwan kemudian memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid. Masjid pertama di Tiongkok berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Tiongkok. Masjid di bagian barat Tiongkok seperti di daerah Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, di mana di masjid terdapat kubah dan menara. Sedangkan, di timur Tiongkok, seperti di daerah Beijing, mengandung arsitektur Tiongkok. Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan Mugal berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang. Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi. Masjid pertama kali didirikan di Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke 11 Masehi, di mana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam. Beberapa masjid awal di Turki adalah Aya Sofya, di mana pada zaman Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral. Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang. Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara saf-saf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan mihrab dalam satu masjid. Sampai saat ini, Turki adalah rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah. Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di Eropa. Perkembangan jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak imigran Muslim yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di Eropa, seperti München, London dan Paris memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara. Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup banyak. Masjid pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan di Amerika Serikat adalah di daerah Cedar Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun akhir 1920an. Bagaimanapun, makin banyak imigran Muslim yang datang ke Amerika Serikat, terutama dari Asia Selatan, jumlah masjid di Amerika Serikat bertambah secara drastis. Di mana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di Amerika Serikat didirikan. Perubahan tempat ibadah menjadi masjid Menurut sejarawan Muslim, sebuah kota yang ditaklukkan tanpa perlawanan dari penduduknya, maka pasukan Muslim memperbolehkan penduduk untuk tetap mempergunakan gereja dan sinagoge mereka. Tapi, ada beberapa gereja dan sinagoge yang beralih fungsi menjadi sebuah masjid dengan persetujuan dari tokoh agama setempat. Misal pada perubahan fungsi Masjid Umayyah, di mana khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik mengambil gereja Santo Yohannes pada tahun 705 dari Umat Kristiani. Kesultanan Utsmaniyah juga melakukan alih fungsi terhadap beberapa gereja, biara dan kapel di Istanbul, termasuk gereja terbesar Ayasofya yang diubah menjadi masjid, setelah kejatuhan kota Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Muhammad al-Fatih. Beberapa masjid lainnya juga didirikan di daerah suci milik Yahudi dan Kristen, seperti di Yerusalem. Penguasa Muslim di India juga membangun masjid hanya untuk memenuhi tugas mereka di bidang agama. Sebaliknya, masjid juga dialihfungsikan menjadi tempat ibadah yang lain, seperti gereja. Hal ini dilakukan oleh umat Kristiani di Spanyol yang mengubah fungsi masjid di selatan Spanyol menjadi katedral, mengikuti keruntuhan kekuasaan Bani Umayyah di selatan Spanyol. Masjid Agung Kordoba sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah gereja. Beberapa masjid di kawasan Semenanjung Iberia, Eropa Selatan dan India juga dialih fungsikan menjadi gereja atau pura setelah kekuasaan Islam tidak berkuasa lagi. Pemberlakuan hukum Hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan masjid diberlakukan pada masjid dan pekarangan masjid. Ini berlaku karena pekarangan masjid umumnya langsung terhubung dengan bangunan masjid. Hukum yang berlaku pada masjid berlaku pada seluruh lahan masjid dengan adanya pembatas maupun tanpa pembatas. Jika masjid memiliki ruangan khusus untuk perpustakaan, maka ruangan tersebut juga diberlakukan hukum masjid. Syarat yang harus dipenuhi ialah posisi pintunya. Hukum masjid hanya berlaku jika pintu ruangan perpustakaan berada di dalam masjid. Fungsi keagamaan Ibadah Semua muslim yang telah baligh atau dewasa diperintahkan untuk menunaikan salat wajib lima kali sehari secara berjamaah di masjid kecuali ada halangan. Pada hari Jumat, semua muslim laki-laki yang telah dewasa diwajibkan pergi ke masjid untuk menunaikan salat Jumat selama tidak ada halangan, berdasarkan Surah Al-Jumu’ah ayat 9: Salat jenazah, biasanya juga diselenggarakan di masjid. Salat jenazah dilakukan untuk muslim yang telah meninggal, dengan dipimpin seorang imam. Salat jenazah dilakukan di area sekitar masjid. Ketika gerhana matahari muncul, kaum Muslimin juga mengadakan salat khusuf untuk mengingat kebesaran Allah. Pada dua hari raya atau 'idain, yaitu Idulfitri dan Iduladha umat Muslim juga melakukan salat. Biasanya, beberapa masjid kecil di daerah Eropa atau Amerika akan menyewa sebuah gedung pertemuan untuk menyelenggarakan salat 'Id. Di Indonesia, Salat 'Id dilakukan di lapangan terbuka atau di masjid sekitar apabila tidak memungkinkan. Kegiatan bulan Ramadan Masjid, pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat Muslim untuk beribadah pada bulan Ramadan. Biasanya, masjid akan sangat ramai di minggu pertama Ramadan. Pada bulan Ramadan, masjid-masjid biasanya menyelenggarakan acara pengajian yang amat diminati oleh masyarakat. Tradisi lainnya adalah menyediakan iftar, atau makanan buka puasa. Ada beberapa masjid yang juga menyediakan makanan untuk sahur. Masjid-masjid biasanya mengundang kaum fakir miskin untuk datang menikmati sahur atau iftar di masjid. Hal ini dilakukan sebagai amal saleh pada bulan Ramadan. Pada malam hari setelah salat Isya digelar, umat Muslim disunahkan untuk melaksanakan salat Tarawih berjamaah di masjid. Setelah salat Tarawih, ada beberapa orang yang akan membacakan Al-Qur'an. Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, masjid-masjid besar akan menyelenggarakan Iktikaf, yaitu sunnah Nabi Muhammad saw. untuk berdiam diri di Masjid (mengkhususkan hari-hari terakhir Ramadan guna meningkatkan amal ibadah) dan memperbanyak mengingat Allah SWT. Amal Rukun ketiga dalam Rukun Islam adalah zakat. Setiap muslim yang mampu wajib menzakati hartanya sebanyak 2.5% dari jumlah hartanya. Masjid, sebagai pusat dari komunitas umat Islam, menjadi tempat penyaluran zakat bagi yatim piatu dan fakir miskin. Pada saat Idulfitri, masjid menjadi tempat penyaluran zakat fitrah dan membentuk panitia amil zakat. Panitia zakat, biasanya dibentuk secara lokal oleh orang-orang atau para jemaah yang hidup di sekitar lingkungan masjid. Begitu pula dalam pengelolaannya. Namun, untuk masjid-masjid besar seperti di pusat kota, biasanya langsung ditangani oleh pemerintah daerah setempat. Fungsi sosial Pusat kegiatan masyarakat Banyak pemimpin Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, berlomba-lomba untuk membangun masjid. Seperti kota Mekkah dan Madinah yang berdiri di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, kota Karbala juga dibangun di dekat makam Husain bin Ali. Kota Isfahan, Iran dikenal dengan Masjid Imam-nya yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Pada akhir abad ke-17, Syah Abbas I dari dinasti Safawi di Iran mengubah kota Isfahan menjadi salah satu kota terbagus di dunia dengan membangun Masjid Syah dan Masjid Syaikh Lutfallah di pusat kota. Ini menjadikan kota Isfahan memiliki lapangan pusat kota yang terbesar di dunia. Lapangan ini berfungsi sebagai pasar bahkan tempat olahraga. Masjid di daerah Amerika Serikat dibangun dengan sangat sering. Masjid biasa digunakan sebagai tempat perkumpulan umat Islam. Biasanya perkembangan jumlah masjid di daerah pinggiran kota, lebih besar dibanding di daerah kota. Masjid dibangun agak jauh dari pusat kota. Pendidikan Fungsi utama masjid yang lainnya adalah sebagai tempat pendidikan. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur'an dan bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia. Kelas-kelas untuk mualaf, atau orang yang baru masuk Islam juga disediakan di masjid-masjid di Eropa dan Amerika Serikat, di mana perkembangan agama Islam melaju dengan sangat pesat. Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang hukum Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari masjid, tetapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman. Kegiatan dan pengumpulan dana Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengumpulkan dana. Masjid juga sering mengadakan bazar, di mana umat Islam dapat membeli alat-alat ibadah maupun buku-buku Islam. Masjid juga menjadi tempat untuk akad nikah, seperti tempat ibadah agama lainnya. Masjid tanah liat di Djenné, Mali, secara tahunan mengadakan festival untuk merekonstruksi dan membenah ulang masjid. Masjid dan politik Di penghujung abad ke-20, peranan masjid sebagai tempat berpolitik mulai meningkat. Saat ini, partisipasi kepada masyarakat mulai menjadi agenda utama masjid-masjid di daerah Barat. Karena melihat masyarakat sekitar adalah penting, masjid-masjid digunakan sebagai tempat dialog dan diskusi damai antara umat Islam dengan non-Muslim. Bantuan Negara yang di mana jumlah penduduk Muslimnya sangat sedikit, biasanya turut membantu dalam hal-hal masyarakat, seperti misalnya memberikan fasilitas pendaftaran pemilih untuk kepentingan pemilu. Pendaftaran pemilih ini melibatkan masyarakat Islam yang tinggal di sekitar Masjid. Beberapa masjid juga sering berpartisipasi dalam demonstrasi, penandatanganan petisi, dan kegiatan politik lainnya. Selain itu, peran masjid dalam dunia politik terlihat di bagian lain di dunia. Contohnya, pada kasus pengeboman Masjid al-Askari di Irak. pada bulan Februari 2006 Imam-imam dan khatib di Masjid al-Askari menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyeru pada kedamaian di tengah kerusuhan di Irak. Konflik sosial Masjid kadang-kadang menjadi sasaran kemarahan umat non-Muslim. Kadang kala kasus persengketan terjadi di beberapa daerah di mana umat Islam menjadi minoritas di daerah tersebut. Sebagai contoh konkret adalah kasus di Masjid Babri. Masjid Babri yang terletak di Mumbai, India menjadi masalah sengketa lahan antara masyarakat penganut Hindu dan masyarakat Muslim. Hal ini disebabkan Masjid Babri berdiri di daerah keramat Mandir. Sebelum sebuah kesepakatan dibuat, masyarakat dan aktivis Hindu berjumlah 75000 massa menghancurkan bangunan Masjid Babri pada 6 Desember 1992. Selain itu, masjid juga sering menjadi tempat pengejekan dan penyerbuan terhadap umat Muslim setelah terjadinya peristiwa 11 September. Lebih dari itu, Liga Yahudi diketahui berencana mengebom King Fahd Mosque di Culver City, California. Masjid Hassan Bek di Palestina menjadi objek penyerbuan kaum Yahudi Israel kepada Muslim Arab. Pengaruh Saudi Walaupun Arab Saudi telah berperan dalam membangun masjid sejak awal abad ke-20, tetapi pada pertengahan abad ke-20, Arab Saudi menjadi negara yang paling banyak mendukung atau mendonasikan pembangunan masjid di seluruh dunia. Pada awal 1980-an, pemerintah Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Khaled dan Fahd mendonasikan biaya untuk pembangunan masjid di beberapa bagian di dunia. Dana sebesar 45 miliar dolar telah dihabiskan untuk membangun masjid di seluruh dunia. Koran Ainul Yaqin di Arab Saudi mencatat bahwa pemerintah Arab Saudi telah membangun setidaknya 1500 masjid dan lebih dari 2000 pusat Islam di seluruh dunia. Di Amerika Serikat dan Italia, masjid dan pusat pendidikan Islam telah berdiri di California dan Roma. Proyek tersebut adalah investasi terbesar bagi pemerintah Arab Saudi. Arsitektur Bentuk Bentuk bangunan masjid yang utama ialah persegi atau persegi panjang. Tujuannya agar saf dapat tersusun secara lurus dan arah kiblat terlihat jelas. Bangunan masjid juga diutamakan tidak menyerupai bentuk bangunan lain. Tujuannya sebagai pembeda yang membuatnya dapat dikenali sebagai masjid. Bentuk masjid telah diubah di beberapa bagian negara Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering dipakai adalah bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di Anatolia. Arab-plan atau hypostyle adalah bentuk-bentuk awal masjid yang sering dipakai dan dipelopori oleh Bani Umayyah. Masjid ini berbentuk persegi ataupun persegi panjang yang dibangun pada sebuah dataran dengan halaman yang tertutup dan tempat ibadah di dalam. Halaman di masjid sering digunakan untuk menampung jamaah pada hari Jumat. Beberapa masjid berbentuk hypostyle ayau masjid yang berukuran besar, biasanya mempunyai atap datar di atasnya, dan digunakan untuk penopang tiang-tiang. Contoh masjid yang menggunakan bentuk hypostyle adalah Masjid Kordoba, di Kordoba, yang dibangun dengan 850 tiang. Beberapa masjid bergaya hypostyle memiliki atap melengkung yang memberikan keteduhan bagi jamaah di masjid. Masjid bergaya arab-plan mulai dibangun pada masa Abbasiyah dan Umayyah, tetapi masjid bergaya arab-plan tidak terlalu disenangi. Kesultanan Utsmaniyah kemudian memperkenalkan bentuk masjid dengan kubah di tengah pada abad ke-15 dan memiliki kubah yang besar, di mana kubah ini melingkupi sebagian besar area salat. Beberapa kubah kecil juga ditambahkan di area luar tempat ibadah. Gaya ini sangat dipengaruhi oleh bangunan-bangunan dari Bizantium yang menggunakan kubah besar. Masjid gaya Iwan juga dikenal dengan bagian masjid yang dikubah. Gaya ini diambil dari arsitektur Iran pra-Islam. Menara Bentuk umum dari sebuah masjid adalah keberadaan menara. Menara asal katanya dari bahasa Arab "nar" yang artinya "api"( api di atas menara/lampu) yang terlihat dari kejauhan. Menara di masjid biasanya tinggi dan berada di bagian pojok dari kompleks masjid. Menara masjid tertinggi di dunia berada di Masjid Hassan II, Casablanca, Maroko. Masjid-masjid pada zaman Nabi Muhammad tidak memiliki menara, dan hal ini mulai diterapkan oleh pengikut ajaran Wahabiyyah, yang melarang pembangunan menara dan menganggap menara tidak penting dalam kompleks masjid. Menara pertama kali dibangun di Basra pada tahun 665 sewaktu pemerintahan khalifah Bani Umayyah, Muawiyah I, yang mendukung pembangunan menara masjid untuk menyaingi menara-menara lonceng pada gereja. Menara bertujuan sebagai tempat muazin mengumandangkan azan. Pada masjid yang membangun menara, tinggi menara harus dibuat seperlunya dan tidak berlebihan. Selain itu, jumlah menara juga harus secukupnya saja. Jika suatu masjid telah memiliki pengeras suara, maka pembangunan menara menjadi tidak wajib. Dana yang dimiliki oleh masjid untuk pembangunan menara dialihkan untuk pembangunan masjid lainnya. Kubah Kubah juga merupakan salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Seiring waktu, kubah diperluas menjadi sama luas dengan tempat ibadah di bawahnya. Walaupun kebanyakan kubah memakai bentuk setengah bulat, masjid-masjid di daerah India dan Pakistan memakai kubah berbentuk bawang. Tempat ibadah Tempat ibadah atau ruang salat, tidak diberikan meja, atau kursi, sehingga memungkinkan para jamaah untuk mengisi saf atau barisan-barisan yang ada di dalam ruang salat. Bagian ruang salat biasanya diberi kaligrafi dari potongan ayat Al-Qur'an untuk memperlihatkan keindahan agama Islam serta Al-Qur'an. Ruang salat mengarah ke arah Ka'bah, sebagai kiblat umat Islam. Di masjid juga terdapat mihrab dan mimbar. Mihrab adalah tempat imam memimpin salat, sedangkan mimbar adalah tempat khatib menyampaikan khutbah. Tempat bersuci Dalam komplek masjid, di dekat ruang salat, tersedia ruang untuk menyucikan diri, atau biasa disebut tempat wudhu. Di beberapa masjid kecil, kamar mandi digunakan sebagai tempat untuk berwudhu. Sedangkan di masjid tradisional, tempat wudhu biasanya sedikit terpisah dari bangunan masjid. Fasilitas lain Masjid modern sebagai pusat kegiatan umat Islam, juga menyediakan fasilitas seperti klinik, perpustakaan, dan tempat berolahraga. Di Masjid Raya Bandung, halaman depannya merupakan lapangan terbuka untuk masyarakat. Aturan dan etiket Masjid sebagai tempat beribadah kaum muslim, merupakan tempat suci. Oleh karena itu, ada peraturan dan etiket yang harus dipenuhi ketika berada di masjid. Imam Pemilihan imam sebagai pemimpin salat sangat dianjurkan, meskipun bukan sebuah kewajiban. Seorang imam haruslah seorang muslim yang jujur, baik dan paham akan agama Islam. Sebuah masjid yang dibangun dan dirawat oleh pemerintah, akan dipimpin oleh Imam yang ditunjuk oleh pemerintah. Masjid yang tidak dikelola pemerintah, akan memilih imam dengan sistem pemilihan dengan suara terbanyak. Menurut Mazhab Hanafi, orang yang membangun masjid layak disebut sebagai imam, walaupun konsep ini tidak diajarkan ke mazhab lainnya. Kepemimpinan salat dibagi dalam tiga jenis, yakni imam untuk salat lima waktu, imam salat Jumat dan imam salat lainnya (seperti salat khusuf atau jenazah). Semua ulama Islam berpendapat bahwa jemaah laki-laki hanya dapat dipimpin oleh seorang imam laki-laki. Bila semua jemaah adalah perempuan, maka baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi imam, asalkan perempuan tidak menjadi imam bagi jemaah laki-laki. Kebersihan Masjid merupakan tempat yang suci, maka jamaah yang datang ke masjid harus dalam keadaan yang suci pula. Sebelum masuk masjid, jemaah harus berwudhu di tempat wudhu yang telah disediakan. Selain itu, jemaah tidak boleh masuk ke masjid dengan menggunakan sepatu atau sandal yang tidak bersih. Jemaah sebisa mungkin harus dalam keadaan rapi, bersih, dan tidak dalam keadaan junub. Seorang jamaah dianjurkan untuk bersiwak sebelum masuk ke masjid, untuk menghindari bau mulut. Pakaian Agama Islam menganjurkan untuk berpakaian rapi, sopan, dan bersih dalam beribadah. Jemaah laki-laki dianjurkan memakai baju yang longgar dan bersih. Jamaah perempuan diharuskan memakai jubah yang longgar atau memakai hijab. Baik jemaah laki-laki maupun perempuan tidak boleh memakai pakaian yang memperlihatkan aurat. Kebanyakan umat Islam memakai baju khas Timur Tengah seperti jubah atau hijab. Pakaian harus baik sesuai Firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Araf ayat 31 memerintahkan memakai pakaian indah pada saat memasuki masjid. Konsentrasi di masjid Masjid sebagai tempat untuk beribadah tidak boleh diganggu ketenangannya. Pembicaraan dengan suara yang keras di sekitar masjid yang dapat mengganggu jamaah di masjid dilarang. Selain itu, orang tidak boleh berjalan di depan jemaah yang sedang salat. Para jemaah juga dianjurkan untuk memakai pakaian yang tidak bertulisan maupun berwarna supaya menjaga kekhusyuan salat. Pemisahan gender Pemisahan antara lelaki dan perempuan di masjid sangat penting, agar tidak menimbulkan syahwat. Posisi jemaah wanita di masjid adalah di belakang jemaah pria. Nabi islam Muhammad dalam hadisnya mengatakan: Bahkan khalifah rasyidin, Umar bin Khattab melarang wanita untuk salat di masjid. Pada beberapa masjid di Asia Tenggara dan Asia Selatan, jemaah perempuan dipisahkan dengan sebuah hijab atau dibedakan lantainya. Sedangkan di Masjidil Haram, jemaah perempuan dan anak-anak diberi tempat khusus untuk beribadah. Non-muslim di masjid. Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, penganut selain Islam diperbolehkan untuk masuk ke masjid, selama mereka tidak makan atau tidur di dalamnya. Tapi, Mazhab Maliki memiliki pendapat lain yang melarang penganut selain Islam untuk masuk ke masjid dalam keadaan apa pun. Menurut Imam Hambali, penganut agama samawi, seperti Kristen maupun Yahudi masih diperbolehkan untuk masuk ke Masjidil Haram. Tapi, khalifah Bani Umayyah, Umar II melarang non-muslim untuk masuk ke daerah Masjidil Haram dan kemudian berlaku di seluruh penjuru Arab. Masjid-masjid di Maroko yang menganut Mazhab Maliki melarang non-muslim untuk masuk ke masjid. Di Amerika Serikat, non-muslim diperbolehkan untuk masuk, sebagai sarana untuk pembelajaran Islam. Saat ini, di Arab Saudi, kota Mekkah dan Madinah hanya diperbolehkan untuk kaum Muslim saja. Sedangkan bagi non-muslim, diarahkan ke kota Jeddah. Pemakmuran Dalam Surah At-Taubah ayat 18 disebutkan bahwa memakmurkan masjid merupakan salah satu tanda keimanan kepada Allah. Memakmurkan masjid dapat diartikan sebagai melaksanakan ibadah dan membantu pembangunan masjid. Membiayai pembangunan masjid merupakan salah satu bentuk ibadah dan amalan terbaik di dalam Islam. Kedudukannya didasarkan kepada kedudukan masjid sebagai sarana salat berjemaah dan perannya dalam ibadah Islam yang lainnya. Dalam beberapa hadis yang diriwayatkan dari Utsman bin Affan, pembangunan masjid diganjari dengan rumah atau masjid di surga. Sedangkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari dan Jabir bin Abdullah, membangun masjid meskipun sebesar sarang burung akan mendapatkan ganjaran berupa rumah yang seukuran dengannya di surga. Ukuran sarang burung dalam riwayat ini adalah seukuran sarang burung yang bertelur di tanah. Larangan Pada hadis lainnya, pemakmuran masjid secara berlebihan dijadikan tanda kiamat. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, membangga-banggakan masjid menjadi pertanda akan terjadinya kiamat. Kegiatan membangga-banggakan masjid ini berupa kegiatan memberikan hiasan-hiasan pada masjid dan mengadakan perlombaan atasnya. Kegiatan menghias masjid mulai dilarang pada masa khalifah Umar bin Khattab. Kegiatan ini dianggap mengganggu ibadah salat dan merupakan perbuatan yang sia-sia dan berlebihan. Pelarangan ini pertama kali diberlakukan pada Masjid Nabawi. Umar bin Khattab melarang pengecatan Masjid Nabawi dengan warna merah atau kuning. An-Nawawi menetapkan kegiatan menghiasi masjid dengan kedudukan makruh. Referensi Catatan kaki Daftar pustaka Lihat pula Islam Dewan Masjid Indonesia Daftar masjid di Indonesia Pengeras suara di masjid Pranala luar Dewan Masjid Indonesia Daftar masjid di AS Informasi masjid di dunia The Mosque Review (Masjid) Zona Masjid Seni rupa Islam
Gereja adalah istilah eklesiologis yang digunakan berbagai denominasi Kristen untuk menyifatkan badan persekutuan umat Kristen yang sejati atau lembaga asali yang diasaskan Yesus. Istilah "Gereja" juga digunakan di ranah keilmuan sebagai muradif Kekristenan, sekalipun pada kenyataannya Kekristenan terdiri atas banyak Gereja atau denominasi, dan banyak di antaranya yang mendaku sebagai "satu-satunya Gereja yang sejati" dengan meliyankan yang lain. Bagi banyak orang Kristen Protestan, Gereja mengandung dua unsur, yakni kasatmata dan tak kasatmata. Gereja yang kasatmata adalah lembaga-lembaga tempat "Firman Allah secara murni diwartakan maupun disimak, dan sakramen-sakramen dilayankan menurut ketetapan Kristus", sementara Gereja yang tak kasatmata adalah segenap orang "yang sungguh-sungguh diselamatkan" (dan menjadi warga Gereja yang kasatmata). Di dalam lingkup pemahaman akan Gereja yang tak kasatmata ini, "Gereja" (atau Gereja yang am) tidak merujuk kepada suatu denominasi Kristen tertentu, tetapi mencakup semua orang pribadi yang sudah diselamatkan. Menurut teori cabang, yang digadang-gadangkan di kalangan Anglikan, Gereja-Gereja pelestari suksesi apostolik adalah bagian dari Gereja yang sejati. Teori ini bertentangan dengan sikap menyematkan label "satu-satunya Gereja yang sejati" pada suatu lembaga nyata Kristen tertentu, yakni sikap eklesiologis yang dianut Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, Gereja Asyur dan Gereja Purba di Timur. Di dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata "jemaat" digunakan sebagai padanan untuk kata Yunani "eklesia" (ἐκκλησία), yang makna umumnya adalah "sidang jemaat" atau "jemaah". Kata "eklesia" muncul di dalam 2 ayat Injil Matius, 24 ayat Kisah Para Rasul, 58 ayat surat-surat Paulus (termasuk contoh-contoh terawal dari penggunaannya untuk merujuk kepada suatu badan persekutuan umat Kristen), 2 ayat Surat kepada Orang Ibrani, 1 ayat Surat Yakobus, 3 ayat Surat Yohanes III, dan 19 ayat Kitab Wahyu. Jumlah total kemunculan kata "eklesia" di dalam Perjanjian Baru adalah 114 kali, kendati tidak selalu dipakai secara teknis untuk merujuk kepada Gereja. Dengan demikian, eklesia dipakai sebagai sebutan bagi komunitas-komunitas lokal maupun sebagai sebutan yang bermakna semesta bagi segenap umat beriman. Istilah "Kekristenan" (, Kristianismos) tercatat pertama kali digunakan sekitar tahun 100 Masehi oleh Ignasius, Uskup Antiokhia. Empat Ciri Gereja pertama kali mengemuka di dalam Syahadat Nikea tahun 381 yang menegaskan bahwa Gereja itu satu, kudus, katolik (am), dan apostolik (rasuli). Etimologi Kata Yunani "eklēsia ", secara harfiah berarti "yang dipanggil keluar" atau "yang dipanggil maju ke depan", dan lazimnya digunakan untuk menyifatkan sekelompok orang yang dipanggil berhimpun untuk melakukan sesuatu, teristimewa untuk menyifatkan rapat warga sebuah kota, misalnya di dalam nas . Kata ini adalah istilah Perjanjian Baru yang merujuk kepada Gereja (baik dalam arti jemaat lokal maupun dalam arti segenap umat beriman). Di dalam Septuaginta, kata "eklesia" digunakan sebagai padanan untuk kata Ibrani "qahal" (קהל). Sebagian besar bahasa rumpun Romawi dan rumpun Kelt menggunakan aneka ragam turunan dari kata ini, baik yang diwarisi maupun yang dipinjam dari bentuk Latinnya, ecclesia. Salah satu contohnya adalah kata "igreja" dalam bahasa Portugis, yang diserap menjadi kata "gereja" dalam bahasa Indonesia. Sejarah Gereja mula-mula terbentuk di Yudea, negeri jajahan Romawi, pada abad pertama tarikh Masehi, berlandaskan ajaran-ajaran Yesus orang Nazaret, yang pertama kali menghimpun murid. Murid-murid inilah yang kemudian hari disebut "umat Kristen". Menurut Kitab Suci, Yesus mengamanatkan kepada mereka agar menyebarluaskan ajaran-ajarannya ke seluruh dunia. Bagi sebagian besar umat Kristen, hari Pentakosta (peristiwa yang terjadi sesudah Yesus naik ke surga) adalah hari jadi Gereja, ditandai turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid Yesus yang sedang berkumpul (). Kepemimpinan Gereja berawal dari para rasul. Karena terlahir dari lingkungan Yahudi zaman Haikal ke-2, sejak awal sejarah Kekristenan, umat Kristen menerima orang-orang non-Yahudi (bangsa-bangsa lain) tanpa mewajibkan mereka untuk menerima dan mengamalkan seluruh adat-istiadat Yahudi, misalnya adat khitanan (). Dalam agama Yahudi, orang-orang semacam itu disebut proselit, orang-orang yang takut akan Allah, dan pengamal syariat Nuh. Beberapa pihak menduga bahwa konflik dengan para pemuka agama Yahudilah yang dalam waktu singkat mengakibatkan umat Kristen terusir dari rumah-rumah ibadat Yahudi di Yerusalem. Sedikit demi sedikit Gereja menyebar ke seluruh dan ke luar wilayah Kekaisaran Romawi, bahkan tumbuh pesat di kota-kota semisal Yerusalem, Antiokhia, dan Edesa. Gereja dianiaya pemerintah Romawi lantaran umat Kristen menolak mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi Romawi dan menentang penuhanan kaisar. Gereja akhirnya dilegalisasi di Kekaisaran Romawi, bahkan dinaikkan statusnya menjadi Gereja Negara Kekaisaran Romawi pada abad ke-4 oleh Kaisar Konstantinus Agung dan Kaisar Teodosius I. Sedari abad ke-2, umat Kristen sudah menyanggah ajaran-ajaran yang mereka anggap bidat, khususnya ajaran Gnostik dan juga ajaran Montanus. Ignasius dari Antiokhia pada awal abad ke-2, dan Ireneus pada akhir abad yang sama memandang persatuan dengan uskup sebagai uji iman Kristen yang benar. Sesudah Gereja dilegalisasi pada abad ke-4, perdebatan ajaran Arius dengan ajaran Tritunggal menjadi kontroversi besar, manakala para kaisar silih berganti menunjukkan keberpihakan kepada salah satunya. Peristilahan Kristen purba Dengan menggunakan kata eklēsia, umat Kristen perdana memanfaatkan suatu istilah yang memang merujuk kepada sidang-sidang negara kota Yunani yang hanya boleh dihadiri warganya, tetapi secara tradisional dipakai orang-orang Yahudi penutur bahasa Yunani sebagai sebutan untuk Israel, umat Allah, sekaligus suatu istilah yang digunakan di dalam Septuaginta dengan makna pertemuan orang-orang yang berhimpun demi alasan-alasan keagamaan, seringkali untuk beribadat; dalam hal ini, eklesia dipakai sebagai padanan kata Ibrani "qahal" (קהל), yang juga dipadankan dengan kata Yunani "synagōgē" (συναγωγή), sehingga kedua kata Yunani itu dianggap kurang-lebih sinonim sampai kemudian hari dibedakan dengan lebih jelas oleh umat Kristen. Istilah eklesia hanya muncul di dalam dua ayat Injil, kedua-keduanya termaktub di dalam Injil Matius. Ketika Yesus bersabda kepada Simon Petrus, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan eklesia-Ku," kata eklesia berarti komunitas yang dibentuk Kristus, tetapi ketika Yesus bersabda, "jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada eklesia," kata eklesia berarti komunitas lokal tempat seseorang menjadi anggota. Istilah ini lebih sering muncul di dalam bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru, dan sebagaimana di dalam Injil matius, dipakai untuk merujuk kepada suatu komunitas lokal tertentu maupun kepada semua komunitas lokal secara kolektif. Malah ayat-ayat yang tidak menggunakan istilah eklesia sekalipun dapat saja merujuk kepada Gereja dengan menggunakan ungkapan-ungkapan lain, misalnya ayat-ayat di dalam 14 bab pertama dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma, yang tidak satu kali pun menggunakan kata eklesia tetapi berulang kali menggunakan kata yang masih seakar dengannya, yakni klētoi (κλήτοι), yang berarti "dipanggil". Gereja dapat pula dirujuk melalui gambaran-gambaran yang secara tradisional dipakai di dalam Alkitab untuk merujuk kepada umat Allah, misalnya pemakaian gambaran kebun anggur, teristimewa di dalam Injil Yohanes. Kendati tidak pernah menyifatkan Gereja dengan kata "katolik" maupun "semesta", Perjanjian Baru memang mengindikasikan bahwa komunitas-komunitas lokal secara kolektif merupakan satu Gereja, bahwasanya umat Kristen mestilah berusaha untuk senantiasa sehati sejiwa selaku jemaat Allah, bahwasanya Injil harus diwartakan kepada segala bangsa dan disebarluaskan sampai ke ujung-ujung bumi, bahwasanya Gereja terbuka kepada segala bangsa dan tidak boleh terpecah-belah, dst. Kata "katolik" atau "semesta" tercatat pertama kali digunakan untuk menyifatkan Gereja oleh Ignasius dari Antiokhia sekitar tahun 107 di dalam karya tulisnya, Surat kepada Jemaat di Smirna, bab VIII. "Di mana saja uskup hadir, di situ pula hendaknya umat hadir; sama seperti di mana saja Yesus Kristus hadir, disitu pula Gereja Katolik hadir," demikian tulis Ignasius. Bapa-bapa Gereja semisal Ignasius dari Antiokhia, Ireneus, Tertulianus, dan Siprianus berpandangan bahwa Gereja adalah suatu entitas yang kasatmata, bukan suatu himpunan umat beriman yang tak kasatmata. Kekristenan sebagai agama negara bangsa Romawi Kekaisaran Romawi secara resmi mengadopsi Kekristenan berhaluan Nikea menjadi agama negara pada tanggal 27 Februari 380. Sebelum itu, Kaisar Konstantius II dan Kaisar Valens secara pribadi memihak Kekristenan berhaluan Arian atau Semi-Arian, tetapi Kaisar Teodosius I yang memerintah sesudah Valens justru memihak ajaran Atanasius atau doktrin Tritunggal yang terjabarkan di dalam Syahadat Nikea. Pada tanggal 27 Februari 380, Kaisar Teodosius I mempermaklumkan bahwa hanya pemeluk agama Kristen berakidah Tritunggal sajalah yang berhak disebut umat Kristen Katolik, sementara semua pihak berakidah lain harus dianggap sebagai ahli-ahli bidat, dan oleh karena itu merupakan para pelanggar hukum negara. Situasi hukum yang baru ini pertama kali menunjukkan dampaknya pada tahun 385, dalam bentuk penjatuhan pidana mati oleh mahkamah sipil terhadap seorang ahli bidat bernama Priskilianus dan beberapa orang pengikutnya sesudah diputus bersalah melakukan tindak pidana sihir. Dari abad ke abad sesudah Kekristenan berakidah Tritunggal menjadi agama negara, kaum pagan dan umat Kristen yang berakidah menyimpang secara rutin dipersekusi pemerintah Kekaisaran Romawi maupun kerajaan-kerajaan dan negara-negara yang kemudian hari menggantikannya, kendati beberapa suku Jermani terus memeluk agama Kristen Arian sampai memasuki Abad Pertengahan. Gereja di dalam wilayah Kekaisaran Romawi diorganisasikan di bawah takhta-takhta metropolia. Lima di antaranya dihormati secara istimewa dan menjadi cikal bakal tatanan Pentarki yang digagas Kaisar Yustinianus I. Satu di antara lima takhta metropolia ini berada di kawasan barat Kekaisaran Romawi (Roma), sementara yang lain berada di kawasan timur Kekaisaran Romawi (Konstantinopel, Yerusalem, Antiokhia, dan Aleksandria). Bahkan sesudah Kekaisaran Romawi terpecah pun Gereja tetap merupakan suatu lembaga yang relatif utuh bersatu (di luar dari Gereja-Gereja Ortodoks Oriental dan beberapa golongan umat Kristen yang terpisah dari Gereja negara Kekaisaran Romawi). Gereja menjadi suatu lembaga penentu dan terpusat di Kekaisaran Romawi, khususnya di kawasan timur atau Kekaisaran Romawi Timur, tempat Konstantinopel dipandang sebagai pusat Dunia Kristen, antara lain lantaran kuasa ekonomi dan politik yang dimilikinya. Sesudah Kekaisaran Romawi Barat jatuh ke tangan bangsa Jermani pada abad ke-5, Gereja (Roma) selama berabad-abad menjadi tautan utama yang mempertalikan Eropa Barat Abad Pertengahan dengan peradaban bangsa Romawi, dan menjadi perpanjangan tangan kekuasaan Kaisar Romawi Timur di Dunia Barat. Di Dunia Barat, golongan yang disebut "Gereja ortodoks" menghadapi persaingan dengan golongan Kristen Arian maupun persaingan dengan berbagai agama pagan yang dipeluk kepala-kepala suku Jermani, tetapi berjaya melebarkan sayapnya keluar dari bekas wilayah barat Kekaisaran Romawi ke Irlandia, Jerman, Skandinavia, dan negeri bangsa Slav Barat. Di Dunia Timur, Kekristenan disebarluaskan ke negeri-negeri bangsa Slav yang sekarang merupakan wilayah negara Rusia serta kawasan selatan-tengah dan timur Eropa. Masa pemerintahan Karel Agung dipandang istimewa karena mampu menggiring suku-suku besar terakhir di Dunia Barat yang memeluk agama Kristen Arian ke dalam persekutuan dengan Roma, antara lain melalui perang penaklukan dan paksaan beralih keyakinan. Mulai dari abad ke-7, khilafah-khilafah Islam muncul silih berganti dan sedikit demi sedikit menaklukan negeri-negeri Dunia Kristen. Kecuali Afrika Utara dan sebagian besar wilayah Spanyol, kawasan utara dan barat Eropa nyaris tak terdampak ekspansi Islam, lantaran Konstantinopel maupun Kekaisaran Romawi Timur yang lebih makmur masih menjadi sasaran utama penyerbuan kaum Muslim. Meskipun sedikit demi sedikit menggerogoti kekuatan Kekaisaran Romawi Timur, tantangan yang dimunculkan kaum Muslim justru membantu pengentalan jati diri keagamaan umat Kristen Timur. Di bawah daulat Islam sekalipun, Gereja terus bertahan hidup (misalnya umat Kristen Kubti, Kristen Maruniyah, dll) kendati kadang-kadang harus dengan susah payah. Skisma Akbar tahun 1054 Meskipun sudah lama muncul keretakan antara Uskup Roma (Batrik Gereja Katolik) dan batrik-batrik di Kekaisaran Romawi Timur, peralihan kesetiaan Roma dari Konstantinopel ke Maharaja Karel Agunglah yang menggiring Gereja menuju perpecahan. Keretakan politis maupun teologis terus membesar sampai-sampai Roma dan Dunia Timur saling mengucil pada abad ke-11, sehingga Gereja pun terpecah menjadi Gereja Barat (Katolik) dan Gereja Timur (Ortodoks). Pada tahun 1448, tidak lama sebelum Kekaisaran Romawi Timur tumbang, Gereja Ortodoks Rusia membentuk kepemimpinan sendiri, lepas dari Batrik Konstantinopel. Lantaran kemajuan peradaban kembali menggeliat di Eropa Barat, dan Kekaisaran Romawi Timur berangsur-angsur merosot dirongrong bangsa Arab dan bangsa Turki (diperparah lagi dengan tindakan memerangi umat Kristen Timur), kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453 mendorong para sarjana Dunia Timur untuk hijrah ke Dunia Barat. Pengungsian para sarjana Dunia Timur demi menghindari serbuan kaum Muslim sambil memboyong naskah-naskah kuno ke Dunia Barat merupakan salah satu faktor penggerak bermulanya Abad Pembaharuan Dunia Barat. Roma pun menjadi jantung Kekristenan di mata Gereja Barat. Sejumlah Gereja Timur bahkan keluar dari persekutuan Kristen Ortodoks Timur dan bersatu dengan Roma (Gereja-Gereja Katolik Timur Uniat). Reformasi Protestan Perubahan-perubahan yang lahir dari Abad Pembaharuan pada akhirnya bermuara pada Reformasi Protestan. Kaum Protestan pengikut Luther maupun pengikut Kalvin, Hus, Zwingli, Melancthon, Knox, dan lain-lain memisahkan diri dari Gereja Katolik. Pada waktu yang sama, serentet sengketa yang tidak bersifat teologis melahirkan Reformasi Inggris, yang bermuara kepada kemandirian Gereja Inggris. Kemudian hari, pada Abad Penjelajahan dan Abad Imperialisme, Eropa Barat menyebarluaskan Gereja Katolik maupun gereja-gereja Protestan ke seluruh dunia, teristimewa di Benua Amerika. Segala perkembangan ini pada gilirannya mengangkat Kekristenan menjadi agama terbesar di dunia saat ini. Tradisi Katolik Di dalam doktrinnya Gereja Katolik mengajarkan bahwa dirinyalah Gereja asali yang didirikan Yesus di atas dasar para rasul pada abad pertama tarikh Masehi. Ensiklik Mystici corporis tahun 1943 dari Paus Pius XII, menyingkap eklesiologi dogmatis Gereja Katolik bahwasanya "jika hendak mendefinisikan dan menyifatkan Gereja sejati Yesus Kristus ini, yakni Gereja Roma yang Satu, Kudus, Katolik, Apostolik, maka tidak akan kita dapati ungkapan yang lebih gemilang, yang lebih mulia, maupun yang lebih suci daripada frasa sebutan 'Tubuh Mistik Yesus Kristus'." Lumen gentium, konstitusi dogmatis yang dirumuskan Konsili Vatikan II pada tahun 1964, lebih jauh menandaskan bahwa "satu Gereja Kristus yang dalam syahadat dinyatakan satu, kudus, katolik, dan apostolik, ... yang diasaskan dan ditata di dalam dunia sebagai suatu masyarakat, wujud di dalam Gereja Katolik, yang diselenggarakan oleh pengganti Petrus dan oleh uskup-uskup yang bersatu dengannya." Dengan nada yang sama, ensiklik Singulari Quidem dari Paus Pius IX menegaskan bahwa "hanya ada satu Gereja Katolik yang sejati, yang kudus, yakni Gereja Roma yang Apostolik. Hanya ada satu Takhta yang dibangun di atas dasar Petrus dengan sabda Tuhan... Di luar Gereja, tidak seorang pun dapat berharap akan beroleh kehidupan maupun keselamatan kecuali yang dapat dimaafkan dengan alasan ketidaktahuan di luar kendali diri sendiri." Kesusastraan devosional dan keteketis Katolik pun sudah lazim mengedepankan tema "Gereja yang Kudus, Katolik, dan Apostolik adalah satu-satunya kawanan domba, dan Yesus Kristus, Putra Allah, adalah satu-satunya Gembala." Sebuah maklumat yang diterbitkan Dikasterium Ajaran Iman pada tahun 2007 menjelaskan bahwa "makna 'kewujudan' di dalam kalimat tersebut adalah kebertahanan, kesinambungan sejarah, dan keajekan semua unsur yang ditetapkan Kristus di dalam Gereja Katolik, yang di dalamnya Gereja Kristus secara nyata didirikan di muka bumi ini", dan mengakui bahwa rahmat dapat berdaya guna di dalam komunitas-komunitas keagamaan yang terpisah dari Gereja Katolik lantaran komunitas-komunitas tersebut memiliki beberapa "unsur pengudusan dan kebenaran", tetapi menambahkan pula bahwa "bagaimanapun juga, kata 'wujud' hanya dapat dinisbatkan kepada Gereja Katolik semata-mata lantaran kata itu merujuk kepada ciri kesatuan yang kita permaklumkan di dalam syahadat-syahadat (aku percaya... akan Gereja yang 'satu'), dan Gereja yang 'satu' ini wujud di dalam Gereja Katolik." Gereja Katolik mengajarkan bahwa hanya badan-badan persekutuan umat Kristen yang dipimpin para uskup-bertahbisan-sah sajalah yang dapat diakui sebagai "Gereja" dalam arti yang sesungguhnya. Di dalam dokumen-dokumen Katolik, komunitas-komunitas yang tidak dipimpin para uskup-bertahbisan-sah secara resmi disebut komunitas gerejawi. Tradisi Ortodoks Timur Tiap-tiap Gereja Ortodoks Timur mendaku sebagai Gereja asali dengan berdalil bahwa mereka masih teguh berpegang kepada tradisi-tradisi dan akidah-akidah Gereja asali. Gereja Ortodoks Timur juga mendaku bahwa empat dari lima takhta Pentarki (tidak termasuk Roma) masih menjadi bagian dari Gereja Ortodoks Timur. Tradisi Ortodoks Oriental Gereja-Gereja Ortodoks Oriental mendaku sebagai Gereja asali dengan berdalil bahwa mereka masih teguh berpegang kepada tradisi-tradisi dan akidah-akidah Gereja asali. Mereka tidak pernah menerima teori tentang Sifat Hakikat Allah, yang dirumuskan sesudah perpecahan yang terjadi menyusul Konsili Kalsedon. Tradisi Lutheran Gereja-gereja Lutheran secara tradisional berpendirian bahwa tradisi Lutheranlah yang merupakan Gereja kasatmata yang sejati. Pengakuan Iman Augsburg yang termaktub di dalam Concordia, kompendium akidah gereja-gereja Lutheran, mengajarkan bahwa "iman yang dinyatakan Luther dan para pengikutnya bukanlah suatu perkara baru, melainkan iman katolik yang sejati, dan bahwasanya gereja-gereja mereka merupakan gereja katolik atau gereja semesta yang sejati". Ketika golongan Lutheran menjelaskan Pengakuan Iman Augsburg kepada Kaisar Karel V pada tahun 1530, mereka yakin sudah "menunjukkan bahwa tiap pasal keimanan dan amalan pertama-tama sudah benar menurut Kitab Suci, dan juga sudah benar menurut ajaran bapa-bapa Gereja maupun konsili-konsili". Bagaimanapun juga, gereja-gereja Lutheran mengajarkan bahwa "memang ada umat Kristen yang sejati di dalam gereja-gereja lain" sebab "denominasi-denominasi lain pun mewartakan Firman Allah, sekalipun bercampur kekeliruan". Karena pemberitaan Firman Allah menghasilkan buah, teologi Lutheran membenarkan pemberian sebutan "gereja" kepada denominasi-denominasi Kristen lainnya. Tradisi Anglikan Pada umumnya umat Anglikan memandang tradisi mereka sebagai salah satu cabang dari "Gereja Katolik" yang bersejarah sekaligus sebagai suatu via media (jalan tengah) di antara dua tradisi, yakni di antara tradisi Lutheran dan tradisi Kalvinis, atau di antara tradisi Katolik dan tradisi Protestan. Tradisi Kalvinis Menurut teologi Kalvinis, Gereja itu tak kasatmata dan kasatmata. Gereja yang tak kasatmata meliputi keseluruhan orang-orang kudus, sementara Gereja yang kasatmata adalah "lembaga yang disediakan Allah sebagai perwakilan karya penyelamatan, pembenaran, dan pemeliharaan Allah", yang disebut Yohanes Kalvin sebagai "ibunda kita". Pengakuan iman Kalvinis menitikberatkan "ajaran injil yang murni (pura doctrina evangelii) dan pelayanan sakramen-sakramen dengan benar (recta administratio sacramentorum)" sebagai "dua tanda asasi gereja kasatmata yang sejati". Tradisi Metodis Umat Metodis membenarkan keimanan akan "Gereja sejati yang satu, rasuli, dan am", dengan memandang gereja-gereja mereka sebagai "cabang istimewa dari dari gereja sejati tersebut". Berkenaan dengan kedudukan aliran Metodis di Dunia Kristen, pelopornya, "John Wesley, pernah mengemukakan bahwa hasil capaian Allah di dalam perkembangan aliran Metodis bukanlah sekadar usaha manusia melainkan karya Allah. Demikianlah aliran Metodis dipelihara Allah selama sejarah masih bergulir." Dengan menyebutnya sebagai "gudang besar" iman Metodis, Wesley secara khusus mengajarkan bahwa penyebarluasan doktrin pengudusan menyeluruh adalah alasan mengapa Allah membangkitkan umat Metodis di muka bumi ini. Tradisi Injili Gereja Injili lokal adalah organisasi yang merepresentasikan Gereja semesta, dan dipandang oleh umat Kristen Injili sebagai tubuh Yesus Kristus. Gereja Injili lokal bertanggung jawab atas pengajaran dan ordinansi-ordinansi, terutama baptisan orang percaya dan perjamuan kudus. Banyak gereja menjadi anggota denominasi-denominasi Kristen Injili serta menganut pengakuan iman dan tata tertib bersama, tanpa pandang otonomi gereja yang bersangkutan. Beberapa denominasi menjadi anggota persekutuan gereja tingkat nasional yang bernaung di bawah Aliansi Injili Sedunia. Beberapa denominasi Injili menerapkan tatanan keuskupan (episkopal) atau tatanan kepenatuaan (presbiterial). Meskipun demikian, bentuk penyelenggaraan gereja yang paling umum di dalam tradisi Injili adalah tatanan kejemaatan (kongregasional). Tatanan ini sangat lumrah diterapkan di kalangan gereja-gereja Injili non-denominasi. Jabatan-jabatan pelayanan yang lumrah dijumpai di dalam jemaat-jemaat Injili adalah gembala, penatua, diaken, penginjil, dan pemimpin pujian. Jabatan pelayanan uskup selaku penilik jemaat tingkat daerah atau nasional terdapat di dalam semua denominasi Kristen Injili, sekalipun disebut dengan istilah-istilah lain, misalnya sebutan "ketua sinode" atau "ketua sinode am". Perpecahan dan kontroversi Dewasa ini ada beraneka ragam kelompok umat Kristen, dengan beraneka ragam doktrin maupun tradisi. Kontroversi-kontroversi di antara berbagai cabang Kekristenan biasanya mencakup perbedaan-perbedaan penting dalam eklesiologi yang dianut masing-masing cabang. Denominasi Kristen Di dalam Kekristenan, denominasi merupakan istilah yang umum dipakai untuk menyebut badan keagamaan yang dapat dikenali lewat unsur-unsur seperti nama, struktur, kepemimpinan, atau doktrin bersama. Meskipun demikian, tiap-tiap badan keagamaan tersebut dapat saja menyebut diri dengan menggunakan istilah-istilah lain, misalnya "gereja" atau "persekutuan". Perpecahan yang memisahkan satu kelompok dari kelompok lain berpangkal dari doktrin dan kewenangan gereja. Isu-isu seperti kodrat Yesus, kewibawaan suksesi apostolik, eskatologi, dan keutamaan paus acap kali memisahkan satu denominasi dari denominasi lain. Rumpun-rumpun denominasi yang menganut akidah, amalan, dan keterkaitan sejarah disebut "cabang-cabang Kekristenan". Masing-masing kelompok umat Kristen berbeda-beda taraf pengakuannya terhadap satu sama lain. Beberapa kelompok mendaku sebagai satu-satunya ahli waris langsung dan sejati dari Gereja yang diasaskan Yesus Kristus pada abad pertama tarikh Masehi. Meskipun demikian, kelompok-kelompok lain meyakini denominasionalisme, di mana beberapa atau semua kelompok umat Kristen merupakan jemaat-jemaat yang sah dari satu agama yang sama, tanpa pandang label, akidah, dan amalan yang membeda-bedakan mereka. Lantaran konsep ini, sejumlah badan persekutuan umat Kristen menolak istilah "denominasi" untuk menyifatkan diri mereka, demi mengelak implikasi menyetarakan diri dengan jemaat-jemaat atau denominasi-denominasi lain. Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur percaya bahwa istilah "satu" yang tercantum di dalam syahadat Nikea menyifatkan dan menjelaskan suatu lembaga kasatmata dan kesatuan doktrinal, bukan hanya secara geografis di seluruh dunia, melainkan juga secara historis di sepanjang sejarah. Bagi kedua Gereja ini, kesatuan adalah salah satu dari keempat ciri Gereja sejati yang dijabarkan di dalam syahadat, dan hakikat dari sebuah ciri adalah dapat dilihat. Dengan demikian Gereja yang jati diri dan akidahnya berbeda dari negara ke negara dan dari zaman ke zaman tidaklah "satu". Inilah sebabnya kedua-duanya tidak memandang diri sebagai suatu denominasi, tetapi sebagai Gereja yang pradenominasional. Bukan sebagai salah satu di antara komunitas-komunitas umat beriman, melainkan sebagai Gereja yang asali dan satu-satunya. Banyak teolog Kristen Baptis dan Kongregasional menerima makna "jemaat lokal" sebagai satu-satunya aplikasi yang sah dari istilah "gereja". Mereka mati-matian menolak gagasan Gereja semesta (katolik). Denominasi-denominasi tersebut berpendapat bahwa semua kata Yunani eklesia di dalam Perjanjian Baru adalah rujukan kepada suatu kelompok lokal tertentu atau gagasan niskala tentang "gereja", dan tidak pernah merujuk kepada suatu Gereja tunggal sejagat. Banyak umat Anglikan, Lutheran, Katolik Lama, dan Katolik Mandiri memandang kesatuan sebagai salah satu ciri kekatolikan, tetapi memandang kesatuan kelembagaan Gereja Katolik terejawantahkan di dalam kesamaan suksesi apostolik keuskupan-keuskupan mereka alih-alih di dalam kesamaan hierarki keuskupan atau kesamaan ritus-ritus. Umat Kristen Kalvinis berpendirian bahwa tiap-tiap orang yang dibenarkan oleh iman akan Injil yang dipercayakan kepada para rasul adalah anggota dari "Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik". Bertolak dari perspektif ini, kesatuan nyata dan kekudusan segenap gereja yang dilembagakan melalui para rasul belum tersingkap, dan untuk sementara waktu luas cakupan dan kesentosaan gereja di muka bumi terejawantahkan dengan tidak sempurna secara kasatmata. Gereja Lutheran–Sinode Missouri memaklumkan bahwa sesungguhnya Gereja hanya beranggotakan orang-orang yang mengimani Injil (yaitu pengampunan dosa berkat karya Kristus bagi semua orang), sekalipun mereka berada di dalam lembaga-lembaga persekutuan umat yang mengajarkan kekeliruan, tetapi tidak mencakup orang-orang yang tidak mengimani Injil, sekalipun mereka termasuk warga sebuah gereja atau memegang jabatan pengajar di gereja tersebut. Kekristenan sedunia Sejumlah sejarawan telah mencermati terjadinya suatu "pergeseran global" Kekristenan, dari agama yang lebih lazim dijumpai di Eropa dan Amerika menjadi agama yang lazim dijumpai di belahan bumi selatan. Istilah "Kekristenan sedunia" atau "Kekristenan global" berupaya menyampaikan hakikat global dari agama Kristen. Meskipun demikian, istilah tersebut kerap berfokus pada “Kekristenan non-Barat” yang “mencakup ragam-ragam (yang biasanya eksotis) agama Kristen di ‘belahan dunia selatan’, di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.” Kekristenan non-Barat juga mencakup ragam-ragam pribumi atau perantauan di Eropa Barat dan Amerika Utara. Perdebatan-perdebatan lain Perdebatan-perdebatan lain mencakup wacana-wacana berikut ini: "Kegerejaan" adalah istilah sindiran terhadap amalan-amalan Kekristenan yang dipandang lebih mengutamakan kebiasaan-kebiasaan hidup bergereja atau tradisi-tradisi kelembagaannya ketimbang ajaran-ajaran Yesus. Lantaran "kristus" diganti dengan "gereja", istilah "kekristenan" pun berubah menjadi "kegerejaan". Sebagian umat Protestan menggunakannya untuk menyifatkan golongan-golongan umat Kristen yang mereka anggap sudah mengalihkan perhatiannya dari Kristus kepada Gereja. Golongan lain, misalnya Gereja Ortodoks dan Gereja Katolik, memandang Kristus sebagai pusat, tetapi sekaligus mementingkan Gereja (extra Ecclesiam nulla salus) karena kemanunggalan yang padu antara Kristus dan Gereja dijabarkan di dalam nas-nas Alkitab semisal Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus (baca artikel Mempelai Kristus). Ada banyak opini tentang akhir nasib jiwa orang-orang yang bukan bagian dari suatu gereja kelembagaan tertentu. Maksudnya, warga suatu gereja tertentu mungkin saja percaya atau tidak percaya bahwa jiwa orang-orang di luar organisasi Gereja mereka dapat beroleh keselamatan atau akan diselamatkan. Pernah muncul perdebatan di kalangan Kristen Protestan mengenai benar tidaknya Gereja sesungguhnya adalah suatu lembaga surgawi yang bersatu padu, dengan menurunkan status lembaga-lembaga duniawi ke taraf sekunder. Baca juga Arsitektur Gereja Caturkona Chicago-Lambeth Daftar denominasi Kristen Daftar denominasi Kristen menurut jumlah anggota Daftar paus Gerakan Pemulihan Gereja Raya Gereja tinggi dan gereja rendah Imamat segenap umat beriman Inkulturasi Katolik Injili Kehadiran umat dalam peribadatan di gereja Kekristenan Jermani Kerajaan Allah Misiologi Oikumenisme Pemberkatan pascapersalinan Peran Gereja dalam memajukan peradaban umat manusia Unam sanctam Rujukan Kepustakaan University of Virginia: Dictionary of the History of Ideas: Christianity in History, temu balik tanggal 10 Mei 2007 University of Virginia: Dictionary of the History of Ideas: Church as an Institution, temu balik tanggal 10 Mei 2007 Christianity and the Roman Empire, Ancient History Romans, BBC Home, temu balik tanggal 10 Mei 2007 Orthodox Church, MSN Encarta, temu balik tanggal 10 Mei 2007 Katekismus Gereja Katolik Mark Gstohl, Theological Perspectives of the Reformation, The Magisterial Reformation, temu balik tanggal 10 Mei 2007 J. Faber, The Catholicity of the Belgic Confession, Spindle Works, The Canadian Reformed Magazine 18 (20–27 September, 4–11, 18 Oktober, 1, 8, November 1969)- Boise State University: History of the Crusades: The Fourth Crusade Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat: PASAL 9 "AKU PERCAYA AKAN GEREJA KATOLIK YANG KUDUS": 830-831 : Memuat tafsir Katolik atas istilah katolik Kenneth D. Whitehead, Four Marks of the Church, EWTN Global Catholic Network Apostolic Succession, The Columbia Encyclopedia, Edisi ke-6. Mei 2001. Gerd Ludemann, Heretics: The Other Side of Early Christianity, Westminster John Knox Press, edisi Amerika pertama (Agustus 1996), , From Jesus to Christ: Maps, Archaeology, and Sources: Chronology, PBS, temu balik tanggal 19 Mei 2007 Bannerman, James, The Church of Christ: A treatise on the nature, powers, ordinances, discipline and government of the Christian Church, Still Waters Revival Books, Edmonton, Edisi Cetak Ulang May 1991, Edisi Pertama 1869. Grudem, Wayne, Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine, Inter-Varsity Press, Leicester, Inggris, 1994. Kuiper, R.B., The Glorious Body of Christ, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1967 Mannion, Gerard & Mudge, Lewis (penyunting), The Routledge Companion to the Christian Church, 2007 Pranala luar Lumen gentium, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Konsili Vatikan II Kekristenan versus Kegerejaan Gereja, sebuah definisi Protestan Struktur Gereja: Gereja-Gereja Perjanjian Baru versus Gereja-Gereja institusional dewasa ini Eklesia di situs web Christian Iconography Gereja Eklesiologi Gereja
Televisi (serapan dari ; akronim: TV) adalah sebuah media telekomunikasi yang diciptakan dari sinar elektroda ciptaan John Mc. Graham dari Saththam Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.) Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1930-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu. Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, tetapi jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi. Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital. Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung. Televisi amatir (ham TV atau ATV) digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh operator radio amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial. Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter. Sejarah Sejarah awal Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada awal 1930-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, di mana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh. Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1887 sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara. Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1890 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik. 1880-an: Cakram Nipkow Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa berusia 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktikkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon. Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT. Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah. 1920-an: Penemuan John Logie Baird Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun 1925, diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926. Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda. Demonstrasi oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram audio dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital. Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera"). Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris. Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari Whippany, New Jersey. Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover. Pada tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup, di mana temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928. 1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung. Pada masa awal televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia. Televisi komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1.000 unit Televisor berhasil dijual. Kotak televisi elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katode diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934, diikuti oleh produsen elektronik yang lain di Prancis (1936), Britania Raya (1936), dan Amerika Serikat (1938). Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel datar yang pertama. Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007). Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika, sebelum akhirnya War Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia II. Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962. Di Britania, jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968. Komponen kotak televisi Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker. Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi peranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Eternet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll. Sistem Penyiaran Televisi Terestrial Program disiarkan oleh stasiun televisi, kadang-kadang disebut "saluran", karena stasiun-stasiun ini mendapatkan lisensi dari pemerintah mereka untuk melakukan siaran hanya melalui saluran-saluran yang ditetapkan dalam gelombang televisi. Awalnya, siaran terestrial adalah satu-satunya cara televisi bisa didistribusikan secara luas, dan karena lebar pita terbatas, artinya hanya ada sejumlah kecil saluran yang tersedia, regulasi pemerintah adalah norma. Di Amerika Serikat, Komisi Komunikasi Federal (FCC) memungkinkan stasiun-stasiun untuk menyiarkan iklan mulai bulan Juli 1941, tetapi memerlukan komitmen dalam penyiaran layanan publik sebagai syarat untuk mendapatkan lisensi. Sebaliknya, Inggris Raya memilih jalur yang berbeda, dengan memberlakukan lisensi televisi kepada pemilik peralatan penerimaan televisi untuk mendanai British Broadcasting Corporation (BBC), yang memiliki layanan publik sebagai bagian dari Piagam Kerajaannya. WRGB mengklaim sebagai stasiun televisi tertua di dunia, mengikuti jejaknya hingga stasiun eksperimental yang didirikan pada tanggal 13 Januari 1928, dengan siaran dari pabrik General Electric di Schenectady, NY, dengan kode panggil W2XB. Stasiun ini secara populer dikenal sebagai "WGY Television" setelah stasiun radio saudaranya. Kemudian pada tahun 1928, General Electric memulai fasilitas kedua, yang berlokasi di New York City, dengan kode panggil W2XBS dan saat ini dikenal sebagai WNBC. Kedua stasiun ini bersifat eksperimental dan tidak memiliki program reguler, karena penerima dioperasikan oleh insinyur-insinyur di dalam perusahaan. Gambar boneka Felix the Cat yang berputar di atas piringan dipancarkan selama 2 jam setiap hari selama beberapa tahun saat teknologi baru diuji oleh para insinyur. Pada tanggal 2 November 1936, BBC mulai mengirimkan layanan definisi tinggi reguler publik pertama di dunia dari Alexandra Palace di utara London. Oleh karena itu, stasiun ini mengklaim sebagai tempat lahirnya penyiaran televisi seperti yang kita kenal sekarang. Dengan adopsi luas kabel di seluruh Amerika Serikat pada tahun 1970-an dan 1980-an, siaran televisi terestrial mengalami penurunan; pada tahun 2013, diperkirakan sekitar 7% rumah tangga di AS menggunakan antena.<ref>"CEA Study Says Seven Percent of TV Households Use Antennas", '"TVTechnology, 30 Juli 2013 </ref> Peningkatan kecil dalam penggunaan dimulai sekitar tahun 2010 karena beralih ke siaran televisi terestrial digital, yang menawarkan kualitas gambar yang sangat baik di wilayah yang sangat luas, dan menawarkan alternatif bagi televisi kabel (CATV) untuk cord cutters. Semua negara lain di seluruh dunia juga dalam proses untuk menonaktifkan televisi terestrial analog atau beralih ke televisi terestrial digital. Televisi Kabel Televisi kabel adalah sistem penyiaran program televisi kepada pelanggan berbayar melalui sinyal frekuensi radio (RF) yang dikirimkan melalui kabel koaksial atau sinyal cahaya melalui kabel fiber optik. Ini berbeda dengan televisi terestrial tradisional, di mana sinyal televisi disiarkan melalui udara melalui gelombang radio dan diterima oleh antena televisi yang terpasang pada televisi. Pada tahun 2000-an, pemrograman radio FM, Internet berkecepatan tinggi, layanan telepon, dan layanan non-televisi serupa juga dapat disediakan melalui kabel-kabel ini. Singkatan CATV kadang-kadang digunakan untuk televisi kabel di Amerika Serikat. Awalnya, singkatan ini adalah singkatan dari Community Access Television atau Community Antenna Television, berasal dari awal televisi kabel pada tahun 1948: di daerah-daerah di mana penerimaan siaran lewat udara terbatas oleh jarak dari pemancar atau medan berbukit, "antena komunitas" besar dibangun, dan kabel dijalankan dari antena tersebut ke rumah-rumah individu. Televisi Satelit Televisi satelit adalah sistem penyediaan program televisi menggunakan sinyal siaran yang diteruskan dari satelit komunikasi. Sinyal-sinyal ini diterima melalui antena reflektor parabola luar ruangan biasanya disebut sebagai parabola satelit dan low-noise block downconverter (LNB). Penerima satelit kemudian menguraikan program televisi yang diinginkan untuk ditampilkan pada televisi. Penerima dapat berupa set-top box eksternal, atau tuner televisi yang sudah tertanam. Televisi satelit menyediakan berbagai saluran dan layanan, terutama untuk daerah-daerah geografis yang tidak memiliki televisi terestrial atau televisi kabel. Metode penerimaan yang paling umum adalah televisi satelit langsung (DBSTV), juga dikenal sebagai "direct to home" (DTH). Dalam sistem DBSTV, sinyal-sinyal diteruskan dari satelit siaran langsung pada panjang gelombang Ku dan sepenuhnya digital. Sistem televisi satelit sebelumnya menggunakan sistem yang dikenal sebagai televisi hanya penerimaan. Sistem-sistem ini menerima sinyal analog yang dipancarkan pada spektrum C-band dari satelit-satelit tipe FSS, dan memerlukan penggunaan parabola besar. Oleh karena itu, sistem-sistem ini dijuluki sebagai sistem "parabola besar" dan lebih mahal serta kurang populer. Sinyal televisi satelit siaran langsung awalnya adalah sinyal analog dan kemudian menjadi sinyal digital, yang keduanya memerlukan penerima yang kompatibel. Sinyal digital dapat mencakup televisi definisi tinggi (HDTV). Beberapa transmisi dan saluran adalah bebas siaran atau bebas tayangan, sementara banyak saluran lainnya adalah televisi berbayar yang memerlukan langganan. Pada tahun 1945, penulis fiksi ilmiah asal Inggris, Arthur C. Clarke, mengusulkan sistem komunikasi global yang akan berfungsi melalui tiga satelit yang ditempatkan dengan jarak yang sama di orbit bumi. Ini dipublikasikan dalam edisi Oktober 1945 dari majalah Wireless World dan membuatnya memenangkan Medali Stuart Ballantine dari Franklin Institute pada tahun 1963. Sinyal televisi satelit pertama dari Eropa ke Amerika Utara diteruskan melalui satelit Telstar di atas Samudera Atlantik pada tanggal 23 Juli 1962. Sinyal tersebut diterima dan disiarkan di negara-negara Amerika Utara dan Eropa dan ditonton oleh lebih dari 100 juta orang. Diluncurkan pada tahun 1962, satelit Relay 1 adalah satelit pertama yang mengirimkan sinyal televisi dari Amerika Serikat ke Jepang. Satelit komunikasi geosinkronus pertama, Syncom 2, diluncurkan pada tanggal 26 Juli 1963. Satelit komunikasi komersial pertama di dunia, yang disebut Intelsat I dan dijuluki "Early Bird", diluncurkan ke orbit geosinkronus pada tanggal 6 April 1965. Jaringan nasional pertama dari satelit televisi, yang disebut Orbita, dibuat oleh Uni Soviet pada bulan Oktober 1967, dan didasarkan pada prinsip penggunaan satelit Molniya yang sangat elips untuk melakukan rebroadcast dan mengirimkan sinyal televisi ke stasiun downlink darat. Satelit komersial pertama di Amerika Utara yang membawa transmisi televisi adalah Anik 1 dari Kanada, yang diluncurkan pada tanggal 9 November 1972. ATS-6, satelit eksperimental pendidikan dan Satelit Siaran Langsung (DBS) pertama di dunia, diluncurkan pada tanggal 30 Mei 1974. Satelit ini menyiarkan pada 860 MHz menggunakan modulasi FM lebar dan memiliki dua saluran suara. Transmisi tersebut difokuskan pada subbenua India tetapi para eksperimen dapat menerima sinyal tersebut di Eropa Barat dengan menggunakan peralatan yang dibuat sendiri yang mengambil teknik desain televisi UHF yang sudah digunakan. Satelit geosinkronus Soviet pertama dalam serangkaian satelit untuk membawa televisi Direct-To-Home (DTH), Ekran 1, diluncurkan pada tanggal 26 Oktober 1976. Satelit ini menggunakan frekuensi downlink UHF 714 MHz sehingga transmisi dapat diterima dengan teknologi televisi UHF yang sudah ada daripada teknologi microwave. Televisi Internet Televisi Internet (Internet TV) (atau televisi daring) adalah distribusi digital konten televisi melalui Internet sebagai alternatif dari sistem tradisional seperti terestrial, kabel, dan satelit, meskipun Internet itu sendiri diterima melalui metode terestrial, kabel, atau satelit. Televisi Internet adalah istilah umum yang mencakup pengiriman seri televisi dan konten video lainnya melalui Internet dengan teknologi streaming video, biasanya oleh penyiar televisi tradisional besar. Televisi Internet sebaiknya tidak bingung dengan Smart TV, IPTV, atau Web TV. Smart TV mengacu pada televisi yang memiliki sistem operasi bawaan. Televisi Protokol Internet (IPTV) adalah salah satu standar teknologi televisi Internet yang sedang berkembang untuk digunakan oleh jaringan televisi. Web television adalah istilah yang digunakan untuk program-program yang dibuat oleh berbagai perusahaan dan individu untuk disiarkan melalui televisi Internet. Penyiaran dan konten pada televisi Acara Terdapat berbagai cara untuk menyiarkan konten TV yang dapat disiarkan untuk umum. Setelah diproduksi, langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjualnya kepada pasar manapun yang ingin membelinya. Hal ini secara tipikal terbagi dalam dua tingkatan: Tayangan Pertama atau Tayangan Perdana — sebuah badan produksi menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau beberapa episode yang kemudian ditayangkan dalam sebuah stasiun atau jaringan televisi yang telah membayar untuk produksi itu sendiri ataupun telah menerima lisensi acara tersebut dari produser aslinya. Sindikasi penyiaran — istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan acara selanjutnya (setelah tayangan pertama). Hal ini tidak saja mengatur tayangan lanjutan di negara yang sama (dengan tayang perdananya), tetapi juga penggunaan internasional yang mungkin sudah tidak lagi diurus dan berhubungan oleh produser aslinya. Pada umumnya, organisasi lain (stasiun televisi ataupun individu) akan terikat dalam melakukan sindikasi, dalam kata lain, mereka hanya dapat menjual suatu acara ke suatu pasar secara legal dengan adanya kontrak dengan pemegang hak cipta, pada umumnya adalah produser. Pembiayaan Cara pembiayaan penyiaran televisi di seluruh dunia secara spesifik berbeda-beda. Namun pada dasarnya, konsep pembiayaan yang digunakan adalah sama, yaitu dari pengiklanan, pelisensian (cukai), langganan, dan sebagainya. Secara global, sumber pendapatan stasiun TV berkisar antara 45—50% dari pengiklanan, 40—45% dari biaya langganan, dan 10% dari pembiayaan swasta.OFCOM's Global TV Market Report 2009 International Television Expert Group Bagi saluran TV berlangganan, demi melindungi pendapatan, biasanya mereka melakukan enkripsi sinyal untuk memastikan bahwa hanya orang-orang yang berlangganan saja yang dapat melakukan dekripsi dan melihat siaran mereka. Sedangkan untuk saluran TV tanpa enkripsi disebut sebagai siaran gratis (en: free to air / FTA). Pengiklanan Penyiaran yang luas membuat televisi menjadi media yang amat menarik bagi para pengiklan. Kebanyakan jaringan dan stasiun televisi menjual beberapa bagian waktu penyiaran kepada pengiklan atau sponsor untuk membiayai jaringan siaran mereka. Harga pengiklanan setiap jaringan berbeda-beda untuk setiap blok waktunya, tergantung dari rating (larisnya acara) yang dimiliki oleh suatu acara yang dihitung melalui survei setiap hari. Cukai dan lisensi Di beberapa negara, layanan televisi dibiayai dengan menggunakan sebuah lisensi televisi atau sejenis cukai yang membuat peran iklan dalam pembiayaan menjadi kecil atau bahkan tidak ada. Sebagai contoh, beberapa saluran TV yang sedikit menggunakan iklan atau bahkan tidak sama sekali adalah ABC (Australia), NHK (Jepang), BBC (Inggris), dsb. BBC Inggris tidak menyiarkan iklan pada salurannya di Britania Raya, tetapi mereka dibiayai dari lisensi tahunan yang dibayar oleh semua pemirsa. Iuran lisensi ini ditetapkan oleh pemerintah, tetapi BBC tidak bertanggungjawab kepada pemerintah atau dikontrol oleh pemerintah. Dua saluran utama jaringan BBC ditonton oleh lebih kurang 90% warga Inggris setiap minggu dan menguasai 27% jumlah tontonan keseluruhan, meskipun 85% rumah tangga menerima berbagai saluran, dengan 42% di antaranya menerima sekitar 200 saluran gratis via satelit dan 43% lagi menerima lebih dari 30 saluran melalui layanan Freeview. Lisensi yang membiayai tujuh saluran TV BBC yang bebas iklan kini seharga £139.50 per tahun (setara USD 215). Ketika suatu acara olahraga yang sama disiarkan di BBC dan saluran swasta, BBC selalu berhasil mencatat jumlah penonton terbanyak, menandakan bahwa para penonton lebih suka menonton TV tanpa gangguan dari iklan. ABC Australia tidak menyiarkan iklan sama sekali (kecuali sebagai materi promo internal) karena telah dilarang dalam Akta ABC 1983. ABC menerima dana pembiayaan dari Pemerintah Australia setiap tiga tahun sekali. Pada Anggaran Belanja Australia 2008/09, ABC menerima $ 822,67 juta. Dana tersebut digunakan untuk seluruh operasional Jaringan Televisi ABC, termasuk radio, online, dan Produksi Internasional. Jaringan ABC juga memperoleh keuntungan dari toko-toko ABC Shop di seluruh negara Australia. Meski dibiayai oleh Pemerintah Australia, kemerdekaan editorial ABC dijamin di bawah hukum. Di Prancis dan Irlandia, saluran-saluran yang dibiayai pemerintah tetap dapat menyiarkan iklan, tetapi semua yang memiliki TV harus membayar pajak cukai tahunan (la redevance audiovisuelle). Di Jepang, Jaringan NHK dibiayai oleh cukai lisensi (dikenal di Jepang sebagai ). Terdapat undang-undang yang menetapkan bahwa setiap televisi yang menerima siaran NHK diharuskan membayar pajak. Besarnya pajak telah ditetapkan, dengan diskon untuk pekerja kantor dan siswa sekolah, termasuk diskon umum untuk penduduk di Daerah Administrasi Okinawa. TV berlangganan Sebagian saluran TV dibiayai oleh pelanggan, oleh karena itu sinyal siaran akan dipancarkan dengan enkripsi untuk memastikan bahwa hanya pelanggan yang membayar yang dapat menikmati siaran Stasiun TV tersebut. Namun, kebanyakan layanan TV berlangganan juga didanai oleh iklan. Genre Genre televisi mencangkup bermacam jenis acara yang bertujuan untuk menghibur, memberi pengetahuan, serta mendidik para penonton. Genre hiburan dengan biaya produksi paling mahal biasanya adalah drama dan mini seri. Di antara genre-genre hiburan yang paling diminati adalah acara dengan genre action seperti yang melibatkan polisi, kriminal, detektif, horor, maupun thriller. Terdapat pula ragam genre drama non-aksi seperti opera sabun. Tontonan fiksi ilmiah dapat tergolong dalam kategori aksi maupun drama, tergantung apakan lebih menonjolkan sisi filosofikal atau sisi petualangan. Komedi juga merupakan jenis tontonan populer, termasuk Sitkom (sitkom) dan animasi acara dewasa seperti Family Guy. Acara hiburan yang lebih murah antara lain termasuk acara kuis, wawancara, atraksi, dan realitas. Acara kuis menampilkan para peserta memperebutkan hadiah dengan menjawab beberapa soal maupun menyelesaikan teka-teki. Acara wawancara menampilkan wawancara maupun bincang-bincang bersama tokoh-tokoh terkenal seperti artis hiburan, politikus, pengusaha, dll. Acara atraksi menampilkan berbagai hiburan seperti pemain musik, pelawak, tukang sulap, dll. Ada juga acara campuran genre wawancara dan atraksi, terutama acara wawancara tersohor di mana adanya tambahan hiburan di antara segmen-segmen wawancara. Acara realitas memperlihatkan orang-orang biasa (bukan aktor) yang menghadapi tantangan atau pengalaman yang luar biasa, bersaing mendapatkan gelar juara (Akademi Fantasia), dikerjain (Just For Laughs Gags), atau merasakan kehidupan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan (Jika Aku Menjadi...). Ada juga jenis acara realitas yang mempertontonkan kehidupan sehari-hari seorang artis (Gugu Gaga Erra) atau artis yang melakukan pekerjaan seperti pada umumnya orang biasa (The Simple Life). Dampak sosial Dampak bagi anak-anak Sejak akhir 1990-an, semakin banyak orang tua yang mengizinkan bayinya menonton televisi seiring dengan semakin banyaknya produk DVD yang diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi. Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang menonton DVD semacam itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih rendah. Selain itu, bila kemampuan anak mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi sebelum berusia 3 tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun. Demikian pula, semakin banyak anak menonton televisi sebelum usia 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah perhatian pada usia 7 tahun. Sebaliknya, menonton acara televisi yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah. Acara televisi yang paling banyak diteliti ialah Sesame Street yang menunjukkan efek positif untuk pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia 3–5 tahun. Sebagai perbandingan, penelitian menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud pendidikan—seperti film kartun pada umumnya—tidaklah berhubungan dengan peningkatan kemampuan berbahasa. Setelah remaja, anak-anak yang pada usia prasekolah biasa menonton Sesame Street ternyata meraih nilai pelajaran yang lebih tinggi, lebih banyak membaca buku, dan lebih bermotivasi untuk meraih prestasi dibandingkan dengan remaja yang pada saat berusia prasekolah tidak menonton acara tersebut. Melalui televisi, anak-anak dan remaja juga dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada orang dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam program yang populer bagi remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang berhasil dilakukan melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, Friends. Namun, menonton televisi juga berpotensi memberikan dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti perilaku agresif, penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko, obesitas, gangguan pola makan, dan menurunnya prestasi di sekolah. Bila di dalam kamar anak terdapat televisi, risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan kemungkinan anak merokok meningkat, anak menjadi kurang membaca dan melakukan hobi lainnya, serta waktu tidur anak berkurang. Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak Amerika merekomendasikan sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif televisi bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar anak, menghindarkan tontonan televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta mendorong orang tua untuk menemani anak menonton televisi dan memantau program televisi yang ditonton anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi kekerasan. Dampak kesehatan Karena berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary behavior'') seperti duduk dan berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi. Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat serta risiko penyakit kardiovaskular. Lihat pula Daftar saluran televisi Stasiun televisi Televisi Internet Referensi Pranala luar A History of Television at the Canada Science and Technology Museum The Encyclopedia of Television at the Museum of Broadcast Communications The Evolution of TV, A Brief History of TV Technology in Japan NHK Television's History — The First 75 Years Worldwide Television Standards Ensiklokamus Pengetahuan Teknologi: Televisi secara ringkas Peralatan telekomunikasi Perangkat keras video
Berikut ini adalah daftar jaringan dan stasiun televisi di Indonesia. Sejak berdirinya TVRI pada 1962, hingga 27 tahun setelah berdirinya TVRI, penduduk Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran televisi saja. Namun pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, meski hanya penduduk yang mempunyai dekoder yang dapat menyaksikan RCTI, walaupun pada akhirnya dibuka untuk masyarakat mulai tanggal 24 Agustus 1990. Televisi swasta (selain TPI/MNCTV) mulai mengudara secara nasional pada 24 Agustus 1993. Televisi siaran gratis Berikut adalah jaringan dan stasiun televisi siaran gratis di Indonesia. Terestrial Berikut adalah jaringan dan stasiun televisi siaran gratis yang salurannya dapat ditangkap melalui antena UHF/VHF (terestrial). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, izin penyelenggaraan siaran televisi swasta terestrial yang dikeluarkan hanyalah untuk stasiun televisi lokal. Stasiun televisi yang ingin melakukan siaran nasional harus melakukan siaran berjaringan antarstasiun televisi lokal. Sebagian besar di antaranya melakukan siaran di terestrial analog dan digital sekaligus, sebagai bagian dari transisi sistem siaran dari analog ke digital. Seluruh siaran terestrial analog di Indonesia dihentikan secara bertahap mulai 30 April 2022 dan dimatikan sepenuhnya pada tanggal 12 Agustus 2023. Jaringan Berikut ini daftar jaringan televisi di Indonesia menurut tanggal awal siaran dan pemilik; baik komersial maupun nonkomersial, juga baik yang jangkauan siarannya mencakup seluruh provinsi di Indonesia atau hanya di beberapa wilayah saja. Sebagian dari jaringan televisi tersebut sebelumnya diterima di siaran terestrial analog. Catatan: Bidang berwarna biru () merupakan saluran televisi publik (Lihat: Lembaga Penyiaran Publik). Kecuali dikutip, beberapa data jumlah stasiun anggota/pemancar bersumber dari artikel masing-masing jaringan di Wikipedia tanpa referensi. Kelompok stasiun televisi Berikut ini kelompok media (seluruhnya swasta) yang beranggotakan stasiun-stasiun televisi lokal, namun tidak menyiarkan acara bersama dalam waktu yang sama/secara simultan seperti halnya jaringan televisi. Stasiun Stasiun televisi lokal di Indonesia terbagi menjadi stasiun televisi publik lokal (sebagai Lembaga Penyiaran Publik Lokal atau LPPL), stasiun televisi swasta lokal, dan stasiun televisi komunitas. Aceh Bali Bangka Belitung Banten Bengkulu DKI Jakarta DI Yogyakarta Gorontalo Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kepulauan Riau Lampung Maluku Maluku Utara Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Papua Barat Papua Barat Daya Papua Pegunungan Papua Selatan Papua Tengah Riau Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara Satelit Selain sistem terestrial, di Indonesia juga banyak stasiun televisi yang disiarkan melalui satelit dan hanya dapat ditangkap dengan menggunakan antena parabola. Hampir seluruh siaran terestrial, baik dari jaringan televisi nasional maupun beberapa stasiun televisi lokal, juga disiarkan melalui satelit dan dapat ditangkap melalui antena parabola. Berikut ini adalah saluran televisi siaran gratis yang disiarkan melalui sistem satelit. Televisi non-swasta Catatan: Bidang berwarna biru () merupakan saluran televisi publik (Lihat: Lembaga Penyiaran Publik). Televisi swasta Sumber: Televisi berlangganan Televisi berlangganan di Indonesia hanya dapat ditangkap dengan alat penerima tertentu (receiver/decoder) melalui satelit, kabel, atau terestrial. Berikut adalah daftar saluran televisi berlangganan di Indonesia. Umum Berikut ini adalah saluran yang ditujukan untuk pasar Indonesia dan tersedia di lebih dari satu penyedia layanan televisi berlangganan. Premium/Eksklusif Berikut ini adalah saluran yang tersedia secara eksklusif (in-house) di satu penyedia berbayar atau lebih dari satu penyedia dengan kepemilikan yang sama. MNC Channels Tersedia di MNC Vision, MNC Play, dan K-Vision. Besmart Celebrities TV Ent IDX Channel Kids TV Life Music TV Muslim TV OKTV Okezone TV Sindonews TV Soccer Channel Sportstars Vision Prime K-Vision Channel Dangdut Indonesia (CDI) Music Information Channel (MCI) On Channel Transvision !nsert BALAP Bioskop Indonesia Dunia Anak Dunia Lain Eat & Go Golf+ Historical Sports ID.Cyclist Jendela Khazanah Lingua Channel Musik Indonesia Nusantara SERU! Channel IndiHome TV Chinese Drama iKonser (juga tersedia di aplikasi iKonser untuk bukan pelanggan IndiHome TV) IndiKids Usee Prime Usee Sports First Media BeritaSatu World First Adventure First Atmos First Football (sebelumnya BeritaSatu Sports) First Lifestyle First Warriors Nex Parabola Champions TV Citra Bioskop Citra Culinary & Travel Citra Dangdut Citra Drama Citra Drama+ Citra Entertainment Citra Muslim PET TV Voli TV Biznet Home B Adventure B Kids B Lifestyle Televisi internet Berikut ini sebagian saluran televisi internet di Indonesia. Saluran berikut merupakan saluran yang dapat ditonton secara gratis hanya melalui penyedia televisi internet (selain YouTube). Untuk saluran televisi internet berlangganan, lihat Daftar stasiun televisi berlangganan di Indonesia. Catatan: Bidang berwarna biru () merupakan saluran televisi publik (Lihat: Lembaga Penyiaran Publik). Telah ditutup Daftar ini termasuk nama-nama jaringan/stasiun/saluran yang tutup secara permanen, atau digantikan dengan nama baru yang secara formal tidak mengakui eksistensi nama sebelumnya. Lihat pula Televisi di Indonesia Sistem televisi berjaringan di Indonesia Daftar stasiun radio di Indonesia Catatan kaki Referensi Pranala luar Stasiun TV di Indonesia Jadwal Acara TV Hari Ini Live Streaming Nonton TV Online Indonesia | Vidio Live Streaming TV Online Indonesia | UseeTV Telkom 4 at 108.0°E - Lyngsat Televisi
Jerman Timur, atau nama resminya Republik Demokratis Jerman atau RDJ ( ), merupakan negara Blok Timur selama periode Perang Dingin. Wilayah Jerman Timur sebelumnya merupakan wilayah Jerman yang diduduki oleh pasukan Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia II yang disebut Zona Pendudukan Soviet sesuai dengan hasil Perjanjian Potsdam, yang berbatasan langsung dengan Perbatasan Oder-Neisse di sebelah timur. Zona Soviet mengelilingi Berlin Barat, tetapi Berlin Barat bukan merupakan Zona Pendudukan Soviet; sehingga Berlin Barat tetap berada di luar yurisdiksi RDJ. Jerman Timur didirikan di Zona Soviet, sementara Jerman Barat didirikan di gabungan zona Amerika Serikat, Britania Raya, dan Prancis. Jerman Timur sering disebut sebagai negara satelit Uni Soviet. Pihak berwenang dari Soviet mulai mentransfer tanggung jawab administratif ke pemimpin partai komunis di Jerman pada tahun 1948, dan RDJ resmi menjadi negara pada tanggal 7 Oktober 1949. Namun, Pasukan Soviet tetap berada di RDJ selama periode Perang Dingin. Sampai tahun 1989, RDJ dipimpin oleh Partai Persatuan Sosialis (SED), walau partai lainnya ikut serta dalam organisasi pendukung pemerintah, Front Nasional Demokratis Jerman. Perekonomian dikomando langsung oleh pemerintah di mana perusahaan milik negara berperan besar. Harga dari komoditas dan jasa primer diatur oleh pemerintah pusat, dan tidak fluktuatif tergantung permintaan dan penawaran. Walau RDJ harus membayar pampasan perang kepada Uni Soviet, RDJ berhasil menjadi negara termakmur di Blok Timur. Hanya saja, masih jauh jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jerman Barat. Emigrasi ke Barat menjadi masalah besar karena emigran sebagian besar merupakan pemuda terdidik, mengakibatkan ekonomi negara melemah. Pemerintah memperkuat perbatasan di bagian barat dan, pada tahun 1961, membangun Tembok Berlin. Banyak warga yang berusaha untuk melarikan diri terbunuh oleh penjaga perbatasan atau karena ranjau darat. Pada tahun 1989, serangkaian peristiwa sosial dan politik terjadi di RDJ yang berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan bangkitnya pemerintahan yang berkomitmen untuk melakukan liberalisasi. Tahun berikutnya, pemilu terbuka diadakan, dan kemudian RDJ dibubarkan dan Jerman kembali bersatu pada 3 Oktober 1990. Jerman Timur berbatasan dengan Laut Baltik di sebelah utara; Republik Rakyat Polandia di sebelah timur; Cekoslowakia di sebelah selatan, dan Jerman Barat di sebelah barat. RDJ juga berbatasan dengan sektor Soviet dari Berlin yang dikenal sebagai Berlin Timur yang menjadi ibu kota negara Jerman Timur dan juga berbatasan dengan wilayah Berlin yang diduduki Amerika Serikat, Britania Raya dan Prancis yang dikenal dengan nama Berlin Barat. Berlin Barat dikelilingi oleh Tembok Berlin sejak pembangunannya pada tahun 1961 sampai runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Penamaan Nama resmi Jerman Timur adalah Deutsche Demokratische Republik (Republik Demokratis Jerman ), biasanya disingkat DDR. Kedua nama tersebut digunakan di Jerman Timur, dengan meningkatnya penggunaan singkatan nama, terutama setelah Jerman Timur menganggap warga Jerman Barat dan Beriln Barat sebagai warga negara asing setelah perumusan konstitusi kedua pada 1968. Jerman Barat, media dan politikus barat menghindari penggunaan nama resmi dan singkatannya dan lebih memilih memakai istilah seperti Ostzone (Zona Timur), Sowjetische Besatzungszone (Zona Pendudukan Soviet; sering disingkat SBZ), dan sogenannte DDR (atau "yang disebut RDJ"). Pusat kekuasaan politik di Jerman Timur sering disebut Pankow. (Pusat komando Pasukan Soviet di Jerman Timur sering disebut Karlshorst.) Seiring berjalannya waktu, istilah DDR juga sering digunakan oleh Jerman Barat dan media Jerman Barat. Istilah Westdeutschland (Jerman Barat), ketika digunakan oleh warga Jerman Barat hampir selalu merujuk pada wilayah geografis Jerman sebelah barat dan bukan meruju pada negara Jerman Barat. Namun, penggunaan istilah tersebut tidak selalu konsisten; contohnya, warga Berlin Barat sering menggunakan istilah Westdeutschland untuk menyebut Republik Federal Jerman. Sebelum Perang Dunia II, Ostdeutschland (Jerman Timur) digunakan untuk merujuk seluruh wilayah yang ada ada di timur Elbe (Elbe Timur), seperti pada karya sosiolog Max Weber dan ahli politik Carl Schmitt. Sejarah Untuk menjelaskan dampak internal pemerintahan Jerman Timur dari sudut pandang sejarah Jerman jangka panjang, sejarawan Gerhard A. Ritter (2002) berpendapat bawha Jerman Timur dibentuk oleh dua kekuatan dominan – Komunisme Soviet dan tradisi Jerman yang dipilah dengan pengalaman komunis Jerman selama dua perang dunia. Perubahan yang dilakukan oleh pemerintah komunis yang terlihat jelas adalah mengakhiri kapitalisme dan mentransformasikan industri dan pertanian, dan mengubah sistem pendidikan dan media massa. Di sisi lain, relatif tidak terdapat perubahan dalam bidang yang tidak berkaitan dengan sejarah seperti sains, profesi insinyur, gereja Protestan, dan sebagian besar gaya hidup borjuis. Menurut Ritter, kebijakan sosial menjadi alat legitimasi penting dalam dekade terakhir. Asal mula Pada Konferensi Yalta selama Perang Dunia II, Blok Sekutu (Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet) sepakat untuk membagi Nazi Jerman menjadi beberapa zona pendudukan, dan membagi Berlin, ibu kota Jerman. Awalnya akan dibentuk tiga zona pendudukan, Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet. Kemudian, zona Prancis dibentuk dari zona Amerika dan Britania. Pembentukan Partai komunis penguasa, yang dikenal sebagai Partai Persatuan Sosialis Jerman (SED), terbentuk pada April 1946 dari hasil merger antara Partai Komunis Jerman (KPD) dan Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) atas mandat dari Josef Stalin. Dua partai itu sebelumnya merupakan rival ketika aktif sebelum Nazi berhasil berkuasa dan mengkriminalkan mereka. Penyatuan kedua partai itu melambangkan persahabatan antara kaum sosialis Jerman dalam mengalahkan musuh bersamanya; namun, Partai Komunis, yang memegang mayoritas, memiliki kendali penuh atas kebijakan yang dibuat. SED menjadi partai penguasa selama Jerman Timur ada sebagai negara. Mereka mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet, yang menempatkan pasukan militer di Jerman Timur hingga Jerman Timur bubar pada tahun 1991 (Federasi Rusia tetap mempertahankan keberadaan pasukannya di wilayah Jerman Timur hingga tahun 1994), dengan alasan untuk melawan NATO yang memiliki pangkalan di Jerman Barat. Sejarawan memperdebatkan apakah keputusan untuk membentuk negara terpisah berasal dari Uni Soviet atau dari SED. Setelah Jerman Barat memperoleh kemerdekaannya, Republik Demokratis Jerman didirikan di Jerman Timur pada tahun 1949. Pembentukan dua negara meneguhkan pemisahan Jerman 1945. Pada 10 Maret 1952, (yang lebih dikenal sebagai "Nota Stalin") Stalin memberikan usulan untuk menyatukan Jerman dengan kebijakan netralitas, dengan tanpa kondisi pada kebijakan ekonomi dan dengan jaminan untuk "hak asasi manusia dan kebebasan dasar, yang meliputi kebebasan berpendapat, pers, kegiatan keagamaan, dan berserikat", dan kebebasan untuk melakukan kegiatan partai dan organisasi demokratis. Usulan ini ditolak; reunifikasi bukanlah prioritas pemerintah Jerman Barat, dan NATO juga menolak ususlan ini, beraasan bahwa Jerman seharusnya dapat bergabung dengan NATO dan negosiasi semacam itu dengan Uni Soviet akan dipandang sebagai kapitulasi. Terdapat beberapa perdebatan apakah kesempatan untuk reunifikasi terlewatkan pada tahun 1952. Pada tahun 1949, Soviet menyerahkan kekuasaan Jerman Timur kepada Partai Persatuan Sosialis yang dipimpin oleh Wilhelm Pieck (1876–1960), yang menjadi presiden RDJ dan memegang jabatan hingga ia meninggal, sementara sebagian besar kewenangan eksekutif diberikan kepada Sekretaris Jenderal SED Walter Ulbricht. Pemimpin Sosialis Otto Grotewohl (1894–1964) menjadi perdana menteri hingga ia meninggal. Pemerintah Jerman Timur mengecam kegagalan Jerman Barat dalam melakukan denazifikasi dan memutus keterkaitannya dengan Nazi, memenjarakan mantan anggota Nazi dan mencegah mereka untuk memegang jabatan di pemerintahan. SED menetapkan tujuan utama untuk membersihkan Jerman Timur dari jejak rezim fasis. Platform Partai SED mengklaim akan mendukung pemilihan demokratis dan melindungi kebebasan inidividu untuk membangun sosialisme. Peran Soviet Pada tahun 1945, Uni Soviet mendeklarasikan Zona pendudukan Soviet–bagian tengah Jerman–menjadi negara berdaulat yang akan dinamai Deutsche Demokratische Republik, sementara Tentara Merah dan pasukan Sekutu Barat tetap ditempatkan di Jerman sesuai dengan Perjanjian Potsdam (1945) yang membentuk Zona pendudukan di Jerman. Republik Demokratis Jerman didirikan di wilayah yang secara historis disebut "Mitteldeutschland" (Jerman Tengah). Wilayah Jerman terdahulu di timur Sungai Oder dan Neisse, terutama Provinsi Prusia yaitu Pommern, Prusia Timur, Prusia Barat, Dataran Tinggi Schlesien, Dataran Rendah Schlesien, timur Neumark, Brandenburg, dan bagian kecil Sachsen terpisah dari Jerman. Sebagai ganti rugi kepada Polandia atas pendudukan Uni Soviet di provinsi timur Polandia, Sekutu menetapkan perbatasan barat Polandia setelah perang hingga Perbatasan Oder-Neisse pada Konferensi Yalta (1945). Hasilnya, sebagian besar wilayah tengah Jerman menjadi Sowjetische Besatzungszone (SBZ, Zona Pendudukan Soviet). Seluruh wilayah di timur perbatasan Oder–Neisse menjadi milik Polandia, dengan pengecualian utara Prusia Timur menjadi milik Uni Soviet. Zona Pendudukan Pada Konferensi Yalta dan Potsdam, Sekutu mendirikan zona pendudukan militer bersama dan administrasi Jerman melalui Dewan Kontrol Sekutu (ACC), pemerintahan militer empat negara (AS, Britania Raya, Uni Soviet, Prancis) efektif diberlakukan hingga pengembalian kedaulatan Jerman. Di Jerman bagian timur, SBZ terdiri dari lima negara bagian (Länder) yaitu Mecklenburg-Vorpommern, Brandenburg, Sachsen, Sachsen-Anhalt, dan Thüringen. Pertentangan mengenai kebijakan yang harus diikuti di zona pendudukan dengan cepat menyebabkkan perpecahan antara empat negara, dan Soviet mengatur zonanya tanpa mengindahkan kebijakan yang diberlakukan di zona lainnya. Soviet keluar dari ACC pada tahun 1948; kemudian tiga zona lainnya semakin bersatu dan diberikan pemerintahan mandiri, administrasi Soviet membentuk pemerintahan sosialis terpisah di zonanya. Namun, tujuh tahun setelah Perjanjian Potsdam dibuat untuk menyatukan Jerman, usulan pada Nota Stalin (10 Maret 1952) untuk menyatukan kembali Jerman dan menarik kekuatan adidaya dari Eropa Tengah ditolak oleh Barat (Amerika Serikat, Prancis, dan Britania Raya). Pemimpin Soviet Josef Stalin, yang merupakan pendukung reunifikasi, meninggal pada awal Maret 1953. Demikian pula Lavrentiy Beria, Deputi Pertama Perdana Menteri Uni Soviet, mengejar reunifikasi Jerman, tetapi ia disingkirikan dari jabatannya pada tahun yang sama sebelum ia dapat bertindak mengenai hal it. Penerusnya, Nikita Khrushchev, menolak reunifikasi karena hal itu sama dengan membuat Jerman Timur kembali diduduki oleh Barat; maka reunfikasi tidak kembali dipertimbangkan hingga tahun 1989. Jerman Timur menganggap Berlin Timur adalah ibu kotanya, dan Uni Soviet serta seluruh negaraBlok Timur secara diplomatik mengakui Berlin Timur sebagai ibu kota Jerman Timur. Namun, Barat mempertanyakan klaim tersebut, dengan pertimbangan bahwa keseluruhan Kota Berlin merupakan wilayah yang diduduki yang diperintah oleh Dewan Kontrol Sekutu. Menurut Margarete Feinstein, status Berlin Timur sebagai ibu kota tidak diakui oleh sebagian besar negara Barat dan Dunia Ketiga. Dalam praktiknya, kewenangan ACC diperdebatkan selama Perang Dingin, dan status Berlin Timur sebagai wilayah yang diduduki menjadi fiksi legal, dan yang dulunya sektor Soviet menjadi terintegrasi penuh ke RDJ. Konflik Perang Dingin yang semakin memburuk antara Kekuatan Barat dan Uni Soviet atas status Berlin Barat menyebabkan Blokade Berlin (24 Juni 1948;– 12 Mei 1949). Tentara Soviet memulai blokade dengan menghentikan seluruh lalu lintas kereta api, jalan, dan pasokan air dari dan ke Berlin Barat. Barat mencoba untuk memberikan pasokan makanan dan bahan bakar ke Berlin Barat. Pemisahan Pada 21 April 1946, Partai Komunis Jerman (Kommunistische Partei Deutschlands–KPD) dan Partai Demokrat Sosial Jerman (Sozialdemokratische Partei Deutschlands–SPD) bergabung untuk membentuk Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische Einheitspartei Deutschlands-SED), yang memenangi pemilihan umum tahun 1946, yang diselenggarakan di bawah pengawasan tentara Soviet. Karena ideologinya merupakan Marxis–Leninis, pemerintahan SED menasionalisasi infrastruktur dan pabrik industri. Pada tahun 1948, Komisi Ekonomi Jerman (Deutsche Wirtschaftskomission—DWK) di bawah kepemimpinan Heinrich Rau memegang kewenangan administratif di zona pendudukan Soviet, yang menjadikannya sebagai pendahulu pemerintahan Jerman Timur. Pada 7 Oktober 1949, SED mendirikan Deutsche Demokratische Republik (Republik Demokratis Jerman – RDJ), yang kemudian mengendalikan front antifasis, Front Nasional Republik Demokratis Jerman (NF, Nationale Front der Deutschen Demokratischen Republik), sebuah aliansi yang terdiri dari seluruh partai dan organisasi masyarakat di Jerman Timur. NF didirikan untuk ikut serta dalam pemilihan umum untuk Volkskammer (Majelis Rakyat), parlemen Jerman Timur. Satu-satunya Presiden Republik Demokratis Jerman adalah Wilhelm Pieck. Setelah 1950, kekuasaan politik di Jerman Timur dipegang oleh Sekretaris Pertama SED, Walter Ulbricht. Pada 16 Juni 1953, buruh yang membangun adimarga baru Stalinallee di Berlin Timur protes melawan peningkatan kuota sebesar 10%. Awalnya hanya protes buruh, kemudian protes juga diikuti oleh masyarakat umum, dan pada 17 Juni unjuk rasa serupa terjadi di beberapa wilayah RDJ, dengan jutaan orang mogok kerja di sekitar 700 kota. Khawatir dengan kontra revolusi antikomunis, pada 18 Juni 1953 pemerintah RDJ meminta Pasukan Soviet untuk membantu polisi untuk mengakhiri unjuk rasa; sekitar 50 orang tewas dan 10.000 orang dipenjarakan. (Lihat Pemberontakan Jerman Timur 1953.) Pampasan perang Jerman Timur kepada Uni Soviet membuat perekonomian Jerman Timur melemah. Selama periode 1945–46, Soviet mengambil sekitar 33% pabrik industri dan di awal 1950-an telah mengambil hasil produksi pertanian dan industri setara dengan US$10 miliar untuk ganti rugi perang. Kemiskinan di Jerman Timur yang disebabkan pampasan perang ini menyebabkan Republikflucht ("desersi dari republik") ke Jerman Barat, yang memperburuk perekonomian Jerman Timur. Kesempatan di Barat menyebabkan pengurasan keterampilan. Untuk menanggapi hal tersebut, RDJ menutup Perbatasan Jerman Dalam, dan pada 12 Agustus 1961, tentara Jerman Timur mulai membangun Tembok Berlin. Pada tahun 1971, pemimpin Soviet Leonid Brezhnev menyingkirkan Ulbricht dari jabatannya; Erich Honecker menggantikan Ulbricht. Ketika pemerintahan Ulbricht mencoba untuk melakukan reformasi, pemerintahan Honecker mencabut kembali kebijakan reformasi tersebut. Pemerintahan baru mengenalkan Konstitusi Jerman Timur baru yang mendefinisikan Republik Demokratis Jerman sebagai "republik buruh dan petani". Awalnya, Jerman Timur mengklaim memerintah keseluruhan Jerman, klaim tersebut didukung oleh negara Blok Timur. Klaim tersebut menyatakan bahwa Jerman Barat adalah negara boneka ilegal yang dibuat NATO. Namun, sejak 1960-an, Jerman Timur mulai mengakui dirinya sebagai negara yang terpisah dari Jerman Barat. Hal ini diformalkan pada tahun 1974, ketika klausul reunifikasi dihilangkan dari konstitusi Jerman Timur yang telah diamendemen. Berbeda dengan Jerman Timur, Jerman Barat mempertahankan klaim bahwa ia adalah pemerintahan Jerman yang legal. Dari tahun 1949 sampai awal 1970-an, Jerman Barat memandang bahwa Jerman Timur adalah negara yang dibuat secara ilegal. Mereka berpendapat bahwa RDJ adalah negara boneka Soviet, dan sering disebut sebagai "Zona pendudukan Soviet". Sikap ini juga dimilik oleh sekutu Jerman Barat sampai tahun 1973. Jerman Timur diakui terutama oleh negara komunis dan blok Arab, bersama dengan beberapa simpatisan. Berdasarkan Doktrin Hallstein (1955), Jerman Barat juga tidak mengakui negara yang mengakui Jerman Timur – kecuali Uni Soviet. Namun di awal 1970-an, Ostpolitik ("Kebijakaan Timur") tentang "Perubahan Melalui Pendekatan Kembali" dari pemerintahan pragmatis Kanselir Jerman Barat Willy Brandt, mendirikan hubungan diplomatik dengan negara Blok Timur. Kebijakan ini akhirnya dapat menghilangkan klaim salah satu dari kedua pemerintahan Jerman berwenang atas keseluruhan Jerman and mendirikan hubungan diplomatik antara kedua Jerman. Kedua negara bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 18 September 1973. Hal ini juga menambah jumlah negara yang mengakui Jerman Timur menjadi 55 negara, termasuk AS, Britania Raya, dan Prancis, walau ketiga negara tersebut tetap menolak untuk mengakui Berlin Timur sebagai ibu kota. Identitas Jerman Timur Sejak awal pendiriannya, RDJ berusaha untuk membentuk identitas dirinya yang terpisah. Karena warisan kekaisaran dan militer Prusia, SED memutus keterkaitan antara Prusia dan RDJ. SED menghancurkan sejumlah barang peninggalan dari aristokrasi Prusia beserta dengan rumah milik bangsawan terdahulu. Kemudian SED berfokus pada warisan progresif dari sejarah Jerman, seperti peran Thomas Müntzer dalam Perang Petani Jerman dan peran yang dimainkan oleh pahlawan perjuangan antarkelas selama industrialisasi Prusia. Terutama setelah Kongres ke-9 Partai pada tahun 1976, Jerman Timur memutuskan tokoh reformis seperti Karl Freiherr vom Stein, Karl August von Hardenberg, Wilhelm von Humboldt, dan Gerhard von Scharnhorst menjadi contoh dan panutan yang harus ditiru oleh rakyat Jerman Timur. Pada awal 1980-an, Jerman Barat mengadopsi kebijakan "dua negara Jerman dalam satu bangsa Jerman". Walau mereka menghargai kemerdekaan Jerman Timur, mereka tetap mempertahankan pandangan bahwa RDJ merupakan pemerintahan de facto dalam satu bangsa Jerman yang diwakilkan oleh Jerman Barat. Contohnya, mereka tidak memandang warga Jerman Timur sebagai pendatang asing. Die Wende (Reunifikasi Jerman) Pada tahun 1989, setelah kemarahan masyarakat mengenai pemalsuan hasil dari pemilihan pemerintah daerah di musim semi tahun yang sama, banyak warga mengajukan visa keluar atau meninggalkan negara dengan cara yang tidak diperbolehkan oleh hukum RDJ. Pada bulan Agustus 1989 Hungaria menghapus pembatasan perbatasan dan membuka perbatasannya. Sebanyak 13.000 orang meninggalkan Jerman Timur melalui perbatasan via Cekoslowakia menuju Hungaria dan kemudian menuju Austria dan Jerman Barat. Banyak warga lainnya berunjuk rasa melawan partai penguasa, terutama di Kota Leipzig. Kurt Masur, konduktor Orkestra Leipzig Gewandhaus, memimpin negosiasi dengan pemerintah dan mengadakan pertemuan kota di aula. Unjuk rasa tersebut akhirnya membuat Erich Honecker mengundurkan diri di bulan Oktober, dan ia digantikan oleh tokoh yang sedikit lebih moderat, Egon Krenz. Pada tanggal 9 November 1989, beberapa sektor Tembok Berlin dibuka, menyebabkan ribuan warga Jerman Timur menyeberang secara bebas ke Berlin Barat dan Jerman Barat untuk pertama kalinya dalam waktu hampir 30 tahun. Krenz mengundurkan diri beberapa hari kemudian, dan SED meninggalkan kekuasaannya setelah itu. Walau terdepat beberapa usaha kecil untuk membentuk pemerintahan demokratis permanen di Jerman Timur, usaha tersebut akhirnya gagal. Jerman Timur mengadakan pemilihan umum terakhirnya di bulan Maret 1990. Pemenang pemilu adalah koalisi yang dipimpin oleh Persatuan Demokrat Kristen Jerman cabang Jerman Timur, yang mengadvokasikan reunifikasi segera. Pembicaraan 2+4 diadakan dengan melibatkan dua negara Jerman dan Blok Sekutu yang berujung pada kesepakatan mengenai kondisi untuk reunifikasi Jerman. Dengan dua pertiga suara di Volkskammer pada 23 Agustus 1990, RDJ mendeklarasikan penggabungannya dengan Jerman Barat. Lima negara bagian Jerman Timur asli yang telah dihapuskan oleh pemerintah Jerman Timur dibuat kembali. Pada 3 Oktober 1990, lima negara bagian tersebut secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman, sementara Berlin Timur dan Barat bersatu sebagai negara-kota ketiga (sama seperti Bremen dan Hamburg). Pada 1 Juli, penyatuan mata uang mendahului penyatuan politik: "Ostmark" dihapuskan, mata uang Jerman Barat "Deutsche Mark" menjadi mata uang yang umum digunakan. Ketimpangan ekonomi dan sosial-politik yang besar antara kedua negara terdahulu membuat pemerintah harus menyediakan subsidi untuk integrasi penuh Jerman Timur ke Republik Federal Jerman. Hal itu menyebabkan deindustrialisasi di wilayah Jerman Timur, dan penyebab kegagalan integrasi tersebut masih diperdebatkan. Beberapa kritikus Barat berpendapat bahwa ekonomi wilayah timur yang terdepresiasi merupakan akibat dari inefisiensi ekonomi sosialis. Namun beberapa kritikus dari Jerman Timur berpendapat bahwa metode terapi kejut seperti privatisasi, nilai tukar yang tinggi untuk Ostmark, dan cepatnya proses integrasi membuat perusahaan Jerman Timur seperti tidak diberikan kesempatan untuk beradaptasi. Politik Terdapat empat periode dalam sejarah politik Jerman Timur. Antara lain: Tahun 1949–61, periode pembangunan sosialisme; 1961–1970, periode stabilitas dan konsolidasi; 1971–85 yang disebut sebagai Era Honecker, dan merupakan masa di mana hubungan dengan Jerman Barat membaik; dan 1985–89 yang merupakan periode kejatuhan dan runtuhnya Jerman Timur. Organisasi Partai politik penguasa di Jerman Timur adalah Sozialistische Einheitspartei Deutschlands (Partai Persatuan Sosialis Jerman, SED). Partai ini didirikan pada tahun 1946 melalui penggabungan Partai Komunis Jerman (KPD) dan Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) sesuai dengan perintah Soviet. Namun, SED berubah secara cepat menjadi partai komunis setelah anggota yang berpemikiran demokrat sosial disingkirkan. Perjanjian Postdam berkomitmen agar Soviet mendukung pemerintahan yang demokratis, walau pemahaman Soviet akan "demokrasi" berbeda jauh dengan pemahaman Barat. Seperti di negara Blok Timur lainnya, partai politik nonkomunis diperbolehkan. Hanya saja, setiap partai politik di Jerman Timur diwajibkan untuk bergabung dengan Front Nasional Demokratis Jerman, sebuah koalisi partai dan organisasi massa, seperti: Christlich-Demokratische Union Deutschlands (Persatuan Demokrat Kristen Jerman, CDU), bergabung dengan CDU Jerman Barat setelah reunifikasi. Demokratische Bauernpartei Deutschlands (Partai Petani Demokratis Jerman, DBD), bergabung dengan CDU setelah reunifikasi. Liberal-Demokratische Partei Deutschlands (Partai Demokratis Liberal Jerman, LDPD), bergabung dengan FDP setelah reunifikasi. Nationaldemokratische Partei Deutschlands (Partai Demokrat Nasional Jerman, NDPD), bergabung dengan FDP setelah reunifikasiafter reunification. Partai anggota harus patuh terhadap SED, dan harus menerima peran SED sebagai pemimpin. Namun, partai-partai tersebut mempunyai pewakilan di Volkskammer dan menerima beberapa jabatan di pemerintahan. Volkskammer juga memiliki perwakilan dari organisasi massa seperti Pemuda Jerman Merdeka (Freie Deutsche Jugend atau FDJ), atau Federasi Serikat Buruh Bebas Jerman. Terdapat pula Federasi Wanita Demokratis Jerman yang menempati kursi di Volkskammer. Organisasi massa non-parlemen penting lainnya di Jerman Timur antara lain Asosiasi Senam dan Olahraga Jerman (Deutscher Turn- und Sportbund atau DTSB), dan Solidaritas Rakyat (Volkssolidarität), sebuah organisasi untuk lansia. Organisasi penting lainnya adalah Masyarakat untuk Persahabatan Jerman-Soviet. Setelah runtuhnya komunisme, SED berganti nama menjadi "Partai Sosialisme Demokrat" (PDS) yang ada selama satu dekade setelah reunifikasi sebelum pada akhirnya bergabung dengan WASG untuk membentuk Partai Kiri (Die Linke). Partai Kiri terus menjadi kekuatan politik di beberapa wilayah Jerman, walau tidak sekuat SED. Populasi Populasi Jerman Timur menurun hingga tiga juta orang selama 41 tahun, dari 19 juta pada tahun 1948 menjadi 16 juta pada tahun 1990; pada tahun 1948, sekitar 4 juta orang dideportasi dari wilayah di timur Perbatasan Oder-Neisse. Hal ini berbeda dengan tetangganya, Polandia, yang populasinya meningkat dari 24 juta pada tahun 1950 (sedikit lebih banyak dari Jerman Timur) menjadi 38 juta (lebih dari dua kali populasi Jerman Timur). Hal ini disebabkan emigrasi—sekitar seperempat warga Jeman Timur meinggalkan negara sebelum Tembok Berlin selesai dibuat pada tahun 1961, dan setelah waktu itu, Jerman Timur memliki tingkat kelahiran yang sangat rendah, kecuali ketika pemulihan pada tahun 1980-an ketika tingkat kelahiran di Jerman Timur lebih tinggi dari Jerman Barat. Kota Besar (Populasi 1988) Berlin Timur (1.200.000) Leipzig (556.000) Dresden (520.000) Karl-Marx-Stadt (317.000) (Sekarang bernama Chemnitz) Magdeburg (290.000) Rostock (250.000) Halle (Saale) (236.000) Erfurt (215.000) Potsdam (140.000) Gera (131.000) Schwerin (130.000) Cottbus (125.000) Zwickau (120.000) Jena (107.000) Dessau (105.000) Distrik administratif Sampai tahun 1952, Jerman Timur terdiri dari ibu kota, Berlin Timur (walau secara legal, Berlin Timur tidak sepenuhnya menjadi bagian dari wilayah RDJ), dan lima negara bagian Jerman yakni Mecklenburg-Vorpommern (pada tahun 1947 berganti nama menjadi Mecklenburg), Brandenburg, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Sachsen. Setelah Reformasi Administratif Jerman Timur 1952, sebanyak 14 Bezirke (distrik) dibentuk dan secara de facto membubarkan lima Länder. Bezirke terbaru dinamai dengan pusat distriknya, yaitu: (i) Rostock, (ii) Neubrandenburg, dan (iii) Schwerin dibentuk dari Land Mecklenburg; (iv) Potsdam, (v) Frankfurt (Oder), dan (vii) Cottbus dari Brandenburg; (vi) Magdeburg dan (viii) Halle dari Sachsen-Anhalt; (ix) Leipzig, (xi) Dresden, dan (xii) Karl-Marx-Stadt (Chemnitz sampai 1953 dan dari 1990) dari Sachsen; dan (x) Erfurt, (xiii) Gera, dan (xiv) Suhl dari Thüringen. Berlin Timur menjadi Bezirk ke-15 pada tahun 1961, tetapi mempertahankan status legal istimewa hingga tahun 1968, ketika penduduknya menyetujui (draf) konstitusi baru. Walau Berlin Barat secara legal berada di bawah kendali Dewan Kontrol Sekutu, dan ditentang oleh pemerintah Sekutu, RDJ memerintah Bezirk Berlin sebagai bagian wilayahnya. Militer Pemerintah Jerman Timur memegang kendali atas militer dan organisasi paramiliter melalui berbagai kementerian, salah satunya Kementerian Pertahanan Nasional. Karena wilayahnya yang dekat dengan Barat selama Perang Dingin (1945–1991), kekuatan militernya termasuk yang paling mutakhir di antara negara Pakta Warsawa. Tentara Rakyat Nasional Nationale Volksarmee (NVA) adalah organisasi militer terbesar di Jerman Timur. Mereka didirikan pada tahun 1956 dari Kasernierte Volkspolizei, unit militer dari polisi umum (Volkspolizei), ketika Jerman Timur bergabung dengan Pakta Warsawa. Sejak didirikan, mereka berada di bawah Kementerian Pertahanan Nasional. Dulunya NVA terdiri dari pasukan sukarela sampai masa wajib militer selama 18 bulan diberlakukan pada tahun 1962. NVA dianggap sebagai salah satu pasukan militer yang paling profesional dan terlatih dengan baik di dunia. NVA terdiri dari: Angkatan Darat (Landstreitkräfte) Angkatan Laut (Volksmarine) Angkatan Udara (Luftstreitkräfte/Luftverteidigung) Pasukan Penjaga Perbatasan Pasukan penjaga perbatasan dari sektor timur awalnya merupakan bagian dari pasukan kepolisian, Deutsche Grenzpolizei, serupa dengan Bundesgrenzschutz di Jerman Barat. Pasukan ini berada di bawah Kementerian Dalam Negeri. Setelah remiliterisasi Jerman Timur pada tahun 1956, Deutsche Grenzpolizei berubah menjadi pasukan militer pada tahun 1961, dibuat serupa dengan Pasukan Penjaga Perbatasan Soviet, dan tanggung jawabnya diserahkan kepada Kementerian Pertahanan Nasional, sebagai bagian dari Tentara Rakyat Nasional. Pada tahun 1973, pasukan ini dipisahkan dari NVA, tetapi masih berada di bawah kementerian yang sama. Pasukan ini terdiri dari warga yang secara sukarela mendaftarkan diri. Pada puncaknya, pasukan ini berjumlah 47.000 serdadu. Volkspolizei Setelah NVA terpisah dari Volkspolizei pada tahun 1956, Kementerian Dalam Negeri mempertahankan pasukan cadangan untuk ketertiban umum, yang lebih dikenal sebagai Volkspolizei-Bereitschaften (VPB). Unit ini, seperti Kasernierte Volkspolizei, dipersiapkan sebagai infanteri bermotor, dan memiliki serdadu antara 12.000 dan 15.000 orang. Stasi Kementerian Keamanan Negara (Stasi) berperan sebagai badan intelijen dan polisi rahasia di Jerman Timur dan dianggap sebagai salah satu yang paling efektif di dunia. Stasi ditakuti dan dibenci oleh masyarakat. Stasi memiliki personel sebanyak 90.000 orang. Kampfgruppen der Arbeiterklasse Kampfgruppen der Arbeiterklasse (grup tempur kelas pekerja) memiliki anggota sebanyak 202.000–211.000 per tahun 1980. KdA merupakan instrumen militer-politik SED. Perintah dan keputusan mengenai KdA dibuat oleh Politbüro. Mereka menerima pelatihan dari Volkspolizei dan Kementerian Dalam Negeri. Keanggotaan bersifat sukarela, tetapi anggota SED diwajibkan untuk bergabung sebagai kewajiban anggota. Amerika Serikat sebagai ancaman utama Jerman Timur mendorong gagasan antiimperialisme yang tercermin pada media massa dan sekolah di sana. Gagasan ini mengikuti teori Lenin bahwa imperialisme adalah tahap terakhir dan tertinggi dari kapitalisme, dan teori Dimitrov mengenasi fasisme sebagai kediktatoran dari elemen paling reaksioner dari kapitalisme finansial. Reaksi umum mengenai hal tersebut bervariasi, dan media Barat mencoba menembus Jerman Timur melalui televisi dan siaran radio dari Jerman Barat dan dari jaringan propaganda Amerika Radio Free Europe. Pembelot, terutama golongan profesional, melarikan diri ke Jerman Barat sebelum Tembok Berlin didirikan pada tahun 1961. Dukungan ke negara sosialis Dunia Ketiga Setelah mendapat pengakuan internasional pada tahun 1972-73, DDR mulai untuk bekerja sama dengan negara sosialis Dunia Ketiga dan gerakan pembebasan bangsa. Sementara Uni Soviet mengendalikan strategi dan angkatan bersenjata Kuba turut serta dalam pertempuran secara langsung (terutama di Republik Rakyat Angola dan Ethiopia), DDR lebih berperan dalam memberikan bantuan ahli untuk perawatan peralatan militer dan pelatihan personel, dan turut serta mendirikan agen rahasia berdasarkan model Stasi. Jerman Timur bekerja sama dengan MPLA di Angola, FRELIMO di Mozambik, dan PAIGC di Guinea-Bissau dan Tanjung Verde. Pada tahun 1970-an, Jerman Timur juga bekerja sama dengan negara sosialis dan republik rakyat lainnya seperti: Republik Rakyat Kongo, Yaman Selatan, Republik Demokratis Somali, Libya, dan Republik Rakyat Benin. Kesepakatan militer pertama ditandatangai pada tahun 1973 dengan Republik Rakyat Kongo. Pada tahun 1979, perjanjian persahabatan ditandatangani dengan Angola, Mozambik dan Ethiopia. Diperkirakan sekitar 2000-4000 ahli militer dan keamanan DDR yang dikerahkan ke Afrika. Selain itu, perwakilan dari negara Afrika dan Arab dan gerakan pembebasan mengikuti pelatihan militer di DDR. Ekonomi Pada awalnya ekonomi Jerman Timur buruk karena kehancuran yang disebabkan oleh perang, banyaknya korban dari pemuda, terganggunya bisnis dan transportasi, adanya banyak pengungsi, dan pampasan perang ke Uni Soviet. Tentara Merah membongkar infrastuktur dan pabrik yang ada di Zona Pendudukan Soviet dan membawanya ke Rusia. Di awal tahun 1950-an, pampasan perang dibayar dengan hasil pertanian dan industri; sementara wilayah Dataran Rendah Schlesien membayarnya dengan tambang batu bara dan Szczecin yang merupakan pelabuhan penting diberikan ke Polandia sesuai dengan keputusan Stalin. Perekonomian terencana dari Jerman Timur mirip dengan yang digunakan di Uni Soviet. Pada tahun 1950, Jerman Timur bergabung dengan Comecon. Pada tahun 1985, perusahaan negara kolektif menyumbang 96,7% dari pendapatan negara bersih. Untuk memastikan harga barang dan jasa yang stabil, negara membayar 80% dari biaya suplai dasar. Perkiraan pendapatan perkapita tahun 1984 sebesar $9.800 ($22.600 dalam dolar 2015). Pada tahun 1976, rerata pertumbuhan ekonomi tahunan Jerman Timur sekitar lima persen. Hal ini membuat perekonomian Jerman Timur merupakan yang terkaya di Blok Timur sampai 1990 setelah keruntuhan komunis di Jerman Timur. Ekspor utama Jerman Timur adalah kamera dengan merek Praktica; otomobil dengan merek Trabant, Wartburg, dan IFA; senjata berburu, sekstan, mesin ketik, dan jam tangan. Sampai 1960-an, Jerman Timur mengalami kelangkaan produk makanan dasar seperti gula dan kopi. Warga Jerman Timur dengan teman atau keluarga di Barat (atau dengan akses ke valuta kuat) dapat membeli produk Barat dan produk Jerman Timur kualitas ekspor di Intershop. Pemerintah menggunakan uang dan harga sebagai alat politik, dengan memberikan harga yang telah disubsidi untuk produk barang dan jasa dasar dasar, yang dikenal sebagai "paket pembayaran kedua". Pada tingkat produksi, harga artifisial dibuat untuk sebuah sistem semibarter dan penimbunan sumber daya. Untuk konsumen, hal itu menyebabkan penggantian uang RDJ dengan waktu, barter, dan valuta kuat. Ironisnya, perekonomian sosialis menjadi semakin tergantung pada bantuan keuangan dari pinjaman valuta kuat dari Jerman Barat. Sementara mata uang Jerman Timur menjadi tidak berharga dika dibandingkan dengan Deutsche Mark (DM). Agama Agama menjadi perdebatan di RDJ, dengan pemerintah komunis mendukung ateisme negara, walau beberapa orang masih setia sebagai umat Kristen. Pada tahun 1950, 85% warga RDJ beragama Protestan, sementara 10% beragama Katolik Roma. Pada tahun 1961, teolog ternama, Paul Tillich, mengklaim bahwa penduduk Protestan di Jerman Timur adalah yang paling mengagumkan di dunia, karena pemerintah Komunis tidak dapat mengambil hati mereka. Pada tahun 1989, jumlah penduduk Kristen berkurang drastis. Sebanyak 25% warga beragama Protestan dan Katolik Roma sebesar 5%. Jumlah penduduk yang tidak beragama meningkat dari 5% pada tahun 1950 hingga mencapai 70% pada tahun 1989. Ateisme negara Ketika awal kekuasaan, SED menyatakan kecocokan antara Kekristenan dan Marxisme dan mencari partisipasi orang Kristen dalam membangun sosialisme. Awalnya dukungan terhadap ateisme memperoleh sedikit perhatian khalayak. Pada pertengahan 1950-an, ketika Perang Dingin memanas, ateisme menjadi topik pembicaraan utama di Jerman Timur, baik dalam konteks dalam dan luar negeri. Aktivitas ini berkurang di akhir 1960-an karena anggapan bahwa pembicaraan tersebut mulai menjadi kontraproduktif. Perhatian pejabat dan cendekiawan kepada ateisme mulai berkembang kembali pada tahun 1973, dengan lebih menitikberatkan pada pembahasan oleh kaum intelektual dan pelatihan kader daripada hanya sekadar propaganda. Walau ateisme di Jerman Timur tidak pernah dimaksudkan untuk membahayakan kerja sama dengan warga Jerman Timur yang beragama. Jerman wilayah timur saat ini menjadi salah satu wilayah yang paling tidak beragama tidak di dunia. (Bandingkan dengan Populasi umat tak beragama menurut negara.) Protestanisme Dalam sejarahnya, Jerman mayoritas beragama Protestan (utamanya Lutheran) dari tahap awal Reformasi Protestan hingga seterusnya. Pada tahun 1948, setelah terbebas dari Nazisme, Lutheran, Calvinisme, dan Persatuan Gereja Prusia membentuk Gereja Injili Jerman (EKD) pada Konferensi Eisenach (Kirchenversammlung von Eisenach). Pada tahun 1969, gereja Protestan di Jerman Timur dan Berlin Timur memisahkan diri dari EKD dan membentuk Federasi Gereja Protestan di Republik Demokratis Jerman (, BEK), pada tahun 1970 juga bergabung dengan Gereja Moravia Herrnhuter Brüdergemeine. Pada tahun 1991, setelah reunifikasi Jerman, gereja BEK bergabung kembali dengan EKD. Antara tahun 1956 dan 1971, gereja Lutheran Jerman Timur secara bertahap mengubah hubungannya dengan negara dari permusuhan ke kerja sama. Dari berdirinya RDJ pada tahun 1949, SED berusaha untuk melemahkan pengaruh gereja terhadap generasi selanjutnya. Gereja mengadopsi sikap konfrontasi dan menjauh dari negara. Sekitar tahun 1956 gereja mulai bersikap lebih netral untuk mengakomodasi loyalitas kondisional. Pemerintah tidak lagi dianggap ilegal; dan pemimpin gereja mulai memandang pemerintah telah dimandatkan oleh Tuhan, maka, berhak menerima sikap tunduk dari umat Kristen. Namun untuk masalah ketika negara meminta sesuatu di mana gereja merasa tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, gereja berhak untuk mengatakan tidak. Terdapat penyebab struktural dan niat dibalik perkembangan ini. Penyebab struktural adalah memanasnya Perang Dingin di Eropa pada pertengahan 1950-an, yang membuat jelas bahwa Jerman Timur bukanlah hal yang bersifat sementara. Menurunya anggota gereja juga membuat jelas para pemimpin gereja bahwa mereka harus mengadakan dialog dengan negara. Niat dibalik perubahan sikan bervariasi dari Lutheran liberal tradisional yang menerima kekuasaan sekuler sampai sikap positif terhadap gagasan sosialisme. Manfred Stolpe menjadi pengacara untuk Gereja Protestan Brandenburg pada tahun 1959 sebelum menduduki jabatan di gereja pusat di Berlin. Pada tahun 1969 ia membantu mendirikan Bund der Evangelischen Kirchen in der DDR (BEK), di mana ia bernegosiasi dengan pemerintah sementara di waktu yang bersamaan bekerja di institusi lembaga Protestan. Ia memenangi pemilihan daerah untuk majelis negara bagian Brandenburg melalui daftar SPD pada tahun 1990. Stolpe tetap berada di pemerintahan Brandenburg sampai ia bergabung dengan pemerintah federal pada tahun 2002. Katolik Roma Gereja Katolik Roma di Jerman Timur mempunyai hierarki episkopal yang berfungsi penuh sesuai dengan Vatikan. Selama periode awal setelah perang, hubungan memanas. Seluruh umat Katolik (dan terutama uskup) menentang negara Jerman Timur dan ideologi Marxis. Negara memperbolehkan uskup untuk mengadakan unjuk rasa, terutama untuk masalah tertentu seperti aborsi. Setelah 1945, gereja berhasil mengintegrasikan eksil Katolik di Jerman Timur dan mengatur strukur lembaga untuk memenuhi kebutuhan gereja di dalam masyarakat ateis. Hal ini berarti struktur gereja semakin hierarkis, sedangkan di bidang pendidikan agama dan organisasi pemuda dikembangkan suatu sistem staf sementara. Maka pada tahun 1950, terdapat masyarakat Katolik yang telah berhasil mengatur struktur agar bisa bertahan di kondisi Jerman Timur dan mempertahankan identitas Katolik. Dengan berubahnya generasi di gereja pada awal 1980-an, negara berharap untuk hibungan yang lebih baik dengan uskup baru, tetapi uskup baru lebih memilih untuk melakukan pertemuan massal secara tertutup, mendorong hubungan internasional dengan diskusi dengan teolog luar, dan mengadakan konferensi ekumenis. Uskup baru tidak berorientasi politik dan lebih memperhatikan masalah spiritual. Pemerintah merespons dengan membatasi hubungan internasional dengan uskup. Industri Telekomunikasi Di pertengahan 1980-an, Jerman Timur memiliki sistem komunikasi yang mutakhir. Terdapat sekitar 3,6 juta telepon yang digunakan (21,8 untuk setiap 100 penduduk), dan 16.476 stasiun Telex. Kedua jaringan ini dioperasikan oleh Deutsche Post der DDR (Kantor Pos Jerman Timur). Jerman Timur memiliki kode telepon +37; pada tahun 1991, beberapa bulan setelah reunifikasi, kode negara Jerman Timur berubah menjadi kode negara keseluruhan Jerman yaitu +49. Pada tahun 1976, Jerman Timur meresmikan stasiun radio di Fürstenwalde untuk tujuan menyampaikan dan menerima komunikasi dari satelit Soviet dan ikut serta sebagai partisipan dalam organisasi telekomunikasi internasional yang didirikan oleh pemerintah Soviet, Intersputnik. Hari libur resmi Peninggalan Margot Honecker, mantan Menteri Pendidikan Jerman Timur, merangkum peninggalan Jerman Timur sebagai berikut: "Di negara ini, setiap orang punya tempat. Semua anak-anak dapat bersekolah tanpa biaya, mereka menerima pelatihan atau pembelajaran kejuruan, dan dijamin mendapat pekerjaan setelah pelatihan. Kerja lebih dari sekadar mendapat uang. Pria dan wanita menerima gaji yang setara untuk kerja yang setara dan hasil yang diperoleh. Kesetaraan untuk wanita tidak sekadar diatas kertas. Perlindungan untuk anak-anak dan lansia dijamin hukum. Perawatan medis gratis, aktivitas kebudayaan dan hiburan dapat dibeli siapa saja. Jaminan sosial adalah suatu hal yang pasti. Kita tidak mengenal pengemis atau tunawisma. Di sini terdapat rasa solidaritas. Rakyat merasa bertanggung jawab tidak hanya untuk dirinya, tetapi bekerja di berbagai lembaga demokratis lainnya dengan dasar kepentingan bersama." Sejarawan Jerman Jürgen Kocka pada tahun 2010 menyimpulkan konsensus dari berbagai cendekiawan: "Konseptualisasi RDJ sebagai kediktatoran telah diterima secara luas, walau makna dari konsep kediktatoran bervariasi. Banyak bukti telah ditemukan yang membuktikan karakter represif, tidak demokratis, tidak bebas, nonpluralistis dari rezim RDJ dan partai penguasanya." Ostalgie Banyak warga Jerman Timur memandang positif terhadap pembubaran RDJ. Namun pandangan ini dengan cepat berakhir. Warga Jerman Barat terkadang bertindak sebagai "pemenang" dan Jerman Timur telah "kalah" dalam reunifikasi, menyebabkan banyak warga Jerman Timur (Ossis) membenci warga Jerman Barat (Wessis). Penulis Ascher Barnstone menemukan bahwa "Warga Jerman Timur membenci kekayaan yang dimiliki warga Jerman Barat; warga Jerman Barat memandang warga Jerman Timur sebagai oportunis pemalas yang mau sesuatu tanpa berusaha. Warga Jerman Timur memandang "Wessis" sebagai arogan dan ambisius, warga Jerman Barat berpikir bahwa "Ossis" orang yang tidak berguna." Efek reunifikasi ini menyebabkan banyak warga Jerman Timur mulai berpikir dirinya sebagai warga Jerman "Timur" daripada sebagai warga "Jerman". Hal ini menyebabkan banyak warga bekas RDJ rindu terhadap beberapa aspek dari Jerman Timur, seperti tidak ada pengangguran dan menerima keuntungan dari pemerintah Jerman Timur, yang disebut "Ostalgie" (gabungan antara "timur" dan "nostalgia") dan digambarkan dalam film buatan Wolfgang Becker, Goodbye Lenin!. Lihat pula Daftar Pemimpin Jerman Timur Daftar negara-negara di dunia Penyatuan Jerman Jerman Barat Jerman Catatan kaki Referensi dan bibliografi Allinson, Mark. Politics and Popular Opinion in East Germany 1945–68 (2000) Augustine, Dolores. Red Prometheus: Engineering and Dictatorship in East Germany, 1945–1990. (2007) 411pp Baylis, Thomas A., David H Childs and Marilyn Rueschemeyer, eds.; East Germany in Comparative Perspective, Routledge. 1989 Berger, Stefan, and Norman LaPorte, eds. The Other Germany: Perceptions and Influences in British-East German Relations, 1945–1990 (Augsburg, 2005). Berger, Stefan, and Norman LaPorte, eds. Friendly Enemies: Britain and the GDR, 1949-1990 (2010) online review Berghoff, Hartmut, and Uta Andrea Balbier, eds. The East German Economy, 1945-2010: Falling Behind Or Catching Up? (Cambridge UP, 2013). Betts, Paul. Within Walls: Private Life in the German Democratic Republic, Oxford: Oxford UP, 2013 Childs, David H.. The Fall of the GDR, Longman Personed.co.uk, 2001. ISBN 978-0-5823-1569-3, ISBN 0-582-31569-7 Childs, David H.. & Richard Popplewell. The Stasi: East German Intelligence and Security Service, Palgrave Macmillan Palgrave.com,Amazon.co.uk 1996. Childs, David H.. The GDR: Moscow's German Ally, George Allen & Unwin, 1983. ISBN 0-04-354029-5, ISBN 978-0-04-354029-9. Childs, David H.. The Two Red Flags: European Social Democracy & Soviet Communism Since 1945, Routledge, 2000. Informaworld.com De La Motte and John Green, "Stasi State or Socialist Paradise? The German Democratic Republic and What became of it", Artery Publications. 2015 Fulbrook, Mary. The People's State: East German Society from Hitler to Honecker (Yale University Press, 2005. 352 pp. ISBN 0-300-10884-2. Fulbrook; Mary. Anatomy of a Dictatorship: Inside the GDR, 1949–1989 (Oxford University Press, 1995). Gray, William Glenn. Germany's Cold War: The Global Campaign to Isolate East Germany, 1949–1969 (U of North Carolina Press, 2003). online Grieder, Peter. The German Democratic Republic (Palgrave Macmillan, 2012), scholarly history. Grix, Jonathan. The Role of the Masses in the Collapse of the GDR Macmillan, 2000 Jarausch, Konrad H., and Eve Duffy; Dictatorship as Experience: Towards a Socio-Cultural History of the GDR (Berghahn Books, 1999). Kupferberg, Feiwel. The Rise and Fall of the German Democratic Republic (2002) 228pp; online review McLellan, Josie. Love in the Time of Communism: Intimacy and Sexuality in the GDR. (Cambridge UP, 2011). Major, Patrick, and Jonathan Osmond, eds. The Workers' and Peasants' State: Communism and Society in East Germany under Ulbricht 1945–71 (Manchester University Press, 2002), 272 pp. Naimark, Norman M. The Russians in Germany: A History of the Soviet Zone of Occupation, 1945–1949 (1997) excerpt and text search Pence, Katherine and Paul Betts. Socialist Modern: East German Everyday Culture and Politics, Ann Arbor: University of Michigan Press, 2008 Port, Andrew I. Conflict and Stability in the German Democratic Republic Cambridge University Press, 2007. Pritchard, Gareth, The Making of the GDR 1945–53: From Antifascism to Stalinism (2000) Steiner, André. The Plans That Failed: An Economic History of East Germany, 1945–1989 (2010) Sarotte, Mary Elise. Collapse: The Accidental Opening of the Berlin Wall, New York: Basic Books, 2014 Spilker, Dirk. The East German Leadership and the Division of Germany: Patriotism and Propaganda 1945–1953. (2006). online review Stokes, Raymond G. Constructing Socialism: Technology and Change in East Germany, 1945–1990 (2000) Zatlin, Jonathan R. The Currency of Socialism: Money and Political Culture in East Germany. (2007). 377 pp. online review Historiografi dan memori Bridge, Helen. Women's Writing and Historiography in the GDR (Oxford UP, 2002). Hodgin, Nick, and Caroline Pearce, eds. The GDR remembered: representations of the East German state since 1989 (Camden House, 2011). excerpt Kwiet, Konrad. "Historians of the German Democratic Republic on Antisemitism and Persecution." The Leo Baeck Institute Yearbook 21.1 (1976): 173-198. Port, Andrew I. "Central European History since 1989: Historiographical Trends and Post-Wende “Turns”." Central European History 48#2 (2015): 238-248. online Ritter, Gerhard A. "Die DDR in der Deutschen Geschichte," [The GDR in German history] Vierteljahrshefte für Zeitgeschichte, Apr 2002, Vol. 50 Issue 2, pp 171–200. Ross, Corey. The East German Dictatorship: Problems and Perspectives in the Interpretation of the GDR (Oxford UP, 2002). Saunders, Anna, and Debbie Pinfold, eds. Remembering and rethinking the GDR: multiple perspectives and plural authenticities (Springer, 2012). Steding, Elizabeth Priester. "Losing Literature: The Reduction of the GDR to History." German Politics & Society 32.4 (2014): 39-55. Argues the history of East Germany is taught in the 21st century German schools, but not its literature. Dalam bahasa Jerman Dahn, Daniela. Vertreibung ins Paradies: Unzeitgemäße Texte zur Zeit, Berlin: Rowohlt Verlag, 1998 Dahn, Daniela. Wenn und Aber: Anstiftungen zem Widerspruch, Berlin: Rowohlt Verlag, 1997 Dahn, Daniela. Westwärts und nicht vergessen: Vom Unbehagen in der Einheit, Rowohlt Verlag, 1997 Pranala luar Museum Perbatasan di Schifflersgrund AHF – Nationale Volksarmee: NVA Auferstanden aus Ruinen That was the GDR (in German) Terjemahan materi propaganda dari RDJ. Geschichte des ostdeutschen Designs – sejarah desain Jerman Timur DDR Museum Berlin – Budaya RDJ Peta interaktif Tembok Berlin Berlin Timur, masa lalu dan sekarang Gambar RDJ 1949–1973 RFE/RL East German Subject Files Open Society Archives, Budapest Lagu kebangsaan Jerman Timur dengan lirik berbahas Jerman dan Inggris Peta Eropa ketika pembentukan Jerman Timur (omniatlas.com) Bekas negara di Eropa Negara komunis Perang Dingin
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) atau juga sering disebut pelat nomor atau nopol (singkatan dari nomor polisi) adalah pelat aluminium tanda nomor kendaraan bermotor di Indonesia yang telah didaftarkan pada Kantor Bersama Samsat. Di bawah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, TNKB beserta STNK dan juga BPKB, merupakan bagian dari registrasi dan identifikasi kendaraan (Regident), serta bukti kepemilikan kendaraan bermotor yang sah. Pelat nomor Indonesia dikeluarkan oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas Polri), memiliki lambang dan juga tulisan "Korlantas Polri" sebagai tanda pengaman. Pelat nomor yang tidak dikeluarkan oleh Korlantas Polri dianggap tidak sah dan penggunanya dapat dikenakan tilang. Setiap jenis kendaraan memiliki warna pelat nomor yang disesuaikan dengan fungsinya. Kendaraan pribadi, menggunakan pelat nomor warna hitam dengan tulisan putih. Kendaraan dinas menggunakan warna merah dengan tulisan putih, sedangkan kendaraan umum menggunakan warna kuning dengan tulisan putih. Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021, kendaraan pribadi secara bertahap menggunakan pelat warna putih dengan tulisan hitam. Penggunaan tanda nomor kendaraan bermotor di Indonesia, terutama di Jawa, merupakan warisan sejak zaman Hindia Belanda, yang menggunakan kode wilayah berdasarkan pembagian wilayah keresidenan. Di luar Jawa, pembagian kode wilayah dilakukan baik menurut keresidenan, kewilayahan, maupun provinsi. Sebagai contoh, kode pelat nomor BL berlaku di seluruh Aceh, tetapi Sulawesi Selatan menggunakan tiga kode wilayah yang berbeda: DP, DD, dan DW. Ada beberapa daerah yang mewajibkan Regident untuk kendaraan tidak bermotor. Sebagai contoh, Yogyakarta meregistrasi becak dengan kode wilayah YB. Regident ini dikelola oleh pemerintah daerah tetapi tidak dikelola oleh Korlantas. Sejarah Pelat nomor mulai diperkenalkan pada tahun 1900, tetapi saat itu bentuknya masih sederhana; hanya mencantumkan kode daerah dan dan nomor registrasi kendaraan, tanpa adanya pembakuan resmi. Pelat juga tidak selalu dipasang di bagian depan dan belakang. Beberapa ada yang memasangnya di bagian samping kendaraan. Sebagai contoh, CH (Cirebon), kemudian SB (Surabaya), atau SOK (Pantai Timur Sumatra). Untuk keperluan internasional, Hindia Belanda memperkenalkan kode IN untuk kendaraan kenegaraan mereka. Pelat IN berbentuk elips, tetapi nomor registrasi di bawahnya berbentuk persegi panjang. Sistem yang lebih terstruktur kemudian diperkenalkan pada tahun 1917 dengan berlakunya Voorschriften omtrent den inhoud der aanvragen om nummer- en rijbewijzen, het opgeven nummers en letters, de modellen van nummer- en rijbewijzen, het aanleggen van registers van houders der bewijzen en het bekend maken van den inhoud der registers (Undang-undang tentang registrasi pelat nomor dan SIM, spesifikasi angka dan huruf, model pelat nomor dan SIM, penetapan daftar pemegang SIM, dan penerbitannya). Undang-undang ini menjadi yang pertama kalinya mewajibkan registrasi kendaraan secara nasional. Sistem berbasis keresidenan ini pertama kali mulai berlaku di Jawa dan kemudian disebar ke luar Jawa. Pada saat itu huruf-huruf yang digunakan sebagai kode wilayah adalah: A: Banten B: Batavia D: Priangan E: Cirebon G: Pekalongan H: Semarang K: Rembang L: Surabaya M: Madura N: Pasuruan P: Besuki R: Banyumas T: Karawang AA: Kedu AB: Yogyakarta AD: Surakarta AE: Madiun AG: Kediri BA: Pantai Barat Sumatra BB: Tapanuli BD: Bengkulu BE: Lampung BG: Palembang BH: Jambi BK: Sumatra Timur BL: Aceh BM: Riau BN: Bangka BP: Belitung BR: Kalimantan Barat DA: Kalimantan Selatan dan Timur DB: Manado DD: Sulawesi DE: Ambon DG: Ternate DH: Timor DK: Bali dan Lombok Hingga dekade 1920-an, kode kewilayahan pelat nomor bertambah seiring pemekaran wilayah keresidenan. Contohnya, Bogor menggunakan kode pelat F, Bojonegoro menggunakan kode pelat S, dan wilayah Papua bagian barat menggunakan kode pelat DS.Pada mulanya, desain pelat nomor Hindia Belanda dan Indonesia hanya berupa kode kewilayahan dan nomor registrasi. Memasuki dekade 1980-an, masa berlaku pelat nomor dihadirkan dengan format bulan dan tahun, dipisahkan dengan tanda pisah atau titik tengah. Desain ini kemudian ditingkatkan, dengan memberi warna berbeda pada bagian masa berlaku, hingga dekade 1990-an. Huruf-huruf yang digunakan adalah huruf-huruf embos. Dua variasi dari pelat nomor era Orde Baru adalah, masa berlaku dapat ditempatkan di atas maupun di bawah nomor polisi. Abad ke-21 Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan, desain dan spesifikasi teknis Tanda Nomor Kendaraan Bermotor mulai diatur dimensinya oleh Direktorat Lalu Lintas Polri (Ditlantas Polri). Ukuran TNKB pada dekade 2000-an adalah 395 × 135 mm (roda empat atau lebih) atau 250 × 105 mm (roda dua atau tiga), dengan huruf lebar dan antara nomor registrasi dan masa berlaku dipisahkan dengan garis. Pada sudut kiri bawah dan kanan atas terdapat lambang Polisi Lalu Lintas; sedangkan sisi kanan bawah dan kiri atas terdapat tulisan "Ditlantas Polri" (ditulis dengan huruf kapital semua). Simbol ini menjadi tanda pengaman dan juga difungsikan untuk membuktikan keaslian TNKB. Pada April 2011, desain TNKB diubah total. Ukurannya sedikit lebih panjang 5 cm untuk mengakomodasi jumlah huruf yang lebih banyak. Huruf-huruf yang digunakan juga langsing. Selain ukurannya yang sedikit lebih panjang ini, Korlantas Polri juga memperkenalkan lambang mereka yang lebih lengkap. Frasa "Ditlantas" digantikan dengan "Korlantas". Bahan baku TNKB adalah alumnium dengan tebal 1 mm, dengan garis tepi yang warnanya sama dengan warna tulisan. Ukuran TNKB untuk kendaraan roda dua atau tiga sekarang menjadi 275 mm dengan lebar 110 mm, sedangkan untuk kendaraan roda empat atau lebih adalah panjang 430 mm dengan lebar 135 mm. Pada Juni 2022, Korlantas POLRI mengubah skema warna TNKB untuk kendaraan pribadi dan persewaan yang sebelumnya menggunakan warna dasar hitam dengan tulisan putih, menjadi warna dasar putih dengan tulisan hitam. Penggunaan skema warna baru tersebut diberlakukan untuk memudahkan deteksi pelanggaran lalu lintas dengan kamera tilang elektronik. Perubahan ini dianggap sebagai perubahan signfikan pada TNKB di Indonesia sejak era kolonial Belanda. Spesifikasi teknis Desain Tanda Nomor Kendaraan Bermotor berbentuk pelat aluminium dengan cetakan tulisan dua baris. Baris pertama menunjukkan: kode wilayah (huruf), nomor polisi (angka), dan kode/huruf seri wilayah (huruf), dikenal dengan istilah nomor registrasi kendaraan bermotor (NRKB). Baris kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku, masing-masing dua digit (misalnya 01•28 berarti berlaku hingga Januari 2028) Pelat TNKB dicetak menggunakan mesin pres otomatis, dan menggunakan rupa huruf yang sama untuk seluruh Samsat. Lambang Korlantas Polri dicetak satu di pojok kiri bawah, dan dua tulisan "Korlantas Polri" di pojok kiri atas dan kanan bawah. Warna Warna TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) ditetapkan sebagai berikut: Kendaraan bermotor perseorangan dan sewa: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih. Terkait dengan pemberlakuan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021, kendaraan bermotor perorangan dan sewa menggunakan warna putih dengan tulisan hitam. Tujuan dari penggunaan warna tersebut adalah untuk memudahkan deteksi perilaku pengguna jalan menggunakan Kamera tilang elektronik. Kendaraan bermotor angkutan umum: warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam. Kendaraan bermotor sebagai kendaraan dinas pemerintah: warna dasar merah dengan tulisan berwarna putih. Kendaraan bermotor korps diplomatik negara asing: warna dasar putih dengan tulisan berwarna biru. Kendaraan bermotor staf operasional korps diplomatik negara asing: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih serta terdiri dari lima angka dan kode angka negara yang dicetak lebih kecil dengan format sub-bagian. Kendaraan bermotor di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk (berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, kendaraan bermotor ini tidak boleh dioperasionalkan/dimutasikan ke wilayah Indonesia lainnya): warna dasar hijau dengan tulisan hitam. Warna TNKB khusus kendaraan bermotor listrik Sesuai perkembangan zaman, maka POLRI menetapkan TNKB khusus Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) dengan tambahan lis biru di baris bulan dan tahun berakhirnya TNKB sesuai dengan peraturan yang tertuang dalam Keputusan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Nomor 5 Tahun 2020. Kendaraan bermotor listrik perseorangan dan sewa: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik angkutan umum: warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik sebagai kendaraan dinas pemerintah: warna dasar merah dengan tulisan berwarna putih lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik korps diplomatik negara asing: warna dasar putih dengan tulisan berwarna biru lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk (berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, kendaraan bermotor ini tidak boleh dioperasionalkan/dimutasikan ke wilayah Indonesia lainnya): warna dasar hijau dengan tulisan hitam lis warna biru. Nomor polisi Nomor polisi diberikan sesuai dengan urutan pendaftaran kendaraan bermotor. Nomor urut tersebut terdiri dari satu hingga empat angka, dan ditempatkan setelah kode wilayah pendaftaran. Apabila nomor urut pendaftaran yang telah dialokasikan habis digunakan, maka nomor urut pendaftaran berikutnya kembali ke nomor awal yang telah dialokasikan dengan diberi tanda pengenal huruf seri A-Z di belakang angka pendaftaran. Penentuan nomor urut registrasi dialokasikan sesuai jenis kendaraan bermotor sesuai Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021 yaitu: Khusus untuk wilayah hukum Polda Metro Jaya, nomor urut registrasi dialokasikan sebagai berikut: Pelat nomor terkait TCKB (Tanda Coba Kendaraan Bermotor) Tanda Coba Kendaraan Bermotor digunakan pada kendaraan bermotor untuk transportasi dealer (pengiriman dari perakitan ke dealer, dealer ke dealer, test drive, riset otomotif, dan pengiriman ke konsumen) dan hanya berlaku selama 30 hari. Ada dua format yang digunakan, yakni: Warna dasar putih dengan tulisan berwarna merah. Format ini tidak memliki angka masa berlaku TNKB di bagian bawah plat nomor. Format yang sama dengan format plat nomor kendaraan pribadi permanen, yakni warna dasar putih dengan tulisan berwarna hitam, ditambah kode akhiran "SS" (Sifat Sementara). Contohnya adalah: B 1409 SSI, huruf "SS" merupakan kesingkatan dari "sifat sementara" dan huruf "I" adalah huruf acak. Pada format ini terdapat angka masa berlaku TNKB di bagian bawah plat nomor, seperti TNKB yang sudah bersifat permanen. TNRP (Tanda Nomor Registrasi Pengoperasian) Tanda Nomor Registrasi Pengoperasian digunakan pada kendaraan asing non-diplomat, terutama untuk angkutan antarnegara dan kegiatan internasional: warna dasar putih dengan tulisan biru. TNKB Bantuan TNKB Bantuan digunakan untuk kendaraan bermotor yang belum memiliki BPKB dan STNK selama satu bulan pelat nomornya belum turun dari UPT dan Samsat sebagai tanda bahwa surat-surat sedang dalam proses pengurusan. Kendaraan tidak bermotor Kendaraan tidak bermotor di Surabaya: warna dasar biru dengan tulisan putih. Kode nomor polisi Kewilayahan Berikut kode wilayah pendaftaran kendaraan bermotor ditetapkan sebagai Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021. Pelat nomor khusus Presiden dan pejabat pemerintahan pusat Mobil dinas pejabat negara memiliki pelat nomor khusus. Jika pada saat pejabat tersebut bertugas ke wilayah di luar ibu kota RI atau kunjungan dinas ke luar negeri, maka pelat nomor tersebut akan dipasangkan pada mobil yang dinaiki oleh pejabat bersangkutan. Terdapat dua jenis TNKB pejabat pemerintahan pusat, yaitu TNKB "RI" dan TNKB "INDONESIA". TNKB "RI" selalu berwarna hitam (seperti kendaraan pribadi), sedangkan TNKB "INDONESIA" selalu berwarna merah (seperti kendaraan dinas). Berikut ini adalah daftar nomor polisi untuk kendaraan pejabat penting di Indonesia: RI 1/INDONESIA 1: Presiden Indonesia RI 2/INDONESIA 2: Wakil Presiden Indonesia RI 3: Ibu Negara Indonesia (Istri Presiden) RI 4: Istri Wakil Presiden Indonesia RI 5: Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI 6: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI 7: Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI 8: Ketua Mahkamah Agung RI 9: Ketua Mahkamah Konstitusi RI 10: Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI 11: Ketua Komisi Yudisial RI 12: Gubernur Bank Indonesia RI 13: Ketua Otoritas Jasa Keuangan RI 14: Menteri Sekretaris Negara RI 15: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI 16: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI 17: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI 18: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya RI 19: Menteri Dalam Negeri RI 20: RI 21: Menteri Luar Negeri RI 22: Menteri Pertahanan RI 23: Menteri Agama RI 24: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 25: Menteri Keuangan RI 26: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 27: Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI 28: Menteri Agama RI 29: Menteri Sosial RI 30: Menteri Ketenagakerjaan RI 31: Menteri Perindustrian RI 32: Menteri Perdagangan RI 33: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI 34: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI 35: Menteri Kelautan dan Perikanan RI 36: Menteri Komunikasi dan Informatika RI 37: Menteri Pertanian RI 38: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI 39: Menteri Kelautan dan Perikanan RI 40: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI 41: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI 42: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI 43: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI 44: Menteri Badan Usaha Milik Negara RI 45: Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI 46: RI 47: RI 48: Menteri Pemuda dan Olahraga RI 49: RI 50: RI 51: RI 52: RI 53: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Catatan: Nomor kendaraan Pejabat Negara / Menteri sering berganti, hal ini disesuaikan dengan jumlah anggota Kabinet. Misalnya pada Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014) jabatan Sekretaris Kabinet bukan setingkat menteri, sehingga Nomor Kendaraan untuk beberapa menteri berubah. Sebagai contoh saat ini Kepala BIN menggunakan RI 49. Dewan Perwakilan Rakyat Pada Mei 2021, DPR meluncurkan pelat nomor khusus, yang dilengkapi dengan lencana DPR. Maksud dan tujuan dari pembuatan pelat nomor tersebut adalah untuk memudahkan dalam memantau perilaku anggota DPR saat berkendara. Per 2021, format angka pelat nomor untuk pimpinan dan anggota DPR adalah sebagai berikut: 1-00: Ketua 2-00 – 5-00: Wakil Ketua 6-xx: Ketua Fraksi 7-xx: Sekretaris Fraksi 8-xx: Bendahara Fraksi xx-01: Fraksi PDIP xx-02: Fraksi Partai Golkar xx-03: Fraksi Partai Gerindra xx-04: Fraksi Partai NasDem xx-05: Fraksi PKB xx-06: Fraksi Partai Demokrat xx-07: Fraksi PKS xx-08: Fraksi PAN xx-09: Fraksi PPP 6-I – 6-XI: Ketua Komisi I–XI (7-10)–(I-XI): Wakil Ketua Komisi I–XI xx-XII: Mahkamah Kehormatan Dewan xx-XIII: Badan Legislasi xx-XIV: Badan Kerja Sama Antarparlemen xx-XV: Badan Urusan Rumah Tangga xx-XVI: Badan Anggaran xx-XVII: Badan Akuntabilitas Keuangan Negara xx-XVIII: Sekretariat Jenderal 6-XVIII: Sekjen 7-XVIII: Kepala Badan Keahlian 8-XVIII: Deputi Persidangan 9-XVIII: Deputi Administrasi 10-XVIII: Inspektur Utama 11-XVIII: Kepala Biro Umum (nomor anggota)-(nomor fraksi): Anggota DPR Begitu pelat nomor ini diluncurkan, pelat nomor ini dikritik oleh Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) karena dianggap sebagai bentuk "kemunduran". Seorang peneliti Formappi bernama Lucius Karus menganggap bahwa anggota DPR yang menggunakan pelat nomor DPR merasa "ingin lebih dikenal publik." Penggunaan pelat nomor tersebut juga menuai kontroversi, karena ada seorang polisi yang mencoba menangkap kendaraan yang dipasangi pelat nomor DPR. Menurut petugas tersebut, penggunaan pelat nomor DPR tersebut belum disosialisasikan sampai kepada petugas yang bersangkutan. Angkatan bersenjata Berikut ini adalah daftar kode registrasi TNI dan POLRI di Indonesia: TNI -00 :Markas Besar TNI -01 :Sekolah Staf dan Komando TNI -02 :Akademi TNI -09 :Badan Pembinaan Hukum TNI -10 :Badan Perbekalan TNI -14 :Pasukan Pengamanan Presiden TNI AD -00 :Markas Besar TNI AD -01 :Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat -02 :Komando Pasukan Khusus -03 :Komando Daerah Militer Jayakarta -04 :Komando Pendidikan Dan Latihan Angkatan Darat -05 :Komando Daerah Militer Iskandar Muda -10 :Akademi Militer -20 :Sekolah Staf Dan Komando Angkatan Darat -30 :Pusat Teritorial -31 :Pusat Kesenjataan Infanteri -32 :Pusat Kesenjataan Kavaleri -33 :Pusat Kesenjataan Artileri -34 :Pusat Polisi Militer -41 :Pusat Zeni -42 :Pusat Perhubungan -43 :Pusat Peralatan -44 :Pusat Perbekalan dan Angkutan -45 :Pusat Kesehatan -46 :Direktorat Ajudan Jenderal -47 :Direktorat Topografi -48 :Direktorat Keuangan -49 :Direktorat Hukum -51 :Dinas Penerangan -52 :Dinas Pembinaan Mental -53 :Dinas Psikologi -54 :Dinas Penelitian Dan Pengembangan -55 :Dinas Informasi Dan Pengolahan Data -56 :Pusat Penerbangan -57 :Dinas Pengadaan -58 :Dinas Jasmani Militer -I~VI dan -XII~XVIII :Milik Kodam se-Indonesia TNI AL -00 :Markas Besar TNI AL/Koarmada RI -01 :Komando Armada I -02 :Komando Armada II -03 :Komando Armada III -04 :Komando Lintas Laut Militer -05 :Korps Marinir Republik Indonesia -08 :Sekolah Staf dan Komando -I~XIV :Milik Lantamal se-Indonesia TNI AU -00 :Markas Besar TNI AU/Koopsudnas -01 :Komando Operasi Udara I -02 :Komando Operasi Udara II -03 :Komando Operasi Udara III -04 :Komando Pemelihara dan Materiil -05 :Komando Pendidikan dan Latihan -10 :Komando Pasukan Gerak Cepat Kementerian Pertahanan RI -00 :Kementerian Pertahanan -02 :Lembaga Ketahanan Nasional -05 :Direktorat Jenderal Material, Fasilitas dan Jasa POLRI -00 :Markas Besar POLRI -I :Polda Aceh -II :Polda Sumatera Utara -III :Polda Sumatera Barat -IV :Polda Riau -V :Polda Sumatera Selatan -VI :Polda Kalimantan Barat -VII :Polda Metro Jaya -VIII :Polda Jawa Barat -IX :Polda Jawa Tengah -X :Polda Jawa Timur -XI :Polda Bali -XII :Polda Kalimantan Timur -XIII :Polda Kalimantan Selatan -XIV :Polda Sulawesi Selatan -XV :Polda Sulawesi Utara -XVI :Polda Maluku -XVII :Polda Papua -XVIII :Polda Kalimantan Tengah -XIX :Polda Sulawesi Tengah -XX :Polda Sulawesi Tenggara -XXI :Polda NTB -XXII :Polda NTT -XXIII :Polda Banten -XXIV :Polda DIY -XXV :Polda Lampung -XXVI :Polda Jambi -XXVII :Polda Bengkulu -XXVIII :Polda Bangka Belitung -XXIX :Polda Gorontalo -XXX :Polda Maluku Utara -XXXI :Polda Kepulauan Riau -XXXII :Polda Papua Barat -XXXIII :Polda Sulawesi Barat -XXXIV :Polda Kalimantan Utara Korps diplomatik dan konsuler Mobil milik korps diplomatik (perwakilan negara asing maupun organisasi internasional) memiliki kode registrasi CD untuk Korps Diplomatik, CC untuk Korps Konsulat, dan CH untuk Konsul Kehormatan, diikuti dengan kode negara dan nomor urut. Untuk mendapatkan BPKB dan STNK, haruslah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Berikut ini adalah tabel nomor polisi untuk korps diplomatik di Indonesia: Mobil operasional staf korps diplomatik memiliki nomor polisi serupa dengan kendaraan pribadi (dasar putih dengan tulisan hitam) namun dengan format khusus yakni memiliki lima angka dan kode angka negara dicetak lebih kecil dengan format sub-bagian. Contoh: "B 23380 29" berarti mobil ini adalah kendaraan operasional staff korps diplomatik Republik Arab Mesir. Pelat nomor cantik Bagi seseorang pemilik kendaraan yang berpelat nomor cantik biasanya berani membayar pajak kendaraan bermotor yang mahal. Pelat-pelat nomor cantik tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan sifat-sifat pribadi seseorang, bisa berupa inisial, singkatan nama, kesenangan/hobi, atau jenis mobil yang digunakan. Pelat nomor cantik pada umumnya mempergunakan kombinasi huruf dan angka untuk membentuk suatu kata. Contohnya seperti B 74 NT, B 911 FTS, B 1997 HAR, B 228 NNC, B 246 MHN, B 773 YTI, B 50 PUL, B 77 RSL, D 1 OSA, D 777 DDG, D 24 JAM, D 457 RO, B 745 AHS, B 100 UTI, B 660 HND, D 64 TRA, B 335 MUH, B 108 FIT, B 121 LLO, B 783 RIA, B 29 WEN, B 1113 CCA, B 800 ST, B 373 UT, F 1 PUL, B 223 ADE, S 44 HJ, AG 2 R, AG 1 A, L 181 V, L 1 NDA, N 965 TZ, AE 7 JJ, AA 434 S, E 6 RA, DR 1 SD, EA 72 B, DG 888 KH, B 8845 BBM, B 151 KWH, H 1 YA, PA 63 C, KH 412 IF, PB 838 SG, PA 80 SS, B 99 JRG, N 99 JRG, B 357 GR, B 16 WRC, L 12 TTA, B 537 RUM, T 35 SA dsb. Pemilik kendaraan juga dapat memesan pelat nomor tanpa disertai kode wilayah registrasi baik untuk kendaraan umum ataupun pribadi. Contohnya seperti BK 9000, BM 2200, B 8977, B 1534, B 8254, D 6609, W 576, B 1971, PA 8888, ED 9777, BG 1900, dsb. Tokoh-tokoh yang pernah menggunakan pelat nomor cantik seperti (alm) Idris Sardi, yang menggunakan pelat B 10 LA yang dieja sebagai biola sebagai alat musik yang dicintainya. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang menggunakan pelat M 3 GA, yang berarti "Mega", nama panggilan dia, semasa menjabat sebagai Wapres tahun 2001. (Dicatat bahwa M merupakan pelat nomor daerah Madura) Syahrini juga pernah memiliki pelat nomor cantik B 1 SYR yang berarti inisial Syahrini sendiri, dan dipasang pada mobil Lamborghini-nya. Prilly Latuconsina juga menggunakan pelat B 15 PRL yang berarti namanya sendiri. Galeri Lihat juga Buku Pemilik Kendaraan Bermotor Kantor Bersama Samsat Pelat nomor Surat Tanda Nomor Kendaraan Referensi Pranala luar Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Regident Kendaraan Bermotor.pdf Perubahan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di Sulawesi Selatan. Penggantian Plat Nomor DS Menjadi PB di Papua Barat Plat N Sudah Mulai Menggunakan 3 Huruf Sejak 2013 Nomor plat motor tiga huruf berlaku di Kutai Timur Cara Membawa Mobil Bekas Batam Bisa Keluar Batam Administrasi kendaraan bermotor di Indonesia Daftar bertopik Indonesia Indonesia
Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Misalkan anjing yang memakan anjing atau manusia yang memakan manusia. Kadang-kadang fenomena ini disebut anthropophagus (Bahasa Yunani anthrôpos, “manusia” dan phagein, "makan"). Secara etimologis kata “kanibal” merupakan kata pungutan dari Bahasa Belanda yang pada gilirannya memungut dari Bahasa Spanyol; “canibal” yang berarti orang dari Karibia. Di daerah ini oleh penjelajah ditemukan fenomena ini. Selain di Karibia, di Amerika hal ini pada zaman dahulu kala banyak terjadi pula, misalnya di antara suku Anasazi, Bangsa Maya, dan Aztek. Selain itu di Asia-Pasifik, kanibalisme juga pernah ditemukan. Antara lain di antara suku Batak di Sumatera Utara, suku Dayak di Kalimantan, suku Asmat di Papua, beberapa suku lainnya di Papua Barat maupun Timur, Fiji dan daerah Melanesia lainnya. Di Papua Nugini di antara suku Fore, kanibalisme menimbulkan penyakit kuru. Ada beberapa petunjuk bahwa kanibalisme secara ritual juga pernah muncul di pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi. Jadi secara praktis hampir di seluruh Indonesia. Pada zaman modern, kanibalisme secara insidentil pernah muncul di Amerika Serikat, pada kasus Ekspedisi Donner, Ukraina pada tahun 1930-an, di Leningrad pada Perang Dunia II dan di Andes ketika ada kecelakaan pesawat terbang pada tahun 1972. Kasus terakhir ini pernah dibuatkan film Alive pada tahun 1992. Kasus-kasus di atas ini merupakan kasus insidentil dengan kata lain, fenomena ini muncul karena mereka yang terlibat kanibalisme kehabisan bahan makanan. Lain halnya dengan kematian putra jutawan Rockefeller di Irian Barat atau Papua pada tahun 1965 di antara suku Asmat dan kasus-kasus kelainan jiwa di seantero dunia yang dibahas di bawah ini. Kasus-kasus kanibalisme Selain kasus kanibalisme karena keadaan terpaksa, ada pula beberapa kasus yang terjadi karena pelakunya terkena pengaruh kelainan jiwa. Beberapa nama: Alfred Packer (Amerika Serikat) Ed Gein (Amerika Serikat) Jeffrey Dahmer (Amerika Serikat, 1978-1991) Fritz Haarmann (Jerman, 1918 - 1924) Armin Meiwes (Jerman, 2002) Sumanto (Indonesia, 2003) Lihat pula Antropologi Kanibalisme anak-anak Kanibalisme diri Kanibalisme pada unggas Antropologi Psikologi
Sumanto () adalah seseorang yang dikenal karena kasus kanibalisme. Pada awal tahun 2003, namanya dikenal secara luas di Indonesia karena terlibat kasus pencurian mayat dan memakannya karena masalah ekonomi. Ia mengaku telah memakan 3 orang di tempat yang berbeda, yakni di Lampung dan Purbalingga. Riwayat Hidup Kehidupan awal Sumanto dilahirkan pada tanggal 3 Maret 1972. Ia merupakan anak sulung dari lima bersaudara—masing-masing bernama Mulyati, Karyono, Maryati, dan Mulyanto. Masa kecilnya termasuk berkecukupan karena warisan yang diperoleh ayahnya dari kakek dan neneknya. Sumanto menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Pelumutan 1, dan ia dipanggil dengan nama Suman oleh teman-temannya. Sifatnya sebagai "anak badung" mulai terlihat pada periode ini, meski ia masih tetap mampu lulus sekolah dasar. Niatnya untuk masuk ke SMP Negeri 1 Kemangkon terhalang karena nilai ebtanas murni (NEM) yang diraihnya tidak mencukupi. Sumanto pada akhirnya mengulang kelas 6 di SD Negeri Pelumutan 2, dan ia lulus setahun berikutnya. Ia kemudian diterima di SMP pilihannya. Sekolah barunya berjarak 3 kilometer dari rumah, memaksa Sumanto untuk berjalan kaki pulang-pergi setiap hari. Aktivitasnya sepulang sekolah adalah menggembala kambing dan mencari rumput, dan pada sore harinya ia belajar ilmu agama di masjid sekitar rumahnya. Malam hari dihabiskannya dengan menyaksikan layar tancap atau pementasan wayang. Periode ini ditandai dengan kesulitan ekonomi yang melanda keluarganya. Masalah ini mau tidak mau mengakibatkan perabotan rumah tangga mereka satu per satu dijual demi memenuhi kebutuhan hidup. Saat duduk di bangku kelas 3 SMP, Sumanto putus sekolah karena beberapa alasan tertentu. Kasus Pada 15 Januari 2003, Sumanto membuat heboh seluruh Indonesia, karena ia melakukan pencurian dan praktik kanibalisme terhadap mayat yang diketahui bernama Mbok Rinah. Setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan selama beberapa hari, akhirnya Sumanto berhasil ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan. Ia juga mengakui sebelumnya pernah memakan 2 mayat lain saat ia masih bekerja di perkebunan tebu di Lampung. Akibat perbuatannya, ia dijatuhi hukuman pidana selama 5 tahun, tetapi dibebaskan pada tanggal 24 Oktober 2006 yang bertepatan dengan Hari Idul Fitri, setelah beberapa kali mendapatkan remisi. Ia kemudian ditampung di rumah rehabilitasi An-Nur, Bungkanel, Karanganyar, Purbalingga. Sumanto ditempatkan di pesantren karena warga Purbalingga tidak mau menerima kembali Sumanto untuk pulang ke desanya. Ia juga sempat membuat kontroversi ketika menjadi bintang tamu Empat Mata yang dibawakan oleh Tukul Arwana. Akibat episode tersebut, acara Empat Mata kemudian dicekal penayangannya. Kehidupan pribadi Sumanto memiliki 2 orang mantan istri. Ia bertemu istri pertamanya, Sutrimah, saat bekerja di Lampung. Pernikahan ini tergolong singkat karena faktor kekerasan dalam rumah tangga. Setahun setelah bercerai dengan Sutrimah, ia menjalin hubungan dengan seorang janda bernama Tugiyem—warga Lampung yang juga bekerja di perusahaan tebu tempat kerja Sumanto. Mereka menikah pada tahun 1993 dan dikaruniai seorang putri bernama Titis Wahyu Widianti. Setelah menikah lagi, ia menjadi jarang pulang ke rumah dan hanya sesekali kembali. Kekerasan dalam rumah tangga sering kali terjadi, dan pernikahan ini berakhir dengan perceraian. Lihat pula Kanibalisme Referensi Daftar pustaka Sumber Situs web Tokoh Jawa Tokoh dari Purbalingga Kanibal Indonesia
Purbalingga () adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Purbalingga. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan. Jumlah Penduduk Kabupaten Purbalingga pertengahan tahun 2023 sebanyak 1.040.109 jiwa. Geografi Terletak pada 101° 11" BT–109°35" BT dan 7°10" LS–7°29 LS" terbentang pada altitude ± 40 – 1.500 meter di atas permukaan laut dengan dua musim yaitu musim Hujan antara April – September dan musim Kemarau antara Oktober – Maret. Secara umum Purbalingga termasuk dalam iklim tropis dengan rata-rata curah hujan 3,739mm – 4,789mm per tahun. Jumlah curah hujan tertinggi berada di Kecamatan Karangmoncol, sedangkan curah hujan terendah di Kecamatan Kejobong. Suhu udara di wilayah Kabupaten Purbalingga antara 23.20 °C – 32.88 °C dengan rata-rata 24.49 °C. Purbalingga berada di cekungan yang diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara merupakan rangkaian pegunungan (Gunung Slamet dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian selatan merupakan Depresi Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu dan anak sungainya, Kali Pekacangan. Anak sungai lainnya yaitu seperti Kali Klawing, Kali Gintung, dan anak sungai lainnya. Ibu kota Kabupaten berada di Purbalingga, sekitar 21 km sebelah timur laut Purwokerto. Pemerintahan Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Demografi Menurut data Sensus Penduduk Indonesia 2020, berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Purbalingga berdasarkan status kewarganegaraan : 848.952 orang. Ekonomi dan Fasilitas Industri Bulu Mata Palsu dan Knalpot Di Purbalingga ada banyak industri dengan bahan baku rambut manusia untuk dijadikan bulu mata palsu (eye-lash) atau juga dibuat wig atau rambut palsu serta sanggul maupun hair piece yang dipasang untuk memberikan tambahan rambut atau juga high-light secara temporer di rambut kita. Keistimewaan lain adalah industri knalpot yang merupakan transformasi dari industri kuali dan panci tembaga. Knalpot Braling cukup terkenal di kalangan pemilik mobil, sebagai alternatif suku cadang murah. Perkebunan & Pertanian Mayoritas Masyarakyat Purbalingga Petani Padi Dan Penderes Pohon kelapa. Perkebunan kelapa yang cukup luas mejadi keunggulan daerah ini meksipun risiko penderes jatuh terpeleset akibat hujan/licin maupun karena kesulitan pemanjatan pohon kelapa yang memerlukan keahlian khusus. Sedangkan sawah penghasil padi cukup banyak meksipun sawah menyusut akibat alih fungsi menjadi rumah, ruko dll. Perlu adanya peran pemerintah Kabupaten yang bisa mensejaterahkan Petani dan Penderes itu. Selain kedua komoditas tadi, hasil pertanian cukup banyak di Purbalingga seperti di Desa Kalikajar Penghasil Duku serta sektor perikanan yang cukup berkembang karena melimpahnya sumber daya air di Purbalingga. RTH dan Monumen Berikut adalah daftar RTH (Ruang Terbuka Hijau), Taman dan Monumen/Tugu di Kabupaten Purbalingga Alun-alun Purbalingga Patung Jenderal Sudirman Purbalingga Taman Sentul (Sentul Garden) Patung Knalpot Taman Maerakaca Tugu Air Mancur Jl. Mayjend Sungkono Hutan Kota Tugu Bancar Taman Kota Usman Janatin Purbalingga Tugu Selamat datang Bobotsari Tugu Selamat Datang Sayonara Jompo Kalimanah Taman RTH Bojong Monumen Tempat Lahir Jenderal Sudirman Taman Makam Pahlawan Purbosaroyo Taman Terbuka Hijau Taman Gringsing Taman Pasar Segamas dan lain-lain Pariwisata Objek wisata air Bojongsari atau terkenal dengan singkatan Owabong juga merupakan objek wisata favorit. Saat ini ada banyak arena bermain yang melengkapi Owabong ini. Di samping kolam renang juga ada kolam arus, arena Gokar, waterboom, rafting/arung jeram, terapi ikan, arena outbond dan permainan air lainnya. Gua Lawa, Gua alam yang terletak di Kecamatan Karangreja, 25 km sebelah utara Purbalingga. "Wisata Agro Kebun Strawberry" beserta panorama "Gunung Lompong" yang terletak di Pratin, Serang, Karangreja. Wisata Kutabawa Flower Garden merupakan salah satu destinasi Wisata Serang Pratin Purbalingga. Konsep yang digunakan pada Lokawisata Purbalingga ini adalah taman bunga yang penuh warna dan cantik. Desa Wisata Karangbanjar, merupakan pemukiman dengan suasana pedesaan yang alami dan aneka pusat kerajinan rumah tangga. Desa Wisata Karangbanjar merupakan salah satu tujuan wisata yang sering dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Letaknya juga sangat strategis, karena tepat sejalur dengan objek wisata andalan lainnya seperti Owabong, Taman Reptil "Sanggaluri Park", Taman Buah dan Museum Uang. Di desa Wisata Karang Banjar ini, pengunjung dapat melihat secara langsung ke home industri proses pembuatan rambut palsu, bulu mata palsu, sapu lidi, sapu ijuk, sanggul. Ada juga fasilitas ‘homestay’ di rumah penduduk dengan biaya yang sangat terjangkau. Suasana pedesaan yang sejuk, makanan khas daerah setempat, penduduk yang ramah membuat suasana yang semakin nyaman. "Purbasari Pancuran Mas", dikenal pula sebagai RiverWorld karena memiliki koleksi ikan air tawar yang lengkap seperti Arwana, Piranha dan ikan raksasa Arapaima gigas dari Sungai Amazon yang panjangnya mencapai 3 meter. Selain itu terdapat pula koleksi Unggas, Koleksi Burung dan Tanaman Hias yang menarik juga disertai area permainan anak berupa Waterboom. Situ Tirta Marta (Sitama) atau lebih dikenal dengan kali tlaga, menyajikan kolam jernih dari mata air yang masih sangat alami. Disana juga terdapat wahana foto "under water" dengan berbagai hiasan diantaranya motor, tv dll. Sitama terlerak di dusun tlaga Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari. Berjarak 5 km dari Owabong. Pendakian Gunung Slamet dapat dimulai dari Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja. Rute ini termasuk rute paling populer bagi para pendaki. Monumen Jenderal Soedirman, yang terletak di Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang. Berupa patung Jenderal Soedirman dan tempat kediaman dia semasa kecil di antaranya ranjang kayu tempat dia tidur waktu bayi, perpustakaan, masjid, dan relief kisah kehidupanya. Sanggaluri Park, berada di Desa Kutasari Purbalingga sebuah wahana wisata edukasi yang terdiri dari Museum Uang berisi koleksi uang-uang kuno dari Indonesia dan mancanegara, Museum Serangga dengan berbagai jenis koleksi serangga dari Indonesia, Museum Wayang dan Artefak,Wahana Edukasi Narkoba, Taman Reptile, taman Burung yang berada di satu kawasan Taman Buah Kutasari.Sanggaluri juga memiliki wahana Outbound anak dan umum, Simulasi Manasik Haji, pengawetan serangga, pembedahan reptile dan paket kemah wisata ( Sanggaluri Campsite ) Museum dan Perpustakaan Umum Daerah Poerbakawatja Bumi perkemahan dan arena Outbound Munjul Luhur, Karangbanjar, Kalimanah, serta ada pula bumi perkemahan lain di Purbalingga yaitu bumi perkemahan Serang di desa Serang, Karangreja Kolam Pemandian Walik Tirto Asri Curug Karang, disebut demikian karena memiliki bebatuan hitam dan terjal dengan tiga tingkatan curug serta Curug Panyatan yang keduanya terletak di kecamatan Rembang. Curug Nini, walaupun air terjunnya tidak terlalu tinggi, di bawah curug ini terdapat sumber mata air yang tidak pernah kering. Menurut ceritera rakyat setempat, di sini terdapat ikan yang tinggal kepala dan durinya saja. Curug Silintang dan Silawang, curug ini terletak di desa Tlahab Lor, Karangreja. Curug Ciputut, yang memiliki ketinggian 30 m, panorama alamnya sangat indah dan air curug ini juga tidak pernah kering. Di objek wisata alam ini sering di kunjungi wisatawan remaja pada saat libur. Medan menuju Curug Ciputut ini agak sulit. Justru karena tingkat kesulitan menuju lokasi wisata ini sering dijadikan sarana petualangan bagi wisatawan remaja. Kabupaten Purbalingga juga memiliki objek wisata air cukup eksotik, yakni "Congot" yang merupakan pertemuan dua buah sungai, yakni Sungai Klawing dan Serayu. Objek wisata ini terletak di Desa Kedungbendo, Kecamatan Kemangkon, sekitar 15 km selatan kota Purbalingga. "Usman Janatin City Park", Purbalingga. Sebelum dijadikan taman kota, dulu area ini merupakan Pasar Kota Purbalingga akan tetapi lokasi pasar telah dipindah ke bekas Stadion Wasesa (sekarang stadion berada di Kelurahan Purbalingga Kidul dengan nama "Gelora Goentoer Darjono") dengan nama (Pasar Segamas) yang merupakan salah satu pasar terbesar di Jawa Tengah. Tempat ini biasa anak muda-mudi bisa berkumpul, duduk-duduk di taman kota yang luas. Di tempat ini dilengkapi dengan LCD yang berukuran besar menayangkan serba serbi kota Purbalingga dengan perkembangannya. Di sini pula terdapat gedung Entertainment Center yang digunakan untuk acara-acara kesenian serta terdapat panggung di sisi selatannya. Wisata Kayak dan Sekolah Kayak Nasional Wisata Curug Sumba ada di desa Tlahab Kidul Kecamatan Karangreja, perbatasan dengan Kecamatan Bobotsari. memiliki pemandangan alam yang sangat indah di fasilitasi dengan gazebo-gazebo dari bambu, bisa ditujukan untuk rekreasi santai keluarga. dan untuk berenang pengunjung dapat menikmati kolam dibawah curug dengan kedalaman mencapai 8 meter,dengan air yang bresih dan sejuk. Omah Wayang Terdapat Di Desa Selakambang yang terdiri dari macam wayang. wayang kulit, Wayang suket (terbuat dari rumput), wayang Golek dan Lain nya sejenis museum wayang. Transportasi Angkutan dan Bus Angkutan Antar Kota Sarana transportasi utama untuk menuju dari dan ke Purbalingga adalah angkutan Bus. Tersedia berbagai macam bus baik AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) maupun AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Bus-bus yang melewati Terminal Bus Purbalingga ini antara lain bus jurusan Purwokerto-Semarang, Purwokerto-Wonosobo, Purwokerto-Pemalang, Purwokerto-Pekalongan, bus jurusan Jakarta-Wonosobo (AKAP), serta bus jurusan Jakarta-Bobotsari (AKAP). Sedangkan untuk jenis minibus terdapat 4 jalur yaitu bus jurusan Purbalingga-Kejobong, Purbalingga-Rembang, Purwokerto-Bobotsari, Purbalingga-Banjarnegara. Ada Juga Trans Jateng yang antar konevisitas transportasi Jurusan Terminal Bulupitu Purwokerto–Terminal Bukateja Angkutan Kota dan Pedesaan Untuk angkutan dalam kota sendiri terdapat angkot warna orange dengan route angkot: Jalur 1: Terminal Purbalingga–Bobotsari Jalur 2: Terminal Purbalingga–Pertigaan Gembrungan (Selakambang, Kaligondang) Jalur 3: Terminal Purbalingga–Lamongan Jalur 4: Terminal Purbalingga–Bukateja Jalur 5: Terminal Purbalingga–Kemangkon Jalur 6: Terminal Purbalingga–Gambarsari (Kemangkon) Jalur 7: Terminal Purbalingga–Jompo (Kalimanah) Jalur 8: Terminal Purbalingga–Padamara Jalur 9: Terminal Purbalingga–Kutasari Jalur 12: Terminal Purbalingga–Slinga (Kaligondang) Jalur 13: Terminal Purbalingga–Wirasana Jalur 15: Terminal Purbalingga–Karangpule (Padamara) Angkutan Kota tersebut hanya beroperasi dari pukul 06.00–18.00 WIB. Sedangkan untuk angkutan selain angkutan kota yaitu terdapat angkutan pedesaan (Angkudes) yang menghubungkan antar desa-desa di Purbalingga. Terminal Bus Kabupaten Purbalingga memiliki terminal tipe A, yaitu Terminal Bobotsari. selain itu, Purbalingga juga memliki terminal bus lain, berikut daftarnya Terminal Bobotsari, Terminal Purbalingga, Terminal Bukateja, Terminal Jompo, Terminal Penaruban, Terminal Kutabawa, Terminal Kejobong, dan Terminal Kemangkon. Kereta Api Dahulu Purbalingga memiliki stasiun kereta api akan tetapi, sekarang sudah tidak berfungsi, bahkan jalur rel kereta api di Purbalingga sudah berubah menjadi deretan jalur pertokoan atau bangunan lainnya. Bandar Udara Terdapat pula sebuah bandar udara bernama Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman yang terletak di desa Wirasaba, Bukateja. Awalnya, bandara tersebut bernama Lanud Wirasaba dan berfungsi sebagai Sarana Transportasi Pesawat Udara untuk keperluan Militer. Pada 7 November 2016, Lanud Wirasaba berganti nama menjadi Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman. Bandara ini mulai beroperasi untuk penerbangan publik pada 1 Juni 2021. Olah raga Purbalingga memiliki Klub sepak bola Persibangga Purbalingga (Persatuan Sepak bola Purbalingga) yang pada 18 Januari tahun 2011 ini menjuarai Kompetisi divisi II PSSI 2010-2011. Untuk fasilitas Olahraga di Purbalingga terdapat Stadion Gelora Goentoer Darjono yang mana stadion ini mampu menampung sekitar 15.000 penonton. Komunitas Purbalingga memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah Nasional. Berbagai ajang perfilman nasional berhasil diraih dan dimenangi, selain itu Komunitas ini juga menggelar ajang festival film independen secara rutin yang disebut PFF (Purbalingga Film Festival). Untuk pertama kalinya pada 6 Desember 2010 Komunitas Film Independen Purbalingga memenangi Piala Citra dalam Festival Film Indonesia untuk kategori Film Pendek. juga ada Komunitas Braling yang merupakan komunitas pendukung klub sepak bola Persibangga Purbalingga. Sosial Budaya Kuliner Makanan yang paling dikenal di Purbalingga adalah mendoan, ini adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai. Istimewanya, pembuatan mendoan diproses mulai dari saat membuat tempenya, jadi mendoan tak bisa dibuat dari sembarang tempe. Tempe mendoan adalah tempe tipis yang dibuat melebar/meluas. Untuk membuat mendoan, tempe ini diberi tepung yang dibumbu garam, ketumbar dan daun bawang. Digoreng sebentar sehingga masih terasa lunak, bila digoreng agak lama akan menjadi tempe "muledi" yang sedikit agak liat. Lebih lama lagi sampai kering maka disebut tempe "keripik". Purbalingga juga dikenal sebagai tempat pabrik Slamet, yang memproduksi permen Davos sejak tahun 1931, Sejarah permen davos] permen ini sangat dikenal sejak zaman dulu. Oleh-oleh istimewa lainnya apalagi kalau bukan kacang mirasa. Penampilannya bolehlah gosong dan mirip kacang kulit khas pedesaan. Tapi rasanya? Banyak orang ketagihan untuk membelinya dan membawanya sebagai oleh-oleh. Berbeda dnegan kacang kulit pabrikan, kacang mirasa dibuat dengan cara merendamnya pada air sehari semalam. Keesokan harinya dilumuri garam dan dibiarkan dalam bak selama sehari semalam juga. Besoknya baru direndam air lagi selema sehari semalam. Kemudian dijemur di bawah sinar matahari, baru setelah kering disangrai dengan pasir. Jadilah kacang khas Purbalingga yang renyah dan 'kemlithik'. Sroto (nama sebutan soto untuk wilayah Purbalingga dan Banyumas) juga terkenal. Perbedaan mendasar sroto dengan soto pada umumnya terletak pada sambalnya yaitu sambal kacang yang pedas legit, menggunakan ketupat bukan nasi, serta ditaburi suwiran daging dan remasan kerupuk. Beda Sroto Sokaraja dengan Sroto Purbalingga juga bisa dilihat dari kerupuknya. Umumnya Sroto Sokaraja menggunakan kerupuk warna warni, sedangkan Sroto Purbalingga menggunakan kerupuk merah putih. Sroto Purbalingga yang kesohor terutama sroto kriyik''nya. Di sini setelah daging ayam disuwir untuk sroto maka "rongkong"nya (tulang dada) digoreng kering dan disajikan sebagai lauk sroto. Rasanya garing dan kriyik-kriyik, itu sebabnya disebut sroto kriyik. Selain sroto kriyik, ada juga sroto so yang tak kalah nikmat. Sroto So ini mirip pada umumnya sroto khas Purbalingga, hanya saja ada tambahan daun melinjo atau yang biasa disebut 'so' yang menambah cita rasa unik makanan berkuah ini, lokasinya sekitar 4 KM dari pusat kota yaitu berada di desa Bojong. Sroto khas lainnya biasa disebut sesuai lokasinya, seperti Sroto Bancar dan Sroto Jatisaba. Pendidikan Beberapa perguruan tinggi yang ada di kabupaten Purbalingga yakni Universitas Jenderal Soedirman, Sekolah Tinggi Teknologi YPT Purbalingga (STT YPT), Akademi Kebidanan Perwira Husada Purbalingga Universitas Terbuka, Universitas Perwira Purbalingga, dan Universitas Islam Negeri Saizu Kampus Purbalingga. Lihat Pula Jenderal Soedirman Persibangga Purbalingga Kabupaten Probolinggo Kota Probolinggo Dedi Pitak Referensi Pranala luar Situs web pemerintah Kabupaten Purbalingga Situs owabong Seputar Purbalingga Situs Resmi Kembangan Purbalingga Purbalingga
Indosiar (secara resmi bernama Indosiar Visual Mandiri, disingkat IVM) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia, yang beroperasi dari Daan Mogot, Jakarta Barat sejak tahun 1995. Awalnya didirikan dan dikuasai oleh Salim Group, sejak tahun 2011, kepemilikan Indosiar berada di bawah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk yang membuatnya "bersaudara" dengan SCTV. Sejarah Kemunculan Ide dari Grup Salim untuk terlibat dalam industri penyiaran sebenarnya sudah ada ketika pemerintah mengeluarkan izin bagi RCTI untuk berdiri sebagai televisi swasta pertama di Indonesia di tahun 1989. Adanya keuntungan dari bisnis TV swasta dan kerajaan bisnis Grup Salim yang merambah ke berbagai sektor, membuat adanya "keharusan" bagi mereka untuk memiliki perusahaan televisinya sendiri. Bak gayung bersambut, pemerintah kemudian memberikan izin kepada perusahaan patungan antara Grup Salim dan koran Suara Merdeka di Semarang untuk membangun sebuah stasiun televisi lokal, dengan nama Merdeka Citra Televisi Indonesia (MCTI). Izin pendiriannya dikeluarkan pada 21 Agustus 1991, dan dimiliki secara patungan masing-masing 60% untuk Salim dan 40% untuk Suara Merdeka. Untuk mempersiapkannya, Salim kemudian melakukan kerjasama dengan Television Broadcasts Limited (TVB), Hong Kong yang ditempatkan di kantor pusat MCTI di Semarang. Selain itu, Salim juga merencanakan membangun satu stasiun televisi lagi di Batam, berpatungan dengan Grup Ramako (milik Bambang Rachmadi) bernama Ramako Indotelevisi (RIT TV). Pendirian dua stasiun TV lokal tersebut, disebabkan oleh sikap pemerintah yang pada saat itu hanya membolehkan satu stasiun TV swasta di daerah masing-masing. Namun, kemudian Salim memutuskan untuk mengubah rencananya dengan membangun suatu televisi swasta nasional. Dalam lobi yang dilakukan oleh Anthony Salim dengan Presiden Soeharto di Eropa, Anthony mengusulkan pembentukan televisi yang mengurusi masalah-masalah ekonomi, khususnya ekonomi pedesaan. Sementara itu, dari pihak lain yaitu Eko Supardjo Rustam (anak mantan Gubernur Jawa Tengah Soepardjo Rustam) dan Mendagri muncul ide untuk membangun televisi yang berada di Jawa Tengah, untuk menyiarkan siaran berbasis budaya Jawa. Presiden Soeharto kemudian memutuskan untuk menggabungkan ide mereka dalam bentuk satu perusahaan, yaitu PT Indosiar Visual Mandiri, yang bertujuan untuk menyiarkan acara berbasis ekonomi pedesaan dan kebudayaan. Secara resmi, PT Indosiar Visual Mandiri didirikan pada 19 Juli 1991, dan mendapat izin siarannya pada 18 Juni 1992. Karena memiliki tujuan spesifik yaitu menyiarkan acara kebudayaan dan ekonomi pedesaan, maka Indosiar awalnya berstatus SPTSK (Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Khusus). Status tersebut membuatnya sejak awal boleh bersiaran secara nasional, tidak seperti televisi swasta lain yang hanya diizinkan bersiaran secara lokal. Belum lagi beroperasi, pada 30 Januari 1993, Indosiar bersama 4 TV swasta yang sudah ada (RCTI, SCTV, TPI dan ANteve) diizinkan untuk bersiaran dengan status yang sudah diubah, yaitu Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Umum (SPTSU). Jika bagi stasiun televisi lainnya (selain TPI) dengan keputusan ini mereka dapat bersiaran nasional, tetapi bagi Indosiar, artinya mereka dapat bebas dari kewajiban penayangan acara spesifik yang melekat pada status SPTSK. Inilah yang membuat Indosiar kemudian bisa menyiarkan acara hiburan pada awal siarannya. Pada akhirnya, dua stasiun TV swasta lokal lain yang direncanakan berdiri dan sebagian sahamnya dimiliki Grup Salim, yaitu MCTI dan Ramako Indotelevisi, memutuskan untuk meleburkan diri ke dalam Indosiar. Melanjutkan kerjasama yang dijalin sejak masih berniat membentuk MCTI, Indosiar kemudian menjalin hubungan dengan TVB yang memang sudah berpengalaman dalam industri TV di daerah asalnya, sehingga diharapkan bisa memberikan pengetahuan pada pekerja-pekerja Indosiar. TVB dipilih karena dianggap bisa beroperasi dengan efisien (termasuk dalam biaya), pandai memproduksi acara in-house, dan selera Asia mereka mendekati selera masyarakat Indonesia. Kerjasama ini diwujudkan dengan mencontoh tindakan TVB dengan membangun 4 studio bagi produksi acara sendiri yang paling modern di Indonesia. Selain itu, Indosiar juga merekrut 1.000 karyawan lokal dan mendatangkan langsung 150 tenaga kerja asing, yang cukup banyak berada di posisi-posisi penting seperti divisi produksi, perencanaan dan pemasaran langsung dari TVB. Sayangnya, kebijakan mendatangkan 150 TKA ini langsung menimbulkan kontroversi karena dianggap bisa berbahaya bagi kebudayaan nasional (misalnya karena isu mereka akan memproduksi 800 serial tiruan asing) dan dianggap melanggar peraturan pemerintah. Mengetahui hal itu, sebulan sebelum bersiaran (18 Desember 1994), manajemen Indosiar memutuskan untuk mengurangi karyawan TVB hanya menjadi 30 orang saja. Mereka kemudian terus dikurangi dengan meningkatkan pelatihan pada karyawan Indosiar yang sudah ada sehingga pada akhirnya pada 1996, hampir tidak ada lagi TKA dari TVB di sana (ada yang berpendapat, polemik ini tidak lebih merupakan bentuk ketidaksukaan atas seorang pengusaha nonpribumi besar yang dapat masuk ke industri penyiaran). Hasil kerjasama dengan TVB nampak dalam bentuk logo Indosiar yang mirip dengan perusahaan penyiaran Hong Kong tersebut dan berbagai program drama Asia yang akan ditayangkan di awal siarannya. Dalam hal pendanaan, pembentukan Indosiar memakan investasi sebanyak Rp 200 miliar. Peluncuran dan perkembangan awal Terlepas dari hal tersebut, Indosiar tetap melanjutkan rencana beroperasinya dengan melakukan siaran percobaan (disebut "siaran pra-perdana") mulai tanggal 18 Desember 1994 (diundur dari rencana awal pada Juli dan Agustus 1994) pada pukul 19.00 hingga 21.30 WIB (atau 22.00 WIB/22.30 WIB jika ada relai TVRI) di wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Ujung Pandang. Siaran percobaannya pada saat itu hanya menyiarkan sebuah film lepas pilihan dan dua siaran berita dari TVRI (Berita Malam dan Dunia Dalam Berita). Akhirnya, Indosiar resmi mengudara pada 11 Januari 1995 dan diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko dalam acara "Pesta Semarak Indosiar" yang disiarkan langsung mulai jam 19.30 WIB, sedangkan film independen pertama yang tayang di Indosiar adalah Sesal, yang tayang setelah siaran perdananya. Siaran Indosiar awalnya hanya berlangsung dari jam 16.00 WIB (kemudian 15.30 WIB) hingga 24.00 WIB, tetapi sejak 16 Juni 1997 siarannya mulai dilakukan sejak pagi (kecuali untuk akhir pekan, yang sejak awal bersiaran sudah dimulai dari jam 06.00 WIB). Di awal siarannya, Indosiar langsung menggebrak dengan berbagai program hiburan, terutama drama-drama Hong Kong, seperti misalnya serial Return of The Condor Heroes (yang dibintangi oleh Andy Lau) dan To Liong To (yang dibintangi oleh Tony Leung) yang keduanya cukup populer di kalangan penonton. Demi memuaskan keinginan pentonton akan banyaknya program asing ini, Indosiar bahkan langsung meluncurkan teknologi baru yaitu NICAM yang menghasilkan suara jernih. Tak hanya itu, Indosiar saat itu juga sudah dilengkapi dengan teknologi termutakhir seperti digital master control, digital tape, bahkan sudah disiapkan untuk bersiaran digital dan HDTV, jauh sebelum dimulainya geliat televisi digital di Indonesia. Selain itu, Indosiar banyak menekankan kebudayaan. Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu, dan komedi Srimulat yang dikemas dengan gaya modern. Penayangan acara ini tidak lain merupakan perwujudan dari keinginan awal Presiden saat Indosiar didirikan pada 1992, yaitu menyiarkan acara yang kental dengan kebudayaan (dalam hal ini kebudayaan Jawa). Secara umum, Indosiar pada saat itu menargetkan pasar keluarga, dan sudah mencanangkan diri untuk menyiarkan banyak program/film lokal dari awal, ditambah juga acara in-house (bahkan sudah menyiapkan internal production house). Namun, pada awalnya acaranya masih 70% impor-30% lokal. Seiring perkembangan waktu dan program, Indosiar juga mempopulerkan sinetron Indonesia yang bergenre musikal (dimulai sejak munculnya Melangkah di Atas Awan) serta roman dan keluarga (dimulai sejak munculnya Tersanjung), dan kuis seperti Kuis Siapa Berani? dan Famili 100. Indosiar juga pernah menayangkan serial animasi/kartun animasi (seperti Sailor Moon, Dragon Ball, Digimon) yang cukup banyak setiap hari Minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00 WIB. Acara-acara tersebut awalnya sukses membawa Indosiar menjadi televisi yang cukup populer di Indonesia, dengan pada tahun 1999, memiliki pangsa pasar 34-38%. Pada tahun 2002, Indosiar bahkan tercatat "menengguk" kue iklan terbesar dibanding pesaingnya. Memasuki tahun 2004-2007, popularitas Indosiar juga mulai ditopang oleh program realitas berupa kontes bernyanyi, seperti AFI, StarDut, Mamamia, dan berbagai program lainnya. Banyak dari acara-acara realitas tersebut, melibatkan emosi penonton dan SMS. Kemunduran dan akuisisi Emtek Namun, memasuki akhir 2000-an, tampak program kontes menyanyi tersebut sudah tidak banyak menarik pemirsa, sehingga Indosiar mulai lebih memanfaatkan program drama FTV dan sinetron kolosal produksi Genta Buana Paramita serta beberapa program seperti Take Me Out Indonesia. Berbagai sinetron dan program non-drama tersebut, menandakan perubahan Indosiar menjadi televisi untuk penonton "kelas bawah", bahkan sampai saat ini. Awalnya, banyak drama kolosal Indosiar, seperti Tutur Tinular Versi 2011 cukup populer, namun kemudian justru Indosiar menjadi pergunjingan di media sosial mengingat program-program drama dan FTV buatan Genta Buana itu cenderung berkualitas rendah, cerita terkadang melenceng dari sejarah seharusnya, dan menggunakan efek animasi yang masih dibawah standar. Hal-hal yang menjadi gunjingan tersebut, seperti misalnya animasi naga terbang dan karakter kelelawar Jayapati (yang mirip Batman) di Tutur Tinular 2011. Akhirnya, justru rating Indosiar semakin menurun (hanya menduduki posisi 6), dan mungkin inilah yang menjadi salah satu alasan penjualan TV ini dari Grup Salim ke Emtek pada 2011. Beberapa waktu setelah peralihan kepemilikan itu, di bawah manajemen Emtek, jaringan televisi ini mulai melakukan sejumlah penyesuaian pada acaranya. Perubahan-perubahan tersebut, seperti menghapus semua program sinetron berseri (terutama sejak 2013, tetapi sejak 2021 kembali ditayangkan) dan sinetron kolosal serta lebih menggalakkan acara realitas in-house berjenis dangdut, seperti D'Academy dan Liga Dangdut Indonesia. Indosiar seperti menjadi "TV dangdut" yang melahirkan banyak bintang dangdut baru, semisal Lesti Kejora, Evi Masamba, dan lain sebagainya. Meskipun demikian, terkadang Indosiar juga kerap menayangkan program realitas non-dangdut seperti Golden Memories, Akademi Sahur Indonesia dan Stand Up Comedy Academy. Selain itu, Indosiar juga makin memantapkan program FTV yang bernuansa religi (sejak 2014) seperti Azab, Suara Hati Istri dan Pintu Berkah (produksi Mega Kreasi Films). Program-program ini cukup sukses menarik pasar masyarakat bawah, tetapi kadang-kadang dikritik oleh beberapa kalangan masyarakat atas karena inti ceritanya yang selalu monoton dan detail ceritanya terlalu mengada-ada seperti jualan semangka goreng, jualan pudding lele, jasa keliling mulai dari fotokopi (yang ditulisnya sebagai "fhoto copy") hingga bengkel keliling, dll. Di masa penguasaan Emtek juga, Indosiar juga makin sering menyiarkan program sepakbola, seperti Liga 1, Piala Presiden, dan FIFA World Cup Qatar 2022. Kepemilikan Indosiar awalnya merupakan perusahaan yang dimiliki dan didirikan oleh Grup Salim, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia, pada tahun 1992 hingga 2011. Dalam awal pendiriannya, Indosiar dimiliki secara patungan oleh Andree Halim dan Anthony Salim sebanyak masing-masing 50%. Kepemilikan Salim di sini sebenarnya hampir terancam lenyap akibat krisis ekonomi 1997-1998 yang kemudian menyebabkan Indosiar harus diserahkan kepada BPPN untuk membayar hutang BLBI ke BCA. Pada tahun 1999-2000, kepemilikan Indosiar berubah, dengan perusahaan bentukan BPPN untuk menampung aset Grup Salim yaitu PT Holdiko Perkasa memegang 67%, sedangkan dua pemegang saham sebelumnya menyatukan kepemilikan mereka dalam PT Prima Visualindo yang memegang saham Indosiar sebanyak 32%. Seiring waktu, BPPN membawa Indosiar mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada 22 Maret 2001 dengan melepas 15% kepemilikannya (bersama sedikit saham milik PT Prima) dengan nama emiten IDSR. Lalu, di akhir 2001, BPPN (lewat PT Holdiko) kemudian menjual 49% sahamnya di Indosiar ke PT TDM Aset Manajemen senilai Rp 775 miliar lewat proses tender, sehingga kepemilikan BPPN tinggal 8,25%. Kemudian PT TDM (yang banyak diduga dibekingi oleh Grup Salim, walaupun belum terbukti) menjual sahamnya ke publik sehingga menyisakan hanya 29,02%; dan ditambah penjualan sisa saham Holdiko, kepemilikan publik naik menjadi 43%. Namun, praktis PT Prima Visualindo tetap menjadi pengendali utama Indosiar, sehingga Indosiar tetap berada di kendali Grup Salim. Kondisi ini tetap tidak berubah dengan pembentukan perusahaan induk Indosiar, yaitu Indosiar Karya Media (IDKM) pada 4 Oktober 2004 dan penghapusan saham Indosiar setelahnya. IDKM kini menggantikan IDSR di bursa saham, tetapi tetap dengan kepemilikan yang sama yaitu Salim/PT Prima Visualindo 27%, TDM 29% dan publik 43%. Seiring waktu, saham TDM pun lenyap dan saham publik menjadi 59,17%, ditambah dengan kepemilikan saham PT Dinamika Usaha Jaya (5,09%) dan Citibank Singapura (8,5%). Namun, saham PT Prima tetap. Kondisi ini tetap berlangsung hingga ketika pada 3 Maret 2011 PT Prima Visualindo sepakat menjual 27,24% sahamnya ke PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek) yang dikendalikan keluarga Sariaatmadja. Transaksinya dilakukan dengan keluarga Sariaatmadja menjual PT London Sumatra Indonesia miliknya yang merupakan salah satu perusahaan perkebunan sawit terbesar di Indonesia (yang diinginkan Grup Salim untuk memperkuat bisnis agribisnis dan barang konsumernya) sedangkan Salim menjual Indosiar pada Emtek. Isu penjualan ini sesungguhnya sudah muncul sejak 2007, ketika Salim berhasil menuntaskan pembelian saham London Sumatra Indonesia, tetapi tampaknya transaksi "tukar guling" ini diundur beberapa waktu. Walaupun sempat mendapat penolakan dari sejumlah pimpinan Indosiar dan adanya tuduhan monopoli oleh KPPU, tetapi Emtek tetap berhasil mengendalikan Indosiar (terhitung sejak 13 Mei 2011) dan bahkan berhasil meningkatkan kepemilikannya di Indosiar sebesar 84,77% setelah tender offer yang diadakan pada 13 Juli 2011. Pada akhirnya, induk Indosiar, IDKM melakukan penggabungan usaha dengan anak perusahaan Emtek lain yang bergerak di bidang media, Surya Citra Media (SCM) pada 1 Mei 2013 sehingga kini Indosiar berada di bawah satu induk dengan SCTV sampai saat ini. Walaupun demikian, sesungguhnya Salim masih memiliki kepemilikan minoritas tidak langsung di Indosiar (dan juga SCTV), lewat induk utamanya Emtek. Tercatat, saham Salim di Emtek saat ini mencapai 15% (9% oleh Anthony Salim dan 6,21% oleh PT Prima Visualindo). Dalam perkembangan kepemilikan Indosiar, beberapa rumor juga sempat muncul, misalnya pada 2001 Bhakti Investama (yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo) berusaha mengikuti tender untuk membeli 49% saham PT Holdiko di Indosiar, namun gagal karena rumor bahwa Bhakti ada di bawah kendali Grup Salim. Pada periode yang sama, PT Prosperindo (milik Surya Paloh), Jamsostek (bersama PT Gani Asset Management), dan 4 perusahaan lain juga mengikuti tender yang diadakan BPPN tersebut, tetapi semuanya juga gagal mendapatkan saham Indosiar. Ada juga kabar bahwa 40% saham Indosiar akan dibeli oleh PT Timsco (milik Timmy Habibie) pada akhir 1998 maupun rencana akuisisi di tahun 2000 oleh perusahaan penyiaran Filipina ABS-CBN. Pada April 2010, Chairul Tanjung yang sudah memiliki Trans TV dan Trans7 juga dirumorkan akan mengakuisisi stasiun televisi ini, yang sempat mengakibatkan kenaikan sahamnya. Isu penjualan ke Trans TV ini sesungguhnya sudah ada sejak Agustus 2006, dan manajemen pada saat itu mengatakan bahwa mereka siap berunding soal harganya. Ada juga rumor pada 2010-2011, yang sempat mengatakan bahwa Erick Thohir, pemilik Mahaka Media; sebuah perusahaan televisi Singapura; dan salah satu perusahaan afiliasi Grup Salim di Filipina, TV5 akan mengakuisisi Indosiar. Identitas Logo Logo Indosiar pada awalnya menggunakan logo yang mirip dengan Television Broadcasts Limited, Hong Kong yang diadopsi sebagai bagian dari hasil kerjasama antara Indosiar dan TVB di awal pendiriannya. Logo tersebut digunakan dengan lisensi dari anak perusahaan TVB di Belanda, Condor Entertainment BV lewat perjanjian sejak 1 Januari 1995. Kesepakatan keduanya ini berlangsung hingga 28 Februari 2027, dengan biaya senilai US$ 675.000. Terdapat beberapa modifikasi yang dilakukan Indosiar atas logo TVB, seperti warnanya dibalik (TVB menggunakan warna biru muda di logonya, sedangkan Indosiar menggunakan warna biru tua), ditambah tulisan "INDOSIAR" (dengan font ITC Avant Garde yang dimodifikasi) dan tiga cincin gaya huruf "O" warna merah pada tengah warna hijau (simbolisasi kepemilikan oleh Grup Salim). Awalnya, logo tersebut digunakan sejak Indosiar bersiaran di tahun 1995 hingga 2007. Namun, karena menimbulkan kontroversi setelah dianggap merusak layar TV tabung akibat selalu berbekas di pojok kiri atas, logo ini kemudian diganti menjadi "ikan terbang", meskipun logo aslinya masih dipertahankan sebagai logo perusahaan. Lima tahun kemudian, logo Indosiar yang lama kembali digunakan di layar kaca dengan sejumlah perubahan minor, seperti efek mengkilap (serta efek "berlian" mulai 1 Oktober 2012) dan tiga lingkaran diganti huruf "O" warna merah. Modifikasi kembali dilakukan menjadi bentuk logo yang digunakan saat ini pada tanggal 1 Desember 2014, berupa perubahan gaya huruf (untuk pertama kalinya setelah 20 tahun) dan shade warna. Dari tahun 1996-2012, Indosiar juga menggunakan logo ikan terbang yang cukup ikonik dan mirip dengan ikan torani. Logo tersebut awalnya hanya digunakan dalam station identification, dan aslinya hanya berwarna besi metalik. Pada awal 2000-an, diperkenalkan logo baru dengan sayap berwarna pelangi, dan pada 2007, di layar kaca mulai digunakan logo ikan terbang bersayap/bersirip merah. Logo ini merupakan perwujudan dari misi Indosiar, yaitu Futuristik, Inovatif, Satisfactory (memuaskan) dan Humanity (Kemanusiaan), atau disingkat FISH (Ikan). Penjabaran dari misi tersebut, yaitu: Futuristik. Dilambangkan dengan ikan terbang berenang sangat cepat, yang bermakna Indosiar selalu berorientasi ke masa depan dengan teknologi baru, serta menjadi yang terdepan dalam persaingan yang ada sekarang. Inovatif. Dilambangkan dengan ikan terbang yang mampu terbang setinggi-tingginya dilangit. Maksudnya, Indosiar diharapkan memiliki ide-ide baru dan orisinal dalam setiap program yang disuguhkan sehingga dapat menyajikan program-program baru yang dikehendaki masyarakat. Satisfactory (memuaskan). Dilambangkan dengan sisik ikan terbang untuk mempermudah berenang dalam air. Maknanya, Indosiar selalu berusaha memberikan kepuasan pemirsanya dengan memberikan perhatian pada kualitas acara ditambah dengan memperluas jaringan siarannya dengan fasilitas teknologi tinggi. Humanity (kemanusiaan). Dilambangkan dengan ikan tidak akan tenggelam karena memiliki kantung udara ditubuhnya, artinya ada bantuan dari organ lain. Dalam hal ini, Indosiar berusaha untuk peka terhadap lingkungan sekitar dengan membantu sesama, baik lewat program seperti peduli kasih atau penerimaan karyawan disabilitas. Selain perwujudan misi Indosiar, ikan besi metalik juga diambil sebagai logo karena merupakan perwujudan teknologi mutakhir yang digunakan dalam penyiarannya. Ikan itu selalu terbang melintasi berbagai tempat, maksudnya jangkauan siaran Indosiar yang tanpa batas dan dapat dinikmati pemirsanya. Slogan Memang Untuk Anda/Memang Untuk Anda!1 (1995-sekarang) Kita Bersama (2006 dan 2007 khusus HUT) Luar Biasa (2018-sekarang khusus HUT) Keterangan: 1 Slogan memakai tanda seru digunakan sebagai promosi acara, media majalah serta Station ID dari tahun 1995 sampai 2001 dan kembali tahun 2006 sebagai Station ID. Acara Program olahraga Pada tahun 2010. Indosiar memperoleh hak siar Serie A untuk periode 2 tahun ke depan yakni musim 2010-11 hingga musim 2011-12, dan di tahun 2012, Indosiar akan menyiarkan pertandingan Bundesliga musim 2012–2013 karena hak siar Serie A yang semula tayang selama 3 tahun berturut-turut pindah ke TVRI mulai musim 2012-2013 saja. Pada tahun 2013, Indosiar bersama SCTV memperoleh hak siar Barclays Premier League selama 3 tahun ke depan mulai musim 2013–14, 2014–15 hingga musim 2015–16 berkat kerjasama dengan beIN Sports. Kemudian di tahun 2014, Indosiar mendapatkan paket hak siar turnamen pra-musim Eropa International Champions Cup dan International Friendly Match hingga tahun 2015 dan pertengahan tahun 2021, Indosiar kembali menyiarkan turnamen pra-musim Eropa bersama O Channel dan Champions TV sebagai tv berlangganan. Penyiar Kasus Maraknya Penyalahgunaan Logo stasiun televisi Indosiar yang dijadikan Konten Parodi Jasa keliling yang viral di Media Sosial oleh sejumlah konten kreator Jaringan siaran Indosiar saat ini disiarkan melalui 25 stasiun televisi (tidak termasuk stasiun relai) yang menjangkau 32 dari 38 provinsi di Indonesia. Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) stasiun-stasiun ini dimiliki oleh 24 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya) yang dioperasikan sendiri. Hingga tahun 2020, Indosiar didukung oleh 40 stasiun pemancar. Seluruh stasiun tersebut dimiliki oleh Indosiar. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar Indosiar (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari IPP Kemenkominfo dan laporan keuangan SCM. Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri. Manajemen Daftar direktur utama Direksi saat ini Komisaris saat ini Lihat pula Daftar stasiun televisi di Indonesia Daftar acara Indosiar Referensi Pranala luar Surya Citra Media Jaringan televisi Indonesia Stasiun televisi yang didirikan tahun 1995 Pendirian tahun 1995 di Indonesia Kebon Jeruk, Jakarta Barat Stasiun televisi di Jakarta
Jakarta Barat adalah kota administrasi di bagian barat Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Pusat pemerintahannya berada di kecamatan Kembangan. Berdiri di tahun 1966 namun Jakarta Barat resmi dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978. Sebagai kota administrasi, Jakarta Barat bukanlah daerah otonom sehingga tidak memiliki DPRD tersendiri. Wali kota Jakarta Barat diangkat oleh gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan DPRD. Jakarta Barat secara administratif terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56 kelurahan. Jumlah penduduk kota Jakarta Barat pada tahun 2018 mencapai 2.486.074 jiwa dimana 850 diantaranya merupakan warga negara asing (WNA) dari berbagai negara. Sementara pada pertengahan tahun 2023, penduduk Jakarta Barat berjumlah 2.615.945 jiwa. Geografi Batas Wilayah Sejarah Jakarta Barat terkenal dengan peninggalan masa kolonial Belanda seperti Gedung Balai Kota (kini menjadi Museum Sejarah Jakarta), kawasan Pecinan (Glodok) dan juga sejumlah mesjid tua serta benteng-benteng pertahanan masa awal pendudukan Belanda di Batavia. Sejarah terbentuknya kota administrasi Jakarta Barat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978, wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat dengan Kotamadya Tingkat II. Walikota bertanggungjawab langsung kepada Gubernur DKI Jakarta. Pemerintahan Wali Kota Wali kota Jakarta Barat saat ini dijabat oleh Uus Kuswanto. Ia dilantik oleh penjabat gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, pada 21 Maret 2023 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta. Sebelumnya, Uus sudah pernah menjabat sebagai wali kota Jakarta Barat, yakni pada September 2020. Setelah menjabat sekitar 13 bulan, jabatan wali kota digantikan oleh gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang selanjutnya diberikan kepada Yani Wahyu Purwoko. Sementara jabatan wakil wali kota dijabat oleh Hendra Hidayat, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil wali kota Jakarta Timur. Kecamatan Lima dari delapan kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota dan Kecamatan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tiga lainnya dibentuk melalui PP No. 90 tahun 1980, Kecamatan Palmerah dari Grogol Petamburan, Kalideres dari Cengkareng, dan Kembangan dari Kebon Jeruk. Ekonomi Setelah Jakarta Selatan, Jakarta Barat dirancang untuk menjadi daerah pusat bisnis bagi kawasan Jakarta dan sekitarnya. Khususnya di Kecamatan Kembangan telah dan akan dibangun mal, pusat hiburan, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, rumah sakit, sekolah dan sebagainya. Daerah ini menjadi begitu strategis karena dilewati rangkaian Jalan Lingkar Luar Jakarta (JORR). Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas sebanyak 1.424 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 429 sekolah, 8 sekolah negeri dan 421 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 599 sekolah, 359 sekolah negeri dan 240 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 278 sekolah, 50 sekolah negeri dan 228 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 117 sekolah, 17 sekolah negeri dan 100 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 118 sekolah, 11 sekolah negeri dan 107 sekolah swasta. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, tahun 2022 terdapat 30 perguruan tinggi di Jakarta Barat, dan semua perguruan tinggi tersebut adalah sekolah swasta, di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Beberapa diantaranya ialah Universitas Bina Nusantara, Universitas Mercu Buana, Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, Universitas Kristen Krida Wacana, Podomoro University, Universitas Esa Unggul, STAINU Jakarta, STIE Ahmad Dahlan, Universitas Mpu Tantular, Universitas Gunadarma kampus Cengkareng, Jakarta Barat, dan lainnya. Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki fasilitas kesehatan, diantaranya RSUD Cengkareng, RS Mitra Keluarga Kalideres, Ciputra Hospital, RS Hermina Daan Mogot, RS Pondok Indah Puri Indah, RS Pelni Petamburan, Rumah Sakit Dharmais, Rumah Sakit Harapan Kita, Rumah Sakit Siloam, Jakarta Eye Centre, Rumah Sakit Royal Taruma, Rumah Sakit Graha Kedoya Kebon Jeruk, RS Sumber Waras Grogol Petamburan, RSU Patria IKKT Palmerah, RS Medika Permata Hijau, dan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Beberapa puskemas dan klinik yang ada di Jakarta Barat yakni Puskesmas Kebon Jeruk, Puskesmas Palmerah, Puskesmas Grogol Petambura, Puskesmas Kembangan, Puskesmas Cengkareng, Puskesmas Kalideres, Klinik Ciputra Kalideres, Kalideres, Jakarta Barat, dan Klinik Yakrija Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Transportasi Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki fasilitas transportasi, termasuk layanan bus dan juga kereta api listrik. Fasilitas terminal bus yang ada di Jakarta Barat yakni Terminal Kalideres, Terminal Grogol yang melayani penumpang antar provinsi hingga ke luar pulau Jawa. Ada juga Terminal Kota Intan dan Terminal Rawa Buaya. Kota Jakarta Barat memiliki 9 stasiun KRL yaitu: Stasiun Angke, Stasiun Bojong Indah, Stasiun Duri, Stasiun Grogol, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Kalideres, Stasiun Pesing, Stasiun Rawa Buaya, dan Stasiun Taman Kota. Dan ada 3 stasiun MRT Jakarta yakni Stasiun MRT Glodok, Stasiun MRT Kota, dan Stasiun MRT Mangga Besar. Untuk layanan Transjakarta, terdapat Transjakarta Koridor 1, Transjakarta Koridor 3, Transjakarta Koridor 8, Transjakarta Koridor 9, dan Transjakarta Koridor 12. Olahraga Pusat kawasan olahraga di Jakarta Barat berada di GOR Cenderawasih Cengkareng dan Taman Kantor Wali kota Jakarta Barat. GOR Cendrawasih sendiri adalah Gelanggang Olahraga terdiri dari Stadion, lapangan, lapangan futsal,lapangan basket, Gelanggang serbaguna dan tempat pelatihan climbing. Satu-satunya club anggota PSSI yang bermarkas di Stadion Cenderawasih adalah Persija Barat yang berdiri sejak 1975. Lihat pula Museum Seni Rupa dan Keramik Tempat Wisata Jakarta Barat Referensi Pranala luar Bapeda Jakarta Situs Resmi Jakarta Barat Jakarta Barat Kota madya
Jakarta Utara adalah sebuah kota administrasi di bagian Utara Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Kantor wali kota Administrasi Jakarta Utara terletak di Kecamatan Tanjung Priok. Jakarta Utara dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978. Pada tahun 2020 jumlah penduduk kota Jakarta Utara berjumlah sebanyak 1.843.537 jiwa. Di Jakarta Utara terletak beberapa pelabuhan, diantaranya Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sebagai kota administrasi, Jakarta Utara bukanlah daerah otonom sehingga tidak memiliki DPRD tersendiri. Wali kota Jakarta Utara diangkat oleh gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan DPRD. Di sebelah utara Jakarta Utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah timur dengan Bekasi, di sebelah selatan dengan Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Di sebelah barat Jakarta Utara berbatasan dengan Tangerang. Geografi Batas Wilayah Pemerintahan Wali Kota Wali kota yang menjabat saat ini di Jakarta Utara ialah Ali Maulana Hakim, dan wakil wali kota, Juaini. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melantik mereka pada 23 Februari 2021, di Balai Kota DKI Jakarta. Dewan Perwakilan Kecamatan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota dan Kecamatan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta membentuk lima kecamatan di Jakarta Utara. Satu di antaranya kemudian dimekarkan menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Selanjutnya melalui PP No. 90 tahun 1980, Kecamatan Kelapa Gading dimekarkan dari Koja, dan Pademangan dari penjaringan. Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Utara sebanyak 966 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 264 sekolah, 11 sekolah negeri dan 253 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 344 sekolah, 147 sekolah negeri dan 197 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 193 sekolah, 39 sekolah negeri dan 154 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 89 sekolah, 17 sekolah negeri dan 72 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 76 sekolah, 8 sekolah negeri dan 68 sekolah swasta. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, tahun 2022 terdapat 16 perguruan tinggi di Jakarta Utara, dan semua perguruan tinggi tersebut adalah sekolah swasta, di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Beberapa diantaranya ialah Universitas Bunda Mulia, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, STIE Wiyatamandala, STMIK Jibes, Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Malahayati, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YPIAMI, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Indonesia, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Akademi Maritim Nasional Jaya, Akademi Maritim Djadajat, dan lainnya. Transportasi Kota Jakarta Utara memiliki 4 stasiun KRL, 3 stasiun MRT Jakarta dan 12 stasiun LRT Jakarta Stasiun KRL yakni Stasiun Ancol, Stasiun JIS, Stasiun Kampung Bandan, dan Stasiun Tanjung Priuk. Satsiun MRT Jakarta yakni Stasiun MRT Ancol Barat, Stasiun MRT Ancol Marina, dan Stasiun MRT Mangga Dua. Stasiun LRT Jakarta yang ada di Jakarta Utara yakni Stasiun LRTJ Benyamin Sueb, Boulevard Gading, Boulevard Selatan, Boulevard Utara, Gelanggang Remaja, JIS, Kelapa Nias, Kemayoran, Martadinata, Pegangsaan Dua, Sunter Barat, dan Sunter Timur. Kemudian, moda transportasi Transjakarta BRT yang ada di Jakarta Utara yakni Transjakarta Koridor 2, Koridor 2A, Koridor 2D, Transjakarta Koridor 5, Koridor 5D, Koridor 5E, Koridor 5H, Koridor 5K, Transjakarta Koridor 9, Transjakarta Koridor 10, Koridor 10D, Koridor 10H, Transjakarta Koridor 12, dan Koridor 12M. Kota Jakarta Utara memiliki 28 halte Transjakarta diantaranya Halte Tanjung Priok (Koridor 10, Koridor 10D, Koridor 10H dan Koridor 12), Halte Enggano (Koridor 10, Koridor 10D dan Koridor 12), Permai Koja, Walikota Jakarta Utara, Plumpang Pertamina, Sunter Kelapa Gading, Yos Sudarso Kodamar, Sunter Boulevard Barat, Sunter Karya, Sunter SMP 140, Danau Agung, Kemayoran Landasan Pacu Timur, Gunung Sahari Mangga Dua, Mangga Dua, Ancol, Pademangan, Bandengan Pekojan, Penjaringan, Pluit, Jembatan Tiga, Pluit Landmark Auto Plaza, Pakin, Gedong Panjang, Bermis, ASMI, Pulomas, Pedongkelan, dan Pulomas. Kesehatan Rumah sakit Fasilitas Rumah Sakit yang ada di Jakarta Utara, diantaranya Rumah Sakit Umum Daerah Koja, RSUD Cilincing, RSUD Pademangan, Rumah Sakit Pluit, RSU Sukmul Sisma Medika, RSU Satya Negara, RSU Puri Medika, RSU Port Medical Center, RSU Pelabuhan Jakarta, RSU Pekerja, RSU Pantai Indah Kapuk, RSU Mulyasari, RSU Gading Pluit, RSU Firdaus, RSIA Santo Yusuf, RSIA Grand Family, RSIA Family, RS Royal Progress, Rumah Sakit dr. Sulianti Saroso, RS Primasana, RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, RS Islam Jakarta Sukapura, RS Hermina Podomoro, RS Duta Indah, RS Atma Jaya, RSUD Tugu Koja, RSUD Tanjung Priok. Pada saat terjadinya pandemi Covid-19, wisma atlet dijadikan sebagai Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, tempat khusus karantina bagi masyarakat yang menderita Covid-19. Lihat pula Taman Impian Jaya Ancol Sunda Kelapa Pelabuhan Tanjung Priok Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Daftar kecamatan dan kelurahan di DKI Jakarta Referensi Pranala luar Informasi wisata Jakarta Utara Portal Berita dan Informasi Jakarta Utara Situs web resmi Jakarta Utara Jakarta Utara
Jakarta Pusat adalah nama sebuah kota administrasi di pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Pusat adalah administrasi terkecil di provinsi DKI Jakarta. Kantor Wali kota Administrasi Jakarta Pusat terletak di Kecamatan Tanah Abang. Jakarta Pusat dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat tahun 2022, penduduk Jakarta Pusat tahun 2021 sebanyak 1.066.460 jiwa, dengan kepadatan 22.197 jiwa/km2. Sebagai kota administrasi, Jakarta Pusat bukanlah daerah otonom sehingga tidak memiliki DPRD tersendiri. Wali kota Jakarta Pusat diangkat oleh gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan DPRD. Di sebelah utara Jakarta Pusat berbatasan dengan Jakarta Utara, di sebelah timur dengan Jakarta Timur, di sebelah selatan dengan Jakarta Selatan dan di sebelah barat dengan Jakarta Barat. Batas wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat berada di tengah-tengah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sehingga wilayahnya dikelilingi oleh kota administrasi Jakarta lainnya. Adapun batas wilayah Jakarta Pusat yakni: Pemerintahan Daftar Wali Kota Kecamatan Semua kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota Dan Kecamatan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Selain Johar Baru yang dimekarkan dari Cempaka Putih melalui PP No. 90 tahun 1980 Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Pusat sebanyak 690 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 186 sekolah, 9 sekolah negeri dan 177 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 278 sekolah, 181 sekolah negeri dan 97 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 112 sekolah, 36 sekolah negeri dan 76 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 56 sekolah, 13 sekolah negeri dan 43 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 58 sekolah, 14 sekolah negeri dan 44 sekolah swasta. Data tahun 2022, tingkat perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, terdapat 63 perguruan tinggi di Jakarta Pusat. Adapun rinciannya yakni 1 perguruan tinggi negeri, 59 perguruan tinggi swasta, dan 3 perguruan tinggi kedinasan. Beberapa diantaranya ialah Universitas Bung Karno, Universitas Prof. Dr. Moestopo (UPDM), Universitas Yarsi, Universitas Bina Sarana Informatika, STIE & STMIK Jayakarta, Universitas Nusa Mandiri (UNM), Politeknik Hang Tuah Jakarta, dan lainnya. Transportasi Di Jakarta Pusat, terdapat beberapa fasilitas transportasi umum meliputi sarana transpotasi bus, dan kereta api listrik. Sebuah terminal di Jakarta Pusat yakni Terminal Pasar Senen, terminal tipe B. Terminal Senen menjadi terminal antara, yang menghubungkan satu ujung terminus ke terminus yang lain, meskipun dalam banyak rute bus kota ia merupakan terminus. Kemudian fasilitas stasiun kereta api melayani layanan kereta api antarkota yang berperan sebagai stasiun ujung bagi wilayah Jabodetabek menghubungkan Jakarta dengan berbagai kota di Pulau Jawa, yaitu Stasiun Gambir di Kecamatan Gambir merupakan stasiun kereta api utama bagi wilayah Jabodetabek, melayani kereta api antarkota kelas eksekutif serta sebagian kecil kelas campuran seperti KA , , dan ; sedangkan Stasiun Pasar Senen di Kecamatan Senen merupakan stasiun kereta api sekunder bagi wilayah tersebut, melayani kereta api antarkota kelas campuran dan ekonomi serta kereta komuter KRL Commuter Line. Untuk stasiun KAI Commuter diantaranya Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Karet, Stasiun Rajawali, Stasiun Kemayoran, Stasiun Gang Sentiong, Stasiun Kramat, Stasiun Cikini, Stasiun Gondangdia, Stasiun Juanda, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, dan Stasiun Jayakarta. Ada juga stasiun untuk MRT Jakarta, yakni Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Bundaran HI, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Istora, dan Stasiun Senayan. Layanan Transjakarta juga tersedia dengan berbagai rute dari koridor 1 hingga koridor 12, yakni Transjakarta Koridor 1, Transjakarta Koridor 2, Koridor 2A, Koridor 2D, Transjakarta Koridor 3, Koridor 3F, Transjakarta Koridor 4, Koridor 4M, Transjakarta Koridor 5, Koridor 5C, Koridor 5D, Koridor 5H, Koridor 5K, Transjakarta Koridor 6, Koridor 6A, Koridor 6B, Koridor 6V, Koridor 7F, Transjakarta Koridor 8, Koridor 8A, Transjakarta Koridor 9, Koridor 9B, Koridor 9C, Transjakarta Koridor 10, Koridor 10D, Koridor 10H, Koridor 11V, Transjakarta Koridor 12, dan Koridor 12M. Kesehatan Referensi Pranala luar Situs Web Resmi Jakarta Pusat Jakarta Pusat Kota Pusaka di Indonesia Kotamadya
Jakarta Timur adalah kota administrasi di bagian Timur DKI Jakarta, Indonesia yang pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Cakung. Di sebelah Utara, Jakarta Timur berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah Timur, berbatasan dengan Kota Bekasi, di bagian Selatan, berbatasan dengan Kota Depok, dan di sebelah Barat, berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Selatan. Jumlah penduduk Jakarta Timur pada tahun 2018 berdasarkan data BPS DKI Jakarta 2019 adalah 3.111.928 jiwa, termasuk 365 jiwa warga negara asing (WNA). Sementara pada tahun 2020, penduduk Jakarta Timur berjumlah 3.234.003 jiwa dengan kepadatan 17.199 jiwa/km2. Geografi Dahulu Jakarta Timur masih berupa rawa-rawa. Secara administratif, wilayahnya terdiri atas 10 kecamatan, 65 kelurahan, 673 rukun warga dan 7.513 rukun tetangga dan dihuni tidak kurang dari 1.959.022 jiwa (2000), di mana 1.044.857 jiwa laki-laki dan 914.175 jiwa perempuan dan jumlah ini mengalami peningkatan cukup signifikan pada 2017 yakni 2.892.783 jiwa dan 3.111.928 jiwa pada tahun 2018, sekaligus merupakan jumlah penduduk terbanyak di DKI Jakarta. Kota ini memiliki wilayah seluas 188,03 km² (menurut Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur) (menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta) dengan kepadatan mencapai 15.384,69 jiwa per km², menjadikannya kota administrasi terluas di provinsi DKI Jakarta. Kota ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,4% per tahun dan pendapatan per kapita sebesar Rp 5.057.040,00. Kantor Walikota Jakarta Timur hingga akhir tahun 1990-an berada di wilayah kecamatan Jatinegara, tepatnya di Jalan Jatinegara Timur nomor 55 yang saat ini dipergunakan untuk kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta. Baru pada sekitar tahun 2000-an kantor Walikota dipindahkan ke wilayah Penggilingan, di wilayah kecamatan Cakung. Alamat Kantor Wali Kota Jalan Dr. Soemarno No. 1 Penggilingan, Cakung. Jakarta Timur juga terdapat salah satu penjara terbesar di Indonesia yaitu LP Cipinang yang berlokasi di kecamatan Jatinegara, dan wilayah ini juga dilalui oleh proyek Banjir Kanal Timur. Iklim dan Cuaca Daerah ini sepanjang tahun selalu beriklim panas dengan suhu rata-rata sepanjang tahun sekitar 27 °C. Terdapat lima sungai mengaliri Kota Administrasi Jakarta Timur. Sungai-sungai tersebut antara lain Ciliwung, Kali Sunter, Kali Malang, Cipinang, dan Cakung Drain di bagian utara wilayah ini. Sungai-sungai tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir. Tahun 2007 curah hujan rata-rata mencapai 243,14 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Februari yakni 1.081,4 mm. Tekanan udara sekitar 1.617,9 MBS dan kelembapan udara rata-rata 77,67 persen. Kecepatan angin 3,42 MSE serta arah angin pada bulan Januari–Maret ke arah utara, April-September ke arah timur laut dan Oktober–Desember ke arah barat, arah angin Oktober–Desember sering menimbulkan hujan lebat seperti halnya wilayah-wilayah lain di Indonesia. Pemerintahan Daftar Wali Kota Yang menjabat sebagai wali kota Jakarta Timur saat ini ialah Muhammad Anwar, ia dilantik menggantikan Bambang Musyawardana oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan pada tanggal 5 Juli 2018 di Balai Agung, Balaikota Provinsi DKI Jakarta. Sementara untuk jabatan wakil wali kota Jakarta Timur telah berganti sebanyak tiga kali. Pada awal kepemimpinan Anwar, ia didampingi oleh Uus Kuswanto, yang menjabat hingga 2020. Kemudian, ia digantikan oleh Hendra Hidayat hingga bulan Maret 2023. Selanjutnya jabatan wakil wali kota selanjutnya diberikan kepada Iin Mutmainnah, mulai Maret 2023 hingga sekarang. Sebelumnya, Iin menjabat sebagai sekretaris kota Jakarta Barat. Dewan Perwakilan Kecamatan Tujuh dari sepuluh kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota Dan Kecamatan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Empat kecamatan lainnya, Kecamatan Duren Sawit yang dimekarkan dari Jatinegara, Ciracas dan Cipayung dari Pasar Rebo, dan Makassar dari Kramat Jati, dibentuk melalui PP No. 90 tahun 1980 Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Timur sebanyak 1.844 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 623 sekolah, 20 sekolah negeri dan 603 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 640 sekolah, 439 sekolah negeri dan 201 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 264 sekolah, 95 sekolah negeri dan 169 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 123 sekolah, 40 sekolah negeri dan 83 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 194 sekolah, 21 sekolah negeri dan 173 sekolah swasta. Data tahun 2022, tingkat perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, terdapat 87 perguruan tinggi di Jakarta Timur. Adapun rinciannya yakni 1 perguruan tinggi negeri, 82 perguruan tinggi swasta, dan 4 perguruan tinggi kedinasan. Beberapa diantaranya ialah Universitas Negeri Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), Universitas Islam Djakarta (UID), Universitas Darma Persada, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), Institut Bisnis Nusantara (IBN), Akademi Keperwatan Pasar Rebo Jakarta, STMIK Nusa Mandiri, Universitas Binawan, STIE Swadaya, Sekolah Tinggi Ilmu Maritim AMI dan lainnya. Pariwisata Objek Wisata Wisata Belanja * Arion Mall Buaran Plaza Bassura City Cibubur Junction Mall Klender Mall Cijantung Mall Cipinang Indah Pusat Grosir Cililitan Pusat Grosir Jatinegara Pulogadung Trade Center Pasar Jatinegara Pasar Kramat Jati Lippo Plaza Kramat Jati Pondok Kelapa Town Square Tamini Square AEON Mall Jakarta Garden City City Plaza jatinegara Wisata Budaya Lubang Buaya dan Monumen Pahlawan Revolusi Taman Mini Indonesia Indah Makam Pangeran Jayakarta Bumi Perkemahan Cibubur Festival Kalimalang Taman Banjir Kanal Timur Transera Waterpark Harapan Indah Pacuan Kuda Pulomas Kesehatan Transportasi Bandar Udara Bandara Halim Perdanakusuma Halte Trans Jakarta Pulo Gadung 1 Pulo Gadung 2 Bermis ASMI Pedongkelan Pasar Pulo Gadung TU Gas Layur Pemuda Rawamangun Velodrome UNJ Pramuka BPKP Pramuka LIA Utan Kayu Pasar Genjing Matraman 1 Matraman 2 Tegalan Slamet Riyadi Matraman Baru Pasar Jatinegara Jatinegara RS Premier Kampung Melayu Bidara Cina Gelanggang Remaja Cawang Otista BNN Cawang UKI BKN PGC 1 PGC 2 Pasar Kramat Jati Pasar Induk Kramat Jati RS Harapan Bunda Flyover Raya Bogor Tanah Merdeka Kampung Rambutan Pinang Ranti (Koridor 9) Garuda Taman Mini (Koridor 9) Cawang Ciliwung (Koridor 9) Cikoko (Stasiun Cawang) (Koridor 9) Cawang Soetoyo (Koridor 10) Cipinang Kebon Nanas (Koridor 10) Pedati Prumpung (Koridor 10) Stasiun Jatinegara (Koridor 10) Bea Cukai Ahmad Yani (Koridor 10) Utan Kayu Rawamangun (Koridor 10) Pemuda Pramuka (Koridor 10) Kayu Putih Rawasari (Koridor 10) Pulomas Bypass/Pacuan Kuda (Koridor 10) Stasiun Jatinegara 2 (Koridor 11) Flyover Jatinegara (Koridor 11) Pasar Enjo (Koridor 11) Imigrasi Jakarta Timur (Koridor 11) Cipinang (Koridor 11) Stasiun Klender (Koridor 11) Flyover Klender (Koridor 11) Kampung Sumur (Koridor 11) Buaran (Koridor 11) Flyover Raden Inten (Koridor 11) Perumnas Klender (Koridor 11) Penggilingan (Koridor 11) Wali Kota Jakarta Timur (Koridor 11) Terminal Pulo Gebang (Koridor 11) Rute Transjakarta BRT Transjakarta Koridor 2: Pulo Gadung-Harmoni Koridor 2A: Pulo Gadung-Rawa Buaya Koridor 2D: ASMI-Kalideres Transjakarta Koridor 4: Pulo Gadung-Tosari Koridor 4D: Pulo Gadung-Kuningan Koridor 4H: Pulo Gadung-Ragunan Koridor 4K: Blok M-Pulo Gadung Koridor 4M: Kota-Pulo Gadung Transjakarta Koridor 5: Ancol-Kampung Melayu Koridor 5C: PGC-Monas Koridor 5D: BKN-Ancol Transjakarta Koridor 7: Kampung Melayu-Terminal Kampung Rambutan Koridor 7F: Harmoni-Terminal Kampung Rambutan Koridor 7M: Pulo Gadung-Terminal Kampung Rambutan Transjakarta Koridor 9: Pluit-Pinang Ranti Koridor 9A: BKN-Grogol Koridor 9B: Kota-Pinang Ranti Koridor 9C: Pinang Ranti-Bundaran Senayan Koridor 9K: Grogol-Terminal Kampung Rambutan Transjakarta Koridor 10: Tanjung Priok-PGC Koridor 10D: Tanjung Priok-Terminal Kampung Rambutan Transjakarta Koridor 11: Kampung Melayu-Pulo Gebang Koridor 11V: Pasar Baru-Pulo Gebang Stasiun Kota Jakarta Timur memiliki 7 stasiun KRL, 11 stasiun LRT Jakarta, 1 stasiun KCIC dan 6 stasiun LRT Jabodebek Stasiun Buaran Stasiun Cakung Stasiun Jatinegara Stasiun Klender Stasiun Klender Baru Stasiun Matraman Stasiun Pondok Jati Stasiun LRTJ Equestrian Stasiun LRTJ Halim Stasiun LRTJ Jayakarta Stasiun LRTJ Kalimalang Stasiun LRTJ Klender Stasiun LRTJ Pahlawan Revolusi Stasiun LRTJ Pemuda Stasiun LRTJ Pondok Bambu Stasiun LRTJ Pulogadung Stasiun LRTJ Pulomas Stasiun LRTJ Velodrome Stasiun HSR Halim Stasiun LRT Cawang Stasiun LRT Ciliwung Stasiun LRT Ciracas Stasiun LRT Halim Stasiun LRT Kampung Rambutan Stasiun LRT Taman Mini Selain itu, Kota Jakarta Timur juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan adanya jalur dwi ganda, yaitu: Stasiun Cipinang Terminal Bus Terminal Cililitan Terminal Kampung Melayu/Jatinegara Terminal Kampung Rambutan Terminal Klender Terminal Pinang Ranti Terminal Pondok Gede Terminal Pulo Gadung Terminal Pulo Gebang Terminal Rawamangun Jalan tol Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta (ruas Cawang–Priok) Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Jalan Tol Jakarta-Cikampek Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Referensi Lihat pula Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Utara Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Timur Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Selatan Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Barat Daftar kecamatan dan kelurahan di DKI Jakarta Daftar kecamatan dan kelurahan di Indonesia Pranala luar Situs Resmi Pemerintah Kota Jakarta Timur Jakarta Timur Jakarta Timur Kotamadya
Jakarta Selatan adalah nama sebuah Kota Administrasi di bagian selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pusat pemerintahannya berada di Kebayoran Baru. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima Kota Administrasi di DKI Jakarta. Di sebelah Utara, Jakarta Selatan berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Di sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Timur. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok, dan sebelah Barat dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Jakarta Selatan adalah Kota Administrasi, dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebanyak 2.296.977 jiwa, termasuk diantaranya 2.198 jiwa merupakan warga negara asing (WNA). Sementara pada pertengahan tahun 2023, penduduk Jakarta Selatan berjumah 2.408.480 jiwa. Pemerintahan Wali Kota Wali kota Jakarta Selatan saat ini dijabat oleh Munjirin. Ia dilantik menjadi wali kota pada 13 Oktober 2021, oleh gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sementara untuk jabatan wakil wali kota, Ali Murtahdo sempat menjabat sebagai pelaksana tugas wakil wali kota, pada masa pemerintahan Anies Baswedan. Kemudian, pelaksana tugas gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengangkat Edi Sumantri menjadi wakil wali kota Jakarta Selatan pada 10 November 2022. Sebelumnya, Edi menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta. Kecamatan Tujuh dari sepuluh kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota Dan Kecamatan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tiga kecamatan lainnya, Kecamatan Pancoran yang dimekarkan dari Mampang Prapatan, Jagakarsa dari Pasar Minggu, dan Pesanggrahan dari Kebayoran Lama, dibentuk melalui PP No. 90 tahun 1980 Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Selatan sebanyak 1.347 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 413 sekolah, 12 sekolah negeri dan 401 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 487 sekolah, 309 sekolah negeri dan 178 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 217 sekolah, 66 sekolah negeri dan 151 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 104 sekolah, 29 sekolah negeri dan 75 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 126 sekolah, 18 sekolah negeri dan 108 sekolah swasta. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, tahun 2022 terdapat 92 perguruan tinggi di Jakarta Selatan, dan 2 perguruan tinggi negeri, 85 perguruan tinggi swasta, 5 perguruan tinggi kedinasan, di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Beberapa diantaranya ialah Universitas Atma Jaya Jakarta, Universitas Paramadina, Universitas Nasional (Unas), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, STIE Perbanas Jakarta, Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Pancasila, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sahid, Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Universitas Prasetya Mulya, Sampoerna University, dan lainnya. Transportasi Kota Jakarta Selatan memiliki 10 stasiun KRL, 6 stasiun LRT Jabodebek dan 9 stasiun MRT Jakarta 10 stasiun KRL yakni Stasiun Cawang, Stasiun Duren Kalibata, Stasiun Kebayoran, Stasiun Lenteng Agung, Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Minggu, Stasiun Pasar Minggu Baru, Stasiun Tanjung Barat, Stasiun Tebet, dan Stasiun Universitas Pancasila. Sementara untuk 6 stasiun LRT Jabodebek yakni Stasiun LRT Cikoko, Stasiun LRT Dukuh Atas, Stasiun LRT Kuningan, Stasiun LRT Pancoran, Stasiun LRT Rasuna Said, dan Stasiun LRT Setiabudi. 9 stasiun MRT Jakarta yakni Stasiun MRT ASEAN, Stasiun MRT Bendungan Hilir, Stasiun MRT Blok A, Stasiun MRT Blok M, Stasiun MRT Cipete Raya, Stasiun MRT Fatmawati, Stasiun MRT Haji Nawi, Stasiun MRT Lebak Bulus, Stasiun MRT Senayan, dan Stasiun MRT Setiabudi. Kemudian untuk moda transportasi Transjakarta BRT, diantaranya Transjakarta Koridor 1, Transjakarta Koridor 4, Koridor 4D, Koridor 4H, Koridor 4K, Transjakarta Koridor 6, Koridor 6A, Koridor 6B, Koridor 6V, Transjakarta Koridor 8, Transjakarta Koridor 9, Koridor 10H, Transjakarta Koridor 13, Koridor 13B, Koridor 13C, Koridor 13D, Koridor 13E, dan Koridor L13E. Kesehatan Referensi Lihat pula Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Utara Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Timur Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Selatan Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Barat Daftar kecamatan dan kelurahan di DKI Jakarta Daftar kecamatan dan kelurahan di Indonesia Pranala luar Situs resmi Jakarta Selatan Jakarta Selatan Kota madya
Mahabharata adalah salah satu dari dua wiracarita besar India Kuno yang ditulis dalam bahasa Sanskerta, yang satunya lagi adalah Ramayana. Mahabharata menceritakan kisah perang antara Pandawa dan Korawa (Kurawa) memperebutkan takhta Hastinapura. Mahabharata banyak memuat filsafat dan peribadatan Hindu, dan membahas Empat Tujuan Hidup Manusia (12.161). Di antara karya dan cerita yang termuat dalam Mahabharata adalah Bhagawadgita, kisah Nala dan Damayanti, kisah Satyawan dan Sawitri, kisah Kaca dan Dewayani, kisah Resyasrengga, dan rangkuman Rāmāyaṇa, sering dianggap sebagai karya yang berdiri sendiri. Secara tradisional, Mahabharata dikarang oleh Kresna Dwaipayana Byasa. Telah banyak upaya membongkar perkembangan sejarah dan komposisinya. Sebagian besar naskah Mahabharata kemungkinan disusun pada abad ke-3 sebelum Masehi hingga abad ke-3 Masehi, dan bagian tertua yang dilestarikan disusun tidak sampai 400 SM. Peristiwa asli yang berhubungan dengan wiracarita tersebut kemungkinan terjadi antara abad ke-9 hingga ke-8 SM. Bentuk final dari naskah tersebut diduga dibuat pada periode Gupta (sekitar abad ke-4 M). Mahabharata menjadi salah satu wiracarita terpanjang di dunia dan juga disebut sebagai "puisi terpanjang yang pernah dibuat". Versi terpanjangnya memiliki lebih dari 100.000 śloka atau lebih dari 200.000 baris (satu sloka sama dengan dua baris), dan prosa yang sangat panjang. Dengan sekitar 1,8 juta kata, naskah Mahabharata memiliki jumlah kata sekira sepuluh kali lipat gabungan antara Iliad dan Odisseia, atau empat kali lipat lebih panjang daripada Ramayana. W. J. Johnson telah membandingkan peranan Mahabharata dalam sejarah peradaban manusia dengan Alkitab, karya William Shakespeare, karya Homeros, drama Yunani, dan juga al-Qur'an. Dalam tradisi India, naskah Mahabharata sering disebut juga Weda kelima. Sejarah dan struktur tekstual Referensi paling awal yang diketahui tentang bhārata dan kata majemuk mahābhārata berasal dari Aṣṭādhyāyī (sutra 6.2.38) dari Pāṇini (abad ke-4 SM) dan Aśvalāyana Gṛhyasūtra (3.4.4). Albrecht Weber sempat menyebutkan tentang suku Rgvedic dari Bharatas, di mana seorang yang ternama mungkin pernah ditunjuk sebagai Mahā-Bhārata. Suntingan teks Antara tahun 1919 dan 1966, para pakar di Bhandarkar Oriental Research Institute, Pune, membandingkan banyak naskah dari wiracarita ini yang asalnya dari India dan luar India untuk menerbitkan suntingan teks kritis dari Mahabharata. Suntingan teks ini terdiri dari 13.000 halaman yang dibagi menjadi 19 jilid. Lalu suntingan ini diikuti dengan Harivaṃsa dalam 2 jilid dan 6 jilid indeks. Suntingan teks inilah yang biasa dirujuk untuk telaah mengenai Mahabharata. Daftar parwa Mahabharata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan sejumlah cerita berbingkai, terutama kisah kilas balik leluhur para tokoh utama Mahabharata (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata). Kemudian cerita utama tersusun secara kronologis, mulai dari kelahiran Pandawa dan Korawa (Adiparwa), sampai kisah diterimanya mereka di surga (Swargarohanaparwa). Penokohan Dinasti Kuru Santanu: Penguasa Tanah Kuru yang bertakhta di Hastinapura. Ia memiliki 2 istri, Dewi Gangga dan Satyawati. Dari Dewa Gangga, ia berputra Bisma, sedangkan dari Satyawati ia memiliki dua putra, Citrānggada dan Wicitrawirya. Ia berjanji untuk mewariskan takhta Hastinapura hanya kepada keturunan Satyawati. Bisma: putra ke-8 Santanu dengan Dewi Gangga. Ia bersumpah tidak akan menjabat sebagai raja dan tidak mau memiliki keturunan, supaya tidak terjadi perebutan kekuasaan dengan keturunan Citrānggada dan Wicitrawirya, saudara tirinya. Ia merupakan seorang kesatria yang tangguh serta bijaksana, dan mengayomi keturunan saudara tirinya. Citrānggada dan Wicitrawirya: putra Santanu dan Satyawati. Keduanya wafat tanpa memiliki keturunan. Sebelumnya, Wicitrawirya menikah dengan putri Kasi bernama Ambika dan Ambalika. Kedua janda tersebut diserahkan kepada Resi Byasa agar memperoleh keturunan. Dretarastra: putra Ambika yang terlahir buta. Kebutaan membuatnya tidak berhak mewarisi takhta, sehingga adiknya yang bernama Pandu mengambil alih kuasa. Setelah kematian Pandu, ia menjadi penjabat raja. Dretarastra menikah dengan Gandari dari Gandhara. Pandu: putra Ambalika. Ia mewarisi takhta karena kakaknya yang buta tidak berhak menjadi raja. Ia memiliki dua istri: Kunti dan Madri. Dari Kunti, Pandu memiliki 3 putra: Yudistira, Bima, dan Arjuna. Dari Madri, Pandu memiliki 2 putra kembar: Nakula dan Sadewa. Widura: perdana menteri Hastinapura. Ia merupakan anak seorang pelayan yang diberi keturunan oleh Byasa. Ia berada dalam generasi yang sama dengan Dretarastra dan Pandu. Dikisahkan bahwa wataknya bijaksana, dan merupakan penitisan Dewa Darma (Yama). Pandawa: sebutan untuk lima putra Pandu, yaitu Yudistira (berperilaku adil dan jujur), Bima (sangar dan bertenaga paling kuat), Arjuna (pemanah ulung), Nakula (berwajah sangat tampan), dan Sadewa (cerdas dan mampu meramal). Di antara keturunan Dretarastra dan Pandu, Yudistira merupakan yang tertua dan dicalonkan untuk mewarisi takhta ayahnya. Menurut Mahabharata, kelima Pandawa menikah dengan Dropadi, putri Drupada dari Panchala. Korawa: sebutan untuk anak-anak Dretarastra. Yang utama berjumlah seratus putra dan dilahirkan Gandari, dengan Duryodana sebagai putra sulung. Si bungsu merupakan perempuan bernama Dursala yang menjadi anak Gandari ke-101. Selain anak-anak Gandari, Dretarastra juga memiliki seorang putra yang lahir dari dayang berkasta waisya, namanya Yuyutsu. Ia merupakan satu-satunya putra Dretarastra yang tidak berniat untuk memusuhi para Pandawa. Parikesit: cucu Arjuna, salah satu Pandawa. Ia merupakan Raja Hastinapura setelah Yudistira turun takhta. Dikisahkan bahwa ia tewas akibat gigitan ular naga Taksaka setelah berbuat tidak sopan kepada seorang petapa bernama Samiti. Janamejaya: putra Parikesit. Ia merupakan Raja Hastinapura setelah Parikesit mangkat. Setelah mengetahui latar belakang penyebab kematian ayahnya, Janamejaya pun melangsungkan upacara untuk membantai seluruh ular di dunia. Namun usahanya dicegah oleh brahmana bernama Astika, putra dewi ular. Untuk menghibur duka sang raja, Resi Byasa meminta salah satu muridnya yang bernama Wesampayana untuk menceritakan kisah kejayaan para leluhur sang raja. Kisah tersebut adalah Mahabharata. Bangsa Yadawa Basudewa: ayah bagi Baladewa dan Kresna. Ia memiliki beberapa istri, yang terkemuka ialah Dewaki dan Rohini. Baladewa: putra Basudewa dan Rohini. Kesatria perkasa bersenjata luku (alat bajak sawah). Ia merupakan kakak Kresna, dan guru bela diri bagi Duryodana dan Bima. Dikisahkan bahwa Baladewa sangat kuat dan disegani oleh pihak Korawa maupun Pandawa. Pada saat konflik antara Pandawa dan Korawa memuncak menjadi perang di Kurukshetra, Baladewa memilih untuk bersikap netral sebab kasih sayangnya setara untuk kedua belah pihak. Kresna: putra Basudewa dan Dewaki. Menurut sastra Hindu, ia merupakan awatara Wisnu. Dengan kesaktiannya, ia sering memberi pertolongan secara gaib kepada Pandawa. Sejumlah jalan cerita dalam Mahabharata melibatkan Kresna sebagai pemecah masalah dan ahli siasat. Dalam Perang Kurukshetra, ia tidak bertarung secara langsung, melainkan menjadi pengatur siasat agar kemenangan bisa diraih oleh Pandawa. Samba: putra Kresna dan Jembawati. Karena kejahilannya dan para pemuda Yadawa lainnya, maka para resi mengutuk agar kaum Yadawa hancur dalam suatu bentrokan antarsesama. Satyaki: kesatria bangsa Yadawa yang memimpin satu divisi tentara khusus yang disebut Laskar Narayana. Ilmu perangnya sangat tangguh. Meskipun laskar Narayana seharusnya memihak Korawa, tetapi Satyaki setia kepada para Pandawa sehingga divisi pimpinannya bertarung demi Pandawa pada saat Perang Kurukshetra. Kertawarma: kesatria bangsa Yadawa yang memimpin satu divisi tentara khusus yang disebut Laskar Narayana. Sebagai hasil dari misi diplomatis Duryodana, tentara Narayana memihak Korawa pada saat Perang Kurukshetra. Sebagaimana kaum Yadawa lainnya, Kertawarma sangat tangguh. Tokoh lainnya Resi dan brahmana Byasa: seorang resi, putra Satyawati dengan Parasara. Ia merupakan anak Satyawati sebelum menikah dengan Santanu. Byasa diceritakan sebagai seseorang yang suci, memiliki kesaktian, dan hidup abadi. Ia merupakan orang yang menyambung garis keturunan Dinasti Kuru. Perannya sangat signifikan dalam wiracarita Mahabharata, mulai dari penasihat, penolong, hingga narator dalam kisah tersebut. Secara tradisional, kisah Mahabharata diyakini oleh umat Hindu sebagai catatan sejarah yang ditulis Resi Byasa. Krepa: guru para pangeran Kuru di keraton Hastinapura. Ia berperan sebagai pembimbing dan pengatur upacara. Menurut kepercayaan Hindu, ia merupakan salah satu makhluk abadi. Drona: guru militer para pangeran Kuru. Ia mengabdi kepada pemerintah Hastinapura, dan disegani oleh Korawa maupun Pandawa. Ia merupakan ahli bela diri dan pemakai berbagai senjata yang sangat tangguh. Aswatama: putra Drona. Ia bersahabat dengan Duryodana, dan sering membantu Duryodana dalam rencana mengalahkan para Pandawa. Setelah Perang Kurukshetra berakhir, ia melakukan serangan malam, lalu berencana memusnahkan garis keturunan Kuru. Namun usaha tersebut digagalkan oleh Kresna. Sebagai akibatnya, ia dikutuk agar hidup abadi dan mengembara di Bumi, tetapi dalam kondisi berpenyakit. Narada: seorang resi pengelana, memiliki kesaktian untuk terbang sesuka hati dan muncul secara tiba-tiba. Ia kerap memberi nasihat dan petuah bagi para Pandawa saat mereka menghadapi masa-masa sulit, ataupun saat merasakan kejayaan. Selain itu, Narada berperan sebagai pemberi kabar bagi para Pandawa tentang kejadian-kejadian penting di dunia yang harus mereka ketahui. Kesatria dan perwira Sangkuni: Raja Gandhara. Diceritakan bahwa karena dendamnya kepada Dinasti Kuru, ia bersumpah untuk menghancurkan para keturunan Kuru. Untuk melaksanakan sumpahnya, ia mengadu domba para Korawa dengan para Pandawa. Maka dari itu, Sangkuni sering diceritakan terlibat dalam sejumlah plot tentang usaha Korawa menyingkirkan para Pandawa. Karna: Raja Anga, yang merupakan putra Kunti. Saat lahir, ia dibuang oleh ibunya lalu dipungut oleh kusir bernama Adirata. Saat dewasa, ia menjalin persahabatan dengan Duryodana, lalu dinobatkan sebagai penguasa Anga. Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa persahabatannya dengan Duryodana sangat erat; ia rela melakukan apa pun demi membahagiakan Duryodana, sehingga ia sering terlibat dalam usaha menyingkirkan para Pandawa. Drupada: Raja Panchala, ayah bagi Dropadi, mertua bagi para Pandawa. Diceritakan bahwa ia memiliki dendam kesumat terhadap Drona, guru para Pandawa. Maka dari itu ia menyelenggarakan suatu upacara untuk memohon anak yang bakal menjadi pembunuh Drona. Dari upacara tersebut, lahirlah Drestadyumna, yang di kemudian hari menjabat sebagai panglima tentara Pandawa dalam Perang Kurukshetra. Karena kekagumannya akan ketangkasan Arjuna, Drupada juga memohon anugerah seorang anak perempuan yang akan menjadi istri Arjuna, sehingga lahirlah Dropadi. Salya: Raja Madra. Ia merupakan kakak Madri, istri Pandu. Sebelum perang Kurukshetra dimulai, Salya memutuskan untuk memihak kubu Pandawa sebab keponakannya ada di sana. Namun Salya merasa berhutang budi kepada Duryodana sehingga ia pun memihak Korawa. Menjelang pertempuran, hatinya tetap tertuju kepada Pandawa, dan ia berdoa agar kemenangan diraih oleh Pandawa. Wirata: Raja Matsya. Ia menyediakan tempat bernaung bagi para Pandawa saat mereka menjalani masa penyamaran selama setahun. Wirata menikah dengan Sudesna dan memiliki sejumlah anak—Sweta, Wratsangka, Utara, dan Utari. Utari dijodohkan kepada Abimanyu, putra Arjuna, lalu melahirkan putra bernama Parikesit yang melanjutkan garis Dinasti Kuru. Yayati: Seorang raja keturunan Dewa Candra, yang merupakan leluhur Pandawa dan Korawa. Ia memiliki dua istri bernama Dewayani dan Sarmista. Salah satu keturunan Dewayani merupakan bangsa Yadawa, sementara salah satu keturunan Sarmista merupakan keluarga kesatria yang disebut Paurawa, meliputi keluarga besar Dinasti Kuru. Silsilah Ringkasan cerita Dalam naskah berbahasa Sanskerta, Mahabharata disajikan sebagai cerita berbingkai (cerita di dalam cerita), dengan tiga narator: Ugrasrawa, Wesampayana, dan Sanjaya. Dari narasi Ugrasrawa disampaikan bahwa kisah Mahabharata pernah dituturkan oleh Wesampayana kepada Maharaja Janamejaya dari Hastinapura. Pada awalnya, sang maharaja gagal mengadakan upacara pengorbanan ular. Untuk melipur duka sang maharaja, murid Byasa yang bernama Wesampayana diminta untuk menuturkan kisah kejayaan leluhur sang maharaja, yaitu raja-raja India Kuno yang berada dalam satu garis keturunan, di antaranya: Pururawa, Yayati, Puru, Bharata, dan Kuru. Cerita utama Mahabharata berpusat pada riwayat seratus Korawa dan lima Pandawa yang merupakan keturunan raja-raja tersebut di atas, dengan konflik utama yaitu perang saudara di Kurukshetra. Baik Korawa maupun Pandawa merupakan dua kelompok pangeran dari Dinasti Kuru yang tinggal di keraton Hastinapura, India Utara. Korawa merupakan putra-putra Dretarastra, sedangkan Pandawa merupakan putra-putra Pandu, adik Dretarastra. Meskipun Korawa merupakan putra-putra keturunan Kuru yang lebih tua, tetapi usia mereka semua—termasuk Duryodana, Korawa sulung—lebih muda daripada Yudistira, Pandawa sulung. Baik Duryodana maupun Yudistira mengeklaim sebagai pewaris takhta yang pertama. Pertikaian memuncak menjadi sebuah perang di Kurukshetra, yang dimenangkan oleh pihak Pandawa. Kisah Mahabharata diakhiri dengan wafatnya Kresna, kehancuran klan-klan Yadawa, dan diangkatnya para Pandawa ke surga. Peristiwa tersebut juga diyakini dalam kepercayaan Hindu sebagai permulaan zaman Kaliyuga, yaitu zaman peradaban manusia yang keempat sekaligus terakhir; zaman ketika nilai-nilai yang mulia dan berharga mulai luntur, dan orang-orang cenderung berlaku dengan mengabaikan kebenaran, moralitas, dan kejujuran. Leluhur Pandawa dan Korawa Narasi tentang leluhur Pandawa dan Korawa, tokoh utama Mahabharata dibawakan oleh seorang narator bernama Wesampayana dalam bentuk cerita berbingkai, kadangkala tidak kronologis karena berupa kilas balik. Apabila dirunut secara kronologis, kisah diawali dengan riwayat Raja Pururawa, leluhur trah Candrawangsa yang diturunkan oleh Candra sang dewa bulan. Cicit Pururawa ialah Yayati. Yayati memiliki dua istri (Dewayani dan Sarmista) dan lima putra; dua di antaranya (Yadu dan Puru) menurunkan dua kaum kesatria termasyhur dalam legenda India, yaitu Yadawa (diturunkan oleh Yadu) dan Paurawa (diturunkan oleh Puru). Dalam garis keturunan Puru, lahirlah Duswanta. Ia menikah dengan Sakuntala, putri angkat Resi Kanwa. Dari pernikahannya, Duswanta berputra Bharata. Di kemudian hari, Bharata menaklukkan daratan India Kuno. Setelah ditaklukkan, wilayah kekuasaanya disebut Bharatawarsha yang berarti "wilayah kekuasaan Maharaja Bharata", meliputi Asia Selatan. Bharata menurunkan Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan para raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra (terletak di negara bagian Haryana, India Utara). Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, kakek buyut Pandawa dan Korawa. Kerabat Wangsa Kaurawa adalah Yadawa, karena kedua wangsa tersebut berasal dari leluhur yang sama, yakni Yayati. Dalam silsilah Wangsa Yadawa, lahirlah Basudewa, raja di Kerajaan Surasena, yang kemudian berputra Kresna, yang mendirikan Kerajaan Dwaraka. Kresna bersaudara sepupu dengan para Pandawa. Santanu dan keturunannya Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa Santanu adalah seorang raja mahsyur dari kalangan Dinasti Kuru, yang memerintah kerajaan Kuru dengan ibukota Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga, tetapi sang dewi meninggalkannya karena Santanu melanggar janji pernikahan. Hubungan Santanu dengan Dewi Gangga membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma. Beberapa tahun kemudian, saat Bisma telah dewasa, Santanu menikahi Satyawati, putri nelayan. Dari hubungannya, Santanu berputra Citrānggada dan Wicitrawirya. Karena terikat akan janji pernikahan antara Santanu dengan Satyawati, Bisma tidak berhak menjadi raja; takhta diserahkan kepada keturunan Satyawati, bukan Bisma. Maka dari itu, setelah Santanu mangkat, Citrānggada diangkat menjadi raja, dengan Bisma sebagai pelindungnya. Akan tetapi Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, sehingga ia digantikan oleh adiknya, Wicitrawirya. Namun Wicitrawirya juga wafat di usia muda sebelum memiliki keturunan. Atas bantuan seorang petapa sakti bernama Byasa, kedua istri Wicitrawirya yaitu Ambika dan Ambalika dapat memperoleh keturunan, masing-masing seorang putra yang diberi nama Dretarastra (dari Ambika) dan Pandu (dari Ambalika). Selain mereka, ada seorang anak lagi bernama Widura, terlahir dari seorang pelayan yang diberi keturunan oleh Resi Byasa. Karena Dretarastra terlahir buta, takhta kerajaan diserahkan kepada Pandu. Pandu memiliki dua istri: yang pertama ialah Kunti (putri dari kaum Yadawa); yang kedua ialah Madri (putri dari kerajaan Madra). Karena memanah seorang pendeta yang sedang bersenggama, Pandu dikutuk agar mati apabila melakukan hubungan seksual. Kutukan tersebut telah memupus semangat Pandu untuk menjadi raja, sebab ia merasa tidak akan mampu memiliki keturunan tanpa melakukan hubungan seksual. Pandu pun memakzulkan diri, lalu mengajak kedua istrinya untuk menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan. Sebelum pergi, ia menyerahkan kekuasaan kepada Dretarastra. Di dalam hutan, Kunti teringat akan kemampuannya untuk memanggil dewa-dewa, lalu memperoleh keturunan dari dewa yang dipanggil. Dari pemanggilan Dewa Yama (Darma), Bayu, dan Indra, Kunti memperoleh tiga putra, masing-masing diberi nama: Yudistira, Bima, dan Arjuna. Kunti juga membantu Madri memanggil dewa tertentu agar memperoleh keturunan. Dari Dewa Aswin yang dipanggil Madri, lahirlah Nakula dan Sadewa. Kelima putra Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Sementara itu, Dretarastra yang buta menikahi Gandari. Setelah Yudistira lahir, Gandari akhirnya mampu memiliki keturunan berkat bantuan Resi Byasa. Keturunan Gandari berjumlah seratus orang putra dan seorang putri yang dikenal dengan istilah Korawa; yang sulung bernama Duryodana (Suyodana), dan yang perempuan bernama Dursala atau Dursilawati. Selain keturunan dari Gandari, Dretaratra masih memiliki seorang putra lagi, hasil hubungannya dengan seorang wanita waisya yang menjadi dayang gandari. Putra tersebut bernama Yuyutsu. Perselisihan Pandawa dan Korawa Dalam Mahabharata diceritakan bahwa pada suatu ketika, Pandu lupa akan kutukan yang menimpa dirinya, sehingga ia pun berhubungan badan dengan Madri. Akibatnya ia pun meregang nyawa. Saat upacara pembakaran jenazah Pandu, Madri melakukan sati (menceburkan diri ke api kremasi). Kemudian Kunti dan kelima Pandawa diajak kembali ke keraton Hastinapura. Mereka hidup di bawah perlindungan sesepuh Dinasti Kuru: Bisma, Widura (perdana menteri), dan Krepa (guru keraton Hastinapura). Sebagai pangeran Dinasti Kuru yang tertua, Yudistira hendak dicalonkan sebagai pewaris takhta. Namun, terjadi hubungan yang tidak baik antara kelima putra Pandu dengan seratus putra Dretarastra. Menurut kitab Mahabharata, para Korawa (khususnya Duryodana) bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan bersabar ketika ditindas, kecuali Bima, Pandawa yang bertenaga paling kuat. Meskipun demikian, di antara para putra Dretarastra, hanya Yuyutsu yang tidak memusuhi Pandawa. Karena Dretarastra sangat memanjakan putra-putranya, ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sangkuni (saudara Gandari), dan kerap tidak menghentikan ambisi Duryodana yang berniat melakukan rencana jahat untuk menyingkirkan para Pandawa. Pada suatu ketika, Duryodana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk berlibur di Waranawata. Di sana mereka menginap di sebuah istana Laksagreha yang sudah disediakan oleh Duryodana, dibangun oleh arsitek bernama Purocana. Duryodana memerintahkan Purocana untuk membakar Laksagreha tanpa diketahui oleh Pandawa. Namun rencana Purocana akhirnya terbongkar. Pada waktu yang telah ditentukan, Pandawa melumpuhkan Purocana, lalu Bima membakar Laksagreha dari dalam. Berita pun disampaikan ke Hastinapura, lalu Kunti dan para Pandawa dinyatakan telah tewas dalam kebakaran. Secara diam-diam, para Pandawa berhasil selamat berkat terowongan yang digali oleh para penambang, yang telah diutus oleh Widura. Dalam perjalanan menyelamatkan diri, para Pandawa dan Kunti masuk ke sebuah hutan. Di hutan tersebut, Bima bertemu dengan raksasa bernama Hidimba dan membunuhnya. Lalu ia menikahi adik raksasa tersebut yang bernama Hidimbi. Dari pernikahan itu, Bima memiliki putra yang diberi nama Gatotkaca. Pernikahan Pandawa Setelah melewati hutan rimba, para Pandawa menuju ke Kerajaan Panchala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dropadi. Karna, sahabat Duryodana mengikuti sayembara tersebut dan berhasil memenangkan sayembara, tetapi keberhasilannya ditolak oleh Dropadi sebab Karna merupakan anak kusir. Tanpa diketahui oleh para Korawa, Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, tetapi mereka menyamar sebagai kaum brahmana. Pandawa yang diwakili oleh Arjuna mengikuti sayembara dan berhasil memenangkannya. Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun ia tidak melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, tetapi juga seorang wanita. Akhirnya, Dropadi menikahi kelima Pandawa. Permainan dadu Setelah para Pandawa menikahi Dropadi, para tetua Dinasti Kuru menyambut mereka kembali di keraton Hastinapura. Agar tidak terjadi lagi permusuhan di antara sesama saudara, Kerajaan Kuru dibagi dua kepada Pandawa dan Korawa. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibu kota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota Indraprastha. Istana Indraprastha dibangun oleh Mayasura, dan dikenal sebagai "istana ilusi". Kemegahannya membuat Duryodana dan Sangkuni terkagum-kagum. Karena ilusinya, Duryodana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi para Pandawa, kecuali Yudistira. Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryodana mengundang Yudistira untuk main dadu. Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh Sangkuni sebagai bandar dadu, yang memiliki kesaktian untuk mengatur angka dadu yang ia inginkan. Seiring kekalahan Yudistira, taruhan permainan terus meningkat, hingga akhirnya Yudistira mempertaruhkan kerajaannya sendiri. Kemudian Yudistira mempertaruhkan kebebasan saudara-saudaranya, hingga akhirnya ia mempertaruhkan kebebasan dirinya sendiri. Dalam kondisi tidak memiliki apa-apa lagi, pihak Korawa menghasut Yudistira untuk mempertaruhkan Dropadi. Sebagaimana permainan sebelumnya, taruhan itu pun dimenangkan oleh Korawa. Dalam peristiwa tersebut, karena para Pandawa dan Dropadi sudah menjadi milik Duryodana, mereka diminta untuk melucuti pakaian. Dropadi tidak mau melakukannya sehingga pakaiannya ditarik paksa oleh Dursasana. Namun ia tidak berhasil membuka pakaian Dropadi berkat pertolongan gaib dari Sri Kresna. Melihat istrinya dihina, Bima bersumpah akan membunuh Dursasana dan membantai para Korawa. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, pertanda alam yang buruk muncul di Hastinapura. Dretarastra mendapat firasat bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, sehingga ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. Duryodana merasa kecewa karena Dretarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya. Atas desakan Duryodana, permainan dadu diselenggarakan untuk yang kedua kali. Kali ini pihak yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Apabila penyamaran terbongkar sebelum genap setahun, maka pihak yang kalah harus mengulang kembali masa pengasingan selama 12 tahun. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan tetap kalah. Sesuai perjanjian, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Pengasingan Pandawa Kisah pengasingan Pandawa dan istri mereka selama 12 tahun diceritakan dalam kitab Wanaparwa. Selama menjalani masa pengasingan di hutan, ada banyak hal yang ditemui oleh para Pandawa dan Dropadi. Selama masa pengasingan itu, Arjuna pergi ke swargaloka dan memperoleh berbagai ilmu serta senjata sakti. Akhir masa pengasingan para Pandawa ditutup dengan cerita pertemuan Yudistira dengan yaksa yang membunuh keempat Pandawa dengan cara meracuni air yang mereka minum. Yaksa tersebut mengajukan banyak pertanyaan kepada Yudistira apabila ingin para Pandawa hidup kembali. Yudistira menjawab pertanyaan sang yaksa dengan benar sehingga saudara-saudaranya berhasil dihidupkan. Setelah para Pandawa dan Dropadi menjalani masa pengasingan selama 12 tahun, mereka harus menjalani masa penyamaran selama setahun dan tidak boleh terbongkar sebelum genap setahun. Kisah penyamaran mereka tercatat dalam Wirataparwa. Dikisahkan bahwa mereka memilih kerajaan Matsya yang dipimpin Wirata sebagai tempat penyamaran. Di sana, Yudistira menyamar sebagai seorang ahli agama dan permainan dadu yang bernama Kangka; Bima menyamar sebagai juru masak yang bernama Balawa; Arjuna menyamar sebagai kasim pelatih tari di keputren bernama Wrehanala; Nakula menyamar sebagai pengurus kuda yang bernama Grantika; Sadewa menyamar sebagai penggembala sapi bernama Tantipala alias Aristanemi; Dropadi menyamar sebagai seorang pelayan sairandri bernama Malini. Menjelang masa penyamaran tersebut berakhir, pasukan Kuru yang dipimpin Duryodana menginvasi kerajaan Matsya setelah Susarma dari Trigarta memprediksi kehadiran para Pandawa di kerajaan tersebut. Pada hari saat berakhirnya masa penyamaran, Arjuna menampakkan diri di hadapan para prajurit Kuru. Ia pun berhasil menggagalkan invasi Kuru di Matsya. Perang Kurukshetra Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, para Pandawa kembali ke Hastinapura dan berusaha mengambil alih Indraprastha yang dikuasai sementara oleh Duryodana selama 13 tahun. Namun Duryodana menganggap bahwa penyamaran Arjuna telah terbongkar saat pasukan Kuru menyerang kerajaan Matsya, sehingga para Pandawa seharusnya menjalani pengasingan lagi. Sedangkan menurut perhitungan Bisma, penyamaran Arjuna terbongkar setelah masa penyamaran sudah genap setahun. Untuk menghindari perselisihan lebih lanjut, para sesepuh kerajaan menganjurkan agar Duryodana berdamai dengan para Pandawa. Misi damai dilakukan oleh Kresna, yang mengusulkan agar Pandawa diberikan lima desa saja sebagai pengganti Indraprastha. Namun Duryodana kukuh akan pendiriannya, dan tidak mau menyerahkan sebidang tanah kepada Pandawa walaupun hanya seluas ujung jarum. Karena perundingan damai tidak menemui mufakat, akhirnya kedua pihak bersepakat untuk menempuh jalur kekerasan, dengan lapangan Kurukshetra sebagai medan pertempuran. Sebelum perang meletus, Pandawa telah berusaha mencari sekutu. Mereka mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Kerajaan Dwaraka, dan laskar Narayana pimpinan Satyaki dari kaum Yadawa. Para kesatria besar dari Panchala memihak Pandawa, meliputi: Drupada, Drestadyumna, Srikandi, Yudamanyu, dan Utamoja. Pandawa juga memperoleh bantuan berupa pasukan raksasa yang dipimpin Gatotkaca, serta pasukan naga yang dipimpin Irawan. Pandawa memilih Drestadyumna sebagai panglima, sementara Kresna sebagai ahli strategi yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran. Di pihak Korawa, Duryodana memohon Bisma untuk memimpin pasukannya, sementara Sangkuni ditunjuk sebagai ahli strategi yang terlibat langsung dalam pertempuran. Laskar Korawa dibantu oleh guru militer Drona beserta putranya Aswatama. Korawa juga mengajak saudara ipar mereka yaitu Jayadrata (Raja Sindhu). Selain itu, kesatria yang turut membantu Korawa meliputi: guru Krepa (purohita Hastinapura), Kertawarma dari Yadawa (panglima laskar Narayana), Salya (Raja Madra), Bahlika (Raja Bahlika) dan Burisrawa, Uluka dari Gandhara, Susarma dari Trigarta, Wrehadbala dari Kosala, Sudaksina dari Kamboja, Bagadata dari Pragjyotisha, dan masih banyak lagi. Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak kesatria yang gugur di kedua belah pihak. Perang diakhiri dengan duel antara Duryodana melawan Bima, yang dimenangkan oleh Bima. Namun Duryodana masih sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima pasukannya untuk membalas dendam. Pada malam hari setelah perang berakhir, Aswatama menyusup ke perkemahan Pandawa untuk membunuh para kesatria yang masih hidup. Setelah serangan malam tersebut, hanya sepuluh kesatria yang bertahan hidup di kedua belah pihak. Dari pihak Pandawa, kesatria yang sintas yaitu: Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Yuyutsu, dan Satyaki. Dari pihak Korawa, ada tiga kesatria yang sintas: Aswatama, Krepa, dan Kertawarma. Pascaperang Setelah perang berakhir, upacara keagamaan segera dilangsungkan bagi mereka yang telah gugur di medan perang Kurukshetra. Janda-janda para kesatria yang gugur meratapi nasib suami dan anak-anak mereka yang berpartisipasi dalam perang tersebut. Gandari mengetahui bahwa Kresna dapat menghentikan perang, tetapi Kresna malah tidak melakukannya. Ia pun mengutuk agar keluarga Kresna binasa dalam pertikaian dengan sesama, sebab ia ingin Kresna merasakan bagaimana kehilangan keluarga dalam suatu perang saudara. Kresna menerima kutukan tersebut dengan lapang dada. Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa era baru dimulai dengan penobatan Yudistira sebagai Raja Hastinapura, sedangkan Yuyutsu diberi kuasa atas kota Indraprastha. Meskipun sudah menjabat sebagai raja, hatinya gundah gulana sebab jabatan yang diraihnya tersebut ditebus oleh pengorbanan nyawa yang sangat banyak. Untuk menghapuskan kegalauan sang raja, Resi Narada dan Byasa memberikan wejangan yang sangat panjang kepadanya. Wejangan tersebut merupakan bagian terpanjang dalam wiracarita ini. Setelah menerima wejangan dari para resi, Yudistira menerima wejangan terakhir dari Bisma, yang masih hidup dan berbaring sekarat di medang perang Kurukshetra berkat kesaktian yang dianugerahkan Santanu kepadanya. Akhirnya Bisma menghembuskan napas terakhir setelah ia memberikan petuah kepada Yudistira. Atas saran dari Kresna, Yudistira menyelenggarakan upacara aswamedha demi menegakkan hegemoninya di Bharatawarsha. Dalam upacara tersebut, seekor kuda dilepas dan dibiarkan berlari bebas, sementara pasukan Kuru yang dipimpin Arjuna mengikuti kuda tersebut dari belakang. Apabila kuda tersebut ditangkap saat memasuki wilayah kerajaan tertentu, maka Arjuna akan menantang penguasa kerajaan tersebut. Apabila kuda tersebut tidak ditangkap, maka itu pertanda bahwa penguasa kerajaan telah mengakui wibawa Yudistira. Wilayah sejauh jangkauan kuda tersebut berlari akan diakui sebagai wilayah hegemoni kerajaan yang dipimpin Yudistira. Pengunduran diri para sesepuh Lima belas tahun setelah Yudistira dinobatkan sebagai raja, Dretarastra memutuskan untuk meninggalkan istana Hastinapura. Sebelumnya, ia dan Yudistira hidup berdampingan secara damai sejak perang berakhir; Yudistira pun sering berkonsultasi kepada Dretarastra tentang masalah tata negara. Dretarastra memutuskan untuk pergi karena tidak tahan lagi dengan sindiran dan kata-kata yang menyelekit dari Bima, yang dulu telah membunuh seluruh putranya dalam perang Kurukshetra. Atas nasihat dari Resi Byasa, Yudistira pun memaklumi keputusan Dretarastra dan mengizinkannya pergi. Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya memutuskan untuk mengikuti Dretarastra. Para sesepuh memutuskan untuk hidup di hutan sebagai petapa demi menuntaskan jenjang kehidupan mereka yang keempat (sanyasin). Mereka menetap di hutan kediaman Resi Byasa. Yang pertama meninggal dunia adalah Widura; jenazahnya pertama kali ditemukan oleh Yudistira. Mengetahui bahwa Dretarastra masih diliputi duka akan kematian putra-putranya, Resi Byasa menunjukkan sebuah mukjizat kepada anggota Dinasti Kuru yang masih hidup pada saat itu. Mula-mula ia menyuruh mereka berkumpul di tepi sungai Gangga, kemudian dengan kesaktiannya ia memanggil roh para kesatria yang gugur di medan perang Kurukshetra, dan membuat mereka menampakkan wujud. Dretarastra yang buta pun diberi penglihatan pada saat itu agar dapat menyaksikan wajah putra-putranya untuk yang pertama kalinya. Pada kesempatan itu pula, roh para putra Dretarastra dan Karna berdamai dengan para Pandawa. Bertahun-tahun kemudian, Resi Narada datang ke Hastinapura dan mengabarkan bahwa Dretarastra, Gandari, dan Kunti telah wafat karena terbakar oleh api suci yang melahap asrama kediaman mereka, dan atma mereka telah mencapai kondisi moksa. Sanjaya berhasil menyelamatkan diri atas permohonan mereka. Kemudian Yudistira menyelenggarakan upacara bagi mereka yang wafat dalam peristiwa kebakaran tersebut. Kehancuran kaum Yadawa Diceritakan bahwa 36 tahun setelah Yudistira naik takhta, Kresna merasa bahwa kejayaan bangsanya akan berakhir, sebab ia melihat bahwa banyak pemuda klan Wresni, Boja, dan Andaka (semuanya kaum Yadawa) yang berkelakuan buruk. Pada suatu hari, Narada beserta beberapa resi berkunjung ke Dwaraka, kediaman para Yadawa. Beberapa pemuda mempermainkan para resi dengan cara mengarak Samba yang menyamar menjadi wanita hamil, lalu mereka memohon agar para resi memprediksi jenis kelamin bayi yang dikandung. Para resi tahu bahwa mereka sedang dipermainkan. Mereka pun mengutuk Samba bahwa ia akan melahirkan mosala (gada) yang akan memusnahkan kaum Yadawa. Tak lama kemudian, Samba pun melahirkan gada besi. Atas perintah Raja Ugrasena, senjata itu kemudian dihancurkan sampai menjadi serbuk, lalu dibuang ke laut. Serbuk-serbuk tersebut kembali ke pantai, dan dari serbuk tersebut tumbuhlah tanaman eraka, seperti rumput tetapi memiliki daun yang tajam bagai pedang. Atas saran Kresna, para Yadawa melakukan perjalanan suci menuju Prabhastirtha, dan mereka melangsungkan upacara di pinggir pantai. Di pantai, mereka minum arak sampai mabuk. Dalam kondisi mabuk, mereka bertikai sambil melempar benda apa pun yang ada di dekat mereka. Rumput eraka yang tumbuh di sekitar tempat itu mereka cabut untuk digunakan sebagai senjata. Akhirnya para Yadawa bertarung dengan sesamanya secara membabi buta. Setelah kekacauan berakhir, hanya beberapa Yadawa yang selamat, sebagian besar merupakan wanita. Tak lama kemudian, Baladewa wafat. Kematiannya disusul oleh Kresna, yang wafat setelah telapak kakinya dipanah seorang pemburu. Arjuna yang menerima kabar tersebut segera berangkat menuju Dwaraka untuk mengungsikan para wanita dan kesatria yang masih sintas. Setelah wafatnya Kresna, Dwaraka ditelan oleh samudra. Para wanita yang diungsikan oleh Arjuna ditempatkan di sekitar Kurukshetra. Akhir kisah Setelah kemusnahan klan Wresni dan Andaka, serta atas nasihat dari Byasa, Yudistira memutuskan untuk makzul. Ia menyerahkan takhta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit, dengan Yuyutsu menjabat sebagai penasihat raja. Sementara itu, Bajra putra Aniruda dari kaum Yadawa diberi kuasa atas kota Indraprastha. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Dropadi mengembara ke berbagai tempat-tempat suci di penjuru India, lalu mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Dalam perjalanan, satu per satu meninggal dunia, diawali dari Dropadi, disusul oleh para Pandawa, mulai dari yang bungsu (Sadewa). Hanya Yudistira yang sintas dan mampu mencapai puncak gunung. Dewa Indra menjemputnya ke surga dengan kereta kencana. Sebelum mencapai surga, sang dewa memberikan ujian terakhir bagi Yudistira. Yudistira berhasil lolos dalam ujian tersebut, dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan. Kitab Mahabharata terjemahan naskah Sanskerta ditutup dengan akhir yang bahagia bagi pihak Pandawa dan Korawa. Dalam narasi yang dituturkan Wesampayana, disebutkan bahwa Pandawa, Dropadi, Karna, para putra Dretarastra, para sesepuh Dinasti Kuru, serta para kesatria yang gugur di Kurukshetra telah mencapai surga dan kediaman para dewa, berkumpul bersama-sama, damai dan bebas dari segala angkara murka. Konteks sejarah Tidak jelas mengenai kapan terjadinya Perang Kurukshetra. Banyak sejarawan memperkirakan perang ini terjadi pada Zaman Besi di India pada abad ke-10 SM. Latar wiracarita tersebut memiliki perkiraan historis pada Zaman Besi (Weda) di India, yakni saat Kerajaan Kuru menjadi pusat kekuasaan politik selama kurang lebih 1200 hingga 800 SM. Konflik internal dinasti Kuru pada masa itu kemudian menjadi sumber inspirasi Jaya, yang menjadi peletak dasar naskah Mahabharata, dengan klimaksnya berupa perang yang akhirnya dipandang sebagai peristiwa penting. Naskah Purana menyebutkan genealogi tokoh-tokoh Mahabharata. Bukti keberadaannya pada Purana memiliki dua versi. Versi pertama, ada pernyataan bahwa pengangkatan Mahapadma Nanda (400-329 SM) terjadi 1.015 (atau 1.050) tahun setelah kelahiran Parikesit (cucu Arjuna), sehingga Baratayuda diperkirakan terjadi pada 1400 SM. Namun, tersirat bahwa periode raja-raja memerintah berdasarkan genealogi tersebut sangat singkat. Versi kedua, adalah analisis genealogis paralel dalam Purana antara masa pemerintahan Adisimakresna (cicit Parikesit) dan Mahapadma Nanda. Pargiter memperkirakan 26 generasi dengan merata-rata daftar sepuluh dinasti yang berbeda dan, berasumsi 18 tahun masa pemerintahan raja-raja itu. Hasilnya Adisimakresna diperkirakan memerintah pada 850 SM dan Baratayuda kira-kira terjadi pada 950 SM. B. B. Lal menggunakan pendekatan yang sama, dengan asumsi lebih konservatif terkait masa pemerintahan rata-rata dengan perkiraan hingga 836 SM, dan mengaitkannya dengan bukti arkeologis situs Painted Grey Ware, yang menjadi keterkaitan kuat antara artefak PGW dan tempat yang disebut dalam wiracarita. John Keay mengonfirmasinya dan memberikan tanggal 950 SM untuk Baratayuda. Upaya penentuan tanggal menggunakan metode arkeoastronomi menghasilkan perkiraan antara akhir milenium ke-4 hingga ke-2 SM, bergantung bagian mana yang dipilih dan bagaimana interpretasinya. Akhir milenium ke-4 SM ditentukan berdasarkan perhitungan zaman Kaliyuga, berdasarkan konjungsi planet, oleh Aryabhata (abad ke-6). Tanggal perang Mahabharata menurut Aryabhata, 18 Februari 3102 (SM, dikenal luas dalam tradisi India. Sejumlah sumber menandakan ini sebagai menghilangnya Kresna dari Bumi. Prasasti Aihole dari zaman Pulikeshi II, tertanggal 556 Saka (634 M), mengeklaim bahwa Perang Baratayuda dimulai pada 3.735 tahun lalu, sehingga perang tersebut diperkirakan terjadi pada 3137 (SM. Sejumlah mazhab astronom dan sejarawan tradisional, diwakili oleh Vriddha-Garga, Varahamihira (pengarang Brhatsamhita), dan Kalhana (pengarang Rajatarangini), menyatakan bahwa Baratayuda terjadi 653 tahun setelah zaman Kaliyuga, atau sekitar 2449 (SM. Pengaruh dalam budaya Selain berisi cerita kepahlawanan (wiracarita), Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sanskerta ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia, termasuk di Asia Tenggara. Di Indonesia, salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk prosa bahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh (991-1016 M) dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra parwa. Yang terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin, yakni puisi lawas dengan metrum India berbahasa Jawa Kuno. Salah satu yang terkenal ialah kakawin Arjunawiwaha (Arjunawiwāha, perkawinan Arjuna) gubahan mpu Kanwa. Karya yang diduga ditulis antara 1028-1035 M ini (Zoetmulder, 1984) dipersembahkan untuk raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan, menantu raja Dharmawangsa. Karya sastra lain yang juga terkenal adalah Kakawin Bharatayuddha, yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh (Panaluh). Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya (1135-1157 M), ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha (Kediri) tersebut. Di luar itu, mpu Panuluh juga menulis kakawin Hariwangśa pada masa Jayabaya, dan diperkirakan pula menggubah Gaţotkacāśraya pada masa raja Kertajaya (1194-1222 M) dari Kediri. Beberapa kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut, di antaranya adalah Kŗşņāyana (karya mpu Triguna) dan Bhomāntaka (pengarang tak dikenal) keduanya dari zaman kerajaan Kediri, dan Pārthayajña (mpu Tanakung) di akhir zaman Majapahit. Salinan naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun lontar tersebut juga diketahui tersimpan di Bali. Di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama di Jawa dan Bali, mulai dari seni patung dan seni ukir (relief) pada candi-candi, seni tari, seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang. Di dalam masa yang lebih belakangan, kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga kraton Surakarta Yasadipura ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad ke-18. Dalam dunia sastra populer Indonesia, cerita Mahabharata juga disajikan melalui bentuk komik yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan awam. Salah satu yang terkenal adalah karya dari R.A. Kosasih. Pada era budaya populer khususnya di bidang pertelevisian, kisah Mahabharata ditayangkan oleh STAR Plus dan antv dengan judul Mahabharat. Catatan kaki Daftar pustaka . Pranala luar Kitab Mahabharata menurut versi India - situs tentang Mahabharata Mahabharata Mahabharata Wiracarita
Astadasaparwa adalah nama bagi delapan belas parwa Mahabharata, sebuah naskah wiracarita Hindu dari India. Hampir setiap kitab memiliki subparwa atau pembagian suatu parwa ; beberapa kitab yang pendek, seperti Prasthanikaparwa dan Swargarohanaparwa tidak memiliki subparwa. Setiap buku memiliki jumlah subparwa yang berbeda-beda. Jika dirunut dari Adiparwa hingga Hariwangsa, maka ada sekitar 100 subparwa dalam Mahabharata. Kitab Mahābhārata merupakan wiracarita atau puisi kepahlawanan terpanjang di dunia dan dinyatakan sebagai "puisi terpanjang yang pernah ada". Prasasti tembaga yang ditulis pada masa pemerintahan Maharaja Sharvanatha (533–534 M) dari Khoh (distrik Satna, Madhya Pradesh, India) menyatakan Mahābhārata sebagai "himpunan 100.000 sloka" (śata-sahasri saṃhitā). Salah satu versi Mahabharata yang terpanjang memiliki 100.000 sloka atau lebih dari 200.000 baris puisi (setiap sloka merupakan kuplet), dan baris prosa yang panjang. Daftar buku Ringkasan isi Adiparwa Kitab Adiparwa merupakan kitab pertama dari seri Astadasaparwa yang menceritakan berbagai kisah yang bernafaskan ajaran Hindu. Kisah kepahlawanannya dibumbui oleh ilmu sakti dan mitologi. Pada bagian awal yang diceritakan adalah kisah Maharaja Janamejaya yang menyelenggarakan upacara pengorbanan ular demi membalas kematian ayahnya parikesit (cucu arjuna dari abimanyu) yang dibunuh oleh ular taksaka. Upacara yang diselenggarakannya kemudian gagal. Untuk menghibur Sang Raja, Bagawan Wesampayana menuturkan sebuah kisah tentang para leluhur Sang Raja, kemudian beralih kepada cerita pemutaran Mandaragiri, kisah Sang Garuda dan para Naga, kisah Bagawan Dhomya, kisah para Raja besar: Yayati, Bharata, Santanu. Selain itu kitab Adiparwa juga menceritakan kisah kelahiran Rsi Byasa (penyusun kitab Mahabharata), kisah masa kecil Pandawa dan Korawa, kisah para Pandawa mendapatkan Dropadi sebagai istri mereka atas kemenangan Sang Arjuna, kisah Arjuna yang mengasingkan diri ke hutan kemudian menikah dengan Citrānggadā, Ulupi, dan Subadra, serta kisah lahirnya Abimanyu, putra Arjuna dengan Subadra. Sabhaparwa Kitab Sabhaparwa merupakan kitab kedua dari seri Astadasaparwa. Kitab Sabhaparwa menceritakan kisah para Korawa yang mencari akal untuk melenyapkan para Pandawa. Atas siasat licik Sangkuni, Duryodana mengajak para Pandawa main dadu. Taruhannya adalah harta, istana, kerajaan, prajurit, sampai diri mereka sendiri. Dalam permainan yang telah disetel dengan sedemikian rupa tersebut, para Pandawa kalah. Dalam kisah tersebut juga diceritakan bahwa Dropadi ingin dilucuti oleh Dursasana karena kekalahan pandawa. Atas bantuan Sri Kresna, Dropadi berhasil diselamatkan. Pandawa yang sudah kalah wajib untuk menyerahkan segala hartanya, tetapi berkat pengampunan dari Dretarastra, para Pandawa mendapatkan kebebasannya kembali. Tetapi karena siasat Duryodana yang licik, perjudian dilakukan sekali lagi. Kali ini taruhannya adalah siapa yang kalah harus keluar dari kerajaannya dan mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun. Pada tahun yang ke-13, yang kalah harus hidup dalam penyamaran selama 1 tahun. Pada tahun yang ke-14, yang kalah berhak kembali ke kerajaannya. Dalam pertanding]an tersebut, para Pandawa kalah sehingga terpaksa mereka harus meinggalkan kerajaannya. Wanaparwa Kitab Wanaparwa merupakan kitab ketiga dari seri Astadasaparwa. Kitab Wanaparwa menceritakan kisah pengalaman para Pandawa bersama Dropadi di tengah hutan. Mereka bertemu dengan Rsi Byasa, seorang guru rohani yang mengajarkan ajaran-ajaran Hindu kepada Pandawa dan Dropadi, istri mereka. Atas saran Rsi Byasa, Arjuna bertapa di gunung Himalaya agar memperoleh senjata sakti yang kelak digunakan dalam Bharatayuddha. Kisah Sang Arjuna yang sedang menjalani masa bertapa di gunung Himalaya menjadi inspirasi untuk menulis Kakawin Arjuna Wiwaha. Wirataparwa Kitab Wirataparwa merupakan kitab keempat dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah penyamaran para Pandawa beserta Dropadi di Kerajaan Wirata. Yudistira menyamar sebagai seorang ahli agama, Bima menyamar sebagai juru masak, Arjuna menyamar sebagai guru tari, Nakula menyamar sebagai penjaga kuda, Sahadewa menyamar sebagai pengembala, dan Dropadi menyamar sebagai penata rias. Udyogaparwa Kitab Udyogaparwa merupakan kitab kelima dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan sikap Duryodana yang tidak mau mengembalikan kerajaan para Pandawa yang telah selesai menjalani masa pengasingan, tetapi sebaliknya ia menantang mereka untuk berperang. Pandawa yang selalu bersabar mengirimkan duta perdamaian ke pihak Korawa, tetapi usaha mereka tidak membuahkan perdamaian. Sikap para Korawa membuat perang tidak dapat dielakkan. Pandawa dan Korawa mempersiapkan kekuatannya dengan mencari bala bantuan dan sekutu ke seluruh pelosok Bharatawarsha (India Kuno). Sri Kresna mengajukan tawaran kepada Pandawa dan Korawa, bahwa di antara mereka boleh meminta satu pilihan: pasukannya atau tenaganya. Melihat tawaran tersebut, Pandawa yang diwakili Arjuna menginginkan tenaga Sri Kresna sebagai kusir dan penasihat sedangkan Korawa yang diwakili Duryodana memilih pasukan Sri Kresna. Dalam kitab ini juga diceritakan kisah perjalanan Salya – “Sang Raja Madra” – menuju markas Pandawa karena memihak mereka, tetapi di tengah jalan ia disambut dengan baik oleh Duryodana sehingga Salya mengubah pikirannya dan memihak Korawa karena merasa berhutang kepada Duryodana. Duryodana juga berniat jahat terhadap Sri Kresna namun karena Sri Kresna bukan manusia biasa, maka usahanya tidak berhasil. Bhismaparwa Kitab Bhismaparwa merupakan kitab keenam dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah dimulainya pertempuran akbar antara pihak Pandawa dan Korawa di sebuah daratan luas yang sangat suci dan keramat bernama Kurukshetra, letaknya di sebelah utara negeri India. Setelah kedua belah pihak sepakat dengan aturan perang, maka kedua belah pihak berkumpul dan memenuhi daratan Kurukshetra, siap untuk berperang. Pihak Korawa dipimpin oleh Bhisma sedangkan pihak Pandawa dipimpin oleh Drestadyumna. Sebelum pertempuran berlangsung, Arjuna dilanda keraguan dan kebimbangan setelah ia melihat para saudara dan kerabatnya berkumpul untuk saling membantai. Arjuna tidak tega untuk membunuh para Korawa, yang masih merupakan saudara. Karena Arjuna dilanda oleh berbagai keraguan, Kresna yang berperan sebagai kusir kereta Arjuna mencoba menyadarkannya dengan memberikan wejangan-wejangan suci yang kemudian dikenal sebagai “Bhagawad Gita”, atau “Nyanyian seorang rohaniwan”. Bhagawad Gita ini menjadi kitab tersendiri yang merupakan intisari dari ajaran-ajaran Veda. Wejangan suci dari Kresna membuat Arjuna bangkit, dan melangsungkan pertempuran. Akhirnya Bhisma yang menjadi panglima perang Korawa, gugur pada hari kesepuluh dengan siasat Arjuna yang menggandeng Srikandi. Dronaparwa Kitab Dronaparwa merupakan kitab ketujuh dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah diangkatnya Bagawan Drona sebagai panglima perang pasukan Korawa setelah Rsi Bhisma gugur di tangan Arjuna. Dalam kitab ini diceritakan bahwa Drona ingin menangkap Yudistira hidup-hidup untuk membuat Duryodana senang. Usaha tersebut tidak berhasil karena Arjuna selalu melindungi Yudistira. Pasukan yang dikirim oleh Duryodana untuk membinasakan Arjuna selalu berhasil ditumpas oleh para ksatria Pandawa seperti Bima dan Satyaki. Dalam kitab Dronaparwa juga diceritakan tentang siasat Sri Kresna yang menyuruh agar Bima membunuh gajah bernama Aswatama. Setelah gajah tersebut dibunuh, Bima berteriak sekeras-kerasnya bahwa Aswatama mati. Drona menanyakan kebenaran ucapan tersebut kepada Yudistira, dan Yudistira berkata bahwa Aswatama mati. Mendengar hal tersebut, Drona kehilangan semangat berperang sehingga meletakkan senjatanya. Melihat hal itu, ia dipenggal oleh Drestadyumna. Setelah kematian Drona, Aswatama, putra Bagawan Drona, hendak membalas dendam. Dalam kitab Dronaparwa juga diceritakan kisah gugurnya Abimanyu yang terperangkap dalam formasi Cakrawyuha serta gugurnya Gatotkaca dengan senjata sakti panah Konta. Karnaparwa Kitab Karnaparwa merupakan kitab kedelapan dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah diangkatnya Karna sebagai panglima perang pasukan Korawa, menggantikan Bagawan Drona yang telah gugur. Setelah Abimanyu dan Gatotkaca gugur, Arjuna dan Bima mengamuk. Mereka banyak membantai pasukan Korawa. dalam kitab ini diceritakan bahwa Bima berhasil membunuh Dursasana dan merobek dadanya untuk meminum darahnya. Salya, Raja Madra, menjadi kusir kereta Karna. Kemudian terjadi pertengkaran antara Salya dengan Karna. Dalam kitab ini diceritakan bahwa roda kereta perang Karna terperosok ke dalam lubang. Karna turun dari kereta dan mencoba untuk mengangkat roda keretanya. Dengan senjata panah pasupati, Arjuna berhasil membunuh Karna yang sedang lengah. Salyaparwa Kitab Salyaparwa merupakan kitab kesembilan dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah diangkatnya Salya sebagai panglima perang pasukan Korawa, menggantikan Karna yang telah gugur. Salya hanya memimpin selama setengah hari, karena pada hari itu juga Salya gugur di tangan Yudistira. Dalam kitab ini diceritakan kisah Duryodana yang ditinggal mati saudara dan sekutunya dan kini hanya ia sendirian sebagai Korawa yang menyerang Pandawa. Semenjak seluruh saudaranya gugur demi memihak dirinya, Duryodana menyesali segala perbuatannya dan berencana untuk menhentikan peperangan. Ia pun bersedia untuk menyerahkan kerajaannya kepada para Pandawa agar mampu meninggalkan dunia fana dengan tenang. Sikap Duryodana tersebut menjadi ejekan bagi para Pandawa. Karena tidak tahan, Duryodana tampil ke medan laga dan melakukan perang tanding menggunakan gada melawan Bima. Dalam pertempuran tersebut, Kresna yang mengetahui kelemahan Duryodana menyuruh Bima agar memukul paha Duryodana. Setelah pahanya terpukul, Duryodana kalah. Namun sebelum ia meninggal, Aswatama yang masih hidup diangkat menjadi panglima perang. Sauptikaparwa Kitab Sauptikaparwa merupakan kitab kesepuluh dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah tiga kesatria dari pihak Korawa yang melakukan serangan membabi buta pada di malam hari, saat tentara Pandawa sedang tertidur pulas. Ketiga ksatria tersebut adalah Aswatama, Krepa, dan Kritawarma. Aswatama yang didasari motif balas dendam membunuh seluruh pasukan Panchala termasuk Drestadyumna, yang membunuh Drona, ayah Aswatama. Selain itu Aswatama juga membunuh Srikandi serta kelima putra Pandawa atau Pancawala. Aswatama kemudian menyesali perbuatannya lalu pergi ke tengah hutan, berlindung di pertapaan Rsi Byasa. Para Pandawa dan Kresna menyusulnya. Kemudian di sana terjadi pertarungan sengit antara Aswatama dengan Arjuna. Rsi Byasa dan Kresna berhasil menyelesaikan pertengkaran tersebut. Kemudian Aswatama menyerahkan seluruh senjata dan kesaktiannya. Ia sendiri mengundurkan diri demi menjadi pertapa. Striparwa Kitab Striparwa merupakan kitab kesebelas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah ratap tangis para janda yang ditinggal suaminya di medan perang. Dikisahkan pula Dretarastra yang sedih karena kehilangan putra-putranya di medan perang, semuanya telah dibunuh oleh Pandawa. Yudistira kemudian mengadakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur dan mempersembahkan air suci kepada arwah leluhur. Dalam kitab ini, Kunti menceritakan asal usul Karna yang selama ini menjadi rahasia pribadinya. Santiparwa Kitab Santiparwa merupakan kitab kedua belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah berkumpulnya Dretarastra, Gandari, Pandawa, dan Kresna di Kurukshetra. Mereka sangat menyesali segala perbuatan yang telah terjadi dan hari itu adalah hari tangisan. Yudistira menghadapi masalah batin karena ia merasa berdosa telah membunuh guru dan saudara sendiri. Kemudian Bhisma yang masih terbujur di atas panah memberikan wejangan kepada Yudistira. Ia membeberkan ajaran-ajaran Agama Hindu secara panjang lebar kepadanya. Resi Byasa dan Kresna turut membujuknya. Mereka semua memberikan nasihat tentang ajaran kepemimpinan dan kewajiban yang mesti ditunaikan oleh Yudistira. Anusasanaparwa Kitab Anusasanaparwa merupakan kitab ketiga belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah Yudistira yang menyerahkan diri bulat-bulat kepada Bisma untuk menerima ajarannya. Bisma menjelaskan ajaran Agama Hindu dengan panjang lebar kepadanya, termasuk ajaran kepemimpinan, pemeintahan yang luhur, pelajaran tentang menunaikan kewajiban, tentang mencari kebahagiaan, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma yang sakti mangkat ke surga dengan tenang. Aswamedhikaparwa Kitab Aswamedhikaparwa merupakan kitab keempat belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah kelahiran Parikesit yang sebelumnya tewas dalam kandungan karena senjata sakti milik Aswatama. Dengan pertolongan dari Kresna, Parikesit dapat dihidupkan kembali. Kemudian Yudistira melakukan upacara Aswamedha. Untuk menyelenggarakan upacara tersebut, ia melepas seekor kuda. Kuda tersebut mengembara selama setahun dan di belakangnya terdapat pasukan Pandawa yang dipimpin oleh Arjuna. Mereka mengikuti kuda tersebut kemanapun pergi. Kerajaan-kerajaan yang dilalui oleh kuda tersebut harus mau tunduk di bawah kuasa Yudistira jika tidak mau berperang. Sebagian mau tunduk sedangkan yang membangkang harus maju bertarung dengan Arjuna karena menentang Yudistira. Pada akhirnya, para raja di daratan India mau mengakui Yudistira sebagai Maharaja Dunia. Asramawasikaparwa Kitab Asramawasikaparwa merupakan kitab kelima belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah Dretarasta, Gandari, Kunti, Widura dan Sanjaya yang menyerahkan kerajaan sepenuhnya kepada Raja Yudistira sedangkan mereka pergi bertapa ke tengah hutan. Pandawa sempat mengunjungi pertapaan mereka di tengah hutan. Akhirnya, Batara Narada datang ke hadapan para Pandawa, dan mengatakan bahwa hutan tempat Dretarastra, Gandari, Kunti bertapa terbakar oleh api suci mereka sendiri, sehingga mereka wafat dan langsung menuju surga. Mosalaparwa Kitab Mosalaparwa merupakan kitab keenam belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah binasanya bangsa Wresni karena kutukan seorang Brahmana. Bangsa Wresni menghancurkan sesamanya dengan menggunakan senjata gada (mosala) setelah lupa diri karena meminum arak yang menyebabkan mereka mabuk. Sehabis pertempuran bangsa Wresni, Baladewa bermeditasi di tengah hutan kemudian mengeluarkan ular suci dari mulutnya, setelah itu ia menghilang mencapai keabadian. Setelah Kresna ditinggal Baladewa dan bangsa Wresni musnah semua, ia pergi ke tengah hutan untuk bertapa. Di dalam hutan, seorang pemburu melihat kaki Kresna bagaikan seekor rusa kemudian menembakkan anak panah. Hal tersebut membuat Kresna mencapai keabadian dan meninggalkan dunia fana. Arjuna sempat mengunjungi Dwarawati, dan ia mendapati bahwa kota tersebut telah sepi. Ia mengadukan hal tersebut kepada Rsi Byasa, dan Rsi Byasa menasihati para Pandawa agar meninggalkan hal-hal duniawi untuk menempuh hidup sebagai “Sanyasin” (pertapa). Prasthanikaparwa Kitab Prasthanikaparwa merupakan kitab ketujuh belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah Pandawa dan Dropadi yang mengundurkan diri dari pemerintahan dan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi untuk menjadi seorang pertapa. Mereka menyerahkan tahta kepada Parikesit, satu-satunya keturunan mereka yang selamat dari perang Bharatayuddha. Para Pandawa beserta Dropadi berencana untuk berziarah ke gunung Himalaya sebagai akhir hidup mereka. Dalam perjalanan, Dropadi dan satu persatu dari Pandawa bersaudara (Sahadewa, Nakula, Arjuna, Bima) meninggal dalam perjalanan. Hanya Yudistira yang masih hidup dan melanjutkan perjalanannya. Yudistira membiarkan jenazah saudara-saudaranya terkubur di tengah perjalanan tanpa memberikan upacara pembakaran yang layak. Di tengah jalan, Yudistira bertemu dengan seekor anjing, dan anjing tersebut kemudian menjadi teman perjalanannya. Bersama-sama, mereka berdua berhasil mencapai puncak. Sesampainya di puncak, kereta kencana Dewa Indra pun turun ke bumi untuk menjemput Yudistira ke surga. Swargarohanaparwa Kitab Swargarohanaparwa merupakan kitab kedelapan belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan akhir kisah perjalanan suci yang dilakukan oleh Pandawa. Kisahnya diawali dengan penolakan Yudistira yang tidak mau berangkat ke surga jika harus meninggalkan anjing yang setia menemani dalam perjalanannya. Atas ketulusan hati Yudistira, si anjing pun menampakkan wujud aslinya sebagai Dewa Dharma, ayah Yudistira. Dewa Dharma mengatakan bahwa Yudistira telah berhasil melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang. Setelah mengetahui yang sebenarnya, Yudistira bersedia berangkat ke surga. Sesampainya di surga, Yudistira terkejut karena tidak menemukan saudara-saudaranya yang saleh, melainkan mendapati bahwa Duryodana beserta sekutunya yang jahat ada di sana. Sang Dewa mengatakan bahwa mereka bisa berada di surga karena gugur di tanah suci Kurukshetra. Yudistira kemudian berangkat ke neraka. Di sana ia mendengar suara saudara-saudaranya yang menyayat agar mau menemani penderitaan mereka. Yudistira yang memilih untuk tinggal di neraka bersama saudara yang saleh daripada tinggal di surga bersama saudara yang jahat membuat para Dewa tersentuh. Tabir ilusi pun dibuka. Dewa Indra menjelaskan bahwa sebenarnya saudara-saudara Yudistira telah berada di surga bersama dengan saudaranya yang jahat. Yudistira pun menyadarinya kemudian hidup berbahagia di surga setelah membuang jasadnya. Sekian Isi dari 18 Rangkaian Parwa dalam Mahabarata. Lihat pula Mahabharata Referensi
Byasa atau Wiyasa (Sanskerta: व्यास; Vyāsa) (dalam pewayangan disebut Resi Abiyasa) adalah figur penting dalam agama Hindu. Ia juga bergelar Weda Wyasa (orang yang mengumpulkan berbagai karya para resi dari masa sebelumnya, membukukannya, dan dikenal sebagai Weda). Ia juga dikenal dengan nama Krishna Dwaipayana. Ia adalah filsuf, sastrawan India yang menulis epos terbesar di dunia, yaitu Mahabharata. Sebagian riwayat hidupnya diceritakan dalam Mahabharata. Kelahiran Dalam kitab Mahabharata diketahui bahwa orang tua Byasa adalah Resi Parasara dan Satyawati (alias Durgandini atau Gandawati). Diceritakan bahwa pada suatu hari, Resi Parasara berdiri di tepi Sungai Yamuna, minta diseberangkan dengan perahu. Satyawati menghampirinya lalu mengantarkannya ke seberang dengan perahu. Di tengah sungai, Resi Parasara terpikat oleh kecantikan Satyawati. Satyawati kemudian bercakap-cakap dengan Resi Parasara, sambil menceritakan bahwa ia terkena penyakit yang menyebabkan badannya berbau busuk. Ayah Satyawati berpesan, bahwa siapa saja lelaki yang dapat menyembuhkan penyakitnya boleh dijadikan suami. Mendengar hal itu, Resi Parasara berkata bahwa ia bersedia menyembuhkan penyakit Satyawati. Karena kesaktiannya sebagai seorang resi, Parasara menyembuhkan Satyawati dalam sekejap. Setelah lamaran disetujui oleh orang tua Satyawati, Parasara dan Satyawati melangsungkan pernikahan. Kedua mempelai menikmati malam pertamanya di sebuah pulau di tengah sungai Yamuna, konon terletak di dekat kota Kalpi di distrik Jalaun di Uttar Pradesh, India. Di sana Resi Parasara menciptakan kabut gelap nan tebal agar pulau tersebut tidak dapat dilihat orang. Dari hasil hubungannya, lahirlah seorang anak yang sangat luar biasa. Ia diberi nama Krishna Dwaipayana, karena kulitnya hitam (krishna) dan lahir di tengah pulau (dwaipayana). Anak tersebut tumbuh menjadi dewasa dengan cepat dan mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang resi. Weda Wyasa Umat Hindu memandang Krishna Dwaipayana sebagai tokoh yang membagi Weda menjadi empat bagian (Caturweda), dan oleh karena itu ia juga memiliki nama Weda Wyasa yang artinya "Pembagi Weda". Kata Wyasa berarti "membelah", "memecah", "membedakan". Dalam proses pengkodifikasian Weda, Wyasa dibantu oleh empat muridnya, yaitu Pulaha, Jaimini, Samantu, dan Wesampayana. Telah diperdebatkan apakah Wyasa adalah nama seseorang ataukah kelas para sarjana yang membagi Weda. Kitab Wisnupurana memiliki teori menarik mengenai Wyasa. Menurut pandangan Hindu, alam semesta adalah suatu siklus, ada dan tiada berulang kali. Setiap siklus dipimpin oleh beberapa Manu, satu untuk setiap Manwantara, yang memiliki empat zaman, disebut Caturyuga (empat Yuga). Dwaparayuga adalah Yuga yang ketiga. Kitab Purana (Buku 3, Chanto 3) berkata: Tokoh Mahabharata Selain dikenal sebagai tokoh yang membagi Weda menjadi empat bagian, Byasa juga dikenal sebagai penulis (pencatat) sejarah dalam Mahabharata, tetapi ia juga merupakan tokoh penting dalam riwayat yang disusunnya itu. Ibunya (Satyawati) menikah dengan Santanu, Raja Hastinapura. Dari perkawinannya lahirlah Citrānggada dan Wicitrawirya. Citrānggada gugur dalam suatu pertempuran, sedangkan Wicitrawirya wafat karena sakit. Karena kedua pangeran itu wafat tanpa memiliki keturunan, Satyawati memanggil Byasa agar melangsungkan suatu yadnya (upacara suci) untuk memperoleh keturunan. Kedua janda Wicitrawirya yaitu Ambika dan Ambalika diminta menghadap Byasa sendirian untuk diupacarai. Sesuai dengan aturan upacara, pertama Ambika menghadap Byasa. Karena ia takut melihat wajah Byasa yang sangat hebat, maka ia menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, Byasa berkata bahwa anak Ambika akan terlahir buta. Kemudian Ambalika menghadap Byasa. Sebelumnya Satyawati mengingatkan agar Ambalika tidak menutup mata supaya anaknya tidak terlahir buta seperti yang terjadi pada Ambika. Ketika Ambalika memandang wajah Byasa, ia menjadi takut namun tidak mau menutup mata sehingga wajahnya menjadi pucat. Byasa berkata bahwa anak Ambalika akan terlahir pucat. Anak Ambika yang buta bernama Dretarastra, sedangkan anak Ambalika yang pucat bernama Pandu. Karena kedua anak tersebut tidak sehat jasmani, maka Satyawati memohon agar Byasa melakukan upacara sekali lagi. Kali ini, Ambika dan Ambalika tidak mau menghadap Byasa, tetapi mereka menyuruh seorang dayang-dayang untuk mewakilinya. Dayang-dayang itu bersikap tenang selama upacara, maka anaknya terlahir sehat, dan diberi nama Widura. Ketika Gandari kesal karena belum melahirkan, sementara Kunti sudah memberikan keturunan kepada Pandu, maka kandungannya dipukul. Kemudian, seonggok daging dilahirkan oleh Gandari. Atas pertolongan Byasa, daging tersebut dipotong menjadi seratus bagian. Lalu setiap bagian dimasukkan ke dalam sebuah kendi dan ditanam di dalam tanah. Setahun kemudian, kendi tersebut diambil kembali. Dari dalamnya munculah bayi yang kemudian diasuh sebagai para putera Dretarastra. Byasa tinggal di sebuah hutan di wilayah Kurukshetra, dan sangat dekat dengan lokasi Bharatayuddha, sehingga ia tahu dengan detail bagaimana keadaan di medan perang Bharatayuddha, karena terjadi di depan matanya sendiri. Setelah pertempuran berakhir, Aswatama lari dan berlindung di asrama Byasa. Tak lama kemudian Arjuna beserta para Pandawa menyusulnya. Di tempat tersebut mereka berkelahi. Baik Arjuna maupun Aswatama mengeluarkan senjata sakti Brahmastra. Karena dicegah oleh Byasa, maka pertarungan mereka terhenti. Penutur sejarah Mahabharata Pada suatu ketika, timbul keinginan Resi Byasa untuk menyusun riwayat keluarga Bharata. Atas persetujuan Dewa Brahma, Hyang Ganapati (Ganesa) datang membantu Byasa. Ganapati meminta Wyasa agar ia menceritakan Mahabharata tanpa berhenti, sedangkan Ganapati yang akan mencatatnya. Setelah dua setengah tahun, Mahabharata berhasil disusun. Murid-murid Resi Byasa yang terkemuka seperti Pulaha, Jaimini, Sumantu, dan Wesampayana menuturkannya berulang-ulang dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Versi pewayangan Jawa Dalam pewayangan Jawa, tokoh Byasa disebut dengan nama "Abyasa", "Kresna Dipayana", "Sutiknaprawa", atau "Rancakaprawa". Kisah kehidupannya dikembangkan sedemikian rupa oleh para dalang sehingga cenderung berbeda dengan versi aslinya. Kelahiran Abyasa merupakan putra pasangan Parasara dan Durgandini. Dikisahkan Durgandini menderita bau amis pada badannya semenjak lahir. Ia diobati Parasara seorang pendeta muda, di atas perahu sampai sembuh. Keduanya saling jatuh hati dan melakukan sanggama, sehingga lahir Abyasa. Abyasa tidak lahir sendiri. Parasara juga mencipta perahu, penyakit, dan alat-alat pengobatannya menjadi manusia berjumlah enam, yaitu Setatama, Rekathawati, Bimakinca, Kincaka, Rupakinca, dan Rajamala. Semuanya dipersaudarakan dengan Abyasa. Perkawinan Durgandini kemudian menjadi permaisuri Sentanu, raja Hastina. Ia melahirkan Citranggada dan Citrawirya. Masing-masing secara berturut-turut naik takhta menggantikan Sentanu. Namun, keduanya masih muda ketika meninggal. Citranggada meninggal saat belum menikah, sedangkan Citrawirya meninggal saat belum memiliki putra. Durgandini kemudian memanggil Abyasa untuk menikahi kedua janda Citrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika. Saat itu ia baru saja bertapa sehingga keadaan tubuhnya sangat buruk dan mengerikan. Ambika ketakutan saat pertama kali bertemu sampai memejamkan mata. Abyasa meramalkan kalau Ambika kelak melahirkan putra buta. Sementara itu, Ambalika memalingkan muka karena takut. Abyasa meramalkan kelak Ambalika akan melahirkan bayi berleher cacad. Abyasa juga menikahi dayang Ambalika bernama Datri. Perempuan itu ketakutan dan mencoba lari. Ia pun diramal kelak akan melahirkan putra berkaki pincang. Akhirnya, Ambika, Ambalika, dan Datri masing-masing melahirkan putra yang diberi nama Dretarastra, Pandu, dan Widura. Sebagai raja dan pendeta Pewaris sah takhta Hastina sesungguhnya adalah Bisma putra Sentanu dari istri pertama. Namun ia telah bersumpah tidak akan menjadi raja, sehingga sebagai pengganti Citrawirya, Abyasa pun naik takhta sampai kelak ketiga putranya dewasa. Setelah tiba saatnya, Abyasa pun turun takhta digantikan Pandu sebagai raja Hastina selanjutnya. Ia kembali menjadi pendeta di pertapaan Ratawu yang terletak di pegunungan Saptaarga. Abyasa merupakan pendeta agung yang sangat dihormati. Tidak hanya keluarga Hastina saja yeng menjadikannya tempat meminta nasihat, tetapijuga dari negeri-negeri lainnya. Akhir hayat Versi pewayangan mengisahkan kematian Abyasa sesaat sesudah perang Baratayuda usai, yaitu ketika keturunannya yang bernama Parikesit cucu Arjuna dilahirkan. Konon, atas jasa-jasanya selama hidup di dunia, datang kereta emas dari kahyangan menjemput Abyasa. Ia pun naik ke surga bersama seluruh raganya. Nama Dipayana kemudian diwarisi oleh Parikesit. Lihat pula Weda Mahabharata Filsuf Hindu Filsuf India Pujangga Hindu Sastrawan India Tokoh Mahabharata Resi
SABHAPARWA adalah buku kedua MAHABARATA. Buku ini menceritakan alasan mengapa sang Pandawa Lima ketika diasingkan dan harus masuk ke hutan serta tinggal di sana selama 12 tahun dan menyamar selama 1 tahun. Di dalam buku ini diceritakan bagaimana mereka berjudi dan kalah dari DURYODANA Ringkasan isi Kitab Sabhaparwa Niat licik Duryodana dan Sangkuni Semenjak pulang dari Indraprastha, Duryodana sering termenung memikirkan usaha untuk mendapatkan kemegahan dan kemewahan yang ada di Indraprastha. Ia ingin sekali mendapatkan harta dan istana milik Pandawa. Namun ia bingung bagaimana cara mendapatkannya. Terlintas dalam benak Duryodana untuk menggempur Pandawa, tetapi dicegah oleh Sangkuni. Sangkuni berkata, "Aku tahu Yudistira suka bermain dadu, tetapi ia tidak tahu cara bermain dadu dengan akal-akalan. Sementara aku adalah rajanya main dadu dengan akal-akalan. Untuk itu, undanglah dia, ajaklah main dadu. Nantinya, akulah yang bermain dadu atas nama anda. Dengan kelicikanku, tentu dia akan kalah bermain dadu denganku. Dengan demikian, anda akan dapat memiliki apa yang anda impikan". Duryodana tersenyum lega mendengar saran pamannya. Bersama Sangkuni, mereka mengajukan niat tersebut kepada Dretarastra untuk mengundang Pandawa main dadu. Duryodana juga menceritakan sikapnya yang iri dengan kemewahan Pandawa. Dretarastra ingin mempertimbangkan niat puteranya tersebut kepada Widura, tetapi karena mendapat hasutan dari Duryodana dan Sangkuni, maka Dretarastra menyetujuinya tanpa pertimbangan Widura. Pandawa dan Korawa main dadu Dretarastra menyiapkan arena judi di Hastinapura, dan setelah selesai ia mengutus Widura untuk mengundang Pandawa bermain dadu di Hastinapura. Yudistira sebagai kakak para Pandawa, menyanggupi undangan tersebut. dengan disertai para saudaranya beserta istri dan pengawal, Yudistira berangkat menuju Hastinapura. Sesampainya di Hastinapura, rombongan mereka disambut dengan ramah oleh Duryodana. Mereka beristirahat di sana selama satu hari, kemudian menuju ke arena perjudian. Yudistira berkata, "Kakanda Prabu, berjudi sebetulanya tidak baik. Bahkan menurut para orang bijak, berjudi sebaiknya dihindari karena sering terjadi tipu-menipu sesama lawan". Setelah mendengar perkataan Yudistira, Sangkuni menjawab, "Maaf paduka Prabu. Saya kira jika anda berjudi dengan Duryodana tidak ada jeleknya, sebab kalian masih bersaudara. Apabila paduka yang menang, maka kekayaan Duryodana tidaklah hilang sia-sia. Begitu pula jika Duryodana menang, maka kekayaan paduka tidaklah hilang sia-sia karena masih berada di tangan saudara. Untuk itu, apa jeleknya jika rencana ini kita jalankan?" Yudistira yang senang main dadu akhirnya terkena rayuan Sangkuni. Maka permainan dadu pun dimulai. Yudistira heran kepada Duryodana yang diwakilkan oleh Sangkuni, sebab dalam berjudi tidak lazim kalau diwakilkan. Sangkuni yang berlidah tajam, sekali lagi merayu Yudistira. Yudistira pun termakan rayuan Sangkuni. Mula-mula Yudistira mempertaruhkan harta, tetapi ia kalah. Kemudian ia mempertaruhkan harta lagi, tetapi sekali lagi gagal. Begitu seterusnya sampai hartanya habis dipakai sebagai taruhan. Setelah hartanya habis dipakai taruhan, Yudistira mempertaruhkan prajuritnya, tetapi lagi-lagi ia gagal. Kemudian ia mempertaruhkan kerajaannya, tetapi ia kalah lagi sehingga kerajaannya lenyap ditelan dadu. Setelah tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipertaruhkan, Yudistira mempertaruhkan adik-adiknya. Sangkuni kaget, tetapi ia juga sebenarnya senang. Berturut-turut Sahadewa, Nakula, Arjuna, dan Bima dipertaruhkan, tetapi mereka semua akhirnya menjadi milik Duryodana karena Yudistira kalah main dadu. Dropadi dihina di muka umum Harta, istana, kerajaan, prajurit, dan saudara Yudistira akhirnya menjadi milik Duryodana. Yudistira yang tidak memiliki apa-apa lagi, nekat mempertaruhkan dirinya sendiri. Sekali lagi ia kalah sehingga dirinya harus menjadi milik Duryodana. Sangkuni yang berlidah tajam membujuk Yudistira untuk mempertaruhkan Dropadi. Karena termakan rayuan Sangkuni, Yudistira mempertaruhkan istrinya, yaitu Dewi Dropadi. Banyak yang tidak setuju dengan tindakan Yudistira, tetapi mereka semua membisu karena hak ada pada Yudistira. Duryodana mengutus Widura untuk menjemput Dropadi, tetapi Widura menolak tindakan Duryodana yang licik tersebut. karena Widura menolak, Duryodana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Dropadi. Namun setelah para pengawalnya tiba di tempat peristirahatan Dropadi, Dropadi menolak untuk datang ke arena judi. Setelah gagal, Duryodana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Dropadi. Dropadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Dropadi menangis dan menjerit-jerit karena rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul. Dengan menangis terisak-isak, Dropadi berkata, "Sungguh saya tidak mengira kalau di Hastina kini telah kehilangan banyak orang bijak. Buktinya, di antara sekian banyak orang, tidak ada seorang pun yang melarang tindakan Dursasana yang asusila tersebut, ataukah, memang semua orang di Hastina kini telah seperti Dursasana?", ujar Dropadi kepada semua orang yang hadir di balairung. Para orang tua yang mendengar perkataan Dropadi tersebut tersayat hatinya, karena tersinggung dan malu. Wikarna, salah satu Korawa yang masih memiliki belas kasihan kepada Dropadi, berkata, "Tuan-Tuan sekalian yang saya hormati! Karena di antara Tuan-Tuan tidak ada yang menanggapi peristiwa ini, maka perkenankanlah saya mengutarakan isi hati saya. Pertama, saya tahu bahwa Prabu Yudistira kalah bermain dadu karena terkena tipu muslihat paman Sangkuni! Kedua, karena Prabu Yudistira kalah memperteruhkan Dewi Dropadi, maka ia telah kehilangan kebebasannya. Maka dari itu, taruhan Sang Prabu yang berupa Dewi Dropadi tidak sah!" Para hadirin yang mendengar perkataan Wikarna merasa lega hatinya. Namun, Karna tidak setuju dengan Wikarna. Karna berkata, "Hei Wikarna! Sungguh keterlaluan kau ini. Di ruangan ini banyak orang-orang yang lebih tua daripada kau! Baliau semuanya tentu tidak lebih bodoh daripada kau! Jika memang tidak sah, tentu mereka melarang. Mengapa kau berani memberi pelajaran kepada dia semua? Lagipula, mungkin memang nasib Dropadi seperti ini karena kutukan Dewa. cobalah bayangkan, pernahkah kau melihat wanita bersuami sampai lima orang?" Mendengar perkataan Karna, Wikarna diam dan membisu. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya beserta istrinya diminta untuk menanggalkan bajunya, tetapi hanya Dropadi yang menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Dropadi. Dropadi berdo'a kepada para Dewa agar dirinya diselamatkan. Sri Kresna mendengar do'a Dropadi. Secepatnya ia menolong Dropadi secara gaib. Sri Kresna mengulur kain yang dikenakan Dropadi, sementara Dursasana yang tidak mengetahuinya menarik kain yang dikenakan Dropadi. Hal tersebut menyebabkan usaha Dursasana menelanjangi Dropadi tidak berhasil. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha. Pandawa dibuang ke tengah hutan Melihat perbuatan Dursasana yang asusila, Bima bersumpah kelak dalam Bharatayuddha ia akan merobek dada Dursasana dan meminum darahnya. Setelah bersumpah, terdengarlah lolongan anjing dan serigala, tanda bahwa malapetaka akan terjadi. Dretarastra mengetahui firasat buruk yang akan menimpa keturunannya, maka ia segera mengambil kebijaksanaan. Ia memanggil Pandawa beserta Dropadi. Dretarastra berkata, "O Yudistira, engkau tidak bersalah. Karena itu, segala sesuatu yang menjadi milikmu, kini kukembalikan lagi kepadamu. Ma’afkanlah saudara-saudaramu yang telah berkelakuan gegabah. Sekarang, pulanglah ke Indraprastha". Setelah mendapat pengampunan dari Dretarastra, Pandawa beserta istrinya mohon diri. Duryodana kecewa, ia menyalahkan perbuatan ayahnya yang mengembalikan harta Yudistira. Dengan berbagai dalih, Duryodana menghasut ayahnya. Karena Dretarastra berhati lemah, maka dengan mudah sekali ia dihasut, maka sekali lagi ia mengizinkan rencana jahat anaknya. Duryodana menyuruh utusan agar memanggil kembali Pandawa ke istana untuk bermain dadu. Kali ini, taruhannya adalah siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, dan setelah masa pengasingan berakhir (yaitu pada tahun ke-13), yang kalah harus menyamar selama 1 tahun. Pada tahun yang ke-14, barulah boleh kembali ke istana. Sebagai kaum ksatria, Pandawa tidak menolak undangan Duryodana untuk yang kedua kalinya tersebut. Sekali lagi, Pandawa kalah. Sesuai dengan perjanjian yang sah, maka Pandawa beserta istrinya mengasingkan diri ke hutan, hidup dalam masa pembuangan selama 12 tahun. Setelah itu menyamar selama satu tahun. Setelah masa penyamaran, maka para Pandawa kembali lagi ke istana untuk memperoleh kerajaannya. Sabhaparwa di Indonesia Kitab Sabhaparwa juga dikenal dalam khazanah Sastra Jawa Kuno. Bacaan lebih lanjut Sabhaparwa, ditulis oleh Krishna Dwaipayana Wyasa, buku kedua dari seri Astadasaparwa kitab Mahābhārata. Kitab Mahabharata
Prasthanikaparwa atau Mahaprasthanikaparwa adalah buku Mahabharata yang ketujuh belas. Dalam buku ini diceritakan bagaimana Sang Pandawa Lima dan Dewi Dropadi mengundurkan diri dari Hastinapura dan pergi bertapa ke hutan. Mereka melakukan ini karena ajal sudah dekat. Akhirnya satu persatu para Pandawa dan Dropadi meninggal kecuali prabu Yudistira. Ringkasan isi Kitab Prasthanikaparwa Perjalanan terakhir bagi Pandawa dan Dropadi Akhirnya prabu Yudistira ditemani seekor anjing dan mendengar suara dari angkasa yang berkata akan mengangkatnya ke surga tanpa harus meninggal dulu. Ia hanya mau jika anjingnya juga diperbolehkan ikut. Hal ini pertama-tama ditolak, tetapi prabu Yudistira bersikeras dan akhirnya dituruti. Ternyata si anjing jelmaan Dewa Dharma yang ingin mengetesnya. Setelah naik di sorga, Yudistira tidak melihat saudara-saudaranya dan dewi Dropadi, ternyata mereka berada di neraka. Lalu dia menuntut supaya ditaruh di neraka saja sebab kenikmatan sorga adalah sia-sia tanpa saudara-saudaranya dan Dropadi. Lalu kisah ini dilanjutkan di buku ke 18 Swargarohanaparwa Lihat pula Swargarohanaparwa Kitab Mahabharata
Wanaparwa adalah buku ke-3 Mahabharata dan merupakan terusan langsung buku ke 2; Sabhaparwa. Di dalam Wanaparwa diceritakan bagaimana para Pandawa dan dewi Dropadi harus hidup di hutan selama 12 tahun karena Yudistira kalah berjudi. Buku Wanaparwa merupakan dasar inspirasi karya sastra Jawa Kuno; kakawin Arjunawiwaha karangan empu Kanwa. Kitab Mahabharata
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah jaringan televisi publik berskala nasional di Indonesia. TVRI berstatus sebagai Lembaga Penyiaran Publik bersama Radio Republik Indonesia (RRI), yang ditetapkan melalui Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran. TVRI merupakan jaringan televisi pertama di Indonesia, mulai mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962 dan diperingati sebagai Hari Televisi Nasional. TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia hingga tahun 1989, ketika televisi swasta pertama Indonesia, yakni RCTI, didirikan. TVRI saat ini mengudara di seluruh wilayah Indonesia dengan menjalankan 3 saluran televisi nasional dan 34 stasiun televisi daerah, serta didukung 361 stasiun transmisi (termasuk 129 stasiun transmisi digital) di seluruh Indonesia. Selain di televisi konvensional, siaran TVRI juga dapat ditonton melalui siaran streaming di situs resmi, aplikasi TVRI Klik, dan layanan OTT lainnya. Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan Reuters Institute for the Study of Journalism dan Universitas Oxford pada tahun 2021, TVRI merupakan salah satu media yang paling dipercaya masyarakat Indonesia dengan skor kepercayaan mencapai 66%. Sejarah 1961-1962: Ide, gagasan, dan siaran percobaan Tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari kehadiran TVRI adalah Maladi, seorang mantan penyiar RRI. Ia merupakan orang yang pertama kali mengusulkan gagasan berdirinya stasiun televisi di Indonesia pada tahun 1955 dan direncanakan untuk membantu sosialisasi pemerintah dalam pemilihan umum pertama yang akan diadakan pada tahun tersebut. Meskipun Presiden Soekarno (yang pada saat itu tidak memegang kekuasaan karena Indonesia saat itu bersistem parlementer) tertarik dengan usulan Maladi, kabinet yang berkuasa saat itu menolaknya karena dianggap terlalu mahal. Setelah Maladi menjadi Menteri Penerangan pada 1959, ia kembali mengusulkan ide tersebut ke Presiden Soekarno (yang kali ini sudah memegang kekuasaan pada era Demokrasi Terpimpin). Sang menteri berpendapat, bahwa dengan berhasilnya Indonesia terpilih sebagai calon tuan rumah Asian Games keempat pada tahun 1962, maka televisi dianggap mampu menjadi alat mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional lewat acara olahraga yang disiarkan, minimal satu cabang olahraga per hari. Usulan Maladi tersebut kemudian mulai diterima berbagai pihak, termasuk Presiden, sehingga pada tahun 1960, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara mengeluarkan Tap MPRS No. II/MPRS/1960 yang mendorong pendirian sebuah stasiun televisi, yang pada saat itu direncanakan sebagai televisi pendidikan dan beroperasi di universitas. Rencana penyelenggaraan siaran televisi pertama akhirnya mulai terwujud ketika pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah lembaga Komando Urusan Proyek Asian Games ke-IV (KUPAG). Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia (SK Menpen) No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2TV). Lembaga ini diketuai oleh R. M. Soetarto, kepala Direktorat Perfilman Negara. Selain Soetarto, ada juga wakilnya yaitu R. M. Soenarjo dan 7 orang anggota panitia, dan mereka bekerja bersama-sama dengan Departemen Penerangan untuk mempersiapkan siaran televisi di Indonesia. Untuk mempelajari lebih dalam tentang pertelevisian, Presiden kemudian mengirim Soetarto ke New York dan Atlanta, Amerika Serikat. Pada 23 Oktober 1961 pukul 09.30, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina, Austria mengirimkan teleks kepada Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi dengan target sebagai berikut: Membangun studio di eks-AKPEN (Akademi Penerangan) di Senayan, yang sekarang menjadi lokasi kantor pusat LPP TVRI. Pemilihan lokasi ini dikarenakan berada dekat dengan Gelanggang Olahraga Bung Karno, sehingga lebih praktis untuk menyiarkan acara Asian Games. Sebelum menempati lokasi tersebut, lokasi lain yang sempat dikaji sebagai tempat studio TVRI meliputi Gedung PFN Jatinegara, Gedung Jawatan Topografi, pemancar RRI di Kebayoran, dan beberapa tempat lainnya. Membangun dua pemancar: 100W dan 10 kW dengan menara setinggi 80 meter. Dibangun di dalam kompleks TVRI Senayan, awalnya menara ini sempat direncanakan berada di atas Hotel Indonesia atau eks Gedung Perfini. Pemancar kedua selesai dibangun pada 22 Agustus 1962 dan siap untuk dioperasikan beberapa jam sebelum Asian Games IV dimulai. Mempersiapkan software (program dan tenaga). Khusus suplai perangkatnya berasal dari NEC (Jepang), setelah melalui seleksi dari penyedia lain, seperti Siemens (Jerman Barat), RCA (Amerika Serikat), dan Marconi (Inggris). Selain dari NEC, perusahaan Jepang lain yang terlibat dalam persiapan TVRI adalah NHK, yang melatih calon pegawai-pegawai dan memberikan bantuan teknis bagi penyiarannya. Pelatihan ini dilakukan bagi pegawai-pegawai TVRI yang umumnya saat itu belum berpengalaman dalam pertelevisian, karena berasal dari RRI, PFN, maupun mahasiswa ITB. Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT RI ke-17 dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan format hitam-putih dan didukung pemancar cadangan berkekuatan 100W. Kompleks siaran TVRI selesai dalam waktu kurang dari setahun dan diresmikan pada 23 Agustus 1962 oleh ketua P2TV. 1962-1975: Siaran awal, status yayasan Pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dengan hadirnya TVRI, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki siaran televisi saat itu, setelah Jepang, Filipina, Thailand, Tiongkok, dan Korea Selatan, walaupun pada saat yang sama pesawat televisi di Indonesia hanya berjumlah 10.000-15.000 buah dan siaran TVRI hanya dinikmati sekitar 2% penduduk. Karena pembentukannya berkaitan erat dengan Asian Games, maka saat itu TVRI juga dimasukkan dalam struktur Organizing Committee Asian Games 1962, secara spesifik sebagai "Seksi Biro Radio dan Televisi Organizing Committee Asian Games IV". Pasca pembubaran Organizing Committee AG 1962, status TVRI kemudian berubah lagi menjadi di bawah Yayasan Bung Karno (pengelola kompleks olahraga Senayan) melalui Keputusan Presiden No. 318/1962 yang berada di bawah kendali langsung presiden. Studio TVRI yang pertama (saat itu dimaksudkan sebagai studio sementara) kemudian selesai pada 11 Oktober 1962. Status TVRI kemudian sempat diperdebatkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Penerangan, apakah harus berada di bawah mereka. Selain itu, muncul juga kesulitan mengelola keuangannya. Kedua masalah tersebut kemudian selesai ketika pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keputusan Presiden No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI, yang berarti menjadikan TVRI sebagai institusi terpisah dari lembaga lain. Status sebagai yayasan murni berlangsung hingga 1975. Secara dasar, Keputusan Presiden No. 215/1963 menyatakan bahwa Yayasan TVRI berada di bawah presiden (yang dibantu seorang direktur dan 3 direktur muda), serta TVRI merupakan entitas tunggal yang diberi hak dari negara bagi menyelenggarakan siaran televisi. Bisa dikatakan, bahwa status TVRI pada saat itu dimaksudkan merupakan campuran dari yayasan dan lembaga negara, dalam hal ini independen dalam pencarian dana namun bertanggung jawab kepada Departemen Penerangan dalam pemograman. Sifat TVRI yang berupa yayasan yang diketuai presiden ini justru menimbulkan sikap lembaga penyiaran yang tidak independen maupun berorientasi kepentingan publik yang efeknya akan terasa sampai akhir Orde Baru, apalagi ditambah dengan ketiadaan blueprint bagi pengembangan TVRI kedepannya. Keputusan Presiden No. 215/1963 pasal 4 dan 5 menyatakan bahwa TVRI berperan dalam "...pembangunan mental, khususnya masyarakat sosialis Indonesia", yang selaras dengan garis kebijakan pemerintahan Soekarno saat itu. Setelah Orde Baru mulai lahir, Keputusan Menteri Penerangan No. 34/1966 menyatakan bahwa TVRI harus menyesuaikan acaranya dengan penyebarluasan program pemerintah, Pancasila dan UUD 1945. TVRI pada Orde Baru menjadi alat bagi menciptakan kesatuan nasional dan menyosialisasikan program pembangunan pemerintah. Meskipun demikian, sebenarnya sempat muncul ide yang berusaha mengarahkan TVRI untuk lebih memenuhi keinginan pemirsanya yang mengarah ke hiburan, bukan sekedar menjadi kepanjangan penguasa. Bahkan, pada tahun 1972, Menteri Penerangan Boediardjo pernah mengusulkan perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Umum (Perum) agar "lebih berkarakter demokratis". Sayangnya, rencana tersebut lenyap dengan pergantian Menpen di tahun berikutnya, dan sebaliknya kemudian secara bertahap independensi TVRI mulai "dikebiri" pemerintah dengan kebijakan-kebijakannya. Karyawan TVRI pada 1963 mencapai 100 orang, dan pada pertengahan tahun yang sama, Divisi Pemberitaan didirikan, awalnya dipegang oleh 5 staf yang bekerja 14 jam sehari dan menyiarkan dua acara berita. Selain tenaga kerja dalam negeri, sebanyak 23 orang dari Jepang (yang merupakan hasil kerjasama Colombo Plan) awalnya juga sempat ditempatkan di TVRI untuk membantu pengembangannya, di bidang teknik, studio, pemancar, manajemen, film, produksi dan audio. Pendanaan TVRI berasal dari anggaran negara (sejak 1966), iklan (sejak 1 Maret 1963), iuran televisi (sejak akhir 1963) dan sponsor. Untuk memperluas jangkauannya, sejak tahun 1965 dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah yang dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan (1970), Ujung Pandang (1972), Surabaya (1978), Denpasar (1978), Manado (1978), Bandung (1987), dan Samarinda (1993). Banyak dari stasiun ini awalnya bukan didirikan langsung oleh TVRI, melainkan oleh beberapa lembaga lain (misalnya, di Yogyakarta oleh Deppen, dan di Medan dibentuk dari kerjasama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pertamina). Namun, seiring sentralisasi pemerintah Orde Baru dan kebutuhan modal yang lebih besar, stasiun daerah ini perlahan-lahan diintegrasikan dengan Stasiun Pusat Jakarta dan diatur secara lebih terpusat dalam pemogramannya. 1975-1998: Perubahan status, pelebaran sayap dan penurunan Pada tahun 1975, melalui SK Menpen No. 55B/Kep/Menpen/1975 (yang kemudian diubah oleh SK Menpen No. 230A/Kep/Menpen/1984), TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan RI dengan status direktorat (sebelumnya Unit Pelaksana Teknis hingga 1984) yang langsung bertanggungjawab pada Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film (Dirjen RTF). Aturan-aturan tersebut mengisyaratkan TVRI memiliki status ganda: selain sebagai Yayasan Televisi RI, juga sebagai Direktorat Televisi (yang sebenarnya sudah terbentuk sejak 1966 melalui SK Menpen No. 107/1966) bawahan Dirjen RTF, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen birokrasi. Hal ini kemudian juga cukup memengaruhi gaya manajemen TVRI yang kurang efisien. Selain menempatkan statusnya sebagai bagian Deppen, kemudian melalui Peraturan Pemerintah No. 37/1980, pemerintah Orde Baru secara resmi mengubah status seluruh karyawan TVRI menjadi Pegawai Negeri Sipil (dari sebelumnya karyawan Yayasan TVRI); sesuatu yang masih berlangsung hingga kini. Mulai tahun 1977, Stasiun Produksi Keliling (SPK) dibentuk secara bertahap di beberapa ibu kota provinsi, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah. Di tahun 1982, tercatat TVRI memiliki 10 SPK berarmada Mobil Unit Produksi, ditambah 9 stasiun, 193 menara pemancar dan 30 stasiun relai. SPK kemudian diperluas hingga 12 kota, mulai dari Banda Aceh hingga Jayapura. Karyawan TVRI juga terus bertambah, dari 898 orang pada 1972, menjadi 6.000 orang pada 1991. Untuk mengembangkan para karyawan tersebut, TVRI dan pemerintah membentuk sarana pelatihan (diklat) mulai tahun 1969-1970 (awalnya bekerjasama dengan tenaga ahli dari Jerman Barat) dan adanya Multi Media Training Centre di Yogyakarta yang mendapat bantuan dari Jepang. Pada tahun 1981, setelah menikmati pemasukan dominan dari iklan selama bertahun-tahun, Presiden Soeharto dalam pidatonya di DPR pada 5 Januari 1981 memutuskan untuk meniadakan iklan di TVRI. Kebijakan yang mulai berlaku dengan penerapan SK Menpen No. 30/Kep/Menpen/1981 pada 1 April 1981 ini sempat menuai kontroversi di masyarakat. Hal ini jelas memukul TVRI secara keuangan, karena pada 1975/1976 saja pendapatan iklan tampak jauh lebih besar dibanding anggaran dari negara maupun iuran. Beberapa ahli mengaitkan larangan ini dengan protes dari kelompok Islam dan anti-konsumerisme; ada juga yang berpendapat hal tersebut merupakan hasil persaingan dalam internal pemerintah Orba; namun ada juga yang menafsirkan karena pemerintah ingin menguatkan kendalinya atas siaran TVRI, terutama menjelang Pemilu 1982 dan akan lebih mudah setelah banyaknya keuntungan dari boom minyak. Sedangkan dari pemerintah kemudian menjustifikasi pelarangan iklan ini dengan alasan mencegah kecemburuan sosial dan efek negatif perilaku konsumtif, terutama di daerah yang dikhawatirkan akan berdampak pada pembangunan yang dicanangkan saat itu. Namun, kemudian demi menyiasati kebutuhan anggaran yang terus membengkak, maka sejak pertengahan 1980-an, model "iklan terselubung" berupa acara bersponsor juga mulai muncul di layar TVRI. Pemerintah pada tahun 1987 sempat berniat untuk mengizinkan lagi iklan di TVRI, tetapi hal ini tidak terwujud hingga 2002. Pada tanggal 1 Januari 1983, TVRI membuka sebuah kanal baru Programa 2 TVRI (kini TVRI Jakarta). Acara tunggalnya adalah siaran berita bahasa Inggris dengan nama English News Service selama setengah jam yang dimulai pada pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab bagian pemberitaan. Saluran ini, yang awalnya hanya memiliki cakupan pemirsa kecil (ekspatriat), kemudian sejak 1989 mulai dikembangkan menjadi siaran televisi yang menyesuaikan selera penduduk ibukota. Perluasan siaran juga terus dilakukan, hingga pada 1991, TVRI sudah dinikmati oleh 65% penduduk Indonesia dan telah memiliki 10 stasiun penyiaran daerah, delapan stasiun pemancar, 273 stasiun transmisi, 12 studio, serta dua studio alam di Bogor dan Depok. Dua tahun kemudian (1993), stasiun transmisi TVRI bertambah menjadi 350 lokasi, sedangkan stasiun penyiarannya menjadi 12 buah, ditambah 6 SPK dan 1 stasiun produksi di Balikpapan; dan 5 tahun kemudian (1998), angka-angka tersebut naik lagi dengan adanya 402 stasiun transmisi, 14 stasiun penyiaran serta 8 stasiun produksi. Mulai tahun 1989, monopoli TVRI di televisi dihapus saat pemerintah mengizinkan berdirinya RCTI sebagai televisi swasta pertama di Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah saat itu sesungguhnya tidak ingin melepas status TVRI sebagai pemain utama di pertelevisian nasional walaupun adanya pendatang baru swasta pada tahun 1989-1995. Hal ini misalnya ditunjukkan dengan adanya larangan televisi swasta memproduksi acara beritanya sendiri, karena TVRI-lah yang hanya diizinkan membuat acara berita. Sebagai gantinya, mereka diharuskan merelai sejumlah acara seperti siaran berita TVRI sebanyak tiga kali per hari (Berita Nasional, Dunia Dalam Berita dan Berita Terakhir; 19.00, 21.00 WIB dan sebelum tutup siaran), acara-acara kenegaraan seperti Proklamasi 17 Agustus, serta Laporan Khusus. Tidak lupa juga, pemerintah juga mewajibkan televisi swasta membayar 12,5% (awalnya 15% sebelum 1990) pendapatannya ke TVRI sebagai ganti TVRI tidak beriklan. Pemerintah beralasan bahwa landasan pembentukan TVRI, sebagai penyedia siaran tunggal televisi dalam Keputusan Presiden No. 215/1963 membuat TV swasta harus "berada di bawah pengendalian dan pengawasan TVRI". Televisi swasta pada saat itu dikonsepkan bukan sebagai pesaing, melainkan "pihak (bawahan)/pelaksana yang ditunjuk", "mitra" atau "pelengkap" dari posisi dominan TVRI pada saat itu (walaupun dalam faktanya sering kali tidak sesuai, misalnya dengan adanya beberapa program sejenis berita di televisi swasta dan seringnya mereka tidak memenuhi kewajiban pembayaran ke TVRI). Konsep seperti ini baru akan berakhir pasca runtuhnya Orde Baru pada 1998. Sebenarnya, dengan kehadiran televisi swasta, sempat muncul ide beberapa kali untuk mengubah status TVRI yang berupa yayasan non-komersial menjadi Badan Usaha Milik Negara berbentuk Persero atau Perum demi meningkatkan profesionalitasnya dan agar mampu berkompetisi. Bahkan, suatu sumber menyatakan bahwa transisi TVRI menjadi BUMN tersebut akan dilakukan di tahun 1995. Dalam penyusunan UU Penyiaran pertama pada 1997 pun, sempat muncul usulan klausul bahwa TVRI boleh beriklan "secara selektif". Meskipun sempat dipertimbangkan oleh DPR, Deppen, dan beberapa departemen lainnya, namun wacana-wacana tersebut kemudian menghilang begitu saja. Pada Undang-Undang Penyiaran No. 24/1997, status TVRI juga sempat direncanakan berubah menjadi Lembaga Penyiaran Pemerintah, suatu klausul yang tercatat tidak pernah berhasil diterapkan sampai undang-undang penggantinya disahkan. Walaupun saat itu TVRI masih belum menerima iklan, upaya meningkatkan pendapatannya sudah berusaha dilakukan seperti dengan menghadirkan layanan teleteks TVRI-Text, teleteks kedua di Indonesia setelah RCTI di tahun 1994. TVRI menggandeng PT Pilar Kumalajaya untuk mewujudkan layanan tersebut, yang saat itu diperkirakan akan berlangsung selama 30 tahun dalam skema bagi hasil (15%-85%). Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI saat itu adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua arah) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha pemerintah. Semua kebijakan pemerintah Orde Baru beserta programnya, yang bertujuan untuk "membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, di mana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual" harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibu kota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik. Semua pelaksanaan siaran TVRI harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik) dari pemerintah. Hal ini mengakibatkan TVRI terpuruk dengan layanan seadanya dengan kekentalan pesan ideologis. TVRI disebut "tidak memiliki independensi dalam kebijakan editorial". Kondisi itu menyebabkan menurunnya semangat kerja, kreativitas dan produktivitas karyawan. Akibatnya, TVRI pasca 1980-an tampak terlihat tidak menarik di mata publik. Acara lokal yang ada, lebih terkesan menonjolkan "suara pemerintah" dibanding memberikan hiburan menarik, begitu juga dengan acara beritanya. Ini diperparah dengan ketiadaan pendanaan yang mencukupi di luar pemerintah (selain iuran), sehingga acara yang dihasilkan sering kali seadanya di tengah kebutuhan lain (seperti membangun transmisi di berbagai daerah) yang terus meningkat. Misalnya, pada tahun 1987-1988, pengeluaran TVRI mencapai Rp 67,4 miliar, sedangkan pemasukannya hanya Rp 53 miliar (iuran Rp 43 miliar dan subsidi pemerintah Rp 10 miliar). TVRI pun memulai era penurunannya sejak itu, dan hal tersebut bahkan terjadi sebelum era televisi swasta. Dengan kehadiran open-sky policy (kebijakan langit terbuka) pasca peluncuran Satelit Palapa sejak 20 Agustus 1986, penduduk yang bisa menggunakannya pun lebih memilih menonton siaran asing menggunakan parabola. Di daerah perbatasan, penduduk di sana lebih memilih menonton luberan siaran luar negeri; sedangkan di daerah perkotaan, beberapa penduduk kelas atas banyak yang menyewa kaset-kaset VHS/Betamax film-film impor sebagai tontonannya. Lahirnya televisi swasta pun makin memukul TVRI: diperkirakan pada 1990-an, penontonnya tidak lebih dari 6% penonton siaran televisi di Indonesia. 1998-2006: Restrukturisasi Periode pasca kejatuhan Orde Baru memberikan peluang dan tantangan besar bagi TVRI. Di satu sisi, TVRI bisa melepaskan diri dari status sebagai "agen/corong propaganda" pemerintah dan mulai mengarahkan operasionalnya menjadi public service broadcasting (penyiaran publik). Namun, di sisi lain perubahan juga membuat TVRI berada dalam ketidakpastian selama hampir 7 tahun, yang sempat cukup pelik karena ditambah masalah keuangan akibat pengaruh krisis moneter. Salah satu akar masalah itu muncul dari penghapusan Departemen Penerangan pada tahun 1999, di bawah Presiden Abdurrahman Wahid. Walaupun didasari bagi menciptakan kebebasan pers, tetapi langkah ini sempat memicu ketidakpastian status TVRI. Hal ini karena sebelumnya TVRI merupakan bawahan dari departemen tersebut. Kehadiran Badan Informasi dan Komunikasi Nasional (BIKN) lewat Keputusan Presiden No. 153/1999 tidak memperjelas statusnya, karena TVRI tidak disebutkan bernaung di sana. Akibatnya, TVRI harus sementara bernaung di bawah Departemen Keuangan dan mengoordinasikan operasionalnya bersama BKN, Direktorat Radio, dan lembaga lainnya untuk menjaga kesinambungan kepegawaian dan anggaran. TVRI kemudian memasuki periode transisi menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) sejak 12 Desember 1999, meskipun tidak terlalu mengganggu siarannya yang masih berjalan secara normal. Akhirnya, status Perjan resmi melekat pada TVRI di tanggal 7 Juni 2000 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 36/2000, yang berarti juga menggantikan statusnya sebagai yayasan sejak 1963. TVRI dalam aturan tersebut disesuaikan dengan prinsip-prinsip televisi publik, independen, netral, mandiri, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Status Perjan dipilih karena belum mandirinya keuangan TVRI (masih banyak didukung APBN) dan belum selesainya pengaturan tentang aset-asetnya. Diharapkan, dengan perubahan status tersebut TVRI mampu mempersiapkan dirinya untuk menjadi perseroan terbatas (PT). Bahkan, pemerintah pada saat itu juga direncanakan hendak menggaet investor strategis dalam membantu pembenahannya. Selanjutnya, pada Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64/2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi keuangan. Setelah hampir dua tahun berstatus Perjan, di tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9/2002 yang mengubah status TVRI menjadi PT TVRI (Persero) di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN. Melalui status ini pemerintah mengharapkan direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang manajemen, struktur organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan. Pembenahan yang dilakukan seperti dengan konsolidasi dan restrukturisasi di bidang pemasaran, pemrograman serta khususnya mengenai karyawan TVRI. Karyawan PT TVRI (Persero) diharapkan bisa ditata sesuai kualifikasi dan keahlian yang jelas oleh pihak direksinya, dan jikalau perlu, merekrut tenaga profesional dari luar. Walaupun sejak perubahan menjadi PT Persero tersebut TVRI boleh menerima iklan kembali, bukan berarti kondisinya langsung membaik setelah dikeluarkannya kebijakan tersebut. Justru, karena pada saat itu (2002-2003) secara internal TVRI kekurangan dana mandiri, status persero yang mewajibkan agar perusahaan bisa mencari pendapatan sendiri makin menyulitkan TVRI mencari dana karena acara-acaranya kurang pengiklan. Jikalau diberi anggaran dari pemerintah pun, jumlahnya amat kecil (dari pengajuan Rp 1,3 T pada 2002, tetapi hanya diberi Rp 150 miliar atau 1/10-nya saja). Karut-marut TVRI bertambah dengan konflik antara Direktur Utama TVRI saat itu, Sumita Tobing dengan DPR mengenai audit pendanaan dan permodalan TVRI; polemik perjanjian dengan televisi swasta mengenai komitmen 12,5% pendapatan mereka ke TVRI (pada era Orde Baru), yang walaupun sudah diakhiri pada 19 Oktober 2001 namun hutangnya tidak kunjung dibayar; langkah radikal Sumita yang justru mengganggu status quo orang-orang lama; adanya tudingan korupsi, dan ikut campurnya kepentingan politik dalam perencanaan transisi dari Perjan ke PT tersebut. Hal ini sempat mengakibatkan masalah dalam dihentikannya siaran sejumlah stasiun daerah TVRI, seperti di Medan. Awal transisi menjadi PT pun terkesan setengah-setengah: TVRI selama setahun tidak memiliki anggaran dasar dan akta notaris. Baru pada 15 April 2003, akhirnya TVRI resmi menjadi PT Persero. Dengan perubahan status yang mulai berlaku secara formal dan di bawah manajemen baru, TVRI mulai berusaha memperbaiki masalah-masalahnya. Seiring perkembangan teknologi, di era ini TVRI juga mulai meningkatkan siarannya menggunakan kanal UHF, setelah sebelumnya hanya bisa ditangkap di kanal VHF. Terdapat dua kota awal di mana TVRI disiarkan menggunakan kanal UHF, yaitu Bandung dan Surabaya. Belakangan, siaran berbasis UHF tersebut diperluas ke beberapa kota lain, seperti di Medan, sejumlah kota di Kalimantan dan Jawa Timur, serta Jakarta dan sekitarnya. Khusus yang terakhir, siaran TVRI dalam kanal UHF resmi dimulai pada 18 Mei 2002, setelah pemancar Gunung Tela di Bogor selesai dibangun yang berkekuatan pancar 80 kW. Selain itu, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2003, TVRI juga mulai mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun transmisinya, yang kala itu sebanyak 395 buah setelah sempat ada yang rusak dan terhenti operasionalnya. Melalui Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang terpisah dari kementerian mana pun. Dengan perubahan status TVRI ke lembaga penyiaran publik, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun. Selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang, yaitu sebagai televisi publik dengan sasaran khalayak yang jelas. Undang-undang ini kemudian diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 13/2005. Klausul dua peraturan tersebut mengenai status TVRI akhirnya resmi berlaku pada 24 Agustus 2006, ketika di hari ulang tahunnya ke-44, TVRI resmi menyandang status sebagai Lembaga Penyiaran Publik sampai saat ini. Perubahan status ini resmi mengakhiri polemik tentang status PT TVRI (Persero) yang dirasa menyimpang dari Undang-Undang Penyiaran; dan berarti juga menyelesaikan permasalahan status TVRI sejak 1999. 2006-kini: Modernisasi dan penyempurnaan siaran Mengikuti rencana pemerintah untuk memperkenalkan televisi digital di Indonesia, TVRI meluncurkan siaran digitalnya pada 21 Desember 2010 dengan cakupan awal di Jakarta, Surabaya dan Batam. Pada waktu yang sama, TVRI juga meluncurkan dua saluran terestrial digital yang merupakan saluran terestrial digital pertama di Indonesia: TVRI 3 (kini TVRI World) dan TVRI 4 (kini TVRI Sport). Peluncuran dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Meskipun demikian, hingga pertengahan 2010-an, TVRI layaknya hidup segan mati tak mau. Berganti-ganti pimpinan, bahkan sampai dipecat dari DPR, TVRI tampak selalu kalah pamor dari televisi swasta, belum lagi kontroversi yang beberapa kali dibuat, seperti penayangan acara Partai Demokrat pada 2013, konflik internal, dan beberapa kali tuduhan korupsi. Bagi beberapa pihak, hal ini disebabkan oleh kombinasi internal dan eksternal TVRI. Dari internal, TVRI memiliki PNS yang jumlahnya berkali-kali lipat lebih banyak dari televisi swasta, dan kebanyakan sudah berusia tidak muda lagi. Belum lagi anggaran-anggaran seperti konsumsi yang terlihat tidak efisien, dan perangkat-perangkat siaran yang berusia tua. Di satu sisi, pemerintah selama ini cenderung tidak bersikap "manis" pada TVRI: misalnya dengan tidak memberikan anggaran mencukupi (di bawah Rp 1 triliun/tahun, sangat jauh jika dibandingkan misalnya dengan BBC dan NHK), melarangnya memberhentikan pejabat secara mandiri, dan kebanyakan memilih petingginya yang didasarkan pada kepentingan politis. Akibatnya cukup buruk, seperti TVRI mendapatkan opini disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada laporannya selama 2013-2017. Di tahun 2017, "raja kuis" Helmy Yahya terpilih sebagai Direktur Utama TVRI menggantikan Iskandar Achmad yang sudah habis masa jabatannya, begitu juga Apni Jaya Putra (mantan Direktur Program Kompas TV) yang menjadi direktur pemograman TVRI. Di era kepemimpinan Helmy dan Apni, TVRI mulai merombak acara maupun siaran secara besar-besaran, yang ditujukan agar TVRI bisa mendapat hati di kalangan pemirsa muda (kekinian) dan tampak modern. Upaya menghapus citra jadul juga dilakukan dengan merubah logo TVRI (dan 29 stasiun daerahnya) untuk yang kedelapan kalinya pada 29 Maret 2019 pukul 20.20 WIB, saat acara Konser Musik: Menggapai Dunia sedang berlangsung di Auditorium TVRI Jakarta. Langkah Helmy dan Apni yang out of the box dengan memikirkan rating memicu kontroversi yang berakhir dengan pemberhentiannya, karena cara pandang umum yang ada adalah TVRI sebagai lembaga penyiaran publik seharusnya tidak memikirkan soal rating. Walau demikian, pada masa kepemimpinannya TVRI berhasil memperoleh opini "wajar tanpa pengecualian" dari BPK, pencapaian yang dapat dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya. Pada Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Hal ini bertujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara televisi dengan kualitas gambar dan suara yang lebih baik, sekaligus mempersiapkan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Indonesia dalam waktu dekat. Selain diwarnai kepemimpinan baru, untuk membantu menyempurnakan kinerjanya, sejak 2010-an beberapa kalangan sudah mengusulkan penggabungan TVRI dengan RRI yang sama-sama merupakan Lembaga Penyiaran Publik, menjadi LPP Radio Televisi Republik Indonesia (RTRI). Identitas Logo Logo TVRI pada era 1960-an hingga 1990-an berbentuk segi empat, kemudian menjadi segi lima. Terjadi tiga kali perubahan logo dalam era ini, sehingga rata-rata perubahan terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun. Dari kedua logo pertama, tercermin fungsi dasar TVRI yang mengacu pada tiga fungsi media (disimbolkan kotak TV) yakni informasi, edukasi dan hiburan. Perbedaannya terletak pada simbol kotak yang setara dengan "RI" pada logo pertama yang menyatu dalam bingkai pada logo kedua; juga hadirnya nuansa warna merah, hijau dan biru sebagai cerminan TVRI memasuki era teknologi berwarna. Pada logo ketiga, nuansa keindonesiaan makin kentara dengan bentuk segi lima yang mencerminkan simbol Pancasila; namun ditambah ilustrasi bola dunia yang memosisikan TVRI sebagai "pembawa gawang khatulistiwa". Sejak 1999, dalam waktu kurang dari dua dekade, logo TVRI berubah sebanyak lima kali. Walau demikian, gaya huruf TVRI tetap sama, begitu juga bentuknya yang sekilas berupa segi empat yang menyimbolkan televisi. Perbedaan yang ada kebanyakan hanya pada nuansa pemakaian warna. Biasanya ada pemaknaan spesifik pada setiap upaya pergantian logo, seperti di tahun 1999 yang menandai citra TVRI yang baru sebagai televisi publik di era Reformasi dan pada tahun 2003 yang menandakan pergantian statusnya dari Perjan ke PT Persero. Di tahun 2007, gaya huruf TVRI dimodifikasi dengan menambah "cakar" atau "gancu" pada logo, yang digunakan hingga Maret 2019. Adapun logo ini secara resmi diinterpretasikan menggambarkan "layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa". Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI, diintepretasikan sebagai huruf "P" yang merupakan tanda 5 lima makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh. P sebagai huruf awal dari kata "Publik" yang berarti memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. P sebagai huruf awal dari kata "Perubahan" yang berarti membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna. P sebagai huruf awal dari kata "Perintis" yang berarti merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia. P sebagai huruf awal dari kata "Pemersatu" yang berarti merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau. P sebagai huruf awal dari kata "Pilihan" yang berarti menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat. Selain itu, bentuk lengkung dengan ekor yang runcing dan dinamis tersebut dapat dibaca juga melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah, menandakan gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan zaman serta tuntutan masyarakat. Warna biru dipiih sebab mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif; sedangkan warna jingga dan merah yang searah (dari kiri ke kanan) melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna semangat dan dinamika perubahan menuju arah yang lebih sempurna. Pada 29 Maret 2019, logo TVRI berganti kembali dalam rangka upaya penjenamaan kembali (rebranding). LPP TVRI tidak lagi mengganti logo dengan pola sayembara atau dibuat secara internal, oleh karena TVRI menganggap logo juga merupakan "bagian dari gambaran korporasi yang dapat mempengaruhi budaya korporasi". Sebagai gantinya, kali ini pergantian logo dilakukan dengan bantuan sebuah agensi penjenamaan, DM ID yang dipersiapkan selama 6 bulan. Logo dan rebranding tersebut dilakukan demi memenuhi visi TVRI sebagai "penyiar publik kelas dunia" yang menuntut adanya identitas baru yang lebih modern, simpel dan berkelas dunia. Selain itu, diharapkan dengan logo barunya, TVRI selalu menjadi televisi pemersatu bangsa dan menyuarakan kehebatan Indonesia, serta menjadi suara yang memotivasi, menginspirasi, dan membanggakan Nusantara hingga ke seluruh Indonesia. Sebenarnya logo TVRI yang baru direncanakan akan dirilis pada kuartal keempat tahun 2018, tetapi karena satu dan lain hal, maka diundur pada akhir Maret 2019. Secara resmi, logo baru (yang sekilas nampak mirip dengan logo perusahaan penyiaran asal Jerman, Deutsche Welle) ini diinterpretasikan sebagai "Lingkaran Penyambung Dunia" yaitu satu siaran, satu suara, dan satu Indonesia untuk dunia. Adapun pemaknaan dari komponen-komponennya adalah: Logo menggunakan satu bulatan berwarna biru dengan tulisan RI (Republik Indonesia) yang sangat menonjol di dalamnya, yang memberi kesan bahwa LPP TVRI kini goes to the world; hal ini sejalan dengan visi TVRI untuk menjadi Lembaga Penyiaran Publik berkelas dunia (world class public broadcaster). LPP TVRI hanya menggunakan dua warna pada logo untuk komunikasi visualnya. Biru trusted blue solid diambil dari warna biru laut dan langit Indonesia, menyimbolkan ketegasan, simpel dan elegan. Biru juga menitikberatkan potensi TVRI sebagai sumber referensi terpercaya dan media pemersatu bangsa di masa depan. Warna ini menjadi warna resmi (corporate color) TVRI. Putih menjelaskan fleksibilitas, mudah beradaptasi dengan perubahan. Warna ini digunakan pada layar kaca (dengan transparansi 80%) dan promosi. Font yang digunakan adalah Avenir dan Gotham (dengan segala turunannya). Penggunaan hanya dua jenis font dimaksudkan untuk menjaga konsistensi cara berkomunikasi visual. Selain perubahan logo, juga dilakukan perubahan grafis yang diambil dari logo TVRI. Grafis TVRI menggunakan tiga bulatan, satu bulatan besar, satu bulatan sedang dan satu bulatan kecil, yang melambangkan semesta. Tiga bulatan juga menelaskan satu dunia, satu Indonesia dan satu LPP TVRI. Grafis ini diaplikasikan dengan lima warna, yaitu biru dan turunannya untuk semua program yang berbasis informasi; hijau dan turunannya untuk program berbasis ilmu pengetahuan, agama dan kebudayaan; merah untuk olahraga; warna ungu dan turunannya untuk program hiburan; dan warna jingga dan turunannya untuk program anak-anak. Slogan Menjalin Persatuan dan Kesatuan (1962-2001) Makin Dekat di Hati (2001-2003) Semangat Baru (2003-2012) Saluran Pemersatu Bangsa (2012-2019) Media Pemersatu Bangsa (2019-sekarang) Layanan Televisi Saluran nasional Saat ini stasiun pusat TVRI mengoperasikan tiga saluran, yakni: TVRI (atau TVRI Nasional) adalah saluran utama TVRI, yang bersiaran sejak tahun 1962. Saluran ini menayangkan ragam program, mulai dari berita, informasi, religi, hiburan, hingga anak-anak. TVRI Kanal 2 (juga disebut TVRI Daerah) adalah nama kolektif untuk saluran yang dikhususkan untuk siaran stasiun TVRI daerah. Awalnya, Programa 2 merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut saluran TVRI yang terpisah dari sistem televisi berjaringan antara TVRI Nasional dan stasiun TVRI Daerah. Terdapat dua daerah yang tercatat pernah menerapkan saluran TVRI yang terpisah dari saluran utama TVRI Nasional, yaitu Programa 2 Jakarta dan Programa 2 Surabaya. Siaran Programa 2 di dua kota ini ditargetkan bagi masyarakat perkotaan dengan titik berat acara hiburan, sehingga saat itu diharapkan menjadi pesaing televisi swasta saat muncul di awal 1990-an. Namun, kemudian ide ini tercatat kurang berhasil dikembangkan. Istilah Kanal 2 kini digunakan untuk menyebut saluran lokal stasiun TVRI Daerah yang terpisah siarannya dari TVRI Nasional (dalam hal ini tidak merelay/berjaringan lagi), yang mulai nampak setelah munculnya siaran digital. Sistem ini diterapkan di televisi digital terestrial untuk seluruh Indonesia. TVRI World adalah saluran khusus digital berbahasa Inggris yang menargetkan pemirsa luar negeri dan dalam negeri (kelas menengah ke atas) dan sedang menjalani siaran percobaan. Sebelumnya bernama TVRI Kanal 3, saluran ini aslinya diluncurkan pada tahun 2010 bersamaan dengan siaran digital dari TVRI dan stasiun TVRI Daerah. TVRI Sport adalah saluran khusus digital yang menayangkan program acara berkaitan dengan olahraga. Saluran ini juga diluncurkan pada tahun 2010 bersamaan dengan siaran digital dari TVRI Nasional dan stasiun TVRI Daerah. Stasiun daerah Selain stasiun pusat yang berada di Jakarta, TVRI juga memiliki 34 stasiun daerah (33 sudah bersiaran secara definitif/masa percobaan, 1 masih dalam proses untuk mulai bersiaran) yang tersebar di sebagian besar provinsi di Indonesia. Di siaran terestrial analog, TVRI stasiun daerah bisa dikatakan merupakan jaringan TVRI Nasional dengan merelay siaran pusat TVRI (dan terkecuali di Jakarta, menempati kanal yang sama); praktik yang perlahan-lahan dikurangi dengan keberadaan siaran digital yang memberikan tempat bagi siaran stasiun daerah secara mandiri. Selama ini, stasiun TVRI daerah menyiarkan acara yang bersifat lokal (termasuk berita daerah) secara terbatas pada jam-jam tertentu. Program-programnya diproduksi oleh stasiun TVRI daerah dan dapat bekerjasama dengan pihak lain. Siaran stasiun TVRI daerah pada umumnya juga direlay oleh stasiun relay di wilayah provinsi tersebut, yang kini berjumlah 207 stasiun transmisi digital. Berikut ini adalah daftar stasiun TVRI daerah saat ini, masing-masing dengan lokasi stasiun: Catatan: Pada saat Provinsi Timor Timur (kini Timor Leste) masih berintegrasi dengan Indonesia, TVRI mempunyai stasiun bernama TVRI Dili yang berpusat di kota Dili. Stasiun tersebut ditutup pada tahun 1999 setelah provinsi tersebut lepas dari Indonesia. Dari asetnya didirikan TV UNTAET, saat ini berupa RTTL. Layanan daring Situs web TVRI (dengan alamat www.tvri.co.id) telah ada setidaknya pada bulan September 2001. Situs ini mulanya berbentuk portal berita dan informasi terkait siaran TVRI. Pada tahun 2018, menurut arsip Wayback Machine, alamat tersebut dialihkan menjadi www.tvri.go.id. TVRI saat ini mengoperasikan dua layanan daring. TVRI Klik adalah layanan yang fokus pada streaming daring seluruh saluran TVRI serta stasiun-stasiun daerah. TVRI VoD adalah layanan video sesuai permintaan (video-on-demand) yang berisi program-program TVRI. Keduanya dapat diakses melalui situs web serta aplikasi Android dan iOS. Selain TVRI Klik, layanan streaming dari seluruh saluran nasional dan stasiun daerah TVRI juga dapat diakses melalui situs web TVRI. TVRI memiliki portal berita di TVRINews.com. Situs ini telah muncul setidaknya sejak 2014, dan telah mengalami beberapa perubahan sejak saat itu. Selain itu, TVRI – bersama Antara dan RRI – juga mengelola Redaksi Nasional, sebuah portal berita bersama yang digunakan sebagai pusat berita tentang agenda-agenda nasional tertentu, seperti Pekan Olahraga Nasional dan Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun 2022 lalu. Lainnya Kantor pusat TVRI berada di Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berdekatan dengan Gelora Bung Karno. Kompleks kantor pusat ini meliputi studio utama berlantai empat yang memiliki luas lantai 24 ribu meter persegi dan dibangun dari 1976—1983; gedung pusat operasional berlantai 12 seluas 11.509 meter persegi yang dibangun pada Agustus 1983—April 1985; dan Menara TVRI berketinggian 144,7 meter yang dibangun pada tahun 1975—1977. Khusus Menara TVRI, menara ini menggantikan menara lama yang beroperasi sejak 1962 dan berketinggian 85 meter, ​namun kemudian digantikan lagi saat ini oleh menara 300 meter di Joglo, Kembangan, Jakarta Barat. Tiga menara tersebut, dalam sejarahnya, memancarkan siaran TVRI ke Jabodetabek dan sekitarnya. TVRI memiliki Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat TVRI) yang memberikan pelatihan di bidang pertelevisian. Selain itu, TVRI juga mengelola Studio Alam TVRI di Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Studio ini berupa alam terbuka hijau yang digunakan sebagai tempat produksi beberapa acara TVRI dan juga dimanfaatkan sebagai area rekreasi. Organisasi Tugas dan kelembagaan Status TVRI sebagai lembaga penyiaran publik ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 13 Tahun 2005, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002. TVRI saat ini menjadi lembaga tersendiri dan tidak berada di bawah kementerian mana pun. Pasal 14 Undang-Undang No. 32/2002 menyatakan bahwa TVRI, sebagai LPP, adalah lembaga penyiaran yang berbentuk "badan hukum yang didirikan oleh negara; (bersifat) independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat". Peraturan Pemerintah No. 13/2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah "memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia". Struktur kelembagaan TVRI terdiri dari lima dewan pengawas dan lima dewan direksi. Keduanya mempunyai masa kerja lima tahun, dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa kerja berikutnya. Dewan Pengawas Dewan pengawas TVRI ditetapkan oleh Presiden atas usul Dewan Perwakilan Rakyat; setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka atas masukan dari pemerintah dan/atau masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 11/2005, dewan pengawas berfungsi mewakili masyarakat, pemerintah, dan unsur lembaga penyiaran publik yang menjalankan tugas pengawasan untuk mencapai tujuan lembaga penyiaran publik. Struktur dewan pengawas TVRI saat ini adalah sebagai berikut: Dewan Direksi Dewan direksi TVRI diangkat dan ditetapkan oleh dewan pengawas. Dewan direksi berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan TVRI. Struktur dewan direksi TVRI saat ini adalah sebagai berikut: Daftar Direktur Utama Catatan: Hingga menjadi Perjan pada 2000, jabatan dari pemimpin TVRI adalah "Direktur TVRI" atau "Direktur Televisi". Pendanaan Menurut Undang-Undang No. 32/2002, sumber pendanaan TVRI dapat berasal dari iuran penyiaran, APBN, sumbangan masyarakat, siaran iklan, dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Usaha lain tersebut, yang saat ini digabungkan dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 66/2020, meliputi jasa digitalisasi penyiaran (iklan di situs web), jasa pendidikan dan pelatihan pertelevisian, jasa sertifikasi profesi penyiaran televisi, jasa penggunaan sarana dan prasarana (sewa tempat di pemancar dan lahan aset), jasa produksi acara, jasa multipleksing, dan royalti produksi acara. TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak April 1981 TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI baru kembali menayangkan iklan pada awal dekade 2000-an seiring dengan perubahan struktur kelembagaan dan pengesahan Undang-Undang No. 32/2002. Iklan di TVRI berubah dari waktu ke waktu. Di era 1970-an, saat masih menerima iklan, cukup banyak perusahaan besar yang mengiklankan produknya di TVRI (seperti Fujifilm dan Unilever). Bagaimanapun, banyaknya pengiklan yang didominasi perusahaan asing tersebut menimbulkan kritik banyak pihak saat itu dengan alasan mendorong konsumtivisme, yang akhirnya berbuah pelarangan iklan produk mewah serta pelarangan total iklan di TVRI masing-masing pada tahun 1975 dan 1981. Kondisi berbeda muncul ketika TVRI dapat menerima iklan lagi sejak 2002, dengan lebih banyak menayangkan iklan dari institusi pemerintah maupun iklan layanan masyarakat dan tampak selalu berada dalam posisi "buncit" dalam perolehan iklan televisi di Indonesia. Akibatnya, TVRI pusat dan daerah pernah menyiarkan beberapa jenis iklan kontroversial, seperti iklan pengobatan alternatif ataupun SMS premium demi mencari dana. Walaupun demikian, seiring dengan adanya beberapa acara yang cukup populer (biasanya event besar), TVRI juga mulai dilirik oleh beberapa perusahaan besar kembali. Pemerintah mengatur tarif iklan TVRI dalam Peraturan Pemerintah No. 33/2017, dengan besaran yang cenderung lebih rendah dibanding televisi swasta. Selain itu, Undang-Undang No. 32/2002 juga membatasi persentase iklan di TVRI sebesar 15% jam siarnya (televisi swasta 20%), dengan 30% iklannya adalah iklan layanan masyarakat. Antara dekade 1960-an hingga 1990-an, TVRI (melalui Yayasan TVRI) juga pernah menarik "iuran televisi" kepada setiap pemilik televisi. Walaupun sampai saat ini dalam peraturan perundang-undangan masih diperbolehkan menerima iuran, tetapi saat ini TVRI tidak melakukannya. Direktur Program dan Berita TVRI 2017-2020 Apni Jaya Putra pada tahun 2018 mengatakan pihaknya tidak menarik iuran karena dianggap sulit diterima publik. Selain itu, iuran televisi – seperti halnya sumbangan masyarakat – belum pernah diatur sebagai PNBP untuk TVRI. Karyawan Pada tahun anggaran 2007, karyawan TVRI berjumlah 6.099 orang (5.085 orang pegawai negeri sipil (PNS) di bawah Kemenkominfo dan 1.014 orang tenaga honor/kontrak) yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan TVRI pusat. Namun, hingga tahun 2018 karyawan TVRI tinggal sebanyak kurang lebih 4.300 orang, dengan sekitar 1.800 orang adalah karyawan TVRI pusat dan sekitar 90% di antaranya merupakan PNS. Kondisi ini disebabkan adanya kebijakan moratorium penerimaan pegawai baru TVRI oleh pemerintah selama lebih dari 16 tahun. Kritik dan kontroversi Masalah struktural Beberapa masalah struktural sampai saat ini masih sering kali menghambat kinerja TVRI. Hal ini seperti jumlah karyawan yang banyak, tetapi sudah berumur sehingga tidak efisien, yang sayangnya tidak bisa dipecat oleh TVRI secara independen karena status PNS; ataupun karena jika dilakukan dikhawatirkan akan membuat pergolakan internal. Kemudian ada juga soal tumpang-tindihnya kewenangan Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi di beberapa bidang sehingga sering kali menyebabkan saling tuduh ikut campur dan konflik antara keduanya (seperti kasus pemecatan dirut Farhat Syukri dan Helmy Yahya pada 2013 dan 2019); belum lagi ditambah pemilihan anggota Dewas oleh DPR sering kali menyebabkan pertimbangan politis lebih dipentingkan dibanding kualitas. Kasus korupsi Pada masa direksi pimpinan Sumita Tobing mulai tahun 2001, permasalahan keuangan mulai bermunculan. Salah satunya pada pembangunan stasiun pemancar di Gunung Tela, yang dinilai bermasalah oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan turut menyumbang permasalahan pada kondisi keuangan TVRI. Belakangan pada 2014, Sumita Tobing dinyatakan melakukan korupsi pengadaan peralatan siar TVRI yang merugikan negara sebesar Rp 12,4 miliar. Ia dijatuhi pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan dan pidana denda Rp 250 juta. Pada tahun 2013, Direktur Keuangan TVRI Eddy Machmudi Effendi diberi hukuman penjara 8 tahun 6 bulan atas kasus pengadaan program siap siar tahun 2012 yang bernilai Rp 47,8 miliar. Kasus ini melibatkan Direktur Berita dan Program Irwan Hendarmin, Direktur Utama PT Media Arts Image Iwan Chermawan, pejabat pembuat komitmen yang merupakan pejabat tinggi TVRI Yulkasmir, dan komedian senior yang juga direktur Viandra Productions Mandra, yang menyebabkan kasus ini juga dikenal sebagai "Mandragate". Maraknya budaya korupsi ini, salah satunya ditengarai oleh minimnya akuntabilitas TVRI ke publik. Tayangan politik TVRI masa Orde Baru kerap dikritik karena menonjolkan organisasi Golongan Karya daripada dua partai politik lain dalam pemberitaan seputar pemilihan umum. Dalam penelitian mengenai Pemilu 1992, dilaporkan bahwa 4 menit 25 detik berita TVRI ditujukan untuk Golkar, Partai Demokrasi Indonesia 56 detik, dan Partai Persatuan Pembangunan 41 detik. Golkar banyak mendapatkan pemberitaan yang positif, sedangkan PDI dan PPP lebih condong pada isu-isu negatif. Karyawan TVRI pun dipaksa mendukung Golkar dalam pemilu dengan adanya asas monoloyalitas pasca status mereka diubah menjadi PNS di tahun 1980. Pada tanggal 6 Juni 2013, TVRI menayangkan siaran tunda acara Muktamar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Senayan Jakarta. Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Idy Muzayyad menilai TVRI sebagai lembaga penyiaran publik telah "mengalami disorientasi kebangsaan dengan menayangkan hal ini karena ideologi HTI yang mempermasalahkan ideologi negara, nasionalisme dan menolak demokrasi", tetapi juru bicara HTI Ismail Yusanto menyatakan bahwa TVRI adalah penyiar publik dan HTI termasuk bagian dari publik, sehingga ia mendukung TVRI menayangkan siaran itu karena hal itu "bagian dari hak publik untuk disiarkan dan diperdengarkan". Selain itu, juga datang kritik dalam bentuk surat terbuka yang ditulis 19 LSM dan sejumlah tokoh masyarakat. TVRI dipanggil dan terbuka kemungkinan dijatuhkan sanksi. Dalam pemanggilan yang diadakan pada 10 Juni 2013 itu, TVRI menyatakan permohonan maafnya kepada masyarakat dan berjanji tidak akan menyiarkan acara sejenis kembali. Kemudian pada 15 September di tahun yang sama, TVRI menayangkan siaran tunda konvensi Partai Demokrat, partai politik yang didirikan oleh presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono, selama lebih dari 2 jam. Tayangan itu kembali mendapatkan sanksi KPI, karena melanggar prinsip independen sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran. Sekretaris manajer direksi TVRI Usi Karundeng sempat mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah diintervensi atau dibayar oleh Partai Demokrat. Meskipun demikian, laporan dari Tempo.co justru menyatakan bahwa Direktur Utama TVRI saat itu, Farhat Syukri-lah yang memaksakan acara itu agar disiarkan walaupun mendapat penolakan dari internal TVRI. Pada tahun tersebut (Maret, Mei dan Agustus 2013), TVRI juga sempat menyiarkan acara ulang tahun Fraksi Partai Golkar, Kongres Luar Biasa Partai Demokrat, ulang tahun SOKSI (organisasi sayap Golkar) dan ulang tahun Partai Amanat Nasional yang semuanya ikut mendapat kritik banyak pihak. Diduga, TVRI saat itu tengah menjual jam siarnya dalam bentuk blocking time untuk kepentingan politis segelintir pihak tertentu. Pemecatan Helmy Yahya, kisruh internal Kejadian ini sebenarnya sudah ada pada tanggal 4 Desember 2019, di mana Direktur Utama TVRI saat itu Helmy Yahya dinonaktifkan sementara oleh Dewan Pengawas TVRI pimpinan Arief Hidayat Thamrin dan digantikan dengan Pelaksana Tugas (Plt)/Direktur Sementara, Supriyono. Menurut sumber berita di hampir seluruh media massa pada tanggal 16 Januari 2020, Helmy resmi diberhentikan jabatannya oleh Dewan Pengawas secara permanen dan sepihak karena beberapa hal; seperti pembelian hak siar Liga Inggris yang dinilai terlalu mahal, penayangan blok acara Discovery Channel, dan kecenderungan mengutamakan popularitas acara melalui rating. Hal itu membuat sebagian besar publik (termasuk warganet) kecewa dan ingin membela Helmy Yahya agar tetap memimpin TVRI hingga 2022, tetapi Dewan Pengawas tetap menolak pembelaan Helmy hingga terpilihnya direktur utama baru yang menggantikannya. Per tanggal 27 Maret 2020, tiga direktur TVRI (termasuk Direktur Program sekaligus Pemimpin Redaksi, Apni Jaya Putra) diberhentikan sementara selama kurang dari sebulan oleh Dewan Pengawas TVRI terkait kasus Helmy Yahya. Sayangnya, setelah pemberhentian ketiga direktur dicabut konflik tersebut masih belum selesai. Pada 13 Mei, Apni diberhentikan secara permanen. Pada tanggal 27 Mei 2020, Dewan Pengawas TVRI telah menunjuk praktisi periklanan, wartawan, dan sineas/sutradara film Iman Brotoseno sebagai Direktur Utama baru TVRI sisa periode 2017-2022, setelah dilakukan seleksi terbuka. Penunjukkan tersebut menimbulkan kontroversi karena proses seleksi yang melanggar peraturan yang berlaku. Selain itu, dukungan Iman pada presiden petahana Joko Widodo pada pemilihan presiden 2019 juga disorot, walau ia menyatakan bahwa dirinya "akan independen dan imparsial". Tak lama berselang Iman Brotoseno dihujat oleh sebagian besar publik (termasuk warganet) karena kutipan yang disampaikan di media sosialnya tidak pantas. Namun Iman membantah, bahwa ucapan tersebut adalah "kenangan pahit yang pernah dideritanya". Kontroversi tersebut dianggap telah berakhir setelah Dewan Perwakilan Rakyat memecat Ketua Dewan Pengawas Arief Hidayat Thamrin pada Oktober 2020. Lihat pula Radio Republik Indonesia Lembaga Penyiaran Publik Daftar stasiun televisi di Indonesia Referensi Pranala luar Situs web TVRI Klik Situs web TVRI VoD TVRINews.com – situs web berita TVRI Situs web Pusdiklat TVRI Redaksi Nasional – portal berita bersama LKBN Antara, RRI, dan TVRI Perusahaan media Indonesia Lembaga Penyiaran Publik Perusahaan yang didirikan tahun 1962 Pendirian tahun 1962 di Indonesia Jaringan televisi Indonesia
RCTI (singkatan dari Rajawali Citra Televisi Indonesia) adalah salah satu jaringan televisi swasta di Indonesia yang dimiliki oleh Media Nusantara Citra (MNC). RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Didirikan awalnya sebagai perusahaan patungan antara Bimantara Citra dan Rajawali Wira Bhakti Utama, RCTI pertama mengudara pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 pukul 13.30 WIB. Saat itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran setiap bulannya di Jakarta. RCTI melepas dekodernya pada 24 Agustus 1990, setahun setelah mulai mengudara secara resmi, yang menandakan dimulainya siarannya secara free-to-air walaupun masih berstatus stasiun televisi lokal. Tiga tahun kemudian, pada 24 Agustus 1993, RCTI resmi bersiaran secara nasional. Sejak Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki GTV, MNCTV, dan iNews. Sejarah Kemunculan dan siaran awal Terdapat tiga tokoh utama yang berperan dalam kelahiran RCTI, yaitu Peter Sondakh, Peter F. Gontha dan Bambang Trihatmodjo. Dalam hal ini, Sondakh-lah yang mengusulkan ide kehadiran televisi swasta di Indonesia, namun selalu ditolak saat diajukan proposalnya ke Departemen Penerangan (Deppen). Sondakh baru sukses setelah berhasil mendekati Bambang Tri lewat bantuan Gontha. Ide Sondakh tersebut kemudian disetujui oleh Bambang dan selanjutnya Presiden Soeharto pada tahun 1986. Namun, butuh hampir dua tahun agar ide berdirinya televisi swasta pertama di Indonesia ini bisa direalisasikan. Lewat konsultasi dan perundingan bersama sejumlah pihak, termasuk Deppen, DPR dan TVRI, pemerintah akhirnya memberikan landasan bagi kehadiran RCTI. Aturan itu adalah SK Menpen No. 190A/Kep/Menpen/1987 (20 Oktober 1987) yang membolehkan masuknya swasta dalam industri penyiaran, meskipun dengan cakupan siar yang terbatas dalam wadah "Siaran Saluran Terbatas" (SST). Setelah aturan itu keluar, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia yang didirikan pada 21 Agustus 1987 mengajukan izin TV swasta SST lewat TVRI di tanggal 28 Oktober 1987. Di hari yang sama, TVRI resmi menunjuk RCTI sebagai calon "pelaksana SST" pertama (lewat SK Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI No. 557/Dir/TV/1987), dan di tanggal 22 Februari 1988, RCTI resmi mendapat izin siarannya lewat penandatanganan kerjasama dengan TVRI (bernomor 12/SP/DIR/TV/1988 dan RCTI.BI. 027/1988). Menurut pemerintah, RCTI saat itu diberikan izin, dikarenakan perusahaan ini merupakan satu-satunya yang mengajukan izin SST, pertimbangan perusahaan tersebut mampu menyediakan investasi yang besar (lebih dari Rp 20 miliar) dan memiliki modal yang kuat, serta karena pertimbangan faktor pengamanan baik teknologi maupun fungsi dan peranan televisi sebagai alat penerangan yang strategis. Dalam izin siaran dari TVRI tersebut, RCTI diberi hak selama 20 tahun untuk beroperasi dengan batasan waktu siar 18 jam perhari. Status SST yang melekat pada RCTI saat itu membuatnya hanya bisa diterima secara terbatas. RCTI memang disiarkan secara terestrial di kanal 43 UHF/647,25MHz (yang dijatah oleh Telkom pada Februari 1988), tetapi tidak bisa ditangkap oleh semua kalangan melainkan hanya yang memiliki perangkat berupa dekoder secara berlangganan. Dalam persiapannya, RCTI kemudian melakukan pembangunan studio di Kebon Jeruk di atas tanah seluas 10,4 hektar yang dimulai sejak 23 Juni 1988. Peresmian peletakan batu pertama studio ini dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Wiyogo Atmodarminto dan beberapa pejabat lainnya. Kemudian, di tanggal 23 Juli 1988, pemasangan perangkat siaran RCTI dimulai yang selanjutnya selesai dalam waktu 6 bulan. Untuk membantu pengembangannya, RCTI merekrut beberapa orang yang akan menjadi manajemen kuncinya di awal bersiaran, seperti Peter Langlois, Stephen Mathis (dan kawan-kawannya yang berasal dari Amerika Serikat), Alex Kumara dan Zsa Zsa Yusharyahya. Khusus Langlois, pria yang sebelumnya bekerja di sebuah stasiun TV di California, AS bernama KCRA ini, kemudian berperan besar dalam membentuk pemograman RCTI yang didesain seperti sistem televisi swasta di negara asalnya. Modalnya juga disiapkan sebesar US$ 100 juta. Awalnya, RCTI ditargetkan bersiaran mulai September 1988 selama 2-3 jam dengan program hiburan (terutama film impor) dan pendidikan, tetapi baru pada 13 November 1988, siaran percobaannya di Jakarta dimulai dari jam 17.30 WIB-22.30 WIB dengan awalnya masih membuka siarannya (free-to air). Kemudian, di tanggal 21 November 1988, RCTI memulai siarannya dengan dekoder, dengan pelanggan awal berjumlah 43.000 pengguna. Awalnya direncanakan bahwa baru pada 1 Maret 1989 RCTI akan mulai mensyaratkan penggunaan dekoder dan bersiaran resmi, namun kemudian tampak kebijakan ini dijalankan tidak tetap dengan buka-tutup siaran, di mana penutupan siaran justru dilakukan lebih awal yaitu pada 21 November 1988 dan 2 Januari 1989. Sebelum dua waktu itu, siaran RCTI dibuka (bisa diterima tanpa dekoder) yang dimaksudkan agar publik bisa melihat contoh acaranya. Kemudian pada 5 Maret 1989, RCTI memperpanjang siarannya menjadi 16 jam, dari 08.30-24.30 WIB. Meskipun demikian, mengingat status siarannya pada saat itu masih percobaan, tercatat RCTI sempat beberapa kali mengalami gangguan dalam operasionalnya. Pada tanggal 24 Agustus 1989 RCTI memulai siarannya secara komersial yang diresmikan oleh Presiden Soeharto di Studio RCTI Kebon Jeruk, Jakarta Barat dengan status sudah bersiaran dengan dekoder berbayar. Biaya berlangganan RCTI saat itu dipatok sebesar Rp 131.000 untuk menyewa dekoder (secara spesifik Rp 75.000 untuk dekoder ditambah Rp 56.000 untuk PPN dan biaya materai), serta Rp 15.000-30.000 per bulan untuk jenis layanan yang diberikan. Meski pada saat itu masih berstatus televisi berlangganan Jakarta, RCTI sempat menayangkan iklan-iklan produk terkemuka. Pada saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri (terutama dari AS), karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal, dan juga merespon kebutuhan pasar pada saat itu yang memang sedang menggandrungi kaset video film/serial Barat. Namun, di samping banjir program impor tersebut, RCTI sebenarnya sudah berusaha memulai produksi program lokal lewat acara Jakarta Masa Kini pada Juli 1989. Menurut pihak RCTI saat itu, mereka berusaha menampilkan acara yang dapat memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat luas, dengan tetap mengandung unsur pendidikan dan penerangan meskipun didominasi hiburan. Televisi FTA dan perluasan siaran Bagaimanapun, status RCTI sebagai SST dirasa menghalangi geraknya dikarenakan jumlah pemirsa yang akan terbatas yang akhirnya memengaruhi pendapatan iklannya. Memang pada awalnya diproyeksikan RCTI akan menggaet 200.000 pelanggan pada tahun 1990, namun kemudian hanya 125.000 pelanggan yang tercatat menjadi pemirsanya. Kekurangberhasilan meraih target pelanggan ini disebabkan karena berbagai faktor, seperti adanya dekoder palsu atau curian yang beredar di pasaran. Selain itu, sempat muncul juga keluhan dari sebagian masyarakat karena kewajiban berlangganan ini, yang akhirnya berbuah pembatalan langganan. Akibatnya, meskipun saat itu bisa meraup sekitar Rp 2,25 miliar dari pendapatan dekoder dan Rp 12 miliar dari iklan, RCTI tercatat masih merugi pada tahun pertama operasionalnya. Hal diatas membuat RCTI kemudian melobi pemerintah untuk mengubah statusnya dari televisi berlangganan SST menjadi bisa diterima secara bebas (free-to-air/FTA). Akhirnya, pada 11 Juli 1990, Menteri Penerangan Harmoko resmi mengumumkan rencana penghapusan kewajiban penggunaan dekoder untuk menerima siaran RCTI (dan televisi swasta), suatu keputusan yang kemudian disetujui oleh Presiden Soeharto pada 14 Juli 1990. Di tanggal 1 Agustus 1990, pemerintah memberikan izin siaran tanpa dekoder lewat surat Dirjen RTF No. 1271D/RTF/K/VIII/1990, dan pada 24 Agustus 1990 pukul 13.30 WIB, RCTI resmi menghapuskan kewajiban penggunaan dekodernya (mengudara secara bebas/FTA) di kanal yang sama, 43 UHF. Statusnya pun berubah, dari awalnya Siaran Saluran Terbatas (SST) menjadi Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Umum (SPTSU) yang memiliki jam siaran tidak terbatas. Khusus eks-pelanggannya sendiri, kemudian dapat mengembalikan dekodernya mulai 3 September 1990. Meskipun dengan bersiaran secara bebas RCTI merugi karena dekodernya menjadi tidak terpakai (totalnya Rp 65 miliar/US$ 400 per unit) dan harus mengembalikan uang jaminan dekoder senilai Rp 75.000 ke 125.000 eks-pelanggannya (totalnya Rp 9 miliar), namun mereka juga mendapat keuntungan lain yang lebih besar: jumlah pemirsanya yang awalnya hanya ratusan ribu, menjadi sekitar 6-8,5 juta orang di seluruh Jabotabek. Tarif iklannya pun tercatat naik setelah penghapusan kewajiban menggunakan dekoder dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan penghapusan dekoder ini diharapkan RCTI mampu "memantapkan penggerak roda ekonomi sebagai media audiovisual", serta membantu mengembangkan dan meratakan informasi dengan memberikan kesempatan menonton program televisi swasta bagi masyarakat luas. Pemerintah juga berharap RCTI mampu meningkatkan persentase program buatan sendiri/lokalnya dan mutu siarannya pasca dikeluarkannya kebijakan ini. Pada tahun 1991, RCTI merealisasikan perluasan siarannya setelah mengudara di Bandung pada 1 Mei 1991, dengan nama RCTI Bandung. RCTI Bandung merupakan stasiun afiliasi/jaringan (bukan sekedar stasiun relai, karena belum boleh bersiaran nasional) yang menyiarkan beberapa program yang sama dengan RCTI (Jakarta), walaupun tidak semuanya karena ada siaran lokal seperti wayang golek. Sebelumnya pada April 1991, RCTI juga sudah mulai bersiaran secara "nasional" (walaupun belum resmi dan hanya bisa ditangkap oleh pengguna parabola) dengan satelit Palapa B2. Walaupun sempat menuai kontroversi sehingga dihentikan oleh Deppen pada 22 April 1991, namun kemudian Dirjen RTF (Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film) memberikan izin pada RCTI untuk bersiaran lewat satelit lewat SK Dirjen RTF No. 1286/RTF/K/VI/1991. Sesungguhnya, "perluasan siaran" secara nonformal juga sudah dilakukan lewat kerja sama programming dengan SCTV, sebuah stasiun TV lokal yang bersiaran di Surabaya. Program keduanya sama namun disiarkan di waktu berbeda. Bentuk perluasan siaran lain yang nonformal juga diwujudkan dengan sejumlah pihak swasta yang membuka siaran ilegal pada 1991-1992 seperti di Garut dan Yogyakarta. Perkembangan selanjutnya Seiring waktu, RCTI kemudian mulai menampilkan hal-hal baru walaupun baru sekadar bersiaran resmi di Jakarta dan Bandung. Pada awal 1991, RCTI memperkenalkan siaran stereo (Zweiton). Lalu, juga sejak 1989 RCTI sudah menyiarkan program sejenis berita bernama Seputar Jakarta (pada 1990 diubah menjadi Seputar Indonesia). Seputar Indonesia, menjadi dikenal karena pembawaannya yang cenderung tidak monolitik seperti menggunakan Pemirsa bukan Saudara. Siaran Seputar Indonesia juga merupakan program terawal yang memberikan penerjemah bahasa isyarat bagi pemirsa. Lalu, di April 1994, RCTI memunculkan sistem teleteks pertama. Di tahun 1994 juga, diperkenalkan siaran dual sound dan pada 3 Juni 1995 diperkenalkan siaran 3 dimensi lewat kartun Remi. Keberhasilan lainnya adalah, hanya dalam waktu beberapa tahun setelah bersiaran (1992), RCTI telah mencapai titik impas-nya. Bertepatan dengan ulang tahun ke-4, tepatnya tanggal 24 Agustus 1993, RCTI akhirnya baru bisa melakukan siarannya secara nasional. Izin siaran nasional (bernomor 205/RTF/K/I/1993) yang didapatkan pada 30 Januari 1993 ini muncul sebagai akibat dari SK Menpen 04A/1993 pada 18 Januari 1993. Setelah izin siaran nasional itu didapatkan, RCTI cepat berekspansi dengan membangun puluhan stasiun transmisi di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Jayapura, Solo, Semarang, Banjarmasin, Batam, Pontianak dan berbagai kota lainnya di Indonesia selama beberapa tahun ke depan. Program-programnya pun kemudian terus berkembang, dari yang awalnya didominasi acara impor, menjadi program lokal, terutama sinetron yang sampai saat ini masih menjadi andalan RCTI (ditambah acara lain seperti kuis, olahraga, serial animasi anak-anak, dan lainnya). Target pasarnya menargetkan segala kelompok (meskipun lebih condong ke kelas atas), dan cukup sering menjadi televisi No. 1 di Indonesia dalam soal rating. Sempat tercatat mengalami kerugian hingga Rp 90 miliar akibat krisis ekonomi di akhir 1990-an yang memaksanya melakukan perubahan manajemen, konsolidasi dan restrukturisasi, RCTI berhasil memperbaiki kondisinya, dan di tanggal 24 Agustus 2000 yang menandai usianya yang ke-11, RCTI resmi berganti logo baru yang menggambarkan penampilan dan semangat baru. Perubahan logo ini juga diiringi dengan penempatan logo yang diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kiri atas seperti yang diterapkan oleh TPI, ANTV dan Indosiar. Sejak 1 Februari 2000 juga, RCTI telah mengganti sistem penyiarannya dari analog menjadi digital. Hingga awal tahun 2001, RCTI memiliki 47 stasiun transmisi di seluruh Indonesia, setelah transmisi di Kotabaru, Kalimantan Selatan diresmikan pada 10 Februari di tahun tersebut. Belakangan, agar dapat memenuhi kewajiban siaran lokal sesuai UU Nomor 32 Tahun 2002, pada tahun 2010 RCTI membentuk setidaknya 14 'anak' perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjalankan transmisi daerahnya tersebut. Mulai 7 November 2021, siaran RCTI resmi dihapus dari platform streaming lain selain yang berafiliasi (RCTI+ dan Vision+) dengan maksud untuk harmonisasi konten maupun pengembangan aset digital yang dimiliki oleh grup. Akan tetapi, hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor kesuksesan Ikatan Cinta dan acara tersebut mampu meraup lebih banyak penonton di platform pesaing yaitu Vidio dan sejenisnya sehingga penutupan tersebut dilakukan. Tidak hanya kali ini saja RCTI berupaya untuk "menjegal" pesaingnya, sebelumnya RCTI juga menggugat televisi berlangganan lain yang menayangkan konten secara ilegal seperti Ninmedia (sekarang Kugosky) dan Matrix TV (sekarang bergabung dengan Nex Parabola). Kepemilikan Hingga 2003, RCTI dimiliki secara patungan antara Bimantara Citra (69,82%) dan Rajawali Wira Bhakti Utama (sekarang Rajawali Corpora) (30,18%) yang masing-masing dikendalikan oleh Bambang Trihatmodjo dan Peter Sondakh. Salah satu komisarisnya pada saat itu Indra Rukmana adalah suami dari Tutut Soeharto, pendiri dan mantan pemilik TPI yang sejak tahun 2003 hingga sekarang menjadi saluran seinduk dengan RCTI dan Global TV. Keadaan berubah ketika munculnya krisis ekonomi 1997-1998 dan kejatuhan Orde Baru. Dalam hal ini, struktur kepemilikan di Bimantara, pengendali saham mayoritas RCTI pun berubah. Bambang perlahan-lahan melepas kepemilikannya (via PT Asriland) di PT Bimantara yang pada saat itu terlilit hutang, dari 36,51% pada 2000 menjadi 14,32% pada 2003. Di tengah situasi itu, hadir orang yang kini menjadi penguasa RCTI, yaitu Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo (Hary Tanoe atau HT). Hary sebenarnya bukanlah pemain di industri media atau seorang konglomerat besar dari awal, melainkan hanya seorang pemain di industri keuangan dan pasar modal lewat PT Bhakti Investama. HT lewat PT Bhakti meningkatkan kepemilikannya di PT Bimantara secara bertahap: dari 10,72% pada 2001 hingga mencapai 37,60% pada 2003. Pada 30 April 2002, HT dikukuhkan sebagai Presdir Bimantara. Masuknya HT dalam PT Bimantara ini memang mengagetkan karena dia dianggap pada saat itu tidak punya kekuatan modal besar untuk menguasai "raksasa" bisnis Cendana tersebut. Ada yang menganggap upaya HT ini mendapatkan "backing-an" dari keluarga Cendana sehingga ia hanya sebagai operator, ada rumor yang menuduhnya merupakan kepanjangan tangan Salim Group, rumor lain mengatakan ia diberi modal oleh investor rahasia, bahkan ada juga yang menuduhnya dibantu oleh investor kawakan George Soros. Namun, HT membantah semua itu dalam wawancara tahun 2007 dan menyatakan keberhasilannya lebih disebabkan prestasinya menyehatkan Bimantara dengan meningkatkan kinerjanya dan menjual aset-asetnya yang potensial. Yang pasti, kemudian kepemilikan Bimantara (yang kemudian berganti menjadi Global Mediacom) menjadi berada di bawah pengendalian HT sedangkan saham Bambang Tri (lewat PT Asriland) semakin merosot dan akhirnya lenyap pada awal 2012, yang diperkuat dengan mundurnya Bambang Tri dan Mohammad Tachril Sapi'ie dari jajaran manajemen Global Mediacom pada akhir April 2012. Pada intinya, sejak 2001, praktis kendali atas RCTI (via Bimantara) telah beralih dari Bambang kepada HT. Sementara itu, sisa 30,18% saham yang dimiliki oleh Rajawali Wira Bhakti Utama (Peter Sondakh), kemudian dilepas ke PT Bukit Cahaya Makmur (BCM) pada 26 Agustus 2003. Banyak yang menganggap, PT BCM merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Bimantara. Dengan hal tersebut, maka sejak saat itu 100% kepemilikan RCTI ada di bawah HT. HT kemudian melakukan restrukturisasi lagi dengan menempatkan perusahaan penyiarannya (termasuk RCTI) dalam PT Media Nusantara Citra (MNC) sebagai induk. Saham PT BCM kemudian juga dijual pada MNC di tanggal 19 Februari 2004, sehingga kepemilikan MNC pada RCTI mencapai 100% sampai saat ini. RCTI sampai saat ini tercatat tidak pernah dimiliki pemodal asing, namun tercatat pernah ada isu yang menyatakan bahwa beberapa investor akan membeli sahamnya atau bekerja sama. Pada tahun 1994 dan 2000, RCTI sempat dikabarkan akan dibeli sahamnya atau bekerja sama dengan konglomerat media Rupert Murdoch (News Corporation). Namun, rencana masuknya Murdoch gagal karena tidak ada kesepakatan tentang siapa yang akan menjadi pengendali. Selain itu, sempat beredar kabar bahwa Columbia Tristar berencana masuk ke RCTI pada awal 2000-an. Pada pertengahan 1990-an juga muncul kabar RCTI sempat merencanakan akan mencatatkan sahamnya di bursa saham (saat itu diperkirakan pada 1994 dengan presentase saham publik 20-30%), tetapi dilarang pemerintah karena larangan akan kepemilikan asing di televisi swasta pada saat itu. Identitas Nama Nama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) berasal dari dua perusahaan pendirinya, yaitu Rajawali Wira Bhakti Utama dan Bimantara Citra. Kemungkinan penetapan Rajawali sebagai nama utama walaupun bukan pemegang saham mayoritas, disebabkan perusahaan ini diinisiasi oleh Peter Sondakh seperti telah disebutkan di atas. Akan tetapi, sebenarnya nama panjang "Rajawali Citra Televisi Indonesia" juga memiliki arti tersendiri, yaitu: R (Rajawali) mengacu pada burung rajawali, yang bermakna positif karena ia adalah penguasa udara. C (Citra) menandakan tekad untuk mewujudkan citra terbaik perusahaan di mata khalayak. RCTI harus menjaga image sebagai media televisi swasta senior, dengan mampu memberikan contoh bagi televisi swasta baru lainnya. T (Televisi) menegaskan RCTI merupakan media massa elektronik berbentuk televisi. I (Indonesia) artinya RCTI ingin menjadi televisi "kebanggaan bersama milik bangsa" Indonesia. Nama panjang "Rajawali Citra Televisi Indonesia" secara keseluruhan menggambarkan bahwa RCTI (serta awalnya dua pemiliknya, Bimantara Citra dan Rajawali Wira Bhakti Utama) mempunyai komitmen yang tinggi untuk bekerjasama mengabdi kepada bangsa melalui sumbangannya memberikan informasi, pengetahuan, dan sekaligus hiburan melalui televisi. Melalui motto "Kebanggaan Bersama Milik Bangsa", RCTI berusaha untuk tampil dalam sebuah kemasan yang "oke" dan dengan kualitas yang "oke". Logo Sejak awal berdiri, logo RCTI merupakan penggayaan dari tulisan RCTI. Awalnya dari tahun 1988 hingga 2000 digunakan logo di mana huruf R digantikan dengan kepala rajawali lengkap dengan sepasang cakar beserta sayap corak merah-hijau-biru, dan dari matanya "terpancar" garis merah putih, sedangkan CTI berbentuk garis-garis. Rajawali tersebut digambarkan berbulu putih bersih dengan posisi siap siaga, kedua kaki kokoh dan berkuku berwarna hitam, sorot matanya tajam ke depan dengan garis-garis pancaran merah putih, sayapnya mengembang, dengan garis-garis melebar pada ujungnya berwarna merah, hijau, dan biru (pelangi). Warna merah-hijau-biru dipilih karena merupakan lambang gelombang visual elektromagnetik dalam pertelevisian yang terkenal dengan singkatan RGB (red, green, and blue). Makna dari komponen lainnya di logo lama tersebut, yaitu: Burung rajawali melambangkan pandangan dan cakupan yang luas. Sorot mata merah putih menyimbolkan visi kedepan yang kuat. Garis-garis pada tulisan "CTI" melambangkan line per inch (baris per inci)/satuan piksel layar televisi, atau jumlah pemilik sahamnya. Huruf bercetak miring menciptakan kesan dinamis dan kreatif. Warna biru tua dipilih karena merupakan warna yang nyaman dilihat di layar kaca, juga terkesan dinamis. Secara keseluruhan, logo tersebut menggambarkan sikap RCTI yang selalu tanggap serta sigap setiap saat, turut serta mencerdaskan bangsa dalam era pembangunan semesta nasional, bermediakan teknologi televisi yang dilandasi semangat perjuangan serta wawasan nasional maupun internasional, demi mencapai kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia. Awalnya logo ini hanya digunakan sebagai logo perusahaan saja, tetapi sejak 1991 logo tersebut juga mulai digunakan sebagai logo on air. Lalu, pada tahun 1996, pada logo on air-nya ditambahkan tulisan "oke" berwarna merah yang berlangsung hingga Agustus 1998, lalu sejak September 1998, pada logo on air-nya menggunakan logo "RCTI 2000 Oke" yang dipergunakan hingga Juli 2000. Tercatat logo lama ini merupakan hasil desain internal perusahaan secara mandiri. Pada 24 Agustus 2000, logo lama disederhanakan sehingga bentuk rajawali pada huruf R menjadi seperti menyatu dengan huruf CTI, dan "pancaran" dari mata burung rajawali menjadi hanya berwarna merah (dengan jenis font Handel Gothic). Penyederhanaan logo ini dilakukan dikarenakan logo lama dirasa terlalu rumit, bercitra tidak solid, dan membuat flicker di layar televisi dengan modelnya yang bergaris. Setelah ditenderkan ke 3 perusahaan desain, terpilihlah versi yang dibuat oleh agensi penjenamaan MakkiMakki. Penyederhanaan logo RCTI ini dilakukan tanpa mengubah bentuk logo sebelumnya yang miring dan tetap mempertahankan burung rajawali (yang kini bentuknya digayakan dengan aksen melengkung). Kepingan garis-garis/balok dibuat menyatu sebagai pertanda RCTI kini lebih bersatu dan tegas untuk melangkah menghadapi persaingan di industri penyiaran, serta semakin menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, meskipun tetap menggunakan warna biru sesuai warna perusahaan. Adapun sorot mata lurus ke depan berwarna merah menunjukkan misi ke depan yang tajam. Khusus pemilihan warna, biru pada logo perusahaan digunakan karena memberi kesan yang elegan, cerdas, informatif, komunikatif serta dinamis dan nyaman dipandang, sedangkan warna merah pada mata rajawali, menegaskan sebagai pemancar yang tajam, akurat dan terpercaya serta visi ke depan yang kuat. Secara spesifik, makna dari komponen yang terdapat di logo RCTI baru meliputi: Simbol burung rajawali menggambarkan tekad RCTI bahwa dengan kegiatan teknologi, komunikasi dan visual televisi khususnya yang berwawasan nasional, RCTI siap mengemban tugas menyebarkan informasi, pengetahuan dan hiburan. Rajawali yang digayakan juga menjadi simbol kekuatan, kemantapan dan siap bersaing. Huruf "RCTI" yang berkarakter tebal namun dalam bentuk sederhana, lugas tanpa ornamen berwarna biru murni dengan latar belakang menyiratkan ilusi optik. Seluruh rangkaian disatukan oleh garis merah yang melintas di bagian kepala huruf. Tipografi ini menyiratkan kedinamisan langkah yang tidak dibatasi oleh kerumitan dan ketatnya aturan formal. Sedangkan segmen-segmen antar hurufnya menyiratkan aspek teknologi komunikasi visual. Di tanggal 20 Mei 2015, logo tersebut mengalami perubahan minor menjadi tegak menyesuaikan dengan logo-logo perusahaan di bawah MNC Group yang sama-sama menjadi tegak pada hari itu. Tidak dijelaskan apa tujuan dari perubahan ini, meskipun sempat dikritik karena dirasa menghilangkan "aura" logo lama yang miring namun dinamis, menjadi terlihat "kaku". Slogan Slogan spesial HUT Program acara Olahraga RCTI, dengan jenama RCTI Sports, telah memiliki hak siar atas ajang sepak bola bergengsi Eropa, seperti Kejuaraan Eropa UEFA yang rutin ditayangkan setiap empat tahun sekali sejak 1996 hingga sekarang. Pada 1996 hingga 2000 tayang bersama SCTV, pada 2008 tayang bersama MNCTV dan GTV, dan Euro 2020 tayang bersama MNCTV dan iNews, berkat kerja sama dengan Mola TV. RCTI sempat memegang hak siar turnamen balap mobil bergengsi dunia Formula Satu pada tahun 1989 hingga 1996 dan kembali disiarkan pada tahun 1999 hingga 2001. Setelah dua puluh tahun absen (tahun 2002 dan 2010), RCTI kembali diberikan hak siar dalam ajang sepak bola Piala Dunia FIFA 2010. Pada tahun 2010, tayang bersama GTV. Pada tahun 2008, RCTI berhasil mengambil alih hak siar Kejuaraan AFF selama tujuh musim hingga 2021 mendatang, menggantikan Trans7 yang sudah habis masa kontraknya. Bedanya, pada musim 2008 hingga 2016, RCTI bermitra dengan Fox Sports tetapi pada 2018, bermitra dengan FMA (Futbal Momentum Asia) karena adanya pembatasan hak siar Kejuaraan AFF di Fox Sports untuk hampir seluruh negara di wilayah Asia-Pasifik dan pada 2021, akan ditayangkan secara ekslusif karena krisis keuangan yang dialami FMA (Futbal Momentum Asia). Pada tahun 2013, RCTI kembali mendapatkan hak siar La Liga selama tiga musim, menggantikan Trans Media yang hanya menyiarkan selama semusim setelah mendapatkan lisensi dari beIN Sports. Pada musim 2015-16 bertepatan dengan musim terakhir hak siar La Liga di RCTI, RCTI kembali menyiarkan Liga Champions UEFA pada 2015-16 setelah mendapatkan lisensi dari beIN Sports dan musim 2018-19 dari FMA (Futbal Momentum Asia). Pada tahun 2016, RCTI kembali memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Utama Inggris bersama MNCTV selama tiga tahun yaitu musim 2016-17 hingga 2018-19 berkat kerja sama dengan beIN Sports dan Sebelumnya RCTI sempat menyiarkan Barclays Premier League ini hanya musim 2012–13 yang hak siarnya disiarkan bersama MNCTV dan GTV setelah bekerjasama dengan pemilik lisensi ESPN dan STAR Sports. Mulai November 2019 (5 Januari 2020 di layar kaca televisi), RCTI kembali menyiarkan siaran langsung pertandingan turnamen Piala FA selama dua musim yaitu 2019–20 dan 2020–21. Mulai musim 2019–20. RCTI akan menyiarkan pertandingan FA Cup mulai dari ronde kedua (hanya di RCTI+), ronde ketiga (RCTI dan RCTI+) (termasuk replay, bila memungkinkan) hingga babak final juga berkat kerja sama dengan lisensi beIN Sports dan juga tidak mencakup The FA Community Shield dan RCTI kembali memperpanjang kontrak hak siar FA Cup hingga musim 2024–25 bersama MNCTV dan iNews. ini bukan pertama kalinya MNC Group menyiarkan FA Cup melalui RCTI, MNCTV dan iNews saja untuk musim ini 2019–20 sampai 2024–25. Pasalnya, MNC Group pernah menyiarkan Piala FA melalui MNCTV dan Global TV pada tahun 2010-11 hingga 2011-12 berkat kerjasama dengan lisensi dari ESPN dan STAR Sports beserta The FA Community Shield sesaat MNCTV dan Global TV menyiarkan Barclays Premier League musim 2010–11, 2011–12 hingga 2012-13. Pada bulan Agustus 2019, RCTI kembali mendapatkan hak siar Pesta Olahraga Asia Tenggara untuk edisi 2019 dan 2021 bersama MNCTV, GTV, dan iNews ditambah TVRI, setelah terakhir kali tayang delapan tahun silam. Tepat pada tanggal 7 November 2019, RCTI kembali mengumumkan melalui akun Instagram resminya bahwa akan kembali menyiarkan Liga Serie A setelah absen selama 17 tahun. Pada tahun 2019, RCTI akan menayangkan Tiga pertandingan per pekan selama tiga musim yaitu 2019–20, 2020–21, dan 2021–22 lewat kerja sama dengan beIN Sports, dimulai pada pekan ke-12 musim 2019–20. Tidak hanya RCTI, MNCTV dan iNews juga ikut bersama-sama menyiarkan Liga Serie A yang dimulai pada tahun 2020-21 (tayang di bulan puasa) hingga 2021-22 Mulai Januari 2023, RCTI kembali menyiarkan siaran langsung pertandingan turnamen Piala Raja Spanyol selama tiga musim yaitu 2022–2023 hingga 2024–2025 bersama iNews setelah absen selama 6 tahun. Penyiar Jaringan siaran Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), RCTI saat ini disiarkan melalui 34 stasiun televisi yang dimiliki oleh 18 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya), dan menjangkau keseluruhan dari 38 provinsi di Indonesia. serta, hingga tahun 2020, didukung oleh 52 stasiun pemancar. Cakupan ini, meskipun diperbolehkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran, sebenarnya melanggar pasal 31 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang mengharuskan jangkauan siaran RCTI dibatasi. Sebagian besar stasiun tersebut dimiliki oleh RCTI, kecuali beberapa stasiun pemancar yang dioperasikan bersama dengan SCTV karena alasan historis. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar RCTI (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari IPP Kemenkominfo dan berbagai sumber. Keterangan: daerah yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri. Direksi dan komisaris Daftar direktur utama Dewan Direksi saat ini Struktur dewan direksi RCTI saat ini adalah sebagai berikut: Sumber: Dewan Direksi RCTI Dewan Komisaris RCTI saat ini Struktur dewan komisaris RCTI saat ini adalah sebagai berikut: Sumber: Dewan Komisaris RCTI Lihat pula Daftar stasiun televisi di Indonesia Daftar acara RCTI Seputar iNews Sergap RCTI+ MNC Trijaya FM Media Nusantara Citra SCTV Referensi Pranala luar Situs web resmi Media Nusantara Citra Pendirian tahun 1989 di Indonesia Jaringan televisi Indonesia Stasiun televisi yang didirikan tahun 1989 Media Nusantara Citra Kebon Jeruk, Jakarta Barat Stasiun televisi di Jakarta
GTV (, sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV berganti nama menjadi seperti sekarang dalam rangka acara ulang tahun yang bernama "Amazing 15". Sejarah Awal berdiri dan bersiaran GTV didirikan pada 22 Maret 1999, mulanya bernama Global IIFTIHAR Broadcasting atau Global Information Broadcasting (disingkat GIB). Kemunculannya saat itu dirintis oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR), yang sejak 1994 sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah televisi berbasis Islam internasional. Izin siaran nasionalnya diraih setelah melalui seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan pada 12 Oktober 1999 (bersama DVN TV, MTI TV, Trans TV dan PRTV), bernomor 801/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999 menggunakan nama baru: Global TV dan berada di bawah PT Titian Paraputra Sejahtera. Saat itu, Global TV dikonsepkan sebagai televisi berbasis syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan acaranya berfokus pada berita ditambah hiburan dan olahraga. Global TV awalnya disiapkan untuk memulai siarannya pada Agustus 2000 (selama 8 jam perhari di 7 kota), dengan modal sebesar US$ 80 juta dan bantuan teknis dari TV3 Malaysia. Namun, karena terus mengalami kesulitan dalam memulai siarannya akibat kurang modal, pada tahun 2001, Bimantara Citra lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi PT Media Nusantara Citra Tbk) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Masuknya Bimantara ditandai dengan beberapa perubahan, seperti kehadiran orang-orang RCTI dalam manajemen Global TV contohnya Nenny Soemawinata. Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No. 1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI (kini menjadi MNC Studios) dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan MNCTV) hingga saat ini. Pada tanggal 8 Oktober 2001, Global TV memulai siaran percobaannya dengan awalnya hanya bersiaran di Jakarta menggunakan kanal 51 UHF. Kemudian, di tanggal 7 Maret 2002, Global TV dan MTV menjalin kerjasama sehingga acara MTV akan disiarkan oleh televisi baru ini (sebelumnya, MTV disiarkan di ANteve, tetapi tidak dilanjutkan karena kesulitan keuangan). Realisasinya diwujudkan sejak 1 April 2002, dimulai dari acara MTV Land, dan bersiaran selama 15 jam sehari dari pukul 09.00–24.00 WIB. Pada Agustus 2002, cakupan siarannya kemudian juga diperluas ke Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Medan. kemudian siaran Global TV (termasuk MTV di dalamnya) mulai berlangsung selama 24 jam. Akhirnya, setahun setelah mulai bersiaran uji coba, di tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diresmikan sebagai televisi musik untuk anak muda dengan menayangkan program MTV selama 24 jam sehari. Pada tanggal 15 Oktober 2003, Global TV mulai menyiarkan acara-acara VH1 sebagai tambahan dari acara-acara MTV, sebelum dialihkan ke Jak TV pada tahun 2005. Perkembangan 2005-2017 Setelah 3 tahun menayangkan MTV selama 24 jam dan menjadi stasiun televisi musik, pada tanggal 15 Januari 2005, Global TV mengubah status menjadi televisi hiburan umum dan mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 05.00–07.00 WIB dan 15.00–23.00 WIB. Persiapan Global TV untuk memproduksi program acara sendiri terjadi sejak awal 2004 dan pada 15 Oktober 2004, Global TV sepakat dengan MTV untuk mengurangi jam siaran MTV menjadi 12 jam. Perombakan program ini disebabkan, menurut hasil survei, tayangan MTV selama dua tahun terakhir mengalami penurunan, dan dirasa tidak memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi pendapatan maupun citra Global TV. Global TV kemudian hanya menyiarkan program MTV pada pukul 09.00–14.00 WIB dan 01.00–05.00 WIB saja. Program andalan MTV yang ditayangkan Global TV pada saat itu seperti MTV Ampuh dan MTV Global Room, dan pada Januari 2007, Global TV dan MNC resmi mengakuisisi MTV Indonesia, kemudian program MTV yang disiarkan di Global TV sudah diproduksi langsung oleh pihak MNC. Acara Global TV kemudian menjadi 8 jam untuk program sendiri, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon. Penayangan acara Nickelodeon berlangsung sejak Februari 2006. Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi Jepang. Pada tahun 2011, Global TV mulai menayangkan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis Inbox di SCTV. Sejak 1 Januari 2012, Global TV tidak menayangkan MTV lagi, kecuali untuk beberapa acara-acara tertentu seperti . Global TV pun bertahan dengan mengandalkan program Nickelodeon dan acara yang kebanyakan in-house, seperti Awas Ada Sule, Abdel dan Temon, Are You Smarter Than a 5th Grader? dan Petualangan Panji. Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena Hary Tanoesoedibjo, pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai televisi berita. Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (Buletin Indonesia dan Kilas Global) serta acara politik, seperti dialog Indonesia Bicara dan parodi politik Apa Maunya Indonesia. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati Karni Ilyas untuk menjadi personel Global TV. Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan Partai NasDem dan terjerat kasus restitusi pajak. Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan. Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya, dengan sempat mencoba beraneka ragam program yang umumnya berusia pendek. Seperti drama Korea (contohnya Descendants of the Sun); telenovela (seperti Maria Mercedes); aneka sinetron baik dari produksi SinemArt (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti Preman Pensiun, hingga sinetron 1990-an seperti Jin dan Jun; dan juga sitkom seperti Jeany & Soun Miun dan Epen Cupen The Series yang tak sesukses pendahulunya, seperti Awas Ada Sule. Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti Naruto dan SpongeBob SquarePants). Pergantian nama menjadi GTV Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV dalam acara "Amazing 15" (11 Oktober 2017), jaringan televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), acara permainan/kuis dan kemudian ditambah acara varietas. Dimulai dari 20 November 2017 dengan penayangan Bedah Rumah, Uang Kaget, dan Family 100 Indonesia, yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti Pantang Ngemis, Minta Tolong, Komunikata Indonesia, dan Super Deal Indonesia. Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV, namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini jarang ditayangkan lagi (kecuali Super Deal Indonesia yang masih memiliki rating yang terbilang cukup bagus), bahkan banyak yang berpindah kemudian ke saluran saudaranya, MNCTV. Layaknya pada saat bernama Global TV, pun akhirnya jaringan televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak rating-nya. Tampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari YouTube, seperti Kisah Viral dan Legenda Sang Penunggu. Selain itu, GTV juga sudah tidak lagi menayangkan program Big Movies Platinum yang ditayangkan pukul 21.00 WIB karena imbasnya teguran KPI terkait jam tayang Big Movies Platinum yang ditayangkan tidak sesuai dengan jam tayangnya di Prime Time tersebut dan menampilkan adegan berbahaya. Meskipun GTV sudah tidak lagi menayangkan Big Movies Platinum Action. GTV masih mempertahankan program Big Movies lainnya yaitu Big Movies Family dan Candyland film kartun anak yang ditayangkan dan GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron bertema remaja sejak tahun 2021, seperti IPA & IPS yang diadaptasi dari novel Wattpad berjudul sama dan Anak Jalanan: A New Beginning yang merupakan versi daur ulang dari sinetron Anak Jalanan yang pernah tayang di RCTI tahun 2015 hingga 2017, namun belum kunjung memberikan hasil yang memuaskan. Pada Maret 2023, GTV nampaknya mulai menayangkan acara TV game show Jepang seperti Masquerade (sebelumnya di RCTI), TV Champion, Takeshi's Castle (versi Indonesia) yang sebelumnya di MNCTV. Sejak Oktober 2023, sebagai bagian dari ulang tahun GTV yang ke-21, GTV juga mulai menayangkan film kartun Doraemon, yang masih terus diputar RCTI hingga sekarang. Kepemilikan Komposisi kepemilikan PT Global Informasi Bermutu saat pertama kali didirikan didominasi oleh tokoh-tokoh ICMI, meliputi Achmad Tirtosudiro 40%, Jimly Asshiddiqie 30%, Ahmad Husin Lubis 10% (ketiganya mewakili ICMI dan IIFTIHAR), serta Nasir Tamara dan M.S. Ralie Siregar 20% (keduanya dari pihak luar/profesional). Beberapa waktu kemudian, saham Tirtosudiro dialihkan ke tokoh IIFTIHAR dan ICMI lainnya, Muhammad Zuhal akibat kesehatannya yang menurun. Tamara kemudian dijadikan sebagai pemimpin Global TV, dan sebagai perusahaan induknya kemudian didirikan PT Titian Paraputra Sejahtera yang juga dipimpin oleh Tamara. Kemungkinan pemilihan Tamara di sini adalah karena ia adalah seorang jurnalis senior. Struktur kepemilikan ini dianggap beberapa pihak merupakan faktor utama mengapa Global TV bisa mendapat izin siarannya pada 1999. Ini karena presiden saat itu, Habibie, juga merupakan eksponen ICMI. Peran Habibie adalah dengan menyetujui surat permohonan izin Global TV yang disampaikan oleh Zuhal dan memberikan "katebelece" lewat Mensesneg Muladi (B-602/M.Setneg/9/1999 pada 13 September 1999) untuk meloloskan Global TV sebagai pemenang seleksi yang dilakukan Deppen. Ini masih belum ditambah faktor lain seperti kedekatan Tamara dengan Habibie, dan isu adanya keinginan adik Habibie, Timmy untuk untuk mendukung pendanaan Global TV. Namun, ketika izin telah didapatkan, masalahnya adalah PT Global Informasi Bermutu tidak memiliki modal yang mencukupi, apalagi pada saat itu Indonesia sedang berada dalam ekonomi yang payah. Dalam perjalanannya, PT Global Informasi Bermutu sempat berusaha untuk menarik modal dari investor Muslim, sektor ekonomi syariah dan beberapa pengusaha (seperti Mahaka Media) tetapi tidak berhasil. Ide untuk mendirikan Global TV pun makin sulit digapai ketika Zuhal yang awalnya akan memberi modal pinjaman IDB pada stasiun televisi ini tidak memenuhi janjinya (karena dialihkan untuk membangun Universitas Al Azhar Indonesia), padahal TV swasta sudah harus memulai siarannya setahun setelah izin didapatkan. Ini masih belum ditambah lagi hutang-hutangnya di beberapa perusahaan dan Bank Mandiri yang harus dilunasi. Akibatnya, diambil jalan pintas untuk berkongsi dengan konglomerasi Bimantara Citra pada 2001. Pada saat itu, pihak Bimantara menjanjikan bahwa mereka akan menjaga niat awal Global TV yaitu untuk siaran dakwah, pendidikan, SDM dan teknologi. Beralihlah saham Global TV ke Bimantara sebanyak 70%, sedangkan sisanya (30%) masih dipegang pemilik lama lewat PT Titian Paraputra Sejahtera. Transaksi dilakukan Bimantara dengan mengeluarkan biaya senilai US$ 9,53 juta lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri. Walaupun sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap telah melanggar hukum dengan menjual izin dan frekuensi siaran, tetapi baik pihak PT Titian dan Bimantara berkilah, bahwa hal itu wajar dalam bisnis dan yang dijual bukan izinnya, tapi saham perusahaannya. Dikuasai oleh Bimantara membuat Global TV mampu bersiaran pada 2002. Permasalahannya adalah ketika bersiaran, justru Global TV tidak menyiarkan acara seperti yang diharapkan oleh pendiri awalnya, dengan fokus menyiarkan acara musik MTV. Menurut pemilik lama, hal ini dikarenakan kepemilikan di Bimantara sudah berubah, yaitu oleh Hary Tanoesoedibjo (HT) yang tidak memikirkan janji dan komitmen manajemen Bimantara sebelumnya. Di lain pihak, HT mengaku bahwa saat pemilik lama menjual sahamnya, izin Global TV adalah sebagai televisi umum, sehingga dibebaskan untuk menyiarkan acara apapun. Perubahan isi siaran ini sempat menimbulkan protes dan kekecewaan dari Muladi dan KPI pada Maret 2006 yang sempat meminta agar Global TV dikembalikan ke misinya semula (atau dibekukan izinnya), tetapi HT tetap bergeming. Akibat perubahan isi siaran ini, pihak IIFTIHAR dan ICMI kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memegang saham mayoritas. Mereka akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Global TV dengan menjual 30% sahamnya (dari PT Titian Paraputra Sejahtera) kepada pemilik 70% saham Global TV, PT Media Nusantara Citra (dahulu bernama PT Panca Andika Mandiri, kini merupakan induk perusahaan penyiaran milik Bimantara/HT) senilai US$ 5 juta pada 21 Februari 2005 serta mundur dari berbagai jabatan penting di Global TV. Hasilnya, kepemilikan MNC atas Global TV mencapai 100%. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini. Masalah saham Global TV sempat diributkan pada September 2006. Kala waktu itu, pemilik lama Global TV (Jimly, Achmad Tirto, Ahmad Lubis, Zuhal) digugat oleh PT Jelang Era Global, yang pada saat itu menuntut 10% saham Global TV sebagai ganti dari pembayaran Rp 300 juta untuk konsultasi awal pendirian stasiun TV ini. Namun PT Jelang tidak bisa menerima 10% saham itu karena Global TV sudah keburu dijual kepada Bimantara. Gugatan yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuntutan ganti rugi Rp 6 miliar ini akhirnya kandas setelah pada Juni 2007 ditolak oleh pengadilan. Identitas Logo GTV awalnya menggunakan logo "TVG" (digayakan tv)G) dengan tulisan "TV" huruf kecil dan huruf "G" besar berbentuk kotak warna abu abu dengan lengkungan bulan sabit yang digunakan pada tanggal 8 Oktober 2001 hingga 1 Juni 2002 pada saat siaran percobaan, kemudian warna ditambahkan pada huruf "G" dengan warna biru dan "TV" dengan warna hijau pada 1 Juni 2002, warna biru dan hijau pada logo Global TV adalah warna dari Globe dan nama Global diartikan "belahan dunia". Meskipun logonya bernama "TVG", namun nama "Global TV" selalu digunakan di setiap program. Ketika masih menyiarkan MTV, pada tahun 2002, logo on-air "TVG" diubah dengan ditambahkan desain kubah masjid pada saat memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, pada tahun 2003-2004, logo on-air "TVG" mempunyai dua variasi warna, yaitu hijau dan kuning ketika memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan animasi cahaya yang bergerak pada bulan sabit di huruf "G" dan warna merah putih saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, mengikuti warna logo MTV, Global TV menjadi stasiun televisi kedua yang mengunakan warna merah putih sebagai logo on-air pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setelah TPI. Seiring makin banyaknya acara non-MTV yang tayang di GTV, termasuk acara Nickelodeon, logo "TVG" diganti dengan logo yang terdiri dari huruf "G", dikenal sebagai "Glosie" yang memiliki perpaduan warna jingga dari Nickelodeon, hijau dan biru dari logo sebelumnya "TVG" di atasnya dengan tulisan "GlobalTV" di bawahnya pada tanggal 13 Oktober 2006, bertepatan dengan acara "Fant4stik", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-4. Agar lebih segar, Global TV mengganti logonya dengan bola tiga dimensi biru dengan tetap mempertahankan "Glosie" huruf "G" berwarna putih dengan tulisan "globaltv" pada tanggal 1 Juli 2008, setelah Euro 2008 berakhir. Logo huruf "G" berbentuk bola 3 dimensi ini dapat dibaca sebagai "bola dunia", yang melambangkan fleksibilitas Global TV sebagai televisi nasional yang mampu memberikan beragam sajian spesial terlengkap untuk setiap anggota keluarga Indonesia. Letak huruf "G" yang berada di tengah dan menyatu dengan bola melambangkan posisi Global TV dengan visi dan misi strategis dalam menemani pemirsa lewat setiap program yang ditayangkan. Penulisan kata Global TV dengan huruf kecil (globaltv), memberikan citra ramah dan bersahabat, sedangkan kata "tv" yang dipertebal di samping kata "global" memberikan kesan kuat dan kokoh. Sedangkan warna biru yang menyatu dengan bola dunia G melambangkan Global TV suatu perusahaan yang kompak dan solid. Pada tanggal 28 Maret 2012, Global TV meluncurkan logo barunya saat penayangan langsung acara "Lampion 100% Ekspresif". Logo ini mirip dengan logo MNCTV dan Sindo TV dengan tulisan GlobalTV berwarna biru dan merah. David Fernando Audy, yang pada saat itu menjabat sebagai direktur utama Global TV mengatakan, "Logo baru ini merupakan bentuk penyempurnaan dari logo sebelumnya dan mempresentasikan perkembangan Global TV dari tahun ke tahun yang semakin kuat dengan program-programnya, baik on-air maupun off-air. Juga dari berbagai hal lain yang membuat Global TV semakin menjadi pilihan pemirsa Indonesia". Adapun makna dari logo ini, yaitu: Warna merah mencerminkan cinta, keberanian, kekuasaan, kekuatan, hangat dan kemakmuran sejati, sementara warna biru menyimbolkan stabil, ketenangan dan terpercaya. Tulisan "Global TV" dibuat menyatu tanpa spasi sebagai tanda Global TV sebagai kesatuan yang kokoh di mata publik. Huruf-hurufnya dibuat lurus dan melengkung yang berkombinasi, sebagai tanda Global TV melengkapi dan memberikan kekuatan pada pemirsanya. Penulisan huruf juga dibuat lebih tebal sebagai tanda ketegasan. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV mengganti nama dan logonya menjadi GTV, bertepatan dengan acara "Amazing 15", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-15. Menurut Hary Tanoesoedibjo, perubahan logo ini diharapkan membuat citranya bisa lebih segar di masyarakat. Huruf "G" pada logo GTV ini hampir mirip dengan logo 2006–2008 dan logo Google, hanya saja warna yang berbeda di mana warna tersebut didasarkan pada warna logo MNC. Warna-warna tersebut dipilih demi merefleksikan GTV sebagai bagian MNC Grup, dengan pemaknaan masing-masing di bawah ini. Merah sebagai tanda hangat, kekuatan, kehidupan, kekuasaan dan kehebatan. Warna merah juga bisa berarti tanda butuh perhatian, sehingga dalam logo ini dibuat dominan. Biru adalah warna langit yang mampu memberikan kesan stabil, kepercayaan, kesehatan, harapan, integritas, keamanan, teknologi, kebersihan. Warna ini menjadi tanda GTV berusaha untuk selalu konsisten dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen. Kuning memberi arti kehangatan dan rasa bahagia, optimis, semangat dan ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Dengan adanya warna kuning pada logo GTV, memberikan makna semangat yang baru dan ceria. Hijau sebagai warna pertumbuhan dan vitalitas, terkait dengan kehidupan baru dan pembaharuan. Hijau juga berkaitan dengan keseimbangan dan keharmonisan pikiran, tubuh dan emosi, yang membantu dalam pengambilan keputusan dengan melihat semua sisi secara jelas. Nama "GTV" dipilih karena selama ini Global TV sudah banyak yang mengenalnya baik secara internal dan eksternal perusahaan dengan kata tersebut. Huruf "G" dibuat ikonik agar dapat berdiri sendiri dan tetap dikenal sebagai GTV, sedangkan di bawahnya dilekatkan slogan "pilihan terbaik keluarga Indonesia" sebagai pertanda reposisi GTV dari yang sebelumnya dikenal sebagai televisi anak muda menjadi keluarga. Tipografi "GTV" juga dibuat agar publik memahami GTV sebagai perusahaan yang besar, kuat, handal, dipercaya dan berpengalaman dalam bidang industri penyiaran, sehingga terbangun citra positif di mata masyarakat. Slogan Sebagai Global TV Nongkrong Terus di MTV (relay MTV Indonesia, 2002–2005) MTV, Gue Banget! (relay MTV Indonesia, 2002–2005) Millions of Entertainment (2005–2006) Global TV Seru! (2005–2017) Untuk Keluarga Indonesia (2008–2011) 100% Seru! (2011–2013) Sebagai GTV Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia (2017–sekarang) Acara Olahraga GTV memiliki hak siar atas liga balap paling bergengsi di dunia, Formula 1 setelah sebelumnya hak siar Formula 1 dimiliki TPI (sekarang MNCTV), dan kejuaraan dunia balap antar negara, A1. Kedua ajang ini disiarkan GTV sendirian. GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Euro 2008, bersama RCTI dan MNCTV. GTV juga pernah menayangkan Piala Dunia FIFA 2010 sebagai pemegang hak siar di Indonesia bersama RCTI dan menayangkan Liga Utama Inggris dan Piala FA. Pada tahun 2011, GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia, bersama RCTI dan MNCTV. Acara olahraga sempat vakum selama dua tahun setelah pergantian logo dan programming GTV. Namun mulai tahun 2019, GTV mulai menayangkan kompetisi/turnamen eSports, maupun acara-acara seperti gelar wicara, pencarian bakat dan penganugerahan yang semuanya tentang eSports. Sejak 2021, GTV juga kembali memunculkan program berita sepakbola berjudul Kick Off. Penyiar Jaringan siaran GTV saat ini disiarkan melalui sekitar 40 stasiun televisi (termasuk stasiun relai) yang dimiliki oleh kurang lebih 32 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya); data Tempo tahun 2020 menyebut GTV didukung oleh 44 stasiun pemancar. Seluruh stasiun tersebut, yang menjangkau 32 dari 38 provinsi di Indonesia, dimiliki oleh GTV. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar GTV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan data dari laporan keuangan MNC Media. Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri. Manajemen Daftar direktur utama Direksi saat ini Struktur dewan direksi GTV saat ini adalah sebagai berikut: Penghargaan Lihat pula Daftar stasiun televisi di Indonesia Daftar acara GTV Media Nusantara Citra Okezone Radio MTV Nickelodeon Catatan Referensi Pranala luar Situs web resmi Media Nusantara Citra Jaringan televisi Indonesia Stasiun televisi yang didirikan tahun 2002 Media Nusantara Citra Pendirian tahun 2002 di Indonesia Stasiun televisi di Jakarta
Doktorandus (di Belanda dan masa Hindia Belanda doctorandus) atau disingkat Drs., dan Doktoranda (doctoranda) disingkat Dra. bagi wanita, merupakan gelar yang diberikan oleh universitas. Kata "Doktorandus/Doktoranda" merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yang memungutnya dari bahasa Latin yang berarti "Ia yang akan dijadikan ilmuwan (doktor)". Karena itu di Belanda gelar ini diberikan kepada orang yang sudah menyelesaikan program Master (S-2), dan hampir mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi dalam bidang akademis. Si pemilik gelar hanya tinggal menulis disertasi untuk mencapai gelar doktornya. Sampai dengan tahun 1960-an di dalam ijazah Doktorandus yang dikeluarkan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk ilmu sains (matematika, fisika, kimia, biologi, farmasi, kedokteran, astronomi, ilmu kebumian, geologi geofisika) dan seni rupa tercantum kalimat "pemegang ijazah ini berhak mencapai gelar doktor dengan membuat dan mempertahankan thesis". Dengan adanya peningkatan kebutuhan akan sarjana pada periode tahun 1950-1960-an, di sisi lain produktivitas universitas dan perguruan tinggi Indonesia saat itu masih rendah, maka diambil kebijakan memperpendek masa studi sarjana dari 5-5,5 tahun menjadi 4-4,5 tahun. Faktor lainnya adalah semakin banyak sarjana Indonesia yang meneruskan pendidikannya di AS/Inggris tetap harus melalui program "M.Sc." sebelum dapat mengambil gelar doktornya, karena pola pendidikan Amerika Serikat dan Inggris menganut penjenjangan B.Sc. (3-4 tahun) - M.Sc. (2 tahun) - Ph.D. (3-4 tahun), sementara pola pendidikan di Belanda/Belgia/Jerman menganut penjenjangan Drs/Ir/Dipl.Ing (5-5,5 tahun) - Dr/Dr.Ing. (3-4 tahun). Dalam ijazah yang dikeluarkan ITB setelah tahun 1970-an sebenarnya tidak lagi tercantum gelar "Doktorandus" atau "Insinyur" melainkan "Sarjana", namun karena Doktorandus/Insinyur terlanjur memasyarakat, nomenklatur itu masih tetap digunakan hingga tahun 1990-an walaupun dengan masa studi dan level yang tidak lagi sama dengan era sebelum 1960-an. Gelar doktorandus/doktoranda ini sampai tahun 1990 diberikan bagi lulusan program S-1 dalam Ilmu Sosial, matematika dan ilmu pengetahuan alam, seni, ilmu pedagogi atau pendidikan. Saat ini Belanda sendiri sudah menyesuaikan sistem penjenjangan pendidikan sebagaimana sistem B.Sc. - M.Sc. - Ph.D. Lihat pula Doktoranda Gelar akademik Referensi Gelar akademik
Linguistik (serapan dari ) atau ilmu bahasa (gabungan dari ilmu + bahasa) adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bergantung pada sudut pandang dan pendekatan seorang peneliti, linguistik sering kali digolongkan ke dalam ilmu kognitif, psikologi, dan antropologi. Ada tiga aspek luas penelitian, yang meliputi bentuk bahasa, makna bahasa, dan bahasa dalam konteks. Awal kegiatan yang dikenal dalam deskripsi bahasa telah dikaitkan dengan Pāṇini sekitar 500 SM dengan analisisnya dari bahasa Sanskerta di Ashtadhyayi. Bahasa dapat dipahami sebagai suatu interaksi bunyi dan makna. Disiplin yang mempelajari bunyi bahasa disebut sebagai fonetik, yang berkaitan dengan sifat sebenarnya dari bunyi ujar dan bukan bunyi ujar serta bagaimana mereka diproduksi dan dirasakan. Studi tentang makna bahasa, di sisi lain, berkaitan dengan bagaimana bahasa menggunakan logika dan referensi dunia nyata untuk menyampaikan, memproses, dan menetapkan makna serta untuk mengelola dan menyelesaikan ambiguitas. Hal ini pada gilirannya mencakup studi semantik (makna disimpulkan dari kata-kata dan konsep) dan pragmatik (makna disimpulkan dari konteks). Ada sistem aturan (dikenal sebagai tata bahasa) yang mengatur komunikasi antara anggota suatu masyarakat tutur tertentu. Tata bahasa dipengaruhi oleh suara dan makna, termasuk morfologi (pembentukan dan komposisi kata-kata), sintaksis (pembentukan dan komposisi frasa dan kalimat dari kata-kata ini), dan fonologi (sistem bunyi). Melalui linguistik korpus, potongan besar teks dapat dianalisis untuk kemungkinan kejadian bentuk linguistik tertentu dan pola gaya dalam wacana tertulis atau lisan. Pembagian bidang linguistik Linguistik berkembang selaras dengan kompleksitas objek atau materi yang dikaji. Selain itu, ilmu pengetahuan yang mengkaji bahasa ini juga bersifat terbuka terhadap pengaruh dan kedekatan dengan ilmu lain. Hal inilah yang menjadikan linguistik kaya akan cabang ilmu yang masing-masing berkonsentrasi pada jenis pendekatan kajian dan objek yang dikaji. Cabang-cabang linguistik tersebut antara lain sebagai berikut: Mikrolinguistik Bidang Teoretis Umum: Teori Linguistik Linguistik Deskriptif Linguistik Historis Komparatif Untuk bahasa tertentu: Linguistik Deskriptif Linguistik Historis Makrolinguistik Bidang Interdisipliner Fonetik Stilistika Filsafat Bahasa Psikolinguistik Sosiolinguistik Etnolinguistik Filologi Semiotika Epigrafi Revitalisasi Bahasa (Revivalistics) Bidang Terapan Pengajaran Bahasa Penerjemahan Leksikografi Fonetik Terapan Sosiolinguistik Terapan Pembinaan Bahasa Linguistik Forensik Linguistik Medis Grafologi Mekanolinguistik Aspek Linguistik Linguistik memiliki beberapa aspek antara lain aspek fonologi, aspek morfologi, aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek pragmatik. Pendekatan teoritis Pendekatan humanistik Prinsip dasar linguistik humanistik adalah bahwa bahasa adalah penemuan yang diciptakan oleh manusia. Sebuah tradisi semiotika penelitian linguistik menganggap bahasa sebagai sistem tanda yang muncul dari interaksi makna dan bentuk. Organisasi struktur bahasa dianggap komputasional. Linguistik pada dasarnya dipandang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial dan budaya karena bahasa yang berbeda dibentuk dalam interaksi sosial oleh masyarakat tutur. Kerangka yang mewakili pandangan humanistik bahasa termasuk linguistik struktural, antara lain. Analisis struktural berarti membedah setiap lapisan: fonetik, morfologis, sintaksis, dan wacana, ke unit-unit terkecil. Ini dikumpulkan ke dalam inventaris (misalnya fonem, morfem, kelas leksikal, jenis frase) untuk mempelajari keterkaitan mereka dalam hierarki struktur dan lapisan. Analisis fungsional menambah analisis struktural penugasan peran semantik dan peran fungsional lainnya yang mungkin dimiliki setiap unit. Misalnya, frasa kata benda dapat berfungsi sebagai subjek tata bahasa atau objek kalimat, atau sebagai agen semantik atau pasien. Linguistik fungsional, atau tata bahasa fungsional, adalah cabang linguistik struktural. Dalam konteks humanistik, istilah strukturalisme dan fungsionalisme terkait dengan maknanya dalam ilmu-ilmu kemanusiaan lainnya. Perbedaan antara strukturalisme formal dan fungsional terletak pada jawaban mereka atas pertanyaan mengapa bahasa memiliki sifat-sifat yang dimilikinya. Penjelasan fungsional memerlukan gagasan bahwa bahasa adalah alat untuk komunikasi, atau bahwa komunikasi adalah fungsi utama bahasa. Bentuk-bentuk linguistik secara konsekuen dijelaskan sehubungan dengan nilai fungsionalnya, atau kegunaannya. Pendekatan strukturalis lain mengambil perspektif bahwa bentuk mengikuti mekanisme batin sistem bahasa bilateral dan berlapis-lapis. Pendekatan biologis Pendekatan seperti linguistik kognitif dan tata bahasa generatif mempelajari kognisi linguistik dengan pandangan untuk mengungkap dasar-dasar biologis bahasa. Dalam Tata Bahasa Generatif, dasar-dasar ini dikatakan muncul dari pengetahuan tata bahasa bawaan. Jadi, salah satu perhatian utama dari pendekatan ini adalah untuk menemukan aspek-aspek apa dari pengetahuan linguistik yang bersifat genetik. Linguistik Kognitif, sebaliknya, menolak gagasan tata bahasa bawaan, dan mempelajari bagaimana pikiran manusia menciptakan konstruksi linguistik dari skema peristiwa. Ini juga mempelajari dampak kendala kognitif dan bias pada bahasa manusia. Sama halnya dengan pemrograman neurolinguistik, bahasa didekati melalui indera. Ahli bahasa kognitif mempelajari perwujudan pengetahuan dengan mencari ekspresi yang berhubungan dengan skema sensorimotor. Pendekatan yang terkait erat adalah linguistik evolusioner yang mencakup studi unit linguistik sebagai replikator budaya. Adalah mungkin untuk mempelajari bagaimana bahasa mereplikasi dan beradaptasi dengan pikiran individu atau komunitas tutur. Tata bahasa konstruksi adalah kerangka kerja yang menerapkan konsep meme untuk mempelajari sintaksis. Pendekatan generatif dan pendekatan evolusioner kadang-kadang disebut formalisme dan fungsionalisme. Namun konsep-konsep ini berbeda dari penggunaan istilah dalam humaniora. Lihat pula Daftar istilah linguistik Referensi Bacaan terkait
Adiparwa (bahasa Sanskerta: , ) adalah buku pertama atau bagian (parwa) pertama dari kisah Mahabharata. Pada dasarnya bagian ini berisi ringkasan keseluruhan cerita Mahabharata, kisah-kisah mengenai latar belakang cerita, nenek moyang keluarga Bharata, hingga masa muda Korawa dan Pandawa). Kisahnya dituturkan dalam sebuah cerita bingkai dan alur ceritanya meloncat-loncat sehingga tidak mengalir dengan baik. Penuturan kisah keluarga besar Bharata tersebut dimulai dengan percakapan antara Bagawan Ugrasrawa yang mendatangi Bagawan Sonaka di hutan Nemisa. Bagian-bagian Bagian-bagian kitab Adiparwa itu di antaranya: Catatan: Cerita-cerita ini dianyam dalam bentuk cerita bingkai. Ringkasan isi Kitab Adiparwa Adiparwa dituturkan seperti sebuah narasi. Penuturan isi kitab tersebut bermula ketika Sang Ugrasrawa mendatangi Bagawan Sonaka yang sedang melakukan upacara di hutan Nemisa. Sang Ugrasrawa menceritakan kepada Bagawan Sonaka tentang keberadaan sebuah kumpulan kitab yang disebut Astadasaparwa, pokok ceritanya adalah kisah perselisihan Pandawa dan Korawa, keturunan Sang Bharata. Dari penuturan Sang Ugrasrawa, mengalirlah kisah besar keluarga Bharata tersebut (Mahābhārata). Mangkatnya Raja Parikesit Dikisahkan, ada seorang Raja bernama Parikesit, putera Sang Abimanyu, yang bertahta di Hastinapura. Ia merupakan keturunan Sang Kuru, maka disebut juga Kuruwangsa. Pada suatu hari, dia berburu kijang ke tengah hutan. Kijang diikutinya sampai kehilangan jejak. Di hutan dia berpapasan dengan seorang pendeta bernama Bagawan Samiti. Sang Raja menanyakan ke mana kijang buruannya pergi, tetapi sang pendeta membisu (bertapa dengan bisu). Hal tersebut membuat Raja Parikesit marah. Ia mengambil bangkai ular, kemudian mengalungkannya di leher sang pendeta. Putera sang pendeta yang bernama Srenggi, mengetahui hal tersebut dari penjelasan Sang Kresa, kemudian ia menjadi marah. Ia mengutuk Sang Raja, agar dia wafat karena digigit ular, tujuh hari setelah kutukan diucapkan. Setelah Sang Raja menerima kutukan tersebut, maka ia berlindung di sebuah menara yang dijaga dan diawasi dengan ketat oleh prajurit dan para patihnya. Di sekeliling menara juga telah siap para tabib yang ahli menangani bisa ular. Pada hari ketujuh, yaitu hari yang diramalkan menjadi hari kematiannya, seekor naga yang bernama Taksaka menyamar menjadi ulat pada jambu yang dihaturkan kepada Sang Raja. Akhirnya Sang Raja mangkat setelah digigit Naga Taksaka yang menyamar menjadi ulat dalam jambu. Raja Janamejaya mengadakan upacara korban ular Setelah Maharaja Parikesit mangkat, puteranya yang bernama Janamejaya menggantikan tahtanya. Pada waktu itu dia masih kanak-kanak, tetapi sudah memiliki kesaktian, kepandaian, dan wajah yang tampan. Raja Janamejaya dinikahkan dengan puteri dari Kerajaan Kasi, bernama Bhamustiman. Raja Janamejaya memerintah dengan adil dan bijaksana sehingga dunia tenteram, setiap musuh pasti dapat ditaklukkannya. Ketika Sang Raja berhasil menaklukkan desa Taksila, Sang Uttangka datang menghadap Sang Raja dan mengatakan niatnya yang benci terhadap Naga Taksaka, sekaligus menceritakan bahwa penyebab kematian ayahnya adalah karena ulah Naga Taksaka. Sang Raja meneliti kebenaran cerita tersebut dan para patihnya membenarkan cerita Sang Uttangka. Sang Raja dianjurkan untuk mengadakan upacara pengorbanan ular untuk membalas Naga Taksaka. Singkat cerita, dia menyiapakan segala kebutuhan upacara dan mengundang para pendeta dan ahli mantra untuk membantu proses upacara. Melihat Sang Raja mengadakan upacara tersebut, Naga Taksaka menjadi gelisah. Kemudian ia mengutus Sang Astika untuk menggagalkan upacara Sang Raja. Sang Astika menerima tugas tersebut lalu pergi ke lokasi upacara. Sang Astika menyembah-nyembah Sang Raja dan memohon agar Sang Raja membatalkan upacaranya. Sang Raja yang memiliki rasa belas kasihan terhadap Sang Astika, membatalkan upacaranya. Akhirnya, Sang Astika mohon diri untuk kembali ke Nagaloka. Naga Taksaka pun selamat dari upacara tersebut. Wesampayana menuturkan Mahabharata Maharaja Janamejaya yang sedih karena upacaranya tidak sempurna, meminta Bagawan Byasa untuk menceritakan kisah leluhurnya, sekaligus kisah Pandawa dan Korawa yang bertempur di Kurukshetra. Karena Bagawan Byasa sibuk dengan urusan lain, maka Bagawan Wesampayana disuruh mewakilinya. Ia adalah murid Bagawan Byasa, penulis kisah besar keluarga Bharata atau Mahābhārata. Sesuai keinginan Raja Janamejaya, Bagawan Wesampayana menuturkan sebuah kisah kepada Sang Raja, yaitu kisah sebelum sang raja lahir, kisah Pandawa dan Korawa, kisah perang di Kurukshetra, dan kisah silsilah leluhur sang raja. Wesampayana mula-mula menuturkan kisah leluhur Maharaja Janamejaya (Sakuntala, Duswanta, Bharata, Yayati, Puru, Kuru), kemudian kisah buyutnya, yaitu Pandawa dan Korawa. Garis keturunan Maharaja Yayati Leluhur Maharaja Janamejaya yang menurunkan pendiri Dinasti Puru dan Yadu bernama Maharaja Yayati, dia memiliki dua permaisuri, namanya Dewayani dan Sarmishta. Dewayani melahirkan Yadu dan Turwasu, sedangkan Sarmishta melahirkan Anu, Druhyu, dan Puru. Keturunan Sang Yadu disebut Yadawa sedangkan keturunan Sang Puru disebut Paurawa. Dalam silsilah generasi Paurawa, lahirlah Maharaja Dushyanta, menikahi Sakuntala, yang kemudian menurunkan Sang Bharata. Sang Bharata menaklukkan dunia dan daerah jajahannya kemudian dikenal sebagai Bharatawarsha. Sang Bharata menurunkan Dinasti Bharata. Dalam Dinasti Bharata lahirlah Sang Kuru, yang menyucikan sebuah tempat yang disebut Kurukshetra, kemdian menurunkan Kuruwangsa, atau Dinasti Kuru. Setelah beberapa generasi, lahirlah Prabu Santanu, yang mewarisi takhta Hastinapura. Prabu Santanu memiliki dua istri, yaitu Dewi Gangga dan Satyawati. Dewi Gangga melahirkan Bhisma, sedangkan Satyawati melahirkan Chitrāngada dan Wicitrawirya. Karena Chitrāngada wafat di usia muda dan Bhisma bersumpah tidak akan mewarisi takhta, maka Wicitrawirya melanjutkan pemerintahan ayahnya. Wicitrawirya memiliki dua permaisuri, yaitu Ambika dan Ambalika. Dari Ambika lahirlah Drestarastra dan dari Ambalika lahirlah Pandu. Drestarastra memiliki seratus putera yang disebut Korawaçata (seratus Korawa) sedangkan Pandu memiliki lima putera yang disebut Panca Pandawa (lima putera Pandu). Kisah Prabu Santanu dan keturunannya Tersebutlah seorang Raja bernama Pratipa, dia merupakan salah satu keturunan Sang Kuru atau Kuruwangsa, bertahta di Hastinapura. Raja Pratipa memiliki permaisuri bernama Sunandha dari Kerajaan Siwi, yang melahirkan tiga putera. Di antara ketiga putera tersebut, Santanu dinobatkan menjadi Raja. Raja Santanu menikahi Dewi Gangga, kemudian berputera 8 orang. Tujuh puteranya yang lain ditenggelamkan ke sungai oleh istrinya sendiri, sedangkan puteranya yang terakhir berhasil selamat karena perbuatan istrinya dicegah oleh Sang Raja. Puteranya tersebut bernama Dewabrata, tetapi di kemudian hari bernama Bhisma. Raja Santanu menikah sekali lagi dengan seorang puteri nelayan bernama Satyawati. Satyawati melahirkan 2 putera, bernama Chitrāngada dan Wicitrawirya. Chitrāngada mewarisi takhta ayahnya. Namun karena ia gugur di usia muda pada suatu pertempuran melawan seorang Raja Gandharva, pemerintahannya digantikan oleh adiknya, Wicitrawirya. Wicitrawirya menikahi Ambika dan Ambalika dari Kerajaan Kasi. Tak lama setelah pernikahannya, Wicitrawirya wafat. Untuk memperoleh keturunan, kedua janda Wicitrawirya melangsungkan upacara yang dipimpin oleh Bagawan Byasa. Ambika melahirkan Drestarastra yang buta sedangkan Ambalika melahirkan Pandu yang pucat. Atas anugerah Bagawan Byasa, seorang pelayan yang turut serta dalam upacara tersebut melahirkan seorang putera, bernama Widura yang sedikit pincang. Drestarastra menikahi Gandari kemudian memiliki seratus putera yang disebut Korawa. Pandu menikahi Kunti dan Madri. Kunti melahirkan Yudistira, Bhima, dan Arjuna. Madri melahirkan Nakula dan Sadewa. Keturunan Pandu tersebut disebut Pandawa. Kisah masa kecil Pandawa dan Korawa Pandawa dan Korawa hidup bersama-sama di istana Hastinapura. Bagawan Drona mendidik mereka semasa kanak-kanak, bersama dengan puteranya yang bernama Aswatama. Selain itu mereka diasuh pula oleh Bhisma dan Bagawan Kripa. Setelah Pandu mangkat, kakaknya yang bernama Drestarastra melanjutkan pemerintahan. Drestarastra melihat talenta para Pandawa dan hendak mencalonkan Yudistira sebagai Raja, tetapi hal tersebut justru menimbulkan sikap iri hati dalam diri Duryodana, salah satu Korawa. Tingkah laku Bima yang tanpa sengaja merugikan para Korawa juga sering membuat Duryodana dan adik-adiknya kesal. Terbakarnya rumah damar Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan takhta Dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan yang beribu kota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan Pandawa lima beserta ibunya. Drestarastra yang mencintai keponakannya secara berlebihan mengangkat Yudistira sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya yang terlalu terburu-buru sehingga ia tidak memikirkan perasaan anaknya. Hal ini menyebabkan Duryodana iri hati dengan Yudistira, ia mencoba untuk membunuh pandawa lima beserta ibu mereka yang bernama Kunti dengan cara menyuruh mereka berlibur ke tempat yang bernama Ekacakra. Di sana terdapat bangunan yang megah, yang telah disiapkan Duryodana untuk mereka berlibur dan akan membakar bagunan itu di tengah malam pada saat pandawa lima sedang terlelap tidur. Segala sesuatunya yang sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh Widura yang merupakan paman dari Pandawa lima. Sebelum itu juga Yudistira juga telah diingatkan oleh seorang petapa yang datang ke dirinya bahwa akan ada bencana yang menimpannya oleh karena itu, Yudistira pun sudah berwaspada terhadap segala kemungkinan. Untuk pertama kalinya Yudistira lolos dalam perangkap Duryodana dan melarikan diri ke hutan rimba. Pandawa mendapatkan Dropadi Pada suatu hari, Pandawa mengikuti sayembara yang diselenggarakan Raja Drupada di Kerajaan Panchala. Sayembara tersebut memperebutkan Dewi Dropadi. Banyak ksatria di penjuru Bharatawarsha turut menghadiri. Para Pandawa menyamar sebagai seorang Brāhmana. Sebuah sasaran diletakkan di tengah-tengah arena, dan siapa yang berhasil memanah sasaran tersebut dengan tepat, maka ialah yang berhasil mendapatkan Dropadi. Satu-persatu ksatria maju, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil memanah dengan tepat. Ketika Karna dari Kerajaan Anga turut serta, ia berhasil memanah sasaran dengan baik. Namun Dropadi menolak untuk menikahi Karna karena karna anak seorang kusir yang tentu lebih rendah kastanya. Karna kecewa tetapi juga kesal terhadap Dropadi. Para Pandawa yang diwakili oleh Arjuna turut serta. Arjuna berpakaian seperti Brāhmana. Ketika ia tampil ke muka, ia berhasil memanah sasaran dengan baik, maka Dropadi berhak menjadi miliknya. Namun hal tersebut menimbulkan kericuhan karena seorang Brāhmana tidak pantas untuk mengikuti sayembara yang ditujukan kepada golongan ksatria. Arjuna dan Bima pun berkelahi dengan para ksatria di sana, sementara Yudistira, Nakula dan Sadewa melarikan Dropadi ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, Pandawa berseru, "Ibu, kami datang membawa hasil meminta-minta". Kunti, ibu para Pandawa, tidak melihat apa yang dibawa oleh anak-anaknya karena sibuk dan berkata, "Bagi dengan rata apa yang kalian peroleh". Ketika ia menoleh, alangkah terkejutnya ia karena anak-anaknya tidak saja membawa hasil meminta-minta, tetapi juga seorang wanita. Kunti yang tidak mau berdusta, membuat anak-anaknya untuk berbagai istri. Arjuna mengasingkan diri ke hutan Para Pandawa sepakat untuk membagi Dropadi sebagai istri. Mereka juga berjanji tidak akan mengganggu Dropadi ketika sedang bermesraan di kamar bersama dengan salah satu dari Pandawa. Hukuman dari perbuatan yang mengganggu adalah pembuangan selama 12 tahun. Pada suatu hari, ketika Pandawa sedang memerintah kerajaannya di Indraprastha, seorang pendeta masuk ke istana dan melapor bahwa pertapaannya diganggu oleh para rakshasa. Arjuna yang merasa memiliki kewajiban untuk menolongnya, bergegas mengambil senjatanya. Namun senjata tersebut disimpan di sebuah kamar di mana Yudistira dan Dropadi sedang menikmati malam mereka. Demi kewajibannya, Arjuna rela masuk kamar mengambil senjata, tidak memedulikan Yudistira dan Dropadi yang sedang bermesraan di kamar. Atas perbuatan tersebut, Arjuna dihukum untuk menjalani pembuangan selama 12 tahun. Arjuna menerima hukuman tersebut dengan ikhlas. Arjuna menghabiskan masa pengasingannya dengan menjelajahi penjuru Bharatawarsha atau daratan India Kuno. Selama masa pengasingannya, Arjuna memiliki tiga istri lagi. Mereka adalah: Subadra (adik Sri Kresna), Ulupi, dan Citrangada. Dari hubungannya dengan Subadra anaknya bernama Abimanyu. Dengan Ulupi anaknya bernama Irawan. Dengan Citrangada anaknya bernama Babruwahana. Kisah lain dalam Kitab Adiparwa Selain kisah Pandawa dan Korawa, Sang Ugrasrawa juga menuturkan kisah lain kepada Bagawan Sonaka, yang berbentuk cerita bingkai, sehingga alur ceritanya campuran, tidak mengalir ke depan melainkan meloncat-loncat. Kisah Bagawan Dhomya menguji tiga muridnya Dikisahkan seorang Brāhmana bernama Bagawan Dhomya, tinggal di Ayodhya. Ia memiliki 3 murid, bernama: Sang Utamanyu, Sang Arunika, dan Sang Weda. Ketiganya akan diuji kesetiaannya oleh Sang Guru. Sang Arunika disuruh bersawah. Dengan berhati-hati Sang Arunika merawat biji padi yang ditanamnya. Ketika biji-bizinya sedang tumbuh, datanglah hujan membawa air bah yang kemudian merusak pematang sawahnya. Ia khawatir kalau air tersebut akan merusak tanamannya, maka ia perbaiki pematangnya untuk menahan air. Berkali-kali usahanya gagal dan pematangnya jebol, maka ia merebahkan dirinya sebagai pengganti pematang yang jebol untuk menahan air. Karena kesetiannya tersebut, Sang Arunika diberikan anugerah kesaktian oleh Bagawan Dhomya. Sementara itu, Sang Utamanyu disuruh mengembala sapi. Sang Utamanyu tidak diperbolehkan untuk meminta-minta air kalau ia sedang haus saat mengembala sapi, maka ia menjilat susu sapi yang digembalanya. Hal tersebut juga ditentang oleh Sang Guru, maka Sang Utamanyu menghisap getah daun “waduri” untuk menghilangkan dahaga. Hal tersebut mengakibatkan matanya buta. Ia tidak tahu jalan sehingga terperosok ke dalam sumur kering. Sampai sore, Sang Utamanyu tidak juga kembali pulang, gurunya menjadi cemas. Ketika dicari, didapatinya Sang Utamanyu berada dalam sebuah sumur. Bagawan Dhomya kemudian mendengarkan cerita Sang Utamanyu. Karena kesetiannya terhadap kewajiban, Sang Utamanyu diberikan mantra sakti yang mampu menyembuhkan penyakit oleh Bagawan Dhomya. Sementara itu, Sang Weda disuruh tinggal di dapur untuk menyediakan hidangan yang terbaik buat gurunya. Sang Weda selalu menuruti perintah gurunya, meski yang buruk sekalipun. Segala perintah gurunya dikerjakan dengan baik. Maka dari itu, Sang Weda dianugerahi segala macam ilmu pengetahuan, mantra Veda, dan kecerdasan. Kisah Sang Winata dan Sang Kadru Dikisahkan terdapat seorang Maharsi bernama Bagawan Kasyapa, putera bagawan Marici, cucu Dewa Brahma. Ia diberi oleh Bagawan daksa empat belas puteri. Keempat belas puteri tersebut bernama: Aditi, Diti, Danu, Aristi, Anayusa, Kasa, Surabhi, Winata, Kadru, Ira, Parwa, Mregi, Krodhawasa, Tamra. Di antara empat belas puteri tersebut, Sang Winata dan Kadru tidak memiliki anak. Mereka berdua kemudian memohon belas kasihan Bagawan Kasyapa. Sang Kadru memohon seribu anak sedangkan Sang Winata hanya memohon dua anak. Kemudian Bagawan Kasyapa memberikan Sang Kadru seribu butir telur sedangkan Sang Winata diberikan dua butir telur. Kedua puteri tersebut kemudian merawat telur masing-masing dengan baik. Singkat cerita, seribu butir telur milik Sang Kadru menetas, dan lahirlah para Naga. Yang terkemuka adalah Sang Anantabhoga, Sang Wasuki, dan Sang Taksaka. Sementara telur Sang Kadru sudah menetas semuanya, telur Sang Winata belum menetas. Karena tidak sabar, maka telurnya dipecahkan. Ketika pecah, terlihatlah seorang anak yang baru setengah jadi, bagian tubuh ke atas lengkap sedangkan dari pinggang ke bawah tidak ada. Sang anak marah karena ditetaskan sebelum waktunya. Anak tersebut kemudian mengutuk ibunya supaya diperbudak oleh Sang Kadru berlebih-lebihan. Kelak, saudaranya yang akan menetas akan menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Anak tersebut kemudian diberi nama Sang Aruna, karena tidak memiliki kaki dan paha. Sang Aruna menjadi sais (kuir) kereta Dewa Surya. Kisah pemutaran Mandaragiri Dikisahkan, pada zaman dahulu kala, para Dewa, detya, dan rakshasa mengadakan rapat untuk mencari tirta amerta (air suci). Sang Hyang Nārāyana (Wisnu) mengatakan bahwa tirta tersebut berada di dasar laut Ksira. Cara mendapatkannya adalah dengan mengaduk lautan tersebut. Para Dewa, detya, dan rakshasa kemudian menuju laut Ksira. Untuk mengaduknya, Naga Anantabhoga mencabut gunung Mandara (Mandaragiri) di pulau Sangka sebagai tongkat pengaduk. Gunung tersebut dibawa ke tengah lautan. Seekor kura-kura (Kurma) besar menjadi penyangga/dasar gunung tersebut. Sang Naga melilit gunung tersebut, kemudian para Dewa memegang ekornya, sedangkan rakshasa dan detya memegang kepalanya. Dewa Indra berdiri di puncaknya agar gunung tidak melambung ke atas. Beberapa lama setelah gunung diputar, keluarlah Ardhachandra, Dewi Sri, Dewi Lakshmi, kuda Uccaihsrawa, dan Kastubhamani. Semuanya berada di pihak para Dewa. kemudian, munculah Dhanwantari membawa kendi tempat tirta amerta. Para detya ingin agar tirta tersebut menjadi milik mereka sebab sejak awal tidak pernah dapat bagian. Tirta amerta pun menjadi milik mereka. Para Dewa memikirkan cara untuk merebut tirta tersebut. akhirnya Dewa Wisnu mengubah wujudnya menjadi seorang wanita cantik, kemudian mendekati para rakshasa dan detya. Para rakshasa-daitya yang melihatnya menjadi terpesona, dan menyerahkan kendi berisi tirta tersebut. Wanita cantik itu kemudian pergi sambil membawa tirta amerta dan berubah kembali menjadi Dewa Wisnu. Para detya yang melihatnya menjadi marah. Tak lama kemudian terjadilah pertempuran antara para Dewa dan rakshasa-detya. Kemudian Dewa Wisnu teringat dengan senjata chakra-nya. Senjata chakra kemudian turun dari langit dan menyambar-nyambar para rakshasa-detya. Banyak dari mereka yang lari terbirit-birit karena luka-luka. Akhirnya ada yang menceburkan diri ke laut dan masuk ke dalam tanah. Para Dewa akhirnya berhasil membawa tirta amerta ke surga. Kisah Sang Garuda dan para Naga Dikisahkan, pada suatu hari Sang Winata dan Sang Kadru, istri Bagawan Kasyapa, mendengar kabar tentang keberadaan seekor kuda bernama Uccaihsrawa, hasil pemutaran Gunung Mandara atau Mandaragiri. Sang Winata mengatakan bahwa warna kuda tersebut putih semua, sedangkan Sang Kadru mengatakan bahwa tubuh kuda tersebut berwarna putih sedangkan ekornya saja yang hitam. Karena berbeda pendapat, mereka berdua bertaruh, siapa yang tebakannya salah akan menjadi budak. Mereka berencana untuk menyaksikan warna kuda itu besok sekaligus menentukan siapa yang salah. Sang Kadru menceritakan masalah taruhan tersebut kepada anak-anaknya. Anak-anaknya mengatakan bahwa ibunya sudah tentu akan kalah, karena warna kuda tersebut putih belaka. Sang Kadru pun cemas karena merasa kalah taruhan, maka dari itu ia mengutus anak-anaknya untuk memercikkan bisa ke ekor kuda tersebut supaya warnanya menjadi hitam. Anak-anaknya menolak untuk melaksanakannya karena merasa perbuatan tersebut tidak pantas. Sang Kadru yang marah mengutuk anak-anaknya supaya mati ditelan api pada saat upacara pengorbanan ular yang diselenggarakan Raja Janamejaya. Mau tak mau, akhirnya anak-anaknya melaksanakan perintah ibunya. Mereka pun memercikkan bisa ular ke ekor kuda Uccaihsrawa sehingga warnanya yang putih kemudian menjadi hitam. Akhirnya Sang Kadru memenangkan taruhan sehingga Sang Winata harus menjadi budaknya. Sementara itu, telur yang diasuh Sang Winata menetas lalu munculah burung gagah perkasa yang kemudian diberi nama Garuda. Sang Garuda mencari-cari ke mana ibunya. Pada akhirnya ia mendapati ibunya diperbudak Sang Kadru untuk mengasuh para naga. Sang Garuda membantu ibunya mengasuh para naga, tetapi para naga sangat lincah berlari kesana-kemari. Sang Garuda kepayahan, lalu menanyakan para naga, apa yang bisa dilakukan untuk menebus perbudakan ibunya. Para naga menjawab, kalau Sang Garuda mampu membawa tirta amerta ke hadapan para naga, maka ibunya akan dibebaskan. Sang Garuda menyanggupi permohonan tersebut. Singkat cerita, Sang Garuda berhasil menghadapi berbagai rintangan dan sampai di tempat tirta amerta. Pada saat Sang Garuda ingin mengambil tirta tersebut, Dewa Wisnu datang dan bersabda, “Sang Garuda, jika engkau ingin mendapatkan tirta tersebut, mintalah kepadaku, nanti pasti aku berikan”. Sang Garuda menjawab, “Tidak selayaknya jika saya meminta kepada anda sebab anda lebih sakti daripada saya. Karena tirta amerta anda tidak mengenal tua dan mati, sedangkan saya tidak. Untuk itu, berikanlah kepada saya anugerah yang lain”. Dewa Wisnu berkata, “Jika demikian, aku memintamu untuk menjadi kendaraanku, sekaligus menjadi lambang panji-panjiku”. Sang Garuda setuju dengan permohonan tersebut sehingga akhirnya menjadi kendaraan Dewa Wisnu. Kemudian Sang Garuda terbang membawa tirta, tetapi Dewa Indra tidak setuju kalau tirta tersebut diberikan kepada para naga. Sang Garuda mengatakan bahwa tirta tersebut akan diberikan kalau para naga sudah selesai mandi. Sampailah Sang Garuda ke tempat tinggal para naga. Para naga girang ingin segera meminum amerta, tetapi Sang Garuda mengatakan bahwa tirta tersebut boleh diminum jika para naga mandi terlebih dahulu. Para naga pun mandi sesuai dengan syarat yang diberikan, tetapi setelah selesai mandi, tirta amerta sudah tidak ada lagi karena dibawa kabur oleh Dewa Indra. Para naga kecewa dan hanya mendapati beberapa percikan tirta amerta tertinggal pada daun ilalang. Para naga pun menjilati daun tersebut sehingga lidahnya tersayat dan terbelah. Daun ilalang pun menjadi suci karena mendapat tirta amerta. Sementara itu Sang Garuda terbang ke surga karena merasa sudah menebus perbudakan ibunya. Bahasa dan sejarah Sebagaimana kisah induknya, Mahabharata, kitab Adiparwa ini semula dituliskan dalam bahasa Sanskerta dan dianggap sebagai cerita suci bagi pemeluk agama Hindu. Tidak tercatat kapan persisnya kisah ini masuk ke Indonesia. Akan tetapi, sebagaimana disebutkan dalam bagian pendahuluan Adiparwa versi Jawa Kuno, kitab ini telah disalin ke dalam bahasa Jawa kuno atau juga dikenal sebagai bahasa Kawi pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh (kerajaan Kediri, tahun 991-1016) (Zoetmulder, 1994). Pengaruh dalam budaya Kitab Adiparwa yang diterjemahkan dari Bahasa Sanskerta ke Bahasa Jawa Kuno atau Bahasa Kawi, banyak digubah menjadi cerita pewayangan. Dalam kitab Adiparwa yang diterjemahkan dari bahasa Sanskerta mungkin terdapat perbedaan dengan lakon pewayangannya, yang kadang-kadang besar sekali, sehingga memberi kesan bahwa segala sesuatunya terjadi di Jawa. Hal ini disebabkan oleh kecerdasan para pujangga masa lampau yang mampu memindah alam pikiran para pembaca atau pendengarnya dari suasana India menjadi Jawa Asli. Jika Hastinapura sebenarnya terdapat di India, maka nama-nama seperti Jonggringsalaka, Pringgandani, Indrakila, Gua Kiskenda, sampai Gunung Mahameru dibawa ke tanah Jawa. Begitu pula dengan tokoh Pancawala (Pancakumara). Jika dalam versi aslinya mereka terdiri dari lima orang, maka dalam pewayangan mereka dikatakan hanya satu orang saja. Menurut Mulyono dalam artikelnya berjudul “Dewi Dropadi:Antara kitab Mahabharata dan Pewayangan Jawa”, ia menyatakan bahwa terjadinya perbedaan cerita tentang Pancawala antara kitab Mahabharata dengan cerita dalam pewayangan Jawa karena pengaruh perkembangan agama Islam di tanah Jawa. Hal serupa juga terjadi pada kisah Dewi Dropadi dalam kitab Adiparwa. Jika dalam Adiparwa ia bersuami lima orang, maka dalam pewayangan Jawa (yang sudah terkena pengaruh Islam) Dropadi hanya bersuami satu orang saja. Menurut hukum Islam, seorang wanita tidak boleh memiliki suami lebih dari satu. Maka dari itu, cerita Dewi Dropadi dalam kitab Mahabharata versi asli yang bercorak Hindu menyalahi hukum Islam. Untuk mengantisipasinya, para pujangga ataupun seniman Islam mengubah cerita tersebut agar sesuai dengan ajaran Islam. Pancawala yang sebenarnya merupakan lima putera Pandawa pun diubah menjadi seorang tokoh yang merupakan putera Yudistira saja. Bahan bacaan Ganguli, K. Mohan (translator). The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa, Adi Parva (First Parva, or First Book), translated into English Prose from the Original Sanskrit Text [1883-1896]. The Project Gutenberg EBook #7864. April, 2005. Widyatmanta, S. Kitab Adiparwa, jilid I. Cabang Bagian Bahasa – Jogyakarta, Jawatan Kebudayaan Kementerian PP dan K. 1958. Zoetmulder, P.J. Kalangwan, sastra Jawa Kuno selayang pandang. Penerbit Djambatan, Jakarta. 1994. Lihat pula Astadasaparwa Referensi Kitab Mahabharata
Sastra Ibrani yang paling terkenal ialah Alkitab Perjanjian Lama dan Tanakh dalam tradisi Yahudi. Contoh-contoh lain ialah kitab Talmud. Lihat pula: Sastra Ibrani Ibrani
Tanakh (; , atau ; juga Tenakh, Tenak, Tanach), Tanak, atau Mikra adalah kanon dari Alkitab Ibrani. Teks Ibrani tradisional tersebut dikenal sebagai Naskah Masorah. Tanakh adalah suatu akronim dari masing-masing abjad Ibrani pertama dari ketiga pembagian tradisional Naskah Masorah: Torah atau Taurat ("Ajaran", juga dikenal sebagai Lima Kitab Musa), Nevi'im ("Nabi-nabi") dan Ketuvim ("Tulisan") —menjadi TaNaKh. Nama "Mikra" (מקרא), artinya "yang dibaca", adalah kata Ibrani lainnya untuk Tanakh. Kitab-kitab Tanakh diteruskan oleh setiap generasi, dan menurut tradisi para rabi juga disertai dengan suatu tradisi lisan, disebut Taurat Lisan. Terminologi Ketiga bagian Tanakh yang tercermin dalam akronim "Tanakh" ditegaskan dengan baik dalam literatur dari masa para rabi. Namun selama periode tersebut istilah "Tanakh" tidak digunakan. Sebaliknya judul yang tepat yaitu Mikra (atau Miqra, מקרא, artinya "bacaan" atau "yang dibaca") karena teks-teks biblika dibacakan di hadapan publik. Istilah Mikra tetap digunakan dalam bahasa Ibrani sampai saat ini, bersama dengan Tanakh, untuk merujuk pada kitab suci Ibrani. Dalam bahasa Ibrani lisan modern, kedua istilah tersebut dapat saling dipertukarkan. Perkembangan dan kodifikasi Tidak ada konsensus keilmuan mengenai kapan kanon Alkitab Ibrani ditetapkan: beberapa akademisi berpendapat bahwa penetapan kanon tersebut dilakukan oleh dinasti Hashmonayim, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa tidak ada penetapan hingga abad kedua SM atau bahkan setelah itu. Menurut Talmud, banyak kandungan Tanakh yang disusun oleh Majelis Agung (Anshei K'nesset HaGedolah), suatu tugas yang terselesaikan pada tahun 450 SM, dan tidak berubah untuk seterusnya sejak saat tersebut. Penutupan kanon secara resmi sering kali dianggap dilakukan oleh kaum Yudaisme Rabbinik setelah penghancuran Kuil Pertama pada tahun 587 SM. Kanon berisi dua puluh empat kitab ini disebutkan dalam Midrash Koheleth 12:12. Bahasa dan pengucapan Sistem penulisan asli dari teks Ibrani adalah sebuah abjad: konsonan yang ditulis dengan beberapa huruf hidup terapan ("matres lectionis"). Selama Abad Pertengahan awal, para akademisi yang dikenal sebagai kaum Masoret menciptakan suatu sistem tunggal dalam perumusan vokalisasi. Hal ini terutama dilakukan oleh Aaron ben Moses ben Asher, di suatu sekolah di Tiberias, berdasarkan tradisi lisan dalam pembacaan Tanakh, karenanya dinamakan vokalisasi Tiberian. Selain itu juga menyertakan beberapa inovasi dari Ben Naftali dan pembuangan Babel. Meskipun proses kodifikasi tersebut relatif terlambat, beberapa sumber tradisional dan beberapa orang dari kalangan Yahudi Ortodoks tetap berpegang pada cara melafalkan dan menyanyikan (kantilasi) yang berasal dari pewahyuan di Sinai, karena tidaklah mungkin membaca teks asli tersebut tanpa jeda dalam pengucapan maupun dalam pelantunan lagu. Kombinasi dari suatu teks (מקרא mikra), pelafalan (ניקוד niqqud) dan pelantunan (טעמים te`amim) memungkinkan pembaca untuk memahami baik makna sederhananya maupun nuansa dalam alur kalimat dari teks tersebut. Kitab-kitab Tanakh Menurut tradisi Yahudi, Tanakh memiliki dua puluh empat kitab. Gabungan seluruh kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh, dan Ezra-Nehemia dianggap sebagai satu kitab; serta Trei Asar (תרי עשר, Keduabelas Nabi; secara harfiah berarti "dua belas") juga dipandang sebagai satu kitab. Taurat Taurat (תּוֹרָה, secara harfiah berarti "pengajaran") terdiri dari lima kitab, biasanya disebut sebagai "Lima Kitab Musa". Edisi cetak dari Taurat sering kali disebut Chamisha Chumshei Torah (חמישה חומשי תורה, secara harfiah berarti "lima dari lima-bagian kitab Taurat"), dan secara tidak resmi merupakan sebuah Chumash. Dalam bahasa Ibrani, kelima kitab Taurat diidentifikasi dengan adanya incipit (kata pertama) dari setiap kitab. Nama berbahasa Inggris berasal dari nama Yunani yang diberikan kepada kitab-kita dalam Septuaginta, yang berasal dari isi tematis dari setiap kitab, sebagai berikut: Bereshith - Kejadian — (Genesis) Shemot - Keluaran — (Exodus) Vayikra - Imamat — (Leviticus) Bamidbar - Bilangan — (Numbers) Devarim - Ulangan — (Deuteronomy) Nevi'im Nevi'im (נְבִיאִים, "Nabi-nabi") merupakan pembagian utama kedua dari Alkitab Ibrani, antara Taurat dan Ketuvim. Nevi'im terdiri dari dua sub-bagian: Nabi-nabi Awal (Nevi'im Rishonim נביאים ראשונים, kitab-kitab narasi Yosua, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja) dan Nabi-nabi Akhir (Nevi'im Aharonim נביאים אחרונים, kitab-kitab Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel serta Keduabelas Nabi Kecil). Pembagian ini meliputi kitab-kitab yang mencakup suatu periode sejak masuknya bangsa Israel ke Tanah Israel sampai pembuangan Babel dari Yehuda ("periode nubuat"). Penyebaran mereka tidak bersifat kronologis, tetapi substantif. (יהושע / Y'hoshua) — Yosua (שופטים / Shophtim) — Hakim-Hakim (שמואל / Sh'muel) — Samuel (מלכים / M'lakhim) — Raja-Raja (ישעיה / Y'shayahu) — Yesaya (ירמיה / Yir'mi'yahu) — Yeremia (יחזקאל / Y'khezqel) — Yehezkiel Keduabelas Nabi Kecil (תרי עשר, Trei Asar, "Keduabelas") dianggap sebagai satu kitab dalam Yudaisme. (הושע / Hoshea) — Hosea (יואל / Yo'el) — Yoel (עמוס / Amos) — Amos (עובדיה / Ovadyah) — Obaja (יונה / Yonah) — Yunus (מיכה / Mikhah) — Mikha (נחום / Nakhum) — Nahum (חבקוק /Havakuk) — Habakuk (צפניה / Ts'phanyah) — Zefanya (חגי / Khagai) — Hagai (זכריה / Z'kharyah) — Zakharia (מלאכי / Mal'akhi) — Maleakhi Ketuvim Ketuvim (כְּתוּבִים, "Tulisan") terdiri dari sebelas kitab, sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Kitab puisi Dalam beberapa Naskah Masorah (dan beberapa edisi cetak), Mazmur, Amsal, dan Ayub disajikan dalam bentuk dua kolom khusus dengan penekanan pada baris-baris paralel pada semua ayat tersebut, yang mana merupakan suatu fungsi kekhasan puisi-puisi itu. Secara kolektif, ketiga kitab ini dikenal sebagai Sifrei Emet (sebuah akronim dari judul-judul dalam bahasa Ibrani, איוב, משלי, תהלים yang menghasilkan Emet אמ"ת, yang juga merupakan bahasa Ibrani untuk "kebenaran"). Ketiga kitab ini juga satu-satunya dalam Tanakh yang menggunakan suatu sistem khusus dalam catatan-catatan kantilasi yang dirancang untuk menekankan baris-baris paralel dalam semua ayat. Namun, bagian awal dan akhir kitab Ayub menggunakan sistem prosa normal. Kelima gulungan (Hamesh Megillot) Kelima kitab yang relatif singkat, yaitu Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, dan Ester, secara kolektif dikenal sebagai Hamesh Megillot (Lima Megillot). Semua kitab ini merupakan kitab-kitab yang terakhir dikumpulkan dan dikategorikan sebagai "otoritatif" dalam kanon Yahudi meskipun belum lengkap seluruhnya hingga abad ke-2 Masehi. Gulungan-gulungan kitab ini dalam tradisi dibacakan sepanjang tahun dalam banyak komunitas Yahudi. Daftar di bawah menyajikan kitab-kitab tersebut dalam urutan pembacaannya di sinagoge pada hari raya, dimulai dengan Kidung Agung pada hari raya Paskah Yahudi. Kitab lainnya Selain ketiga kitab puisi dan kelima gulungan, kitab-kitab lainnya dalam Ketuvim adalah Daniel, Ezra–Nehemia dan Tawarikh. Meskipun tidak ada pengelompokan secara resmi atas kitab-kitab ini dalam tradisi Yahudi, semua kitab tersebut tetap memiliki sejumlah karakteristik pembeda. Narasi semua kitab ini secara terbuka mendeskripsikan berbagai peristiwa yang relatif terjadi belakangan (yaitu pembuangan Babel dan pemulihan Sion selanjutnya). Tradisi Talmud mengganggap semua kitab ini ditulis paling belakangan. Dua di antaranya (Daniel dan Ezra) merupakan kitab-kitab dalam Tanakh yang ditulis dengan bahasa Aram dalam porsi yang cukup besar. Urutan Daftar berikut ini menyajikan kitab-kitab Ketuvim dalam urutan sesuai yang ditampilkan dalam kebanyakan edisi cetak. Selain itu juga ada pembagian dalam tiga sub kelompok berdasarkan kekhasan Sifrei Emet dan Hamesh Megillot. Ketiga kitab puisi (Sifrei Emet) "Sifrei Emet," "Kitab-kitab Kebenaran": Tehillim (Mazmur) תהלים Mishlei (Amsal) משלי Iyyôbh (Ayub) איוב Lima Megillot (Hamesh Megillot) Shīr Hashīrīm (Kidung Agung) שיר השירים (Paskah Yahudi) Rūth (Rut) רוּת (Shavuot) Eikhah (Ratapan) איכה (Tisha B'Av) Qōheleth (Pengkhotbah) קהלת (Hari Raya Pondok Daun) Estēr (Ester) אסתר (Purim) Kitab-kitab lainnya Dānî’ēl (Daniel) דָּנִיֵּאל ‘Ezrā (Ezra—Nehemia) עזרא Divrei ha-Yamim (Tawarikh) דברי הימים Tradisi tekstual Yahudi tidak pernah menyelesaikan pengurutan kitab-kitab dalam Ketuvim. Talmud Babilonia (Bava Batra 14b-15a) mengurutkan kitab-kitab tersebut menjadi: Rut, Mazmur, Ayub, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Ratapan Yeremia, Daniel, Gulungan Ester, Ezra, Tawarikh. Dalam kodeks Naskah Masorah Tiberius, termasuk Kodeks Aleppo dan Kodeks Leningrad, dan juga sering kali dalam naskah Spanyol kuno, urutannya adalah: Tawarikh, Mazmur, Ayub, Amsal, Rut, Kidung Agung, Pengkhotbah, Ratapan Yeremia, Ester, Daniel, Ezra. Penerjemahan Jewish Publication Society of America Version diterbitkan tahun 1917 oleh Perkumpulan Penerbitan Yahudi dan menggantikan Tanakh mereka pada tahun 1985 Tanakh, Perkumpulan Penerbitan Yahudi, 1985, ISBN 0-8276-0252-9 Tanach: The Stone Edition, bahasa Ibrani dengan terjemahan bahasa Inggris, Mesorah Publications, 1996, ISBN 0-89906-269-5, nama tersebut diambil dari donaturnya Irving I. Stone Tanakh Ram, suatu terjemahan yang masih berlangsung ke dalam bahasa Ibrani Modern (2010-) oleh Avraham Ahuvya (RAM Publishing House Ltd. dan Miskal Ltd.) Lihat pula 613 mitzvot Alkitab Ibrani Kitab non-kanonik yang dirujuk dalam Alkitab Mikraot Gedolot Penemuan kitab-kitab Alkitab dalam Naskah Laut Mati Rashi Referensi Pranala luar Ringkasan berilustrasi dan analysis Taurat (lima kitab pertama Tanakh) Hebrew-English Tanakh: the Jewish Bible - edisi online Naskah Masorah lengkap tertua yang dikenal dari Alkitab Ibrani (termasuk tanda kantilasi) ditempatkan berdampingan dengan terjemahan Yahudi klasik. Mechon Mamre – teks Tanakh dalam bahasa Ibrani berdasarkan Kodeks Aleppo dan naskah Tiberian lain yang dekat dengannya, disunting menurut sistem Rabbi Mordechai Breuer. Teks bahasa Ibrani ditampilkan dalam empat versi yang mudah dipakai (termasuk satu versi dengan tanda kantilasi) dan dapat diunduh. JPS 1917 English translation is included as well as parallel translations (Hebrew - English, Hebrew - French, Hebrew - Portuguese and a Hebrew - Spanish Bible, see: A Jewish Hebrew - English/French/Portuguese/Spanish Bible According to the Masoretic Text and the JPS 1917 Edition) A Guide to Reading Nevi'im and Ketuvim – Detailed Hebrew outlines of the biblical books based on the natural flow of the text (bukan dengan pembagian pasal). The outlines include a daily study-cycle, and the explanatory material is in English, by Seth (Avi) Kadish. iTanakh.org Daftar ekstensif pranala dan sumber terkait dengan pembelajaran Tanakh Tanakh Hebrew Bible Project – An online project that aims to present critical text of the Hebrew Bible with important ancient versions (Samaritan Pentateuch, Masoretic Text, Targum Onkelos, Samaritan Targum, Septuagint, Peshitta, Aquila of Sinope, Symmachus, Theodotion, Vetus Latina, and Vulgate) in parallel with new English translation for each version, plus a comprehensive critical apparatus and a textual commentary for every verse. Alkitab Ibrani Kata dan frasa Ibrani Alkitab
Abraham (Ibrani: אַבְרָהָם; Ibrani modern: Avraham; Ibrani Tiberias: ʾAḇrāhām; Yunani: Αβραάμ; Ashkenazi: Avruhom; Ge'ez: አብርሃም; Arab: إبراهيم; Ibrahim), lahir dengan nama Abram, adalah salah satu figur terpenting dalam Yahudi, Kristen dan Islam, dimana janji Tuhan dan berkat-Nya diberikan kepada Abraham dan keturunannya. Abraham adalah nenek moyang dari bangsa Israel. Abraham memperanakkan Ishak dan Ismael, Ishak memperanakkan Yakub (yang disebut juga Israel). Yakub memperanakkan 12 Suku Israel yang kemudian menurunkan nabi-nabi (Musa dari suku Lewi) dan raja-raja (Daud, Salomo dari suku Yehuda), sampai kepada Mesias yang menyelamatkan. Abraham sendiri adalah orang Ibrani (keturunan Eber). Eber adalah cicit dari Sem, anak Nuh. Semua informasi tertulis ini hanya bisa didapat dari Tanakh, Alkitab, dan Al-Qur'an tidak ada sumber lain. Alkitab mengatakan, Abraham dipanggil Tuhan dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000 SM . Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham , bahwa Ia akan diberkati dan keturunannya akan tak terhitung banyaknya. Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal 11–25). Nama Nama aslinya adalah Abram (. Setelah dipanggil Tuhan, namanya bukan lagi "Abram" melainkan "Abraham". Kisah Dalam Tanakh dan Alkitab, kisah Abraham tertulis dalam Kitab Kejadian pasal 11-25. Silsilah Silsilah Abraham dalam Alkitab dimulai dari Sem (putra Nuh) sampai Abraham adalah: Sem memiliki putra bernama Arpakhsad saat berusia 100 tahun atau dua tahun setelah peristiwa banjir besar Arpakhsad memiliki putra bernama Selah saat berusia 35 tahun Selah memiliki putra bernama Eber saat berusia 30 tahun Eber memiliki putra bernama Peleg saat berusia 34 tahun Peleg memiliki putra bernama Rehu saat berusia 30 tahun Rehu memiliki putra bernama Serug saat berusia 32 tahun Serug memiliki putra bernama Nahor saat berusia 30 tahun Nahor memiliki putra bernama Terah saat berusia 29 tahun Terah memiliki putra Abram, Nahor, dan Haran pada usia 70 tahun Kisah awal Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim. Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun). Keluar dari Ur Alkitab mengisahkan bahwa Terah kemudian membawa Abram (putranya), Lot (cucunya dari Haran), dan Sarai (menantunya, istri Abram) dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan dan mereka singgah di sebuah tempat bernama Haran. Sebagian mengidentifikasikan Haran dengan Harran yang terletak di kawasan tenggara Turki modern. Terah meninggal di sana saat berusia 205 tahun. Setelahnya, Abram yang saat itu berusia 75 tahun meninggalkan Haran untuk menuju Kanaan bersama Sarai, Lot, dan semua pengikutnya. Disebutkan bahwa Tuhan memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar. Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, Abram pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, tempat dia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama Tuhan." Mesir Tanah Kanaan kemudian mengalami kelaparan hebat, sehingga Abram dan rombongannya pindah ke Mesir. Di sana Abram berpesan kepada Sarai untuk mengakui dirinya sebagai saudara, karena dikhawatirkan orang-orang akan membunuh Abram jika mengetahui bahwa dia adalah suaminya. Saat mereka memasuki Mesir dan para punggawa Firaun melihat kecantikan Sarai, mereka menceritakannya kepada Firaun sehingga Sarai dibawa ke istana dan berencana untuk dijadikan istri Firaun, sedangkan Abram sendiri menerima budak-budak dan hewan ternak dari Firaun karenanya. Namun Firaun kemudian terkena tulah beserta seisi istananya karena Sarai dan kemudian Firaun menyalahkan Abram karena tidak mengatakan yang sejujurnya bahwa Sarai adalah istrinya. Setelahnya, Sarai dikembalikan ke Abram dan mereka kembali ke Kanaan. Berpisah dengan Lot Saat tinggal di Kanaan, terjadi perselisihan antara para penggembala yang bekerja pada Abram dengan yang bekerja pada Lot. Hal ini dikarenakan kedua belah pihak memiliki kekayaan dan hewan ternak melimpah, sehingga tempat tersebut tidak cukup untuk mereka berdua. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengizinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan dan berkemah di dekat Sodom, sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari Tuhan, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi Tuhan. Sebagian tafsiran Alkitab menyatakan bahwa Lot cenderung mementingkan keuntungan pribadi, karena dia memilih menetap di dekat Sodom hanya karena kesuburan tempatnya, mengabaikan watak penduduknya yang suka berbuat jahat. Tidak terdapat keterangan mengenai perpisahan Abram dan Lot di dalam Al-Qur'an, tetapi disebutkan bahwa Allah memang mengutus Lot pada kaum Sodom untuk berdakwah. Setelah beberapa tahun, negara-negara di kawasan lembah Yordania dan sekitarnya memberontak terhadap pemerintahan Elam. Penguasa Elam saat itu, Raja Kedorlaomer, kemudian mengerahkan pasukan untuk menyerang kota-kota di lembah Yordania dan menawan banyak orang. Lot dan keluarganya termasuk mereka yang dijadikan tawanan. Kejadian ini dikenal dengan Pertempuran Siddim. Abram yang mengetahui nasib keponakannya tersebut lantas mengumpulkan 318 budak terlatih dan mengejar pasukan Elam, meraih kemenangan di daerah sebelah utara Damaskus yang bernama Hoba, dan kemudian berhasil membebaskan Lot. Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Hagar dan Ismael Sumber Alkitab menyebutkan bahwa lantaran yakin tidak dapat mengandung, Sarai kemudian memberikan Hagar sebagai selir atau istri Abram. Namun Hagar menjadi merasa lebih hebat dari Sarai setelah mengandung sehingga Sarai menindas Hagar. Hagar kemudian melarikan diri, tetapi malaikat mendatanginya, menyuruh untuk kembali dan menjelaskan bahwa Tuhan akan memperbanyak keturunannya sampai tak bisa dihitung, juga menyuruhnya untuk menamai anaknya Ismael sebab Tuhan mendengar penindasan atas Hagar. Ismael lahir pada saat Abram berusia 86 tahun. Beberapa ulama, seperti Ibnu Katsir, juga mengutip Alkitab dalam karyanya terkait kisah ini. Terdapat perbedaan pendapat mengenai status Hagar terhadap Abram. Sebagian berpendapat bahwa dia adalah selir, pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah istrinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa awalnya Hagar adalah selir, kemudian Abraham menikahinya setelah Sarah wafat dan dia diberi nama baru, Ketura. Terkait asal-usulnya, beberapa sumber Islam dan Yahudi menyebutkan bahwa Hagar adalah seorang putri. Midras Bereshith Rabba dan sebagian literatur Muslim menyebutkan bahwa Hagar adalah anak perempuan dari Firaun yang berusaha mengambil Sara sebagai istri atau selirnya saat di Mesir. Pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah anak perempuan dari seorang raja yang masih keturunan Nabi Shaleh. Ayah Hagar kalah dalam peperangan dan raja yang menang perang (Firaun mengambil Sara di kemudian hari) kemudian menjadikan Hagar tawanan dan pelayan di istananya. Baik Alkitab maupun Al-Qur'an tidak memberikan keterangan mengenai asal-usul Hagar. Perjanjian sunat Allah kemudian mengganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi Sarah. Allah menjanjikan Abraham menjadi bapa sejumlah bangsa besar, menganugerahi anak cucu yang banyak, dan akan muncul raja-raja dari keturunannya. Allah juga menjanjikan Abraham dan keturunannya memberikan tanah Kanaan. Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Sebagai tanda perjanjian, Allah memerintahkan semua laki-laki dalam keluarga dan rumah tangga Abraham untuk bersunat. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, Tuhan akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut. Abraham, Ismael, dan semua laki-laki di rumah tangga Abraham kemudian disunat. Perjanjian sunat ini dilakukan saat Abraham berusia 99 tahun. Praktik sunat ini masih diteruskan oleh umat Yahudi, Islam dan juga Kristen. Tamu Abraham Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Abraham dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sara tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sara tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sara kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut. Sara wafat Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan belum menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar dari Bani Het. Sesudah itu Abraham menguburkan Sara di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan. Ketura Setelah wafatnya Sara, Abraham mengambil seorang istri atau selir bernama Ketura. Ketura kemudian melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak, dan Suah. Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Sebagian pendapat menyatakan bahwa Ketura adalah orang yang sama dengan Hagar. Menurut pendapat ini, Hagar yang awalnya adalah seorang selir kemudian dinikahi Abraham dan kemudian diberi nama baru, yakni Ketura. Warisan Abraham Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka—masih pada waktu ia hidup—meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur. Akhir hayat Abraham meninggal pada usia 175 tahun dan dia dimakamkan oleh Ismael dan Ishak di tempat yang sama dengan Sara. Perhitungan waktu Selisih usia Abraham lebih muda dari Terah: 130 tahun Abraham lebih tua dari Sara: 9 tahun Ismael: 86 tahun Ishak: 100 tahun Masa hidup Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan, setelah Terah, ayahnya, mati pada usia 205 tahun. Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun. Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya. Abraham berusia 99 tahun ketika disunat. Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya. Abraham mati pada usia 175 tahun, ketika Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun, sedangkan Esau dan Yakub, cucu Abraham dari Ishak dan Ribka, saat itu berusia 15 tahun. David Rohl memperkirakan Abraham hidup sekitar tahun-tahun 2000-1825 SM dan raja Mesir yang ditemui Abraham adalah Nebkaure Khety IV dari Dinasti kesepuluh Mesir. Silsilah Menurut catatan Alkitab, silsilah Abraham adalah sebagai berikut: Referensi Daftar pustaka Tokoh Perjanjian Lama
Mesopotamia adalah sebuah wilayah historis di Asia Barat yang terletak pada daerah sistem dua sungai besar, Efrat dan Tigris, di bagian utara Bulan Sabit Subur. Pada saat ini daerah ini menjadi bagian Republik Irak, atau dalam pengertian yang lebih luas juga mencakup beberapa bagian yang sekarang menjadi wilayah Iran, Kuwait, Suriah, dan Turki. Mesopotamia adalah tempat perkembangan terawal dari Revolusi Neolitikum sejak sekitar tahun 10.000 SM. Kawasan ini telah diidentifikasi sebagai tempat yang "menginspirasi beberapa perkembangan terpenting dalam sejarah manusia, termasuk penemuan roda, perkebunan tanaman sereal pertama, dan pengembangan aksara kursif, matematika, astronomi, dan agrikultur.” Daerah ini dikenal sebagai tempat lahirnya beberapa peradaban manusia paling awal di dunia. Beberapa yakni Sumeria, Akkadia, Assiria dan Babilonia. Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti oleh Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M). Etimologi Toponimi daerah Mesopotamia berasal dari akar kata Yunani Kuno μέσος (mesos) "tengah" dan ποταμός (potamos) "sungai" dan secara harfiah berarti"(negeri) di antara sungai-sungai". Toponimi ini digunakan dalam Septuaginta yang berbahasa Yunani itu (ca. 250 SM) sebagai terjemahan dari padanannya dalam bahasa Ibrani yaitu Naharaim. Toponimi ini bahkan sudah lebih awal digunakan oleh bangsa Yunani sebagaimana yang dibuktikan dengan Anabasis Alexandri, yang ditulis pada akhir abad ke-2 Masehi, namun secara khusus mengacu pada sumber-sumber dari zaman Alexander Agung. Dalam Anabasis, Mesopotamia digunakan untuk menyebut wilayah yang membentang di timur Sungai Efrat di utara Suriah. Istilah Aram biritum / birit Narim berhubungan dengan konsep geografis serupa. Kemudian, istilah Mesopotamia itu lebih umum diterapkan untuk semua tanah antara sungai Efrat dan Tigris, sehingga menggabungkan tidak hanya bagian dari Suriah tetapi juga hampir semua Irak dan Turki tenggara. Dataran stepa di sebelah barat sungai Efrat dan bagian barat Pegunungan Zagros juga sering termasuk dalam istilah yang lebih luas Mesopotamia. Perbedaan lebih lanjut biasanya dibuat antara atas atau Utara Mesopotamia dan dataran yang rendah atau Selatan Mesopotamia. Mesopotamia utara juga dikenal sebagai Jezirah, adalah daerah antara Efrat dan Tigris sampai ke Baghdad. Mesopotamia selatan terdiri dari Irak selatan, Kuwait, dan Iran bagian barat. Dalam penggunaan akademis modern, istilah Mesopotamia juga memiliki konotasi kronologis. Sering kali digunakan untuk merujuk daerah ini sampai dengan masa Penaklukan Muslim. Nama-nama seperti Suriah, Jezirah, dan Irak digunakan untuk menggambarkan wilayah tersebut setelah masa ini. Istilah ini telah diperdebatkan bahwa eufimisme ini merupakan istilah Eurosentris yang disematkan pada daerah ini pada masa-masa perambahan orang Barat abad ke-19. Geografi Mesopotamia meliputi wilayah antara Sungai Efrat dan Tigris yang sama-sama bersumber dari Dataran Tinggi Armenia. Kedua sungai ini juga mendapatkan tambahan pasokan air dari banyak anak sungai, dan keseluruhan jaringan sungai ini mengaliri wilayah bergunung-gunung yang sangat luas. Jalur perjalanan darat di Mesopotamia lazimnya menyusuri Sungai Efrat karena tepian Sungai Tigris sebagian besar terjal dan sukar dilalui. Iklim wilayah ini semi-gersang dengan bentangan gurun yang luas di utara serta bentangan daerah berawa-rawa, berlumpur, dan bergelagah seluas 15.000 Km persegi (5.800 Mil persegi) di selatan. Jauh di ujung selatan, Efrat dan Tigris menyatu dan bermuara ke Teluk Persia. Lingkungan gersang yang membentang dari kawasan-kawasan pertanian tadah hujan di daerah utara sampai ke daerah selatan di mana pertanian dengan irigasi menjadi sangat penting jika orang mengharapkan perolehan surplus energi yang dihasilkan atas energi yang diinvestasikan (Energy Returned On Energy Invested, EROEI). Irigasi ini dipermudah oleh tingginya permukaan air tanah dan lelehan salju dari puncak-puncak tinggi Pegunungan Zagros di wilayah utara dan dari dataran tinggi Armenia, sumber air Sungai Tigris dan Efrat yang menjadi asal-muasal nama negeri itu. Manfaat irigasi bergantung pada kemampuan mengerahkan tenaga kerja yang memadai untuk membuat dan memelihara saluran-saluran air. Maka, faktor ini yang sejak permulaan zaman telah membantu pertumbuhan pemukiman-pemukiman perkotaan dan sistem kekuasaan politik yang terpusat. Usaha pertanian di seluruh wilayah Mesopotamia disokong oleh usaha penggembalaan ternak secara berpindah-pindah. Kaum pengembara yang mendiami kemah-kemah menggembalakan biri-biri dan kambing (dan kemudian unta) dari padang-padang penggembalaan sepanjang sungai pada bulan-bulan di musim panas yang kering, menuju padang-padang rumput musiman di sepanjang perbatasan dengan gurun pada musim dingin yang basah. Wilayah Mesopotamia umumnya tidak memiliki batu-batu untuk bahan bangunan, logam mulia, dan kayu, karena itulah sepanjang sejarahnya bergantung pada perniagaan jarak jauh atas hasil-hasil pertanian untuk mendapatkan barang-barang langka itu dari luar wilayah. Di daerah rawa-rawa di selatan, terdapat suatu budaya rumit penangkapan ikan dengan kapal-kapal pengangkut semenjak zaman prasejarah, yang menambah keberagaman budaya Mesopotamia. Kegagalan-kegagalan berkala dalam sistem budaya ini diakibatkan oleh sejumlah faktor. Kebutuhan akan tenaga kerja dari waktu ke waktu telah mengakibatkan peningkatan populasi yang mendesak batas-batas daya tampung ekologi, dan saat wilayah ini mengalami masa kekacauan iklim, keruntuhan pemerintah pusat dan penurunan populasi dapat terjadi. Di lain pihak, kerentanan militer terhadap serangan dari suku-suku pinggiran dari daerah perbukitan atau padang-padang penggembalaan telah mengakibatkan keruntuhan perniagaan dan penelantaran jaringan-jaringan irigasi selama beberapa waktu. Demikian pula, kecenderungan-kecenderungan memusat yang ada di negara-negara kota hanya pemerintahan terpusat atas seluruh wilayah Mesopotamia. Bilamana dipaksakan, cenderung berumur pendek, dan semangat kedaerahan pun terpecah-belah kekuasaan yang utuh menjadi satuan kesukuan atau kedaerahan yang lebih kecil. Kecenderungan semacam ini masih terus berlanjut di Irak sampai sekarang. Sejarah Mesopotamia Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tetapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumeria dan Akkadia berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumeria-Akkadia. Campur tangan Sumeria tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkadia terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumeria yang mendukung Akkadia, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai-sungai" itu. Mesopotamia dalam Alkitab Beberapa catatan lain bisa dikemukakan untuk menunjukkan hubungan antara Abraham dengan Mesopotamia. Dalam Kitab ; Nabi Musa mengajak umat untuk berdoa kepada Tuhan saat mempersembahkan panen pertama dengan mengawalinya, Bapaku adalah seorang Aram, seorang pengembara. Di tempat lain dikatakan bahwa Ishak, anak Abraham, diperintah Abraham untuk mencari istri dari daerah Aram-Mesopotamia (aram-naharayim) (). Demikian juga dengan Yakub, cucu Abraham, dia disuruh pergi ke Padan-Aram untuk mendapatkan istri di sana (). Dalam terjemahan Yunani Septuaginta, kedua nama terakhir ini disebut Mesopotamia. Selain petunjuk yang secara eksplisit ada dalam Alkitab, masih bisa ditemukan informasi lain yang menunjukkan pengaruh Mesopotamia yang cukup kuat. Kesejajaran antara kisah-kisah Enkidu/Shamhat dan Adam/Hawa telah lama diakui oleh para peneliti.<ref>Gmirkin, Russell, "Berossus and Genesis, Manetho and Exodus.., Continuum, 2006, p. 103. See also Blenkinsopp, Joseph, "Treasures old and new.." Eerdmans, 2004, pp. 93–95.</ref> Kisah Taman Eden dan kisah Air Bah yang terkenal itu, yang dikisahkan pada bagian awal kitab Kejadian, sebenarnya kuat dipengaruhi sastra Mesopotamia.Rendsburg, Gary. "The Biblical flood story in the light of the Gilgamesh flood account," in Gilgamesh and the world of Assyria, eds Azize, J & Weeks, N. Peters, 2007, p. 117 Biasanya ada tiga karya sastra Mesopotamia yang ditunjuk, yaitu Enuma Elis (dari abad 17 SM), Epos Gilgames (abad 20 SM), dan Athrahasis (abad 18-17 SM). Teks-teks itu cukup terkenal dan tersebar luas karena ditemukan dalam berbagai versi dan bahasa, seperti versi Akkadia, Sumeria, Hittit, dan Asyur. Kemiripan antara sastra Mesopotamia dengan teks-teks Alkitab begitu mencolok sehingga sering kali disimpulkan bahwa ada ketergantungan antara keduanya. Karena teks-teks Mesopotamia berasal dari periode yang jauh lebih tua dari teks-teks Alkitab, maka tidak mengherankan jika bisa disimpulkan, teks Alkitab bergantung pada sastra Mesopotamia itu. Para penulis Israel tampaknya mengambil dan memanfaatkan teks-teks Mesopotamia itu untuk mengungkap keyakinan mereka, sekaligus menyesuaikannya dengan keyakinan itu, terutama di bidang monoteisme. Salah satu kemungkinan datangnya pengaruh Mesopotamia dalam kitab Kejadian adalah bahwa kisah-kisah Mesopotamia dibawa ke Palestina lalu menyebar-saat terjadi perpindahan penduduk besar-besaran dari Mesopotamia yang disebabkan situasi yang agak kacau sekitar abad 19 SM. Kiranya ini juga yang menjadi konteks berpindahnya keluarga Abraham dari Ur ke Haran, lalu ke Kanaan. Berbagai kebiasaan dan peraturan yang tercermin dalam kitab Kejadian ternyata juga menemukan banyak kesamaan dengan kebiasaan dan peraturan yang hidup di daerah Mesopotamia. Sebagai contoh, kekhawatiran Abraham karena dia tidak mendapat keturunan, karena itu harus mewariskan segala miliknya kepada abdinya yang setia, Eliezer (), ternyata sejajar dengan praktik yang dilakukan masyarakat Nuzi yang mendiami sebelah timur Sungai Tigris. Hal ini bisa diketahui melalui analisis teks-teks hukum yang berlaku di Nuzi, yang berasal dari abad 15 SM. Kisah tentang Abraham yang datang ke negeri asing lalu mengaku istrinya sebagai saudarinya () sering membingungkan orang. Tetapi, kini, dengan ditemukannya teks-teks yang berasal dari bangsa Hori di sebelah utara Mesopotamia, berdekatan dengan Haran, hal itu bisa dipahami dengan lebih baik. Dalam masyarakat Hori, ikatan perkawinan yang paling kuat adalah jika seorang istri sekaligus mendapat status saudari secara hukum. Karena itu, sering terjadi, sesudah perkawinan diadakan upacara lain untuk mengadopsi sang istri menjadi saudari. Hal ini disahkan dengan dua dokumen. Pertama, dokumen tentang perkawinan. Kedua, berkait dengan pengangkatannya sebagai saudari. Matthias Henze menunjukkan bahwa kegilaan Nebukadnezar dalam Kitab Daniel mengacu pada Epos Gilgames. Dia mengklaim bahwa penulis menggunakan unsur-unsur dari deskripsi Enkidu untuk melukis potret sarkastik dan mengejek raja Babel. Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat manusia adalah kumpulan hukum yang biasa disebut Codex Hammurabi. Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog Prancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan. Perbandingan dengan kumpulan hukum yang ada dalam Kitab Keluaran 21-23 menunjukkan adanya kesejajaran yang dekat. Adanya ketergantungan antara kedua kumpulan hukum itu tidak bisa ditentukan dengan pasti, tetapi pengaruh tidak langsung rasanya merupakan sesuatu yang amat masuk akal. Codex Hammurabi, yang terdiri dari 282 pasal ditambah Prolog dan Epilog, tidak saja berpengaruh pada kumpulan hukum yang ada dalam Alkitab, tetapi juga pada sistem hukum pada periode selanjutnya. Yang menarik dan mungkin membuat kita (seharusnya) tertunduk malu adalah, kumpulan hukum itu juga mengingatkan kita bahwa sejak abad 18 SM, di Mesopotamia sudah ada seorang pemimpin besar yang sungguh-sungguh mempunyai kesadaran bahwa manusia harus diperlakukan secara adil sebagai manusia. Budaya Hari raya Bangsa Mesopotamia Kuno setiap bulan menyelenggarakan upacara-upacara. Tema upacara dan perayaan untuk tiap-tiap bulan ditentukan oleh sekurang-kurangnya enam faktor utama: Pergantian penampakan bulan (separuh-terang bermakna kelimpahan dan pertumbuhan, sedangkan separuh-gelap dikait-kaitkan dengan penurunan, pelestarian, dan perayaan "Alam Bawah"") Pergantian musim bercocok-tanam Titik khatulistiwa matahari dan titik balik matahari Mitos-mitos setempat beserta dewa-dewi yang terkait dengannya Keberhasilan dari raja yang berkuasa saat itu Akitu, atau perayaan Tahun Baru (purnama pertama sesudah matahari melintasi katulistiwa di musim semi) Peringatan peristiwa-peristiwa bersejarah (hari pendirian, kemenangan-kemenangan perang, hari-hari suci bagi kuil, dst) Olahraga Perburuan populer di kalangan raja-raja Asyur. Tinju dan gulat sering ditampilkan dalam seni rupa, dan beberapa bentuk permainan polo agaknya merupakan olahraga yang populer, dengan pemain yang duduk di atas pundak orang bukannya di atas punggung kuda. Mereka juga memainkan majore, sebuah permainan yang mirip rugbi, tetapi dimainkan dengan sebuah bola yang terbuat dari kayu. Mereka juga memainkan sebuah permainan papan yang mirip dengan senet dan backgammon, dan yang kini dikenal sebagai "Permainan Kerajaan dari Ur." Ekonomi dan pertanian Budi daya tanaman pangan yang dibantu sistem irigasi menyebar dari pegunungan Zagros ke arah selatan bersama dengan peradaban Samara dan peradaban Hadji Muhammed sejak sekitar 5,000 SM. Kuil-kuil Sumeria berfungsi sebagai bank dan mengembangkan sistem pinjaman dan kredit skala besar pertama, tetapi bangsa Babilonia yang mengembangkan sistem perbankan dagang yang pertama. Perekonomian Mesopotamia dalam satu dan lain hal dapat dibandingkan dengan ilmu ekonomi pasca-Keynes, tetapi dengan suatu pendekatan yang cenderung "apa saja boleh". Sejak permulaan sejarah Mesopotamia sampai dengan zaman Ur III, kuil-kuil menguasai sampai dengan sepertiga dari seluruh lahan yang ada, namun jumlah itu menurun dari waktu ke waktu seiring peningkatan kepemilikan tanah oleh pihak istana dan orang-orang pribadi. Ensi adalah kata yang digunakan sebagai sebutan bagi orang yang bertugas mengatur pekerjaan untuk segala macam usaha pertanian di lahan-lahan milik kuil. Rakyat jelata diketahui sebagai golongan yang paling sering bekerja di bidang pertanian sebagai petani penggarap, khususnya di lahan-lahan milik kuil atau istana. Kondisi geografi Mesopotamia selatan hanya memungkinkan penyelenggaraan pertanian jika dikelola dengan irigasi dan drainase yang baik. Kenyataan ini berdampak besar pada evolusi peradaban Mesopotamia awal. Kebutuhan irigasi mendorong bangsa Sumeria, dan selanjutnya bangsa Akkadia, untuk membangun kota-kota mereka di sepanjang tepian sungai Tigris dan Efrat serta cabang-cabangnya. Kota-kota besar seperti Ur dan Uruk, bertempat di sekitar anak-anak Sungai Efrat, sedangkan kota-kota lain, khususnya Lagash, didirikan dekat cabang-cabang Sungai Tigris. Sungai-sungai juga memiliki manfaat lain sebagai sumber pasokan ikan (baik sebagai bahan pangan atau sebagai pupuk), gelagah, dan lempung (untuk bahan bangunan). Berkat irigasi, pasokan pangan di Mesopotamia sebanding dengan pasokan pangan di padang-padang rumput Kanada. Lembah sungai Tigris dan lembah Sungai Efrat merupakan bagian timur laut dari bentangan Hilal Subur yang juga meliputi lembah Sungai Yordan dan lembah Sungai Nil. Jika semakin dekat dengan sungai membuat lahan menjadi subur dan baik untuk ditanami, maka sebaliknya jarak yang semakin jauh dari sungai membuat lahan menjadi kering dan sebagian besar tidak dapat dihuni. Itulah sebabnya perkembangan irigasi sangat penting artinya bagi para penduduk Mesopotamia. Inovasi bangsa Mesopotamia lainnya adalah pengendalian laju air dengan bendungan serta pemanfaatan saluran-saluran air. Orang-orang yang mula-mula menempati tanah yang subur di Mesopotamia mempergunakan luku kayu untuk menggemburkan tanah sebelum ditanami jelai, bawang, anggur, lobak, maupun apel. Penduduk Mesopotamia terbilang di antara orang-orang pertama yang membuat bir dan tuak anggur. Dilibatkannya keterampilan dalam bertani di Mesopotamia membuat para petani tidak bergantung pada budak belian untuk merampungkan pengerjaan lahan-lahan mereka, akan tetapi ada pula beberapa pengecualian. Tingginya risiko mempekerjakan budak belian (budak belian melarikan diri atau memberontak) membuat banyak petani menghindarinya. Meskipun sungai-sungai menjadi penyokong hidup penduduk Mesopotamia, sungai-sungai juga menghancurkannya dengan banjir yang kerap meluap dan meluluh-lantakkan seisi kota. Cuaca Mesopotamia yang sukar ditebak sering kali tidak berpihak pada para petani; tanaman-tanaman pangan sering dirusak cuaca sehingga orang perlu memelihara sumber-sumber pangan cadangan seperti lembu dan biri-biri. Seiring berlalunya waktu, daerah-daerah paling selatan di Mesopotamia menderita akibat meningkatnya kadar garam pada tanah, sehingga mengakibatkan kota-kota lambat-laun ditinggalkan orang dan terjadi pemusatan kekuasaan di Akkadia yang letaknya jauh lebih ke utara. Pemerintahan Geografi Mesopotamia sangat berdampak pada perkembangan politik di wilayah itu. Di antara sungai dan kali, orang-orang Sumeria mendirikan kota-kota perdana dengan saluran-saluran irigasinya yang terpisahkan satu sama lain oleh bentangan gurun atau rawa yang luas dan terbuka, tempat berkeliaran suku-suku pengembara. Komunikasi antar kota-kota terisolasi itu sulit dan kadang berbahaya jika dilakukan. Oleh karena itu, masing-masing kota Sumeria menjadi sebuah negara kota yang merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya. Kadang-kadang salah satu kota akan mencoba menaklukkan dan mempersatukan kota-kota yang sewilayah dengannya, tetapi upaya-upaya semacam itu mendapat perlawanan dan tertumbuk pada kegagalan selama berabad-abad. Akibatnya, sejarah politik Sumeria penuh dengan peperangan yang berlangsung tanpa henti. Pada akhirnya Sumeria pun dipersatukan oleh Eannatum, tetapi persatuan itu rapuh dan gagal bertahan, karena bangsa Akkadia berjaya menaklukkan Sumeria pada 2331 SM hanya satu generasi sesudahnya. Kekaisaran Akkadia adalah kekaisaran pertama yang mampu bertahan melampaui satu generasi dan menyelenggarakan alih kepemimpinan raja-raja secara damai. Umur kekaisaran ini relatif singkat, karena ditaklukkan bangsa Babilonia setelah bertahan selama beberapa generasi. Raja-raja Bangsa Mesopotamia percaya bahwa raja-raja dan ratu-ratu mereka adalah keturunan dari warga Kota Dewa-Dewa, tetapi tidak seperti bangsa Mesir Kuno, mereka tidak pernah meyakini bahwa raja-raja mereka adalah dewa-dewa sejati. Sebagian besar raja-raja menggelar dirinya “raja semesta alam” atau “raja agung”. Gelar lainnya yang lazim dipakai adalah “gembala”, karena raja-raja harus memperhatikan peri kehidupan rakyatnya. Kekuasaan Ketika tumbuh menjadi sebuah kekaisaran, wilayah kekuasaan Asyur dibagi-bagi menjadi daerah-daerah yang disebut provinsi. Tiap-tiap provinsi dinamakan menurut nama kota utamanya, seperti Niniwe, Samaria, Damsyik, dan Arpad. Semua provinsi dikepalai gubernurnya masing-masing yang bertugas memastikan setiap orang membayar pajaknya. Para gubernur juga wajib menghimpun pasukan untuk maju berperang dan menyalurkan tenaga kerja bila ada pembangunan kuil. Seorang gubernur juga bertanggung jawab atas penerapan hukum di provinsi yang dipimpinnya. Cara ini memudahkan pengendalian sebuah kekaisaran besar. Walaupun sebelumnya cuma sebuah negara kecil di Sumeria, Babel tumbuh pesat selama masa pemerintahan Hammurabi. Ia dikenal sebagai “pencipta aturan hukum”, dan segera Babel menjadi salah satu kota utama di Mesopotamia. Kelak Babel disebut Babilonia, yang berarti "gapura dewa-dewa." Kota ini juga menjadi salah satu pusat pembelajaran terbesar dalam sejarah. Peperangan Dengan berakhirnya zaman kekuasaan Uruk, tumbuh kota-kota bertembok dan banyak desa terpencil dari zaman Ubaid ditinggalkan yang menyiratkan adanya peningkatan kekerasan yang dilakukan secara berkelompok. Seorang raja awal yaitu Lugalbanda diduga telah membangun tembok putih mengitari kota itu. Begitu negara-negara kota mulai tumbuh, lingkup jangkauan pengaruh mereka pun saling tumpang-tindih sehingga menimbulkan perdebatan di antara negara-negara kota lainnya, khususnya menyangkut tanah dan terusan-terusan. Perdebatan-perdebatan ini dicatat pada loh-loh lempung beberapa ratus tahun sebelum pecah perang-perang besar—catatan pertama mengenai peperangan ditulis sekitar 3200 SM. Namun, belum menjadi suatu kelaziman sampai kira-kira 2500 SM. Seorang raja Dinasti Awal II (Ensi) Uruk di Sumer, Gilgamesh (2600 SM), disanjung karena keberhasilannya dalam bertempur melawan Humbaba, penjaga Pegunungan Aras, dan kelak dalam banyak sajak dan kidung ia dipuja-puji pula sebagai makhluk dua pertiga dewa dan hanya sepertiga manusia. Tugu Prasasti Burung Nazar yang berasal dari akhir zaman Dinasti Awal III (2600–2350 SM), yang dibuat untuk memperingati kemenangan Eannatum dari Lagash atas kota tetangga saingannya Umma, adalah monumen tertua di dunia yang dibuat sebagai pernyataan pujian atas sebuah tindakan pembantaian. Mulai saat itu sampai seterusnya, peperangan dijadikan bagian dari sistem politik Mesopotamia. Sesekali sebuah kota yang netral dapat bertindak selaku penengah bagi dua kota yang saling berseteru. Keadaan ini mendorong terbentuknya persatuan-persatuan antar-kota yang kelak berkembang menjadi negara-negara kedaerahan. Tatkala kekaisaran-kekaisaran terwujud, mereka pun maju berperang tetapi lebih sering melawan negara-negara asing. Raja Sargon misalnya, menaklukkan seluruh kota di Sumeria, beberapa kota di Mari, dan kemudian maju berperang melawan Suriah utara. Banyak dinding istana Asiria dan Babilonia dihiasi dengan gambar-gambar mengenai pertempuran-pertempuran yang berhasil dimenangkan dan musuh yang lari kocar-kacir atau bersembunyi dibalik rumpun-rumpun gelagah. Hukum Negara-negara kota Mesopotamia menyusun naskah hukum mereka dengan bersumber pada keputusan-keputusan peradilan dan undang-undang raja-raja. Naskah hukum Urukagina dan Lipit Isytar telah ditemukan. Naskah hukum paling terkenal berasal dari Hammurabi, yang termasyhur setelah kematiannya berkat perangkat aturan hukum yang disusunnya, yakni Naskah Hukum Hammurabi (disusun ca. 1780 SM), yang merupakan salah satu perangkat hukum tertua yang pernah ditemukan dan salah satu contoh dokumen sejenis yang berasal dari Mesopotamia Kuno. Hammurabi menetapkan 200 lebih aturan hukum bagi Mesopotamia. Kajian atas aturan-aturan ini menunjukkan makin lemahnya hak-hak perempuan, dan makin kejamnya perlakuan terhadap budak belian Seni rupa Seni rupa Mesopotamia menyaingi Seni rupa Mesir Kuno baik dari segi kemegahan, kecanggihan, maupun tingkat kerumitannya di kawasan barat Eurasia sejak milenium ke-4 SM sampai wilayah itu ditaklukkan Kekaisaran Akhemeniyah Persia pada abad ke-6 SM. Peninggalan seni rupa Mesopotamia sebagian besar berupa jenis patung batu dan tanah liat yang sangat tahan lama sifatnya; hanya sedikit peninggalan berupa lukisan yang mampu menyintasi zaman, namun peninggalan-peninggalan itu menyiratkan bahwa lukisan-lukisan Mesopotamia umumnya berupa pembubuhan warna pada pola-pola hiasan geometris dan tumbuh-tumbuhan, meskipun sebagian besar patung-patung juga diwarnai. Pada zaman melek-aksara perdana, tatkala Mesopotamia berada di bawah kekuasaan Uruk, dihasilkan karya-karya yang canggih seperti Bejana Warka dan stempel-stempel silinder. Singa Betina Guennol adalah sebuah patung batu gamping kecil yang menarik dari Elam sekitar 3000–2800 SM, berwujud separuh manusia dan separuh singa. Tidak lama sesudah zaman itu, muncul sejumlah patung berwujud imam-imam dan pemuja-pemuja bermata besar, sebagian besar terbuat dari pualam dengan tinggi mencapai satu kaki, yang tampak tengah menghadiri upacara penyembahan berhala di kuil, namun hanya sejumlah kecil patung-patung ini yang menyintas. Patung-patung dari zaman Sumeria dan Akkadia umumnya bermata besar membelalak dan berjanggut panjang pada sosok pria. Banyak pula mahakarya yang telah ditemukan di makam kerajaan di Ur (ca. 2650 SM), termasuk dua patung domba dalam belukar, lembu tembaga, dan sebuah kepala lembu pada salah satu di antara lira-lira dari Ur. Dari zaman-zaman berikutnya sebelum bangkitnya Kekaisaran Asiria Baru, seni rupa Mesopotamia menyintas dalam beberapa wujud yaitu stempel-stempel silinder, patung-patung utuh yang relatif kecil, dan relief-relief dalam berbagai ukuran, termasuk plakat-plakat murah dari gerabah cetakan untuk rumah tinggal, sebagian berkaitan dengan keagamaan dan sebagian lagi tampaknya tidak. Relief Burney adalah sebuah plakat terakota dengan tingkat kerumitan yang tidak seperti biasanya dan relatif besar ukurannya (20 x 15 inci) memperlihatkan sesosok dewi bersayap dan berkaki burung pemangsa, dikawal burung-burung hantu dan singa-singa. Relief ini berasal dari abad ke-18 atau ke-19 SM, dan mungkin pula merupakan hasil cetakan. Tugu-tugu batu prasasti, persembahan-persembahan nazar, atau plakat-plakat peringatan kemenangan-kemenangan perang dan pesta-pesta perayaan, ditemukan pula di kuil-kuil, yang tidak seperti barang-barang sejenis keluaran pemerintah yang lebih resmi sifatnya, tidak memuat cukup banyak tulisan untuk menjelaskan barang-barang itu; Kepingan tugu Prasasti Burung Nazar adalah sebuah contoh awal peninggalan barang-barang bertulisan, dan Obelisk Hitam Salmaneser III dari Asyur adalah peninggalan bertulisan yang besar dan kokoh dari zaman kemudian. Ditaklukkannya seluruh Mesopotamia dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh bangsa Asyur menjadikan negeri itu lebih besar dan lebih makmur daripada sebelumnya, serta dipajangnya karya seni yang sangat memukau di istana-istana dan tempat-tempat umum dimaksudkan pula untuk menyaingi semarak seni rupa negeri tetangga mereka, Kekaisaran Mesir. Bangsa Asyur mengembangkan sebuah gaya seni berupa latar-latar yang sangat luas diisi relief-relief pipih naratif yang ditata dengan sangat rinci pada batu untuk istana-istana, menampilkan adegan-adegan peperangan atau perburuan; British Museum memiliki sekumpulan relief semacam itu. Bangsa Asyur menghasilkan sangat sedikit patung yang dipahat utuh, kecuali untuk sosok-sosok raksasa penjaga, kerapkali berwujud lamassu berkepala manusia, yang dipahat menjadi relief timbul pada dua sisi balok persegi, dengan bagian kepala berupa pahatan utuh (dan juga kelima tungkainya, sehingga tampak terpahat utuh dari masing-masing sisi balok). Bahkan sebelum menguasai Mesopotamia mereka telah meneruskan tradisi pembuatan stempel silinder dengan rancangan-rancangan yang sering kali tampak hidup dan penuh cita rasa seni. Arsitektur Kajian mengenai seni bina Mesopotamia Kuno didasarkan pada bukti-bukti arkeologi yang tersedia seperti gambar-gambar berwujud bangunan, dan naskah-naskah tentang pelaksanaan pembangunan. Karya-karya ilmiah biasanya berkonsentrasi pada kuil-kuil, istana-istana, tembok-tembok dan gerbang-gerbang kota, serta bangunan-bangunan monumental lainnya. Namun, sesekali dihasilkan pula karya ilmiah terkait seni bina rumah tinggal. Survei permukaan dalam lingkup arkeologi juga telah memungkinkan pembuatan kajian mengenai tata ruang perkotaan di kota-kota Mesopotamia awal. Batu-bata merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan karena tersedia dekat dan terjangkau, sedangkan batu bangunan harus didatangkan dari tempat-tempat yang cukup jauh dari sebagian besar kota-kota itu. Ziggurat adalah bentuk bangunan yang paling menonjol, dan kota-kota sering kali memiliki gerbang-gerbang besar. Yang paling masyhur dari gerbang-gerbang itu adalah Gerbang Isytar dari kota Babel yang dibangun pada era Babilonia Baru, dihiasi hewan-hewan yang dibentuk pada batu-bata beraneka warna, dan sebagian besar kini menjadi koleksi Pergamon Museum di Berlin. Sisa-sisa bangunan yang paling menonjol dari zaman awal Mesopotamia adalah gugus-gugus bangunan kuil di Uruk dari milenium ke-4 SM, kuil-kuil dan istana-istana di situs-situs periode Dinasti Awal di lembah Sungai Diyala seperti Khafajah dan Tell Asmar, sisa-sisa peninggalan Dinasti ketiga Ur di Nippur (Tempat suci Enlil) dan Ur (Tempat suci Nanna), sisa-sisa peninggalan dari pertengahan Zaman Perunggu di situs-situs Suriah-Turki seperti Ebla, Mari, Alalakh, Aleppo dan Kultepe, istana-istana dari akhir Zaman Perunggu di Bogazkoy (Hattusha), Ugarit, Asyur dan Nuzi, istana-istana dan kuil-kuil Zaman Besi di situs-situs Assiria (Kalhu/Nimrud, Khorsabad, Nineveh), Babilonia (Babel), Urartu (Tushpa/Van, Kalesi, Cavustepe, Ayanis, Armavir, Erebuni, Bastam) dan Het Baru (Karkamis, Tell Halaf, Karatepe). Rumah-rumah sebagian besar diketahui dari sisa-sisa peninggalan era Babilonia Baru di Nippur dan Ur. Yang menonjol dari antara sumber-sumber tertulis mengenai pendirian bangunan dan ritual-ritual yang terkait dengannya adalah silinder-silinder Gudea dari milenium ke-3 SM, demikian pula prasasti-prasasti kerajaan Assiria dan Babilonia dari Zaman Besi. Referensi Catatan Bacaan lanjutan Atlas de la Mésopotamie et du Proche-Orient ancien, Brepols, 1996 . Benoit, Agnès; 2003. Art et archéologie : les civilisations du Proche-Orient ancien, Manuels de l'Ecole du Louvre. Bottéro, Jean; 1987. Mésopotamie. L'écriture, la raison et les dieux, Gallimard, coll. « Folio Histoire », . Edzard, Dietz Otto; 2004. Geschichte Mesopotamiens. Von den Sumerern bis zu Alexander dem Großen, München, Frankfort, Henri, The Art and Architecture of the Ancient Orient, Pelican History of Art, edisi ke-4 pada tahun 1970, Penguin (now Yale History of Art), Hrouda, Barthel and Rene Pfeilschifter; 2005. Mesopotamien. Die antiken Kulturen zwischen Euphrat und Tigris. München 2005 (4. Aufl.), Joannès, Francis; 2001. Dictionnaire de la civilisation mésopotamienne, Robert Laffont. Korn, Wolfgang; 2004. Mesopotamien – Wiege der Zivilisation. 6000 Jahre Hochkulturen an Euphrat und Tigris, Stuttgart, Kuhrt, Amélie; 1995. The Ancient Near East: c. 3000–330 B.C. 2 Vols. Routledge: London and New York. Liverani, Mario; 1991. Antico Oriente: storia, società, economia. Editori Laterza: Roma. Matthews, Roger; 2005. The early prehistory of Mesopotamia – 500,000 to 4,500 BC, Turnhout 2005, Oppenheim, A. Leo; 1964. Ancient Mesopotamia: Portrait of a dead civilization. The University of Chicago Press: Chicago and London. Revisi edisi lengkap oleh Erica Reiner, 1977. Pollock, Susan; 1999. Ancient Mesopotamia: the Eden that never was. Cambridge University Press: Cambridge. Postgate, J. Nicholas; 1992. Early Mesopotamia: Society and Economy at the dawn of history. Routledge: London and New York. Roux, Georges; 1964. Ancient Iraq, Penguin Books. Silver, Morris; 2007. Redistribution and Markets in the Economy of Ancient Mesopotamia: Updating Polanyi, Antiguo Oriente 5: 89–112. Snell, Daniel (ed.); 2005. A Companion to the Ancient Near East. Malden, MA : Blackwell Pub, 2005. Van de Mieroop, Marc; 2004. A history of the ancient Near East. ca 3000–323 BC. Oxford: Blackwell Publishing. Pranala luar Mesopotamia Kuno – Garis waktu, definisi, dan artikel di Ensiklopedia Sejarah Dunia Mesopotamia – pengenalan Mesopotamia dari British Museum Oleh Nil dan Tigris, sebuah narasi perjalanan di Mesir dan Mesopotamia atas nama museum Inggris antara tahun 1886 dan 1913, oleh Sir EA Wallis Budge , 1920 (sebuah faksimili yang dapat dicari di Perpustakaan Universitas Georgia; DjVu & format PDF) Penghuni Mesopotamia, menjadi petualangan artis resmi di Taman Eden, oleh Donald Maxwell, 1921 (faksimili yang dapat dicari di Perpustakaan Universitas Georgia DjVu & format  ) Arckeologi Mesopotamia , oleh Percy SP Handcock, 1912 (sebuah faksimili yang dapat dicari di Perpustakaan Universitas Georgia, DjVu &   format) Mesopotamia, 1920 Kawasan Asia Peradaban Daerah bersejarah Geografi Timur Tengah Geografi Asia Barat Sejarah Timur Tengah Timur Dekat kuno Timur Dekat Levant Geografi Irak Geografi Suriah Sejarah kuno Irak Suriah kuno
Yesus (, ; 4 SM sampai 30–33 M; ; ), juga disebut sebagai Yesus dari Nazaret atau Yesus Kristus, adalah tokoh sentral Kekristenan. Menurut sebagian besar denominasi Kristen, Yesus dipandang sebagai Allah Putra (Allah Anak). Namun, seluruh umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias (atau Kristus/Almasih, semuanya secara harfiah berarti "Yang Diurapi") yang dinantikan dalam Perjanjian Lama. Hampir semua akademisi setuju bahwa Yesus ada secara historis, dan para sejarawan menganggap Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) sebagai sumber terbaik untuk meneliti historisitas Yesus. Kebanyakan akademisi sepakat Yesus adalah orang Galilea, rabi Yahudi yang mewartakan pesannya secara lisan, dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, dan disalibkan sesuai perintah Prefek Romawi Pontius Pilatus. Menurut pandangan aliran utama saat ini, Yesus adalah seorang pewarta apokaliptik dan pendiri sebuah gerakan pembaruan di dalam Yudaisme. Setelah kematiannya, pengikutnya percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian, dan komunitas yang mereka bentuk kemudian menjadi Gereja Kristen. Era kalender yang paling umum, disingkat "M" (Masehi) dalam bahasa Indonesia atau disingkat "AD" dari bahasa Latin "Anno Domini" ("dalam tahun Tuhan kita"), didasarkan pada kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus dirayakan setiap tahun pada 25 Desember (atau beragam tanggal pada bulan Januari di dalam beberapa gereja timur) sebagai Natal. Umat Kristen percaya bahwa Yesus memiliki suatu "signifikansi yang unik" di dunia. Doktrin-doktrin Kristen mencakup keyakinan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, dilahirkan dari seorang perawan bernama Maria, melakukan berbagai mukjizat, mendirikan Gereja, mati karena penyaliban sebagai kurban untuk penebusan, bangkit dari kematian dan naik ke Surga, serta akan datang kembali ke bumi. Sebagian besar umat Kristen percaya bahwa Yesus memungkinkan manusia untuk didamaikan dengan Allah. Pengakuan Iman Nicea menegaskan bahwa Yesus akan menghakimi orang mati baik sebelum atau setelah kebangkitan tubuh mereka, suatu peristiwa yang juga dikaitkan dengan Kedatangan Kedua Yesus di dalam eskatologi Kristen; walaupun beberapa kalangan meyakini peranan Yesus sebagai juru selamat memiliki kepentingan yang lebih sosial atau eksistensial daripada akhirat, dan beberapa teolog terkenal telah mengemukakan bahwa Yesus akan membawa suatu rekonsiliasi universal. Sebagian terbesar dari kalangan Kristen menyembah Yesus sebagai penjelmaan dari Allah Putra, pribadi kedua dalam satu Trinitas Ilahi. Beberapa kelompok Kristen menolak Trinitarianisme, baik sebagian ataupun seluruhnya, karena mereka menganggapnya tidak selaras dengan kitab suci. Dalam Islam, Yesus (umumnya ditransliterasikan sebagai Isa) dipandang sebagai Al-Masih (Mesias) dan salah satu Nabi Allah yang penting. Menurut umat Muslim, Yesus merupakan seorang pembawa kitab suci dan dilahirkan dari seorang perawan, namun bukan Putra Allah. Bagi sebagian besar kalangan Muslim, Yesus tidak disalibkan tetapi secara jasmani diangkat ke Surga oleh Allah.Yudaisme menolak keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dengan alasan bahwa kematian Yesus di kayu salib menandakan bahwa ia ditolak oleh Allah dan kebangkitannya adalah suatu legenda Kristen. Etimologi Orang Yahudi biasa pada zaman Yesus hanya memiliki satu nama, terkadang dilengkapi dengan nama ayahnya atau kampung halamannya. Dengan demikian, dalam Perjanjian Baru, Yesus umumnya disebut sebagai "Yesus dari Nazaret" (mis. ) atau "Yesus orang Nazaret" (mis. ). Para tetangga Yesus di Nazaret mengenalinya sebagai "tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon" (), "anak tukang kayu" (), atau "anak Yusuf" (). Dalam Injil Yohanes, Filipus menyebut Yesus sebagai "Yesus anak Yusuf dari Nazaret" (). Nama "Yesus" berasal dari nama Latin Iesus, transliterasi dari nama Yunani (). Bentuk Yunani tersebut merupakan terjemahan dari nama Ibrani (Yeshua; "Yesua" dalam bahasa Indonesia), suatu varian dari (Yehoshua; "Yosua" dalam bahasa Indonesia) yang adalah nama sebelumnya. Nama Yesua tampaknya telah digunakan di Yudea pada waktu kelahiran Yesus. Karya-karya abad pertama dari sejarawan Flavius Yosefus, yang menulis dalam bahasa Yunani Koine, yaitu bahasa yang sama seperti yang digunakan dalam Perjanjian Baru, menyebutkan setidaknya dua puluh orang berbeda dengan nama Yesus (yaitu Ἰησοῦς). Etimologi dari nama Yesus dalam konteks Perjanjian Baru pada umumnya disampaikan sebagai "Yahweh adalah keselamatan". Sejak awal Kekristenan, umat Kristen telah lazim menyebut Yesus sebagai "Yesus Kristus". Kata Kristus (Christ dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Yunani (Christos), yang adalah terjemahan dari kata Ibrani (), artinya yang "diurapi" dan biasanya ditransliterasi ke dalam bahasa Inggris sebagai "Messiah" ("Mesias" dalam bahasa Indonesia). Umat Kristen menetapkan Yesus sebagai Kristus karena mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dinubuatkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama (). Dalam penggunaan pasca penulisan Alkitab, Kristus menjadi dipandang sebagai sebuah nama—salah satu bagian dari "Yesus Kristus"—tetapi pada awalnya merupakan sebuah gelar. Istilah "Kristen" atau "Kristiani" (artinya "orang yang terikat kesetiaan kepada pribadi Kristus" atau cukup "pengikut Kristus" saja) telah digunakan sejak abad pertama. Laporan Injil kanonik Keempat Injil kanonik (Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes) adalah satu-satunya sumber yang substansial terkait kehidupan dan pesan Yesus. Bagian-bagian lainnya dalam Perjanjian Baru, seperti surat-surat Paulus, kemungkinan ditulis beberapa dekade sebelum Injil dan menyertakan berbagai referensi terkait peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, misalnya Perjamuan Terakhir dalam . Kisah Para Rasul 10:37–38 dan 19:4 menyebutkan pelayanan awal Yesus yang didahului oleh Yohanes Pembaptis. lebih banyak menceritakan perihal Kenaikan Yesus (juga disebutkan dalam ) daripada Injil kanonik. Beberapa kelompok Gnostik dan Kristen awal memiliki deskripsi tersendiri mengenai kehidupan dan ajaran Yesus yang tidak termasuk dalam Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan ini meliputi Injil Tomas, Injil Petrus, dan Apokrifon Yakobus, di antara banyak tulisan apokrif lainnya. Kebanyakan akademisi memandangnya sebagai laporan-laporan yang kurang dapat diandalkan dan dituliskan jauh di kemudian hari dibandingkan dengan Injil kanonik. Injil-Injil kanonik Injil kanonik terdiri atas empat laporan, masing-masing ditulis oleh seorang penulis yang berbeda. Sampai abad ke-18, Injil Matius secara aklamasi diyakini sebagai Injil yang pertama kali ditulis. Menurut prioritas Markus yang muncul pada abad ke-19, yang pertama dituliskan adalah Injil Markus (ditulis tahun 60–75 M), diikuti oleh Injil Matius (65–85 M), Injil Lukas (65–95 M), dan Injil Yohanes (75–100 M). Di antara keempat laporan tersebut terdapat berbagai perbedaan konten dan urutan peristiwa. Sesuai tradisi, penulisan Injil telah dikaitkan dengan empat penginjil yang memiliki hubungan dekat dengan Yesus: Injil Markus ditulis oleh Yohanes Markus, seorang kolega Petrus; Injil Matius ditulis oleh salah seorang murid Yesus; Injil Lukas ditulis oleh salah seorang rekan Paulus, orang yang disebutkan di dalam beberapa surat; dan Injil Yohanes ditulis oleh murid Yesus lainnya, yang kenyataannya merupakan bagian dari suatu kelompok dalam para murid, bersama dengan Petrus dan Yakobus saudara Yohanes. Tiga dari keempat laporan tersebut, yaitu Injil Matius, Injil Markus, dan Injil Lukas, dikenal sebagai Injil Sinoptik, dinamakan demikian dari kata Yunani σύν (syn "bersama") dan ὄψις (opsis "pandangan"). Ketiganya memiliki keserupaan dalam konten, penataan naratif, struktur paragraf dan bahasa. Sejumlah akademisi berpendapat bahwa sulit untuk menemukan hubungan literer langsung antara Injil-Injil Sinoptik dan Injil Yohanes. Alur beberapa peristiwa (seperti pembaptisan Yesus, transfigurasi, penyaliban, dan interaksi dengan para rasul) diceritakan dalam semua Injil Sinoptik, namun insiden seperti transfigurasi tidak tampak dalam Injil Yohanes, yang juga berbeda dalam hal-hal lainnya —misalnya Pembersihan Bait Allah. Kebanyakan akademisi sependapat bahwa, mengikuti apa yang dikenal sebagai "hipotesis Markus", para penulis Injil Matius dan Injil Lukas menggunakan Injil Markus sebagai salah satu sumber rujukan untuk penulisan injil mereka. Injil Matius dan Injil Lukas juga memuat beberapa konten yang tidak ditemukan dalam Injil Markus. Untuk menjelaskan hal ini, banyak akademisi yang meyakini bahwa selain Injil Markus kedua penulis tersebut juga menggunakan sumber lain (umumnya disebut "sumber Q"). Menurut suatu konsensus keilmuan umum, Injil Sinoptik, bukan Injil Yohanes, merupakan sumber utama informasi sejarah mengenai Yesus. Namun demikian tidak semua yang terkandung dalam Injil Perjanjian Baru dipandang dapat diandalkan secara historis. Elemen-elemen yang keaslian historisnya diperdebatkan misalnya Kelahiran, Pembantaian Kanak-Kanak Suci, Kebangkitan, Kenaikan, beberapa mukjizat Yesus, dan pengadilan Mahkamah Agama. Pandangan-pandangan mengenai Injil berkisar dari keberadaannya sebagai deskripsi-deskripsi tanpa salah tentang kehidupan Yesus hingga ketersediaannya akan informasi historis yang sedikit tentang kehidupan Yesus selain yang mendasar. Injil Sinoptik menekankan aspek-aspek berbeda mengenai Yesus. Dalam Injil Markus, Yesus adalah Putra Allah dengan mukjizat-mukjizat yang memperlihatkan adanya Kerajaan Allah. Yesus ditampilkan sebagai seorang pembuat mukjizat yang tak kenal lelah, pelayan Allah sekaligus manusia. Injil yang singkat ini mencatat beberapa perkataan atau ajaran Yesus. Injil Matius menekankan bahwa Yesus merupakan pemenuhan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Lama, dan adalah Tuhan dari Gereja. Ia adalah Mesias yang meraja, disebut berulang kali sebagai "raja" dan "Putra Daud." Ciri penting dari Injil ini adalah kelima diskursus, kumpulan ajaran-ajaran terkait tema tertentu, termasuk Khotbah di Bukit. Injil Lukas menyajikan Yesus sebagai juru selamat insani-ilahiah yang menunjukkan kasih sayang kepada yang membutuhkannya. Ia diperlihatkan sebagai teman orang-orang berdosa dan yang terkucilkan, datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka. Injil ini memuat perumpamaan-perumpamaan favorit Yesus seperti Orang Samaria yang Baik Hati dan Anak yang Hilang. Injil Sinoptik dan Injil Yohanes memiliki kesesuaian dalam hal garis besar utama kehidupan Yesus. Yohanes Pembaptis mendahului Yesus, dikatakan bahwa pelayanan mereka sempat bersinggungan, dan Yohanes memberikan kesaksian perihal identitas Yesus. Yesus memberikan pengajaran dan melakukan berbagai mukjizat, paling tidak sebagian terjadi di Galilea. Ia kemudian mengunjungi Yerusalem di mana para pemimpin di sana menyalibkan Yesus, dan kemudian dimakamkan. Setelah itu makam Yesus ditemukan kosong pada hari Minggu, dan Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada para pengikut-Nya. Prolog Injil Yohanes mengidentifikasi Yesus sebagi penjelmaan dari Firman ilahi (Logos). Sebagai Firman, Yesus hadir dalam kekekalan bersama dengan Allah, beraktivitas dalam seluruh ciptaan, serta sumber kodrat rohani dan moral manusia. Dengan prolog ini, penginjil tersebut menetapkan bahwa Yesus tidak hanya lebih besar daripada para nabi insani masa lampau tetapi lebih besar daripada semua nabi yang pernah ada. Dijelaskan bahwa Yesus tidak hanya berbicara tentang Firman Allah, tetapi Yesus adalah Firman Allah. Dalam Injil Yohanes, Yesus mengungkapkan peran ilahi-Nya secara terbuka. Di sini Ia menyatakan diri sebagai Roti Hidup, Terang Dunia, Pokok Anggur Yang Benar, dan pernyataan lainnya. Secara umum, para penulis Perjanjian Baru kurang berminat dalam memberikan penyajian suatu kronologi yang mutlak tentang Yesus atau dalam menyelaraskan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus dengan sejarah sekuler pada zaman itu. Sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes 21:25, Injil tidak mengklaim ketersediaan suatu daftar lengkap perihal peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus. Laporan-laporan tersebut utamanya ditulis sebagai dokumen teologis dalam konteks Kekristenan awal, garis waktunya hanya merupakan salah satu pertimbangan sekunder. Salah satu perwujudan Injil sebagai dokumen teologis daripada sekadar kronik sejarah yaitu bahwa sekitar sepertiga isi laporan-laporan tersebut mengisahkan tujuh hari atau minggu terakhir kehidupan Yesus di Yerusalem, yang disebut sebagai Kisah Sengsara. Kendati Injil tidak menyediakan detail yang memadai untuk memenuhi tuntutan para sejarawan modern terkait berbagai kepastian penanggalan, namun dimungkinkan untuk memanfaatkannya sebagai gambaran umum kisah kehidupan Yesus. Genealogi dan kelahiran Injil Matius dan Injil Lukas menyajikan genealogi atau silsilah Yesus. Injil Matius menelusuri garis keturunan Yesus sampai kepada Abraham, melalui Daud. Injil Lukas menelusuri garis keturunan Yesus melalui Adam sampai kepada Allah. Daftar-daftar tersebut identik antara Abraham dan Daud, tetapi sangat berbeda mulai dari Daud sampai kepada Yesus. Para akademisi Kristen lazimnya (dimulai dengan sejarawan Eusebius) telah mengemukakan berbagai teori yang berupaya menjelaskan perbedaan garis keturunan tersebut, misalnya bahwa laporan Injil Matius didasarkan pada garis keturunan Yusuf sedangkan Injil Lukas didasarkan pada garis keturunan Maria. Akademisi biblika modern seperti Marcus Borg dan John Dominic Crossan menganggap kedua silsilah tersebut sebagai invensi untuk menyesuaikan dengan konvensi sastra Yahudi. Injil Matius dan Injil Lukas mendeskripsikan kelahiran Yesus, khususnya bahwa Yesus dilahirkan dari seorang perawan di Betlehem sebagai pemenuhan nubuat para nabi. Laporan dari Injil Lukas menekankan peristiwa-peristiwa sebelum kelahiran Yesus dan berpusat pada Maria, sementara Injil Matius kebanyakan mencakup peristiwa-peristiwa setelah kelahiran dan berpusat pada Yusuf. Kedua laporan tersebut menyatakan bahwa Yesus dilahirkan bagi Yusuf dan Maria, tunangannya, di Betlehem, dan kedua laporan tersebut mendukung doktrin kelahiran dari perawan yang menyatakan bahwa Yesus dikandung secara ajaib dari Roh Kudus di dalam rahim Maria dan ia tetap seorang perawan. Kelahiran dari perawan telah menjadi salah satu ajaran yang konsisten dalam keyakinan Kristen ortodoks, walaupun sejumlah teolog liberal mempertanyakannya selama 150 tahun terakhir ini. Injil Matius berulang kali mengutip Perjanjian Lama untuk mendukung keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan untuk bangsa Yahudi. Dalam Injil Matius, Yusuf mengalami kegundahan karena Maria, tunangannya, telah hamil (), tetapi dalam mimpi pertama Yusuf seorang malaikat meyakinkannya agar tidak takut untuk mengambil Maria sebagai istrinya karena anak yang dikandungnya dikandung dari Roh Kudus. Dalam , orang-orang Majus atau Magi dari Timur membawakan hadiah-hadiah bagi bayi Yesus yang dipandang sebagai Raja Orang Yahudi. Herodes mendengar perihal kelahiran Yesus, dan ia ingin membunuh Yesus sehingga memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki di Betlehem. Tetapi seorang malaikat memperingatkan Yusuf dalam mimpinya yang kedua, dan keluarga tersebut melarikan diri ke Mesir —untuk kemudian kembali dan menetap di Nazaret. Menurut , Maria mengetahui dari malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang disebut Yesus melalui tindakan Roh Kudus. Pada waktu Maria akan melahirkan, ia dan Yusuf melakukan perjalanan dari Nazaret ke kampung halaman Yusuf di Betlehem untuk mendaftarkan diri dalam sensus yang diperintahkan oleh Kaisar Agustus. Ketika berada di sana Maria melahirkan Yesus, dan karena mereka tidak mendapat tempat di rumah penginapan, ia menempatkan bayi yang baru dilahirkannya di dalam sebuah palungan (). Seorang malaikat mengabarkan kelahiran itu kepada beberapa gembala, selanjutnya mereka pergi ke Betlehem untuk melihat Yesus dan kemudian menyebarkan berita tersebut (). Setelah mempersembahkan Yesus di Bait Allah, Yusuf, Maria, dan Yesus kembali ke Nazaret. Masa muda, pekerjaan, dan profesi Rumah masa kecil Yesus diidentifikasi dalam Injil Lukas dan Injil Matius sebagai kota Nazaret di Galilea di mana Yesus tinggal bersama keluarga-Nya. Yusuf ditampilkan dalam deskripsi-deskripsi masa kanak-kanak Yesus, namun tidak disebutkan lagi setelahnya. Anggota keluarga Yesus yang lainnya—ibu-Nya, Maria, saudara-saudara-Nya, Yakobus, Yoses (atau Yusuf), Yudas, Simon, dan saudari-saudari yang tidak disebutkan namanya—tercatat dalam Injil dan sumber-sumber lain. Menurut Stephen L. Harris, Injil Markus menyampaikan bahwa Yesus terlibat konflik dengan para tetangga dan kaum keluarga-Nya. Saudara-saudara dan ibu Yesus datang untuk menjemput Yesus (Markus 3:31–35) karena orang-orang mengatakan bahwa Ia sudah tidak waras (3:21). Yesus menanggapi bahwa mereka yang melakukan kehendak Allah adalah keluarga-Nya yang sebenarnya. Dalam Injil Yohanes, Maria mengikuti Yesus sampai saat penyaliban, dan Yesus mengekspresikan kepedulian terhadap sang ibu (19:25–27). Yesus disebut sebagai seorang τέκτων (tekton) dalam , menurut tradisi dipahami sebagai tukang kayu tetapi dapat juga mencakup para pembuat benda dalam berbagai bahan, termasuk pembangun. Injil memperlihatkan bahwa Yesus dapat membaca, memparafrasakan, dan berdebat kitab suci, tetapi belum tentu berarti bahwa Yesus menerima pelatihan menulis secara formal. Pembaptisan dan pencobaan Laporan Injil Sinoptik seputar pembaptisan Yesus didahului dengan informasi mengenai Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis digambarkan menyerukan penitensi dan pertobatan demi pengampunan dosa serta mendorong untuk kepada kaum miskin () ketika ia membaptis orang-orang di daerah Sungai Yordan di sekitar Perea, selain itu juga menubuatkan kedatangan seseorang "yang lebih berkuasa" daripada dia (). Belakangan Yesus mengidentifikasi Yohanes Pembaptis sebagai Elia (, ), seorang nabi yang diharapkan kedatangannya sebelum "hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu" (). Demikian juga Injil Lukas menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis memiliki roh dan kuasa Elia (). Dalam Injil Markus, Yohanes membaptis Yesus dan setelah keluar dari sungai Yesus melihat Roh Kudus yang berbentuk seperti seekor burung merpati turun ke atas-Nya dan terdengar suara dari Surga yang menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Allah (Markus 1:9–11). Ini merupakan salah satu dari dua peristiwa dalam Injil yang menuliskan adanya suara dari Surga yang menyebut Yesus "Putra" atau "Anak", peristiwa lainnya yaitu Transfigurasi. Roh tersebut kemudian mengantar Yesus ke padang gurun di mana Yesus dicobai oleh Iblis (Markus 1:12–13). Yesus kemudian memulai pelayanan setelah Yohanes ditangkap (Markus 1:14). Pembaptisan Yesus dalam Injil Matius dikisahkan serupa, di mana sebelum pembaptisan Yesus, Yohanes memprotes dengan mengatakan, "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu" (Matius 3:14). Yesus menanggapinya dengan permintaan untuk melaksanakan pembaptisan tersebut demi "menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15). Injil Matius juga merinci ketiga godaan yang ditawarkan Iblis kepada Yesus di padang gurun (Matius 4:3–11). Dalam Injil Lukas, Roh Kudus turun seperti seekor burung merpati setelah semua orang di sana dibaptis dan Yesus sedang berdoa (). Yohanes secara implisit mengenali Yesus dari penjara setelah ia mengirim para pengikutnya untuk bertanya tentang Yesus (Lukas 7:18–23). Pembaptisan dan pencobaan yang dialami oleh Yesus berfungsi sebagai persiapan untuk melakukan pelayanan publik. Injil Yohanes tidak menceritakan pembaptisan dan pencobaan yang dialami Yesus. Dalam Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis bersaksi bahwa ia melihat Roh yang turun ke atas Yesus (). Yohanes menyatakan di depan publik bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang menjadi kurban, dan beberapa pengikut Yohanes menjadi pengikut Yesus. Dalam Injil Yohanes, Yohanes menyangkal bahwa ia adalah Elia (). Sebelum Yohanes dipenjarakan, Yesus juga turut membaptis orang-orang (Yohanes 3:22-24) dan membaptis lebih banyak orang daripada Yohanes (Yohanes 4:1). Pelayanan publik Injil Sinoptik menggambarkan dua lingkungan geografis yang berbeda dalam pelayanan Yesus. Yang pertama bertempat di utara Yudea di Galilea, di mana pelayanan Yesus mengalami suatu kesuksesan; dan yang kedua memperlihatkan ditolak dan dibunuhnya Yesus ketika mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Secara khusus Yesus melarang mereka yang mengenali identitas-Nya untuk berbicara tentang hal itu, termasuk orang-orang yang disembuhkan Yesus dan setan-setan yang diusir-Nya. Injil Yohanes menggambarkan pelayanan Yesus lebih banyak berlangsung di dan sekitar Yerusalem daripada di Galilea. Dalam Injil ini, identitas ilahi Yesus dinyatakan secara terbuka di hadapan publik dan segera diakui oleh mereka. Para akademisi membagi pelayanan Yesus ke dalam beberapa tahap. Pelayanan di Galilea dimulai ketika Yesus kembali ke Galilea dari Gurun Yudea setelah penolakan atas semua godaan Setan. Yesus berkhotbah di seluruh Galilea dan mengisahkan bahwa murid-murid pertama Yesus, yang pada akhirnya membentuk inti dari Gereja perdana, bertemu dengan Yesus dan mulai bepergian dengan-Nya. Periode ini meliputi peristiwa Khotbah di Bukit, yaitu salah satu pengajaran utama Yesus, meredakan badai, memberi makan 5.000 orang, berjalan di atas air, serta sejumlah mukjizat dan perumpamaan. Periode ini berakhir dengan Pengakuan Petrus dan peristiwa Transfigurasi. Seiring perjalanan Yesus menuju Yerusalem, dalam pelayanan di Perea, Yesus kembali ke daerah di mana Ia dibaptis, sekitar sepertiga perjalanan turun dari Danau Galilea di sepanjang Yordan (). Periode pelayanan terakhir di Yerusalem dimulai dengan masuknya Yesus ke kota tersebut pada hari Minggu Palma. Dalam Injil Sinoptik, selama minggu tersebut Yesus mengusir para penukar uang dari Bait Allah dan Yudas melakukan tawar-menawar untuk mengkhianati Yesus. Periode ini berpuncak dalam Perjamuan Terakhir dan Amanat Perpisahan. Para murid dan pengikut Menjelang awal pelayanan Yesus, Ia menetapkan dua belas rasul. Dalam Injil Matius dan Markus, kendati Yesus hanya sekilas saja meminta mereka untuk bergabung dengan-Nya, empat rasul pertama Yesus yang adalah nelayan dideskripsikan segera menyetujui permintaan Yesus serta meninggalkan jala dan perahu mereka untuk melakukannya (, ). Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa dua rasul pertama Yesus adalah murid-murid Yohanes Pembaptis. Saat itu Yohanes Pembaptis melihat Yesus dan menyebut-Nya Anak Domba Allah; kedua murid itu mendengarnya dan menjadi pengikut Yesus. Terlepas dari Kedua Belas Rasul, bagian pembukaan Khotbah di Tempat Datar mengidentifikasi sekelompok besar orang sebagai murid-murid (). Dalam juga dikisahkan Yesus mengutus tujuh puluh atau tujuh puluh dua pengikut-Nya secara berpasangan untuk mempersiapkan kota-kota yang akan dikunjungi Yesus. Mereka diperintahkan untuk menerima keramahtamahan pemilik rumah yang bersedia menampung mereka, menyembuhkan orang sakit, dan menyebarkan berita datangnya Kerajaan Allah. Dalam Injil Markus, para murid pada saat itu masih bebal. Mereka belum memahami makna dari mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus (Markus 4:35–41, 6:52), perumpamaan-perumpamaan-Nya (Markus 4:13), atau arti "bangkit dari antara orang mati" (Markus 9:9–10). Ketika kemudian Yesus ditangkap, mereka berlari meninggalkan Yesus (lihat di bawah). Ajaran, khotbah, dan mukjizat Dalam Injil Sinoptik, Yesus mengajarkan secara luas, sering kali dengan perumpamaan, mengenai Kerajaan Allah (atau, dalam Injil Matius, Kerajaan Surga). Kerajaan itu dideskripsikan telah dekat () dan telah ada dalam pelayanan Yesus (Lukas 17:21). Yesus menjanjikan keikutsertaan dalam Kerajaan itu bagi mereka yang menerima pesan-Nya (Markus 10:13–27). Yesus berbicara tentang "Anak Manusia" (atau "Putra Manusia"), sebagai seorang sosok apokaliptik yang akan datang untuk mengumpulkan orang-orang terpilih. Yesus memanggil orang-orang untuk bertobat dari dosa mereka dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya untuk berpegang teguh pada hukum Yahudi, kendati oleh beberapa kalangan Yesus sendiri dianggap melanggar hukum tersebut, misalnya mengenai Sabat. Ketika ditanya mengenai apa perintah terbesar, Yesus menjawab: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. ... Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (). Ajaran-ajaran etika yang lain dari Yesus misalnya mengasihi musuh, menjauhkan diri dari kebencian dan hawa nafsu, serta memberi pipi yang lain jika ditampar orang (). Injil Yohanes menyajikan ajaran-ajaran Yesus bukan hanya sebagai pewartaan-Nya sendiri, tetapi sebagai wahyu ilahi. Sebagai contoh, Yohanes Pembaptis dalam Yohanes 3:34 menyatakan: "Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas." Dalam Yohanes 7:16 Yesus mengatakan, "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku." Ia menegaskan hal yang sama dalam Yohanes 14:10: "Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya." Dalam Injil, kira-kira tiga puluh perumpamaan merupakan sekitar sepertiga ajaran Yesus yang tercatat. Perumpamaan-perumpamaan tersebut diperlihatkan dalam khotbah-khotbah yang lebih panjang dan di bagian lain dalam rupa narasi. Perumpamaan Yesus sering kali mengandung simbolisme, dan biasanya mengaitkan dunia jasmani dengan rohani. Tema-tema umum dalam kisah-kisah ini misalnya kebaikan dan kemurahan hati Allah serta bahaya-bahaya pelanggaran. Beberapa perumpamaan Yesus, seperti Anak yang Hilang (Lukas 15:11–32), relatif sederhana, sementara yang lainnya seperti Benih yang Tumbuh (Markus 4:26–29) termasuk kompleks, mendalam, dan sulit dipahami. Dalam laporan-laporan Injil, Yesus memberikan porsi besar dalam pelayanan-Nya dengan melakukan berbagai mukjizat, terutama penyembuhan. Mukjizat-mukjizat tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama: mukjizat penyembuhan dan mukjizat alam. Mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus yaitu menyembuhkan penyakit fisik, eksorsisme (pengusiran setan), dan membangkitkan orang mati. Mukjizat alam memperlihatkan kuasa Yesus atas alam, misalnya mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, dan meredakan badai. Yesus menyatakan bahwa mukjizat yang dilakukan-Nya berasal dari sumber ilahi. Sementara para lawan Yesus menuduh-Nya melakukan eksorsisme dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan, Yesus menanggapi mereka dengan mengatakan bahwa Ia melakukan mukjizat dengan "Roh Allah" (Matius 12:28) atau "kuasa Allah" (Lukas 11:20). Dalam Injil Yohanes, mukjizat-mukjizat Yesus dideskripsikan sebagai "tanda-tanda", dilakukan untuk membuktikan misi dan keilahian Yesus. Namun, dalam Injil Sinoptik, ketika diminta untuk memberikan tanda-tanda ajaib untuk membuktikan otoritas-Nya, Yesus menolak. Dalam Injil Sinoptik juga dikisahkan bahwa orang banyak secara berkala menanggapi mukjizat-mukjizat Yesus dengan rasa kagum dan memaksa-Nya untuk menyembuhkan penyakit mereka. Dalam Injil Yohanes, Yesus tampak tidak tertekan oleh orang banyak tersebut, mereka sering menanggapi mukjizat Yesus dengan keyakinan dan iman. Satu karakteristik yang terlihat di antara semua mukjizat yang dilakukan Yesus dalam laporan-laporan Injil yaitu bahwa Yesus melakukannya dengan bebas dan tidak pernah meminta pembayaran materiil dalam bentuk apa pun. Episode-episode dalam Injil yang memuat deskripsi terkait mukjizat Yesus juga sering mencakup ajaran-ajaran, dan mukjizat itu sendiri mengandung elemen pengajaran. Banyak dari mukjizat yang dibuat Yesus mengajarkan pentingnya iman. Misalnya dalam peristiwa disembuhkannya sepuluh orang kusta dan dibangkitkannya anak perempuan Yairus para penerima manfaat mukjizat-mukjizat tersebut diberitahu bahwa kesembuhan mereka terjadi karena iman mereka. Pemakluman sebagai Kristus dan peristiwa Transfigurasi Di sekitar bagian tengah masing-masing ketiga Injil Sinoptik, dua episode yang berkaitan menandai suatu titik balik dalam kisah tersebut: Pengakuan Petrus dan Transfigurasi Yesus. Peristiwa-peristiwa ini menandai awal mula penyingkapan secara bertahap atas identitas Yesus kepada para murid-Nya dan nubuat Yesus terkait penderitaan dan kematian-Nya. Kedua peristiwa ini tidak diceritakan di dalam Injil Yohanes. Dalam Pengakuannya, Petrus berkata kepada Yesus, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Yesus menegaskan bahwa pengakuan Petrus merupakan kebenaran yang diungkapkan secara ilahi. Dalam peristiwa Transfigurasi (, , dan ), Yesus mengajak Petrus dan dua rasul lainnya ke atas suatu gunung yang tidak disebutkan namanya, di mana "Yesus berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang." Kemudian awan terang muncul menaungi mereka, dan terdengar suara dari awan tersebut yang mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" (). Dalam 2 Petrus 1:16-18, Petrus sendiri menegaskan bahwa ia menyaksikan Transfigurasi Yesus, dan menyatakan bahwa tradisi apostolik didasarkan pada kesaksian dari saksi mata. Pekan terakhir sebelum kematian Deskripsi pekan terakhir kehidupan Yesus (sebagian kalangan menyebutnya Pekan Sengsara) diceritakan dalam sekitar sepertiga narasi pada Injil Kanonik, dimulai dengan masuknya Yesus ke Yerusalem dan berakhir dengan Penyaliban Yesus. Aktivitas di Yerusalem Dalam Injil Sinoptik, pekan terakhir di Yerusalem adalah akhir dari perjalanan menjelajahi Perea dan Yudea yang Yesus awali di Galilea. Yesus mengendarai seekor keledai muda untuk masuk ke Yerusalem, mencerminkan suatu nubuat dari Kitab Zakharia di mana tertulis bahwa seorang raja Yahudi yang rendah hati memasuki Yerusalem dengan cara demikian (Zakharia 9:9). Orang-orang di sepanjang jalan menghamparkan jubah mereka dan ranting-ranting kecil dari pohon (dikenal sebagai daun palem) di depan Yesus dan menyanyikan bagian dari . Selanjutnya Yesus mengusir para penukar uang dari Bait Allah, menuduh mereka telah mengubahnya menjadi sarang penyamun karena aktivitas komersial yang mereka lakukan. Yesus kemudian bernubuat tentang kehancuran yang akan datang, termasuk nabi-nabi palsu, peperangan, gempa bumi, penganiayaan terhadap orang-orang beriman, tampilnya seorang "pembinasa keji", dan berbagai kesengsaraan yang tak tertahankan (Markus 13:1–23). Kata Yesus, "Anak Manusia" akan mengutus para malaikat untuk mengumpulkan orang beriman dari seluruh bagian bumi (Markus 13:24–27). Menurut Stephen L. Harris, Yesus memperingatkan bahwa hal-hal ini akan terjadi pada masa hidup mereka yang mendengarnya (Markus 13:28–32). Dalam Injil Sinoptik juga dikisahkan bahwa Yesus terlibat konflik dengan para tua-tua Yahudi, misalnya pada saat mereka mempertanyakan otoritas Yesus, dan Ia mengkritik mereka serta menyebut mereka orang-orang munafik. Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas rasul, secara diam-diam melakukan tawar-menawar dengan tua-tua Yahudi, setuju untuk melakukan pengkhianatan dengan menyerahkan Yesus kepada mereka demi tiga puluh keping perak. Injil Yohanes menceritakan dua perayaan lain di mana Yesus mengajar di Yerusalem sebelum Pekan Sengsara (). Yesus kembali dekat Yerusalem, di Betania, di mana Ia membangkitkan Lazarus dari kematian sehingga membuat ketegangan meningkat antara Yesus dan otoritas Yahudi. Pihak otoritas tersebut kemudian bersekongkol untuk membunuh Yesus (). Membangkitkan Lazarus dipandang sebagai tanda paling ampuh yang pernah dibuat Yesus. Di Betania, Maria dari Betania meminyaki kaki Yesus dan menjadi pertanda penguburan Yesus. Yesus kemudian memasuki Yerusalem sebagai Mesias. Orang banyak yang bersorak-sorai menyambut Yesus saat Ia memasuki Yerusalem menambah kebencian otoritas Yahudi. Dalam Injil Yohanes, peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah dikisahkan terjadi saat kunjungan Paskah Yahudi yang sebelumnya di Yerusalem. Injil Yohanes selanjutnya menceritakan Perjamuan Malam Terakhir yang diadakan Yesus bersama dengan para murid. Perjamuan Terakhir Perjamuan Terakhir merupakan terakhir kalinya Yesus bersantap bersama 12 rasul di Yerusalem sebelum Ia disalibkan. Perjamuan Terakhir disebutkan dalam keempat Injil kanonik; Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus (11:23–26) juga menyebutkannya. Selagi bersantap, Yesus memprediksikan bahwa salah seorang rasul akan mengkhianati-Nya. Meskipun setiap rasul menyatakan diri tidak akan mengkhianati-Nya, Yesus menegaskan kembali bahwa yang akan berkhianat itu ada di antara mereka yang hadir. dan secara spesifik mengidentifikasi Yudas sebagai pengkhianat tersebut. Dalam Injil Sinoptik, Yesus mengambil roti, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid, sambil mengatakan, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu." Yesus kemudian meminta mereka semua minum dari suatu cawan, dengan mengatakan, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (). Ordinansi atau Sakramen Perjamuan Kudus (Ekaristi) Kristen didasarkan pada peristiwa-peristiwa ini. Meskipun Injil Yohanes tidak menyertakan deskripsi ritual roti dan anggur tersebut selama Perjamuan Terakhir, kebanyakan akademisi sepakat bahwa memiliki karakter ekaristis dan menggemakan narasi kelembagaannya dalam Injil Sinoptik dan dalam tulisan-tulisan Paulus tentang Perjamuan Terakhir. Dalam keempat Injil, Yesus memprediksi bahwa Petrus akan menyangkal telah mengenal-Nya sebanyak tiga kali sebelum ayam jantan berkokok keesokan paginya. Dalam Injil Lukas dan Yohanes, prediksi tersebut disampaikan selama Perjamuan Terakhir berlangsung (, ). Dalam Injil Matius dan Markus, prediksi tersebut disampaikan setelah Perjamuan Terakhir selesai; Yesus juga memprediksi bahwa semua murid akan lari meninggalkan Dia (, ). Injil Yohanes merupakan satu-satunya laporan yang menyajikan peristiwa Yesus membasuh kaki para murid setelah bersantap. Injil Yohanes juga memuat suatu khotbah panjang Yesus untuk mempersiapkan para murid (sekarang tanpa Yudas) menghadapi kepergian Yesus. Bab 14–17 dari Injil Yohanes dikenal sebagai Amanat Perpisahan dan merupakan salah satu sumber konten Kristologis yang penting. Penderitaan di Taman Getsemani, pengkhianatan, dan penangkapan Setelah Perjamuan Terakhir, Yesus pergi untuk berdoa, kemudian Yudas dan pihak otoritas Yahudi datang untuk menangkap Yesus. Dalam Injil Markus, Yesus dan para murid pergi ke Taman Getsemani, di mana Yesus berdoa agar terhindar dari siksaan yang akan dialami-Nya kelak. Para murid tertidur pada saat mereka seharusnya berjaga (Markus 14:37–41). Kemudian Yudas datang dengan sekelompok orang bersenjata yang dikirim oleh para imam kepala, ahli kitab, dan tua-tua Yahudi. Ia mencium Yesus untuk mengidentifikasi diri-Nya kepada rombongan orang banyak tersebut, dan mereka lalu menangkap Yesus. Dalam upaya untuk menghentikan mereka, salah seorang murid Yesus menggunakan pedang untuk memotong telinga salah seorang laki-laki dalam rombongan itu. Setelah penangkapan Yesus, para murid pergi bersembunyi, dan Petrus, ketika ditanya-tanya, tiga kali menyangkal kalau dirinya mengenal Yesus. Setelah penyangkalan ketiga, ia mendengar kokok ayam dan mengingat prediksi Yesus sebelumnya ketika Ia menatapnya. Petrus kemudian menangis dengan kesedihan mendalam. Dalam Injil Matius, Yesus mengkritik serangan dengan pedang yang dilakukan oleh seorang murid, memerintahkan mereka untuk membiarkan diri-Nya ditangkap. Yesus mengatakan, "Barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang" (). Dalam Injil Lukas, Yesus pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa, dan Yesus secara ajaib menyembuhkan telinga orang yang dipotong oleh seorang murid (Lukas 22:51). Dalam Injil Yohanes, Yesus tidak berdoa agar terhindar dari penyaliban-Nya, sebagaimana juga Injil ini hampir-hampir tidak menggambarkan Yesus memiliki kelemahan manusiawi seperti demikian. Orang-orang yang menangkap Yesus adalah para prajurit dan perwira Yahudi (Yohanes 18:3). Kisah ciuman pengkhianatan tidak diceritakan dalam Injil ini, sebagai gantinya Yesus menyatakan identitas diri-Nya; ketika Yesus melakukannya, para prajurit dan perwira tersebut jatuh ke tanah (Yohanes 18:4–7). Injil ini mengidentifikasi Petrus sebagai murid yang menggunakan pedang, dan Yesus menegurnya karena hal itu (Yohanes 18:10–11). Pengadilan oleh Sanhedrin, Herodes, dan Pilatus Setelah ditangkap, Yesus dibawa ke Sanhedrin (atau Mahkamah Agama), yaitu badan peradilan Yahudi. Terdapat beberapa perbedaan detail seputar peradilan atas Yesus di dalam laporan-laporan Injil. Dalam , , dan , Yesus dibawa ke rumah imam besar, Kayafas, di mana Yesus diejek dan dipukuli pada malam itu. Keesokan paginya para imam kepala dan ahli kitab membawa Yesus keluar dari pengadilan mereka. menyatakan bahwa Yesus pertama kali dibawa kepada Hanas, mertua Kayafas, dan selanjutnya kepada sang imam besar. Selama persidangan Yesus sangat sedikit berbicara, tidak ada pembelaan diri, serta memberikan jawaban-jawaban secara tidak langsung dan hanya sesekali saja atas pertanyaan-pertanyaan para imam, menyebabkan seorang petugas menampar Yesus. Dalam , ketidakacuhan Yesus membuat Kayafas bertanya kepada-Nya, "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Dalam imam besar lalu bertanya kepada Yesus, "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Yesus menjawab, "Akulah Dia", dan kemudian memprediksi akan datangnya Putra Manusia (Anak Manusia). Hal ini mengakibatkan Kayafas merobek jubahnya sendiri dalam kemarahan dan menuduh Yesus melakukan penghujatan. Dalam Injil Matius dan Lukas, jawaban Yesus lebih ambigu: dalam Yesus menjawab, "Engkau telah mengatakannya", dan dalam Yesus menjawab, "Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Anak Allah." Mereka membawa Yesus ke pengadilan Pilatus, dan Pilatus tampak sangat enggan untuk menghukum Yesus; menurut Robert W. Funk, adalah tua-tua Yahudi yang harus disalahkan atas penyaliban Yesus. Agustinus dari Hippo mengatakan bahwa Pilatus tidaklah bebas dari kesalahan, karena ia menggunakan kekuasaannya untuk mengeksekusi Yesus. Para tetua Yahudi meminta gubernur Romawi Pontius Pilatus untuk mengadili dan menghukum Yesus, menuduh-Nya mengklaim sebagai Raja orang Yahudi. Penggunaan kata "raja" dipandang sebagai pokok diskusi antara Yesus dan Pilatus. Dalam Yesus menyatakan, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini", tetapi Yesus tidak membantah secara tegas sebutan Raja orang Yahudi. Dalam Pilatus menyadari bahwa Yesus adalah orang Galilea, dan dengan demikian berada di bawah yurisdiksi Herodes Antipas. Pilatus mengirimkan Yesus kepada Herodes untuk diadili, tetapi Yesus tidak mengatakan apapun dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan Herodes. Herodes dan prajuritnya mengejek Yesus, mengenakan sebuah jubah mahal pada Yesus untuk membuat-Nya terlihat seperti seorang raja, dan mengembalikan Yesus kepada Pilatus, yang kemudian memanggil para tetua Yahudi dan mengumumkan bahwa ia "tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya". Dengan pertimbangan kebiasaan Paskah Yahudi pada zaman itu, Pilatus mengizinkan seorang tahanan dipilih oleh orang banyak untuk dibebaskan. Ia memberikan mereka pilihan antara Yesus dan seorang pembunuh bernama Barabas. Karena bujukan para tetua Yahudi (Matius 27:20), massa memilih untuk melepaskan Barabas dan menyalibkan Yesus. Pilatus menulis pada sebuah papan dengan bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani yang berbunyi "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi" (disingkat INRI dalam penggambaran-penggambaran) untuk ditempelkan di atas kayu salib Yesus (Yohanes 19:19–20), menyuruh orang untuk mendera Yesus, dan mengirim Yesus untuk disalibkan. Para prajurit menempatkan Mahkota duri di kepala Yesus dan mengolok-olok-Nya sebagai Raja orang Yahudi. Mereka memukuli dan mengejek Yesus sebelum membawa-Nya ke Kalvari, yang juga disebut Golgota, untuk disalibkan. Penyaliban dan pemakaman Penyaliban Yesus dideskripsikan dalam keempat Injil kanonik. Setelah proses persidangan, Yesus memanggul salib menuju Kalvari; menurut tradisi, rute yang dilalui Yesus selama memanggul salib dikenal sebagai Via Dolorosa. Ketiga Injil Sinoptik mengindikasikan bahwa Simon dari Kirene membantu Yesus setelah dipaksa oleh prajurit Romawi untuk melakukannya. Dalam Yesus mengatakan kepada para perempuan di antara orang banyak yang mengikuti-Nya agar tidak menangisi-Nya melainkan agar mereka menangisi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Di Kalvari, Yesus ditawarkan semacam ramuan yang biasa ditawarkan sebagai obat penghilang rasa sakit. Menurut Injil Matius dan Markus, Yesus menolaknya. Para prajurit kemudian menyalibkan Yesus dan membuang undi atas pakaian Yesus. Di atas kepala Yesus di kayu salib terdapat inskripsi tulisan Pilatus, "Yesus dari Nazaret, Raja orang Yahudi"; para prajurit dan orang-orang yang lewat di sana mengejek Yesus terkait hal tersebut. Yesus disalibkan di antara dua penyamun yang telah dinyatakan bersalah, salah seorang di antaranya menghardik Yesus, sedangkan seorang yang lainnya membela Yesus. Para prajurit Romawi mematahkan kaki kedua penyamun tersebut (suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat kematian dalam suatu penyaliban), tetapi mereka tidak mematahkan kaki Yesus karena saat itu Yesus telah wafat. Dalam , salah seorang prajurit menikam lambung Yesus dengan tombak sehingga darah dan air mengalir keluar. Dalam , ketika Yesus wafat, tirai besar di Bait Allah terkoyak dan terjadi gempa bumi yang mengakibatkan makam-makam terbuka. Karena sangat ketakutan menyaksikan peristiwa-peristiwa tersebut, seorang perwira Romawi menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Allah. Pada hari yang sama, Yusuf dari Arimatea, dengan izin Pilatus dan dengan bantuan Nikodemus, menurunkan jenazah Yesus dari kayu salib, membungkus-Nya dengan kain bersih, dan membaringkan Yesus di dalam makamnya dari bukit batu yang dipahat. Dalam , pada hari berikutnya para imam kepala Yahudi meminta Pilatus supaya makam tersebut diamankan, dan atas izin Pilatus para imam tersebut menyegel batu besar yang menutupi pintu masuk makam serta menempatkan penjaga. Kebangkitan dan kenaikan Dalam keempat Injil, Maria Magdalena pergi mengunjungi makam Yesus pada hari Minggu pagi dan terkejut karena menemukan makam tersebut kosong. Ia kemudian mengetahui bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Kendati Yesus telah memberitahukannya, para murid saat itu belum memahami bahwa Yesus akan bangkit kembali. Setelah peristiwa penemuan makam kosong, Yesus melakukan serangkaian penampakan kepada para murid. Dalam Injil Markus, Salome dan seorang Maria lainnya ada bersama Maria Magdalena saat mengunjungi makam Yesus (Markus 16:1). Seorang pemuda berjubah putih (seorang malaikat) mengatakan kepada mereka bahwa Yesus akan menemui para murid di Galilea, sebagaimana telah dikatakan oleh Yesus kepada mereka (merujuk pada Markus 14:28). Tidak lama setelah kisah tersebut, Injil Markus berakhir. Dalam Injil Matius, terjadi gempa bumi ketika para perempuan itu mengunjungi makam, dan seorang malaikat Tuhan turun dari surga sehingga membuat para penjaga sangat ketakutan. Yesus menampakkan diri kepada kesebelas murid yang tersisa di Galilea dan mengutus mereka untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam Injil Lukas, Maria Magdalena dan para perempuan lainnya bertemu dengan dua orang malaikat, dan kesebelas murid tidak mempercayai cerita mereka (Lukas 24:1–12). Yesus menampakkan diri pada hari yang sama kepada para murid di Yerusalem (Lukas 24:13–43). Meskipun Yesus memperlihatkan diri dan menghilang secara misterius, Yesus juga makan dan membiarkan mereka menyentuh-Nya untuk membuktikan bahwa Ia bukan hantu. Yesus mengulangi perintah-Nya untuk mewartakan ajaran-Nya kepada semua bangsa (). Dalam Injil Yohanes, Maria Magdalena pada awalnya sendirian, namun Petrus dan murid yang dikasihi Yesus datang dan mengunjungi makam juga. Yesus lalu menampakkan diri kepada Maria di makam kosong tersebut. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada para murid, mengembuskan napas kepada mereka, dan memberi mereka kuasa untuk mengampuni maupun menahan dosa orang. Dalam kunjungan kedua, Yesus membuktikan kepada seorang murid yang ragu-ragu ("Tomas yang ragu-ragu") bahwa Ia berwujud daging dan darah. Peristiwa penangkapan 153 ekor ikan merupakan suatu mukjizat di Laut Galilea, di mana setelah itu Yesus membesarkan hati Petrus untuk melayani para pengikut-Nya. Kenaikan Yesus ke Surga dideskripsikan dalam , , dan disebutkan dalam . Dalam Kisah Para Rasul, empat puluh hari setelah Kebangkitan, "terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka." menyatakan bahwa Yesus telah "duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke surga." Kisah Para Rasul mendeskripsikan beberapa penampakan Yesus dalam berbagai visiun atau penglihatan setelah Kenaikan Yesus. mendeskripsikan suatu penglihatan yang dialami oleh Stefanus sesaat menjelang kematiannya. Dalam perjalanan menuju Damaskus, Rasul Paulus mengonversikan diri ke dalam Kekristenan setelah melihat cahaya yang menyilaukan dan mendengar suara yang mengatakan, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu" (). Dalam , Yesus memerintahkan Ananias dari Damaskus untuk menyembuhkan Paulus. Peristiwa ini merupakan percakapan terakhir dengan Yesus yang dilaporkan dalam Alkitab sampai Kitab Wahyu, di mana seorang laki-laki bernama Yohanes dikisahkan menerima wahyu dari Yesus mengenai hari-hari terakhir, ketika Yesus diprediksi kembali dalam kemenangan (Wahyu 19:11–21). Pandangan sejarah Sebelum Abad Pencerahan, laporan-laporan Injil biasanya dipandang sebagai catatan sejarah yang akurat, tetapi sejak saat itu para akademisi mengangkat pertanyaan-pertanyaan mengenai keandalan Injil serta menarik suatu perbedaan antara Yesus yang dideskripsikan di dalam Injil dan Yesus dalam sejarah. Sejak abad ke-18, tiga pencarian keilmuan yang terpisah atas Yesus historis telah berlangsung, masing-masing memiliki karakteristik berbeda dan didasarkan pada kriteria penelitian berbeda, yang sering kali dikembangkan selama pencarian yang menerapkannya. Meskipun terdapat kesepakatan keilmuan tentang keberadaan Yesus, dan suatu konsensus dasar tentang garis besar umum kehidupannya, potret Yesus yang dibangun dalam pencarian-pencarian tersebut sering berbeda satu sama lain serta dari citra yang digambarkan dalam laporan-laporan Injil. Pendekatan-pendekatan untuk rekonstruksi sejarah tentang kehidupan Yesus bervariasi dari pendekatan-pendekatan "maksimalis" abad ke-19 yang menerima laporan-laporan Injil sebagai bukti tepercaya sejauh memungkinkan, sampai dengan pendekatan-pendekatan "minimalis" abad ke-20 yang nyaris tidak menerima satu pun mengenai Yesus sebagai sejarah. Pada tahun 1950-an, seiring dengan kecepatan laju pencarian kedua akan Yesus historis, pendekatan-pendekatan minimalis memudar, dan pada abad ke-21, minimalis seperti Price termasuk dalam kaum minoritas yang sangat kecil. Meskipun keyakinan bahwa Injil tidak dapat salah (ineransi) tidak dapat didukung secara historis, banyak akademisi sejak tahun 1980-an berpandangan bahwa, di luar beberapa fakta yang dianggap pasti secara historis, elemen-elemen tertentu lainnya dari kehidupan Yesus "besar kemungkinan terjadi secara historis". Penelitian keilmuan modern mengenai Yesus historis dengan demikian berfokus pada identifikasi elemen-elemen yang paling besar kemungkinannya. Yudea dan Galilea pada abad ke-1 Pada tahun 6 M, Yudea, Idumea, dan Samaria mengalami transformasi dari kerajaan klien Kekaisaran Romawi menjadi provinsi kekaisaran. Seorang prefek Romawi, bukannya seorang raja klien, memerintah daratan tersebut. Sang prefek memerintah dari Kaisarea, membiarkan Yerusalem dikelola oleh imam besar. Sebagai pengecualian, sang prefek datang ke Yerusalem pada saat festival-festival keagamaan, yang terkadang antusiasme patriotik dan keagamaan menginspirasi terjadinya kerusuhan atau pemberontakan. Tanah milik kaum non-Yahudi mengelilingi Yudea dan Galilea yang adalah wilayah Yahudi, tetapi praktik dan hukum Romawi memungkinkan kaum Yahudi untuk tetap terpisah secara hukum dan kultural. Galilea merupakan daerah yang makmur, dan kemiskinan relatif terbatas sehingga tidak mengancam tatanan sosial. Agama Yahudi dipandang tidak biasa dalam hal kaum Yahudi hanya mengakui satu Allah, mereka menganggap diri sebagai pilihan Allah, dan mereka menginginkan bangsa-bangsa lain untuk menerima Allah mereka sebagai satu-satunya Allah. Kaum Yahudi mendasarkan iman dan praktik keagamaan mereka pada Taurat, yaitu lima kitab yang dikatakan diberikan oleh Allah kepada Musa. Tiga kelompok keagamaan terkemuka mereka adalah Farisi, Eseni, dan Saduki. Ketiga kelompok ini hanya mewakili sebagian kecil populasi Yahudi. Kebanyakan orang Yahudi menantikan waktu saat Allah akan membebaskan mereka dari para penguasa pagan, kemungkinan melalui perang melawan bangsa Romawi. Sumber-sumber Para sejarawan menghadapi suatu tantangan yang berat ketika mereka menganalisis Injil kanonik. Injil tidak dipandang sebagai biografi dalam pengertian masa kini; para penulis Injil menjelaskan signifikansi teologis Yesus dan menceritakan kembali pelayanan Yesus kepada publik tanpa mencantumkan banyak detail mengenai kehidupannya. Peristiwa-peristiwa supranatural yang berkaitan dengan kematian dan kebangkitan Yesus menjadikan tantangan tersebut lebih sulit lagi. Para akademisi menggunakan sejumlah kriteria, seperti kriteria beberapa pengesahan, kriteria koherensi, dan kriteria ketidaksamaan, untuk menilai historisitas setiap peristiwa. Historisitas suatu peristiwa juga tergantung pada keandalan sumber rujukan; pada hakikatnya Injil merupakan catatan kehidupan Yesus yang tidak independen ataupun konsisten. Injil Markus, yang kemungkinan besar merupakan Injil yang paling awal ditulis, selama beberapa dekade telah dipandang sebagai yang paling akurat secara historis. Injil Yohanes, Injil yang terakhir ditulis, cukup berbeda dengan Injil Sinoptik, dan dengan demikian secara umum dianggap kurang dapat diandalkan. Namun saat ini semakin banyak akademisi yang juga mengakui bahwa Injil Yohanes dapat saja mengandung suatu inti dari materi yang lebih lama dengan nilai sejarah sebagaimana tradisi Injil Sinoptik, atau bahkan lebih darinya. Injil Tomas, suatu Injil nonkanonik, merupakan salah satu saksi independen atas banyak aforisme dan perumpamaan Yesus. Sebagai contoh, Injil Tomas mengonfirmasikan bahwa Yesus memberkati kaum miskin dan bahwa ekspresi ini tersebar luas secara independen sebelum dikombinasikan dengan ekspresi-ekspresi serupa dalam dokumen Q. Teks Kristen nonkanonik tertentu lainnya mungkin juga memiliki nilai sejarah. Sumber-sumber non-Kristen yang digunakan untuk membangun keberadaan Yesus secara historis misalnya karya-karya sejarawan abad pertama seperti Yosefus dan Tasitus. Louis Feldman, seorang sejarawan yang mengkhususkan diri dalam karya-karya Yosefus, menyatakan bahwa "sedikit orang yang meragukan keaslian" referensi Yosefus tentang Yesus dalam Antiquitates Iudaicae buku 20, dan hanya dibantah oleh sejumlah kecil akademisi. Tasitus menyebut Kristus dan eksekusinya oleh Pilatus dalam buku 15 karyanya yang berjudul Annales. Para akademisi umumnya menganggap referensi Tasitus mengenai eksekusi Yesus adalah otentik, dan sebagai suatu sumber Romawi yang independen memiliki nilai historis. Sumber-sumber non-Kristen dipandang berharga dalam dua hal. Pertama-tama, sumber-sumber tersebut memperlihatkan kalau pihak-pihak netral ataupun seterunya tidak pernah menunjukkan keraguan bahwa Yesus benar-benar ada. Kedua, sumber-sumber tersebut menyajikan suatu gambaran kasar mengenai Yesus yang kompatibel dengan yang ditemukan dalam sumber-sumber Kristen: bahwa Yesus adalah seorang guru, memiliki reputasi sebagai seorang pembuat mukjizat, memiliki saudara bernama Yakobus, dan mengalami kematian yang kejam. Arkeologi membantu para akademisi untuk lebih memahami dunia sosial Yesus. Penelitian arkeologis belakangan ini, misalnya, menunjukkan bahwa Kapernaum—sebuah kota penting dalam pelayanan Yesus—adalah kota yang miskin dan kecil, bahkan tidak terdapat satu pun ruang terbuka publik (forum) atau agora. Penemuan arkeologis ini bergema baik dengan pandangan keilmuan bahwa Yesus menganjurkan saling berbagi di antara kaum miskin di daerah Galilea tersebut. Kronologi Sebagian besar akademisi sepakat bahwa Yesus adalah seorang Yahudi Galilea, lahir sekitar awal abad pertama, meninggal antara tahun 30 dan 36 M di Yudea. Konsensus keilmuan yang umum adalah bahwa Yesus hidup pada zaman yang sama dengan Yohanes Pembaptis dan disalibkan oleh gubernur Romawi bernama Pontius Pilatus yang menjabat dari tahun 26 sampai 36 M. Injil memberikan beberapa petunjuk mengenai tahun kelahiran Yesus. menghubungkan kelahiran Yesus dengan pemerintahan Herodes Agung yang wafat sekitar tahun 4 SM, dan menyebutkan bahwa Herodes berada di atas takhta sesaat sebelum kelahiran Yesus, kendati Injil ini juga menghubungkan kelahiran Yesus dengan Sensus Kirenius yang diadakan sepuluh tahun kemudian. menyatakan bahwa Yesus "berumur kira-kira tiga puluh tahun" saat mengawali pelayanan, yang menurut didahului dengan pelayanan Yohanes yang tercatat dalam telah dimulai pada tahun ke-15 pemerintahan Tiberius (28 atau 29 M). Dengan menyatukan laporan-laporan Injil dan data sejarah serta menggunakan berbagai metode lainnya, sebagian besar akademisi menyimpulkan tahun kelahiran Yesus antara tahun 6 dan 4 SM, tetapi beberapa kalangan mengajukan perkiraan dalam kisaran yang lebih luas. Tahun-tahun pelayanan Yesus diperhitungkan menggunakan beberapa pendekatan berbeda. Salah satu pendekatan menerapkan referensi dalam , , dan tahun pemerintahan Tiberius yang telah diketahui secara luas, sehingga menghasilkan perkiraan tahun 28–29 M sebagai awal pelayanan Yesus. Pendekatan lainnya menggunakan pernyataan tentang bait dalam , yang menyatakan bahwa bait di Yerusalem memasuki tahun ke-46 pembangunannya pada awal pelayanan Yesus, bersama-sama dengan pernyataan Yosefus bahwa pembangunan kembali bait tersebut dimulai oleh Herodes pada tahun ke-18 pemerintahannya, sehingga menghasilkan perkiraan tahun 27–29 M. Suatu metode lanjutan menggunakan tahun kematian Yohanes Pembaptis dan perkawinan Herodes Antipas dengan Herodias, yang didasarkan pada tulisan-tulisan Yosefus, serta menghubungkannya dengan dan . Mengingat bahwa kebanyakan akademisi menarikhkan 28–35 M sebagai tahun perkawinan Herodes dengan Herodias, maka dihasilkan perkiraan tahun 28–29 M. Sejumlah pendekatan telah digunakan untuk memperkirakan tahun penyaliban Yesus. Kebanyakan akademisi sepakat bahwa Yesus wafat antara tahun 30 dan 33 M. Injil menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi selama pemerintahan Pilatus, gubernur Romawi di Yudea dari tahun 26 sampai 36 M. Tahun konversi Paulus (diperkirakan tahun 33–36 M) berfungsi sebagai batas atas untuk penetapan tahun Penyaliban. Tahun konversi dan pelayanan Paulus dapat ditentukan dengan menganalisis surat-surat Paulus dan Kisah Para Rasul. Para astronom sejak Isaac Newton telah berupaya untuk memperkirakan tahun Penyaliban dengan menganalisis pergerakan bulan dan menghitung tahun historis Paskah Yahudi, suatu perayaan yang didasarkan pada kalender Yahudi suryacandra. Berdasarkan metode ini, tarikh yang paling banyak diterima adalah 7 April, 30 M, dan 3 April, 33 M (keduanya menurut kalender Julian). Historisitas peristiwa-peristiwa Para sejarawan telah mencapai konsensus tertentu seputar dasar-dasar kehidupan Yesus. Keluarga Yesus adalah orang Yahudi dan dilahirkan dalam keluarga Maria dan Yusuf. Ia dibesarkan di Nazaret di Galilea. Kebanyakan akademisi modern, seperti E. P. Sanders dan Géza Vermes, umumnya menganggap Yusuf sebagai ayah Yesus. Mereka menyatakan bahwa doktrin kelahiran Yesus dari perawan berasal dari pengembangan teologis, bukan peristiwa sejarah. Para akademisi lainnya memandang bahwa kelahiran dari perawan dapat dibuktikan oleh dua injil berbeda kendati terdapat variasi detail. Dalam pandangan ini, F. Dale Bruner mengatakan bahwa kelahiran dan konsepsi dari perawan merupakan suatu tradisi yang sesuai dengan kriteria beberapa pengesahan karena laporan dari Injil Matius dan Lukas berfungsi sebagai dua kesaksian yang independen dari tradisi tersebut. Baptisan dan Yohanes Pembaptis Sebagian besar akademisi modern memandang pembaptisan Yesus sebagai suatu fakta sejarah yang definitif, dan juga penyalibannya. James D.G. Dunn menyatakan bahwa kedua peristiwa itu "mendapatkan persetujuan yang nyaris universal" dan "diberikan peringkat yang sedemikian tinggi dengan skala yang 'hampir tidak mungkin untuk diragukan atau ditolak' sebagai fakta sejarah" sehingga sering menjadi titik awal penelitian tentang Yesus historis. Para akademisi mengemukakan kriteria permaluan, dengan mengatakan bahwa kaum Kristen awal tidak akan menciptakan suatu peristiwa baptisan yang dapat mengisyaratkan bahwa Yesus berbuat dosa dan ingin bertobat. Pelayanan Yohanes merupakan salah satu dari banyak gerakan pembaruan yang berupaya untuk memperkuat Yudaisme dalam menghadapi tekanan pengaruh Helenistik. Gerakan yang dilakukannya dipandang tidak biasa karena menentang kepemimpinan Yahudi, bukan pendudukan Romawi. Ia adalah orang pertama dari banyak nabi abad ke-1 yang membesarkan harapan akan campur tangan ilahi. Yesus dianggap terinspirasi oleh Yohanes dan mengambil alih banyak elemen pengajarannya. Namun pengajaran Yesus lebih menekankan rahmat dan pengampunan daripada penghakiman. Pelayanan di Galilea Sebagian besar akademisi berpendapat bahwa Yesus hidup di Galilea dan Yudea serta tidak berkhotbah atau belajar di tempat lain. Mereka sepakat bahwa Yesus berdebat dengan otoritas Yahudi mengenai subjek Allah, melakukan beberapa penyembuhan, mengajar dengan berbagai perumpamaan, dan mengumpulkan pengikut. Perumpamaan Yesus mengenai Kerajaan Allah menggunakan penggambaran orisinal dan mencolok, sebagai contoh, menyamakannya dengan sebuah biji sesawi atau ragi. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus sesuai dengan konteks sosial pada zaman itu, namun ia mendefinisikannya secara berbeda. Pertama, Yesus mengaitkannya dengan iman dari mereka yang disembuhkan. Kedua, ia menghubungkannya dengan nubuat akhir zaman. Penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan Yesus telah lama dipandang benar secara harfiah dan terkadang dianggap sebagai penipuan, tetapi saat ini suatu pemahaman mengenai terapi psikosomatik mengarahkan lebih banyak orang untuk percaya bahwa penyembuhan iman adalah mungkin. Para kritikus Yahudi menganggap pelayanan Yesus dipenuhi skandal karena ia berpesta dengan orang-orang berdosa, bergaul akrab dengan kaum perempuan, dan mengizinkan para pengikutnya untuk memetik gandum pada hari Sabat. Yesus adalah seorang pengusir setan, sebagaimana ditunjukkan oleh Graham Twelftree. Kisah-kisah mengenai Yesus mengusir setan terdapat dalam tradisi-tradisi paling awal dan bukan penambahan oleh para penulis di kemudian hari. Peranan Yesus mengajarkan bahwa seorang sosok apokaliptik, yaitu "Putra Manusia" ("Anak Manusia"), akan segera datang dalam awan-awan kemuliaan untuk mengumpulkan orang-orang yang terpilih, atau orang-orang pilihan (Markus 13:24-27, Matius 24:29-31, Lukas 21:25-28). Ia menyebut dirinya sendiri sebagai seorang "putra manusia" dalam pengertian sehari-hari "seorang pribadi", tetapi para sejarawan tidak tahu apakah Yesus juga merujuk pada dirinya sendiri ketika ia menyebut "Putra Manusia" surgawi. Paulus dan kaum Kristen awal lainnya menafsirkan "Putra Manusia" sebagai Yesus yang telah bangkit. Gelar Kristus, atau Mesias, menunjukkan bahwa para pengikut Yesus meyakininya sebagai pewaris takhta Raja Daud yang diurapi, yang diharapkan beberapa kalangan Yahudi untuk menyelamatkan Israel. Injil merujuk Yesus bukan hanya sebagai seorang Mesias tetapi dalam bentuk mutlak sebagai "Mesias", atau dipersamakan dengan "Kristus". Dalam Yudaisme awal, bentuk mutlak gelar ini tidak ditemukan, tetapi hanya terdapat frasa seperti "Mesiasnya". Tradisi tersebut dianggap cukup ambigu sehingga memberikan ruang untuk perdebatan mengenai apakah Yesus mendefinisikan peran eskatologisnya sebagai Mesias yang dimaksud. Tradisi mesianik Yahudi meliputi berbagai bentuk yang berbeda, beberapa di antaranya berfokus pada seorang sosok Mesias dan yang lainnya tidak. Berdasarkan pada tradisi Kristen, Gerd Theissen melanjutkan dengan hipotesis bahwa Yesus melihat dirinya sendiri dalam hal-hal mesianik tetapi tidak mengklaim gelar "Mesias". Bart Ehrman berpendapat bahwa Yesus menganggap dirinya sebagai Mesias, walaupun dalam arti bahwa ia akan menjadi raja tatanan politik baru yang akan dimulai oleh Allah, bukan dalam pengertian yang dipegang oleh kebanyakan orang saat ini tentang istilah tersebut. Penyaliban Sebagian besar akademisi menganggap penyaliban Yesus adalah faktual karena kaum Kristen awal tidak akan menciptakan kematian yang menyakitkan untuk pemimpin mereka. Sangat mungkin bahwa para pemimpin keimaman besar Saduki dari Bait Allah menjadikan Yesus dieksekusi karena alasan-alasan politik daripada karena pengajarannya. Mereka mungkin telah menganggap Yesus sebagai suatu ancaman terhadap stabilitas, terutama setelah ia menyebabkan suatu gangguan di Bait Allah. Faktor-faktor lain, sebagai contoh masuknya Yesus ke Yerusalem, mungkin juga berkontribusi terhadap keputusan ini. Pilatus kemungkinan besar melihat penyebutan Kerajaan Allah oleh Yesus sebagai suatu ancaman terhadap otoritas Romawi dan karenanya bekerja sama dengan para elite Bait Allah untuk mengeksekusi Yesus. Pasca penyaliban Setelah kematian Yesus, para pengikutnya mengatakan bahwa ia bangkit dari kematian, walaupun rincian yang tepat mengenai pengalaman mereka tidak jelas. Referensi tertulis yang paling awal mengenai kebangkitan Yesus adalah 1 Korintus 15, diperkirakan ditulis pada pertengahan tahun 50-an M. Surat Paulus kepada jemaat di Roma dimulai dengan beberapa baris yang bercirikan sebagai suatu kredo pra-penulisan surat-surat Paulus. Kalimat tersebut merujuk pada kebangkitan Yesus, dan pernyataan puitis ini mungkin berasal dari tahun 30-an. Beberapa dari mereka yang mengklaim menyaksikan kebangkitan Yesus kemudian wafat karena keyakinan mereka. Menurut E. P. Sanders, laporan-laporan Injil saling bertentangan sehingga, menurutnya, memberi kesan adanya persaingan di antara mereka yang mengklaim telah melihat Yesus untuk pertama kalinya sehingga bukan suatu penipuan yang disengaja. Di sisi lain, L. Michael White mengemukakan bahwa inkonsistensi dalam Injil mencerminkan perbedaan-perbedaan dalam agenda para penulisnya. Para pengikut Yesus membentuk suatu komunitas untuk menantikan kembalinya dan pendirian kerajaannya. Potret Yesus Penelitian modern seputar Yesus historis belum menghasilkan suatu gambaran seragam mengenai Yesus sebagai figur historis, sebagian dikarenakan adanya beragam tradisi akademik yang direpresentasikan oleh para akademisi. Mengingat kelangkaan sumber-sumber sejarah, umumnya masing-masing akademisi mengalami kesulitan untuk membangun suatu potret Yesus yang dapat dianggap valid secara historis selain daripada elemen-elemen dasar kehidupannya. Potret Yesus yang dibangun dalam pencarian-pencarian ini sering kali berbeda satu sama lain, dan dari gambaran yang terlukis dalam Injil. Keilmuan kontemporer, yang merepresentasikan "pencarian ketiga", menempatkan Yesus secara tegas dalam tradisi Yahudi. Para akademisi terkemuka dalam "pencarian ketiga" ini misalnya E. P. Sanders, Geza Vermes, Gerd Theissen, Christoph Burchard, dan John Dominic Crossan. Menurut E. P. Sanders, Yesus dipandang sebagai pendiri suatu "gerakan pembaruan dalam Yudaisme". Keilmuan ini mengisyaratkan suatu kesinambungan antara kehidupan Yesus sebagai figur karismatik yang berkelana dan gaya hidup yang sama diteruskan oleh para pengikutnya setelah kematiannya. Kriteria utama yang digunakan untuk membedakan detail historis dalam "pencarian ketiga" adalah kriteria kemasukakalan secara historis, relatif terhadap konteks Yahudi Yesus dan pengaruhnya pada Kekristenan. Ketidaksepakatan utama dalam penelitian kontemporer yaitu mengenai apokaliptik. Sebagian besar akademisi menyimpulkan bahwa Yesus adalah seorang pengkhotbah apokaliptik, sama seperti Yohanes Pembaptis dan Rasul Paulus. Sebaliknya, beberapa akademisi terkemuka Amerika Utara, seperti Burton L. Mack dan John Dominic Crossan, mengadvokasi seorang Yesus yang non eskatologis, seseorang yang lebih menyerupai seorang bijak yang Sinis daripada seorang pengkhotbah apokaliptik. Selain menggambarkan Yesus sebagai seorang nabi apokaliptik, seorang penyembuh yang karismatik atau seorang filsuf sinis, beberapa akademisi menggambarkan Yesus sebagai Mesias sejati atau seorang nabi perubahan sosial yang egaliter. Namun, atribut-atribut yang dideskripsikan dalam potret-potret tersebut terkadang tumpang tindih, dan para akademisi yang berbeda pendapat dalam beberapa atribut terkadang sependapat dalam yang lainnya. Sejak abad ke-18, para akademisi kadang-kadang mengemukakan bahwa Yesus adalah seorang mesias nasional yang politis, tetapi bukti atas potret ini dipandang tidak signifikan. Demikian pula, pengemukaan bahwa Yesus adalah seorang Zelot tidak sesuai dengan strata tradisi Injil Sinoptik yang paling awal. Bahasa, etnis, dan penampilan Yesus dibesarkan di Galilea dan banyak dari pelayanannya dilakukan di sana. Bahasa yang digunakan di Galilea dan Yudea selama abad pertama Masehi meliputi bahasa Aram Palestina Yahudi, Ibrani, dan Yunani Koine, dengan didominasi bahasa Aram. Terdapat konsensus kuat bahwa Yesus menyampaikan sebagian besar ajarannya dalam bahasa Aram. Sebagian besar akademisi modern bersepakat bahwa Yesus adalah seorang Yahudi dari Palestina abad pertama, Ioudaios dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru adalah sebuah istilah yang dalam konteks saat itu dapat merujuk pada agama (Yudaisme Bait Kedua), etnis (dari Yudea), atau keduanya.<ref>See for example: {{cite book|first=Rabbi Joshua|last=Garroway|chapter=Ioudaios|editors=Amy-Jill Levine, Marc Z. Brettler|url=https://books.google.co.uk/books?id=DZRJ5zXUI2QC&lpg=PA524&pg=PA524|title=The Jewish Annotated New Testament|publisher=Oxford University Press|date=2011|isbn=9780195297706|pages=524–526}} </ref> Dalam sebuah tinjauan mengenai status keilmuan modern, Amy-Jill Levine menuliskan bahwa keseluruhan pertanyaan tentang etnis adalah "penuh dengan kesulitan", dan "melampaui pengakuan bahwa 'Yesus adalah Yahudi', jarang terjadi keilmuan membahas apa artinya menjadi 'Yahudi'". Perjanjian Baru tidak memberikan uraian terkait penampilan fisik Yesus sebelum kematiannya—secara umum tidak memedulikan penampilan rasial dan tidak menyinggung ciri-ciri dari orang yang disebutkannya. Yesus mungkin tampak seperti seorang Yahudi tipikal pada zamannya dan menurut beberapa akademisi cenderung memiliki penampilan kekar karena gaya hidupnya yang asketis dan senantiasa mengembara. Teori mitos Kristus Teori mitos Kristus adalah hipotesis bahwa Yesus dari Nazaret tidak pernah ada; atau seandainya pun Yesus ada, ia tidak ada kaitannya dengan Kekristenan dan laporan-laporan dalam Injil. Bruno Bauer (1809–1882) mengemukakan bahwa Injil pertama adalah sebuah karya sastra yang menghasilkan sejarah, bukan mendeskripsikannya. Menurut Albert Kalthoff (1850–1906), suatu gerakan sosial menghasilkan Yesus ketika berhadapan dengan harapan-harapan mesianis Yahudi. Arthur Drews (1865–1935) melihat Yesus sebagai bentuk konkret dari suatu mitos yang telah ada sebelum Kekristenan. Terlepas dari argumen-argumen yang dikemukakan oleh para penulis yang mempertanyakan keberadaan seorang Yesus historis, tetap ada suatu konsensus kuat dalam keilmuan biblika kritis-historis bahwa seorang Yesus historis memang pernah hidup di daerah itu dan dalam periode waktu tersebut.Jesus Now and Then by Richard A. Burridge and Graham Gould (April 1, 2004) ISBN 0-8028-0977-4 page 34The Gospels and Jesus by Graham Stanton, 1989 ISBN 0-19-213241-5 Oxford University Press, page 145 Perspektif-perspektif Terlepas dari para murid dan pengikut Yesus, orang-orang Yahudi pada zaman tersebut umumnya menolak Yesus sebagai Mesias, sebagaimana juga sebagian besar orang Yahudi masa kini. Para teolog Kristen, konsili ekumenis, dan kalangan lainnya telah banyak menghasilkan tulisan ekstensif mengenai Yesus selama berabad-abad. Berbagai aliran dan skisma Kristen sering kali didefinisikan atau dicirikan melalui deskripsi mereka tentang Yesus. Sementara kalangan Manikean, Gnostik, Muslim, Baha'i, dan lainnya memberikan tempat penting bagi Yesus di dalam agama mereka. Yesus juga memiliki para pencela atau pengkritik, baik dahulu maupun sekarang. Kristen Yesus adalah figur utama dalam Kekristenan. Pandangan-pandangan Kristen tentang Yesus bervariasi, namun dimungkinkan untuk meringkas keyakinan-keyakinan kunci yang dipegang oleh denominasi-denominasi besar, sebagaimana dinyatakan dalam teks-teks pengakuan iman atau katekismus mereka. Pandangan-pandangan Kristen tentang Yesus berasal dari berbagai sumber, termasuk Injil kanonik dan surat-surat Perjanjian Baru seperti surat-surat Paulus dan tulisan-tulisan Yohanes. Semua dokumen ini menguraikan keyakinan-keyakinan kunci yang dipegang oleh umat Kristen mengenai Yesus, termasuk kehidupan duniawi, kemanusiaan, dan keilahian-Nya, dan bahwa Ia adalah Kristus dan Putra Allah. Kendati banyak keyakinan bersama di antara mereka, tidak semua denominasi Kristen sependapat atas semua doktrin; terdapat perbedaan-perbedaan besar maupun kecil seputar ajaran-ajaran dan keyakinan-keyakinan tersebut sepanjang sejarah Kekristenan selama berabad-abad. Perjanjian Baru menyatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah dasar dari iman Kristen (1 Korintus 15:12–20). Umat Kristen percaya bahwa melalui wafat-Nya sebagai kurban dan kebangkitan-Nya, manusia dapat didamaikan dengan Allah serta karenanya ditawarkan keselamatan dan janji akan kehidupan kekal. Mengingat perkataan Yohanes Pembaptis pada hari setelah pembaptisan Yesus, doktrin-doktrin ini terkadang menyebut Yesus sebagai Anak Domba Allah, yang disalibkan untuk memenuhi peran-Nya sebagai pelayan atau hamba Allah. Dengan demikian Yesus dilihat sebagai Adam baru dan terakhir, yang ketaatan-Nya bertolak belakang dengan ketidaktaatan Adam. Umat Kristen memandang Yesus sebagai seorang panutan, umat beriman Kristiani yang berfokus pada Allah diminta untuk meniru-Nya. Kebanyakan kalangan Kristen percaya bahwa Yesus adalah manusia sekaligus Putra Allah. Terdapat perdebatan teologis terkait kodrat Yesus, beberapa kalangan Kristen awal memandang Yesus sebagai subordinat Bapa, dan kalangan lainnya memandang Yesus lebih sebagai salah satu aspek dari Bapa daripada pribadi yang berbeda."Antitrinitarianism." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005 Gereja menyelesaikan isu-isu tersebut dalam konsili-konsili kuno, yang menetapkan Tritunggal Mahakudus, dengan pengakuan bahwa Yesus adalah sepenuhnya manusia sekaligus sepenuhnya Allah. Kalangan Kristen Trinitarian pada umumnya meyakini bahwa Yesus adalah Logos, penjelmaan Allah, dan Allah Putra, yang sepenuhnya ilahi sekaligus sepenuhnya manusia. Namun, doktrin Tritunggal atau Trinitas tidak diterima secara universal dalam semua kalangan Kristen. Seiring dengan Reformasi Protestan, kalangan Kristen seperti Michael Servetus dan kaum Socinian mulai mempertanyakan pengakuan-pengakuan iman kuno yang menetapkan dua kodrat Yesus. Kelompok Kristen nontrinitarian meliputi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Unitarian, dan Saksi-Saksi Yehuwa. Umat Kristen tidak hanya menjunjung tinggi figur Yesus, tetapi juga Nama-Nya. Devosi kepada Nama Yesus Yang Tersuci dapat ditelusuri kembali ke masa awal Kekristenan. Devosi dan perayaan ini terdapat dalam Kekristenan Timur maupun Barat. Pada abad ke-20, kelompok-kelompok Protestan menjadi terbagi-bagi secara nyata dalam hal seberapa jauh mereka mendukung penelitian kritis dan historis terkait pribadi Yesus. Denominasi-denominasi Protestan mengizinkan sejumlah penyelidikan tersebut tetapi berbeda dalam hal seberapa jauh penyelidikan tersebut dapat dilakukan. Gereja Katolik Roma memberikan batasan-batasan yang jelas, dan para akademisi Katolik telah terlibat dalam studi kritis yang cukup signifikan di dalam batasan-batasan tersebut. Yahudi Yudaisme arus utama menolak gagasan bahwa Yesus adalah Allah, atau seorang perantara dengan Allah, ataupun bagian dari Trinitas. Mereka berkeyakinan bahwa Yesus bukanlah Mesias, dengan alasan bahwa Yesus tidak memenuhi nubuat Mesianik yang tertulis di dalam Tanakh dan juga tidak memenuhi kualifikasi personal Mesias. Menurut tradisi Yahudi, tidak ada nabi lagi setelah Maleakhi, yang menyampaikan nubuat-nubuatnya pada abad ke-5 SM. Kritik Yahudi seputar Yesus telah ada sejak dahulu. Talmud, yang ditulis dan disusun dari abad ke-3 hingga ke-5 M, memuat kisah-kisah yang sejak abad pertengahan telah dianggap sebagai laporan-laporan yang memfitnah Yesus. Mayoritas sejarawan masa kini menganggap materi ini tidak memberikan satu pun informasi mengenai Yesus historis. Mishneh Torah, suatu karya hukum Yahudi dari abad ke-12 yang ditulis oleh Moshe ben Maimon, menyatakan bahwa Yesus adalah suatu "batu sandungan" yang membuat "mayoritas dunia ini berbuat salah dan melayani seorang allah selain Tuhan". Islam Sebagai salah satu figur penting dalam Islam, Yesus (umumnya ditransliterasi sebagai ʾĪsā) dipandang sebagai salah seorang utusan Tuhan (Allah) dan Mesias (al-Masih) yang diutus untuk membimbing Kaum Keturunan Israel (Bani Isra'il) dengan suatu kitab suci baru, yaitu Injil. Kaum Muslim menganggap kitab-kitab injil dalam Perjanjian Baru tidak autentik, serta meyakini bahwa pesan asli Yesus telah diubah atau hilang dan bahwa Muhammad datang kemudian untuk memulihkannya. Keyakinan akan Yesus (dan semua utusan Allah yang lain) adalah salah satu syarat untuk menjadi seorang Muslim. Al-Qur'an menyebutkan nama Yesus sebanyak 25 kali—lebih sering daripada Muhammad—dan menekankan bahwa Yesus adalah seorang manusia fana yang, sebagaimana semua nabi lainnya, telah dipilih secara ilahiah untuk menyebarluaskan pesan Allah. Al-Qur'an mengakui kelahiran Yesus dari perawan, namun Yesus tidak dianggap sebagai penjelmaan ataupun putra Allah. Teks-teks keislaman menekankan suatu keyakinan yang sangat ketat akan monoteisme (tauhid) dan melarang pertalian sekutu dengan Allah, yang adalah pemberhalaan. Al-Qur'an menyatakan bahwa Yesus sendiri tidak pernah mengklaim ketuhanan atau keilahian, dan memprediksi bahwa saat Pengadilan Terakhir, Yesus akan menyangkal pernah membuat klaim seperti itu (Quran 5:116). Seperti halnya semua nabi dalam Islam, Yesus dianggap sebagai seorang Muslim. Al-Qur'an menguraikan pemberitaan kabar gembira kepada Maria (Maryam) oleh seorang malaikat bahwa ia akan melahirkan Yesus sementara ia tetap seorang perawan. Kelahiran dari perawan disebut sebagai suatu mukjizat yang terjadi karena kehendak Allah. Al-Qur'an (21:91 dan 66:12) menyatakan bahwa Allah meniupkan Roh-Nya ke Maria sementara ia tetap suci. Yesus disebut "Roh dari Allah" karena ia terlahir melalui perbuatan dari Roh, tetapi keyakinan tersebut tidak diartikan sebagai pra eksistensinya. Untuk mendukung pelayanannya kepada orang-orang Yahudi, Yesus diberikan kemampuan untuk melakukan mukjizat dengan izin Allah dan bukan dengan kuasanya sendiri. Melalui pelayanannya, Yesus dipandang sebagai seorang pendahulu Muhammad. Menurut Al-Qur'an, Yesus tidak disalibkan tetapi sekadar dibuat terlihat seperti demikian oleh Allah untuk kaum yang tidak percaya, sementara Allah mengangkat Yesus secara jasmani ke dalam surga. Bagi kaum Muslim, kenaikan tersebut lebih merupakan suatu peristiwa besar dalam kehidupan Yesus daripada penyaliban. Kebanyakan kaum Muslim meyakini bahwa Yesus akan kembali ke bumi pada akhir zaman dan mengalahkan Antikristus (ad-Dajjal) dengan membunuhnya di kota Lud. Jemaat Muslim Ahmadiyah memiliki beberapa ajaran berbeda mengenai Yesus. Kaum Ahmadi meyakini bahwa Yesus adalah seorang manusia fana yang selamat dari penyalibannya dan meninggal dunia secara wajar pada usia 120 tahun di Kashmir, India dan dikuburkan di Roza Bal. Bahá'í Ajaran-ajaran Baha'i memandang Yesus sebagai manifestasi Allah, suatu konsep Bahá'í tentang para nabi—perantara antara Allah dengan manusia, berfungsi sebagai utusan serta mencerminkan kualitas dan sifat Allah. Konsep Bahá'í menekankan kualitas-kualitas bersama kemanusiaan dan keilahian; karena itu mirip dengan konsep Kristen mengenai penjelmaan (inkarnasi). Pemikiran Bahá'í menerima Yesus sebagai Putra Allah. Dalam pemikiran Bahá'í, Yesus adalah penjelmaan sempurna dari sifat-sifat Allah, tetapi ajaran-ajaran Bahá'í menolak gagasan bahwa "esensi yang tak terlukiskan" dari Keilahian terkandung di dalam suatu tubuh tunggal manusia karena keyakinan-keyakinan mereka berkenaan "kemahahadiran dan transendensi esensi Allah". Bahá'u'lláh, pendiri Kepercayaan Bahá'í, menuliskan bahwa karena setiap perwujudan atau manifestasi Allah memiliki sifat-sifat ilahi yang sama maka dapat dipandang sebagai "kembalinya" secara rohani semua manifestasi Allah yang sebelumnya, dan timbulnya setiap manifestasi baru Allah meresmikan suatu agama yang menggantikan agama sebelumnya. Konsep tersebut dikenal sebagai wahyu progresif. Kaum Bahá'í meyakini bahwa rencana Allah terungkap secara bertahap melalui proses ini seiring dengan kematangan umat manusia, dan bahwa beberapa manifestasi sampai pada pemenuhan spesifik dari misi-misi yang sebelumnya. Dengan demikian, kaum Bahá'í meyakini bahwa Bahá'u'lláh adalah kembalinya Kristus sebagaimana dijanjikannya. Ajaran-ajaran Bahá'í mengonfirmasi banyak aspek mengenai Yesus, namun tidak semua, seperti yang digambarkan dalam kitab-kitab injil. Kaum Bahá'í percaya akan kelahiran dari perawan dan Penyaliban, tetapi melihat Kebangkitan dan mukjizat-mukjizat Yesus sebagai hal simbolis. Lain-lain Dalam Gnostisisme Kristen (sekarang merupakan gerakan keagamaan yang telah hampir punah), Yesus diutus dari alam ilahi dan memberikan pengetahuan rahasia (gnosis) yang diperlukan untuk keselamatan. Sebagian besar kaum Gnostik percaya bahwa Yesus adalah seorang manusia yang dirasuki oleh roh "Kristus" pada saat pembaptisannya. Roh tersebut meninggalkan tubuh Yesus pada saat penyaliban, namun bergabung dengannya lagi ketika ia dibangkitkan dari kematian. Namun beberapa kaum Gnostik merupakan doketis yang mempercayai bahwa Yesus tidak memiliki tubuh jasmani, tetapi hanya tampak seolah-olah memilikinya. Manikeisme, salah satu sekte Gnostik, menganggap Yesus sebagai seorang nabi, di samping mengagumi Buddha Gautama dan Zoroaster. Beberapa penganut Hindu menganggap Yesus sebagai awatara atau seorang sadhu serta menekankan kemiripan antara ajaran-ajaran Kresna dan Yesus. Paramahansa Yogananda, seorang guru India, mengajarkan bahwa Yesus adalah reinkarnasi dari Elisa dan seorang murid dari Yohanes Pembaptis, reinkarnasi dari Elia. Beberapa kaum Buddhis, termasuk Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14, memandang Yesus sebagai seorang bodisatwa yang mendedikasikan hidupnya untuk kesejahteraan masyarakat. Para penganut agama Cao Đài memuja Yesus sebagai seorang pengajar agama besar. Ia disingkapkan pada saat komunikasi dengan Sosok-Sosok Ilahi sebagai roh dari Sosok Tertinggi mereka (Allah Bapa) bersama dengan pengajar dan pendiri agama besar lainnya seperti Buddha Gautama, Laozi, dan Kong Hu Cu. Gerakan Zaman Baru memiliki berbagai pandangan mengenai Yesus. Kaum Teosofis, yang merupakan asal mula banyak ajaran Zaman Baru, menyebut Yesus sebagai Master Yesus dan percaya bahwa Kristus, setelah berbagai inkarnasi, merasuki tubuh Yesus. Kaum Scientologis mengakui Yesus (bersama dengan figur keagamaan lainnya seperti Zoroaster, Muhammad, dan Buddha) sebagai bagian dari "warisan keagamaan" mereka. Kaum Ateis menyangkal keilahian Yesus, namun tidak semuanya memegang pandangan negatif terhadapnya; Richard Dawkins, contohnya, menyebut Yesus sebagai "seorang guru moral besar", sementara menyatakan dalam bukunya The God Delusion bahwa Yesus patut dipuji karena ia tidak memberikan ajaran-ajaran etikanya dari ayat-ayat kitab suci. Yesus juga memiliki para penentang, baik di masa lalu maupun saat ini. Kritikus-kritikus awal Yesus dan Kekristenan meliputi Celsus pada abad kedua dan Porfirio pada abad ketiga. Pada abad ke-19, Nietzsche sangat mengkritik Yesus, yang ajaran-ajarannya ia anggap sebagai "antikodrat" dalam perlakuan mereka terhadap topik-topik seperti seksualitas. Kritikus modern lainnya yang terkenal misalnya Sita Ram Goel, Christopher Hitchens, Bertrand Russell, dan Dayananda Saraswati. Pada abad ke-20, Russell menulis dalam Why I Am Not a Christian bahwa Yesus "tidak begitu bijaksana sebagaimana beberapa tokoh lainnya, dan tentu saja Ia tidaklah bijaksana secara superlatif". Russell menyebut sifat pendendam Yesus merupakan suatu cacat dalam karakter moralnya dalam hal Yesus menurut Injil meyakini adanya hukuman kekal di neraka, yang Russell rasakan tidak ada satupun orang yang "benar-benar humanis secara mendalam dapat mempercayainya". Russell juga mengemukakan pengulangan sikap "amarah balas dendam terhadap orang-orang yang tidak mau mendengarkan khotbah-Nya" yang ia rasakan "mengurangi keunggulan superlatif". Penggambaran Beberapa penggambaran yang paling awal mengenai Yesus di gereja Dura-Europos secara tegas ditarikhkan sebelum tahun 256. Setelah itu, kendati kekurangan referensi kitab suci ataupun catatan sejarah, sejumlah besar penggambaran Yesus muncul pada dua milenium terakhir yang sering kali dipengaruhi oleh latar belakang budaya, keadaan politik, dan konteks teologis. Sebagaimana dalam seni rupa Kekristenan awal lainnya, penggambaran-penggambaran paling awal berasal dari akhir abad kedua atau awal abad ketiga, dan gambar-gambar yang masih ada hingga sekarang utamanya ditemukan di Katakomba Roma. Penggambaran Yesus dalam rupa gambar sangat kontroversial pada masa Gereja perdana.Philip Schaff commenting on Irenaeus, wrote, 'This censure of images as a Gnostic peculiarity, and as a heathenish corruption, should be noted'. Footnote 300 on Contr. Her. .I.XXV.6. ANF Sejak abad ke-5 dan seterusnya, ikon-ikon bercat dalam bentuk datar menjadi populer dalam Gereja Timur. Ikonoklasme Bizantium menjadi penghalang perkembangannya di dunia Timur, namun pada abad kesembilan seni rupa tersebut diizinkan kembali. Transfigurasi merupakan salah satu tema utama dalam seni rupa Kristen Timur, dan setiap rahib Ortodoks Timur yang telah terlatih dalam melukis ikon harus dapat membuktikan keahliannya dengan cara melukis suatu ikon yang menggambarkan peristiwa tersebut. Ikon-ikon menerima tanda-tanda penghormatan eksternal, seperti ciuman dan sujud, serta dipandang sebagai saluran rahmat ilahi yang memiliki kuasa. Sebelum Reformasi Protestan, crucifix (umumnya disebut "salib" saja) merupakan hal umum dalam Kekristenan Barat. Crucifix merupakan suatu model salib yang terdapat tubuh Yesus tersalib, menjadi ornamen utama altar pada abad ke-13 yang penggunaannya telah nyaris universal di dalam bangunan-bangunan gereja Katolik Roma sampai masa sekarang. Yesus ditampilkan sebagai seorang bayi dalam sebuah palungan (tempat pakan ternak) di kandang atau gua Natal yang menggambarkan adegan Kelahiran. Ia biasanya disandingkan dengan Maria, Yusuf, berbagai hewan, para gembala, para malaikat, dan orang-orang Majus. Fransiskus dari Asisi (1181/82–1226) dianggap sebagai orang yang mempopulerkan gua Natal, meskipun ia kemungkinan tidak memprakarsainya. Gua Natal mencapai puncak ketenarannya pada abad ke-17 dan ke-18 di selatan Eropa. Masa Renaisans melahirkan sejumlah seniman yang berfokus pada penggambaran Yesus; Fra Angelico dan seniman lainnya mengikuti Giotto dalam hal pengembangan sistematis gambar-gambar yang tidak memiliki banyak detail. Reformasi Protestan membawa pembaruan perlawanan terhadap penggambaran, namun pelarangan secara total sangatlah jarang, dan keberatan Protestan terhadap gambar-gambar cenderung menurun sejak abad ke-16. Meskipun gambar-gambar besar umumnya dihindari, beberapa kalangan Protestan saat ini berkeberatan atas ilustrasi-ilustrasi buku yang menggambarkan Yesus. Penggunaan penggambaran Yesus dianjurkan oleh para pemimpin denominasi seperti Anglikan dan Katolik serta merupakan suatu elemen utama dalam tradisi Ortodoks Timur. Relikui terkait Penghancuran total yang terjadi saat pengepungan Yerusalem oleh bangsa Romawi pada tahun 70 Masehi menyebabkan langkanya peninggalan dari Yudea abad pertama dan nyaris tidak ada catatan langsung yang terselamatkan mengenai sejarah Yudaisme dari paruh akhir abad pertama sampai abad kedua. Margaret M. Mitchell menuliskan bahwa meskipun Eusebius melaporkan (Sejarah Gereja'' III 5.3) kalau kaum Kristen awal meninggalkan Yerusalem menuju Pella sesaat sebelum Yerusalem akhirnya diisolasi, perlu diakui bahwa tidak ada peninggalan Kristen tangan pertama dari Gereja Yerusalem awal yang terselamatkan. Namun, sepanjang sejarah Kekristenan, sejumlah relikui yang dikaitkan dengan Yesus telah diklaim meskipun terdapat keraguan-keraguan atasnya. Erasmus, seorang teolog Katolik abad ke-16, menulis secara sinis mengenai maraknya relikui-relikui dan sejumlah bangunan kayu yang diklaim terbuat dari salib yang digunakan dalam Penyaliban. Demikian pula, sementara para ahli memperdebatkan apakah Yesus disalibkan dengan tiga atau empat paku, setidaknya tiga puluh paku suci tetap dihormati di seluruh Eropa sebagai relikui. Beberapa relikui, seperti peninggalan yang diklaim sebagai Mahkota Duri, hanya dikunjungi peziarah dalam jumlah sedang, sedangkan Kain Kafan Turin (yang dikaitkan dengan devosi Katolik yang telah disetujui terhadap Wajah Kudus Yesus) telah dikunjungi oleh jutaan peziarah, termasuk Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI. Tidak ada konsensus keilmuan yang mendukung keaslian relikui apapun yang dikaitkan dengan Yesus. Lihat pula Daftar buku tentang Yesus Daftar orang yang mengaku sebagai Yesus Daftar orang yang dianggap sebagai tuhan Daftar pendiri tradisi keagamaan Catatan Referensi Daftar pustaka Crossan is a prominent figure in contemporary historical Jesus research, particularly in advancing the unorthodox view that Jesus was more of a Cynic sage than an apocalyptic prophet. Sanders is a prominent scholar in contemporary historical Jesus research, particularly for contributing to the mainstream view that Jesus founded a renewal movement within Judaism. Pranala luar Peta interaktif pelayanan Yesus Perkataan Lengkap Yesus Kristus Kelahiran 0-an SM Kematian 30-an Orang yang dieksekusi dengan penyaliban Orang yang dieksekusi oleh Kekaisaran Romawi Tokoh Yudea Apokaliptisis Mesianisme Nabi Kristen Nabi Islam Tuhan dalam Kekristenan Rabi Tukang kayu Kata dan frasa Yunani Tokoh tunawisma
Alkitab teks bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari Bible, merupakan kitab-kitab agama Yahudi dan Kristen yang ditulis pada waktu-waktu yang berlainan dan oleh para nabi dan rasul israel yang berbeda di lokasi-lokasi yang berbeda. Umat Yahudi dan Kristiani (Kristen) memandang kitab-kitab dalam Alkitab sebagai hasil dari pengilhaman ilahi, dan sebagai catatan otoritatif mengenai hubungan antara Allah dengan manusia. Teks-teks tersebut mencakup catatan-catatan sejarah yang berfokus pada teologi, himne, doa, amsal, perumpamaan, surat (epistola), nasihat, esai, puisi, dan nubuat. Garis besarnya, Alkitab memuat Firman Tuhan, Sejarah/Peristiwa dan Silsilah. Alkitab kanonik bervariasi tergantung pada tradisi ataupun kelompok; sejumlah kanon Alkitab. Alkitab Ibrani dikenal dalam agama Yahudi dengan sebutan Tanakh (Perjanjian Lama). Perjanjian Baru merupakan sekumpulan tulisan karya para rasul yang diyakini sebagai para murid Yesus Kristus. Alkitab awalnya ditulis dalam bahasa ibrani, kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani Koine abad pertama. Tulisan-tulisan Yunani Kristen awal ini terdiri dari berbagai narasi, surat, dan tulisan apokaliptik. Di antara denominasi-denominasi Kristen terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai isi kanon, terutama dalam hal Apokrifa, yakni sejumlah karya yang dipandang dengan beragam tingkat penghormatan. Berbagai kalangan Kristen menyikapi Alkitab secara berbeda. Kalangan Kristen Katolik Roma, dan menekankan harmoni serta arti penting Alkitab dan tradisi suci, sementara kalangan Kristen Protestan berfokus pada konsep sola scriptura, atau Kebenarannya hanya tunduk pada ayat² yang tertulis dalam alkitab. Konsep ini timbul selama Reformasi Protestan, dan banyak denominasi Protestan yang hingga saat ini terus mendukung penggunaan Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran Kristen. Dengan jumlah total penjualan yang diperkirakan lebih dari 5 miliar kopi, Alkitab secara luas dianggap sebagai buku terlaris sepanjang sejarah. Diperkirakan bahwa penjualan tahunannya adalah 100 juta kopi, dan telah berpengaruh besar dalam sastra dan sejarah, terutama dalam dunia Barat. Alkitab Gutenberg adalah buku pertama yang dicetak secara massal, dan merupakan buku pertama yang dicetak menggunakan mesin cetak bergerak. Etimologi Kata Bible dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin biblia, dari kata yang sama dalam bahasa Latdain abad pertengahan dan bahasa Latin Akhir serta dari kata Yunani Koine ta biblia "kitab-kitab" (bentuk tunggal biblion). Kata Latin abad pertengahan biblia adalah kependekan dari biblia sacra "kitab suci", sedangkan biblia dalam bahasa Yunani dan Latin Akhir adalah bentuk jamak yang netral secara gender (gen. bibliorum). Kata ini secara bertahap dianggap sebagai kata benda feminin tunggal (biblia, gen. bibliae) dalam bahasa Latin abad pertengahan, dan selanjutnya diserap sebagai suatu bentuk tunggal dalam bahasa-bahasa daerah setempat di Eropa Barat. Frasa Latin biblia sacra "kitab-kitab suci" menerjemahkan frasa Yunani ta biblia ta hagia, "kitab-kitab suci". Kata sendiri memiliki arti harfiah "kertas" atau "gulungan naskah" dan menjadi digunakan sebagai kata yang umum untuk menyebut "buku" atau "kitab". Kata tersebut merupakan bentuk singkat dari byblos, "papirus Mesir", kemungkinan disebut demikian dari nama pelabuhan laut bangsa Fenisia—yaitu Byblos (juga dikenal dengan nama Gebal)—yang darinya papirus Mesir diekspor ke Yunani. Frasa Yunani ta biblia (bermakna harfiah "kitab-kitab papirus kecil") merupakan "suatu ungkapan yang digunakan kaum Yahudi Helenistik untuk mendeskripsikan kitab-kitab suci mereka (Septuaginta). Penggunaan istilah tersebut oleh kalangan Kristen dapat ditelusuri ke tahun 223 M. Seorang akademisi biblika bernama F.F. Bruce menyatakan bahwa Yohanes Krisostomus tampaknya adalah penulis pertama (dalam Homili mengenai Matius, yang disampaikannya antara tahun 386 dan 388) yang menggunakan frasa Yunani ta biblia ("kitab-kitab") untuk mendeskripsikan bersama-sama Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kata Alkitab dalam bahasa Indonesia berasal dari frasa "al-Kitab" () yang secara harfiah berarti "buku" atau "kitab". Kata Al, dalam bahasa Indonesia selalu dituliskan dengan huruf kapital "A", merupakan kata sandang khas dalam bahasa Arab. Di negeri-negeri berbahasa Arab sendiri "Alkitab" disebut sebagai "al-Kitab al-Muqaddas" ( - "Kitab Suci"). Oleh karena itu Alkitab sebenarnya dapat merujuk pada sebutan untuk beberapa kitab kitab Kata "Alkitab" yang digunakan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, dan juga digunakan umat Muslim untuk menyebut Al-Qur'an. Sejarah tekstual Pada abad ke-2 SM, kelompok-kelompok Yahudi telah menyebut kitab-kitab Alkitab sebagai "kitab-kitab suci" (scriptures) dan menyebutnya "kudus" atau "suci", atau כִּתְבֵי הַקֹּדֶשׁ (Kitvei hakkodesh) dalam bahasa Ibrani. Kalangan Kristen masa kini yang berbahasa Inggris pada umumnya menyebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dari Alkitab Kristen dengan sebutan "The Holy Bible" (dalam bahasa Yunani: , tà biblía tà ágia) atau "the Holy Scriptures" (, e Agía Graphḗ). Kalangan Kristen Protestan di Indonesia umumnya menggunakan sebutan "Alkitab", sementara kalangan Kristen Katolik lebih sering menyebutnya "Kitab Suci" (kedua kata menggunakan huruf kapital). Untuk membedakan dengan Al-Qur'an, umat Muslim di Indonesia terkadang menyebut Alkitab Kristen dengan sebutan "Bibel". Stephen Langton membagi Alkitab ke dalam pasal-pasal (atau bab) pada abad ke-13, dan seorang tukang cetak Prancis bernama Robert Estienne membaginya ke dalam ayat-ayat pada abad ke-16. Saat ini umumnya Alkitab dibagi-bagi berdasarkan kitab, pasal, dan ayat. Salinan tertua Alkitab lengkap yang masih terlestarikan hingga sekarang adalah sebuah buku perkamen abad ke-4 awal yang disimpan di Perpustakaan Vatikan, dan dikenal dengan nama Kodeks Vaticanus. Salinan tertua Tanakh dalam bahasa Ibrani dan Aram bertarikh abad ke-10 M. Salinan tertua Alkitab Latin (Vulgata) lengkap adalah Kodeks Amiatinus, bertarikh abad ke-8. Struktur dan pembagian Alkitab Kristen Berdasarkan isinya dan gaya penulisan, Perjanjian Lama dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian utama yaitu: Kitab-kitab Taurat Kitab-kitab sejarah Kitab-kitab hikmat Kitab-kitab kenabian Sementara pengelompokan untuk Perjanjian Baru adalah; Kitab-kitab Injil (4 kitab) Kitab sejarah apostolik (1 kitab) Surat-surat (21 kitab) dan Kitab apokalips (1 kitab). Perjanjian Lama menceritakan Kisah para tokoh dan nabi jauh sebelum Yesus Kristus lahir, dari Adam sampai Maleakhi. Sedangkan Perjanjian Baru memuat Kitab-kitab Injil (4 kitab yang berbeda) berisi sejarah riwayat Yesus Kristus dari sebelum lahirnya sampai kenaikannya, serta -surat yang ditulis oleh pengikut-pengikut-Nya. Untuk memudahkan pencarian lokasi pernyataan di dalam Alkitab, masing-masing kitab atau buku dibagi atas pasal-pasal. Kitab-kitab yang paling pendek terdiri dari 1 pasal saja, yaitu ada lima: Kitab Obaja, Surat Filemon, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes, dan Surat Yudas; sedangkan yang paling panjang 150 pasal: Kitab Mazmur. Masing-masing pasal dibagi menjadi sejumlah ayat. Yang paling sedikit 2 ayat: Mazmur 117; dan yang paling banyak 176 ayat: Mazmur 119. "Alamat Alkitab" adalah cara yang digunakan untuk memudahkan pencarian lokasi ayat di dalam Alkitab. Kejadian 1:1, misalnya, menunjuk pada kitab Kejadian, yaitu kitab pertama dalam Alkitab, pasal pertama, ayat pertama. Kitab-kitab di Alkitab disusun secara semi-kronologis, bukan dari waktu turunnya Wahyu. Digolongkan "Semi-kronologis" karena beberapa kitab tidak diketahui jelas waktu penulisannya dan siapa sesungguhnya penulisnya, sedangkan beberapa kitab lainnya merupakan kumpulan tulisan yang dikelompokkan menurut gaya penulisannya. Kitab Amsal yang ditulis oleh raja Salomo, misalnya, tidak ditempatkan setelah kitab 1 Raja-raja yang membahas riwayat hidup Salomo, namun dikelompokkan bersama-sama dengan kitab-kitab puisi lainnya (Kitab Ayub, Mazmur, Pengkhotbah, Kidung Agung). Kitab nabi Yeremia yang hidup pada zaman raja Yosia, contoh lainnya, tidak ditempatkan setelah kitab 2 Raja-raja yang membahas riwayat raja Yosia, namun bersama-sama dengan kitab-kitab nabi nabi besar lainnya (Kitab Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, dan Daniel). Kitab-kitab lainnya, terutama kitab-kitab sejarah, disusun secara kronologis dan urutannya memengaruhi cara pembacaan agar tidak membingungkan. Kitab Keluaran, misalnya, lebih mudah dibaca setelah membaca kitab Kejadian karena pembaca akan lebih mengerti latar belakangnya. Demikian juga kitab Kisah Para Rasul lebih cocok dibaca setelah membaca keempat kitab Injil, karena kitab-kitab Injil itu merupakan latar belakang penulisan Kisah Para Rasul. Namun beberapa kitab, seperti Kitab Amsal dan Kitab Pengkhotbah, dapat dibaca secara lepas, walaupun pembaca akan lebih memahaminya jika mengetahui riwayat penulisnya, Salomo, yang dibahas di kitab-kitab sebelumnya (1 & 2 Raja-raja dan 1 & 2 Tawarikh). Pembagian Alkitab ke dalam buku, pasal, dan ayat, dan pengurutannya merupakan hasil dari kanonisasi oleh Bapa Gereja mula-mula. Struktur tersebut sudah tidak berubah selama berabad-abad sejak abad ke-4 M, namun beberapa terjemahan Alkitab kadang-kadang memiliki konvensi yang sedikit berbeda, misalnya dalam kitab Mazmur Alkitab bahasa Indonesia, nama penggubah Mazmur dan judul lagu dijadikan ayat yang pertama dalam suatu pasal, sedangkan dalam bahasa Inggris tidak. Oleh karena itu Alkitab bahasa Indonesia memiliki beberapa puluh ayat lebih banyak dari bahasa Inggris. Selain itu setiap terjemahan Alkitab memiliki bagian sub-pasal yang disebut dengan perikop, yaitu yang membahas suatu topik tertentu. Pembagian-pembagian ini bukan merupakan bagian isi Alkitab yang sebenarnya, melainkan hanya sebagai alat bantu untuk memudahkan pembacaan atau pencarian kembali suatu pembacaan bagian tertentu. Daftar Kitab dalam Alkitab Kristen Alkitab Kristen terdiri dari: 39 kitab Protokanonika Perjanjian Lama, yaitu kitab-kitab bahasa Ibrani, karena 97% isinya ditulis dalam bahasa Ibrani dan sisanya dalam bahasa Aramaik. 27 kitab dan surat Perjanjian Baru atau kitab-kitab bahasa Yunani, karena ditulis dalam bahasa Yunani oleh para pengikut Kristus (disebut sebagai orang Kristen). Kitab-kitab Deuterokanonika Perjanjian Lama, yang umumnya dipandang sebagai Apokrifa oleh Gereja-Gereja Kristen Protestan, tetap termasuk dalam kanon Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Timur. Gereja Katolik (biasanya disebut Kristen Katolik) menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Perjanjian Lama sejak konsili Kartago (397, 419) dan konsili Trente (1546). Mayoritas Gereja Kristen Protestan mengikuti kanon Luther. Pembagian Alkitab Kristen Pembagian pasal dan ayat dalam Alkitab Ibrani (Tanakh) yang dilakukan oleh orang Yahudi mempunyai perbedaan di sejumlah tempat dibandingkan dengan pembagian yang dipakai oleh orang Kristen pada bagian Perjanjian Lama, tetapi di antara kelompok Kristen ada yang memakai pembagian yang dipakai orang Yahudi. Versi Terjemahan Baru Alkitab bahasa Indonesia, misalnya, cenderung mengikuti penomoran Alkitab Ibrani, sehingga jumlah ayatnya berbeda dengan versi bahasa Inggris. Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama juga dibagi dalam sejumlah bagian lebih besar. Orang Israel membagi seluruh Taurat Musa, yang merupakan kumpulan lima kitab, menjadi 154 bagian, sehingga dapat dibacakan dalam ibadah mingguan selama tiga tahun. Di Babel, Taurat dibagi menjadi 53 atau 54 bagian (Parashat ha-Shavua) sehingga dapat dibaca lengkap setiap minggu (dan hari-hati raya tertentu) dalam satu tahun. Perjanjian Baru juga pernah dibagi atas bagian topik yang dikenal dengan nama kephalaia sampai abad ke-4 M. Eusebius dari Kaisarea membagi keempat kitab Injil menjadi bagian-bagian yang ditulisnya dalam sejumlah tabel atau kanon yang disebut sebagai Kanon Eusebius. Sistem-sistem pembagian tersebut berbeda dengan pembagian pasal modern. Pembagian pasal Uskup Agung Stephen Langton dan Kardinal Hugo de Sancto Caro mengembangkan suatu skema pembagian sistematik Alkitab di awal abad ke-13. Sistem yang dibuat oleh Langton ini mendasari pembagian pasal Alkitab pada zaman modern. Pembagian ayat alkitab Bersamaan dengan permulaan percetakan dan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain, pembagian ayat (versifikasi) Perjanjian Lama dilakukan umumnya bersesuaian dengan tanda titik yang sudah ada pada naskah Ibrani, dengan sedikit perkecualian terpisah. Banyak yang menyebutkan pembagian ini merupakan jasa Rabbi Isaac Nathan ben Kalonymus yang membuat konkordansi Alkitab pertama pada sekitar tahun 1440. Orang pertama yang membagi pasal-pasal Perjanjian Baru atas ayat-ayat adalah pakar Alkitab dari ordo Dominikan asal Italia Santi Pagnini (1470–1541), tetapi sistemnya tidak pernah dipakai luas. Kemudian Robert Estienne membuat peomoran ayat dalam karyanya, Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani edisi tahun 1551, yang juga diterapkan dalam publikasi Alkitab bahasa Prancis olehnya pada tahun 1553. Sistem yang dibuat Estienne ini diterima luas, dan sekarang digunakan dalam hampir semua Alkitab modern. Statistik Alkitab Protestan Jumlah kata-kata di dalam Alkitab Protestan tidak dapat dihitung dengan pasti, karena bervariasi tergantung dari apakah aksara-aksara abjad Ibrani pada Mazmur 119, keterangan di awal sejumlah mazmur dan tambahan keterangan di akhir surat-surat Paulus, turut dihitung atau tidak. Berdasarkan sistem penomoran Strong, diketahui terdapat 8.674 kata Ibrani, dan 5.624 kata Yunani yang berbeda di dalam Alkitab. Statistik berikut ini berdasarkan Alkitab Protestan terjemahan bahasa Indonesia versi Terjemahan Baru (1974): 66 kitab 1189 pasal 31171 ayat 658.545 kata (terdiri dari 19.050 kata dan nama yang berbeda) 3.872.836 huruf 4.357 kali nama Allah dituliskan Penyebaran dan penerjemahan Alkitab Kristen Sebelum adanya mesin cetak, bagian-bagian Alkitab disalin dengan tangan oleh para penganutnya dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Terbukti dari salinan-salinan yang ditemukan sampai sekarang (paling tua dari abad ke-10 SM) sama dengan teks yang digunakan secara umum. Di samping itu juga terdapat kutipan-kutipan langsung dari surat-surat komunikasi orang-orang zaman dahulu yang mendukung kebenaran salinan Alkitab tersebut sejak zaman purba hingga zaman modern ini. Pada saat mesin cetak diciptakan pertama kalinya di Eropa, Alkitab adalah buku pertama yang dicetak dengan mesin tipe bergerak (movable) yaitu "Alkitab Latin Vulgata" oleh Percetakan Johannes Gutenberg, pada tahun 1455. Penemuan mesin cetak ini secara drastis mempercepat penyebaran Alkitab di seluruh dunia. Berdasarkan perhitungan publikasi Scripture Language Report, sebuah panduan otoritatif tentang perkembangan penerjemahan Alkitab global dari tahun ke tahun yang diterbitkan oleh United Bible Societies, dari sekitar 6.600 bahasa di dunia, terdapat 2.527 bahasa yang telah memiliki terjemahan Alkitab, sementara 2.000 bahasa lainnya sedang dalam proses menerjemahkan Alkitab. Alkitab diperkirakan terjual sekitar 25 juta eksemplar setiap tahunnya di Amerika Serikat, belum termasuk yang dicetak dan dibagikan secara cuma-cuma oleh organisasi seperti Gideons International. Ketersediaan dan banyaknya jumlah Alkitab yang pernah dicetak dan dibagikan membuatnya memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam sejarah literatur dan sejarah dunia. Selain itu, sejak abad ke-17, Alkitab atau bagian Alkitab telah diterjemahkan lebih dari 23 kali ke dalam bahasa-bahasa Melayu dan Indonesia, dan lebih dari 30 bahasa daerah di Indonesia. Di seluruh dunia, terjemahan Alkitab dapat diakses oleh 98% penduduk dunia dalam salah satu bahasa yang mereka ketahui. United Bible Society mengumumkan bahwa sampai tanggal 31 Desember 2007 Alkitab tersedia dalam 438 bahasa, 123 di antaranya meliputi material deuterokanonika di samping Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sedangkan secara terpisah tersedia dalam 1168 bahasa, dan dalam bagian-bagian khusus tersedia dalam 848 bahasa lain. Penulis dan perkiraan tahun penulisan Pada tahun 1514, di Spanyol telah diterbitkan sebuah versi lengkap dari Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani. Naskahnya disusun oleh Desiderius Erasmus dan menjadi edisi lengkap yang pertama dari Alkitab. Kemudian, pada tahun 1516, naskah tersebut diterbitkan di Basel. Penulisan naskah ini dilakukan Erasmus dengan menggabungkan naskah-naskah Alkitab dalam bahasa Yunani dengan naskah-naskah Alkitab dalam bahasa Latin. Pelengkapan Alkitab berbahasa Yunani dilakukannya dengan menambahkan naskah yang berasal dari Alkitab yang disusun oleh Hieronimus, yaitu Vulgata. Edisi kedua Alkitab berbahasa Yunani diterbitkan pada tahun 1519. Alkitab kemudian diterjemahkan oleh Martin Luther dan William Tyndale ke dalam bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Alkitab bahasa Jerman diterbitkan pada tahun 1522 dan diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1525. Pada tahun-tahun berikutnya, penerbitan Alkitab bahasa Yunani banyak didasari oleh naskah dari Kekaisaran Romawi Timur. Sekitar 160 versi Alkitab berbahasa Yunani telah diterbitkan antara tahun 1516 hingga 1633. Lalu terdapat pula edisi bahasa Yunani yang dikenal dengan nama Textus Receptus. Penerbitan dan pemopuleran namanya dilakukan oleh Bonaventura dan Abraham Elzevir. Isinya mirip dengan 160 versi Alkitab berbahasa Yunani sebelumnya. Sumber: Robinson, 1976; Phillips, 2007 Injil dan sejarah Alkitab Kristen Dalam sejarahnya, banyak orang melakukan penelitian kristis mengenai sejarah dan isi Alkitab, dengan berbagai motivasi. Ada yang meneliti untuk mengetahui lebih mendalam mengenai tujuan dan proses penulisannya, ada pula yang sebenarnya bertujuan untuk menemukan sanggahan keabsahan penggunaan Alkitab sebagai kitab suci. Jesus Seminar, misalnya, adalah sekelompok ahli yang mempertanyakan dan memperdebatkan perkataan-perkataan dan tindakan tercatat Yesus dan melakukan pemungutan suara untuk menentukan sejauh apa mereka dapat mempercayai pernyataan-pernyataan di dalam Injil. Di samping itu, ada sejumlah kritikus Alkitab mengindikasikan bahwa catatan tentang Yesus telah ditambah-tambahi melalui tradisi oral turun-temurun dan tidak dituliskan hingga sepeninggal para rasul, sehingga para kritikus tersebut mempertanyakan keakuratan penggambaran sosok Yesus yang sesungguhnya. Di pihak lain, para sejarawan Kristen memberikan bukti-bukti sejarah bahwa Yesus yang digambarkan di dalam Injil dan Alkitab yang ada sekarang ini layak untuk dipercayai. Bagian terbesar dalam Perjanjian Baru adalah 13 surat Paulus untuk gereja-gereja muda dan beberapa individu. Surat-surat Paulus, yang ditulis sekitar pertengahan tahun 40 hingga pertengahan tahun 60 (12-33 tahun setelah Kristus) merupakan tulisan-tulisan pertama tentang kehidupan dan pengajaran Yesus. Will Durant menulis tentang pentingnya tulisan-tulisan Paulus dari segi sejarah, "Bukti Kristen tentang Kristus dimulai dari surat-surat yang ditulis oleh Santo Paulus. ... Tidak ada yang pernah mempertanyakan eksistensi Paulus, atau perjumpaannya beberapa kali dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes; dan Paulus mengaku dengan iri bahwa orang-orang tersebut telah mengenal Yesus secara langsung." Dari hal tersebut jelas bahwa ada Injil yang ditulis oleh orang yang tidak pernah bertemu Yesus secara langsung (khususnya Injil Lukas), sehingga bias penulisan Kitab Suci bisa terjadi, meskipun dapat saja segera dikoreksi oleh para saksi mata yang masih hidup saat itu. Tabel perbandingan dokumen kuno Yunani Kelompok Jesus Seminar berpendapat bahwa Injil-Injil ditulis paling awal tahun 130 hingga 150 oleh penulis yang tidak diketahui (!), jika hal tersebut benar, maka ada kira-kira 100 tahun setelah kematian Yesus (oleh sejarawan diperkirakan antara tahun 30-33). Namun hampir semua sejarawan Kristen lainnya menolak pandangan yang tidak didukung bukti jelas ini, bahkan telah mencapai konsensus bahwa Injil ditulis oleh para rasul pada abad pertama, walaupun masih ada perbedapatan oleh rasul yang mana. Tiga bukti kuat mengenai hal tersebut adalah: Dokumen-dokumen ajaran sesat seperti pengikut Marsion dan Valentinus dari abad pertama dan awal abad ke-2 yang sudah mengutip dari Alkitab bagian Perjanjian Baru. Dokumen-dokumen yang ditulis oleh sumber sejarah mula-mula, seperti Klemens dari Roma, Ignatius, dan Polikarpus yang mengutip sebagian besar kitab-kitab yang ada sekarang ini. Fragmen Injil yang ditemukan dan dengan penanggalan-karbon diperkirakan berasal dari paling akhir tahun 117 Arkeologis Alkitab William F. Albright menyimpulkan bahwa keseluruhan Perjanjian Baru ditulis "sangat mungkin antara tahun 50 M dan 75 M", sementara skeptis John A. T. Robinson bahkan memberikan tanggal yang lebih awal daripada kaum konservatif, yaitu sekitar tahun 40 dan 65. Jika benar bahwa Perjanjian Baru ditulis pada pertengahan hingga akhir abad pertama, maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen. Tulisan asli para rasul disimpan secara saksama oleh para gereja, namun penyimpanan yang paling saksama pun tidak dapat bertahan terhadap pendudukan Romawi, perjalanan waktu selama 2000 tahun, dan proses disintegrasi. Saat ini tidak ada yang tersisa dari tulisan-tulisan asli tersebut. Manuskrip asli semuanya hilang, meskipun para ahli masih berharap suatu ketika kejadian Gulungan Laut Mati terulang kembali. Namun tidak hanya Alkitab yang bernasib demikian; tidak ada dokumen asli lainnya dari zaman kuno yang selamat hingga saat ini. Para sejarawan tidak terganggu dengan hal tersebut asalkan mereka memiliki salinan yang dapat dipercayai. Pada awal sejarah kekristenan, jumlah gereja yang semakin bertambah menghasilkan semakin banyak salinan yang ditulis di bawah pengawasan ketat oleh para pemimpin gereja. Mengikuti tradisi Yahudi dalam menyalin Perjanjian Lama, setiap kata dengan hati-hati disalin dan apabila ada satu kata yang salah maka seluruh perkamen atau papirus tersebut harus dimusnahkan. Jadi sekarang ini para ahli dapat mempelajari tulisan asli para rasul dari salinan dari salinan yang disalin dengan hati-hati, untuk menentukan keotentisitasan sehingga tiba pada sebuah perkiraan yang sangat dekat dengan dokumen aslinya. Tes yang digunakan untuk menentukan keabsahan salinan yang selamat antara lain: Tes bibliografis. Tes ini membandingkan dengan dokumen kuno lain dari periode yang sama. Yang dibandingkan adalah jumlah salinan yang eksis saat ini, jarak waktu antara tulisan asli dan salinan paling awal yang selamat, dan perbandingan sejarah dengan dokumen kuno yang lain. Lebih dari 5000 manuskrip salinan dalam bahasa Yunani telah ditemukan, dan jika dihitung dalam bahasa-bahasa lain, jumlah tersebut menjadi 24000, semuanya berasal dari abad kedua hingga abad keempat. Selain itu selisih waktu tulisan asli dan salinan paling awal juga tidak begitu jauh (lihat tabel). Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus merupakan dua salinan Alkitab yang hampir lengkap dari abad ketiga hingga abad keempat. Tes bukti internal. Tes ini mempertanyakan konsistensi saksi mata, detail nama orang, nama tempat, dan nama kejadian, surat kepada individu atau kelompok kecil, kejadian yang memalukan sang penulis, kehadiran materi yang tidak relevan atau kontra-produktif, dan tidak adanya materi yang relevan. Jika keempat Injil menulis hal yang sama persis, maka hal itu menjadi patut dicurigai. Para saksi mata yang menuliskan Injil menceritakan kisah Yesus dari perspektif yang berbeda-beda, namun catatan mereka tetap konsisten satu dengan yang lain, sehingga secara keseluruhan, keempat Injil memberikan gambaran yang jelas dan utuh tentang Yesus. Sejarawan juga menyukai detail karena hal tersebut mempermudah pelacakan kebenaran. Surat-surat Paulus dan keempat Injil penuh dengan detail nama orang, nama tempat, dan kejadian dan banyak di antaranya telah dibuktikan oleh sejarawan dan arkeologis. Nama-nama yang dikarang oleh penulis Injil akan dengan mudah ditemukan oleh orang-orang yang menentang mereka, para imam Yahudi dan tentara Romawi. Ahli sejarah Louis Gottschalk berpendapat bahwa surat yang tidak dipublikasikan secara umum dan ditujukan pada seseorang atau sekelompok kecil orang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk dapat dipercaya, sedangkan sejarawan lain mengemukakan bahwa kebanyakan penulis tidak ingin mempublikasikan sesuatu yang memalukan mereka sendiri, oleh karena itu dokumen yang menuliskan hal yang memalukan para penulisnya secara umum lebih dapat dipercayai. Penyangkalan Petrus, kejahatan Paulus, dan banyak contoh yang lain tidak akan dicantumkan kecuali jika mereka benar-benar ingin memberikan laporan mengenai kejadian yang sesungguhnya. Selain tes-tes di atas, sejarawan juga mencari materi-materi kontraproduktif dan tidak relevan. Hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Yesus mati disalib padahal dianggap akan menyelamatkan Israel, kubur Yesus yang kosong ditemukan oleh wanita padahal zaman itu kesaksian wanita tidak dianggap sama sekali) dan detail-detail yang tidak berhubungan dengan cerita utama dan hanya disinggung sekali saja dianggap sebagai tanda bahwa materi-materi tersebut memang benar-benar terjadi atau mereka tidak akan dituliskan. Demikian pula dengan isu-isu yang dihadapi oleh gereja abad pertama ─ pengabaran Injil kepada non-Yahudi, karunia Roh Kudus, sakramen baptis, kepemimpinan gereja ─ sedikit sekali disinggung oleh Yesus. Adalah masuk akal jika para rasul hanya ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan menambahkan materi-materi ke dalam Injil yang ditulis. Dalam satu masalah, Paulus dengan terus terang berkata, "Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan" Tes bukti eksternal. Tes ini mengukur reliabilitas suatu dokumen dengan membandingkan dengan catatan sejarah yang lain. Dalam hal ini yaitu catatan sejarah non-Kristen tentang Yesus. Paling tidak ada tujuh belas tulisan non-Kristen yang mencatat lebih dari lima puluh detail tentang kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus, ditambah dengan detail gereja mula-mula Lebih jauh lagi, reliabilitas Perjanjian Baru didukung oleh lebih dari 36.000 dokumen non-Alkitab (kutipan dari pemimpin gereja tiga abad pertama) sehingga jika seluruh salinan Perjanjian Baru hilang, maka para ahli dapat merekonstruksi ulang menggunakan dokumen-dokumen tersebut dengan perkecualian beberapa ayat saja. Alkitab Kristen bahasa Indonesia Teks Alkitab Bahasa Indonesia sudah ada sejak lama. Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 versi dan porsi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu- (modern dan kuno, rendah, dan tinggi), di antaranya yang paling sering digunakan dewasa ini adalah Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), dan Firman Allah Yang Hidup (FAYH). Lihat pula Alkitab Katolik Alkitab Ortodoks Yunani / Timur Alkitab Protestan Alkitab pembelajaran Lembaga Alkitab Indonesia Lembaga Biblika Indonesia Sejarah teks Alkitab bahasa Indonesia Software Alkitab Referensi Catatan kaki Daftar pustaka Pranala luar Teks Alkitab Alkitab Online Lembaga Alkitab Indonesia Alkitab Audio Alkitab SABDA PDF Versi WBTC Kitab Suci Katolik ekaristi.org Kitab Suci On-Line imankatolik.or.id Alkitab bahasa Indonesia oleh Biblos.com Al-kitab dalam bahasa Inggris terjemahan tidak resmi dengan istilah-istilah Arab Audio Alkitab - Dengarkan Alkitab Online PL dan PB dalam (BIS dan TB), , , dan (NET dan KJV) Alkitab Audio - LENGKAP seluruh Perjanjian LAMA dan Perjanjian BARU Alkitab Online Alkitab Online; Bahasa Isyarat Indonesia Seputar Alkitab Sejarah Alkitab di Indonesia (23 versi -- 1629-2005) Software Alkitab Baca 12+ Versi Alkitab dalam Bahasa Indonesia Softare SABDA "Program Alkitab" v.2.7 Alkitab - Android Teks keagamaan
Injil Markus adalah Injil kedua di bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Meskipun ini merupakan kitab kedua, banyak pakar menganggap kitab ini sebagai kitab yang ditulis paling awal di antara kitab-kitab di Perjanjian Baru. Injil Markus digolongkan ke dalam Injil Sinoptis bersama-sama Injil Matius dan Injil Lukas. Penulis Penulis Injil ini adalah Markus, yang disebut juga Yohanes, kemenakan Barnabas, rekan sekerja Paulus dan yang disebut Simon Petrus sebagai "anaknya", yaitu "anak rohani" atau murid terdekatnya. Menurut catatan gereja mula-mula, Markus menulis Injilnya berdasarkan penuturan Petrus. Eusebius mengutip tulisan Papias (~60-130), uskup Hierapolis, sekitar tahun 120, demikian: Eusebius mencatat di bagian lain: Hieronimus (Jerome) menulis: Ada 2 poin yang memperkuat informasi dari Papias tersebut: 1. Sejumlah detail kecil-kecil di Injil Markus menunjukkan informasi dari saksi mata. Misalnya dalam cerita Yesus menenangkan angin ribut, hanya Injil Markus menuliskan detail bahwa ada "kapal lain" yang mengikuti kapal yang ditumpangi Yesus. Seorang saksi mata yang biasa berlayar (Petrus, misalnya) mampu mengingat hal ini dibanding orang-orang lain yang sama-sama menyaksikan peristiwa itu. Juga kutipan bahasa Aram dengan terjemahan Yunani, misalnya di menunjukkan informasi langsung dari saksi mata: "Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Kutipan kata-kata dalam bahasa daerah ini lazimnya diperoleh dari saksi mata dan dalam kisah ini, Injil Matius dan Lukas juga memberi informasi yang sama, hanya Petrus, Yohanes dan Yakobus yang menyaksikan langsung peristiwa itu di dalam rumah Yairus. 2. Khotbah Petrus di rumah Kornelius, seorang non-Yahudi, dimulai dengan cerita pembaptisan Yesus (). Yang menarik, Injil Markus dimulai dengan pembaptisan Yesus. Jadi sesuai dengan tulisan Papias, maka Injil Markus tidak dimulai dengan kelahiran Yesus, karena Petrus biasanya tidak memulai pengajarannya dari sana, melainkan dari kisah pembaptisan Yesus. Waktu penulisan Injil Markus, bersama-sama dengan Injil Matius dan Injil Lukas sering kali disebut sebagai Injil Sinoptik, karena kemiripan isi ketiga buku tersebut. Secara tradisi, Yohanes Markus dipercaya menulis buku ini antara tahun 64-67. Menuruti tulisan Agustinus dari Hippo, gereja mula-mula berpendapat bahwa Injil ini ditulis setelah Matius menulis Injil Matius. Sejak akhir abad ke-19 ada sejumlah sarjana berpendapat bahwa Injil Markus merupakan Injil yang paling awal ditulis, dan kedua Injil Sinoptik lainnya menggunakan Injil Markus sebagai sumber mereka. Struktur Dua tema besar dalam Injil Markus adalah tentang kerahasiaan Yesus sebagai Mesias dan kelambanan murid-muridNya untuk memahaminya. Dalam Injil ini, Yesus sering dikutip memerintahkan murid-muridnya untuk tidak memberitahu siapapun identitasnya (sebagai Mesias). Yesus menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seringkali, murid-muridnya kesulitan menangkap maksud dari perumpamaan-perumpamaan tersebut, dan Yesus menjelaskannya kepada mereka secara pribadi. Murid-muridnya juga sering kali tidak dapat memahami arti mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Sebagaimana Injil Matius, Injil Markus tidak dituliskan sesuai kronologi waktu yang teratur. Beberapa peristiwa terjadi tidak berurutan, melainkan berdasarkan kemiripan isi (perumpamaan-perumpamaan / mujizat-mujizat). Hanya Injil Lukas yang ditulis secara kronologis dari awal hingga akhirnya. Latar belakang dan target pembaca Markus menulis Injil ini terutama untuk orang-orang Yunani atau Grika dan bangsa-bangsa lainnya yang berbicara bahasa Yunani di kekaisaran Romawi, berbeda dengan Matius rupanya yang menulis untuk orang-orang Yahudi. Hal ini dapat dilihat dari pilihan kata yang digunakan, referensi-referensi Perjanjian Lama yang dicantumkan, penjelasan tentang adat-istiadat orang Yahudi yang ditujukan kepada kaum non-Yahudi. Markus juga menggunakan istilah Anak Allah untuk menyebut Tuhan Yesus (), bandingkan dengan Matius yang menggunakan istilah Anak Daud () dan Lukas yang menggunakan istilah Anak Manusia dan Yohanes yang memakai istilah Firman atau bahkan Allah. Ayat-ayat Terkenal : Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." : Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka. : (Yesus berkata kepada mereka:) "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum." : (Yesus berkata kepada mereka:) "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Detail isi Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru Awal mula pelayanan Yesus Yohanes Pembaptis () Yesus dibaptis Yohanes () Pencobaan di padang gurun () Yesus tampil di Galilea () Yesus memanggil murid-murid yang pertama () Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum () Mujizat Yesus dan Pengajaran Yesus Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain () Yesus mengajar di kota-kota lain () Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta () Orang lumpuh disembuhkan () Lewi pemungut cukai mengikut Yesus () Hal berpuasa () Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat () Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat () Yesus menyembuhkan banyak orang () Yesus memanggil keduabelas rasul () Yesus dan Beelzebul () Yesus dan sanak saudaranya () Perumpamaan tentang seorang penabur () Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran () Perumpamaan tentang benih yang tumbuh () Perumpamaan tentang biji sesawi () Angin ribut diredakan () Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa () Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan () Yesus ditolak di Nazaret (a) Yesus mengutus keduabelas rasul () Yohanes Pembaptis dibunuh () Yesus memberi makan lima ribu orang () Yesus berjalan di atas air () Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret () Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi () Perempuan Siro-Fenisia yang percaya () Yesus menyembuhkan seorang tuli () Yesus memberi makan empat ribu orang () Orang Farisi meminta tanda () Tentang ragi orang Farisi dan ragi Herodes () Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida () Pengakuan Petrus () Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia (, ) Yesus dimuliakan di atas gunung () Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu () Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus () Siapa yang terbesar di antara para murid () Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan () Siapa yang menyesatkan orang ─ Tentang garam () Perceraian () Yesus memberkati anak-anak () Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah () Upah mengikut Yesus() Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus () Permintaan Yakobus dan Yohanes ─ Bukan memerintah melainkan melayani () Yesus menyembuhkan Bartimeus () Yesus di Yerusalem Yesus dielu-elukan di Yerusalem () Yesus mengutuk pohon ara () Yesus menyucikan Bait Allah () Pohon ara yang sudah kering ─ Nasihat Yesus tentang doa () Pertanyaan mengenai kuasa Yesus () Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur () Tentang membayar pajak kepada Kaisar () Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan () Hukum yang terutama () Hubungan antara Yesus dan Daud () Yesus menasihatkan supaya hati-hati terhadap ahli-ahli Taurat () Persembahan seorang janda miskin () Kotbah tentang akhir zaman Bait Allah akan diruntuhkan () Permulaan penderitaan () Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu () Kedatangan Anak Manusia ─ Perumpamaan tentang pohon ara () Nasihat supaya berjaga-jaga () Minggu terakhir Yesus Rencana untuk membunuh Yesus () Yesus diurapi () Yudas mengkhianati Yesus () Yesus makan Paskah dengan murid-muridNya () Penetapan Perjamuan Malam () Petrus akan menyangkal Yesus () Di taman Getsemani () Yesus ditangkap () Yesus di hadapan Mahkamah Agama () Petrus menyangkal Yesus () Yesus di hadapan Pilatus () Yesus diolok-olokkan () Yesus disalibkan () Yesus mati () Yesus dikuburkan () Kebangkitan Yesus () Yesus beberapa kali menampakkan diri dan mengutus murid-muridNya ─ Yesus terangkat ke sorga () Perbandingan dengan tulisan lain Kitab-kitab Perjanjian Baru Keempat kitab Injil mencatat bahwa kematian dan kebangkitan Yesus merupakan peristiwa-peristiwa keselamatan yang penting. Namun, ada sejumlah perbedaan jelas di antara keempatnya: Tidak seperti Injil Yohanes, Injil Markus tidak pernah menyebut Yesus "Allah", atau mengklaim bahwa Yesus telah ada sebelum masa hidupnya di dunia; tidak seperti Injil Matius dan Injil Lukas, tidak pernah disebutkan kelahiran dari seorang perawan, dan tampaknya menganggap Yesus mempunyai orang tua dan kelahiran yang normal; tidak seperti Injil Matius dan Lukas, tidak pernah ada upaya melacak silsilah Yesus sampai kepada Daud maupun Adam. Lihat pula Kisah Para Rasul 10 Markus Simon Petrus Varian tekstual dalam Injil Markus Referensi Pustaka tambahan Brown, R., et al. The New Jerome Biblical Commentary, Prentice Hall, 1990. Bultmann, R., History of the Synoptic Tradition, Harper & Row, 1963. Dewey, J., The Survival of Mark’s Gospel: A Good Story?, JBL 123.3 (2004) 495-507. Ehrman, Bart D., Misquoting Jesus, Harper Collins, 2005. Grant, Robert M., A Historical Introduction to the New Testament Harper and Row, 1963: Chapter 8: The Gospel Of Mark Dormeyer, Detlev, Das Markusevangelium, Wiss. Buchgeselschaft Darmstadt 2005, ISBN 978-3-534-15613-9 Guy, Harold A, The Origin of the Gospel of Mark, Hodder & Stoughton 1954 Holmes, M. W., "To Be Continued... The Many Endings of Mark", Bible Review 17.4 (2001). Ladd, George Eldon. A Theology of the New Testament Grand Rapids: Eerdmans, 1987. R. T. France, The Gospel of Mark: A Commentary on the Greek text, NICNT, Wm. Eerdmans, 2002. Mack, Burton L., 1993. The Lost Gospel: The Book of Q and Christian origins, HarperSanFrancisco. McKnight, E. V., What is Form Criticism?, 1997. Neill, Stephen and Wright, Tom, The Interpretation of The New Testament 1861-1986, Oxford University Press, 1990, 1989, 1964, ISBN 0-19-283057-0 Perrin, N., What is Redaction Criticism? Perrin, Norman & Duling, Dennis C., The New Testament: An Introduction, Harcourt Brace Jovanovich 1982, 1974 Schnelle, Udo, 1998. The History and Theology of the New Testament Writings (M. Eugene Boring translator), Minneapolis: Fortress Press, 1998. Telford, W. (ed.), The Interpretation of Mark, Fortress Press, 1985. Tuckett, C. (ed), The Messianic Secret, Fortress Press, 1983 Pranala luar Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002 Pengantar Kitab Markus di Situs Web Sabda.org Early Christian Writings: texts and introductions James W.Deardorff, "Dependence of Mark upon Matthew" a synopsis of the evidence Article from the Catholic Encyclopedia A textual commentary on the Gospel of Mark Detailed text-critical discussion of the 300 most important variants of the Greek text (PDF) Markus Injil02 Yesus
{{Infobox Performing Arts | name = Musik | image = Music lesson Staatliche Antikensammlungen 2421.jpg | caption = Lukisan sebuah vas Yunani kuno yang menggambarkan pelajaran musik ( 510 SM) | medium = suara | types = genre-genre | ancestor = | descendant = | culture = bervariasi'Mmki | era = Paleolitikum }}Musik' () . Musik terdiri dari beberapa unsur, yaitu melodi, harmoni, ritme, dan timbre. Musik termasuk sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki, dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Musik adalah sebuah fenomena unik yang dihasilkan oleh beberapa alat musik. Namun seni musik tidak hanya sebatas bunyi/suara yang dihasilkan dari alat musik, apa pun yang bisa menghasilkan bunyi/suara itu bisa dianggap sebagai musik istilahnya disebut dengan musik alam, bahkan suara langkah kaki manusia yang sedang berjalan, suara desiran angin, suara hantaman ombak itu sudah bisa dianggap musik walaupun tidak ada unsur kesengajaan dari perbuatan makhluk. Sejarah musik Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapiens yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu kapan manusia mulai mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika, sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun lalu telah ada perubahan evolusi pada otak manusia. Dengan otak yang lebih pintar dari hewan, manusia merancang pemburuan yang lebih terarah sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak seperti ini, manusia bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan menggunakan imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara manusia. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan beberapa kosakata muncul untuk menamakan benda dan memberikan nama panggilan untuk seseorang. Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, manusia purba mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanannya dan kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba. Manusia menyatakan perasaan takut dan gembira dengan menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara menciptakan lagu, hymne, atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja manusia telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi yang keras. Kulit binatang yang digunakan sebagai pakaian diletakkan sebagai penutup rongga kayu yang besar sehingga terciptalah sebuah gendang. Pra-Sejarah Teori pra sejarah musik hanya didasarkan pada temuan situs arkeologi paleolitik. Seruling merupakan alat musik yang banyak diutamakan pada zaman pra sejarah, yang salah satunya berbentuk seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Ada seruling Divje Babe yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah digunakan sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar telah ada sejak zaman Peradaban Lembah Sungai Indus, India, yang memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab Weda. Penemuan terbesar dan tertua dari alat musik pra sejarah berlokasi di Cina, yang bisa dilacak balik ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurri adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian di kota Ugarit yang diperkirakan telah ada sekitar 1400 SM. Terapi Terapi musik adalah proses interpersonal yang menggunakan musik untuk terapi aspek-fisik, emosional, mental, sosial, estetika, dan spiritual untuk membantu pasien dalam meningkatkan atau mempertahankan kesehatan mereka. Dalam beberapa kasus, kebutuhan pasien ditangani langsung melalui musik. Pada kesempatan lain, metode terapi tergantung hubungan yang berkembang di antara pasien dan terapis. Terapi musik ini digunakan untuk individu dari segala usia dan dengan berbagai kondisi, termasuk untuk gangguan kejiwaan, masalah medis, cacat fisik, gangguan sensorik, cacat perkembangan, penyalahgunaan zat, gangguan komunikasi, masalah interpersonal, dan untuk orang-orang yang berada dalam proses penuaan. Terapi juga digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar, meningkatkan harga diri, mengurangi stres, mendukung latihan fisik, dan memfasilitasi sejumlah aktivitas lainnya yang berhubungan dengan kesehatan. Salah satu catatan paling awal yang menyebutkan terapi musik berlokasi di (c. 872-950) Al-Farabi. Makna risalah dari Akal menggambarkan efek terapi musik di jiwa. Musik telah lama digunakan untuk membantu orang dalam mengatasi masalah emosi mereka. Pada abad ke-17, sarjana Robert Burton dalam The Anatomy of Melancholy'' berpendapat bahwa musik dan tari sangat penting dalam mengobati penyakit mental, terutama melankoli. Dalam catatannya disebutkan, musik memiliki "kekuatan yang sangat besar ... untuk mengusir penyakit" dan menyebutnya sebagai "obat sangat ampuh dalam melawan keputusasaan dan melankolis." Burton menunjukkan bahwa pada zaman purbakala, Canus, pemain biola Rhodian, menggunakan musik untuk "membuat seorang pria melankolis bergembira, ... kekasih lebih terpikat, seorang yang religius lebih saleh." Pada bulan November 2006, Dr Michael J. Crawford dan koleganya juga menemukan bahwa terapi musik membantu pasien skizofrenia. Dalam Kekaisaran Utsmaniyah, penyakit mental diobati dengan musik. Catatan kaki Kepustakaan Pranala luar Sekolah Musik Yamaha BBC Blast Music For 13–19-year-olds interested in learning about, making, performing and talking about music. The Virginia Tech Multimedia Music Dictionary , with definitions, pronunciations, examples, quizzes and simulations The Music-Web Music Encyclopedia, for musicians, composers and music lovers Dolmetsch free online music dictionary, complete, with references to a list of specialised music dictionaries (by continent, by instrument, by genre, etc.) Musical Terms–Glossary of music terms from Naxos "On Hermeneutical Ethics and Education: Bach als Erzieher", a paper by Prof. Miguel Ángel Quintana Paz in which he explains the history of the different views hold about music in Western societies, since the Ancient Greece to our days. Monthly Online Features From Bloomingdale School of Music , addressing a variety of musical topics for a wide audience Arts and Music Uplifting Society towards Transformation and Tolerance Articles meant to stimulate people’s awareness about the peace enhancing, transforming, communicative, educational and healing powers of music. Scientific American, Musical Chills Related to Brain Dopamine Release Hiburan Seni
Asmaulhusna () adalah nama-nama Allah yang indah. Jumlahnya yang disebutkan di dalam hadis hanya 99 nama, tetapi di dalam Al-Qur'an terdapat nama-nama Allah selain ke-99 nama tersebut. Asma berarti nama (penyebutan) dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asmaulhusna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah. Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada zat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya, akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah. Selain perbedaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat zat Allah yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad. Asmaulhusna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keterangan Al-Qur'an tentang Allah. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas. Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada zat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dalil Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan hadis tentang asmaulhusna: "Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaulhusna (nama-nama yang baik)." (Thaa-Haa 20:8) Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" (Al-Israa' 17:110) "Allah memiliki asmaulhusna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." (Al-A'raaf:180) Nama Rujukan Daftar pustaka ʾIbrahīm bin ʿAlī al-Kafʿamī (1436-1500 CE), al-Maqām al-asnā fī tafsīr al-asmāʼ al-ḥusnā. Beirut: Dār al-Hādī (1992) (WorldCat listing). Lihat pula Dua puluh sifat Allah (Asy'ariyah) Pranala luar Al-Rahman al-Rahim. Problems of Interpretation and Translation Richard Shelquist, The Beautiful Names of Allah (wahiduddin.net) 99 Names of Allah (ul.org.au) Oil paintings of all the 99 names of Allah. lengkap artinya 99 nama allah. Istilah Islam Allah Kata dan frasa Arab
Deuterokanonika adalah istilah yang dipakai Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Kristen Timur sejak abad ke-16 sebagai sebutan bagi kitab-kitab dan bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci (Alkitab) Perjanjian Lama Kristen yang tidak menjadi bagian dari Alkitab Ibrani saat ini. Istilah ini digunakan untuk membedakan kitab-kitab dan bagian-bagian tertentu tersebut dari kitab-kitab protokanonika, yakni kitab-kitab yang menjadi bagian dari Alkitab Ibrani. Perbedaan ini sebelumnya menimbulkan perdebatan dalam Gereja perdana sehubungan dengan apakah kitab-kitab tersebut dapat digolongkan sebagai naskah-naskah kanonik. Istilah deuterokanonika digunakan sebagai suatu alasan kemudahan oleh Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia dan Gereja lainnya untuk merujuk pada kitab-kitab Perjanjian Lama mereka yang bukan merupakan bagian dari Teks Masoret. Kitab-kitab Deuterokanonika dianggap kanonik oleh Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, dan Gereja di Timur (termasuk Gereja Asyur di Timur), tetapi dianggap nonkanonik oleh kebanyakan gereja dalam rumpun besar Kristen Protestan. Kata deuterokanonika berasal dari bahasa Yunani yang kira-kira berarti "termasuk kanon kedua". Istilah deuterokanonika mula-mula dipakai untuk membedakan kitab-kitab tersebut dari kitab-kitab yang dianggap nonkanonik dan protokanonik, tetapi beberapa versi Alkitab memasukkan kitab-kitab Deuterokanonika maupun kitab-kitab nonkanonik ke dalam satu bagian tersendiri yang disebut "Apokrifa". Pengaturan semacam ini dapat menyebabkan terjadinya penyamaan dua istilah yang berbeda ("deuterokanonika" dan "apokrip"), karena istilah "deuterokanonika" tidak berarti "nonkanonik" (atau "apokrip"). Dalam Gereja Katolik Philip Schaff mengatakan bahwa "Konsili Hippo pada tahun 393, dan Konsili Kartago yang ketiga (yang keenam menurut perhitungan lain) pada tahun 397, di bawah pengaruh Agustinus yang hadir dalam keduanya, menetapkan kanon Kitab Suci Katolik, termasuk Apokrifa Perjanjian Lama, ... Bagaimanapun keputusan ini tunduk pada ratifikasi gereja seberang lautan (Roma); dan persetujuan dari Tahta Roma yang diterimanya pada masa Innosensius I dan Gelasius I (414 M) mengulangi daftar kitab-kitab biblika yang sama. Kanon ini tetap tak terganggu sampai abad ke-16, dan disetujui oleh Konsili Trente pada sesi keempat." Konsili Trente pada tahun 1546 mendukung keputusan konsili-konsili sebelumnya mengenai kitab-kitab apa saja yang termasuk dalam kanon. Mayoritas peserta konsili di Trente mendukung keputusan ini, tetapi terdapat minoritas peserta yang tidak setuju dengan kitab-kitab yang diterima dalam kanon. Di antara kalangan minoritas yang tidak setuju dengan dimasukkannya kitab-kitab deuterokanonika dalam Kanon adalah Kardinal Girolamo Seripando dan Thomas Cajetan —yang menjadi penentang Martin Luther di Augsburg. Para Bapa Konsili Trente mengkonfirmasi pernyataan-pernyataan dari berbagai konsili regional sebelumnya yang juga memasukkan kitab-kitab deuterokanonika ke dalam kanon, misalnya Sinode Hippo tahun 393 dan Konsili Kartago tahun 397. Teks-teks Kitab Suci deuterokanonika Katolik adalah: Tobit Yudit Tambahan Ester (Ester Vulgata 10:4-16:24) Kebijaksanaan (disebut juga Kebijaksanaan Salomo) Sirakh, juga disebut Putera Sirakh atau Eklesiastikus Barukh, termasuk di dalamnya Surat Nabi Yeremia (Tambahan Yeremia dalam Septuaginta) Tambahan Daniel: Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda (Daniel Vulgata 3:24-90) Kisah Susana dan Daniel (Daniel Vulgata 13, prolog Septuaginta) Daniel dengan Dewa Bel dan Naga Babel (Daniel Vulgata 14, epilog Septuaginta) 1 Makabe 2 Makabe Latar belakang sejarah Deuterokanonika adalah suatu istilah yang dicetuskan tahun 1566 oleh Sixtus dari Siena, seorang teolog yang melakukan konversi ke Katolik dari Yudaisme, untuk mendeskripsikan teks-teks kitab suci Perjanjian Lama yang dipandang kanonik oleh Gereja Katolik, tetapi tidak termasuk dalam Alkitab Ibrani yang sekarang, dan termasuk juga beberapa kitab yang pernah diabaikan oleh beberapa pendaftar kanon awal, terutama di Timur. Penerimaannya di antara jemaat Gereja perdana menyebar luas, walaupun tidak universal, dan Alkitab Gereja perdana selalu menyertakan, dengan berbagai tingkat pengakuan, kitab-kitab yang sekarang disebut deuterokanonika. Beberapa mengatakan bahwa kanonisitas kitab-kitab tersebut tampaknya tidak pernah diperdebatkan dalam Gereja sampai mendapat tentangan dari kalangan Yahudi setelah tahun 100 Masehi, terkadang merujuk pada Konsili Yamnia (suatu konsili yang berupa dugaan, teori). Konsili-konsili regional di Barat mengumumkan kanon-kanon resmi yang mencakup kitab-kitab tersebut pada awal abad ke-4 dan 5. Di Yerusalem terjadi suatu pembaharuan, atau setidaknya suatu peninggalan, dari gagasan-gagasan kaum Yahudi, yakni suatu kecenderungan adanya ketidaksukaan terhadap kitab-kitab 'deutero' tersebut. Santo Sirilus dari Yerusalem menegaskan hak Gereja untuk menetapkan Kanon Alkitab, tetapi menempatkan kitab-kitab tersebut dalam daftar apokrifa dan melarang semua kitab yang tidak dibacakan dalam gereja untuk dibaca secara pribadi. Sementara di Antiokhia dan Suriah masih lebih disukai. St. Epifanius dari Salamis ragu-ragu mengenai tingkatan kitab-kitab deutero. Ia menghormatinya, tetapi kitab-kitab tersebut dianggapnya tidak setara dengan kitab-kitab Ibrani. Di sisi lain, versi Oriental dan naskah Yunani yang berasal dari masa tersebut lebih liberal karena mencakup semua kitab deuterokanonika dan — dalam beberapa kasus — apokrifa tertentu. Dalam Gereja Latin, sepanjang Abad Pertengahan, terdapat bukti adanya keraguan mengenai posisi kitab-kitab deuterokanonika. Ada pihak yang menyukainya, ada pihak lain yang tidak menyukainya sehubungan dengan tingkatan kesucian dan otoritasnya. Dalam kebimbangan mengenai kedua hal tersebut, ada sejumlah penulis yang penghormatannya terhadap kitab-kitab ini lebih didasari pada beberapa kebingungan dibanding kedudukan sebenarnya dari semua kitab tersebut, dan di antara mereka adalah St. Thomas Aquinas. Ada sedikit yang mengakui secara tegas kanonisitas kitab-kitab itu. Posisi yang dominan di kalangan penulis abad pertengahan dari Barat pada hakikatnya merupakan sikap para Bapa Gereja Yunani itu. Penyebab utama fenomena ini di Barat mungkin merupakan pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari Prologus Galeatus karya St. Hieronimus yang tampak melemahkan kitab-kitab tersebut. Sementara itu, "kitab-kitab protokanonika dari Perjanjian Lama sama seperti kitab-kitab dari Alkitab bangsa Ibrani, dan Perjanjian Lama yang diterima umat Protestan." Naskah Laut Mati Fragmen-fragmen dari tiga kitab deuterokanonika didapati pada Naskah Laut Mati yang ditemukan di Qumran, di samping beberapa salinan parsial dari 1 Henokh dan Yobel dari deuterokanon Ethiopia. Sirakh, dengan teks Ibrani telah diketahui berasal dari Geniza Kairo, ditemukan dalam rupa dua gulungan naskah (2QSir atau 2Q18, 11QPs_a atau 11Q5) dalam bahasa Ibrani. Gulungan naskah Ibrani lainnya dari Sirakh ditemukan di Masada (MasSir). Kitab Tobit ditemukan di Qumran dalam empat gulungan yang ditulis dalam bahasa Aram dan satu gulungan dalam bahasa Ibrani. Surat Nabi Yeremia (atau Barukh bab 6) ditemukan dalam gua 7 (papirus 7Q5) dalam bahasa Yunani. Beberapa akademisi baru-baru ini memiliki teori bahwa perpustakaan Qumran tidak sepenuhnya merupakan koleksi dari Qumran, tetapi mungkin memasukkan koleksi dari perpustakaan Bait Tuhan (Yerusalem), yang kemungkinan telah disembunyikan di gua-gua untuk diamankan pada saat itu ketika Bait tersebut dihancurkan bangsa Romawi pada tahun 70. Pengaruh Septuaginta Sebagian besar kutipan Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru diambil dari Septuaginta Yunani Koine (LXX), yang mencakup kitab-kitab deuterokanonika maupun apokrifa dan keduanya secara kolektif disebut "anagignoskomena" () —artinya hal-hal untuk dibaca atau "bacaan yang bermanfaat". Tidak ada dua kodeks Septuaginta yang mengandung apokrifa yang sama, dan ketiga naskah paling awal dari LXX memperlihatkan ketidakpastian mengenai kitab-kitab mana yang membentuk secara lengkap daftar Apokrifa tersebut. Kodeks Vaticanus (B) tidak mengandung 1—4 Makabe tetapi mencakup 1 Esdras, sedangkan Kodeks Sinaiticus (Aleph) mengabaikan Barukh, tetapi mencakup 4 Makabe. Kodeks Alexandrinus mencakup LXX; sedangkan naskah Mazmur Yunani dari abad ke-5 mengandung tiga 'mazmur' Perjanjian Baru: Magnificat, Kidung Zakharia, Kidung Simeon dari narasi kelahiran Yesus menurut Lukas, dan akhir dari himne tersebut yang mana diawali dengan 'Kemuliaan'. Beckwith menyatakan bahwa naskah seperti Kodeks Alexandrinus tidak digunakan pada abad pertama era Kekristenan, dan meyakini bahwa kodeks Septuaginta yang lengkap itu, yang mulai muncul pada abad ke-4, seluruhnya berasal dari Kekristenan. Beberapa kitab deuterokanonika diduga aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani, tetapi naskah asli tersebut telah lama hilang. Temuan-temuan arkeologis kemudian menemukan beberapa dari naskah tersebut, tertulis dalam bahasa Ibrani, di antara Naskah Laut Mati. Septuaginta secara luas diterima dan digunakan oleh orang-orang Yahudi berbahasa Yunani pada abad pertama Masehi, bahkan di Provinsi Yudea—yang adalah wilayah Romawi—dan oleh karena itu secara alami menjadi naskah yang paling luas digunakan oleh umat Kristiani awal (pada umumnya menggunakan bahasa Yunani). Beberapa kalangan memiliki pandangan bahwa Ibrani 11:35, dalam Perjanjian Baru, merujuk suatu peristiwa yang tercatat dalam salah satu kitab deuterokanonika (2 Makabe). Sebagai contoh, penulis Surat Ibrani tersebut menyebut tradisi lisan yang berbicara mengenai seorang nabi Perjanjian Lama yang digergaji dalam Ibrani 11:37, dua ayat setelah ayat yang merujuk pada 2 Makabe. Penulis Perjanjian Baru lainnya seperti Paulus juga menyebut ataupun mengutip literatur yang akrab bagi para pembacanya saat itu tetapi tidak termasuk dalam protokanon ataupun deuterokanon Perjanjian Lama. Flavius Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mengatakan bahwa ada 22 kitab dalam kanon Alkitab Ibrani, suatu tradisi Yahudi yang juga dilaporkan oleh Uskup Athanasius. Namun Kitab Barukh dan Surat Nabi Yeremia termasuk dalam daftar 22 kitab Perjanjian Lama Athanasius. Pada saat yang sama ia menyebutkan bahwa kitab-kitab tertentu lainnya (termasuk 5 kitab deuterokanonika, Didache, dan Gembala Hermas) walaupun tidak termasuk kanon Perjanjian Baru, "ditetapkan oleh para Bapa Gereja untuk dibaca". Ia sepenuhnya mengabaikan apa yang ia sebut "tulisan-tulisan apokrif". Pengaruh Hieronimus Hieronimus dalam prolog-prolog Vulgata menguraikan suatu kanon tanpa kitab-kitab deuterokanonika, mungkin selain Kitab Barukh. Dalam Prolog-prolog, Hieronimus menyebutkan semua karya deuterokanonika dan apokrif sebagai kitab-kitab apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon" kecuali kitab Doa Manasye dan Barukh. Dia menyebutkan kitab Barukh dalam Prolog Kitab Yeremia dan memberi catatan bahwa kitab itu tidak dibaca maupun dimiliki umat Ibrani, tetapi tidak secara eksplisit menyebutnya apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon". Beberapa kalangan menganggap bahwa status yang lebih rendah dikenakan pada kitab-kitab deuterokanonika oleh pihak otoritas seperti Hieronimus karena konsepsi kanonisitas yang terlalu kaku, suatu kitab agar dapat memperoleh martabat tertinggi ini harus diterima oleh semua kalangan, tidak ada kesangsian seturut sejarah kuno Yahudi, dan terlebih lagi tidak hanya diadaptasikan untuk kemajuan rohani, tetapi juga untuk "penegasan doktrin Gereja". Bagaimanapun pada akhirnya Hieronimus memasukkan kitab-kitab deuterokanonika serta apokrif ke dalam Vulgata. Ia mereferensikan dan mengutip beberapa di antaranya sebagai Kitab Suci sekalipun ia menyebut kitab-kitab tersebut "tidak terdapat dalam kanon". Michael Barber menegaskan bahwa, meskipun Hieronimus pernah curiga terhadap "apokifa" tersebut, ia kemudian memandangnya sebagai Kitab Suci. Barber berpendapat bahwa hal ini jelas terlihat dari surat-surat yang ditulis Hieronimus; ia mengutip surat Hieronimus kepada Eustochium, di mana Hieronimus mengutip Sirakh 13:2. Di bagian lainnya Hieronimus tampaknya juga merujuk Barukh, Kisah Susana, dan Kebijaksanaan sebagai kitab suci. Dalam prolognya untuk Kitab Yudit, tanpa menggunakan kata kanon, ia menyebutkan bahwa Kitab Yudit dianggap sebagai Kitab Suci oleh Konsili Nicea Pertama. Dalam balasannya kepada Rufinus, Hieronimus menegaskan bahwa ia setuju dengan pilihan Gereja sehubungan dengan versi dari bagian-bagian deuterokanonika Kitab Daniel yang digunakan, kendati kaum Yahudi pada masa itu tidak menyertakannya: Dosa apakah yang telah kuperbuat jikalau aku mengikuti penilaian gereja-gereja? Namun saat aku mengulangi apa yang dikatakan orang-orang Yahudi tentang Kisah Susana dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda, serta kisah Dewa Bel dan Naga Babel, yang mana tidak terdapat dalam Alkitab Ibrani, siapa yang membuat ini menjadi suatu dakwaan terhadapku sesungguhnya membuktikan dirinya sendiri adalah seorang bodoh dan pemfitnah. Karena aku bukan menjelaskan apa yang kupikirkan, tetapi apa yang biasa mereka katakan saat menentang kita. (Terhadap Rufinus, II:33, 402 Masehi) Dengan demikian Hieronimus mengakui prinsip yang digunakan untuk menetapkan kanon —yaitu penilaian Gereja, bukan penilaiannya sendiri ataupun penilaian orang-orang Yahudi; meskipun, mengenai terjemahan Kitab Daniel dalam bahasa Yunani, ia bertanya-tanya mengapa harus menggunakan versi dari seorang penerjemah yang dianggapnya sebagai bidat dan yudaiser (Theodotion). Vulgata juga penting sebagai tolok ukur kanon berkaitan dengan bagian mana saja, dari suatu kitab, yang dipandang kanonik. Ketika Konsili Trente menyusun daftar kitab-kitab yang termasuk dalam kanon, konsili ini memandang kitab-kitab tersebut memenuhi syarat "secara keseluruhan beserta semua bagiannya, sebagaimana kitab-kitab tersebut telah biasa dibacakan dalam Gereja Katolik, dan sebagaimana terdapat dalam edisi Vulgata Latin Kuno". Dekret ini sedikit diklarifikasi oleh Paus Pius XI pada tanggal 2 Juni 1927, yang mengizinkan adanya perdebatan terbuka atas Comma Johanneum, dan lebih lanjut dijelaskan oleh Paus Pius XII dalam Divino afflante Spiritu. Dalam Kekristenan Ortodoks Di luar Gereja Katolik Roma, istilah "deuterokanonika" kadang-kadang digunakan sebagai analogi untuk menyebut kitab-kitab yang dimasukkan dalam Perjanjian Lama oleh Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental, tetapi tidak menjadi bagian dari Tanakh Yahudi, ataupun Perjanjian Lama Protestan. Di kalangan Ortodoks, istilah ini diartikan bahwa kitab-kitab tersebut disusun secara terpisah dari kanon utama, seperti yang dijelaskan dalam 2 Esdras, di mana Esdras memerintahkan untuk menyimpan kitab-kitab tertentu secara terpisah dan tersembunyi. Ortodoksi Timur Dalam tradisinya, Gereja Ortodoks Timur memasukkan semua kitab dari Septuaginta ke dalam Perjanjian Lama mereka. Kalangan Yunani menggunakan kata "Anagignoskomena" (Ἀναγιγνωσκόμενα "dapat dibaca, layak untuk dibaca") untuk mendeskripsikan kitab-kitab Septuaginta Yunani yang tidak terdapat dalam Tanakh Ibrani. Para teolog Ortodoks menggunakan istilah "deuterokanonika" dalam arti yang tidak sama dengan penggunaan dalam Katolik Roma. Dalam Katolik Roma, deuterokanonika berarti bahwa suatu kitab adalah bagian dari himpunan Perjanjian Lama (dibaca selama ibadat) namun otoritasnya sekunder. Dengan kata lain, deutero (kedua) diterapkan pada otoritas atau kuasa bersaksi; sedangkan dalam Gereja Ortodoks Timur, deutero diterapkan pada kronologi (dari kenyataan bahwa kitab-kitab ini dikonfirmasi kemudian), bukan otoritas. Kitab-kitab Perjanjian Lama Ortodoks Timur mencakup seluruh kitab deuterokanonika yang tercantum di atas, ditambah Kitab 3 Makabe dan 1 Esdras (juga terdapat dalam Vulgata Clementina), sedangkan Kitab Barukh terpisah dari Surat Nabi Yeremia. Sehingga secara keseluruhan menjadi 49 kitab Perjanjian Lama, sementara kanon Protestan adalah 39 kitab. Seperti halnya kitab-kitab deuterokanonika Katolik Roma, naskah-naskah tersebut diintegrasikan dengan keseluruhan Perjanjian lama, bukannya dicetak dalam bagian terpisah. Naskah lainnya yang dicetak dalam Kitab Suci Ortodoks dianggap memiliki nilai tertentu (seperti tambahan Mazmur 151, dan Doa Manasye) atau disertakan sebagai suatu lampiran (seperti 4 Makabe pada umat Yunani, dan 2 Esdras pada umat Slavia). Ortodoksi Ethiopia Dalam Alkitab Amharik yang dipergunakan dalam Gereja Ortodoks Ethiopia (salah satu Gereja Ortodoks Oriental), kitab-kitab Perjanjian Lama yang tetap dipandang kanonik, meski tidak berlaku di semua Gereja lainnya, sering kali digabungkan dalam suatu bagian terpisah berjudul "Deeyutrokanoneekal" (ዲዩትሮካኖኒካል) —yang adalah kata yang sama dengan "Deuterokanonika". Deuterokanon Ortodoks Ethiopia, selain daftar standar di atas, bersamaan dengan kitab-kitab Esdras dan Doa Minasse, juga memasukkan beberapa kitab yang hanya dianggap kanonik oleh Gereja Ethiopia tersebut, termasuk Henok (1 Henokh), Kufale (Yobel) dan 1, 2, 3, Makabian (yang terkadang secara keliru dianggap sebagai "Kitab Makabe"). Dalam Komuni Anglikan Ada tumpang tindih antara bagian apokrifa dalam Alkitab King James yang asli tahun 1611 dengan deuterokanon Katolik, tetapi keduanya berbeda. Bagian apokrifa Alkitab King James 1611, selain kitab-kitab deuterokanonika, meliputi pula tiga kitab berikut yang tidak dinyatakan kanonik oleh Konsili Trente: 1 Esdras (3 Esdras dalam Vulgata) 2 Esdras (4 Esdras dalam Vulgata) Doa Manasye Ketiga kitab tersebut sendiri merupakan bagian apokrifa dari Vulgata Clementina, di mana ketiganya secara spesifik disebut "di luar rangkaian kanon". Alkitab Douay-Rheims tahun 1609 memasukkan ketiga kitab ini dalam sebuah lampiran, tetapi ketiganya sudah tidak dimasukkan dalam terjemahan Alkitab Katolik sekarang ini ke dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Ketiga kitab ini, bersamaan dengan kitab-kitab deuterokanonika, terdapat dalam bagian apokrif berbagai Alkitab Protestan. Penggunaan kata apokrifa (Bahasa Yunani: tersembunyi) untuk naskah-naskah tersebut, meskipun tanpa maksud menghina, diartikan sebagian pihak bahwa tulisan-tulisan yang dipertanyakan tersebut tidak boleh dimasukkan ke dalam Kanon Alkitab. Klasifikasi ini mengelompokkan kitab-kitab tersebut bersama dengan kitab injil non-kanonik tertentu dan kitab-kitab apokrif Perjanjian Baru yang lain. Style Manual for the Society of Biblical Literature merekomendasikan penggunaan istilah "literatur deuterokanonika", bukannya "Apokrifa", dalam tulisan akademis. 39 Artikel dari Gereja Inggris mencantumkan bahwa kitab-kitab deuterokanonika cocok untuk dibaca sebagai "teladan hidup dan pengajaran tentang perilaku, tetapi tidak digunakan untuk menetapkan doktrin apa pun." Leksionari awal dari Gereja Anglikan (sebagaimana tercantum dalam Buku Doa Umum tahun 1662) mengandung bacaan-bacaan dari deuterokanonika, dan bagian-bagian darinya digunakan secara berkala dalam ibadat (misalnya Kyrie Pantokrator dan Benedicite). Bacaan-bacaan dari kitab deuterokanonika saat ini dimasukkan dalam sebagian besar leksionari modern dalam Komuni Anglikan, berdasarkan pada Revised Common Lectionary (yakni berdasarkan pada leksionari Katolik Roma pasca Konsili Vatikan II), kendati bacaan alternatifnya dari kitab protokanonik disediakan juga. Dalam Kekristenan yang berasal dari Reformasi Protestan Presbiterian Pengakuan Iman Westminster, sebuah dokumen Calvinis yang berperan sebagai suatu ringkasan sistematis untuk Gereja Skotlandia dan Gereja Presbiterian di seluruh dunia, hanya mengakui 66 kitab dari kanon Protestan sebagai Kitab Suci yang otentik. Dalam Bab I Pasal III dari Pengakuan Iman tersebut tertulis: "Kitab-kitab yang umumnya disebut Apokrifa, yang bukan merupakan ilham ilahi, bukanlah bagian dari Kanon Alkitab, dan karenanya, tidak memiliki otoritas dalam Gereja Tuhan, dan juga tidak boleh disetujui, atau dimanfaatkan, selain sebagai tulisan manusia biasa." Posisi Yahudi Yudaisme dan sebagian besar versi Alkitab Protestan tidak memasukkan kitab-kitab deuterokanonika ke dalamnya. Pada umumnya diyakini bahwa Yudaisme secara resmi mengeluarkan kitab-kitab deuterokanonika dan naskah-naskah tambahan berbahasa Yunani yang tercantum di artikel ini dari Kitab Suci mereka pada suatu konsili hipotetis di Yamnia ( 70–90 Masehi), tetapi pernyataan ini juga diperdebatkan. Deuterokanonika Perjanjian Baru Istilah deuterokanonika kadang-kadang digunakan untuk menyebut antilegomena yang kanonik, yakni kitab-kitab Perjanjian Baru yang, seperti kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian lama, tidak diterima secara universal oleh Gereja perdana. Kitab-kitab ini dapat saja disebut "deuterokanonika Perjanjian Baru", saat ini termasuk dalam ke-27 kitab Perjanjian Baru yang diakui oleh hampir semua umat Kristiani. Kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut: Surat kepada Orang Ibrani Surat Petrus yang Kedua Surat Yohanes yang Kedua Surat Yohanes yang Ketiga Surat Yakobus Surat Yudas Wahyu Kepada Yohanes Lihat pula Apokrifa Apokrifa Alkitab Daftar Kitab dalam Alkitab Kanon Alkitab Pseudopigrafa Catatatan Referensi Pranala luar Kanon Perjanjian Lama pada Catholic Encyclopedia Membela Kitab-Kitab Deuterokanonika, oleh Jimmy Akin Deuterokanonika: Apakah Kitab Suci? Penggunaan Deuterokanon dalam Perjanjian Baru Kitab-kitab deuterokanonika - Naskah lengkap dari Situs Web Gereja Santa Takla Haymanot, Gereja Ortodoks Koptik (tersedia pula naskah lengkap dalam Bahasa Arab) "Apokrifa: Diilhami Allah?" dari christiancourier.com
Kitab Ester (disingkat Ester; akronim Est.) merupakan salah satu kitab (dan menjadi kitab terakhir bagi kanon Alkitab Protestan) dalam kelompok kitab-kitab sejarah dalam Perjanjian Lama Alkitab Kristen. Dalam Tanakh (atau Alkitab Ibrani), kitab ini disebut Gulungan Ester (), dan merupakan bagian dari kelompok Ketuvim, atau lebih tepatnya merupakan salah satu dari Lima Gulungan. Kitab ini merupakan asal mula dan inti dari perayaan Purim (yang tertulis secara eksplisit dalam kitab ini) yang dirayakan oleh orang Yahudi, khususnya orang Israel modern hingga saat ini. Kitab ini juga dibacakan pada perayaan tersebut yang jatuh pada tanggal 14 Adar (sekitar bulan Maret) setiap tahunnya, atau tanggal 15 Adar khusus di kota Yerusalem dan kota-kota lain yang bertembok ketika Yosua merebut Kanaan. Kitab ini, selain Kitab Kidung Agung, merupakan satu-satunya kitab dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama yang sama sekali tidak menyebutkan nama Allah sekali pun (setidaknya secara eksplisit). Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh Ester anak Abihail yang bernama lahir Hadasa, yang merupakan sepupu dan anak angkat dari Mordekhai, serta yang menjadi ratu/permaisuri kedua dari Raja Ahasyweros dari Persia. Nama "Ester" sendiri pada pangkalnya berasal dari (Ester), yang diperkirakan merupakan serapan dari kata Persia Kuno, yakni 𐎠𐎿𐎫𐎼 (a-s-t-r, har. "bintang, kesuburan, keberuntungan") yang menurunkan kata Persia ستاره (setâre, har. "bintang, takdir"). Kata ini kemungkinan berhubungan dengan nama 𒀭𒈹 (Ishtar) atau עִשְׁתָּר (Isytar) yang merupakan dewi keberuntungan dan personifikasi dari planet Venus (bintang fajar) dari mitologi Babilonia. Isi Kitab Ester ditulis dalam bentuk narasi bergenre melodrama dan berlatar di ibukota Persia, Susan pada tahun ketiga pemerintahan raja Persia Ahasyweros, yang diidentikkan dengan Ahasyweros I dari Persia, yang memerintah pada tahun 486 SM hingga 465 SM, karena kondisi pemerintahannya yang paling sesuai dengan latar dan peristiwa dalam Kitab Ester. Jika mengasumsikan bahwa Raja Ahasyweros memanglah Ahasyweros I, maka peristiwa-peristiwa yang dijelaskan dalam Ester diperkirakan dimulai sekitar tahun 483–82 SM, dan berakhir pada bulan Maret 473 SM. Karena teks ini secara struktural merupakan teks narasi, maka pembagian dalam kitab ini adalah sebagai berikut. Orientasi atau pendahuluan (Ester 1–2) Komplikasi atau pembangunan konflik (Ester 3–6) Resolusi atau penyelesaian masalah (Ester 7:1 – 9:19) Reorientasi atau penutup (Ester 9:20 – 10:3) Ringkasan Kitab diawali dengan Raja Ahasyweros yang mengadakan pesta perjamuan selama berhari-hari. Raja memanggil ratunya, Wasti, dengan titah raja untuk menghadap raja dan memperlihatkan kecantikannya pada tamu-tamu raja, tetapi ia tidak mengindahkannya. Raja yang marah melepas kedudukan Wasti sebagai ratu sebagai contoh bagi para istri yang mungkin membangkang kepada suaminya. Raja kemudian mencari perempuan yang cantik dari seluruh negeri untuk dijadikan ratunya menggantikan Wasti, lalu mendapati Hadasa anak Abihail atau Ester, seorang perempuan Yahudi yang menyembunyikan identitasnya, dan mengangkatnya sebagai ratu karena Ester menarik perhatian raja. Tidak lama kemudian, Mordekhai, sepupu dan ayah angkat dari Ester, menemukan dua sida-sida, yakni Bigtan dan Teresh, bersekongkol untuk membunuh raja dan segera melaporkannya pada raja, sehingga raja menghukum mati mereka dengan penyulaan pada tiang. Masalah muncul ketika raja yang mengangkat Haman menjadi pembesar tertinggi (wizurai) di bawah raja memerintahkan semua orang agar berlutut dan sujud di hadapan Haman setiap kali ia lewat. Mordekhai, yang karena keyahudiannya, menolak bersujud kepada Haman (karena orang Yahudi hanya bersedia sujud kepada TUHAN). Haman yang sangat murka menyaksikan pembangkangan ini kemudian menyusun muslihat untuk memusnahkan Haman beserta semua orang Yahudi di negeri itu. Dia membuang pur (undi) untuk menentukan hari pelaksanaan rencananya, yaitu pada tanggal 13 Adar, dan kemudian memdapat kuasa dari raja untuk mengeluarkan titah raja yang memerintahkan setiap kepala daerah untuk membinasakan orang Yahudi. Mordekhai yang mendengar titah ini berkabung bersama seluruh orang Yahudi di negeri Persia, lalu ia mengadukan hal itu pada Ester. Ester menyuruh Mordekhai beserta orang-orang Yahudi untuk berpuasa baginya, dan ia beserta dayang-dayangnya pun akan ikut berpuasa, agar ia dapat dipanggil untuk menghadap raja, karena adanya aturan bahwa setiap orang yang menghadap raja tanpa dipanggil terlebih dahulu akan mendapat hukuman mati. Pada hari ketiga ketika Ester pergi ke pelataran dalam istana raja, raja yang melihatnya kemudian memanggilnya dengan tongkat emas kerajaan. Ester meminta agar raja dan Haman datang ke perjamuan yang diadakannya. Di dalam pesta itu, ia meminta lagi agar mereka datang pula ke pesta hari kedua keesokan hari. Haman yang kembali tersinggung karena Mordekhai tidak sujud kepadanya menyuruh orang membuat tiang penyulaan untuk Mordekhai. Raja yang mengingat bahwa ia belum memberi Mordekhai hadiah atas laporannya ataas persekongkolan dua sida-sida. Haman yang ditanyai tentang "hadiah yang harus diberikan raja kepada orang yang ingin diberikan kehormatan oleh raja" mengira bahwa "orang itu" adalah dirinya dan menyarankan untuk memakaikan pakaian dan mahkota kerajaan kepadanya dan mengaraknya dengan kuda, tetapi kemudian terkejut dan sedih ketika tahu bahwa "orang itu" adalah Mordekhai. Dalam perjamuan hari kedua itu, Ester mengatakan bahwa ia dan bangsanya, orang-orang Yahudi, ingin dicelakan oleh Haman. Raja yang marah keluar ke taman, tetapi Haman meminta ampun pada Ester. Raja, yang kembali masuk dan semakin marah karena mengira Haman ingin menggagahi Ester, menyuruh orang untuk menghukum mati Haman dengan menyulanya dengan tiang yang dibuatnya sendiri. Setelah itu, karena raja tidak bisa menganulir titah raja yang telah sah, ia mengeluarkan titah yang mengizinkan orang Yahudi untuk bersatu dan membinasakan orang-orang yang berusaha membunuh mereka. Orang Yahudi melaksanakan titah tersebut dan membunuh banyak orang yang memusuhi mereka. Di daerah luar Susan mereka membinasakan 75 ribu musuh mereka pada tanggal 13 Adar dan beristirahat pada tanggal 14 Adar, sedangkan di kota Susan mereka membinasakan sebanyak 500 orang pada tanggal 13 Adar dan 300 orang pada tanggal 14 Adar (karena Ester meminta perpanjangan khusus bagi orang-orang Yahudi di Susan), lalu beristirahat pada tanggal 15 Adar. Mordekhai dan Ester mengirim surat ke seluruh orang Yahudi di seluruh Persia yang mewajibkan peringatan atas keselamatan mereka yang ajaib itu setiap tahun pada tanggal 14 atau 15 Adar bagi orang Yahudi dalam hari raya yang disebut Purim (), karena Haman membuang "undi" (פּוּר, pur) untuk menghancurkan dan membinasakan mereka.. Kemudian, raja mengangkat Mordekhai menjadi pejabat tertinggi menggantikan Haman. Sumber "Megillat Ester" atau Kitab Ester menjadi kitab terakhir dari 24 kitab Tanakh yang dikanonisasi oleh Para Bijak dari "Majelis Agung" (כְּנֶסֶת הַגְּדוֹלָה). Menurut Talmud, kitab ini adalah hasil penyuntingan oleh Majelis Agung dari teks asli yang ditulis oleh Mordekhai. Namun, Shemaryahu Talmon berpendapat bahwa "latar tradisional dalam kitab ini pada zaman Ahasyweros I tidak mungkin jauh melenceng." "Kitab Ester Yunani", yang termasuk dalam Septuaginta, menceritakan kembali peristiwa-peristiwa dalam Kitab Ester Ibrani alih-alih menerjemahkannya, serta memuat catatan-catatan tambahan yang tidak muncul dalam versi Ibrani tradisional, khususnya keterangan mengenai Raja Ahasyweros dan rincian atas beberapa surat yang disebutkan dalam versi Ibrani. Kitab ini diperkirakan selesai disusun pada akhir abad ke-2 SM hingga awal abad ke-1 SM. Kitab Ester versi Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria dan Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia merupakan terjemahan dari versi Yunani, bukan dari versi Ibrani. Versi Latin yang disusun oleh Hieronimus untuk Alkitab Vulgata tetap menerjemahkan langsung versi Ibrani dari kitab ini, tetapi menyisipkan beberapa bagian versi Yunani yang tidak ada dalam versi Ibrani sebagai tambahan. Kepengarangan Tidak diketahui siapa yang menulis Kitab Ester ini, tetapi diperkirakan seorang Yahudi yang tinggal di kerajaan Persia, karena si penulis dengan jelas mengetahui adat dan kebiasaan Persia dan sama sekali tidak disebutkan mengenai Israel, tanah Yudea, atau kota Yerusalem. Paling cepat kitab ini ditulis sekitar tahun 460 SM, tidak lama sesudah peristiwa-peristiwa ini terjadi. Namun berdasarkan tradisi, kitab ini berasal dari catatan yang ditulis sendiri oleh Mordekhai dan telah mengalami proses penyuntingan oleh "Majelis Agung" (כְּנֶסֶת הַגְּדוֹלָה, translit. Knesset HaGedolah). Perikop Judul perikop dalam Kitab Ester menurut Alkitab Terjemahan Baru (TB) oleh LAI adalah sebagai berikut. Pendahuluan Ratu Wasti dibuang (1:1–22) Ester diangkat menjadi ratu (2:1–18) Mordekhai mengetahui suatu sekongkolan (2:19–23) Pembangunan konflik Muslihat Haman untuk memunahkan orang Yahudi (3:1–15) Usaha Mordekhai untuk menolong orang Yahudi (4:1–17) Ester menghadap raja (5:1–8) Haman menyuruh mendirikan tiang penyulaan untuk Mordekhai (5:9–14) Mordekhai dihormati (6:1–14) Penyelesaian masalah Haman diadukan oleh Ester dan dihukum mati (7:1–10) Perintah raja yang menguntungkan orang Yahudi (8:1–17) Tindakan orang Yahudi terhadap musuhnya (9:1–19) Penutup Penetapan hari raya Purim (9:20–32) Kebesaran Mordekhai (10:1–3) Kitab Suci Katolik Khusus dalam Kitab Suci Katolik, judul perikop dalam Kitab Ester Yunani, yaitu "Kitab Ester" beserta "Tambahan-tambahan pada Kitab Ester", menurut Alkitab TB Deuterokanonika oleh LAI & LBI adalah sebagai berikut. Pendahuluan Mimpi Mordekhai (A:1–11) Bigtan dan Teresy berusaha membunuh raja (A:12–17) Ratu Wasti dibuang (1:1–22) Ester diangkat menjadi ratu (2:1–18) Mordekhai mengetahui suatu sekongkolan (2:19–23) Pembangunan konflik Muslihat Haman untuk memunahkan orang Yahudi (3:1–13) Surat penetapan Haman (B:1–7) [Lanjutan] Muslihat Haman untuk memunahkan orang Yahudi (3:14–15) Usaha Mordekhai untuk menolong orang Yahudi (4:1–8) Ajakan Mordekhai (B:8b–9a) [Lanjutan] Usaha Mordekhai untuk menolong orang Yahudi (4:9–10) Doa Mordekhai (C:1–9) Doa Ester (C:10–24) Ester menghadap raja (D:1–9; 5:3–8) Haman menyuruh mendirikan tiang penyulaan untuk Mordekhai (5:9–14) Mordekhai dihormati (6:1–14) Penyelesaian masalah Haman diadukan oleh Ester dan dihukum mati (7:1–10) Perintah raja yang menguntungkan orang Yahudi (8:1–12) Surat penetapan raja Ahasyweros mengenai orang-orang Yahudi (E:1–21) [Lanjutan] Perintah raja yang menguntungkan orang Yahudi (8:13–17) Tindakan orang Yahudi terhadap musuhnya (9:1–19) Penutup Penetapan hari raya Purim (9:20–32) Kebesaran Mordekhai (10:1–3) Takbir mimpi Mordekhai (F:1–10) Kolofon Catatan mengenai terjemahan Yunani (F:11) Tambahan-tambahan pada Kitab Ester Teks Yunani untuk Kitab Ester (terutama dalam versi Septuaginta) memuat ayat-ayat yang jauh lebih panjang daripada teks dalam Alkitab Ibrani karena ada delapan kisah/bagian tambahan dan satu kolofon yang tidak dimiliki oleh naskah-naskah sumber Ibrani. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut. Prolog pada bagian pendahuluan yang menarasikan mimpi yang dilihat oleh Mordekhai (Ester A:1–11). Perulangan narasi persekongkolan Bigtan dan Teresh dengan perubahan (Ester A:12–17). Isi surat yang dibuat oleh Haman atas nama titah raja yang memerintahkan pemusnahan orang-orang Yahudi (Ester B). Sedikit perpanjangan ayat dari Ester 4:8 (yang bernomor ayat Ester 4:8b–9a). Doa Mordekhai dan Ester yang meminta pertolongan dan campur tangan Allah untuk orang Yahudi (Ester C). Perikop panjang yang menggantikan Ester 5:1–2, yang menceritakan secara detail momen ketika Ester pergi menghadap raja (Ester D). Isi surat titah raja yang mengizinkan orang Yahudi bersatu melawan musuh-musuh yang ingin membunuh mereka (Ester E). Bagian ketika Mordekhai menafsirkan mimpinya (pada bagian pendahuluan) dengan mencocokkannya dengan peritiwa-peristiwa setelah mimpi (Ester F:1–10). Kolofon yang berbunyi: Pada kolofon di atas, tidak jelas pada bagian mana dari Kitab Ester Yunani yang dirujuk oleh kolofon itu (apakah salah satu bab, beberapa bab, atau seluruh kitab). Selain itu, tidak jelas pula siapa sebenarnya tokoh-tokoh yang disebutkan di dalamnya. Nama Allah Selain Kitab Kidung Agung dan jika tidak termasuk Tambahan-tambahan dalam Kitab Ester", Kitab Ester merupakan satu-satunya kitab yang tidak menyebutkan nama Allah sama sekali. Christine Hayes membandingkan Kitab Ester dengan karya-karya apokaliptik, khususnya Kitab Daniel. Menurutnya, baik Kitab Ester atau pun Kitab Daniel, keduanya menggambarkan ancaman eksistensial bagi orang-orang Yahudi, tetapi sementara dalam Kitab Daniel orang-orang Yahudi diminta untuk menunggu dengan setia agar Allah menyelamatkan mereka, dalam Kitab Ester krisis tersebut diselesaikan sepenuhnya melalui tindakan dan solidaritas orang-orang Yahudi sendiri. Allah nyatanya tidak disebutkan sama sekali dalam kitab ini (setidaknya tanpa tambahan), sementara Ester digambarkan telah berbaur dengan budaya Persia dan identitas Yahudi dalam kitab ini lebih menonjol pada hal etnisitas daripada keagamaan. Nama akrostik Pendapat Hayes bertolak belakang dengan pendapat Yahudi tradisional, seperti komentar dari Vilna Gaon, yang menyatakan "Tetapi dalam setiap ayat [kitab ini] membahas mukjizat besar. Namun, mukjizat ini dalam bentuk yang tersembunyi, yang terjadi melalui proses yang tampaknya alamiah, tidak seperti [peristiwa] keluar dari Mesir, yang secara terbuka mengungkapkan kekuatan Allah." Pendapat ini didukung oleh pendekatan Talmud, yang menyatakan bahwa "[Kitab] Ester dirujuk oleh Taurat dalam ayat 'Tetapi Aku akan menyembunyikan (dalam bahasa Ibrani, yaitu "haster astir", yang terkait dengan "Ester") wajah-Ku sama sekali pada waktu itu, ...'." Beberapa pakar berpendapat bahwa meskipun nama Allah tidak disebutkan dengan gamblang dalam kitab ini, tetapi nama Allah ada secara tersirat. Menurut mereka, nama ("YHWH") ditemukan tersirat dalam 4 ayat dalam Kitan Ester berdasarkan masorah dari Naskah Masorah. Penulisan nama Allah tersebut menggunakan gaya "akrostik", yaitu empat abjad dari "YHWH" tersebar dalam 4 kata yang berurutan. Selain itu, satu ayat dalam kitab tersebut juga menyiratkan nama Allah yang lain, yaitu ("EHYH") yang berarti "AKU", dengan cara yang serupa. Dalam (sedikitnya) 3 naskah Ibrani kuno, didapati bahwa huruf-huruf yang membentuk nama "YHWH" ini ditulis dengan gaya mayuskul (huruf yang bersangkutan lebih besar dari huruf-huruf lain), sehingga tampak menonjol. Ayat-ayat yang secara tersirat mengandung nama "YHWH" adalah: , , , dan . Sementara ayat yang secara tersirat mengandung nama "EHYH" adalah . Fenomena berikut dapat diamati pada 4 ayat yang mengandung nama "YHWH" tersebut. Pada setiap ayat, kata-kata yang membentuk nama Allah dengan gaya akrostik tersebut tersusun secara berurutan. Kata-kata ini masing-masing membentuk kalimat efektif, kecuali kata pertama yang membentuk kalimat rumpang. Tidak ada pembentukan nama Allah dengan gaya akrostik lain di dalam seluruh Kitab Suci, kecuali nama "EHYH". Namun, terdapat pembentukan gelar ilahi dengan gaya akrostik yang ditemukan dalam Mazmur 96:11. Tidak ada susunan nama akrostik yang serupa, karena setiap pembentukan nama memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan ketiga ayat lainnya. Masing-masing ayat yang mengandung akrostik diucapkan oleh orang yang berbeda. Ayat pertama (Ester 1:20) diucapkan oleh Memukan. Ayat kedua (Ester 5:4) diucapkan oleh Ester. Ayat ketiga (Ester 5:13) diucapkan oleh Haman. Sementara ayat keempat (Ester 7:7) dinarasikan oleh pengarang kitab. Kedua akrostik pertama disusun dari abjad-abjad awal setiap kata. Sebaliknya, kedua akrostik terakhir disusun dari abjad-abjad akhir. Nama "YHWH" untuk akrostik pertama dan ketiga dieja terbalik, yaitu dari kiri ke kanan. Sebaliknya, akrostik kedua dan keempat dieja normal. Ayat pertama dan ketiga yang mengandung akrostik diucapkan oleh orang bukan Yahudi. Sebaliknya, ayat kedua dan keempat diucapkan oleh orang Yahudi. Kedua akrostik pertama berhubungan dengan ratu dan perjamuan, sedangkan kedua akrostik terakhir berhubungan dengan Haman. Akrostik pertama membicarakan tentang ratu (yakni Wasti), sementara akrostik keempat tentang Haman. Sebaliknya, akrostik kedua diucapkan oleh ratu (yakni Ester), sedangkan akrostik ketiga oleh Haman. Berdasarkan daftar di atas, berikut merupakan tabel perbandingan keempat akrostik. Kesejarahan Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab ini menurut perkiraan para sejarawan terjadi antara tahun 482 SM - 473 SM. Berdasarkan kitab ini, peristiwa dalam kisah ini terjadi di kota Susan, salah satu kota penting di Kerajaan Persia (lebih tepatnya Kekaisaran Akhemeniyah) pada waktu Raja Ahasyweros (kemungkinan Ahasyweros I) memerintah pada tahun 485-465 SM. Tokoh-tokohnya merupakan orang-orang Yahudi adalah keturunan dari orang-orang Kerajaan Yehuda yang dibuang ke kota Babilon di Kekaisaran Babilonia Baru beberapa puluh tahun sebelumnya, sebelum Babilon diduduki dan menjadi bagian dari Kerajaan Persia. Kisah ini diperkirakan berlatar setelah orang Yahudi mendapat kesempatan untuk pulang dari pembuangan Babel ke Yerusalem sekitar tahun 536 SM, tetapi beberapa dari mereka memilih untuk tetap tinggal di Babilon dan di beberapa daerah lain di kerajaan itu, terutama di kota Susan. Orang Yahudi yang tidak bercampur baur dengan suku lain di kerajaan itu dan mempertahankan adat, budaya, dan agama mereka membuat banyak orang-orang dari lain membenci mereka. Bila melihat latar waktunya, orang-orang Israel yang pulang dan tinggal di Yerusalem di bawah kepemimpinan bupati Zerubabel dan Imam Besar Yesua serta proses pembangunan Bait Suci dibangun kembali di Yerusalem terjadi sekitar tahun 536-516 SM yaitu selama 20 tahun. Sedangkan Ester menjadi ratu diperkirakan pada tahun 478 SM dan kemudian menyelamatkan orang Yahudi dari pemusnahan sekitar tahun 473 SM. Jadi Ester muncul sekitar 40 tahun setelah Bait Suci selesai dibangun kembali dan sekitar 30 tahun sebelum tembok Yerusalem dibangun di bawah kepemimpinan bupati Nehemia dan imam Ezra. Seputar Kerajaan Persia Pada waktu peristiwa dalam kisah ini terjadi, "Kerajaan Persia" (atau lebih tepatnya Kekaisaran Akhemeniyah) merupakan negara yang cukup besar dan kuat. Kerajaan itu meliputi semua tanah dari India di bagian timur sampai daerah Etiopia/Sudan di bagian barat Kerajaan itu dibagi 127 provinsi atau wilayah. Memang perlu banyak pejabat dan petugas pemerintah untuk mengurus daerah yang begitu luas. Dalam Kitab Ester pejabat itu diberi beberapa jabatan: misalnya pembesar, pegawai, bangsawan, biduanda, sida-sida. Waktu raja ingin mengeluarkan perintah atau titah untuk seluruh kerajaan titah itu ditulis di kertas yang panjang. Kertas itu digulung dan ujungnya ditutup dengan lilin yang meleleh. Kemudian raja memasang segelnya, yaitu dia menekan lilin yang masih lembek itu dengan cincin yang khusus yang dia selalu pakai. Pola cincin itu tertinggal di lilin dan menjadi tanda bahwa raja yang mensahkan surat itu. Segel raja itu adalah seperti tanda tangan yang dipakai di dokumen dan surat sekarang. Kalau raja memberi cincin itu kepada orang lain, berarti orang itu juga bisa mengeluarkan titah apa saja dengan kuasa raja. Sesudah perintah atau titah ditulis, langsung diterjemahkan ke dalam semua bahasa yang dipakai oleh semua suku-suku yang ada di kerajaan itu. Beberapa bahasa itu memakai abjad sendiri, jadi titah itu ditulis menurut abjad tiap bahasa. Lalu pesuruh naik kuda dan membawa terjemahan titah itu ke setiap wilayah kerajaan. Kalau raja sudah mengeluarkan titah, titah itu sama sekali tidak bisa ditarik kembali (, ). Berpesta adalah sebagian kehidupan sosial yang penting untuk raja-raja Persia. Raja sering membuat perjamuan atau pesta makan besar untuk pejabatnya dan kadang-kadang juga untuk masyarakat umum. Kalau banyak orang diundang, pesta itu diadakan di luar di taman halaman yang dihiasi khusus untuk pesta itu. Dalam Kitab Ester ada 10 pesta yang disebut. Peristiwa utama dalam kitab ini, yaitu Ratu Wasti menolak perintah raja () dan permohonan Ester kepada raja untuk menyelamatkan orang Yahudi (), keduanya terjadi pada waktu pesta. Seputar istana raja Kerajaan Persia sangat luas, jadi raja mempunyai istana di semua tiga kota terbesar. Pada waktu kisah ini, raja tinggal di kota Susan. Istana raja yang di Susan itu sangat luas. Kompleks istana dibangun di atas tanah yang tinggi/berbukit yang sedikit jauh dari kota Susan dan dikelilingi benteng. Kompleks istana, atau “benteng istana” itu (lihat ) sekitar 120 hektar luasnya. Ribuan pelayan, pejabat, tentara, dan orang lain tinggal di dalam kompleks istana itu. Banyak pelayanan raja ada sida-sida (kasim), yaitu, orang laki-laki yang sudah dikebiri. Orang sida-sida dihargai karena dikenal sebagai orang yang sangat setia. Sida-sida khusus dipercayai menjaga istri-istri (gundik) raja. Tidak ada laki-laki lain yang diizinkan masuk ke rumah para wanita itu. Raja mempunyai kuasa total. Apa yang dia ucapkan, itu menjadi titah, atau perintah yang harus ditaati. Tidak ada seorang pun yang dapat menghadap raja kecuali raja sendiri memanggil. Kalau ada orang yang masuk tanpa izin, orang itu dihukum mati. Namun ada satu kekecualian: kalau ada orang yang menghadap raja dan raja mengulurkan tongkat emas, lambang kekuasaan, baru orang itu dapat maju dan menghadap raja. Kaitan dengan kitab lain Pada Alkitab Protestan kitab Ester ditempatkan dalam urutan setelah Kitab Ezra dan Kitab Nehemia. Kitab Nehemia dan Ester mencakup masa sekitar 100 tahun, yaitu antara tahun 536 SM - 432 SM. Ada dua periode utama yang tercatat di dalamnya: 536-516 SM (20 tahun), yaitu di bawah gubernur Zerubabel dan Imam Besar Yesua, Bait Suci dibangun kembali di Yerusalem setelah sejumlah umat Israel kembali dari pembuangan di Babel (Ezra 3-6). Dalam periode ini bekerja nabi-nabi Hagai dan Zakharia, yang masing-masing tercatat dalam Kitab Hagai dan Kitab Zakharia. 457-432 SM (25 tahun), yaitu di bawah gubernur Nehemia dan imam Ezra, tembok kota Yerusalem dibangun kembali, dan Yerusalem dipulihkan sebagai kota berbenteng. Dalam periode ini nabi Maleakhi menyampaikan nubuat yang tercatat dalam Kitab Maleakhi. Kitab Ezra mencatat peristiwa dalam kedua periode ini. Kitab Nehemia mencatat hanya periode kedua. Kitab Ester mencatat peristiwa yang terjadi di antara kedua periode tersebut. Lihat pula Ahasyweros I dari Persia Alkitab Perjanjian Lama Susan (kota) Catatan Referensi Pranala luar Terjemahan Yahudi Esther (Judaica Press) translation [with Rashi's commentary] at Chabad.org Purim insights to Megillat Esther Mechon Mamre Full text, Aleppo Codex: text of Esther in Hebrew Christian translations Online Bible at GospelHall.org The Book of Esther Full text, KJV, (also available at Arabic) Esther in the NAB Esther NRSV translation with photos of Susa Esther: 2012 Critical Translation with Audio Drama at biblicalaudio Introduction to the Book of Esther Relikui fisik A Megillah (scroll of the Book of Esther) , found in Vilna after World War II Ester Ester Ester
Kitab Daniel (disingkat Daniel; akronim Dan.; ) merupakan salah satu kitab pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam Perjanjian Lama, Kitab Daniel merupakan bagian dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya menjadi kitab terakhir dalam kelompok nabi-nabi besar. Sementara dalam Alkitab Ibrani, kitab ini termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Kitab ini menurut tradisi dianggap berasal dari Daniel sendiri, sementara konsensus keilmuan modern menganggap kitab ini pseudonim, kisah-kisah di bagian pertama legendaris asalnya, dan penglihatan-penglihatan di bagian kedua dihasilkan oleh para penulis anonim pada zaman kaum Makabe (abad ke-2 SM). Namun berdasarkan penganggalan fragmen-fragmen paling awal Kitab Daniel di antara Naskah Laut Mati, para akademisi modern lainnya menyimpulkan bahwa Kitab Daniel dianggap sebagai suatu teks Ibrani kanonik sebelum zaman kaum Makabe. Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama dari kitab ini, yaitu Daniel atau Beltsazar, seorang nabi yang ikut dalam pembuangan ke Babel dan menjalani beberapa ujian, hingga akhirnya mendapat jabatan yang tinggi di Babel dan mampu melihat beberapa penglihatan. Nama "Daniel" sendiri pada pangkalnya berasal dari bahasa Ibrani: דָּנִיֵּאל (Daniyel), yang diperkirakan merupakan gabungan dari kata דָּן (dan, har. "menghakimi, mengadili"), bentuk terikat ־ִי (-i, har. "-ku"), dan kata אֵל (el, har. "Allah/Tuhan"). Oleh karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti "Allah adalah hakimku" atau "Allah yang mengadiliku". Isi Kitab Daniel adalah salah satu Kitab dalam Alkitab yang memuat suatu "laporan aktivitas-aktivitas dan penglihatan-penglihatan Daniel, seorang Yahudi terhormat dalam pembuangan di Babel." Kitab ini terbagi menjadi dua bagian, serangkaian kisah istana dalam Daniel 1–6 yang dilanjutkan dengan empat penglihatan apokaliptik dalam Daniel 7–12. Pada versi-versi Alkitab yang mencantumkan Deuterokanonika, kitab ini mengandung tiga cerita tambahan, yaitu Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda, Kisah Susana dan Daniel, serta Dewa Bel dan Naga Babel. Pesan yang terkandung adalah bahwa sama seperti Allah Israel menyelamatkan Daniel dan teman-temannya dari para musuh mereka, demikian pula Ia akan menyelamatkan seluruh Israel dari penindasan yang mereka alami saat ini. Kisah istana Bagian yang pertama, keenam pasal pertamanya, terdiri atas serangkaian kisah istana yang tidak terangkai erat, menjalin narasi-narasi yang besifat mengajar, atau kisah-kisah mukjizat. Daniel menolak makan daging di istana Nebukadnezar bermimpi tentang "patung yang dibuat dari empat jenis logam" dengan kakinya yang dibuat dari campuran besi dan tanah liat, yang ditafsirkan Daniel sebagai empat kerajaan berturut-turut (bandingkan Kerajaan Kelima) Kisah tentang "dapur api", tempat Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego) dibuang, karena menolak untuk menyembah kepada patung emas; Allah menyelamatkan mereka dari api tersebut Nebukadnezar menceritakan mimpinya tentang sebuah pohon yang tinggi, lalu menjadi gila dan kemudian waras kembali Pesta Belsyazar; di sini Daniel menafsirkan tulisan mene mene tekel upharsin Daniel di gua singa Narasi ini ditempatkan pada masa Pembuangan di Babel, mula-mula di istana Nebukadnezar dan penggantinya di kemudian hari, Belsyazar, dan kemudian pada zaman pemerintahan 'Raja Darius' yang tidak jelas identitasnya (lih. 'Keakuratan sejarah' dan 'Waktu penulisan' di bawah). Daniel dipuji dalam Easton's Bible Dictionary, 1897, sebagai "sejarawan di Pembuangan, satu-satunya penulis yang dapat memberikan laporan tentang rangkaian kejadian pada masa yang gelap dan berat pada saat harpa Israel tergantung di pohon-pohon yang bertumbuh di tepi Sungai Efrat." Kisahnya boleh dikatakan pada umumnya menyelingi di antara Kitab Raja-raja dan Kitab Tawarikh di satu pihak dengan Kitab Ezra di pihak lain, atau (lebih tepatnya) mengisi catatan singkat yang diberikan oleh penulis Tawarikh dalam satu ayat saja dalam pasalnya yang terakhir: "Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa." Daniel muncul sebagai penafsir mimpi dan penglihatan dalam narasi-narasi ini, namun bukan sebagai seorang nabi. Penglihatan apokaliptik Bagian yang kedua, enam pasal sisanya, berisi tentang penglihatan-penglihatan, sebuah contoh awal dari sastra apokaliptik. Di sini si penulis, yang kini berbicara sebagai orang pertama, mengungkapkan sebuah penglihatan yang hanya diberikan kepadanya saja. Latar belakang historis dari pasal pertamanya tidak muncul, kecuali dalam bentuknya yang sangat singkat, yang terdiri dari tanggal-tanggal regnal dates. Bagian ini pun terdiri dari dari dua bahasa, sebagian (hingga 7:28) ditulis dalam bahasa Aram, sisanya (pasal 8-12) dalam bahasa Ibrani. Bagian apokaliptik dari Daniel terdiri dari tiga penglihatan dan sebuah komunikasi kenabian yang panjang, yang terutama berkaitan dengan masa depan Israel: Penglihatan pada tahun pertama Belsyazar Raja Babel (7:1) mengenai empat binatang buas yang besar (7:3) mewakili empat raja (7:17) dan empat kerajaan (7:23) yang akan datang, dan yang keempat akan menelan seluruh bumi, menginjak-injak, dan menghancurkannya (7:23); kerajaan keempat ini menghasilkan sepuluh orang raja, dan kemudian, orang kesebelas yang khusus, muncul dari kerajaan keempat yang menaklukkan tiga dari sepuluh raja (7:24), berbicara melawan Yang Maha Tinggi dan orang-orang kudus dari Yang Maha Tinggi, dan bermaksud mengubah masa dan hukum (7:25); setelah suatu masa dan satu setengah masa (tiga setengah tahun), orang ini dihakimi dan wilayahnya pun diambil daripadanya (7:26). Lalu kerajaan itu dan wilayahnya dan kebesaran kerajaan-kerajaan di bawah seluruh langit itu diserahkan kepada orang-orang kudus dari Yang Maha Tinggi (7:27) Penglihatan dalam tahun ketiga Belsyazar mengenai seekor domba jantan dan seekor kambing jantan (8:1-27); Daniel menafsirkan kambing itu sebagai "kerajaan Yawan" artinya, kerajaan Yunani (8:21) Penglihatan pada tahun pertama dari Darius anak Ahasyweros (9:1) mengenai tujuh puluh minggu, atau tujuh puluh kali "tujuh", yang dibagi ke dalam sejarah bangsa Israel dan Yerusalem (9:24) Sebuah penglihatan yang panjang dalam tahun ketiga dari Koresh, raja dari Persia (10:1 - 12:13) Penglihatan-penglihatan kenabian dan eskatologis Daniel, dengan penglihatan-penglihatan Yehezkiel dan Yesaya, adalah ilham kitab suci bagi banyak ideologi dan simbolisme apokaliptik dari Naskah Laut Mati komunitas Qumran dan sastra awal kekristenan. "Hubungan Daniel yang jelas dengan pemberontakan Makabe di Palestina tidak disangsikan merupakan salah satu alasan mengapa para prabi, setelah pemberontakan melawan Roma, menurunkannya dari posisinya di antara 'Nabi-nabi'" (Eisenman 1997, hlm. 19f). Dalam Daniel terdapat rujukan-rujukan pertama kepada "kerajaan Allah", dan rujukan yang paling jelas terhadap kebangkitan orang mati di dalam Tanakh. Naskah sumber Naskah sumber kitab yang ditemukan (yang bukan termasuk Deuterokanonika) ditulis tidak bersamaan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Cerita yang pertama ditulis dalam bahasa Ibrani, lalu bahasa Aram digunakan mulai dari Daniel 2:4, dimulai dengan pembicaraan tentang "para Kasdim" hingga Daniel 7. Kemudian bahasa Ibrani digunakan lagi mulai dari Daniel 8 hingga Daniel 12. Sumber bahasa Ibrani dan Aram, yaitu: Naskah Masorah (abad ke-10 M) Naskah Laut Mati (abad ke-2 SM), terutama: 1Q71 Daniela (1QDana) 1Q72 Danielb (1QDanb) 4Q112 Daniela (4QDana) 4Q113 Danielb (4QDanb) 4Q114 Danielc (4QDanc) 4Q115 Danield (4QDand) 4Q116 Daniele (4QDane) 6Q7 papDaniel (6QpapDan) sedangkan sumber bahasa Yunani (terutama sumber Deuterokanonika), yaitu: Septuaginta (abad ke-3 SM) Versi Theodotion (~180 M) Kepengarangan Menurut tradisi, Kitab Daniel diyakini ditulis oleh orang yang bernama sama (yaitu Daniel) pada masa dan tak lama sesudah pembuangan di Babel pada abad ke-6 SM. Sementara kebanyakan sarjana Kristen konservatif dan Yahudi Ortodoks masih menegaskan tanggal ini sebagai waktu yang realistik, di kalangan sarjana liberal terdapat konsensus bahwa arkeologi dan analisis tekstual menunjukkan waktu penulisan yang jauh di kemudian hari. Pembagian ini terutama disebabkan oleh teologi: Para sarjana Alkitab yang konservatif menerima klaim Alkitab bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan dan kemudian menggambarkan apa yang mereka lihat di dalam bahasa lisan atau tulisan. Para sarjana Alkitab yang liberal, yang berasal dari aliran Kritik Tinggi Jerman, menolak pendapat bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan, bahwa pada kenyataannya Daniel tidak mempunyai penglihatan seperti itu. Hal ini membangkitkan lebih banyak persoalan daripada memecahkannya. Banyak dari metafora yang digunakan dalam penglihatan-penglihatan Daniel cukup hidup, menunjuk kepada individu-individu dan kerajaan-kerajaan tertentu. Spesifisitas dari penglihatan-penglihatan ini merupakan garis pemisah di antara kedua kubu. Jadi, para ahli liberal harus mengatasi masalah spesifisitas Daniel, menetapkan waktu penulisan Kitab Daniel jauh belakangan (lihat di bawah) dan menghubungkan kitab ini kepada seorang penulis yang tidak dikenal yang menampilkan Daniel sebagai si pengarang kitab ini yang memakai namanya. Penetapan waktu penulisan Kitab Daniel yang belakangan ini terbagi pada dua kubu: yang pertama mengatakan bahwa kitab ini secara keseluruhan ditulis oleh satu orang pengarang pada masa dicemarkannya Bait Suci Yerusalem (168-165 SM) di bawah penguasa Seleukus Antiokhus IV Epifanes (memerintah 175-164 SM), yang lainnya menganggapnya sebagai kumpulan cerita yang berasal dari waktu yang berbeda-beda di sepanjang periode Helenis (dengan sebagian bahannya kemungkinan berasal dari periode Persia yang terakhir), dengan penglihatan-penglihatan dalam pasal 7-12 ditambahkan di kemudian hari pada masa pencemaran Bait Suci oleh Antiokhus. John Collins berpendapat bahwa menurut analisis tekstual bagian "kisah-kisah istana" dari Daniel ini tidak mungkin ditulis pada abad ke-2 SM. Dalam entrinya untuk Kitab Daniel pada 1992 dalam Anchor Bible Dictionary, ia menyatakan "jelas bahwa cerita-cerita istana dalam pasal 1-6 'tidak ditulis pada masa Makabe'. Bahkan tidak mungkin kita mengisolir satu ayat pun yang menunjukkan penyisipan oleh seorang redaktur dari masa tersebut." Flavius Yosefus, penulis sejarah untuk raja-raja Romawi sekitar abad pertama Masehi, mencatat bahwa Aleksander Agung menerima salinan Kitab Daniel dari imam Yahudi ketika ia merebut Yerusalem pada musim gugur tahun 332 SM.(Antiquitates Iudaicae, XI, pasal viii, alinea 3-5) Imam Besar "Yaddua" menunjukkan bahwa Kitab Daniel sudah menubuatkan bahwa tentara Yunani (Aleksander Agung) akan mengalahkan tentara Persia hampir 200 tahun sebelumnya. Aleksander sangat terkesan, ia melarang tentaranya untuk merusak Yerusalem, bahkan turut mempersembahkan korban kepada Tuhan sesuai aturan imam-imam. Sebaliknya, ada pandangan-pandangan ilmiah modern menganggap kitab ini ditulis jauh di kemudian hari, pada pertengahan abad ke-2 SM. Menurut pandangan ini, si pengarang membuat seolah-olah kitab itu ditulis sekitar 400 tahun sebelumnya untuk membangun kredibilitas dengan mencantumkan “ramalan-ramalan” yang tepat tentang sejumlah peristiwa historis yang terjadi dari abad ke-5 hingga abad ke-2 SM. Sebuah pandangan ketiga berpendapat bahwa meskipun bagian-bagian tertentu Kitab ini ditulis pada abad ke-2 SM, yang lainnya mungkin ditulis oleh para penulis lain pada waktu yang lebih awal. Pandangan-pandangan ini sekarang mulai ditinggalkan sejak penemuan Naskah-naskah Laut Mati, dan orang kembali ke pandangan tradisional bahwa Daniel menulis kitab ini pada abad ke-6 SM. Pengaruh kitab ini bergema melewati masa-masa setelahnya, dari komunitas Naskah Laut Mati serta para penulis Injil dan Wahyu, sampai berbagai gerakan dari abad ke-2 hingga Reformasi Protestan dan gerakan-gerakan milenialis modern —yang mendapat pengaruh besar darinya. Teori kitab utuh Studi tentang masalah kesatuan dalam Daniel sangat berbeda dibandingkan dengan studi mengenai penentuan tanggal penulisannya. Sementara hampir semua ahli menyimpulkan bahwa kitab ini selesai ditulis pada bentuk finalnya pada abad ke-2 sebelum ditemukannya Naskah Laut Mati, mereka saling berbeda pendapat mengenai kesatuan kitab Daniel. Banyak ahli, yang menemukan bagian-bagian dari kitab ini membahas tema-tema yang mereka anggap tidak cocok dengan masa Antiokhus, menyimpulkan bahwa bagian-bagian yang berlainan dari kitab ini ditulis oleh penulis yang berbeda-beda pula. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Barton, L. Berthold, Collins, dan H. L. Ginsberg. Sejumlah sejarawan yang mendukung bahwa kitab ini adalah sebuah kitab yang utuh menyatu termasuk J.A. Montgomery, S.R. Driver, R. H. Pfeiffer, dan H.H. Rowling dalam risalatnya yang diberinya judul The Unity of the Book of Daniel. (Kesatuan Kitab Daniel) Mereka yang berpegang pada klaim bahwa Daniel adalah sebuah kitab yang utuh beranggapan bahwa lawan-lawan mereka gagal menemukan konsensus apapun dalam berbagai teori mereka tentang di mana pembagian itu muncul. Montgomery khususnya sangat keras terhadap rekan-rekannya, dan menyatakan bahwa pengembangan teori-teori yang tidak menghasilkan kesepakatan itu menunjukkan “kebangkrutan kritik.” Mereka juga menuduh bahwa teori-teori komposit (penggabungan tulisan) gagal dalam menjelaskan gambaran tematis yang konsisten tentang kehidupan Daniel di sepanjang Kitab Daniel. Teori fragmen kitab Sejumlah peneliti di Eropa mengemukakan teori, bahwa kitab Daniel pada awalnya bukanlah merupakan kitab yang utuh seperti halnya yang diterima sekarang ini. Penulisan kitab ini melalui tahapan yang sangat panjang dan berlapis-lapis. Hal ini dapat dilihat dari problem-problem sastra yang terdapat dalam kitab ini. Cerita-cerita tentang Daniel dan teman-temannya di Babel (Daniel 1-6): Para peneliti di Eropa dan AS hampir sepakat, bahwa cerita-cerita (yang sangat fragmentaris) ini merupakan bagian tertua kitab Daniel. Bagian ini berisi tentang legenda-legenda tentang Daniel dan teman-temannya di pembuangan Babel. Kemungkinan cerita-cerita ini berkembang dan beredar secara lisan di dalam keluarga-keluarga (bahasa Ibrani: bet-av) Yahudi yang berada dalam pembuangan ke Babel pada zaman Persia (sekitar abad ke-4 SM). Hal ini dapat dibuktikan dengan kata-kata Persia yang dapat dijumpai dalam Daniel 1-6, misalnya "pat-bag" yang berarti "makanan raja". Keenam legenda ini diduga semula ditulis dalam bahasa Aram (termasuk juga Daniel 1). "Kitab Daniel Aramaik" (Daniel 1-7): Pada zaman para diadok Yunani (sekitar abad ke-3 SM) diduga terjadi penambahan ke dalam cerita-cerita ini dengan penglihatan Daniel 7. Pengeditan ini menghasilkan "kitab Daniel Aramik" (dalam bahasa Aram) yang mempunyai struktur kiasmus di bawah ini. Struktur kiasmus yang sangat paralel ini membuktikan, bahwa bagian ini merupakan bagian yang utuh. A1 (Daniel 2): Empat bahan dalam mimpi Nebukadnezar B1 (Daniel 3): Pola kemartiran dalam cerita tentang "Tiga pemuda di perapian" C1 (Daniel 4): Kesombongan Nebukadnezar dan hukumannya C2 (Daniel 5): Kesombongan Belsyazar dan hukumannya B2 (Daniel 6): Motif kemartiran dalam cerita "Daniel di gua singa" A1 (Daniel 7): Empat binatang dalam penglihatan Daniel Kitab Daniel (bentuk akhir): Pada masa sulit, ketika Antiokhos IV Epiphanes menguasai Siro-Fenisia, ketika terjadi pelecehan agama dan penganiayaan orang-orang Yahudi yang taat, terjadi lagi pengembangan kitab Daniel Aramik (Daniel 1-7) dengan penambahan 3 penglihatan Daniel 8-12. Penyuntingan ini tadinya dianggap ditulis antara tahun 167 SM sampai 165 SM, tetapi penemuan naskah Laut Mati yang memuat bagian-bagian ini meyakinkan para sarjana, bahwa penulisannya paling sedikit 5 dekade lebih awal dari terjadinya peristiwa. Pada tahap ini diduga Daniel 1 yang semula ditulis dalam bahasa Aram diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, sehingga terlihat, bahwa Daniel 1; Daniel 8-12 merupakan bingkai bahasa Ibrani dan kitab ini adalah kitab berbahasa Ibrani (motif ini dapat dijumpai juga dalam kitab Ezra), dan hal ini merupakan bentuk "penyelamatan" kitab ini, karena bahasa Ibrani merupakan "bahasa suci" orang Yahudi. Perdebatan kepengarangan Antiokhus IV Epifanes Kebanyakan penafsir menemukan bahwa rujukan-rujukan dalam Kitab Daniel mencerminkan penganiayaan Israel oleh Antiokhus IV Epifanes (175–164 SM), dan akibatnya mereka percaya bahwa bagian itu berasal dari periode tersebut. Secara khusus, penglihatan dalam pasal 11, yang memusatkan perhatian pada serangkaian peperangan antara "Raja dari Utara" dengan "Raja dari Selatan," pada umumnya ditafsirkan sebagai pembahasan mengenai sejarah Timur Dekat dari masa Alexander Agung hingga masa Antiokhus IV; yang dimaksudkan dengan "Raja-raja dari Utara" adalah raja-raja Seleukus dan "Raja-raja dari Selatan" adalah raja-raja Ptolemaik, penguasa Mesir. Kesimpulan ini pertama kali diambil oleh filsuf Porfiri dari Tirus, seorang Neoplatonis kafir abad ke-3 yang tulisannya sebanyak 15 jilid yang berjudul Melawan Orang Kristen hanya kita kenal melalui jawaban yang diberikan oleh Hieronimus. Hieronimus menerima banyak (tetapi tidak semua) dari penafsiran Porfiri tentang penglihatan Daniel, tetapi berpegang pada pandangan tradisional tentang tanggal penulisan Daniel dan berpendapat bahwa kesamaan-kesamaan dengan sejarah yang sesungguhnya disebabkan oleh karena Daniel memang seorang nabi sejati, dan bukan karena kitab itu ditulis di kemudian hari. Jadi, Porfiri adalah satu-satunya kritikus yang dikenal hingga abad ke-17 yang mengungkapkan keraguannya bahwa Daniel ditulis pada masa yang lebih awal. Banyak sejarawan berpendapat bahwa kitab ini ditulis untuk memengaruhi orang-orang Yahudi yang hidup di bawah penganiayaan Antiokhus. Mereka yakin bahwa kejadian-kejadian yang digambarkan di dalam penglihatan-penglihatan itu sesuai benar dengan kejadian-kejadian pada masa Makabe sementara kitab itu keliru pada peristiwa-peristiwa penting yang menyangkut sejarah Babel. Dengan ditemukannya banyak salinan Kitab Daniel di antara Naskah Laut Mati yang diperkirakan dibuat pada abad ke-2 SM, maka dugaan bahwa Daniel baru ditulis pada abad ke-2 SM tidak lagi dapat diterima. Apalagi dengan tambahan informasi dari Septuaginta, yaitu terjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani pada tahun 275 SM, yang memuat lengkap Kitab Daniel dan diselesaikan bahkan sebelum Antiokhus IV lahir. Empat kerajaan Kebanyakan sarjana Alkitab menganggap bahwa keempat kerajaan yang dimulai dengan Nebukadnezar, yang disebutkan dalam penglihatan tentang patung Nebukadnezar dalam Daniel 2, identik dengan empat kerajaan “akhir zaman’ yang disebutkan dalam penglihatan pada pasal 7, dan biasanya menganggap kerajaan-kerajaan itu adalah (1) Babel, (2) Media, (3) Persia, dan (4) Yunani (Collins). Sebagian orang Kristen konservatif mengidentifikasikannya sebagai (1) Babel, (2) "Media-Persia," (3) Yunani, dan (4) Roma (mis. Young); yang lainnya (mis. Stuart, Lagrange) mendukung skema berikut ini: (1) Neo-Babel, (2) Media- Persia, (3) kerajaan Yunani dari Alexander Agung, dan (4) saingannya, Diadochi, yaitu. Mesir dan Suriah. Bahasa Daerah perdebatan besar terakhir menyangkut masa penulisan Daniel berkaitan dengan bahasa yang digunakan. - aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani Di tertulis: "Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram)". Sejak itu maka teks ini aslinya ditulis dalam bahasa Aram sampai di akhir pasal 7. Rupanya bahasa Aram digunakan sebagai bahasa resmi saat itu untuk orang-orang terpelajar. Mulai pasal 8 (), teks ini menurut Naskah Masorah ditulis dalam bahasa Ibrani lagi sampai akhir kitab. Banyaknya salinan Kitab Daniel di antara Naskah Laut Mati memastikan bahwa penggunaan 2 bahasa ini memang demikian adanya dan bukan kesalahan penyalinan pada masa kemudian. Kedua rujukan yang digunakan untuk menetapkan masa penulisan bahasa Aram adalah naskah Samaria yang berasal pada masa yang sezaman (abad ke-4 SM) dan Naskah Laut Mati (abad ke-2 SM sampai abad pertama M). Menurut John Collins dalam tafsiran 1993-nya, Daniel, Hermennia Commentary, bahasa Aram dalam Daniel hampir secara universal dianggap oleh para sarjana berasal dari bentuk yang belakangan yang digunakan di Samaria pada masa yang sama, tetapi bentuk bahasa ini dianggap oleh banyak orang sedikit lebih awal daripada apa yang digunakan dalam Naskah Laut Mati. Oleh karena itu, kisah-kisah Aram dalam pasal 2-6 dianggap oleh sebagian pakar telah ditulis lebih awal dalam masa Helenistik daripada sisa kitab ini, dengan kisah tentang penglihatan dalam pasal 7 sebagai satu-satunya bagian berbahasa Aram yang berasal dari masa Antiokhus. Namun sebagaimana dijelaskan di bagian "Antiokhus IV", bukti-bukti dari berbagai fragmen dan juga dari Septuaginta memberi kesimpulan bahwa Kitab Daniel ini sudah lengkap jauh sebelum Antiokhus dilahirkan. Lagi pula studi lebih lanjut membuktikan ciri-ciri bahasa Aram dalam kitab Daniel lebih mirip kepada dialek timur (Babilonia, Persia) daripada dialek barat yang dipakai di daerah Yudea dan Siria. Bahasa Ibrani dalam kitab ini, betapapun juga, mirip dengan yang ditemukan dalam Naskah Laut Mati, sehingga ada dugaan tanggal pembuatan pada masa abad kedua SM untuk bagian-bagian berbahasa Ibrani dari kitab ini (pasal 1 dan 8-12). 2 Namun, mengingat waktu itu bahasa sehari-hari adalah bahasa Aram, maka bahasa Ibrani tidak lagi berkembang seperti yang diasumsikan, dan bahasa Ibrani dalam kitab Daniel ini mirip dengan kitab-kitab sebelum Pembuangan ke Babel. Bahasa Aram yang digunakan dalam kitab ini sudah diteliti merupakan bahasa Aram kerajaan ("Imperial Aramaic") yang digunakan paling sedikit sejak abad ke-7 SM dan dipakai penuh sampai abad ke-3 SM, kemudian menjadi usang karena muncul perkembangan bahasa baru. Dengan demikian dari segi bahasa Aram, kitab Daniel kemungkinan ditulis antara awal abad ke-6 sampai awal abad ke-2, dengan mengingat pola gramatikanya mempunyai kecenderungan jauh sebelum tahun 300 SM. Kata-kata pinjaman Ada tiga kata Yunani yang dialihaksarakan ke dalam bahasa Aram yang digunakan di dalam pasal 3 ayat 5, 7, 10 dan 15. Ini dianggap sebagai indikasi bahwa Kitab Daniel ditulis pada zaman budaya Yunani (setelah abad ke-4 SM, yaitu sesudah zaman Aleksander Agung). Ketiga kata Aram-Yunani ini digunakan untuk alat-alat musik: "קיתרוס כ" (; , kithara), "פסנתרין" (; , psalterion) dan "סומפניה" (; , symfonia). Adanya kata Yunani 'symphonia' (simfoni) menurut Rowlings paling awal digunakan pada abad ke-2 SM, tetapi sekarang diketahui bahwa kata ini digunakan jauh lebih awal, baik dalam pengertian sebagai alat musik spesifik dan sebagai istilah untuk merujuk kepada sebuah kelompok alat musik yang dimainkan dalam satu suara. Pythagoras menggunakan istilah ini untuk sebuah alat musik pada abad ke-6 SM, sementara penggunaannya untuk sebuah kelompok yang bermain bersama-sama ditemukan pada abad ke-6 SM 'Hymni Homerica, ad Mercurium 51'. Diduga alat-alat musik ini dibawa ke Mesopotamia pada masa Neo-Babel melalui para serdadu sewaan dari Yunani dan Lidia yang turut dalam peperangan antara Asyur, Babilon dan Persia. Jadi, penafsiran sebagai anakronisme sudah tidak lagi diterima luas. Juga terdapat 19 kata pinjaman bahasa Persia di dalam kitab ini, kebanyakan daripadanya berkaitan dengan posisi-posisi pemerintahan. Ini membuat kecil kemungkinan Kitab Daniel ditulis di daerah Palestina (terutama berbahasa Aram), yang setelah abad ke 4 SM semakin jauh dari pengaruh Persia, lebih banyak mendapat pengaruh Yunani (akibat kedatangan Aleksander Agung), dan lebih besar kemungkinan Kitab Daniel ditulis di Persia pada saat istilah-istilah itu masih sering digunakan (sebelum abad ke-4 SM). Penggunaan kata Kasdim Kitab Daniel menggunakan istilah "Kasdim" untuk merujuk kepada sebuah kelompok etnis Babel dan kepada para ahli bintang pada umumnya. Menurut Montgomery dan Hammer, penggunaan kata ‘Kasdim’ oleh Daniel untuk merujuk para ahli bintang pada umumnya adalah suatu anakronisme, karena pada masa Neo-Babel dan awal Persia ketika Daniel konon hidup, kata itu hanya merujuk kepada suatu kelompok etnis. Bandingkan dengan Orakel Kasdim yang belakangan. Pendapat ini tidak lagi lazim dengan munculnya berbagai penemuan serta analisis yang lebih lanjut. Perikop Judul perikop dalam Kitab Daniel menurut Alkitab Terjemahan Baru (TB) oleh LAI adalah sebagai berikut. Kisah di istana Babel Di istana Babel (1:1–21) Mimpi Nebukadnezar (2:1–49) Perapian yang menyala-nyala (3:1–30) Nebukadnezar meninggikan diri dan direndahkan (4:1–37) Tulisan di dinding (5:1–30) Gua singa (6:1–29) Penglihatan apokaliptik Daniel Keempat binatang dan anak manusia (7:1–28) Domba jantan dan kambing jantan (8:1–27) Doa Daniel (9:1–19) Tujuh puluh kali tujuh masa (9:20–27) Penglihatan Daniel di tepi sungai Tigris (10:1 – 11:1) Raja negeri Utara dan raja negeri Selatan (11:2–45) Akhir zaman (12:1–13) Kitab Suci Katolik Khusus dalam Kitab Suci Katolik, judul perikop dalam Kitab Daniel Yunani, yaitu "Kitab Daniel" beserta "Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel", menurut Alkitab TB Deuterokanonika oleh LAI & LBI adalah sebagai berikut. Kisah di istana Babel Di istana Babel (1:1–21) Mimpi Nebukadnezar (2:1–49) Perapian yang menyala-nyala (3:1–23) DOA AZARYA DAN LAGU PUJIAN KETIGA PEMUDA DALAM PERAPIAN Doa Azarya (3:24–50) Lagu pujian ketiga pemuda (T. Dan. 3:51–90) Lanjutan kisah di istana Babel [Lanjutan] Perapian yang menyala-nyala (3:24–30) Nebukadnezar meninggikan diri dan direndahkan (4:1–37) Tulisan di dinding (5:1–30) Gua singa (6:1–29) Penglihatan apokaliptik Daniel Keempat binatang dan anak manusia (7:1–28) Domba jantan dan kambing jantan (8:1–27) Doa Daniel (9:1–19) Tujuh puluh kali tujuh masa (9:20–27) Penglihatan Daniel di tepi sungai Tigris (10:1 – 11:1) Raja negeri Utara dan raja negeri Selatan (11:2–45) Akhir zaman (12:1–13) KISAH SUSANA DAN DANIEL Tanpa judul (T. Dan. 13:1–64) DANIEL DENGAN DEWA BAL DAN NAGA BABEL Daniel dan para imam dewa Bel (T. Dan. 14:1–22) Daniel membunuh naga Babel (T. Dan. 14:23–42) Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel Teks Yunani untuk Kitab Daniel (terutama dalam versi Septuaginta) memuat ayat-ayat yang jauh lebih panjang daripada teks dalam Alkitab Ibrani karena ada tiga kisah tambahan yang tidak dimiliki oleh naskah-naskah sumber Ibrani. Cerita-cerita tersebut ialah sebagai berikut. Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda. Kisah tambahan ini disisipkan di antara ayat 23 dan 24 dalam Daniel 3 pada Alkitab Ibrani, sebagai Daniel 3:24–90 pada versi Deuterokanonika. Dengan demikian, Daniel 3:24–30 pada Alkitab Ibrani secara otomatis menjadi Daniel 3:91–97 versi Deuterokanonika. Kisah Susana dan Daniel. Kisah ini ditempatkan sebagai prolog pada Alkitab Septuaginta, yaitu sebelum Daniel 1 pada Alkitab Ibrani. Pada Alkitab Vulgata dan versi-versi turunannya, kisah ini ditempatkan setelah Daniel 12 dalam Alkitab Ibrani, sehingga menjadi Daniel 13:1–64. Dewa Bel dan Naga Babel. Kisah ini ditempatkan di akhir kitab, sebagai epilog pada Alkitab Septuaginta dan sebagai Daniel 14:1–42 pada Alkitab Vulgata. Tambahan Daniel diterima oleh semua kelompok dalam Kekristenan sampai gerakan Protestan menolaknya pada abad ke-16 dengan pertimbangan bahwa tambahan-tambahan ini tidak terdapat dalam Alkitab Ibrani. Semua tambahan ini hingga sekarang tetap ada dalam Kitab Suci Katolik dan Ortodoks. Kesejarahan Sejumlah pernyataan di dalam Daniel dianggap bertentangan dengan apa yang dikenal sejarah. Inilah salah satu alasan mengapa para sejarawan modern tentang Babel atau Persia Akhemenid tidak menganggap narasi Daniel sebagai bahan sumber. Alasan-alasan lain untuk sikap berhati-hati ini diberikan dalam artikel tentang Waktu penulisan di bawah. Empat keberatan diberikan di bawah ini mewakili, dalam urutan signifikansi, contoh-contoh penting tentang kesalahan yang umumnya ditemukan oleh para sejarawan di dalam Kitab Daniel. Penglihatan Daniel dan penjelasan Gabriel sedemikian akurat sehingga sejumlah skeptik menganggap tulisan itu dibuat setelah kejadian telah berlangsung—yaitu setelah tahun 164 SM, sebagai suatu "catatan sejarah"—bukan ditulis pada tahun 550 SM sesuai informasi pemerintahan raja Belsyazar di Babel. Menjelang awal abad ke-5 Masehi, Hieronimus yang menjadi penulis Kristen terkemuka waktu itu, menulis sebuah komentari Kitab Daniel, di mana ia menyebut seorang skeptik bernama Porphyry, "...yang menulis kitab ke-12 menentang nubuat Daniel, menyangkal bahwa kitab itu ditulis oleh orang yang bernama Daniel, melainkan oleh orang-orang yang tinggal di Yudea pada zaman Antiokhus dengan gelar Epiphanes. Ia juga menuduh “Daniel” tidak meramalkan masa depan, melainkan menceritakan apa yang telah terjadi pada masa lampau…. Karena Porphyry melihat semua ini digenapi dan tidak dapat menyangkal memang pernah terjadi, ia mengatasi bukti keakurasian sejarah ini dengan berlindung pada pengalihan ini…. Begitu menakjubkan ketepatan ramalan nabi, sehingga ia tidak tampak bagi orang tidak percaya sebagai peramal untuk masa depan, melainkan narator untuk hal-hal yang telah lampau" Alasan semacam ini masih muncul di kalangan skeptik pada zaman modern ini, meskipun muncul lebih banyak bukti bahwa Kitab Daniel ini benar-benar telah lengkap ditulis sebelum kejadiannya berlangsung dan secara khusus pasal 8 ini ditulis pada abad ke-6 SM. Bukti-bukti tersebut antara lain dapat dicantumkan di sini. Polemik isi Alasan utama menganggap Kitab Daniel ditulis pada abad ke-2 adalah keakuratannya. Hal ini merupakan penalaran berputar (circular reasoning), di mana para skeptik mengakui tulisan itu benar-benar akurat dan karena itu tidak mungkin ditulis sebelumnya, hanya karena mereka mengambil asumsi yang salah bahwa nubuat atau ramalan apapun tidak mungkin terjadi. Jadi mereka tidak mau mengatakan bahwa Kitab Daniel merupakan nubuat ramalan karena mereka tidak mengakui nubuat ramalan itu ada. Polemik kepengarangan Kitab Daniel dikatakan ditulis oleh seorang bangsa Israel bernama Daniel yang berada dalam pembuangan di Babel, dan ini dicantumkan beberapa kali dalam kitab ini sendiri (ayat-ayat 7:2,15; 8:1,27; 9:2; 12:5). Tambahan pula, kitab ini memberikan pernyataan yang spesifik misalnya, “pada tahun kedua pemerintahan Nebukadnezar” (ayat 2:1), “pada tahun ketiga pemerintahan raja Belsyazar” (ayat 8:1), dan “pada tahun pertama Darius putra Ahasuerus” (ayat 9:1), yang merujuk penanggalan tertentu pada abad ke-6 SM. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa tahun-tahun itu tidak masuk akal. Penemuan naskah sumber Sejumlah salinan kitab Daniel ditemukan di dalam gua-gua Qumran di antara kumpulan naskah kuno dari abad ke-3 SM yang disebut sebagai Naskah Laut Mati. Pertama, fakta bahwa ada banyak salinan kitab ini menunjukkan bahwa nubuat Daniel dipandang dengan rasa hormat. Bruce Waltke menyatakan: “Penemuan naskah-naskah Daniel di Qumran berasal dari periode Makabe membuat tidak mungkin kitab itu disusun pada zaman Makabe” (133:321). Pada zaman Makabe, Kitab Daniel sudah dihormati sedemikian rupa, sebagai kitab suci yang disalin dan disimpan bersama-sama naskah kuno berharga lainnya di Qumran. Kedua, ketika mempelajari bagian dari Kitab Ayub yang ditemukan di Qumran, fragmen yang diberi kode 11QtJob, Robert Vasholz menyatakan bahwa komposisi fragmen “tampaknya berasal dari akhir abad ke-3 atau awal abad ke-2 SM” (halaman 319). Ia membandingkan fragmen ini dengan bagian naskah kitab Daniel dan menyimpulkan bahwa data-data "menunjukkan salinan kitab Daniel dibuat sebelum 11QtJob dan membuat kami percaya bahwa sekarang ada bukti dari Qumran yang mengindikasikan penanggalan sebelum abad ke-2 bagi naskah bahasa Aram kitab Daniel” (halaman 320). Jadi bukan hanya adanya salinan kitab itu di Qumran yang memberi bukti penulisannya sebelum abad ke-2 SM, tetapi juga bahasa Aram yang dipakai dalam kitab itu merujuk kepada waktu yang lebih lampau. Darius orang Media Ada tiga pandangan utama tentang identitas Darius orang Media. Yang pertama, diajukan oleh H.H. Rowley dalam Darius the Mede and the Four World Kingdoms in the Book of Daniel, menyimpulkan bahwa Darius adalah sekadar nama lain untuk Koresy Agung, yang merebut Babel pada 15 Oktober 539 SM. Sebuah pandangan lain, yang diajukan oleh John Whitcomb (meskipun mulanya diajukan oleh Babelon pada 1883) dalam bukunya pada 1959, Darius the Mede mengatakan bahwa Darius hanyalah sekadar nama lain dari tokoh sejarah Gubaru (kadang-kadang dieja sebagai Ugbaru). Pandangan ini popular di kalangan orang-orang Kristen konservatif. Pandangan yang ketiga menganggap Darius sebagai nama lain dari Astyages, orang Media penguasa terakhir dari Kerajaan Persia yang akhirnya digulingkan oleh Koresh. Pandangan tentang Koresh: Di luar Gubaru dan Astyages, Koresh Agung adalah raja dari kerajaan itu. Koresh juga menikah dengan seorang Media, sementara ia sendiri pun mempunyai darah Media. Sebuah analisis tentang teks-teks varian, khususnya Septuaginta, mengungkapkan bahwa nama-nama "Darius" (DRYWS dalam bahasa Ibrani) dan "Koresy" (KRWSy) dibalikkan dalam 11:1, dan kemungkinan telah keliru disalin di tempat lain. Sebutan "Media (Ibr. MMAI) mungkin telah digunakan sebagai istilah etnis untuk diberikan kepada orang-orang Persia pula, yang berasal dari ras yang sama. Pandangan tentang Gubaru/Ugbaru: Gubaru adalah tokoh sejarah yang dikenal sebagai orang yang sesungguhnya memimpin pasukan untuk merebut Babel (lihat Pierre Briant di bawah) menurut Nabonidus. Juga, sama sekali mungkin bahwa Koresy menghadiahi Gubaru dengan jabatan gubernur regional karena berhasil merebut ibu kota Kerajaan Babel dan praktis mengakhiri peperangan. Lebih lanjut, Alkitab mengklaim bahwa Darius memerintah pada masa pemerintahan Koresy dan "dijadikan raja" atas orang Kasdim. Pandangan tentang Astyages: Baris pembukaan dari "Bel dan Naga" merujuk kepada Astyages, yang memang merupakan raja terakhir orang Media sebelum Koresy, tetapi sebuah ayat yang hampir sama ditambahkan dalam teks Yunani setelah akhir pasal 6, yang berbunyi "Darius" di tempat yang mestinya "Astyages". Yang lebih jelas lagi, Astyages hanyalah salah satu dari tiga orang yang ketahui memang merupakan orang Media dan juga seorang raja. Sebuah kesulitan untuk memastikan pandangan yang tepat, demikian Rowley mengakui: "Referensi-rujukan kepada Darius orang Media dalam Kitab Daniel telah lama diakui menimbulkan masalah-masalah historis yang paling serius." Rowley merujuk kepada orang yang digambarkan oleh Daniel sebagai yang menguasai Babel setelah Belsyazar digulingkan. Daniel menggambarkan tokoh ini sebagai Darius orang Media, yang berkuasa atas Babel dalam pasal 6 dan 9. Daniel melaporkan bahwa Darius 'sekitar 62 tahun umurnya' ketika ia 'diangkat menjadi raja atas Babel' Para sejarawan sekuler telah mengkritik laporan ini karena tiga alasan. Pertama, tidak ada sejarah sekuler yang berbicara tentang 'Darius orang Media,' dan kedua, orang-orang Persia pada masa itu berada di atas angin dalam peperangan mereka melawan orang Media. Ketiga, sejarah kontemporer yang diberikan dari dokumen-dokumen tulisan paku pada masa itu, seperti Silinder Koresh dan Catatan Sejarah Babel tidak memberikan tempat apapun bagi pendudukan Babel oleh orang Media sebelum orang-orang Persia di bawah Koresh menaklukkannya. Para sejarawan Kristen membantahnya dengan mengklaim bahwa kerajaan Darius disebutkan hanya terdiri dari orang-orang Kasdim – wilayah yang ada di sekitar kota Babel. Ini berarti bahwa Darius adalah seorang raja ‘’vassal’’ di bawah pemerintahan Koresy; sesuatu yang cukup lazim bagi orang-orang Persia. Kedua, meskipun orang Persia telah mengalahkan dan menyerap kerajaan Media, banyak orang Media yang masih berkuasa di dalam Kerajaan Persia. Aystages yang orang Media, adalah kakek Koresy, dan banyak orang Media menjadi ‘’satrap’’, gubernur, dan jenderal (Lihat orang Media). Belsyazar Belsyazar (bahasa Akkadia: Bêl-šar-usur) selama bertahun-tahun menjadi teka-teki bagi kaum for sejarawan. Kitab Daniel menyatakan bahwa ia adalah “Raja” (Ar. מֶלֶך) pada malam Babel jatuh (ps. 5) dan mengatakan bahwa “ayah”nya (Ar. אַב) adalah Nebukadnezar (5:2, 11, 13, 18). Sebelum 1854, para arkeolog dan sejarawan tidak tahu apa-apa tentang Belsyazar di luar Kitab Daniel. Memang, meskipun baik Xenophon maupun Herodotus menceritakan jatuhnya Babel ke tangan Koresy Agung, keduanya tidak menyebutkan nama raja Babel. Lebih jauh, daftar raja yang disusun oleh Berossus dan Ptolemeus menyebutkan nama Nabonidus (Akk. Nabû-nā'id) sebagai Raja Babel terakhir, namun tidak menyebutkan nama Belsyazar. Hal ini menyebabkan Ferdinand Hitzig mengklaim pada 1850 bahwa Belsyazar adalah "rekaan dari imajinasi si penulis Yahudi." Sekarang telah ditemukan sejumlah prasasti kuno, antara lain Silinder Nabonidus, yang menunjukkan bahwa “dalam sebagian besar masa pemerintahan Nabonidus, putra sulungnya, Belsyazar, bertindak sebagai raja bersama” (133:328). Sejak saat itu bukti baru dari Babel telah memastikan keberadaan Belsyazar serta pemerintahan-bersamanya ketika Nabonidus, ayahnya, berkuasa di Temâ. Misalnya, dalam Silinder Nabonidus, Nabonidus memohon kepada Dewa Sin sbb: “Dan mengenai Belsyazar anak sulungku, biarlah rasa takutmu kepada Ilahi yang agung mengisi hatinya dan semoga kiranya ia tidak berbuat dosa; dan kiranya ia menikmati kebahagiaan dalam hidupnya". Selain itu, Laporan Syair tentang Nabonidus (British Museum tablet 38299) menyatakan, “[Nabonidus] mempercayakan tentara ...kepada anaknya yang tertua, anaknya yang sulung, pasukan-pasukan di negeri ini diperintahnya di bawah komandonya. Ia melepaskan segala-galanya, mempercayakan kerajaan kepadanya, dan, ia sendiri, ia memulai suatu perjalanan yang panjang. Pasukan-pasukan militer Akkad berbaris bersamanya, ia berbelok ke Temâ jauh di sebelah barat” (Col. II, lines 18 - 29. 18). Sejalan dengan pernyataan bahwa Nabonidus "mempercayakan kerajaan" kepada Belsyazar sementara ia tidak ada, terdapat bukti bahwa nama Belsyazar digunakan dengan nama ayahnya dalam rumusan-rumusan sumpah, bahwa ia mampu mengeluarkan maklumat, menyewakan tanah perladangan, dan menerima "hak-hak istimewa kerajaan" untuk memakan makanan yang dipersembahkan kepada dewa-dewa. Informasi yang tersedia mengenai pemerintahan bersama Belsyazar tidak berkata apa-apa setelah tahun ke-14 Nabonidus. Menurut Tawarikh Nabonidus, Nabonidus kembali dari Temâ pada tahun ke-17nya dan merayakan pesta Tahun Baru (bahasa Akkadia Akitu). Apakah Belsyazar melanjutkan pemerintahan bersamanya dengan ayahnya setelah kepulangannya atau tidak, tidak dapat dibuktikan dari dokumen-dokumen yang tersedia. Sebagian mengklaim bahwa tidak dirayakannya Akitu pada masa Nabonidus tidak ada membuktikan bahwa Belsyazar tidak boleh disebut "Raja" karena hal itu membuktikan bahwa ia tidak dapat memimpin festival tersebut. Namun, Laporan Syair tentang Nabonidus mengatakan, "Nabonidus berkata: 'Aku akan membangun kuil baginya (Sin, Dewa Bulan)...hingga aku mencapainya, hingga aku memperoleh apa yang menjadi kerinduanku, aku akan menghapuskan semua festival, Aku bahkan akan memerintahkan agar pesta perayaan Tahun Baru dihentikan!'" Jadi, penghentian Akitu tersebut tampaknya dilakukan dengan perintah Raja dan bukan suatu ketidakmampuan pada pada pihak Belsyazar. Sebagian juga telah mengatakan bahwa ia tidak boleh disebut "Raja" karena ia tidak pernah disebut demikian dalam dokumen-dokumen yang ada. Walaupun memang benar bahwa tak satupun dari dokumen-dokumen ini secara tegas menyebut Belsyazar "Raja," alinea sebelumnya menunjukkan bahwa dokumen-dokumen itu memang memperlihatkan bahwa Belsyazar bertindak dalam kapasitas raja. Lebih jauh, istilah bahasa Aram מלך (mlk, raja) dapat digunakan untuk menerjemahkan gelar-gelar para pejabat yang lebih rendah pangkatnya seperti yang dapat dilihat dalam kasus sebuah prasasti dwi-bahasa Akadia/Aram abad ke-9 SM yang ditemukan di Tell Fekheriyeh pada 1979 yang menggunakan sebutan "raja" untuk “gubernur” Akadia. Bukti-bukti tersebut menyebabkan Waltke menyimpulkan: “Jelaslah, bahwa dari pembacaan langsung kitab Daniel, penulis memiliki pengetahuan sejarah yang lebih akurat tentang sejarah Neo-Babylonia dan awal Akhameniyah Persia daripada sejarawan manapun sejak abad ke-6 SM.” (halaman 328). Pada dasarnya, nama Belsyazar (Belshazzar) lenyap dari catatan sejarah sejak sekitar tahun 450 SM, sampai Tawarikh Nabonidus ditemukan dan dipublikasikan pada tahun 1882. Dengan demikian penulis kitab Daniel tidak mungkin dari abad ke-2 SM, karena saat itu tidak ada yang mengetahui perihal pemerintahan bersama Nabonidus dan Belsyazar. Tak satupun teks-teks di luar Alkitab yang menunjukkan hubungan darah antara Nebukadnezar dan Belsyazar. Para sejarawan berkeberatan bahwa aspek ini dicatat dalam Daniel. Ada sejumlah penguasa Babel antara kematian Nebukadnezar dan berkuasanya Nabonidus/Belsyazar. Banyak pakar yang menjelaskan kenyataan bahwa para penguasa ini tidak disebutkan sebagai petunjuk bahwa si penulis keliru dalam dugaannay bahwa kedua penguasa itu menjabat secara berturut-turut. Sebagaimana dikatakan oleh para editor Jewish Encyclopedia (1901-1906), yang menunjukkan keyakinan bahwa Daniel ditulis jauh belakangan (lihat 'Waktu penulisan'), "pada masa tradisi lisan yang panjang raja-raja Babel yang tidak penting dapat dengan mudah terlupakan, dan raja terakhir, yang dikalahkan oleh Koresh, tampaknya dianggap sebagai pengganti dari Nebukadnezar yang terkenal." Berdasarkan penalaran ini, para sejarawan menganggap rujukan kepada hubungan Belsyazar dengan Nebukadnezar semata-mata sebagai kesalahan yang didasarkan pada kesalahpahaman di atas. Penyakit gila Nebukadnezar Keberatan penting ketiga yang diajukan oleh para sejarawan adalah laporan tentang kegilaan yang diderita oleh Nebukadnezar yang ditemukan dalam pasal 4 Daniel. Dalam Naskah Laut Mati sebuah potongan yang dikenal sebagai Doa Nabonidus (4QPrNab) membahas penyakit yang dialami oleh Nabonidus, dan diduga (1) bahwa kegilaan Nebukadnezar yang dibahas oleh Daniel sesungguhnya merupakan bukti bahwa sebuah tradisi lisan tentang sebuah penyakit yang aneh sesungguhnya diubah menjadi olok-olok melalui pengisahkan kembali sebagai cerita yang secara keliru dicatat oleh Daniel. Pengepungan pertama Yerusalem oleh Nebukadnezar Kitab Daniel dimulai dengan mengatakan: Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya. (TB) Ini tampaknya adalah deskripsi mengenai pengepungan pertama Yerusalem pada 597 SM, yang terjadi pada tahun ke-12 Yoyakim hingga masa pemerintahan anaknya, Yoyakhin. (lihat 2 Raja-raja 24 dan 2 Tawarikh 36). Pada tahun ketiga Yoyakim (606 SM), Nebukadnezar belum menjadi raja Babel, dan orang-orang Mesir masih mendominasi wilayah itu. Para pendukung tanggal penulisan Daniel yang lebih awal umumnya menjelaskan hal ini dengan mencantumkan pengepungan lainnya atas Yerusalem, yang sebenarya tidak diketahui dari catatan lain 605 SM, tak lama setelah Pertempuran Karkemis. Kesaksian Flavius Yosefus Sejarawan Yahudi dari abad pertama Masehi, Flavius Yosefus, menuliskan sejarah Yahudi untuk pembaca Romawi, mendukung fakta bahwa kitab Daniel ditulis jauh sebelum abad ke-2 SM. Pertama, Yosefus menyatakan kepercayaan orang-orang Yahudi bahwa Kitab Daniel termasuk kitab nubuat yang tergolong kitab suci. Ia menulis bahwa orang yang ingin tahu aspek tertentu kitab nubuat wajib “dengan rajin membaca Kitab Daniel, yang termasuk ke dalam kumpulan kitab suci” Beberapa paragraf kemudian, setelah menyampaikan informasi yang dikutip langsung dari kitab Daniel, Yosefus menulis, “Jangan ada orang yang menyalahkanku karena menuliskan semuanya ini dengan cara demikian, karena aku menemukannya dalam kitab-kitab kuno kami” (10:10:6). Jadi Yosefus memandang kitab Daniel sebagai “kitab suci” dan "kitab kuno" yang tidak diragukan keasliannya oleh seluruh komunitas Yahudi. Juga dalam bukunya "Melawan Apion" (Against Apion), Yosefus menjelaskan bahwa bangsa Yahudi menghormati ke-22 kitab suci mereka sebagai ilham ilahi, termasuk Daniel di antaranya. Mengenai tahun penulisan kitab, Yosefus mengatakan: “Sejak kematian Musa sampai masa pemerintahan raja Artahsasta, raja Persia, yang memerintah setelah Xerxes, para nabi, yang hidup setelah Musa, menuliskan apa yang terjadi dalam masa hidup mereka dalam 13 kitab” (1:8). Kemudian dijelaskan bahwa para penulis Yahudi tertentu telah menulis kitab-kitab sejarah setelah masa Artahsasta, tetapi tulisan mereka tidak dihargai “dengan otoritas sebagaimana yang terdahulu oleh para leluhur kami” (1:8). Jadi Yosefus memandang kitab Daniel sebagai kitab suci dan menyatakan bahwa tidak ada kitab suci yang ditulis setelah masa pemerintahan Artahsasta yang oleh pakar sejarah ditetapkan antara tahun 465 SM sampai 424 SM (“Artaxerxes,” 2011). Dengan demikian Yosefus dan bangsanya memandang kitab Daniel sudah dihormati sebelum tahun 424 SM. Lagipula, ketika Yosefus menulis mengenai penaklukan oleh Aleksander Agung (336-324 SM), ia menyebut Kitab Daniel lagi. Dicatatnya ketika Aleksander tiba di tanah Yudea, salah satu imam menunjukkan kitab Daniel: “Dan ketika kitab Daniel ditunjukkan kepadanya, di mana Daniel menyatakan orang Yunani akan menghancurkan kerajaan Persia, ia menganggap orang itu adalah dia sendiri” (Antiquities, 11:8:5). Aleksander datang ke Yerusalem, memperlakukan Imam Besar “dengan luar biasa,” dan mempersembahkan korban bagi Allah di dalam Bait Suci. Ia juga berjanji untuk membiarkan orang Yahudi “menikmati hukum-hukum para leluhur mereka.” Lagipula, setelah Yosefus membahas nubuat Daniel di pasal 8, ia menyatakan: “Dan sesungguhnya hal itu terjadi, bahwa bangsa kami menderita semua ini di bawah Antiokhus Epiphanes, menurut penglihatan Daniel, dan ia menulisnya bertahun-tahun sebelum peristiwa itu terjadi” Pengaruh Karena spesifisitas nubuatnya dan tempatnya dalam kanon Yahudi dan Kristen, Kitab Daniel telah memberikan pengaruh yang besar dalam sejarah Yahudi dan Kristen. Yudaisme Kitab Daniel dimasukkan dalam Alkitab Ibrani, Tanakh, dalam bagian yang dikenal sebagai Ketuvim (Hagiographa, atau "Tulisan-tulisan") . Daniel dianggap sebagai nabi dalam Qumran (4Q174 [4QFlorilegium]) dan belakangan oleh Yosefus (Antiquity of the Jews 10.11.7 §266) dan oleh pengarang ("Pseudo-Philo") dari Liber antiquitatum biblicarum (L.A.B. ["Book Biblical antiquities"] 4.6, 8), dan dikelompokkan di antara nabi-nabi dalam Septuaginta, kitab Perjanjian Lama orang Yahudi dalam bahasa Yunani, dan oleh orang Kristen, yang menempatkan kitab ini dalam kumpulan Nabi-nabi. Namun, Daniel saat ini tidak dicantumkan oleh orang-orang Yahudi di dalam kumpulan Kitab Nabi-nabi, Nevi'im. Ahli eksegesis Yahudi, Rabi Moses Ben Maimon, yang belakangan disebut Maimonides, begitu prihatin bahwa "kaum awam yang tidak terdidik akan dibuat tersesat" bila mereka mencoba menghitung waktu sang Mesias karena ada ketetapan yang mengatakan "Terkutuklah mereka yang meramalkan akhir zaman." Ungkapan ini dapat ditemukan dalam suratnya Igeret Teiman dan dalam buku kecilnya Peraturan dan Peperangan Sang Raja-Mesias. Rabi Yehuda Loew ben Bezalel meratapi bahwa masa penggenapan nubuat Daniel "sudah lama lewat" (Sanhedrin 98b, 97a). Kekristenan Orang Kristen tradisional menerima nubuat-nubuat Daniel, karena mereka percaya bahwa semuanya itu menggambarkan bahwa Yesus Kristus dari Nazaret itulah sang Mesias, dan juga karena dalam Matius 24 Yesus sendiri dikutip menggambarkan nubuat Daniel berlaku bagi kejadian-kejadian yang akan datang tepat sebelum datangnya Hari Penghakiman, dan bukan kepada Epifanes yang hidup sekitar 175 tahun sebelumnya. Mereka menganggap bahwa Nubuat tentang Tujuh Puluh Minggu itu benar-benar meyakinkan karena apa yang mereka tafsirkan sebagai ketepatan nubuat. Banyak orang Yahudi Ortodoks percaya bahwa nubuat itu merujuk kepada kehancuran Bait Suci Kedua oleh orang-orang Romawi pada 70 M. Sebaliknya, para sarjana sekuler beranggapan bahwa nubuat itu lebih cocok dengan pemerintahan Antiokhus, dan bahwa ini merupakan contoh tentang vaticinium ex eventu (nubuat yang dibuat setelah kejadiannya berlaku). Studi tentang malaikat pada Abad Pertengahan juga dipengaruhi oleh kitab ini, karena inilah satu-satunya sumber Perjanjian Lama untuk nama-nama dari kedua penghulu malaikat, Gabriel dan Mikhael (Dan 9:21; 12:1). Malaikat satu-satunya yang lain yang disebutkan namanya di dalam pustaka Perjanjian Lama adalah Rafael, yang disebutkan dalam Kitab Tobit, sebuah kitab deuterokanonika. Seperti yang disebutkan di atas, Doa Azarya dan Nyanyian Ketiga Anak dari bagian Kitab Daniel yang deuterokanonika digunakan secara luas dalam doa Ortodoks dan Katolik. Berbagai episode dalam paruhan pertama dari kitab ini digunakan oleh orang Kristen sebagai cerita-cerita yang bermuatan pesan moral, dan sering dianggap sebagai kejadian-kejadian yang kelak akan muncul dalam kitab-kitab Injil. Bagian apokaliptik terutama sangat penting bagi orang Kristen karena gambaran tentang "Anak Manusia" (Dan. 7:13). Menurut kitab-kitab Injil, Yesus menggunakan gelar ini sebagai nama pilihannya untuk dirinya sendiri. Hubungan dengan penglihatan Daniel (yang dipertentangkan dengan penggunaannya di dalam Kitab Yehezkiel) dibuat jelas dalam kitab Injil Matius dan Markus (Mat. 27:64; Mrk. 14:62). Orang Kristen melihat hal ini sebagai klaim langsung oleh Yesus bahwa dialah sang Mesias itu. Lihat pula Alkitab Perjanjian Lama Zenobia Kitab Wahyu Sastra Apokaliptik Arkeologi Alkitab (rujukan kepada silinder Nabonidus) Eskatologi Kristen Ringkasan tentang eskatologi Kristen Catatan Referensi Kutipan Bibliografi Pranala luar Terjemahan Yahudi: Daniel (Judaica Press) terjemahan dan tafsiran Rashi di Chabad.org Terjemahan Kristen: Daniel di The Great Books (New Revised Standard Version) Daniel di Wikisource (Authorised King James Version) Kitab Daniel (Teks lengkap dari St-Takla.org, juga terdapat dalam bahasa Arab) Artikel terkait Jewish Encyclopedia: Daniel Detailed Overview Exposition on Daniel Daniel dalam Kandang Sejarawan – Sebuah analisis tentang asal usul kitab ini, dari sebuah perspektif skeptik. Life-Study of Daniel – studi online Kitab Daniel, dari perspektif Kristen Diskusi keyakinan Yahudi tentang Mesias Membela Kitab Daniel Sebuah ringkasan jawaban konservatif terhadap historisitas Daniel. "Argumen Linguistik untuk waktu penulisan Daniel yang belakangan" oleh W.D. Jeffcoat, M.A. (PDF), dari perspektif Kristen konservatif Pertanyaan-pertanyaan Historis tentang Daniel –Pembelaan terhadap waktu penulisan Daniel yang lebih awal dalam format Tanya-jawab. Menyingkapkan Daniel – analisis skeptis terhadap kitab ini. Daniel: Wise Man and Visionary, oleh Elias Bickerman Daniel oleh Rob Bradshaw Artikel dalam bentuk seperti kamus. Kitab Daniel Daniel
Buku Swargarohanaparwa adalah buku terakhir Mahabharata. Di dalam buku ini dikisahkan bagaimana sang Yudistira yang diangkat naik ke surga lebih baik memilih pergi ke neraka daripada tinggal di sorga dengan para Korawa. Di sorga ia tidak menemui saudara-saudaranya, para Pandawa dan dewi Dropadi. Maka Yudistira pun berangkat ke neraka dan sesampainya, ia melihat saudara-saudaranya sengsara dan iapun merasa sedih. Tetapi tiba-tiba sorga berubah menjadi neraka dan neraka tempat mereka berada berubah menjadi sorga. Ternyata para Pandawa dan Dropadi pernah berdosa sedikit sehingga harus dihukum. Sedangkan para Korawa pernah berbuat baik sedikit, tetapi perbuatan jahatnya jauh lebih banyak, sehingga beginilah hukumannya. Kitab Swargarohanaparwa didapati pula dalam khazanah Sastra Jawa Lihat pula Sastra Jawa Kuno Kitab Mahabharata
Republik Siprus adalah sebuah negara pulau (Secara de facto menguasai 2/3 pulau) di Laut Tengah bagian timur, ±113 km di sebelah selatan Turki dan 120 km di sebelah barat Suriah. Ibu kota dari negara ini adalah kota Lefkosia (Nikosia). Kota-kota penting lainnya adalah Lemesos (Limassol), Larnaca, Paphos, Ammochostos (Famagusta), dan Kyrenia. Semenjak tahun 1974 setelah Invasi Turki ke Siprus, bagian utara pulau (1/3 Pulau) dikuasai oleh Siprus Utara, sebuah negara yang hanya diakui oleh negara Turki. Etimologi Referensi tepercaya yang paling awal adalah Mycenaean Greek dari abad ke-15 SM ku-pi-ri-jo, berarti "Siprus" (Yunani: ), ditulis dalam Linear B. Bentuk Yunani klasik dari namanya adalah (Kpros). Etimologi dari nama tersebut tidak diketahui. Beberapa perkiraan meliputi: kata Yunani untuk pohon cemara Mediterania ( Cupressus sempervirens), κυπάρισσος (kypárissos). nama Yunani pohon pacar (Lawsonia alba), κύπρος (kpros). kata Eteocypriot untuk tembaga. Misalnya, bahwa Ia berakar pada kata Sumeria untuk tembaga (zubar) atau untuk perunggu (kubar), dari deposit besar bijih tembaga yang ditemukan di pulau itu. Melalui perdagangan luar negeri, pulau itu telah menyerahkan namanya ke kata Latin Klasik untuk tembaga melalui fase aes Cyprium, "logam Siprus", kemudian disingkat menjadi Cuprum. Standar demonim terkait dengan Siprus atau orang-orang atau budaya adalah Cypriot. Istilah Cypriote dan Cyprian juga digunakan, meskipun lebih jarang. Sejarah Prasejarah dan Siprus Kuno Situs aktivitas manusia paling awal yang terkonfirmasi di Siprus adalah Aetokremnos, yang terletak di pantai selatan, dan penemuan itu menunjukkan bahwa pemburu-pengumpul aktif di pulau itu sejak 10.000 SM, dengan komunitas desa yang menetap sejak 8200 SM. Kedatangan manusia pertama berkorelasi dengan kepunahan kuda nil kerdil Siprus dan Gajah kerdil Siprus setinggi 1 meter, dan itu merupakan satu-satunya mamalia besar asli pulau itu. Sumur air yang ditemukan oleh arkeolog di Siprus barat diyakini termasuk yang tertua di dunia, dan berusia antara 9.000 hingga 10.500 tahun. Siprus Romawi Siprus Romawi adalah sebuah provinsi senator kecil di dalam Kekaisaran Romawi. Meskipun itu adalah provinsi kecil, tetapi memiliki beberapa tempat suci agama terkenal dan menonjol dalam perdagangan Mediterania Timur, khususnya produksi dan perdagangan tembaga Siprus. Pulau Siprus terletak di posisi penting yang strategis di sepanjang rute perdagangan Mediterania Timur, dan telah dikendalikan oleh berbagai kekuatan kekaisaran selama milenium pertama SM. termasuk: Asyur, Mesir, Persia, Makedonia, dan akhirnya Romawi. Siprus dianeksasi oleh Romawi pada tahun 58 SM, tetapi gejolak dan perang saudara dalam politik Romawi tidak menetapkan aturan yang tegas di Siprus hingga tahun 31 SM ketika perjuangan politik Romawi diakhiri oleh Pertempuran Actium, dan setelah sekitar satu dekade, Siprus direbut dan diberi status provinsi senator pada tahun 22 SM. Siprus di bawah Kekaisaran Ottoman Pada tahun 1570, serangan Ottoman dengan 60.000 tentaranya menjadikan pulau Siprus berada di bawah kendali Ottoman, meskipun ada perlawanan keras dari penduduk Nicosia dan Famagusta. Pasukan Utsmaniyah merebut Siprus dan membantai banyak penduduk Kristen Yunani dan Armenia. Elit Latin sebelumnya dihancurkan dan perubahan demografis Siprus secara signifikan sejak zaman kuno terjadi dengan pembentukan komunitas Muslim. Tentara yang bertempur dalam penaklukan menetap di pulau itu dan petani serta pengrajin Turki dibawa ke pulau itu dari Anatolia. Komunitas baru ini juga termasuk suku-suku Anatolia yang dibuang, orang-orang yang "tidak diinginkan" dan anggota dari berbagai sekte Muslim yang "bermasalah", serta sejumlah mualaf baru di pulau itu. Setelah 1945 Siprus, ketika masih merupakan jajahan Britania Raya, akan diberikan kepada Yunani. Tetapi minoritas Turki menolak. Akhirnya kompromi disepakati dan pada tahun 1959 didirikan negara Siprus merdeka. Tetapi kedua belah pihak tidak puas dan akhirnya pada tahun 1974 sebuah kelompok yang menginginkan persatuan dengan Yunani mengadakan kudeta yang kemudian dibalas Turki dengan menduduki Siprus. Semenjak itu Turki menduduki wilayah utara. Anggota Uni Eropa Pada tanggal 1 Mei 2004 yang bertepatan dengan peringatan Hari Buruh, Siprus menjadi anggota Uni Eropa. Tetapi yang diperbolehkan ikut hanya wilayah selatan saja, kecuali kalau wilayah utara juga ingin bersatu. Akhirnya penduduk wilayah utara menekan pemerintah mereka supaya bersatu dengan wilayah selatan. Pada 24 April 2004 wilayah utara (yang dipimpin Raouf Denktash) mengatakan "ya" kepada persatuan. Daerah selatan (yang dipimpin Tassos Papadopoulos) mengatakan "tidak" kepada persatuan. Jadi akhirnya hanya bagian selatan saja yang menjadi anggota Uni Eropa. Geografi Siprus merupakan sebuah negara pulau yang terletak di Laut Tengah, sebelah selatan Benua Eropa (Eropa Selatan). Negara yang secara astronomis berada diantara 34°-36° LU dan 32°- 35°BT ini terletak di sebelah utara Mesir dan sebelah barat lautnya Palestina, Lebanon dan Israel. Siprus juga berada di sebelah baratnya Suriah dan sebelah tenggaranya Yunani serta sebelah selatan Turki. Ibukota Siprus adalah kota Nikosia. Secara geografis pulau Siprus terletak hanya 75 kilometer dari daratan Turki Asia, yaitu bagian Turki yang termasuk benua Asia. Pulau inipun secara visual di peta terlihat sangat dekat ke pantai Syria dan Lebanon dibanding ke semenanjung Yunani. Siprus adalah pulau terbesar ketiga di Laut Mediterania, setelah pulau di Italia yaitu Sisilia dan Sardinia (keduanya dalam hal luas dan populasi). Siprus juga merupakan pulau terbesar ke-80 di dunia dan terbesar ke-51 di dunia menurut populasi. Panjangnya dari ujung ke ujung dan lebar pada titik terlebarnya, dengan jarak ke Turki . Siprus terletak di antara garis lintang 34° dan 36° LU, dan garis bujur 32° dan 35° BT. Wilayah tetangga lainnya termasuk Suriah dan Lebanon di timur dan tenggara dengan jarak masing-masing sejauh (), Israel ke tenggara, Jalur Gaza 427 kilometer (265 mi) di tenggara, Mesir di selatan, dan Yunani di barat laut: ke pulau kecil Dodekanisa Kastellorizo (Megisti), ke Rhodes dan ke daratan Yunani. Sumber alternatif menempatkan Siprus di Eropa, atau Asia Barat dan Timur Tengah. Geopolitik pulau ini dibagi menjadi empat segmen utama. Republik Siprus menempati dua pertiga selatan pulau (59,74%). Republik Turki Siprus Utara menempati sepertiga bagian utara (34,85%), dan [[Zona Penyangga Perserikatan Bangsa-Bangsa di Siprus |Garis Hijau]] yang dikendalikan PBB menyediakan [[Zona Penyangga Perserikatan Bangsa-Bangsa di Siprus |zona penyangga]] yang memisahkan keduanya dan mencakup 2,67% dari Pulau. Terakhir, dua pangkalan di bawah kedaulatan Inggris terletak di pulau: Akrotiri dan Dhekelia yang meliputi 2,74% sisanya. Iklim Siprus memiliki tipe iklim subtropis – Mediterania dan semi-kering (di bagian timur laut pulau) – Klasifikasi iklim Köppen Csa dan BSh, dengan musim dingin yang sangat ringan (di pantai) dan musim panas yang hangat hingga terik. Salju hanya mungkin terjadi di Pegunungan Troodos di bagian tengah pulau. Hujan terjadi terutama di musim dingin, dengan musim panas umumnya kering. Siprus memiliki salah satu iklim terhangat di bagian Mediterania Uni Eropa. Suhu tahunan rata-rata di pantai sekitar pada siang hari dan pada malam hari. Umumnya, musim panas berlangsung sekitar delapan bulan, dimulai pada bulan April dengan suhu rata-rata pada siang hari dan pada malam, dan berakhir pada bulan November dengan suhu rata-rata pada siang hari dan pada malam hari, meskipun pada suhu empat bulan yang tersisa terkadang melebihi . Pasokan air Siprus mengalami kekurangan air yang kronis, dan negara ini sangat bergantung pada hujan untuk menyediakan air rumah tangga, tetapi dalam 30 tahun terakhir rata-rata curah hujan tahunan menurun. Antara tahun 2001 dan 2004, curah hujan tahunan yang sangat tinggi mendorong cadangan air naik, dengan pasokan yang melebihi permintaan, memungkinkan penyimpanan total di waduk pulau meningkat ke titik tertinggi sepanjang masa pada awal tahun 2005. Namun, sejak saat itu permintaan meningkat setiap tahun – sebagai akibat dari pertumbuhan populasi lokal, orang asing pindah ke Siprus dan jumlah wisatawan yang berkunjung – sementara pasokan menurun akibat kekeringan yang sering terjadi. Bendungan tetap menjadi sumber air utama baik untuk keperluan rumah tangga maupun pertanian; Siprus memiliki total 107 bendungan (ditambah satu yang sedang dibangun) dan waduk, dengan total kapasitas penyimpanan air sekitar . Tanaman air untuk proses desalinasi sedang dibangun secara bertahap untuk mengatasi kekeringan berkepanjangan yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. Pemerintah telah banyak berinvestasi dalam pembuatan instalasi desalinasi air yang telah memasok hampir 50 persen air rumah tangga sejak tahun 2001. Upaya juga telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan situasi tersebut dan mendorong pengguna air rumah tangga untuk lebih bertanggung jawab atas konservasi. komoditas yang semakin langka ini. Turki telah membangun jaringan pipa air di bawah Laut Mediterania dari Anamur di pantai selatannya ke pantai utara Siprus, untuk memasok Siprus Utara dengan air minum dan irigasi (lihat Proyek Pasokan Air Siprus Utara) . Flora dan fauna Siprus adalah rumah bagi sejumlah kehidupan endemik, termasuk tikus Siprus, pohon ek emas dan cedar Siprus. Politik Siprus merupakan negara republik presidensial. Kepala negara dan pemerintahan dipilih melalui proses pemilihan umum untuk masa jabatan lima tahun. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah dengan kekuasaan legislatif berada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat. Sementara yudikatif independen dari eksekutif dan legislatif. Konstitusi 1960 mengatur sistem pemerintahan presidensial dengan cabang eksekutif, legislatif dan yudikatif yang independen serta sistem checks and balances yang kompleks termasuk rasio pembagian kekuasaan yang dirancang untuk melindungi kepentingan Siprus Turki. Eksekutif dipimpin oleh seorang presiden Siprus Yunani dan seorang wakil presiden Siprus Turki yang dipilih oleh komunitas mereka masing-masing untuk masa jabatan lima tahun dan masing-masing memiliki hak veto atas jenis undang-undang dan keputusan eksekutif tertentu. Kekuasaan legislatif berada di tangan DPR yang juga dipilih berdasarkan daftar pemilih yang terpisah. Sejak 1965, terjadi bentrokan antara dua komunitas sehingga kursi Siprus Turki di DPR tetap kosong. Pada tahun 1974 Siprus terbagi secara de facto ketika tentara Turki menduduki sepertiga utara pulau itu. Siprus Turki kemudian mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1983 sebagai Republik Turki Siprus Utara tetapi hanya diakui oleh Turki. Pada tahun 1985, TRNC mengadopsi sebuah konstitusi dan mengadakan pemilihan pertamanya. PBB mengakui kedaulatan Republik Siprus atas seluruh pulau Siprus. Dewan Perwakilan Rakyat saat ini memiliki 59 anggota yang dipilih untuk masa jabatan lima tahun. 56 anggota melalui perwakilan proporsional dan 3 anggota mewakili minoritas Armenia, Latin dan Maronite. 24 kursi dialokasikan untuk Komunitas Turki tetapi tetap kosong sejak 1964. Lingkungan politik didominasi oleh AKEL komunis, Koalisi Demokrat Konservatif Liberal, Partai Demokrat Sentris, EDEK sosial-demokratis dan EURO.KO sentris. Pada tahun 2008, Dimitris Christofias menjadi kepala negara komunis pertama di negara itu. Karena keterlibatannya dalam krisis keuangan Siprus 2012–2013, Christofias tidak mencalonkan diri dalam pemilihan ulang pada 2013. Pemilihan Presiden pada 2013 menghasilkan kandidat Partai Demokrat, Nicos Anastasiades, memenangkan 57,48% suara. Alhasil, Anastasiades dilantik dan menjadi presiden sejak 28 Februari 2013. Anastasiades terpilih kembali dengan 56% suara dalam pemilihan presiden 2018. Pembagian administratif Republik Siprus dibagi menjadi enam distrik: Distrik Nicosia, Distrik Famagusta, Distrik Kyrenia, Distrik Larnaca, Distrik Limassol dan Distrik Paphos. Exclave dan enclave Siprus memiliki empat eksklave dan semuanya berada di wilayah yang termasuk Area Pangkalan Berdaulat Inggris di Dhekelia. Dua yang pertama adalah desa Ormideia dan Xylotymvou. Yang ketiga adalah Pembangkit Listrik Dhekelia, yang dibagi oleh jalan Inggris menjadi dua bagian. Bagian utara adalah pemukiman pengungsi EAC dan bagian selatan, meskipun terletak di tepi laut, juga merupakan eksklave karena perairannya bagian teritorial Inggris. Zona penyangga PBB berhadapan dengan Dhekelia dan mengambil sisi timurnya, Ayios Nikolaos dan terhubung koridor darat yang tipis. Dalam artian, zona penyangga mengubah kawasan Paralimni di sudut tenggara pulau menjadi eksklave secara de facto, meski bukan de jure. Hubungan luar negeri Republik Siprus adalah anggota grup internasional berikut: Grup Australia, CN, CE, CFSP, EBRD, EIB, EU, FAO, IAEA, IBRD, ICAO, ICC, ICCt, ITUC, IDA, IFAD, IFC, IHO, ILO, IMF, IMO, Interpol, IOC, IOM, IPU, ITU, MIGA, NAM , NSG, OPCW, OSCE, PCA, PBB, UNCTAD, UNESCO, UNHCR, UNIDO, UPU, WCL, WCO, WFTU, WHO, WIPO, WMO, WToO, WTO. Pasukan bersenjata Garda Nasional Siprus adalah institusi militer utama Republik Siprus. Ini adalah kekuatan Senjata gabungan dengan elemen darat, udara, dan laut. Secara historis semua pria diharuskan menjalani wajib militer selama 24 bulan bertugas di Garda Nasional setelah ulang tahun ke-17 mereka. Tetapi pada tahun 2016, periode wajib militer ini dikurangi menjadi 14 bulan. Setiap tahun, sekitar 10.000 orang dilatih di pusat-pusat perekrutan. Tergantung pada spesialisasi yang diberikan. Rekrutan wajib militer kemudian dipindahkan ke kamp pelatihan khusus atau ke unit operasional. Ekonomi Ekonomi tergantung pada ekspor produk pertanian (jeruk, kentang, anggur, tembakau) dan penghasilan pariwisata. Selain itu sektor pertambangan masih menguntungkan (tembaga, besi, marmer, dan gipsum). Kata tembaga dalam banyak bahasa Eropa merupakan derivasi dari kata Siprus dalam bahasa Yunani kupros, misalkan kata copper (bahasa Inggris) atau koper (bahasa Belanda). Demografi Menurut CIA World Factbook, pada tahun 2001 penduduk Siprus terdiri dari Siprus Yunani 77%, Siprus Turki 18%, dan lainnya 5%. Pada saat sensus pemerintah 2011, ada 10.520 orang asal Rusia yang tinggal di Siprus. Menurut sensus penduduk pertama setelah deklarasi kemerdekaan, dilakukan pada bulan Desember 1960 dan meliputi seluruh pulau, Siprus memiliki total populasi 573.566. Di antaranya 442.138 (77,1%) adalah orang Yunani, 104.320 (18,2%) Turki, dan 27.108 (4,7%) lainnya. Karena ketegangan etnis antar-komunal antara tahun 1963 dan 1974, sensus di seluruh pulau tidak mungkin untuk dilakukan. Namun demikian, pemerintah Siprus melakukannya pada tahun 1973, tanpa penduduk Siprus Turki. Menurut sensus ini, populasi Siprus Yunani adalah 482.000. Satu tahun kemudian, pada tahun 1974, Departemen Statistik dan Penelitian pemerintah Siprus memperkirakan total penduduk Siprus mencapai 641.000; di antaranya 506.000 (78,9%) adalah orang Yunani, dan 118.000 (18,4%) orang Turki. Setelah pembagian pulau pada tahun 1974, pemerintah Siprus melakukan empat sensus lagi: pada tahun 1976, 1982, 1992 dan 2001; ini tidak termasuk populasi Turki yang tinggal di bagian utara pulau. Menurut perkiraan terakhir Republik Siprus, pada tahun 2005, jumlah warga Siprus yang saat ini tinggal di Republik Siprus sekitar 871.036 jiwa. Selain itu, Republik Siprus adalah rumah bagi 110.200 penduduk tetap asing dan diperkirakan 10.000–30.000 imigran ilegal tidak berdokumen yang saat ini tinggal di selatan pulau. Menurut sensus 2006 yang dilakukan oleh Siprus Utara, ada 256.644 (de jure) orang yang tinggal di Siprus Utara. 178.031 adalah warga Siprus Utara, 147.405 di antaranya lahir di Siprus (112.534 dari utara; 32.538 dari selatan; 371 tidak menunjukkan dari bagian Siprus mana mereka berasal); 27.333 lahir di Turki; 2.482 lahir di Inggris dan 913 lahir di Bulgaria. Dari 147.405 warga yang lahir di Siprus, 120.031 mengatakan kedua orang tuanya lahir di Siprus; 16.824 mengatakan kedua orang tua lahir di Turki; 10.361 memiliki satu orang tua yang lahir di Turki dan satu orang tua yang lahir di Siprus.[199] Pada tahun 2010, International Crisis Group memperkirakan bahwa total populasi Siprus adalah 1,1 juta, di mana diperkirakan ada 300.000 penduduk di utara, mungkin setengah dari mereka lahir di Turki atau anak-anak dari pemukim tersebut. Desa Rizokarpaso (di Siprus Utara), Potamia (di distrik Nicosia) dan Pyla (di Distrik Larnaca) adalah satu-satunya pemukiman yang tersisa dengan populasi campuran Yunani dan Siprus Turki. Haplogroup Y-Dna ditemukan pada frekuensi berikut di Siprus: J (43,07% termasuk 6,20% J1), E1b1b (20,00%), R1 (12,30% termasuk 9,2% R1b), F (9,20%), I (7,70%) , K (4,60%), A (3,10%).[203] Haplogroup J, K, F dan E1b1b terdiri dari garis keturunan dengan distribusi diferensial di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa. Sementara R1 dan I khas dalam populasi Eropa. Di luar Siprus ada diaspora yang signifikan dan berkembang - baik diaspora Siprus Yunani maupun diaspora Siprus Turki - di Inggris Raya, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Yunani, dan Turki. Kawasan perkotaan fungsional Agama Budaya Siprus Yunani dan Siprus Turki memiliki banyak kesamaan dalam budaya mereka karena pertukaran budaya tetapi juga memiliki perbedaan. Beberapa makanan tradisional (seperti Souvlaki dan Halloumi ) dan minuman serupa, serta ekspresi dan cara hidup. Keramah tamahan dan membeli atau menawarkan makanan dan minuman untuk tamu atau orang lain adalah umum di antara keduanya. Dalam kedua komunitas, musik, tarian dan seni adalah bagian integral dari kehidupan sosial dan banyak ekspresi artistik, verbal dan nonverbal, tarian tradisional seperti Tsifteteli, kesamaan dalam kostum tari dan pentingnya ditempatkan pada kegiatan sosial dibagi di antara masyarakat. Namun, kedua komunitas memiliki agama dan budaya agama yang berbeda, dengan Siprus Yunani secara tradisional menjadi Ortodoks Yunani dan Siprus Turki secara tradisional adalah Muslim Sunni, yang sebagian telah menghambat pertukaran budaya. Siprus Yunani memiliki pengaruh dari Yunani dan Kekristenan, sedangkan Siprus Turki memiliki pengaruh dari Turki dan Islam. Festival Karnaval Limassol adalah karnaval tahunan yang diadakan di Limassol, Siprus. Acara yang sangat populer di Siprus diperkenalkan pada abad ke-20. Kesenian Sejarah seni Siprus dapat dikatakan merentang hingga 10.000 tahun, setelah ditemukannya serangkaian tokoh-tokoh periode Chalcolithic yang diukir di desa-desa Khoirokoitia dan Lempa. Pulau ini adalah rumah bagi banyak contoh lukisan ikon agama berkualitas tinggi dari Abad Pertengahan serta banyak gereja yang dicat. Arsitektur Cypriot sangat dipengaruhi oleh kebangkitan kembali gaya Prancis Gotik dan Italia yang diperkenalkan di pulau itu selama era dominasi Latin (1191-1571). Seni tradisional terkenal yang berasal dari abad ke-14 adalah Renda Lefkara (juga dikenal sebagai "Lefkaratika", yang berasal dari desa Lefkara . Renda Lefkara diakui sebagai warisan budaya takbenda (ICH) oleh Unesco, dan itu adalah ditandai dengan pola desain yang berbeda, dan proses produksinya yang rumit dan memakan waktu. Renda Lefkara asli dengan bordir penuh dapat memakan waktu ratusan jam, dan itu sebabnya harganya biasanya cukup tinggi. Bentuk seni lokal lainnya Berasal dari Lefkara adalah produksi Cypriot Filigree (lokal dikenal sebagai Trifourenio), jenis perhiasan yang dibuat dengan benang perak. Di desa Lefkara ada pusat yang didanai pemerintah bernama Lefkara Handicraft Center yang misinya adalah untuk mendidik dan mengajar seni membuat sulaman dan perhiasan perak. Ada juga Museum Sulaman Tradisional yang merupakan Perajin Perak yang terletak di desa yang memiliki banyak koleksi kerajinan tangan lokal. ade art. Di zaman modern, sejarah seni Siprus dimulai dengan pelukis Vassilis Vryonides (1883–1958) yang belajar di Akademi Seni Rupa di Venesia. Dikatakan bahwa dua pendiri seni modern Siprus adalah Adamantios Diamantis (1900–1994) yang belajar di Royal College of Art London dan Christopheros Savva (1924–1968) yang juga belajar di London, di Sekolah Seni Saint Martin. Dalam banyak hal kedua seniman ini menetapkan templat untuk seni Siprus berikutnya dan gaya artistik mereka serta pola pendidikan mereka tetap berpengaruh hingga hari ini. Secara khusus mayoritas seniman Siprus masih berlatih di Inggris sementara yang lain berlatih di sekolah-sekolah seni di Yunani dan lembaga seni lokal seperti Sekolah Seni Siprus, Universitas Nicosia dan Institut Teknologi Frederick. Salah satu ciri seni Cypriot adalah kecenderungan seni lukis figuratif meskipun seni konseptual sedang dipromosikan dengan ketat oleh sejumlah "lembaga" seni dan terutama Pusat Seni Kota Nicosia. Galeri seni kota ada di semua kota utama dan ada panggung seni komersial yang besar dan semarak. Siprus akan menjadi tuan rumah festival seni internasional Manifesta pada tahun 2006 tetapi ini dibatalkan pada menit terakhir setelah perselisihan antara penyelenggara Belanda Manifesta dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Siprus mengenai lokasi beberapa acara Manifesta di sektor Turki dari ibukota Nicosia. Seniman Siprus Yunani terkenal lainnya termasuk Helene Black, keluarga Kalopedis, Panayiotis Kalorkoti, Nicos Nicolaides, Stass Paraskos, Arestís Stasí, Telemachos Kanthos, Konstantia Sofokleous dan Chris Achilleos, dan seniman Turki Turki termasuk İsmet Güney, Ruzen Atakan dan Mutlu Çerz. Musik Musik rakyat tradisional Siprus memiliki beberapa unsur yang sama dengan Musik Yunani, Turki, dan Arab, yang semuanya diturunkan dari musik Bizantium, termasuk tarian Siprus Yunani dan Turki Siprus seperti sousta, syrtos, zeibekikos, tatsia, dan karsilama juga sebagai tsifteteli dan arapies yang diilhami Timur Tengah. Ada juga bentuk puisi musikal yang dikenal sebagai chattistayang sering dilakukan di pesta dan perayaan tradisional. Instrumen yang umumnya dikaitkan dengan musik rakyat Siprus adalah biola ("fkiolin"), kecapi ("laouto"), akordeon, seruling Siprus ( pithkiavlin ), oud ("outi"), kanonaki dan perkusi (termasuk " toumperleki"). Komponis yang terkait dengan musik Siprus tradisional termasuk Solon Michaelides, Marios Tokas, Evagoras Karageorgis dan Savvas Salides. Di antara musisi juga adalah pianis terkenal Cyprien Katsaris, komposer Andreas G. Orphanides, dan komposer dan direktur artistik inisiatif Ibukota Budaya Eropa Marios Joannou Elia. Musik populer di Siprus umumnya dipengaruhi oleh adegan Laïka Yunani;seniman yang bermain dalam genre ini termasuk bintang platinum internasional Anna Vissi, Evridiki, dan Sarbel. Hip Hop, R&B telah didukung oleh munculnya rap Cypriot dan adegan musik urban di Ayia Napa, sementara pada tahun-tahun terakhir adegan reggae sedang tumbuh, terutama melalui partisipasi banyak seniman Siprus di festival tahunan Reggae Sunjam. Juga dicatat musik rock Cypriot dan Éntekhno rock sering dikaitkan dengan artis seperti Michalis Hatzigiannis dan Alkinoos Ioannidis. Metal juga memiliki pengikut kecil di Siprus yang diwakili oleh band-band seperti Armageddon (rev.16: 16), Blynd, Winter's Verge, Methysosdan Quadraphonic . literatur Produksi sastra zaman dahulu termasuk Cypria, sebuah puisi epik , mungkin disusun pada akhir abad ke-7 SM dan dikaitkan dengan Stasinus. Cypria adalah salah satu spesimen puisi Yunani dan Eropa yang pertama. Cypriot Zeno dari Citium adalah pendiri sekolah filsafat Stoa. Puisi epik, terutama "lagu-lagu akustik", berkembang selama Abad Pertengahan. Dua kronik, satu ditulis oleh Leontios Machairasdan yang lainnya oleh Georgios Voustronios, mencakup seluruh Abad Pertengahan hingga akhir pemerintahan Frank (abad ke-4 - 1489). Poèmes d'amour ditulis dalam bahasa Siprus Yunani abad pertengahan sejak abad ke-16. Beberapa di antaranya adalah terjemahan aktual dari puisi yang ditulis oleh Petrarch, Bembo, Ariosto dan G. Sannazzaro. Banyak sarjana Siprus meninggalkan Siprus pada masa-masa sulit seperti Ioannis Kigalas (sekitar 1622–1687) yang bermigrasi dari Siprus ke Italia pada abad ke-17, beberapa karyanya bertahan dalam buku-buku sarjana lain. Ioannis Kigalas (sekitar 1622–1687) adalah cendekiawan Siprus Yunani yang lahir di Nikosia dan profesor Filsafat yang sebagian besar aktif pada abad ke-17. Siprus Yunani dan Siprus Turki memiliki banyak kesamaan dalam budaya mereka karena pertukaran budaya tetapi juga memiliki perbedaan. Hasan Hilmi Efendi, seorang penyair Siprus Turki, dihargai oleh sultan Ottoman Mahmud II dan dikatakan sebagai "sultan puisi". Tokoh sastra Siprus Yunani modern termasuk penyair dan penulis Kostas Montis, penyair Kyriakos Charalambides, penyair Michalis Pasiardis, penulis Nicos Nicolaides, Stylianos Atteshlis, Altheides, Loukis Akritas dan Demetris Th. Gotsis. Dimitris Lipertis, Vasilis Michaelides dan Pavlos Liasides adalah penyair rakyat yang menulis puisi terutama dalam dialek Siprus-Yunani. Di antara penulis Siprus Turki terkemuka adalah Osman Türkay, dua kali dinominasikan untuk Hadiah Nobel dalam Sastra, Özker Yaşın, Neriman Cahit, Tambang Balki Urkiye, Mehmet Yaşın dan Neşe Yaşın . Ada kehadiran yang semakin kuat dari penulis Siprus emigre sementara dan permanen dalam sastra dunia, serta tulisan-tulisan oleh penulis Siprus generasi kedua dan ketiga yang lahir atau dibesarkan di luar negeri, sering kali menulis dalam bahasa Inggris. Ini termasuk penulis seperti Michael Paraskos dan Stephanos Stephanides . Contoh-contoh Siprus dalam literatur asing termasuk karya-karya Shakespeare, dengan sebagian besar permainan Othello oleh William Shakespeare berlatar pulau Siprus.Penulis Inggris Lawrence Durrell tinggal di Siprus dari tahun 1952 hingga 1956, selama waktunya bekerja untuk pemerintah kolonial Inggris di pulau itu, dan menulis buku Bitter Lemons tentang waktunya di Siprus yang memenangkan Duff Cooper Prize kedua pada tahun 1957. Media massa Dalam laporan Freedom of the Press 2015 dari Freedom House , Republik Siprus dan Siprus Utara diberi peringkat "bebas". Republik Siprus mencetak 25/100 dalam kebebasan pers, 5/30 di Lingkungan Hukum, 11/40 di Lingkungan Politik, dan 9/30 di Lingkungan Ekonomi (semakin rendah skor semakin baik). Reporters Without Bordersperingkat Republik Siprus 24 dari 180 negara di World Press Freedom Index 2015, dengan skor 15,62 Undang-undang mengatur kebebasan berbicara dan pers, dan pemerintah pada umumnya menghormati hak-hak ini dalam praktik. Pers independen, peradilan yang efektif, dan sistem politik demokratis yang berfungsi bergabung untuk memastikan kebebasan berbicara dan pers. Undang-undang melarang campur tangan sewenang-wenang dengan privasi, keluarga, rumah, atau korespondensi, dan pemerintah pada umumnya menghormati larangan ini dalam praktik. Perusahaan televisi lokal di Siprus termasuk Perusahaan Penyiaran Siprus milik negara yang menjalankan dua saluran televisi. Selain itu di sisi Yunani pulau ada saluran swasta ANT1 Cyprus, Plus TV, Mega Channel, Sigma TV, Nimonia TV (NTV) dan New Extra. Di Siprus Utara, saluran lokal adalah BRT, Siprus Turki setara dengan Cyprus Broadcasting Corporation, dan sejumlah saluran pribadi. Mayoritas program seni dan budaya lokal diproduksi oleh Cyprus Broadcasting Corporation dan BRT, dengan film dokumenter seni lokal, program ulasan dan seri drama film. Bioskop Direktur Siprus yang paling terkenal di dunia, yang pernah bekerja di luar negeri, adalah Michael Cacoyannis. Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, George Filis memproduksi dan menyutradarai Gregoris Afxentiou, Etsi Prodothike i Kypros, dan The Mega Document. Pada 1994, produksi film Cypriot mendapat dorongan dengan dibentuknya Komite Penasihat Bioskop. Pada tahun 2000, jumlah tahunan yang disisihkan untuk pembuatan film dalam anggaran nasional adalah CYP £ 500.000 (sekitar € 850.000). Selain hibah pemerintah, co-produksi Cypriot memenuhi syarat untuk pendanaan dari Dewan Dana Eurimages Eropa, yang membiayai produksi film Eropa. Sampai saat ini, empat film fitur di mana seorang Siprus adalah produser eksekutif telah menerima dana dari Eurimages. Yang pertama adalah I Sphagi tou Kokora (1996), diikuti oleh Hellados (belum dirilis), To Tama(1999), dan O Dromos gia tin Ithaki (2000). Pada 2009, pembuat film Yunani Vassilis Mazomenos merekam film drama Guilt in Cyprus. Film ini dianugerahi penghargaan Penulisan Naskah Terbaik dan Fotografi Terbaik di London Greek Film Festival , dan merupakan seleksi resmi di Montreal World Film Festival , Festival Film Internasional Kairo, Festival Film Internasional India, Festival Film Tallinn Black Nights, dan Fantasporto. Itu juga film pembuka di Panorama Sinema Eropa di Athena. Pada 2010, film ini dinominasikan untuk film terbaik dari Hellenic Film Academy. Hanya sedikit film asing yang dibuat di Siprus. Ini termasuk Incense for the Damned (1970), The Beloved (1970), dan Ghost in the Noonday Sun (1973). Bagian dari film John Wayne The Longest Day (1962) juga direkam di Siprus. Masakan Selama periode abad pertengahan, di bawah raja-raja Prancis Lusignan di Siprus, bentuk santapan yang rumit dikembangkan, memadukan bentuk Prancis, Bizantium, dan Timur Tengah. Raja-raja Lusignan dikenal karena mengimpor koki Suriah ke Siprus, dan telah disarankan bahwa salah satu rute utama untuk mengimpor resep Timur Tengah ke Prancis dan negara-negara Eropa Barat lainnya, seperti blancmange, adalah melalui Kerajaan Lusignan Siprus. Resep-resep ini dikenal di Barat sebagai Vyands de Chypre,atau Foods of Cyprus, dan sejarawan makanan William Woys Weaver telah mengidentifikasi lebih dari seratus di antaranya dalam buku-buku resep Inggris, Prancis, Italia dan Jerman pada Abad Pertengahan. Salah satu yang menjadi sangat populer di seluruh Eropa pada periode abad pertengahan dan awal modern adalah sup yang dibuat dengan ayam atau ikan yang disebut malmonia, yang dalam bahasa Inggris menjadi mawmeny. Contoh lain dari bahan makanan Siprus memasuki kanon Eropa Barat adalah kembang kol, masih populer dan digunakan dalam berbagai cara di pulau hari ini, yang dikaitkan dengan Siprus dari awal Abad Pertengahan. Menulis pada abad ke-12 dan 13 ahli botani Arab Ibnu al-'Awwam dan Ibn al-Baitar mengklaim bahwa sayuran berasal dari Siprus, dan hubungan dengan pulau ini bergema di Eropa Barat, tempat kembang kol berada awalnya dikenal sebagai Siprus kubis atau colewart Siprus. Ada juga perdagangan yang panjang dan luas dalam biji kembang kol dari Siprus, hingga abad keenam belas. Meskipun sebagian besar budaya makanan Lusignan hilang setelah jatuhnya Siprus ke Ottoman pada tahun 1571, sejumlah hidangan yang sudah tidak asing lagi bagi Lusignan bertahan hingga hari ini, termasuk berbagai bentuk tahini dan houmous, houmous, zalatina, skordalia, dan acar lagu liar burung yang disebut ambelopoulia. Ambelopoulia, yang saat ini sangat kontroversial, dan ilegal, diekspor dalam jumlah besar dari Siprus selama periode Lusignan dan Venesia, terutama ke Italia dan Prancis. Pada tahun 1533, pelancong Inggris ke Siprus, John Locke, mengklaim telah melihat acar burung liar dikemas ke dalam toples-toples besar, atau di mana 1.200 toples diekspor dari Siprus setiap tahun. Catatan Lihat pula Republik Turki Siprus Utara Bacaan lebih lanjut Referensi Pranala luar Situs resmi Situs resmi pariwisata information and news about both parts of Cyprus Cyprus Guide Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
Republik Turki Siprus Utara (bahasa Turki: Kuzey Kıbrıs Türk Cumhuriyeti, KKTC) adalah sebuah negara pengakuan terbatas yang secara de facto merdeka, terletak di bagian utara Siprus menguasai ⅓ bagian pulau. Tidak ada negara lain di dunia yang mengakui kedaulatannya kecuali Turki, yang menginvasi siprus bagian utara pada tahun 1974. Lalu pada tahun 1975 negara ini diproklamasikan dengan perubahan nama pada tahun 1983; nama tersebut masih digunakan hingga kini. Republik Turki Siprus Utara RTSU berstatus sebagai Negara Pengamat di Organisasi Kerjasama Islam atau OKI. Referensi Lihat pula Daftar negara-negara di dunia Siprus Organisasi Kerjasama Islam Negara Federasi Turki Siprus Pranala luar Siprus Utara Situs resmi Association of Turkish Cypriots Abroad Cyprus Issue Zypern Times Wilayah yang dipertentangkan
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Semboyan negara ini menggambarkan kondisi Indonesia yang mempunyai banyak keragaman budaya, namun tetap menjadi satu bangsa. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan demikian sangat wajar apabila mempunyai banyak suku, agama, ras, dan antar golongan. Keragaman tersebut hidup saling menghormati dan menghargai dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kata bhinnêka berasal dari dua kata yang mengalami sandi, yaitu bhinna 'terpisah, berbeda' dan ika 'itu'. Kata tunggal berarti 'satu'. Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika dapat diartikan "Berbeda itu satu", yang bermakna meskipun beranekaragam, pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap merupakan satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam adat dan budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular sekitar abad ke-14, di bawah pemerintahan Raja Rājasanagara, yang juga dikenal sebagai Hayam Wuruk. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha. Tujuan Tujuan dari Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk mengembangkan motivasi dan menghargai keragaman. Tanpa wawasan tersebut, akan sulit untuk memajukan kedaulatan dan kemerdekaan nasional Indonesia. Cita-cita tersebut menjadi landasan nasionalisme masyarakat Indonesia. Tujuan dari kebangkitan nasionalis yang dipimpin Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk menanamkan loyalitas dan dedikasi pada masyarakat dan bangsa. Sajak penuh Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini: Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Terjemahan: Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Terjemahan ini didasarkan, dengan adaptasi kecil, pada edisi teks kritis oleh Dr. Soewito Santoso. Galeri Lihat pula Buddha Hindu Majapahit E pluribus unum Referensi Moto Budaya Indonesia Pancasila Hindu Buddhisme Kakawin Agama dan politik Filsafat agama
Kitab Kejadian (disingkat Kejadian; akronim Kej.; ) merupakan kitab pertama dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Kitab ini menceritakan tentang penciptaan dunia, sejarah awal umat manusia, nenek moyang Israel dan asal usul orang-orang Yahudi. Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, dikatakan bahwa Kitab Kejadian ditulis oleh Musa, begitupula Kitab Keluaran, Imamat, dan sebagian besar isi dari Kitab Ulangan. Namun para ilmuwan modern, khususnya sejak abad ke-19, menganggap kitab-kitab tersebut ditulis pada abad ke-6–5 SM, yakni ratusan tahun setelah masa di mana Musa seharusnya hidup. Berdasarkan penafsiran ilmiah dari bukti-bukti arkeologis, genetik, dan linguistik, kebanyakan ilmuwan menilai bahwa Kitab Kejadian bukanlah fakta sejarah melainkan hanyalah mitos Yahudi-Kristen. Dalam Yudaisme, kepentingan teologis dari Kitab Kejadian berpusat pada perjanjian yang menghubungkan Tuhan dengan bangsa pilihan-Nya dan bangsa pilihan-Nya dengan Tanah Perjanjian. Kekristenan telah menafsirkan Kitab Kejadian sebagai gambaran awal dari keimanan penting tertentu dari Kekristenan, terutama akan butuhnya keselamatan (harapan atau jaminan untuk semua orang Kristen) dan tindakan penebusan Kristus di kayu Salib sebagai pemenuhan atas perjanjian sebagai Anak Allah. Nama Nama "Kejadian" merupakan terjemahan bebas dari nama kitab ini dalam versi Septuaginta Yunani, "Genesis" (Γένεσις, translit. Génesis, har. "asal, permulaan, awal, kelahiran, penciptaan"). Nama tersebut merupakan terjemahan dari kata Ibrani (beresyit), yang secara harfiah berarti "pada mulanya". Nama tersebut diambil dari kata pertama dalam kitab ini, yaitu kata pertama pada Kejadian 1:1 sebagai berikut. Isi Kitab Kejadian secara garis besar menceritakan kisah-kisah sebelum zaman Musa, dimulai dari kisah penciptaan hingga cerita leluhur bangsa Israel yang pindah dari Kanaan ke Mesir. Pembagian Kitab ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar menurut jenis isi yang terkandung di dalam kitab ini. Pembagian dan penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut. Pembagian berdasarkan fakta Alkitab Zaman permulaan Bagian pertama ini mencakup Kejadian 1–11. Bagian ini mengemukakan konsep penulis kitab atas sifat ketuhanan dan hubungan manusia dengan pencipta-Nya. Bagian ini memuat beberapa daftar toledot ("riwayat, silsilah"), ada yang berbentuk riwayat (narasi) dan ada yang berbentuk silsilah (daftar keturunan). Toledot yang muncul pada bagian ini di antaranya adalah riwayat penciptaan (), riwayat langit dan bumi (), silsilah Adam (), riwayat Nuh (), silsilah Sem, Ham, dan Yafet (), silsilah Sem (), dan riwayat Terah (). Zaman bapa leluhur Bagian kedua yang disebut sejarah mencakup Kejadian 12–50. Bagian ini menggambarkan zaman prasejarah bangsa Israel, yaitu bangsa pilihan Allah, dengan menceritakan para bapa leluhur mereka. Seperti halnya bagian pertama, bagian ini juga memuat beberapa daftar toledot, yang terdiri dari silsilah Ismael (), riwayat Ishak (), riwayat dan silsilah Esau (, ), dan riwayat Yakub (). Atas perintah Tuhan, keturunan Nuh, yakni Abraham, melakukan perjalanan dari tempat kelahirannya (dideskripsikan sebagai Ur Kasdim) ke tanah Kanaan yang diberikan Tuhan, di mana ia tinggal sebagai pendatang, sebagaimana putranya yaitu Ishak dan cucunya yaitu Yakub. Nama Yakub diubah menjadi "Israel", dan melalui perantaraan putranya, yakni Yusuf, anak-anak Israel turun ke Mesir, 70 orang dengan semua rumah tangga mereka dan Tuhan menjanjikan masa depan yang besar bagi mereka. Kejadian berakhir dengan Israel di Mesir, siap untuk kedatangan Musa dan Peristiwa Eksodus. Narasi ini diselingi oleh serangkaian perjanjian dengan Tuhan, yang secara berturut-turut mengerucut cakupannya dari seluruh umat manusia (perjanjian dengan Nuh) menjadi hubungan khusus dengan satu orang saja (Abraham dan keturunannya melalui Ishak dan Yakub). Ayat penting Ayat-ayat penting yang ada di dalam kitab ini: Kejadian 1:1: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. : Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. : Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. : Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. : "Aku (TUHAN) akan mengadakan permusuhan antara engkau (ular) dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." : "Aku (TUHAN) akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau (Abram/Abraham), dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." : (Yakub berkata) "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa." Ringkasan Narasi dimulai dengan TUHAN Allah menciptakan dunia beserta isinya dan melihat bahwa semuanya itu baik. Kemudian, Allah menciptakan manusia lalu membuat manusia "beranak cucu dan bertambah banyak" dan berkuasa atas isi dunia. Namun, manusia lalu jatuh ke dalam dosa dan semakin lama semakin menodai dunia dengan dosa. Salah satunya adalah ketika Kain yang membunuh adiknya Habel karena iri hati. Karena kejahatan manusia tersebut, Allah kemudian menghapuskan semua ciptaan-Nya dengan air bah, kecuali Nuh dan segala makhluk hidup yang berada di dalam bahtera bersamanya. Allah berjanji pada Nuh bahwa Ia tidak akan pernah lagi menurunkan air bah untuk memusnahkan segala makhluk hidup, dan manusia kembali "beranak cucu dan bertambah banyak". Namun manusia sekali lagi mencobai Allah dengan ingin membangun menara Babel yang mencapai langit, tetapi Ia menghukum manusia dengan mengacaubalaukan bahasa manusia dan mencerai-beraikan mereka ke seluruh bumi. Allah berfirman kepada Abram (keturunan Nuh) untuk meninggalkan negeri kelahirannya, Ur-Kasdim, dan menuju ke tanah perjanjian, negeri Kanaan. Abram berangkat bersama Sarai (istri), Lot (anak Haran, saudara Abram) yang kemudian berpisah dari Abram, serta harta benda mereka; lalu rombongannya sampai di Kanaan dan ia menetap di tempat itu sebagai pendatang. Kemudian, Allah mengadakan perjanjian melalui tanda sunat kepada Abram (yang menjadi Abraham, karena ia akan menjadi "bapa bagi sejumlah besar bangsa") bahwa Sarai (yang menjadi Sara) akan mengandung Ishak dan bahwa keturunannya akan menjadi sangat besar jumlahnya. Sementara itu, Sodom dan Gomora (yang sebelumnya ditinggali oleh Lot) dihancurkan karena kejahatan penduduknya; dan juga Hagar (budak Sara) dan Ismael (anak Hagar dan Abraham) diusir oleh karena permintaan Sara, tetapi Allah berjanji bahwa keturunan Ismael juga akan menjadi besar. Setelah Ishak lahir dan bertumbuh, Allah mencobai Abraham dengan menyuruhnya mengorbankan Ishak, dan ia akan benar-benar menuruti-Nya jika tidak dihentikan oleh Allah. Allah telah melihat iman Abraham dan kembali menegaskan janji-Nya. Setelah Sara meninggal dunia, Abraham mengambil Ketura sebagai istri dan melahirkan anak-anak baginya. Setelah Ishak cukup umur, Abraham menyuruh hamba tertuanya untuk melakukan perjalanan ke rumah sanak saudaranya untuk membawa pulang seorang perempuan untuk menjadi istri Ishak. Setelah hamba itu bertemu dengan Ribka (anak Betuel, anak Nahor, anak Abraham), ia menuju ke rumah keluarga Ribka untuk meminta mereka membawa pulang Ribka. Setelah mereka pulang dan Ribka bertemu Ishak, mereka kemudian menikah. Setelah Abraham meninggal, Ribka melahirkan anak kembar, Esau dan Yakub. Yakub lebih disayang oleh Ribka, sedangkan Esau, kakaknya, lebih disayang oleh Ishak. Namun karena kesembronoan Esau dan bantuan Ribka, Yakub memperoleh hak dan berkat kesulungan dari Ishak. Dendam Esau kepada Yakub membuatnya melarikan diri ke rumah Laban (saudara Ribka). Di sana, ia menikahi Lea dan Rahel, adiknya yang lebih dicintai Yakub. Ia memperoleh 11 anak dari kedua istrinya serta Zilpa dan Bilha, budak keduanya. Laban mulai mencurangi harta bagian Yakub yang diusahakannya, sehingga Allah kemudian berfirman kepada Yakub untuk lari dari Laban dan pulang kepada keluarganya. Laban mengejarnya dan berhasil menemui Yakub, lalu mereka membuat perjanjian damai di antara mereka. Rombongan Yakub mendapati rombongan Esau tidak jauh dari mereka, tetapi Yakub takut bertemu Esau. Malam itu, ia bergulat dengan seorang pria dan mendapatkan nama "Israel". Ia kemudian bertemu Esau dan bersujud meminta maaf kepadanya, tetapi kabur sewaktu diundang Esau ke kediamannya. Lalu Allah kembali menegaskan janji kepada Abraham kepada Yakub. Setelah itu lahirlah Benyamin, anak ke-12 Yakub, tetapi ibunya Ribka mati bersalin. Yakub tinggal dengan Ishak hingga ayahnya itu meninggal dunia. Yusuf, anak kesayangan Yakub, dibenci oleh saudara-saudaranya. Mereka menyekap Yusuf, lalu menjualnya kepada orang Midian dan dibawa ke Mesir kepada Potifar (kepala pengawal Firaun). Sementara itu, Yehuda, anak Yakub, berpisah sementara dari keluarganya, lalu menikah dan mendapatkan beberapa anak. Yusuf, yang ada di rumah Potifar, berhasil menjadi orang kepercayaan dan pengurus rumah tersebut. Namun istri Potifar kemudian memfitnahnya dan ia dipenjara. Di penjara, Yusuf mengartikan mimpi juru minuman dan juru roti. Beberapa lama kemudian, Firaun juga mendapatkan mimpi, lalu Yusuf mengartikan mimpinya itu, yaitu adanya tujuh tahun kelimpahan diikuti tujuh tahun kelaparan di seluruh tanah Mesir. Yusuf diangkat sebagai mangkubumi Mesir, lalu ia menyimpan sebanyak mungkin persediaan sebelumnya, dan bencana kelaparan melanda seluruh dunia ketika menjualnya kepada orang Mesir dan para pendatang. Yakub dan keluarganya juga terimbas bencana kelaparan, sehingga anak-anak Israel harus pergi ke Mesir untuk memperoleh gandum. Di sana mereka bertemu dengan Yusuf tetapi tidak mengenalinya. Yusuf menahan Simeon (saudaranya) dan menyuruh mereka membawa Benyamin yang ditinggal di rumah bersama Yakub. Setelah mereka membawa Benyamin kepada Yusuf, ia menyuruh kepala rumahnya untuk menjebak mereka dengan menyelipkan piala Yusuf pada karung milik Benyamin, lalu ia menuduhnya mencuri dan berkata akan menjadikannya budak. Yehuda meminta agar dirinya saja yang menjadi budak, karena jika Benyamin tidak pulang, ayahnya Yakub akan mati karena sedihnya. Yusuf tidak dapat menahan haru, lalu membuka identitasnya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu, mereka pulang menjemput ayah mereka dan membawa segala harta benda mereka ke Mesir. Yakub bertemu dan melepas haru kepada Yusuf, dan setelah itu mereka sekeluarga tinggal di tanah Gosyen. setelah itu, Yusuf kembali mengurus bencana tersebut. Ketika Yakub hampir meninggal, ia mengadopsi anak Yusuf, Efraim dan Manasye, sehingga warisan mereka setara dengan anak-anak Yakub. Setelah itu Yakub meninggal dan keluarga yang ditinggalkan terus hidup berkecukupan. Narasi diakhiri dengan Yusuf yang meninggal dunia. Naskah sumber Kitab Kejadian memiliki beberapa sumber tertulis yang menjadi bukti tertulis dari kitab ini. Sumber tersebut adalah sebagai berikut. Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 1Q1 Genesis (1QGen) 2Q1 Genesis (2QGen) 4Q1 Genesis-Exodusa (4QGen-Exoda) 4Q2 Genesisb (4QGenb) 4Q3 Genesisc (4QGenc) 4Q4 Genesisd (4QGend) 4Q5 Genesise (4QGene) 4Q6 Genesisf (4QGenf) 4Q7 Genesisg (4QGeng) 4Q8 Genesish1 (4QGenh1) 4Q8a Genesish2 (4QGenh2) 4Q8b Genesish-para (4QGenh-para) 4Q9 Genesisj (4QGenj) 4Q10 Genesisk (4QGenk) 4Q11 paleoGenesis-Exodusl (4QpaleoGen-Exodl) 4Q12 paleoGenesism (4QGenm) 4Q483 Genesis (4Q483Gen) 4Q576 Genesisn (4QGenn) 6Q1 paleoGenesis (6QGen) 8Q1 Genesis (8QGen) Wadi Sdeir 1 Perikop Judul perikop dalam Kitab Kejadian menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Penciptaan dan kejatuhan manusia Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (1:1 – 2:7) Manusia dan taman Eden (2:8–25) Manusia jatuh ke dalam dosa (3:1–24) Kain dan Habel (4:1–16) Keturunan Kain, Set dan Enos (4:17–26) Keturunan Adam (5:1–32) Nuh, air bah, dan Menara Babel Kejahatan manusia (6:1–8) Riwayat Nuh (6:9–22) Air bah (7:1–24) Air bah surut (8:1–22) Perjanjian Allah dengan Nuh (9:1–17) Nuh dan anak-anaknya (9:18–29) Daftar bangsa-bangsa keturunan Sem, Ham, dan Yafet (10:1–32) Menara Babel (11:1–9) Keturunan Sem (11:10–26) Daftar keturunan Terah (11:27–32) Abraham Abram dipanggil Allah (12:1–9) Abram di Mesir (12:10–20) Abram dan Lot berpisah (13:1–18) Abram mengalahkan raja-raja di Timur dan menolong Lot (14:1–16) Pertemuan Abram dan Melkisedek (14:17–24) Perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya (15:1–21) Hagar dan Ismael (16:1–16) Allah mengulangi menjanjikan seorang anak laki-laki kepada Abraham (18:1–15) Doa syafaat Abraham untuk Sodom (18:16–33) Sodom dan Gomora dimusnahkan ─ Lot diselamatkan (19:1–29) Lot dan kedua anaknya perempuan (19:30–38) Abraham dan Abimelekh (20:1–18) Ishak Ishak lahir (21:1–7) Abraham mengusir Hagar dan Ismael (21:8–21) Perjanjian Abraham dengan Abimelekh (21:22–34) Kepercayaan Abraham diuji (22:1–19) Keturunan Nahor (22:20–24) Sara mati dan dikuburkan (23:1–20) Ribka dipinang bagi Ishak (24:1–67) Keturunan Abraham dari Ketura (25:1–6) Abraham meninggal dan dikuburkan (25:7–11) Keturunan Ismael (25:12–18) Yakub Esau dan Yakub (25:19–34) Ishak di negeri orang Filistin (26:1–35) Yakub diberkati Ishak sebagai anak sulung (27:1–40) Yakub lari ke Mesopotamia (27:41 – 28:9) Mimpi Yakub di Betel (28:10–22) Yakub di rumah Laban (29:1–30) Anak-anak Yakub (29:31 – 30:24) Yakub memperoleh ternak (30:25–43) Yakub lari meninggalkan Laban (31:1–21) Laban mengejar Yakub (31:22–42) Perjanjian antara Yakub dan Laban (31:43–55) Yakub takut bertemu dengan Esau (32:1–21) Pergumulan Yakub dengan Allah (32:22–32) Yakub berbaik kembali dengan Esau (33:1–20) Dina dan Sikhem (34:1–31) Yakub di Betel untuk kedua kalinya (35:1–15) Kelahiran Benyamin – Rahel mati (35:16–22a) Anak-anak Yakub — Ishak mati (35:22b–29) Keturunan Esau (36:1–19) Keturunan Seir (36:20–30) Raja-raja Edom (36:31–43) Yusuf Yusuf dan saudara-saudaranya (37:1–11) Yusuf dijual ke tanah Mesir (37:12–36) Yehuda dan Tamar (38:1–30) Yusuf di rumah Potifar (39:1–23) Mimpi juru minuman dan juru roti (40:1–23) Mimpi Firaun (41:1–36) Yusuf di Mesir sebagai penguasa (41:37–57) Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir (42:1–38) Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk kedua kalinya (43:1–34) Piala Yusuf hilang dan didapati (44:1–17) Yehuda membela Benyamin (44:18–34) Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya (45:1–28) Yakub pindah ke Mesir (46:1–34) Yakub dan Firaun (47:1–12) Tindakan Yusuf (47:13–31) Yakub pada akhir hidupnya (47:27–31) Yakub memberkati Manasye dan Efraim (48:1–22) Perkataan Yakub yang penghabisan kepada anak-anaknya (49:1–28) Yakub meninggal dan dikuburkan (49:29 – 50:14) Yusuf menghiburkan hati saudara-saudaranya (50:15–21) Yusuf meninggal (50:22–26) Toledot Menurut teori yang dikemukakan oleh P.J. Wiseman (disebut "Tablet Theory" atau "Colophon Theory") Kitab Kejadian merupakan kumpulan lempengan-lempengan atau tablets berdasarkan kata kunci "Toledot" (diartikan "Riwayat/Silsilah") sebagai pembuka dan ditutup dengan suatu kolofon yang umumnya memuat nama pembuatnya, sebagai berikut: Kaitan dengan kitab lain Kitab Kejadian dirujuk oleh setiap kitab dalam Alkitab Ibrani maupun Alkitab Kristen dalam berbagai bentuk, baik kutipan langsung kata demi kata, maupun penyebutan nama tokoh yang seluruh riwayatnya hanya ditulis dalam kitab ini, misalnya Adam, Nuh, dan Abraham. Nama Abraham disebut-sebut dalam keempat kitab Taurat setelah kitab Kejadian, dan sebagian besar kitab-kitab sesudahnya. Sedangkan nama-nama kedua belas suku Israel yang bermula dari putra-putra Yakub, yang kelahirannya dicatat dalam kitab Kejadian, menjadi kunci identitas seseorang yang tergolong bangsa Israel, karena semuanya diyakini diturunkan dari Yakub (yang diberi nama "Israel" oleh Tuhan Allah). Dalam Perjanjian Baru, kisah-kisah penciptaan manusia (laki-laki dan perempuan), air bah pada zaman Nuh dan Abraham disinggung berulang kali, baik dalam kitab-kitab Injil maupun kitab-kitab lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa catatan-catatan dalam Kitab Kejadian merupakan landasan penting bagi kitab-kitab sesudahnya. Hubungan dengan kitab-kitab Taurat lain Sebagian besar ilmuwan abad ke-20 sepakat bahwa kelima kitab Taurat; yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan berasal dari 4 sumber, yakni Yahwis, Elohis, Deutoronomis dan Keimaman, yang masing-masing menceritakan cerita dasar yang sama, dan kemudian dikumpulkan oleh berbagai editor. Sejak tahun 1970-an, terjadi revolusi yang membuat para ilmuwan memandang bahwa sumber Elohis tidak lebih dari variasi dari sumber Yahwis, dan sumber Keimaman sebagai badan revisi dan perluasan materi dari sumber Yahwis (atau "non-Keimaman"). (Sumber Deuteronomis tidak muncul dalam Kitab Kejadian). Para ilmuwan menggunakan contoh cerita berulang dan duplikat dalam Kitab-Kitab tersebut untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang terpisah. Dalam Kitab Kejadian, beberapanya termasuk mengenai tiga kisah berbeda, yakni tentang seorang bapak bangsa yang mengklaim bahwa istrinya adalah adik perempuannya, dua kisah penciptaan, dan dua versi tentang Abraham yang mengirim Hagar dan Ismael ke padang pasir. Ini meninggalkan pertanyaan, kapan karya-karya ini dibuat. Para ahli di paruh pertama abad ke-20 menyimpulkan bahwa sumber Yahwis adalah produk dari periode monarki, khususnya di istana Salomo, di abad ke-10 SM, dan karya Keimaman berasal dari pertengahan abad ke-5 SM (dengan klaim bahwa penulisnya adalah Ezra), tetapi penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa sumber Yahwis berasal dari sebelum atau selama penawanan orang-orang Israel di Babilonia pada abad ke-6 SM, dan edisi final dari sumber Keimaman dikarang pada masa-masa akhir penawanan tersebut, atau tidak lama kemudian. Hampir tidak adanya semua karakter dan peristiwa yang disebutkan dalam bab 1-11 dari sisa Alkitab Ibrani telah menyebabkan minoritas yang cukup besar dari para ilmuwan pada kesimpulan bahwa bab-bab ini disusun pada waktu yang lebih kedepan, kemungkinan pada abad ke-3 SM. Adapun mengapa kitab ini dibuat, sebuah teori yang telah menarik banyak perhatian, meskipun masih kontroversial, adalah "otorisasi Kekaisaran Persia." Teori ini menyebutkan bahwa Persia dari Kekaisaran Akhemeniyah, setelah penaklukan Babel pada tahun 539 SM setuju untuk memberikan Yerusalem otonomi lokal dalam jumlah besar di dalam kekaisarannya tetapi mengharuskan otoritas lokal untuk menghasilkan satu kode hukum yang diterima oleh seluruh komunitas. Dua kelompok kuat yang membentuk komunitas saat itu yakni—keluarga imam yang mengendalikan Kuil Kedua dan yang mengklaim mereka adalah keturunan Musa dan yang mengembara dari Mesir, dan "para tetua" yang terdiri dari keluarga-keluarga pemilik tanah utama yang mengklaim asal-usul mereka dari Abraham, yang telah "memberi" mereka tanah tersebut—kerap kali berkonflik dalam banyak masalah, dan masing-masing memiliki "sejarah asal-usul" sendiri, tetapi janji Persia untuk meningkatkan otonomi lokal secara besar-besaran memberikan insentif yang kuat kepada mereka untuk berembuk memproduksi suatu teks bersama. Evolusi dalam pandangan Kitab Kejadian Evolusi di dalam pandangan Kitab Kejadian merupakan sesuatu yang bersifat subjektif. Kitab Kejadian menyampaikan bagaimana cara manusia mengalami perubahan. Pandangan objektif tidak menjadi suatu pandangan yang utama. Kitab Kejadian menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan ilmuwan di dalam menjelaskan disiplin ilmiah modern melalui bukti-bukti yang objektif. Namun, sejak abad ke-18, doktrin gereja mengenai penciptaan diubah dari pandangan dunia pikiran-sebelum materi menjadi dunia materi-sebelum pikiran. Kitab Kejadian mulai diberi penafsiran yang sesuai dengan hasil penemuan ilmu pengetahuan. Ini menimbulkan konsep evolusi sebagai bagian dari konsep penciptaan yang sifatnya anakronisme. Lihat pula Bagian Alkitab yang berkaitan: Taurat Perjanjian Lama Eneateukh Toledot Referensi Pustaka Pustaka tambahan Kejadian Kejadian Kejadian
Sastra Jawa secara global bisa dibagi menjadi dua kategori yaitu yang ditulis dalam bentuk prosa atau puisi. Dalam bentuk prosa biasanya disebut gancaran dan dalam bentuk puisi biasa disebut dengan istilah tembang. Sebagian besar karya sastra Jawa ditulis dalam bentuk tembang mulai dari awal bahkan sampai saat ini. Sejarah Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi (Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti yang biasa disebut dengan nama Prasasti Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun 804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Setelah prasasti Sukabumi, ditemukan prasasti lainnya dari tahun 856 M yang berisikan sebuah sajak yang disebut kakawin. Kakawin yang tidak lengkap ini adalah sajak tertua dalam bahasa Jawa (Kuno). Sastra Jawa dibagi dalam empat masa: Sastra Jawa Kuno Sastra Jawa Pertengahan Sastra Jawa Baru Sastra Jawa Modern Jawa Kuno Sastra Jawa Kuno atau sering kali dieja sebagai Sastra Jawa Kuno meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan. Karya-karya sastra Jawa penting yang ditulis pada periode ini termasuk Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa Jawa Kuno. Sastra Jawa Kuno dalam bentuk prosa Candakarana Sang Hyang Kamahayanikan Brahmandapurana Agastyaparwa Uttarakanda Adiparwa Sabhaparwa Wirataparwa, 996 Udyogaparwa Bhismaparwa Asramawasanaparwa Mosalaparwa Prasthanikaparwa Swargarohanaparwa Kunjarakarna Sastra Jawa Kuno dalam bentuk puisi (kakawin) Kakawin Tertua Jawa - 856 Kakawin Ramayana ~ 870 Kakawin Arjunawiwaha, Empu Kanwa ~ 1030 Kakawin Kresnayana Kakawin Sumanasantaka Kakawin Smaradahana Kakawin Bhomakawya / Kakawin Bhomantaka Kakawin Bharatayuddha, Empu Sedah dan Empu Panuluh, 1157 Kakawin Hariwangsa Kakawin Gatotkacasraya Kakawin Wrettasañcaya Kakawin Wrettayana Kakawin Brahmandapurana Kakawin Kunjarakarna, Empu Dusun Kakawin Nagarakretagama, Empu Prapanca, 1365 Kakawin Arjunawijaya, Empu Tantular Kakawin Sutasoma, Empu Tantular Kakawin Siwaratrikalpa, Kakawin Lubdhaka Kakawin Parthayajna Kakawin Nitisastra Kakawin Nirarthaprakreta Kakawin Dharmasunya Kakawin Harisraya Kakawin Banawa Sekar Tanakung Petikan dari Kakawin Sutasoma Di bawah ini diberikan beberapa contoh petikan dari kakawin ini bersama dengan terjemahannya. Yang diberikan contohnya adalah manggala, penutup dan sebuah petikan penting. Kakawin Sutasoma adalah sebuah kakawin dalam bahasa Jawa Kuno. Kakawin ini termasyhur, sebab setengah bait dari kakawin ini menjadi motto nasional Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika (Bab 139.5). Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab diambil dari kitab kakawin ini. Kakawin ini mengenai sebuah cerita epis dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya. Amanat kitab ini mengajarkan toleransi antar agama, terutama antar agama Hindu-Siwa dan Buddha. Kakawin ini digubah oleh Empu Tantular pada abad ke-14. Manggala Pada Kakawin Sutasoma terdapat sebuah manggala. Manggala ini memuja Sri Bajrajñana yang merupakan intisari kasunyatan.Jika dia metampakkan dirinya, maka hal ini keluar dalam samadi sang Boddhacitta dan bersemayam di dalam benak. Lalu beberapa yuga disebut di mana Brahma, Wisnu dan Siwa melindungi. Maka sekarang datanglah Kaliyuga di mana sang Buddha datang ke dunia untuk membinasakan kekuasaan jahat. Penutup Pupuh penutup adalah pupuh nomor 148. Bhinneka Tunggal Ika Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Lengkapnya ialah: Petikan dari Kakawin Bharatayuddha dalam budaya Jawa Baru Kakawin ini menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa, yang disebut peperangan Bharatayuddha. Kakawin ini digubah oleh dua orang, yaitu: Empu Sedah dan Empu Panuluh. Bagian permulaan sampai tampilnya prabu Salya ke medan perang adalah karya Empu Sedah, selanjutnya adalah karya Empu Panuluh. Kakawin Bharatayuddha adalah salah satu dari beberapa dari karya sastra Jawa Kuno yang tetap dikenal pada masa Islam. Dalam pertunjukan wayang, beberapa bagian dari Bharatayuddha dinyanyikan sebagai bagian dari nyanyian suluk, bahkan juga dalam pertunjukan wayang yang bernapaskan Islam, misalkan cerita wayang Menak. Terutama cuplikan dari pupuh kelima, bait satu sangat sering dipakai: Pupuh V.1 Terjemahan Sinar bulan yang menawan sungguh menambah keindahan puri Tiadalah bandingan keindahan paviliun emas yang bersinar-sinar seakan-akan berkilau di langit Dinding-dindingnya terbuat dari batu-batu ratna manikam yang dirangkai bagaikan bunga Tempat sang Bhanumati dan prabu Duryodhana tidur dalam cinta Petikan dari Kakawin Arjunawiwāha Kakawin Arjunawiwāha (Jawa: ) adalah kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Karya sastra ini ditulis oleh Empu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Sedangkan kakawin ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030. Manggala <p xml:lang="jv">Kakawin Arjunawiwaha memiliki sebuah manggala. Berikut adalah manggala beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Prasasti Nusantara Prasasti Nusantara adalah prasasti yang berasal dari wilayah Nusantara. Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara serta bahasa-bahasa asli Nusantara dan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta. Di bawah ini disajikan daftar seleksi beberapa prasasti Nusantara Jawa yang penting atau menarik. Semua tahun yang disebut di bawah ini adalah tahun Masehi. Prasasti-prasasti berikut berbahasa Jawa, baik Jawa Kuno (Kawi) maupun Baru. Prasasti Plumpungan, Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Juli 750 Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804 Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824 Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856 Prasasti Taji, 901 Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907 Prasasti Rukam, 907 Prasasti Wanua Tengah III, 908 Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun, ~ 922 Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255 Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269 Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275 Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351 Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450 Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938 Peribahasa Jawa Peribahasa Jawa merupakan suatu bentuk kearifan lokal budaya Jawa yang filosofis. Di dalam peribahasa, terdapat makna mendalam dari sebuah kalimat atau frasa, tidak sekadar dapat dipahami secara harfiah. Contoh Paribasan (peribahasa) dan pepatah Jawa nyolong pethek = tidak cocok dengan apa yang diharapkan. kepara kepere = tidak adil (berbagi). criwis cawis= banyak bicara tapi cekatan dalam bekerja. keplok ora tombok = merasakan kesenangan tanpa keluar biaya. yitna yuwana, lena kena = yang hati-hati akanselamat, yang ceroboh akan celaka. busuk ketekuk, pinter keblinger = yang pintar dan yang bodoh sama-sams celaka. jalukan ora wewehan = mau minta tapi tak mau memberi. welas tanpa alis= karena saking dermawannya jadi sengsara sendiri (derma yang berlebihan tanpa mengukur kemampuan sendiri). kerot tanpa untu = kemauan banyak tetapi tidak punya kekuatan. anakpolah bapa kepradah = orang tua yang selalu menuruti keinginan sang anak. Nabok nyilih tangan = menyuruh orang untuk mencelakai orang lain. suduk gunting tatu loro = mendapat kesedihan rangkap. ora ganja ora unus = orangnya jelek, kelakuannya juga jelek. nututi layangan pedhot = berusaha mengembalikan situasi yg sudah semrawut. idu di dilatmaneh = mengingkari janji sendiri. ngubak ubak banyu bening = membuat keonaran di tempat yang damai. mban cindhe,mban siladan = pilih kasih (tidak adil). dudu berase di tempurake = memberi komentar tapi di luar permasalan yang sedang dibahas. adol lenga kari busike = yang membagi justru tidak kebagian jatah. ora mambu enthong irus= tidak kelihatan kalau bersaudara. Purwakanthi Purwakanthi merupakan alunan bunyi yang sama pada beberapa kata dalam sastra Jawa dan Sunda. Terdapat dua macam purwakanthi yaitu purwakanthi swara dan purwakanthi sastra. Purwakanthi swara adalah persamaan bunyi, sementara purwakanthi sastra adalah persamaan huruf. Pitutur dan ungkapan-ungkapan Jawa umumnya disampaikan secara ringkas, dengan padanan kata bersajak yang pas sehingga terkesan indah sekaligus mudah diingat. Purwakanthi guru swara Ana awan, ana pangan Ngalah nanging oleh Sing salah kudu seleh Becik ketitik ala ketara Sing weweh bakal pikoleh Adigang adigung adiguna Inggih-inggih ora kepanggih Ciri wanci lelai ginawa mati Desa mawa cara negara mawa tata Witing tresna jalaran seka kulina Giri lungsi, jalma tan kena ingina Yen menang, aja njur sewenang wenang Ana bungah, ana susah iku wis lumrah Sing gelem ngalah, bakal luhur wekasane Yen krasa enak, aja njur lali anak, lali bojo, lali kanca Purwakanthi guru sastra Tata titi titig tatag, tanggung tertib Aja dhemen memada, dhateng saphadhaning dumadi Taberi nastiti lan ngati-ati, mesthi bakal dadi Wong jejodohan kudu ngelingi: babat,bibit,bobot,bebet Ruruh,rereh,ririh ing wewarihipun, mrih reseping para muyarsi Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karya, tut wuri handayani Tarti tata-tata, ate metu turut ratan, diutus tuku tahu tempe dhuwite kertas telung atus Tindak tanduk lan tutur kang kalantur, tamtu katula-tula katali, bakal kacatur,katutuh, kapatuh, pan dadi awon Sluman slumun slamet, salamun nyemplung kali plung, slulup slelep-slelep oleh slepi isi klobot, Njumbul bul klambine teles bles Kala kula kelas kalih, kula kilak kalo kalih kuli-kuli kula, kalo kula kéli, kali kilén kula, kalo kula kampul-kampul, kula kelap kelip kala-kala keling-keling Tembang, Gending dan Karawitan Syair gending Jawa selalu terucap tembang-tembang yang dialunkan pesinden/seniwati maupun penggerong pada sebuah musik karawitan. Syair ini berbahasa Jawa dan bahasa Kawi yang unik dan mengandung pesan atau nasihat untuk hidup yang damai sejahtera di dunia ini. Syair-syair tiap gending berbeda-beda, mulai dari gending gedhe, ladrang, ketawang maupun tembang dolanan. Masing-masing mengandung makna dan tersendiri yang disampaikan penciptanya lewat syair tersebut. Tembang gedhe Tembang gedhe jenisnya: Lebdajiwa Kusumawicitra Sudiradraka Basanta Manggalagita Sukarini Nagabanda Kusumastuti Merakng Tebukasol Banjaransari Tepikawuri Pamularsih Bremarakrasa Madayanti Sudirwicitra Madurenta Kuswarini Sarapada Candrakusuma Tembang tengahan Tembang tengahan jenisnya: Balabak Wirangrong Juru Demung Kuswaraga Palugon Pangajabsih Pranasmara Sardulakawekas Sarimulat Rarabentrok Tembang Macapat Tembang Macapat juga sering disebut sekar Macapat, sekar Alit, atau sekar Dhagelan. Karsana H. Saputra dalam bukunya yang berjudul Sekar Macapat menyebutkan, macapat adalah suatu bentuk puisi Jawa yang menggunakan bahasa Jawa baru, diikat oleh persajakan yang meliputi guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Jadi Sekar macapat atau tembang macapat dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sekar (tembang) yang menggunakan aturan guru wilangan dan guru lagu yang sudah ditentukan. Masing-masing jenis tembang macapat memiliki jumlah gatra yang berbeda-beda dan untuk membedakan jenis sekar macapat antara yang satu dengan lainnya dapat dilihat dari jumlah gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu. Biasanya macapat diartikan sebagai maca papat-papat (membaca empat-empat), yaitu maksudnya cara membaca terjalin tiap empat suku kata. Namun ini bukan satu-satunya arti, karena pada praktiknya tidak semua tembang macapat bisa dinyanyikan empat-empat suku kata. Tembang macapat ada 11 ( sebelas ): Maskumambang Pocung Gambuh Megatruh Mijil Kinanthi Asmaradana Durma Pangkur Sinom Dhandhanggula Tembang macapat itu terdiri dari Guru Gatra, Guru wilangan, guru lagu, dan watak. Guru gatra adalah jumlah baris dalam tembang macapat. Guru wilangan adalah jumlah suku kata dalam tembang macapat. Guru lagu adalah jatuhnya suara di akhir baris tembang macapat. Pranatacara Pranatacara atau sering disebut pambyawara, pranata adicara, pranata titilaksana atau pranata laksitaning adicara adalah salah satu jenis pekerjaan yang berhubungan dengan suatu pertemuan atau acara dalam masyarakat Jawa. Pranatacara dalam bahasa Indonesia disebut pewara. Pranatacara merupakan pembawa acara dalam upacara adat Jawa seperti pernikahan (temanten), kematian (kesripahan), pertemuan (pepanggihan), perjamuan (pasamuan), pengajian (pengaosan), pentas, dan sebagainya. Pranatacara merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus karena orang yang melakukan pekerjaan tersebut biasanya memahami dengan benar susunan suatu acara dengan menggunakan bahasa Jawa krama Inggil. Pranatacara lebih sering dihubungkan dengan upacara adat pengantin Jawa. Pranatacara harus pandai mengolah, merakit dan menyusun serta memperhalus kalimat bahasa yang bisa dimengerti orang bayak. Serat Serat () berisi tentang ajaran atau Piwulang dan pitutur kearah kebaikan dan kebajikan, tuntunan agung yang dapat dijadikan seabagai pedoman dan suri tauladan bagi manusia. Serat menganduing makna moralitas yang berkenaan dengan dengan etika hidup. Serat Sastra Ganding diciptakan oleh Kanjeng Sultan Agung. Serat Wulangreh merupakan karya sastra berbentuk tembang hasil buah karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Serat Wedhatama adalah sebuah karya sastra Jawa baru yang secara formal dinyatakan ditulis oleh Magkunegara IV. Serat Wulang Estri merupakan karya sastra kelanjutan dari ajaran Paku Buwana IV yang ditujukan bagi putrinya, yaitu berupa ajaran berumah tangga. Serat Wedaraga merupakan salah satu karya sastra berbentuk tembang macapat karangan R. Ng. Ranggawarsita. Serat Nitisastra karya Raden Ngabehi Yasadipura II. Babad Babad () berisi tentang sejarah lokal yang berhubungan dengan nama tempat, daerah, kerajaan maupun tokoh besar (historis). Babad bersifat lokal yang ditulis dengan cara pandang tradisional, sehingga sering dibumbui dengan berbagai hal yang bersifat pralogis atau bahkan bersifat fiktif dan simbolik. Babad bersifat istana centris karena pada umumnya ditulis pada lingkungan kraton dengan raja selaku penguasa daerah yang bersangkutan, atau lingkungn bangsawan yang lebih kecil. Pada umumnya babad ditulis dengan tujuan: (a) mencatat segala peristiwa, kejadian, atau pengalaman yang pernah terjadi pada masa lampau. (b) untuk menjadi teladan yang baik agar dapat diambil manfaatnya. (c) untuk memperkuat sakti raja (Sedyawati, ed. 2001: 267). Babad bersifat subjektif karena kebanyakan penulisnya berasal dari latar belakang, kecenderungan, dan pendiriannya yang ditentukan oleh pengalaman, situasi, dan kondisi hidupnya pada sebagai manusia sosial budaya pada masa dan masyarakat tertentu (Teeuw, 1988). Babad bersifat fragmentatif artinya bahwa fakta-fakta yang ditampilkan dalam babad tidaklah lengkap. Babad menekankan pada pengagungan leluhur maupun raja, yang menekankan pada pengukuhan legitimasi sebagai catatan sejarah bagi kepentingan penguasa dan keturunanya. Babad bersifat sugestif artinya bahwa babad dapat mempengaruhi pandangan seseorang. Babad Giyanti Babad kartasura Babad Sengkala Babad Surapati Babad Damarwulan Babad demak Suluk Suluk () kental dengan ajaran agama islam. Suluk sering kali dihubungkan dengan ajaran-ajaran tasawuf yang kemudian dimaknai dengn pengembaraan atau perjalanan dalam rangka mencari makna hidup. Suluk sering dianalogikan dengan kata ‘yen sinusul muluk’ yang berarti kalau dikejar semakin membumbung tinggi. Maksutnya, keilmuan suluk, bila semakin dipikirkan akan semakin jauh untuk dijangkau pikiran atau logika awam. Permasalahan yang sering diangkat dalam suluk berhubungan erat dengan hal-hal ghaib yakni hal-hal supranatural yang hubungannya dengan Tuhan dan kehidupan manusia. Suluk memiliki struktur yang tidak mudah dipahami maknanya atau relatif membingungkan, terutama bagi yang tidak bisa menggelutinya. Sastra suluk umumnya ditulis dalam bentuk tembang (macapat) namun juga ada yang berbentuk prosa. Suluk Seh Takawardi Suluk Malang Sumirang Suluk Wujil Referensi Lihat pula Sastra Sastra Jawa: Program Digitalisasi Sastra Daerah http://www.sastra.org
Maka para Pandawa bersembunyi di kerajaan Wirata. Jika mereka ketahuan, maka mereka harus dibuang selama 12 tahun lagi. Di Wirata Yudistira menyamar sebagai seorang brahmana bernama Kangka. Bima menyamar sebagai seorang juru masak dan pegulat bernama Balawa. Lalu Arjuna menyamar sebagai seorang wandu yang mengajar tari dan nyanyi bernama Wrahanala. Nakula menjadi seorang penggembala kuda bernama Grantika dan Sadewa menjadi penggembala sapi bernama Tantipala. Dropadi menjadi seorang perias bernama Sarindri, melayani ratu Sudesna. Alkisah patih Wirata, Kicaka jatuh cinta kepada Sarindri dan ingin menikahinya. Tetapi ia ditolak dan memaksa. Lalu Balawa membunuhnya. Hal ini hampir saja membuat penyamaran mereka ketahuan. Kematian Kicaka didengar oleh raja Susarma dari Trigarta yang kemudian datang membujuk para Korawa menyerbu Wirata yang dalam keadaan sangat lemah. Lalu negeri Wirata diserang para Korawa dari Astina. Para Pandawa ikut berperang membela Wirata. Serangan Korawa gagal, mereka kalah oleh orang-orang yang tidak dikenal dan membuat mereka curiga. Setelah perang usai, kedok Pandawa terbuka. Tetapi mereka sudah bersembunyi genap selama setahun, jadi tidak apa-apa. Wirataparwa diakhiri dengan kisah perkawinan Abimanyu, anak Arjuna, dengan Utari, puteri raja Wirata. Kitab Mahabharata
Udyogaparwa adalah buku kelima dalam epos Mahabharata. Teks lengkap dari karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara Korawa dan Pandawa. Pihak Pandawa menuntut separuh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa Widura, Drona, dan Bhisma menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. Kresna berperan untuk menengahi konflik antara para Korawa dan para Pandawa. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul Kresna Duta. Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan Karna, dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat Kunti adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat dengan budi baik ayah angkatnya dan Duryudana, yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. Udyogaparwa sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah sama, mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah bheda, artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah dana, memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah denda, menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, Kurusetra. Bagian akhir dari Udyogaparwa berisi dialog antara Drestarasta dan Kumara Sanatasugata yang berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya. Dialog ini terdiri dari 5 bab (adhyāya 41–46) dan dikenal sebagai Sanatasugatya. Mahabharata Sastra Hindu Mitologi Hindu Wiracarita Kitab Mahabharata
Nusantara adalah sebuah istilah yang berasal dari perkataan dalam bahasa Kawi (sebuah bentuk bahasa Jawa Kuno yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta), yaitu "pulau" dan "luar". Di Indonesia, istilah "Nusantara" secara spesifik merujuk kepada Indonesia (kepulauan Indonesia), kata ini tercatat pertama kali dalam kitab Negarakertagama untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit; yang kawasannya mencakup sebagian besar Asia Tenggara, terutama pada wilayah kepulauan. Konsep mengenai Nusantara sebagai sebuah daerah yang dipersatukan pada awalnya bukan berasal dari Gajah Mada, melainkan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari⁠—disebut juga Singasari atau Singosari⁠—dalam Prasasti Mula Malurung yang diterbitkan oleh Kertanegara pada tahun 1255 atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana (berkuasa pada tahun 1248–1268), selaku raja Singhasari. Selain itu, pada 1275, istilah Cakravala Mandala Dvipantara digunakan oleh Kertanegara untuk menggambarkan aspirasi mengenai Kepulauan Asia Tenggara yang bersatu di bawah kekuasaan Singhasari dan ditandai sebagai permulaan atas usahanya dalam mewujudkan aspirasi tersebut. Dvipantara merupakan sebuah kata dalam Bahasa Sansekerta yang berarti "pulau-pulau yang berada di tengah-tengah" sebagai sinonim terhadap kata Nusantara karena baik dvipa maupun nusa sama-sama berarti "pulau". Kertanegara membuat visi tentang penyatuan pemerintahan dan kerajaan maritim di Asia Tenggara sebagai pertahanan dalam menghadapi kebangkitan dari ekspansionis Dinasti Yuan dari China⁠—atau Tiongkok⁠—yang dipimpin oleh orang Mongol atau Kekaisaran Mongol di bawah kaisar Kubilai Khan. Pada tahun 1900-an istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka selain Hindia Belanda. Sekalipun nama "Indonesia" ( 'Kepulauan Hindia') disetujui untuk digunakan sebagai nama resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata Nusantara tetap diabadikan sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia. Penggunaan istilah ini pada zaman kuno dipakai untuk menggambarkan kesatuan geografi-antropologi kepulauan yang terletak di antara benua Asia dan Australia (termasuk Semenanjung Malaysia). Dalam arti yang lebih luas, Nusantara dalam bahasa modern meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, Kepulauan Andaman & Nikobar, Brunei, Filipina, Timor Timur, Papua Nugini, Solomon Utara, dan Kepulauan Selat Torres, serta mungkin pulau pulau kecil di samudra Hindia seperti Pulau Natal, Kepulauan Cocos (Keeling), dan pulau Pasir. Pribumi-Nusantara (Pribumi Indonesia), juga dikenal sebagai pribumi (lit. 'pertama di tanah air Indonesia), adalah orang Indonesia yang akar leluhurnya berada di Nusantara sejak zaman pra-sejarah dari abad ke-7 M hingga abad ke-13 Masehi, dibedakan orang indonesia keturunan asing (sebagian) yang diketahui, seperti orang Indonesia tionghoa, orang Indonesia Arab, orang Indonesia India dan orang Indo-Eropa (Eurasia) yang pendahulunya berada di Indonesia dari Jaman penjajahan kolonial sejak abad ke-16 Masehi. Istilah pribumi dipopulerkan setelah kemerdekaan Indonesia sebagai pengganti yang terhormat untuk istilah kolonial Belanda Inlander. Nusantara dalam konsep kenegaraan Jawa Dalam konsep kenegaraan Jawa pada abad ke-13 hingga ke-15, raja adalah "Raja-Dewa": Raja yang memerintah adalah juga penjelmaan dewa. Karena itu daerah kekuasaannya memancarkan konsep kekuasaan seorang dewa. Kerajaan Majapahit dapat dipakai sebagai teladan. Negara dibagi menjadi tiga bagian wilayah: Negara Agung merupakan daerah sekeliling ibu kota kerajaan tempat raja memerintah. Mancanegara adalah daerah-daerah di Pulau Jawa dan sekitar yang budayanya masih mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di "daerah perbatasan". Dilihat dari sudut pandang ini, Madura dan Bali adalah daerah "mancanegara". Lampung dan juga Palembang juga dianggap daerah "mancanegara". Nusantara, yang berarti "pulau lain" (di luar Jawa) daerah di luar pengaruh budaya Jawa tetapi masih diklaim sebagai daerah taklukan: para penguasanya harus membayar upeti. Pada tahun 1336 Masehi Gajah Mada menyatakan dalam Sumpah Palapa: Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa. Terjemahannya adalah: "Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan pulau-pulau lain, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa". Kitab Negarakertagama mencantumkan wilayah-wilayah "Nusantara", yang pada masa sekarang dapat dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagian kecil Filipina bagian selatan. Secara morfologi, kata ini adalah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno nusa ("pulau") dan antara (lain/seberang). Kata Nusantara tidak hanya digunakan oleh orang Jawa dan tidak hilang setelah runtuhnya Majapahit. Kata ini dapat ditemui di Sejarah Melayu, sebuah sastra Melayu klasik yang ditulis paling awal pada tahun 1612, tetapi kata ini tetap dikenal hingga manuskrip tahun 1808: Terlalu sekali besar kerajaan Baginda (Majapahit) pada jaman itu, segala seluruh Jawa semuanya dalam hukum Baginda, dan segala raja-raja Nusantarapun setengah sudah ta-luk kepada Baginda Dwipantara Kebanyakan sejarawan Indonesia percaya bahwa konsep kesatuan Nusantara bukanlah pertama kali dicetuskan oleh Gajah Mada dalam Sumpah Palapa pada tahun 1336, melainkan dicetuskan lebih dari setengah abad lebih awal oleh Kertanegara pada tahun 1275. Sebelumnya dikenal konsep Cakrawala Mandala Dwipantara yang dicetuskan oleh Kertanegara, raja Singhasari. Dwipantara adalah kata dalam bahasa Sanskerta untuk "kepulauan antara", yang maknanya sama persis dengan Nusantara, karena "dwipa" adalah sinonim "nusa" yang bermakna "pulau". Kertanegara memiliki wawasan suatu persatuan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di bawah kewibawaan Singhasari dalam menghadapi kemungkinan ancaman serangan Mongol yang membangun Dinasti Yuan di Tiongkok. Karena alasan itulah Kertanegara meluncurkan Ekspedisi Pamalayu untuk menjalin persatuan dan persekutuan politik dengan kerajaan Malayu Dharmasraya di Jambi. Pada awalnya ekspedisi ini dianggap penakhlukan militer, akan tetapi belakangan ini diduga ekspedisi ini lebih bersifat upaya diplomatik berupa unjuk kekuatan dan kewibawaan untuk menjalin persahabatan dan persekutuan dengan kerajaan Malayu Dharmasraya. Buktinya adalah Kertanegara justru mempersembahkan Arca Amoghapasa sebagai hadiah untuk menyenangkan hati penguasa dan rakyat Malayu. Sebagai balasannya raja Melayu mengirimkan putrinya; Dara Jingga dan Dara Petak ke Jawa untuk dinikahkan dengan penguasa Jawa. Penggunaan modern Pada tahun 1920-an, Ki Hajar Dewantara mengusulkan penggunaan kembali istilah "Nusantara" untuk menyebut wilayah Hindia Belanda. Nama ini dipakai sebagai salah satu alternatif karena tidak memiliki unsur bahasa asing. Dan juga, alasan lain dikemukakan karena Belanda, sebagai penjajah, lebih suka menggunakan istilah Indie ( "Hindia"), yang menimbulkan banyak keracuan dengan literatur berbahasa lain yang dapat menunjukan identitas bangsa lain, yakni India. Istilah ini juga memiliki beberapa alternatif lainnya, seperti "Indonesië" (Indonesia) dan "Insulinde" (berarti "Kepulauan Hindia"). Istilah yang terakhir ini diperkenalkan oleh Eduard Douwes Dekker. Ketika akhirnya "Indonesia" ditetapkan sebagai nama kebangsaan bagi negara independen pelanjut Hindia Belanda pada Kongres Sumpah Pemuda II (1928), istilah Nusantara tidak serta-merta surut penggunaannya. Istilah ini kemudian tetap lestari dipakai sebagai sinonim bagi "Indonesia", dan dipakai dalam berbagai hal yang utamanya berkaitan dengan kebangsaan, contohnya yakni baik dalam pengertian kebudayaan, antropogeografik, maupun politik (misalnya dalam konsep Wawasan Nusantara). Nama ibu kota negara baru Indonesia Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, ibu kota baru di Kalimantan Timur akan diberi nama Nusantara. Lihat pula Wawasan Nusantara Sejarah Nusantara Indonesia Raya Nama Asia Tenggara Sejarah Indonesia Sejarah nama Indonesia Aksara Nusantara Prasasti Nusantara Malesia Sumpah Palapa Sumatra Referensi Pranala luar Wacana Nusantara Pikiran Rakyat: Asal usul nama Indonesia Nusantara Bukanlah Wilayah Majapahit? Baru Diketahui, Majapahit Tak Pernah Kuasai Nusantara
Dalam penggunaan bahasa modern, istilah mancanegara atau antarbangsa () adalah sinonim dengan istilah "luar negeri". Kemancanegaraan (internationality) adalah konsep tentang "lebih dari satu negara", dan berarti terdapat interaksi antara lebih dari satu negara. Hukum internasional berlaku untuk berbagai negara di dunia, dan bahasa antarbangsa dituturkan di lebih dari satu negara. "Antarbangsa" terkadang disamakan dengan "global". Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam buku Yearbook of the United Nations Commission on International Trade Law mencatat: Lihat pula Globalisasi Komunitas internasional Hubungan internasional Multilateralisme Persatuan supranasional Perserikatan Bangsa-Bangsa Referensi Sumber Pranala luar Hukum internasional Hubungan internasional
Ibu kota (bentuk tidak baku: ibukota) adalah Kota Madya atau Kecamatan yang memegang status utama di suatu Negara, Negara bagian, Provinsi, Kabupaten, Departemen, atau entitas subnasional lainnya, biasanya sebagai pusat pemerintahannya. Ibu Kota biasanya ialah kota yang secara fisik meliputi kantor pemerintah dan tempat pertemuan; status sebagai modal sering ditunjuk oleh hukum atau konstitusi. Di beberapa yurisdiksi, termasuk beberapa negara, cabang pemerintahan yang berada di pemukiman yang berbeda. Dalam beberapa kasus, perbedaan dibuat antara Ibu Kota resmi (konstitusional) dan pusat pemerintahan, yang berada di tempat lain. Definisi tersebut menjelaskan pengertian ibu kota untuk negara. Dalam praktik pemerintahan, hampir setiap tingkatan administrasi pemerintahan memiliki ibu kota dan pada kenyataannya, di beberapa negara, pusat pemerintahan tidak berkedudukan di ibu kota. Sehingga, ibu kota adalah kota atau munisipalitas penting atau utama di sebuah negara, negara bagian, provinsi, kabupaten atau wilayah administratif lainnya, yang biasanya menjadi tempat kedudukan pusat administrasi pemerintahan. Status ibu kota ditetapkan berdasarkan konstitusi atau undang-undang. Di beberapa wilayah yurisdiksi, termasuk beberapa negara, tempat kedudukan cabang-cabang pemerintahan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif, berada di lokasi yang berbeda-beda. Sejarah Secara historis, pusat ekonomi besar suatu negara atau suatu wilayah sering menjadi titik perhatian kekuasaan politik, dan menjadi ibu kota melalui penaklukan atau penggabungan. Contohnya adalah Babilonia Kuno, Bagdad Abbasiyah, Athena Kuno, Roma, Konstantinopel, Cusco Kuno, Madrid, Paris, London, Moskwa, Beijing, Tokyo, Wina, dan Berlin. Beberapa dari kota itu juga merupakan pusat keagamaan, seperti Konstantinopel (lebih dari satu agama), Roma (Gereja Katolik Roma), Yerusalem (lebih dari satu agama), Babilonia Kuno, Moskwa (Gereja Ortodoks Rusia), Belgrad (Gereja Ortodoks Serbia), Paris, dan Peking. Konvergensi kekuatan politik dan ekonomi atau budaya juga memengaruhi penentuan ibu kota. Reputasi ibu kota lama dapat pudar oleh saingannya, seperti Nanking oleh Shanghai, Kota Quebec oleh Montreal, dan sejumlah ibu kota negara bagian Amerika Serikat. Runtuhnya suatu dinasti atau budaya juga berarti hilangnya ibu kotanya, seperti yang terjadi pada Babilonia dan Cahokia. Meskipun banyak ibu kota ditetapkan berdasarkan konstitusi atau undang-undang, banyak ibu kota yang telah berdiri lama tidak memiliki dasar hukum seperti itu, contohnya Bern, Edinburgh, Lisbon, London, Paris, dan Wellington. Kota-kota tersebut diakui sebagai ibu kota berdasarkan konvensi dan karena semua atau hampir semua lembaga politik pusat negara, seperti departemen pemerintah (kementerian), mahkamah agung, badan legislatif, kedutaan besar, dan lain-lain berada di dalam atau di dekatnya. Kadang-kadang beberapa negara memindahkan ibu kota mereka karena alasan politik, populasi atau ekonomi. Beberapa negara yang pernah memindahkan ibu kota mereka adalah: Amerika Serikat, dari New York ke Philadelphia lalu ke Washington, DC Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia Kazakhstan dari Almaty/Alma Ata ke Astana Turki dari Istanbul/Konstantinopel ke Ankara Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw Seringkali ibu kota harus dipindahkan karena diduduki atau dikuasai negara asing. Lithuania antara tahun 1918-1940 beribu kotakan Kaunas karena ibu kota Vilnius dikuasai Polandia Dalam masa perang sering kali ibu kota diduduki musuh dan harus mendirikan ibu kota "tandingan" atau sementara di kota lain: Republik Indonesia beberapa kali ibu kotanya berpindah antara tahun 1945-1950. Dari Jakarta ke Yogyakarta lalu ke Bukittinggi sebelum kembali ke Jakarta Prancis Vichy "Bebas" antara tahun 1940-1944 dengan ibu kota Vichy Kadang-kadang ibu kota negara harus dibagi dengan negara lain karena dikuasai musuh: Siprus dengan ibu kota Nikosia yang harus dibagi dengan Republik Turki Siprus Utara semenjak tahun 1974 Kota Berlin yang terbagi antara Republik Federal Jerman dan Republik Demokratis Jerman antara tahun 1949 - 1990. Ibu kota modern County-county di Britania Raya memiliki ibu kota county historis, yang sering kali bukan merupakan wilayah terbesar di county itu dan sering kali tidak lagi dijadikan pusat administratif karena banyak county historis kini hanya seremonial dan wilayahnya berbeda. Di Kanada, terdapat ibu kota federal, sementara sepuluh provinsi dan tiga wilayah semua memiliki ibu kota masing-masing. Di Indonesia, setiap wilayah administratif, baik tingkat satu (provinsi) maupun tingkat dua (kabupaten/kota), memiliki ibu kota masing-masing. Negara-negara bagian dari negara-negara seperti Meksiko, Brasil, dan Australia semua memiliki ibu kota. Sebagai contoh, enam ibu kota negara bagian di Australia adalah Adelaide, Brisbane, Hobart, Melbourne, Perth, dan Sydney. Di sana, istilah "ibu kota" umumnya digunakan untuk menyebutkan ibu kota-ibu kota negara bagian ditambah dengan ibu kota federal Canberra dan Darwin, ibu kota Wilayah Utara. Abu Dhabi adalah ibu kota dari Emirat Abu Dhabi dan juga Uni Emirat Arab seluruhnya. Sebagian besar, meskipun tidak seluruhnya, ibu kota negara juga adalah kota terbesar di negaranya masing-masing. Penataan ibu kota yang tidak umum Di Belanda ibu kota menurut undang-undang adalah Amsterdam, tetapi kota pemerintahan adalah Den Haag. Di kota terakhir ini pula terdapat perwakilan-perwakilan dari negara asing. Ibu kota Afrika Selatan adalah Pretoria tempat kedudukan presiden, tetapi parlemen terletak di Cape Town/Kaapstad dan mahkamah agung di Bloemfontein. Ibu kota Republik Tiongkok (Taiwan) yang resmi adalah Nanjing, namun karena kalah dalam perang saudara sehingga Chiang Kai-shek memindahkan pemerintahan ke ibu kota sementara di Taipei, Taiwan. Ibu kota resmi Malaysia adalah Kuala Lumpur. Di kota ini pula parlemen, Yang dipertuan Agong dan perwakilan-perwakilan negara asing berada, tetapi kantor perdana menteri berkedudukan di Putrajaya. Ibu kota Indonesia adalah DKI Jakarta, tetapi bukan sebuah kota melainkan daerah administratif khusus provinsi dengan 5 kota administratif dan 1 kabupaten. Ibu kota Palestina adalah Yerusalem Timur, tetapi karena Perang Israel-Palestina Ibu kota Palestina tetap di Yerusalem Timur, namun pusat pemerintahannya berada di Ramallah serta tempat kedutaan berada di sana. Lihat pula Daftar negara di dunia Daftar ibu kota dunia Ibu kota kabupaten Daftar ibu kota dan kota terbesar menurut negara Daftar bekas ibu kota negara Referensi Pranala luar Calon Ibu kota Negara Harus Punya Landasan 'Air Force One' Tim Visi Indonesia: Ibu kota Butuh Kota Baru Pembagian administratif
Immanuel Kant (, , ; 22 April 1724 – 12 Februari 1804) adalah seorang filsuf Jerman dan salah satu intelektual utama Abad Pencerahan. Karya Kant yang komprehensif dan sistematis dalam bidang epistemologi, metafisika, etika, dan estetika telah menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam filsafat Barat modern. Dalam gagasannya tentang idealisme transendental, Kant berargumen bahwa ruang dan waktu hanyalah "bentuk-bentuk intuisi" yang membentuk semua pengalaman. Oleh karena itu, meski "hal-hal-dalam-dirinya" itu ada dan berkontribusi pada pengalaman, namun itu tetap berbeda dari objek pengalaman. Dari sini dapat disimpulkan bahwa objek pengalaman hanyalah apa yang tampak, dan sifat segala sesuatu pada dirinya sendiri (an sich) tidak dapat diketahui oleh manusia. Dalam upaya untuk menentang skeptisisme yang ia temukan dalam tulisan-tulisan karya filsuf David Hume, ia menulis Critique of Pure Reason (1781/1787), salah satu karyanya yang paling terkenal. Dalam karyanya itu, ia mengembangkan sebuah teori pengalaman untuk menjawab pertanyaan apakah pengetahuan apriori sintetik itu mungkin. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan untuk menentukan batas-batas penyelidikan metafisika. Kant menyamakan idenya dengan revolusi Copernicus untuk menentukan objek indera sebagai sesuatu yang sesuai dengan bentuk intuisi spasial dan temporal kita, sehingga kita memiliki apriori kognisi tentang objek tersebut. Kant berpandangan bahwa akal merupakan sumber moralitas, dan estetika muncul dari kemampuan penilaian yang tidak memihak. Pandangan Kant terus memiliki pengaruh besar pada bidang ilmu filsafat kontemporer, terutama bidang epistemologi, etika, teori politik, dan estetika pasca-modern. Dia berusaha menjelaskan hubungan antara akal dan pengalaman manusia dan bergerak melampaui apa yang dia yakini sebagai kegagalan filsafat dan metafisika tradisional. Dia ingin mengakhiri apa yang dia anggap sebagai era teori pengalaman manusia yang sia-sia dan spekulatif dan menolak skeptisisme para pemikir seperti Hume. Kant dianggap telah menunjukkan jalan melewati kebuntuan antara rasionalisme dan empirisme, dan secara luas telah mensintesis kedua tradisi tersebut dalam pemikirannya. Kant mendukung gagasan bahwa perdamaian abadi dapat tercapai melalui demokrasi universal dan kerjasama internasional, dan mungkin hal ini bisa menjadi tahap puncak dari sejarah dunia. Pandangan keagamaan Kant terus menjadi subyek perdebatan ilmiah, mulai dari kesan bahwa ia bergeser dari posisi argumen ontologis tentang keberadaan Tuhan ke agnostisisme berprinsip, ke pandangan yang lebih kritis seperti yang dicontohkan oleh Schopenhauer, yang mengkritik bentuk imperatif etika Kant sebagai "moral teologis", hingga Nietzsche yang mengklaim bahwa Kant mempunyai "darah teolog" dan hanyalah pembela agama Kristen tradisional yang ahli. Di luar pandangan agamanya, Kant telah dikritik karena rasisme dalam beberapa makalahnya seperti "Perihal Kegunaan Prinsip Teleologi Dalam Filsafat" and "Perihal Perbedaan Ras-Ras Manusia". Meskipun dalam sebagian besar karirnya dia menjadi pendukung rasisme ilmiah, pandangan Kant tentang ras berubah secara signifikan dalam dekade terakhir kehidupannya. Pada akhirnya, Kant menolak hierarki rasial dan kolonialisme Eropa dalam karyanya Menuju Perdamaian Abadi: Sebuah Konsep Filosofis (1795). Selama hidupnya, Kant juga menerbitkan karya-karya penting lainnya tentang etika, agama, hukum, estetika, astronomi, dan sejarah. Ini termasuk Sejarah Alam Universal (1755), Kritik Alasan Praktis (1788), Kritik Penghakiman (1790), Agama dalam Batas-Batas Rasio Murni (1793), dan Metafisika Moral (1797). Kehidupan pribadi Immanuel Kant dilahirkan pada tanggal 22 April 1724 di sebuah kota kecil dalam wilayah Prusia Timur, yaitu Königsberg. Keluarganya merupakan penganut Protestanisme yang taat sehingga mempengaruhi pemikiran Kant terhadap moral. Ia dan keluarganya merupakan pengikut gereja Lutheran. Ayahnya merupakan seorang imigran dari Skotlandia, sementara ibunya keturunan Jerman. Pendidikan Immanuel Kant sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Ia menjadi mahasiswa jurusan teologi di Universitas Königsberg pada usia 18 tahun. Selama kuliah, ia memiliki minat pada matematika dan fisika dari karya-karya Isaac Newton. Studi Kant sempat terhenti ketika ia berusia 22 tahun pada tahun 1746. Penyebabnya adalah kematian ayahnya, sehingga ia berhenti kuliah dan mulai mencari pekerjaan untuk memenuhi nafkah keluarganya. Kant tetap dapat menyelesaikan studinya pada tahun 1755 dan menjadi pengajar di Universitas Königsberg. Ia menjadi profesor di Universitas Königsberg pada tahun 1770. Kant hidup di Königsberg sepanjang hayatnya. Metode filsafat Kant meyakini bahwa segala pengetahuan diawali dan didasari oleh pengetahuan terhadap filsafat. Ia meyakini bahwa kenyataan yang dilandasi oleh pengetahuan bersifat objektif. Ia mengembangkan metode penelusuran filsafat yang transendental. Ide transendental dianggapnya sebagai cita yang mengendalikan pemikiran dalam kerangka kerja keilmuan. Ia memulai pemikiran filsafat dengan pertanyaan mengenai sumber dari dasar ilmu alam dalam diri subjek. Semua pertanyaan yang tidak terkait dengan pertanyaan utama ini tidak dipertimbangkan sama sekali. Penyelidikan filsafat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu mengenai peristiwa-peristiwa yang memiliki subjek yang dapat diselidiki dengan bukti empiris. Melalui pemikiran ini, diketahui adanya objek pengetahuan di dalam subjek, tetapi sifatnya tidak dikenali. Hal yang dikenali hanya apa saja yang ada pada diri subjek. Dalam semua bentuk pengetahuan, metode filsafat Kant memerlukan keaktifan dalam pekembangan subjek pengetahuan. Pemikiran filosofis Sumber ilmu pengetahuan Kant mengemukakan teori kritisisme yang menyatakan bahwa sumber ilmu pengetahuan ada dua yaitu akal dan pengalaman. Pandangan Kant terhadap sumber pengetahuan menyeimbangkan antara rasionalisme dan empirisme. Ia meyakini bahwa cita-cita pencerahan dapat tercapai melalui keseimbangan antara rasionalisme dan empirisme dalam hal kebebasan, kemajuan dan kesetaraan. Kant kemudian menyeimbangkan keduanya melalui sintesis terhadap unsur pengenalan pengetahuan. Ia menyatakan bahwa bahan-bahan pengetahuan yang diterima oleh akal berasal dari bukti empiris yang meliputi indra dan pengalaman. Kant mensintesikan unsur apriori pada rasionalisme dengan unsur aposteriori pada empirisme. Ia meyakini bahwa unsur apriori diperlukan oleh segala pengetahuan yang dicapai manusia melalui indra. Unsur apriori ini harus ada sebelum pengalaman terjadi. Ia memberikan permisalan pada kondisi elemen bentuk, ruang dan waktu yang menyusun benda dalam pengamatan manusia. Ketiga elemen ini telah ada lebih dahulu di dalam akal manusia sebelum adanya pengamatan dan pengalaman. Apriori dalam pendapat Kant mengarahkan objek pengamatan menuju ke akal. Melalui pandangan ini, Kant menganggap belajar sebagai suatu substansi yang bersifat spiritual. Proses tercipta dan terbinanya dilakukan oleh dirinya sendiri. Moral dan kebaikan Kant menyebut teorinya tentang moral sebagai prinsip imperatif kategoris. Dalam prinsip ini, semua orang diperlakukan setara dalam kebebasan. Setiap manusia memiliki hak untuk diperlakukan setara dan berkewajiban pula untuk memperlakukan orang lain dengan setara. Ia menganggap Tuhan sebagai kebaikan tertinggi yang menyediakan kehidupan di masa depan yang abadi dari segi moral. Ia mengemukakan bahwa perbuatan baik manusia dilakukan untuk kebaikan manusia itu sendiri. Harapan untuk meminta keadilan kepada Tuhan masih ada di akhirat, ketika kehidupan di dunia mengalami kesengsaraan sementara kebaikan telah diperbuat. Kant meyakini bahwa secara moral, setiap tindakan manusia di dunia akan memperoleh keadilan oleh Tuhan di akhirat. Kant menolak pandangan utilitarianisme tentang moral. Utilitarianisme menjadikan tujuan sebagai landasan moral bagi perbuatan. Kant berpendapat bahwa kebaikan dari suatu perbuatan diperoleh atas dasar pemenuhan kewajiban dan tidak memperhatikan tujuannya. Suatu perbuatan dilakukan karena merupakan kewajiban sehingga tidak memerlukan alasan untuk dikerjakan. Pandangan Kant ini dikenal sebagai perbuatan atas dasar legalitas. Kant berpandangan bahwa kedudukan dari norma-norma di dalam moral lebih tinggi dibandingkan dengan norma hukum. Pertanggungjawaban terhadap moral harus didasarkan kepada hati nurani manusia. Sementara itu, Kant menganggap pemberian pidana atas kejahatan bukan merupakan bentuk kebaikan pelaku kejahatan maupun masyarakat. Ia berpendapat bahwa pidana diberikan sebagai balasan atas kejahatan yang dilakukan oleh pelakunya. Kant menyatakan bahwa pidana merupakan bagian dari kejahatan itu sendiri. Etika dan pendidikan Kant menetapkan akal pikiran sebagai dasar bagi etika. Pandangan terhadap etika ditentukan oleh adanya kemauan untuk memperoleh hakikat dari sesuatu. Etika yang dikemukakan oleh Kant dapat mewujudkan berbagai perbuatan atau tindakan disertai dengan adanya kesadaran akan kewajiban. Selain itu, dalam pandangan Kant, manusia adalah makhluk hidup dengan martabat yang tinggi. Pendidikan diperlukan oleh manusia untuk menyempurnakan pribadi manusia yang berwatak luhur dan bertanggung jawab. Sifat manusia yang utuh dibangun melalui pendidika bagi individu maupun kelompok. Peran pendidikan ialah menghasilkan individu yang mampu memberikan daya guna melalui keahlian dirinya sehingga memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Keadilan dan kebebasan Immanuel Kant mengakui adanya kaitan antara keadilan dan kebebasan. Pengakuannya ini disampaikannya melalui bukunya yang berjudul Metaphysical Elements of Justice. Kant menyatakan di dalam bukunya bahwa manusia hanya memiliki satu hak bawaan yaitu kebebasan. Hak atas kebebasan ini hanya dapat diperoleh selama kebebasan ini diberikan secara setara kepada setiap orang. Sifat dari hak atas kebebasan ini adalah kodrati karena dimiliki oleh manusia disebabkan kemanusiaan itu sendiri. Syarat adanya keadilan di dalam masyarakat adalah adanya prinsip kebebasan yang mengakui kebebasan orang lain pula. Prinsip ini dikenal dengan prinsip alteritas atau persamaan pengakuan. Kant meyakini bahwa otonomi atas kebebasan dimiliki oleh moral. Penentuan mengenai sesuatu yang disebut sebagai kebaikan dan kejahatan merupakan tugas dari akal. Ketuhanan Kant menjadi salah satu filsuf yang menggunakan argumen teleologi untuk mengungkapkan mengenai alam dan keberadaan Tuhan. Dalam argumen ini, semua gejala alam terjadi karena ada yang mengaturnya dan bukan karena kebetulan semata. Keteraturan alam menandakan bahwa alam diciptakan dengan tujuan dan maksud tertentu oleh suatu zat yang maha mengatur. Zat inilah yang dikenal sebagai Tuhan. Kant berpendapat bahwa status sebagai yang maha mengatur dapat dinaikkan menjadi pencipta melalui penalaran yang mendalam. Metafisika Kant mengembangkan metafisika menggunakan unsur apriori. Metafisika yang dikembangkan oleh Kant menetapkan konsep untuk teori dan praktik. Metafisika yang teoretis dikembangkan untuk menentukan persyaratan manusia dalam berpikir. Sementara yang bersifat praktis dikembangkan untuk menentukan persyaratan manusia daalam bertindak. Metafisika Kant menggunakan objek-objek pengalaman sehingga berbeda dengan logika formal. Pemikiran ini membentuk cara berpikir baru dalam metafisika. Pemikiran sains Ilmu alam Immanuel Kant menetapkan 12 kategori untuk menetapkan dasar epistemologi bagi ilmu alam. Seluruh kateogri ini dikemukakan di dalam karyanya yang berjudul Kritik atas Nalar Murni. Kant membagi seluruh kategori ini dalam 4 kelompok yaitu kuantitas, kualitas, relasi dan modalitas. Kelompok kuantitas meliputi kesatuan, kejamakan dan keutuhan. Kelompok kualitas meliputi kenyataan, negasi dan pembatasan. Kelompok relasi meliputi substansi, kausalitas dan timbal-balik. Sedangkan kelompok modalitas meliputi kemungkinan, peneguhan dan keperluan.Dalam pandangan Kant, seluruh kategori tersebut menjadi pengatur data bagi indra manusia yang sifatnya terbatas pada dunia fisik. Kant menolak dua jenis komponen keberadaan manusia yaitu perasaan dan keinginan untuk bertindak. Asal mula Tata Surya Immanuel Kant merupakan salah satu pemikir yang mengkaji mengenai asal mula Tata Surya. Ia merupakan salah seorang pengikut mazhab Monoistik. Mazhab ini merupakan salah satu dari dua mazhab yang menjelaskan Tata Surya hingga tahun 1960-an. Dalam mazhab ini, diyakini bahwa unsur penyusun dari segala benda di Tata Surya berasal dari satu materi yang sama. Pemikiran politik Pemisahan kekuasaan Immmanuel Kant merupakan tokoh yang mempopulerkan ajaran Montesquieu mengenai pemisahan kekuasaan. Kandt memperluas penggunaan konsep pemisahan kekuasaan dengan istilah trias politica. Istilah ini awalnya diperkenalkan oleh John Locke dengan pemisahan kekuasaan menjadi legislatif, eksekutif dan federatif. Kemudian oleh Montesquieu, kekuasaan federatif diubah menjadi kekuasaan yudikatif. Dalam definisi Kant, ketiganya dianggap sebagai cabang dari kekuasaan. Selain itu, Kant juga memiliki pendapat mengenai tujuan politik. Kant berpendapat bahwa politik dibuat untuk memenuhi kebutuhan bendawi dan kebahagiaan rohani. Politik dibuat agar setiap orang dapat puas terhadap pengaturannya. Pemikiran seni Estetika Estetika di dalam pandangan Kant merupakan kemampuan manusia dalam mengamati keindahan lingkungannya secara teratur. Pentingnya keindahan bagi manusia menandakan bahwa manusia memiliki perasaan yang menghargai kualitas. Manusia membuat keindahan dengan meniru lingkungan sejak masa purbakala. Salah satu ciri estetika manusia adalah adanya aliran naturalisme dalam seni rupa. Karya tulis ilmiah Kritik atas Nalar Murni Dalam Kritik atas Nalar Murni, Kant juga menjelaskan mengenai keterbatasan dari akal. Kant menyelidiki batas kemampuan dari akal dalam mencapai pengetahuan. Kesimpulannya ialah pengetahuan akal budi selalu dimulai dengan pengalaman. Karenanya penggunaan akal budi murni mustahil manusia dapat mengenal sesuatu hak yang di luar dari pengalaman. Kritik atas Penilaian Kritik atas Penilaian merupakan kritik ketiga yang ditulis oleh Kant pada tahun 1790. Karyanya ini membahas mengenai hubungan antara dua konsep yaitu keseluruhan dan bagian. Teori mengenai keduanya dikemukakan oleh Kant melalui penilaian khusus. Sebuah keseluruhan muncul dalam bentuk hierarki topik-topik. Hierarki ini terdiri dari topik utama dan topik subordinat. Rekonstruksi teks sebagai suatu keseluruhan hanya diakui ketika bagian-bagian telah diakui. Sebaliknya, detail dapat dipahami setelah bagian-bagian dimengerti secara keseluruhan. Penilaian atas tingkat kepentingan sesuatu hanya merupakan sebuah tebakan. Pengaruh pemikiran Friedrich Julius Stahl Kant menyatakan bahwa hukum merupakan keseluruhan persyaratan yang diperlukan untuk menyesuaikan kehendak bebas setiap manusia berdasarkan prinsip kemerdekaan. Pemikiran Kant mengenai hukum diadopsi, dimodifikasi dan dikembangkan menjadi neo-kantianisme pada abad ke-20. Pemikiran Kant mempengaruhi Friedrich Julius Stahl dalam pemikiran tentang negara. Stahl mengemukakan teori negara hukum dengan kedaulatan negara dimiliki oleh hukum. Unsur-unsur kedaulalatan hukum meliputi perlindungan hak asasi manusia dan penjaminan atasnya melalui pemisahan kekuasaan. Selain itu, pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang, sementara perselisihan diselesaikan melalui peradilan administrasi. Pragmatisme Charles Sanders Peirce membuat istilah ‘pragmatisme’ dengan sumber dari filsafat Immanuel Kant. FIlsafat Immanuel Kant menggunakan dua kata yang mirip dengan pragmatisme. Kedua kata ini artinya berbeda. Kata pertama ialah praktisch (bahasa Yunani: praktikos) dan pragmatisch (bahasa Yunani: pragmatikos). Istilah praktisch merujuk diartikan sebagai tindakan dengan tujuan yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Ranhanya hanya ada dalam akal budi dan tidaka da dalam pengalaman nyata. Sedangkan, pragmatisch bermakna sebagai suatu gerak dari kehendak manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan secara definitif. Tindakan ini merupakan tahap penting untuk mengklarifikasi pemikiran. Dalam karya Kant terdapat istilah keyakinan pragmatis yang berarti tingkat keyakinan hipotetis. Keyakinan ini memiliki kemungkinan untuk mencapai tujuan tertentu dalam dunia nyata. Referensi Lihat pula Seharusnya menyiratkan dapat Daftar Filsuf Pranala luar Kant & Ethics North American Kant Society Kant on the Web Filsuf Jerman Moral
Bhismaparwa konon merupakan bagian terpenting Mahabharata karena kitab keenam ini mengandung kitab Bhagawad Gita. Dalam Bhismaparwa dikisahkan bagaimana kedua pasukan, pasukan Korawa dan pasukan Pandawa berhadapan satu sama lain sebelum Bharatayuddha dimulai. Lalu sang Arjuna dan kusirnya sang Kresna berada di antara kedua pasukan. Arjuna pun bisa melihat bala tentara Korawa dan para Pandawa, sepupunya sendiri. Iapun menjadi sedih karena harus memerangi mereka. Walaupun mereka jahat, tetapi Arjuna teringat bagaimana mereka pernah dididik bersama-sama sewaktu kecil dan sekarang berhadapan satu sama lain sebagai musuh. Lalu Kresna memberi Arjuna sebuah wejangan. Wejangannya ini disebut dengan nama Bhagawad Gita atau "Gita Sang Bagawan", artinya adalah nyanyian seorang suci. Bhismaparwa diakhiri dengan dikalahkannya Bisma, kakek para Pandawa dan Korawa. Bisma mempunyai sebuah kesaktian bahwa ia bisa meninggal pada waktu yang ditentukan sendiri. Lalu ia memilih untuk tetap tidur terbentang saja pada "tempat tidur panahnya" (saratalpa) sampai perang Bharatayuddha selesai. Bisma terkena panah banyak sekali sampai ia terjatuh tetapi tubuhnya tidak menyentuh tanah, hanya ujung-ujung panahnya saja. Ringkasan isi Kitab Bhismaparwa Janamejaya bertanya, "Bagaimanakah para pahlawan bangsa Kuru, Pandawa, dan Somaka, beserta para rajanya yang berasal dari berbagai kerajaan itu mengatur pasukannya siap untuk bertempur?" Mendengar pertanyaan tersebut, Wesampayana menguraikan dengan detail, kejadian-kejadian yang sedang berlangsung di medan perang Kurukshetra. Suasana di medan perang, Kurukshetra Sebelum pertempuran dimulai, kedua belah pihak sudah memenuhi daratan Kurukshetra. Para Raja terkemuka pada zaman India Kuno seperti misalnya Drupada, Sudakshina Kamboja, Bahlika, Salya, Wirata, Yudhamanyu, Uttamauja, Yuyudhana, Chekitana, Purujit, Kuntibhoja, dan lain-lain turut berpartisipasi dalam pembantaian besar-besaran tersebut. Bisma, Sang sesepuh Wangsa Kuru, mengenakan jubah putih dan bendera putih, bersinar, dan tampak seperti gunung putih. Arjuna menaiki kereta kencana yang ditarik oleh empat ekor kuda putih dan dikemudikan oleh Kresna, yang mengenakan jubah sutera kuning. Pasukan Korawa menghadap ke barat, sedangkan pasukan Pandawa menghadap ke timur. Pasukan Korawa terdiri dari 11 divisi, sedangkan pasukan Pandawa terdiri dari 7 divisi. Pandawa mengatur pasukannya membentuk formasi Bajra, formasi yang konon diciptakan Dewa Indra. Pasukan Korawa jumlahnya lebih banyak daripada pasukan Pandawa, dan formasinya lebih menakutkan. Fomasi tersebut disusun oleh Drona, Bisma, Aswatama, Bahlika, dan Kripa yang semuanya ahli dalam peperangan. Pasukan gajah merupakan tubuh formasi, para Raja merupakan kepala dan pasukan berkuda merupakan sayapnya. Yudistira sempat gemetar dan cemas melihat formasi yang kelihatannya sulit ditembus tersebut, tetapi setelah mendapat penjelasan dari Arjuna, rasa percaya dirinya bangkit. Turunnya Bhagawad Gita Sebelum pertempuran dimulai, terlebih dahulu Bisma meniup terompet kerangnya yang menggemparkan seluruh medan perang, kemudian disusul oleh para Raja dan ksatria, baik dari pihak Korawa maupun Pandawa. Setelah itu, Arjuna menyuruh Kresna yang menjadi kusir keretanya, agar membawanya ke tengah medan pertempuran, supaya Arjuna bisa melihat siapa yang sudah siap bertarung dan siapa yang harus ia hadapi nanti di medan pertempuran. Di tengah medan pertempuran, Arjuna melihat kakeknya, gurunya, teman, saudara, ipar, dan kerabatnya berdiri di medan pertempuran, siap untuk bertempur. Tiba-tiba Arjuna menjadi lemas setelah melihat keadaan itu. Ia tidak tega untuk membunuh mereka semua. Ia ingin mengundurkan diri dari medan pertempuran. Arjuna berkata, "Kresna yang baik hati, setelah melihat kawan-kawan dan sanak keluarga di hadapan saya, dengan semangat untuk bertempur seperti itu, saya merasa anggota-anggota badan saya gemetar dan mulut saya terasa kering.....Kita akan dikuasai dosa jika membunuh penyerang seperti itu. Karena itu, tidak pantas kalau kita membunuh para putera Dretarastra dan kawan-kawan kita. O Kresna, suami Lakshmi Dewi, apa keuntungannya bagi kita, dan bagaimana mungkin kita berbahagia dengan membunuh sanak keluarga kita sendiri?" Dilanda oleh pergolakan batin, antara mana yang benar dan mana yang salah, Kresna mencoba untuk menyadarkan Arjuna. Kresna yang menjadi kusir Arjuna, memberikan wejangan-wejangan suci kepada Arjuna, agar ia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kresna juga menguraikan berbagai ajaran Hindu kepada Arjuna, agar segala keraguan di hatinya sirna, sehingga ia mau melanjutkan pertempuran. Selain itu, Kresna memperlihatkan wujud semestanya kepada Arjuna, agar Arjuna tahu siapa Kresna sebenarnya. Wejangan suci yang diberikan oleh Kresna kepada Arjuna kemudian disebut Bhagavad Gītā, yang berarti "Nyanyian Tuhan". Ajaran tersebut kemudian dirangkum menjadi kitab tersendiri dan sangat terkenal di kalangan umat Hindu, karena dianggap merupakan pokok-pokok ajaran Hindu dan intisari ajaran Veda. Penghormatan sebelum perang oleh Yudistira Setelah Arjuna sadar terhadap kewajibannya dan mau melanjutkan pertarungan karena sudah mendapat wejangan suci dari Kresna, maka pertempuran segera dimulai. Arjuna mengangkat gandiwanya, diringi oleh sorak sorai gegap gempita. Pasukan kedua pihak bergemuruh. Mereka meniup sangkala dan terompet tanduk, memukul tambur dan genderang. Para Dewa, Pitara, Rishi, dan penghuni surga lainnya turut menyaksikan pembantaian besar-besaran tersebut. Pada saat-saat menjelang pertempuran tersebut, tiba-tiba Yudistira melepaskan baju zirahnya, meletakkan senjatanya, dan turun dari keretanya, sambil mencakupkan tangan dan berjalan ke arah pasukan Korawa. Seluruh pihak yang melihat tindakannya tidak percaya. Para Pandawa mengikutinya dari belakang sambil bertanya-tanya, tetapi Yudistira diam membisu, hanya terus melangkah. Di saat semua pihak terheran-heran, hanya Kresna yang tersenyum karena mengetahui tujuan Yudistira. Pasukan Korawa penasaran dengan tindakan Yudistira. Mereka siap siaga dengan senjata lengkap dan tidak melepaskan pandangan kepada Yudistira. Yudistira berjalan melangkah ke arah Bisma, kemudian dengan rasa bakti yang tulus ia menjatuhkan dirinya dan menyembah kaki Bisma, kakek yang sangat dihormatinya. Yudistira berkata, “Hamba datang untuk menghormat kepadamu, O paduka nan gagah tak terkalahkan. Kami akan menghadapi paduka dalam pertempuran. Kami mohon perkenan paduka dalam hal ini, dan kami pun memohon doa restu paduka”. Bisma menjawab, “Apabila engkau, O Maharaja, dalam menghadapi pertempuran yang akan berlangsung ini engkau tidak datang kepadaku seperti ini, pasti kukutuk dirimu, O keturunan Bharata, agar menderita kekalahan! Aku puas, O putera mulia. Berperanglah dan dapatkan kemenangan, hai putera Pandu! Apa lagi cita-cita yang ingin kaucapai dalam pertempuran ini? Pintalah suatu berkah dan restu, O putera Pritha. Pintalah sesuatu yang kauinginkan! Atas restuku itu pastilah, O Maharaja, kekalahan tidak akan menimpa dirimu. Orang dapat menjadi budak kekayaan, tetapi kekayaan itu bukanlah budak siapa pun juga. Keadaan ini benar-benar terjadi, O putera bangsa Kuru. Dengan kekayaannya, kaum Korawa telah mengikat diriku...” Setelah Yudistira mendapat doa restu dari Bisma, kemudian ia menyembah Drona, Kripa, dan Salya. Semuanya memberikan doa restu yang sama seperti yang diucapkan Bisma, dan mendoakan agar kemenangan berpihak kepada Pandawa. Setelah mendapat doa restu dari mereka semua, Yudistira kembali menuju pasukannya, dan siap untuk memulai pertarungan. Yuyutsu memihak Pandawa Setelah tiba di tengah-tengah medan pertempuran, di antara kedua pasukan yang saling berhadapan, Yudistira berseru, “Siapa pun juga yang memilih kami, mereka itulah yang kupilih menjadi sekutu kami!” Setelah berseru demikian, suasana hening sejenak. Tiba-tiba di antara pasukan Korawa terdengar jawaban yang diserukan oleh Yuyutsu. Dengan pandangan lurus ke arah Pandawa, Yuyutsu berseru, ”Hamba bersedia bertempur di bawah panji-panji paduka, demi kemenangan paduka sekalian! Hamba akan menghadapi putera Dretarastra, itu pun apabila paduka raja berkenan menerima! Demikianlah, O paduka Raja nan suci!” Dengan gembira, Yudistira berseru, “Mari, kemarilah! Kami semua ingin bertempur menghadapi saudara-saudaramu yang tolol itu! O Yuyutsu, baik Vāsudewa (Kresna) maupun kami lima bersaudara menyatakan kepadamu bahwa aku menerimamu, O pahlawan perkasa, berjuanglah bersama kami, untuk kepentinganku, menegakkan Dharma! Rupanya hanya anda sendirilah yang menjadi penerus garis keturunan Dretarastra, sekaligus melanjutkan pelaksanaan upacara persembahan kepada para leluhur mereka! O putera mahkota nan gagah, terimalah kami yang juga telah menerima dirimu itu! Duryodana yang kejam dan berpengertian cutak itu segera akan menemui ajalnya!” Setelah mendengar jawaban demikian, Yuyutsu meninggalkan pasukan Korawa dan bergabung dengan para Pandawa. Kedatangannya disambut gembira. Yudistira mengenakan kembali baju zirahnya, kemudian berperang. Pembantaian Bisma Pertempuran dimulai. Kedua belah pihak maju dengan senjata lengkap. Divisi pasukan Korawa dan divisi pasukan Pandawa saling bantai. Bisma maju menyerang para ksatria Pandawa dan membinasakan apapun yang menghalangi jalannya. Abimanyu melihat hal tersebut dan menyuruh paman-pamannya agar berhati-hati. Ia sendiri mencoba menyerang Bisma dan para pengawalnya. Namun usaha para ksatria Pandawa pada hari pertama tidak berhasil. Mereka menerima kekalahan. Putera Raja Wirata, Uttara dan Sweta, gugur oleh Bisma dan Salya pada hari pertama. Kekalahan pada hari pertama membuat Yudistira menjadi pesimis. Namun Sri Kresna berkata bahwa kemenangan sesungguhnya akan berada di pihak Pandawa. Duel Arjuna dengan Bisma Pada hari kedua, Arjuna bertekad untuk membalikkan keadaan yang didapat pada hari pertama. Arjuna mencoba untuk menyerang Bisma dan membunuhnya, tetapi para pasukan Korawa berbaris di sekeliling Bisma dan melindunginya dengan segenap tenaga sehingga meyulitkan Arjuna. Pasukan Korawa menyerang Arjuna yang hendak membunuh Bisma. Kedua belah pihak saling bantai, dan sebagian besar pasukan Korawa gugur di tangan Arjuna. Setelah menyapu seluruh pasukan Korawa, Arjuna dan Bisma terlibat dalam duel sengit. Sementara itu Drona menyerang Drestadyumna bertubi-tubi dan mematahkan panahnya berkali-kali. Duryodana mengirim pasukan bantuan dari kerajaan Kalinga untuk menyerang Bima, tetapi serangan dari Duryodana tidak berhasil dan pasukannya gugur semua. Setyaki yang bersekutu dengan Pandawa memanah kusir kereta Bisma sampai meninggal. Tanpa kusir, kuda melarikan kereta Bisma menjauhi medan laga. Di akhir hari kedua, pihak Korawa mendapat kekalahan. Habisnya kesabaran Kresna Pada hari ketiga, Bisma memberi instruksi agar pasukan Korawa membentuk formasi burung elang dengan dirinya sendiri sebagai panglima berada di garis depan sementara tentara Duryodana melindungi barisan belakang. Bisma ingin agar tidak terjadi kegagalan lagi. Sementara itu para Pandawa mengantisipasinya dengan membentuk formasi bulan sabit dengan Bima dan Arjuna sebagai pemimpin sayap kanan dan kiri. Pasukan Korawa menitikberatkan penyerangannya kepada Arjuna, tetapi banyak pasukan Korawa yang tak mampu menandingi kekuatan Arjuna. Abimanyu dan Setyaki menggabungkan kekuatan untuk menghancurkan tentara Gandara milik Sangkuni. Bisma yang terlibat duel sengit dengan Arjuna, masih bertarung dengan setengah hati. Duryodana memarahi Bisma yang masih segan untuk menghabisi Arjuna. Perkataan Duryodana membuat hati Bisma tersinggung, kemudian ia mengubah perasaanya. Arjuna dan Kresna mencoba menyerang Bhishma. Arjuna dan Bisma sekali lagi terlibat dalam pertarungan yang bengis, meskipun Arjuna masih merasa tega dan segan untuk melawan kakeknya. Kresna menjadi sangat marah dengan keadaan itu dan berkata, "Aku sudah tak bisa bersabar lagi, Aku akan membunuh Bisma dengan tanganku sendiri," lalu ia mengambil chakra-nya dan berlari ke arah Bisma. Bisma menyerahkan dirinya kepada Kresna dengan pasrah. Ia merasa beruntung jika gugur di tangan Kresna. Arjuna berlari mengejarnya dan mencegah Kresna untuk melakukannya. Arjuna memegang kaki Kresna. Pada langkah yang kesepuluh, Kresna berhenti. Arjuna berkata, “O junjunganku, padamkanlah kemarahan ini. Paduka tempat kami berlindung. Baiklah, hari ini hamba bersumpah, atas nama dan saudara-saudara hamba, bahwa hamba tidak akan menarik diri dari sumpah yang hamba ucapkan. O Kesawa, O adik Dewa Indra, atas perintah paduka, baiklah, hamba yang akan memusnahkan bangsa Kuru!” Mendengar sumpah tersebut, Kresna puas hatinya. Kemarahannya mereda, tetapi masih tetap memegang senjata chakra. Kemudian mereka berdua melanjutkan pertarungan dan membinasakan banyak pasukan Korawa. Keberanian Bima Hari keempat merupakan hari dimana Bima menunjukkan keberaniannya. Bisma memerintahkan pasukan Korawa untuk bergerak. Abimanyu dikepung oleh para ksatria Korawa lalu diserang. Arjuna melihat hal tersebut lalu menolong Abimanyu. Bima muncul pada saat yang genting tersebut lalu menyerang para kstria Korawa dengan gada. Kemudian Duryodana mengirimkan pasukan gajah untuk menyerang Bima. Ketika Bima melihat pasukan gajah menuju ke arahnya, ia turun dari kereta dan menyerang mereka satu persatu dengan gada baja miliknya. Mereka dilempar dan dibanting ke arah pasukan Korawa. Kemudian Bima menyerang para ksatria Korawa dan membunuh delapan adik Duryodana. Akhirnya ia dipanah dan tersungkur di keretanya. Gatotkaca melihat hal tersebut, lalu merasa sangat marah kepada pasukan Korawa. Bisma menasehati bahwa tidak ada yang mampu melawan Gatotkaca yang sedang marah, lalu menyuruh pasukan agar mundur. Pada hari itu, Duryodana kehilangan banyak saudara-saudaranya. Perbantaian terus berlanjut Pada hari kelima, pembantaian terus berlanjut. Pasukan Pandawa dengan segenap tenaga membalas serangan Bisma. Bima berada di garis depan bersama Srikandi dan Drestadyumna di sampingnya. Karena Srikandi berperan sebagai seorang wanita, Bisma menolak untuk bertarung dan pergi. Sementara itu, Setyaki membinasakan pasukan besar yang dikirim untuk menyerangnya. Pertempuran dilanjutkan dengan pertarungan antara Setyaki melawan Burisrawas dan kemudian Setyaki kesusahan sehingga berada dalam situasi genting. Melihat hal itu, Bima datang melindungi Setyaki dan menyelamatkan nyawanya. Di tempat lain, Arjuna bertempur dan membunuh ribuan tentara yang dikirim Duryodana untuk menyerangnya. Pertumpahan darah yang sulit dibayangkan terus berlanjut dari hari ke hari selama pertempuran berlangsung. Hari keenam merupakan hari pembantaian yang hebat. Drona membantai banyak prajurit di pihak Pandawa yang jumlahnya sukar diukur. Formasi kedua belah pihak pecah. Pada hari kedelapan, Bima membunuh delapan putera Dretarastra. Putera Arjuna — Irawan — terbunuh oleh para Korawa. Pada hari kesembilan Bisma menyerang pasukan Pandawa dengan membabi buta. Banyak laskar yang tercerai berai karena serangan Bisma. Banyak yang melarikan diri atau menjauh dari Bisma, pendekar tua nan sakti dari Wangsa Kuru. Kresna memacu kuda-kudanya agar berlari ke arah Bisma. Arjuna dan Bisma terlibat dalam pertarungan sengit, tetapi Arjuna bertarung dengan setengah hati sementara Bisma menyerangnya dengan bertubi-tubi. Melihat keadaan itu, sekali lagi Kresna menjadi marah. Ia ingin mengakhiri riwayat Bisma dengan tangannya sendiri. Ia meloncat turun dari kereta Arjuna, dengan mata merah menyala tanda kemarahan memuncak, bergerak berjalan menghampiri Bisma. Dengan senjata Chakra di tangan, Kresna membidik Bisma. Bisma dengan pasrah tidak menghindarinya, tetapi semakin merasa bahagia jika gugur di tangan Kresna. Melihat hal itu, Arjuna menyusul Kresna dan berusaha menarik kaki Kresna untuk menghentikan langkahnya. Dengan sedih dan suara tersendat-sendat, Arjuna berkata, “O Kesawa (Kresna), janganlah paduka memalsukan kata-kata yang telah paduka ucapkan sebelumnya! Paduka telah mengucapkan janji bahwa tidak akan ikut berperang. O Madhawa (Kresna), apabila paduka melanjutkan niat paduka, orang-orang akan mengatakan bahwa paduka pembohong. Semua penderitaan akibat perang ini, hambalah yang harus menanggungnya! Hambalah yang akan membunuh kakek yang terhormat itu!...” Kresna tidak menjawab setelah mendengar kata-kata Arjuna, tetapi dengan menahan kemarahan ia naik kembali ke atas keretanya. Kedua pasukan tersebut melanjutkan kembali pertarungannya. Gugurnya Bisma Para Pandawa tidak mengetahui bagaimana cara mengalahkan Bisma. Pada malam harinya, Pandawa menyusup ke dalam kemah Bisma. Bisma menyambutnya dengan doa restu. Pandawa menjelaskan maksud kedatangannya, yaitu mencari cara untuk mengalahkan Bisma. Kemudian Bisma membeberkan hal-hal yang membuatnya tidak tega untuk berperang. Setelah mendengar penjelasan Bisma, Arjuna berdiskusi dengan Kresna. Ia merasa tidak tega untuk mengakhiri riwayat kakeknya. Kemudian Kresna mencoba menyadarkan Arjuna, tentang mana yang benar dan mana yang salah. Pada hari kesepuluh, pasukan Pandawa dipelopori oleh Srikandi di garis depan. Srikandi menyerang Bisma, tetapi ia tidak dihiraukan. Bisma hanya tertawa kepada Srikandi, karena ia tidak mau menyerang Srikandi yang berkepribadian seperti wanita. Melihat Bisma menghindari Srikandi, Arjuna memanah Bisma berkali-kali. Puluhan panah menancap di tubuh Bisma. Bisma terjatuh dari keretanya. Pasukan Pandawa bersorak. Tepat pada hari itu senja hari. Kedua belah pihak menghentikan pertarungannya, mereka mengelilingi Bisma yang berbaring tidak menyentuh tanah karena ditopang oleh panah-panah. Bisma menyuruh para ksatria untuk memberikannya bantal, tetapi tidak satu pun bantal yang mau ia terima. Kemudian ia menyuruh Arjuna memberikannya bantal. Arjuna menancapkan tiga anak panah di bawah kepala Bisma sebagai bantal. Bisma merestui tindakan Arjuna, dan ia mengatakan bahwa ia memilih hari kematian ketika garis balik matahari berada di utara. Lihat pula Perang di Kurukshetra Bacaan lebih lanjut Bhismaparwa, ditulis oleh Krishna Dwaipayana Wyasa, buku ketujuh dari seri Astadasaparwa kitab Mahābhārata Kitab Mahabharata
Kaliningrad () adalah ibu kota Oblast Kaliningrad, sebuah daerah administratif Federasi Rusia yang terletak di antara negara Lituania dan Polandia. Sebelumnya daerah ini milik Uni Soviet, tetapi sudah selalu merupakan bagian daripada Republik Soviet Rusia (1945-1991). Sebelum tahun 1945, daerah ini selama ratusan tahun (1255—1945) didiami oleh orang keturunan Jerman dan Prusia dan bernama Königsberg (, Kyonigsberg; ). Setelah Perang Dunia II daerah ini disita Uni Soviet dan semua warganya yang keturunan Jerman dideportasi. Königsberg adalah daerah asal sang filsuf ternama, Immanuel Kant. Lihat pula Oblast Kaliningrad Prusia Timur Referensi Kota di Rusia
Singapura (nama resmi: Republik Singapura) adalah sebuah negara pulau dan negara kota di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan ketiga di dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia. Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam berjumlah kira-kira 6 juta jiwa, terdiri dari Orang Tionghoa, Melayu, India, Arab, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid. Sebanyak 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006. Sebelum merdeka tahun 1965, Singapura adalah pelabuhan dagang yang beragam dengan PDB per kapita $511, tertinggi ketiga di Asia Timur pada saat itu. Setelah merdeka, investasi asing langsung dan usaha pemerintah untuk industrialisasi berdasarkan rencana bekas Deputi Perdana Menteri Dr. Goh Keng Swee membentuk ekonomi Singapura saat ini. Economist Intelligence Unit dalam "Indeks Kualitas Hidup" menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia. Singapura memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia. Negara ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju. Setelah PDB-nya berkurang -6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009, Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan pertama 2010. Etimologi Nama Singapura berasal dari bahasa Melayu (Sanskrit सिंहपुर "Kota Singa"). Dewasa ini, Singapura kadang dijuluki sebagai Kota Singa. Studi sejarah membuktikan bahwa singa kemungkinan tidak pernah ada di pulau itu; makhluk yang dilihat oleh Sang Nila Utama, pendiri dan pemberi nama Singapura, bisa jadi seekor harimau. Sejarah Sebelum abad ke-19 Catatan pertama permukiman di Singapura berasal dari abad ke-2 Masehi. Temasek dalam bahasa Jawa berarti 'kota laut'. Antara abad ke-16 dan awal abad ke-19, Singapura menjadi bagian dari Kesultanan Johor. Tahun 1613, perompak Portugis membakar permukiman di mulut Sungai Singapura dan pulau ini menjadi tidak terlalu diperhatikan sampai dua abad selanjutnya. Kekuasaan kolonial Britania Pada 28 Januari 1819, Thomas Stamford Raffles mendarat di pulau utama di Singapura. Ia ditugaskan oleh Perusahaan Dagang Hindia Timur Britania (East Indian Company, EIC) untuk mencari lokasi strategis untuk membangun pelabuhan di mulut Selat Malaka, menandingi dominasi Belanda, yang saat itu sedang melemah seiring bertubi-tubinya pergantian kekuasaan sejak bangkrutnya VOC, pendudukan Prancis hingga berdirinya Kerajaan Belanda. Di pulau tersebut, ia menjumpai sebuah kampung suku Melayu dipimpin Tumenggung Abdu'r Rahman, yang merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Johor, yang saat itu sedang ada konflik perebutan kekuasaan antara Sultan Johor Abdul Rahman dengan kakak tirinya, Tengku Hussein Shah (Tengku Long) yang hidup di pengasingan di Kepulauan Riau. Melihat peluang bagus, baik sebagai pos dagang strategis untuk kawasan Asia Tenggara, maupun kesempatan untuk memperoleh dukungan dari penguasa setempat, Raffles membujuk Tumenggung Abdu'r Rahman untuk menyelundupkan Tengku Hussein ke Singapura, dan membantunya merebut haknya atas tahta Kesultanan Johor. Setelah bertemu Tengku Hussein, Raffles pun membuat kesepakatan bahwa Inggris, dalam hal ini EIC, bersedia membantu Tengku Hussein merebut tahta dan memberikan tunjangan tahunan dengan imbalan diberikan hak khusus untuk membangun pos dagang dan pelabuhan di bagian selatan pulau Temasek di sisi timur Sungai Singapura sekarang. Kesepatan tersebut ditandatangani pada tanggal 6 Februari 1819. Setelah penadatanganan kesepakatan ini, Raffles pun memproklamirkan nama baru untuk bandar yang akan ia dirikan, yaitu Singapura. Raffles kembali ke Bengkulu segera setelah penandatanganan perjanjian dengan Sultan Johor tersebut dan menugaskan Mayor William Farquhar untuk memimpin permukiman baru tersebut dengan jabatan Residen, dengan beberapa meriam dan 1 resimen infantri tentara India. Membangun sebuah pelabuhan niaga dari nol adalah sebuah tantangan yang berat. Farquhar hanya menerima dana yang tidak banyak, sementara ia dilarang untuk memungut pajak pelabuhan untuk meningkatkan pendapatan lantara Raffles sudah memutuskan bahwa Singapura akan menjadi pelabuhan bebas. Farquhar mengundang pendatang-pendatang untuk datang ke Singapura, dan ia menempatkan seorang petugas di Pulau Saint John (atau P. Sekijang Bendera), 6,5 mil selatan kampung Temasek, untuk mengundang kapal-kapal yang melintas untuk singgah di Singapura. Berita tentang pelabuhan bebas yang baru dengan cepat menyebar ke seluruh kepulauan seantero Asia Tenggara, pedagang-pedagang Bugis, China, dan Arab berdatangan ke pulau tersebut, berupaya menghindari pembatasan dagang Belanda. Dalam tahun pertama bandar ini beroperasi, perdagangan yang melalui Singapura telah mencapai nilai $400,000 (dollar Spanyol). Pada tahun 1821, populasi penduduknya telah meningkat hingga mencapai sekitar 5.000 orang, dan volume perdagangan terlah mencapai nilai $8 juta. Populasi menembus angka 10.000 orang pada tahun 1825, dan volume perdagangan senilai $22 juta, Singapura melampaui pelabuhan Penang yang lebih dulu berdiri. Raffles baru kembali ke Singapura pada tahun 1822 dan ia mengkritik kebijakan-kebijakan yang dibuat Farquhar, terlepas dari kesuksesan Farquhar memimpin bandar baru itu di masa-masa awal yang sulit. Contohnya, dalam rangka menghasilkan pendapatan yang sangat mendesak, Farquhar telah melakukan penjualan lisensi perjudian dan perdagangan opium, yang dipandang Raffles sebagai penyakit sosial yang berbahaya. Kedua komoditas itu pula yang membuat munculnya kriminalisme, termasuk datangnya bajak-bajak laut dari China dan Filipina, selain Inggris dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Selain itu di Singapura tumbuh pasar budak. Terkejut dengan kacaunya situasi di koloni tersebut, Raffles menyusun draft kebijakan baru untuk permukiman. Ia juga mengorganisir Singapura dalam pembagian berdasarkan fungsi dan kelompok etnis di bawah Raffles Plan of Singapore. Hari, jejak-jejak pembagian tersebut masih bisa dijumpai di kota tua Singapura. Awalnya Farquhar tidak menerima kebijakan baru Raffles tersebut. Raffles memecat dan meminta Farquhar pergi dari Singapura. Farquhar menolak pemecatan itu dan belakangan menuntut Raffles atas tindakannya yang tiran. Dan konflik ini berlanjut hingga kepergian Raffles pada Oktober 1823 dan tidak pernah kembali lagi hingga wafat di usia 44 tahun pada tahun 1826. Sedangkan Farquhar baru pergi meninggalkan kota yang dia bangun sepenuhnya dari nol tersebut pada 28 Desember 1823, menetap di Inggris hingga pensiun dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal dan wafat di Perth, Skotlandia pada tahun 1839. Jabatan Residen Inggris di Singapura diisi oleh John Crawfurd, seorang administrator yang efisien dan hemat, dengan jabatan baru Gubernur. Pada 7 Juni 1823, John Crawfurd menandatangani perjanjian kedua dengan Sultan dan Temenggong, yang memperluas kekuasaan Inggris ke hampir seluruh pulau. Sultan dan Tumenggong menukar hak-hak administratif mereka di pulau tersebut, termasuk pemungutan pajak pelabuhan dengan tunjangan bulanan seumur hidup, masing-masing sebesar $1500 dan $800. Perjanjian ini menyebabkan pulau tersebut masuk jurisdiksi Hukum Inggris, dengan ketentuan yang akan tetap memperhitungkan budaya, tradisi dan agama orang Melayu. Pada tahun 1824, Singapura diserahkan selama-lamanya kepada EIC oleh Sultan. Periode Perang Dunia II dan pascaperang Selama Perang Dunia II, Angkatan Darat Kekaisaran Jepang menjajah Malaya, berakhir pada Pertempuran Singapura. Pihak Britania dikalahkan dalam enam hari dan menyerahkan benteng yang seharusnya tidak terkalahkan kepada Jenderal Tomoyuki Yamashita pada 15 Februari 1942. Penyerahan ini disebut oleh Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill sebagai "bencana terburuk dan penyerahan terbesar dalam sejarah Britania Raya". Pembantaian Sook Ching terhadap etnis Tionghoa setelah Singapura ditaklukkan memakan korban antara 5.000 dan 25.000 jiwa. Jepang mengganti nama Singapura menjadi , dari kata-kata Jepang , atau "pulau selatan yang diperoleh pada periode Shōwa", dan mendudukinya sampai Britania menguasai kembali pulau ini pada 12 September 1945, satu bulan setelah penyerahan Jepang. Setelah perang, pemerintah Britania Raya mengizinkan Singapura mengadakan pemilihan umum pertamanya tahun 1955 yang dimenangkan oleh kandidat pro-kemerdekaan, David Saul Marshall, ketua partai Front Buruh yang kemudian menjadi Menteri Utama. Demi menuntut pemerintahan sendiri secara penuh, Marshall memimpin delegasi ke London, tetapi ditolak oleh Britania. Ia mengundurkan diri setelah kembali ke Singapura dan digantikan oleh Lim Yew Hock, yang kebijakannya kemudian meyakinkan pihak Britania. Singapura diberi hak pemerintahan internal sendiri secara penuh dengan perdana menteri dan kabinetnya mengawasi segala urusan pemerintah kecuali pertahanan dan urusan luar negeri. Pemilihan diadakan pada 30 Mei 1959 dengan Partai Aksi Rakyat memenangkan pemilu. Singapura langsung menjadi negara dengan pemerintahan sendiri di dalam Persemakmuran pada 3 Juni 1959, dan Lee Kuan Yew disumpah sebagai perdana menteri pertama Singapura. Kemudian Gubernur Singapura, Sir William Almond Codrington Goode, menjabat sebagai Yang di-Pertuan Negara pertama hingga 3 Desember 1959. Ia digantikan oleh Yusof bin Ishak, kemudian Presiden Singapura pertama. Singapura mengumumkan kemerdekaannya dari Britania secara unilateral pada Agustus 1963, sebelum bergabung dengan Federasi Malaysia pada September bersama dengan Malaya, Sabah dan Sarawak sebagai hasil dari Referendum Penggabungan Singapura 1962. Singapura dikeluarkan dari Federasi dua tahun setelah konflik ideologi yang memanas antara pemerintah PAP Singapura dan pemerintah federal di Kuala Lumpur. Kemerdekaan (sejak 1965) Singapura secara resmi memperoleh kedaulatan pada 9 Agustus 1965. Yusof bin Ishak disumpah sebagai presiden, dan Lee Kuan Yew menjadi perdana menteri pertama Republik Singapura. Tahun 1990, Goh Chok Tong menggantikan Lee sebagai perdana menteri. Selama masa pemerintahannya, negara ini menghadapi Krisis Keuangan Asia 1997, wabah SARS, dan ancaman teroris oleh Jemaah Islamiyah. Tahun 2004, Lee Hsien Loong, putra sulung Lee Kuan Yew, menjadi perdana menteri Singapura. Di antara keputusannya yang terkenal adalah rencana membuka kasino untuk mendorong pariwisata. Geografi Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong (Melayu: berarti pulau di ujung daratan (semenanjung)). Terdapat dua jembatan buatan menuju Johor, Malaysia: Jalan Layang Johor–Singapura di utara dan Penghubung Kedua Malaysia–Singapura di barat. Pulau Jurong, Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Pulau Sentosa adalah pulau-pulau yang terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura. Titik alami tertinggi adalah Bukit Timah Hill dengan tinggi . Singapura memiliki banyak proyek reklamasi tanah dengan tanah diperoleh dari bukit, dasar laut, dan negara tetangga. Hasilnya, daratan Singapura meluas dari pada 1960-an menjadi pada hari ini, dan akan meluas lagi hingga pada 2030. Proyek ini kadang mengharuskan beberapa pulau kecil digabungkan melalui reklamasi tanah untuk membentuk pulau-pulau besar dan berguna, contohnya Pulau Jurong. Iklim Dalam sistem klasifikasi iklim Köppen, Singapura memiliki iklim tropik khatulistiwa tanpa musim yang nyata berbeda, kesamaan suhu, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang melimpah. Suhu berkisar antara . Rata-rata kelembapan relatif berkisar antara 90% di pagi hari dan 60% di sore hari. Pada cuaca hujan yang berkepanjangan, kelembapan relatif dapat mencapai 100%. Suhu terendah dan tertinggi yang tercatat dalam sejarah maritim Singapura adalah dan . Bulan Mei dan Juni merupakan bulan terpanas, sedangkan November dan Desember merupakan musim muson basah. Dari bulan Agustus hingga Oktober, sering kali terdapat kabut, terkadang cukup mengganggu hingga pemerintah mengeluarkan peringatan kesehatan kepada publik, hal ini disebabkan oleh kebakaran semak-belukar di negara tetangganya, Indonesia. Singapura tidak menggunakan waktu musim panas atau perubahan zona waktu musim panas. Jarak waktu hari hampir sama sepanjang tahun dikarenakan letak Singapura yang berdekatan dengan garis khatulistiwa. Sekitar 23% daratan Singapura terdiri dari hutan dan cagar alam. Urbanisasi telah menghapus banyak daerah yang dulunya merupakan hutan hujan utama, tinggal menyisakan wilayah utama di daerah Cagar Alam Bukit Timah. Berbagai taman telah dijaga, seperti Kebun Botani Singapura. Politik Pemerintahan Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan parlementer unikameral Westminster yang mewakili berbagai konstituensi. Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi Rakyat (PAP) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan sejak menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959. Freedom House menyebut Singapura sebagai "sebagian bebas" dalam "laporan Freedom in the World" dan The Economist menempatkan Singapura pada tingkat "rezim hibrida", ketiga dari empat peringkat dalam "Indeks Demokrasi". Tampuk kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri. Presiden Singapura, secara historis merupakan jabatan seremonial, diberikan hak veto tahun 1991 untuk beberapa keputusan kunci seperti pemakaian cadangan nasional dan penunjukan jabatan yudisial. Meski jabatan ini dipilih melalui pemilu rakyat, hanya pemilu 1993 yang pernah diselenggarakan sampai saat ini. Cabang legislatif pemerintah dipegang oleh parlemen. Pemilihan parlemen di Singapura memiliki dasar pluralitas untuk konstituensi perwakilan kelompok sejak Undang-Undang Pemilihan Parlemen diubah tahun 1991. Anggota parlemen (MP) terdiri dari anggota terpilih, non-konstituensi dan dicalonkan. Mayoritas MP terpilih melalui pemilihan umum dengan sistem pertama-melewati-pos dan mewakili Anggota Tunggal atau Konsituensi Perwakilan Kelompok (GRC). Singapura beberapa kali masuk sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia oleh Transparency International. Meski hukum di Singapura diwariskan dari hukum Inggris dan India Britania, dan meliputi banyak elemen hukum umum Inggris, dalam beberapa kasus hukum ini keluar dari warisan tersebut sejak kemerdekaan. Contohnya adalah pengadilan oleh juri dihapuskan. Singapura memiliki hukum dan penalti yang meliputi hukuman korporal yudisial dalam bentuk pencambukan untuk pelanggaran seperti pemerkosaan, kekerasan, kerusuhan, penggunaan obat-obatan terlarang, vandalisme properti, dan sejumlah pelanggaran imigrasi. Singapura juga memiliki hukuman mati wajib untuk pembunuhan tingkat pertama, penyelundupan obat-obatan terlarang, dan pelanggaran senjata api. Amnesty International mengatakan bahwa "serangkaian klausa dalam Undang-Undang Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang dan Undang-Undang Pelanggaran Senjata Api berisi dugaan bersalah yang bertentangan dengan hak dianggap tidak bersalah hingga terbukti bersalah dan mengikis hak pengadilan yang adil", dan memperkirakan bahwa Singapura memiliki "kemungkinan tingkat eksekusi tertinggi di dunia bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya". Pemerintah menyatakan bahwa Singapura memiliki hak berdaulat untuk menentukan sistem yudisialnya dan memaksakan sesuatu yang dianggap sebagai hukuman yang pantas. Pemerintah memiliki sengketa dalam beberapa poin laporan Amnesty. Mereka berkata bahwa dalam lima tahun sampai 2004, 101 warga Singapura dan 37 warga asing telah dieksekusi, semuanya kecuali 28 orang disebabkan oleh pelanggaran obat-obatan terlarang. Amnesty menyebutkan 408 eksekusi antara 1991 dan 2003 dari pemerintah dan sumber lain dari jumlah penduduk sebanyak empat juta jiwa. Sebuah survei oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) mengenai eksekutif bisnis ekspatriat bulan September 2008 menemukan bahwa orang-orang yang disurvei menganggap Hong Kong dan Singapura memiliki sistem yudisial terbaik di Asia, dengan Indonesia dan Vietnam yang terburuk: sistem yudisial Hong Kong diberi skor 1.45 dalam skala (0 untuk terbaik dan 10 untuk terburuk); Singapura dengan skor 1.92, diikuti Jepang (3.50), Korea Selatan (4.62), Taiwan (4.93), Filipina (6.10), Malaysia (6.47), India (6.50), Thailand (7.00), China (7.25), Vietnam (8.10) dan Indonesia (8.26). PERC memberi komentar bahwa karena survei ini melibatkan eksekutif bisnis ekspatriat daripada aktivis politik, kriteria seperti kontrak dan perlindungan IPR lebih ditekankan: "persepsi umum ekspatriat adalah bahwa politik setempat tidak memenuhi cara hukum perdagangan dan kriminal dilaksanakan". PERC mencatat bahwa nilai teratas Singapura dalam survei tersebut tidak termasuk aktivis politik yang mengkritik Partai Aksi Rakyat (PAP) karena menggunakan pengadilan untuk membungkam kritikus. Pada November 2010, sebuah pengadilan Singapura memberi hukuman penjara enam minggu kepada penulis Britania, Alan Sheldrake atas penghinaan terhadap pengadilan dalam bukunya, "Once A Jolly Hangman: Singapore Justice In The Dock", berdasarkan wawancara dengan bekas eksekutor pengadilan dan kritik terhadap hukuman mati di negara ini. Hubungan luar negeri Singapura memiliki hubungan diplomatik dengan 175 negara, meski tidak menempatkan seorang komisi tinggi atau kedutaan di beberapa negara. Singapura adalah anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Persemakmuran, ASEAN dan Gerakan Non-Blok. Atas alasan geografis yang jelas, hubungan dengan Malaysia dan Indonesia adalah yang terpenting tetapi politik domestik tiga negara sering mengancam hubungan mereka. Singapura juga memiliki hubungan yang baik dengan beberapa negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dan Britania Raya, negara yang disebutkan terakhir memiliki hubungan melalui Five Power Defence Arrangements (FPDA) bersama Malaysia, Australia dan Selandia Baru. Singapura juga berhubungan baik dengan Amerika Serikat, negara yang memiliki kekuatan penyeimbang di Asia Tenggara untuk menyeimbangkan kekuatan regional. Singapura mendukung konsep regionalisme Asia Tenggara dan menjalankan peran secara aktif di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yang juga didirikan Singapura. Negara ini juga merupakan anggota dari forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), yang memiliki sekretariat di Singapura. Negara ini juga memiliki hubungan dekat dengan sesama negara ASEAN, Brunei, dan memiliki fasilitas pelatihan angkatan darat di sana. Singapura adalah salah satu negara pertama yang memiliki hubungan normal dengan Republik Rakyat Tiongkok setelah membuka diri tahun 1978. Negara ini mengakui kebijakan Satu Tiongkok RRT dan memiliki hubungan dagang yang luas dengan negara itu, meski juga mempertahankan hubungan diplomatik dengan Republik Tiongkok di Taiwan. Militer Meski ukurannya kecil, Singapura memiliki salah satu pasukan militer paling maju di Asia Tenggara. Kementerian Pertahanan (MINDEF) yang saat ini dipimpin oleh Menteri Teo Chee Hean, mengawasi Angkatan Darat Singapura, Angkatan Laut Republik Singapura, dan Angkatan Udara Republik Singapura yang seluruhnya disebut sebagai Angkatan Bersenjata Singapura, bersama perusahaan relawan swasta sebagai pembantu. Kepala Pasukan Pertahanan Singapura adalah Letnan Jenderal Neo Kian Hong. Angkatan bersenjata bertugas untuk mencegah kemungkinan serangan dan juga menyediakan bantuan kemanusiaan ke negara lain. Singapura memiliki pakta pertahanan bersama dengan beberapa negara, terutama Five Power Defence Arrangements. Ada jaringan pelatihan luas di Amerika Serikat, Australia, Republik Tiongkok (Taiwan), Selandia Baru, Prancis, Thailand, Brunei, India dan Afrika Selatan. Sejak 1980, konsep dan strategi "Pertahanan Total" telah diterapkan di semua aspek keamanan yang bertujuan untuk memperkuat Singapura dari segala jenis ancaman. Undang-undang Singapura mensyaratkan setiap warga negara dan penduduk tetap pria Singapura yang mampu untuk menjalani National Service selama sedikitnya dua tahun sebelum mencapai usia 18 tahun atau lulus sekolah, dengan pengecualian kesehatan atau lainnya. Setelah dua tahun bertugas, setiap pria dianggap siap beroperasi dan wajib menjadi serdadu cadangan sampai usia 40 tahun (50 untuk perwira bertugas). Mereka yang memenuhi persyaratan kesehatan juga harus menjalani Individual Physical Proficiency Test (IPPT) setiap tahun sebagai bagian dari program pelatihan. Lebih dari 350.000 pria bertugas sebagai serdadu cadangan yang siap beroperasi, dan 72.500 pria lainnya membentuk pasukan nasional dan korps reguler. Peningkatan jumlah peperangan non-konvensional dan terorisme telah mendorong peningkatan fokus terhadap aspek pertahanan non-militer. Kontingen Gurkha, bagian dari Kepolisian Singapura, juga merupakan sebuah pasukan kontra-terorisme. Tahun 1991, pembajakan Singapore Airlines Penerbangan 117 berakhir dengan penyerangan ke pesawat oleh Pasukan Khusus Singapura dan kematian keempat pembajak tanpa membahayakan penumpang atau personel SOF. Sumber daya pertahanan Singapura telah dimanfaatkan pada misi-misi bantuan kemanusiaan internasional, termasuk tugas penjagaan perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melibatkan 11 negara. Bulan September 2005, Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) mengirimkan tiga helikopter CH-47 Chinook ke Louisiana untuk membantu operasi kemanusiaan Badai Katrina. Setelah Tsunami Asia 2004, SAF mengirimkan tank dan helikopter untuk membantu operasi kemanusiaan di negara yang terkena dampaknya. Ekonomi Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar di sekitar perdagangan entrepôt. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura memproduksi sekitar 10% keluaran wafer dunia. Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York dan Tokyo. Bank Dunia menempatkan Singapura pada peringkat hub logistik teratas dunia. Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif dan inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia, Ratusan ribu ekspatriat asing bekerja di Singapura di berbagai perusahaan multinasional. Terdapat juga ratusan ribu pekerja manual asing. Sebagai akibat dari resesi global dan kemerosotan pada sektor teknologi, PDB negara ini berkurang hingga 2.2% pada 2001. Economic Review Committee (ERC) didirikan bulan Desember 2001 dan menyarankan beberapa perubahan kebijakan dengan tujuan merevitalisasi perusahaan. Sejak itu, Singapura pulih dari resesi, terutama karena banyaknya perbaikan dalam ekonomi dunia; ekonomi negara ini tumbuh 8,3% pada 2004 dan 6,4% pada 2005 and 7.9% in 2006. Singapura memperkenalkan Pajak Barang dan Jasa (GST) dengan nilai awal 3% pada 1 April 1994 yang menambah pendapatan pemerintah hingga S$1,6 miliar (US$1 miliar, €800 juta) dan menyeimbangkan keuangan pemerintah. Nilai GST ditingkatkan menjadi 4% pada 2003, 5% pada 2004, dan 7% pada 1 Juli 2007. Banyak perusahaan di Singapura terdaftar sebagai perusahaan berkewajiban terbatas swasta (umumnya disebut perseroan terbatas swasta). Sebuah perseroan terbatas swasta di Singapura adalah entitas hukum terpisah dan pemegang saham tidak berkewajiban atas utan perusahaan yang melebihi jumlah modal saham yang ditanamkan. Pariwisata Singapura adalah kota tujuan perjalanan yang terkenal, mendorong kepentingannya dalam industri pariwisata negara itu. Jumlah kedatangan total mencapai 10,2 juta orang tahun 2007. Untuk menarik lebih banyak wisatawan, pemerintah memutuskan untuk mengizinkan perjudian dan dua resor kasino (disebut Integrated Resorts) dibangun di Marina South dan Pulau Sentosa tahun 2005. Untuk bersaing dengan kota-kota regional seperti Bangkok, Hong Kong, Tokyo dan Shanghai, pemerintah mengumumkan bahwa wilayah kota akan diubah menjadi kawasan yang lebih menarik dengan menerangkan bangunan-bangunan sipil dan komersial. Makanan juga dimanfaatkan sebagai atraksi pengunjung pada Singapore Food Festival yang diadakan setiap Juli untuk merayakan masakan Singapura. Acara tahunan lainnya di Singapura meliputi Singapore Sun Festival, Christmas Light Up, dan Singapore Jewel Festival. Singapura mempromosikan dirinya sebagai hub pariwisata kesehatan: sekitar 200.000 warga asing mencari perawatan kesehatan di negara ini setiap tahun, dan layanan kesehatan Singapura menargetkan satu juta pasien asing setiap tahun mulai 2012 dan memperoleh pendapatan sebesar USD 3 miliar. Pemerintah menyatakan bahwa program ini dapat menciptakan sekitar 13.000 lowongan pekerjaan baru dalam industri kesehatan. Mata uang Mata uang Singapura adalah dolar Singapura yang ditandai dengan simbol S$ atau singkatan ISO SGD. Bank sentralnya adalah Otoritas Moneter Singapura yang bertugas mengeluarkan mata uang. Singapura mendirikan Board of Commissioners of Currency pada tahun 1967 dan mengeluarkan uang logam dan uang kertas pertamanya. Nilai tukar dolar Singapura setara dengan ringgit Malaysia sampai tahun 1973. Kesetaraan nilai tukar dengan dolar Brunei masih dipertahankan. Tanggal 27 Juni 2007, untuk memperingati 40 tahun perjanjian mata uang dengan Brunei, uang kertas S$20 diluncurkan; bagian belakangnya identik dengan uang kertas $20 Brunei yang diluncurkan secara bersamaan. Transportasi Pelabuhan dan penerbangan Singapura merupakan sebuah hub transportasi internasional di Asia karena letaknya di berbagai rute perdagangan laut dan udara. Pelabuhan Singapura, dikelola oleh operator pelabuhan PSA International dan Jurong Port, adalah pelabuhan tersibuk kedua di dunia pada 2005 menurut tonase pengapalan yang ditangani, yaitu sebesar 1,15 miliar ton kasar, dan menurut lalu lintas kontainer, yaitu sebanyak 23,2 juta satuan dua puluh kaki (TEU). Pelabuhan Singapura juga merupakan yang tersibuk kedua di dunia menurut tonase kargo, setelah Shanghai dengan 423 juta ton. Selain itu, Singapura merupakan pelabuhan tersibuk pertama di dunia menurut lalu lintas lintas pengapalan dan pusat pengisian bahan bakar kapal terbesar di dunia. Singapura adalah hub penerbangan untuk kawasan Asia Tenggara dan perhentian untuk rute Kangguru antara Australasia dan Eropa. Bandar Udara Changi Singapura memiliki jaringan seluas 80 maskapai penerbangan yang menghubungkan Singapura ke 200 kota di 68 negara. Bandara ini telah dimasukkan sebagai salah satu bandara internasional terbaik oleh berbagai majalah perjalanan internasional, termasuk sebagai bandara terbaik di dunia untuk pertama kalinya oleh Skytrax pada tahun 2006. Bandar Udara Changi saat ini memiliki empat (4) terminal penumpang. Terdapat juga sebuah terminal bertarif rendah, yang melayani maskapai bertarif rendah Tiger Airways dan Cebu Pacific. Maskapai penerbangan nasionalnya ialah Singapore Airlines (SIA), maskapai yang paling banyak mendapatkan penghargaan di dunia. Bandar Udara Changi Singapura diswastanisasikan pada tahun 2009 dan saat ini dimiliki sepenuhnya oleh Changi Airport Group. Domestik Infrastruktur transportasi lokal meliputi sebuah sistem transportasi darat di seluruh pulau yang terdiri dari serangkaian jalan ekspres. Sistem jalan umum dilayani oleh angkutan bus resmi dan berbagai perusahaan taksi berizin. Angkutan bus umum telah menjadi topik kritik oleh sejumlah warga Singapura, kebanyakan di antaranya memanfaatkan sistem ini untuk perjalanan komuter sehari-hari. Sejak 1987, sistem metro kereta penumpang Mass Rapid Transit (MRT) telah dioperasikan. Sistem MRT semakin dilengkapi oleh sistem kereta ringan Light Rail Transit (LRT), dan meningkatkan keteraksesan ke kawasan permukiman. Didirikan tahun 2001, sistem EZ-Link memungkinkan kartu pintar digunakan sebagai tiket alternatif yang digunakan pada sistem angkutan umum di Singapura. Demografi Populasi Jumlah penduduk Singapura memiliki persentase warga asing tertinggi keenam di dunia. Sekitar 42% penduduk Singapura adalah warga asing dan mereka membentuk 50% sektor jasa di negara itu. Kebanyakan berasal dari Tiongkok, Malaysia, Filipina, Amerika Utara, Timur Tengah, Eropa, Australia, Bangladesh dan India. Negara ini merupakan yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. Menurut statistik pemerintah, jumlah penduduk Singapura pada 2009 sebanyak 4,99 juta jiwa, 3,73 juta jiwa di antaranya merupakan warga negara dan penduduk tetap Singapura (disebut "Singapore Residents"). Jumlah warga negara pada tahun 2009 adalah 3,2 juta jiwa. Berbagai kelompok bahasa Tionghoa membentuk 74,2% dari penduduk Singapura, Melayu 13,4%, India 9,2%, sementara Eurasia, Arab dan kelompok lain membentuk 3,2% dari populasi Singapura. Pada 2008, tingkat kelahiran total hanya 1,28 anak setiap wanita, terendah ketiga di dunia dan di bawah batas 2,1 yang dibutuhkan untuk mengganti populasi pada masa depan. Tahun 2008, 39.826 bayi lahir, dibandingkan dengan 37.600 bayi pada 2005. Jumlah ini belum cukup untuk mempertahankan pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mendorong warga asing untuk pindah ke Singapura. Jumlah besar imigran ini telah mencegah populasi Singapura berkurang. Menurut statistik terbaru tahun 2010, tingkat kelahiran total penduduk Singapura mencapai tingkat 1,22 pada 2009. Tingkat kelahiran total penduduk Tionghoa Singapura adalah 1,08, diikuti India 1,14 dan Melayu 1,82. Ringkat kelahiran Melayu Singapura ~70% lebih tinggi dari Tionghoa dan India Singapura. Agama Agama Buddha adalah agama yang mendominasi Singapura, dengan 31,10% dari penduduk negara ini menyatakan diri sebagai penganut agama tersebut pada sensus tahun 2020. Vihara dan pusat Dharma dari tiga tradisi besar Buddha (Theravada, Mahayana dan Vajrayana) dapat ditemukan di Singapura. Kebanyakan penganut Buddha di Singapura beretnis Tionghoa dan menganut tradisi Mahayana. Mahayana Tiongkok merupakan bentuk Buddha yang paling dominan di Singapura dengan misionaris dari Taiwan dan Tiongkok selama beberapa dasawarsa. Tetapi, Buddha Theravada Thailand mulai populer di antara masyarakat (tidak termasuk Tionghoa) dalam dasawarsa terakhir. Soka Gakkai International, sebuah organisasi Buddha Jepang, dipraktikkan oleh banyak orang di Singapura, kebanyakan di antaranya keturunan Tionghoa. Buddha Tibet juga perlahan-lahan masuk ke negara ini dalam beberapa tahun terakhir. Pendidikan Bahasa Inggris adalah bahasa pengajar di seluruh sekolah di Singapura. Siswa masuk sekolah dasar pada usia 7 tahun dan melanjutkan pendidikan selama enam tahun, pada akhir masa pendidikan mereka menjalani Primary School Leaving Examination (PSLE). Ada empat pelajaran di sekolah dasar, yaitu bahasa Inggris, matematika, sains, dan bahasa ibu. Semua pelajaran diajarkan dan diujikan dalam bahasa Inggris kecuali "bahasa ibu" yang diajarkan dan diujikan dalam bahasa Melayu, Mandarin (Tionghoa) atau Tamil. Sementara "bahasa ibu" merujuk pada bahasa utama secara internasional, dalam sistem pendidikan Singapura sebutan ini digunakan untuk merujuk pada bahasa kedua atau tambahan karena bahasa Inggris adalah bahasa utama. Sekolah dasar negeri tidak membebankan biaya sekolah, tetapi bisa saja muncul biaya tak terduga. Setelah sekolah dasar, siswa masuk ke sekolah menengah selama empat hingga lima tahun. Ada banyak pelajaran yang ditawarkan di sekolah menengah, termasuk bahasa Inggris, bahasa ibu, geografi, sejarah, matematika dasar, matematika tingkat atas, kimia, fisika, biologi, bahasa Prancis dan bahasa Jepang. Siswa rata-rata mempelajari tujuh sampai delapan pelajaran, tetapi sudah umum bagi siswa untuk mengambil lebih dari delapan pelajaran. Pada akhir sekolah menengah, siswa menjalani ujian Singapore-Cambridge GCE 'O' Level dan hasilnya menentukan jenis jalur pendidikan pasca-menengah yang akan mereka teruskan. Biaya sekolah di kebanyakan sekolah menengah negeri dibulatkan sampai 5 SGD setelah disubsidi pemerintah. Tetapi, ada sekolah-sekolah menengah swasta yang membebankan ratusan dolar untuk biaya sekolah setiap bulannya. Tidak semua siswa masuk ke sekolah menengah. Banyak di antaranya yang meneruskan pendidikan ke institut pendidikan vokasi seperti Institute of Technical Education (ITE), tempat mereka lulus dengan sertifikat vokasi. Siswa lainnya meneruskan pendidikan ke Singapore Sports School atau sekolah dengan program terintegrasi sehingga mereka dapat melompati ujian Singapore-Cambridge GCE 'O' Level secara bersamaan. Setelah ujian tingkat O pada usia sekitar 16 tahun, siswa secara normal masuk ke sebuah Junior College, Centralised Institute atau Polytechnic. Program di Junior College dan Centralised Institute mengarah pada ujian tingkat GCE A setelah dua atau tiga tahun. Ada lima politeknik di Singapura, yaitu Singapore Polytechnic, Ngee Ann Polytechnic, Temasek Polytechnic, Nanyang Polytechnic dan Republic Polytechnic. Tidak seperti institusi di negara lain, politeknik di Singapura tidak memberi gelar. Mahasiswa politeknik lulus dengan diploma pada akhir tiga tahun kuliah. Ada lima universitas negeri di Singapura - Universitas Nasional Singapura, Universitas Teknologi Nanyang, Universitas Manajemen Singapura, Singapore University of Technology and Design dan Institut Teknologi Singapura. Pemerintah telah membangun lebih banyak universitas negeri dalam beberapa dasawarsa terakhir dengan harapan dapat menyediakan pendidikan tinggi untuk 30% dari setiap kelompok. Mata kuliah di politeknik dan universitas diajarkan dalam bahasa Inggris. Banyak universitas asing yang memiliki kampus di Singapura, yaitu INSEAD, Chicago Business School, New York University, University of Las Vegas, Technische Universität München, ESSEC dan lainnya. Bahasa Pemerintah Singapura mengakui empat bahasa resmi: Inggris, Melayu, , dan Tamil. Bahasa Inggris adalah bahasa paling dominan di Singapura, tidak seperti negara tetangganya, Malaysia dan Indonesia, tempat bahasa Melayu menjadi bahasa dominan. Bentuk bahasa Inggris yang dipertuturkan di Singapura beragam mulai dari Inggris Standar hingga bahasa kreol yang dikenal sebagai Singlish. Di antara warga Singapura, bahasa Inggris memiliki jumlah penutur terbanyak. Jumlah ini diikuti oleh bahasa Mandarin, Melayu dan Tamil. Pengejaan dan kosakata yang digunakan berasal dari bahasa Inggris Britania, dengan beberapa pengecualian, misalnya penggunaan "pants" (Amerika Serikat) menggantikan "trousers" (Britania Raya). Penggunaan bahasa Inggris meluas di Singapura setelah 1965 ketika diberlakukan sebagai bahasa utama dalam sistem pendidikan negara ini. Di sekolah, anak-anak diharuskan mempelajari bahasa Inggris dan satu dari tiga bahasa resmi lain sebagai bahasa ibu. Pada 1987, bahasa Inggris diumumkan sebagai bahasa utama resmi dalam sistem pendidikan Singapura. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional karena alasan simbolis dan historis, dan secara umum dipertuturkan oleh masyarakat Melayu Singapura. Bahasa Melayu digunakan pada lagu kebangsaan "Majulah Singapura" dan cetakan koin. Tetapi, sekitar 85% warga Singapura tidak mempertuturkan bahasa Melayu. Bahasa Mandarin juga dipertuturkan secara luas di Singapura. Bahasa Mandarin telah meluas akibat kampanye dan usaha masyarakat dukungan pemerintah untuk mendukung penggunaannya di antara bahasa-bahasa Tionghoa lainnya. Bahasa Tamil dipertuturkan oleh sekitar 60% masyarakat India Singapura atau 5% dari seluruh penduduk Singapura. Bahasa India seperti Malayalam, Telugu dan Hindi juga dipertuturkan oleh sekelompok kecil masyarakat India di Singapura. Budaya Karena keragaman penduduk dan latar imigrannya, budaya Singapura sering disebut sebagai campuran dari budaya Britania, Melayu, Tionghoa, India, Arab, dan Peranakan. Warga asing juga membentuk 42% penduduk Singapura dan memainkan peran penting dalam memengaruhi budaya Singapura. Masakan Makan-makan dan belanja sudah menjadi hiburan nasional warga Singapura. Masakan Singapura adalah contoh dari keberagaman dan difusi budaya negara ini; dengan pengaruh dari Britania, Tionghoa, India, Melayu, Tamil, dan Indonesia. Masakan umum Singapura yaitu sate, nasi lemak, kepiting pedas dan nasi ayam Hainan. Media MediaCorp, perusahaan media milik negara, mengoperasikan ketujuh saluran televisi terestrial lokal yang gratis dan 14 saluran radio. Semua stasiun radio dan televisi adalah badan usaha milik negara. Stasiun radio dioperasikan oleh MediaCorp, kecuali empat stasiun yang dioperasikan SAFRA Radio dan SPH UnionWorks. Layanan televisi IPTV dan kabel berbayar dimiliki oleh StarHub dan SingTel. Kepemilikan pribadi terhadap parabola satelit yang mampu menyalurkan konten televisi tanpa sensor dari luar negeri dianggap ilegal. Media cetak Singapura meliputi 16 surat kabar dengan sirkulasi aktif dan sejumlah majalah. Harian diterbitkan dalam bahasa Inggris, Tionghoa, Melayu dan Tamil, dengan media cetak didominasi oleh Singapore Press Holdings (SPH), penerbit harian utama berbahasa Inggris milik pemerintah, The Straits Times. SPH menerbitkan hampir semua surat kabar harian, termasuk sebuah harian dwibahasa gratis, My Paper – yang mengklaim sebagai harian pertama di dunia dengan cakupan bahasa Inggris dan Tionghoa yang setara. Kebanyakan dari surat kabar ini memiliki versi daring paralel, termasuk The Straits Times, The New Paper, dan Business Times. Begitu juga dengan Today - sebuah tabloid gratis berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh MediaCorp, satu-satunya surat kabar yang tidak diterbitkan SPH. Satu pemancar radio berbasis di Singapura yang berada di luar pengawasan pemerintah adalah Stasiun Pemancar Timur Jauh milik BBC World Service. Seni Sejak 1990-an, pemerintah telah berusaha mempromosikan Singapura sebagai pusat seni dan budaya, khususnya seni drama, dan mengubah negara ini menjadi 'gerbang antara Timur dan Barat' yang kosmopolitan. Puncak dari usaha pemerintah ini adalah pembangunan Esplanade, sebuah pusat seni drama kelas atas yang dibuka pada 12 Oktober 2002. Selain itu, Singapore Arts Festival merupakan kegiatan tahunan yang diadakan National Arts Council. Drama komedi jalanan juga meningkat jumlahnya, termasuk acara mikrofon terbuka yang diadakan setiap minggu. Singapura mengadakan Genee International Ballet Competition 2009, sebuah kompetisi balet klasik bergengsi yang diadakan oleh Royal Academy of Dance, sebuah dewan juri tari internasional yang berpusat di London, Britania Raya. Olahraga dan rekreasi Olahraga kegemaran warga Singapura meliputi olahraga terbuka seperti sepak bola, basket, kriket, renang, berlayar dan beberapa olahraga tertutup seperti tenis meja dan bulu tangkis. Sebagian besar warga Singapura tinggal di wilayah permukiman umum dengan fasilitas seperti kolam renang umum, lapangan basket terbuka dan komplek olahraga tertutup di dekatnya. Sebagaimana halnya sebuah pulau, olahraga air sangat terkenal, termasuk berlayar, kayak dan ski air. Selam skuba adalah rekreasi lain yang bisa dilakukan di sekitar Pulau Hantu yang dikenal kaya akan terumbu karang. Olahragawan Singapura telah mengikuti berbagai kompetisi regional dan internasional seperti tenis meja, bulu tangkis, boling, berlayar, silat, renang dan polo air. Atlet seperti Fandi Ahmad, Ang Peng Siong, Li Jiawei dan Ronald Susilo telah menjadi olahragawan terkenal di Singapura. Singapura memiliki liga sepak bolanya sendiri, yaitu S-League, dibentuk tahun 1996 dan saat ini terdiri dari 12 klub dengan 3 tim asing. Singapore Slingers bergabung dengan Australian National Basketball League pada 2006, yang kemudian mereka tinggalkan pada 2008. Mereka adalah salah satu tim pertama dalam ASEAN Basketball League yang didirikan bulan Oktober 2009. Dimulai tahun 2008, Singapura menyelenggarakan satu putaran Formula One World Championship. Balap mobil ini diadakan di Marina Bay Street Circuit di daerah Marina Bay dan menjadi balap malam pertama yang dilakukan di sirkuit F1 dan merupakan sirkuit jalanan pertama di Asia. Pada 21 Februari 2008, Komite Olimpiade Internasional mengumumkan bahwa Singapura memenangkan undian penyelenggaraan Olimpiade Remaja Musim Panas 2010. Singapura mengalahkan Moskow pada undian final dengan memenangkan 53 suara, sementara Moskow memperoleh 44 suara. Pada 15 September 2010, Sekretaris Parlemen Senior untuk Kementerian Pengembangan Masyarakat, Remaja dan Olahraga, Teo Ser Luck mengumumkan bahwa Singapura akan memulai Singapore Biennale Games untuk melanjutkan jejak-jejak Olimpiade Remaja Singapura 2010 yang akan diadakan setiap 2 tahun mulai 2011. Keterangan Referensi Catatan kaki Bahan pustaka Lee Kuan Yew (2000). From Third World To First: The Singapore Story: 1965–2000. New York: HarperCollins. ISBN 0-06-019776-5 Lihat pula Daftar tokoh Singapura Partai politik di Singapura Presiden Singapura Sir Stamford Raffles Pariwisata Singapura Pranala luar Pemerintah Singapore Government Directory Interactive Singapore Government Online Portal Gateway To All Government Services Singapore National Service Portal Singapore Accounting and Corporate Regulatory Authority Singapore Department of Statistics Annual Data Chief of State and Cabinet Members Singapore Economic Development Board Informasi umum Singapore from UCB Libraries GovPubs Singapore Infomap Pemandangan WikiSatellite Singapora di WikiMapia Official Gateway To Singapore Bendera negara Asia Negara di Asia Tenggara Pulau di Singapura Negara anggota ASEAN Negara-Negara Persemakmuran Negara kota Ibu kota negara di Asia Negara kepulauan Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara mikro Permukiman pesisir
Majulah Singapura (; ; ) adalah lagu kebangsaan Singapura. Lagu ini digubah oleh Zubir Said pada tahun 1958 sebagai lagu untuk Dewan Kota Singapura. Lagu ini terpilih sebagai lagu kebangsaan Singapura pada tahun 1959 ketika pemerintahan sendiri mulai berjalan. Setelah kemerdekaan penuh pada tahun 1965, "Majulah Singapura" secara resmi menjadi lagu kebangsaan Singapura. Menurut hukum, lagu ini hanya boleh dinyanyikan dalam lirik Melayu-nya. Lagu ini awalnya digubah dalam kunci G mayor. Pada tahun 2001, lagu kebangsaan secara resmi dikumandangkan dengan kunci F mayor untuk mendapat "aransemen yang lebih megah dan mengilhami". Lagu kebangsaan biasanya dinyanyikan pada upacara di sekolah-sekolah dan kamp angkatan bersenjata. Orang Singapura diminta untuk menyanyikan lagu kebangsaan pada perayaan nasional seperti Parade Hari Nasional. Lirik Lirik asli sebagai lagu kebangsaan Dewan Kota Singapura Lirik aslinya adalah sebagai berikut (dalam ejaan bahasa Melayu pra-1972): Mari kita ra'yat Singapura, Bangun dengan bersatu sama-sama. Rukon damai dan bantu membantu, Supaya kita sama-sama maju. Kita hidop aman dan sentosa Kerja sama menuju bahagia Chita-chita kita yang mulia: Berjaya Singapura! Mari-lah kita bersatu Dengan semangat yang bahru Samua kita berseru: Majulah Singapura! Majulah Singapura! Mari-lah kita bersatu Dengan semangat yang bahru Samua kita berseru: Majulah Singapura! Majulah Singapura! Terjemahan bahasa Inggris: Come fellow Singaporeans, (Let's) renew life as one nation. With peace and effort, we move forward together. We live in peace and cooperation to achieve happiness (May) our noble aspiration (make) Singapore successful! Come, let us unite With a new spirit (Together) we all proclaim: Onward Singapore! Onward Singapore! Come, let us unite With a new spirit (Together) we all proclaim: Onward Singapore! Onward Singapore! Catatan kaki Pranala luar Majulah Singapura dalam format MP3 (Sumber: Singapore Infomap, http://www.sg) Majulah Singapura (sumbangan info) Singapura Lagu kebangsaan Lagu Singapura
Siddhartha Gautama (juga dikenal sebagai Sakyamuni) adalah seorang guru pertapa dan spiritual Asia Selatan yang hidup pada paruh kedua milenium pertama sebelum Masehi. Dia adalah pendiri Buddhisme dan dihormati oleh umat Buddhis sebagai makhluk yang sepenuhnya tercerahkan yang mengajarkan jalan menuju Nirwana (secara harfiah "lenyap atau padam"), kebebasan dari ketidaktahuan, nafsu keinginan, kelahiran kembali dan penderitaan. Menurut tradisi Buddhis, Sang Buddha lahir di Lumbini di tempat yang sekarang disebut Nepal, kepada orang tua bangsawan dari klan Shakya, tetapi meninggalkan keluarganya untuk hidup sebagai pertapa pengembara. Memimpin kehidupan mengemis, pertapaan, dan meditasi, ia mencapai pencerahan di Bodh Gaya. Sang Buddha kemudian mengembara melalui dataran Gangga yang lebih rendah, mengajar dan membangun sebuah ordo monastik. Dia mengajarkan jalan tengah antara pemanjaan indria dan asketisme yang parah, sebuah pelatihan pikiran yang mencakup pelatihan etis dan praktik meditatif seperti usaha, perhatian, dan jhana. Dia meninggal di Kushinagar, mencapai parinirvana. Sang Buddha sejak itu dihormati oleh banyak kepercayaan dan komunitas di seluruh Asia. Beberapa abad setelah kematian Sang Buddha, ajarannya disusun oleh komunitas Buddhis di Vinaya, kodenya untuk praktik monastik, dan Sutta, teks berdasarkan khotbahnya. Ini diturunkan dalam dialek Indo-Arya Tengah melalui tradisi lisan. Generasi-generasi selanjutnya menyusun teks-teks tambahan, seperti risalah sistematis yang dikenal sebagai "Abhidharma", biografi Sang Buddha, kumpulan cerita tentang kehidupan masa lalunya yang dikenal sebagai kisah Jataka, dan khotbah tambahan, yaitu sutra Mahayana. Riwayat hidup Kelahiran Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sala. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai. Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Oleh pertanyaan Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila tidak, ia akan menjadi pertapa dan kelak menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah: Orang tua, Orang sakit, Orang mati, Seorang pertapa. Masa kecil Sejak kecil sudah terlihat bahwa Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3 kolam bunga teratai, yaitu: Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala) Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma) Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika) Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Pangeran Siddharta menguasai semua pelajaran dengan baik. Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara. Dan saat berumur 16 tahun, Pangeran memiliki tiga Istana, yaitu: Istana Musim Dingin (Ramma) Istana Musim Panas (Suramma) Istana Musim Hujan (Subha) Masa dewasa Kata-kata pertapa Asita membuat Raja Suddhodana tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian, sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi. Suatu hari Pangeran Siddharta meminta izin untuk berjalan di luar istana, di mana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "Empat Kondisi" yang sangat berarti, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci. Pangeran Siddhartha bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri, "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut. Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Channa. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup suci sebagai pertapa. Setelah itu Pangeran Siddhartha meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta berguru kepada Alāra Kālāma dan kemudian kepada Uddaka Ramāputta, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian dia bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya dia juga meninggalkan cara yang ekstrem itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung. Masa pengembaraan Di dalam pengembaraannya, pertapa Gautama mempelajari latihan pertapaan dari pertapa Bhagava dan kemudian memperdalam cara bertapa dari dua pertapa lainnya, yaitu pertapa Alara Kalama dan pertapa Udraka Rāmaputra . Namun setelah mempelajari cara bertapa dari kedua gurunya tersebut, tetap belum ditemukan jawaban yang diinginkannya. Sehingga sadarlah pertapa Gautama bahwa dengan cara bertapa seperti itu tidak akan mencapai Pencerahan Sempurna. Kemudian pertapa Gautama meninggalkan kedua gurunya dan pergi ke Magadha untuk melaksanakan bertapa menyiksa diri di hutan Uruvela, di tepi Sungai Nairanjana(Naranjara) yang mengalir dekat Hutan Gaya. Walaupun telah melakukan bertapa menyiksa diri selama enam tahun di Hutan Uruvela, tetap pertapa Gautama belum juga dapat memahami hakikat dan tujuan dari hasil pertapaan yang dilakukan tersebut. Pada suatu hari dalam pertapaannya, pertapa Gotama kedatangan seorang roh pemusik/gandharva yang kemudian melantunkan sebuah syair: Nasihat tersebut sangat berarti bagi pertapa Gautama yang akhirnya memutuskan untuk menghentikan tapanya lalu pergi ke sungai untuk mandi. Badannya yang telah tinggal tulang hampir tidak sanggup untuk menopang tubuh pertapa Gautama. Seorang wanita bernama Sujata memberi pertapa Gautama semangkuk susu. Badannya dirasakannya sangat lemah dan maut hampir saja merenggut jiwanya, namun dengan kemauan yang keras membaja, pertapa Gautama melanjutkan samadhinya di bawah pohon bodhi (Asattha) di Hutan Gaya, sambil ber-prasetya, "Meskipun darahku mengering, dagingku membusuk, tulang belulang jatuh berserakan, tetapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai aku mencapai Pencerahan Sempurna." Perasaan bimbang dan ragu melanda diri pertapa Gautama, hampir saja Dia putus asa menghadapi godaan Mara, dewa penggoda yang dahsyat. Dengan kemauan yang keras membaja dan dengan keyakinan yang teguh kukuh, akhirnya godaan Mara dapat dilawan dan ditaklukkannya. Hal ini terjadi ketika bintang pagi memperlihatkan dirinya di ufuk timur. Pertapa Gautama telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Samma sam-Buddha), tepat pada saat bulan Purnama Siddhi pada bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun (menurut versi Buddhisme Mahayana, 531 SM pada hari ke-8 bulan ke-12, menurut kalender lunar. Versi WFB, pada bulan Mei tahun 588 SM). Pada saat mencapai Pencerahan Sempurna, dari tubuh Siddharta memancar enam sinar Buddha (Buddharasmi) dengan warna biru (nila) yang berarti bhakti; kuning (pita) mengandung arti kebijaksanaan dan pengetahuan; merah (lohita) yang berarti kasih sayang dan belas kasih; putih (Avadata) mengandung arti suci; jingga (mangasta) berarti semangat ; dan campuran sinar tersebut (prabhasvara) Penyebaran ajaran Buddha Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pertapa Gautama mendapat gelar kesempurnaan yang antara lain: Buddha Gautama, Buddha Sakyamuni, Tathagata ('Ia Yang Telah Datang', Ia Yang Telah Pergi'), Sugata ('Yang Maha Tahu'), Bhagava ('Yang Agung') dan sebagainya. Lima pertapa yang mendampingi Dia di hutan Uruvela merupakan murid pertama Buddha yang mendengarkan khotbah pertama Dhammacakka Pavattana Sutta, di mana Dia menjelaskan mengenai Jalan Tengah yang ditemukan-Nya, yaitu Delapan Ruas Jalan Kemuliaan termasuk awal khotbahNya yang menjelaskan "Empat Kebenaran Mulia". Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharma selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai Parinibbana. Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei, 543 SM). Seorang tabib pribadi dan pengikutnya yang setia, Jivaka, merawat Sang Buddha pada masa sakitnya. Sifat Agung Buddha Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna). Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu Berusaha menolong semua makhluk. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna. Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu Tubuh (kaya): pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah. Ucapan (vaci): penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat. Pikiran (mano): kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah. Cinta kasih dan kasih sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Akan tetapi terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih Sayang-Nya, Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai "Pencerahan Sempurna". Sebagai Buddha, Dia telah mengenal semua orang dan dengan menggunakan berbagai cara. Dia telah berusaha untuk meringankan penderitaan banyak makhluk. Buddha Gautama mengetahui sepenuhnya hakikat dunia, Ia menunjukkan tentang keadaan dunia sebagaimana adanya. Buddha Gautama mengajarkan agar setiap orang memelihara akar kebijaksanaan sesuai dengan watak, perbuatan dan kepercayaan masing-masing. Ia tidak saja mengajarkan melalui ucapan, akan tetapi juga melalui perbuatan. Dalam mengajar umat manusia yang mendambakan lenyapnya Dukkha, Dia menggunakan jalan pembebasan dari kelahiran dan kematian untuk membangunkan perhatian mereka. Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi berbagai masalah di dalam berbagai kesempatan yang pada hakikatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya dari hakikat yang hakiki dari seorang Buddha. Buddha adalah perlambang dari kesucian, yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbah-Nya. Bagi mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup. Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya sendiri. Karakteristik fisik Sumber-sumber awal menggambarkan Sang Buddha mirip dengan biksu Buddhis lainnya. Berbagai wacana menggambarkan bagaimana dia "memotong rambut dan janggutnya" ketika meninggalkan dunia. Demikian juga, Digha Nikaya 3 memiliki seorang brahmana yang menggambarkan Sang Buddha sebagai pria yang dicukur atau botak (mundaka). Digha Nikaya 2 juga menjelaskan bagaimana Raja Ajatashatru tidak dapat membedakan bhikkhu mana yang merupakan Sang Buddha ketika mendekati sangha dan harus meminta menterinya untuk menunjukkannya. Demikian pula, dalam MN 140, seorang pengemis yang melihat dirinya sebagai pengikut Sang Buddha bertemu dengan-Nya secara langsung tetapi tidak dapat mengenalinya. Sang Buddha juga digambarkan tampan dan berkulit cerah (Digha I:115; Anguttara I:181), setidaknya di masa mudanya. Namun, di usia tua, ia digambarkan memiliki tubuh yang bungkuk, dengan anggota badan yang kendur dan berkerut. Berbagai teks Buddhis mengaitkan Buddha dengan serangkaian karakteristik fisik yang luar biasa, yang dikenal sebagai "32 Tanda Manusia Agung" (Sanskerta: mahāpuruṣa lakṣaṇa). Menurut Anālayo, ketika mereka pertama kali muncul dalam teks-teks Buddhis, tanda fisik ini awalnya dianggap tidak terlihat oleh orang biasa, dan membutuhkan pelatihan khusus untuk mendeteksinya. Namun kemudian, mereka digambarkan terlihat oleh orang-orang biasa dan sebagai keyakinan yang mengilhami Buddha. Karakteristik ini dijelaskan dalam Digha Nikaya (D, I:142). Lihat pula Buddhisme Daftar filsuf Daftar permainan yang tidak akan dimainkan oleh Sang Buddha Rahula Referensi Pranala luar Ajaran Gautama kaila nananaoaa Indonesia Life of the Buddha A sketch of the Buddha's Life Critical Resources: Buddha & Buddhism The Emaciated Gandharan Buddha Images: Asceticism, Health, and the Body The Lalitavistara Life of Gautama Buddha - Free Audio Books Hidup Gautama Buddha dalam Gambar Bersiri 1 Hidup Gautama Buddha dalam Gambar Bersiri 2 Buddhisme Theravada Mahayana Vajrayana Filsuf India Tokoh Buddha Dewa-Dewi Taoisme Kelahiran 563 SM
(bahasa Pāli; bahasa Sanskerta: Tripiṭaka) merupakan istilah yang digunakan oleh agama Buddha untuk menggambarkan berbagai naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna istilah tersebut, Tipiṭaka pada mulanya mengandung makna "tiga keranjang" atau "tiga kelompok" pengajaran: Sutta Piṭaka (Pāli; Sanskerta: ), Vinaya Piṭaka, dan (Pāli; Sanskerta: ). Dalam mazhab Theravāda, Tipiṭaka yang dimaksud hanya merujuk kepada teks berbahasa Pāli sebagaimana terekam dalam Kanon Pāli sebagai teks tertua Buddhisme. Mazhab Theravāda tidak mengakui keabsahan kanon buddhis versi lain selain Kanon Pāli. Mazhab Buddhisme Mahāyāna memiliki versi Tipiṭaka ("Tripiṭaka") yang berbeda dengan penambahan teks berbahasa Sanskerta dan Mandarin sesuai tradisi masing-masing, sebagaimana terekam dalam Kanon Buddhis Tiongkok. Sutta Piṭaka berisi kotbah-kotbah Buddha selama 45 tahun membabarkan Dharma berjumlah 84.000 sutta. Vinaya Piṭaka berisi peraturan Bhikkhu/ni, sedangkan Abhidhamma Piṭaka berisi ilmu filsafat dan metafisika Agama Buddha. Sejarah Beberapa minggu setelah Sang Buddha wafat (483 SM) seorang Bhikkhu tua yang tidak disiplin bernama Subhaddha berkata : "Janganlah bersedih kawan-kawan, janganlah meratap, sekarang kita terbebas dari Pertapa Agung yang tidak akan lagi memberitahu kita apa yang sesuai untuk dilakukan dan apa yang tidak, yang membuat hidup kita menderita, tetapi sekarang kita dapat berbuat apa pun yang kita senangi dan tidak berbuat apa yang tidak kita senangi" (Vinaya Piṭaka II,284). Maha Kassapa Thera setelah mendengar kata-kata itu memutuskan untuk mengadakan Pesamuhan Agung (Konsili) di Rajagaha. Dengan bantuan Raja Ajatasattu dari Magadha, 500 orang Arahat berkumpul di Gua Sattapanni dekat Rajagaha untuk mengumpulkan ajaran Sang Buddha yang telah dibabarkan selama ini dan menyusunnya secara sistematis. Yang Ariya Ananda, siswa terdekat Sang Buddha, mendapat kehormatan untuk mengulang kembali khotbah-khotbah Sang Buddha dan Yang Ariya Upali mengulang Vinaya (peraturan-peraturan). Dalam Pesamuhan Agung Pertama inilah dikumpulkan seluruh ajaran yang kini dikenal sebagai Kitab Suci Tripiṭaka (Pali). Mereka yang mengikuti ajaran Sang Buddha seperti tersebut dalam Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) disebut Pemeliharaan Kemurnian Ajaran sebagaimana sabda Sang Buddha yang terakhir: "Jadikanlah Dhamma dan Vinaya sebagai pelita dan pelindung bagi dirimu". Pada mulanya Tripiṭaka (Pali) ini diwariskan secara lisan dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Satu abad kemudian terdapat sekelompok Bhikkhu yang berniat hendak mengubah Vinaya. Menghadapi usaha ini, para Bhikkhu yang ingin mempertahankan Dhamma - Vinaya sebagaimana diwariskan oleh Sang Buddha Gotama menyelenggarakan Pesamuhan Agung Kedua dengan bantuan Raja Kalasoka di Vesali, di mana isi Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) diucapkan ulang oleh 700 orang Arahat. Kelompok Bhikkhu yang memegang teguh kemurnian Dhamma - Vinaya ini menamakan diri Sthaviravada, yang kelak disebut Theravãda. Sedangkan kelompok Bhikkhu yang ingin mengubah Vinaya menamakan diri Mahasanghika, yang kelak berkembang menjadi mazhab Mahayana. Jadi, seabad setelah Sang Buddha Gotama wafat, Agama Buddha terbagi menjadi 2 mazhab besar Theravãda dan Mahayana. Pesamuhan Agung Ketiga diadakan di Pataliputra (Patna) pada abad ketiga sesudah Sang Buddha wafat (249 SM) dengan pemerintahan di bawah Kaisar Asoka Wardhana. Kaisar ini memeluk Agama Buddha dan dengan pengaruhnya banyak membantu penyebarkan Dhamma ke suluruh wilayah kerajaan. Pada masa itu, ribuan gadungan (penyelundup ajaran gelap) masuk ke dalam Sangha dangan maksud meyebarkan ajaran-ajaran mereka sendiri untuk meyesatkan umat. Untuk mengakhiri keadaan ini, Kaisar menyelenggarakan Pesamuhan Agung dan membersihkan tubuh Sangha dari penyelundup-penyelundup serta merencanakan pengiriman para Duta Dhamma ke negeri-negeri lain. Dalam Pesamuhan Agung Ketiga ini 100 orang Arahat mengulang kembali pembacaan Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) selama sembilan bulan. Dari titik tolak Pesamuhan inilah Agama Buddha dapat tersebar ke suluruh penjuru dunia dan terhindar lenyap dari bumi asalnya. Pesamuhan Agung keempat diadakan di Aluvihara (Srilanka) di bawah lindungan Raja Vattagamani Abhaya pada permulaan abad keenam sesudah Sang Buddha wafat (83 SM). Pada kesempatan itu Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) dituliskan untuk pertama kalinya. Tujuan penulisan ini adalah agar semua orang mengetahui kemurnian Dhamma Vinaya. Selanjutnya Pesamuhan Agung Kelima diadakan di Mandalay (Burma) pada permulaan abad 25 sesudah Sang Buddha wafat (1871) dengan bantuan Raja Mindon. Kejadian penting pada waktu itu adalah Kitab Suci Titpiṭaka (Pali) diprasastikan pada 727 buah lempengan marmer (batu pualam) dan diletakkan di bukit Mandalay. Persamuan Agung keenam diadakan di Rangoon pada hari Visakha Puja tahun Buddhis 2498 dan berakhir pada tahun Buddhis 2500 (tahun Masehi 1956). Sejak saat itu penterjemahan Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) dilakukan ke dalam beberapa bahasa Barat. Sebagai tambahan pengetahuan dapat dikemukakan bahwa pada abad pertama sesudah Masehi, Raja Kaniska dari Afganistan mengadakan Pesamuhan Agung yang tidak dihadiri oleh kelompok Theravãda. Bertitik tolak pada Pesamuhan ini, Agama Buddha mazhab Mahayana berkembang di India dan kemudian meyebar ke negeri Tibet dan Tiongkok. Pada Pasamuan ini disepakati adanya kitab-kitab suci Buddhis dalam Bahasa Sanskerta dengan banyak tambahan sutra-sutra baru yang tidak terdapat dalam Kitab Suci Tripiṭaka (Pali). Dengan demikian, Agama Buddha mazhab Theravãda dalam pertumbuhannya sejak pertama sampai sekarang, termasuk di Indonesia, tetap mendasarkan penghayatan dan pembabaran Dhamma - Vinaya pada kemurnian Kitab suci Tripiṭaka (Pali) sehingga dengan demikian tidak ada perbedaan dalam hal ajaran antara Theravãda di Indonesia dengan Theravada di Thailand, Srilanka, Burma maupun di negara-negara lain. Sampai abad ketiga setelah Sang Buddha wafat mazhab Sthaviravada terpecah menjadi 18 sub mazhab, antara lain: Sarvastivada, Kasyapiya, Mahisasaka, Theravãda dan sebagainya. Pada dewasa ini 17 sub mazhab Sthaviravada itu telah lenyap. Yang masih berkembang sampai sekarang hanyalah mazhab Theravãda (ajaran para sesepuh). Dengan demikian nama Sthaviravada tidak ada lagi. Mazhab Theravãda inilah yang kini dianut oleh negara-negara Srilanka, Burma, Thailand, dan kemudian berkembang di Indonesia dan negara-negara lain. Sidang Agung I (Konsili I) Sidang Agung I diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei) dan berlangsung selama 2 bulan. Sidang ini dipimpin oleh YA. Maha Kassapa dan dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat. Sidang diadakan di Goa Satapani di kota Rajagaha. Sponsor sidang agung ini adalah Raja Ajatasatu. Tujuan dari sidang pertama ini adalah untuk menghimpun ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang Dhamma dan Vinaya agar ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. Y.A. Upali mengulang Vinaya dan Y.A. Ananda mengulang Dhamma. Kesimpulan dari sidang pertama ini adalah Sangha tidak akan menetapkan hal-hal mana yang perlu dihapus dan hal-hal mana yang harus dilaksanakan, juga tidak akan menambah apa-apa yang telah ada. Mengadili Y.A. Ananda. Mengucilkan Chana. Agama Buddha masih utuh. Sidang Agung II (Konsili II) Sidang Agung II diadakan pada tahun 443 SM (100 tahun sesudah yang I) dan berlangsung selama 4 bulan. Dipimpin oleh YA. Revata dan dibantu oleh YA. Yasa serta dihadiri oleh 700 Bhikkhu. Sidang diadakan di Vesali. Sponsor sidang agung ini adalah Raja Kalasoka. Sidang kedua ini diadakan karena sekelompok Bhikkhu Sangha (Mahasanghika) menghendaki untuk memperlunak Vinaya yang sangat keras (tetapi gagal). Dalam sidang kedua ini kesalahan-kesalahan Bhikkhu-Bhikkhu dari suku Vajjis yang melangggar pacittiya dibicarakan, diakui bahwa mereka telah melanggar Vinaya dan 700 Bhikkhu yang hadir menyatakan setuju. Pengulangan Vinaya dan Dhamma, yang dikenal dengan nama "Satta Sati" atau "Yasathera Sanghiti" karena Bhikkhu Yasa dianggap berjasa dalam bidang pemurnian Vinaya. Sidang Agung III (Konsili III) Diadakan pada tahun +/- 313 SM (230 tahun setelah sidang I). Dipimpin oleh Y.A. Tissa Moggaliputta. Sidang diadakan di Pataliputta. Sponsor Sidang Agung ini adalah Raja Asoka dari Suku Mauriya. Tujuan sidang ini adalah untuk menertibkan perbedaan pendapat yang mengaktifkan perpecahan Sangha. Memeriksa dan menyempurnakan Kitab Suci Pali (memurnikan Ajaran Sang Buddha). Raja Asoka meminta agar para Bhikkhu mengadakan upacara Uposatha setiap bulan, agar Bhikkhu Sangha bersih dari oknum-oknum yang bermaksud tidak baik. Sidang ini menghasilkan keputusan untuk menghukum Bhikkhu-Bhikkhu selebor. Ajaran Abhidhamma diulang tersendiri oleh Y.A. Maha Kassapa, sehingga lengkaplah pengertian Tripiṭaka (Vinaya, Sutta, dan Abhidhamma). Jadi pengertian Tripiṭaka mulai lengkap (timbul) pada Konsili III. Y.A. Tissa memilih 10.000 orang Bhikkhu Sangha yang benar-benar telah memahami Ajaran Sang Buddha untuk menghimpun Ajaran tersebut menjadi Tripiṭaka dan perhimpunan tersebut berlangsung selama 9 bulan. Pada saat itu Sangha sudah terpecah dua, yaitu : Theravãda (Sthaviravada) dan Mahasanghika. Sementara itu ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa pada Konsili III ini bukan merupakan konsili umum, tetapi hanya merupakan suatu konsili yang diadakan oleh Sthaviravada. Sidang Agung IV (Konsili IV) Diadakan pada masa pemerintahan Raja Vattagamani Abhaya (tahun 101 - 77 SM). Dipimpin oleh Y.A. Rakhita Mahathera dan dihadiri oleh +/- 500 Bhikkhu. Sidang diadakan di Alu Vihara (Aloka Vihara) di Desa Matale. Tujuan dari sidang keempat ini adalah mencari penyelesaian karena melihat terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang mengancam Ajaran-ajaran dan kebudayaan-kebudayaan Agama Buddha oleh pihak-pihak lain. Keputusan sidang ini adalah supaya Tripiṭaka disempurnakan komentar dan penjelasannya serta menuliskan Tripiṭaka dan komentarnya di atas daun lontar. Konsili ini diakui sebagai konsili yang ke IV oleh mazhab Theravãda. Referensi Lihat pula Buddha Kitab Suci API Buddhisme Kata dan frasa Sanskerta Kitab Suci Agama Buddha
Dharma atau Sanatana Dharma adalah kebenaran absolut yang kekal dan abadi. "kebenaran" berbeda dengan "benar" sebab "benar" bersifat bersifat relatif, menyesuaikan dengan sudut pandang atau perspektif yang dipakai, sedangkan "kebenaran" bersifat absolut dan tidak bisa terbantah dari sudut pandang manapun. Dharma (/ˈdɑːrmə/; Sansekerta: , diromanisasi: dharma, diucapkan [dʱɐrmɐ] (dengarkan); Pali: dhamma) adalah konsep kunci dengan berbagai makna dalam agama-agama India, seperti Hinduisme, Buddha, Jainisme, Sikhisme dan lainnya. Meskipun tidak ada terjemahan kata tunggal langsung untuk dharma dalam bahasa-bahasa Eropa, dharma umumnya diterjemahkan sebagai "kebenaran", "jasa" atau "kewajiban agama dan moral" yang mengatur perilaku individu. {{multiple image | perrow = 2 | total_width = 250 | caption_align = center | title = Dharma | image1 = A havan ceremony on the banks of Ganges, Muni ki Reti, Rishikesh.jpg | caption1 = Ritual dan ritus peralihan | image2 = Yoga Meditation Pos-410px.png | caption2 = Yoga, perilaku pribadi | image3 = Ahimsa.svg | caption3 = Kebajikan seperti ahimsa (tanpa kekerasan) | image4 = Balanced scales.svg | caption4 = Hukum dan keadilan | image5 = Raja Ravi Varma - Sankaracharya.jpg | caption5 = Sannyasa dan tahapan kehidupan<ref>Harold Coward (2004), "bioetika Hindu untuk abad kedua puluh satu", JAMA: The Journal of American Medical Association' ', 291(22), hlm. 2759–2760; Quote–"Pendekatan tahapan kehidupan Hindu (ashrama dharma)..."</ref> | image6 = Dharma Wheel.svg | caption6 = Tugas, seperti belajar dari guru }} Dharma sering disamakan dengan agama/kepercayaan tertentu, namun istilah agama/kepercayaan sejatinya berbeda dengan Dharma. Dalam agama Hindu, dharma adalah salah satu dari empat komponen Puruṣārtha, tujuan hidup, dan menandakan perilaku yang dianggap sesuai dengan tatanan yang memungkinkan kehidupan dan alam semesta. Ini termasuk tugas, hak, hukum, perilaku, kebajikan dan "cara hidup yang benar". Dalam agama Buddha, dharma berarti "hukum dan ketertiban kosmik", sebagaimana diungkapkan oleh ajaran Buddha. Dalam filsafat Buddhis, dhamma/dharma juga merupakan istilah untuk "fenomena". Dharma dalam Jainisme mengacu pada ajaran Tirthankara (Jina) dan kumpulan doktrin yang berkaitan dengan pemurnian dan transformasi moral manusia. Dalam Sikhisme, dharma berarti jalan kebenaran dan praktik keagamaan yang benar dan kewajiban moral seseorang terhadap Tuhan. Konsep dharma sudah digunakan dalam sejarah agama Veda, dan makna serta ruang lingkup konseptualnya telah berkembang selama beberapa milenium. Teks moral Tamil kuno Tirukkuṟaḷ, meskipun merupakan kumpulan ajaran aforistik tentang dharma (aram), artha (porul), dan kama (inpam),: 453 : 82  sepenuhnya dan secara eksklusif didasarkan pada aṟam, the Istilah Tamil untuk dharma.: 55  Seperti komponen lain dari Puruṣārtha, konsep dharma adalah pan-India. Antonim dharma adalah adharma. Nilai-nilai dharma dapat diterapkan dengan baik oleh siapapun, sedangkan nilai-nilai agama/kepercayaan hanya dapat diterapkan dengan baik oleh penganutnya masing masing. Manu mengatakan:DHARMA EVA HATO HANTI, Dharmo RAKSHATI RAKSHITAHArtinya: Sebuah agama dimusnahkan/membunuh orang-orang tetapi akhirnya agama melindungi pengikutnya.Dharma adalah kekal karena ia mampu membuat semua orang yang memiliki iman di dalamnya kekal dengan memberikan mereka pengetahuan utama. Untuk mendapatkan hal ini lebih baik, mari kita berpikir sedikit lebih dalam dan membandingkan negara yang berbeda, yang dulunya kekuatan super di beberapa titik waktu dalam sejarah. Yunani, Romawi, Suriah, Persia, Macedonia, Babilonia,Phoenician, Mesir adalah kerajaan kuat yang pernah memegang kekuasaan dalam sejarah manusia; namun tidak satupun dari mereka ada saat ini. Dua kerajaan tersebut memiliki kekayaan segalanya, kekuasaan dan pasukan besar. Tapi mereka tidak memiliki kesadaran spiritual untuk mempertahankan dirinya sendiri untuk waktu yang lama. Dan bahwa kurangnya kapasitas tersebut menjadi penyebab pemusnahan mereka. Tapi India atau Bali memang memiliki kapasitas seperti itu dan karenanya agamanya mengalami setiap serangan dan ada bahkan hari ini. Tidak diragukan lagi, Dharma memainkan peran penting dalam menjaga budaya kita hidup. Menurut definisi yang diberikan dalam tulisan suci:DHAARNAAT DHARMAHArinya: Dharma adalah sesuatu yang harus ditanggung sepanjang waktu. Dengan demikian, itu adalah cara ampuh yang menyelamatkan kita dari bencana dan menyebabkan evolusi. Misalnya, Veda tidak hanya sarana untuk mencapai kenyamanan dalam dunia metafisik namun juga menunjukkan jalan menuju pengembangan secara keseluruhan dan kesejahteraan. Dharma: Dharma adalah semangat kemanusiaan.Dharma adalah jantung untuk merasakan kemanusiaan.Dharma adalah pemeriksa dan penyidik dari agama spiritual.Dharma menyelidiki alasan untuk penciptaan.Dharma menunjukkan hubungan antara peraturan dan regulator penciptaan.Dharma membantu satu untuk introspeksi.Dharma adalah budaya.Dharma adalah pengetahuan.Dharma adalah keberuntungan dan keselamatan.Dharma memberikan keabadian. Etimologi Kata dharma berakar dari bahasa Sansekerta dhr-, yang berarti menahan atau menopang, dan berhubungan dengan bahasa Latin firmus (tegas, stabil). Dari sini, ia mengambil arti "apa yang ditetapkan atau tegas", dan karenanya "hukum". Ini berasal dari bahasa Sanskerta Weda yang lebih tua n-batang dharman-, dengan arti harfiah "pembawa, pendukung", dalam pengertian agama yang dipahami sebagai aspek Rta. Dalam Rigveda, kata tersebut muncul sebagai n-batang, dhárman-, dengan berbagai arti yang mencakup "sesuatu yang mapan atau kokoh" (dalam arti literal prods atau poles). Secara kiasan, itu berarti "pemelihara" dan "pendukung" (para dewa). Secara semantik mirip dengan themis Yunani ("dekret tetap, undang-undang, hukum"). Dalam bahasa Sanskerta Klasik, dan dalam bahasa Sanskerta Weda dari Atharvaveda, batangnya adalah tematik: dhárma- (Devanagari:). Dalam Prakrit dan Pali, itu diterjemahkan sebagai dhamma. Dalam beberapa bahasa dan dialek India kontemporer, kata ini muncul sebagai dharma. Pada abad ke-3 SM Kaisar Maurya Ashoka menerjemahkan dharma ke dalam bahasa Yunani dan Aram, ia menggunakan kata Yunani eusebeia (εὐσέβεια, kesalehan, kedewasaan spiritual, atau kesalehan) dalam Prasasti Batu Bilingual Kandahar dan Dekrit Yunani Kandahar. Dalam Prasasti Batu Bilingual Kandahar ia menggunakan kata Aram (qšyṭ’; kebenaran, kebenaran). Definisi Dharma adalah konsep yang sangat penting dalam filsafat dan agama India. Ini memiliki banyak arti dalam agama Hindu, Buddha, Sikhisme dan Jainisme. Sulit untuk memberikan definisi tunggal yang ringkas untuk dharma, karena kata tersebut memiliki sejarah yang panjang dan beragam dan mengangkangi serangkaian makna dan interpretasi yang kompleks. Tidak ada sinonim kata tunggal yang setara untuk dharma dalam bahasa barat. Ada banyak upaya yang saling bertentangan untuk menerjemahkan literatur Sanskerta kuno dengan kata dharma ke dalam bahasa Jerman, Inggris, dan Prancis. Konsep, klaim Paul Horsch, telah menyebabkan kesulitan luar biasa bagi komentator dan penerjemah modern. Sebagai contoh, ketika terjemahan Rig-Veda karya Grassmann mengidentifikasi tujuh arti yang berbeda dari dharma, Karl Friedrich Geldner dalam terjemahannya dari Rig-Veda menggunakan 20 terjemahan berbeda untuk dharma, termasuk arti seperti "hukum", "aturan", "tugas", "adat", "kualitas", dan "model", antara lain. Namun, kata dharma telah menjadi kata pinjaman yang diterima secara luas dalam bahasa Inggris, dan termasuk dalam semua kamus bahasa Inggris modern yang lengkap. Akar kata dharma adalah "dhri", yang berarti "menopang, menahan, atau menanggung". Ini adalah hal yang mengatur jalannya perubahan dengan tidak berpartisipasi dalam perubahan, tetapi prinsip yang tetap konstan. Monier-Williams, sumber yang banyak dikutip untuk definisi dan penjelasan kata-kata Sansekerta dan konsep Hinduisme, menawarkan banyak definisi kata dharma, seperti yang ditetapkan atau tegas, ketetapan yang teguh, ketetapan, hukum, praktik, adat tugas, hak, keadilan, kebajikan, moralitas, etika, agama, pahala agama, perbuatan baik, alam, karakter, kualitas, properti. Namun, masing-masing definisi ini tidak lengkap, sementara kombinasi terjemahan ini tidak menyampaikan arti kata secara keseluruhan. Dalam bahasa umum, dharma berarti "cara hidup yang benar" dan "jalan kebenaran". Arti kata dharma tergantung pada konteksnya, dan maknanya telah berkembang seiring dengan berkembangnya ide-ide Hinduisme sepanjang sejarah. Dalam teks-teks paling awal dan mitos kuno Hinduisme, dharma berarti hukum kosmik, aturan yang menciptakan alam semesta dari kekacauan, serta ritual; di kemudian Weda, Upanishad, Purana dan Epos, artinya menjadi halus, lebih kaya, dan lebih kompleks, dan kata itu diterapkan pada konteks yang beragam. Dalam konteks tertentu, dharma menunjuk perilaku manusia yang dianggap perlu untuk ketertiban di alam semesta, prinsip-prinsip yang mencegah kekacauan, perilaku dan tindakan yang diperlukan untuk semua kehidupan di alam, masyarakat, keluarga serta di tingkat individu. Dharma mencakup gagasan-gagasan seperti tugas, hak, karakter, panggilan, agama, adat istiadat, dan semua perilaku yang dianggap pantas, benar, atau lurus secara moral. Antonim dari dharma adalah adharma (Sansekerta:), yang berarti "bukan dharma". Seperti halnya dharma, kata adharma mencakup dan menyiratkan banyak gagasan; dalam bahasa umum, adharma berarti sesuatu yang bertentangan dengan kodrat, tidak bermoral, tidak etis, salah atau melanggar hukum. Dalam agama Buddha, dharma menggabungkan ajaran dan doktrin pendiri agama Buddha, Sang Buddha. Sejarah Menurut Pandurang Vaman Kane, penulis buku otoritatif History of Dharmaśāstra, kata dharma muncul setidaknya lima puluh enam kali dalam himne Rigveda, sebagai kata sifat atau kata benda. Menurut Paul Horsch, kata dharma berasal dari mitos Hinduisme Veda. Himne Rig Veda mengklaim Brahman menciptakan alam semesta dari kekacauan, mereka memisahkan (dhar-) bumi dan matahari dan bintang-bintang, mereka mendukung (dhar-) langit menjauh dan berbeda dari bumi, dan mereka menstabilkan (dhar-) mengguncang gunung dan dataran. Para dewa, terutama Indra, kemudian membebaskan dan menjaga ketertiban dari kekacauan, keselarasan dari kekacauan, stabilitas dari ketidakstabilan–tindakan-tindakan yang dibacakan dalam Veda dengan akar kata dharma. Dalam himne yang disusun setelah syair-syair mitologis, kata dharma memiliki makna yang diperluas sebagai prinsip kosmik dan muncul dalam syair-syair yang tidak bergantung pada dewa. Ini berkembang menjadi sebuah konsep, klaim Paul Horsch, yang memiliki arti fungsional dinamis di Atharvaveda misalnya, di mana ia menjadi hukum kosmik yang menghubungkan sebab dan akibat melalui subjek. Dharma, dalam teks-teks kuno ini, juga mengambil makna ritual. Ritual itu terhubung dengan kosmik, dan "dharmani" disamakan dengan pengabdian seremonial pada prinsip-prinsip yang digunakan para dewa untuk menciptakan keteraturan dari ketidakteraturan, dunia dari kekacauan. Melewati ritual dan rasa kosmis dharma yang menghubungkan dunia saat ini dengan alam semesta mitos, konsep tersebut meluas ke pengertian etis-sosial yang menghubungkan manusia satu sama lain dan dengan bentuk kehidupan lainnya. Di sinilah dharma sebagai konsep hukum muncul dalam agama Hindu. Dharma dan kata-kata terkait ditemukan dalam literatur Veda tertua Hinduisme, di kemudian hari Weda, Upanishad, Purana, dan Epos; kata dharma juga memainkan peran sentral dalam literatur agama-agama India lainnya yang didirikan kemudian, seperti Buddhisme dan Jainisme. Menurut Brereton, Dharman muncul 63 kali dalam Rig-veda; Selain itu, kata-kata yang berhubungan dengan Dharma juga muncul dalam Rig-veda, misalnya sekali sebagai dharmakrt, 6 kali sebagai satyadharman, dan sekali sebagai dharmavant, 4 kali sebagai dharman dan dua kali sebagai dhariman. Paralel Indo-Eropa untuk "dharma" diketahui, tetapi satu-satunya padanan Iran adalah "obat" darmān Persia Kuno, yang artinya agak dihilangkan dari dhárman Indo-Arya, yang menunjukkan bahwa kata "dharma" tidak memiliki peran utama pada periode Indo-Iran, dan pada prinsipnya dikembangkan baru-baru ini di bawah tradisi Veda. Namun, diperkirakan bahwa Daena Zoroastrianisme, juga berarti "Hukum abadi" atau "agama", terkait dengan "dharma" Sansekerta. Ide-ide di bagian yang tumpang tindih dengan Dharma ditemukan dalam budaya kuno lainnya: seperti Tao Cina, Maat Mesir, Me Sumeria. Eusebeia dan dharma Pada pertengahan abad ke-20, sebuah prasasti Kaisar India Asoka dari tahun 258 SM ditemukan di Afghanistan, Prasasti Batu Bilingual Kandahar. Prasasti batu ini berisi teks Yunani dan Aram. Menurut Paul Hacker, di atas batu itu muncul terjemahan Yunani untuk kata Sansekerta dharma: kata eusebeia. Sarjana Yunani Helenistik menjelaskan eusebeia sebagai konsep yang kompleks. Eusebia berarti tidak hanya untuk memuliakan dewa, tetapi juga kedewasaan spiritual, sikap hormat terhadap kehidupan, dan termasuk perilaku yang benar terhadap orang tua, saudara kandung dan anak-anak, perilaku yang benar antara suami dan istri, dan perilaku antara orang-orang yang tidak berhubungan secara biologis. Prasasti batu ini, menyimpulkan Paul Hacker, menunjukkan dharma di India, sekitar 2300 tahun yang lalu, adalah konsep sentral dan tidak hanya berarti ide-ide keagamaan, tetapi ide-ide tentang benar, baik, tentang kewajiban seseorang terhadap komunitas manusia. Rta, maya dan dharma Literatur Hinduisme yang berkembang menghubungkan dharma dengan dua konsep penting lainnya: Rta dan Māyā. Rta dalam Veda adalah kebenaran dan prinsip kosmik yang mengatur dan mengkoordinasikan bekerjanya alam semesta dan segala isinya. Māyā dalam Rig-veda dan literatur selanjutnya berarti ilusi, penipuan, penipuan, sihir yang menyesatkan dan menciptakan ketidakteraturan, dengan demikian bertentangan dengan kenyataan, hukum dan aturan yang membangun keteraturan, prediktabilitas, dan harmoni. Paul Horsch menyarankan ta dan dharma adalah konsep paralel, yang pertama adalah prinsip kosmik, yang terakhir adalah lingkungan sosial moral; sedangkan Māyā dan dharma juga merupakan konsep yang berkorelasi, yang pertama adalah yang merusak hukum dan kehidupan moral, yang terakhir adalah yang memperkuat hukum dan kehidupan moral. Day mengusulkan dharma adalah manifestasi dari ta, tetapi menyarankan ta mungkin telah dimasukkan ke dalam konsep dharma yang lebih kompleks, sebagai ide yang dikembangkan di India kuno dari waktu ke waktu secara nonlinier. Syair berikut dari Rigveda adalah contoh di mana rta dan dharma terkait: O Indra, tuntunlah kami di jalan Rta, di jalan yang benar atas segala kejahatan... — RV 10.133.6 Hinduisme Dharma adalah prinsip pengorganisasian dalam agama Hindu yang berlaku untuk manusia dalam kesendirian, dalam interaksi mereka dengan manusia dan alam, serta antara benda mati, untuk semua kosmos dan bagian-bagiannya. Ini mengacu pada tatanan dan adat istiadat yang memungkinkan kehidupan dan alam semesta, dan mencakup perilaku, ritual, aturan yang mengatur masyarakat, dan etika. Dharma Hindu mencakup tugas-tugas keagamaan, hak dan kewajiban moral setiap individu, serta perilaku yang memungkinkan tatanan sosial, perilaku yang benar, dan yang bajik. Dharma, menurut Van Buitenen, adalah apa yang harus diterima dan dihormati oleh semua makhluk yang ada untuk mempertahankan keharmonisan dan ketertiban di dunia. Bukan tindakan atau hasilnya, tetapi hukum alam yang memandu tindakan dan menciptakan hasil untuk mencegah kekacauan di dunia. Ini adalah karakteristik bawaan, yang membuat makhluk menjadi apa adanya. Ini adalah, klaim Van Buitenen, pengejaran dan eksekusi sifat dan panggilan sejati seseorang, sehingga memainkan peran seseorang dalam konser kosmik. Dalam agama Hindu, adalah dharma lebah untuk membuat madu, sapi untuk memberi susu, matahari untuk memancarkan sinar matahari, sungai untuk mengalir. Dalam hal kemanusiaan, dharma adalah kebutuhan akan, efek dari dan esensi pelayanan dan keterkaitan semua kehidupan. Dalam esensi sejatinya, dharma berarti bagi seorang Hindu untuk "memperluas pikiran". Selain itu, ini mewakili hubungan langsung antara individu dan fenomena masyarakat yang mengikat masyarakat bersama-sama. Dalam cara fenomena sosial mempengaruhi hati nurani individu, demikian pula tindakan individu dapat mengubah jalannya masyarakat, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Ini telah secara halus digaungkan oleh kredo धर्मो धारयति प्रजा: artinya dharma adalah yang memegang dan memberikan dukungan kepada tatanan sosial. Dalam agama Hindu, dharma umumnya mencakup berbagai aspek: Sanātana Dharma, prinsip dharma yang abadi dan tidak berubah. Varṇ āśramā dharma, tugas seseorang pada tahap kehidupan tertentu atau tugas yang melekat. Sav dharma, tugas individu atau pribadi seseorang. Āpad dharma, dharma yang ditentukan pada saat kemalangan. Sadharana dharma, tugas moral terlepas dari tahapan kehidupan. Yuga dharma, dharma yang berlaku untuk yuga, zaman atau zaman yang ditetapkan oleh tradisi Hindu dan dengan demikian dapat berubah pada akhir zamannya. Dalam Veda dan Upanishad Bagian sejarah artikel ini membahas perkembangan konsep dharma dalam Veda. Perkembangan ini berlanjut di Upanishad dan kemudian aksara kuno Hindu. Dalam Upanishad, konsep dharma berlanjut sebagai prinsip universal hukum, ketertiban, harmoni, dan kebenaran. Ini bertindak sebagai prinsip moral pengaturan Alam Semesta. Ini dijelaskan sebagai hukum kebenaran dan disamakan dengan satya (Sanskerta: सत्यं, kebenaran), dalam himne 1.4.14 dari Brhadaranyaka Upanishad, sebagai berikut:धर्मः तस्माद्धर्मात् परं नास्त्य् अथो अबलीयान् बलीयाँसमाशँसते धर्मेण यथा राज्ञैवम् । यो वै स धर्मः सत्यं वै तत् तस्मात्सत्यं वदन्तमाहुर् धर्मं वदतीति धर्मं वा वदन्तँ सत्यं वदतीत्य् एतद्ध्येवैतदुभयं भवति ।। Tidak ada yang lebih tinggi dari dharma. Yang lemah mengalahkan yang lebih kuat dengan dharma, seperti di atas seorang raja. Sungguh dharma itu adalah Kebenaran (Satya); Oleh karena itu, ketika seseorang berbicara kebenaran, mereka berkata, "Dia berbicara dharma"; dan jika dia berbicara Dharma, mereka berkata, "Dia berbicara tentang Kebenaran!" Karena keduanya adalah satu. - Bhriadaranyaka Upanishad, 1.4.xiv Dalam Epos Agama dan filsafat Hindu, klaim Daniel Ingalls, menempatkan penekanan utama pada moralitas praktis individu. Dalam epos Sansekerta, kekhawatiran ini ada di mana-mana. Dalam Kitab Ramayana Kedua, misalnya, seorang petani meminta Raja untuk melakukan apa yang dituntut dharma secara moral darinya, Raja setuju dan melakukannya meskipun kepatuhannya terhadap hukum dharma sangat merugikannya. Demikian pula, dharma adalah pusat dari semua peristiwa besar dalam kehidupan Rama, Sita, dan Lakshman di Ramayana, klaim Daniel Ingalls. Setiap episode Ramayana menyajikan situasi kehidupan dan pertanyaan etis dalam istilah simbolis. Masalah ini diperdebatkan oleh karakter, akhirnya yang benar menang atas yang salah, yang baik atas yang jahat. Untuk alasan ini, dalam Epos Hindu, raja yang baik, jujur secara moral, dan taat hukum disebut sebagai "dharmaraja". Dalam Mahabharata, epos utama India lainnya, demikian pula, dharma adalah pusat, dan disajikan dengan simbolisme dan metafora. Menjelang akhir epik, dewa Yama, yang disebut sebagai dharma dalam teks, digambarkan mengambil bentuk seekor anjing untuk menguji belas kasih Yudhishthira, yang diberitahu bahwa dia mungkin tidak memasuki surga dengan binatang seperti itu, tetapi menolak untuk meninggalkan temannya, untuk keputusan itu dia kemudian dipuji oleh dharma. Nilai dan daya tarik Mahabharata tidak sebanyak dalam penyajian metafisika yang kompleks dan terburu-buru dalam buku ke-12, klaim Ingalls, karena metafisika India lebih fasih disajikan dalam kitab suci Sansekerta lainnya; daya tarik Mahabharata, seperti Ramayana, adalah dalam penyajiannya tentang serangkaian masalah moral dan situasi kehidupan, di mana biasanya ada tiga jawaban yang diberikan, menurut Ingalls: satu jawaban adalah dari Bhima, yang merupakan jawaban dari kekerasan, sudut pandang individu yang mewakili materialisme, egoisme, dan diri; jawaban kedua adalah tentang Yudhishthira, yang selalu merupakan daya tarik bagi kesalehan dan dewa-dewa, kebajikan sosial dan tradisi; jawaban ketiga adalah Arjuna introspektif, yang berada di antara dua ekstrem, dan yang, klaim Ingalls, secara simbolis mengungkapkan kualitas moral terbaik manusia. Epos Hindu adalah risalah simbolis tentang kehidupan, kebajikan, adat istiadat, moral, etika, hukum, dan aspek dharma lainnya. Ada diskusi ekstensif tentang dharma pada tingkat individu dalam Epos Hindu, mengamati Ingalls; misalnya, pada kehendak bebas versus takdir, kapan dan mengapa manusia percaya pada keduanya, pada akhirnya menyimpulkan bahwa yang kuat dan makmur secara alami menjunjung tinggi kehendak bebas, sementara mereka yang menghadapi kesedihan atau frustrasi secara alami condong ke arah takdir. Epos Hinduisme menggambarkan berbagai aspek dharma, mereka adalah sarana untuk mengkomunikasikan dharma dengan metafora. Menurut Vatsyayana abad ke-4 Menurut Klaus Klostermaier, sarjana Hindu abad ke-4 M Vātsyāyana menjelaskan dharma dengan membandingkannya dengan adharma. Vātsyāyana mengemukakan bahwa dharma tidak hanya dalam tindakan seseorang, tetapi juga dalam kata-kata yang diucapkan atau ditulis seseorang, dan dalam pikiran. Menurut Vātsyāyana: Adharma tubuh: hinsa (kekerasan), steya (mencuri, mencuri), pratisiddha maithuna (kesenangan seksual dengan orang lain selain pasangannya) Dharma tubuh: dana (amal), paritasrana (succor of the distressed) dan paricarana (memberikan pelayanan kepada orang lain) Adharma dari kata-kata yang diucapkan atau ditulis seseorang: mithya (kepalsuan), parusa (pembicaraan kaustik), sucana (calumny) dan asambaddha (pembicaraan absurd) Dharma dari kata-kata yang diucapkan atau ditulis seseorang: satya (kebenaran dan fakta), hitavacana (berbicara dengan niat baik), priyavacana (lembut, bicara baik), svadhyaya (belajar mandiri) Adharma pikiran: paradroha (niat buruk kepada siapa pun), paradravyabhipsa (ketamakan), nastikya (penyangkalan terhadap keberadaan moral dan religiusitas) Dharma pikiran: daya (welas asih), asprha (ketidaktertarikan), dan sraddha (iman pada orang lain) Menurut Patanjali Yoga Dalam Sutra Yoga Patanjali dharma itu nyata; di Vedanta itu tidak nyata. Dharma adalah bagian dari yoga, saran Patanjali; unsur-unsur dharma Hindu adalah sifat, kualitas, dan aspek yoga. Patanjali menjelaskan dharma dalam dua kategori: yamas (pengekangan) dan niyama (ketaatan). Kelima yamas tersebut, menurut Patanjali, adalah: menjauhkan diri dari cedera pada semua makhluk hidup, menjauhkan diri dari kepalsuan (satya), menjauhkan diri dari perampasan hal-hal yang tidak sah dari hal-hal yang bernilai dari yang lain (acastrapurvaka), menjauhkan diri dari mendambakan atau selingkuh secara seksual pada pasangan Anda, dan menjauhkan diri dari mengharapkan atau menerima hadiah dari orang lain. Kelima yama berlaku dalam tindakan, ucapan, dan pikiran. Dalam menjelaskan yama, Patanjali menjelaskan bahwa profesi dan situasi tertentu mungkin memerlukan kualifikasi dalam perilaku. Misalnya, seorang nelayan harus melukai seekor ikan, tetapi ia harus berusaha melakukan ini dengan sedikit trauma pada ikan dan nelayan harus mencoba melukai tidak ada makhluk lain saat ia memancing. Kelima niyama (ketaatan) adalah kebersihan dengan makan makanan murni dan menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak murni (seperti kesombongan atau kecemburuan atau kesombongan), kepuasan dalam cara seseorang, meditasi dan refleksi diam terlepas dari keadaan yang dihadapi seseorang, belajar dan mengejar pengetahuan sejarah, dan pengabdian semua tindakan kepada Guru Tertinggi untuk mencapai kesempurnaan konsentrasi. Sumber Dharma adalah penyelidikan empiris dan pengalaman bagi setiap pria dan wanita, menurut beberapa naskah agama Hindu. Misalnya, Apastamba Dharmasutra menyatakan:Dharma dan Adharma tidak berkeliling mengatakan, "Itu adalah kita." Dewa, atau gandharva, atau leluhur tidak menyatakan apa itu Dharma dan apa itu Adharma. - Apastamba DharmasutraDalam teks-teks lain, tiga sumber dan sarana untuk menemukan dharma dalam agama Hindu dijelaskan. Ini, menurut Paul Hacker, adalah: Pertama, mempelajari pengetahuan sejarah seperti Veda, Upanishad, Epos dan literatur Sansekerta lainnya dengan bantuan guru seseorang. Kedua, mengamati perilaku dan teladan orang baik. Sumber ketiga berlaku ketika pendidikan seseorang maupun contoh perilaku teladan tidak diketahui. Dalam hal ini, "atmatusti" adalah sumber dharma dalam agama Hindu, yaitu orang baik merefleksikan dan mengikuti apa yang memuaskan hatinya, perasaan batinnya sendiri, apa yang dia rasa terdorong. Dharma, tahap kehidupan, dan stratifikasi sosial Beberapa teks Agama Hindu menguraikan dharma bagi masyarakat dan pada tingkat individu. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak dikutip adalah Manusmriti, yang menggambarkan keempat Varnas, hak dan kewajiban mereka. Namun, sebagian besar teks Hindu membahas dharma tanpa menyebutkan Varna (kasta). Naskah dharma dan Smritis lainnya berbeda dari Manusmriti tentang sifat dan struktur Varnas. Namun, teks-teks lain mempertanyakan keberadaan varna. Bhrigu, dalam Epos, misalnya, menyajikan teori bahwa dharma tidak memerlukan varnas. Dalam praktiknya, India abad pertengahan secara luas diyakini sebagai masyarakat yang bertingkat secara sosial, dengan setiap strata sosial mewarisi profesi dan menjadi endogami. Varna tidak mutlak dalam dharma Hindu; individu memiliki hak untuk meninggalkan dan meninggalkan Varna mereka, serta asrama kehidupan mereka, untuk mencari moksa. Sementara baik Manusmriti maupun Smritis hinduisme yang menggantikan tidak pernah menggunakan kata varnadharma (yaitu, dharma varnas), atau varnasramadharma (yaitu, dharma varnas dan asrama), komentar ilmiah tentang Manusmriti menggunakan kata-kata ini, dan dengan demikian mengaitkan dharma dengan sistem varna India. Di India abad ke-6, bahkan raja-raja Buddha menyebut diri mereka "pelindung varnasramadharma"–yaitu dharma varna dan asrama kehidupan. Pada tingkat individu, beberapa teks Hinduisme menguraikan empat āśrama, atau tahap kehidupan sebagai dharma individu. Ini adalah: (1) brahmacārya, kehidupan persiapan sebagai siswa, (2) gṛhastha, kehidupan perumah tangga dengan peran keluarga dan sosial lainnya, (3) vānprastha atau aranyaka, kehidupan penghuni hutan, transisi dari pekerjaan duniawi ke refleksi dan penolakan, dan (4) sannyāsa, kehidupan memberikan semua properti, menjadi pertapa dan pengabdian kepada moksa, masalah spiritual. Empat tahap kehidupan melengkapi empat perjuangan manusia dalam hidup, menurut agama Hindu. Dharma memungkinkan individu untuk memuaskan perjuangan untuk stabilitas dan ketertiban, kehidupan yang halal dan harmonis, upaya untuk melakukan hal yang benar, menjadi baik, berbudi luhur, mendapatkan pahala agama, membantu orang lain, berinteraksi dengan sukses dengan masyarakat. Tiga upaya lainnya adalah Artha–perjuangan untuk sarana kehidupan seperti makanan, tempat tinggal, kekuasaan, keamanan, kekayaan materi, dan sebagainya; Kama–perjuangan untuk seks, keinginan, kesenangan, cinta, pemenuhan emosional, dan sebagainya; dan Moksa–perjuangan untuk makna spiritual, pembebasan dari siklus kelahiran kembali kehidupan, realisasi diri dalam kehidupan ini, dan sebagainya. Keempat tahap tersebut tidak independen atau eksklusi dalam dharma Hindu. Dharma dan kemiskinan Dharma yang diperlukan bagi individu dan masyarakat, bergantung pada kemiskinan dan kemakmuran dalam suatu masyarakat, menurut kitab suci dharma Hindu. Misalnya, menurut Adam Bowles, Shatapatha Brahmana 11.1.6.24 menghubungkan kemakmuran sosial dan dharma melalui air. Air berasal dari hujan, klaimnya; ketika hujan melimpah, ada kemakmuran di bumi, dan kemakmuran ini memungkinkan orang untuk mengikuti Dharma–kehidupan yang bermoral dan halal. Di saat-saat sulit, kekeringan, kemiskinan, segala sesuatu menderita termasuk hubungan antara manusia dan kemampuan manusia untuk hidup sesuai dengan dharma. Dalam Rajadharmaparvan 91.34-8, hubungan antara kemiskinan dan dharma mencapai lingkaran penuh. Sebuah negeri dengan kehidupan yang kurang bermoral dan halal menderita kesusahan, dan ketika kesusahan meningkat itu menyebabkan kehidupan yang lebih tidak bermoral dan melanggar hukum, yang selanjutnya meningkatkan kesusahan. Mereka yang berkuasa harus mengikuti raja dharma (yaitu, dharma para penguasa), karena ini memungkinkan masyarakat dan individu untuk mengikuti dharma dan mencapai kemakmuran. Dharma dan hukum Gagasan tentang dharma sebagai tugas atau kepatutan ditemukan dalam teks-teks hukum dan agama kuno India. Contoh umum dari penggunaan tersebut adalah pitri dharma (artinya tugas seseorang sebagai ayah), putra dharma (tugas seseorang sebagai seorang putra), raj dharma (tugas seseorang sebagai raja) dan sebagainya. Dalam filsafat Hindu, keadilan, keharmonisan sosial, dan kebahagiaan mengharuskan orang hidup per dharma. Dharmashastra adalah catatan tentang pedoman dan aturan ini. Bukti yang tersedia menunjukkan India pernah memiliki banyak koleksi literatur terkait dharma (sutra, shastra); empat sutra bertahan dan ini sekarang disebut sebagai Dharmasutras. Bersama dengan hukum Manu dalam Dharmasutras, ada ringkasan hukum yang paralel dan berbeda, seperti hukum Narada dan cendekiawan kuno lainnya. Buku-buku hukum yang berbeda dan bertentangan ini tidak eksklusif, juga tidak menggantikan sumber-sumber dharma lain dalam agama Hindu. Dharmasutra ini mencakup instruksi tentang pendidikan kaum muda, ritus perjalanan mereka, adat istiadat, ritus dan ritual keagamaan, hak dan kewajiban perkawinan, kematian dan ritus leluhur, hukum dan administrasi keadilan, kejahatan, hukuman, aturan dan jenis bukti, tugas seorang raja, serta moralitas. Agama Buddha Dalam agama Buddha dharma berarti hukum dan ketertiban kosmik, tetapi juga diterapkan pada ajaran Buddha. Dalam filsafat Buddha, dhamma/dharma juga merupakan istilah untuk "fenomena". Ajaran Buddha Untuk mempraktikkan umat Buddha, referensi ke "dharma" (dhamma dalam bahasa Pali) khususnya sebagai "dharma", umumnya berarti ajaran Buddha, yang umumnya dikenal di seluruh Timur sebagai Buddhadharma. Ini mencakup terutama wacana tentang prinsip-prinsip dasar (seperti Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Berunsur Delapan), yang bertentangan dengan perumpamaan dan puisi. Status dharma dianggap bervariasi oleh tradisi Buddha yang berbeda. Beberapa orang menganggapnya sebagai kebenaran tertinggi, atau sebagai sumber dari segala sesuatu yang berada di luar "tiga alam" (Sansekerta: tridhatu) dan "roda menjadi" (Sansekerta: bhavachakra). Yang lain, yang menganggap Buddha hanya sebagai manusia yang tercerahkan, melihat dharma sebagai esensi dari "84.000 aspek ajaran yang berbeda" (bahasa Tibet: chos-sgo brgyad-khri bzhi kuat) yang diberikan Buddha kepada berbagai jenis orang, berdasarkan kecenderungan dan kemampuan masing-masing. Dharma tidak hanya mengacu pada perkataan Sang Buddha, tetapi juga pada tradisi penafsiran dan penambahan selanjutnya yang telah dikembangkan oleh berbagai aliran agama Buddha untuk membantu menjelaskan dan memperluas ajaran Buddha. Bagi yang lain lagi, mereka melihat dharma mengacu pada "kebenaran", atau realitas tertinggi dari "cara segala sesuatunya sebenarnya" (bahasa Tibet: Chö). Dharma adalah salah satu dari Tiga Permata Agama Buddha di mana para praktisi agama Buddha mencari perlindungan, atau yang di atasnya seseorang bergantung pada kebahagiaan abadinya. Tiga Permata Agama Buddha adalah Buddha, yang berarti kesempurnaan pencerahan, dharma, yang berarti ajaran dan metode Buddha, dan Sangha, yang berarti komunitas praktisi yang saling memberikan bimbingan dan dukungan. Buddhisme Chan Dharma digunakan dalam Buddhisme Chan dalam lingkung tertentu dalam kaitannya dengan transmisi doktrin, pemahaman, dan bodhi otentik; diakui dalam transmisi dharma. Buddhisme Theravada Dalam theravada Buddhisme memperoleh realisasi akhir dari dhamma dicapai dalam tiga fase; belajar, berlatih dan menyadari. Dalam Bahasa Pali Pariyatti–pembelajaran teori dharma sebagaimana terkandung dalam sutta kanon Pali Patipatti–mempraktikkan teori dan Pativedha–ketika seseorang menembus dharma atau melalui pengalaman menyadari kebenarannya. Jainisme Kata dharma dalam Jainisme ditemukan dalam semua teks kuncinya. Ini memiliki makna kontekstual dan mengacu pada sejumlah ide. Dalam arti luas, itu berarti ajaran jinas, atau ajaran dari sekolah spiritual yang bersaing, jalan tertinggi, tugas sosial-agama, dan apa yang merupakan mangala tertinggi (suci).Sutra Tattvartha, sebuah teks utama Jain, menyebutkan daśa dharma (lit. 'sepuluh dharmas') dengan mengacu pada sepuluh kebajikan yang benar: kesabaran, kesopanan, keterusterangan, kemurnian, kebenaran, pengekangan diri, penghematan, penolakan, non-keterikatan, dan selibat. Acārya Amṛtacandra, penulis teks Jain, Puruṣārthasiddhyupāya menulis:Seorang percaya yang benar harus terus-menerus merenungkan kebajikan dharma, seperti kesopanan tertinggi, untuk melindungi Diri dari semua watak yang bertentangan. Dia juga harus menutupi kekurangan orang lain. - Puruṣārthasiddhyupāya (27) Dharmāstikāya Istilah dharmāstikāya (sanskerta: धर्मास्तिकाय) juga memiliki makna ontologis dan soteriologis tertentu dalam Jainisme, sebagai bagian dari teorinya tentang enam dravya (substansi atau realitas). Dalam tradisi Jain, keberadaan terdiri dari jīva (jiwa, ātman) dan ajīva (non-jiwa, anātman), yang terakhir terdiri dari lima kategori: materi atom non-hidup inert (pudgalāstikāya), ruang (ākāśa), waktu (kāla), prinsip gerak (dharmāstikāya), dan prinsip istirahat (adharmāstikāya). Penggunaan istilah dharmāstikāya untuk berarti gerak dan merujuk pada sub-kategori ontologis khas Jainisme, dan tidak ditemukan dalam metafisika agama Buddha dan berbagai aliran Hindu. Sikhisme Bagi Sikh, kata dharam (bahasa Punjabi: ਧਰਮ, diromanisasi: dharam) berarti jalan kebenaran dan praktik keagamaan yang tepat. Guru Granth Sahib berkonotasi dharma sebagai tugas dan nilai-nilai moral. Gerakan 3HO dalam budaya Barat, yang telah menggabungkan kepercayaan Sikh tertentu, mendefinisikan Sikh Dharma secara luas sebagai semua yang merupakan agama, kewajiban moral, dan cara hidup. Dalam literatur India Selatan Beberapa karya periode Sangam dan pasca-Sangam, banyak di antaranya berasal dari Hindu atau Jain, menekankan pada dharma. Sebagian besar teks-teks ini didasarkan pada aṟam, istilah Tamil untuk dharma. Teks moral Tamil kuno dari Tirukkuṟaḷ atau Kural, sebuah teks yang mungkin berasal dari Jain atau Hindu, meskipun merupakan kumpulan ajaran kata-kata mutiara tentang dharma (aram), artha (porul), dan kama (inpam), sepenuhnya dan eksklusif didasarkan pada aṟam. Naladiyar, sebuah teks Jain dari periode pasca-Sangam, mengikuti pola yang sama dengan kural dalam menekankan aṟam atau dharma. Dharma dalam Simbol-Simbol Pentingnya dharma bagi sentimen India diilustrasikan oleh keputusan India pada tahun 1947 untuk memasukkan Chakra Ashoka, penggambaran dharmachakra ("roda dharma"), sebagai motif utama pada benderanya. Dalam budaya populer "Dharma for One" adalah instrumental yang ditulis oleh Ian Anderson dan Clive Bunker, masing-masing pemimpin dan drummer band rock Inggris Jethro Tull, yang dirilis pada tahun 1968 di album studio debut band This Was''. Lihat pula Dhamma (konsep dharma dalam agama Buddhisme) Istilah filsafat Hindu Buddhisme Kata dan frasa Sanskerta Agama
Karma (bahasa Sanskerta: कर्म ) adalah konsep "aksi" atau "perbuatan" yang dalam agama Hindu dan agama Buddha dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas (yaitu, siklus yang disebut "samsara"). Konsep ini berasal dari India kuno dan dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh dan Buddhisme. Dalam konsep "karma", semua yang dialami manusia adalah hasil dari tindakan kehidupan masa lalu dan sekarang. Efek karma dari semua perbuatan dipandang sebagai aktif membentuk masa lalu, sekarang, dan pengalaman masa depan. Hasil atau 'buah' dari tindakan disebut . Karena pengertian karma adalah pengumpulan efek-efek (akibat) tindakan/perilaku/sikap dari kehidupan yang lampau dan yang menentukan nasib saat ini, maka karma berkaitan erat dengan kelahiran kembali (reinkarnasi). Segala tindakan/perilaku/sikap baik maupun buruk seseorang saat ini juga akan membentuk karma seseorang di kehidupan berikutnya. Referensi Lihat pula Karma dalam agama Buddha Dharma Brahmanisme Agama Buddha Agama Hindu Hukum Karma Kitab Hukum Karma Konsekuensi hukum Konsekuensi sosial Konsekuensi logis Pranala luar Buddhisme Hindu Spiritualitas Reinkarnasi Konsep filosofi Hindu Konsep filosofi Buddha cs:Karma (buddhismus) th:กรรม
Dalam agama Buddha, Nirwana (bahasa Sanskerta: निर्वाण nirvāṇa; Pali: nibbāna; ) adalah puncak tertinggi pencarian umat Buddha terhadap kebebasan dari saṃsāra, yaitu siklus mati dan kelahiran kembali. Secara harfiah, Nibbāna berarti "pemadaman". Buddha mendeskripsikan Nibbāna sebagai padamnya kekotoran-kekotoran batin (kilesa) pada Mahāli Sutta, Dīgha Nikāya 6: Pada sutta yang sama, Buddha juga menguraikan empat tingkatan pencerahan, yakni Pemenang-Arus (sotāpanna), Yang-Kembali-Sekali (sakadāgāmī), Yang-Tak-Kembali (anāgāmī), dan pencapaian Nibbāna (arahant). Buddha juga menguraikan cara mencapai Nibbāna, yaitu dengan mengikuti Jalan Utama Berunsur Delapan: Di lain kesempatan, Buddha juga mendeskripsikan Nibbāna sebagai kebahagiaan tertinggi dan Jalan Utama Berunsur Delapan sebagai jalan terbaik, sebagaimana tercatat pada Māgandiya Sutta, Majjhima Nikāya 75: Pada Tatiyanibbānapaṭisaṁyutta Sutta, Udāna 8.3, Siddartha Gautama—sammāsambuddha masa sekarang—mendeskripsikan Nibbāna sebagai berikut. Ungkapan pada Udāna 8.3 juga merupakan pernyataan dari Sang Buddha yang kemudian diinterpretasikan sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa di Indonesia. Nibbāna sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah "ajātaṁ abhūtaṁ akataṁ asaṅkhataṁ" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, dan Tidak Terkondisi (Mutlak)". Dalam hal ini, Nibbāna sebagai Ketuhanan Yang Mahaesa adalah sesuatu yang tidak terpersonifikasi atau tanpa-Aku (anatta). Dengan adanya Yang Mutlak atau Yang Tidak Terkondisi (asaṅkhataṁ) maka manusia yang berkondisi (saṅkhataṁ) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (saṃsāra). Pada Nirodhanibbānapañha, Milindapañha 3.4.8, Bhante Nāgasena mendeskripsikan Nibbāna sebagai padamnya atau berhentinya nafsu (nirodha). Dukkha-nirodha juga merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia, yakni Kebenaran Mulia Ketiga. {{Quote|“Kathaṁ, bhante nāgasena, nirodho nibbānan”ti?“Sabbe bālaputhujjanā kho, mahārāja, ajjhattikabāhire āyatane abhinandanti abhivadanti ajjhosāya tiṭṭhanti, te tena sotena vuyhanti, na parimuccanti jātiyā jarāya maraṇena sokena paridevena dukkhehi domanassehi upāyāsehi na parimuccanti dukkhasmāti vadāmi. Sutavā ca kho, mahārāja, ariyasāvako ajjhattikabāhire āyatane nābhinandati nābhivadati nājjhosāya tiṭṭhati, tassa taṁ anabhinandato anabhivadato anajjhosāya tiṭṭhato taṇhā nirujjhati, taṇhānirodhā upādānanirodho, upādānanirodhā bhavanirodho, bhavanirodhā jātinirodho, jātinirodhā jarāmaraṇaṁ sokaparidevadukkhadomanassupāyāsā nirujjhanti, evametassa kevalassa dukkhakkhandhassa nirodho hoti,evaṁ kho, mahārāja, nirodho nibbānan”ti.|“Bagaimana, Bhante Nāgasena, berhentinya nafsu itu Nibbāna?” Semua makhluk yang dungu (belum tercerahkan) memanjakan diri dalam kenikmatan indera dan objeknya; mereka menemukan kesenangan di dalamnya dan melekat padanya. Oleh karena itu mereka terhanyut oleh banjir [nafsu] dan tidak terbebas dari kelahiran dan kematian. Siswa bijaksana orang-orang suci tidak akan menyenangi kenikmatan indera dan objeknya. Dan di dalam dirinya nafsu keinginan berhenti, kemelekatan berhenti, dumadi berhenti, kelahiran berhenti, usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, kepedihan, kesengsaraan dan keputusasaan berhenti dan tidak ada lagi. Dengan demikian, berhentinya nafsu adalah Nibbāna.”}} Pada Alagaddūpamasutta, Majjhima Nikāya 22, Buddha menjelaskan Buddhisme sebagai sebuah rakit yang, setelah mengantarkan penumpangnya ke pantai seberang (perumpamaan untuk pencapaian Nibbāna), pada akhirnya perlu ditinggalkan. Pada syair antara Buddha dengan Dhaniya, Sang Buddha juga menyampaikan perumpamaan yang serupa, sebagaimana tercatat pada Dhaniya Sutta, Sutta Nipāta 1.2: Moksa Hinduisme juga menggunakan istilah 'Nirwana' sebagai sinonim untuk pemikiran tentang Moksa, sebagaimana dibicarakan dalam beberapa tulisan tantra Hindu dan Bhagawad Gita. Sebaliknya, Buddhisme juga menggunakan istilah 'Moksa' (Pali: mokkha) untuk mendeskripsikan Nibbāna. Kendati demikian, konsep Nirwana antara agama Buddha dan Hindu tidak dapat disamaratakan. Penggunaan istilah mokkha yang ditujukan untuk pembebasan Nibbāna dapat ditemukan pada teks paritta pemujaan Buddha asal Sri Lanka yang berjudul "Puppha Pūjā":Perbedaan mendasar antara Hinduisme dan Buddhisme dalam hal pembebasan akhir terdapat pada konsep-konsep kedua agama tersebut mengenai eksistensi jiwa (Pali: atta; Sanskerta: atman). Buddhisme menolak eksistensi jiwa atau roh yang permanen (Pali: anatta; Sanskerta: anatman), satu dari Tiga Corak Utama (tilakkhaṇa). Dua corak yang lainnya adalah penderitaan (dukkha) dan ketidakkekalan (anicca). Dengan demikian, pencapaian Nibbāna menurut Buddhisme tidak melibatkan eksistensi jiwa kekal sebagaimana diyakini Hinduisme. 33 Nama Nibbāna Penggunaan istilah Nibbāna (Bahasa Indonesia: Nirwana atau "kepadaman") hanya merupakan salah satu cara Buddha dalam mengilustrasikan Nibbāna atau Nirwana itu sendiri. Di kesempatan lain, Buddha seringkali menggunakan istilah-istilah lain yang juga merujuk kepada Nibbāna. Pada keseluruhan teks bagian Asaṅkhatasaṁyutta, Saṁyutta Nikāya 43, Buddha menguraikan 33 nama Nibbāna: Yang Tak Terkondisi (asaṅkhataṁ) Hancurnya Nafsu-Keinginan, Kebencian, Delusi (rāgakkhaya dosakkhaya mohakkhaya) Ketidak-Condongan (anata) Ketanpa-Nodaan (anāsava) Kebenaran (sacca) Pantai Seberang (pāra) Yang Halus (nipuṇa) Yang Sangat Sulit Dilihat (sududdasa) Yang Tanpa Penuaan (ajajjara) Yang Stabil (dhuva) Ketidak-Hancuran (apalokita) Ketidak-Berwujudan (anidassana) Yang Tanpa Proliferasi (nippapañca) Yang Damai (santa) Tanpa-Kematian (amata) Yang Luhur (paṇīta) Yang Menguntungkan (siva) Yang Aman (khema) Hancurnya Nafsu-Keinginan (taṇhākkhaya) Yang Menakjubkan (acchariya) Yang Tanpa Penyakit (abbhuta) Kondisi Tanpa Penyakit (anītika) Nirwana atau Pemadaman (nibbāna) Yang Tidak Dirundung (abyābajjha) Kebosanan atau Ketanpa-keinginan (virāga) Kemurnian (suddhi) Kebebasan (mutti) Yang Tidak Melekat (anālaya) Pulau (dīpa) Naungan (leṇa) Suaka (tāṇa) Perlindungan (saraṇa) Tujuan (pāraya) Jenis Pencapaian Terdapat dua jenis pencapaian Nibbāna: Dicapai ketika masih hidup (saupadisesa nibbāna) Dicapai ketika meninggal dunia (anupadisesa nibbāna) atau disebut juga Parinibbana. Ketika Pangeran Siddhartha Gautama mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi seorang sammasambuddha, maka pada saat itu Dia mengalami saupadisesa nibbāna. Ketika Buddha Gotama meninggal dunia pada usia 80 tahun di Kusinara, maka Dia mencapai anupadisesa nibbāna.'' Lihat pula Pencerahan (Buddha) Nagarjuna Parinirwana / parinibbana Pāramitā Satori Buddhisme Theravada Mahayana Vajrayana Referensi
Mahāyāna (berasal dari bahasa Sanskerta: महायान, Mahāyāna yang secara harafiah berarti 'Kendaraan Besar') adalah satu dari dua aliran utama Agama Buddha dan merupakan istilah pembagian filosofi dan ajaran Sang Buddha. Mahāyāna, yang dilahirkan di India, digunakan atas tiga pengertian utama: Sebagai tradisi yang masih berada, Mahāyāna merupakan kumpulan terbesar dari dua tradisi Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalah Theravada. Pembagian ini sering kali diperdebatkan oleh berbagai kelompok. Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran Mahāyāna, Mahāyāna merujuk kepada tingkat motivasi spiritual (yang dikenal juga dengan sebutan Bodhisattvayana) Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan yang lain disebut Hinayana, atau Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai pendekatan yang sesuai. Menurut susunan Ajaran Vajrayana mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahāyāna merujuk kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana dan Vajrayana. Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak dikenal dalam ajaran Agama Buddha Mahāyāna dan Theravada. Walaupun asal usul keberadaan Mahāyāna mengacu pada Buddha Gautama, para sejarawan berkesimpulan bahwa Mahāyāna berasal dari India pada abad ke 1, atau abad ke 1 SM. Menurut sejarawan, Mahayana menjadi gerakan utama dalam Agama Buddha di India pada abad ke 5, mulai masa tersebut naskah-naskah Mahayana mulai muncul pada catatan prasasti di India. Sebelum abad ke 11 (ketika Mahayana masih berada di India), Sutra-sutra Mahayana masih berada dalam proses perbaikan. Oleh karena itu, beragam sutra dari sutra yang sama mungkin muncul. Terjemahan-terjemahan ini tidak dianggap oleh para sejarawan dalam membentuk sejarah Mahayana. Dalam perjalanan sejarahnya, Mahāyāna menyebar ke seluruh Asia Timur. Negara-negara yang menganut ajaran Mahayana sekarang ini adalah Tiongkok, Jepang, Korea, Singapura dan Vietnam dan penganut Agama Buddha Tibet (etnis Himalaya yang diakibatkan oleh invasi Tiongkok ke Tibet). Aliran Agama Buddha Mahāyāna sekarang ini adalah "Pure Land", Zen, Nichiren, Singon, Tibetan dan Tendai. Ketiga terakhir memiliki aliran pengajaran baik Mahāyāna maupun Vajrayana. Latar belakang Buddha lahir pada abad ke-6 SM. Setelah mencapai Penerangan Sempurna pada umur 35 sampai Mahaparinibbana pada umur 80, dia menghabiskan seumur hidupnya untuk berkhotbah dan menyebarkan ajarannya. Selama 45 tahun, dia bermeditasi, mengajar dan berkhotbah siang dan malam, hanya tidur 1 jam sehari. Buddha berbicara dengan semua kalangan manusia: raja dan pangeran, brahmana, petani, pengemis, kaum terpelajar dan orang biasa. Buddha tidak mengajarkan pada semua kasta bahkan yang diluar kasta atau tanpa kasta. Ajarannya disesuaikan dengan pengalaman, tingkat pemahaman dan kapasitas mental pendengarnya. Apa yang diajarkannya dinamakan Buddha Vacana. Saat itu tidak dikenal dengan apa yang dinamakan Theravada atau Mahāyāna. Setelah terbentuknya pasamuan Sangha yang terdiri dari bhiku dan bhikuni, Buddha menggariskan aturan-aturan disiplin tertentu yang disebut Vinaya sebagai pedoman bagi persekutuan tersebut. Semua ajarannya disebut dhamma, termasuk juga wacana, sutra, khotbah kepada bhiku, bhikuni dan orang biasa. Persamuan Agung Pertama Tiga bulan setelah Buddha Mahaparinibbana, pengikut terdekatnya menyelenggarakan persamuan di Rajagaha. Maha Kassapa, bhiku yang paling dihormati dan dituakan, memimpin persamuan tersebut. Hadir pula, dua orang pengikut yang berkemampuan istimewa pada dua ajaran – dhamma dan vinaya (disiplin, etika). Satunya adalah Ananda, teman terdekat dan pengikut Buddha selama 25 tahun. Dikaruniai ingatan yang luar biasa, Ananda mampu mengulangi apa yang disampaikan oleh Buddha. Lainnya adalah upali yang mengingat semua aturan-aturan vinaya. Hanya dua ajaran tersebut – dhamma dan vinaya – yang dibawakan dalam Persamuan Pertama. Walaupun tidak ada perbedaan pendapat mengenai dhamma (tidak termasuk abhidhamma), terdapat beberapa diskusi mengenai aturan-aturan vinaya. Sebelum Buddha parinibbana, ia memberitahu Ananda bahwa apabila sangha ingin memperbaiki atau mengubah beberapa aturan tidak mendasar, mereka dapat melakukannya. Akan tetapi pada saat itu, Ananda sedang sangat berduka karena Buddha akan segera parinibbana sehingga dia tidak menanyakan kepada Buddha aturan-aturan mana yang dimaksudnya tersebut. Karena anggota-anggota dari persamuan tidak mencapai kata sepakat mengenai apa yang dimaksud dengan aturan-aturan tidak mendasar, Maha Kassapa akhirnya menetapkan bahwa aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Buddha tidak diubah dan tidak ada aturan baru yang ditambahkan. Tidak ada alasan-alasan yang diberikan untuk itu. Maha Kassapa mengatakan sesuatu, bahwa: “Bila kita mengubah aturan-aturan, orang-orang akan berkata bahwa pengikut Yang Mulia Gautama telah mengubah aturan-aturan bahkan sebelum api pemakaman dinyalakan”. Dalam persamuan, dhamma terbagi atas beberapa bagian dan masing-masing bagian diserahkan kepada pengikut senior dan murid-muridnya untuk dihafalkan. Kemudian, dhamma diajarkan oleh guru kepada murid-muridnya secara lisan. Dhamma dibaca setiap hari oleh sekelompok murid yang sering memeriksa ulang satu sama lain untuk meyakinkan tidak ada yang terlewatkan atau ditambahkan. Para ahli sejarah sepakat bahwa tradisi penuturan lisan lebih akurat daripada tulisan yang dibuat oleh seseorang menurut apa yang diingatnya setelah beberapa tahun kejadian. Persamuan Agung Kedua Seratus tahun kemudian, persamuan kedua diadakan untuk mendiskusikan aturan-aturan vinaya. Tidak ada kebutuhan untuk mengubah aturan-aturan tiga bulan setelah parinibbana-nya Buddha karena kecilnya perubahan politik, ekonomi atau sosial dalam periode sesingkat ini pada masa itu. Tetapi 100 tahun kemudian, beberapa biku melihat kebutuhan untuk mengubah beberapa aturan tidak mendasar. Biku yang ortodoks mengatakan bahwa tidak ada yang perlu diubah sedangkan lainnya ingin mengubah aturan-aturan tersebut. Akhirnya, sekelompok iku meninggalkan persamuan dan mendirikan Mahasanghika – Kelompok Besar. Saat ketika masih dinamakan Mahasanghika, tidak dikenal yang namanya Mahāyāna. Dan pada persamuan kedua, hanya hal berhubungan dengan vinaya yang didiskusikan dan tidak ada perdebatan mengenai dhamma. Persamuan Agung Ketiga Pada abad ke-3 SM masa pemerintahan Raja Asoka, persamuan ketiga diadakan untuk mendiskusikan perbedaan pendapat di antara biku dari aliran-aliran berbeda. Pada persamuan ini, perbedaan-perbedaan tidak hanya dibatasi pada vinaya tetapi juga berhubungan dengan dhamma. Pada akhir dari persamuan ini, ketua persamuan, Monggaliputta Tissa, menulis satu buku berjudul Kathavatthu. Buku ini membuktikan adanya kesalahan mendasar serta pandangan dan teori yang salah yang dianut beberapa aliran. Ajarannya ini disetujui dan diterima persamuan ini sebagai Theravada. Abhidhamma Pitaka telah dimasukkan saat persamuan ini. Setelah persamuan ketiga, anak Asoka, biku Mahinda, membawa Tripitaka beserta penjelasan yang telah dibahas dalam persamuan ketiga ini ke Sri Lanka. Teks yang dibawa ini masih tersimpan sampai saat ini di Sri Lanka tanpa kehilangan satu halaman-pun. Teks tersebut ditulis dalam aksara Pali. Teks ini berpedoman pada bahasa Magadhi yang digunakan Buddha. Belum dikenal dengan apa yang dinamakan Mahāyāna hingga periode ini. Beberapa sumber mengatakan bahwa diadakan Persamuan Agung tandingan di pihak aliran bakal calon-Mahayana. Namun, faktanya aliran tersebut di kemudian hari termasuk ke dalam aliran-aliran yang "kurang" mendukung Mahāyāna, bahkan dapat dikatakan bersaing dengan Mahāyāna di India bagian utara. Munculnya Mahāyāna Antara abad 1 SM hingga 1 M, kedua istilah Mahāyāna dan Hinayana muncul di Sutra Saddharma Pundarika atau Sutra Teratai Ajaran Kebajikan. Kira-kira pada abad ke-2 M, Mahāyāna barulah didefinisikan secara jelas. Nagarjuna mengembangkan filosofi “kekosongan” Mahayana dan membuktikan bahwa segala sesuatunya adalah “Kosong” dalam buku kecil “Madhyamika-karika”. Kira-kira pada abad ke-4, Asanga dan Vasubandhu banyak menulis buku-buku Mahāyāna. Setelah abad ke-1 M, kaum Mahayana meneguhkan pendiriannya dan setelahnya istilah Mahāyāna dan Hinayana mulai dikenal. Pada abad ke-7, biksu asal Tiongkok, I-Tsing, menggambarkan situasi di India saat itu dengan kata-kata, "... Siapapun yang memuja Bodhisattva dan mempelajari sutra Mahāyāna disebut Mahayanis, sedangkan yang tidak disebut Hinayanist..." sedemikian sederhananya. Maka pada dasarnya dapat kita simpulkan bahwa istilah Hinayana tidak merujuk pada suatu aliran tertentu. Hinayana dan Theravada bukanlah suatu istilah yang sama. Theravada mengacu pada Buddhisme yang masuk ke Sri Lanka menjelang abad ke-3 SM di saat belum ada Mahāyāna pada masa itu. Aliran Hinayana dikembangkan di India dan terlepas eksistensi dari aliran Buddhisme yang ada di Sri Lanka. Saat sekarang tidak ada lagi aliran Hinayana di belahan dunia manapun. Oleh karena itu, pada tahun 1950 World Fellowship of Buddhists yang dibentuk di Kolombo secara mutlak memutuskan bahwa istilah Hinaya harus dikeluarkan bila mengacu pada Buddhisme yang ada sekarang di Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan lainnya. Inilah sejarah singkat mengenai Theravada, Mahayana dan Hinayana. Mahāyāna dan Theravada Perlu dicatat bahwa tidak ada perbedaan mendasar di antara ajaran Mahāyāna dan Theravada. Hal ini bisa dicermati dari ajaran yang sama persis mengenai: Diakuinya Buddha Sakyamuni sebagai Guru. Empat Kesunyataan Mulia. Delapan Jalan Tengah. Paticca-Samuppada atau Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan. Keduanya tidak mengakui adanya mahluk yang menciptakan atau mengatur dunia ini. Keduanya menerima Anicca, Dukkha, Anatta dan Sila, Samadhi, Panna. Ajaran di atas adalah ajaran paling mendasar dalam Buddhisme. Terdapat beberapa hal yang membuat keduanya berbeda. Banyak yang mengatakan bahwa Mahāyāna adalah untuk mencapai Bodhisattva yang membuka jalan menuju Kebuddhaan, di mana Theravada adalah untuk mencapai Arahat. Perlu digarisbawahi bahwa Buddha adalah juga seorang Arahat. Pacceka Buddha juga adalah Arahat. Seseorang pengikut bisa juga menjadi Arahat. Teks Mahāyāna tidak pernah menggunakan istilah Arahant-yana, jalan Arahat. Tetapi menggunakan tiga istilah: Boddhisattvayana, Prateka-Buddhayana dan Sravakayana. Dalam tradisi Theravada, ketiganya dikenal sebagai Bodhi. Ada yang berpendapat bahwa Theravada adalah egois karena mengajarkan orang untuk menyelamatkan diri sendiri. Apakah orang egois bisa mencapai Penerangan? Kedua aliran sama-sama menganut tiga yana atau bodhi tetapi menganggap Boddhisattva sebagai pencapaian tertinggi. Mahayana menciptakan Bodhisattva-Bodhisattva sedangkan Theravada menganggap seorang Bodhisattva adalah salah satu di antara kita yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk mencapai kesempurnaan, yang tujuan utamanya adalah Penerangan Sempurna untuk kebahagiaan mahluk di dunia. Teks-teks Mahāyāna sendiri menyebutkan bahwa tujuan para Bodhisattva ialah mencapai ke-Buddha-an demi menolong semua mahkluk, karena hanya dengan menjadi Buddha yang sempurna maka seseorang memiliki kemampuan mencerahkan mahkluk lain. Tanpa diri sendiri mencapai pencerahan terlebih dahulu, bagaimana mungkin dapat mencerahkan mahkluk lain? Dengan makin terbukanya informasi, saat ini makin banyak teks-teks Pali yang dapat diakses. Dan terbukti dalam tradisi Pali pun dapat ditemukan teks-teks mengenai jalan Bodhisattva dalam kumpulan cerita Jataka dan kitab komentar yang menyebutkan mengenai berbagai jenis Bodhi. Jadi, Theravada juga mengenal jalan Bodhisatta, jalan Sammasambodhi, setidaknya dalam bentuk kisah penyempurnaan 10 Parami. Ketidakpopuleran ide sammasambodhi ini tidaklah serta merta berarti Theravada tidak mengenal jalan Bodhisatta. Para guru besar berbagai aliran saat ini juga mengajarkan bahwa semua aliran Buddhis memiliki pendekatan berbeda, tetapi pada akhirnya akan mencapai realisasi yang sama. Bila debat filosofis terus dilanjutkan tentu semua aliran akan terus berpegang pada pandangan masing-masing. Akan tetapi saat semua melihat ke dalam realita, pengalaman langsung yang didapat dari praktik meditasi, maka semua akan mengalami realita yang demikian tak terbantahkan, anicca-anatta, pandangan terang yang mengakhiri dukkha. Tiga jenis Kebuddhaan Terdapat tiga jenis Buddha, yaitu: Samma Sambuddha yang mencapai penerangan sempurna dengan usahanya sendiri, Pacceka Buddha pada tingkat lebih rendah daripada Samma Sambuddha, dan Savaka Buddha yang adalah Arahat. Pencapaian Nibbana di antara ketiganya adalah sama. Hanya ada perbedaan untuk Samma Sambuddha yang mempunyai tingkatan dan kemampuan lebih dibanding keduanya. Beberapa orang berpikiran bahwa “Kosong” atau Sunyata yang diajarkan oleh Nagarjuna adalah murni ajaran Mahāyāna. Ide ini pada dasarnya muncul dari konsep Anatta atau “Tanpa-Aku”, dalam Patticasamuppada atau Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan, yang ditemukan dalam teks asli Pali Theravada. Suatu ketika Ananda bertanya kepada Buddha, “Orang-orang mengatakan kata Sunya. Apakah Sunya itu?” Buddha menjawab, ”Ananda, artinya adalah tiada aku, atau apapun yang berhubungan dengan aku di dunia ini. Oleh karena itu, dunia adalah kosong.” Ajaran ini diambil oleh Nagarjuna ketika ia menulis karya luar biasanya, “Madhyamika Karika”. Di samping ajaran Sunyata adalah konsep penyimpanan-kesadaran dari Mahāyāna yang berakar dari teks Theravada. Kaum Mahāyāna telah mengembangkannya ke dalam psikologi dan filosofi yang dalam. Penelusuran teks-teks karya Nagarjuna menunjukkan bahwa motivasi Nagarjuna mengembangkan ajaran Sunyata adalah demi menegaskan kembali ajaran Buddha. Ajaran Sunyata Nagarjuna disebut juga filosofi Jalan Tengah (Madhyamika), karena Nagarjuna menekankan bahwa Sunyata (Anatta) itu bebas dari ekstrem pandangan nihilisme dan eternalisme. Nagarjuna mengajarkan pentingnya memahami Sunyata dan Patticasamuppada sebagai satu kesatuan dalam filosofi Dua Kebenaran yang tak terpisahkan, yaitu kebenaran relatif dan mutlak. Referensi Lihat pula Agama Buddha Theravada - Hinayana Tantrayana - Vajrayana Golden Light Sutra Buddhisme Mazhab-mazhab Buddhisme Mahayana Budaya India Sejarah India Agama di Asia Konsep filosofi Buddha
Dalam agama Buddha, Bodhisattva Maitreya adalah Buddha yang akan datang. Dalam bahasa Tionghoa, Maitreya terkenal sebagai Mile Pusa (彌勒菩薩). Dalam agama Buddha diajarkan bahwa buddha merupakan sebuah gelar, sehingga Buddha bukanlah menunjuk kepada Buddha Sakyamuni saja. Buddha yang akan datang setelah Buddha Sakyamuni adalah Buddha Maitreya yang sekarang ini masih bergelar sebagai bodhisattva (calon Buddha). Maitreya bertempat tinggal di surga Tusita, yang merupakan tempat tinggal bagi para bodhisatva sebelum mencapai tingkat ke-buddha-an. Buddha Sakyamuni juga bertempat tinggal di sini sebelum terlahir sebagai Siddharta Gautama di dunia. Maitreya dalam literatur Buddha Gautama bukanlah Buddha yang pertama di dalam masa-dunia ini (masa-dunia atau kalpa; satu kalpa lamanya kurang lebih 4.320.000.000 tahun). Buddha-Buddha sebelumnya adalah Buddha Kakusandha, Buddha Konagamana, Buddha Kassapa, Buddha yang akan datang adalah Buddha Mettaya (Maitreya). Dalam Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya dikatakan bahwa: Di dalam Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra disebutkan juga: Maitreya di Tiongkok Pada zaman dinasti Liang (tahun 502 - 550) daratan Tiongkok berada dalam keadaan kacau, perang saudara dan perebutan kekuasaaan. Sehingga para penganut Buddha mengharapkan datangnya Maitreya sebagai penyelamat. Karena itulah lahir sekte Maitreya. Gambar Maitreya sebagai pangeran India yang gagah menjelma sebagai biksu gendut yang selalu senyum. Buddha Maitreya dipercayai lahir di provinsi Zhejiang sebagai biksu gendut yang disebut Pu Tai He Sang atau Biksu Berkantong Kain. Legenda mengatakan bahwa biksu ini sering berkelana membawa kantong kain pada permulaan abad ke-10. Dia juga dijuluki Buddha Ketawa, Buddha Mi Le, atau Mi Le Fo (Buddha yang akan datang). Ia dipercayai sebagai reinkarnasi Maitreya karena saat meninggal dia menulis syair: Seribu kalpa kelahiran untuk mengikat jodoh dengan umat manusia agar umat manusia mandiri dan tahu berbuat apa untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari alam sengsara dan di naungi oleh prana jubah emas Budha Maitreya agar tahan di jalan kebenaran. Galeri Pranala luar Proyek pembangunan patung raksasa Maitreya di Kushinagar, India Bodhisattva Maitreya di situs web Buddha Nature Buddhisme Bodhisatwa Tokoh agama Buddha
Brahmanisme adalah pelopor agama Hindu dan agama Buddha. Agama ini berkembang di India bagian utara di antara kalangan bangsa Arya yang datang ke India kira-kira 8.000 tahun silam. Ciri khas utama agama ini adalah siklus antara (kematian) dan kelahiran kembali (reinkarnasi) serta pembagian manusia dalam empat kasta yang berbeda. Kasta ini dalam Bahasa Sanskerta disebut warna. Lihat pula Dari Brahmanisme ke agama Hindu Agama Hindu
Waisak atau Waisaka (Pali; Sanskrit: Vaiśākha वैशाख) merupakan hari suci agama Buddha. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait dengan "Waishakha" dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai "hari Buddha". Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu: Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M., Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M. Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M. Tiga peristiwa ini dinamakan "Trisuci Waisak". Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama pada bulan Mei. Waisak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuno. Nama Waisak Dalam tradisi Buddhis Mahayana, hari waisak berasal dari bahasa Sanskerta, वैशाख (Vaiśākha), dan berasal dari variannya. Vesākha dikenal dengan nama Vesak atau Wesak (衛塞節) dalam bahasa Sinhala. Waisak juga dikenal dengan: बुद्ध पुर्णिमा/বুদ্ধ পূর্ণিমা Buddha Purnima atau बुद्ध जयंती/বুদ্ধ জয়ন্তী Buddha Jayanti di India, Bangladesh, dan Nepal, 花祭 (Hanamatsuri), juga terkait dengan Hari Bodhi di Jepang, 석가 탄신일 Seokka Tanshin-il (Hanja: 釋迦誕身日) di Korea, 卫塞 (Mandarin: Weisai), di komunitas berbahasa Tionghoa, Phật Đản di Vietnam, ས་ག་ཟླ་བ། Saga Dawa (sa ga zla ba) di Tibet, Visak Bochéa di Khmer, วันวิสาขบูชา Visakah Puja (atau Visakha Bucha) di Thai, (Kasone la-pyae Boda nei), harfiah: "Hari Bulan Purnama Kason," bulan kedua kalender Burma tradisional, Vixakha Bouxa di Lao, වෙසක් පසළොස්වක පෝය Vesak (Wesak) di Sri Lanka dan Malaysia. Perayaan Waisak Di Indonesia Perayaan Hari Waisak di Indonesia mengikuti keputusan WFB. Secara tradisional dipusatkan secara nasional di kompleks Candi Borobudur, desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah sebagai berikut: Pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan. Ritual "Pindapatta", suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/biksu oleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari. Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian. Hari Raya Waisak, bersamaan dengan Hari Raya Nyepi, ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983. Referensi Pranala luar Perayaan waisak 2564BE Secara Online di Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya Palembang Buddhisme Theravada Mahayana Vajrayana Waisak Waisak Hari libur di Indonesia
Mosalaparwa atau Mausalaparwa adalah buku keenam belas dari seri kitab Mahabharata. Adapun ceritanya mengisahkan musnahnya para Wresni, Andhaka dan Yadawa, sebuah kaum di Mathura-Dwaraka (Dwarawati) tempat Sang Kresna memerintah. Kisah ini juga menceritakan wafatnya Raja Kresna dan saudaranya, Raja Baladewa. Ringkasan isi Kitab Mosalaparwa Diceritakan bahwa pada saat Yudistira naik tahta, dunia telah memasuki zaman Kali Yuga atau zaman kegelapan. Ia telah melihat tanda-tanda alam yang mengerikan, yang seolah-olah memberitahu bahwa sesuatu yang mengenaskan akan terjadi. Hal yang sama dirasakan oleh Kresna. Ia merasa bahwa kejayaan bangsanya akan berakhir, sebab ia melihat bahwa banyak pemuda Wresni, Yadawa, dan Andhaka yang telah menjadi sombong, takabur, dan senang minum minuman keras sampai mabuk. Kutukan para brahmana Pada suatu hari, Narada beserta beberapa resi berkunjung ke Dwaraka. Beberapa pemuda yang jahil merencanakan sesuatu untuk mempermainkan para resi. Mereka mendandani Samba (putera Kresna dan Jembawati) dengan busana wanita dan diarak keliling kota lalu dihadapkan kepada para resi yang mengunjungi Dwaraka. Kemudian salah satu dari mereka berkata, "Orang ini adalah permaisuri Sang Babhru yang terkenal dengan kesaktiannya. Kalian adalah para resi yang pintar dan memiliki pengetahuan tinggi. Dapatkah kalian mengetahui, apa yang akan dilahirkannya? Bayi laki-laki atau perempuan?". Para resi yang tahu sedang dipermainkan menjadi marah dan berkata, "Orang ini adalah Sang Samba, keturunan Basudewa. Ia tidak akan melahirkan bayi laki-laki ataupun perempuan, melainkan senjata mosala yang akan memusnahkan kamu semua!" (mosala = gada) Kutukan tersebut menjadi kenyataan. Sang Samba melahirkan gada besi dari dalam perutnya. Atas perintah Raja Ugrasena, senjata itu kemudian dihancurkan sampai menjadi serbuk. Beberapa bagian dari senjata tersebut sulit dihancurkan sehingga menyisakan sepotong besi kecil. Setelah senjata tersebut dihancurkan, serbuk dan serpihannya dibuang ke laut. Lalu Sang Baladewa dan Sang Kresna melarang orang minum arak. Legenda mengatakan bahwa serbuk-serbuk tersebut kembali ke pantai, dan dari serbuk tersebut tumbuhlah tanaman seperti rumput namun memiliki daun yang amat tajam bagaikan pedang. Potongan kecil yang sukar dihancurkan akhirnya ditelan oleh seekor ikan. Ikan tersebut ditangkap oleh nelayan lalu dijual kepada seorang Jara seorang pemburu. Pemburu yang bernama Jara membeli ikan itu menemukan potongan besi kecil dari dalam perut ikan yang dibelinya. Potongan besi itu lalu ditempa menjadi anak panah. Musnahnya Wangsa Wresni, Andhaka, dan Yadawa Setelah senjata yang dilahirkan oleh Sang Samba dihancurkan, datanglah Batara Kala, Dewa Maut, dan ini adalah pertanda buruk. Atas saran Kresna, para Wresni, Yadawa dan Andhaka melakukan perjalanan suci menuju Prabhastirtha, dan mereka melangsungkan upacara di pinggir pantai. Di pantai, para Wresni, Andhaka dan Yadawa tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruk mereka, yaitu minum arak sampai mabuk. Dalam keadaan mabuk, Satyaki berkata, "Kertawarma, kesatria macam apa kau ini? Dalam Bharatayuddha dahulu, engkau telah membunuh para putera Dropadi, termasuk Drestadyumna dan Srikandi dalam keadaan tidur. Perbuatan macam apa yang kau lakukan?". Ucapan tersebut disambut oleh tepuk tangan dari Pradyumna, yang artinya bahwa ia mendukung pendapat Satyaki. Kertawarma marah dan berkata, "Kau juga kejam, membunuh Burisrawa yang tak bersenjata, yang sedang meninggalkan medan laga untuk memulihkan tenaga". Setelah saling melontarkan ejekan, mereka bertengkar ramai. Satyaki mengambil pedang lalu memenggal kepala Kertawarma di hadapan Kresna. Melihat hal itu, para Wresni marah lalu menyerang Satyaki. Putera Rukmini menjadi garang, kemudian membantu Satyaki. Setelah beberapa lama, kedua kesatria perkasa tersebut tewas di hadapan Kresna. Kemudian setiap orang berkelahi satu sama lain, dengan menggunakan apapun sebagai senjata, termasuk tanaman eruka yang tumbuh di sekitar tempat tersebut. Ketika dicabut, daun tanaman tersebut berubah menjadi senjata setajam pedang. Dengan memakai senjata tersebut, para keturunan Wresni, Andhaka, dan Yadu saling membunuh sesama. Tidak peduli kawan atau lawan, bahkan ayah dan anak saling bunuh. Anehnya, tak seorang pun yang berniat untuk meninggalkan tempat itu. Dengan mata kepalanya sendiri, Kresna menyadari bahwa rakyatnya digerakkan oleh takdir kehancuran mereka. Dengan menahan kepedihan, ia mencabut segenggam rumput eruka dan mengubahnya menjadi senjata yang dapat meledak kapan saja. Setelah putera dan kerabat-kerabatnya tewas, ia melemparkan senjata di tangannya ke arah para Wresni dan Yadawa yang sedang berkelahi. Senjata tersebut meledak dan mengakhiri riwayat mereka semua. Akhirnya para keturunan Wresni, Andhaka dan Yadu tewas semua di Prabhasatirtha, dan disaksikan oleh Kresna. Hanya para wanita dan beberapa kesatria yang masih hidup, seperti misalnya Babhru dan Bajra. Kresna tahu bahwa ia mampu menyingkirkan kutukan brahmana yang mengakibatkan bangsanya hancur, tetapi ia tidak mau mengubah kutukan Gandari dan jalannya takdir. Setelah menyaksikan kehancuran bangsa Wresni, Yadawa, dan Andhaka dengan mata kepalanya sendiri, Kresna menyusul Baladewa yang sedang bertapa di dalam hutan. Babhru disuruh untuk melindungi para wanita yang masih hidup sedangkan Daruka disuruh untuk memberitahu berita kehancuran rakyat Kresna ke hadapan Raja Yudistira di Hastinapura. Di dalam hutan, Baladewa meninggal dunia dalam tapanya. Kemudian keluar naga dari mulutnya dan naga ini masuk ke laut untuk bergabung dengan naga-naga lainnya. Setelah menyaksikan kepergian kakaknya, Kresna mengenang segala peristiwa yang menimpa bangsanya. Pada saat ia berbaring di bawah pohon, seorang pemburu bernama Jara (secara tidak sengaja) membunuhnya dengan anak panah dari sepotong besi yang berasal dari senjata mosala di dalam ikan yang telah dihancurkan. Ketika sadar bahwa yang ia panah bukanlah seekor rusa, Jara meminta ma'af kepada Kresna. Kresna tersenyum dan berkata, "Apapun yang akan terjadi sudah terjadi. Aku sudah menyelesaikan hidupku". Sebelum Kresna wafat, teman Kresna yang bernama Daruka diutus untuk pergi ke Hastinapura, untuk memberi tahu para keturunan Kuru bahwa Wangsa Wresni, Andhaka, dan Yadawa telah hancur. Setelah Kresna wafat, Dwaraka mulai ditinggalkan penduduknya. Hancurnya Kerajaan Dwaraka Ketika Daruka tiba di Hastinapura, ia segera memberitahu para keturunan Kuru bahwa keturunan Yadu di Kerajaan Dwaraka telah binasa karena perang saudara. Beberapa di antaranya masih bertahan hidup bersama sejumlah wanita. Setelah mendengar kabar sedih tersebut, Arjuna mohon pamit demi menjenguk paman dari pihak ibunya, yaitu Basudewa. Dengan diantar oleh Daruka, ia pergi menuju Dwaraka. Setibanya di Dwaraka, Arjuna mengamati bahwa kota tersebut telah sepi. Ia juga berjumpa dengan janda-janda yang ditinggalkan oleh para suaminya, yang meratap dan memohon agar Arjuna melindungi mereka. Kemudian Arjuna bertemu dengan Basudewa yang sedang lunglai. Setelah menceritakan kesdiahnnya kepada Arjuna, Basudewa mangkat. Sesuai dengan amanat yang diberikan kepadanya, Arjuna mengajak para wanita dan beberapa kesatria untuk mengungsi ke Kurukshetra. Sebab menurut pesan terakhir dari Sri Kresna, kota Dwaraka akan disapu oleh gelombang samudra, tujuh hari setelah ia wafat. Dalam perjalanan menuju Kurukshetra, rombongan Arjuna dihadang oleh sekawanan perampok. Anehnya, kekuatan Arjuna seoleh-oleh lenyap ketika berhadapan dengan perampok tersebut. Ia sadar bahwa takdir kemusnahan sedang bergerak. Akhirnya beberapa orang berhasil diselamatkan namun banyak harta dan wanita yang hilang. Di Kurukshetra, para Yadawa dipimpin oleh Bajra. Setelah menyesali peristiwa yang menimpa dirinya, Arjuna menemui kakeknya, yaitu Resi Byasa. Atas nasihat dia, para Pandawa serta Dropadi memutuskan untuk melakukan perjelanan suci untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Lihat pula Wresni (kisah hancurnya Wangsa Wresni) Bacaan lebih lanjut "Mosala, Mahaprastanika, Swargarohanika Parwa". Diterjemahkan oleh Ketut Nila. Penerbit Upada sastra. "Kepustakaan Jawa". Oleh Poerbatjaraka 1952 Shrimad Bhagawatam Pranala luar The Disappearance of the Yadu-dynasty Kitab Mahabharata
Asramawasikaparwa atau dalam versi Jawa Kuno disebut Asramawasanaparwa adalah buku ke 15 Mahabharata. Adapun kisah ceritanya adalah sebagai berikut: Sehabis perang Bharatayuddha, sang Drestarastra diangkat menjadi raja selama limabelas tahun di Astina. Ini bermaksud untuk menolongnya sebab putra-putra dan keluarganya sudah meninggal semua. Para Pandawa taat dan berbakti kepadanya dan menyanjung-nyanjungkannya supaya ia tidak teringat akan putra-putranya. Tetapi sang Wrekodara selalu merasa jengkel dan mangkel terhadapnya karena teringat akan perbuatan sang Duryodana yang selalu berbuat jahat. Maka kalau tidak ada orang sang Drestarastra dicaci maki olehnya dan ditunjukkan atas kesalah-salahannya. Akhirnya sang Drestarastra tidak tahan lagi karena merasa segan dan meminta diri kepada raja Yudistira akan pergi dan tinggal di dalam hutan. Lalu ia berangkat diantarkan oleh orang tua-tua: Arya Widura, dewi Gandari dan dewi Kunti. Selama dalam pertapaan para Pandawa pernah mengunjunginya namun tak lama kemudian sang Drestarastara meninggal karena api suci yang diciptakan tubuhnya ketika bertapa, disusul oleh para pengiringnya. Sumber Kapustakan Djawi oleh Poerbatjaraka, (1952) Kitab Mahabharata
Striparwa adalah buku ke-11 Mahabharata. Kitab ini tidak terdapat versi Jawa Kunanya. Kisah yang singkat ini menceritakan ratapan para istri-istri ksatriya yang telah tewas dalam peperangan Bharatayuddha. Mereka melaksanakan ritual sraddha. Kitab Mahabharata
Republik Rakyat Tiongkok (, disingkat RRT) atau secara umum disebut sebagai Tiongkok (di Indonesia) maupun China (di Dunia) adalah sebuah negara yang terletak di Asia Timur yang beribu kota di Beijing Negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia (sekitar 1,4 miliar jiwa, mayoritas merupakan suku Han) dan luas daratan 9,59 juta kilometer persegi, menjadikannya negara ke-3 terbesar di dunia. Negara ini didirikan pada tahun 1949 setelah berakhirnya Perang Saudara Tiongkok, dan sejak saat itu dipimpin dengan sistem 1 partai oleh sebuah partai tunggal, yaitu Partai Komunis Republik Rakyat Tiongkok (PKT). Sekalipun sering kali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tahun 1980-an. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai. Jadi kesimpulannya ideologi pemerintah Tiongkok adalah Komunisme tetapi ideologi ekonomi Tiongkok adalah Kapitalisme. Tiongkok Daratan adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok, tidak termasuk Hong Kong, Makau, dan sementara Republik Tiongkok/Taiwan mengacu pada entitas lain yang dulu pernah memimpin Tiongkok Daratan sejak tahun 1912 hingga terusirnya pada Perang Saudara Tiongkok ke Pulau Formosa dan pulau sekitarnya pada tahun 1949. Namun Republik Tiongkok/Taiwan berhasil bertahan dan mempertahankan sisa wilayahnya hingga saat ini. Saat ini Republik Tiongkok/Taiwan hanya memimpin pulau Formosa dan pulau sekitarnya. Republik Rakyat Tiongkok mengklaim wilayah milik Republik Tiongkok/Taiwan namun tidak memerintahnya, sedangkan Republik Tiongkok/Taiwan mengklaim kedaulatan terhadap seluruh Tiongkok daratan yang saat ini dikuasai Republik Rakyat Tiongkok. Pemerintahan Tiongkok sejak zaman dahulu sampai terbagi dua di zaman sekarang memiliki ekonomi paling besar dan paling kompleks di dunia selama lebih dari dua ribu tahun dan belasan dinasti Kekaisaran Tiongkok, beserta dengan beberapa masa kejayaan dan kejatuhan. Sejak diperkenalkannya reformasi ekonomi tahun 1978 oleh Presiden Deng Xiaoping, Republik Rakyat Tiongkok menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Per 2013, negara ini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia berdasarkan total nominal GDP dan PPP, serta menjadi eksportir dan importir terbesar di dunia. Republik Rakyat Tiongkok adalah negara yang memiliki senjata nuklir dan memiliki tentara aktif terbesar dunia, dengan belanja militer terbesar kedua dunia. Republik Rakyat Tiongkok menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1971, di mana ia menggantikan dan mengusir Republik Tiongkok/Taiwan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Republik Rakyat Tiongkok juga menjadi anggota berbagai macam organisasi lain seperti WTO, APEC, BRICS, Shanghai Cooperation Organization, BCIM dan G-20. Republik Rakyat Tiongkok adalah kekuatan besar di Asia, dan menjadi negara super yang potensial menurut beberapa pengamat. Sejarah Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Tiongkok antara Partai Komunis Tiongkok dan Partai Nasionalis Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Tiongkok Daratan dan kemudian mendirikan Republik Rakyat Tiongkok/Cina. Sedangkan Kuomintang mengundurkan diri ke pulau Formosa dan melanjutkan pemerintahan Republik Tiongkok dan beberapa pulau-pulau di sekitarnya yang berhasil dipertahankan. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Tiongkok dan mendirikan sebuah negara komunis, namun tidak mencoba untuk menghabisi Republik Tiongkok seluruhnya. Para pendukung kebijakan Maoisme mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Republik Rakyat Tiongkok dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat perkembangan Republik Rakyat Tiongkok dan menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao. Mereka mengatakan bahwa kelaparan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan jumlah kematian akibat kelaparan tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek (1928-1949). Meskipun begitu, para kritikus kebijakan Mao mengatakan bahwa pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Tiongkok masa lalu. Lompatan Jauh ke Depan, pada khususnya, mendahului periode kelaparan yang besar di Republik Rakyat Tiongkok yang, menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 45 juta orang dalam waktu 4 tahun Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Republik Rakyat Tiongkok. Tak lama sesudah itu Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan. Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawan-lawannya sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Republik Rakyat Tiongkok. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai perpindahan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok menuju sistem berbasiskan pasar. Para pendukung reformasi keuangan–biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan–menunjukkan bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah (khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur, persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa. Para pengkritik reformasi ekonomi menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Republik Rakyat Tiongkok telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam. Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Tiongkok tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet. Pendukung kebijakan ini menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut. Republik Rakyat Tiongkok mengadopsi konstitusi pada 4 Desember 1982 yang digunakan hingga kini. Geografi RRT ialah negara terbesar ke-3 di dunia setelah Rusia, Kanada, dan wilayahnya mencakup daratan yang sangat luas di bekas Peradaban Lembah Sungai Kuning. Di timur, bersama dengan pantai Laut Kuning dan Laut Tiongkok Timur, ditemukan luas dan padat yang di tempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Tiongkok Selatan lebih bergunung-gunung dan Republik Rakyat Tiongkok bagian selatan didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur ditemukan delta 2 sungai utama Republik Rakyat Tiongkok, Huang He (Sungai Kuning) dan Chang Jiang (Sungai Panjang). Sungai-sungai utama lainnya ialah Zhu Jiang, Songhua Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur. Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di Republik Rakyat Tiongkok Gunung Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Gurun Taklamakan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali pertanian yang rendah membuat badai debu telah menjadi biasa dalam musim semi di Republik Rakyat Tiongkok. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Republik Rakyat Tiongkok, Gurun Gobi telah dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang memengaruhi Tiongkok dan bagian Asia Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan utara telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat. Pengurusan air sungai (seperti pembuangan sisa tinja, pencemaran oleh kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara lain. Politik Menurut definisi resminya, RRT merupakan suatu negara komunis karena ia memang merupakan negara komunis pada abad ke-20 yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya lagi sebagai negara komunis. Tiada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu sebab masalah ini ada adalah karena sejarahnya, Negara Tiongkok dulu merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Konfusianisme. Setelah era monarki berakhir pada tahun 1911, Tiongkok diperintah secara otokratis oleh Partai Nasionalis Kuomintang (Republik Tiongkok/Taiwan) dan beberapa panglima perang. Kemudian setelah 1949, Tiongkok terbagi dua dan Republik Tiongkok/Taiwan tersingkir ke Pulau Formosa dan PKT berhasil menguasai Tiongkok Daratan dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok dan pemerintahan Tiongkok Daratan dilanjutkan oleh Partai Komunis Tiongkok. Pemerintah RRT sering dikatakan sebagai otokratis dan komunis namun ideologi ekonominya menganut Kapitalis bukan sosialis seperti negara Komunis lainnya seperti Uni Soviet, Korea Utara, Kuba, dll. Itulah yang membuat ekonomi Republik Rakyat Tiongkok maju seperti negara-negara sekutu Amerika Serikat lainnya. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara Republik Rakyat Tiongkok semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara yang demokratis, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu. Pemerintah RRT dikawal oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan pemimpin negara dipilih langsung oleh Partai melalui Kongres. Walaupun terdapat sedikit-banyak gerakan ke arah liberalisasi, seperti pemilihan umum yang sekarang diadakan di tingkat desa dan sebagian badan perwakilan, partai ini terus memiliki mengawasi, terutama atas pemilihan jabatan-jabatan pemerintahan. Walaupun negara menggunakan cara otokratis untuk mengusir elemen-elemen penentangan terhadap pemerintahannya, pada masa yang sama pemerintah juga mencoba mengurangi penentangan dengan memajukan ekonomi, membenarkan tunjuk perasaan pribadi, dan melayani para penentang yang dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah secara lebih adil. Penyaringan terhadap dakwah-dakwah politik juga rutin, dan RRT secara tegas menghapuskan protes atau organisasi apa pun yang dianggapnya berbahaya terhadap pemerintahannya, seperti yang terjadi di Demonstrasi Tiananmen pada tahun 1989. Akan tetapi, media republik rakyat ini semakin aktif menyiarkan masalah sosial dan menghebohkan gejala 'penyogokan' di peringkat bawahan pemerintahan. RRT juga begitu berhasil menghalangi gerakan informasi, dan ada masanya mereka terpaksa mengganti polisi mereka sebagai tindakan balas terhadap protes rakyat. Walaupun penentangan berstruktur terhadap PKT tidak dibenarkan sama sekali, demonstrasi rakyat semakin lama semakin kerap dan dibiarkan. Popularitas Partai di kalangan rakyat sukar diukur, karena tiada pemilu di tingkat nasional, dan apabila orang Republik Rakyat Tiongkok ditanya secara sendirinya pula, ada sebagian yang menyokong dan ada pula yang membangkang, namun sebagian besar menolak mengomentari masalah politik. Secara umum, banyak dari mereka yang suka akan peranan pemerintahan mengabadikan stabilitas, yang membolehkan ekonomi maju tanpa masalah apa pun. Antara masalah-masalah politik yang utama di Republik Rakyat Tiongkok adalah kesenjangan sosial di antara kaya dan miskin dan gejala suap yang berlaku karena biokrasi pemerintahan. Terdapat juga partai politik yang lain di RRT, walaupun mereka hanya sekadar sub-partai atau partai yang rapat dengan PKT. PKT mengadakan dialog dengan mereka melalui suatu badan perhubungan khusus, yang dinamai Dewan Perhubungan Cadangan Rakyat Tiongkok yang dipertimbangkan RRT. Cara ini lebih disukai pemerintahan dibandingkan pemilu. Kendati begitu, partai ini secara totalnya tidak memberi kesan apa pun terhadap polisi dan dasar-dasar kerajaan. Fungsi badan perhubungan khusus ini lebih kepada mata luaran CPP, walaupun terdapat pengawai badan ini di semua tingkat pemerintahan. Hubungan luar negeri Republik Rakyat Tiongkok mempertahankan hubungan diplomatik dengan hampir seluruh negara di dunia, namun menetapkan syarat bahwa negara-negara yang ingin menjalin kerja sama diplomatik dengannya harus menyetujui klaim Republik Rakyat Tiongkok terhadap Republik Tiongkok/Taiwan dan memutuskan hubungan resmi dengan pemerintah Republik Tiongkok/Taiwan. Republik Rakyat Tiongkok/Cina juga secara aktif menentang perjalanan ke luar negeri yang dilakukan pendukung kemerdekaan Taiwan seperti Lee Teng-hui dan Chen Shui-bian serta Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14. Pada 1971, Republik Rakyat Tiongkok/Cina menggantikan Republik Tiongkok/Taiwan sebagai wakil untuk "Tiongkok" di PBB dan sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Republik Rakyat Tiongkok juga pernah menjadi anggota Gerakan Non-Blok, dan kini tetap berperan sebagai anggota pengamat. Banyak dari kebijakan luar negerinya yang sekarang didasarkan pada konsep kebangkitan Tiongkok yang damai walaupun tidak selalu demikian. Hubungan Tiongkok-Amerika Serikat telah rusak dan diperbaiki beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir. Pada bulan Mei tahun 1999, suatu pesawat perang B-2 Stealth Bomber menjatuhkan tiga buah bom yang setiap masing-masing berbobot 900 kg atas kantor kedutaan besar Republik Rakyat Tiongkok di kota Beograd semasa pergolakan Kosovo. Bom-bom ini membunuh tiga warganegara Republik Rakyat Tiongkok yang bekerja di kedutaan terkait. Amerika Serikat yang enggan bertanggung jawab atas kejadian yang disifatinya sebagai 'bencana' itu mengatakan bahwa hal itu adalah kesalahan menggunakan peta lama yang memberi maklumat tidak betul tentang kedudukan bangunan itu sebagai pangkalan senjata pemerintahan Yugoslavia. Pemerintah RRT tidak puas dengan penjelasan ini dan mendakwa bahwa hal itu sengaja dilakukan. Pada bulan April tahun 2001 pula, kapal terbang pengintip milik Amerika bernama EP-3E Aries II yang berada di atas pulau Hainan di Republik Rakyat Tiongkok bertemu dengan pesawat jet Republik Rakyat Tiongkok yang memperhatikan gerak-geriknya. Pesawat Republik Rakyat Tiongkok terkait terhempas dan pemandunya terbunuh saat kapal pengintip AS terpaksa mengadakan pendaratan darurat di pulau Hainan. Cerita Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok mengenai kejadian ini berbeda sedikit kandungannya. Versi AS menyatakan bahwa pesawatnya berada di atas lautan internasional sedangkan RRT mendakwa ia berada di atas Zona Ekonomi Eksklusifnya. Kedua belah pihak menyalahkan pihak lawan bertanggung jawab atas insiden ini. 24 anak kapal Amerika ditahan selama 12 hari sebelum dilepaskan dan kejadian ini memberi dampak pada hubungan diplomatik kedua negara. Satu lagi perkara terkait dengan laporan Cox, yang mendakwa pengitipan RRT telah mengkompromi rahasia-rahasia nuklir Amerika Serikat selama beberapa dekade. Hubungan Tiongkok-Jepang sering kali dibelenggu masalah karena Republik Rakyat Tiongkok mengklaim wilayah milik Jepang. Contohnya seperti Kepulauan Senkaku yang kemudian diklaim oleh Republik Rakyat Tiongkok hanya karena sebelumnya tersiar berita/informasi bahwa di kepulauan tersebut ternyata kaya akan sumber daya alam (SDA). Selain itu, Republik Rakyat Tiongkok terlibat dalam beberapa pertentangan wilayah lainnya: Pulau Formosa, wilayah Republik Tiongkok/Taiwan, diklaim Republik Rakyat Tiongkok. (Lihat pula: Status politik Republik Tiongkok/Taiwan) Aksai Chin, dikuasai RRT, diklaim oleh India Kepulauan Paracel, dikuasai RRT, diklaim oleh Vietnam dan RT Kepulauan Spratly, dipertentangkan antara RRT, RT, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam Kepulauan Senkaku, wilayah Jepang, diklaim oleh Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok Arunachal Pradesh/Tibet Selatan, wilayah India, diklaim oleh RRT Pada tahun 2004, negara Rusia setuju untuk menyerahkan Kepulauan Yinlong dan sebagian Kepulauan Heixiazi kepada RRT, dan sekaligus menamatkan percekcokan perbatasan antara kedua negara itu. Kedua pulau ini terletak di antara persimpangan sungai Amur dan sungai Ussuri, dan sebelum itu diatur oleh Rusia dan dituntut oleh RRT. Perkara ini sepatutnya merapatkan dan mengeratkan persahabatan antara kedua negara, akan tetapi terdapat sedikit rasa tidak puas hati dari kedua belah pihak. Orang Rusia menyifati pemberian itu sebagai kelemahan pemerintahannya mempertahankan tanah yang dirampas semasa Perang Dunia II. Petani Cossack di Khabarovsk juga tidak suka dengan kehilangan tanah olahan mereka sementara berita tentang perjanjian ini di Tiongkok Daratan disaring oleh pemerintah RRT. Sebagian komunitas Tiongkok di Republik Tiongkok dan orang Tiongkok yang dapat mengatasi saringan ini mengkritik perjanjian ini dan menyifatinya sebagai pengakuan pemerintahan Rusia atas Mongolia Luar yang diserahkan oleh Dinasti Qing saat kalah perang di bawah Perjanjian Tidak Sama Rata termasuk Perjanjian Aigun pada tahun 1858 dan Konvensi Peking pada tahun 1860 masa terdahulu sebagai pengganti penggunaan ekslusif minyak mentah Rusia. Perjanjian ini telah disahkan oleh Kongres Nasional Rakyat Tiongkok dan Duma Negara Rusia tetapi tidak terlaksana hingga kini. menjadi populer untuk sejumlah nasionalis yang ekstrem untuk menuntut Mongolia, Tuva, Manchuria Luar, Kepulauan Ryukyu, Bhutan, Lembah Hukawng di utara Myanmar dan kawasan timur laut Danau Balkhash di Asia Tengah.--> Militer Republik Rakyat Tiongkok mempunyai pasukan tentara terbesar di dunia yang disebut Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA), walaupun bukan bujet militer terbesar (yang dipegang oleh Amerika Serikat), meski ada kepercayaan umum baik di dalam kalangan PLA maupun pengamat luar bahwa jumlah bukanlah ukuran kekuatan militer yang baik. Fakta itu membuat membuatkan kebanyakan organisasi hak asasi manusia merasa geram dan sangsi dengan kata-kata Republik Rakyat Tiongkok yang menginginkan keamanan, sekalipun telah disetujui di dalam dan di luar Republik bahwa kemampuan tentara RRT melaksanakan operasi ketenteraan di luar kawasan jajahannya terbatas dan jumlah anggota tidak begitu berguna untuk menentukan kekuatan tentaranya. Memperkirakan dana militer Republik Rakyat Tiongkok akan menghasilkan berbagai angka-angka yang berbeda berdasarkan apa yang dianggap militer, bagaimana mengartikan informasi terbatas yang tersedia, dan bagaimana seseorang menghadapi faktor-faktor nilai tukar mata uang. Perkiraan-perkiraan yang ada memberikan nilai US$9 miliar sebagai yang terendah dan US$60 miliar sebagai yang tertinggi (dari segi paritas daya beli) pada tahun 2003; jumlah US$60 miliar tersebut membuat Tiongkok sebagai negara kedua terbesar setelah Amerika Serikat yang mempunyai dana anggaran US$400 miliar (hampir 7x lipat). Pembelanjaan militer republik ini pada tahun 2005 adalah AS$ 30 miliar, tetapi ini tidak termasuk uang yang digunakan untuk pembelian senjata luar, kajian dan pembangunan ketentaraan, ataupun paramiliter (Polisi RRT), dan kritikus menjulukinya sebagai percobaan yang sengaja dilakukan untuk menipu dunia. Baru-baru ini satu kajian RAND di halaman situs ini memperkirakan bahwa perbelanjaan militer republik yang sebenarnya adalah 1,4-1,7 kali lipat lebih besar daripada pengeluaran resminya.Akan tetapi, tentara Amerika juga mencoba menipu dengan pengeluarannya dengan sengaja mengeluarkan perbelanjaannya di Afghanistan dan Irak daripada belanja Kantor Pertahanan resminya. Lihat Tiongkok, meski mempunyai sistem senjata nuklir dan pengiriman yang maju, secara luas dipandang hanya mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengerahkan kekuatan militernya ke luar Tiongkok dan tidak dianggap sebagai sebuah adidaya meski sering dianggap sebagai kekuatan regional yang besar. Hal ini dikarenakan kebanyakan peralatan senjata yang digunakan oleh Republik Rakyat Tiongkok masih kuno dan perlu dimodernkan dari segi standar Amerika Serikat. Akan tetapi ia masih dilihat sebagai kuasa setingkat adidaya regional. Angkatan udaranya masih memerlukan pesawat perang pengangkut dan kebanyakan pesawat perangnya sudah ketinggalan zaman. Penganggaran menujukan bahwa perbelanjaannya yang berjumlah AS$56 miliar merupakan yang ketiga terbesar setelah Amerika Serikat (lebih dari AS$ 400 miliar untuk tahun anggaran 2005-2006) dan Rusia. Lihat juga: Anggaran militer Tiongkok. Pembagian administratif Republik Rakyat Tiongkok mempunyai kontrol administratif terhadap 22 provinsi (省); pemerintah RRT menganggap Taiwan (台湾) sebagai provinsi ke-23 (lihat Status politik Taiwan untuk keterangan lebih lanjut). Pihak pemerintah juga mengklaim Laut Tiongkok Selatan yang kini masih diperebutkan. Selain dari provinsi-provinsi tersebut, terdapat juga 5 daerah otonomi (自治区) yang berisi banyak etnis minoritas; 4 munisipalitas (直辖市) untuk kota-kota terbesar Tiongkok dan 2 daerah administratif khusus (SAR) (特别行政区) yang diperintah RRT. Berikut adalah daftar wilayah pembagian administratif yang di bawah kontrol RRT. Provinsi Anhui (安徽) Fujian (福建) Gansu (甘肃) Guangdong (广东) Guizhou (贵州) Hainan (海南) Hebei (河北) Heilongjiang (黑龙江) Henan (河南) Hubei (湖北) Hunan (湖南) Jiangsu (江苏) Jiangxi (江西) Jilin (吉林) Liaoning (辽宁) Qinghai (青海) Shaanxi (陕西) Shandong (山东) Shanxi (山西) Sichuan (四川) Yunnan (云南) Zhejiang (浙江) Taiwan (台湾) (dipertikaikan) Munisipalitas Beijing (北京) Chongqing (重庆) Shanghai (上海) Tianjin (天津) Daerah otonomi Guangxi (广西) Mongolia Dalam (内蒙古) Ningxia (宁夏) Xinjiang (新疆) Tibet (西藏) Daerah administratif khusus (香港) (澳门) Struktur pemerintahan Ekonomi Per 2013, Tiongkok adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia menurut nominal GDP dengan jumlah US$9.469 triliun menurut International Monetary Fund. Jika dihitung menurut keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP), ekonomi Tiongkok juga berada di posisi kedua, dengan nilai US$16,149 triliun. Tahun 2013, PDB PPP per kapitanya adalah US$11.868, sedangkan PDB per kapitanya US$6.959. Dalam hal ini, menempatkan Tiongkok pada urutan 90 dari 183 negara dalam peringkat PDB per kapita. Republik Rakyat Tiongkok mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Tiongkok. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Tiongkok telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tetapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis. Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang manajer dalam industri, mengizinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Ke arah ini pemerintah mengganti ke sistem pertanggungjawaban para keluaga dalam pertanian dalam penggantian sistem lama yang berdasarkan penggabungan, menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam industri, dan membolehkan berbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, dan membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing. Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Tiongkok daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran. Pemerintah RRT tidak suka menekankan kesamarataan saat mulai membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi dan memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi, untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Kawasan Ekonomi Khusus di mana hukum investasi direnggangkan untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 miliar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Tiongkok menjadi ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai tukar dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Tiongkok adalah $1.300. Perkembangan ekonomi Tiongkok diyakini sebagai salah satu yang tercepat di dunia, sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah Tiongkok. Ini menjadikan Tiongkok sebagai fokus utama dunia pada masa kini dengan hampir semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Tiongkok, ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Tiongkok sejak tanggal 1 Januari 2002 telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia. Tiongkok daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi pengurus-pengurus perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Tiongkok biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRT ini sering kali terpaksa bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang dan serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka. Pada akhir 2001, tarif listrik rata-rata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 yuan (9 sen Amerika) per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Tiongkok daratan 0,368 yuan (4 sen AS). Tiongkok resmi menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun, diyakini banyak produsen ekspor Tiongkok menerima banyak subsidi lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk agkrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Tiongkok telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000. Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek ekonomi Tiongkok. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan ke atas harga dalam ekonomi. Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor. Tiongkok mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak "preferensial" dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui. Ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat sejumlah $125 miliar pada 2002; ekspor Amerika ke Tiongkok sejumlah $19 miliar. Perbedaan ini desebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika mengonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang Tiongkok yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan sekalipun rakyat RRT ingin membeli barangan buatan Amerika, mereka tidak dapat berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah pertukaran valuta yang tidak menguntungkan antara Yuan Tiongkok dan dolar AS yang "dikunci" karena RRT mengikatkannya kepada kadar tetap 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Tiongkok mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari. . Ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Tiongkok. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRT sudah tentu akan menguasai sebagian besar pasaran baju dunia. Meski jumlah populasinya sangat besar, ini masih hanya memberikan PNB rata-rata per orang hanya sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari PNB Tiongkok, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%. Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan, sebuah perbedaan yang telah melebar di dekade terakhir. Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang sejarahnya, RRT mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai, Dalam sebagian statistik, pada pengujung abad ke-16 sekalipun, RRT mempunyai sepertiga PDB. Amerika Serikat yang gagah pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika Anda membuat perbandingan sejarah ini, tiga atau empat ratus tahun terdahulu, Tiongkok tentulah kuasa terbesar dunia. Percobaan mewujudkan kembali keadaan yang membanggakan ini sudah tentu adalah salah suatu tujuan orang Tiongkok. Maka tidak mengherankan fenomena kebanjiran orang bukan Tiongkok dunia yang lain mau mempelajari Bahasa Tionghoa ini dan kegeraman Amerika dan Barat terhadap Tiongkok secara umum terjadi pada skenario politik dunia pada hari ini. Akan tetapi, jurang pengagihan kekayaan di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman Tiongkok masih amat besar. Untuk menandingi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah melaksanakan strategi Pembangunan Tiongkok Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Tiongkok Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Tiongkok Tengah pada tahun 2004, semuanya bertujuan membantu kawasan pedalaman Tiongkok turut membangun bersama. Teknologi dan sains Setelah pertikaian RRT-Soviet, negara Tiongkok mulai mendirikan program pencegahan nuklir dan sistem transportasi angkasanya sendiri. Hasil kebijakan ini adalah peluncuran satelit Dong Fang Hong I pada tahun 1970, satelit Tiongkok yang pertama. Ini menjadikannya sebagai negara kelima yang meluncurkan satelit luar angkasanya sendiri. Negara ini merencanakan program angkasa berawak di awal 70-an, dengan "Proyek 714" dan kendaraan angkasa berawak Shuguang yang diharapkan. Karena serentetan kemunduran politik dan ekonomi, program penerbangan berawak tak pernah terlaksana baik sampai 2003. Walau bagaimanapun, pada tahun 1992 Projek 921 dibenarkan dan pada 19 November 1999, roket tidak beranak kapal Shenzhou 1 diluncurkan, ujian pertama roket negara ini. Setelah tiga kali percobaan, Shenzhou 5 diluncurkan pada 15 Oktober 2003 dengan roket Long March 2F dan berawak Yang Liwei yang menjadikan Tiongkok negara ketiga yang meluncurkan manusia ke luar angkasa setelah Amerika Serikat dan Rusia. Misi kedua, Shenzhou 6 diluncurkan pada 12 Oktober 2005. Beberapa ahli menganggap kendaraan udara berawak Shenzhou berdasarkan pada kendaraan luar angkasa Soyuz Rusia. Akan tetapi, para pakar Tiongkok menunjukkan bahwa ia bukan sedemikan rupa dan pada peringkat awal Projek Apollo rancangan yang serupa dicadangkan NASA. Demografi Secara resmi RRT memandang dirinya sendiri sebagai satu bangsa (Tionghoa) yang multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Tiongkok. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa vernakular Tionghoa, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Tionghoa yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara. Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Theravada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 7% penduduk Kristen dan 1% penduduk Islam di negara ini. Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya, RRT telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas non-Han dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman boleh memiliki 2 anak, ketika yang pertama wanita. Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak telantar ini, akan tetapi hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak yatim itu. RRT telah mengintitusikan program pengambilan anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk mengangkat mereka, tetapi program ini metampakkan hasil yang tidak memuaskan. Tahun 2000 berlalu dengan perbandingan jenis kelamin 117 lelaki: 100 perempuan yang tinggi berbanding perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa dibandingkan dengan sebagian tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun perbandingan ini dikatakan ada karena seksisme, baru-baru ini ia dikaitkan dengan penyakit hepatitis juga. Pemerintah RRT sedang mencoba mengurangi masalah ini dengan menekankan harkat para wanita dan telah melangkah sepanjang mencegah penyedia medis dari memperlihatkan pada para orang tua jenis kelamin bayi yang diharapkan. Hasil perbandingan yang tidak seimbang ini mewujudkan 30-40 juta lelaki yang tidak bisa mendapatkan pasangan hidup. Banyak dari lelaki ini yang mencari gadis idaman mereka di negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam beberapa kasus, gadis-gadis diculik dan dijual sebagai isteri di perkampungan yang jauh. Kesehatan umum Tiongkok juga tidak terlepas dari beberapa masalah kesehatan umum yang sedang meningkat, seperti negara-negara lainnya. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara dan air, wabah HIV-AIDS yang sedang meluas dan jutaan perokok. Wabah HIV, ditambah dengan jalur infeksi yang biasa, meluas pada masa lalu karena praktik tidak bersih yang digunakan dalam pengumpulan darah di daerah pedesaan. Masalah tembakau dipersulit dengan fakta bahwa kebanyakan penjualan rokok dimonopoli pemerintah. Pihak pemerintah, yang bergantung kepada pendapatan dari penualan rokok, terlihat ragu dalam responsnya terhadap masalah tembakau dibandingkan dengan masalah kesehatan umum lainnya. Hepatitis B mewabah di Tiongkok Daratan, dengan mayoritas dari penduduk menyebarkan penyakit tersebut; 10% di antaranya terpengaruh parah. Seringkali ini menyebabkan gagal lever atau kanker hati, sesuatu yang merupakan penyebab kematian yang umum di Tiongkok. Hepatitis B juga diketahui sebagai sumber kurangnya perempuan yang dilahirkan berbanding lelaki, dan ini juga menerangkan sebabnya jumlah bilangan lelaki jauh melebihi wanita di Tiongkok. Pada bulan November 2002, virus seperti pneumonia yaitu penyakit SARS menyerang provinsi Guangdong. Walau bagaimanapun, pada peringkat awal penyakit itu merebak, Tiongkok telah menyensor dan menyaring berita mengenainya kepada dunia luar, sekaigus menyebabkan penyakit itu merebak ke Hong Kong, Vietnam dan negara lain melalui pelancong internasional. Di Tiongkok, 5.327 kasus dilaporkan dan 348 kematian disahkan, menjadikan negara ini yang paling parah diserang. Pada penghujung 2004 dan 2005 jumlah kasus semakin berkurang, kendatipun begitu pada 19 Mei 2004, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa RRT terbebas dari penyakit SARS. Satu lagi masalah yang dihadapi Tiongkok adalah flu burung dan bakteri Streptococcus suis. Penyakit flu telah diketahui bersumber dari burung-burung setempat dan beberapa penduduk, dan para ilmuwan memperkirakan bahwa virus ini akan menyebabkan pandemi besar yang akan menjejaskan rantau ini jika cara perebakanya berindah dari burung-manusia ke manusia-manusia. Streptococcus suis pula masih terbatas di provinsi Sichuan. Pada tahun 2008, hampir 100.000 penduduk tewas akibat sebuah skandal susu. Budaya Norma tradisional Tiongkok diperoleh dari versi ortodoks Konfusianisme, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman dulu. Akan tetapi keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing, umpamanya, kekaisaran Tiongkok terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam banyak hal tidak serupa dengan Kong Hu Cu, dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim dan perasaan moral individu dihalangi oleh pemikir ortodoks. Sekarang, adanya neo-Konfusianisme yang berpendapat bahwa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar dengan nilai-nilai tradisional Konfuciusme 'Asia'. Para pemimpin yang memulai langkah-langkah untuk mengubah masyarakat Tiongkok setelah berdirinya RRT pada 1949 dibesarkan dalam lingkungan tua dan telah diajarkan norma hidup sesuai dengan lingkungan hidupnya. Meskipun mereka merupakan revolusioner yang mampu beradaptasi dengan zamannya, mereka tidak ingin mengubah budaya Tiongkok secara besar-besaran. Sebagai pemerintah langsung, para pemimpin RRT mengganti aspek tradisional seperti kepemilikan tanah di desa dan pendidikan tetapi masih menyisakan aspek-aspek lainnya, misalnya struktur keluarga. Kebanyakan pemerhati luar berpendapat bahwa waktu setelah 1949 bukanlah sesuatu yang berbeda di RRT dibandingkan dengannya sebelum itu, malah merupakan penerusan cara hidup yang berpegang pada nilai-nilai lama masyarakat Tiongkok. Pemerintah baru diterima tanpa protes apa pun karena pemerintahan baru dianggap "mendapat mandat dari surga" untuk memerintah, mengambil-alih pucuk kepemimpinan dari kekuasaan lama. Seperti pada zaman lampau, pemimpin seperti Mao Zedong telah disanjung. Pergantian dalam masyarakat RRT tidak konsisten seperti yang didakwa. Sepanjang masa pemerintahan RRT, banyak aspek budaya tradisi Tiongkok seperti seni lukis, peribahasa, bahasa, dan sebagainya yang lain telah coba dihapus oleh pemerintah seperti yang terjadi pada Revolusi Kebudayaan karena didakwa kolot, feodal dan berbahaya. Semenjak itu, Tiongkok telah menyadari kesalahannya dan mencoba untuk memulihkannya semula, seperti reformasi Opera Beijing untuk menyuarakan propaganda komunisnya. Dengan berlalunya waktu, banyak aspek tradisi Tiongkok telah diterima kerajaan dan rakyatnya sebagai warisan dan sebagian jati diri Tiongkok. Dasar-dasar resmi pemerintah kini dibuat berlandaskan kemajuan dan penyambung peradaban Tiongkok sebagai sebagian identitas bangsa. Nasionalisme juga diterapkan kepada pemuda untuk memberi legitimasi kepada pemerintahan Partai Komunis Tiongkok. Olahraga Olimpiade Beijing 2008 diadakan di Beijing pada 8-24 Agusutus 2008 yang menjadi Olimpiade termegah dan terbesar hingga saat itu, dibuka pada tanggal 8 bulan 8 pukul 08:08:08 malam (angka 8 diasosiasikan dengan kemakmuran dalam kebudayaan Tiongkok). Logo resmi pertandingan, berjudul "Beijing Menari", dibentuk berdasarkan karakter kaligrafi "jing", merujuk kepada kota tuan rumah Beijing. Maskot Beijing 2008 adalah lima Fuwa (Hanzi: 福娃; Pinyin: Fúwá; secara harfiah bermakna "boneka-boneka keberuntungan"), masing-masing menggambarkan satu warna pada cincin Olimpiade. Moto Olimpiade 2008 adalah "Satu Dunia, Satu Impian". Olimpiade Beijing terdiri atas 302 pertandingan dari 28 cabang olahraga. Selama 16 hari tayangan NBC di Amerika Serikat, telah menjadi program televisi yang paling diminati, dengan total 211 juta penonton berdasarkan survei Nielson Media Research, 2 juta lebih banyak dibandingkan Olimpiade Atlanta 1996, pemegang rekor sebelumnya. Pada Olimpiade yang ke-29 ini, tuan rumah Republik Rakyat Tiongkok berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 51 emas, 21 perak, dan 28 perunggu. Lihat pula Republik Tiongkok Tionghoa Referensi Bacaan lanjutan Ross Terrill, The New Chinese Empire: And What It Means for the United States, Basic Books, hardcover, 400 halaman, ISBN 0-465-08412-5 Roads Murphey, East Asia: A New History, U. of Michigan Press: 1996. Pranala luar CIA World Factbook Background Note: China U.S. Department of State website China Travel Guide Asia Timur Asia Tengah Negara dan wilayah berbahasa Tionghoa Negara komunis Negara G20 Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara republik Negara partai tunggal Negara dan wilayah yang berdiri tahun 1949 Negara satu partai
Mars Para Sukarelawan (义勇军进行曲, pinyin: Yìyǒngjūn Jìnxíngqú) adalah lagu kebangsaan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Lirik lagu ditulis pada tahun 1934 oleh Tian Han, dan dibuatkan musiknya pada tahun 1935 oleh Nie Er untuk film Children of Troubled Times. Lagu ini dijadikan lagi kebangsaan sementara RRT pada tahun 1949. Ketika Tian Han dipenjara pada tahun 1960-an dalam Revolusi Budaya, lagu ini tidak digunakan dan diganti secara tidak resmi dengan lagu Dongfang Hong (东方红). Pada tahun 1982 lagu ini dijadikan resmi, dan pada tahun 2004 menjadi lagu kebangsaan konstitusional. Lirik Pada tahun 1949 ketika Partai Komunis Tiongkok berjaya di Perang Saudara Tiongkok, baris ketiga lagu yang berbunyi 中华民族到了最危险的时候 (Bangsa Tionghoa telah sampai pada masa tergentingnya) diganti menjadi 中国民族到了大翻身的时候 (Bangsa Tionghoa telah sampai pada masa kebebasan besarnya). Pada tahun 1978, lirik baru dibuat menggantikan lirik asli, di mana lirik yang baru memuat pujaan kepada Mao Zedong dan Partai Komunis Tiongkok. Pada tahun 1982, lirik baru ini digantikan dengan lirik yang sebelumnya. Versi asli 1978–1981 version Referensi Pranala luar dengarkan format MIDI Lagu kebangsaan Musik di Tiongkok Simbol nasional Tiongkok
Pendidikan adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat berlandaskan Undang-Undang. Pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan kedua orang tua kandung dan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan sekolah rumah, pembelajaran elektronik statistik Laporan Data atau yang serupa untuk anak-anak mereka. Filosofi pendidikan Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Fungsi pendidikan Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut: Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. Melestarikan kebudayaan. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Fungsi laten dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut: Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya. Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut: Transmisi (pemindahan) kebudayaan. Memilih dan mengajarkan peranan sosial. Menjamin integrasi sosial. Sekolah mengajarkan corak kepribadian. Sumber inovasi sosial. Ekonomi Telah dikemukakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi sangat penting bagi negara-negara untuk dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Analisis empiris cenderung mendukung prediksi teoretis bahwa negara-negara miskin harus tumbuh lebih cepat dari negara-negara kaya karena mereka dapat mengadopsi teknologi yang sudah dicoba dan diuji oleh negara-negara kaya. Namun, transfer teknologi memerlukan manajer berpengetahuan dan insinyur yang mampu mengoperasikan mesin-mesin baru atau praktik produksi yang dipinjam dari pemimpin dalam rangka untuk menutup kesenjangan melalui peniruan. Oleh karena itu, kemampuan suatu negara untuk belajar dari pemimpin adalah fungsi dari efek "human capital". Studi terbaru dari faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi agregat telah menekankan pentingnya lembaga ekonomi fundamental dan peran keterampilan kognitif. Pada tingkat individu, ada banyak literatur, umumnya terkait dengan karya Jacob Mincer, tentang bagaimana laba berkaitan dengan pendidikan dan modal manusia lainnya. Karya ini telah memotivasi sejumlah besar studi, tetapi juga kontroversial. Kontroversi utama berkisar bagaimana menafsirkan dampak sekolah. Beberapa siswa yang telah menunjukkan potensi yang tinggi untuk belajar, dengan menguji dengan intelligence quotient (IQ) yang tinggi, mungkin tidak mencapai potensi penuh akademis mereka, karena kesulitan keuangan. Ekonom Samuel Bowles dan Herbert Gintis berpendapat pada tahun 1976 bahwa ada konflik mendasar dalam pendidikan Amerika antara tujuan egaliter partisipasi demokratis dan ketidaksetaraan tersirat oleh profitabilitas terus dari produksi kapitalis di sisi lain. Referensi Lihat pula Pendidikan di Indonesia Pranala luar Educational Resources from UCB Libraries GovPubs UNESCO Institute for Statistics: International comparable statistics on education systems OECD education statistics Child and Teacher Educational from Kireet Joshi Planipolis: a portal on education plans and policies IIEP Publications on Education Systems
Republik Tiongkok (Taiwan) () adalah sebuah negara dengan pengakuan terbatas di Asia Timur yang saat ini wilayahnya mencakup daerah Pulau Formosa, Kepulauan Penghu, Kabupaten Kinmen, Kepulauan Lienchiang, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kata "Taiwan" biasanya digunakan untuk merujuk kepada Republik Taiwan secara keseluruhan, sementara istilah "Tiongkok" lebih merujuk kepada Republik Rakyat Tiongkok, yang menguasai Daratan Tiongkok. Sejarah Republik Tiongkok sendiri bermula di wilayah yang saat ini adalah negara Tiongkok dan Mongolia, setelah runtuhnya pemerintahan Dinasti Qing pada tahun 1912 menandakan berakhirnya era pemerintahan kekaisaran Tiongkok. Pemerintahannya di Tiongkok Daratan dan Mongolia berakhir pada tahun 1949 saat Partai Komunis Tiongkok mengambil alih Tiongkok Daratan dari pemerintahan Partai Nasionalis Tiongkok (Partai Kuomintang) dan Mongoloa merdeka. Pemerintah pusat Republik Tiongkok dipindahkan dari Nanjing, Tiongkok Daratan ke Taipei, Pulau Formosa di mana mereka terus mengklaim sepihak bahwa dirinya adalah pemerintah tunggal seluruh negara Tiongkok yang sah. Karena Republik Tiongkok tidak sepenuhnya dikalahkan, maka Republik Tiongkok kini disebut negara sisa (Kawasan bebas Republik Tiongkok). Namun pada masa yang sama, pemerintahan komunis di tanah daratan mengklaim menjadi negara pengganti Republik Tiongkok di seluruh negara Tiongkok dan menganggap pemerintahan nasionalis di Pulau Formosa dan pulau sekitarnya tidak sah. Dari pendiriannya di Tiongkok Daratan dan Mongolia hingga pemindahannya ke Pulau Formosa, Republik Tiongkok telah dikatakan sebagai suatu produk Partai Nasionalis, sebuah partai politik yang muncul sebagai hasil revolusi yang telah mendirikan negara republik, sekalipun partai itu kini menjadi yang terbesar kedua di Republik Tiongkok. Pemerintah Republik Tiongkok kini telah mengukuhkan kedudukannya di Pulau Formosa. Oleh sebab itu, mereka tidak lagi menuntut hak pemerintahan di Tiongkok Daratan. Dewan Undangan Nasional juga telah meluluskan perubahan konstitusi untuk memberikan penduduk Formosa, Penghu, Kinmen, dan Lienchiang satu-satunya hak memerintah republik melalui pemilu, melantik presiden dan keseluruhan anggota legislatif serta bersama dalam pemilu mengesahkan amendemen konstitusi Republik Tiongkok. Ini menandakan bahwa pemerintah Republik Tiongkok mengakui bahwa hak pemerintahannya terbatas pada kawasan sisanya saja. Reformasi yang dimulai oleh Republik Tiongkok di Pulau Formosa pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an ini telah mengubah Republik Tiongkok dari negara otokrasi ke suatu negara demokrasi. Pulau Formosa Pulau Formosa pernah diduduki oleh Belanda pada tahun 1624, kemudian diambil alih oleh Cheng Cheng-Kung (Koxinga) pada tahun 1662, seorang loyalis Dinasti Ming ketika Dinasti Ming mengalami kekalahan di Daratan Tiongkok dan digantikan oleh Dinasti Qing, dan mendirikan pemerintahan baru dengan nama Kerajaan Tungning di Pulau Formosa pada 1662 dengan ibu kota Tainan. Kerajaan Tungning melakukan serangkaian operasi militer dan upaya untuk kembali merebut Tiongkok Daratan yang sudah dikuasai oleh Dinasti Qing. Dinasti Qing akhirnya merebut pulau ini (Pulau Formosa) dari tangan Kerajaan Tungning di bawah pimpinan Admiral Shi Lang sampai Jepang kemudian menduduki pulau ini pada 1895. Wilayah Pulau Formosa dan pulau sekitarnya yang secara resmi merupakan wilayah Republik Tiongkok pernah menjadi jajahan Jepang setelah peperangan Tiongkok-Jepang pada 1894-1895, ketika Daratan Tiongkok masih berada di bawah Dinasti Qing dari Manchuria yang berbuah kekalahan Tiongkok dan Perjanjian Shimonoseki pada 1895, sampai berakhirnya masa Perang Dunia II dan Pulau Formosa dan pulau sekitarnya diambil alih oleh pemerintahan Republik Tiongkok. Akhir Dinasti Qing Republik Tiongkok didirikan pada tahun 1912 menyusul revolusi yang dilancarkan oleh Sun Yat-sen, pemimpin pertama Republik Tiongkok, melawan pemerintahan Dinasti Qing. Di kemudian hari, sesuai dengan tradisi pemerintahan di Tiongkok, tahun pemerintahan diganti menjadi tahun 1 Republik untuk tahun 1912 Masehi. Republik Tiongkok beribu kota di Nanjing. Selepas kekalahan yang dialami Jepang pada Perang Dunia II, Pulau Formosa dan pulau sekitarnya telah diberikan kepada Republik Tiongkok. Republik Tiongkok khususnya di Pulau Formosa diperintah oleh pemerintahan militer yang korup, lantas terjerumus ke dalam keadaan kalang-kabut yang mencapai puncaknya pada Peristiwa 228. Keadaan darurat telah dihadirkan pada tahun 1948. Setelah Perang Saudara Tiongkok Pada tahun 1949, Republik Tiongkok dipimpin oleh Chiang Kai Shek yang berhaluan nasionalis kalah dari perang saudara dengan Partai Komunis Tiongkok pimpinan Mao Zedong dan pemerintah pusat Republik Tiongkok dipindahkan dari Nanjing, Tiongkok Daratan ke Taipei, Pulau Formosa. Mao Zedong kemudian memproklamirkan berdirinya negara baru Republik Rakyat Tiongkok di Beiping, yang kemudian diubah namanya menjadi Beijing dan ditetapkan sebagai ibu kota negara baru tersebut. Semasa era Perang Dingin, Republik Tiongkok dicap sebagai "Tiongkok Demokrasi", dan merupakan suatu bentuk penentangan terhadap komunisme, sedangkan Republik Rakyat Tiongkok dipandang sebagai "Tiongkok Merah" atau "Tiongkok Komunisme". Pemerintahan Republik Tiongkok yang sudah berdiri sejak tahun 1912 diakui sebagai satu-satunya pemerintah seluruh Tiongkok Daratan, Mongolia, dan Pulau Formosa & pulau sekitarnya yang sah oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kebanyakan negara hingga tahun 1970-an. Republik Tiongkok terus berada di bawah pemerintahan darurat seperti yang dinyatakan di dalam "Undang-Undang Darurat Selama Pemberontakan Komunis", dan pemerintahan satu partai hingga empat dekade dari tahun 1948 hingga 1987, saat Presiden Chiang Ching-kuo dan Lee Teng-hui, yaitu presiden pertama merupakan keturunan penduduk asli setempat, secara berangsur-angsur meliberalisasi dan mendemokrasi sistem pemerintahan. Pada tahun 2000, Chen Shui-bian dari Partai Progresif Demokrat memenangi pemilu presiden dan menjadi presiden pertama Republik Tiongkok yang bukan berasal dari Partai Kuomintang. Dalam pemilihan presiden yang berlangsung pada tahun 2004, setelah Insiden 319 yang terjadi satu hari sebelum hari pemilu. Chen dan wakil presiden Annete Lu ditembak sewaktu berpawai dalam satu kampanye di kota Tainan. Chen dilantik kembali sebagai presiden Republik Tiongkok dengan kemenangan tipis 0,2%. Partai pimpinan Chen juga gagal menguasai dewan majelis dengan memenangkan mayoritas kursi, dan kalah atas Partai Nasionalis yang menginginkan penyatuan kembali dengan Tiongkok Daratan pada tahun 2005. Namun, Partai Progresif Demokrat berhasil menguasai Dewan Nasional Republik Tiongkok. Politik Republik Tiongkok (RT) memiliki sistem politik demokrasi dengan bentuk pemerintahan Republik konstitusional parlementer kesatuan di bawah sistem semi-presidensial. Ketika pemerintahan Partai Nasionalis/Partai Kuomintang (KMT) berpindah dari Tiongkok Daratan ke Pulau Formosa dan pulau sekitarnya karena kalah perang saudara, maka Chiang Kai Shek menerapkan sistem pemerintahan darurat dengan asas tunggal satu Partai Nasionalis/Partai Kuomintang (KMT). Keadaan darurat ini guna mempersiapkan diri dalam merebut kembali Daratan Tiongkok. Dalam situasi ini, terjadi pembatasan kegiatan pers politik dan pembungkaman kaum oposisi yang justru banyak berpengaruh di kalangan penduduk Pulau Formosa dan pulau sekitarnya. Keadaan ini berlaku sampai Chiang Kai Shek wafat. Era Chiang Ching Kuo dan Lee Teng Hui Pemerintahan kepresidenan digantikan oleh putranya Chiang Ching Kuo sampai dia wafat pada tahun 1980-an akhir. Pada masa ini kebebasan pers, politik dan mengemukakan pendapat dibuka secara perlahan-lahan. Meskipun masih terobsesi dengan upaya menguasai kembali Tiongkok daratan, Chiang Ching Kuo berusaha bersikap realistis dengan situasi yang ada. Dia tidak ingin mewarisi pemerintahan yang otoriter. Pada pemilu yang pertama, terpilihlah Lee Teng Hui yang juga dari kalangan Partai Nasionalis/Partai Kuomintang (KMT). Pada masa pemerintahan Lee Teng Hui, hubungan dengan Republik Rakyat Tiongkok mulai memanas. Selain itu ia menggalang dukungan dari kalangan internasional, juga memantapkan dukungan dari negara-negara yang masih menjalin dukungan dengan Republik Tiongkok yang saat itu berjumlah 30 negara. Namun kekalahan diplomatik diperoleh Republik Tiongkok ketika akhirnya Afrika Selatan akhirnya memindahkan hubungan diplomatiknya ke Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1997. Era Chen Shui-bian Presiden selanjutnya dijabat oleh Chen Shui-bian dari kalangan partai oposisi Partai Progresif Demokrat yang juga putra asli Pulau Formosa dan pulau sekitarnya di Republik Tiongkok. Republik Rakyat Tiongkok memprovokasinya dengan mengadakan latihan militer dan pengadaan persenjataan baik impor maupun swadaya. Pemilihan umum 2004 menghasilkan kemenangan tipis Chen Shui-bian terhadap lawannya Lien Chan dari partai oposisi sekarang, Partai Kuomintang yang menjadikannya menjabat presiden kedua kalinya. Akan tetapi partai Chen, Partai Progresif Demokrat (DPP) kalah dalam perolehan suara di Parlemen oleh Partai Kuomintang (KMT). Lien Chan juga kalangan oposisi lainnya James Soong justru melakukan pendekatan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok. Pada masa pemerintahan Chen Shui-bian, juga diupayakan penggalangan internasional agar Republik Tiongkok kembali menjadi anggota PBB karena sebelumnya digantikan oleh Republik Rakyat Tiongkok. Karena itu diupayakan dengan alasan kekuatan ekonomi dan keberadaannya secara resmi dan berdaulat yang juga diakui 29 negara-negara kecil atau negara dunia ketiga yang tidak memiliki banyak suara di kancah internasional. Republik Tiongkok menikmati hubungan khusus dengan Amerika Serikat sejak kunjungan presiden Richard Nixon ke Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1970-an. Pada masa pemerintahan George W. Bush, Republik Tiongkok kembali dianggap penting oleh Amerika Serikat dalam usahanya membendung pengaruh Republik Rakyat Tiongkok khususnya dalam bidang perdagangan. Hubungan diplomatik dengan negara-negara lain umumnya menggunakan jalur ekonomi dan perdagangan, sekaligus menjadi saluran hubungan diplomatik tidak resmi karena Republik Tiongkok masih merupakan kekuatan ekonomi Asia secara signifikan dan merupakan pintu gerbang para investor untuk melakukan investasi di kawasan ini selain Hong Kong dan Singapura. Republik Rakyat Tiongkok berusaha melunakkan tawaran dengan memberikan kelonggaran kepada Republik Tiongkok dengan semboyan Satu Negara Dua Sistem (Republik Tiongkok-Republik Rakyat Tiongkok) seperti penerapan sistem itu di Hong Kong dan Makau ditambah dengan komunikasi politik dengan tokoh oposisi Republik Tiongkok dan rekonsiliasi politik antara Partai Komunis Tiongkok dengan Partai Nasionalis Tiongkok (Partai Kuomintang) yang pernah berseteru pada tahun 1930-1940-an itu. Namun perkembangan politik di Hong Kong, mundurnya ketua daerah otoritas khusus Hong Kong Tung Chee-Hwa atas desakan Republik Rakyat Tiongkok, naiknya Donald Tsang, tokoh moderat yang masih terhubung secara politik dengan Republik Rakyat Tiongkok dan sering terjadinya gejolak politik terutama dengan aktivis prodemokrasi membuat rakyat dan pemerintah Republik Tiongkok menolak proposal Republik Rakyat Tiongkok. Status politik Republik Tiongkok/Taiwan Satu masalah utama adalah terkait rapat dengan status politik Republik Tiongkok/Taiwan itu sendiri. Dengan keadaan iklim politik dunia yang berubah ke arah pengakuan Republik Rakyat Tiongkok pada era tahun 1970-an dan 80-an, keinginan untuk mengambil kembali Tiongkok Daratan semakin pudar dan semangat nasionalisme cinta terhadap wilayah sisanya yaitu Pulau Formosa dan pulau sekitarnya itu sendiri semakin kukuh. Hubungan antara Republik Rakyat Tiongkok di Tiongkok Daratan terus mendominasi politik di Republik Tiongkok/Taiwan. Skenario politik Republik Tiongkok/Taiwan di Pulau Formosa sekarang terbagi antara dua pihak dengan pihak Pan-Biru diketuai Partai Kuomintang (KMT) dan dianggotai Partai Rakyat Utama (PFP) dan Partai Baru (NP) yang berpendirian pro-penyatuan semula dengan Tiongkok Daratan sementara pihak Pan-Hijau diketuai Partai Progresif Demokrat (DPP) dan dianggotai Serikat Solidaritas Taiwan (TSU) yang berpendirian pro-kemerdekaan. Pada masa yang sama, pihak Pan-Biru menginginkan penyatuan semula dengan Tiongkok Daratan menyokong konsep Republik Tiongkok/Taiwan sebagai satu simbol terkait dengan Tiongkok. Penyatuan kembali dengan Tiongkok Daratan sebagai satu negara dianggap akan terjadi pada masa depan yang dekat, dan hingga itu status quo kini, di mana Republik Tiongkok/Taiwan tidak merdeka secara formal, lebih disenangi. Dalam lawatannya ke Tiongkok pada bulan April 2005, ketua Partai Kuomintang (KMT) Lien Chan telah menggariskan kepercayaan partainya dalam konsep Satu Tiongkok yang mencakup keseluruhan Tiongkok Daratan termasuk Pulau Formosa dan pulau sekitarnya. Ketua Partai Rakyat Utama (PFP) James Soong juga menyatakan sentimen yang sama semasa lawatannya ke Tiongkok pada bulan Mei. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok di Tiongkok Daratan menyatakan pendiriannya bahawa konsep Republik Tiongkok/Taiwan lebih mudah diterima dibandingkan suatu negara bebas "Republik Taiwan". Pemerintah RRT juga menganggap Taiwan sebagai entitas tidak sah, dan ia telah mengancam tindakan apa pun untuk memerdekakan Taiwan akan dijawab dengan suatu pernyataan perang. Hubungan luar negeri Republik Tiongkok/Taiwan yang didirikan di Tiongkok Daratan pada mulanya diakui oleh dunia kendati pemerintahannya. Sekarang, Republik Tiongkok/Taiwan hanya diakui oleh 12 negara (per 12 Maret 2023) yang kebanyakan adalah negara kecil di Amerika Selatan dan Oseania serta pemerintah Vatikan di Roma. Republik Rakyat Tiongkok mengadakan suatu kebijakan untuk tidak mengadakan hubungan diplomatik dengan negara mana pun yang mengakui Republik Tiongkok/Taiwan dan memaksa mereka mengeluarkan pernyataan mendukung tuntutan mereka terhadap Republik Tiongkok/Taiwan. Akan tetapi realitasnya adalah kebanyakan negara masih menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Tiongkok/Taiwan walaupun secara tidak resmi. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok membolehkan kenyataan ini dengan pemahaman bahwa ini merupakan suatu yang perlu tetapi sementara. Di negara-negara yang tidak mengakui Republik Tiongkok/Taiwan secara resmi, sering kali terdapat perwakilan Republik Tiongkok/Taiwan yang menggunakan nama Kantor Perwakilan Perdagangan dan Kebudayaan Taipei atau "Kantor Perwakilan Taipei" sebagai singkatan. Kantor ini memberi layanan membuat visa dan lain-lain perihal yang biasanya dikaitkan dengan Kantor Kedutaan. Negara-negara ini juga mempunyai perwakilan di Republik Tiongkok/Taiwan di bawah nama seperti Institut Amerika di Republik Tiongkok/Taiwan yang merupakan kantor perwakilan de facto Amerika Serikat di Republik Tiongkok/Taiwan. Hubungan dengan Indonesia Untuk melindungi dan menjalankan kepentingannya, pemerintah Indonesia juga mempunyai perwakilan non-pemerintah yang bersifat ekonomi di Taipei. Diawali sejak 1967 dengan penempatan petugas intelijen dari BAKIN sampai pada tahun 1994 dengan dibentuknya Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei. Kantor ini merupakan perwakilan pemerintah yang mempunyai misi menjalankan kepentingan ekonomi dan imigrasi di Taipei. Hubungan dengan PBB Republik Tiongkok/Taiwan (RT) adalah salah satu pendiri badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan memegang kursi negara sebagai perwakilan Tiongkok di PBB hingga digantikan oleh RRT oleh Resolusi PPB nomor 2758 dan diganti dalam semua organ dalam organisasi itu oleh RRT. Usaha Republik Tiongkok/Taiwan untuk masuk kembali ke badan dunia itu ditolak sekalipun telah dicoba berkali-kali. Hubungan dengan Mongolia Bersama dengan masalah dengan Pulau Formosa berkenaan Tiongkok Daratan, Republik Tiongkok/Taiwan juga menghadapi hubungan yang kontroversial dengan Mongolia. Hingga tahun 1945, Republik Tiongkok/Taiwan menuntuk hak memerintah Mongolia akan tetapi desakan Uni Soviet memaksanya mengakui kemerdekaan Mongolia. Sejurus setelah itu, Republik Tiongkok/Taiwan telah berpaling dan menuntut kembali wilayah Mongolia hingga tahun 1990-an. Tindakan Republik Tiongkok/Taiwan membatalkan penuntutannya terhadap wilayah Mongolia sekarang amat rumit karena pemerintah Republik Rakyat Tiongkok akan menginterpretasikannya sebagai upaya untuk merdeka. Struktur politik Kepala pemerintahan Republik Tiongkok/Taiwan adalah Presiden, yang dipilih untuk masa jabatan 4 tahun dengan tiket bersama Wakil Presiden. Presiden mempunyai kekuasaan atas 4 cabang (Yuan) yaitu Yuan Eksekutif, Yuan Perwakilan, Yuan Kehakiman, dan Yuan Pengawas. Presiden melantik anggota Yuan Eksekutif sebagai anggota kabinetnya termasuk Perdana Menteri yang bertanggungjawab terhadap polisi dan pengendalian ketertiban. Badan utama perwakilan merupakan Dewan Perwakilan Rakyat dengan 225 kursi dimana 168 darinya diisi oleh anggota hasil pemilu. Sisanya dibagikan secara proporsional antara keseluruhan yang diterima partai (41 kursi), wilayah seberang lautan 8 kursi) dan kursi khusus penduduk asli Formosa (8 kursi). Para anggota dewan ini memiliki masa jabatan 3 tahun. Pada awalnya Dewan Konstituante Nasional, sebagai badan konstitusi dan wakil rakyat umumnya, mempunyai sedikit kekuasaan legislatif, akan tetapi dewan ini telah dihapuskan pada tahun 2005 dan kekuasaan untuk merancang konstitusi diserahkan kepada Yuan Perwakilan dan pemilih dari kalangan rakyat. Pembagian pemerintahan lokal Organisasi politik Republik Tiongkok/Taiwan pada awalnya didasarkan atas konstitusi yang ditulis pada tahun 1947 di Tiongkok Daratan dan Mongolia sebelum jatuhnya Tiongkok Daratan dan Mongolia ke tangan komunis Tiongkok dan Mongolia. Dengan itu, pembagian utama di bawah pemerintahan adalah dengan provinsi Formosa dan sebagian provinsi Fujian yang dalam kenyataannya diperuntukkan bagi provinsi lain di negara Tiongkok yang tidak dapat digunakan. Namun, status kota Taipei dan Kaohsiung telah ditetapkan menjadi wilayah yang mempunyai status sama seperti provinsi di bawah langsung pemerintahan pusat. Fungsi pemerintahan provinsi Formosa dan Fujian dialihkan antara pemeintahan pusat dan pemerintah daerah Formosa. Provinsi Taiwan (semua): Pulau Formosa sendiri tidak termasuk kekuasaan Pusat, dengan daerah Penghu (Kepulauan Pescadores) Sebelas daerah Tiga kota berstatus provinsi Provinsi Fujian (cebisan): pulau-pulau kecil dekat tanah besar Tiongkok: Daeran Kinmen (Quemoy) sebagian dari daerah Lienchiang, yaitu Kepulauan Matsu Enam wilayah khusus di bawah Pemerintah Pusat: Taipei Taipei Baru Taoyuan Taichung Tainan Kaohsiung Republik Tiongkok/Taiwan juga memiliki Kepulauan Dongsha dan Pulau Taiping yang terdiri dari Kepulauan Laut Tiongkok Selatan yang hak miliknya dipertikaikan oleh negara lain. Di bawah perbatasan resmi Republik Tiongkok/Taiwan, mereka merupakan bagian wilayah pulau Hainan. Tambahan pula, walaupun Republik Tiongkok/Taiwan tidak membatalkan tuntutannya terhadap Tiongkok Daratan (termasuk Tibet), Mongolia dan Tuva pada tahun 1991 pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok di kawasan-kawasan tersebut diakui, dan ini telah menimbulkan kebimbangan bahwa Republik Tiongkok/Taiwan bersiap untuk tidak lagi menuntuk wilayah-wilayah berkenaan. Satu sebab kenapa Republik Tiongkok/Taiwan tidak pernah secara resmi membubarkan tuntutan mereka terhadap wilayah-wilayah ini adalah karena rasa takut kepada ancaman pemerintah Republik Rakyat Tiongkok untuk menyerang Republik Tiongkok/Taiwan atas persiapan apapun untuk merdeka. Pemerintahan Partai Progresif Demokrat (DPP) di bawah Chen Shui-bian tidak menghiraukan tuntutan-tuntutan lama ini dengan mendirikan kantor perwakilan Republik Tiongkok/Taiwan di ibu negara Mongolia, Ulan Bator. Peta-peta resmi masih menampakkan 35 provinsi di tanah besar dan bukannnya 23 seperti yang ditunjukkan oleh peta Republik Rakyat Tiongkok yang merupakan realitas masa kini. Partai pemerintah DPP telah menghapuskan syarat yang mewajibkan pembuat peta Republik Tiongkok/Taiwan menunjukkan perbatasan resmi Republik Tiongkok/Taiwan. Kependudukan Penduduk Republik Tiongkok/Taiwan umumnya beretnis Tionghoa terutama memiliki hubungan erat dengan wilayah Tiongkok di daerah Fujian dengan sub etnis Hokkien, sub etnis yang juga terdapat di negara-negara kawasan Asia Tenggara yang umumnya hidup dari sektor perdagangan, bahkan secara riil adalah penggerak roda ekonomi di kawasan itu. Selain itu juga imigran dari Tiongkok Daratan dan Mongolia terutama sejak Perang Dunia II dan Perang saudara di Tiongkok daratan pada tahun 1940-an itu. Juga ada penduduk Formosa asli (juga disebut suku asli/aborijin Taiwan yang berbahasa Austronesia), para imigran dari India, Filipina dan Indonesia baik yang tinggal menetap menjadi warganegara Republik Tiongkok/Taiwan atau yang menjadi pekerja migran. Ekonomi Ekonomi Republik Tiongkok/Taiwan sebelum abad ke-20 hampir keseluruhannya berbentuk pertanian. Namun pertanian kini hanya menyumbang 2% PDB, kurang dari 35% pada tahun 1952. Industri-industri yang dahulunya dijalankan buruh kini diambil alih oleh keuangan dan teknologi yang intensif. Republik Tiongkok/Taiwan telah menjadi mitra beberapa negara seperti Amerika Serikat, Britania Raya, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan termasuk di Tiongkok Daratan dan Mongolia; kini terdapat 50.000 perusahaan Republik Tiongkok/Taiwan di negara Republik Rakyat Tiongkok. Semasa penjajahan Jepang (1895-1945), industrinya mulai dibangun, dengan orang Jepang membangun sebagian besar infrustruktur yang menolong ekonomi Pulau Formosa dengan pesat. Contohnya landasan kereta api yang menghubungkan utara dan selatan Pulau Formosa. Berbeda dengan keadaan politik Republik Tiongkok/Taiwan yang selalu bergejolak baik karena kepentingan partai politik di Republik Tiongkok/Taiwan, juga karena pengaruh tekanan dan kepentingan Republik Rakyat Tiongkok, di sektor ekonomi Republik Tiongkok/Taiwan tumbuh dengan pesat, khususnya di bidang industri dan perdagangan selain sektor pertanian dan pariwisata. Republik Tiongkok/Taiwan modern mempunyai ekonomi kapitalis yang dinamis dengan berkurangnya keterlibatan pemerintah dalam pekerjaan dan perdagangan asing. Di samping ini, beberapa bank dan perusahaan umum milik republik juga telah diswastanisasikan. Pertumbuhan PDB sekitar 8% dalam tiga dekade yang telah berlalu dengan ekspor yang banyak membantu. Jurang surplus perdagangan juga agak banyak, dan simpanan mata uang asing menjadi yang ketiga terbesar di dunia. Saat ini, ekonomi Republik Tiongkok/Taiwan bergerak dibidang industri jasa konstruksi, perbankan, industri elektronika, komputer serta semikonduktor yang sudah diakui kualitasnya di pasar internasional, perkapalan, jasa penerbangan dan transportasi. Sebelumnya, industri di Republik Tiongkok/Taiwan bergerak di bidang barang-barang domestik dan rumah tangga bahkan pada masa lalu, Republik Tiongkok/Taiwan dikenal sebagai penghasil barang-barang tiruan dari produk Jepang dengan kualitas di bawah kualitas produk made in Japan khususnya dikalangan pasar Indonesia, produk made in Taiwan berkonotasi produk tiruan dari produk Jepang. Republik Tiongkok/Taiwan memiliki pertumbuhan ekonomi dan ketahanan ekonomi yang cukup kuat di kawasan ini. Karena itu, bersama-sama dengan Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong, Republik Tiongkok/Taiwan dimasukkan dalam daftar negara-negara Industri Baru yang sudah menunjukkan ketangguhannya terutama dalam menghadapi krisis 1997. Republik Tiongkok/Taiwan memiliki pusat jasa di bidang pelayaran, kargo dan penerbangan yang memiliki reputasi cukup baik dan cukup kuat. Pelabuhan Kaohsiung merupakan pelabuhan kargo yang melayani arus barang ekspor impor dari dan menuju berbagai kawasan di dunia, sebagaimana pelabuhan Singapura dan Rotterdam di Eropa. Republik Tiongkok/Taiwan juga merupakan pintu gerbang investasi ekonomi di kawasan ini selain Hong Kong dan Singapura. Investasi dan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok juga melalui negeri ini sekalipun sering terjadi pergesekan di bidang politik. Disebabkan pendekatannya yang konservatif kepada keuangan dan semangat kewirausahaannya yang tinggi, ekonomi Republik Tiongkok/Taiwan tidak banyak terpengaruh dibandingkan negara-negara tetangganya pada krisis moneter 1997 di Asia. Akan tetapi, ekonomi dunia yang perlahan dan kebijakan yang tidak cakap telah memungkinkan ekonomi Republik Tiongkok/Taiwan terpuruk pada tahun 2001 yang lalu, yang pertama semenjak 1947. Disebabkan sumber tenaga buruh didatangkan dari Tiongkok Daratan, pengangguran juga bertambah buruk dan dijadikan isu semasa Pemilu tahun 2004 lalu. Namun Republik Tiongkok/Taiwan mengalami pukulan ekonomi sejak berjangkitnya wabah SARS dan Flu burung (Avian flu) di wilayah ini, bersama-sama dengan Republik Rakyat Tiongkok dan Singapura pada tahun 2003. Sekalipun wabah ini sudah bisa diatasi, pemerintah Republik Tiongkok/Taiwan sangat berhati-hati untuk mencegah terulang kembali wabah penyakit ini yang juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan ekonomi terutama di sektor perdagangan dan pariwisata. Karena Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok membantah Republik Tiongkok/Taiwan mempunyai perhubungan resmi dengan negara-negara lain, Republik Tiongkok/Taiwan sering kali menyertai badan ekonomi dunia di bawah nama yang agak pelik seperti Wilayah Bebas Cukai Asing Formosa, Penghu, Kinmen dan Matsu (台灣、澎湖、金門及馬祖個別關稅領域) di bawah Organisasi Perdagangan Dunia, dan Tionghoa Taipei di bawah APEC. Lihat juga: Macan Asia Timur Budaya Budaya Taiwan masa kini mengalami transformasi yang besar hasil pemisahannya dengan Tiongkok Daratan dan Mongolia yang telah mencecah lebih dari 100 tahun. Taiwan kini mempunyai budaya tersendiri dengan bersumberkan budaya Tiongkok, budaya Jepang dan budaya Amerika Serikat, terutama dalam politik dan arsitektur. Penduduk asli Taiwan juga mempunyai budaya mereka sendiri. Kesenian, tradisi nenek moyang, dan budaya pop merangkumi corak pelbagai motif berdasarkan Asia dan Barat. Setelah pemerintah pusat dipindahkan dari Tiongkok Daratan dan Mongolia ke Pulau Formosa, pemerintah Partai Kuomintang (KMT) bertindak melestarikan budaya Tionghoa. Pemerintah melaksanakan pelbagai gerakan kaligrafi, lukisan, seni dan opera Tionghoa. Salah satu daya tarik kota Taipei adalah Museum Nasional Tiongkok yang mempunyai lebih dari 650.000 koleksi perunggu, giok (jade), kaligrafi, lukisan dan porselen Tiongkok. KMT di bawah Chiang Kai-Shek telah memindahkan koleksi ini dari Beijing pada tahun 1949 semasa melarikan diri ke Pulau Formosa. Koleksi ini dipercaya menjadi sebagian harta budaya Tionghoa, dan hanya 1% yang dipamerkan pada setiap periode masa. Berkaraoke merupakan salah satu aktivitas yang degemari di Taiwan, hasil pengaruh Jepang. Suatu lagi contoh adalah Panchinko. Minuman Taiwan juga telah berhasil dikenali merata di seluruh dunia. Teh berbuih dan teh susu merupakan minuman Taiwan yang terkenal di Malaysia, Eropa, Kanada dan Amerika Serikat. Taiwan juga menerbitkan film-film berkualitas setiap tahun. Sutradara terkenal dari Taiwan antara lain Ang Lee yang mendapat nama dari film besutannya Crouching Tiger, Hidden Dragon dan Eat Drink Man Woman. Kira-kira 80% orang Taiwan merupakan bangsa etnik Han dan bisa bercakap bahasa kebangsaan, yaitu Bahasa Mandarin sekali dengan Bahasa Hokkian yang berasal dari selatan sungai Min di provinsi Fujian di Tiongkok Daratan. Bahasa Hokkian ini yang dikenali sebagai Taiyu di Taiwan merupakan bahasa yang sama yang dituturkan oleh kebanyakan orang Tionghoa-Indonesia. Golongan pro-Merdeka di Taiwan telah mempromosikan bahasa ini sejak tahun 1990-an, tanpa menyadari bahwa bahasa ini hanya sekadar salah satu dialek yang dituturkan di Tiongkok Daratan. Terdapat lagi 10% penduduk Taiwan yang menggunakan bahasa Hakka. Golongan penduduk asli, walaupun mempunyai bahasa sendiri, juga bisa bertutur dalam bahasa Mandarin dan Hokkian. Gerakan Setempat Taiwan terus menjadi sumber berkembangnya budaya Pulau Formosa dan pulau sekitarnya yang berbeda daripada Tiongkok Daratan dan Mongolia, sebagai suatu reaksi terhadap pemerintahan tangan besi Partai Kuomintang (KMT) dan permusuhan Republik Rakyat Tiongkok. Politik identitas dengan lebih 100 tahun pemisahan Taiwan dengan tanah besar dengan 50 tahun daripadanya di bawah pemerintahan Jepang, terus mnjadi isu dan mewujudkan perbedaan budaya dengan Tiongkok di tanah besar dalam pelbagai bidang, antara lain masakan, film, fotografi, opera dan musik. Bahasa Republik Tiongkok Daftar tokoh Tiongkok Daftar tokoh Republik Tiongkok Masakan Republik Tiongkok Sistem kalender Menuruti tradisi kekaisaran menggunakan nama kaisar Tiongkok sebagai rujukan era dan tahun pemerintahan, dokumen-dokumen resmi Republik Tiongkok/Taiwan dan kebanyakan orang Republik Tiongkok/Taiwan masih mengguna Min Guo (Bahasa Tionghoa: 民國, pinyin: míngúo, yang berarti: "Negara Rakyat" atau dalam hal ini, "Republik") sistem mennomorkan tahun diri tahun 1912 sebagai tahun pendirian Republik Tiongkok/Taiwan. Seperti contoh, tahun 2006 adalah tahun ke-95 'Min Guo' ataupun tahun ke-95 Republik Tiongkok/Taiwan (jiu shiwu) nian" (民國九十五年) dalam bahasa Tionghoa. Pada kebiasaannya nama era Tiongkok berkarekter dua, Min Guo adalah singkatan nama panjang ini. Kalender Juche yang digunakan di Korea Utara yang bermula dengan kelahiran Kim Il Sung pada tahun 1912 juga menggunakan sistem yang sama. Agama yang diakui Saat ini, pemerintah Republik Tiongkok/Taiwan hanya mengakui 26 agama. Itu termasuk Buddha, Tao, Ikuanis, Agama rakyat, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Kristen Mormon, Islam dan Scientology. Militer Saat ini Republik Tiongkok/Taiwan mempunyai angkatan bersenjata yang besar dengan tujuan menentang Republik Rakyat Tiongkok di Daratan Tiongkok dan Mongolia yang masih memerangi Republik Tiongkok/Taiwan. Dari pemindahan pemerintahan pusat Republik Tiongkok/Taiwan dari Tiongkok Daratan pada tahun 1949 hingga tahun 1970-an, misi utama militer adalah 'mengambil kembali tanah daratan'. Dengan keadaannya sekarang, militer Republik Tiongkok/Taiwan lebih berfokus pada Angkatan Udara dan Angkatan Laut daripada Angkatan Darat. Republik Tiongkok/Taiwan, memiliki kekuatan militer yang mencakup Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan lain-lain. Sejak kepindahan pemerintahan pusat ke Pulau Formosa setelah kekalahannya dengan pihak komunis (1949), Republik Tiongkok/Taiwan memperoleh bantuan persenjataan dari Amerika Serikat dan Eropa Barat dalam usaha membendung kekuatan komunis ke selatan. Republik Tiongkok/Taiwan memanfaatkan hubungan tersebut dengan memperoleh bantuan teknik dari sistem persenjataan barat sehingga Republik Tiongkok/Taiwan memiliki industri militer sendiri yang juga diekspor (meskipun terbatas pada persenjataan ringan seperti amunisi dan senapan otomatis). Pada tahun 1970-1980-an ketika hubungan diplomatik antara Republik Tiongkok/Taiwan dengan Amerika Serikat putus, Republik Tiongkok/Taiwan masih tetap mendapatkan persenjataan dan hubungan militer dengan AS meskipun ditentang oleh Republik Rakyat Tiongkok. Namun Republik Tiongkok/Taiwan khawatir hubungan tersebut sewaktu waktu terganggu, sehingga untuk menghadapi Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok/Taiwan berusaha untuk memenuhi kebutuhan militernya sendiri didukung dengan kemampuan industri teknologi tinggi yang dimilikinya. Sebagai contoh Angkatan Udara Republik Tiongkok/Taiwan mampu memenuhi kebutuhannya dengan memproduksi pesawat tempur buatan sendiri (sekalipun dengan bantuan teknis kontraktor militer Amerika Serikat seperti General Dynamics) IDF (Indigenous Defense Fighter) Ching Kuo (diambil dari nama presiden Republik Tiongkok/Taiwan Chiang Ching Kuo) selain pasokan F-16 dari Amerika Serikat dan Mirage-2000D dari Prancis. Kementerian Pertahanan juga telah merencanakan memesan kapal selam diesel dan baterai anti-peluru dari Amerika Serikat untuk pertahanan, tetapi telah dihalangi pihak Pan-Biru (oposisi Yuan Perwakilan) pada 2005. Terdapat banyak peralatan perang yang telah dibeli oleh Republik Tiongkok/Taiwan dari Amerika Serikat di bawah UU Hubungan Republik Tiongkok/Taiwan. Pada masa lalu, Republik Tiongkok/Taiwan juga telah membeli peralatan pertahanan dari negara Prancis dan Belanda. Republik Tiongkok/Taiwan telah melaksanakan program mengurangi anggotanya dari sekitar 430.000 orang pada tahun 1990-an mengikuti kemajuan alat perangnya. Umur minimal untuk menjadi prajurit militer republik ini adalah 18 tahun. Tetapi sebagian program pengurangan anggota ini menunjukkan bahwa sebagian anggota dipindahkan ke badan pemerintahan lain atau industri yang relevan dengan militer. Salah satu rencana sekarang adalah memodernkan militer menjadi tentara profesional pada dekade yang akan datang dan membatasi Wajib Militer menjadi 3 bulan. Republik Tiongkok/Taiwan juga memiliki hubungan militer dengan Singapura. Singapura menempatkan personel militernya di tempat itu karena keterbatasan wilayah yang dimilikinya terutama untuk kepentingan latihan militer. Bahkan pemerintah Singapura pada masa PM Goh Chok Tong pernah meminta Republik Rakyat Tiongkok agar memberitahukan Singapura terlebih dahulu apabila Republik Rakyat Tiongkok menyerang Republik Tiongkok/Taiwan. Catatan Rujukan "Taiwan assembly passes changes". BBC News, 7 Jun 2005. Feuerwerker, Albert. 1968. The Chinese Economy, 1912-1949. Ann Arbor: University of Michigan Press. Lihat pula Republik Rakyat Tiongkok Daftar negara di dunia Negara-negara berhubungan diplomatik dengan Taiwan Daftar penyanyi Taiwan Penduduk asli Taiwan Pranala luar Situs pemerintahan Kantor Informasi Pemerintahan Situs pemerintahan Taiwan Kantor Kepresidenan Majelis Nasional Yuan Esekutif Yuan Perwakilan Yuan Kehakiman Yuan Pendidikan Yuan Kawalan Kementerian Luar Negeri Lain-lain Partai Nasionalis Tiongkok di Taiwan WUFI - World United Formosans for Independence Peta jajahan Republik Taiwan (pdf) Peta-peta (juga menunjukkan negara) Projek Dokumen Taiwan Hubungan Dua Tanah Besar Tiongkok-Taiwan - koleksi rencana. Olympic Watch (Komite Olimpiade 2000 di negara demokratik) berkenaan dengan keselamatan Taiwan Agensi Berita Utama Forum Sejarah Tiongkok BBC News - Country ProBerkas: Taiwan Buku Maklumat CIA - Taiwan Guardian Unlimited - Special Report: Taiwan and China PBS Frontline - Dangerous Straits LookSmart - Republic of China (Taiwan) directory category Open Directory Project - Taiwan directory category Yahoo! - Taiwan directory category Yahoo! News - Full Coverage: Taiwan Feb 1999 KMT Speech Taiwan Taiwan Bekas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara di Asia Timur
Kepulauan adalah rantai, gugusan, atau kumpulan dari pulau-pulau yang terbentuk secara tektonik. Kata archipelago dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani ἄρχι- - arkhi- ("kepala") dan πέλαγος - pelagos ("laut") yang berasal dari rekonstruksi linguistik bahasa Yunani abad pertengahan ἀρχιπέλαγος tepatnya nama untuk Laut Aegea, kemudian bergeser untuk merujuk pada Kepulauan Aegea atau merujuk pada jumlah kumpulan/gugusan pulau-pulau. Sekarang digunakan secara umum yang mengacu pada setiap kelompok besar pulau seperti yang tersebar pada Laut Aegea. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia berdasarkan wilayah, dan jumlah penduduk. Contoh lainnya adalah Jepang, Filipina, Maladewa, Bahama, Komoro, Fiji, dan Kepulauan Solomon. Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia, yang dimaksud dengan Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, dan perairan di antara pulau-pulau tersebut, dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan, dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik yang hakiki, atau yang secara historis dianggap sebagai demikian. Jenis geografis Kepulauan dapat ditemukan terisolasi dalam air dalam jumlah besar atau berdekatan dengan daratan yang luas. Misalnya, Skotlandia memiliki lebih dari 700 pulau di sekitar daratannya yang membentuk kepulauan. Kepulauan sering vulkanik, terbentuk di sepanjang busur pulau yang dihasilkan oleh zona subduksi atau hotspot, tetapi mungkin juga merupakan hasil dari erosi, pengendapan, dan ketinggian daratan. Bergantung pada asal geologisnya, pulau-pulau yang membentuk kepulauan dapat disebut sebagai kepulauan samudera, fragmen benua, dan kepulauan benua. Kepulauan samudera Kepulauan samudera sebagian besar berasal dari gunung berapi, dan banyak terpisah dari benua yang berdekatan. Kepulauan Hawaii dan Pulau Paskah di Pasifik, dan Kepulauan Amsterdam di Samudra Hindia selatan adalah contohnya. Fragmen benua Fragmen benua bersesuaian dengan massa daratan yang telah terpisah dari massa benua akibat perpindahan tektonik. Kepulauan Farallon di lepas pantai California adalah contohnya. Kepulauan benua Kepulauan yang terbentuk dekat dengan pantai sebuah benua dianggap kepulauan benua ketika mereka membentuk bagian dari landas benua yang sama, ketika pulau-pulau tersebut berada di atas ekstensi air dari paparan. Pulau-pulau di pedalaman bagian lepas pantai British Columbia adalah contohnya. Referensi Lihat pula Busur Kepulauan Negara Kepulauan Daftar Negara Kepulauan Daftar Pulau di Indonesia Daftar Pulau di Dunia Bentang alam pesisir dan samudra
Teotihuacan adalah situs arkeologi besar yang terletak di lembah Mexico, Mexico, dan melingkupi beberapa struktur piramida yang didirikan pada zaman pra-Colombus. Selain terdapat banyak bangunan piramida, situs Teotihuacan juga dahulu merupakan kompleks permukiman besar. Di situs ini juga ditemukan makam dengan lukisan-lukisan yang indah. "Teotihuacan" diambil dari bahasa Aztec Nahuatl, berarti tempat kelahiran dewa. Menurut lagenda orang Aztec, di sinilah para dewa berkumpul untuk merancang penciptaan kehidupan. Nama Teotihuacan juga digunakan untuk merujuk kepada kerajaan yang menguasai wilayah lembah ini, yang pada pada masa keemasannya mencakup sebagian besar Mesoamerika. Pembangunan kota Teotihuacan bermula sekitar 300 SM, dan mencapai masa keemasannya sekitar tahun 300-600 M. Pada mulanya, Teotihuacan mencakup 13 km² dan diperkirakan mempunyai penduduk melebihi 150.000 jiwa, kemungkinan hingga mencapai 200.000 jiwa. Bukti arkeologi menunjukkan bandar Teotihuacan terdiri dari penduduk asli yang berasal dari seluruh bagian Mesoamerica, seperti Mixtec, Zapotec, dan Maya. Rakyat Teotihuacan menjalin hubungan dagang dengan beberapa daerah lain di Mesoamerika, seperti perdagangan obsidian. Pusat permukiman Teotihuacan dilengkapi dengan bangunan keagamaan penting, seperti Piramida Matahari dan Piramida Bulan, Kuil Quetzalcoatl, kuil-kuil kecil dan istana-istana. Tak ada teks tertulis dari Teotihuacan yang tersisa, tetapi penyebutan Teotihuacan dapat diketahui dari teks di situs Maya, yang menunjukkan pemimpin Teotihuacan mengembara dan menundukan penguasa setempat sampai sejauh Honduras. Dari inskrpsi hieroglif Maya, disebutkan Burung Hantu Pelempar Lembing, kemungkinannya merupakan Maharaja Teotihuacan, yang memerintah lebih dari 60 tahun dan meletakkan saudaranya sebagai raja kerajaan Tikal dan Uaxactun di Guatemala. Pada tahun 650 Teotihuacan mengalamai kemunduran. Teotihuacan lalu mengalami serbuan dari bangsa Toltec, sekitar tahun 750. Penelitian mengenai reruntuhan situs besar masih berlangsung. Reruntuhan Teotihuacan merupakan tempat permukiman manusia pada zaman Aztec; ia mempesonakan Conquistador yang melaluinya; dan ia merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan yang mengunjungi Mexico semenjak abad ke-19. Penggalian arkeologi kecil-kecilan telah dilakukan sejak abad ke 19, dan pada 1905 proyek penggalian besar-besaran dan pemugaran telah dilakukan di bawah pengawasan pakar arkeologi Leopoldo Batres. Piramida Matahari diperbaiki dalam rangka menyambut kemerdekaan Mexico tahun 1910 yang ke seratus tahun. Teotihuacan terkenal sebagai tujuan wisata. Sekarang situs ini mempunyai museum, dan penggalian arkeologi di situs tersebut masih dilakukan. Lihat pula Wanita Laba-laba Teotihuacan "Teotihuacan Spider Woman" - sosok dewi yang dilukis di makam Teotihuacan Pranala luar Laman Web Teotihuacan MesoAmerican Photo Archives: Teotihuacan Markah tanah Situs Warisan Dunia UNESCO di Meksiko Situs arkeologi di Meksiko
Mixtek (atau Mixteka) merupakan orang pribumi Amerika di negeri Oaxaca, Meksiko. "Mixtek" juga merupakan nama sejarah bahasa mereka. Pada masa Pra-Columbus, Mixtek merupakan salah peradaban Mesoamerika yang penting. Pusat-pusat kuno penting bagi Mixtek termasuk ibu kota kuno Tilantongo, dan juga situs-situs Achiutla, Cuilapan, Huamelupan, Mitla, Tlaxiaco, dan Yucuñudahui. Mixtek juga membangun bangunan penting di kota kuno Monte Albán (yang aslinya merupakan kota Zapotec sebelum dikuasai oleh Mixtek). Karya seni Mixtek yang dibuat dengan menggunakan peralatan-peralatan dari batu, kayu, dan logam dipandang tinggi di seluruh Mesoamerika zaman kuno. Mixtek ditaklukkan tlatoani Aztek Ahuitzotl sekitar 30 tahun sebelum datangnya Conquistador Spanyol. Mereka habis-habisan menentang penjajahan Spanyol hingga akhirnya dikalahkan oleh Spanyol dan sekutu mereka dari Meksiko Pusat yang diketuai Pedro de Alvarado. Bahasa Mixtec diperkiraan dipertuturkan oleh 300.000 orang pada akhir abad ke-20, walaupun kebanyakan penutur Mixtec juga mampu bertutur bahasa Spanyol. Bacaan lebih lanjut The Mixtec Kings and Their People, Ronald Spores, University of Oklahoma Press, 1967 Meksiko
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme. Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan kelompok udang-udangan dan moluska. Ditengarai cumi-cumi mungkin menggunakan vanabin (protein yang mengandung vanadium) untuk pigmen pernapasan (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye). Darah manusia Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Komposisi Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darah terdiri dari: Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%). Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%) Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Sel darah putih atau leukosit (0,2%) Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukemia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia. Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas: Air: 91,0% Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen) Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,, kalium dan zat besi, nitrogen, dll) Garam Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung:- albumin bahan pembeku darah immunoglobin (antibodi) hormon berbagai jenis protein berbagai jenis garam Demikian juga dengan darah Hewan, juga mengandung: air, protein (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen),mineral (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,, kalium dan zat besi, nitrogen, dll). Darah ikan Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya. Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress (Wells, 2005 dalam Kuswardani, 2006). Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006). Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa (Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006). Pada ikan teleost, jumlah normal eritrosit adalah 1,05×106 – 3,0×106 sel/mm3 (Robert, 1978 dalam Mulyani, 2006). Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006). Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari neutrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Purwanto, 2006). Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen. Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di permukaan (Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006). Berbeda dengan ketiga sel di atas, neutrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya besar dalam nanah (Carboni, 1997 dalam Mulyani, 2006). Sel-sel tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa. Kesehatan Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel darah putih meningkat dan kemudian memakan sel darah merah yang normal. Pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau bukan (seperti pada operasi), dan juga penyakit darah seperti anemia dan thalassemia, yang memerlukan transfusi darah. Beberapa negara mempunyai bank darah untuk memenuhi permintaan untuk transfusi darah. Penerima darah perlu mempunyai jenis darah yang sama dengan penyumbang. Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang mengandung virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup tersebut. Oleh karena penularan penyakit dapat terjadi melalui darah, objek yang mengandung darah dianggap sebagai biohazard atau ancaman biologis. Dalam berbagai kepentingan diagnosis penyakit, tekanan darah memiliki peranan yang amat penting. Kepercayaan Karena darah memiliki fungsi penting yang besar terhadap kehidupan, darah dikaitkan dengan beberapa kepercayaan. Umat Kristen percaya bahwa anggur upacara Ekaristi melambangkan darah Yesus Kristus yang ditumpahkan untuk menebus dosa manusia. Vampir adalah makhluk fiksi yang dipercayai terus hidup dengan menghisap darah orang yang masih hidup. Agama Islam melarang penganutnya memakan/meminum darah. Dalam teori Abad Pertengahan salah satu dari empat unsur badan, darah dikaitkan dengan unsur api dan riang dan pelahap yang dikenali sebagai mempunyai perwatakan "berdarah". Lihat pula Transfusi darah Golongan darah Sistem kardiovaskular Cairan tubuh
Prancis (, ), secara resmi disebut sebagai Republik Prancis (, ), adalah sebuah negara yang teritori metropolitannya terletak di Eropa Barat dan juga memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua lain. Negara ini berbatasan dengan Belgia, Luksemburg, Jerman, Swiss, Italia, Monako, Andorra, dan Spanyol. Karena memiliki departemen seberang laut, Prancis juga berbagi perbatasan tanah dengan Brasil dan Suriname (berbatasan dengan Guyana Prancis), dan Sint Maarten (berbatasan dengan Saint-Martin). Prancis juga terhubung dengan Britania Raya oleh Terowongan Channel, yang berada di bawah Selat Inggris. Negara metropolitan ini memanjang dari Laut Mediterania hingga Selat Inggris dan Laut Utara, dan dari Rhine ke Samudera Atlantik. Warga Prancis sering menyebut Prancis Metropolitan sebagai "L'Hexagone" ("Heksagon") karena bentuk geometris teritorinya. Prancis adalah sebuah negara Republik Konstitusional. Ideologi utamanya tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara dan Sekuler garis keras. Prancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Pada abad ke-18 dan 19, Prancis membuat salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, membentang sepanjang Afrika Barat dan Asia Tenggara, memengaruhi budaya dan politik daerah. Prancis adalah negara maju, dengan ekonomi terbesar keenam (PDB nominal) atau kedelapan (PPP) terbesar di dunia. Merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di dunia, menerima 82 juta turis asing per tahun (termasuk pelancong bisnis, tetapi tidak termasuk orang yang menetap kurang dari 24 jam di Prancis). Prancis adalah salah satu negara pendiri Uni Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota. Prancis juga negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan anggota Francophonie, G8, NATO, dan Uni Latin. Merupakan salah satu dari lima anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga kekuatan nuklir yang besar dengan 360 hulu ledak aktif dan 59 pembangkit listrik tenaga nuklir. Etimologi Nama "France" berasal dari Francia Latin, yang berarti "tanah bangsa Frank" atau "Frankland". Terdapat berbagai teori asal nama Frank. Salah satunya berasal dari kata Proto Jermanik frankon yang diartikan sebagai javelin atau lance karena kapak lempar Frank yang dikenal sebagai francisca. Etimologi lainnya adalah bahwa dalam sebuah bahasa Jermanik kuno, Frank berarti "bebas" yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam bahasa Prancis sebagai franc, juga digunakan sebagai penerjemahan "Frank" dan nama mata uang lokal, hingga penggunaan euro pada tahun 2000-an. Dalam bahasa Jerman, Prancis masih disebut Frankreich, yang berarti "Kerajaan Bangsa Frank". Untuk membedakannya dari Kekaisaran Frank Charlemagne, Prancis Modern disebut Frankreich, sementara Kerajaan Frank disebut Frankenreich. Kata "Frank" telah digunakan sejak kejatuhan Roma hingga Abad Pertengahan, dari pengangkatan Hugh Capet sebagai "Raja Frank" ("Rex Francorium") menjadi biasa merujuk pada Kerajaan Francia, yang kemudian menjadi Prancis. Raja Capetia menurun dari Robertine, yang memiliki dua raja Frank, dan sebelumnya memegang gelar "Duke of the Franks" ("dux Francorum"). Tanah Frank meliputi sebagian Prancis Utara modern tetapi karena kekuasaan raja dilemahkan oleh pangeran regional sebutan ini kemudian ditetapkan pada demesne kerajaan sebagai tangan pendek. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk seluruh Kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan. Sejarah Roma hingga revolusi Perbatasan Prancis modern sama dengan Galia kuno, yang dihuni oleh Galia Kelt. Galia dikuasai untuk Roma oleh Julius Caesar pada abad ke-1 SM, dan Galia menggunakan Romawi (Latin, di mana berkembanglah bahasa Prancis) dan budaya Romawi. Kristen masuk pada abad ke-2 dan 3 M, dan ditetapkan pada abad ke-4 dan 5 sehingga St. Jerome menulis bahwa Galia satu-satunya wilayah yang "bebas dari kepercayaan menyimpang". Pada abad ke-4 M, pertahanan timur Galia di sepanjang Rhine dihancurkan suku Jermanik, khususnya dari Frank, darinyalah nama kuno "Francie" berasal. Nama modern "France" berasal dari nama domain feodal Raja Capetia Prancis di sekitar Paris. Frank adalah suku pertama di antara penguasa Jermanik di Eropa setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi untuk berpindah agama ke Kristen Katolik daripada Arianisme (Raja Clovis berpindah agama pada 498); sehingga Prancis memperoleh julukan "Gereja termuda" (La fille ainée de l’Église), dan Prancis mengambilnya sebagai penyesuaian julukan "Kerajaan Prancis Paling Kristen". Pendirian sebagai entitas terpisah dimulai dengan Perjanjian Verdun (843), dengan pembagian Kekaisaran Karoling Charlemagne menjadi Francia Timur, Francia Tengah dan Francia Barat. Francia Barat adalah wilayah yang diduduki Prancis modern dan awal dari Prancis modern. Dinasti Karoling memimpin Prancis hingga 987, ketika Hugh Capet, Adipati Prancis dan Bangsawan Paris, diangkat sebagai Raja Prancis. Keturunannya, Capetia Langsung, Dinasti Valois dan Dinasti Bourbon, mempersatukan negara melalui berbagai perang dan pewarisan dinasti. Monarki ini mencapai kejayaannya selama abad ke-17 dan kekuasaan Louis XIV dari Prancis. Pada waktu itu Prancis memiliki jumlah penduduk terbesar di Eropa (lihat Demografi Prancis) dan memiliki pengaruh hebat terhadap politik, ekonomi, dan budaya Eropa. Prancis menjadi, dan ditetapkan selama beberapa waktu, bahasa umum dalam urusan luar negeri. Banyak Pencerahan terjadi di dalam lingkaran intelektual Prancis, dan banyak penemuan ilmiah berasal dari ilmuwan Prancis pada abad ke-18. Selain itu, Prancis memiliki berbagai jajahan di Amerika, Afrika dan Asia. Monarki ke Republik Kerajaan memerintah Prancis hingga Revolusi Prancis, tahun 1789, Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, dieksekusi (tahun 1793), bersama ribuan warga sipil Prancis lainnya. Setelah berbagai skema pemerintahan pendek, Napoleon Bonaparte mengambil alih pemerintahan Republik tahun 1799, menjadikannya Konsul Pertama, dan kemudian Kaisar apa yang kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Pertama (1804–1814). Dalam beberapa perang, pasukannya menguasai sebagian besar benua Eropa, dengan anggota keluarga Bonaparte ditunjuk sebagai raja dari kerajaan-kerajaan yang baru didirikan. Setelah kekalahan terakhir Napoleon tahun 1815 dalam Pertempuran Waterloo, monarki Prancis dibentuk kembali, tetapi dengan pembatasan konstitusional baru. Tahun 1830, sebuah pemberontakan warga sipil memaksa pembentukan Monarki Juli konstitusional, yang berjalan hingga 1848. Republik Kedua yang berusia pendek ini berakhir tahun 1852 ketika Louis-Napoléon Bonaparte memproklamirkan Kekaisaran Kedua. Louis-Napoléon mundur setelah kekalahan dalam perang Prancis-Prusia tahun 1870 dan rezimnya digantikan oleh Republik Ketiga. Prancis memiliki jajahan kolonial, dalam berbagai bentuk, sejak awal abad ke-17 hingga 1960-an. Pada abad ke-19 dan 20, imperium kolonial seberang laut globalnya terbesar kedua di dunia setelah Imperium Britania. Pada puncaknya, antara 1919 dan 1939, imperium kolonial Prancis kedua membentang hingga 12.347.000 kilometer persegi (4.767.000 sq mi). Termasuk Prancis Metropolitan, total wilayah daratan dibawah kedaulatan Prancis mencapai 12.898.000 kilometer persegi (4.980.000 sq mi) tahun 1920-an dan 1930-an, yang mencakup 8.6% dari total daratan dunia. Meskipun menang dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Prancis mengalami banyak kematian dan kerugian material (dan meskipun hanya sebagian kecil teritorinya diduduki selama Perang Dunia I, teritori metropolitannya diduduki seluruhnya oleh Jerman selama perang kedua). Tahun 1930-an ditandai oleh berbagai reformasi sosial yang diperkenalkan oleh pemerintah Front Populer. Republik Keempat dibentuk setelah Perang Dunia II dan, selain pertumbuhan ekonomi yang spektakuler (les Trente Glorieuses), negara ini berusaha mengelola status politiknya sebagai negara bangsa dominan. Prancis berusaha menjaga imperium kolonialnya, tetapi kemudian menjadi masalah. Usaha 1936 untuk mengambil kembali kontrol atas Indochina Prancis mengakibatkan tercetusnya Perang Indochina Pertama, yang berakhir dalam kekalahan Prancis di Pertempuran Dien Bien Phu tahun 1954. Beberapa bulan kemudian, Prancis menghadapi konflik baru, dan lebih besar di Aljazair. Debat mengenai mungkin atau tidak menjaga kontrol terhadap Aljazair, yang kemudian rumah bagi satu juta penetap Eropa, menghancurkan negara dan hanpir memulai perang sipil. Tahun 1958, Republik Keempat yang lemah dan tidak stabil berubah menjadi Republik Kelima, yang memiliki kekuasaan Presiden lebih diperkuat. Pemimpin pertamanya, Charles de Gaulle berusaha mempersatukan negara sementara mengakhiri perang. Perang Aljazair dan perang sipil Prancis-Prancis yang berlangsung di ibu kota Aljir, berakhir dengan negosiasi damai tahun 1962 yang membawa kemerdekaan Aljazair. Dalam beberapa dekade terakhir, rekonsiliasi dan kerja sama Prancis dengan Jerman telah membuktikan sentral ke politik dan integrasi ekonomi Uni Eropa, termasuk perkenalan euro bulan Januari 1999. Prancis telah menempati garis depan negara anggota Uni Eropa yang mencoba memanfaatkan kesempatan persatuan keuangan untuk membentuk sebuah badan politik, pertahanan, dan keamanan Uni Eropa yang lebih bersatu dan mampu. Elektorat Prancis memilih menentang ratifikasi Perjanjian Konstitusional Eropa bulan Mei 2005, tetapi Perjanjian Lisboa diratifikasi oleh Parlemen pada Februari 2008. Geografi Sementara Prancis Metropolitan terletak di Eropa Barat, Prancis juga memiliki sejumlah teritori di Amerika Utara, Karibia, Amerika Selatan, selatan Samudra Hindia, Samudera Pasifik, dan Antartika. Teritori ini memiliki berbagai bentuk pemerintahan mulai dari departemen seberang laut hingga jajahan seberang laut. Prancis Metropolitan menempati wilayah seluas 547.030 kilometer persegi (211.209 sq mi), wilayah negara terluas di antara semua anggota Uni Eropa dan sedikit lebih besar dari Spanyol. Prancis memiliki berbagai macam lanskap, mulai dataran pantai di utara dan barat hingga jejaring pegunungan Alpen di tenggara, Massif Central di tengah-selatan dan Pyrenees di barat daya. Di ketinggian 4.807 meter (15.770 ft) di atas permukaan laut, titik tertinggi di Eropa Barat, Mont Blanc, terletak di Alpen di perbatasan antara Prancis dan Italia. Prancis Metropolitan juga memiliki sistem sungai panjang seperti Loire, Garonne, Seine dan Rhône, yang membelah Massif Central dari Alpen dan mengalir ke Laut Mediterania di Camargue, titik terendah di Prancis(2 m / 6.5 ft di bawah permukaan laut). Corsica terletak di lepas pantai Mediterania. Total luas tanah Prancis, dengan departemen dan teritori seberang lautnya (tak termasuk Daratan Adélie), adalah 674.843 kilometer persegi (260.558 sq mi), 0.45% dari luas Bumi. Tetapi, Prancis memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) terbesar kedua di dunia, dengan 11.035.000 kilometer persegi (4.260.000 sq mi), sekitar 8% dari total permukaan semua ZEE dunia, setelah Amerika Serikat (11.351.000 km² / 4.383.000 sq mi) dan sebelum Australia (8.232.000 km² / 3.178.000 sq mi). Prancis Metropolitan terletak antara 41° dan 51° Utara, di sisi barat Eropa, dan terletak di zona beriklim utara. Wilayah utara dan barat laut memiliki iklim sedang, sementara gabungan pengaruh laut, garis lintang dan ketinggian menghasilkan berbagai iklim di seluruh Prancis Metropolitan. Di tenggara iklim Mediterania terjadi. Di barat, iklim didominasi laut dengan curah hujan tinggi, musim dingin sejuk hingga musim panas hangat. Di darat iklimnya lebih kontinental dengan badai musim panas, musim dingin yang lebih dingin dan kurang hujan. Iklim Alpen dan wilayah pegunungan lainnya, dengan jumlah hari dengan temperatur di bawah nol hampir 150 per tahun dan salju menutupi hingga enam bulan. Politik Republik Prancis adalah sebuah republik semi-presidensial uniter dengan tradisi demokratis yang kuat. Konstitusi Republik Kelima disetujui melalui referendum tanggal 28 September 1958. Sehingga memperkuat kewenangan eksekutif dengan parlemen. Cabang eksekutif itu sendiri memiliki dua pemimpin: Presiden Republik, yang merupakan Kepala Negara dan dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk jabatan selama 5 tahun (sebelumnya 7 tahun), dan Pemerintah, dipimpin oleh Perdana Menteri yang ditunjuk presiden. Parlemen Prancis adalah sebuah badan legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis Nasional (Assemblée Nationale) dan Senat. Deputi Majelis Nasional mewakili konstituensi lokal dan terpilih langsung selama 5 tahun. Majelis memiliki kekuasaan untuk membubarkan kabinet, dan mayoritas anggota Majelis menetapkan pilihan pemerintah. Senator dipilih oleh dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun (sebenarnya 9 tahun), dan setengah kursi dimasukkan dalam pemilihan setiap 3 tahun yang dimulai pada September 2008. Kekuasaan legislatif Senat terbatas; dalam penentangan antara kedua pihak, Majelis Nasional memiliki perkataan terakhir, kecuali untuk hukum konstitusional dan lois organiques (hukum yang disediakan langsung oleh konstitusi) dalam beberapa hal. Pemerintah memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan agenda Parlemen. Politik Prancis ditandai oleh dua pengelompokkan yang saling menentang secara politik: pertama sayap kiri, dipusatkan di sekitar Partai Sosialis Prancis, dan lainnya sayap kanan, sebelumnya dipusatkan pada Rassemblement pour la République (RPR) dan sekarang Persatuan untuk Gerakan Rakyat (UMP). Cabang eksekutif kebanyakan terdiri dari anggota UMP. Konvensi dan notasi Prancis adalah rumah bagi Sistem Satuan Internasional (sistem metrik). Sistem Imperial hampir seluruhnya tidak digunakan di Prancis. Sebagian satuan pra-metrik masih digunakan, biasanya livre (satuan berat yang sama dengan setengah kilogram) dan quintal (satuan berat yang sama dengan 100 kilogram). Dalam matematika, Prancis menggunakan notasi infiks seperti negara-negara lainnya. Untuk jumlah yang besar, skala panjang digunakan. Prancis menggunakan kata billion untuk jumlah 1.000.000.000.000, sementara di negara yang menggunakan skala pendek disebut trillion. Tetapi, dalam bahasa Prancis terdapat kata, milliard, untuk jumlah 1.000.000.000, sementara negara yang menggunakan skala pendek disebut bilyun. Selain penggunaan skala panjang, satu bilyun disebut un milliard ("satu miliar") dalam bahasa Prancis, dan bukan mille millions ("seribu juta"). Juga perlu diketahui bahwa nama jumlah di atas milliard jarang digunakan. Satu triliun akan sering disebut mille milliards ("seribu miliar") dalam bahasa Prancis, dan jarang un billion. Dalam notasi angka Prancis, koma (,) adalah pemisah desimal, sementara titik (.) digunakan antara setiap kumpulan tiga digit khususnya untuk jumlah yang besar. Sebuah spasi juga dapat digunakan untuk memisahkan setiap kumpulan tiga digit khususnya untuk jumlah kecil. Angka tiga ribu lima ratus sepuluh dapat ditulis sebagai 3 510 sementara lima belas juta lima ratus ribu tiga puluh dua dapat ditulis sebagai 15.500.032. Dalam keuangan, simbol mata uang digunakan sebagai pemisah desimal atau diletakkan setelah nomor. Contohnya €25 048,05 ditulis 25 048€05 atau 25 048,05 € (selalu dengan spasi tambahan antara angka dan simbol mata uang). Kendaraan dikemudikan di lajur kanan Dalam komputer, satu bit disebut satu bit sementara satu byte disebut oktet (dari akar Latin octo, berarti "8"). Awalan SI digunakan. Waktu 24 jam digunakan, dengan h sebagai pemisah antara jam dan menit (contohnya 2:30 p.m. menjadi 14h30). Semua bentuk angka untuk tanggal berada dalam urutan hari-bulan-tahun, menggunakan garis miring sebagai pemisah (contoh: 31/12/1992 atau 31/12/92). Hukum Prancis menggunakan sebuah sistem hukum sipil; yang berarti, hukum berasal terutama dari peraturan tertulis; hakim tidak membuat hukum, tetapi mengartikannya (meskipun jumlah penerjemahan hakim dalam beberapa hal menjadikannya sama dengan hukum kasus). Prinsip dasar peraturan hukum tercantum dalam Kode Napoleon. Dalam perjanjian dengan prinsip Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara, hukum seharusnya hanya melarang aksi yang merugikan masyarakat. Seperti Guy Canivet, presiden pertama Mahkamah Kasasi, menulis mengenai pengelolaan penjara: Kebebasan adalah peraturan, dan larangannya adalah pengecualian; larangan kebebasan apapun harus dibuat oleh Hukum dan harus mengikuti prinsip kewajiban dan perbandingan. Berarti, hukum harus mengeluarkan larangan hanya apabila dibutuhkan, dan bila ketidaknyamanan disebabkan oleh larangan ini tidak melebihi ketidaknyamanan yang diwajibkan larangan untuk pemulihan. Dalam praktik, tentunya, ideologi ini sering gagal ketika hukum dibuat. Hukum Prancis terbagi menjadi dua bagian utama: hukum pribadi dan hukum umum. Hukum pribadi meliputi, biasanya, hukum sipil dan hukum kriminal. Hukum umum meliputi, hukum administratif dan hukum konstitusional. Tetapi, dalam praktik, hukum Prancis terdiri dari tiga bagian utama: hukum sipil; hukum kriminal dan hukum administratif. Prancis tidak mengakui hukum agama, ataupun pengakuan keyakinan religius atau moralitas sebagai motivasi untuk penetapan larangan. Sebagai konsekuensi, Prancis tidak lagi memiliki hukum pengumpatan atau hukum sodomi (terakhir dihapus tahun 1791). Tetapi "serangan terhadap kesusilaan umum" (contraires aux bonnes mœurs) atau perusak perdamaian (trouble à l'ordre public) telah digunakan untuk menekan kembali ekspresi publik atas homoseksualitas atau prostitusi jalanan. Hukum hanya dapat digunakan pada masa depan dan bukan masa lalu (hukum ex post facto dilarang); dan harus dilaksanakan, hukum harus secara resmi diterbitkan dalam Journal Officiel de la République Française. Hubungan luar negeri Prancis adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjabat sebagai salah satu anggota permanen Dewan Keamanan PBB dengan hak veto. Juga anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Sekretariat Komunitas Pasifik (SPC) dan Komisi Samudera Hindia (COI). Negara ini adalah anggota terkait Asosiasi Negara Karibia (ACS) dan anggota utama Organisasi Francophone Internasional (OIF) dari lima puluh satu negara penutur bahasa Prancis. Memiliki kantor pusat OECD, UNESCO, Interpol, Alliance Base dan International Bureau for Weights and Measures. Tahun 1953 Prancis menerima permintaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membuat lambang yang dapat mewakilinya secara internasional. Kemudian lambang Prancis digunakan dan dipakai pada paspor. Kebijakan luar negeri Prancis telah dibentuk oleh keanggotaan Uni Eropa, yang merupakan anggota pendiri. Tahun 1960-an, Prancis berusaha mengeluarkan Britania Raya dari organisasi itu, karena hanya diperuntukkan bagi benua Eropa. Sejak 1990-an, Prancis telah membuat hubungan dekat dengan Jerman bersatu untuk menjadi penggerak paling berpengaruh di UE, tetapi menyaingi Britania dan membatasi pengaruh negara-negara Eropa Timur. Prancis adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara, tetapi di bawah Presiden de Gaulle, Prancis mengeluarkan diri dari komando militer bersama untuk menghindari dominasi kebijakan luar negeri dan keamanannya oleh pengaruh politik dan militer AS. Pada awal 1990-an, negara ini menerima banyak kritik dari negera lain untuk ujicoba nuklir bawah tanahnya di Polinesia Prancis. Prancis menentang keras Invasi ke Irak 2003, mengancam hubungan bilateral dengan AS dan Britania. Prancis mempertahankan pengaruh politik dan ekonomi yang kuat di bekas koloni Afrikanya dan mengirim bantuan ekonomi dan tentara untuk misi penjaga perdamaian di Pantai Gading dan Chad. Militer Angkatan bersenjata Prancis terbagi menjadi empat cabang: Armée de Terre (Darat) Marine Nationale (Laut) Armée de l'Air (Udara) Gendarmerie Nationale (sebuah pasukan militer yang berperan sebagai Polisi Pedesaan Nasional dan sebagai polisi militer untuk seluruh militer Prancis) Sejak Perang Aljazair, konskripsi telah dikurangi dan dihapus tahun 2001 oleh Jacques Chirac. Jumlah seluruh personel militer adalah 359.000 orang. Prancis menghabiskan 2.6% PDB-nya pada pertahanan, sedikit lebih banyak dari Britania Raya (2.4%), dan merupakan yang tertinggi di Uni Eropa di mana pengeluaran pertahanan umumnya kurang dari 1.5% PDB. Bersama-sama merupakan 40% dari pengeluaran pertahanan UE. Sekitar 10% pendapatan pertahanan Prancis masuk ke force de frappe, atau senjata nuklir. Sebagian peralatan militer Prancis dibuat di Prancis. Contohnya pesawat tempur Rafale, kapal angkut pesawat Charles de Gaulle, misil Exocet, dan misil Leclerc. Beberapa senjata, seperti E-2 Hawkeye atau E-3 Sentry dibeli dari Amerika Serikat. Daripada keluar dari proyek Eurofighter, Prancis aktif berinvestasi dalam proyek bersama Eropa seperti Eurocopter Tiger, Kapal perang kecil serbaguna, demonstrator UCAV nEUROn dan Airbus A400M. Prancis adalah penjual senjata besar karena kebanyakan desain arsenalnya tersedia untuk pasar ekspor dengan pengecualian peralatan bertenaga nuklir. Beberapa peralatan buatan Prancis dirancang khusus untuk ekspor seperti kapal selam kelas Scorpène Prancis-Spanyol. Beberapa peralatan Prancis telah dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan negara sekutu seperti kapal selam kelas berat (berdasarkan kelas La Fayette) atau kapal selam kelas Hashmat (berdasarkan kapal selam kelas Agosta). Meskipun memiliki satuan anti-teroris paling kuat seperti GIGN atau EPIGN gendarmerie adalah pasukan polisi militer yang berperan sebagai pasukan polisi pedesaan dan umum. Sejak pembentukannya GIGN telah menjalani seribu operasi dan membebaskan lima ratus sandera; pembajakan Air France Penerbangan 8969 menarik perhatian dunia. Intelijen Prancis dapat dibagi menjadi dua satuan utama: DGSE (badan luar) dan DST (badan domestik). Yang terakhir adalah bagian polisi sementara yang pertama dikaitkan dengan angkatan darat. DGSE terkenal untuk Penenggelaman Rainbow Warrior, tetapi juga dikenal karena mengungkap banyak jaringan mata-mata berteknologi tinggi terkini yang belum diketahui di Eropa dan Amerika Serikat melalui agen Vladimir Vetrov. "Force de frappe" Prancis bersandar pada kebebasan penuh. Arsenal nuklir Prancis terdiri dari empat kapal selam yang dilengkapi dengan misil balistik M45. Triomphant sedang dibuat untuk menggantikan bekas kelas Redoutable. M51 akan menggantikan M45 pada masa depan dan memperpanjang jangkauan tembak Triomphant. Di samping kapal selam, pasukan penjaga Prancis menggunakan Mirage 2000N; varian dari Mirage 2000 dan dirancang untuk mengirim serangan nuklir. Peralatan nuklir lainnya seperti misil balistik antarbenua Plateau d'Albion dan misil jarak pendek Hadès telah dimatikan. Dengan 350 hulu ledak nuklir Prancis adalah kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia. Marine Nationale diakui sebagai salah satu pasukan terkuat di dunia. Kompendium profesional flottes de combats, dalam tahun 2006, menempati peringkat ke-6 sebagai angkatan laut terbesar di dunia setelah Amerika, Rusia, Tiongkok, Britania Raya dan Jepang. Dilengkapi dengan satu-satunya Kapal Angkut Pesawat bertenaga nuklir di dunia, dengan pengecualian angkatan laut Amerika. Belakangan ini kapal kelas Mistral bergabung dengan Marine Nationale, Mistral itu sendiri telah menjalani operasi di Lebanon. Untuk Entente Cordiale tahun 2004 Presiden Chirac mengumuman kapal angkut pesawat Prancis masa depan akan dirancang bersama Britania Raya. Angkatan laut Prancis dilengkapi dengan kapal perang kecil kelas La Fayette, contoh awal kapal mata-mata, dan beberapa kapal akan dikeluarkan dalam beberapa tahun berikutnya dan digantikan oleh kapal yang lebih modern, contoh kapal permukaan masa depan adalah kapal perang kelas Forbin dan Aquitaine juga bagian dari Force Océanique Stratégique meskipun mereka tidak membawa senjata nuklir, kelas sekarang adalah Kelas Rubis dan akan digantikan pada masa depan oleh Kelas Suffren. Armée de Terre mempekerjakan 133.500 orang, terkenal untuk Légion Etrangère (Legiun Asing Prancis) meskipun pasukan khusus Prancis bukanlah Legiun tetapi Dragons Parachutistes dan Marines Parachutistes. Senapan Prancis adalah FAMAS dan sistem serang infanteri masa depan adalah Félin. Prancis menggunakan kendaraan berjalur dan beroda menuju beberapa tujuan, contoh kendaraan beroda adalah Caesar atau AMX 10 RC. Meskipun tank tempur utamanya Leclerc, banyak tank AMX 30 tua masih beroperasi menggunakan AMX 30 AuF1 untuk artileri. Terakhir dilengkapi dengan helikopter Eurocopter Tiger. Armée de l'Air adalah yang tertua dan angkatan udara profesional pertama di dunia. Sampai saat ini mempertahankan kapasitasnya. Menggunakan banyak dua pesawat tempur: Mirage F1 tua dan Mirage 2000 baru. Model terakhir dibuat dalam versi serangan darat bernama Mirage2000D. Rafale modern sedang dibuat oleh angkatan udara dan laut Prancis. Pembagian administratif Prancis terbagi menjadi 26 region administratif. 22 terletak di Prancis Metropolitan (21 berada di wilayah kontinental atau Prancis Metropolitan; satu adalah jajahan teritorial Corsica), dan empat adalah region seberang laut. Region itu kemudian dibagi lagi menjadi 100 departemen yang diberi nomor (umumnya huruf). Nomor ini di antaranya digunakan pada kode pos dan plat nomor kendaraan. Empat dari departemen tersebut terletak di region seberang laut dan secara langsung region seberang laut dan departemen seberang laut adalah bagian integral Prancis (dan Uni Eropa) dan menikmati status yang sama dengan departemen metropolitan. Ke-100 departemen terbagi menjadi 341 arondisemen yang kemudian dibagi lagi menjadi 4.032 kanton. Kanton-kanton tersebut dibagi menjadi 36.680 komune, yang merupakan kotamadya dengan dewan kotamadya terpilih. Juga ditetapkan 2.588 entitas antarkomune yang mengumpulkan 33.414 dari 36.680 komune (91.1% dari seluruh komune). Tiga komune, Paris, Lyon dan Marseille dibagi menjadi 45 arondisemen kotamadya. Region, departemen dan komune dikenal sebagai jajahan teritorial, berarti mereka memiliki majelis lokal juga eksekutif. Arondisemen dan kanton adalah pembagian administratif. Tetapi, tidak selalu menjadi masalah. Hingga 1940, arondisemen adalah jajahan teritorial dengan majelis terpilih, tetapi dibatalkan oleh rezim Vichy dan dihapus oleh Republik Keempat tahun 1946. Secara sejarah, kanton juga jajahan teritorial dengan majelis terpilih. Selain 26 region dan 100 departemen, Republik Prancis juga memiliki enam jajahan seberang laut, satu jajahan sui generis (Kaledonia Baru), dan satu teritorial seberang laut. Jajahan dan teritori seberang laut membentuk bagian dari Republik Prancis, tetapi tidak membentuk bagian dari Uni Eropa atau wilayah keuangannya. Teritorial Pasifik terus menggunakan Franc Pasifik yang nilainya dihubungkan dengan Euro. Secara kontras, empat region seberang laut sebelumnya menggunakan Franc Prancis dan sekarang menggunakan Euro. Prancis juga mempertahankan kontrol terhadap sejumlah pulau berpenghuni non-permanen kecil di Samudra Hindia dan Samudera Pasifik: Bassas da India, Pulau Clipperton, Pulau Europa, Kepulauan Glorioso, Pulau Juan de Nova, Pulau Tromelin. Departemen seberang laut memiliki status politik yang sama dengan departemen metropolitan. Guadeloupe (sejak 1946) Martinique (sejak 1946) Guyana Prancis (sejak 1946) Réunion (sejak 1946) Mayotte (sejak 2011) Ekonomi Ekonomi Prancis menggabungkan perusahaan pribadi ekstensif (hampir 2.5 perusahaan terdaftar) dengan intervensi pemerintah (lihat dirigisme) substansial (meskipun menurun). Pemerintah yang mempertahankan pengaruh terhadap bagian penting dalam sektor infrastruktur dengan kepemilikan mayoritas atas firma rel kereta api, listrik, pesawat terbang, dan telekomunikasi, telah mengendurkan kontrolnya secara bertahap sejak awal 1990-an. Pemerintah perlahan-lahan menjual saham di France Télécom, Air France, juga industri asuransi, perbankan, dan pertahanan. Sebagai anggota grup negara industri maju G8, Prancis menempati peringkat ekonomi terbesar kelima atau keenam menurut PDB nominal yang bergantung pada sumbernya. Prancis bergabung dengan 11 anggota UE lainnya untuk meluncurkan Euro pada tanggal 1 Januari 1999, dengan koin dan uang kertas Euro yang menggantikan Franc Prancis (₣) pada awal 2002. Menurut OECD, tahun 2004 Prancis adalah pengekspor barang manufaktur terbesar kelima di dunia dan pengimpor terbesar keempat di dunia. Tahun 2003, Prancis adalah penerima investasi langsung asing terbesar ke-2 di antara negara OECD dengan nilai $47 miliar, setelah Luksemburg (di mana investasi langsung asing adalah transfer uang ke bank yang terletak di negara itu) tetapi di atas Amerika Serikat ($39.9 miliar), Britania Raya ($14.6 miliar), Jerman ($12.9 miliar), atau Jepang ($6.3 miliar). Pada tahun yang sama, perusahaan Prancis menginvestasikan $57.3 miliar di luar Prancis, menempatkan Prancis sebagai investor langsung luar terpenting kedua di OECD, setelah Amerika Serikat ($173.8 miliar), dan di atas Britania Raya ($55.3 miliar), Jepang ($28.8 miliar) dan Jerman ($2.6 miliar). Dalam edisi 2005 OECD in Figures, OECD juga mencatat bahwa Prancis memimpin negara G7 menurut produktivitas (diukur sebagaimana PDB per jam bekerja). Tahun 2004, PDB per jam yang bekerja di Prancis adalah $47.7, di atas Amerika Serikat ($46.3), Jerman ($42.1), Britania Raya ($39.6), atau Jepang ($32.5). Selain jumlah yang menunjukkan produktivitas per jam yang bekerja lebih tinggi daripada di AS, PDB per kapita Prancis lebih rendah dari PDB per kapita AS, menjadi dapat dibandingkan dengan PDB per kapita negara Eropa lainnya, yang rata-rata 30% di bawah AS. Alasannya adalah bahwa banyak persentase kecil penduduk Prancis yang bekerja bila dibandingkan dengan AS, yang PDB per kapitanya lebih rendah dari Prancis, karena produktivitasnya yang tinggi. Faktanya, Prancis memiliki salah satu persentase terendah penduduk berusia 15-64 tahun yang bekerja di antara negara OECD. Tahun 2004 68.8% penduduk Prancis berusia 15-64 tahun bekerja, bila dibandingkan dengan 80.0% di Jepang, 78.9% di Britania, 77.2% di AS, dan 71.0% di Jerman. Fenomena ini disebabkan oleh hampir tiga puluh tahun pengangguran massal di Prancis, yang membawa kepada tiga masalah yang mengurangi jumlah penduduk yang bekerja: sekitar 9% penduduk aktif tidak memiliki pekerjaan; siswa menunda selama mungkin masuknya mereka ke dalam pasaran buruh; dan terakhir, pemerintah Prancis memberi berbagai insentif kepada pekerja untuk pensiun pada awal usia 50 tahunan, meskipun semakin dikurangi. Sementara banyak ahli ekonomi mengungkapkan kekecewaannya sepanjang tahun, masalah utama dengan ekonomi Prancis bukanlah produktivitas. Menurut pendapat mereka, yang utama adalah reformasi struktural, untuk meningkatkan jumlah penduduk yang bekerja dari seluruh penduduk. Ahli ekonomi Liberal dan Keynesian memiliki jawaban berbeda mengenai masalah itu. Jam kerja yang rendah dan keseganan pembentukan kembali pasar buruh dianggap sebagai titik lemah ekonomi Prancis dalam pandangan sayap kanan dan jarangnya kebijakan pemerintah yang menetapkan keadilan sosial menurut sayap kiri. Usaha pemerintah terbaru adalah menyesuaikan pasar buruh muda, mengurangi pengangguran, telah ditentang secara penuh. Dengan 81.9 juta turis asing tahun 2007, Prancis menempati peringkat pertama sebagai tujuan turis terbaik di dunia, di atas Spanyol (58.5 juta tahun 2006) dan Amerika Serikat (51.1 juta tahun 2006). Jumlah 81.9 juta ini tidak termasuk orang yang menetap kurang dari 24 jam di Prancis, seperti orang Eropa Utara yang melintasi Prancis dalam perjalanan ke Spanyol atau Italia selama Musim Panas. Prancis memiliki kota berbudaya tinggi (Paris menjadi yang utama), pantai dan resor tepi laut, resor ski, dan wilayah pedesaan yang dinikmati untuk keindahan dan kenyamanannya (pariwisata hijau). Di samping pariwisata biasa, Prancis menarik berbagai peziarah religius ke Lourdes, sebuah kota di département Hautes-Pyrénées yang dikunjungi beberapa juta turis per tahun. Situs pariwisata terkenal meliputi: (menurut peringkat pengunjung per tahun pada tahun 2003): Menara Eiffel (6.2 juta), Museum Louvre (5.7 juta), Istana Versailles (2.8 juta), Musée d'Orsay (2.1 juta), Arc de Triomphe (1.2 juta), Centre Pompidou (1.2 juta), Mont-Saint-Michel (1 juta), Château de Chambord (711.000),Sainte-Chapelle (683.000), Château du Haut-Kœnigsbourg (549.000), Puy de Dôme (500.000), Musée Picasso (441,000), Carcassonne (362.000). Prancis memiliki industri angkasa penting yang dipimpin oleh konsorsium Eropa Airbus, dan bersama Swedia menjadi satu-satunya kekuatan Eropa (tak termasuk Rusia) yang memiliki pelabuhan antariksa nasional pribadi (Centre Spatial Guyanais). Prancis juga negara Barat yang paling independen energinya karena investasi besar dalam tenaga nuklir (tenaga nuklir di Prancis), yang juga membuat Prancis produsen paling sedikit karbon dioksida di antara tujuh negara industri di dunia. Sebagai hasil investasi besar dalam teknologi nuklir, banyak listrik yang diproduksi di negara itu dibangkitkan oleh pembangkit tenaga nuklir (78.1% pada 2006, meningkat dari 8% tahun 1973, 24% tahun 1980, dan 75% tahun 1990). Tanah subur yang luas, pembuatan teknologi modern, dan subsidi UE telah bergabung untuk menjadikan Prancis produsen dan pengekspor hasil pertanian terdepan di Eropa. Gandum, unggas, susu, daging, dan babi, juga industri pangan dan anggur yang diakui adalah ekspor pertanian utama Prancis. Subsidi agrikultur UE ke Prancis hampir mencapai $14 miliar. Sejak akhir Perang Dunia Kedua, pemerintah melakukan usaha untuk berintegrasi dengan Jerman di bidang ekonomi dan politik. Hari ini kedua negara membentuk apa yang disebut sebagai negara "inti" untuk integrasi lebih besar ke Uni Eropa. Transportasi Jaringan rel kereta api Prancis, yang membentang 31.840 kilometer (19.784 mi) adalah yang terpanjang di Eropa Barat. Dioperasikan oleh SNCF, dan kereta berkecepatan tinggi termasuk Thalys, Eurostar dan TGV yang menempuh kecepatan 320 km/jam (200 mph) dalam penggunaan komersial. Eurostar, bersama Eurotunnel Shuttle, menghubungkan Britania Raya melalui Terowongan Channel. Rangkaian rel menghubungkan negara tetangga di Eropa, kecuali Andorra. Hubungan inter-urban juga dibuat dengan layanan bawah tanah dan trem yang dilengkapi dengan layanan bus. Terdapat jalan sepanjang 893.000 kilometer (555.070 mi) di Prancis. Wilayah Paris ditutupi dengan jaringan terpadat jalan dan jalan tol yang menghubungkannya dengan seluruh Prancis. Jalan di Prancis juga menangani lalu lintas internasional, menghubungkan kota di Belgia, Spanyol, Andorra, Monako, Swiss, Jerman dan Italia. Tidak ada biaya registrasi tahunan atau pajak jalan, tetapi penggunaan motorway melalui tol kecuali di dekat komune besar. Pasar mobil baru didominasi oleh merek domestik seperti Renault (27% mobil terjual di Prancis tahun 2003), Peugeot (20.1%) dan Citroën (13.5%). Hampir 70% mobil baru yang terjual tahun 2004 memiliki mesin diesel, lebih banyak dari mesin bensin atau LPG. Prancis memiliki jembatan jalan tertinggi di dunia: Jembatan Millau, dan telah membangun banyak jembatan penting seperti Pont de Normandie. Terdapat sekitar 478 bandar udara di Prancis, termasuk landasan terbang. Bandar Udara Internasional Charles de Gaulle yang terletak di dekat Paris adalah bandara terbesar dan tersibuk di negara itu, menangani sebagian besar lalu lintas komersial di Prancis dan menghubungkan Paris dengan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Air France adalah maskapai penerbangan nasional, meskipun sejumlah perusahaan maskapai pribadi menyediakan perjalanan domestik dan internasional. Terdapat sepuluh pelabuhan utama di Prancis, yang terbesar terletak di Marseille, yang juga pelabuhan terbesar yang berbatasan dengan Laut Mediterania. 14.932 kilometer (9.278 mi) jalur air melewati Prancis termasuk Canal du Midi yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Samudera Atlantik melalui sungai Garonne. Demografi Dengan sekitar 64.5 juta jiwa, Prancis adalah negara terpadat ke-19 di dunia. Kota terbesar di Prancis adalah Paris, Lyon, Marseille, Lille, Toulouse, Bordeaux, Nice, Strasbourg, Nantes dan Rennes. Tahun 2003, pertumbuhan penduduk alami Prancis (tak termasuk imigrasi) menyumbang hampir seluruh pertumbuhan penduduk alami di Uni Eropa. Tahun 2004, pertumbuhan penduduknya adalah 0.68% dan kemudian tahun 2005 jumlah kelahiran dan fertilitas terus meningkat. Peningkatan kelahiran alami atas kematian meningkat hingga 299.800 tahun 2006. Jumlah fertilitas seumur hidup meningkat hingga 2.00 tahun 2007, dari 1.92 tahun 2004. Tahun 2004, 140.033 orang bermigrasi ke Prancis. Di antaranya, 90.250 berasal dari Afrika dan 13.710 dari Eropa. tahun 2005, tingkat imigrasi turun sedikit hingga 135.890. Prancis adalah sebuah negara dengan berbagai macam etnis. Menurut Institut Nasional Prancis untuk Statistik dan Pembelajaran Ekonomi, negara ini memiliki 4.9 juta orang imigran yang lahir di luar negeri, 2 juta di antaranya telah memperoleh kewarganegaraan Prancis. Prancis adalah negara tujuan perlindungan utama di Eropa Barat dengan sekitar 50.000 orang tahun 2005 (penurunan 15% dari tahun 2004). Uni Eropa membolehkan pergerakan bebas antara negara anggota. Sementara Britania Raya (bersama Irlandia) tidak memberlakukan larangan itu, Prancis melakukan aturan untuk membendung migrasi Eropa Timur. Sebuah masalah politik sepanjang tahun adalah depopulasi pedesaan. Selama periode 1960-1999 lima belas département pedesaan mengalami penurunan jumlah penduduk. Dalam kasus yang paling hebat, populasi Creuse berkurang hingga 24%. Bahasa Menurut Artikel 2 Konstitusi, Bahasa Prancis adalah bahasa resmi Prancis sejak 1992. Ini menjadikan Prancis satu-satunya negara di Eropa Barat (tak termasuk negara mikro) yang memiliki satu bahasa resmi yang diakui. Tetapi 77 bahasa daerah juga digunakan di Prancis Metropolitan juga di departemen dan teritorial seberang laut. Hingga baru-baru ini, pemerintah Prancis dan sistem sekolah negara meragukan penggunaan bahasa-bahasa tersebut, tetapi mereka sekarang mengajarkannya hingga berbagai tingkatan di beberapa sekolah. Bahasa lainnya, seperti Portugis, Italia, Arab Maghrebi dan beberapa bahasa Berber dituturkan oleh imigran. Agama Prancis adalah sebuah negara sekuler karena kebebasan beragama adalah hak konstitusional, meskipun beberapa organisasi religius seperti Scientology, Children of God, Unification Church, dan Order of the Solar Temple dianggap sebagai pemujaan. Menurut jajak pendapat Januari 2007 oleh Catholic World News: 51% orang Prancis beragama Katolik, 31% agnostik atau ateis. (Jajak pendapat lainnya memberikan ateis persentase 27%), 10% dari agama lain atau tanpa pendapat, 4% Muslim, 3% Protesan, 1% Yahudi. Menurut Eurobarometer Poll terbaru 2005, 34% warga Prancis merespon bahwa "mereka mempercayai adanya Tuhan", sementara 27% menjawab "mereka percaya terdapat suatu jenis ruh atau kekuatan hidup" dan 33% menyatakan "mereka tidak percaya adanya suatu jenis ruh, Tuhan, atau kekuatan hidup". Satu survei lain menyatakan 32% penduduk di Prancis ateis, dan 32% lainnya "meragukan adanya Tuhan tetapi bukan ateis". Jumlah komunitas Yahudi di Prancis mencapai 600.000 menurut World Jewish Congress dan merupakan yang terbesar di Eropa. Perkiraan jumlah Muslim di Prancis selalu bermacam. Menurut sensus Prancis 1999, terdapat 3.7 juta orang dengan "kemungkinan kepercayaan Muslim" di Prancis (6.3% dari total populasi). Tahun 2003, Kementerian Dalam Negeri Prancis memperkirakan jumlah Muslim mencapai 5-6 juta. Konsep laïcité ada di Prancis dan karena ini, sejak 1905, pemerintah Prancis secara legal menolak pengakuan agama apapun (kecuali peraturan seperti ulama militer dan Alsace-Moselle). Sementara itu, Prancis mengakui organisasi religius, sesuai kriteria hukum formal yang tidak menggunakan doktrin keagamaan. Sebaliknya, organisasi religius harus mengulang dari intervensi dalam pembuatan kebijakan. Ketegangan sering terjadi mengenai diskriminasi tuduhan terhadap kaum minoritas, khususnya terhadap Muslim (lihat Islam di Prancis). Kesehatan Sistem perawatan kesehatan Prancis menempati peringkat pertama di dunia oleh World Health Organisation tahun 1997. Dibebaskan dari biaya untuk orang yang mengalami penyakit kronis (Affections de longues durées) seperti kanker, AIDS atau Cystic Fibrosis. Harapan hidup rata-rata setelah kelahiran adalah 79.73 tahun. Tahun 2003, terdapat sekitar 120.000 orang di Prancis yang hidup dengan AIDS. Prancis, sebagaimana negara UE lainnya, berada dalam pengarahan UE untuk mengurangi limbah bawah tanah di wilayah sensitif. Tahun 2006, Prancis baru 40% melaksanakan pengarahan ini, menempatkannya sebagai salah satu negara dengan jumlah limbah terendah di dalam UE karena memenuhi standar pengolahan limbah. Kematian Chantal Sébire membangkitkan kembali debat terhadap eutanasia di Prancis. Dilaporkan pada tanggal 21 Maret 2008. Budaya Académie française Seni Prancis Masakan Prancis Sinema Prancis Kebun di Prancis Musik Prancis Struktur sosial Prancis Pendidikan di Prancis Hari libur di Prancis Daftar orang Prancis Komik Prancis-Belgia Arsitektur Secara teknis, tidak ada arsitektur yang diberi nama Arsitektur Prancis, meskipun tidak pernah benar. Nama lama Arsitektur Gothic adalah Arsitektur Prancis (atau Opus Francigenum). Sebutan "Gothic" muncul sebagai bentuk bergaya dan digunakan secara luas. Prancis Utara adalah rumah bagi beberapa katedral dan basilika Gothic terpenting, yang pertama adalah Basilika Saint Denis (digunakan sebagai nekropolis kerajaan); katedral Gothic Prancis penting lainnya adalah Notre-Dame de Chartres dan Notre-Dame d'Amiens. Raja dimahkotai di gereja Gothic penting lainnya: Notre-Dame de Reims. Selain gereja, Arsitektur Gothic telah digunakan di banyak istana religius, yang terpenting adalah Palais des Papes di Avignon. Selama Abad pertengahan, kastel berbenteng dibangun oleh bangsawan feodal untuk menandakan kekuasaanya menentang pesaingnya. Ketika Raja Philip II merebut Rouen dari Raja John, contohnya, ia merobohkan kastil ducal untuk membangun yang lebih besar. Kota berbenteng juga umum, sayangnya banyak kastil Prancis hancur termakan waktu. Inilah mengapa Château-Gaillard Richard si Hati Singa dirobohkan, juga Château de Lusignan. Beberapa kastil Prancis yang masih lestari adalah Chinon, Château d'Angers, kastil raksasa Château de Vincennes dan Kastel Cathar. Sebelum pemunculan arsitektur ini Prancis telah menggunakan Arsitektur Romawi seperti sebagian Eropa Barat (dengan pengecualian Semenanjung Iberia, yang menggunakan arsitektur Moor). Beberapa contoh hebat gereja Romawi di Prancis adalah Basilika Saint Sernin di Toulouse dan reruntuhan Biara Cluny (hancur semasa Revolusi dan Perang Napoleon). Akhir Perang Seratus Tahun menandakan tahap penting dalam perubahan arsitektur Prancis. Itulah masanya Renaisans Prancis dan beberapa seniman dari Italia dan Spanyol diundang ke Prancis; banyak istana kediaman, rancangan Italia, dibangun, terutama di Lembah Loire. Beberapa kastil kediaman adalah Château de Chambord, Château de Chenonceau, atau Château d'Amboise. Setelah renaisans dan berakhirnya Abad Pertengahan, Arsitektur Baroque menggantikan Gothic. Tetapi di Prancis, arsitektur baroque menuai kesuksesan besar dalam domain sekuler daripada keagamaan. Dalam domain sekuler, Istana Versailles memiliki banyak fitur baroque. Jules Hardouin Mansart dapat dikatakan sebagai arsitek Prancis berpengaruh dalam gaya baroque, dengan kubah baroque-nya yang terkenal di Les Invalides. Beberapa arsitektur baroque provinsi impresif dapat ditemukan di tempat yang bukan Prancis seperti Place Stanislas di Nancy. Dalam sisi arsitektur militer Vauban merancang sejumlah benteng paling efisien di Eropa dan menjadi arsitek militer paling berpengaruh. Setelah Revolusi, para Republikan memuja Neoklasikisme meskipun neoklasikisme diperkenalkan di Prancis sebelum revolusi dengan bangunan seperti Pantheon Paris atau Capitole de Toulouse. Dibangun selama Kekaisaran Prancis Arc de Triomphe dan Sainte Marie-Madeleine menampilkan tren ini sebagai yang terbaik. Di bawah Napoleon III, sebuah gelombang baru urbanisme dan arsitektur muncul. Bila beberapa bangunan menarik seperti Palais Garnier neo-baroque dibangun, perencanaan urban pada waktu itu sangat rapi dan hebat. Contohnya Baron Haussmann membangun kembali Paris. Masa-masa ini juga membangkitkan tren Kebangkitan Gothic yang kuat di seluruh Eropa, di Prancis arsitek yang merancangnya adalah Eugène Viollet-le-Duc. Pada abad ke-19 Gustave Eiffel merancang banyak jembatan (seperti Jembatan Garabit) dan menjadi salah satu perancang jembatan berpengaruh pada masa itu, meskipun ia berhasil dikenang karena Menara Eiffel. Pada abad ke-20, Arsitek Swiss Le Corbusier merancang beberapa bangunan di Prancis. Banyak arsitek terbaru Prancis menggabungkan gaya arsitektural modern dan lama. Piramida Louvre adalah contoh baik arsitektur modern yang ditambahkan ke sebuah bangunan lama. Bangunan yang paling sulit dibuat di kota-kota Prancis adalah pencakar langit, karena dapat terlihat dari jauh. Distrik finansial terbesar Prancis adalah La Defense, di mana sejumlah besar pencakar langit terletak. Bangunan besar lainnya yang ditantang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya adalah jembatan besar; contohnya Jembatan Millau. Beberapa arsitek Prancis modern meliputi Jean Nouvel atau Paul Andreu. Sastra Sastra Prancis dapat dilacak kembali hingga Abad Pertengahan. Prancis tidaklah memiliki bahasa yang seragam tetapi terbagi menjadi beberapa dialek (terutama: dialek oïl utara, oc selatan). Setiap penulis menggunakan pengejaan dan kosakatanya sendiri. Beberapa teks pertengahan Prancis tidak ditandai seperti Tristan dan Iseult, atau Lancelot dan Cangkir Suci, di antara lainnya. Sebagian puisi dan literatur Prancis pertengahan terinspirasi oleh Permasalahan Prancis, seperti The Song of Roland dan berbagai Chansons de geste. "Roman de Renart" ditulis tahun 1175 oleh Perrout de Saint Cloude, dan menceritakan karakter pertengahan Reynard ('Serigala'); juga merupakan contoh populer cerita Prancis. Karena karakter tak dikenal dalam banyak karya Prancis pada Abad Pertengahan, beberapa penulis pertengahan menjadi terkenal: Chrétien de Troyes, contohnya. Budaya 'Oc' juga terkenal pada Abad Pertengahan. Contoh awal karya puisi bahasa daerah dalam Occitan adalah Duke William IX of Aquitaine. Mengenai sejarah bahasa Prancis, salah satu penulis terpenting adalah François Rabelais. Prancis Modern mendapat keuntungan dari gayanya. Karyanya yang paling terkenal adalah Gargantua dan Pantagruel. Kemudian, Jean de La Fontaine menulis "Fables", sebuah kumpulan cerita pendek, ditulis terbalik, dan selalu berakhiran dengan sebuah "pengajaran moral". Selama abad ke-17 karya Pierre Corneille, Jean Racine dan Molière, buku moral dan filosofi Blaise Pascal dan René Descartes memengaruhi aristokrasi yang meninggalkan warisan penting bagi penulis pada masa yang akan datang. Tapi pada abad ke-18 dan ke-19 literatur dan syair Prancis mencapai masa kejayaannya. Abad ke-18 adalah masa munculnya karya dari para penulis, pengesai dan pemoral terkenal seperti Voltaire, Denis Diderot dan Jean-Jacques Rousseau. Karena banyaknya literatur Prancis pada waktu itu, Charles Perrault adalah penulis yang paling kaya, dengan cerita seperti: "Puss in Boots", "Cinderella", "Sleeping Beauty" and "Bluebeard". Abad ke-19 adalah masa kemunculan banyak novel Prancis terkenal: Victor Hugo, Alexandre Dumas dan Jules Verne adalah yang terkenal dari para penulis, keduanya berada di dalam dan luar Prancis, dengan novel terkenal seperti The Three Musketeers, The Count of Monte-Cristo, Twenty Thousand Leagues Under the Sea, atau The Hunchback of Notre-Dame. Penulis fiksi abad ke-19 lainnya meliputi Emile Zola, Guy de Maupassant, Théophile Gautier dan Stendhal. Penyair simbolis pada abad ke-19 juga dibuktikan sebagai pergerakan kuat dalam dunia syair Prancis, dengan seniman seperti Charles Baudelaire, Paul Verlaine dan Stéphane Mallarmé. Pada abad ke-20 penulis seperti Louis-Ferdinand Céline, Albert Camus, dan Jean-Paul Sartre menjadi terkenal di dalam dan luar Prancis. Contoh lainnya dalam dunia literatur anak adalah Antoine de Saint Exupéry, yang Little Prince-nya telah terkenal selama beberapa dekade bagi anak dan dewasa di seluruh dunia. Prix Goncourt adalah penghargaan literatur terkenal Prancis. Pertama diberikan tahun 1903, diberi gelar "karya prosa terbaik dan paling imajinatif tahun ini". Olahraga Olahraga terkenal di Prancis meliputi sepak bola, cikal bakal dari rugby dan di beberapa wilayah, basket dan bola tangan. Prancis telah menyelenggarakan pertandingan seperti Piala Dunia FIFA 1930 dan 1998, dan Piala Dunia Persatuan Rugby 2007. Stade de France di Saint-Denis adalah stadion terbesar di Prancis dan tempat diadakannya final Piala Dunia FIFA 1998, dan menyelenggarakan final Piala Dunia Rugby 2007 pada Oktober 2007. Prancis juga mengadakan Tour de France tahunan, balap sepeda jalan paling terkenal di dunia. Prancis juga terkenal karena balap pertahanan mobil sport 24 Jam Le Mans yang diadakan di departemen Sarthe. Beberapa turnamen tenis besar dilakukan di Prancis, termasuk Paris Masters dan French Open, satu dari empat turnamen Grand Slam. Prancis memiliki hubungan dekat dengan Olimpiade Modern; adalah aristokrat Prancis, Baron Pierre de Coubertin, yang menyarankan kebangkitan Olimpiade, di akhir abad ke-19. Setelah Athena mengadakan Olimpiade pertama, sesuai asal Olimpiade di Yunani, Paris mengadakan Olimpiade kedua tahun 1900. Paris juga tempat kantor pusat Komite Olimpiade Internasional pertama, sebelum dipindahkan ke Lausanne. Sejak Olimpiade 1900, Prancis telah menyelenggarakan Olimpiade sebanyak empat kali: Olimpiade Musim Panas 1924, di Paris dan tiga Olimpiade Musim Dingin (1924 di Chamonix, 1968 di Grenoble dan 1992 di Albertville). Tim sepak bola nasional dan tim persatuan rugby nasional diberi nama "Les Bleus" karena warna kaus tim juga bendera tiga warna Prancis. Tim sepak bolanya dianggap sebagai yang terbaik di dunia dengan dua kemenangan Piala Dunia FIFA tahun 1998 dan 2018, satu peringkat kedua Piala Dunia FIFA tahun 2006, dan dua European Championship dalam 1984 dan 2000. Kompetisi klub sepak bola nasional teratas adalah Ligue 1. Rugby juga sangat populer, di Paris dan barat daya Prancis. Tim rugby nasional telah bertanding setiap Piala Dunia Rugby, dan ikut dalam Kejuaraan Enam Negara tahunan. Setelah turnamen domestik tim rugby Prancis telah memenangkan enam belas Kejuaraan Enam Negara, termasuk delapan grand slam; dan mencapai semi-final dan final Piala Dunia Rugby. Pesepak bola di Prancis banyak yang terkenal seperti Kylian Mbappe, Karim Benzema, Antoine Griezmann, Paul Pogba, dll. Marianne Marianne adalah simbol Republik Prancis. Ia adalah figur kebebasan dan Republik dan pertama muncul pada masa Revolusi Prancis. Penampilan awal Marianne berupa wanita yang mengenakan penutup kepala Phyrgia. Asal nama Marianne belum diketahui, tetapi Marie-Anne adalah nama pertama yang umum pada abad ke-18. Anti-revolusioner pada waktu itu menyebutnya La Gueuse (Sang Pengumum). Dipercayai bahwa revolusioner dari Prancis Selatan menggunakan penutup kepala Phyrgia sebagai simbol kebebasan, telah dikenakan oleh budak yang merdeka di Yunani dan Roma. Pelaut dan penjahat Mediterania yang bekerja di dapur juga mengenakan penutup kepala sejenis. Di bawah Republik Ketiga, patung Marianne mulai dibuat, umumnya di balai kota. Ia ditampilkan dalam berbagai bentuk kelakuan, tergantung bila tujuannya adalah menekankan alam revolusionernya atau "kebijaksanaan"-nya. Sepanjang waktu, penutup kepala Phyrgia dianggap terlalu mencolok, dan digantikan oleh sebuah diadem atau mahkota. Dalam beberapa waktu belakangan, banyak wanita terkenal Prancis telah digunakan sebagai model untuk Marianne tersebut. Beberapa di antaranya adalah Sophie Marceau dan Laetitia Casta. Ia juga muncul pada barang harian seperti prangko dan koin. Peringkat internasional Total PDB, 2005: ke-6 (dari 180) (data Bank Dunia) Total nilai perdagangan luar negeri (impor dan ekspor), 2002: ke-4 (dari 185) Indeks kebebasan pers di seluruh dunia menurut Reporters Without Borders tahun 2005: Peringkat 30 dari 167 negara Transparency International Corruption Perceptions Index 2006 - ke-18 dari 163 negara Lihat pula Daftar utama: Daftar topik dasar Prancis Anbasah bin Suhaim al-Kalbi Abdurrahman Al-Ghafiqi Bacaan lebih lanjut Catatan dan catatan kaki Pranala luar Pemerintah Prancis Situs web resmi Pemerintah Republik Prancis Situs web resmi Pelayanan Umum Prancis - Memuat banyak pranala ke beberapa lembaga pemerintahan Frenchculturenow.com: Berita kemasyarakatan, budaya, dan politik Prancis Profil negara Prancis, dari Encyclopædia Britannica Prancis , dari CIA World Factbook Prancis, dari BBC Budaya Cocorico! Budaya Prancis Peradaban Prancis Masa Kini , jurnal, Universitas Illinois. Negara G8 Negara G20 Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
Paris ( atau ) adalah ibu kota Prancis. Terletak di sungai Seine, di utara Prancis, di jantung region Île-de-France (juga dikenal sebagai "Region Paris"; ). Kota Paris pada batas administratifnya (tak berubah sejak 1860) memiliki penduduk 2.167.994 jiwa (Januari 2006). Unité urbaine Paris (atau wilayah urban) memanjang ke luar batas kota administratif dan memiliki perkiraan penduduk 9.93 juta (tahun 2005). Aire urbaine Paris (atau wilayah metropolitan) memiliki penduduk hampir 12 juta jiwa, dan merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di Eropa. Permukiman penting bagi lebih dari dua milenium, Paris hari ini menjadi salah satu pusat bisnis dan budaya terdepan di dunia, dan campuran politik, pendidikan, hiburan, media, fashion, sains dan seni semuanya membantu statusnya sebagai salah satu kota global terbesar di dunia. Region Paris (Île-de-France) adalah ekonomi kota terbesar di Eropa, dan kelima terbesar dalam daftar kota menurut PDB dunia. Dengan €500.8 miliar (US$628.9 miliar), kota ini menghasilkan seperempat produk domestik bruto (PDB) Prancis tahun 2006. Region Paris memiliki 36 dari perusahaan Fortune Global 500 di beberapa distrik bisnis, terutama La Défense, distrik bisnis terbesar di Eropa. Paris juga memiliki banyak organisasi internasional seperti UNESCO, OECD, ICC dan Paris Club. Paris adalah kota tujuan turis paling populer di dunia, dengan 30 juta pengunjung asing per tahun. Terdapat sejumlah markah tanah terkenal di antara berbagai atraksinya, bersama dengan institusi terkenal dan taman terpopuler di dunia. Etimologi Paris diucapkan dalam bahasa Prancis. Nama latin Paris adalah Lutetia (), atau Lutetia Parisiorum, (Bahasa Prancis: Lutèce ()), yang kemudian dipotong menjadi hanya Paris. Nama ini berasal dari suku Parisii Galia, yang namanya mungkin berasal dari kata Galia Celt, berarti "ketel besar", tetapi tidak berhubungan. Penulis lainnya menganggap nama Parisii berasal dari kata Galia Celt parisio yang berarti "orang bekerja" atau "pengrajin." Sejak awal abad ke-20, Paris telah dikenal sebagai Paname () dalam slang Prancis (, artinya "Saya dari Paname"), sebuah slang yang telah populer di kalangan remaja dalam beberapa tahun belakangan. Penduduk Paris dikenal sebagai Parisian atau dalam bahasa Inggris dan Parisien () dalam bahasa Prancis. Kata Parigot (berarti "warga Paris", diucapkan ) kadang-kadang digunakan dalam slang Prancis. Sering dianggap merendahkan, Parigot memiliki konotasi baik, seperti dalam lagu terkenal oleh Maurice Chevalier: "C'est un gars d'Ménilmontant, un vrai p'tit Parigot, ..." ("Ia seseorang dari Ménilmontant, seorang warga Paris kecil, ..."). Secara lokal, penghuni pinggiran Paris dikenal sebagai banlieusard ), berarti penghuni banlieue ("pinggiran kota"). Penduduk région Île-de-France (Region Paris) dikenal secara resmi sebagai Francilien (). Warga Paris menyebut orang dari luar Île-de-France sebagai Provinciaux (dari berbagai provinsi). Penggunaan sebutan ini, seperti menganggap seluruh Prancis sebagai la province, kadang-kadang dianggap merendahkan. Sejarah Awal Tanda-tanda arkeologi awal permukiman permanen di Paris berawal pada tahun 4200 SM. Parisii, sub-suku Senones Kelt, yang dikenal sebagai kaum pedagang, menghuni daerah dekat sungai Seine sejak 250 SM. Romawi menguasai rawa Paris tahun 52 SM, dengan permukiman permanen di akhir abad yang sama di Tepi Kiri Bukit Sainte Geneviève dan pulau Île de la Cité. Kota Galia-Romawi ini aslinya bernama Lutetia, tetapi di-Galisiakan menjadi Lutèce. Meluas hebat menjelang abad-abad berikutnya, menjadi kota yang makmur dengan sebuah forum, istana, kolam, kuil, teater dan ampiteater. Kejatuhan kekaisaran Romawi dan serangan Jermanik abad ke-13 membawa kota ini ke dalam era kegelapan. Tahun 400 M Lutèce, yang kemudian ditinggalkan oleh penghuninya, hanya berupa kota garnisun kecil di dalam pulau tengah berbenteng tak beraturan. Kota ini menerima nama "Paris" di akhir pendudukan Romawi. Abad pertengahan Sekitar tahun 500 M, Paris adalah pusat bagi raja Frank, Clovis I, yang membangun katedral dan biara pertamanya ditujukan pada keturunannya, yang kemudian menjadi santo pelindung kota, Sainte Geneviève. Setelah wafatnya Clovis, kerajaan Frank terbelah, dan Paris menjadi ibu kota dari negara berdaulat yang lebih kecil. Pada masa dinasti Karolingia (abad ke-9), Paris lebih kecil dari kabupaten feodal. Bangsawan Paris mulai membuka diri dan memegang kekuasaan besar daripada Raja Francia occidentalis, Odo, Bangsawan Paris terpilih menjadi raja yang menggantikan Charles si Gemuk, karena keterkenalannya ia berhasil mempertahankan Paris selama pengepungan Viking (Pengepungan Paris (885-886)). Meskipun pulau Cité selamat dari serangan Viking, sebagian kota Tepi Kiri hancur; daripada dibangun kembali di sana, setelah mengeringkan rawa di utara pulau, Paris mulai memperluas diri ke Tepi Kanan. Tahun 987 M, Hugh Capet, Bangsawan Paris, terpilih menjadi Raja Prancis, mendirikan dinasti Capet yang mengangkat Paris sebagai ibu kota Prancis. Sejak 1190, Raja Philip Augustus menutup Paris dari kedua tepi dengan dinding yang melibatkan Louvre sebagai benteng barat dan tahun 1200 membuka Universitas Paris yang menarik pelajar dari seluruh Eropa. Selama periode ini kota membangun aktivitas distribusi luas yang masih terjadi hingga sekarang: pulau tengah memiliki institusi pemerintah dan keagamaan, tepi kiri menjadi pusat pendidikan dengan Universitas dan perguruan tinggi, sementara tepi kanan berkembang sebagai pusat perdagangan di sekitar pasar sentral Les Halles. Paris kehilangan posisinya seabgai ibu kota Prancis ketika diduduki oleh Burgundia sekutu Inggris selama Perang Seratus Tahun, tetapi memperoleh gelarnya kembali ketika Charles VII mengklaim kembali kota ini tahun 1437. Meskipun Paris menjadi ibu kota lagi, Kerajaan ditempatkan di kastil Lembah Loire. Selama Perang Agama Prancis, Paris menjadi basis partai Katolik, mengakibatkan Pembantaian Hari St. Bartholomew (1572). Raja Henry IV mendirikan kembali istana kerajaan di Paris tahun 1594 setelah berpindah agama ke Katolik Roma (dengan kalimat terkenalnya: Paris sangat pantas merayakan Misa). Selama Fronde, warga Paris memberontak dan keluarga kerajaan meninggalkan kota (1648). Raja Louis XIV pindah ke istana kerajaan permanen di Versailles tahun 1682. Seabad kemudian, Paris menjadi pusat Revolusi Prancis, dengan Penyerangan Bastille tahun 1789 dan penjatuhan monarki tahun 1792. Abad ke-19 Revolusi Industri, Kekaisaran Kedua Prancis, dan Belle Époque membawa Paris ke pembangunan terbaiknya sepanjang sejarah. Sejak 1840-an, angkutan rel membolehkan banyak arus migran ke Paris yang tertarik dengan pekerjaan di industri baru di pinggiran kota. Kota ini mengalami renovasi besar-besaran ketika Napoleon III dan préfet-nya Haussmann, yang meratakan seluruh distrik sempit, melebarkan jalan raya untuk membuat jaringan jalan lebar dan façade neo-klasik Paris modern. Program "Haussmannisasi" ini dirancang untuk membuat kota lebih indah dan lebih bersih bagi para penduduknya, meskipun memiliki keuntungan lebih pada pemberontakan atau revolusi yang akan datang, pasukan berkuda dan senapan dapat digunakan untuk meredam pemberontakan setelah taktik pengepungan pemberontak yang sering digunakan selama Revolusi tidak terpakai lagi. Epidemi cacar tahun 1832 dan 1849 menjangkit penduduk Paris-epidemi 1832 sendiri menewaskan 20.000 orang dari 650.000 penduduk. Paris juga mengalami dampak besar dari pengepungan yang mengakhiri Perang Prancis-Prusia (1870-1871): dalam kekacauan yang diawali kejatuhan pemerintahan Napleon III, Komune Paris (1871) menyebabkan banyak pusat administratif Paris (dan arsip kota) terbakar sementara 20.000 warga Paris tewas setelah pertikaian antara pasukan Komune dan Pemerintah yang kemudian dikenal sebagai semaine sanglante (Minggu Berdarah). Paris kembali pulih dengan cepat dari peristiwa tersebut untuk menyelenggarakan Pameran Universal pada abad ke-19. Menara Eiffel dibangun sebagai peringatan Revolusi Prancis pada Pameran Universal 1889, sebagai tampilan "sementara" keagungan arsitektur tetapi menjadi menara tertinggi di dunia hingga 1930, dan markah tanah terkenal kota ini, sementara Pameran Universal 1900 merupakan pembukaan jalur Métro de Paris pertama. Pameran Dunia Paris juga menempatkan posisinya pada industri pariwisata dan sebagai kota yang cocok untuk acara pameran teknologi dan dagang internasional. Abad ke-20 Selama Perang Dunia I, Paris berada di garis depan perang, telah membendung serangan Jerman atas kemenangan Prancis dan Britania pada Pertempuran Pertama Marne tahun 1914. Pada tahun 1918-1919, terjadi parade kemenangan Sekutu dan perundingan perdamaian. Pada periode antarperang Paris terkenal karena masyarakat yang berbudaya dan berseni dan kehidupan malamnya. Kota ini menjadi tempat berkumpulnya pelukis dari seluruh dunia, dari komposer terusir Rusia Stravinsky dan pelukis Spanyol Picasso dan Dalí hingga penulis Amerika Hemingway. Bulan Juni 1940, lima minggu setelah awal Pertempuran Prancis, Paris jatuh dalam pendudukan pasukan Jerman yang menetap di sana hingga kota ini dibebaskan bulan Agustus 1944, dua bulan setelah serangan Normandia. Paris Tengah yang terkena dampak Perang Dunia II tidak mengalami kerusakan, karena tidak ada target strategis bagi pengebom Sekutu (stasiun kereta di pusat Paris adalah stasiun terminal; pabrik besar terletak di pinggiran kota), dan juga karena tampilan budayanya. Jenderal von Choltitz dari Jerman tidak menghancurkan semua monumen Paris sebelum Jerman mundur, seperti yang diperintahkan Adolf Hitler, yang mengunjungi kota tahun 1940. Setelah perang, Paris mengalami pembangunan terbesarnya sejak akhir Belle Époque tahun 1914. Pinggiran kota mulai meluas, dengan pembangunan estat masyarakat besar yang dikenal sebagai cités dan permulaan distrik bisnis La Défense. Sebuah jaringan kereta bawah tanah ekspres canggih, RER, dibangun untuk melengkapi Métro dan melayani pinggiran kota yang jauh, sementara jaringan freeway dibuat di pinggiran kota, terpusat pada expressway Périphérique yang mengitari kota. Sejak 1970-an, banyak pinggiran kota dalam Paris (khususnya utara dan timur) telah mengalami deindustrialisasi, dan cités makmur telah menjadi penampungan imigran dan pengangguran. Di waktu yang sama, kota Paris (dalam lingkaran Périphérique) dan pinggiran barat dan selatan telah berkembang dari ekonomi tradisional ke jasa bernilai tinggi dan produksi peralatan canggih, menghasilkan keuntungan bagi penduduknya yang pendapatan per kapitanya di antara yang tertinggi di Eropa. Perbedaan sosial itu membawa kedua daerah tersebut memberontak sejak pertengahan 1980-an, seperti kerusuhan 2005 yang dipusatkan terutama di pinggiran timur laut. Abad ke-21 Untuk meredam ketegangan sosial di pinggiran dalam dan memulihkan ekonomi Paris metropolitan, beberapa rencana sedang dijalankan. Kantor Sekretaris Negara untuk Pembangunan Wilayah Ibu kota dibangun bulan Maret 2008 dalam pemerintah Prancis. Pemiliknya, Christian Blanc, bertugas memeriksa rencana Presiden Nicolas Sarkozy untuk pembentukan wilayah metropolitan (lihat bagian Administrasi di bawah) Grand Paris ("Paris Raya"), juga perpanjangan jaringan kereta bawah tanah untuk mengimbangi pertumbuhan populasi di Paris dan pinggirannya, dan berbagai proyek pembangunan ekonomi untuk mendorong ekonomi metropolitan seperti pembangunan bangunan teknologi dan sains kelas dunia dan kampus universitas di plateau Saclay di pinggiran selatan. Sama, Presiden Sarkozy juga meluncurkan sebuah kompetisi urban dan arsitektur internasional tahun 2008 untuk pembangunan masa depan Paris metropolitan. Sepuluh tim yang termasuk arsitek, perencana urban, ahli geografi, arsitek lanskap akan memberikan visi mereka membangun metropolis Paris abad ke-21 setelah era setelah Kyoto dan membuat diagnosis perspektif untuk Paris dan pinggirannya yang akan menjelaskan pembangunan masa depan di Paris Raya untuk 40 tahun berikutnya. Tujuannya tidak hanya membangun sebuah metropolis ramah lingkungan tetapi juga mengintegrasikan pinggiran kota dalam dengan pusat Kota Paris melalui operasi perencanaan urban berskala besar dan proyek arsitektur unik. Sementara itu, dalam usaha mendorong wajah Paris metropolitan pada kompetisi global, beberapa pencakar langit supertinggi (300 m / 1,000 ft dan lebih) telah disetujui sejak 2006 di distrik bisnis La Défense, di barat batas kota, dan dijadwalkan selesai awal 2010-an. Pihak Kota Paris juga mengumumkan mereka merencanakan pembangunan pencakar langit di dalam batas kota dengan memperbarui batas tinggi bangunan untuk pertama kalinya sejak konstruksi Tour Montparnasse pada awal 1970-an. Geografi Paris terletak di belokan Sungai Seine menuju utara dan terdiri dari dua pulau, Île Saint-Louis dan Île de la Cité, yang membentuk bagian tertua kota. Keseluruhan, kota ini datar, dan titik terendahnya 35 meter (114 kaki) di atas permukaan laut. Paris memiliki beberapa bukit, yang tertingi adalah Montmartre pada 130 m (426 kaki). Paris, tak termasuk taman luar Bois de Boulogne dan Bois de Vincennes, mencakup wilayah berbentuk oval seluas 86,928 kilometer persegi (33,56 mil persegi). Aneksasi besar kota terhadap teritori luar tahun 1860 tidak hanya memberikan bentuk modern-nya, tetapi membentuk dua belas arondisemen searah jarum jam (borough kotamadya). Dari wilayah 1860 seluas 78 km² (30.1 sq mi), batas kota meluas menjadi 86.9 km² (34 sq mi) tahun 1920-an. Tahun 1929 taman hutan Bois de Boulogne dan Bois de Vincennes secara resmi dimasukkan dalam kota, memperluas wilayahnya menjadi 105.397 km² (40.69 sq mi). Ukuran demografi asli Paris, atau unité urbaine, meluas ke luar batas kota, membentuk oval dengan pertumbuhan urban di sepanjang sungai Seine dan Marne dari tenggara dan timur kota, dan sepanjang sungai Seine dan Oise ke barat laut dan utara kota. Di luar pinggiran utama, kepadatan penduduk menurun tajam; campuran hutan dan pertanian bergabung dengan jaringan éparpillement atau kota sekitar, garis komuter couronne périurbaine ini, bila digabung dengan aglomerasi Paris, melengkapi aire urbaine Paris (atau wilayah urban Paris, sejenis wilayah metropolitan) yang menduduki oval seluas 14,518 km² (5,605.5 sq mi), atau sekitar 138 kali luas Paris itu sendiri. Iklim Paris memiliki iklim laut dan dipengaruhi Arus Atlantik Utara, sehingga kota ini memiliki iklim menengah yang jarang mengalami temperatur tinggi atau rendah. Temperatur tinggi tahunan rata-rata sekitar 15 °C (59 °F), dan temperatur rendah tahunan sekitar 7 °C (45 °F). Temperatur tertinggi, tercatat pada 28 Juli 1948, 40.4 °C (104.7 °F), dan terendah adalah -23.9 °C (-11.0 °F) pada 10 Desember 1879. Wilayah Paris telah mengalami temperatur yang mencapai kedua angka itu, dengan gelombang panas 2003 dan gelombang dingin 2006. Hujan dapat terjadi kapanpun sepanjang tahun, dan Paris dikenal untuk hujan mendadaknya. Kota ini mengalami hujan tahunan rata-rata 641.6 mm (25.2 inci). Salju agak jarang, kadang-kadang muncul pada bulan terdingin Desember, Januari atau Februari (selambat-lambatnya April), dan hampir tidak pernah cukup untuk membuat lapisan yang bertahan lebih dari sehari. Lanskap kota Arsitektur Paris "Modern" adalah hasil dari perancangan ulang urban pertengahan abad ke-19. Berabad-abad kota ini telah menjadi labirin bagi jalan sempit dan rumah setengah-kayu, tetapi berawal tahun 1852, urbanisasi luas Baron Haussmann meratakan seluruh distrik untuk membuat jalan lebar yang dilengkapi denan bangunan batu neo-klasik bourgeoise; kebanyakan Paris 'baru' ini adalah Paris yang kita lihat hari ini. Rencana Kekaisaran Kedua masih terjadi sekarang, sementara kota Paris masih memberlakukan hukum "pelurusan" yang telah diubah (facade bangunan diganti menurut lebar jalan) pada beberapa pembangunan baru. Tinggi bangunan juga ditetapkan menurut lebar jalan yang dilalui, dan kode bangunan Paris telah mengalami berbagai perubahan sejak pertengahan abad ke-19 untuk konstruksi tinggi. Ini menjadi alasan bahwa Paris adalah kota yang "datar". Perbatasan Paris yang tak berubah, kode bangunan yang dibatasi dan jarangnya tanah kosong telah membantu membuat fenomena yang disebut muséification (atau "museumifikasi"), pada waktu yang sama mereka melestarikan masa lalu bersejarah Paris, hukum yang telah ditetapkan menjadikannya sulit membangun di dalam batas kota bangunan tinggi dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk penduduk yang terus meningkat. Banyak institusi dan infrastruktur ekonomi Paris telah dipindahkan, atau direncanakan pindah ke, pinggiran kota. Distrik bisnis keuangan (La Défense), pasar makanan utama (Rungis), sekolah terkenal (École Polytechnique, HEC, ESSEC, INSEAD, dll.), laboratorium penelitian terkenal di dunia (di Saclay atau Évry), stadion olahraga terbesar (Stade de France), dan beberapa kementerian (Kementerian Transportasi) terletak di luat kota Paris. Arsip Nasional Prancis akan dipindahkan ke pinggiran utara sebelum 2010. Kebutuhan untuk Paris yang lebih besar ditanggapi oleh pemerintah Prancis. Pada November 2007, diskusi untuk Paris besar telah dimulai, pinggiran kota mana yang akan dimasukkan dalam Paris besar belum diputuskan. Dalam beberapa hal, seperti perluasan tidak akan terjadi sebelum pemilihan balai kota Prancis, dijadwalkan pada musim semi 2008. Distrik dan pusat bersejarah Kota Paris Avenue des Champs-Elysées (arondisemen 8, tepi kanan) adalah taman abad ke-17 yang diubah menjadi jalan yang menghubungkan Concorde dan Arc de Triomphe. Salah satu atraksi turis dan jalan perbelanjaan besar di Paris. Jalan ini telah dijuluki la plus belle avenue du monde ("jalan terindah di dunia"). Avenue Montaigne (arondisemen 8), sebelah Champs-Élysées, adalah rumah bagi label merek terkenal seperti Chanel, Louis Vuitton (LVMH), Dior dan Givenchy. Centre Pompidou terletak di dalam Centre Georges Pompidou ini adalah Musée National d'Art Moderne pameran prestisius koleksi seni yang meliputi Matisse, Miró, Picasso dan Kandinsky dan juga koleksi lainnya termasuk dekoratif seni, sejarah, industri, literatur, mebel, lukisan, fotografi, seni patung dan arsitektur Place de la Bastille (arondisemen 4, 11 dan 12, tepi kanan) adalah distrik bersejarah, tidak hanya untuk Paris, tetapi untuk seluruh Prancis. Karena nilai sejarahnya distrik ini sering digunakan untuk demonstrasi politik, termasuk demonstrasi anti-CPE Maret 2006. Place de la Concorde (arondisemen 8, tepi kanan) terletak di ujung Champs-Élysées, dibangun sebagai "Place Louis XV", situs guillotine yang terkenal. Obelisk Mesir adalah "monumen tertua" Paris. Di tempat ini di sisi lain Rue Royale terdapat dua bangunan batu identik: bagian timur adalah Kementerian Laut Prancis, bagian barat adalah Hôtel de Crillon. Place Vendôme terkenal untuk hotel-hotel bergaya dan mewah (Hotel Ritz dan Hôtel de Vendôme) dan toko berliannya. Banyak perancang busana terkenal memiliki salonnya di daerah ini. Les Halles (arondisemen 1, tepi kanan) sebelumnya pasar produksi dan pusat daging Paris, sejak 1970-an sebuah pusat perbelanjaan besar di sekitar stasiun penghubung metro penting (Châtelet-Les Halles, terbesar di Eropa). Les Halles hancur tahun 1971 dan digantikan oleh Forum des Halles. Pasar sentral Paris, pasar pangan terbesar di dunia, diberikan pada Rungis, di pinggiran selatan. Le Grand Palais et le Petit Palais adalah salah satu bagian tertua dari kota di tepi sebelah kiri yang kuat dengan pendidikan dan sastra masa lalu yang hidup di samping bistros, kafe dan toko di Saint Germain-des-Pres. Le Marais (arondisemen 3 dan 4) adalah distrik Tepi Kanan terkenal. Secara budaya merupakan tempat terbuka. L'Ile de la Cité adalah salah satu dari dua pulau di Sungai Seine, sedang yang lain Ile Saint Louis merupakan lokasi tempat di mana kota Paris didirikan. Ada istana di ujung barat pulau pada abad 10 semasa bangsa Roman. akhir bagian timur dikhususkan untuk agama. Katedral yang telah dibangun yang diawali dengan Notre Dame. selanjutnya lokasi di prefektur kota adalah Prefecture de Police, Palais de Justice, Tribunal de Commerce dan Hôtel-Dieu hospital. L'Orangerie terletak di taman Tuileries museum indah memiliki koleksi lukisan termasuk buah tangan oleh Renoir, Picasso, Matisse, Modigliani dan Cezanne. serta terdapat dua kamar oval Monet yang terkenal sebagai 'waterlily'. Montmartre (arondisemen 18, tepi kanan) adalah wilayah bersejarah Butte, rumah bagi Basilique du Sacré-Cœur. Montmartre selalu memiliki sejarah dengan pelukis dan memiliki banyak studio dan café berbagai pelukis di sana. Montparnasse (arondisemen 14) adalah wilayah Tepi Kiri bersejarah yang terkenal untuk studio pelukis, ruang musik, dan café. Stasiun métro Montparnasse - Bienvenue besar dan pencakar langit Tour Montparnasse terletak di sana. Notre-Dame de Paris kathedral bergaya gothic yang megah ini terletak di jalan Île de la Cité wilayah Paris. Dibangun mulai tahun 1163 namun tidak selesai hingga tahun 1361 kemudian hancur setelah revolusi bangunan ini telah menjadi subjek dari banyak perubahan dan perbaikan selama bertahun-tahun termasuk penambahan yang gargoyles, pilin diri dan patung oleh arsitek Eugene Voillet le-Duc, terkenal dengan novel Victor Hugo yang diterbitkan pada tahu 1831 berjudul Notre-Dame de Paris atau dikenal dengan The Hunchback of Notre Dame L'Opéra (arondisemen 9, tepi kanan) adalah daerah di sekitar Opéra Garnier yang menjadi rumah bagi pusat perbelanjaan dan kantor terpadat di Paris. Beberapa contohnya seperti Printemps dan Galeries Lafayette grands magasins (pusat perbelanjaan), dan kantor perusahaan finansial di Paris seperti Crédit Lyonnais dan American Express. Quartier Latin (arondisemen 5 dan 6, tepi kiri) adalah pusat pendidikan abad ke-12 yang merentang antara Place Maubert di Tepi Kiri dan kampus Sorbonne. Terkenal untuk atmosfer yang damai dan banyak bistro. Dengan pendirian pendidikan tinggi, seperti École Normale Supérieure, ParisTech dan kampus universitas Jussieu menjadikannya pusat pendidikan besar di Paris, yang juga menyumbang pada atmosfernya. Faubourg Saint-Honoré (arondisemen 8, tepi kanan) adalah salah satu distrik fashion besar di Paris, rumah bagi label seperti Hermès dan Christian Lacroix. Di wilayah Paris La Défense (menempati komune Courbevoie, Puteaux, dan Nanterre, 2.5 km/1.5 mil barat batas kota) merupakan pinggiran kota penting Paris dan salah satu pusat bisnis terbesar di dunia. Dibangun di ujung barat perpanjangan poros bersejarah Paris ke barat dari Champs-Élysées, La Défense berisi kebanyakan bangunan tinggi bisnis. Diresmikan pemerintah Prancis tahun 1958, distrik ini memiliki 3.5 juta m² perkantoran, menjadikannya distrik terbesar di Eropa yang dibangun khusus untuk bisnis. Grande Arche (Gerbang Besar) la Défense, yang merumahkan bagian dari kantor pusat Kementerian Transportasi Prancis, berakhir di Esplanade tengah di sekitar di mana distrik ini dibentuk. Plaine Saint-Denis (menempati komune Saint-Denis, Aubervilliers, dan Saint-Ouen, di utara arondisemen ke-18, sepanjang jalan lingkar Périphérique) merupakan bekas wilayah produksi yang telah menjalani pembaruan urban berskala besar dalam 10 tahun belakangan ini. Daerah ini sekarang memiliki Stade de France di sekitar tempat di mana sedang dibangun distrik bisnis baru LandyFrance, dengan dua stasiun RER (pada jalur RER B dan D) dan mungkin beberapa pencakar langit. Di Plaine Saint-Denis juga terletak beberapa studio televisi Prancis juga beberapa studio film. Val de Seine (menempati arondisemen ke-15 dan komune Issy-les-Moulineaux dan Boulogne-Billancourt hingga barat daya pusat Paris) merupakan hub media baru Paris dan Prancis, memiliki kantor pusat sebagian jaringan TV Prancis (TF1 di Boulogne-Billancourt, France 2 di arondisemen ke-15, Canal+ dan saluran internasional France 24 dan Eurosport di Issy-les-Moulineaux), juga beberapa perusahaan telekomunikasi dan TI seperti Neuf Cegetel di Boulogne-Billancourt atau kantor regional Microsoft untuk Eropa, Afrika & Timur Tengah di Issy-les-Moulineaux. Monumen dan markah tanah Tiga dari banyak markah tanah Paris yang terkenal adalah katedral abad ke-20 Notre Dame de Paris di Île de la Cité, Menara Eiffel abad ke-19, dan Arc de Triomphe era Napoleon. Menara Eiffel adalah bangunan "sementara" rancangan Gustave Eiffel untuk Pameran Universal 1889 tetapi menara ini tidak pernah dibongkar dan sekarang menjadi simbol keindahan Paris. Terlihat dari berbagai sudut kota juga pencakar langit Tour Montparnasse dan Basilique du Sacré-Cœur di bukit Montmartre. Garis bersejarah adalah jalur monumen, bangunan dan jalan yang membentang dalam garis lurus dari pusat kota ke barat: jalur monumen ini dimulai dengan Louvre dan berlanjut melalui Kebun Tuileries, Champs-Élysées dan Arc de Triomphe terletak di lingkaran Place de l'Étoile. Sejak 1960-an jalur ini diperpanjang jauh ke barat hingga mencapai distrik bisnis La Défense yang didominasi Grande Arche berbentuk persegi miliknya; distrik ini memiliki banyak pencakar langit tertinggi di wilayah urban Paris. Museum Invalides adalah pemakaman bagi banyak prajurit Prancis, termasuk Napoleon, dan gereja Panthéon adalah tempat di mana banyak pelukis pria dan wanita Prancis dimakamkan. Bekas penjara Conciergerie menahan sejumlah anggota Ancien Régime sebelum kematian mereka selama Revolusi Prancis. Simbol lain Revolusi adalah dua Patung Liberty yang terletak di Île des Cygnes di Seine dan di Kebun Luksemburg. Versi besar patung dikirim sebagai hadiah dari Prancis kepada Amerika tahun 1886 dan sekarang berdiri di pelabuhan New York City. Palais Garnier dibangun pada masa Kekaisaran Kedua, sementara bekas istana Louvre sekarang menjadi salah satu museum terkenal di dunia. Sorbonne adalah bagian terkenal dari Universitas Paris dan didasarkan di tengah Latin Quarter. Jauh dari Notre Dame de Paris, terdapat beberapa bangunan terkenal alinnya termasuk kapel istana Sainte-Chapelle abad ke-13 dan Église de la Madeleine. Taman dan kebun Dua dari kebun tertua dan terkenal di Paris adalah Kebun Tuileries, dibuat sejak abad ke-16 untuk istana di tepi Seine dekat Louvre, dan Tepi Kiri Kebun Luksemburg, kebun pribadi lainnya yang dimiliki oleh sebuah château yang dibangun oleh Marie de' Medici tahun 1612. Jardin des Plantes, dibuat oleh dokter Louis XIII Guy de La Brosse untuk tanaman kesehatan, adalah kebun umum pertama Paris. Beberapa kebun besar Paris lainnya adalah bentukan Kekaisaran Kedua: bekas taman pinggiran Montsouris, Parc des Buttes Chaumont dan Parc Monceau (sebelumnya dikenal sebagai "folie de Chartres"), adalah buatan insinyur Napoleon III Jean-Charles Alphand dan lanskap dan dinikmati oleh semua usia. Proyek lain yang ditetapkan di bawah perintah Baron Haussmann adalah pembangunan kembali taman hutan Bois de Boulogne di barat Paris; Bois de Vincennes, di ujung timur seberang kota, menerima perlakuan yang sama pada tahun-tahun berikutnya. Tambahan baru terhadap lanskap taman Paris adalah Parc de la Villette, dibangun oleh arsitek Bernard Tschumi di tanah bekas rumah jagal Paris, Parc André Citroën dan kebunnya dibuat di lingkaran sepanjang bekas jalur rel sirkuler "Petite Ceinture": Promenade Plantée. Pemakaman Pemakaman Paris terletak di luar kota pada masa Romawi, tetapi berubah dengan berkembangnya Katolik dan pembangunan gereja dan tanah pemakaman sekitarnya di pusat kota. Pertumbuhan kota langsung memenuhi pemakaman hingga terlalu penuh, membuat kondisi yang kadang-kadang tak bersih; dijelaskan sejak 1786, isi semua pemakaman paroki Paris dipindahkan ke sebuah bagian yang diperbarui di bekas tambang batu di pinggiran Paris di luar gerbang kota "Porte d'Enfer" (hari ini Denfert-Rochereau di arondisemen 14e). Sebagai solusi yang lebih jelas daripada pembentukan beberapa pemakaman pinggiran kecil, Napoleon Bonaparte menyetujui pembuatan tiga pemakaman Paris besar di luar batas kota; dibuka sejak 1804, merupakan pemakaman Cimetière du Père Lachaise didirikan oleh Napoleon pada tahun 1804, Cimetière du Pere Lachaise dianggap sebagai pemakaman terbesar di dunia terdapat seniman, penulis dan komposer terkenal yang dikubur di sini. antara lain; Oscar Wilde, Maria Callas, Eugène Delacroix, Camille Pissaro, Jim Morrison dan Édith Piaf. dan pemakaman Montmartre, Montparnasse, dan kemudian Passy. Ketika Paris menganeksasi bekas komune pinggirannya tahun 1860, kali ini termasuk pemakaman di batas kotanya. Pemakaman pinggiran baru dibuat di awal abad ke-20: yang terbesar adalah Cimetière Parisien de Saint-Ouen, Cimetière Parisien de Bobigny-Pantin, Cimetière Parisien d'Ivry dan Cimetière Parisien de Bagneux. Budaya Hiburan Opera Gedung opera terbesar di Paris adalah Opéra Garnier abad ke-19 (bekas Paris Opéra) dan Opéra Bastille modern; yang lama mengadakan pertunjukan balet dan opera klasik, dan yang baru menyediakan repertoire campuran klasik dan modern. Di pertengahan abad ke-19 terdapat dua gedung opera yang masih aktif: Opéra-Comique (yang masih berdiri hingga sekarang) dan Thatre Lyrique (pada era modern mengubah profil dan namanya menjadi Théâtre de la Ville). Teater/Aula konser Teater umumnya memiliki sebuah ruangan besar dalam budaya Paris. Masih ada hingga hari ini, meskipun, mungkin aneh, banyak aktor populernya sekarang juga menjadi bintang televisi Prancis. Beberapa teater besar Paris adalah Bobino, Théâtre Mogador dan Théâtre de la Gaîté-Montparnasse. Sejumlah teater Paris juga telah berubah menjadi aula konser. Banyak legenda musik terbaik Prancis, seperti Édith Piaf, Maurice Chevalier, Georges Brassens dan Charles Aznavour, mulai dikenal luas di aula konser Paris: teater yang masih mengadakan konser seperti itu adalah Le Lido, Bobino, l'Olympia, la Cigale dan le Splendid. Élysées-Montmartre, berkurang dari ukuran aslinya, adalah aula konser hari ini. New Morning adalah salah satu klub di Paris yang masih mengadakan konser jazz, tetapi juga berpengalaman dalam musik 'indie'. Belakangan ini, aula Le Zénith di distrik La Villette Paris dan stadion "parc-omnisports" di Bercy digunakan sebagai aula konser rock berskala besar. Ruang dansa/Diskotik Guinguettes dan Bals-concerts adalah tulang punggung hiburan Paris sebelum pertengahan abad ke-20. Contoh awal hingga pertengahan abad ke-19 adalah guinguette Moulin de la Galette dan ruang dansa-kebun Élysées-Montmartre dan Chateau-Rouge. Orkestra populer memberikan jalan bagi pemain akordion Paris yang musiknya menarik penonton faubourg du Temple Apollo dan le Java dan ruang dansa Belleville. Dari klub yang tersisa pada era itu tumbuhlah discothèque modern: Le Palace, meskipun ditutup sekarang, adalah contoh paling legendaris Paris. Hari ini, banyak perkumpulan di Paris dilakukan di klub seperti Le Queen, L'Etoile, Le Cab yang banyak dipilih. Klub bermusik elektronik seperti Le Rex, Le Batofar (sebuah perahu yang diubah menjadi klub) atau The Pulp cukup populer dan sejumlah DJ terbaik dunia bermain di sana. Juga, DJ dari Paris, seperti Daft Punk, Justice, Uffie, dll. Café, restoran dan hotel Café dengancepat menjadi bagian integral dari budaya Prancis dari pemunculan pertamanya, berawal dari pembukaan Café Procope di tepi kiri tahun 1689 dan café Régence di Palais Royal setahun kemudian. Café di kebun beberapa distrik menjadi populer pada abad ke-18, dan dapat dianggap sebagai "café teras" pertama di Paris; ini tidak akan terkenal hingga trotoar dan jalan bulevar mulai muncul pada pertengahan abad ke-19. Café adalah perhentian penting dalam perjalanan menuju atau dari kantor bagi banyak warga Paris, dan khususnya saat makan siang. Selain itu, terdapat pula Café de Flore yang terkenal. Reputasi kuliner Paris memiliki asal usul dari tempat lahir penduduknya. Dengan awal jalur rel abad ke-19 dan revolusi industri menghasilkan banjir migrasi yang membawanya dengan perbedaan gastronomi berbagai region Prancis, dan dipertahankan melalui restoran 'makanan lokal' yang ditujukan pada orang-orang dari semua tempat. "Chez Jenny" merupakan contoh restoran yang berpengalaman dalam masakan region Alsace, dan "Aux Lyonnais" adalah contoh lain dengan makanan tradisional dari region asal kota tersebut. Tentunya migrasi dari tempat yang lebih jauh berarti perbedaan kuliner yang lebih hebat, dan hari ini, sebagai tambahan terhadap jumlah besar permukiman Afrika Utara dan Asia, di Paris seseorang dapat menemukan restoran kualitas tinggi dari seluruh dunia. Hotel adalah hasil lain dari perjalanan jauh dan pariwisata, khususnya Expositions Universelles abad ke-19 (Pameran Dunia). Salah satu yang termewah, Hôtel Ritz berdiri di Place Vendôme sejak 1898, dan Hôtel de Crillon dibuka di sisi utara Place de la Concorde sejak 1909. Sinema Warga Paris bertujuan berbagi tren film yang sama dengan kota-kota di dunia, untuk mengimbangi dominasi hiburan film buatan Hollywood. Sinema Prancis mulai muncul, dengan sutradara besar (réalisateurs) seperti Claude Lelouch, François Truffaut, Jean-Luc Godard, Claude Chabrol dan Luc Besson, dan genre populer lainnya dengan sutradara Claude Zidi contohnya. Film Eropa dan Asia juga tersebar dan disambut luas. Keunikan Paris adalah jaringan bioskop kecilnya yang besar: dalam seminggu penggemar film memiliki pilihan di antara sekitar 300 film lama atau baru dari seluruh dunia. Banyak aula konser/dansa diubah menjadi bioskop ketika media mulai terkenal sejak 1930-an. Kemudian banyak bioskop besar dibagi menjadi banyak, ruangan kecil: bioskop terbesar di Paris hari ini adalah teater le Grand Rex dengan 2.800 kursi, sementara bioskop lain memiliki kurang dari 1.000 kursi. Sekarang terjadi musim multiplex yang memiliki lebih dari 10 atau 20 layar. Pariwisata Paris telah menjadi kota tujuan pedagang, pelajar dan peziarah, tetapi 'industri pariwisata'-nya dimulai hanya dalam skala besar dengan munculnya perjalanan rel, berasal dari organisasi negara jaringan rel Prancis tahun 1848. Di antara atraksi massal pertamanya yang menarik pihak internasional, adalah Expositions Universelles 1855 yang mengeluarkan bangunan-bangunan baru Paris, terutama Menara Eiffel tahun 1889. Sebagai tambahan pada pembaruan ibu kota Kekaisaran Kedua ini, telah menjadikan kota ini sebuah atraksi pada hari ini. Museum dan monumen Paris adalah atraksi kelas tinggi; pariwisata telah memotivasi kedua kota dan pemerintah nasional untuk membuat yang baru. Museum kebanggaan kota, Louvre, dikunjungi 8 juta orang per tahun, menjadi museum seni yang paling sering dikunjungi di dunia. Katedral kota adalah atraksi utama lainnya: Notre Dame de Paris dan Basilique du Sacré-Coeur menerima 12 juta dan delapan juta pengunjung. Menara Eiffel, sejauh ini monumen terkenal di Paris, menarik sekitar enam juta pengunjung per tahun dan lebih dari 200 juta sejak pembangunannya. Disneyland Resort Paris adalah atraksi turis utama tidak hanya bagi pengunjung yang ke Paris, tetapi juga Eropa, dengan 14.5 juta pengunjung tahun 2007. Louvre merupakan salah satu museum terbesar dan terkenal, memiliki berbagai karya seni, termasuk Mona Lisa (La Joconde) dan patung Venus de Milo. Karya Pablo Picasso dan Auguste Rodin ditemukan di Musée Picasso dan Musée Rodin, sementara komunitas seni Montparnasse memiliki Musée du Montparnasse. Berbeda dengan eksterior pipanya, Centre Georges Pompidou, juga dikenal sebagai Beaubourg, merumahkan Musée National d'Art Moderne. Seni dan artefak dari Abad Pertengahan dan era Impresionis disimpan di Musée Cluny dan Musée d'Orsay, bekas bangunan dengan hiasan The Lady and the Unicorn. Museum terbaru Paris (dan terbesar ketiga), Musée du quai Branly, dibuka bulan Juni 2006 dan memiliki karya seni dari Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika. Banyak pendirian lokal populer Paris telah menarik turis, daripada patron lokal. Le Lido, ruang dansa-kabaret Moulin Rouge, contohnya, adalah teater restoran berpanggung, sebuah tampilan dansa tetapi dengan suasana kabaret. Semua bekas elemen sosial atau budaya bangunan, seperti ballroom dan kebun, hilang hari ini. Banyak hotel, restoran dan perdagangan hiburan malam Paris telah tergantung pada pariwisata, dengan hasil yang tidak selalu positif terhadap budaya Paris. Olahraga Klub olahraga terpopuler Paris adalah klub sepak bola Paris Saint-Germain F, tim basket Paris Basket Racing, dan klub persatuan rugby Stade Français. Stade de France berkursi 80.000 dibangun untuk Piala Dunia FIFA 1998 dan digunakan untuk sepak bola dan persatuan rugby, dan dipakai tahunan untuk pertandingan tim rugby Prancis pada Kejuaraan Enam Negara dan kadang-kadang untuk pertandingan besar bagi tim rugby Stade Français. Sebagai tambahan terhadap Paris Saint-Germain FC, kota ini memiliki sejumlah klub sepak bola amatir lainnya: Paris FC, Maccabi Paris, RCF Paris dan Stade Français Paris. Terakhir adalah bagian sepak bola dari klub omnisport dengan nama yang sama, terkenal untuk tim rugby-nya. Tim rugby terbesar di kota ini adalah Stade Français. Racing Métro 92 Paris (sekarang bermain di Rugby Pro D2) adalah tim rugby lainnya, yang melakukan pertandigan final pertama melawan Stade Français tahun 1892. Paris juga menjadi tuan rumah olimpiade musim panas sebanyak dua kali, yaitu Olimpiade Musim Panas 1900 dan Olimpiade Musim Panas 1924. Selain itu, Paris menjadi tempat diadakannya Piala Dunia FIFA 1938 dan Piala Dunia FIFA 1998. Meskipun titik awal dan rute Tour de France berubah setiap tahun, selalu saja berakhir di Paris dan sejak 1975, lomba ini berakhir di Champs-Elysées. Tenis adalah olahraga populer lainnya di Paris dan seluruh Prancis. Prancis Terbuka, yang diadakan setiap tahun di Pusat Tenis Nasional Roland Garros dekat Bois de Boulogne, adalah satu dari empat tur tenis profesional dunia Grand Slam. Final Liga Champions UEFA 2006 antara Arsenal dan FC Barcelona dilaksanakan di Stade de France. Paris mengadakan final Piala Dunia Rugby 2007 di Stade de France tanggal 20 Oktober 2007. Ekonomi Dengan PDB €478.7 miliar (US$595.3 miliar), region Paris memiliki PDB tertinggi di Eropa, menjadikannya penggerak ekonomi dunia: sementara negaranya, menempati peringkat ke-14 di dunia. Region Paris adalah pusat utama aktivitas ekonomi Prancis: sementara penduduknya 18.7% dari jumlah penduduk Prancis Metropolitan tahun 2005, PDB-nya 28.5% dari PDB seluruh Prancis. Aktivitas di wilayah urban Paris, meskipun berbeda, tidak memiliki industri berpengalaman terdepan (seperti Los Angeles dengan industri hiburan atau London dan New York dengan industri finansial sebagai tambahan dari aktivitas lainnya). Baru-baru ini ekonomi Paris telah maju ke industri jasa bernilai tinggi (keuangan, layanan TI, dll.) dan produksi peralatan canggih (elektronik, optik, pesawat terbang, dll). Aktivitas ekonomi terpadat di region Paris melalui pusat département hauts-de-Seine dan pinggiran distrik bisnis La Défense menempatkan pusat ekonomi Paris di barat kota, dalam sebuah segitiga antara Opéra Garnier, La Défense dan Val de Seine. Perbatasan administratif Paris memiliki kemungkinan kecil pada batas aktivitas ekonominya: meskipun kebanyakan pekerja dari pinggiran bekerja di kota, banyak orang berpindah dari kota untuk bekerja di pinggiran. Pada sensus 1999, 47.5% dari 5.089.170 pekerja di wilayah urban Paris bekerja di kota paris dan département Hauts-de-Seine, sementara hanya 31.5% yang bekerja di Paris. Meskipun ekonomi Paris didominasi besar oleh jasa, kota ini menjadi pusat produksi terpenting di Eropa, khususnya dalam sektor industri seperti kendaraan, pesawat terbang, dan elektronik. Dalam beberapa dasawarsa, ekonomi lokal telah berpindah ke aktivitas bernilai tinggi, dari layanan bisnis. Sensus 1999 menunjukkan bahwa 5.089.170 orang bekerja di wilayah urban Paris, 16.5% bekerja pada layanan bisnis, 13.0% pada perdagangan (ritel dan dagang grosir), 12.3% pada produksi, 10.0% pada administrasi umum dan pertahanan, 8.7% pada layanan kesehatan, 8.2% pada transportasi dan komunikasi, 6.6% pada pendidikan, dan sisa 24.7% pada sektor ekonomi lainnya. Di antara sektor manufaktur, lowongan kerja terbesar adalah pada industri elektronik dan listrik (17.9% dari total tenaga kerja manufaktur tahun 1999) dan industri penerbitan dan percetakan (14.0% dari total tenaga kerja manufaktur), dengan sisa 68.1% tenaga kerja manufaktur tersebar di industri-industri lain. Jasa yang berkaitan dengan pariwisata dan turis mempekerjakan 6.2% tenaga kerja Paris, dan 3.6% semua pekerja berada di Region Paris. Demografi Populasi kota Paris adalah 2.125.246 jiwa pada sensus 1999, lebih rendah dari puncak bersejarahnya 2.9 juta tahun 1921. Populasi kota kehilangan pengalamannya seperti kota-kota besar di dunia berkembang yang tidak memperluas batasannya. Faktor utama dalam proses ini adalah penurunan besar dalam ukuran rumah tangga, dan migrasi besar ke pinggiran kota antara 1962 dan 1975. Faktor migrasi ini meliputi de-industrialisasi, harga sewa tinggi, gentrifikasi distrik-dsitrik dalam, perubahan lapangan penghunian menjadi perkantoran dan campuran keluarga pekerja. Kejatuhan populasi kota adalah salah satu masalah sedang di antara kotamadya dunia dan masalh besar bagi kota yang pernah mencapai 2.000.000 jiwa. Kejatuhan ini terlihat negatif bagi kota ini; administrasi kota berusaha mencegahnya dengan beberapa kesuksesan, sementara perkiraan populasi Juli 2004 memperlihatkan peningkatan penduduk untuk pertama kalinya sejak 1954, mencapai 2.144.700 jiwa. Kepadatan Paris adalah kota terpadat lebih dari 1.000.000 jiwa di dunia barat. Kepadatannya, tak termasuk taman berkayu Boulogne dan Vincennes, berjumlah 24.448 jiwa per km persegi (63,320/sq mi) pada sensus resmi 1999. Bahkan bila meliputi dua taman berkayu itu kepadatannya mencapai 20.164 jiwa per km persegi (52,224.5/sq mi), komune terpadat keluma di Prancis setelah Le Pré-Saint-Gervais, Vincennes, Levallois-Perret, dan Saint-Mandé, kesemuanya berbatasan dengan Paris. Distrik terjarang adalah arrondissement perkantoran dan administrasi di barat dan tengah. Populasi kota lebih padat arondisemen di utara dan timur; arondisemen ke-11 memiliki kepadatan 40.672 jiwa per km persegi (105,340/sq mi) tahun 1999, dan beberapa distrik timur arondisemen itu memiliki kepadatan mendekati 100,000/km² (260,000/sq mi) pada tahun yang sama. Aglomerasi Paris Batas administratif kota Paris mencakup wilayah yang lebih kecil dari seluruh wilayah urbannya. Hari ini, hasil nyata dari urbanisasi padat di mana Paris hanya sebagai inti, ditetapkan oleh wilayah statistik pôle urbain (wilayah urban), mencakup 2,723 km² (1,051.4 sq mi), untuk sebuah daerah 26 kali lebih besar dari kota itu sendiri. Mengelilingi pôle urbain Paris adalah wilayah keliling komuter couronne peri-urbaine yang melengkapi aire urbaine Paris (sebuah unit yang sama dengan wilayah metropolitan Amerika Utara) mencakup 14,518 km² (5,605.5 sq mi) , atau daerah sekitar 138 kali lebih besar dari Paris. Administrasi pertumbuhan urban Paris terbagi antara kota itu dan département sekitarnya: lingkaran terdekat Paris yang berisi tiga departemen bersebelahan, atau petite couronne ("lingkaran kecil") dipengaruhi pertumbuhan urban, dan lingkaran berisi empat departemen di luarnya, département grande couronne, hanya mencakup region dalamnya oleh urbanisasi Paris. Delapan département itu membentuk région administratif besar Île-de-France; kebanyakan region ini berpenduduk, dan terlalu diperluas di beberapa tempat, pada aire urbaine Paris. Aglomerasi Paris telah memperlihatkan pertumbuhan seimbang sejak akhir Perang Agama Prancis abad ke-16, masih menggunakan penetapan dasar selama Revolusi Prancis dan Perang Dunia II. Pembangunan pinggiran kota telah maju dalam beberapa tahun terakhir: dengan jumlah 11.4 juta jiwa tahun 2005, région Île-de-France memperlihatkan pertumbuhan dua kali lipat sejak 1990-an. Imigrasi Menurut hukum, sensus Prancis tidak menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan etnis atau agama, tetapi mengumpulkan informasi mengenai negara kelahiran. Sejak itu masih mungkin untuk menyatakan bahwa Paris dan aire urbaine-nya (wilayah metropolitan) merupakan daerah yang banyak terjadi percampuran budaya di Eropa: pada sensus 1999, 19.4% penduduknya lahir di luar Prancis Metropolitan. Menurut sensus yang sama, 4.2% penduduk aire urbaine Paris adalah imigran (maksudnya orang yang pindah ke Prancis antara sensus 1990 dan 1999), kebanyakan dari daratan Cina dan Afrika. Gelombang pertama migrasi internasional ke Paris dimulai tahun 1820 dengan tibanya petani Jerman yang berusaha keluar dari krisis pertanian di Jerman. Beberapa gelombang imigrasi terus berlanjut hingga sekarang: Yahudi Italia dan Eropa tengah selama abad ke-19; Rusia setelah revolusi 1917; warga negara kolonial selama Perang Dunia I dan kemudian; Polandia antara kedua perang dunia; Spanyol, Portugal dan Afrika Utara mulai 1950-an hingga 1970-an; Yahudi Afrika Utara setelah kemerdekaan negara-negaranya; Afrika dan Asia mengikuti. Kebanyakan imigran tersebut dianggap Prancis tanpa perbedaan apapun, karena prinsip kesamaan di antara warga negara Prancis. Administrasi Paris, batas administratifnya tak berubah sejak 1860, adalah salah satu kota yang tidak berubah secara politik dengan pertumbuhan demografi yang nyata; hal ini didiskusikan dalam rencana untuk "Grand Paris" (Paris Raya) yang akan memperluas batas administratif Paris untuk memperbanyak wilayah urbannya. Ibu kota Prancis Paris adalah ibu kota Prancis, dan pusat pemerintah nasional Prancis. Untuk pihak eksekutif, dua pimpinan masing-masing memiliki kediaman resminya, yang juga merupakan kantornya. Presiden Prancis menetap di Istana Élysée di arondisemen ke-8, sementara Perdana Menteri di Hôtel Matignon di arondisemen ke-7. Kementerian pemerintah terletak di berbagai bagian kota - kebanyakan di arondisemen ke-7, dekat Matignon. Kedua gedung Parlemen Prancis terletak di Tepi Kiri. Tingkat di atasnya, Senat, berada di Palais du Luxembourg di arondisemen ke-6, sementara tingkat di bawahnya, Assemblée Nationale, berada di Palais Bourbon di arr. ke-7. Presiden Senat, pimpinan tertinggi kedua di Prancis setelah Presiden Republik, menetap di "Petit Luxembourg", sebuah istana kecil yang sudah termasuk termasuk Palais du Luxembourg. Pengadilan tertinggi Prancis terletak di Paris. Pengadilan Kasasi, pengadilan tertinggi dalam pihak yudisial, yang mengurus kasus-kasus kriminal dan sipil, terletak di Palais de Justice di Île de la Cité, sementara Conseil d'État, yang menyediakan saran hukum kepada pihak eksekutif dan berperan sebagai pengadilan tertinggi dalam pihak administratif, memproses pengadilan terhadap badan umum, terletak di Palais Royal di arondisemen ke-1. Dewan Konstitusional, yang adalah badan penasehat yang merupakan pihak berwenang pada hukum konstitusional dan keputusan pemerintah, juga berada di Palais Royal. Pemerintah kota Paris telah menjadi komune (kotamadya) sejak 1834 (dan juga antara 1790 dan 1795). Pada pembagian Prancis menjadi komune 1790 (selama Revolusi Prancis), dan tahun 1834, Paris adalah kota setengah dari ukurannya sekarang, tetapi tahun 1860 kota ini menganeksasi komune sekitarnya, beberapa di antaranya membentuk peta administratif baru berupa dua puluh arondisemen kotamadya setingkat kabupaten yang masih berdiri hingga sekarang. Sub-pembagian kotamadya ini membentuk spiral searah jarum jam dari tengah, arondisemen ke-1. Tahun 1790, Paris menjadi préfecture (ibu kota) département Seine, yang mencakup banyak region Paris. Tahun 1968, terpecah menjadi empat bagian: kota Paris menjadi département terpisah dari keseluruhan, meletakkan nomor departemental 75 untuk Seine (berasal dari posisi département Seine dalam daftar alfabetis Prancis), sementara tiga département baru Hauts-de-Seine, Seine-Saint-Denis dan Val-de-Marne dibentuk dan diberi nomor 92, 93 dan 94. Hasil pembagian ini adalah batas Paris sekarang sebagai département juga batasnya sebagai commune, sebuah peristiwa unik di Prancis. Kantor kotamadya Masing-masing dari 20 arondisemen Paris memiliki seorang dewan terpilih langsung (conseil d'arrondissement), yang memilih seorang wali kota arondisemen. Pilihan anggota dari setiap dewan arondisemen membentuk Dewan Paris (conseil de Paris), yang kemudian memilih wali kota Paris. Di era pertengahan Paris dipimpin oleh sebuah kotamadya pilihan pedagang yang kepalanya adalah wali pedagang: sebagai tambahan terhadap perdagangan kota, wali pedagang bertanggung jawab untuk beberapa tugas sipil seperti menjaga dinding kota dan kebersihan jalan kota. Penetapan wali kota Paris sejak abad ke-13 mengurangi tanggung jawab dan kekuasaan perwalian pedagang: perwakilan langsung raja, dalam peran membentuk préfet tahun berikutnya, Wali kota Paris telah melakukan aplikasi dan eksekusi hukum dan peraturan di kota dan prévôté (kabupaten) sekitarnya. Banyak tugas kedua kantor wali kota dipindahkan ke kantor letnan jenderal polisi pilihan raja setelah pembentukannya tahun 1667.Prévôt des marchands terakhir Paris dibunuh pada pemberontakan sore 14 Juli 1789 yang merupakan bagian dari Penyerangan Bastille Revolusi Prancis. Paris menjadi "komune" tak resmi sejak pembentukan pembagian administratif tanggal 14 Desember pada tahun yang sama, dan kotamadya revolusioner "komune Paris" digantikan dengan konstitusi dan pemerintah kotamadya pertama kota tanggal 9 Oktober 1790. Melalui kerusuhan Reaksi Thermidorian 1794, menjadi mungkin bahwa kebebasan politik Paris yang revolusioner adalah ancaman bagi kekuasaan memerintah apapun: wali kota dihapuskan pada tahun itu, dan dewan kotamadya setahun kemudian. Meskipun dewan kotamadya dibentuk kembali tahun 1834, Paris menghabiskan abad ke-19 dan ke-20, sepanjang département Seine besar yang menjadi pusatnya, dibawah aturan langsung préfet Seine pilihan negara, bertugas sebagai badan urusan umum; Prefek Polisi pilihan negara bertugas sebagai polisi pada yurisdiksi yang sama. Paris, diselamatkan untuk beberapa alasan, tidak memiliki wali kota hingga 1977, dan Prefektur Polisi Paris masih dalam kontrol negara hingga sekarang. Bertentangan dengan pendiriannya sebagai commune dan département, Paris memiliki sebuah dewan tunggal untuk memerintah keduanya; Dewan Paris, dipimpin wali kota Paris, berperan sebagai dewan kotamadya (conseil municipal) atau dewan departement (conseil général) tergantung isu yang diperdebatkan. Organisasi administratif modern Paris masih memiliki jejak-jejak bekas yurisdiksi département Seine. Prefektur Polisi (juga mengatur pemadam kebakaran Paris), contohnya, masih memiliki yurisdiksi terhadap petite couronne Paris di tiga département untuk beberapa operasi seperti pemadaman kebakaran atau penyelamatan, dan diatur oleh pemerintah nasional Prancis. Paris tidak memiliki pasukan polisi apapun, meskipun memiliki polisi lalu lintas. Ibu kota région Île-de-France Sebagai bagian dari usaha administratif nasional 1961 untuk mengkonsolidasikan ekonomi regional, Paris sebagai département menjadi ibu kota région Distrik Paris, berganti nama menjadi région Île-de-France tahun 1976. Mencakup département Paris dan tujuh département terdekat. Anggota dewan regionalnya, sejak 1986, telah dipilih dengan pemilihan langsung. Prefek département Paris (yang berperan sebagai prefek département Seine sebelum 1968) juga menjadi prefek région Île-de-France, meskipun kehilangan banyak kekuasaan setelah pembentukan wali kota Paris tahun 1977. Interkomunalitas Beberapa perubahan di atas telah membawa ketetapan Paris sebagai sebuah aglomerasi. Tidak seperti wilayah urban besar Prancis lainnya seperti Lille dan Lyon, tidak terdapat entitas antarkomune di wilayah urban Paris, tanpa dewan antarkomune yang menangani masalah kepadatan inti urban region secara keseluruhan; pengasingan pinggiran kota Paris telah menjadi masalah hari ini, dan dianggap banyak orang menjadi penyebab utama kerusuhan sipil seperti kerusuhan pinggiran kota tahun 2005. Hasil langsung peristiwa itu adalah janji untuk membuat struktur metropolitan efisien yang mencakup kota Paris dan beberapa pinggirannya, dari ide sosialis "konferensi metropolitan" (conférence métropolitaine) hingga ide sayap kanan mengenai Grand Paris ("Paris Raya") yang lebih terintegrasi. Pendidikan Di awal abad ke-9, kaisar Charlemagne meminta semua gereja memberi pelajaran membaca, menulis dan aritmetika dasar di paroki-parokinya, dan katedral memberi pendidikan lebih tinggi terhadap seni bahasa, fisika, musik dan teologi. Paris telah menjadi salah satu kota katedral besar Prancis dan mulai terkenal sebagai pusat pendidikan. Pada awal abad ke-13 sekolah katedral Notre-Dame Île de la Cité memiliki banyak guru terkenal, dan pengajaran kontroversial yang menyebabkan pendirian Universitas Sainte-Genevieve Tepi Kiri yang kemudian menjadi pusat pendidikan terbaik di Distrik Latin Paris yang diwakili oleh universitas Sorbonne. Dua puluh tahun kemudian, pendidikan di Paris dan region Paris (région Île-de-France) mempekerjakan sekitar 330.000 orang, 170.000 di antaranya guru dan profesor yang mengajar 2.9 juta anak dan mahasiswa di sekitar 9.000 sekolah dan institusi pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah Paris adalah rumah bagi beberapa SMA terkenal seperti Lycée Louis-le-Grand dan Lycée Henri-IV. SMA lain yang terkenal secara internasional di Paris adalah Lycée International de Saint Germain-en-Laye dan École Active Bilingue Jeannine Manuel. Pendidikan tingkat tinggi Pada tahun ajaran 2004-2005, 27 universitas umum Region Paris, dengan 359.749 mahasiswa terdaftar, adalah konsentrasi mahasiswa universitas terbesar di Eropa. Grandes écoles dan sekolah pribadi dan umum independen universitas memiliki 240.778 siswa tambahan, yang kemudian dengan mahasiswa universitas membuat jumlah 600.527 siswa pada pendidikan tingkat tinggi tahun itu. Universitas Katedral Notre-Dame adalah pusat pendidikan tingkat tinggi pertama sebelum pendirian Universitas Paris. Universitas dibuat oleh Raja Philip Augustus tahun 1200, sebagai bentuk pemberian terhadap guru (dan muridnya) hak mengatur diri sendiri terbebas dari hukum dan pajak kerajaan. Pada waktu itu, banyak kelas terbuka. Siswa dan guru non-Paris dapat menetap di hostel, atau "perguruan tinggi" yang didirikan untuk boursiers datang dari jauh. Telah terkenal sejak abad ke-13, Universitas Paris memiliki siswa dari seluruh Eropa. pusat pendidikan Rive Gauche Paris, disebut "Distrik Latin" ketika kelas diajarkan dalam bahasa Latin, berkumpul kembali di sebuah perguruan tinggi yang didirikan oleh Robert de Sorbon tahun 1257, Collège de Sorbonne. Universitas Paris pada abad ke-19 memiliki enam fakultas: hukum, sains, kesehatan, farmaseutikal, literatur dan teologi. Setelah kerusuhan siswa 1968, terdapat pembentukan ulang Universitas Paris, dalam usaha memecahkan badan siswa terpusat itu. Tahun berikutnya, Universitas Paris terpecah menjadi tiga belas universitas otonomi ("Paris I" hingga "Paris XIII") tersebar di Kota Paris dan pinggirannya. Setiap universitas mewarisi beberapa departemen Universitas Paris, dan bukan universitas umum. Paris I, II, IV, dan X, mewarisi Sekolah Hukum; Paris V mewarisi Sekolah Kesehatan; Paris VI dan VII mewarisi departemen ilmiah; dll. Tahun 1991, empat universitas lain didirikan di pinggiran Paris, mencapai total tujuh belas universitas umum untuk région (Île-de-France). Universitas baru tersebut diberikan nama (berdasarkan nama pinggiran kota tempat mereka berdiri) dan bukan nomor seperti tiga belas universitas sebelumnya: Universitas Cergy-Pontoise, Universitas Évry Val d'Essonne, Unviersitas Marne-la-Vallée dan Universitas Versailles Saint-Quentin-en-Yvelines. Institusi lainnya meliputi Pusat Pembelajaran Internasional Universitas Westminster, Universitas Amerika Paris, dan Sekolah Bisnis Amerika Paris. Juga terdapat Institut Universitas London di Paris (ULIP) yang memberikan derajat di bawah lulus dan telah lulus dalam Pembelajaran Prancis yang diratifikasi Universitas London. Grandes écoles Region Paris memiliki konsentrasi grandes écoles tertinggi di Prancis, yang berpengalaman pada pendidikan tingkat tinggi di luar struktur universitas umum. Universitas umum sering dianggap grands établissements. Banyak grandes écoles dipindahkan ke pinggiran Paris tahun 1960-an dan 1970-an, di kampus baru yang lebih besar dari kampus lama di kota Paris, meskipun École Normale Supérieure telah berada di rue d'Ulm di arondisemen ke-5. Wilayah Paris memiliki banyak sekolah teknik, dipimpin oleh Institut Teknologi Paris (ParisTech) yang terdiri dari beberapa perguruan tinggi seperti École Polytechnique, École des Mines, Arts et Métiers, Télécom Paris, École spéciale des travaux publics dan École des Ponts et Chaussées. Juga terdapat banyak sekolah bisnis, seperti HEC, ESSEC, INSEAD, dan Sekolah Manajemen ESCP Business School. Meskipun sekolah administratif elit ENA telah dipindah ke Strasbourg, sekolah sains politik Sciences-Po masih terletak di arondisemen ke-7 Tepi kiri Paris. Sistem grandes écoles didukung oleh sejumlah sekolah persiapan yang menawarkan kelas selama dua hingga tiga tahun yang disebut Classes Préparatoires, juga dikenal sebagai classes prépas atau hanya prépas. Kelas tersebut menyediakan pintu masuk ke grandes écoles. Banyak prépas terbaik berada di Paris, termasuk Lycée Louis-le-Grand, Lycée Henri-IV, Lycée Saint-Louis, Lycée Janson-de-Sailly dan Lycée Carnot. Dua prépas tingkat atas lainnya (Lycée Hoche dan Lycée privé Sainte-Geneviève) terletak di Versailles, dekat Paris. Pemilihan siswa didasarkan pada tingkatan sekolah dan guru. Prépas menarik banyak siswa terbaik di Prancis dan terkenal sangat menuntut dalam pekerjaan dan fisik. Infrastruktur Angkutan Peran Paris sebagai sebuah pusat perdagangan internasional telah menyebabkan sistem pengangkutannya berkembang cepat sepanjang sejarahnya, dan terus tumbuh cepat hingga sekarang. Hanya dalam beberapa dasawarsa, Paris telah menjadi pusat sistem motorway dan jalan tol, sebuah jaringan kereta berkecepatan tinggi dan, dua bandara besarnya, sebuah hub perjalanan udara internasional. Jaringan angkutan umum di Region Paris diatur oleh Syndicat des transports d'Île-de-France (STIF), sebelumnya Syndicat des transports parisiens (STIP). Anggota sindikat ini adalah region Ile-de-France dan delapan departemen di region ini. Sindikat mengatur angkutan umum dan memberikannya pada RATP (mengoperasikan 654 jalur bus, Métro, tiga jalur trem, dan bagian dari RER), SNCF (mengoperasikan rel pinggiran kota, sebuah jalur trem dan bagian RER lainnya) dan konsorsium operator pribadi Optile yang mengelola 1.070 jalur bus kecil. Métro adalah sistem transportasi terpenting di Paris. Sistem ini, dengan 300 stasiun (384 perhentian) terhubung oleh 214 km (133.0 mil) rel, terbagi menjadi 16 jalur, ditandai nomor dari 1 hingga 14, dengan dua jalur kecil, 3bis dan 7bis, diberi nomor karena mereka pernah menjadi cabang jalur aslinya, dan kemudian dibebaskan. Bulan Oktober 1998, jalur 14 baru diresmikan setelah rencana 70 tahun meresmikan jalur Métro baru. Karena jarak pendek antar stasiun pada jaringan Métro, jalur terlalu lambat diperpanjang ke pinggiran kota seperti di kota-kota lainnya. Sebuah jaringan ekspres tambahan, RER, telah dibuat sejak 1960-an untuk menghubungkan bagian terjauh dari wilayah urban. RER terdiri dari integrasi kereta bawah tanah pusat kota modern dan rel pinggiran yang telah dibuat. Hari ini, jaringan RER memiliki 5 jalur, 257 perhentian, dan 587 km (365 mil) rel. Tambahannya, Paris dilayani oleh jaringan rel ringan dengan 4 jalur, trem: Jalur T1 dari Saint-Denis ke Noisy-le-Sec, Jalur T2 dari La Défense ke Issy, Jalur T3 dari Pont de Garigliano ke Porte d'Ivry, Jalur T4 dari Bondy ke Aulnay-sous-Bois. Paris adalah hub sentral jaringan rel nasional. Enam stasiun kereta besar, Gare du Nord, Gare Montparnasse, Gare de l'Est, Gare de Lyon, Gare d'Austerlitz, dan Gare Saint-Lazare, terhubung ke tiga jaringan: TGV melayani 4 jalur rel berkecepatan tinggi, kereta Corail berkecepatan normal, dan rel pinggiran (Transilien). Paris menawarkan sistem penyewaan sepeda yang disebut Vélib' dengan lebih dari 10.000 sepeda umum yang tersebar di 750 stasiun parkir yang dapat disewa untuk jarak pendek dan menengah termasuk perjalanan satu arah. Lebih jauh, Paris dilayani oleh dua bandara besar: Bandar Udara Orly, di selatan Paris, dan Bandar Udara Internasional Charles de Gaulle, dekat Roissy-en-France, salah satu bandara tersibuk di dunia. Bandara ketiga dan lebih kecil, di kota Beauvais, 70 km (45 mil) utara kota, digunakan oleh maskapai sewaan dan bertarif rendah. Bandara keempat, Le Bourget sekarang hanya melayani jet bisnis, pameran dirgantara dan museum penerbangan. Kota ini juga merupakan hub penting jaringan motorway Prancis, dan dikelilingi oleh tiga jalan tol: Périphérique yang mengikuti jalur benteng abad ke-19 di Paris, motorway A86 di pinggiran kota dalam, dan akhirnya motorway Francilienne di pinggiran kota luat. Paris memiliki jaringan jalan dengan 2000 kilometer jalan tol dan motorway. Dengan perjalanan darat Brussels dapat ditempuh dalam tiga jam, Frankfurt 6 jam dan Barcelona 12 jam. Air dan sanitasi Paris pada awalnya hanya menggunakan sungai Seine dan Bièvre sebagai asal air. Sebab pembuatan irigasi kemudian adalah: bendungan Romawi abad ke-1 dari Wissous di selatan (kemudian dibiarkan hancur); dumber dari bukit Tepi Kanan abad ke-11; sejak abad ke-15 sebuah bendungan dibangun di sepanjang jalur bendungan Wissous yang ditinggalkan; akhirnya, tahun 1809, canal de l'Ourcq menyediakan Paris dengan air dari sungai kurang berpolusi di timur laut ibu kota. Paris memiliki sumber air minum sejak abad ke-19: tahun 1857, insinyur sipil Eugène Belgrand, di bawah Préfet Napoleon III Haussmann, membangun berbagai bendungan baru yang membawa sumber dari semua lokasi di sekitar kota ke beberapa penampung yang dibangun di atas puncak tertinggi Ibu kota. Sejak itu sistem sumber/penampung baru menjadi sumber utama air minum Paris, dan sisa sistem tua, dipompa ke tingkat rendah penampung yang sama, dan digunakan untuk pembersihan jalan-jalan di Paris. Sistem ini masih menjadi bagian dari jaringan penyediaan air modern Paris. Paris memiliki 2.400 km selokan bawah tanah untuk pembuangan limbah cair Paris. Sebagian berasal dari abad ke-19, hasil dari rencana gabungan Préfet Baron Haussmann dan insinyur sipil Eugène Belgrand untuk memperbaiki kondisi tak bersih Ibu kota. Dikelola oleh layanan 24 jam sejak pembangunannya, hanya sejumlah kecil réseau bawah tanah Paris telah selesai direnovasi. Keseluruhan jaringan selokan bawah tanah Paris telah dikelola sejak abad ke-20 oleh sebuah sistem jaringan terkomputerisasi, dikenal dengan akronim "G.A.AS.PAR", yang mengatur semua distribusi air Paris, bahkan arus sungai Seine melalui ibu kota. Hubungan internasional Paris memiliki sebuah kota kembar dan sejumlah kota rekan. Kota kembar Roma, Italia, sejak 1956 (Seule Paris est digne de Rome; seule Rome est digne de Paris / Solo Parigi è degna di Roma; Solo Roma è degna di Parigi'' / "Hanya Paris sama berharga seperti Roma; Hanya Roma sama berharga seperti Paris"). Kota rekan Lihat pula Renovasi Haussmann terhadap Paris Large Cities Climate Leadership Group Megakota Paris Exposition Institut Universitas London di Paris Sindrom Paris Catatan kaki Bacaan Pranala luar Situs web resmi Paris Situs web pariwisata Paris Situs web pariwisata Ile-de-France Panduan Perjalanan Paris Bibliografi Paris Institut Universitas London di Paris(ULIP) Google Map di Paris - Markah Tanah Situs Warisan Dunia UNESCO di Prancis Ibu kota negara Ibu kota negara di Eropa
Rabu Abu adalah sebuah hari raya Kekristenan untuk beribadah dan berpuasa, meskipun bukan merupakan suatu hari raya wajib, sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus. Dalam gereja Kristen tradisi/ritus barat (termasuk Gereja Katolik Roma dan Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi. Hari tersebut ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu, atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari Jumat Agung. Nama Rabu Abu berasal dari pengolesan abu pertobatan di dahi para jemaat disertai dengan ucapan "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau diktum "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu". Abu tersebut dipersiapkan dengan membakar daun palem dari perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Pada hari itu umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester, yaitu ). Dalam penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan." Seringkali pada hari ini bacaan di Gereja diambil dari Alkitab bagian kitab 2 Samuel 11-12, perihal raja Daud yang berzinah dan bertobat. Banyak orang Katolik menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang. Kalender 1970: 11 Februari 1971: 24 Februari 1972: 16 Februari 1973: 7 Maret 1974: 25 Februari 1975: 12 Februari 1976: 3 Maret 1977: 23 Februari 1978: 8 Februari 1979: 28 Februari 1980: 20 Februari 1981: 4 Maret 1982: 24 Februari 1983: 16 Februari 1984: 7 Maret 1985: 20 Februari 1986: 12 Februari 1987: 4 Maret 1988: 17 Februari 1989: 8 Februari 1990: 28 Februari 1991: 13 Februari 1992: 4 Maret 1993: 24 Februari 1994: 16 Februari 1995: 1 Maret 1996: 21 Februari 1997: 12 Februari 1998: 25 Februari 1999: 17 Februari 2000: 8 Maret 2001: 28 Februari 2002: 13 Februari 2003: 5 Maret 2004: 25 Februari 2005: 9 Februari 2006: 1 Maret 2007: 21 Februari 2008: 6 Februari 2009: 25 Februari 2010: 17 Februari 2011: 9 Maret 2012: 22 Februari 2013: 13 Februari 2014: 5 Maret 2015: 18 Februari 2016: 10 Februari 2017: 1 Maret 2018: 14 Februari 2019: 6 Maret 2020: 26 Februari 2021: 17 Februari 2022: 2 Maret 2023: 22 Februari 2024: 14 Februari 2025: 5 Maret 2026: 18 Februari 2027: 10 Februari 2028: 1 Maret 2029: 14 Februari 2030: 6 Maret 2031: 26 Februari 2032: 11 Februari 2033: 2 Maret 2034: 22 Februari Di banyak negara berkebudayaan Katolik Roma di Eropa dan Amerika, Rabu Abu didahului masa karnaval (termasuk misalnya Mardi Gras) yang berakhir pada hari Selasa, sehari sebelum Rabu Abu. Lihat pula Jumat Agung Minggu Sengsara Paskah Referensi Paskah Hari raya dan festival Kristiani Istilah dalam Gereja Katolik Roma Kalender Gereja Katolik Roma
Bahasa Melayu (; Jawi: , Rejang: ) merupakan sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan terutama di Asia Tenggara Maritim. Bahasa ini memiliki sekitar 290 juta penutur (dengan 30 juta sebagai "bahasa Melayu" dan 260 juta sebagai "bahasa Indonesia") di seluruh dunia. Bahasa ini menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa resmi di Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia), Brunei Darussalam, Singapura, dan menjadi akar dari bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi dan bahasa kebangsaan di Indonesia. Selain itu, bahasa Melayu tempatan merupakan salah satu bentuk bahasa daerah di Sumatra, Kalimantan, dan sebagai kreol di berbagai daerah di Indonesia dan bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa kerja di Timor Leste (bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa kerja selain bahasa Inggris). Penggunaan istilah "bahasa Melayu" di Indonesia pada umumnya merujuk pada dialek bahasa Melayu yang merupakan bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Melayu merupakan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Kepulauan Nusantara. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain negara tersebut, bahasa Melayu dituturkan pula di sebagian kecil Filipina (Kepulauan Sulu dan Mindanao sebagai bahasa Melayu Sabah), Sri Lanka, dan Thailand Selatan. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Natal dan Kepulauan Cocos yang menjadi bagian Australia. Bahasa Melayu Klasik, secara spesifiknya bahasa istana (atau dikenal sebagai Court Malay dalam bahasa Inggris) adalah bahasa baku sastra yang bersusur galur dari Kesultanan Melaka dan Johor-Riau (sekarang Johor (Malaysia) dan Kepulauan Riau (Indonesia)). Oleh sebab itu, bahasa tersebut juga dikenal sebagai bahasa Melayu Melaka, Johor, atau Riau (atau berbagai macam gabungan nama berdasarkan tiga tempat ini) untuk membedakannya dari anggota rumpun bahasa Melayik yang lain. Menurut Ethnologue 16, beberapa ragam Melayik dicantumkan sebagai bahasa terpisah, termasuk ragam bahasa Melayu Semenanjung yang dituturkan oleh orang Asli, yang terkait erat dengan bahasa Melayu Baku yang mungkin dianggap sebagai dialek-dialeknya. Terdapat juga bahasa dagang dan kreol Melayu yang didasarkan pada bahasa perantara yang bersusur galur dari bahasa Melayu Klasik. Bahasa Melayu mempunyai banyak dialek dan setiap dialek mempunyai perbedaan kentara dari segi pengucapan dan kosakata. Misalnya, bahasa Melayu Riau berbeda dialek dengan bahasa Melayu Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Melayu Riau menggunakan dialek "e" sedangkan bahasa Melayu Palembang, Jambi, dan Bengkulu menggunakan dialek "o". Selain itu, bahasa yang digunakan oleh masyarakat peranakan atau Tionghoa Selat (campuran pendatang Tionghoa dan penduduk asal) merupakan campuran antara Bahasa Melayu dan dialek Hokkien. Bahasa ini dahulunya banyak digunakan di negeri-negeri selat seperti Sumatera Utara (terutama di Medan), Riau, Pulau Pinang, dan Melaka. Walau bagaimanapun, kini kaum peranakan di Malaysia dan Singapura lebih gemar berbahasa Hokkien atau Inggris. Definisi Konsep bahasa Melayu tinggi merujuk kepada penggunaan bahasa Melayu dalam konteks wacana ilmiah dan berkaitan dengan peradaban. Bahasa Melayu tinggi sering dirujuk sebagai wahana untuk melahirkan gagasan dan wawasan yang berkaitan dengan keilmuan dan kebudayaan. Bahasa Melayu tinggi lazimnya digunakan dalam seminar, persidangan, atau kongres yang berkaitan dengan bahasa, budaya ataupun bidang ilmiah yang lain. Bahasa Melayu baku pula adalah bahasa Melayu yang sempurna dari segi penggunaan aspek bahasanya, yaitu ejaan, tata bahasa, istilah, penggunaan kata, laras bahasa, dan pengucapan. Asal-usul Catatan tertulis pertama dalam bahasa Melayu ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatra, di wilayah yang sekarang dianggap sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya. Istilah "Melayu" sendiri berasal dari Kerajaan Kerajaan Malayu awal yang bertempat di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Akibat penggunaannya yang luas, berbagai varian bahasa dan dialek Melayu berkembang di Nusantara. Ada tiga teori yang dikemukakan tentang asal-usul penutur bahasa Melayu (atau bentuk awalnya sebagai anggota bahasa-bahasa Dayak Melayik). Hudson (1970) melontarkan teori asal dari Kalimantan, berdasarkan kemiripan bahasa Dayak Malayik (dituturkan orang-orang Dayak berbahasa Melayu) dengan bahasa Melayu Kuno, penuturnya yang hidup di pedalaman, dan sifat kosakata yang konservatif. Kern (1888) beranggapan bahwa tanah asal penutur adalah dari Semenanjung Malaya dan menolak Kalimantan sebagai tanah asal. Teori ini sempat diterima cukup lama (karena sejalan dengan teori migrasi dari Asia Tenggara daratan) hingga akhirnya pada akhir abad ke-20 bukti-bukti linguistik dan sejarah menyangkal hal ini (Adelaar, 1988; Belwood, 1993) dan teori asal dari Sumatra yang menguat, berdasarkan bukti-bukti tulisan. Ahli sejarah bahasa Melayu umumnya setuju tentang tanah air bahasa Melayu mungkin berada di barat laut Kalimantan. Suatu bentuk yang dikenal sebagai bahasa Proto-Melayik dituturkan di Kalimantan setidaknya pada 1000 SM dan telah dikatakan bahasa leluhur bagi semua rumpun bahasa Melayik. Leluhurnya, bahasa Melayu-Polinesia Purba yang berasal dari bahasa Austronesia Purba, mulai terpecah setidaknya pada tahun 2000 SM akibat orang-orang Austronesia menyebar dari pulau Taiwan ke selatan menuju Asia Tenggara Maritim. Sejarah Bahasa Melayu termasuk dalam bahasa-bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun bahasa Austronesia. Menurut statistik penggunaan bahasa di dunia, penutur bahasa Melayu diperkirakan mencapai lebih dari 290 juta jiwa yang merupakan bahasa keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia (jika jumlah penutur bahasa Indonesia dimasukkan). Sejarah bahasa Melayu dapat dibagi menjadi beberapa zaman: bahasa Melayu Purba, bahasa Melayu Kuno, Zaman Peralihan, Zaman Melaka (Bahasa Melayu Klasik), bahasa Melayu Modern Akhir, dan bahasa Melayu Modern. Sejarah penggunaan yang panjang ini tentu saja mengakibatkan perbedaan versi bahasa yang digunakan. Bahasa Melayu Kuno diyakini sebagai leluhur sebenarnya bahasa Melayu Klasik. Walaupun demikian, tidak ada bukti bahwa bentuk-bentuk tersebut bahasa Melayu tersebut saling bersinambung. Selain itu, penggunaan yang meluas di berbagai tempat memunculkan berbagai dialek bahasa Melayu, baik karena penyebaran penduduk dan keterasingan wilayah, maupun melalui pengkreolan. Bahasa Melayu Kuno dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta, bahasa kesusastraan India Klasik, dan bahasa peribadatan agama Hindu dan Buddha. Kata pinjaman bahasa Sanskerta dapat ditemukan dalam perbendaharaan kata bahasa Melayu Kuno. Prasasti yang paling awal diketahui dalam bahasa Melayu Kuno ditemukan di Sumatra, yang berasal dari kira-kira abad ke-7 Masehi, tercantum pada beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya di bagian selatan Sumatra dan wangsa Syailendra di beberapa tempat di Jawa Tengah, ditulis dalam ragam Pallawa dari aksara Grantha, dan bertarikh 1 Mei 683. Prasasti itu dikenal sebagai Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan oleh pria Belanda, M. Batenburg, pada 29 November 1920 di Kedukan Bukit, Sumatera Selatan, di tepi Tatang, anak Sungai Musi. Ini adalah batu kecil berukuran . Bukti lain adalah Undang-Undang Tanjung dalam huruf-huruf pasca-Pallawa. Teks undang-undang pra-Islam abad ke-4 ini dihasilkan pada zaman Adityawarman (1345–1377) dari Dharmasraya, kerajaan Hindu-Buddha yang muncul setelah kekuasaan Sriwijaya di Sumatra berakhir. Undang-Undang itu berlaku untuk orang Minangkabau, yang saat ini masih tinggal di dataran tinggi Sumatra, Indonesia. Selanjutnya, bukti-bukti tertulis bermunculan di berbagai tempat, meskipun dokumen terbanyak kebanyakan mulai berasal dari abad ke-18. Selepas masa Sriwijaya, catatan tertulis tentang dan dalam bahasa Melayu baru muncul semenjak masa Kesultanan Malaka (abad ke-15). Batu Prasasti Terengganu (Melayu: Batu Bersurat Terengganu; Jawi: باتو برسورت ترڠݢانو) adalah lempengan atau tiang batu tegak yang membawa prasasti dalam tulisan Jawi yang ditemukan di Terengganu, Malaysia merupakan bukti terawal prasasti bahasa Melayu Klasik. Prasasti itu bertarikh mungkin pada 702 H (berpadanan dengan 1303 M), merupakan salah satu bukti terawal tentang tulisan Jawi di dunia Melayu Asia Tenggara dan merupakan salah satu bukti tertua tentang kedatangan Islam sebagai agama negara di wilayah ini. Ini berisi permakluman yang dikeluarkan oleh penguasa Terengganu yang dikenal sebagai Seri Paduka Tuan, yang mendesak rakyatnya untuk memperluas dan menegakkan Islam serta menyediakan 10 hukum dasar syariat sebagai pedoman mereka. Bahasa Melayu mulai digunakan secara meluas sebagai bahasa perantara Kesultanan Melaka (1402–1511). Selama zaman ini, bahasa Melayu berkembang pesat di bawah pengaruh kesusastraan Islam. Perkembangan itu mengubah sifat bahasa dengan penyerapan besar-besaran perbendaharaan kata bahasa Arab, Tamil, dan Sanskerta, yang disebut bahasa Melayu Klasik. Di bawah Kesultanan Melaka, bahasa itu berkembang menjadi suatu bentuk yang dapat dikenali oleh penutur bahasa Melayu Modern. Ketika istana berpindah untuk mendirikan Kesultanan Johor, istana terus menggunakan bahasa klasik. Bahasa itu menjadi begitu dikaitkan dengan Riau Belanda dan Johor Britania sehingga sering diandaikan bahwa bahasa Melayu Riau dekat dengan bahasa klasik. Walau bagaimanapun, tidak ada kaitan yang lebih erat antara bahasa Melayu Melaka yang digunakan di Riau dengan bahasa sehari-hari Riau. Laporan Portugis dari abad ke-16 menyebut-nyebut mengenai perlunya penguasaan bahasa Melayu untuk berurus niaga. Seiring dengan runtuhnya kekuasaan Portugis di Malaka, dan munculnya berbagai kesultanan di pesisir Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, serta selatan Filipina, dokumen-dokumen tertulis di kertas dalam bahasa Melayu mulai ditemukan. Surat-menyurat antarpemimpin kerajaan pada abad ke-16 juga diketahui telah menggunakan bahasa Melayu. Karena bukan penutur asli bahasa Melayu, mereka menggunakan bahasa Melayu yang "disederhanakan" dan mengalami percampuran dengan bahasa setempat, yang lebih populer sebagai bahasa Melayu Pasar (Bazaar Malay). Tulisan pada masa ini telah menggunakan huruf Arab (kelak dikenal sebagai huruf Jawi) atau juga menggunakan huruf setempat, seperti hanacaraka. Surat-surat tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu antara lain dari Sultan Abu Hayat dari Ternate, Kepulauan Maluku di Indonesia masa kini, bertarikh sekitar tahun 1521–1522. Teks itu ditujukan kepada raja Portugis, setelah hubungan dengan penjelajah Portugis Francisco Serrão. Surat-surat itu menunjukkan tanda penggunaan bukan penutur jati. Orang Ternate menggunakan (dan masih menggunakan) bahasa Ternate, suatu rumpun bahasa Papua Barat sebagai bahasa pertama mereka. Bahasa Melayu digunakan semata-mata sebagai bahasa perantara untuk komunikasi antaretnik. Rintisan ke arah bahasa Melayu Modern dimulai ketika Raja Ali Haji, sastrawan istana dari Kesultanan Riau Lingga, secara sistematis menyusun kamus ekabahasa bahasa Melayu (Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama) pada pertengahan abad ke-19. Perkembangan berikutnya terjadi ketika sarjana-sarjana Eropa (khususnya Belanda dan Inggris) mulai mempelajari bahasa ini secara sistematis karena menganggap penting menggunakannya dalam urusan administrasi. Hal ini terjadi pada paruh kedua abad ke-19. Bahasa Melayu Modern dicirikan dengan penggunaan alfabet Latin dan masuknya banyak kata-kata Eropa. Pengajaran bahasa Melayu di sekolah-sekolah sejak awal abad ke-20 semakin membuat populer bahasa ini. Di Indonesia, pendirian Balai Poestaka (1901) sebagai percetakan buku-buku pelajaran dan sastra mengantarkan kepopuleran bahasa Melayu dan bahkan membentuk suatu varian bahasa tersendiri yang mulai berbeda dari induknya, bahasa Melayu Riau. Kalangan peneliti sejarah bahasa Indonesia masa kini menjulukinya "bahasa Melayu Balai Pustaka" atau "bahasa Melayu van Ophuijsen". Van Ophuijsen adalah orang yang pada tahun 1901 menyusun ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin untuk penggunaan di Hindia Belanda. Ia juga menjadi penyunting berbagai buku sastra terbitan Balai Pustaka. Dalam masa 20 tahun berikutnya, "bahasa Melayu van Ophuijsen" ini kemudian dikenal luas di kalangan orang-orang pribumi dan mulai dianggap menjadi identitas kebangsaan Indonesia. Puncaknya adalah ketika dalam Kongres Pemuda II (28 Oktober 1928) dengan jelas dinyatakan, "menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Sejak saat itulah bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa kebangsaan. Pengenalan varian kebangsaan ini mendesak bentuk-bentuk bahasa Melayu lain, termasuk bahasa Melayu Tionghoa, sebagai bentuk cabang dari bahasa Melayu Pasar, yang telah populer dipakai sebagai bahasa surat kabar dan berbagai karya fiksi pada dasawarsa-dasawarsa akhir abad ke-19. Bentuk-bentuk bahasa Melayu selain varian kebangsaan dianggap bentuk yang "kurang mulia" dan penggunaannya berangsur-angsur melemah. Pemeliharaan bahasa Melayu baku (bahasa Melayu Riau) terjaga akibat meluasnya penggunaan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari. Sikap orang Belanda yang pada waktu itu tidak suka apabila orang pribumi menggunakan bahasa Belanda juga menyebabkan bahasa Melayu menjadi semakin populer. Penggolongan Bahasa Melayu adalah anggota rumpun bahasa Austronesia, yang mencakupi bahasa dari Asia Tenggara dan Samudra Pasifik, dengan jumlah yang lebih kecil di Asia kebenuaan. Bahasa Malagasi, bahasa luar geografis yang dituturkan di Madagaskar di Samudra Hindia, juga merupakan anggota rumpun bahasa ini. Walaupun bahasa-bahasa ini tidak selalu saling dapat dipahami sampai batas tertentu, persamaannya sering kali agak kentara. Dalam bahasa yang lebih konservatif seperti bahasa Melayu, banyak akar telah muncul dengan sedikit perubahan dari leluhur yang sama, bahasa Austronesia Purba. Terdapat banyak kata serumpun yang ditemukan dalam perkataan bahasa untuk kekerabatan, kesehatan, bagian tubuh, dan binatang umum. Khususnya, angka yang menunjukkan persamaan yang luar biasa. Dalam rumpun bahasa Austronesia, bahasa Melayu adalah bagian dari gugusan berbagai bentuk pertuturan yang berkait erat dikenal sebagai rumpun bahasa Melayik, yang tersebar di seluruh Malaya dan kepulauan Indonesia oleh para pedagang Melayu dari Sumatra. Terdapat perselisihan pendapat tentang jenis pertuturan mana yang dipanggil "Melayu" yang harus dianggap sebagai dialek bahasa ini, dan yang harus digolongkan sebagai bahasa-bahasa Melayu yang berbeda. Contohnya, bahasa sehari-hari Brunei—Bahasa Melayu Brunei—tidak mudah dipahami dengan bahasa baku dan hal yang sama berlaku dengan beberapa pertuturan Semenanjung Malaya seperti bahasa Melayu Kedah. Walau bagaimanapun, baik Brunei maupun Kedah cukup erat. Dari segi linguistik, kini ditentukan suatu rumpun bahasa Melayu yang terdiri dari 45 bahasa yang pada gilirannya dibagi dalam kelompok berikut: Bahasa Melayu dagang (atau biasa disebut bahasa "Melayu Pasar" atau "Melayu Kreol"), yang mencakup 10 bahasa: Kelompok Indonesia bagian Tengah ke Timur (9 bahasa): Bahasa Melayu Kupang: Bahasa Melayu Larantuka: Bahasa Melayu Manado: Bahasa Melayu Maluku Utara: Bahasa Melayu Gorontalo: Bahasa Melayu Bacan: Bahasa Melayu Ambon: Bahasa Melayu Papua: Bahasa Melayu Dayak: Kelompok Indonesia bagian Barat ke Tengah (2 bahasa): Bahasa Melayu Bali: Bahasa Melayu Makassar: Untuk kelompok Bahasa Melayu Kreol lainnya diluar Indonesia, selengkapnya lihat Bahasa dagang dan kreol Melayu & Bahasa Kreol. Bahasa-Bahasa lainnya yang juga termasuk dialek Melayu lokal diantaranya adalah: Bahasa Melayu Cocos: Bahasa Melayu Bangka: bahasa Melayu Barisan Selatan: Bahasa Melayu Brunei: Bahasa Melayu Jambi: Bahasa Melayu Kedah: Bahasa Melayu Kelantan: Bahasa Melayu Kutai: Bahasa Melayu Musi Bahasa Melayu Pahang: Bahasa Melayu Palembang Bahasa Melayu Pattani/Bahasa Yawi: Bahasa Melayu Perak: Bahasa Melayu Sabah: Bahasa Melayu Sarawak: Bahasa Melayu Terengganu: Bahasa Melayu Negeri Sembilan: Bahasa Melayu Sambas: Bahasa Melayu Lawoi: Bahasa Melayu Pontianak: Bahasa Melayu Kuantan: Bahasa Melayu Kotawaringin. Selain itu, masih banyak lagi dialek-dialek dari Bahasa lokal masyarakat-masyarakat Melayu. Kelompok Melayu tersebut adalah yang terbesar dalam rumpun bahasa Melayik. Perbandingan Persamaan antara berbagai contoh bahasa dari beberapa bahasa-bahasa kerabat Melayu atau bahasa yang berkerabat dekat dengan Melayu (serumpun Melayu) misalnya dapat dilihat dalam perbandingan kosakata berikut: Perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia: Perbedaan Untuk artikel lanjutan, lihat Perbedaan antara bahasa Melayu baku tiga negara dan bahasa Indonesia atau Perbedaan pelafalan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Perbedaan antara bahasa Melayu dan bahasa Indonesia sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda, sebab bahasa Indonesia sendiri pada dasarnya didasarkan kepada bahasa Melayu dialek Riau yang merupakan bahasa Melayu Baku yang juga dipakai di Malaysia sebagai bahasa standar atau lazim disebut dengan "bahasa Melayu baku". Namun, jika dibedakan dari segi sejarah, budaya, perlakuan tata bahasa masing-masing, dan lain-lain, terlihat jelas bahwa ada perbedaan yang kentara antara kedua bahasa. Penutur bahasa Melayu di tiga negara kebanyakan dapat memahami bahasa Indonesia, tetapi penutur bahasa Indonesia kebanyakan tidak dapat memahami bahasa Melayu sebab ada banyak perbedaan dari segi ejaan dan kosakata. Bahasa Indonesia pun diartikan berbeda dari bahasa Melayu yang lazim dituturkan di Malaysia karena mempunyai banyak perkataan yang berasal dari bahasa Kawi, Jawa, Sunda, Betawi, Bali, Madura, Minangkabau, Belanda, dan lain-lain. Sebenarnya, bahasa Melayu yang dipakai di Malaysia pun banyak menyerap kata pinjaman dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia seperti bahasa Melayu Palembang, Melayu Riau, Melayu Jambi, Minangkabau, Jawa, Sunda, Betawi, Bali, Madura, Lampung, Banjar, Waropen, Wolio, Yamdena, dan lain-lain, logat daerah seperti bahasa Melayu Kedah, Terengganu, dan lain-lain di Semenanjung Malaya, bahasa daerah seperti bahasa Iban dan lain-lain di Sabah dan Sarawak, dan bahasa daerah Filipina seperti bahasa Kapampangan, Pangasinan, dan lain-lain, serta bahasa Melayu Brunei dan Singapura untuk memperkaya kosakata bahasa Melayu di Malaysia walaupun belum pernah dituturkan dan didengari. Hal ini dapat dilihat dalam Kamus Dewan Perdana yang merupakan kamus terkini, terlengkap, dan terutama di Malaysia pada saat ini. Bahasa Melayu di Malaysia mempunyai rujukan seperti Kamus Dewan (setara dengan KBBI), Ejaan Rumi Baharu (setara dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Malaysia (setara dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan), Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Malaysia (setara dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Indonesia), dan Tatabahasa Dewan (setara dengan Tata Bahasa Baku Indonesia (TBBI)). Menurut linguistik, laras bahasa Indonesia dan Malaysia adalah bahasa Melayu yang dipisahkan oleh perkembangan kosakata yang berbeda selama beberapa abad, seperti bahasa Serbo-Kroasia (lihat Perbedaan antara bahasa Melayu baku tiga negara dan bahasa Indonesia), sedangkan kedua bahasa ini merupakan bahasa yang berbeda menurut politik. Hal ini sebagian disebabkan oleh pengaruh bahasa penjajah yang berbeda. Bahasa Belanda di Indonesia (lihat Hindia Belanda) dan bahasa Inggris di Malaysia, Singapura, dan Brunei, yang dahulunya berada di bawah pemerintahan Britania. Walau bagaimanapun, Indonesia dan Malaysia sebagian besar menyatukan ortografi yang sebelum ini berbeda pada tahun 1972 dan kedua negara itu bersama-sama dengan Brunei telah membentuk panitia bersama untuk mengembangkan kosakata ilmiah dan teknis bersama dan sebaliknya bekerja sama untuk memastikan bentuk bakunya padu (bertemu pada satu titik atau konvergen). Menurut Ethnologue, bahasa Indonesia dan bahasa Melayu baku Malaysia mempunyai lebih dari 80% persamaan leksikal. Beberapa dialek Melayu hanya menunjukkan kejelasan timbal balik yang terbatas dengan bahasa baku. Contohnya, pengucapan bahasa Melayu Kelantan atau Sarawak sukar dipahami oleh banyak orang Malaysia, sedangkan bahasa Indonesia mengandung banyak perkataan yang tidak dikenali penutur bahasa Malaysia, beberapa hal karena pengaruh bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa setempat dan beberapa hal karena perkembangan bebas bahasa gaul dan bahasa sehari-hari. Sistem penulisan Bahasa Melayu kini ditulis menggunakan alfabet Latin yang dikenal sebagai "Rumi" di Brunei, Malaysia, dan Singapura atau "Latin" dan "Romawi" di Indonesia, walaupun abjad Arab yang disebut "abjad Arab Melayu" atau abjad Jawi juga ada. Alfabet Latin resmi di Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Bahasa Melayu menggunakan angka India-Arab. Rumi (Latin) dan Jawi merupakan abjad resmi bersama hanya di Brunei. Nama-nama lembaga dan organisasi harus menggunakan abjad Jawi dan Rumi (Latin). Abjad Jawi digunakan sepenuhnya di sekolah, terutama sekolah keagamaan yang diwajibkan pada petang hari untuk para pelajar Muslim berumur sekitar 6–7 hingga 12–14 tahun. Upaya sedang dijalankan untuk memelihara tulisan Jawi di Malaysia, dan para pelajar yang mengikuti ujian bahasa Melayu di Malaysia mempunyai pilihan untuk menjawab pertanyaan menggunakan tulisan Jawi. Walau bagaimanapun, alfabet Latin yang paling umum digunakan di Brunei dan Malaysia, baik untuk tujuan resmi maupun tidak resmi. Dari segi sejarah, bahasa Melayu telah ditulis dalam berbagai aksara. Sebelum abjad Arab diperkenalkan di wilayah Melayu, bahasa Melayu telah ditulis menggunakan aksara Pallawa, Kawi, dan Rencong. Ini masih digunakan sampai saat ini seperti aksara Cam digunakan oleh orang Cam Vietnam dan Kamboja. Bahasa Melayu Kuno ditulis menggunakan aksara Pallawa dan Kawi, terbukti dari beberapa prasasti di wilayah Melayu. Mulai dari zaman kerajaan Pasai dan sepanjang zaman keemasan Kesultanan Melaka, "abjad Jawi" secara berangsur-angsur menggantikan aksara ini sebagai aksara yang paling umum digunakan di wilayah Melayu. Mulai dari abad ke-17, di bawah pengaruh Belanda dan Britania, abjad Jawi secara berangsur-angsur digantikan dengan abjad Rumi. Lingkup penggunaan Bahasa Melayu dituturkan di Brunei, Indonesia, Malaysia, Timor Leste, Singapura, bagian Thailand dan Filipina selatan. Indonesia mengatur ragam normatif sendiri, sedangkan Malaysia dan Singapura menggunakan baku yang sama. Selain bahasa Melayu Baku, Brunei menggunakan dialek sehari-hari tersendiri yang dipanggil bahasa Melayu Brunei. Di Timor Leste, yang pernah diperintah sebagai provinsi Indonesia dari tahun 1976 hingga 1999, bahasa Indonesia diakui oleh undang-undang dasar sebagai salah satu dari dua bahasa kerja (yang satu lagi adalah bahasa Inggris), di samping bahasa resmi Tetun dan Portugis. Sejauh mana bahasa Melayu digunakan di negara-negara ini berbeda-beda bergantung kepada keadaan sejarah dan budaya. Bahasa Melayu adalah bahasa kebangsaan di Malaysia berdasarkan Pasal 152 Undang-Undang Dasar Malaysia, dan menjadi satu-satunya bahasa resmi di Semenanjung Malaysia pada tahun 1968 dan di Malaysia Timur secara berangsur-angsur semenjak tahun 1974. Walau bagaimanapun, bahasa Inggris terus digunakan secara meluas dalam bidang profesional dan komersial dan pengadilan tinggi. Bahasa minoritas lain juga umum digunakan oleh etnik minoritas besar negara itu. Keadaan di Brunei sama dengan Malaysia. Di Filipina, bahasa Melayu dituturkan oleh sejumlah kecil penduduk muslim yang mendiami Mindanao (khususnya Semenanjung Zamboanga) dan Kepulauan Sulu. Walau bagaimanapun, mereka kebanyakannya menuturkannya dalam bentuk kreol menyerupai bahasa Melayu Sabah. Dari segi sejarah, bahasa itu adalah bahasa perdagangan utama kepulauan sebelum pendudukan Spanyol. Bahasa Indonesia dituturkan oleh perguyuban perantauan Indonesia di Kota Davao, dan frasa fungsian diajarkan kepada anggota Angkatan Bersenjata Filipina dan kepada pelajar. Bahasa yang dituturkan orang peranakan (Tionghoa selat, kacukan pemukim Tionghoa dari wangsa Ming dengan bahasa Melayu setempat) adalah dialek bahasa Melayu dan Tionghoa Hokkien, yang sebagian besar dituturkan di bekas negeri-negeri selat di Pinang dan Melaka di Malaysia dan Kepulauan Indonesia. Penggunaan Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara di seluruh Kepulauan Nusantara yang bertautan dengan kebangkitan kerajaan-kerajaan Islam dan penyebaran Islam, yang merupakan akibat dari pertumbuhan perdagangan sekawasan. Bahasa kesusastraan telah dibentuk Melaka. Setelah kejatuhan Melaka oleh Portugis pada tahun 1511, pusat kesusastraan beralih ke Kesultanan Johor-Riau. Oleh sebab itu, bahasa itu sering dipanggil bahasa Melayu Johor-Riau walaupun ia adalah kesinambungan bahasa Melayu Melaka. Ketika kesultanan itu dibagi antara Malaya Britania (Johor) dan Hindia Timur Belanda (Kepulauan Riau), bahasa itu telah diberikan status resmi di kedua wilayah. Penggunaan bahasa Melayu di negara-negara ini berbeda bergantung kepada sejarah dan budaya. Indonesia menyebut "bahasa Melayu Riau" (Melaka–Johor-Riau) sebagai akar bahasa Indonesia dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ketika memperoleh kemerdekaan. Sejak tahun 1928, kaum nasionalis dan muda di seluruh kepulauan Indonesia telah menyatakan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa resmi, sebagaimana dipermaklumkan dalam Sumpah Pemuda. Dengan demikian, Indonesia menetapkan bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu itu sebagai bahasa resmi. Di Indonesia, bahasa ini berkembang dan dibakukan menjadi bahasa Indonesia. Pada tahun 1953, setidaknya terdapat 23 ribu jumlah perbendaharaan kata dalam kamus bahasa indonesia yang sebagian besar diadopsi dari bahasa Melayu. Hingga sekarang jumlah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia terus bertambah. Di Malaysia, Pasal 152 Perserikatan Malaysia menerima pakai bahasa Melayu Melaka-Johor-Riau sebagai bahasa resmi (bahasa Malaysia) pada tahun 1957. Kata "Malaysia", baik dalam bahasa maupun negara, menekankan bahwa negara itu terdiri dari lebih dari sekadar Suku Melayu. Pemerintah Malaysia bermaksud untuk menamakan bahasa kebangsaan sebagai "bahasa Malaysia" sebagai bahasa yang diusulkan, yang berlawanan dengan bahasa Indonesia yang sebenarnya dianggap Malaysia sebagai bahasa baku Melayu yang dibakukan dan digunakan secara resmi sebagai bahasa kebangsaan di Indonesia, tetapi konsep itu bertentangan dengan keterangan bahasa kebangsaan yang termaktub dalam Pasal 152 Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia. Jadi, di Malaysia, bahasa Melayu mengalami perubahan nama beberapa kali. Pada awal 1970-an, bahasa Melayu di Malaysia dinamakan "bahasa Malaysia" atas sebab politik, yang berlawanan dengan bahasa Indonesia. Kemudian, pada tahun 1986, nama resmi bahasa telah diubah menjadi bahasa Melayu. Mulai tahun 2007, bahasa kebangsaan Malaysia dinamakan kembali menjadi "bahasa Malaysia" sebagai simbol bahwa bahasa ini adalah bahasa untuk semua dan tidak memandang kaum (tanpa membedakan ras). Namun begitu, hal tersebut tidaklah dapat dibenarkan sebab menurut Pasal 152 Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia, menyebut bahwa: "Bahasa kebangsaan adalah "bahasa Melayu". Pada tahun 2007, diubah menjadi bahasa Malaysia, kemudian diubah menjadi bahasa Melayu. Nama "bahasa Melayu" digunakan kembali dalam masyarakat. Sampai saat ini, tidak ada perubahan nama bahasa Melayu ke bahasa Malaysia terjadi. Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi di Malaysia pada 1968, tetapi bahasa Inggris masih digunakan dengan luas terutama sekali dalam kalangan masyarakat Tionghoa dan India, sama seperti di Brunei. Di Brunei, bahasa Melayu diakui sebagai bahasa resmi Brunei dalam Undang-Undang Dasar Negara Brunei Tahun 1959. Bahasa ini juga berdasarkan baku Melaka-Johor-Riau, sedangkan bahasa Melayu Brunei digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Berbeda di Indonesia, bahasa Indonesia berhasil menjadi bahasa perantaraan utama atau lingua franca untuk rakyat yang berbilang kaum (multiras) karena usaha gigih pemerintah Indonesia dalam menggalakkan penggunaan bahasa Indonesia. Di Timor Leste, meski telah terlepas dari Indonesia, bahasa Indonesia masih tetap dipertahankan sebagai bahasa resmi utamanya sebagai "bahasa kerja". Menurut sejarah, di Singapura, bahasa Melayu adalah bahasa perantara dalam kalangan orang yang berlainan bangsa. Walaupun bahasa ini sebagian besar telah digantikan oleh bahasa Inggris, status bahasa Melayu masih dipertahankan sebagai bahasa kebangsaan dan lagu kebangsaan, Majulah Singapura, sepenuhnya dalam bahasa Melayu. Selain itu, perintah perbarisan dalam tentara, polisi, dan pertahanan sipil hanya diberikan dalam bahasa Melayu. Bahasa Melayu masih menjadi bahasa kebangsaan walaupun Singapura mempunyai empat bahasa resmi (yaitu bahasa Inggris, Cina, India, dan Melayu). Di selatan Thailand, sebagian besar penduduk di lima provinsi paling selatan Thailand—wilayah yang sebagian besarnya pernah menjadi bagian dari kerajaan Melayu Kuno bernama Patani — bertutur dalam dialek Melayu yang dipanggil bahasa Yawi (jangan dikelirukan dengan Jawi), yang serupa dengan bahasa Melayu Kelantan, tetapi bahasa itu tidak mempunyai status atau pengakuan resmi. Disebabkan hubungan terdahulu dengan Filipina, perkataan Melayu—seperti dalam hati (simpati), luwalhati (kemuliaan), tengah hari, sedap—telah berkembang dan disepadukan ke dalam bahasa Tagalog dan rumpun bahasa Filipina yang lain. Bahasa Melayu Piawai (disebut juga sebagai bahasa Melayu baku, bahasa baku Melayu, atau bahasa piawai Melayu) adalah bahasa Melayu Johor-Riau yang berasal dari Johor (Malaysia) & Kepulauan Riau (Indonesia), seperti yang disepakati dan diakui oleh Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Bahasa Melayu Johor-Riau selanjutnya dikenal sebagai induk kelahiran bahasa Melayu yang dipakai sebagai bahasa resmi kebangsaan pada zaman modern. Istilah bahasa Melayu biasanya dikelirukan dengan bahasa Malaysia yang merupakan nama umum yang digunakan untuk bahasa Melayu yang dituturkan di Malaysia, yang berlawanan dengan bahasa Indonesia. Bahasa Melayu sebenarnya adalah bahasa makro yang mencakupi kedua bahasa itu (bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia). Tidak ada kata sepakat yang lengkap mengenai perbedaan ini karena badan bahasa di Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, telah menyatakan bahwa kedua istilah tersebut dapat digunakan untuk bahasa Melayu yang dituturkan di Malaysia bergantung kepada konteks, yang menjadikan penutur di Malaysia dapat memilih untuk menggunakan istilah yang mereka sukai, baik menggunakan istilah "bahasa Melayu" maupun "bahasa Malaysia". Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia), MABBIM, atau Perdana Menteri Malaysia pernah mengusulkan bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi ASEAN mengingat lebih dari separuh jumlah penduduk ASEAN mampu bertutur dalam bahasa Melayu (jika penutur bahasa Indonesia tergolong dalam sensus). Namun, usulan itu mendapat pertentangan dari sebagian pihak di Indonesia sebab lebih banyak penutur bahasa Indonesia dalam perhitungan dibandingkan dengan penutur bahasa Melayu, dan pada dasarnya bahasa Indonesia masih dapat dipahami oleh sebagian besar penutur bahasa Melayu terutama yang sudah terbiasa dengan bahasa Melayu Baku (juga disebut bahasa Melayu Piawai, bahasa standar Melayu, atau bahasa baku Melayu) yang sememangnya berasal dari bahasa Melayu Riau. Pada masa lampau, Indonesia pernah berencana keluar dari MABBIM, tetapi pihak Malaysia memohon agar Indonesia tetap menganggotai organisasi itu untuk meneruskan sinergi dan kerja sama untuk mewujudkan bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa perantara di ASEAN. Rencana ini belum pernah terwujud, tetapi ASEAN sekarang selalu membuat dokumen asli dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa resmi masing-masing negara anggotanya. Tata bunyi Bahasa Melayu, seperti kebanyakan rumpun bahasa Austronesia, bukanlah bahasa bernada seperti bahasa Thailand dan bahasa Mandarin. Salah satu faktor utama yang menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa yang sangat mudah untuk dipelajari disebabkan oleh sistem fonologi yang amat mudah. Bisa dikatakan hampir setiap huruf Latin mewakili satu sebutan fonem. Konsonan Konsonan bahasa Malaysia dan juga bahasa Indonesia ditunjukkan di bawah ini. Konsonan bukan asli yang hanya terdapat dalam kata pinjaman, terutama dari bahasa Arab dan Inggris ditunjukkan dalam tanda kurung. Catatan ortografis: Bunyi-bunyi diwakili secara ortografis dengan lambang-lambangnya seperti di atas, kecuali: adalah 'z', sama dengan bunyi (hanya terdapat dalam kata pinjaman bahasa Arab yang asalnya mengandung bunyi , tetapi tulisannya tidak dibedakan dari kata pinjaman bahasa Arab dengan bunyi dan bunyi ini harus dipelajari secara terpisah oleh para penutur). adalah 'ny'; 'n' sebelum 'c' dan 'j' adalah 'ng' diwakili sebagai 's', sama seperti bunyi (hanya terdapat dalam kata pinjaman bahasa Arab yang asalnya mengandung bunyi , tetapi tidak dibedakan dari kata pinjaman bahasa Arab dengan bunyi , dan bunyi ini harus dipelajari secara terpisah oleh para penutur). Sebelum ini (sebelum 1972), bunyi ini ditulis 'th' dalam bahasa Melayu Baku tiga negara (bukan bahasa Indonesia) hambatan celah pita suara atau hamzah adalah 'k' akhir atau koma atas ' (walaupun beberapa kata mempunyai hambatan hamzah atau celah pita suara ini di tengah, seperti rakyat) adalah 'c' adalah 'j' adalah 'sy' adalah 'kh' adalah 'y' Pinjaman dari bahasa Arab: Fonem-fonem yang hanya terdapat dalam pinjaman bahasa Arab dapat diucapkan dengan jelas oleh para penutur yang mengetahui bahasa Arab. Jika tidak, fonem-fonem itu cenderung digantikan dengan bunyi-bunyi asli. Gugus konsonan "gh" diterima sebagai baku di Malaysia, tetapi tidak di Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, gugus konsonan "gh" diserap menjadi "g". Vokal Bahasa Melayu pada awalnya mempunyai empat vokal, tetapi dalam banyak dialek masa kini, termasuk bahasa Melayu Baku, ia mempunyai enam vokal. Vokal jauh lebih jarang daripada empat yang lain. Enam vokal bahasa Melayu diterangkan di bawah ini. Catatan ortografis: baik maupun ditulis sebagai 'e'. Ini bermakna terdapat beberapa homograf, jadi "perang" dapat berupa /pəraŋ/ (war) atau /peraŋ/ (blonde) di Malaysia, tetapi "perang" (blonde) dengan bunyi /e/ ditulis sebagai "pirang" di Indonesia. Terdapat 2 sebutan vokal yang diwakili oleh huruf "e", yaitu [, ] dan []. Pelajar bahasa Melayu berupaya untuk membedakan antara 2 sebutan tersebut setiap kali mempelajari perkataan baru. Di dalam beberapa tempat, di Semenanjung Malaysia, terutamanya di kawasan tengah dan selatan, kebanyakan perkatan yang berakhir dengan huruf a selalu diucapkan sebagai [] pepet. Lain halnya dengan bahasa Indonesia, perkataan yang berakhir dengan huruf a selalu diucapkan a juga. Di Indonesia banyak dialek Melayu sehingga pengucapan huruf a di belakang berbeda-beda setiap daerah, contohnya di provinsi Riau, Melayu Pontianak, Melayu Kayong, Melayu Langkat d Deli ,Melayu Singkawang Kalbar, /Melayu Sambas Kalbar huruf tersebut diucapkan sebagai [], di provinsi DKI Jakarta, Musi Rawas dan Melayu Sambas, huruf tersebut diucapkan e (dalam kata enak), diucapkan "o" oleh Melayu Bengkulu, Melayu Asahan, Melayu Batubara, Kualuh, Bilah, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Minangkabau, dan diucapkan "a" seperti bahasa Melayu Baku dalam bahasa Banjar, Kutai, Berau, Kedayan, Kanayatn, Salako, Melayu Ambon, Melayu Manado dan kawasan timur Indonesia. Terdapat peraturan keselarasan vokal: vokal tidak luas dalam perkataan bersuku kata dua harus sama tingginya, jadi "hidung" diperbolehkan, tetapi "hedung" tidak. Beberapa analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga diftong fonemis Melayu asli, antara lain: - cukai; kedai - pulau; pandai - baloi (sepadan); amboi Morfem ini hanya terdapat pada akhir morfem bersuku kata dua atau bersuku kata tiga. Beberapa analisis menganggap sebagai diftong atau vokal rangkap dua. Walau bagaimanapun, dan hanya terdapat dalam suku kata terbuka, seperti "cukai" dan "pulau". Perkataan dengan vokal rangkap dua fonetik dalam suku kata tertutup, seperti "baik" dan "laut", sebenarnya adalah dua suku kata. Oleh sebab itu, analisis alternatif menganggap vokal dua rangkap fonetik , , dan sebagai serentetan monoftong atau vokal tunggal ditambah hampiran: , , dan masing-masing. Tata bahasa Bahasa Melayu adalah bahasa aglutinatif dan perkataan baru dibentuk melalui tiga metode: penambahan imbuhan pada kata akar (imbuhan), pembentukan kata majemuk (ciptaan/gabungan kata), atau pengulangan perkataan atau bagian perkataan (kata gandaan). Kata benda dan kata kerja mungkin merupakan akar dasar, tetapi kerap kali berasal dari perkataan lain melalui awalan, akhiran, dan apitan. Bahasa Melayu tidak menggunakan gender tata bahasa dan hanya terdapat beberapa perkataan yang menggunakan gender alami. Kata yang sama digunakan untuk he dan she yaitu dia atau his dan her yaitu "dia punya" atau "-nya". Tidak ada kata jamak tata bahasa dalam bahasa Melayu sehingga "orang" dapat bermakna person atau people. Kata kerja tidak berinfleksi untuk orang dan angka dan ia tidak ditandakan untuk kala. Kala sebaliknya dilambangkan dengan kata keterangan waktu seperti "kelmarin" (Malaysia, dua hari yang lalu) atau "kemarin" (Indonesia, satu hari yang lalu) atau dengan penunjuk kala yang lain, seperti "sudah" dan "belum". Sebaliknya, terdapat sistem imbuhan kata kerja yang rumit untuk memberikan nuansa makna dan untuk menandakan suara atau suasana hati yang disengaja dan tidak disengaja. Bahasa Melayu tidak mempunyai subjek tata bahasa seperti halnya bahasa Inggris. Dalam klausa-klausa tak transitif, kata benda dibubuhkan sebelum kata kerja. Ketika terdapat pelaku dan objek, ini dipisahkan oleh kata kerja (OVA (objek-kata kerja-pelaku) atau AVO (pelaku-kata kerja-objek), dengan perbedaan yang dikodekan dalam suara kata kerja. OVA (objek-kata kerja-pelaku), umum tetapi tidak tepat dipanggil "pasif" adalah urutan kata dasar dan umum. Kronologi 1956, 22 Juni: Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) didirikan sebagai sebuah badan pemerintah Malaysia untuk menggerakkan dan memartabatkan bahasa Melayu sebagai sebuah bahasa kebangsaan, bahasa resmi, dan bahasa ilmu. 1960-an: Akhiran "si" (misalnya, "ekonomis" untuk "economical" dalam bahasa Inggris) dan "isasi" (misalnya, organisasi) mulai diserap ke dalam bahasa Melayu di tiga negara dari akhiran bahasa Belanda, "tie" dan "isatie", melalui bahasa Indonesia. 1970-an: 1975: Edisi pertama Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Melayu diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka. 1976: Majelis Bahasa Malaysia-Indonesia yang bersidang di Kuantan memutuskan bahwa akhiran "ysis" dan "esis" dalam bahasa Inggeris perlu diterjemahkan secara tekal dan diberikan bentuk "isis" saja, dan bukan kadang-kadang "isa". Maka dengan itu, "analisa", misalnya, kini menjadi "analisis". 1980-an: Menjelang pertengahan dasawarsa ini, akhiran "isasi" atau "ifikasi" yang sangat digemari pada 1960-an dan 1970-an semakin digantikan oleh penggunaan "pe-an" oleh para penerbit karya ilmiah di Malaysia tanpa sebarang dorongan dari DBP. Contoh: Modenisasi: Pemodenan Islamisasi:Pengislaman Klasifikasi: Pengelasan. 1980: Satu ketetapan dicapai oleh Sidang Majelis Bahasa Malaysia-Indonesia di Bali, Indonesia bahwa "de-" dalam istilah ilmiah digantikan dengan "nyah-" (kata asli) di Malaysia (misalnya "mendewarnakan" dijadikan "menyahwarnakan") dan "awa-" (serapan bahasa Sanskerta) di Indonesia (misalnya, "dehumidification" diterjemahkan menjadi "pengawalengasan", "decontamination" menjadi "pengawatularan", "dehydration" menjadi "pengawahidratan", dan "decolourization" menjadi "pengawawarnaan" walaupun pada akhirnya bentuk serapan langsung seperti "dehumidifikasi", "dekontaminasi", "dehidrasi", dan "dekolorisasi" lebih digemari di Indonesia. Bentuk terjemahan ini masih dapat ditemukan dalam Glosarium Pusat Bahasa. Malaysia lebih memilih untuk mempertahankan awalan nyah- (berarti hilang, buang, hapus) untuk menerjemahkan berbagai kata ilmiah seperti "decontamination" menjadi "penyahcemaran", "decolonization" menjadi "penyahjajahan", "denazification" menjadi "penyahnazian", "deplatforming" menjadi "penyahsaranaan", "decommunization" menjadi "penyahkomunisan", "demagnetization" menjadi "penyahmagnetan", "demonetization" menjadi "penyahwangan", "decalcification" menjadi "penyahkapuran" atau "penyahkalsiuman", "deactivation" menjadi "penyahaktifan", "delisting" menjadi "penyahsenaraian", "defeminization" menjadi "penyahpuanan" atau "penyahbetinaan", "demasculinization" menjadi "penyahjantanan", "dewesternization" menjadi "penyahbaratan", "dewatering" menjadi "penyahairan", "deodorant" menjadi "penyahbau", "desorption" menjadi "penyaherapan", dan sebagainya, bahkan digunakan untuk menerjemahkan awalan un- seperti "unfollow" menjadi "nyahikut", "uninstall" menjadi "nyahpasang", "unmute" menjadi "nyahsenyap" atau "nyahredam", "unsubscribe" menjadi "nyahlanggan", dan sebagainya dan awalan dis- seperti "discharge" menjadi "nyahcas", "disinfection" menjadi "penyahjangkitan", "disinfectant" menjadi "penyahjangkit", dan sebagainya). Hasil sidang lebih lanjut dapat dilihat dalamSosok Pokok MABBIM (pdf) Tahun tidak diketahui Malaysia meminjam kata "Anda" (Rosihan Anwar), "santai" (Wartawan Tempo dan sastrawan, Bur Rusanto pada tahun 1972 sebagai padanan "relax", dari bahasa Komering), "gengsi" (Rosihan Anwar, dari bahasa Minangkabau), "heboh" (Pemimpin Redaksi Harian Abadi, H. Sidi Mohammad Sjaaf yang berarti "gaduh", "ribut", "huru-hara", dan sebagainya, sering digunakan di Sumatera Barat), "pemuda-pemudi", "saudara-saudari", "mahasiswa-mahasiswi" (wartawan, Raden Mas Soedardjo Tjokrosisworo dari Kongres Bahasa Indonesia 1938 bersama Soemanang), "mantan" (Budayawan asal Kab. Pagaralam, Sumatera Selatan, Ahmad Bastari Suan, berasal dari bahasa Basemah, Komering, dan Rejang yang berarti "tidak berfungsi lagi". Di Indonesia, awalnya kata "mantan" mengacu pada jabatan, tetapi kini meluas terhadap kedudukan seperti "mantan pacar"), "wartawan" (wartawan, Raden Mas Soedardjo Tjokrosisworo dari Kongres Bahasa Indonesia I 1938 dan dipopulerkan oleh harian Soeara Oemoem Surabaya untuk menggantikan istilah "journalist" dalam bahasa Belanda), "prestasi" (dari bahasa Belanda. Indonesia menggunakannya untuk menerjemahkan kata "achievement", sedangkan Malaysia menggunakannya untuk menerjemahkan kata "performance" dan "achievement"), dan sebagainya dari Indonesia, sedangkan Indonesia meminjam kata "ceria", "tayang", dan sebagainya dari Malaysia. Bahkan, kata "cikgu" mulai meluas di Indonesia) Kata serapan Bahasa Melayu mempunyai banyak perkataan yang dipinjam dari bahasa Arab (khususnya istilah keagamaan), Sanskerta, Tamil, rumpun bahasa Tionghoa tertentu, Parsi (disebabkan status sejarah Kepulauan Nusantara sebagai pusat perdagangan), dan baru-baru ini, bahasa Portugis, Belanda, dan Inggris (khususnya banyak istilah ilmiah dan keteknologian). Pengaruh bahasa Sanskerta Bahasa Sanskerta, bahasa perantara agama Hindu dan Buddha, telah banyak memengaruhi bahasa Melayu ketika bahasa Melayu berada pada tahap kuno, yaitu pada tahap sebelum bahasa Melayu mencapai zaman klasik pada zaman Kesultanan Melaka sehingga bahasa Melayu telah mengalami zaman kuno antara abad ke-7 dan abad ke-14. Bukti pengaruh bahasa Sanskerta dalam bahasa kuno dapat ditelusuri dalam batu prasasti yang ditinggalkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Mengenai bukti bahasa Melayu kuno, terdapat empat batu prasasti yang penting, yaitu yang dijumpai di: Kedukan Bukit, Palembang (683 M) Talang Tuwo, Palembang (684 M) Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M) Karang Brahi, Meringi, daerah hulu Jambi (686 M). Selain itu sebagai faktor sampingan, faktor kemegahan juga menjadi faktor pendorong peminjaman bahasa dari bahasa Sanskerta. Peminjaman ini karena bahasa Sanskerta merupakan bahasa yang dianggap bahasa yang "tinggi-tinggi" pada zaman kuno. Penyerapan bahasa Sanskerta dalam bahasa sehari-hari dijadikan sarana untuk memperoleh kemegahan. Keadaan ini khususnya menyebabkan peminjaman perkataan yang sudah ada dalam bahasa Melayu asli, tetapi digantikan juga dengan bahasa Sanskerta karena barangkali dianggap lebih sesuai, lebih sedap bunyinya, ataupun semata-mata karena dianggap lebih "tinggi" mutunya karena bahasa Sanskerta merupakan bahasa cendekiawan. Dalam bahasa Melayu, terdapat 677 perkataan yang berasal dari bahasa Sanskerta. Berikut ini adalah beberapa contoh perkataan Sanskerta yang dipinjam ke dalam bahasa Melayu: Pengaruh bahasa serumpun Misalnya, bahasa Jawa. Bahasa Jawa dan bahasa Melayu merupakan bahasa serumpun. Kedua bahasa tersebut tergolong dalam rumpun bahasa Austronesia. Terdapat dua faktor utama dalam penyebaran pengaruh bahasa Jawa ke Bahasa Melayu, yaitu: Pengaruh melalui penyebaran cerita panji Pengaruh melalui interaksi sosial dan ekonomi Cerita panji adalah sejenis cerita yang berasal dari Jawa. Isinya mengenai wira dan wirawati. Cerita ini terdapat banyak versi dan dapat ditelusuri di seluruh Nusantara sampai ke Kamboja. Migrasi orang Jawa ke Semenanjung Malaya telah terjadi semenjak zaman Kesultanan Melaka. Permukiman orang Jawa sudah dapat ditelusuri di kota Melaka pada zaman itu, yaitu Kampung Jawa dan Parit Jawa. Walau bagaimanapun, migrasi orang Jawa ke Semenanjung Malaya yang kentara terjadi mulai awal abad ke-19. Pusat migrasi Jawa adalah di negara bagian Selat, Selangor, dan juga Johor. Pertemuan orang tempatan yang menuturkan bahasa Melayu dengan pendatang Jawa yang menuturkan bahasa Jawa telah menyebabkan unsur-unsur bahasa Jawa meresap ke dalam bahasa Melayu. Walau bagaimanapun, perlu diketahui bahwa kata-kata pinjaman Jawa meresap ke dalam Bahasa Melayu secara terpencil dan tidak tersebar luas. Ia dikatakan diserap ke dalam bahasa Melayu karena migrasi orang-orang Jawa yang masih mempertahankan bahasa mereka dan tidak menguasai perbendaharaan bahasa Melayu yang sebenarnya. Berikut ini adalah beberapa kata-kata pinjaman Jawa dalam bahasa Melayu: Pengaruh Arab-Islam Bahasa Arab dan agama Islam sangat memengaruhi perkembangan bahasa Melayu. Status bahasa Melayu yang bertaraf bahasa perantaraan dan keunikannya telah menyebabkan agama Islam disebarkan dalam bahasa Melayu dan bukan dengan bahasa Arab. Walau bagaimanapun, bahasa Arab melalui kedatangan agama Islam telah memengaruhi perkembangan bahasa Melayu dalam beberapa aspek antara lain: Perbendaharaan kata Pengucapan kata Tulisan Perbendaharaan kata Hampir sebagian besar perbendaharaan bahasa Melayu meminjam perkataan bahasa Arab. Berikut ini adalah beberapa contoh perkataan Arab yang dipinjam ke dalam bahasa Melayu: Pengucapan kata Pengaruh Arab-Islam berdampak sangat besar pada pengucapan perkataan dalam bahasa Melayu. Bahasa Melayu mulai dituturkan supaya mendekati pengucapan bahasa Arab karena masyarakat Melayu terdorong untuk membaca al-Quran dengan benar. Pengucapan dengan pengaruh Arab-Islam ini turut membedakan antara penutur jati bahasa Melayu (yaitu orang-orang Melayu) dengan penutur bukan asli (seperti kaum Tionghoa, India, atau bangsa Eropa) karena penutur bukan asli ini tidak dapat mengucapkan beberapa perkataan yang menerima pengaruh Arab. Contoh-contoh perkataan yang berbeda pengucapan antara pengucapan penutur Melayu dan penutur bukan Melayu: Tulisan Kedatangan pengaruh Arab-Islam telah bersumbangsih terhadap penulisan bahasa Melayu dalam tulisan Arab yang akhirnya disebut tulisan Jawi. Tulisan Jawi ini digunakan antara lain untuk memudahkan orang-orang Melayu yang rata-rata beragama Islam membaca al-Quran. Hal ini dapat dilihat dengan jelas misalnya ketika sistem pendidikan Malaysia mengubah abjad Jawi menjadi alfabet Latin. Ramai orang-orang Melayu mulai tidak mampu membaca al-Quran dengan baik. Ia dinamakan gejala buta Jawi atau buta al-Quran. Pengaruh bahasa Tionghoa Dalam kamus bahasa Melayu, terdapat perkataan yang mempunyai etimologi berlabel C atau "Cn". Perkataan ini merupakan kata-kata yang dipinjam dari bahasa Tionghoa. Akan tetapi, tidak semua kata-kata yang berlabel C atau "Cn" dalam kamus bahasa Melayu merupakan kata-kata yang dipinjam dari bahasa Tionghoa. Dalam kajian Kong 1993, telah disimpulkan bahwa lebih kurang 261 patah perkataan bahasa Melayu telah dipinjam dari bahasa Tionghoa. Terdapat 10 pengelasan kata yang telah disimpulkan oleh Kong yaitu: Sayur-sayuran, buah-buahan, dan makanan. Barang kegunaan harian. Adat istiadat. Bangunan dan tempat. Permainan perjudian dan kepercayaan Jabatan (departemen/jawatan), kerjaya (karier), dan kedudukan sosial. Kendaraan dan alat pengangkutan. Perkataan lain-lain. Kajian ini juga dilakukan oleh Mashudi dan Yeong pada tahun 1989. Hasil kajian mereka mendapati terdapat lebih kurang 341 patah perkataan bahasa Melayu dipinjam dari bahasa Tionghoa. Kajian melihat pada fonologi perkataan bahasa Melayu tersebut. Sistem fonologi kata asli bahasa Melayu tidak sesuai dengan sistem fonologi kata bahasa Tionghoa. Perkataan bahasa Tionghoa yang dipinjam dalam kamus bahasa Melayu antara lain: Pinjaman kata bahasa Tionghoa yang bertentangan dengan pola keselarasan vokal Anglo اڠلو apek اڤيك cingge چيڠڬ kaleng كلاڠ kongsi كوڠسي lio ليو liong ليوڠ lisong ليسوڠ lokcuan لوقچوان mahjong/mahyong مهجوڠ panglong ڤڠلوڠ singkong سيڠكوڠ taikong/tekong تايكوڠ Pinjaman kata bahasa Tionghoa yang bertentangan dengan rangkap sengau homogen angpau اڠڤاو bangpak بڠڤق camca چمچا kamsia كمسيا samsu سمسو samseng سمسڠ Pinjaman kata bahasa Tionghoa yang tidak terjadi pengguguran vokal beca/becak بيچا camca چمچا kekwa كيكوا nyonya ڽوڽا popia/popiah ڤوڤيا misoa ميسوا mua موا sempoa/swipoa سمڤوا taukua/tauhu/tahu تاوكوا Pinjaman kata bahasa Tionghoa yang mengalami penyengauan vokal popia ڤوڤيا misoa ميسوا sempoa/swipoa سمڤوا siya سيا taukua/tauhu/tahu تاوكوا Perilaku fonologi pinjaman kata bahasa Tionghoa adalah bertentangan dengan sistem fonologi bahasa Melayu. Pengaruh bahasa Portugis Terdapat 131 perkataan yang berasal dari bahasa Portugis. Beberapa contoh perkataan Portugis yang diserap dalam bahasa Melayu adalah: Pengaruh bahasa Inggris Pengaruh bahasa Inggris dalam bahasa Melayu merupakan pengaruh paling kentara dan paling meluas pada masa kini, dan lazimnya perkataan bahasa Inggris dipinjam ke dalam bahasa Melayu ketika tidak ada perkataan setempat untuk menggambarkan situasi baru yang memerlukan satu panggilan khusus untuk merujuk kepadanya. Contoh perkataan sebegini adalah konotasi (; connotation), kompromi (; compromise), dan siri/seri (; series). Akan tetapi, kebingungan dan bantahan sering timbul ketika perkataan bahasa Inggris yang diterima masuk ke dalam bahasa Melayu terlalu banyak sehingga ada yang bertindak sebagai pengganti perkataan yang telah ada. Badan bahasa seperti Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia telah terus membenarkan masuknya perkataan sebegini dalam kosakata bahasa Melayu dan tidak menghiraukan bantahan yang dikemukakan. Penggunaan perkataan sebegini yang meluas di media percetakan dalam bahasa Melayu di Malaysia seperti pada surat kabar Utusan Malaysia telah memperkeruh permasalahan ini. Satu-satunya pernyataan keprihatinan terhadap situasi ini pernah diucapkan mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad meskipun beliau sendiri telah memperkenalkan suatu perkataan baru "bajet" () menggantikan perkataan "belanjawan" () sewaktu pembentangan APBN (Malaysia: belanjawan/bajet, Indonesia: anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)) yang terakhir dengan alasan bahwa istilah "belanjawan" tidak tepat karena anggaran keuangan pemerintah turut melibatkan hasil dan bukan belanja semata-mata. Berikut merupakan beberapa perkataan yang telah diterima dalam bahasa Melayu di Malaysia secara resmi dan digunakan secara meluas dan dianggap telah diterima. Kontroversi (Tengkarah) Malaysia Beberapa tahun kebelakangan ini (sekitar 2003), stasiun televisi milik pemerintah Malaysia RTM 1 (dahulu dikenali sebagai TV 1) telah mengubah tema salurannya menjadi "Saluran Infotainmen Anda" (; dari bahasa Inggris Your Infotainment Channel) dan ini menimbulkan kontroversi ketika Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) mendakwa perkataan "Infortainmen" merusakkan penggunaan bahasa Melayu. Alasan yang diberikan adalah bahwa -tain- yang harus disebut seperti perkataan Melayu main, dan ini kedengaran agak janggal bagi orang Malaysia. Pengubahan ejaan ke "Infotenmen" pula tidak diterima sebagai baku DBP di Malaysia dan pemerintah disarankan menggantikannya dengan perkataan lain seperti "Infohibur", tetapi Kementerian Penerangan (Kementerian Informasi) yang mengoperasikan stasiun televisi pemerintah Radio Televisi Malaysia enggan menuruti saran itu. Pada tahun 2006 tema ini diubah menjadi Saluran Inforia (). Ragam dan bahasa yang berkaitan Terdapat sekelompok bahasa yang berkait erat yang dituturkan oleh orang Melayu dan orang-orang yang berkaitan di seluruh Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan bagian paling selatan Filipina. Mereka secara tradisi digolongkan sebagai Melayu, Para-Melayu (Melayu Tidak Penuh), dan Melayu-Orang Asli, tetapi ini mencerminkan geografi dan kesukubangsaan dan bukannya penggolongan bahasa yang benar. Rumpun bahasa Melayu dapat saling dipahami hingga berbagai tingkatan walaupun perbedaan antara bahasa dan dialek adakalanya tidak jelas. Para-Melayu termasuk rumpun bahasa Melayu di Sumatra , Kalimantan, dan sebagian Malaysia antara lain: bahasa Minangkabau, Bahasa Kerinci, Bahasa Banjar,Pekal, Bahasa Melayu Kampar, Negeri Sembilan (Malaysia), dan Duano’. Bahasa Melayu Orang Asli adalah rumpun bahasa Melayik yang dituturkan oleh orang Asli (Melayu Tua) di Malaya dan sebagian jambi, antara lain bahasa Jakun, Orang Kanaq, Orang Seletar Temuan sedangkan di Jambi Suku Anak Dalam. Bahasa Melayu yang lain tidak termasuk dalam kedua kelompok ini, Bahasa-bahasa ini melingkupi (bahasa Malaysia dan Indonesia), Melayu Kedah, bahasa Melayu Brunei/Kedayan, Melayu Berau, Melayu Bangka, Bahasa Melayu Jambi, Bahasa Melayu Palembang, Bahasa Melayu Bengkulu, Kutai, Loncong, Melayu Patani. Menterap mungkin termasuk di sini. Bahasa Melayu di Indonesia dapat dibagi menjadi kelompok barat dan timur. Dialek Melayu Barat sebagian besar dituturkan di Sumatra dan Kalimantan, yang terbagi menjadi bahasa Melayu Sumatra dan Kalimantan. Beberapa dialek Melayu Sumatra yang paling banyak dituturkan adalah Riau, Langkat, Palembang, dan Jambi. Orang Minangkabau, Kerinci, dan Bengkulu diyakini sebagai keturunan Melayu Tua Sumatra (Proto-Melayu). Sementara itu, dialek Jakarta (dikenal sebagai bahasa Betawi) juga tergolong dalam kelompok Melayu barat. Ragam timur yang digolongkan sebagai dialek atau kreol, dituturkan di bagian paling timur Kepulauan Indonesia dan melingkupi bahasa Melayu Manado, Melayu Ambon, Melayu Maluku Utara, dan Melayu Papua, Melayu Manado, dan Melayu Sabah, yang mungkin sedikit banyak berbeda dari bahasa Melayu Baku (Melaka-Johor-Riau). Perbedaan antara kedua kelompok cukup kentara. Contohnya, kata "kita" bermakna "kita" di barat, tetapi bermakna "saya", "aku" di Manado, sedangkan "kami" atau "kita" di Manado adalah "torang" dan Ambon katong (asalnya disingkat dari bahasa Melayu "kita orang"-"kitorang"-"torang" atau "katong"). Perbedaan lain adalah tidak adanya kata ganti milik (dan akhiran) di dialek Timur. Manado menggunakan kata kerja "pe" dan Ambon "pu'" (dari bahasa Melayu "punya") untuk menandakan kepemilikan. Jadi "namaku" dan "rumah kita" diterjemahkan sebagai "namaku" dan "rumah kita" dalam bahasa Melayu barat, tetapi sebagai "kita pe nama" (kita punya nama) dan "torang pe rumah" (kita punya rumah) di Manado dan "beta pu nama" (beta punya nama), "katong pu rumah" (kita punya nama) dalam dialek Ambon. Pengucapan mungkin berbeda-beda dalam dialek barat, terutama pengucapan perkataan yang berakhirkan vokal "a". Contohnya, di beberapa bagian Indonesia, Malaysia, dan Singapura, "kita" (inklusif) diucapkan sebagai , di Kelantan dan Thailand selatan sebagai , di Palembang sebagai , di Betawi dan Perak sebagai dan di Kedah dan Perlis sebagai /kitɑ/. Dialek Betawi dan timur kadang kala dianggap sebagai kreol Melayu sebab penuturnya campuran dari berbagai suku yang tidak hanya suku Melayu saja. Disebabkan permukiman awal masyarakat Melayu Cape di Cape Town, yang kini dikenal orang-orang kulit berwarna, banyak perkataan bahasa Melayu Klasik diserap ke dalam bahasa Afrikans. Dialek Bahasa Melayu sangat bervariasi. Penyebab yang utama adalah tidak adanya institusi yang memiliki kekuatan untuk mengatur pembakuannya. Kerajaan-kerajaan Melayu hanya memiliki kekuatan regulasi sebatas wilayah kekuasaannya, padahal bahasa Melayu dipakai oleh orang-orang jauh di luar batas kekuasaan mereka. Akibatnya muncul berbagai dialek (geografis) maupun sosiolek (dialek sosial). Pemakaian bahasa ini oleh masyarakat berlatar belakang etnik lain juga memunculkan berbagai varian kreol di mana-mana, yang masih dipakai hingga sekarang. Bahasa Betawi, suatu bentuk kreol, bahkan sekarang mulai memengaruhi secara kuat bahasa Indonesia akibat penggunaannya oleh kalangan muda Jakarta dan dipakai secara meluas di program-program hiburan televisi nasional. Ada kesulitan dalam mengelompokkan bahasa-bahasa Melayu. Sebagaimana beberapa bahasa di Nusantara, tidak ada batas tegas antara satu varian dengan varian lain yang penuturnya bersebelahan secara geografis. Perubahan dialek sering kali bersifat bertahap. Untuk kemudahan, biasanya dilakukan pengelompokan varian sebagai berikut: Bahasa-bahasa Melayu Tempatan (Lokal) Bahasa-bahasa Melayu Kerabat (Paramelayu, Paramalay = Melayu "tidak penuh") Bahasa-bahasa kreol (bukan suku/penduduk melayu) berdasarkan bahasa Melayu Jumlah penutur bahasa Melayu di Indonesia sangat banyak, bahkan dari segi jumlah melampaui jumlah penutur bahasa Melayu di Malaysia maupun di Brunei Darussalam. Bahasa Melayu dituturkan mulai sepanjang pantai timur Sumatra, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung hingga pesisir Pulau Kalimantan dan kota Negara, Bali. Dialek Melayu Indonesia Dialek Melayu Indonesia di Daerah Sumatra Aceh Dialek Tamiang: dituturkan di kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Sumatera Utara Dialek Melayu Langkat: dituturkan di kawasan Langkat, Sumatera Utara Dialek Melayu Deli: dituturkan di Medan, Deli Serdang dan Serdang Bedagai Dialek Asahan: dituturkan di sepanjang wilayah pesisir kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara Dialek Kualuh: dituturkan di sepanjang wilayah aliran hulu sampai hilir sungai Kualuh kabupaten Labuhanbatu Utara Dialek Bilah: dituturkan di sepanjang wilayah hilir aliran sungai Bilah kabupaten Labuhanbatu Dialek Panai: dituturkan di sepanjang wilayah hilir aliran sungai Barumun kabupaten Labuhanbatu Dialek Kotapinang: dituturkan di sepanjang wilayah aliran sungai Barumun kabupaten Labuhanbatu Selatan Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi Dialek Melayu Riau: dituturkan di kawasan Kepulauan Riau Dialek Melayu Riau Daratan: terbagi atas beberapa dialek lainnya tergantung wilayah (Siak, Rokan Hilir dan Inderagiri) Dialek Anak Dalam: kemungkinan termasuk kelompok Kubu, Talang Mamak di kawasan Riau dan Jambi Dialek Melayu Jambi: dituturkan di provinsi Jambi Bengkulu Dialek Melayu Bengkulu: dituturkan di kota Bengkulu Palembang dan Kepulauan Bangka Belitung Dialek Melayu Palembang: dituturkan di kota Palembang, kabupaten Banyuasin dan kabupaten Ogan Komering Ilir dan sekitarnya Dialek Bangka-Belitung: dituturkan di provinsi Kepulauan Bangka Belitung sedikit perbedaan antara pengucapan kata sebagai contoh kata "APA-Indonesia" bangka menggunakan "APE" seperti mengucapkan kata "PEPES" dan Belitung "APE" seperti mengucapkan kata "Remang". Dialek Melayu Indonesia di Daerah Kalimantan Kalimantan Barat Dialek Melayu Pontianak: dituturkan di kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak, Kalimantan Barat Dialek Melawi (MLW): kabupaten Melawi dan sekitarnya, Kalimantan Barat Dialek Landak: kabupaten Landak dan sekitarnya, Kalimantan Barat Dialek Melayu Sambas: dituturkan di kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya, Kalimantan Barat Dialek Melayu Sanggau: dituturkan di kabupaten Sanggau Dialek Melayu Sintang: dituturkan di kabupaten Sintang Dialek Ketapang: dituturkan di kabupaten Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat terdiri 2 dialek kota Ketapang dan Balai Berkuak. Kalimantan Timur Dialek Berau: dituturkan di kabupaten Berau dan sekitarnya, Kalimantan Timur Dialek Kutai: dipakai di kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur Dialek Melayu Indonesia Timur Dialek Loloan: dituturkan di kota Negara, Jembrana, Bali. Bahasa Kerabat Melayu/Rumpun Bahasa Melayik "Bahasa kerabat" adalah bahasa-bahasa lain yang serumpun dengan Bahasa Melayu, turunan dari bahasa Proto-Melayik. Mereka adalah: Bahasa Minangkabau (min) di Sumatera Barat Bahasa Kerinci (kvr) di Jambi Bahasa Banjar (bjn) di Kalimantan Selatan Bahasa Kedayan (kxd) di Brunei, Sarawak Dialek Melayu Kedah (meo) (Melayu Satun) Dialek Melayu Pulau Kokos (coa) Dialek Melayu Pattani (mfa) Dialek Melayu Sabah (msi) Dialek Melayu Bukit(Bahasa Bukit) (bvu) (Suku Dayak Bukit) di Kalimantan Selatan Bahasa Serawai (srj) di Bengkulu Bahasa Rejang (rej) di Rejang Lebong, Bengkulu Bahasa Lebong di Lebong, Bengkulu Bahasa Rawas (rws) di Musi Rawas, Sumatera Selatan Bahasa Penesak (pen) di Tanjung Batu & Sekitarnya, Pedamaran (Marga Danau), Sumatera Selatan Bahasa Komering di Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan Bahasa Enim (eni) Bahasa Musi (mui) Bahasa Kaur (vkk) Bahasa Kubu (kvb) Bahasa Lematang (lmt) Bahasa Lembak (liw), dipakai di Kota Lubuklinggau Bahasa Lintang (lnt) Bahasa Lubu (lcf) Bahasa Loncong/Orang Laut (lce) Bahasa Sindang Kelingi (sdi) Bahasa Semendo (sdd) Bahasa Rawas (rws) Bahasa Ogan (ogn)di Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan Bahasa Pasemah (pse) di Sumatera Selatan Bahasa Suku Batin [sbv] di Jambi Bahasa Kutai di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Dialek Tenggarong - Melayu Kutai (vkt) Dialek Kota Bangun - Melayu Kutai (mqg) Bahasa Melayu Kreol Bahasa Melayu sudah lama dikenal sebagai bahasa antarsuku bangsa khususnya di Indonesia. Dalam perkembangannya terutama kawasan-kawasan berpenduduk bukan Melayu dan mempunyai bahasa masing-masing, bahasa Melayu mengalami proses pemijinan dengan berbaurnya berbagai unsur bahasa setempat ke dalam bahasa Melayu dan karena dituturkan oleh anak-anaknya, bahasa Melayu mengalami proses pengkreolan. Bahasa Melayu, khususnya di Indonesia Timur diperkenalkan pula oleh para misionaris asal Belanda untuk kepentingan penyebaran agama Kristen. Di pulau Jawa, terutama di Jakarta, bahasa Melayu mengalami proses pengkreolan yang unsur dasar bahasa Melayu Pasar tercampur dengan berbagai bahasa di sekelilingnya, khususnya bahasa Tionghoa, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Bali, bahasa Bugis, bahkan unsur bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Melayu dalam bentuk kreol ini banyak dijumpai di Kawasan Indonesia Timur yang terbentang dari Manado hingga Papua. Bentuk Melayu Kreol tersebut antara lain: Dialek Melayu Jakarta bahasa Betawi: dituturkan di Jakarta dan sekitarnya Bahasa Indonesia Peranakan: banyak dituturkan oleh kalangan orang Tionghoa di pesisir Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dialek Melayu Gorontalo: dipakai sebagai lingua franca di Gorontalo dan beberapa daerah di sekitar Teluk Tomini. Dialek Melayu Manado (bahasa Manado): dipakai sebagai lingua franca di Sulawesi Utara Dialek Melayu Maluku Utara (max): dipakai di hampir seluruh Maluku Utara Dialek Melayu Bacan (btj): dipakai di kawasan pulau Bacan, Maluku Utara Dialek Melayu Ambon: dipakai sebagai bahasa ibu bagi warga kota Ambon, dan bahasa kedua bagi warga sekitarnya Dialek Melayu Banda: berbeda dengan Melayu Ambon, dan digunakan di kawasan Kepulauan Banda, Maluku Dialek Melayu Larantuka: dipakai di kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur Dialek Melayu Kupang: menjadi lingua franca di wilayah Kupang dan sebagian Pulau Timor Dialek Melayu Papua: dipakai di Kota Jayapura, Papua. Dialek Melayu Makassar (mfp): Sulawesi Selatan Dialek Luar Indonesia Dialek-dialek bahasa Melayu di Malaysia adalah seperti berikut: Dialek Kedah (Kedah, Perlis, Pulau Pinang & Perak Utara) " meo ": dituturkan di negara bagian Kedah, Pulau Pinang, Perlis dan bagian utara negara bagian Perak. Terbagi kepada beberapa subdialek, seperti Perlis, Pulau Pinang, Kedah Utara dan Kedah Hilir. Dialek yang dituturkan oleh penduduk di Kedah Timur menampakkan banyak persamaan dengan dialek Kelantan dan Pattani, dialek ini dikenali sebagai dialek Kedah Hulu. Dialek Kelantan: dituturkan di negara bagian Kelantan dan daerah Besut, Terengganu. Penduduk di beberapa buah daerah di Kedah seperti Baling, Sik dan Kuala Nerang bertutur di dalam dialek yang menampakkan banyak persamaan dengan Dialek Kelantan. Dialek Kelantan merupakan subdialek Dialek Pattani ataupun Yawi. Dialek Terengganu "zlm-coa": dituturkan di negara bagian Terengganu kecuali daerah Besut dan sebagian negeri Pahang di pesisiran pantai daerah Kuantan. Catatan pertama bahasa Melayu di Terengganu tertulis pada Prasasti Terengganu yang tercatat pada tahun 1326 M atau 1386 M. Dialek Perak - Dialek ini terbagi kepada tiga pecahan kecil: Dialek Perak Tengah: dituturkan di bagian tengah negara bagian Perak meliputi daerah Perak Tengah dan Kuala Kangsar. Dialek Perak Selatan: dituturkan di bagian selatan negara bagian Perak meliputi daerah Hilir Perak, Batang Padang, Kampar dan sebagian daerah Manjung dan Kinta. Dialek ini mempunyai pengaruh dialek Selangor dan Johor. Dialek Perak Timur: dituturkan di bagian timur laut negara bagian Perak yaitu Lenggong, Grik dan Kroh (daerah Hulu Perak) yang bersempadan dengan negara bagian Kedah dan Kelantan serta provinsi Yala dan Narathiwat di kerajaan Thailand. Dialek yang dituturkan mempunyai campuran dialek Utara, dialek Perak dan dialek Kelantan/Pattani. Dialek Selangor - KL: dituturkan di negara bagian Selangor, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Putrajaya serta kota-kota besar di Semenanjung Malaysia. Dialek Negeri Sembilan: dituturkan di negara bagian Negeri Sembilan dan kawasan Taboh Naning, Melaka. Dialek Malaka: dituturkan di negara bagian Melaka kecuali kawasan Taboh Naning. Dialek Johor - Riau: dituturkan di negara bagian Johor dan selatan Pahang. Dialek Pahang - Negara bagian Pahang kaya dengan pelbagai jenis dialek daerah yang dituturkan di daerah-daerah di mana Sungai Pahang mengalir:- Hulu Sungai Pahang: Dialek Jerantut, Lipis, Bentong dan Raub (dituturkan dengan cepat dari segi kelajuan percakapan). Pertengahan Sungai Pahang: Dialek Temerloh dan Maran (dituturkan secara sederhana dari segi kelajuan percakapan). Hilir Sungai Pahang: Dialek Rompin dan Pekan (dituturkan dengan perlahan dari segi kelajuan percakapan). Dialek Sarawak "zlm-sar": dituturkan di negara bagian Sarawak kecuali di divisi Limbang yang menggunakan dialek Brunei. Dialek Sarawak dapat dipecahkan kepada beberapa subdialek mengikut divisi administratif yaitu Bintulu, Kuching, Miri, Samarahan, Saribas, Sibu dan Sri Aman. Dialek Labuan - dituturkan di Persekutuan Labuan (sejenis dialek campuran antara bahasa Kedayan dan bahasa Melayu Brunei). Dialek Sabah "msi" - Negara bagian Sabah mempunyai beberapa jenis dialek Melayu yaitu:- Dialek Melayu Sabah - dituturkan di seluruh negara bagian Sabah dan merupakan dialek utama di negera bagian tersebut. Dialek Kokos / Cocos - dituturkan oleh orang Melayu keturunan Kokos / Cocos di Tawau, Lahad Datu, Kunak, Sandakan dan Kepulauan Cocos (Keeling), wilayah Australia. Dialek Baba - Sejenis dialek campuran antara bahasa Melayu dan dialek Hokkien. Dialek ini terbagi kepada tiga pecahan kecil yaitu: Dialek Baba Melaka - dituturkan oleh kaum Baba dan Nyonya di negara bagian Melaka. Ia merupakan dialek asal bagi dialek Melayu Baba. Dialek Baba Pulau Pinang - dituturkan oleh kaum Baba dan Nyonya di negara bagian Pulau Pinang. Dialek Baba Singapura - dituturkan oleh kaum Baba dan Nyonya di Republik Singapura. Dialek Johor-Riau juga dituturkan di Republik Singapura dan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Indonesia. Dialek-dialek bahasa Melayu di Singapura, Brunei Darussalam dan Thailand adalah seperti berikut: Dialek Singapura: dituturkan di Republik Singapura. Dialek ini merupakan pecahan dari dialek Johor-Riau. Dialek Brunei: dituturkan di Kerajaan Brunei Darussalam serta bagian pedalaman, negara bagian Sabah dan Wilayah Persekutuan Labuan, Malaysia. Dialek Patani: dituturkan di provinsi Pattani, Narathiwat, Yala dan Songkhla di Kerajaan Thailand. Dialek Melayu Bangkok: Dituturkan oleh masyarakat Melayu di kawasan Bangkok, agak berbeda dengan dialek di bahagian Selatan Thailand. Kini, kebanyakan angkatan baru sudah kehilangan upaya untuk bercakap dalam dialek ibu dan bapak mereka karena adanya penerapan bahasa Melayu ketetapan dalam pendidikan negara. Karena ada perbedaan dialek yang amat nyata, kadang kala penutur bahasa Melayu dari dialek tertentu tidak dapat mamahami penutur dialek yang lain terutama sekali dialek Kelantan, Sarawak dan Sabah. Di luar wilayah tersebut, terdapat pula dialek Sri Lanka yang perlahan-lahan mulai punah, serta dialek Afrika Selatan, yang dipakai oleh pengikut Syekh Yusuf yang dibuang ke Cape Town. Paramelayu (Paramalay) Bahasa Duano' [dup] (Malaysia Barat) Bahasa Minangkabau [min] (Indonesia, Sumatera Barat) Bahasa Pekal [pel] (Indonesia, Sumatera Selatan) Bahasa Urak Lawoi' [urk] (Thailand) Bahasa Muko-Muko [vmo] (Indonesia, Sumatra, Bengkulu: Kabupaten Mukomuko) Bahasa Negeri Sembilan [zmi] (Malaysia Barat, Negeri Sembilan) Melayu-Orang Asli Bahasa Jakun [jak] (Suku Jakun, Malaysia Barat) Bahasa Orang Kanaq [orn] (Orang Kanaq, Malaysia Barat) Bahasa Orang Seletar [ors] (Orang Seletar, Malaysia Barat) Bahasa Temuan [tmw] (Suku Temuan, Malaysia Barat) Dayak Melayik Melayu Melayik-Dayak (10) Ibanik (6) Bahasa Balau [BUG] (Sarawak) Bahasa Iban [IBA] (Sarawak, Brunei, Kalimantan Barat) Bahasa Milikin [MIN] (Sarawak)) Bahasa Mualang [MTD] (Suku Dayak Mualang, Sekadau, Kalimantan Barat) Bahasa Seberuang [SBX] (Suku Dayak Seberuang, Sintang, Kalimantan Barat) Bahasa Sebuyau[SNB] (Sarawak)) Bahasa Keninjal [KNL] (Melawi, Kalimantan Barat) Bahasa Kendayan [KNX] (Sanggau Ledo, Bengkayang, Kalimantan Barat) Bahasa Selako [SKL] (Pemangkat, Sambas, Kalimantan Barat) Bahasa-bahasa Malayic Dayak [XDY] (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah) Bahasa Balai Riam: Kabupaten Sukamara Bahasa Bulik: Kabupaten Lamandau Bahasa Waringin: Kabupaten Kotawaringin Barat Bahasa Pembuang: Kabupaten Seruyan Kota Singkawang Kabupaten Bengkayang Kabupaten Sintang Kabupaten Kapuas Hulu Bahasa Kayong: Kayong Utara, Ketapang Galeri Lihat pula Bahasa dagang dan kreol Melayu Perbedaan antara bahasa Melayu baku tiga negara dan bahasa Indonesia Perbedaan antara sebutan bahasa Melayu basahan dan bahasa Indonesia Bahasa rujak Bidalan Dewan Bahasa dan Pustaka Peribahasa Simpulan bahasa Singkatan kata Tata bahasa Perkembangan Bahasa Malaysia Kronologi pembentukan istilah bahasa Melayu Abjad Jawi, abjad Arab untuk bahasa Melayu Bahasa Indonesia Daftar bahasa di Indonesia Daftar kata serapan dari bahasa Melayu dalam bahasa Inggris Malajoe Batawi Bahasa Inggris Malaysia, bentuk bahasa Inggris yang digunakan secara resmi di Malaysia Bahasa Malaysia Bahasa Melayu Modern Rujukan Daftar pustaka Adelaar, K.A. 1988. More on Proto-Malayic. Dalam: Mohd. Thani Ahmad dan Zaini Mohammed Zain (peny.) Rekonstruksi dan cabang-cabang Bahasa Melayu induk, pp. 59–77. Seri monograf sejarah bahasa Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Bellwood, P. 1993. Cultural and biological differentiation in peninsular Malaysia: the last 10,000 years. Asian Perspectives 32:37-60. Hudson, A.B. 1970. A note on Selako: Malayic Dayak and Land Dayak languages in West Borneo. Sarawak Museum Journal 18:301-318. Pranala luar Pusat Rujukan Persuratan Melayu, situs pangkalan data kosakata bahasa Melayu milik Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan (diterbitkan oleh Pusat Bahasa) "Austronesia, Melayu-Polinesia, Melayu-Sumbawa, Utara dan Timur, Melayik, Melayu" Fakta bahasa Melayu Artikel sejarah bahasa Melayu Asal-Usul Bahasa Melayu Tentang Bahasa Indonesia Belajar Bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia di internet Kursus Bahasa Melayu Pengaruh Bahasa Indonesia terhadap Perkembangan Bahasa Melayu di Malaysia. Pohon Rumpun Bahasa Melayu Tempatan Melayu Tempatan Sejarah Pertumbuhan Bahasa Melayu Rekonstruksi Bahasa Melayu Tua Kamus Melayu Brunei Kamus Melayu Brunei Penerjemah bahasa Melayu Daftar perkataan bahasa Melayu dan Daftar perkataan asli bahasa Melayu di Wiktionary, kamus cuma-cuma dan proyek saudara Wikipedia Daftar Swadesh perkataan bahasa Melayu Versi digital kamus bahasa Melayu-Inggris 1926 Wilkinson Dewan Bahasa dan Pustaka (dalam bahasa Melayu) Reformasi Ejaan Bahasa Melayu, Asmah Haji Omar, (Jurnal Masyarakat Ejaan Yang Disederhanakan, 1989-2 pp. 9–13 kemudian dinamakan J11) Kamus bahasa Melayu-Tionghoa Kamus bahasa Melayu-Inggris Lebih mengenal pengaruh bahasa Inggris dalam bahasa Melayu Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Melayu Bahasa di Indonesia Bahasa di Malaysia Bahasa di Brunei Bahasa di Singapura Bahasa di Kepulauan Riau Bahasa di Asia Tenggara Rumpun bahasa Austronesia
Bahasa Melayu Kuno (atau Melayu Kuno saja tanpa "bahasa", kadang-kadang disebut pula Melayu Tua, , OM) adalah nama yang digunakan untuk menyebut suatu bahasa yang tertulis pada beberapa prasasti yang berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-10 M yang ditemukan di Sumatra dan Jawa. Sebagian besar prasasti yang menjadi sumber korpus Melayu Kuno berkaitan dengan sejarah Kerajaan Sriwijaya. Nama "Melayu Kuno" menunjukkan bahwa bahasa ini merupakan pendahulu dari bahasa Melayu Modern dan bahasa Melayu Klasik, tetapi para ahli memiliki pandangan berbeda terhadap hal tersebut, begitu pun terhadap persoalan apakah bahasa ini adalah salah satu anggota rumpun bahasa Melayik. Bahasa Melayu pertama kali digunakan pada milenium pertama yang dikenal sebagai bahasa Melayu Kuno, bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Dalam waktu dua milenium, bahasa Melayu telah mengalami berbagai lapisan pengaruh asing melalui perdagangan antarbangsa, perluasan agama, penjajahan, dan perkembangan tren sosial politik baru. Bentuk bahasa Melayu tertua berasal dari bahasa Melayu-Polinesia Purba yang dituturkan oleh pemukim Austronesia terawal di Asia Tenggara. Bentuk ini kemudian berkembang menjadi bahasa Melayu Kuno ketika budaya dan agama India mulai menembusi wilayah ini, kemungkinan besar menggunakan aksara Kawi dan Rencong, kata beberapa peneliti linguistik. Bahasa Melayu Kuno mengandung beberapa istilah yang ada pada saat ini, tetapi tidak dapat dipahami oleh penutur modern, sedangkan bahasa modern sebagian besar sudah dapat dikenali dalam bahasa Melayu Klasik tertulis tahun 1303 M. Bahasa Melayu Kuno yang ditemukan dalam prasasti-prasasti sumber memakai banyak kosakata bahasa Sanskerta dan ditulis menggunakan aksara Pallawa yang merupakan aksara Brahmi sehingga terdapat beberapa penyesuaian yang ditemukan untuk mengakomodasi fonologi Melayu Kuno yang berbeda dengan Sanskerta. Nama Para arkeolog dan linguis pada awalnya tidak menggunakan nama tertentu untuk menyebut bahasa yang digunakan pada prasasti-prasasti berbahasa Melayu yang ditemukan di Sumatra dan Jawa. Linguis Charles Otto Blagden (1913) dan arkeolog George Cœdès (1930) menggunakan penyebutan seperti "bentuk kuno" atau "teks paling kuno" dari bahasa Melayu sedangkan linguis Gabriel Ferrand menggunakan nama malayo-sanscrit ("Melayu-Sanskerta") dalam tulisannya pada tahun 1932. Indolog J. G. de Casparis mulai menggunakan nama Oud-Maleise ("Melayu Tua") dalam bukunya Prasasti Indonesia jilid pertama yang terbit tahun 1950. Nama tersebut kemudian digunakan oleh sastrawan A. Teeuw dengan menulis Old Malay dalam tulisan singkatnya tahun 1959 mengenai sejarah bahasa Melayu. Sejarah Awal era umum menjadi saksi pengaruh peradaban India yang tumbuh di kepulauan ini. Sebelum kedatangan para pedagang India ke Kepulauan Melayu, bahasa yang digunakan masyarakat setempat dikenal dengan bahasa Melayu Purba. Dengan penyerapan dan penyebaran perbendaharaan kata Dravida dan pengaruh agama-agama besar India seperti Hindu dan Buddha, bahasa Purwa-Malayik berkembang menjadi bahasa Melayu Kuno. Prasasti Dong Yen Chau diyakini berasal dari abad ke-4 M, ditemukan di barat laut Tra Kieu, dekat ibu kota lama Campa di Indrapura, Vietnam modern. Namun, bahasa ini dianggap ditulis dalam bahasa Cam Kuno daripada bahasa Melayu Kuno oleh para ahli seperti Graham Thurgood. Spesimen bahasa Melayu Kuno yang tidak menimbulkan perdebatan adalah Prasasti Sojomerto abad ke-7 M dari Jawa Tengah, Prasasti Kedukan Bukit dari Sumatera Selatan, dan beberapa prasasti lain yang berasal dari abad ke-7 hingga ke-10 yang ditemukan di Sumatra, Semenanjung Malaya, Jawa, pulau-pulau lain di Kepulauan Sunda, serta Luzon. Semua prasasti bahasa Melayu Kuno menggunakan aksara India seperti aksara Pallawa, Nagari atau aksara-aksara Sumatra Kuno yang dipengaruhi India. Tata bahasa Melayu Kuno sangat dipengaruhi oleh kitab-kitab Sanskerta dari segi fonem, morfem, kosakata, dan ciri-ciri keilmuan, terutama apabila kata-kata tersebut berkait erat dengan budaya India seperti puja, bakti, kesatria, maharaja, dan raja, serta pada agama Hindu-Buddha seperti dosa, pahala, neraka atau surga, puasa, sami, dan biara, yang bertahan hingga kini. Bahkan, beberapa orang Melayu tanpa memandang agama pribadi mempunyai nama yang berasal dari bahasa Sanskerta seperti nama-nama dewa atau pahlawan Hindu India antara lain Putri, Putra, Wira, dan Wati. Secara populer diklaim bahwa bahasa Melayu Kuno prasasti-prasasti Sriwijaya dari Sumatera Selatan adalah leluhur bahasa Melayu Klasik. Namun, seperti yang dinyatakan oleh beberapa ahli bahasa, hubungan yang tepat antara kedua bahasa ini, baik leluhur maupun bukan, diragukan dan masih tidak pasti. Hal ini disebabkan adanya sejumlah kekhasan morfologis dan sintaksis, serta imbuhan yang lazim dari bahasa Batak dan Jawa yang berkaitan, tetapi tidak ditemukan bahkan dalam manuskrip-manuskrip bahasa Melayu Klasik. Mungkin saja bahasa prasasti-prasasti Sriwijaya adalah sepupu dekat dan bukannya leluhur bahasa Melayu Klasik. Selain itu, walaupun bukti terawal bahasa Melayu Klasik telah ditemukan di Semenanjung Malaya dari tahun 1303, bahasa Melayu Kuno tetap digunakan sebagai bahasa tulisan di Sumatra hingga akhir abad ke-14, dibuktikan dari Prasasti Bukit Gombak bertarikh 1357 dan manuskrip Tanjung Tanah zaman Adityawarman (1347–1375). Bahasa Melayu Kuno mencapai kegemilangannya dari abad ke-7 hingga abad ke-14 pada zaman kerajaan Sriwijaya sebagai bahasa perantara dan bahasa penadbiran. Sumber-sumber bahasa Melayu Kuno Meskipun tidak terlalu banyak, ada cukup sumber naskah atau tulisan yang dapat dipelajari sehingga orang cukup memperoleh gambaran mengenai aspek kebahasaan bahasa ini. Bahasa Melayu Kuno ditemukan pada prasasti-prasasti berikut (tidak lengkap): Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah Prasasti Kedukan Bukit, Palembang (605 Saka / 683 M, (berbahasa Melayu Kuno, dan beraksara Pallawa) Prasasti Talang Tuwo, dekat Palembang (606 Saka / 684 M, huruf Pallawa, ditemukan oleh Residen Louis Constant Westenenk tanggal 17 November 1920 di sebuah kawasan bernama Talang Tuwo, di sisi barat laut Bukit Seguntang) Prasasti Kota Kapur, Pulau Bangka (608 Saka / 686 M, beraksara Pallawa). Prasasti Kota Kapur ditemukan tahun 1892. Prasasti Karang Berahi, Kabupaten Merangin, Jambi (614 Saka / 692 M, beraksara Pallawa) Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatera Selatan, abad ke-7 Prasasti Palas Pasemah, Palas, Lampung, abad ke-7 Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung Prasasti Mañjuçrighra, Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 2 November 792M Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah, 824 (dwibahasa, Melayu Kuno dan Jawa Kuno) Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, 832 Keping Tembaga Laguna, Manila, Filipina, 900 Prasasti Bukateja, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah Prasasti Dewa Drabya, Dieng, Jawa Tengah Prasasti Padang Roco di (Kabupaten Dharmasraya sekarang) (dwibahasa, Melayu Kuno dan Jawa Kuno) Prasasti Suruaso, di Suruaso, Kabupaten Tanah Datar (berbahasa Sanskerta, dan beraksara Melayu) Penggolongan Bahasa Melayu Kuno merupakan sebuah bahasa Melayu–Polinesia namun belum terdapat konsensus mengenai kedudukannya di dalam rumpun bahasa tersebut. Linguis Alexander Adelaar menggunakan bahasa Melayu Kuno sebagai tambahan dalam rekonstruksi bahasa Proto-Melayik yang ia buat. Adelaar serta beberapa linguis lain seperti seperti Walther Aichele dan René van den Berg telah menulis penjelasannya masing-masing mengenai perbedaan fonologi dan morfologi antara Melayu Kuno ke Melayu Modern. Terdapat pula penulis-penulis lainnya yang menulis tentang morfologi Melayu Kuno sembari menyebutkan posisi bahasa tersebut terhadap rumpun bahasa Melayik. Sastrawan A. Teeuw beranggapan bahwa bahasa Melayu Kuno bukan merupakan versi terdahulu dari bahasa Melayu Modern berdasarkan perbedaan morfologi kedua bahasa tersebut meskipun ia juga menjelaskan hubungan antara kedua bahasa itu. Teeuw berpemikiran bahwa perbedaan tersebut tidak cukup dijelaskan hanya sebagai perkembangan fonologi maupun serapan seperti yang dijelaskan oleh Aichele. Imbuhan di- dan ni- Adelaar, dalam rekonstruksi bahasa Proto-Melayik yang ia buat, tidak merekonstruksi imbuhan bahasa Melayu Modern di- salah satunya berdasarkan pertimbangan bahwa bahasa Melayu Kuno tidak memiliki di- namun menggunakan ni-. Ia mengatakan bahwa imbuhan tersebut dapat berasal dari kata depan di. Pemikiran Adelaar ini berbeda dengan Berg yang mengungkapkan bahwa imbuhan di- dapat berkembang dari imbuhan Melayu Kuno ni-, sembari mengutip pemikiran serupa yang sebelumnya disebutkan oleh Teeuw dan Casparis. Linguis Malcolm Ross, di lain pihak, menyebutkan bahwa bahasa Proto-Melayik dapat memiliki imbuhan *di-. Ia kemudian mengajukan bahwa bahasa Melayu Kuno bukan merupakan sebuah bahasa Melayik karena tidak merefleksikan imbuhan ini dan imbuhan +bAr- yang disebutkan berkembang dari imbuhan *mAr- dalam bahasa Proto-Melayik. Adelaar, dalam sanggahannya, menyebutkan bahwa tidak ditemukannya di- dalam bahasa Melayu Kuno menjadikan imbuhan tersebut bukan sebuah penentu dasar dalam pengelompokan bahasa Melayik. Sementara itu, sebagian besar fonologi Melayu Kuno ditemukan berkorespondensi dengan perkembangan fonologi Melayik sementara yang tidak berkorespondensi menurutnya lebih terkait dengan sedikitnya korpus Melayu Kuno. Ciri-ciri Dari berbagai sumber naskah dan prasasti tampak sekali pengaruh dari bahasa Sanskerta melalui banyak kata-kata yang dipinjam dari bahasa itu serta bunyi-bunyi konsonan aspiratif seperti bh, ch, th, ph, dh, kh, h (Contoh: sukhatchitta). Namun struktur kalimat jelas bersifat Malayik atau berkemelayuan, serta juga Austronesia, seperti adanya imbuhan (affix). Imbuhan-imbuhan ini dapat dilacak hubungannya dengan bentuk imbuhan bahasa Melayu Klasik atau bahasa Melayu, seperti awalan mar- (ber- dalam bahasa Melayu Klasik dan Melayu), ni- (di-), nipar- (diper-), maN- (meN-), ka- (ter-, juga ke pada bahasa Betawi), dan maka- (ter-). Pronomina (kata ganti) pribadi, seperti juga bahasa Melayu, juga terdiri dari pronomina independen dan pronomina ekliktik (genitif): 1s = aku, -ku/-nku, 2p = kamu, mamu, 3s = iya, nya, 3p (hormat) = sida, -da,-nda, 2p (divinum) = kita, -ta/-nta. Dua dialek telah diduga oleh Aichelle pada tahun 1942 dan A. Teeuw sejak 1959: Dialek prasasti Sumatra: ni-/var- dan dialek luar Sumatra di-/bar-. Kosakata Bahasa Melayu Kuno banyak dipengaruhi oleh sistem bahasa Sanskerta. Hal ini karena kebanyakan masyarakat Melayu ketika itu beragama Hindu dan Bahasa Sanskerta telah menjadi bahasa bangsawan dan mempunyai hierarki yang tinggi. Selain itu, sifat bahasa Melayu yang mudah lentur sesuai keadaan juga menjadi salah satu penyebab bahasa asing seperti Sanskerta diterima. Hal ini dapat dibuktikan dari pengaruh tulisan atau aksara Pallawa dan Dewanagari yang berasal dari India, kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta, rangkai-rangkai kata pinjaman dari bahasa Sanskerta, dan fonem-fonem Sanskerta. Pengaruh bahasa Sanskerta ini menyebabkan penambahan kosakata bahasa Melayu Kuno. Contoh kata yang diambil dari bahasa Sanskerta seperti syukasyitta, athava, karana, tatakala, dan sebagainya. Bahasa Melayu Kuno tidak mempunyai pengaruh Parsi atau Arab. Hubungan antara Melayu Kuno dan Melayu Modern dapat dilihat dari kata-kata yang bertahan dari dahulu sampai sekarang seperti curi, makan, tanam, air, dan sebagainya, serta kata-kata yang mempunyai bentuk atau format yang serupa seperti dalam tabel-tabel dibawah: Awalan ni- menjadi di- Penggunaan awalan di- dalam Bahasa Melayu Modern sama dengan awalan ni- dalam Bahasa Melayu Kuno dan awalan diper- sama seperti nipar-. Awalan mar- menjadi ber- Awalan ber- dalam Bahasa Melayu modern hampir sama dengan awalan mar- dalam Bahasa Melayu Kuno. Akhiran -na menjadi -nya Akhiran -na yang digunakan dalam Bahasa Melayu Kuno sama dengan -nya pada masa kini. Akhiran -ku adalah singkatan aku yang masih digunakan sampai sekarang Contohnya: catrunku hulutuhanku niraksanku Ringkasan Secara singkat, berikut ciri-ciri bahasa Melayu Kuno Mengandung banyak kata serapan dari bahasa Sanskerta seperti tatkala, atau, dan sebagainya Bunyi b adalah w dalam bahasa Melayu Kuno. Contohnya, bulan adalah wulan Bunyi e pepet tidak ada. Contoh: dengan - dngan atau dangan Awalan ber- adalah mar- dalam Bahasa Melayu Kuno (contoh: berlepas-marlapas) Awalan di- adalah ni- dalam bahasa Melayu Kuno (Contoh: diperbuat - niparvuat) Ada bunyi konsonan yang diembuskan seperti bh, th, ph, dh, kh, h (Contoh: sukhatshitta) Huruf h hilang dalam bahasa modern (Contoh: semua - samuha; saya - sahaya) Catatan kaki Rujukan Daftar pustaka Pranala luar Prasasti bahasa Melayu Kuno Bahasa Malaysia Simple Fun , halaman artikel berkaitan Bahasa Melayu Kuno (terjemahan Bahasa Inggris) Loan-Words in Indonesian and Malay - disusun melalui proyek keetimologian Indonesia (Russell Jones, penyunting umum) Bahasa di Indonesia Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Bahasa Melayu
Bahasa Melayu Klasik adalah dialek bahasa Melayu yang dipakai oleh Kesultanan Melaka (abad ke-14), Kesultanan Aceh, dan sejumlah entitas politik lain di sekitarnya hingga abad ke-18. Apakah dialek temporal (waktu) ini merupakan perkembangan lanjutan dari bahasa Melayu Kuno yang dipakai oleh Kerajaan Sriwijaya atau perkembangan dari dialek lain yang berkembang terpisah tidaklah diketahui. Tidak ada bukti tertulis atau laporan mengenai perubahan atau evolusi bahasa ini. Bahasa Melayu berkembang secara meluas menjadi bahasa Melayu Klasik melalui masuknya secara berangsur-angsur berbagai unsur perbendaharaan kata bahasa Arab dan Parsi. Perkembangan ini berkait dengan menguatnya pengaruh agama Islam di Asia Tenggara sejak abad ke-13. Pada mulanya, bahasa Melayu Klasik adalah kelompok dialek yang beragam, yang mencerminkan asal-usul beragam kerajaan Melayu di Asia Tenggara. Salah satu dialek yang berkembang dalam tradisi kesusastraan Melaka pada abad ke-15 ini akhirnya menjadi pradominan. Pengaruh kuat Melaka dalam perdagangan antarbangsa di wilayah ini menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara dalam perdagangan dan diplomasi, kedudukan yang dipertahankan sepanjang zaman kesultanan Melayu berikutnya, zaman penjajah Eropa, dan zaman modern. Bahasa Melayu Klasik tercatat pada berbagai naskah-naskah hikayat dan bentuk susastra lain, peraturan perundang-undangan, serta surat-surat komunikasi antara penguasa-penguasa Nusantara bagian barat. Terdapat pula beberapa prasasti dari periode awalnya. Sejarah Periode Melayu Klasik dimulai ketika Islam bertapak di wilayah ini dan kedudukannya meningkat menjadi agama negara. Sebagai hasil dari pengislaman dan pertumbuhan perdagangan dengan dunia Islam, zaman ini menjadi bukti penyerapan perbendaharaan kata bahasa Arab dan Parsi serta penyepaduan kebudayaan Islam utama dengan kebudayaan Melayu setempat. Contoh perbendaharaan kata bahasa Arab yang terkandung dalam bahasa Melayu praklasik yang ditulis dalam aksara Kawi ditemukan dalam Prasasti Minye Tujoh bertarikh 1380 M dari Aceh di Sumatra. Namun demikian, bahasa Melayu praklasik mengambil bentuk yang lebih radikal lebih dari setengah abad sebelumnya sebagaimana dibuktikan dalam Prasasti Batu Terengganu tahun 1303 M serta Prasasti Pangkalan Kempas tahun 1468 M dari Semenanjung Malaya. Kedua prasasti tersebut tidak hanya berfungsi sebagai bukti Islam sebagai agama negara, tetapi juga sebagai spesimen tertua dari bentuk ortografi klasik yang dominan, yaitu abjad Jawi. Prasasti serupa yang memuat berbagai istilah bahasa Arab yang diterima pakai dengan beberapa di antaranya masih tertulis dalam aksara keindiaan juga ditemukan di bagian lain Sumatra dan Kalimantan. Bahasa Melayu Praklasik berkembang dan mencapai bentuknya yang halus selama zaman kegemilangan Kesultanan Melayu Melaka dan penerusnya Kesultanan Johor mulai dari abad ke-15. Sebagai bandar yang sibuk dengan 200.000 penduduk yang beragam dari berbagai negara, yang terbesar di Asia Tenggara pada waktu itu, Melaka menjadi kancah lebur berbagai budaya dan bahasa. Lebih banyak kata pinjaman dari bahasa Arab, Parsi, Tamil, dan Tionghoa diserap dan periode ini menjadi saksi berkembangnya kesusastraan Melayu Klasik serta perkembangan profesional dalam kepemimpinan kerajaan dan penadbiran umum. Berbeda dengan bahasa Melayu Kuno, tema-tema kesusastraan Melaka berkembang melampaui karya teologi dan susastra hias, dibuktikan dengan dimasukkannya akuntansi, undang-undang kelautan, nota kredit, dan lisensi perdagangan dalam tradisi kesusastraan. Beberapa manuskrip yang menonjol dari kategori ini adalah Undang-Undang Melaka dan Undang-Undang Laut Melaka. Tradisi kesusastraan itu semakin diperkaya dengan terjemahan berbagai karya sastra asing seperti Hikayat Muhammad Hanafiah dan Hikayat Amir Hamzah, serta kemunculan tulisan-tulisan intelektual baru dalam bidang filsafat, tasawuf, tafsir, sejarah, dan lain-lain dalam bahasa Melayu yang diwakili oleh manuskrip seperti Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah. Keberhasilan Melaka sebagai pusat perdagangan, agama, dan hasil kesusastraan menjadikannya titik acuan budaya yang penting bagi banyak kesultanan Melayu yang berpengaruh pada abad-abad berikutnya. Hal ini mengakibatkan semakin pentingnya bahasa Melayu Klasik sebagai satu-satunya bahasa perantara di wilayah ini. Melalui hubungan dan perdagangan antaretnik, bahasa Melayu Klasik menyebar ke luar dunia berbahasa Melayu tradisional dan menghasilkan bahasa perdagangan yang disebut bahasa Melayu Pasar atau Melayu Rendah sebagai lawan dari bahasa Melayu Tinggi Melaka-Johor. Bahkan, Johor juga berperan penting dalam pengenalan bahasa Melayu ke berbagai kawasan di bagian timur kepulauan ini. Umumnya diyakini bahwa bahasa Melayu Pasar adalah pijin, mungkin dipengaruhi oleh hubungan antara pedagang Melayu, Tionghoa, dan pribumi bukan Melayu. Namun, perkembangan yang paling penting adalah bahasa Melayu pijin yang telah dikreolkan yang menciptakan beberapa bahasa baru seperti bahasa Melayu Baba, Melayu Betawi, dan Melayu Indonesia Timur. Selain menjadi alat utama dalam penyebaran Islam dan kegiatan perdagangan, bahasa Melayu juga menjadi bahasa istana dan persuratan bagi kerajaan-kerajaan di luar wilayah tradisionalnya seperti Aceh dan Ternate dan juga digunakan dalam komunikasi diplomatik dengan kekuatan penjajah Eropa. Hal ini dibuktikan dari surat-surat diplomatik dari Sultan Abu Hayat II dari Ternate kepada Raja João III dari Portugal bertarikh 1521 hingga 1522, sepucuk surat dari Sultan Alauddin Riayat Shah dari Aceh kepada Kapten Henry Middleton dari Perusahaan Hindia Timur Britania bertarikh 1602, dan sepucuk surat emas dari Sultan Iskandar Muda dari Aceh kepada Raja James I dari Inggris bertarikh 1615. Zaman ini juga menjadi saksi tumbuhnya minat dalam kalangan orang asing untuk mempelajari bahasa Melayu untuk tujuan perdagangan, misi diplomatik, dan kegiatan-kegiatan misionaris . Oleh sebab itu, banyak buku dalam bentuk daftar kata atau kamus tertulis. Yang tertua adalah daftar kata Melayu-Tionghoa yang disusun oleh pejabat Ming dari Biro Penerjemah selama kegemilangan Kesultanan Melaka. Kamus itu dikenali sebagai Man-la-jia Yiyu (, Terjemahan Kata Melaka) dan berisi 482 entri yang dikategorikan ke dalam 17 bidang yaitu astronomi, geografi, musim dan waktu, tumbuhan, burung dan binatang, rumah dan istana, perilaku dan tubuh manusia, emas dan perhiasan, sosial dan sejarah, warna, ukuran, dan kata-kata umum. Pada abad ke-16, daftar kata itu diyakini masih digunakan di Tiongkok ketika pejabat arsip kerajaan Yang Lin meninjau catatan itu pada tahun 1560 M. Pada tahun 1522, daftar kata Melayu-Eropa yang pertama telah disusun oleh penjelajah Italia Antonio Pigafetta, yang bergabung dengan ekspedisi mengelilingi dunia Magellan. Daftar kata Melayu-Italia oleh Pigafetta berisi kira-kira 426 entri dan menjadi rujukan utama untuk kamus-kamus Melayu-Latin dan Melayu-Prancis kemudian. Fase awal penjajahan Eropa dimulai dengan kedatangan Portugis pada abad ke-16, Belanda pada abad ke-17 diikuti oleh Britania pada abad ke-18. Periode ini juga menandakan awal pengkristenan di wilayah ini dengan benteng kuatnya di Melaka, Ambon, Ternate, dan Batavia. Penerbitan terjemahan-terjemahan Alkitab dimulai sejak abad ketujuh belas walaupun terdapat bukti bahwa misionaris Yesuit, Fransiskus Xaverius, menerjemahkan teks-teks keagamaan yang menyertakan ayat-ayat Alkitab ke dalam bahasa Melayu pada awal abad keenam belas. Bahkan, Fransiskus Xaverius mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk misi di empat pusat utama, yaitu Melaka, Ambon dan Ternate, Jepang dan Tiongkok, dua di antaranya berada dalam wilayah berbahasa Melayu. Dalam memudahkan karya-karya misionaris, buku-buku dan manuskrip keagamaan mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu, yang paling awal diprakarsai oleh seorang pedagang Belanda yang saleh, Albert Ruyll pada tahun 1611. Buku berjudul Sovrat A B C yang ditulis dalam alfabet Latin tidak hanya bermaksud memperkenalkan alfabet Latin, tetapi juga prinsip-prinsip dasar Calvinisme yang mencakup Sepuluh Perintah Allah, iman, dan beberapa doa. Karya ini kemudian diikuti oleh beberapa Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu, yaitu Injil Mateus dan Markus (1638), Lukas dan Johannes (1646), Injil dan Perbuatan (1651), Kitab Kejadian (1662), Perjanjian Baru (1668), dan Mazmur (1689). Prasasti Terdapat tiga prasasti yang penting: Prasasti di Pagar Ruyung, Minangkabau (1356) ditulis dalam aksara kawi mengandung prosa Melayu Kuno dan beberapa baris sajak dalam bahasa Sanskerta. Bahasanya berbeda sedikit dengan bahasa batu bertulis abad ke-7. Prasasti Minyetujoh, Aceh (1380), untuk pertama kalinya mencatat penggunaan kata-kata Arab seperti kata "nabi", "Allah", dan "rahmat". Prasasti di Kuala Berang, Terengganu (1303-1387) ditulis dalam tulisan Jawi. Ini membuktikan tulisan Arab telah telah digunakan dalam bahasa Melayu pada abad itu. Ketiga prasasti ini merupakan bukti-bukti terakhir perkembangan bahasa Melayu berbentuk batu bertulis, karena setelah abad ke-14, muncul kesusastraan Melayu dalam bentuk tulisan. Naskah Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah di Kerinci (berbahasa Melayu dan Sanskerta) adalah bentuk tertulis pada media daluang. Berdasarkan pengukuran dengan teknik penarikhan karbon (carbon-dating) diketahui berasal dari abad ke-14 atau selambat-lambatnya abad ke-15. Zaman kejayaan Zaman kejayaan bahasa Melayu Klasik terjadi setelah pemimpin kerajaan kerajaan Melayu memeluk Islam dan mempelajari bahasa Arab dari pedagang Islam dari Arab dan India. Ini menyebabkan penyerapan unsur-unsur Arab dan Parsi dalam bahasa Melayu. Zaman ini dapat dibagi menjadi tiga zaman penting yaitu: Zaman kesultanan Melaka Zaman kesultanan Aceh Zaman kesultanan Johor-Riau Ciri-ciri Pengaruh Islam menjadi semakin kuat hingga bahasa Melayu mengalami banyak perubahan dari segi kosakata, struktur kalimat, dan tulisan. Ciri-ciri bahasa Melayu klasik ialah: Kalimat yang panjang, berulang, dan berbelit-belit. <p> Mempunyai banyak kalimat pasif dan sungsang<p> Menggunakan bahasa istana <p> Menggunakan kosakata klasik seperti ratna mutu manikam, edan kesmaran (mabuk asmara), sahaya, masygul (bersedih) <p> Banyak menggunakan perdu perkataan (kata pangkal kalimat) seperti sebermula, alkisah, hatta, adapun. <p> Banyak menggunakan partikel pun dan lah <p> Menggunakan abjad Jawi, yaitu abjad yang dipinjam dari bahasa Arab yang telah ditambah dengan beberapa huruf tambahan. Telah menerima berbagai jenis kosakata Arab dan Parsi dalam berbagai bidang bahasa seperti bidang ilmu keagamaan, undang-undang (hukum), kesusastraan, pemerintahan dan penadbiran (administrasi), perobatan, filsafat, tasawuf, dan kata-kata umum. Frasa dan kalimat pengaruh Arab terutama dalam kitab-kitab klasik Melayu seperti frasa ketahuilah olehmu (dari terjemahan I’lamL, maka kemudian daripada itu (dari Amma ba’du); atau pada kalimat sunat berbuka atas tamar dan lain-lain. Frasa dan kalimat bentuk ini merupakan hasil dari terjemahan harfiah dari teks-teks bahasa Arab. Unsur-unsur filsafat Islam terdapat dalam banyak tulisan Melayu seperti dalam bidang ilmu kalam, tasawuf, ilmu Aqa’id al-Iman, dan lain-lain. Ini berbeda dengan bahasa Melayu zaman kuno atau Hindu. Tokoh dan hasil karya Di antara tokoh-tokoh penulis yang penting dalam bahasa Melayu Klasik ialah Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumaterani, Syeikh Nuruddin al-Raniri, dan Abdul Rauf al-Singkel. Hasil karya yang terkenal pula ialah: Hikayat Raja-raja Pasai Hikayat Muhammad Ali Hanafiah Hikayat Amir Hamzah Bustanus Salatin Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu) Hikayat Iskandar Zulkarnain Hikayat Hang Tuah Misa Melayu Tajus Salatin Rujukan Rumpun bahasa Austronesia Bahasa Melayu Melayu
Bahasa Melayu Modern adalah bahasa yang dituturkan pada abad ke-20 hingga kini, yaitu setelah kedatangan penjajah Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris. Hasil karangan Munsyi Abdullahlah yang dianggap sebagai permulaan zaman bahasa Melayu Modern. Pada zaman ini pengaruh Barat banyak digunakan. Hal ini karena sebagian besar kosakata dari Barat difokuskan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya itu, pemikiran dan filsafat Barat, teknologi Barat, dan sistem penadbiran Barat menguasai bahasa Melayu. Sebelum penjajahan Inggris di Malaysia, bahasa Melayu mencapai kedudukan yang tinggi, berfungsi sebagai bahasa perantaraan, penadbiran, kesusastraan, dan bahasa pengantar di pusat pendidikan Islam. Setelah Perang Dunia II, Inggris menjadikan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam sistem pendidikan. Setelah Malaysia merdeka, Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia Pasal 152 menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan Malaysia. Undang-Undang Bahasa Kebangsaan 1963/1967 menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi negara Malaysia. Laporan Razak 1956 mengusulkan bahasa Melayu sebagai pengantar dalam sistem pendidikan negara. Selain di Malaysia, bahasa Melayu juga menjadi bahasa resmi di Singapura dan Brunei. Di Timor Leste dan Indonesia digunakan bahasa Indonesia yang dianggap sebagai sebuah dialek baku bahasa Melayu di Indonesia. Sejarah Perkembangan kesusastraan Melayu pramodern pada abad ke-19 menyebabkan kebangkitan gerakan intelektual dalam kalangan penduduk setempat dan kemunculan komunitas baru ahli bahasa Melayu. Penghargaan bahasa semakin meningkat dan berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan lagi penggunaan bahasa Melayu serta meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi zaman modern yang penuh tantangan. Di Malaysia, upaya yang dilakukan antara lain adalah perencanaan korpus bahasa Melayu yang pertama kali digagas oleh Pakatan Belajar-Mengajar Pengetahuan Bahasa (Persatuan Pembelajaran dan Pengajaran Pengetahuan Bahasa) yang didirikan pada tahun 1888. Persatuan yang berganti nama pada tahun 1935 menjadi Pakatan Bahasa Melayu dan Persuratan Buku Diraja Johor (Persatuan Bahasa Melayu dan Kesusastraan Kerajaan Johor) terlibat secara aktif dalam mengatur dan menyusun pedoman ejaan, kamus, tata bahasa, tanda baca, huruf, karangan, istilah, dan lain-lain lagi. Pendirian Maktab Latihan Sultan Idris (SITC) di Tanjung Malim, Perak pada tahun 1922 menggiatkan upaya ini. Pada tahun 1936, Za'ba, seorang cendekiawan Melayu yang terkemuka dan dosen SITC, menghasilkan seri buku tata bahasa Melayu berjudul Pelita Bahasa yang memodernkan struktur bahasa Melayu Klasik dan menjadi dasar bahasa Melayu yang digunakan di Malaysia pada saat ini. Perubahan paling penting adalah dalam sintaksis, dari bentuk pasif klasik kepada bentuk aktif modern. Pada abad ke-20, perbaikan lain turut dilakukan oleh persatuan, organisasi, lembaga pemerintah, dan kongres lain di berbagai wilayah di wilayah ini. Penulisan mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah kesadaran diri dan perjuangan nasionalis di Indonesia dan Malaysia. Selain menjadi sarana utama untuk menyebarkan pengetahuan dan informasi, surat-surat kabar dan jurnal seperti Al-Imam (1906), Panji Poestaka (1912), Lembaga Melayu (1914), Warta Malaya (1931), Poedjangga Baroe (1933), dan Utusan Melayu (1939) menjadi pendorong utama dalam memperjuangkan dan membentuk perjuangan nasionalisme. Penulisan, baik dalam bentuk novel, cerita pendek, atau puisi, semuanya mempunyai peran tersendiri dalam menggelorakan semangat Kebangkitan Nasional Indonesia dan Nasionalisme Melayu. Sewaktu Kongres Pemuda Indonesia pertama yang diadakan pada tahun 1926, bahasa Melayu telah dipermaklumkan sebagai bahasa persatuan Indonesia dalam Sumpah Pemuda. Pada tahun 1945, bahasa yang dinamakan bahasa Indonesia, diabadikan sebagai bahasa kebangsaan dalam undang-undang dasar Indonesia yang baru merdeka. Kemudian pada tahun 1957, bahasa Melayu telah diangkat menjadi bahasa kebangsaan untuk Perserikatan Malaya yang merdeka (kemudian dibentuk kembali menjadi Malaysia pada tahun 1963). Kemudian pada tahun 1959, bahasa Melayu juga menerima status bahasa kebangsaan di Brunei, walaupun baru berhenti menjadi negara naungan Britania pada tahun 1984. Ketika Singapura berpisah dari Malaysia pada tahun 1965, bahasa Melayu menjadi bahasa kebangsaan republik baru itu dan salah satu dari empat bahasa resmi. Kemunculan negara-negara yang baru merdeka ini membuka jalan bagi penggunaan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia yang lebih luas dan meluas dalam penadbiran pemerintahan dan pendidikan. Perguruan-perguruan tinggi dan universitas dengan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar utama telah diperkenalkan dan berkembang sebagai pusat penelitian dan penghasilan tulisan-tulisan intelektual baru dalam bahasa Melayu. Setelah Timor Leste merdeka dari Indonesia, bahasa Indonesia telah ditetapkan oleh undang-undang dasar tahun 2002 negara itu sebagai salah satu dari dua bahasa kerja (yang lain adalah bahasa Inggris). Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia relatif terbuka untuk menampung pengaruh dari bahasa suku bangsa Indonesia yang lain, terutama Jawa sebagai suku bangsa mayoritas di Indonesia, bahasa Belanda sebagai penjajah terdahulu, dan bahasa Inggris sebagai bahasa antarbangsa. Akibatnya, bahasa Indonesia mempunyai sumber kata pinjaman yang lebih luas dibandingkan dengan bahasa Melayu yang digunakan di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Telah dikemukakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa buatan yang dibuat pada tahun 1928. Kata "buatan" ini berarti bahwa bahasa Indonesia direka oleh para akademikus dan bukannya berkembang secara alami seperti kebanyakan bahasa umum, untuk menampung tujuan politik untuk membentuk bahasa persatuan Indonesia yang resmi. Dengan meminjam banyak dari banyak bahasa lain, ia mengungkapkan evolusi bahasa alami. Pada hakikatnya, bahasa ini sama alaminya seperti bahasa seterusnya, seperti yang ditunjukkan dalam kemampuan luar biasa untuk menyerap perbendaharaan kata asing. Perbedaan evolusi bahasa Indonesia ini menyebabkan perlunya suatu lembaga yang dapat memudahkan penyelarasan dan kerja sama dalam pengembangan kebahasaan antarnegara yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaannya. Contoh pertama kerja sama kebahasaan adalah pada tahun 1959 antara Malaya dengan Indonesia, dan ini semakin diperkuat pada tahun 1972 ketika MBIM (kependekan untuk Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia) dibentuk. MBIM kemudian berkembang menjadi MABBIM (kependekan untuk Majelis Bahasa Brunei-Indonesia-Malaysia) pada tahun 1985 dengan masuknya Brunei sebagai anggota dan Singapura sebagai pemerhati tetap. Lembaga penting lain adalah Dewan Bahasa dan Pustaka yang didirikan pada tahun 1956. Ini adalah badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk menyelaraskan penggunaan bahasa Melayu di Malaysia dan Brunei. Bentuk ortografis dominan bahasa Melayu Modern berdasarkan aksara Romawi atau Latin, alfabet bahasa Melayu, pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-20. Oleh sebab negara-negara berbahasa Melayu dibagi antara dua penadbiran penjajah (Belanda dan Britania), dua ortografi utama telah dikembangkan di Hindia Timur Belanda dan Malaya Britania masing-masing, dipengaruhi ortografi bahasa penjajah masing-masing. Pada tahun 1901, Sistem Ejaan Van Ophuijsen (1901–1947) menjadi ortografi baku untuk bahasa Melayu di Hindia Timur Belanda. Pada tahun berikutnya, pemerintah Negeri-Negeri Melayu Berserikat telah membentuk sebuah panitia ortografis yang dipimpin oleh Tuan Richard James Wilkinson yang kemudian mengembangkan Sistem Ejaan Wilkinson (1904–1933). Sistem-sistem ejaan ini nantinya akan digantikan oleh Sistem Ejaan Republik (1947–1972) dan Sistem Ejaan Za'ba (1933–1942) masing-masing. Selama Pendudukan Jepang di Malaya dan Indonesia, muncul suatu sistem yang seharusnya menyeragamkan sistem di kedua negara. Sistem yang dikenal sebagai Fajar Asia tampaknya menggunakan sistem penulisan vokal Republik dan sistem penulisan konsonan Malaya. Sistem ini hanya ada selama pendudukan. Pada tahun 1972, suatu pengisytiharan telah dibuat untuk sistem ejaan bersama di kedua negara yang dikenal sebagai Ejaan Rumi Baharu di Malaysia dan Sistem Ejaan Yang Disempurnakan di Indonesia. Dengan pengenalan sistem ejaan umum yang baru ini, semua dokumen tata usaha, bahan pengajaran dan pembelajaran serta semua bentuk komunikasi tertulis didasarkan pada sistem ejaan yang relatif seragam yang berhasil guna dan berdaya guna, terutama dalam tata usaha dan pendidikan nasional. Walaupun alfabet bahasa Melayu digunakan secara meluas dan terlembaga, abjad Jawi tetap menjadi salah satu dari dua aksara resmi di Brunei dan digunakan sebagai aksara alternatif di Malaysia. Penggunaan Jawi sehari-hari dipertahankan di kawasan berpenduduk Melayu yang lebih konservatif seperti Patani di Thailand dan Kelantan di Malaysia. Aksara tersebut digunakan untuk penadbiran agama dan budaya Melayu di Terengganu, Kelantan, Kedah, Perlis, dan Johor. Pengaruh aksara tersebut masih ada di Sulu dan Marawi di Filipina, sedangkan abjad Jawi di Indonesia masih digunakan secara meluas di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, tempat rambu-rambu jalan dan rambu-rambu gedung pemerintahan ditulis dalam aksara tersebut. Tokoh-tokoh Untuk artikel lanjutan, lihat Tokoh bahasa Melayu Tokoh Bahasa Melayu Modern yang terkenal di Malaysia antara lain: Prof. Diraja Ungku Aziz Pendeta Zaba Munsyi Abdullah Lihat pula Bahasa Melayu Purba Bahasa Melayu Kuno Bahasa Melayu Klasik Bahasa Melayu Pramodern Bahasa Melayu Tata bahasa Rujukan Pranala luar Contoh teks Bahasa Melayu Modern pada dasawarsa 1960-an Bahasa Melayu
Moskwa () adalah ibu kota Rusia sekaligus pusat politik, ekonomi, budaya, dan sains utama di negara tersebut. Moskwa adalah kota berpenduduk terbanyak di Rusia dan Eropa serta menjadi kawasan urban terbesar ke-6 di dunia. Berdasarkan sensus tahun 2021, Moskwa memiliki penduduk sebesar 13 juta jiwa. Semenjak wilayah kota ini diperluas ke arah barat daya ke kawasan Oblast Moskwa, wilayahnya bertambah luas 2,5 kali lipat, dari 1.000 km2 menjadi 2.500 km2, dengan tambahan penduduk lebih dari 230.000 orang. Menurut Forbes di tahun 2011, Moskwa merupakan kota yang paling banyak dihuni oleh orang terkaya di dunia. Kota ini pertama kali disebut keberadaannya pada tahun 1147. Sebelumnya, Moskwa juga pernah menjadi ibu kota Ketsaran Rusia hingga dipindahkan oleh Pyotr yang Agung pada masa Kekaisaran Rusia ke Sankt-Peterburg, sebuah kota baru yang dibangun di pesisir Laut Baltik yang direbut dari Swedia setelah kalah perang melawan Rusia. Pasca Revolusi Oktober atas prakarsa Vladimir Lenin, Moskwa kembali menjadi ibu kota RSFS Rusia sekaligus Uni Soviet di tahun 1922–1991. Dan pasca runtuhnya Uni Soviet, Moskwa menjadi ibu kota Federasi Rusia hingga sekarang. Kota ini dilayani oleh jaringan transportasi yang tersebar di seluruh penjuru kota, termasuk di dalamnya empat bandar udara internasional, sembilan stasiun kereta api, dan sistem kereta api bawah tanah yang jumlah penumpangnya hanya kalah dari Tokyo dan Seoul. Sistem kereta api bawah tanahnya ini juga merupakan salah satu tengaran kota ini selain Kremlin dan Katedral Santo Basil karena arsitektur di 194 stasiunnya yang beragam. Etimologi Nama kota Moskwa diperkirakan berasal dari nama Sungai Moskva. Teori tentang asal usul nama sungai ini berawal dari Orang Finno-Ugrik Merya dan Muroma (dua di antara suku-suku pra-Slavia pertama yang mendiami area tersebut) menyebut sungai yang konon bernama Mustajoki ("Sungai Hitam"). Telah dikemukakan bahwa nama Moskwa berasal dari istilah ini. Teori yang paling beralasan secara linguistik dan diterima secara luas adalah dari akar bahasa Proto-Balto-Slavia *mŭzg-/muzg- dari bahasa Proto-Indo-Eropa *meu- "basah",, jadi nama Moskva mungkin berarti sungai di lahan basah atau rawa. Kata serumpunnya yang lain meliputi dalam bahasa Rusia: музга, muzga "kolam, genangan air", bahasa Lituania: mazgoti, dan bahasa Latvia: mazgāt "mencuci", bahasa Sanskerta: májjati "menenggelamkan", dan bahasa Latin: mergō "mencelupkan, membenamkan". Bentuk asli di bahasa Rusia Kuno dari nama tersebut direkonstruksi menjadi *Москы, *Mosky, sehingga menjadi salah satu dari sedikit kata benda ū Slavia. Seperti kata benda lain, kata itu mengalami transformasi morfologis pada tahap awal perkembangan bahasa, akibatnya, penyebutan tertulis pertama pada abad ke-12 adalah Московь, Moskovĭ (aku.), Москви, Moskvi (lok.), Москвe/Москвѣ, Moskve/Moskvě (gen.). Dari bentuk terakhir itu berubah menjadi Москва, Moskva dalam bahasa Rusia modern, yang merupakan hasil dari generalisasi morfologis dengan banyak kata benda ā Slavia. Moskwa memiliki beberapa julukan seperti: Romawi Ketiga (Третий Рим), Batu Putih Satu (Белокаменная), Tahta Pertama (Первопрестольная), Empat Puluh Soroks (Сорок Сороков) ("sorok " artinya "empat puluh, banyak sekali" dan "distrik atau paroki" dalam bahasa Rusia Kuno). Moskwa juga merupakan salah satu dari dua belas Kota Pahlawan. Demonim untuk penduduk Moskow adalah "москвич" (moskvich) untuk laki-laki atau "москвичка" (moskvichka) untuk perempuan. Nama kota "Moskwa" seringkali disingkat "MSK" (МСК dalam bahasa Rusia). Sejarah Prasejarah Arkeologi menunjukkan bahwa kawasan Moskow saat ini dan area di sekitarnya telah dihuni oleh manusia sejak dahulu kala. Di antara penemuan paling awal adalah peninggalan budaya Lyalovo, yang oleh para ahli ditetapkan sebagai periode Neolitikum, fase terakhir Zaman Batu. Peneliti memastikan bahwa penghuni pertama daerah ini adalah kelompok pemburu dan pengumpul. Sekitar 950 M, dua suku Slavia, Vyatichi dan Krivichi menetap di kawasan ini. Suku Vyatichi inilah yang kemungkinan merupakan inti dari penduduk asli Moskow. Sejarah awal (1147-1283) Sembilan tahun kemudian, pada tahun 1156, Pangeran Yuri Dolgorukiy dari Rostov memerintahkan pembangunan tembok kayu, Kremlin, yang belakangan harus dibangun berulang kali, mengelilingi Moskwa yang saat itu sedang berkembang. Pasca serangan bangsa Mongol ke Rus Kiev pada tahun 1237–1238 yang membumihanguskan Moskwa dan menghabisi penduduknya, kota ini berangsur-angsur pulih dan menjadi ibu kota Kepangeranan Vladimir-Suzdal pada tahun 1327. Letaknya yang strategis di hulu Sungai Volga membuat kota ini berkembang pesat. Moskwa lalu berkembang menjadi kepangeranan yang stabil dan makmur dengan nama Keharyapatihan Moskwa selama bertahun-tahun. Keharyapatihan Moskwa (1283-1547) Pada masa kepemimpinan Ivan I, kota ini menggantikan Tver sebagai pusat politik Vladimir-Suzdal dan menjadi satu-satunya kota penghimpun pajak untuk para penguasa Mongol-Tatar. Dengan membayar upeti tinggi, Ivan berhasil memperoleh keistimewaan dari Khan. Keistimewaan itu berupa kelonggaran kepada Ivan untuk mewariskan wilayah Moskwa kepada anak tertuanya tanpa harus membagi rata kepada anak-anaknya yang lain. Sementara itu, penolakan Moskwa terhadap kekuasaan asing terus tumbuh. Pada tahun 1380, Pangeran Dmitry Donskoy memimpin tentara Rusia bersatu dalam Perang Kulikovo yang menjadi salah satu kemenangan penting melawan bangsa Tatar. Akan tetapi, perang itu bukanlah perang penentu kemenangan karena dua tahun kemudian, Khan Tokhtamysh menyerang balik Moskwa. Baru pada tahun 1480, Ivan III berhasil membebaskan bangsa Rusia dari kendali bangsa Tatar sehingga membuat Moskwa menjadi pusat kekuasaan di Rusia. Pada masa kepemimpinan Ivan III, kota ini menjadi ibu kota kekaisaran yang meliputi semua wilayah Rusia saat ini dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Ketsaran Rusia (1547-1721) Pada tahun 1571, bangsa Tatar Krimea menyerang dan menjarah Moskwa, membumihanguskan semua bangunan yang ada, kecuali Kremlin. Bencana kelaparan Rusia tahun 1601–03 menewaskan sekitar 100.000 orang di Moskow. Pada tahun 1609, pasukan Swedia yang dipimpin oleh Jacob de la Gardie dan Evert Horn memulai perjalanan panjang mereka dari Novgorod Raya ke Moskwa untuk membantu Tsar Vasili IV. Para tentara itu sampai di Moskwa pada tahun 1610 dan ikut meredam pemberontakan melawan Tsar, tetapi pulang begitu saja setahun kemudian. Tak berapa lama, datanglah pasukan Tentara Polandia-Lituania menyerang Moskwa. Dalam Perang Polandia-Moskwa itu, Hetman Stanisław Żółkiewski memasuki Moskwa setelah berhasil mengalahkan Rusia dalam Perang Klushino. Abad ke-17 diwarnai oleh banyak pemberontakan rakyat seperti pembebasan Moskwa dari penjajahan Polandia-Lituania (1612), Kerusuhan Garam (1648), Kerusuhan Tembaga (1662), dan Pemberontakan Moskwa 1682. Wabah Maut Hitam mendera Moskwa pada tahun 1570–1571, 1592, lalu 1654–1656. Kekaisaran Rusia (1721-1917) Kota ini kehilangan statusnya sebagai ibu kota Rusia pada tahun 1712 pasca-pendirian Sankt-Peterburg oleh Pyotr yang Agung yang terletak di pesisir Laut Baltik sembilan tahun sebelumnya. Wabah pes yang lagi-lagi mendera Rusia pada tahun 1771 merupakan wabah pes terakhir yang menyebar luas di wilayah Rusia bagian tengah. Di Moskwa saja, wabah itu merenggut nyawa 100.000 orang. Dalam invasi Prancis ke Rusia pada tahun 1812, penduduk Moskwa membumihanguskan kota sebelum meninggalkannya karena pasukan tentara Napoleon mulai memasuki kota itu pada tanggal 14 September. Aksi pembumihangusan itu memaksa pasukan Grande Armée pimpinan Napoleon itu mundur karena dilanda kelaparan dan kedinginan, bahkan hampir binasa akibat kejamnya musim dingin di Rusia dan adanya serangan sporadis dari pasukan militer Rusia. Tercatat 400.000 prajurit tewas dan hanya beberapa ratus ribu yang berhasil pulang. Universitas Negeri Moskwa didirikan pada tahun 1755. Bangunan utamanya dibangun kembali setelah kebakaran tahun 1812 oleh Domenico Giliardi. Surat kabar Moskovskiye Vedomosti muncul dari tahun 1756, awalnya dalam interval mingguan, dan dari tahun 1859 sebagai surat kabar harian. Pada bulan Januari 1905, jabatan gubernur kota atau wali kota secara resmi dibentuk di Moskwa dengan Aleksandr Adrianov sebagai pejabat pertamanya. Uni Soviet (1917-1991) Sebagai akibat dari Revolusi Oktober, pada tanggal 12 Maret 1918, Moskwa dijadikan sebagai ibu kota Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, lalu Uni Soviet kurang dari lima tahun kemudian. Selama Perang Patriotik Raya, Komite Pertahanan Negara Uni Soviet dan Staf Umum Tentara Merah berkedudukan di Moskwa. Pada tahun 1941, 16 divisi sukarelawan nasional (terdiri atas lebih dari 160.000 orang), 25 batalyon (18.500 orang), dan 4 resimen teknik mesin dibentuk dengan anggota penduduk Moskwa. Dalam Pertempuran Moskwa pada bulan November 1941, mereka berhasil menghentikan Satuan Darat Grup Tengah Jerman Nazi di batas luar Moskwa, lalu mengusirnya. Sejumlah besar pabrik dievakuasi, bersamaan dengan sebagian besar lembaga pemerintah. Sejak tanggal 20 Oktober 1941, Moskwa dinyatakan berada dalam kepungan musuh. Para penduduk Moskwa yang bertahan membangun dan mengawasi penangkis tank kala kota itu dihantui serangan udara. Josef Stalin menolak beranjak pergi dari Moskwa sehingga para staf umum dan anggota Dewan Komisar Rakyat mau tidak mau juga harus bertahan di kota itu. Meski dikepung dan dihujani bom udara oleh musuh, pembangunan Metro Moskwa terus berlanjut sehingga tidak heran bila beberapa jalur baru metro dibuka hanya beberapa saat setelah perang berakhir. Jumlah korban perang di pihak Jerman Nazi maupun Uni Soviet dalam Pertempuran Moskwa masih diperdebatkan hingga sekarang karena beberapa sumber menyebutkan perkiraan yang cukup berbeda. Jumlah korban tewas dalam perang antara tanggal 30 September 1941 hingga 7 Januari 1942 diperkirakan antara 248.000 sampai 400.000 jiwa di pihak Wehrmacht dan antara 650.000 sampai 1.280.000 jiwa di pihak Tentara Merah. Pada tanggal 1 Mei 1944, medali bertajuk Untuk Pertahanan Moskwa mulai dianugerahkan. Pada tahun 1947, mulai dianugerahkan pula medali lain bertajuk Memperingati 800 Tahun Moskwa. Untuk memperingati 20 tahun kemenangan atas Jerman Nazi, Moskwa menjadi salah satu dari 12 kota di Uni Soviet yang dianugerahi gelar Kota Pahlawan.Pada tahun 1959 Nikita Khrushchev meluncurkan kampanye anti-agama. Pada tahun 1964, lebih dari 10 ribu gereja dari 20 ribu gereja ditutup (kebanyakan di daerah pedesaan) dan dihancurkan. Dari 58 kuil dan biara yang beroperasi pada tahun 1959, hanya 16 yang tersisa pada tahun 1964; dan dari 50 gereja yang beroperasi di Moskwa pada tahun 1959, 30 ditutup dan 6 dihancurkan. Pada tahun 1980, Moskwa menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1980 setelah sebelumnya memenangkan pencalonan pada tahun 1974. Kota kandidat lain yang menjadi pesaingnya saat itu adalah Los Angeles. Namun terjadi Pemboikotan Olimpiade Musim Panas 1980 oleh Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya karena keikutsertaan Uni Soviet dalam Perang Afganistan di penghujung tahun 1979. Pada tahun 1991, Moskwa menjadi panggung percobaan kudeta yang gagal oleh para pejabat pemerintah yang menolak reformasi Gorbachev. Saat Uni Soviet runtuh pada tanggal 30 Desember 1991, Moskwa bertahan sebagai ibu kota Rusia. Rusia modern (1991-sekarang) Ketika Uni Soviet dibubarkan pada tahun yang sama, Moskwa tetap menjadi ibu kota RSFS Rusia (pada 25 Desember 1991, RSFS Rusia berubah menjadi Federasi Rusia). Sejak itu, ekonomi pasar telah muncul di Moskwa, menghasilkan ledakan ritel, jasa, arsitektur, dan gaya hidup gaya Barat. Pada tahun 1998, Moskwa menjadi tuan rumah World Youth Games pertama dan pada tahun 2013 menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Atletik. Kota ini terus berkembang selama 1990-an hingga 2000-an, populasinya meningkat dari di bawah sembilan hingga di atas sepuluh juta. Mason dan Nigmatullina berpendapat bahwa kontrol pertumbuhan perkotaan era Soviet (sebelum 1991) menghasilkan pembangunan metropolitan yang terkendali dan berkelanjutan, yang dicirikan oleh jalur hijau yang dibangun pada tahun 1935. Namun, sejak itu, telah terjadi pertumbuhan dramatis dari perluasan pinggiran kota dengan kepadatan rendah, yang tercipta. oleh permintaan tinggi untuk tempat tinggal keluarga tunggal dibandingkan dengan apartemen yang penuh sesak. Pada tahun 1995–1997 jalan lingkar MKAD dilakukan pelebaran dari yang awalnya empat menjadi sepuluh lajur. Dengan perluasan wilayahnya pada 1 Juli 2012 di barat daya ke Oblast Moskwa , wilayah ibu kota menjadi lebih dari dua kali lipat, dari 1.091 menjadi 2.511 kilometer persegi (421 hingga 970 mil persegi), sehingga Moskwa menjadi kota terbesar di benua Eropa. berdasarkan area; itu juga menambah populasi sebanyak 233.000 orang. Geografi Moskwa terletak di tepi Sungai Moskva, yang mengalir lebih dari 500 km melalui Dataran Eropa Timur di Rusia tengah. 49 jembatan merentang sungai dan kanal-kanal di dalam batas kota. Ketinggian Moskwa di All-Russia Exhibition Center (VVC), tempat stasiun cuaca Moskwa terkemuka berada, adalah 156 meter. Dataran tinggi Teplostanskaya adalah titik tertinggi di kota ini pada ketinggian 255 meter. Lebar kota Moskwa (tidak membatasi MKAD) dari barat ke timur adalah 39,7 km, dan panjang dari utara ke selatan adalah 51,8 km. Waktu Moskwa berfungsi sebagai titik referensi untuk zona waktu yang digunakan di sebagian besar Eropa Rusia, Belarus, dan Republik Krimea. Area beroperasi dalam apa yang disebut dalam standar internasional sebagai Waktu Standar Moskwa (MSK, мск), yaitu 3 jam lebih awal dari UTC, atau UTC + 3. Penghematan waktu siang hari tidak lagi diamati. Menurut garis bujur geografis, siang matahari rata-rata di Moskwa terjadi pada pukul 12:30. Iklim Moskwa memiliki iklim kontinental yang lembap dengan musim dingin yang panjang (walaupun rata-rata menurut standar Rusia) biasanya berlangsung dari pertengahan November hingga akhir Maret, dan musim panas yang hangat. Iklim benua yang lebih ekstrem pada garis lintang yang sama - seperti bagian Kanada Timur atau Siberia - memiliki musim dingin yang lebih dingin, menunjukkan bahwa masih ada moderasi yang signifikan dari Samudera Atlantik. Cuaca dapat berfluktuasi secara luas dengan suhu mulai dari −25 °C di kota dan −30 °C di pinggiran kota hingga di atas 5 °C di musim dingin, dan dari 10 hingga 35 °C di musim panas. Temperatur tinggi yang khas pada bulan-bulan hangat Juni, Juli dan Agustus sekitar 20 hingga 26 °C yang nyaman, tetapi selama gelombang panas (yang dapat terjadi antara Mei dan September), suhu siang hari yang tinggi sering kali melebihi 30 °C, kadang-kadang selama satu atau dua minggu sekaligus. Di musim dingin, suhu rata-rata biasanya turun menjadi sekitar -10 °C, meskipun hampir setiap musim dingin ada periode kehangatan dengan suhu hari naik di atas 0 °C, dan periode pendinginan dengan suhu malam jatuh di bawah −30 °C. Periode-periode ini biasanya berlangsung sekitar satu atau dua minggu. Suhu tertinggi yang pernah dicatat adalah 38,2 °C di stasiun cuaca VVC dan 39,0 °C di pusat kota Moskwa, dan bandara Domodedovo pada 29 Juli 2010 selama Belahan Bumi Utara 2010 yang tidak biasa gelombang panas musim panas. Rekor suhu tinggi dicatat untuk Januari, Maret, April, Mei, Juli, Agustus, November, dan Desember pada 2007-2014. Suhu rata-rata Juli dari 1991 hingga 2020 adalah 19,7 °C. Suhu terendah yang pernah tercatat adalah −42,1 °C pada bulan Januari 1940. Salju, yang hadir selama sekitar lima bulan dalam setahun, sering mulai turun pertengahan Oktober, sementara lapisan salju berada pada bulan November dan meleleh di awal bulan April. Moskwa rata-rata memiliki 1.731 jam sinar matahari per tahun, bervariasi dari yang terendah 8% pada bulan Desember hingga 52% dari Mei hingga Agustus. Variasi tahunan yang besar ini disebabkan oleh pembentukan awan konvektif. Di musim dingin, udara lembap dari Atlantik mengembun di pedalaman benua yang dingin, menghasilkan kondisi yang sangat mendung. Namun, pengaruh benua yang sama ini menghasilkan musim panas yang jauh lebih cerah daripada kota-kota samudera dengan garis lintang yang sama seperti Edinburgh. Antara 2004 dan 2010, rata-rata adalah antara 1800 dan 2000 jam dengan kecenderungan lebih banyak sinar matahari di musim panas, hingga rekor 411 jam pada Juli 2014, 79% dari kemungkinan sinar matahari. Desember 2017 adalah bulan paling gelap di Moskwa sejak pencatatan dimulai, dengan hanya enam menit sinar matahari. Suhu di pusat Moskwa sering jauh lebih tinggi daripada di pinggiran dan pinggiran kota terdekat, terutama di musim dingin. Misalnya, jika suhu rata-rata Februari di timur laut Moskwa adalah -6,7 °C, di pinggiran kota itu sekitar -9 °C. Perbedaan suhu antara pusat Moskwa dan area terdekat dari Oblast Moskwa kadang-kadang bisa lebih dari 10 °C pada malam musim dingin yang beku. Kemudian pada januari 2009 mengalami perubahan cuaca seperti tabel berikut: Demografi Jumlah penduduk Berdasarkan hasil Sensus 2021, Moskwa dihuni oleh 13.010.112 jiwa, meningkat dari 11.503.501 jiwa pada Sensus 2010. Dari 10.835.092 jiwa yang diketahui suku bangsanya, penduduk Moskwa terdiri atas suku bangsa: Rusia: 9.930.410 (91,65%) Ukraina: 154.104 (1,42%) Tatar: 149.043 (1,38%) Armenia: 106.466 (0,98%) Azerbaijan: 57.123 (0,5%) Belarus: 39.225 (0,4%) Georgia: 38.934 (0,4%) Uzbek: 35.595 (0,3%) Tajik: 27.280 (0,2%) Moldova: 21.699 (0,2%) Mordvin: 17.095 (0,2%) Chechnya: 14.524 (0,1%) Chuva: 14.313 (0,1%) Ossetia: 11.311 (0,1%) Lain-lain: 164.825 (1,6%) Adapun 668.409 jiwa yang terdaftar dari pangkalan data administratif tidak dapat menyebutkan suku bangsanya. Proporsi suku bangsa kelompok yang tidak dapat menyebutkan suku bangsanya ini diperkiran sama dengan kelompok yang dapat menyebutkan suku bangsanya di atas. Jumlah penduduk resmi Moskwa didasarkan pada penduduk yang memegang dokumen "penduduk permanen". Berdasarkan Badan Migrasi Federal Rusia, Moskwa juga dihuni oleh 1,8 juta "tamu resmi" yang membawa dokumen resmi berupa visa atau dokumen lain yang serupa sehingga jumlah penduduk resmi kota ini mencapai 13,3 juta jiwa. Jumlah "tamu tak resmi" yang tidak membawa dokumen resmi, sebagian besar berasal dari Asia Tengah, diperkirakan sebanyak 1 juta jiwa sehingga menambah jumlah penduduk kota ini menjadi sekitar 14,3 juta jiwa. Agama Kristen adalah agama utama penduduk Moskwa dengan Kristen Ortodoks sebagai denominasi yang paling banyak dianut. Moskwa adalah pusat Gereja Ortodoks Timur di Rusia yang telah menjadi agama negeri itu secara turun-temurun, dan dianggap sebagai warisan sejarah Rusia berdasarkan undang-undang yang disahkan tahun 1997. Agama lain yang dianut penduduk Moskwa meliputi Islam, Rodnovery, Kristen Protestan, Katolik, Lamaisme, Buddha, dan Yahudi. Patriarki Moskwa berfungsi sebagai kepala gereja dan tinggal di Biara Danilov. Moskwa disebut sebagai "kota dengan 40 kali 40 gereja" - "город сорока сороков церквей" —sebelum 1917. Pada tahun 1918, pemerintah Bolshevik mendeklarasikan Rusia sebagai negara sekuler , yang dalam praktiknya berarti agama ditindas dan masyarakat menjadi ateis. Selama periode 1920-1930-an sejumlah besar gereja di Moskwa dihancurkan, termasuk Biara Chudov yang bersejarah di Kremlin, yang berasal dari abad ke-14, Katedral Kazansky di Lapangan Merah, Katedral Kristus Sang Juru Selamat, dibangun pada abad ke-19 untuk mengenang kemenangan atas pasukan Napoleon pada tahun 1812, dan banyak lagi. Ini berlanjut bahkan setelah Perang Dunia Kedua, pada 1940-1970-an, ketika penganiayaan terhadap agama di Uni Soviet menjadi tidak terlalu parah. Sebagian besar gereja dan biara yang masih hidup ditutup dan kemudian digunakan sebagai klub, kantor, pabrik, atau bahkan gudang. Sejak hancurnya Uni Soviet pada tahun 1991, banyak gereja yang hancur telah dipulihkan dan agama tradisional kembali populer. Di antara gereja-gereja yang dibangun kembali pada tahun 1990-an adalah Katedral Kristus Juru Selamat baru yang mengesankan yang sekali lagi menjadi tengara. Itu dibangun di lokasi katedral lama yang telah dihancurkan, di mana terdapat kolam renang terbuka yang besar hingga tahun 1994. Dewan Mufti Moskwa mengklaim bahwa Muslim berjumlah sekitar 1,5 juta dari 10,5 juta penduduk kota pada tahun 2010. Ada empat masjid di kota. Pemandangan kota Arsitektur Arsitektur Moskwa terkenal di dunia. Moskwa adalah situs Katedral Santo Basil, dengan kubah bawang yang elegan, serta Katedral Kristus Sang Juru Selamat dan Tujuh Suster. Kremlin pertama dibangun pada pertengahan abad ke-12. Desain Moskwa Abad Pertengahan adalah tembok konsentris dan jalan raya radial yang berpotongan. Tata letak ini, serta sungai Moskwa, membantu membentuk desain Moskwa pada abad-abad berikutnya. Penampilan kota ini tidak banyak berubah pada abad ke-18. Rumah-rumah terbuat dari kayu pinus dan batang pohon cemara, dengan atap sirap diplester dengan tanah atau ditutupi kulit kayu birch. Pembangunan kembali Moskwa pada paruh kedua abad ke-18 tidak hanya diharuskan oleh kebakaran yang terus-menerus tetapi juga oleh kebutuhan kaum bangsawan. Sebagian besar kota kayu digantikan oleh bangunan bergaya klasik. Untuk sebagian besar sejarah arsitekturnya, Moskwa didominasi oleh gereja-gereja Ortodoks. Namun, penampilan kota secara keseluruhan berubah drastis selama masa Soviet, terutama sebagai hasil dari upaya skala besar Joseph Stalin untuk "memodernisasi" Moskwa. Rencana Stalin untuk kota termasuk jaringan jalan raya dan jalan raya yang luas, beberapa di antaranya lebih dari sepuluh jalur lebar, yang, meskipun sangat menyederhanakan pergerakan melalui kota, dibangun dengan mengorbankan sejumlah besar bangunan dan distrik bersejarah. Di antara banyak korban penghancuran Stalin adalah Menara Sukharev, landmark kota lama, serta rumah besar dan bangunan komersial. Status kota yang baru ditemukan sebagai ibu kota negara yang sangat sekuler.bangsa, membuat bangunan penting secara religius sangat rentan terhadap pembongkaran. Banyak gereja kota, yang dalam banyak kasus merupakan bangunan tertua dan paling terkemuka di Moskwa, hancur; beberapa contoh penting termasuk Katedral Kazan dan Katedral Kristus Sang Juru Selamat. Selama tahun 1990-an, keduanya dibangun kembali. Namun, banyak gereja kecil yang hilang. Upaya sedang dilakukan untuk memulihkan banyak contoh arsitektur pra-Soviet yang paling terawat di kota ini. Struktur yang telah dipugar ini mudah terlihat dari warna baru yang cerah dan fasad yang bersih. Ada juga beberapa contoh karya avant-garde awal Soviet yang terkenal, seperti rumah arsitek Konstantin Melnikov di daerah Arbat. Banyak dari restorasi ini dikritik karena dituduh tidak menghormati keaslian sejarah. Fasadisme juga dipraktikkan secara luas. Contoh arsitektur Soviet yang menarik di kemudian hari biasanya ditandai dengan ukurannya yang mengesankan dan gaya semi-Modernis yang digunakan, seperti pada proyek Novy Arbat, yang dikenal sebagai "gigi palsu Moskwa" dan terkenal karena gangguan skala luas di area bersejarah di pusat kota Moskwa yang terlibat dalam proyek tersebut.Cakrawala Moskwa dengan cepat dimodernisasi, dengan beberapa menara baru sedang dibangun. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah kota telah banyak dikritik karena kerusakan parah yang mempengaruhi banyak bangunan bersejarah. Sebanyak sepertiga dari Moskwa yang bersejarah telah dihancurkan dalam beberapa tahun terakhir untuk menyediakan ruang bagi apartemen dan hotel mewah. Bangunan bersejarah lainnya, termasuk landmark seperti hotel Moskva tahun 1930 dan department store Voyentorg tahun 1913, telah dihancurkan dan direkonstruksi kembali, dengan hilangnya nilai sejarah yang tak terhindarkan. Kritikus menyalahkan pemerintah karena tidak menegakkan undang-undang konservasi: dalam 12 tahun terakhir lebih dari 50 bangunan dengan status monumen dirobohkan, beberapa di antaranya berasal dari abad ke-17. Taman dan landmark Ada 96 taman dan 18 kebun di Moskwa, termasuk empat kebun raya. Terdapat 450 km2 zona hijau selain 100 km2 hutan. Moskwa adalah kota yang sangat hijau, jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang ukurannya sebanding di Eropa Barat dan Amerika Utara; ini sebagian karena sejarah memiliki "pekarangan" hijau dengan pepohonan dan rumput, di antara bangunan tempat tinggal. Rata-rata terdapat 27 m2 taman per orang di Moskwa dibandingkan dengan 6 m di Paris, 7,5 m di London, dan 8,6 m di New York. Taman Gorky (secara resmi Taman Pusat Kebudayaan dan Peristirahatan, dinamai dari Maxim Gorky) didirikan pada tahun 1928. Bagian utama (689.000 meter persegi atau 170 hektar) sepanjang sungai Moskwa berisi estrades, permainan anak-anak, tarian, lapangan tenis dan fasilitas olah raga lainnya. Taman Gorky berbatasan dengan Taman Neskuchny, taman tertua di Moskwa dan merupakan bekas kediaman kekaisaran, dibuat sebagai hasil integrasi tiga perkebunan pada abad ke-18. Taman ini menampilkan Teater Hijau, salah satu amfiteater terbuka terbesar di Eropa, mampu menampung hingga 15 ribu orang. Beberapa taman memiliki bagian yang dikenal sebagai "Taman Budaya dan Peristirahatan", terkadang di sepanjang area yang jauh lebih liar (termasuk taman seperti Izmaylovsky, Fili, dan Sokolniki). Beberapa taman ditetapkan sebagai Taman Hutan (lesopark). Pusat Pameran Seluruh Rusia (Всероссийский выставочный центр), sebelumnya dikenal sebagai Pameran Pertanian Seluruh Serikat (VSKhV) dan kemudian Pameran Prestasi Ekonomi Nasional (VDNKh), meskipun secara resmi dinamai "pameran dagang permanen", adalah salah satu dari contoh paling menonjol dari arsitektur monumental era Stalinis. Di antara bentangan besar taman rekreasi, terdapat sejumlah paviliun yang rumit, masing-masing mewakili cabang industri dan sains Soviet atau republik Uni Soviet. Meskipun selama tahun 1990-an itu, dan untuk beberapa bagian masih, disalahgunakan sebagai pusat perbelanjaan raksasa (sebagian besar paviliun disewakan untuk usaha kecil), ia masih mempertahankan sebagian besar landmark arsitekturalnya, termasuk dua air mancur monumental (Stone Flower dan Friendship of Nations) dan bioskop panorama 360 derajat. Pada tahun 2014 taman ini kembali menjadi Pameran Prestasi Ekonomi Nasional, dan pada tahun yang sama pekerjaan renovasi besar-besaran telah dimulai. Budaya Museum dan galeri Salah satu museum seni paling terkenal di Moskow adalah Galeri Tretyakov, yang didirikan oleh Pavel Tretyakov, pelindung seni kaya yang banyak menyumbangkan koleksi pribadinya ke kota ini. Museum seni lain di kota Moskow adalah Museum Seni Rupa Pushkin, yang antara lain didirikan oleh ayah dari Marina Tsvetaeva. Museum Pushkin ini mirip dengan British Museum di London karena memamerkan berbagai artefak sejarah peradaban dunia. Terdapat pula Museum Sejarah Nasional yang memamerkan peninggalan artefak prasejarah dari suku yang menghuni Rusia saat ini, hingga karya seni tak ternilai yang dimiliki anggota dinasti Romanov. Selain itu, ada Museum Peringatan Kosmonautika yang terletak di bawah Monumen Penakluk Luar Angkasa, di ujung Lorong Kosmonot, adalah pusat peringatan antariksawan Rusia. Terakhir adalah Museum Arsitektur Negara Shchusev, museum arsitektur nasional Rusia dari nama arsitek Aleksey Shchusev di dekat area Kremlin. Musik Moskow adalah jantung seni pertunjukan Rusia, termasuk balet dan film dengan 68 museum, 103 teater, 132 bioskop, dan 24 aula konser. Di antara teater dan studio balet di Moskow ini adalah Teater Bolshoi dan Teater Malyi, serta Teater Vakhtangov dan Teater Seni Moskwa. Pusat Seni Pertunjukan Internasional Moskwa dibuka pada tahun 2003, juga dikenal sebagai Rumah Musik Internasional Moskwa, yang terkenal dengan pertunjukan musik klasiknya. Tempat ini memiliki organ terbesar di Rusia yang dipasang di Aula Svetlanov. Terdapat pula dua sirkus besar di Moskwa: Sirkus Negara Moskwa dan Sirkus Moskwa di Boulevard Tsvetnoy, dinamai dari Yuri Nikulin. Film-film langka dan bersejarah dapat dilihat di bioskop Salut, di mana film-film dari koleksi Museum Sinema ditayangkan secara berkala. Festival film internasional seperti Festival Film Internasional Moskwa, Stalker, Artdocfest, dan Festival Film Yahudi Moskwa juga dipentaskan di Moskow. Olah raga Moskwa adalah rumah bagi 63 stadion (selain 8 sepak bola dan 11 arena atletik ringan), di mana Stadion Luzhniki adalah stadion terbesar dan terbesar ke-4 di Eropa (menjadi tuan rumah Piala UEFA 1998–99, final Liga Champions UEFA 2007–08, Olimpiade Musim Panas 1980, dan Piala Dunia FIFA 2018 dengan total 7 pertandingan, termasuk final). 40 kompleks olahraga lainnya terletak di dalam kota, termasuk 24 dengan es buatan. Stadion Olimpiade adalah arena indoor pertama di dunia untuk bandy dan menjadi tuan rumah Piala Dunia Bandy dua kali. Gelanggang Es Krylatskoye menjadi tuan rumah Kejuaraan Seluncur Cepat Dunia. Terdapat pula 7 lintasan pacuan kuda di Moskwa. Dalam sepak bola, FC Spartak Moskwa memenangkan lebih banyak gelar juara di Liga Utama Rusia dibandingkan tim lainnya. Mereka berada di urutan kedua setelah FC Dynamo Kyiv di era Soviet. PFC CSKA Moskwa menjadi tim sepak bola Rusia pertama yang memenangkan gelar UEFA, Piala UEFA (sekarang Liga Eropa UEFA). FC Lokomotiv Moskwa, FC Dinamo Moskwa, dan FC Torpedo Moskwa adalah tim sepak bola profesional lainnya yang juga berbasis di Moskwa. Hiburan Kota ini penuh dengan klub, restoran, dan bar. Jalan Tverskaya juga merupakan salah satu jalan perbelanjaan tersibuk di Moskwa. Berbatasan Tretyakovsky Proyezd, juga selatan dari Tverskaya Street, di Kitai-Gorod, adalah tuan rumah toko butik kelas atas seperti Bulgari, Tiffany & Co, Armani, Prada atau Bentley. Kehidupan malam di Moskwa telah berubah sejak zaman Soviet dan kini kota ini memiliki banyak klub malam terbesar di dunia. Klub, bar, ruang kreatif, dan restoran yang diubah menjadi lantai dansa membanjiri jalan-jalan Moskwa dengan bukaan baru setiap tahun. Area terpanas terletak di sekitar pabrik cokelat tua, di mana bar, klub malam, galeri, kafe, dan restoran berada. Dream Island adalah taman hiburan di Moskwa yang dibuka pada 29 Februari 2020. Ini adalah taman hiburan dalam ruangan terbesar di Eropa. Taman ini seluas 300.000 meter persegi. Tampilannya ala kastil dongeng membuatnya mirip dengan Disneyland. Taman hiburan ini memiliki 29 atraksi unik dengan banyak wahana, serta mall pedestrian dengan air mancur dan jalur sepeda. Kompleks ini mencakup taman lanskap bersama dengan gedung konser, bioskop, hotel, sekolah pelayaran anak-anak, restoran, dan toko. Ekonomi Secara umum Moskwa adalah salah satu kota dengan ekonomi terbesar di Eropa dan berkontribusi terhadap 22% PDB Rusia. Pada tahun 2009, Moskwa menghasilkan 7.16 triliun rubel ($225 miliar). Moskwa juga memiliki angka pengangguran terbesar di antara semua subyek federal Rusia, dengan angka hanya 1% tahun 2010, dibandingkan dengan rata-rata nasional 7%. Gaji rata-rata di kota ini adalah 41.600 rubel, hampir 2 kali lipat dari rata-rata nasional 21.800 rubel. Moskwa berperan besar sebagai pusat keuangan Rusia dan rumah bagi bank-bank terbesar di negara ini dan perusahaan besar lainnya, seperti raksasa gas alam Gazprom. Moskwa menyumbangkan 17% penjualan ritel Rusia dan 13% dari semua aktivitas konstruksi negara. Sejak krisis keuangan Rusia 1998, berbagai sektor bisnis di kota ini telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa. Pasar Cherkizovskiy adalah pasar terbesar di Eropa, dengan omzet harian diperkirakan mencapai 30 juta dolar dan lebih dari 10.000 pedagang dari berbagai negara (termasuk RRC, Turki, Azerbaijan dan India). Namun sayangnya ditutup bulan Juli 2009. Tahun 2008, Moskwa memiliki 74 miliuner dengan rata-rata kekayaan 5,9 miliar dolar, di atas New York dengan 71 miliuner. Namun, per 2009, hanya tersisa 27 miliuner. Rusia kehilangan 52 miliuner akibat resesi. Miliuner terkaya di Rusia tahun 2009 adalah Mikhail Prokhorov dengan $9.5 miliar, di atas Roman Abramovich dengan $8.5 miliar di tempat kedua. Wanita terkaya Rusia adalah Yelena Baturina, istri kedua Wali kota Moskwa Yuri Luzhkov. Berdasarkan daftar Forbes tahun 2011 tentang miliarder dunia, Moskwa adalah kota dengan miliarder terbanyak di dunia, dengan 79 dari 115 di seluruh Rusia. Pada 2018, Moskwa adalah kota tuan rumah bagi 12 pertandingan Piala Dunia FIFA . Turnamen tersebut berfungsi sebagai pendorong tambahan bagi ekonomi kota, olah raga dan infrastruktur pariwisata, dan untuk perbaikan lahan di kota. Industri Industri primer di Moskwa adalah industri kimia, metalurgi, makanan, tekstil, furnitur, produksi energi, rekayasa perangkat lunak dan mesin. Pabrik Helikopter Mil Moskwa adalah salah satu produsen helikopter militer dan sipil dunia. GKNPZ Khrunichev menyediakan berbagai peraltan luas angkasa, termasuk modul untuk stasiun luar angkasa Mir, Salyut dan ISS juga kendaraan luncur Proton dan militer ICBM. Biro desain pesawat Sukhoi, Ilyushin, Mikoyan, Tupolev dan Yakovlev juga berpusat di Moskwa. NPO Energomash, produsen mesin roket untuk program luar angkasa Rusia dan Amerika, Lavochkin, produsen pesawat tempur pada Perang Dunia II, terletak dekat Khimki, kota independen di Moscow Oblast. Produsen mobil ZiL dan AZLK juga terletak di kota ini, pabrik kereta metro Metrovagonmash terletak tidak jauh dari kota. Poljot memproduksi jam olahraga, militer, dan profesional. Pabrik Electrozavod adalah pabrik transformer pertama di Rusia. Penyulingan Kristall adalah penyulingan tertua di Rusia yang memproduksi berbagai macam vodka, termasuk "Stolichnaya". Pabrik Perhiasan Moskwa dan Jewellerprom adalah produsen perhiasan penting di Rusia; Jewellerprom dulunya memproduksi Orde Kemenangan yang eksklusif, diberikan pada Tentara Merah Uni Soviet pada Perang Dunia II. Moskwa menjadi rumah berbagai perusahaan perangkat lunak seperti: 1C Company— perangkat lunak dan produsen permainan ABBYY pengembang pengenal tulisan dan perangkat penerjemah, Akella—developer video game Beeline - perusahaan telekomunikasi Kaspersky Lab— produsen anti-virus untuk komputer Mail.Ru Group - perusahaan internet MegaFon - perusahaan telekomunikasi MTS - perusahaan telekomunikasi Rambler&Co - perusahaan internet Ruselectronics - perusahaan pengembangan perangkat lunak dan kriptografi Yandex - perusahaan internet Yota - perusahaan ponsel pintar Biaya hidup Di zaman Uni Soviet, apartemen dipinjamkan pada rakyat oleh pemerintah menurut aturan meter persegi-per-orang (beberapa kelompok, termasuk seniman, pahlawan, dan ilmuwan terkenal diberi bonus untuk menghargai mereka). Kepemilikan pribadi dari apartemen terbatas sampai 1990an, ketika orang diperbolehkan untuk memiliki hak properti pada tempat yang mereka tinggali. Selepas zaman Soviet, pemilik tempat tinggal harus membayar biaya jasa untuk tempat tinggal mereka. Tahun 2006, Mercer Human Resources Consulting menyematkan Moskwa sebagai kota termahal untuk karyawan asing, di atas Tokyo, karena stabilnya rubel Rusia dan meningkatkan harga rumah di kawasan kota. Tahun 2008, Moskwa menempati peringkat teratas pada daftar kota termahal untuk ketiga kalinya berturut-turut. Tahun 2014, Moskwa menempati peringkat ke-9. Pada tahun 2019, survei Biaya Hidup Sedunia dari Economist Intelligence Unit menempatkan Moskwa di peringkat 102 dalam peringkat dua tahunan dari 133 kota termahal. Survei Biaya Hidup ECA International 2019 menempatkan Moskow di peringkat 120 di antara 482 lokasi di seluruh dunia. Sains dan pendidikan Ada 1.727 sekolah menengah atas di Moskwa dan 91 kolese. Selain itu, ada 264 institusi pendidikan tinggi, termasuk 60 universitas negeri (misalnya Higher School of Economics) dan Universitas Negeri Lomonosov yang didirikan tahun 1755. Gedung universitas utama terletak di Vorobyovy Gory dengan tinggi 240 m, dan ketika selesai ia menjadi gedung tertinggi di Eropa. Universitas ini memiliki lebih dari 30.000 mahasiswa sarhana dan 7.000 mahasiswa pascasarjana, tersebar di 29 fakultas dan 450 departemen. Universitas Negeri Rusia memiliki koleksi lebih dari 9 juta buku yang terbesar di Rusia.Universitas Kedokteran Negeri Pertama Moskwa I.M. Sechenov (dari Ivan Sechenov) atau dulunya Akademi Kedokteran Moskwa adalah sekolah kedokteran di Moskwa. Didirikan tahun 1785 sebagai fakultas dari Universitas Negeri Moskwa. Universitas ini adalah sekolah kedokteran terbesar di Eropa dan Rusia dengan lebih dari 9.200 mahasiswa di 115 departemen. Moskwa adalah pusat keuangan utama Federasi Rusia dan CIS dan terkenal akan sekolah bisnisnya. Beberapa yang terbaik di antaranya adalah Akademi Keuangan di bawah Pemerintah Federasi Rusia; Universitas Ekonomi Rusia Plekhanov; Universitas Manajemen Negeri, dan Universitas Negeri - Sekolah Tinggi Ekonomi. Sekolah ini menawarkan program sarjana di bidang manajemen, keuangan, akuntansi, pemasaran, real estate dan teori ekonomi, juga program master dan MBA. Universitas Teknik Negeri Moskwa Bauman, didirikan 1830, terletak di pusat Moskwa dan memiliki lebih dari 18.000 sarjana dan 1.000 pascasarjana dengan pendidikan bidang sains dan teknik.Konservatorium Moskwa, adalah sekolah musik terkenal di Rusia yang didirikan tahun 1866. Beberapa alumninya antara lain Sergey Rachmaninoff, Alexander Scriabin, Aram Khachaturian, Mstislav Rostropovich, dan Alfred Schnittke. Institut Sinematografi Gerasimov, disingkat VGIK, adalah institusi pendidikan sinematografi tertua di dunia, didirikan Vladimir Gardin tahun 1919. Sergei Eisenstein, Vsevolod Pudovkin, dan Aleksey Batalov adalah beberapa profesornya dan Mikhail Vartanov, Sergei Parajanov, Andrei Tarkovsky, Nikita Mikhalkov, Eldar Ryazanov, Alexander Sokurov, Yuriy Norshteyn, Aleksandr Petrov, Vasily Shukshin, Konrad Wolf adalah beberapa alumninya yang terkenal. Institut Hubungan Internasional Negeri Moskwa, didirikan 1944, saat ini menjadi sekolah terbaik di Rusia untuk bidang hubungan internasional dan diplomasi. Universitas ini memiliki sekitar 4.500 mahasiswa dan lebih dari 700.000 buku - 20.000 di antaranya buku-buku langka. Institut terkenal lainnya adalah Institut Fisika dan Teknologi Moskwa, juga dikenal dengan Phystech, Fyodorov Eye Microsurgery Complex, didirikan tahun 1918 oleh ahli bedah mata Rusia Svyatoslav Fyodorov, Institut Penerbangan Moskwa, Moscow Motorway Institute, dan Institut Teknik Fisika Moskwa. Institut Fisika dan Teknologi Moskwa telah menghasilkan beberapa pemenang hadiah Nobel, seperti Pyotr Kapitsa, Nikolay Semyonov, Lev Landau dan Alexander Prokhorov, sedangkan Institut Teknik Fisika Moskwa terkenal berkat penelitiannya pada fisika nuklir. Sekolah militer tertinggi di Rusia adalah Akademi Bersenjata Angkatan Bersenjata Federasi Rusia.Moskwa juga pusat sains terbesar di Rusia. Kantor pusat Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia juga berada di kota ini. Ada juga Institut Kurchatov, terkenal dalam bidang energi nuklir di Rusia. Ada juga Institut Fisika Teoretis Landau, Institut Fisika Teoretis dan Percobaan, Institut Kapitza untuk Problema Fisika dan Institut Matematika Steklov. Ada sekitar 441 perpustakaan di kota ini, 167 di antaranya untuk anak-anak. Perpusatakaan Negeri Rusia, didirikan 1862 adalah perpustakaan nasional Rusia. Total rak buku di sini mencapai dengan koleksi 42 juta item, termasuk lebih dari 17 juta buku, 13 juta jurnal, 350.000 buku musik, dan 150.000 peta, sehingga menjadikannya terbesar di Rusia dan salah satu terbesar di dunia. Item dengan 247 bahasa berbeda menyumbang sekitar 29 persen dari koleksi. Perpustakaan Negeri Sejarah, didirikan 1863, adalah perpustakaan terbesar untuk koleksi sejarah Rusia. Koleksinya mencapai 4 juta item dalam 112 bahasa (termasuk 47 bahasa pada zaman Soviet), termasuk heraldry, numismatik, dan sejarah sains. Transportasi Udara Ada 5 bandara komersial utama yang melayani kota ini: Bandar Udara Internasional Sheremetyevo (SVO) Bandar Udara Internasional Domodedovo (DME) Bandar Udara Internasional Vnukovo (VKO) Bandar Udara Internasional Zhukovsky (ZIA) Bandar Udara Internasional Ostafyevo (OSF) Bandar Udara Internasional Sheremetyevo adalah pintu masuk utama untuk turis asing, mendatangkan 60% dari seluruh jumlah penerbangan internasional. Bandara ini juga menjadi rumah bagi semua anggota SkyTeam, dan penghubung utama bagi Aeroflot. Domodedovo adalah bandara dengan jumlah penumpang terbesar di Rusia dan pintu masuk utama untuk penerbangan domestik jarak jauh dan destinasi kawasan CIS. Sebagian besar anggota Star Alliance menggunakan Domodedovo sebagai penghubung internasional utama. Sedangkan Bandara Vnukovo digunakan oleh maskapai Turkish Airlines, Lufthansa, Transaero dan beberapa maskapai lain. Bandara Ostafyevo digunakan untuk bisnis penerbangan. Bandar udara di Moskwa jaraknya bervariasi dari pusat kota: Domodedovo paling jauh, berjarak 22 km; Vnukovo berjarak 11 km; Sheremetyevo berjarak 10 km; dan Ostafievo berjarak 8 km dari MKAD. Ada juga bandara lain yang lebih kecil dekat dengan Moskwa seperti Bandar Udara Myachkovo, digunakan untuk pesawat pribadi, helikopter, dan penerbangan charter. Air Moskwa memilki 2 terminal penumpang, (Terminal Sungai Selatan dan Terminal Sungai Utara atau Rechnoy vokzal), untuk kapal reguler yang melewati Sungai Moskva dan Sungai Oka. Ada juga 3 pelabuhan barang yang melayani kota ini. Kereta Moskwa memiliki beberapa stasiun kereta di dalam kota. 9 stasiun utama di Moskwa adalah:: Terminal Kereta Belorussky Terminal Kereta Kazansky Terminal Kereta Kiyevsky Terminal Kereta Kursky Terminal Kereta Leningradsky Terminal Kereta Paveletsky Terminal Kereta Rizhsky Terminal Kereta Savyolovsky Terminal Kereta Yaroslavsky Terminalnya terletak dekat pusat kota dan bersinggungan dengan jalur 5, yang merupakan jalur lingkar. Tiap stasiun memiliki tujuan yang berbeda-beda ke Eropa dan Asia. Selain itu masih banyak lagi stasiun kereta yang lebih kecil di Moskwa. Karena tiket kereta cukup murah, maka moda ini digemari oleh penduduk Rusia, terutama perjalanan ke Sankt-Peterburg, kota terbesar kedua Rusia. Moskwa juga menjadi terminus barat Jalur kereta api Trans-Siberia, yang rutenya memanjang sejauh 9.300 km ke kota Vladivostok di pantai Laut Pasifik. Pinggiran dan kota satelit juga terhubung dengan jaringan komuter elektrichka. Elektrichka berangkat dari tiap-tiap terminal ini sampai stasiun besar sejauh 140 km. Bus Karena stasiun Metro di luar pusat kota berjauhan dibandingkan dengan kota lain, hingga 4 km, jaringan bus menyebar dari setiap stasiun ke zona pemukiman di sekitarnya. Moskwa memiliki terminal bus untuk bus penumpang jarak jauh dan antarkota ( Terminal Bus Pusat ) dengan omset harian sekitar 25 ribu penumpang yang melayani sekitar 40% rute bus jarak jauh di Moskwa. Dengan total panjang jalur hampir 600 kilometer dari satu kabel, 8 depot, 104 rute, dan 1.740 kendaraan, sistem bus listrik Moskwa adalah yang terbesar di dunia. Tetapi otoritas kota, yang dipimpin oleh Sergey Sobyanin, mulai menghancurkan sistem bus listrik di Moskwa pada tahun 2014 karena korupsi dan rencana penggantian bus listrik dengan listrik. Pada sistem bus listrik Moskwa 2018 hanya memiliki 4 depot dan puluhan kilometer kabel yang tidak terpakai. Hampir semua kabel bus listrik di dalam Garden Ring (Sadovoe Koltso) terputus pada 2016-2017 karena rekonstruksi jalan-jalan pusat ("Moya Ulitsa"). Dibuka pada tanggal 15 November 1933, ini juga merupakan sistem bus listrik tertua ke-6 di dunia. Pada 2018, perusahaan kendaraan Kamaz dan GAZ telah memenangkan tender Mosgortrans untuk mengirimkan 200 bus listrik dan 62 stasiun pengisian daya ultra-cepat ke sistem transportasi kota. Pabrikan akan bertanggung jawab atas pengoperasian bus dan stasiun pengisian daya yang berkualitas dan andal selama 15 tahun ke depan. Kota ini hanya akan mendapatkan bus listrik pada tahun 2021, menggantikan armada bus diesel secara bertahap. Moskwa akan menjadi pemimpin di antara kota-kota Eropa dalam hal pangsa bahan bakar listrik dan gas dalam transportasi umum pada 2019, sesuai ekspektasi. Metro Transportasi lokal yang ada adalah Metro Moskwa, sistem angkutan cepat yang terkenal berkat seni, mural, mosaik, dan lampu gantung. Ketika dibuka pertama kali tahun 1935, sistem ini hanya punya 2 jalur. Saat ini, Metro Moskwa terdiri dari 12 jalur dengan total 194 stasiun. Metro di kota ini adalah salah satu sistem metro bawah tanah paling dalam di dunia; misalnya stasiun Park Pobedy, selesai tahun 2003 dengan kedalaman , memiliki eskalator terpanjang di Eropa. Metro Moskwa juga salah satu metro tersibuk dunia, melayani sekitar 10 juta penumpang tiap harinya. Saat ini, Metro Moskwa terdiri dari 12 jalur, sebagian besar di bawah tanah dengan total 203 stasiun. Metro Moskwa adalah salah satu sistem kereta bawah tanah terdalam di dunia; misalnya stasiun Park Pobedy terletak di kedalaman di 84 meter di bawah permukaan tanah, memiliki eskalator terpanjang di Eropa. Metro Moskwa adalah jaringan metro tersibuk di Eropa, serta salah satu sistem metro tersibuk di dunia, melayani sekitar sepuluh juta penumpang setiap hari (300.000.000 orang setiap bulan). Menghadapi masalah transportasi yang serius, Moskwa memiliki rencana untuk memperluas Metro-nya. Pada tahun 2016, pihak berwenang meluncurkan kereta metro lingkar baru yang turut membantu mengatasi masalah transportasi, yaitu kemacetan harian di Jalur Koltsevaya. Trem Moskwa memiliki sistem trem yang luas, yang pertama kali dibuka pada tahun 1899. Jalur terbaru dibangun pada tahun 1984. Penggunaan hariannya oleh orang Moskwa rendah, sekitar 5% perjalanan karena banyak koneksi penting dalam jaringan telah ditarik. Trem masih tetap penting di beberapa kabupaten sebagai feeder ke stasiun Metro. Trem juga menyediakan link lintas penting antara jalur metro, misalnya antara stasiun Universitet dari Jalur Sokolnicheskaya (# 1 garis merah) dan stasiun Profsoyuznaya dari Kaluzhsko-Rizhskaya Baris (# 6 orange line) atau antara Voykovskaya dan Strogino. Selain itu, pendukung trem telah menyarankan bahwa layanan angkutan cepat baru (metro ke Kota, metro ringan Butovo, Monorel) akan lebih efektif sebagai jalur trem kelas dan bahwa masalah dengan trem hanya karena manajemen dan operasi yang buruk, bukan sifat teknis trem. Model trem baru telah dikembangkan untuk jaringan Moskwa meskipun tidak ada perluasan. Hubungan internasional Kota kembar Moskwa memiliki kota kembar dengan: Perjanjian kerja sama Moskwa memiliki perjanjian kerja sama dengan: Referensi Pranala luar Travel2moscow.com – Official Moscow Guide Official Moscow Administration Site Kota federal di Rusia Kota di Rusia Ibu kota negara di Eropa Ibu kota negara
Pátria adalah lagu kebangsaan Timor Leste. Liriknya ditulis oleh Francisco Borja da Costa sementara lagunya digubah Afonso de Araujo pada tahun 1975, lagu ini dijadikan lagu kebangsaan pada tahun 2002. Lagu ini hanya dinyanyikan dalam versi bahasa Portugis dan belum mempunyai versi bahasa Tetun yang merupakan salah satu bahasa nasional Timor Leste. Lirik asli dalam Bahasa Portugis Pátria, Pátria, Timor-Leste, nossa Nação. Glória ao povo e aos heróis da nossa libertação., Pátria, Pátria, Timor-Leste, nossa Nação. Glória ao povo e aos heróis da nossa libertação., Vencemos o colonialismo, gritamos: abaixo o imperialismo. Terra livre, povo livre, não, não, não à exploração. Avante unidos firmes e decididos. Na luta contra o imperialismo o inimigo dos povos, até à vitória final. Pelo caminho da revolução. Terjemahan bahasa Indonesia Tanah air, tanah air, Timor Leste negara kita. Jaya pada rakyat dan pahlawan pembebasan kita. Tanah air, tanah air, Timor Leste negara kita. Jaya pada rakyat dan pahlawan pembebasan kita. Kita tundukkan penjajahan, kita berseru, "Hancurkan imperialisme!" Negeri merdeka, rakyat merdeka, tidak, tidak, tidak pada penindasan. Mari kita maju, bersatu, teguh, dan bertekad dalam perjuangan menentang imperialisme, musuh rakyat, hingga kemenangan akhir, maju menuju revolusi. Lagu kebangsaan Timor Leste
Sastra Melayu adalah karya sastra yang bermula pada abad ke-16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang gaya bahasanya tidak banyak berubah. Dokumen pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João III di Portugal dan bertarikhkan tahun 1521 Masehi. Jenis-jenis sastra Melayu yaitu Gurindam Gurindam adalah salah satu jenis puisi yang memadukan antara sajak dan peribahasa. Jumlah baris pada gurindam hanya dua dengan rima a-a. Gurindam berisi ajaran yang berkaitan dengan budi pekerti dan nasihat keagamaan. Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Syarat merupakan baris pertama dan akibat sebagai baris kedua. Baris pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama. Gurindam Lama contoh: Pabila banyak mencela orang Itulah tanda dirinya kurang Dengan ibu hendaknya hormat Supaya badan dapat selamat Gurindam Dua Belas Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Kepulauan Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat. Hikayat Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Salah satu hikayat yang populer di Riau adalah Yong Dolah. Karmina Karmina adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Karmina adalah versi pendek dari pantun. Nama lain dari karmina adalah pantun kilat atau pantun dua seuntai. Karmina merupakan sastra lisan yang merupakan bagian dari sastra Melayu. Penyusunan bait pada karmina tidak memiliki jumlah dan bentuk yang tetap. Fungsi karmina adalah sebagai sarana mengungkapkan perasaan dan gagasan, sarana memberi nasihat, sebagai selingan percakapan, dan lain sebagainya. Karmina hanya sesekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk menyampaikan nasihat secara jenaka, berolok-olok, atau untuk menyindir secara halus sembari bergurau. Karmina hanya dipakai sebagai lelucon atau hiburan saat santai atau mengisi waktu senggang sehingga tidak populer seperti pantun. Contoh Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula Pantun Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama. Pantun sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "penuntun". Contoh Pantun Kayu cendana di atas batu Sudah diikat dibawa pulang Adat dunia memang begitu Benda yang buruk memang terbuang Seloka Seloka adalah pantun yang mempunyai beberapa bait saling sambung-menyambung. Nama lain dari seloka adalah pantun berkait atau pantun berantai. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakan isi yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. Pola ini digunakan secara terus-menerus pada bait berikutnya. Kata "seloka" merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu sloka. Seloka merupakan salah satu jenis puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau perumpamaan. Pesan yang disampaikan di dalam seloka dapat berupa candaan, sindiran atau ejekan. Seloka umumnya ditulis dalam bentuk pantun atau syair dengan empat baris. Selain itu, ada juga seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Fungsi Seloka yaitu untuk mengkritik semua sikap negatif dari anggota masyarakat tanpa harus menyinggung perasaan dari anggota masyarakat tersebut. Seloka juga bisa menjadi panduan atau pengajaran bagi individu yang terkait. Selain itu, fungsi seloka sangat bergantung kepada isinya yaitu untuk menyindir, mengejek, menempelak, melahirkan rasa benci karena sikap manusia, memberi pengajaran dan panduan, serta sebagai alat protes sosial. contoh seloka lebih dari 4 baris: Baik budi emak si Randang Dagang lalu ditanakkan Tiada berkayu rumah diruntuhkan Anak pulang kelaparan Anak dipangku diletakkan Kera dihutan disusui Syair Syair adalah salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh pengaruh kebudayaan Arab. Jumlah baris pada syair adalah empat baris dengan jumlah suku kata antara delapan hingga sepuluh suku kata. Bagian syair secara keseluruhan hanya memuat isi dan tidak memiliki sampiran. Rima yang digunakan pada syair berpola a-a-a-a. Isi syair dapat berupa kisah romantis, peristiwa sejarah, ajaran agama. Syair juga dapat berisi kiasan atau saduran. Salah satu contoh syair dalam sastra Melayu adalah Syair Tabut yang ditulis pada tahun 1864 di Singapura. Talibun Talibun adalah pantun yang memiliki susunan genap antara enam hingga sepuluh baris. Pada talibun, tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. Pembagian baris sampiran dan baris isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang kemudian dibagi menjadi dua. Talibun umumnya digunakan dalam acara berbalas pantun sebagai pengganti pantun empat larik seuntai. Penggunaan talibun di dalam acara berbalas pantun memudahkan pengungkapan gagasan dalam bentuk dialog. Talibun merupakan perluasan dari pantun untuk mengungkapkan kesatuan ide yang lebih lengkap. Maka dari itu, talibun sering disebut pantun panjang yang pengulangan katanya sampai enam larik atau delapan larik seuntai. Teknik pengulangan merupakan sesuatu yang sangat lumrah dalam talibun. Pengulangan ini biasanya di awal larik dan Ietaknya cukup bervariasi, bisa jadi pengulangan di larik di awal, tengah, maupun larik akhir baik di bagian sampiran maupun isi. Contoh Talibun: Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak beli Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanakpun cari Induk semang cari dahulu Lain-lain Kitab Seribu Masalah Referensi Daftar pustaka Lihat pula Bahasa Melayu Sastra Puisi Syair dan Pantun
Jabatan Gubernur-Jenderal (Belanda: Gouverneur-Generaal) adalah jabatan penguasa tertinggi dalam pemerintahan Hindia Belanda yang baru diadakan pada tahun 1691. Setelah bangkrutnya VOC pada tahun 1799, aset-aset VOC di Hindia Belanda diserahkan kepada pemerintahan Belanda, sehingga mulai saat itu seorang Gubernur Jenderal benar-benar menjadi wakil dari pemerintahan Belanda. Jabatan Gubernur Jenderal hanya ada di wilayah jajahan Belanda di Hindia Belanda. Di Suriname, jajahan Belanda yang lain, gelar ini hanya Gubernur saja. Halaman ini memuat ihwal daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda. Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang terakhir adalah Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Ia ditangkap oleh pasukan Jepang pada tahun 1942. Setelah dia, memang masih ada penguasa Hindia belanda, yaitu Hubertus Johannes van Mook, Louis Joseph Maria Beel, dan A.H.J. Lovink, tapi selain legitimasinya diragukan, nomenklaturnya berada di bawah gubernur jenderal. Daftar berikut ini memuat nama-nama penguasa Hindia Belanda dari masa VOC, pemerintahan Kerajaan Belanda, pemerintahan Kerajaan Inggris hingga masa pendudukan Kekaisaran Jepang, dan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Pada masa VOC dan penjajahan pemerintahan Kerajaan Belanda, para penguasa ini biasanya memiliki gelar Gubernur-Jenderal. Pada masa kekuasaan pemerintahan Kerajaan Inggris (1811–1816), jabatan ini disebut Lieutenant-Governor ("Gubernur-Letnan"). Daftar Gubernur Masa kekuasaan Jepang (1942–1945) Gubernur Militer di Jawa Maret 1942–November 1942: Hitoshi Imamura November 1942–November 1944: Kumakichi Harada November 1944–September 1945: Shigeichi Yamamoto Gubernur Militer di Sumatra Maret 1942–Juli 1942: Tomoyuki Yamashita Juli 1942–April 1943: Yaheita Saito April 1943–Agustus 1945: Moritake Tanabe Lihat pula Garis waktu sejarah Indonesia Daftar Presiden Indonesia Daftar Wakil Presiden Indonesia Daftar Perdana Menteri Indonesia Referensi Pranala luar List of The Governors-Generals of The Dutch East Indies Indonesia List of Authority Governors-General of the Dutch East Indies dengan foto dan biografi masing-masing Daftar bertopik Indonesia Daftar pemimpin negara
Hindia Belanda atau Hindia Timur Belanda () adalah sebuah daerah pendudukan Belanda yang wilayahnya saat ini dikenal dengan nama Republik Indonesia. Berdasarkan Perjanjian Inggris-Belanda 1824, Belanda telah menyerahkan Melaka Belanda kepada Inggris, yang dulunya merupakan kegubernuran di Hindia Belanda. Hal ini telah mengkonsolidasikan pemerintahan modern ke negara bagian Melaka di Malaysia. Hindia Belanda dibentuk sebagai hasil dari penasionalan tanah-tanah koloni Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1800. Selama abad ke-19, daerah jajahan dan pengaruh Belanda diperluas, mencapai batas wilayah kekuasaan terbesar mereka pada awal abad ke-20. Hindia Belanda adalah salah satu jajahan Eropa yang paling berharga di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda, dan menyumbang pada keunggulan Belanda di dunia dalam perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Tatanan masyarakat kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elite Belanda yang tinggal terpisah tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang dijajah mereka. Istilah "Indonesia" mulai digunakan untuk tempat geografis setelah tahun 1880. Pada awal abad 20, para cendekiawan lokal mulai mengembangkan gagasan Indonesia sebagai negara dan bangsa, dan menetapkan panggung untuk gerakan kemerdekaan. Pendudukan Jepang pada Perang Dunia II melemahkan sebagian besar negara jajahan dan ekonomi Belanda. Setelah Jepang menyerah pada bulan Agustus 1945, kaum nasionalis Indonesia menyatakan kemerdekaan yang mereka perjuangkan selama Revolusi Nasional Indonesia yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya. Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar tahun 1949 dan menyerahkan seluruh wilayah bekas jajahannya, dengan pengecualian wilayah Papua (Nugini Belanda), yang diserahkan ke Indonesia 14 tahun kemudian pada tahun 1963 berdasarkan ketentuan Persetujuan New York di Markas Besar PBB. Etimologi Kata Hindia berasal dari bahasa . Nama asli Dutch Indies () diterjemahkan oleh orang Inggris sebagai "Hindia Timur Belanda", untuk membedakannya dengan Hindia Barat Belanda. Nama "Hindia Belanda" tercatat dalam dokumen Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada awal tahun 1620-an. Para sejarawan yang menulis dalam bahasa Inggris menggunakan istilah Indië, Hindia, Hindia Timur Belanda, Hindia Belanda, dan kolonial Indonesia secara bergantian. Sejarah Kekuasaan VOC Berabad-abad sebelum orang-orang Eropa tiba, wilayah kepulauan Indonesia dihuni berbagai entitas, termasuk kerajaan-kerajaan perdagangan pesisir yang berorientasi komersial dan kerajaan agraris pedalaman (yang paling penting adalah Sriwijaya dan Majapahit). Bangsa Eropa pertama yang tiba adalah Portugis pada tahun 1512. Setelah menemui gangguan terhadap akses rempah-rempah di Eropa, Belanda melakukan ekspedisi pelayaran pertama ke Hindia Timur pada tahun 1595 untuk mendapatkan rempah-rempah secara langsung dari Asia. Ketika mereka menghasilkan keuntungan hingga 400%, ekspedisi Belanda lainnya segera menyusul. Menyadari potensi perdagangan Hindia Timur, pemerintah Belanda menggabungkan para perusahaan pesaing ke Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau VOC). VOC diberikan hak istimewa untuk berperang, membangun benteng, dan membuat perjanjian di seluruh Asia. Ibu kota didirikan di Batavia (sekarang Jakarta), yang menjadi pusat jaringan perdagangan VOC di Asia. Untuk monopoli asli mereka seperti pala, paprika, cengkih dan kayu manis, VOC dan kemudian pemerintah kolonial memperkenalkan tanaman asing untuk non-pribumi seperti kopi, teh, kakao, tembakau, karet, gula dan opium, dan menjaga kepentingan komersial mereka dengan mengambil alih wilayah sekitarnya. Penyelundupan, biaya perang, korupsi, dan kesalahan manajemen yang terus berlanjut menyebabkan kebangkrutan pada akhir abad ke-18. VOC secara resmi dibubarkan pada tahun 1800 dan barang-barangnya di kepulauan Indonesia (termasuk sebagian besar Jawa, sebagian Sumatra, sebagian besar Maluku, dan daerah pedalaman pelabuhan seperti Makassar, Manado, dan Kupang) dinasionalisasi di bawah Republik Belanda sebagai Hindia Belanda. Penaklukan Belanda Sejak kedatangan kapal-kapal Belanda yang pertama pada akhir abad ke-16, hingga deklarasi kemerdekaan pada tahun 1945, kontrol Belanda atas kepulauan Indonesia tergolong lemah. Meskipun Jawa didominasi oleh Belanda, banyak daerah yang tetap independen dan berdiri sendiri selama periode ini, termasuk Aceh, Bali, Lombok dan Kalimantan. Ada banyak perang dan gangguan di seluruh wilayah nusantara karena berbagai kelompok pribumi menolak upaya untuk membangun hegemoni Belanda, yang melemahkan kontrol Belanda dan mengikat pasukan militernya. Perompakan tetap menjadi masalah hingga pertengahan abad ke-19. Akhirnya pada awal abad ke-20, dominasi Belanda diperluas di seluruh area yang nantinya akan menjadi wilayah Indonesia modern. Pada tahun 1806, dengan Belanda di bawah dominasi Kekaisaran Prancis, Kaisar Napoleon I menunjuk saudaranya Louis Bonaparte untuk menduduki takhta Belanda, yang menyebabkan penobatan Marsekal Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808. Pada tahun 1811, Daendels digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens, tetapi tidak lama setelah kedatangannya, pasukan Inggris menduduki beberapa pelabuhan Hindia Belanda termasuk Jawa, dan Thomas Stamford Raffles menjadi Wakil Gubernur. Setelah kekalahan Napoleon pada Pertempuran Waterloo tahun 1815 dan Kongres Wina, kontrol Belanda atas wilayah ini dipulihkan pada tahun 1816. Di bawah Perjanjian Inggris-Belanda 1824, Belanda mengamankan permukiman Inggris seperti Bengkulu di Sumatra, sebagai imbalan untuk menyerahkan kendali atas daerah jajahan mereka di Melaka, Semenanjung Malaya (Malaya) dan India Belanda. Perbatasan antara bekas daerah jajahan milik Inggris dan Belanda pada hari ini merupakan batas modern antara Malaysia dan Indonesia. Sejak berdirinya VOC pada abad ke-17, perluasan wilayah Belanda telah menjadi masalah bisnis. Gubernur Jenderal Graaf van den Bosch (1830–1835) menegaskan profitabilitas sebagai fondasi kebijakan resmi, membatasi perhatiannya hanya untuk Pulau Jawa, Sumatra dan Bangka. Namun, sejak sekitar tahun 1840, ekspansi nasional Belanda membuat mereka mengobarkan serangkaian perang untuk memperbesar dan mengkonsolidasikan daerah jajahan mereka di pulau-pulau terluar. Motivasi mereka termasuk: perlindungan daerah yang sudah dimiliki; intervensi pejabat Belanda yang ambisius untuk kehormatan atau promosi jabatan; dan untuk membangun klaim Belanda di seluruh wilayah nusantara dalam rangka mencegah intervensi dari kekuatan Barat lainnya selama era upaya kolonialisme bangsa Eropa. Karena eksploitasi sumber daya Indonesia meluas di luar Jawa, sebagian besar pulau terluar berada di bawah kendali atau pengaruh langsung pemerintah Belanda. Belanda menaklukkan wilayah Minangkabau di Sumatra dalam Perang Padri (1821–1838), dan Perang Jawa (1825–1830) juga mengakhiri perlawanan masyarakat Jawa yang signifikan. Perang Banjarmasin (1859–1863) di tenggara pulau Kalimantan berakhir dengan kekalahan Sultan. Setelah ekspedisi yang gagal untuk menaklukkan Bali pada tahun 1846 dan 1848, peperangan tahun 1849 membawa wilayah Bali bagian utara berada di bawah kendali Belanda. Ekspedisi militer yang paling berkepanjangan adalah Perang Aceh, di mana invasi Belanda pada tahun 1873 dihadapi dengan perlawanan gerilya kaum pribumi dan berakhir dengan menyerahnya Aceh pada tahun 1912. Gangguan terus terjadi di Pulau Jawa dan Sumatra selama sisa abad ke-19. Namun, Pulau Lombok berada di bawah kendali Belanda pada tahun 1894, dan perlawanan suku Batak di Sumatera Utara ditaklukan pada tahun 1895. Menjelang akhir abad ke-19, keseimbangan kekuatan militer bergeser ke arah negara Belanda dengan industri yang sedang berkembang melawan negara pribumi Indonesia dengan pra-industrinya, dan kesenjangan teknologi semakin melebar. Para pemimpin militer dan politikus Belanda percaya bahwa mereka memiliki kewajiban moral untuk membebaskan penduduk asli Indonesia dari para penguasa pribumi yang dianggap menindas, terbelakang, atau tidak menghormati hukum internasional. Meskipun pemberontakan di Indonesia pecah, kekuasaan pemerintah kolonial diperluas ke seluruh wilayah nusantara dari tahun 1901 hingga 1910 dan kontrol atas wilayah tersebut juga diambil dari para penguasa lokal yang tersisa. Sulawesi barat daya dan tengah diduduki pada tahun 1905 hingga 1906, Pulau Bali ditaklukkan dengan kampanye militer pada tahun 1906 dan 1908, begitu pula kerajaan-kerajaan lain yang tersisa di Maluku, Sumatra, Kalimantan, dan Nusa Tenggara. Para penguasa lain termasuk Sultan Tidore di Maluku, Pontianak (Kalimantan), dan Palembang di Sumatra, meminta perlindungan Belanda dari kerajaan-kerajaan tetangga sehingga membuat mereka menghindari penaklukan militer oleh Belanda dan mampu menegosiasikan kondisi yang lebih baik di bawah pemerintahan kolonial. Semenanjung Kepala Burung (Nugini Barat), sudah berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1920. Wilayah terakhir ini di kemudian hari akan menjadi wilayah Republik Indonesia. Sistem Budidaya dan Tata Cara Kuli Karena biaya moneter yang tinggi dari beberapa penaklukan Belanda pada abad ke-19, Sistem Tanam Paksa ("Cultuurstelsel") diterapkan pada tahun 1830. Di bawah sistem ini ditetapkan bahwa petani Indonesia harus menggunakan 20% lahan pertanian mereka untuk penanaman uang tunai. tanaman ekspor seperti nila, kopi dan gula.[36] Melalui sistem ini banyak keuntungan yang diperoleh; laba bersih perbendaharaan Belanda diperkirakan sekitar 4% dari PDB Belanda pada saat itu dan sekitar 50% dari total pendapatan negara. Sistem tersebut terbukti membawa malapetaka bagi penduduk setempat; pada puncaknya, lebih dari 1 juta petani bekerja di bawah Cultuurstelsel dan insentif ekstrim untuk mendapatkan keuntungan menghasilkan penyalahgunaan yang meluas.Petani sering dipaksa untuk menggunakan lebih dari 20% tanah pertanian mereka, atau tanah yang paling subur, untuk bercocok tanam tanaman komersial.[37]Sistem tersebut menyebabkan peningkatan kelaparan dan penyakit di kalangan petani Jawa pada tahun 1840-an.[19]Menurut sebuah perkiraan, angka kematian meningkat sebanyak 30% selama periode ini.[37] Karena kritik yang meluas terhadap sistem tersebut,sistem ini dihapuskan pada tahun 1870. Menurut sebuah penelitian,angka kematian di Jawa akan menjadi 10–20% lebih tinggi pada akhir tahun 1870-an jika sistem Tanam Paksa tidak dihapuskan.[37]Pengenalan truk,kereta api, sistem telegraf, dan sistem distribusi yang lebih terkoordinasi semuanya berkontribusi pada penghapusan kelaparan di Jawa yang secara historis biasa terjadi.Jawa mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat selama abad ke-19 dan tidak ada kelaparan yang signifikan di Jawa setelah tahun 1840-an.[38] Sumber keuntungan lainnya adalah apa yang disebut kuli, sebutan untuk buruh kontrak berupah rendah. Setelah penghapusan Sistem Tanam Paksa pada tahun 1870, ekonomi beralih ke perusahaan swasta seperti Perusahaan Deli, yang didirikan di Sumatera pada tahun 1869. Perkebunan skala besar dibangun untuk menanam tanaman komersial dan suku Jawa, Cina, Melayu, Batak, dan India. orang dikirim ke perkebunan di Sumatera dan Jawa untuk melakukan kerja kasar. Diperkirakan lebih dari 500.000 kuli diangkut ke Sumatera selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.[39] Tingkat kematian yang tepat di antara buruh kuli tidak diketahui karena catatan yang langka atau tidak dapat diandalkan tetapi diperkirakan mencapai 25%.[40] Meskipun kuli sering kali adalah buruh bayaran yang bekerja atas kehendak bebas, dalam praktiknya keadaan mereka sering melibatkan kerja paksa dan lebih mirip perbudakan. Mereka sering disesatkan saat menandatangani kontrak kerja atau bahkan dipaksa menandatangani kontrak. Yang lainnya diculik atau dipaksa bekerja karena hutang. Tata Cara Kuli ("Koelieordonnanties") tahun 1880, yang mengizinkan pemilik perkebunan untuk bertindak sebagai hakim, juri, dan algojo mengakibatkan kekejaman yang meluas. Itu termasuk sanksi pidana yang memungkinkan pemilik untuk secara fisik menghukum kuli mereka sesuai keinginan mereka. Hukuman yang digunakan terhadap kuli adalah cambukan atau pemukulan, setelah itu ditambahkan garam ke dalam luka untuk menambah penderitaan. Hukuman lain yang digunakan adalah disetrum, disalib dan digantung pada jari kaki atau ibu jari kuli sampai putus. Perawatan medis untuk kuli jarang dan sering ditujukan untuk menyembuhkan kuli yang dihukum agar mereka dapat kembali bekerja atau disiksa lebih lama lagi. Pemerkosaan kuli perempuan dewasa serta anak-anak mereka juga sering terjadi.[41] Sistem kuli dikritik habis-habisan, terutama setelah tahun 1900 dengan munculnya apa yang disebut "Politik Etis". Sebuah pamflet kritis bernama "De miljoenen uit Deli" diterbitkan oleh J. van den Brand. Dokumen tersebut menggambarkan pelanggaran yang dilakukan terhadap kuli termasuk penyiksaan dan pelecehan seksual terhadap seorang kuli perempuan berusia 15 tahun yang menolak ajakan seksual seorang pengawas perkebunan Belanda. Sanksi pidana akhirnya dihapuskan pada tahun 1931 dan Ordonansi Kuli berakhir pada awal tahun 1940-an.[42][43] Njai System Pada tahap awal kolonisasi, budak seks perempuan pribumi dibeli oleh kolonial Belanda, tetapi praktik ini dihentikan setelah tahun 1860 dengan penghapusan perbudakan. Pada akhir abad ke-19, semakin banyak imigran Belanda yang tiba di Indonesia kolonial, yang menyebabkan kekurangan perempuan, karena sebagian besar imigran adalah laki-laki. Belanda kemudian membeli "Njai", yaitu perempuan pribumi yang resmi menjadi pembantu tetapi sering juga dijadikan sebagai selir. Meskipun secara resmi menjadi pekerja kontrak, para perempuan ini hanya menikmati sedikit hak. Mereka dapat dibeli dan dijual bersama dengan rumah tempat mereka bekerja sebagai apa yang disebut "Perabotan Adat" (Pedalaman Meubel).Njai juga tidak diperbolehkan mengasuh anak-anak yang mereka miliki dengan majikan Belanda mereka, dan ketika mereka dipecat, anak-anak mereka akan dibawa pergi.[44] Pada tahun 1910-an jumlah Njai menurun,meskipun prostitusi semakin merajalela.Namun,praktik tersebut belum mati pada saat Kekaisaran Jepang menyerang dan menduduki Hindia.Selama pendudukan,Njai dan anak-anak ras campuran mereka dipisahkan secara paksa dari pria Eropa yang ditempatkan di kamp-kamp pengasingan.Setelah Sukarno memproklamasikan Indonesia merdeka,para Njai terpaksa harus memilih antara pergi bersama pasangannya ke Eropa,atau tetap tinggal di Indonesia. Perang Dunia II dan kemerdekaan Belanda menyerahkan wilayah mereka di Eropa ke Jerman pada tanggal 14 Mei 1940. Keluarga kerajaan melarikan diri dalam pengasingan di Inggris. Jerman dan Jepang adalah sekutu Poros. Pada tanggal 27 September 1940, Jerman, Hungaria, Italia, dan Jepang menandatangani sebuah perjanjian yang mencakup "lingkup pengaruh". Hindia Belanda sendiri dimasukkan ke wilayah lingkup pengaruh Jepang. Belanda, Inggris dan Amerika Serikat mencoba mempertahankan koloni ini dari pasukan Jepang ketika mereka bergerak ke selatan pada akhir 1941 untuk mencari minyak yang dikuasai Belanda. Pada tanggal 10 Januari 1942, selama Kampanye Hindia Belanda, pasukan Jepang menyerbu Hindia Belanda sebagai bagian dari Perang Pasifik. Perkebunan karet dan ladang minyak Hindia Belanda dianggap penting untuk kepentingan perang Jepang. Pasukan sekutu dengan cepat ditundukkan oleh Jepang dan pada tanggal 8 Maret 1942, Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) menyerah di Jawa. Dipicu oleh propaganda perang Jepang Cahaya Asia dan Kebangkitan Nasional Indonesia, sebagian besar penduduk pribumi Hindia Belanda pertama-tama menyambut Jepang sebagai pahlawan pembebasan mereka dari pemerintah kolonial Belanda, tetapi sentimen ini dengan cepat berubah karena pendudukan Jepang ternyata jauh lebih opresif dan menghancurkan daripada pemerintah kolonial Belanda. Pendudukan Jepang selama Perang Dunia II mengakibatkan jatuhnya negara kolonial di Indonesia, karena Jepang menyingkirkan sebanyak mungkin struktur pemerintah Belanda, dan menggantinya dengan rezim mereka sendiri. Meskipun posisi teratas di pemerintahan dipegang oleh Jepang, pengasingan semua warga Belanda menandakan bahwa banyak posisi kepemimpinan dan administrasi yang diduduki oleh orang Indonesia. Berbeda dengan penindasan Belanda terhadap nasionalisme Indonesia, Jepang mengizinkan para pemimpin pribumi untuk menjalin hubungan di antara massa, dan mereka melatih dan mempersenjatai generasi yang lebih muda. Menurut laporan PBB, empat juta orang meninggal di Indonesia sebagai akibat dari pendudukan Jepang. Setelah Jepang menyerah pada bulan Agustus 1945, pemimpin nasionalis Soekarno dan Mohammad Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia. Perang empat setengah tahun menyusul peristiwa ini ketika Belanda mencoba membangun kembali koloni mereka; Meskipun pasukan Belanda menduduki kembali sebagian besar wilayah Indonesia, perang gerilya terjadi, dan mayoritas orang Indonesia—serta opini internasional, lebih menyukai kemerdekaan Indonesia. Pada bulan Desember 1949, Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia dengan pengecualian wilayah Nugini Belanda (Nugini Barat). Pemerintahan Soekarno mengklaim kendali Indonesia atas wilayah itu, dan dengan tekanan dari Amerika Serikat, Belanda menyetujui Perjanjian New York yang hasilnya meminta Belanda untuk menyerahkan wilayah tersebut kepada pemerintahan Indonesia pada bulan Mei 1963. Sejarah sosial Pada tahun 1898, jumlah penduduk di Jawa telah mencapai angka 28 juta, sedangkan 7 juta jiwa lainnya menduduki pulau-pulau terluar Indonesia. Pada paruh pertama abad ke-20, imigrasi besar-besaran mulai dilakukan oleh orang Belanda dan Eropa lainnya menuju koloni, tempat mereka bekerja di sektor pemerintah atau swasta. Pada tahun 1930, ada lebih dari 240.000 orang dengan status hukum Eropa di koloni tersebut, sekitar 0.5% dari jumlah total populasi. Sekitar 75% dari orang-orang Eropa ini pada faktanya orang asli Eurasia yang dikenal dengan sebutan Indo-Eropa. Pihak penjajah Belanda membentuk kelas sosial atas istimewa yang terdiri dari prajurit, pegawai pemerintah, manajer, guru dan para pelopor. Mereka hidup bersama dengan para "pribumi", namun berada di puncak sistem kasta sosial dan rasial yang kaku. Hindia Belanda memiliki dua kelas hukum untuk seorang warga negara; Eropa dan pribumi. Kelas ketiga, orang Timur asing, ditambahkan pada tahun 1920. Pada tahun 1901, Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut sebagai Politik Etis, di mana pemerintah kolonial memiliki tugas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Langkah-langkah baru lainnya di bawah kebijakan tersebut mencakup program irigasi, transmigrasi, komunikasi, mitigasi banjir, industrialisasi, dan perlindungan industri pribumi. Industrialisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap mayoritas penduduk Indonesia, dan Indonesia tetap saja merupakan koloni yang bergantung pada pertanian. Pada tahun 1930, ada 17 kota dengan populasi lebih dari 50.000 dan populasi gabungan mereka berjumlah 1,87 juta dari total 60 juta. Pemerintah Pendidikan Sistem sekolah Belanda diperluas dan mengizinkan kaum muda Indonesia menempuh pendidikan, dan sekolah-sekolah paling bergengsi menerima anak-anak Belanda dan anak-anak Indonesia dari kelas atas. Tingkat kedua dari sekolah didasarkan pada etnis dengan sekolah terpisah untuk orang Indonesia, Arab, dan Tionghoa yang diajarkan di Belanda dengan menggunakan kurikulum Belanda. Orang Indonesia biasa dididik dengan bahasa Melayu dalam alfabet Romawi, dan sekolah "penghubung" yang mempersiapkan siswa-siswa Indonesia yang cerdas untuk masuk ke sekolah-sekolah berbahasa Belanda. Sekolah-sekolah kejuruan dan program-program didirikan oleh pemerintah kolonial dalam rangka melatih penduduk pribumi Indonesia untuk peran khusus dalam ekonomi kolonial. Orang Tionghoa dan Arab, yang secara resmi disebut "timur asing", tidak bisa mendaftar di sekolah kejuruan atau sekolah dasar. Lulusan sekolah Belanda membuka sekolah mereka sendiri dengan meniru sistem sekolah Belanda, begitu pula misionaris Kristen, Perhimpunan Teosofis, dan asosiasi budaya Indonesia.  Proliferasi sekolah-sekolah ini selanjutnya didorong oleh sekolah-sekolah Muslim baru dalam cetakan Barat yang juga menawarkan mata pelajaran sekuler.[95]  Menurut sensus tahun 1930, 6% orang Indonesia melek huruf;  namun, angka ini hanya diakui oleh lulusan dari sekolah-sekolah Barat dan mereka yang dapat membaca dan menulis dalam bahasa alfabet Romawi.  Itu tidak termasuk lulusan sekolah non-Barat atau mereka yang bisa membaca tetapi tidak bisa menulis Arab, Melayu atau Belanda, atau mereka yang bisa menulis dalam huruf non-Romawi seperti Batak, Jawa, Cina atau Arab.[95] Beberapa lembaga pendidikan tinggi juga didirikan. Pada tahun 1898 pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah untuk melatih para dokter yang diberi nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA).  Banyak lulusan STOVIA yang kemudian berperan penting dalam pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan serta dalam mengembangkan pendidikan kedokteran di Indonesia, seperti Dr. Wahidin Soedirohoesodo yang mendirikan masyarakat politik Budi Utomo.  De Technische Hoogeschool te Bandung didirikan pada tahun 1920 oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk memenuhi kebutuhan sumber daya teknik di daerah jajahannya. Salah satu lulusan Technische Hogeschool adalah Soekarno yang nantinya akan memimpin Revolusi Nasional Indonesia.  Pada tahun 1924, pemerintah kolonial kembali memutuskan untuk membuka fasilitas pendidikan tingkat tinggi yang baru, Rechts Hogeschool (RHS), untuk melatih para perwira dan pegawai sipil.  Pada tahun 1927, status STOVIA diubah menjadi perguruan tinggi penuh dan namanya diubah menjadi Geneeskundige Hogeschool (GHS).  GHS menempati gedung utama yang sama dan menggunakan rumah sakit pendidikan yang sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat ini.  Hubungan lama antara Belanda dan Indonesia masih terlihat jelas di bidang teknologi seperti desain irigasi.  Hingga hari ini, gagasan para insinyur irigasi kolonial Belanda terus memberikan pengaruh yang kuat terhadap praktik desain Indonesia.[97]  Selain itu, dua universitas Indonesia dengan peringkat internasional tertinggi, Universitas Indonesia est.1898 dan Institut Teknologi Bandung, didirikan pada tahun 1920, keduanya didirikan selama era kolonial.[98][99] Reformasi pendidikan, dan reformasi politik sederhana, menghasilkan segelintir elit pribumi Indonesia yang berpendidikan tinggi, yang mempromosikan gagasan "Indonesia" yang merdeka dan bersatu yang akan mempersatukan kelompok-kelompok pribumi yang berbeda di Hindia Belanda.  Periode yang disebut Kebangkitan Nasional Indonesia, paruh pertama abad ke-20 menyaksikan gerakan nasionalis berkembang dengan kuat, tetapi juga menghadapi penindasan Belanda.[19] Ekonomi Sejarah ekonomi koloni terkait erat dengan kesehatan ekonomi negara induk.[100] Meskipun keuntungan yang meningkat dari sistem pajak tanah Belanda, keuangan Belanda sangat dipengaruhi oleh biaya Perang Jawa dan Perang Padri, dan kekalahan Belanda atas Belgia pada tahun 1830 membawa Belanda ke jurang kebangkrutan. Pada tahun 1830, seorang gubernur jenderal baru, Johannes van den Bosch, ditunjuk untuk membuat Hindia membayar melalui eksploitasi Belanda atas sumber dayanya. Dengan dominasi politik Belanda di seluruh Jawa untuk pertama kalinya pada tahun 1830, [101] dimungkinkan untuk memperkenalkan kebijakan pertanian penanaman paksa yang dikendalikan pemerintah. Disebut cultuurstelsel (sistem tanam) dalam bahasa Belanda dan tanam paksa (tanaman paksa) di Indonesia, petani diwajibkan untuk menyerahkan, sebagai bentuk pajak, hasil panen tertentu dalam jumlah tetap, seperti gula atau kopi.[102] Sebagian besar Jawa menjadi perkebunan Belanda dan pendapatan terus meningkat selama abad ke-19 yang diinvestasikan kembali ke Belanda untuk menyelamatkannya dari kebangkrutan.[19][102] Antara tahun 1830 dan 1870, 840 juta gulden (€8 miliar pada tahun 2018[103]) diambil dari Hindia Timur, rata-rata menghasilkan sepertiga dari anggaran tahunan pemerintah Belanda.[104][105] Akan tetapi, Sistem Tanam Paksa membawa banyak kesulitan ekonomi bagi para petani Jawa, yang menderita kelaparan dan wabah penyakit pada tahun 1840-an.[19] Pendapat publik yang kritis di Belanda menyebabkan banyak ekses Sistem Tanam Paksa dihilangkan di bawah reformasi agraria "Periode Liberal".  Menurut sebuah penelitian, angka kematian di Jawa akan menjadi 10–20% lebih tinggi pada akhir tahun 1870-an jika sistem kerja paksa tidak dihapuskan.[106]  Modal swasta Belanda mengalir masuk setelah tahun 1850, terutama di bidang pertambangan timah dan pertanian perkebunan.  Tambang timah Martavious Company di lepas pantai timur Sumatera dibiayai oleh sindikat pengusaha Belanda, termasuk adik Raja William III.  Penambangan dimulai pada tahun 1860. Pada tahun 1863 Jacob Nienhuys memperoleh konsesi dari Kesultanan Deli (Sumatera Timur) untuk perkebunan tembakau besar (Perusahaan Deli).[107]  Sejak tahun 1870, Hindia dibuka untuk perusahaan swasta dan para pengusaha Belanda mendirikan perkebunan besar yang menguntungkan.  Produksi gula berlipat ganda antara tahun 1870 dan 1885;  tanaman baru seperti teh dan cinchona tumbuh subur, dan karet diperkenalkan, yang menyebabkan peningkatan keuntungan Belanda secara dramatis.  Perubahan tidak terbatas pada Jawa, atau pertanian;  minyak dari Sumatra dan Kalimantan menjadi sumber daya berharga bagi industrialisasi Eropa.  Kepentingan komersial Belanda meluas dari Jawa ke pulau-pulau terluar dengan semakin banyak wilayah yang berada di bawah kendali atau dominasi langsung Belanda pada paruh kedua abad ke-19.[19]  Namun, akibat dari kelangkaan lahan untuk produksi beras, dikombinasikan dengan peningkatan populasi secara dramatis, terutama di Jawa, menyebabkan kesulitan lebih lanjut.[19 Eksploitasi kekayaan Indonesia secara kolonial berkontribusi pada industrialisasi Belanda, sekaligus meletakkan dasar bagi industrialisasi Indonesia.  Belanda memperkenalkan kopi, teh, kakao, tembakau dan karet, dan hamparan luas Jawa menjadi perkebunan yang dibudidayakan oleh petani Jawa, dikumpulkan oleh perantara Cina, dan dijual di pasar luar negeri oleh pedagang Eropa.[19]  Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan ekonomi didasarkan pada permintaan dunia yang tinggi akan teh, kopi, dan kina.  Pemerintah banyak berinvestasi dalam jaringan kereta api (panjang 240 km atau 150 mil pada tahun 1873, 1.900 km atau 1.200 mil pada tahun 1900), serta jalur telegraf, dan pengusaha membuka bank, toko, dan surat kabar.  Hindia Belanda menghasilkan sebagian besar pasokan kina dan lada dunia, lebih dari sepertiga karetnya, seperempat produk kelapanya, dan seperlima teh, gula, kopi, dan minyaknya.  Keuntungan dari Hindia Belanda menjadikan Belanda salah satu kekuatan kolonial paling signifikan di dunia.[19]  Jalur pelayaran Koninklijke Paketvaart-Maatschappij mendukung penyatuan ekonomi kolonial dan membawa pelayaran antar pulau ke Batavia, bukan melalui Singapura, sehingga lebih memfokuskan kegiatan ekonomi di Jawa.[108] Resesi di seluruh dunia pada akhir tahun 1880-an dan awal tahun 1890-an menyebabkan harga komoditas yang menjadi sandaran koloni runtuh.  Wartawan dan pegawai negeri mengamati bahwa mayoritas penduduk Hindia tidak lebih baik daripada di bawah ekonomi Sistem Tanam yang diatur sebelumnya dan puluhan ribu orang kelaparan.[109]  Harga komoditas pulih dari resesi, menyebabkan peningkatan investasi di koloni.  Perdagangan gula, timah, kopra, dan kopi tempat koloni dibangun berkembang pesat, dan karet, tembakau, teh, dan minyak juga menjadi ekspor utama.[110]  Reformasi politik meningkatkan otonomi administrasi kolonial lokal, menjauh dari kendali pusat dari Belanda, sementara kekuasaan juga dialihkan dari pemerintah pusat Batavia ke unit-unit pemerintahan yang lebih lokal. Ekonomi dunia pulih pada akhir 1890-an dan kemakmuran kembali.  Investasi asing, terutama oleh Inggris, didorong.  Pada tahun 1900, aset asing di Hindia Belanda berjumlah sekitar 750 juta gulden ($300 juta), sebagian besar di Jawa.[111] Setelah tahun 1900, peningkatan infrastruktur pelabuhan dan jalan menjadi prioritas utama Belanda, dengan tujuan memodernisasi ekonomi, memfasilitasi perdagangan, dan mempercepat pergerakan militer.  Pada tahun 1950, para insinyur Belanda telah membangun dan meningkatkan jaringan jalan dengan 12.000 km permukaan beraspal, 41.000 km jalan berlapis logam, dan 16.000 km permukaan kerikil.[112]  Selain itu, Belanda membangun rel kereta api sepanjang 7.500 kilometer (4.700 mil), jembatan, sistem irigasi seluas 1,4 juta hektar (5.400 mil persegi) sawah, beberapa pelabuhan, dan 140 sistem air minum umum.  Wim Ravesteijn mengatakan bahwa, "Dengan pekerjaan umum ini, para insinyur Belanda membangun bahan dasar negara Indonesia kolonial dan pascakolonial."[113] Hukum dan administrasi Sejak zaman VOC, otoritas tertinggi Belanda di Hindia Belanda berada di "Kantor Gubernur Jenderal". Selama era Hindia Belanda, Gubernur Jenderal berperan sebagai presiden eksekutif utama dari pemerintah kolonial dan menjabat sebagai panglima tertinggi tentara kolonial (KNIL). Hingga tahun 1903, semua pejabat dan organisasi pemerintah adalah agen resmi Gubernur Jenderal dan sepenuhnya bergantung pada administrasi pusat dari "Kantor Gubernur Jenderal" untuk anggaran mereka. Hingga tahun 1815, Gubernur Jenderal memiliki hak mutlak untuk melarang, menyensor atau membatasi publikasi apa pun di wilayah koloni. Kekuasaan Gubernur Jenderal yang terlalu besar memungkinkannya untuk mengasingkan siapa pun yang dianggap sebagai pihak subversif dan berbahaya bagi perdamaian dan ketertiban, tanpa melibatkan Pengadilan Hukum. Hingga tahun 1848 gubernur jenderal diangkat langsung oleh raja Belanda, dan di tahun-tahun berikutnya melalui Kerajaan dan atas nasihat kabinet metropolitan Belanda.  Selama dua periode (1815–1835 dan 1854–1925) gubernur jenderal memerintah bersama dengan dewan penasehat yang disebut Raad van Indie (Dewan Hindia).  Kebijakan dan strategi kolonial menjadi tanggung jawab Kementerian Koloni yang berbasis di Den Haag.  Dari tahun 1815 sampai 1848 kementerian berada di bawah kekuasaan langsung raja Belanda.  Pada abad ke-20 koloni secara bertahap berkembang sebagai negara yang berbeda dari metropolis Belanda dengan perbendaharaan dipisahkan pada tahun 1903, pinjaman publik dikontrak oleh koloni dari tahun 1913, dan hubungan kuasi diplomatik didirikan dengan Arab untuk mengelola haji dari Hindia Belanda.  .  Pada tahun 1922 koloni itu berdiri sejajar dengan Belanda dalam konstitusi Belanda, sementara tetap berada di bawah Kementerian Koloni.[64]. Gubernur jenderal memimpin hirarki pejabat Belanda;  warga, asisten residen, dan petugas distrik memanggil pengawas.  Penguasa tradisional yang selamat dari pemindahan oleh penaklukan Belanda dilantik sebagai bupati dan aristokrasi pribumi menjadi pegawai negeri pribumi.  Sementara mereka kehilangan kontrol nyata, kekayaan dan kemegahan mereka di bawah Belanda tumbuh.[35]  Aturan tidak langsung ini tidak mengganggu kaum tani dan hemat biaya bagi Belanda;  pada tahun 1900, hanya 250 orang Eropa dan 1.500 pegawai negeri pribumi, dan 16.000 perwira dan prajurit Belanda serta 26.000 tentara sewaan pribumi, diharuskan untuk memerintah 35 juta penduduk kolonial.[65]  Sejak tahun 1910, Belanda menciptakan kekuasaan negara yang paling terpusat di Asia Tenggara.[30]  Secara politis, struktur kekuasaan yang sangat terpusat yang dibentuk oleh pemerintahan Belanda, termasuk kekuasaan pengasingan dan penyensoran yang sangat tinggi,[66] dibawa ke dalam republik Indonesia yang baru.[30] Dewan Rakyat yang disebut Volksraad untuk Hindia Belanda dimulai pada tahun 1918. Volksraad terbatas pada peran penasehat dan hanya sebagian kecil penduduk pribumi yang dapat memilih anggotanya.  Dewan tersebut terdiri dari 30 anggota pribumi, 25 orang Eropa dan lima orang Tionghoa dan penduduk lainnya, dan dibentuk kembali setiap empat tahun.  Pada tahun 1925 Volksraad dijadikan badan semilegislatif;  meskipun keputusan masih dibuat oleh pemerintah Belanda, gubernur jenderal diharapkan untuk berkonsultasi dengan Volksraad mengenai masalah-masalah besar.  Volksraad dibubarkan pada tahun 1942 selama pendudukan Jepang.[67] Sistem hukum dibagi oleh tiga kelompok etnis utama yang diklasifikasikan di bawah pemerintahan kolonial Belanda.  Orang Eropa, Orang Timur Asing (Arab dan Cina) dan pribumi;  ketiga kelompok ini tunduk pada sistem hukum mereka sendiri, yang semuanya berlaku secara bersamaan.[68] Pemerintah Belanda mengadaptasi kitab undang-undang Belanda di daerah jajahannya.  Pengadilan hukum tertinggi, Mahkamah Agung di Batavia, menangani banding dan memantau hakim dan pengadilan di seluruh koloni.  Enam dewan keadilan (Raad van Justitie) sebagian besar menangani kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang dari kelas hukum Eropa[69] dan hanya secara tidak langsung menangani penduduk pribumi.  Dewan pertanahan (Landraden) berurusan dengan masalah perdata dan pelanggaran ringan seperti perceraian harta benda, dan perselisihan pernikahan.  Penduduk pribumi tunduk pada hukum adat mereka masing-masing dan bupati pribumi serta pengadilan negeri, kecuali jika kasus diajukan ke hadapan hakim Belanda.[70][71]  Setelah kemerdekaan Indonesia, sistem hukum Belanda diadopsi dan secara bertahap sistem hukum nasional yang didasarkan pada ajaran hukum dan keadilan Indonesia didirikan.[72] Pada tahun 1920 Belanda telah mendirikan 350 penjara di seluruh koloni.  Penjara Meester Cornelis di Batavia memenjarakan narapidana yang paling bandel.  Di penjara Sawahlunto di Sumatra para tahanan harus melakukan kerja kasar di tambang batu bara.  Penjara terpisah dibangun untuk remaja (Jawa Barat) dan untuk wanita.  Di Lapas Wanita Bulu Semarang, para napi mendapat kesempatan belajar profesi selama di tahanan, seperti menjahit, menenun, dan membatik.  Pelatihan ini dijunjung tinggi dan membantu mensosialisasikan kembali perempuan setelah mereka berada di luar lembaga pemasyarakatan.[70][73]  Menanggapi pemberontakan komunis tahun 1926, kamp penjara Boven-Digoel didirikan di New Guinea.  Sejak tahun 1927, para tahanan politik, termasuk penduduk asli Indonesia yang mendukung kemerdekaan Indonesia, 'diasingkan' ke pulau-pulau terluar.[74] Pembagian administratif Hindia Belanda dibagi menjadi tiga gouvernement, yaitu Gouvernement Sumatra, Gouvernement van Borneo en Onderhoorigheden, Gouvernement Groote Oost Gouvernement Djokjakarta, Gouvernement Soerakarta, serta tiga Provinsi yang secara khusus hanya ada di Jawa. Provinsi dan Gouvernement dibagi lagi menjadi Karesidenan—untuk Karesidenan di bawah Provinsi langsung dibagi menjadi Regentschappen, sedangkan Karesidenan di bawah Gubernemen dibagi menjadi Afdeling. Pada tahun 1942, pembagian administratif Hindia Belanda terdiri dari: Angkatan bersenjata Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) dan Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda (ML-KNIL) didirikan pada tahun 1830 dan 1915 secara berturut-turut. Pasukan Angkatan Laut dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda bermarkas di Surabaya, tetapi tidak pernah menjadi bagian dari KNIL. KNIL adalah cabang terpisah dari Tentara Kerajaan Belanda, dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan didanai oleh anggaran kolonial. KNIL tidak diizinkan merekrut orang Belanda yang sedang wajib militer dan memiliki sifat "Legiun Asing" dan memiliki kebiasaan merekrut bukan hanya orang Belanda, tetapi juga dari banyak negara Eropa lainnya (terutama tentara bayaran Jerman, Belgia, dan Swiss). Sementara sebagian besar perwira adalah orang Eropa, mayoritas prajurit adalah orang Indonesia asli, dan kontingen terbesar adalah orang Jawa dan Sunda. Sebelum tahun 1870-an, kebijakan Belanda adalah mengambil tanggung jawab penuh atas titik-titik strategis dan menyusun perjanjian dengan para pemimpin lokal di tempat lain sehingga pihak pemerintah akan tetap memegang kendali dan bekerja sama dengan penguasa lokal. Kebijakan ini gagal di Aceh, di mana sultan membiarkan para bajak laut yang menyerbu perdagangan di Selat Melaka. Britania Raya sebagai pelindung Aceh, memberi Belanda izin untuk membasmi para perompak tersebut. Kampanye militer ini dengan cepat mengusir Sultan, tetapi banyak pemimpin Muslim lokal memobilisasi dan memerangi Belanda di seluruh wilayah Aceh selama empat dekade dalam perang gerilya yang sangat menguras biaya, dengan tingkat korban yang tinggi di kedua belah pihak. Otoritas militer kolonial berusaha mencegah perang terhadap penduduk dengan menggunakan 'strategi kekaguman'. Ketika perang gerilya terjadi, Belanda menggunakan skema pendudukan yang lemah dan kejam atau kampanye penghancuran. Pada tahun 1900, kepulauan nusantara dianggap telah "distabilkan" dan KNIL pada umumnya terlibat dengan tugas-tugas polisi militer. Hakikat KNIL berubah pada tahun 1917 ketika pemerintah kolonial memperkenalkan wajib militer untuk semua laki-laki Eropa yang memenuhi syarat dan pada tahun 1922, pengesahan hukum tambahan memperkenalkan penciptaan "Garda nasional" (bahasa Belanda: Landstorm) untuk laki-laki Eropa yang usianya melebihi 32 tahun. Petisi oleh kaum nasionalis Indonesia untuk mendirikan dinas militer yang terdiri dari masyarakat pribumi ditolak. Pada bulan Juli 1941, Volksraad mengesahkan undang-undang yang menciptakan milisi pribumi yang terdiri dari 18.000 orang setelah memenangkan suara mayoritas 43 berbanding 4, dan hanya Partai Indonesia Raya yang moderat yang keberatan. Setelah deklarasi perang dengan Jepang, lebih dari 100.000 penduduk pribumi secara sukarela bergabung. KNIL dengan tergesa-gesa tidak mampu untuk bertransformasi menjadi kekuatan militer modern yang mampu melindungi Hindia Belanda dari invasi Kekaisaran Jepang. Pada malam invasi Jepang pada bulan Desember 1941, pasukan reguler Belanda di Hindia Belanda terdiri atas sekitar 1.000 perwira dan 34.000 prajurit, dan 28.000 orang di antaranya adalah pribumi. Selama kampanye Hindia Belanda pada tahun 1941 hingga 1942, KNIL dan pasukan Sekutu dengan cepat dikalahkan. Semua prajurit Eropa, yang pada dasarnya mencakup semua pria Indo-Eropa yang berbadan sehat, ditawan oleh Jepang sebagai tahanan perang. Sekitar 25% dari para tahanan perang tersebut tidak mampu bertahan dan gugur dalam masa penawanan mereka. Setelah Perang Dunia II, KNIL yang dibentuk kembali bergabung dengan pasukan Tentara Belanda untuk mengembalikan "hukum dan ketertiban" kolonial. Meskipun ada dua kampanye militer yang berhasil pada tahun 1947 dan 1948, upaya Belanda untuk membangun kembali koloni mereka gagal dan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada bulan Desember 1949. KNIL dibubarkan pada tanggal 26 Juli 1950, dan prajurit pribumi diberikan pilihan untuk didemobilisasi atau bergabung dengan militer Indonesia. Pada saat pembubaran, KNIL berjumlah 65.000 orang, dan 26.000 orang di antaranya dimasukkan ke dalam Angkatan Darat Indonesia yang baru dibentuk. Sisanya didemobilisasi atau dipindahkan ke Angkatan Darat Belanda. Perwira kunci di Tentara Nasional Indonesia yang merupakan mantan tentara KNIL meliputi: Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, Panglima ABRI Abdul Haris Nasution, dan Alexander Evert Kawilarang—pendiri pasukan khusus elit, Kopassus. Budaya Bahasa dan sastra Di seluruh nusantara, ratusan bahasa asli digunakan, dan kreol Melayu atau Portugis bahasa perdagangan yang ada, diadopsi.  Sebelum tahun 1870, ketika pengaruh kolonial Belanda sebagian besar terbatas di Jawa, bahasa Melayu digunakan di sekolah-sekolah negeri dan program pelatihan sehingga lulusannya dapat berkomunikasi dengan kelompok-kelompok dari daerah lain yang berimigrasi ke Jawa.[114]  Pemerintah kolonial berusaha untuk membakukan bahasa Melayu berdasarkan versi dari Riau dan Malaka, dan kamus ditugaskan untuk komunikasi pemerintah dan sekolah bagi masyarakat adat.[115]  Pada awal abad ke-20, para pemimpin kemerdekaan Indonesia mengadopsi bentuk bahasa Melayu dari Riau, dan menyebutnya bahasa Indonesia. Pada paruh kedua abad ke-19, wilayah nusantara lainnya, tempat ratusan kelompok bahasa digunakan, berada di bawah kendali belanda.  Dalam memperluas program pendidikan pribumi ke wilayah-wilayah ini, pemerintah menetapkan "bahasa Melayu baku" ini sebagai bahasa koloni.[116] Bahasa Belanda tidak dijadikan bahasa resmi koloni dan tidak digunakan secara luas oleh penduduk pribumi Indonesia.[117]  Mayoritas orang Belanda yang diakui secara hukum adalah orang Indo-Eurasia dwibahasa.[118]  Bahasa Belanda hanya digunakan oleh segelintir elit terpelajar, dan pada tahun 1942, sekitar dua persen dari total populasi di Hindia Belanda berbicara bahasa Belanda, termasuk lebih dari 1 juta penduduk asli Indonesia.[119]  Sejumlah kata serapan Belanda digunakan dalam bahasa Indonesia masa kini, khususnya istilah teknis (lihat Daftar kata serapan Belanda dalam bahasa Indonesia).  Kata-kata ini umumnya tidak memiliki alternatif dalam bahasa Melayu dan diadopsi ke dalam kosakata bahasa Indonesia memberikan wawasan linguistik tentang konsep mana yang merupakan bagian dari warisan kolonial Belanda.  Hendrik Maier dari University of California mengatakan bahwa sekitar seperlima dari bahasa Indonesia kontemporer dapat ditelusuri ke bahasa Belanda.[120] Sastra berbahasa Belanda terinspirasi oleh Hindia kolonial dan pascakolonial dari Zaman Keemasan Belanda hingga saat ini. Ini termasuk penulis Belanda, Indo-Eropa, dan Indonesia.  Pokok bahasannya secara tematis berkisar pada era kolonial Belanda, tetapi juga mencakup wacana pascakolonial. Mahakarya dari genre ini antara lain Max Havelaar karya Multatuli: Or The Coffee Auctions of the Dutch Trading Company, Hidden Force karya Louis Couperus, Country of Origin karya E. du Perron, dan The Ten Thousand Things karya Maria Dermoût.[121][122] Sebagian besar sastra Belanda ditulis oleh penulis Belanda dan Indo-Eropa.  Namun, pada paruh pertama abad ke-20 di bawah Kebijakan Etis, penulis dan cendekiawan pribumi Indonesia datang ke Belanda untuk belajar dan bekerja.  Mereka menulis karya sastra berbahasa Belanda dan menerbitkan karya sastra dalam resensi sastra seperti Het Getij, De Gemeenschap, Links Richten, dan Forum.  Dengan menjelajahi tema-tema sastra baru dan memusatkan perhatian pada protagonis pribumi, mereka menarik perhatian pada budaya pribumi dan penderitaan pribumi.  Contohnya termasuk pangeran dan penyair Jawa Noto Soeroto, seorang penulis dan jurnalis, dan tulisan berbahasa Belanda dari Soewarsih Djojopoespito, Chairil Anwar, Kartini, Sutan Sjahrir dan Sukarno.[123]  Sebagian besar wacana pascakolonial dalam kesusastraan Hindia Belanda ditulis oleh pengarang Indo-Eropa yang dipimpin oleh "avant garde visioner" Tjalie Robinson, yang merupakan pengarang Belanda dengan bacaan terbaik di Indonesia kontemporer,[124] dan generasi kedua imigran Indo-Eropa  seperti Marion Bloem. Seni Visual Keindahan alam Hindia Timur telah mengilhami karya-karya seniman dan pelukis yang sebagian besar mengabadikan pemandangan romantis Hindia kolonial.  Istilah Mooi Indië (Bahasa Belanda untuk "Hindia Indah") awalnya diciptakan sebagai judul dari 11 reproduksi lukisan cat air Du Chattel yang menggambarkan pemandangan Hindia Timur yang diterbitkan di Amsterdam pada tahun 1930. Istilah ini menjadi terkenal pada tahun 1939 setelah S. Sudjojono menggunakan itu untuk mengolok-olok para pelukis yang hanya melukiskan semua hal indah tentang Hindia.[125]  Mooi Indië kemudian diidentifikasi sebagai genre lukisan yang terjadi pada masa kolonial Hindia Timur yang menangkap penggambaran romantisme Hindia Belanda sebagai tema utama;  sebagian besar pemandangan alam pegunungan, gunung berapi, sawah, lembah sungai, desa, dengan pemandangan abdi dalem, bangsawan, dan terkadang wanita pribumi bertelanjang dada.  Beberapa pelukis Mooi Indië terkemuka adalah seniman Eropa: F. J. du Chattel, Manus Bauer, Nieuwkamp, ​​Isaac Israel, PAJ Moojen, Carel Dake, dan Romualdo Locatelli [itu];  Pelukis Belanda kelahiran Hindia Timur: Henry van Velthuijzen, Charles Sayers, Ernest Dezentje, Leonard Eland dan Jan Frank;  Pelukis pribumi: Raden Saleh, Mas Pirngadie, Abdullah Surisubroto, Wakidi, Basuki Abdullah, Mas Soeryo Soebanto dan Henk Ngantung;  dan juga pelukis Tionghoa: Lee Man Fong, Oei Tiang Oen, dan Siauw Tik Kwie.  Para pelukis ini biasanya memamerkan karyanya di galeri seni seperti Bataviasche Kuntkringgebouw, Theosofie Vereeniging, Kunstzaal Kolff & Co dan Hotel Des Indes. Teater dan film Sebanyak 112 film fiksi diketahui telah diproduksi di Hindia Belanda antara tahun 1926 dan pembubaran koloni pada tahun 1949. Film paling awal, yang diimpor dari luar negeri, ditayangkan pada akhir tahun 1900,[126] dan pada awal tahun 1920-an diimpor  serial dan film fiksi ditampilkan, seringkali dengan nama lokal.[127]  Perusahaan Belanda juga memproduksi film dokumenter tentang Hindia Belanda untuk ditayangkan di Belanda.[128]  Film produksi lokal pertama, Loetoeng Kasaroeng, disutradarai oleh L. Heuveldorp dan dirilis pada 31 Desember 1926.[129]  Antara 1926 dan 1933 banyak produksi lokal lainnya dirilis.  Selama pertengahan tahun 1930-an, produksi turun sebagai akibat dari Depresi Hebat.[130]  Tingkat produksi menurun lagi setelah pendudukan Jepang dimulai pada awal 1942, menutup semua kecuali satu studio film.[131]  Sebagian besar film yang diproduksi selama pendudukan adalah film pendek propaganda Jepang.[132]  Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 dan selama revolusi berikutnya, beberapa film dibuat, baik oleh pendukung pro-Belanda maupun pro-Indonesia.[133][134] Umumnya film-film yang diproduksi di Hindia Belanda mengangkat kisah-kisah tradisional atau diadaptasi dari karya-karya yang sudah ada.[135]  Film-film awal adalah film bisu, dengan Karnadi Anemer Bangkong (Karnadi si Kontraktor Katak; 1930) umumnya dianggap sebagai film bicara pertama;[136][sumber yang lebih baik diperlukan] film-film selanjutnya akan menggunakan bahasa Belanda, Melayu, atau bahasa pribumi.  Semuanya hitam-putih.  Antropolog visual Amerika Karl G. Heider menulis bahwa semua film sebelum tahun 1950 hilang.[137]  Namun, Katalog Film Indonesia JB Kristanto mencatat beberapa di antaranya bertahan di arsip Sinematek Indonesia, dan Biran menulis bahwa beberapa film propaganda Jepang bertahan di Dinas Penerangan Pemerintah Belanda.[138] Drama teater karya penulis drama seperti Victor Ido (1869–1948) dipentaskan di Schouwburg Weltevreden, sekarang dikenal sebagai Gedung Kesenian Jakarta.  Bentuk teater yang kurang elit, yang populer di kalangan orang Eropa dan pribumi, adalah pertunjukan teater keliling Indo yang dikenal sebagai Komedie Stamboel, yang dipopulerkan oleh Auguste Mahieu (1865–1903). Sains Kekayaan alam dan budaya Hindia Belanda menarik para intelektual, ilmuwan, dan peneliti Eropa.  Beberapa ilmuwan terkemuka yang melakukan sebagian besar penelitian penting mereka di kepulauan Hindia Timur adalah Teijsmann, Junghuhn, Eijkman, Dubois, dan Wallace.  Banyak lembaga seni, budaya, dan ilmu pengetahuan penting didirikan di Hindia Belanda.  Misalnya, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Masyarakat Seni dan Sains Kerajaan Batavia), pendahulu Museum Nasional Indonesia, didirikan pada 1778 dengan tujuan untuk mempromosikan penelitian dan mempublikasikan temuan di bidang seni dan sains.  khususnya sejarah, arkeologi, etnografi, dan fisika.  Kebun Raya Bogor dengan Herbarium Bogoriense dan Museum Zoologicum Bogoriense merupakan pusat utama penelitian botani yang didirikan pada tahun 1817 dengan tujuan mempelajari flora dan fauna Nusantara. Manusia Jawa ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891. Komodo pertama kali dideskripsikan oleh Peter Ouwens pada tahun 1912, setelah kecelakaan pesawat pada tahun 1911 dan rumor tentang dinosaurus yang hidup di Pulau Komodo pada tahun 1910. Vitamin B1 dan hubungannya dengan penyakit beri-beri ditemukan  oleh Eijkman selama bekerja di Hindia Belanda. Dengan meningkatnya minat dalam penelitian ilmiah, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Natuurwetenschappelijke Raad voor Nederlandsch-Indië (Dewan Ilmu Pengetahuan Hindia Belanda) pada tahun 1928.[139]  Ini beroperasi sebagai organisasi penelitian utama negara sampai pecahnya Perang Dunia II di Asia Pasifik pada tahun 1942. Pada tahun 1948 lembaga ini berganti nama menjadi Organisatie voor Natuurwetenschappelijk Onderzoek (Organisasi untuk Penelitian Ilmiah).  Organisasi ini adalah cikal bakal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia saat ini.[140] Masakan Keluarga kolonial Belanda melalui pembantu rumah tangga dan juru masak mereka mengenal masakan Indonesia, akibatnya mereka mengembangkan cita rasa rempah-rempah dan hidangan asli tropis.  Hidangan kolonial Hindia Belanda yang terkenal adalah rijsttafel, meja nasi yang terdiri dari 7 hingga 40 hidangan populer dari seluruh koloni.  Lebih merupakan perjamuan mewah daripada hidangan, kolonial Belanda memperkenalkan meja nasi tidak hanya agar mereka dapat menikmati beragam hidangan dalam satu pengaturan, tetapi juga untuk mengesankan pengunjung dengan kelimpahan eksotik koloni mereka.[141] Melalui kolonialisme, Belanda memperkenalkan hidangan Eropa seperti roti, keju, steak panggang, dan pancake.  Sebagai penghasil tanaman komersial;  kopi dan teh juga populer di Hindia Timur kolonial.  Roti, mentega, dan margarin, sandwich isi ham, keju atau selai buah, poffertjes, pannekoek, dan keju Belanda, biasa dikonsumsi oleh kolonial Belanda dan Indo pada masa kolonial. Beberapa ningrat (bangsawan) pribumi kelas atas dan beberapa pribumi terpelajar mengenal masakan Eropa, dan dijunjung tinggi sebagai masakan elit kelas atas masyarakat Hindia Belanda.  Hal ini menyebabkan adopsi dan fusi masakan Eropa ke dalam masakan Indonesia, beberapa hidangan yang diciptakan pada masa kolonial dipengaruhi oleh Belanda: antara lain selat solo (salad solo), bistik jawa (steak daging sapi Jawa), semur (dari smoor Belanda), sayur kacang merah (brenebon) dan sop buntut.  Kue dan biskuit juga dapat ditelusuri asal-usulnya hingga pengaruh Belanda;  seperti kue bolu (tart) kue pandan, lapis legit (spekkoek), spiku (lapis Surabaya), klappertaart (tar kelapa) dan kaasstengels (kue keju).  Kue cubit yang biasa dijumpai di depan sekolah dan pasar diyakini berasal dari poffertjes.[142] Arsitektur Kedatangan kekuatan Eropa pada abad ke-16 dan ke-17 di Indonesia memperkenalkan konstruksi batu ke Indonesia di mana sebelumnya kayu dan produk sampingannya hampir secara eksklusif digunakan.  Pada abad ke-17 dan ke-18, Batavia adalah kota bata dan batu berbenteng.[143]  Selama hampir dua abad, para kolonialis tidak banyak menyesuaikan kebiasaan arsitektur Eropa mereka dengan iklim tropis.[144]  Mereka membangun rumah petak yang berventilasi buruk dengan jendela kecil, yang dianggap sebagai perlindungan terhadap penyakit tropis yang berasal dari udara tropis.[144]  Bertahun-tahun kemudian Belanda belajar menyesuaikan gaya arsitektur mereka dengan fitur bangunan lokal (atap panjang, beranda, serambi, jendela besar, dan bukaan ventilasi),[145] dan rumah pedesaan Hindia Belanda abad ke-18 adalah salah satu bangunan kolonial pertama yang bergabung.  Elemen arsitektur Indonesia dan beradaptasi dengan iklim, dikenal dengan Gaya Indies.[146] Sejak akhir abad ke-19, kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi yang signifikan membawa kekayaan baru ke Jawa.  Bangunan modern, termasuk stasiun kereta api, hotel bisnis, pabrik dan blok perkantoran, rumah sakit dan institusi pendidikan, dipengaruhi oleh gaya internasional. Tren awal abad ke-20 adalah pengaruh modernis —seperti art-deco—yang pada dasarnya diekspresikan pada bangunan Eropa dengan trim Indonesia.  Tanggapan praktis terhadap lingkungan yang dibawa dari Gaya Hindia sebelumnya, termasuk atap yang menjorok, jendela yang lebih besar, dan ventilasi di dinding, yang melahirkan Gaya Hindia Baru.[147]  Stok bangunan era kolonial terbanyak terdapat di kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Bandung, Jakarta, Semarang, dan Surabaya.  Arsitek dan perencana terkemuka antara lain Albert Aalbers, Thomas Karsten, Henri Maclaine Pont, J. Gerber dan C.P.W. Schoemaker.[148]  Dalam tiga dekade pertama abad ke-20, Departemen Pekerjaan Umum mendanai gedung-gedung publik utama dan memperkenalkan program perencanaan kota di mana kota-kota utama di Jawa dan Sumatra dibangun kembali dan diperluas.[149 Kurangnya pembangunan selama Depresi Hebat, gejolak Perang Dunia Kedua dan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1940-an, dan stagnasi ekonomi selama pergolakan politik tahun 1950-an dan 1960-an, berarti bahwa banyak arsitektur kolonial telah dilestarikan hingga beberapa dekade terakhir.[  150]  Rumah-rumah kolonial hampir selalu menjadi milik para elit Belanda, Indonesia, dan Cina yang kaya;  namun, gayanya seringkali merupakan kombinasi yang kaya dan kreatif dari dua budaya, sedemikian rupa sehingga rumahnya tetap dicari hingga abad ke-21.[146]  Bisa dibilang arsitektur pribumi lebih dipengaruhi oleh ide-ide baru Eropa daripada arsitektur kolonial yang dipengaruhi oleh gaya Indonesia;  dan unsur-unsur Barat ini terus menjadi pengaruh dominan pada lingkungan binaan Indonesia saat ini. Mode Di wilayah jajahan Hindia Belanda, fashion memainkan peran penting dalam menentukan status dan kelas sosial seseorang.  Kolonial Eropa mengenakan pakaian Eropa langsung dari Belanda, atau bahkan Paris, sedangkan penduduk asli mengenakan pakaian tradisional mereka yang berbeda di setiap daerah.  Seiring berjalannya waktu dan pengaruh Belanda semakin kuat, banyak penduduk asli mulai memadukan gaya Eropa dalam pakaian tradisional mereka.  Pribumi berpangkat tinggi di koloni serta bangsawan, akan mengenakan setelan gaya Eropa dengan sarung batik mereka untuk acara-acara khusus dan bahkan untuk penggunaan sehari-hari.  Semakin banyak penduduk asli Indonesia mulai berpakaian lebih Eropa.  Ini tentu saja datang dengan gagasan bahwa mereka yang mengenakan pakaian Eropa lebih progresif dan terbuka terhadap masyarakat Eropa dan etiket yang menyertainya.  Semakin banyak pengaruh Eropa yang lebih diutamakan di kalangan pribumi Indonesia.  Ini mungkin berasal dari fakta bahwa banyak penduduk asli diperlakukan lebih baik jika mereka mengenakan pakaian Eropa.  Rekan-rekan Eropa mereka mengakuinya, dan hal itu pada gilirannya kemungkinan besar menjadi katalis untuk adopsi pakaian barat menjadi pakaian tradisional Indonesia.[151] Pengaruh mode antara kolonial dan pribumi adalah fenomena timbal balik. Sama seperti orang Eropa mempengaruhi penduduk asli, penduduk asli juga mempengaruhi kolonial Eropa. Misalnya, kain Eropa yang tebal dianggap terlalu panas untuk dipakai di iklim tropis. Dengan demikian, busana ringan dari kain kebaya yang tipis serta sarung batik yang nyaman dan mudah dikenakan dinilai cukup cocok untuk busana sehari-hari di iklim Hindia Timur yang panas dan lembab. Kemudian dalam sejarah Hindia Belanda, ketika gelombang baru orang Eropa dibawa ke koloni, banyak yang mengadopsi gaya Indonesia, bahkan banyak yang memakai kebaya tradisional Jawa di rumah.[152]  Batik juga berpengaruh besar bagi Belanda.  Teknik ini sangat menarik bagi mereka sehingga mereka membawa teknik tersebut ke koloni mereka di Afrika di mana teknik tersebut diadopsi dengan pola Afrika.[153]  Sebagian besar, orang Eropa di Hindia Belanda, berpegang teguh pada gaya berpakaian tradisional Eropa.  Tren mode dari Paris masih sangat dihargai dan dianggap sebagai lambang gaya.  Wanita mengenakan gaun dan rok dan pria mengenakan celana dan kemeja. Olahraga Perkembangan olahraga Hindia Belanda yang paling dominan adalah di bidang sepak bola, pada awal 1900-an berdiri klub-klub seperti Persija Jakarta dan Persib Bandung. Dan juga bond-bond Hindia Belanda seperti Voetbalbond Batavia en Omstreken dan Voetbal Bond Bandoeng en Omstreken milik NIVB, saingan asosiasi sepak bola pribumi PSSI. Momen yang paling fenomenal adalah ketika Tim nasional sepak bola Hindia Belanda menjadi kontestan di Piala Dunia 1938 di Prancis. Mereka merupakan kontestan pertama dari Asia. Sayangnya, mereka tersingkir di babak pertama setelah dikalahkan oleh Tim nasional sepak bola Hungaria 0-6 di Stadion Vélodrome Municipal, Reims, Prancis Warisan kolonial di Belanda Ketika Keluarga Kerajaan Belanda berdiri pada tahun 1815, sebagian besar kekayaannya berasal dari perdagangan kolonial. Universitas dan perguruan tinggi seperti Universitas Leiden yang didirikan pada abad ke-16 telah berkembang menjadi pusat pengetahuan terkemuka tentang studi Asia Tenggara dan Indonesia. Universitas Leiden telah menghasilkan akademisi seperti penasehat kolonial Christiaan Snouck Hurgronje yang mengkhususkan diri dalam urusan pribumi asli (Indonesia), dan masih memiliki akademisi yang berspesialisasi dalam bahasa dan budaya Indonesia. Universitas Leiden dan khususnya KITLV adalah lembaga pendidikan dan ilmiah yang hingga hari ini berbagi minat intelektual dan historis dalam studi Indonesia. Lembaga ilmiah lainnya di Belanda termasuk Tropenmuseum Amsterdam, sebuah museum antropologi dengan koleksi seni, budaya, etnografi dan antropologi Indonesia yang besar. Tradisi KNIL dijaga oleh Resimen Van Heutsz dari Angkatan Darat Kerajaan Belanda yang modern dan Museum Bronbeek yang berdedikasi, bekas rumah bagi tentara KNIL yang sudah pensiun, ada di Arnhem hingga hari ini. Banyak keluarga kolonial yang masih hidup dan keturunan mereka yang pindah kembali ke Belanda setelah kemerdekaan cenderung untuk mengenang kembali era kolonial dengan perasaan kekuatan dan prestise yang mereka miliki di koloni, dengan barang-barang seperti buku tahun 1970 Tempo Doeloe oleh penulis Rob Nieuwenhuys, serta buku-buku dan materi lain yang menjadi sangat umum ditemui pada 1970-an dan 1980-an. Selain itu, sejak abad ke-18 dunia sastra Belanda memiliki sejumlah besar penulis mapan, seperti Louis Couperus, penulis "The Hidden Force", mengambil era kolonial sebagai sumber inspirasi penting. Bahkan salah satu karya agung sastra Belanda adalah buku "Max Havelaar" yang ditulis oleh Multatuli pada tahun 1860. Mayoritas orang Belanda yang dipulangkan ke Belanda setelah dan selama revolusi Indonesia adalah orang Indo (Eurasia) asli dari pulau-pulau di Hindia Belanda. Populasi Eurasia yang relatif besar ini telah berkembang selama 400 tahun dan diklasifikasikan oleh hukum kolonial sebagai komunitas hukum Eropa. Di Belanda mereka disebut sebagai orang Indo (kependekan dari Indo-Eropa). Dari 296.200 orang yang dikategorikan sebagai 'repatriat Belanda', hanya 92.200 orang Belanda yang lahir di Belanda. Orang Indo saat ini—termasuk keturunan generasi ke-2 mereka, merupakan kelompok kelahiran asing terbesar di Belanda. Pada tahun 2008, Biro Sensus Belanda untuk Statistik (CBS) mendaftarkan 387.000 orang Indo generasi pertama dan kedua yang tinggal di Belanda. Meskipun sepenuhnya dianggap berasimilasi ke dalam masyarakat Belanda, sebagai etnis minoritas utama di Belanda, para 'Repatriat' ini telah memainkan peran penting dalam memperkenalkan unsur-unsur budaya Indonesia ke dalam budaya umum di Belanda. Hampir setiap kota di Belanda akan memiliki 'Toko' (Toko Indonesia Belanda) atau restoran Indonesia dan banyak pameran 'Pasar Malam' (Pasar Malam di Melayu/Indonesia) diselenggarakan sepanjang tahun. Banyak masakan dan makanan Indonesia sudah menjadi hal yang biasa dalam masakan Belanda. Rijsttafel, sebuah konsep kuliner kolonial, dan hidangan seperti Nasi goreng dan sate masih sangat populer di Belanda. Lihat pula Freemasonry di Hindia Belanda Perangko dan sejarah pos Hindia Belanda Referensi Rujukan Sumber Cribb, R.B., Kahin, A. Historical dictionary of Indonesia (Scarecrow Press, 2004) Dick, Howard, et al. The Emergence of a National Economy: An Economic History of Indonesia, 1800-2000 (U. of Hawaii Press, 2002) online edition Nieuwenhuys, Rob Mirror of the Indies: A History of Dutch Colonial Literature - translated from Dutch by E. M. Beekman (Publisher: Periplus, 1999) Google Books Bacaan lebih lanjut Booth, Anne, et al. Indonesian Economic History in the Dutch Colonial Era (1990) Bosma U., Raben R. Being "Dutch" in the Indies: a history of creolisation and empire, 1500–1920 (University of Michigan, NUS Press, 2008), Bosma, Ulbe. Emigration: Colonial circuits between Europe and Asia in the 19th and early 20th century, European History Online, Mainz: Institute of European History, 2011, retrieved: 23 May 2011. Colombijn, Freek, and Thomas Lindblad, eds. Roots of violence in Indonesia: Contemporary violence in historical perspective (Leiden: KITLV Press, 2002) Dick, Howard, et al. The Emergence of a National Economy: An Economic History of Indonesia, 1800-2000 (U. of Hawaii Press, 2002) online edition Elson, Robert. The idea of Indonesia: A history (Cambridge University Press, 2008) Braudel, Fernand, The perspective of the World, vol III in Civilization and Capitalism, 1984 , comprehensive coverage Gouda, Frances. Dutch Culture Overseas: Colonial Practice in the Netherlands Indies, 1900-1942 (1996) online Nagtegaal, Luc. Riding the Dutch Tiger: The Dutch East Indies Company and the Northeast Coast of Java, 1680–1743 (1996) 250pp Robins, Nick. The Corporation that Changed the World: How the East India Company Shaped the Modern Multinational (2006) excerpt and text search Taylor, Jean Gelman. The Social World of Batavia: Europeans and Eurasians in Colonial Indonesia (1983) Panikkar, K. M. (1953). Asia and Western dominance, 1498-1945, by K.M. Panikkar. London: G. Allen and Unwin. Pranala luar 11 Dutch Indies objects in 'The European Library Harvest' Cribb, Robert, Digital Atlas of Indonesian History Historical Documents of the Dutch Parliament 1814–1995 Parallel and Divergent Aspects of British Rule in the Raj, French Rule in Indochina, Dutch Rule in the Netherlands East Indies (Indonesia), and American Rule in the Philippines Yasuo Uemura, "The Sugar Estates in Besuki and the Depression" Hiroshima Interdisciplinary Studies in the Humanities, Vol.4 page.30-78 Yasuo Uemura, "The Depression and the Sugar Industry in Surabaya" Hiroshima Interdisciplinary Studies in the Humanities, Vol.3 page.1-54 Kolonisasi Eropa di Asia Koloni Belanda Bekas koloni di Asia Bekas koloni di Oseania Bekas negara dalam sejarah Indonesia Bekas negara di Asia Tenggara Maritime Southeast Asia Imperialisme Baru Indonesia abad ke-19 Indonesia abad ke-20 Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1800 Negara dan wilayah yang dibubarkan tahun 1949 Artikel yang mengandung rekaman video . . . . Hindia Belanda Pendirian abad ke-19 Pembubaran tahun 1940-an